skripsi -...

139
i DASAR-DASAR PENDIDIKAN AKHLAK (TELAAH SURAT AL-A’RĀF AYAT 199-202) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh Fifi Nor Kamalia 111-12-152 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016

Upload: buikiet

Post on 17-Jun-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

i

DASAR-DASAR PENDIDIKAN AKHLAK

(TELAAH SURAT AL-A’RĀF AYAT 199-202)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Fifi Nor Kamalia

111-12-152

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

Page 2: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

ii

Page 3: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

iii

Page 4: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

iv

Page 5: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

v

Page 6: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Dengan keimanan dan ketakwaan kepada Yang Maha Kuasa kita akan

diberi kemudahan untuk sukses.”

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari

kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.

PERSEMBAHAN

Untuk orang tuaku, adik-adikku,

Keluarga ku, dosen-dosen serta guru-guruku

Teman-teman seperjuanganku, sahabat-sahabatku,

Page 7: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

vii

KATA PENGANTAR

Assalammu‟alaikum wr.wb.

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik,

hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua. Sehingga penulis bisa menjalani

kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat dan salam semoga tercurahkan

kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW. Atas limpahan rahmat dan

hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi hasil analisis ini yang berjudul

“Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah Surat Al-A‟rāf ayat 199-202)” sesuai

dengan rencana.

Selanjutnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai

pihak yang telah membantu pembuatan skripsi ini, kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Intitut Agama Islam Negeri

Salatiga yang telah memberikan kesempatan untuk menuntut ilmu di IAIN

Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

IAIN Salatiga yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian dan

kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Dra. Ulfah Susilowati, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah dengan sabarnya memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis

dalam penyususnan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Winarno, S.Si., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik.

Page 8: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

viii

Page 9: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

ix

ABSTRAK

Kamalia, Fifi Nor. 2016. Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah Surat Al-A‟rāf

ayat 199-202). Skripsi. Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Pendidikan Agama

Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dra. Ulfah Susilowati, M.si.

Kata Kunci : Dasar-dasar Pendidikan Akhlak

Penelitian ini merupakan upaya untuk menggali dasar-dasar pendidikan

akhlak telaah surat al-A‘rāf ayat 199-202. Pertanyaan yang ingin dijawab dalam

penelitian ini adalah (1) Apa yang terkandung dalam surat al-A‘rāf?, dan (2)

Bagaimana dasar-dasar pendidikan akhlak dalam surat al-A‘rāf ayat 199-202?

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library Research),

pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

Sedangkan dalam pengumpulan data didasarkan atas dua sumber, yaitu sumber

pimer dan sumber skunder yang diusahakan sendiri oleh peneliti. Adapun metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode maudhu‘i (tematik) yaitu

menafsirkan ayat-ayat Alqur‘an berdasarkan tema atau topik permasalahan.

Hasil Penelitian ini menunjukkan adanya dasar-dasar pendidikan akhlak

surat al-A‘rāf yaitu (1) Memaafkan(akhlak mahmudah). (2) Mengerjakan yang

ma‘ruf. Ma‘ruf adalah perbuatan-perbuatan yang bersifat ketaatan, mendekatkan

diri kepada Allah dan berbuat kebajikan kepada manusia (bersifat kemanusiaan).

Ma‘ruf merupakan akhlak mahmudah. (3) Menjahui orang-orang yang

jahil/menjahui kemungkaran. (4) Menahan amarah (akhlak mahmudah). (5)

Takwa kepada Allah (akhlak mahmudah). (6) pendurhaka itu dalam kesesatan

(akhlak madhmumah). Maka dari itu kita harus menghindari perbuatan tersebut

dengan cara bertakwa kepada Allah. Karena dalam surat al-A‘rāf ayat 199-202 ini

yang menjadi dasar pendidikan akhlak adalah melakukan yang ma‘ruf dan

menjahui kemungkaran.

Page 10: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

x

DAFTAR ISI

SAMPUL ......................................................................................................... i

JUDUL ............................................................................................................ ii

LEMBAR BERLOGO ................................................................................... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBINNG .............................................................. iv

PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

ABSTRAK ...................................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5

E. Metode Penelitian........................................................................... 6

F. Penegasan Istilah ............................................................................ 9

G. Sistematika Penulisan..................................................................... 12

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 14

A. Dasar-dasar Pendidikan Akhlak ..................................................... 14

1. Pengertian Dasar-dasar Pendidikan..................................... 14

2. Pengertian Akhlak ............................................................... 23

Page 11: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

xi

B. Tujuan Pendidikan ......................................................................... 24

C. Ruang Lingkup Pendidikan ............................................................ 27

1. Akhlak Terhadap Allah ...................................................... 27

2. Akhlak Terhadap Rasulullah .............................................. 28

3. Akhlak Manusia Kepada Diri Sendidri ............................. 29

4. Akhlak Dalam Keluarga .................................................... 36

5. Akhlak Terhadap Masyarakat .......................................... 37

6. Akhlak Bernegara.............................................................. 37

BAB III KANDUNGAN SURAT AL-A’RĀF.............................................. 38

A. Kewajiban Mengikuti Wahyu dan Akibat Menentangnya ............. 38

B. Penghargaan Allah SWT Kepada Nabi Adam dan Keturunannya. 39

C. Peringatan Allah Terhadap Godaan Setan ..................................... 40

D. Adap Berpakaian, Makan, dan Minum Serta Pengutusan Para

Rasul, Akibat Penerimaan dan Penolakan Kerasulan .................... 42

E. Tuhan Semesta Alam dan Bukti Kekuasaan Allah

Membangkitkan Manusia sesudah Mati......................................... 44

F. Kisah Beberapa Rasul, Kisah Nabi Nuh as dan Kisah

Nabi Hud as .................................................................................... 46

G. Kisah Nabi Shalleh dan Nabi Luth................................................. 47

H. Kisah Nabi Syu‘aib ........................................................................ 49

I. Kisah Nabi Musa ............................................................................ 52

J. Ketauhidan Sesuai Dengan Fitroh Manusia, Perumpamaan

Orang-orang Yang Mendustakan Ayat-ayat Allah dan

Sifat-sitat Penghuni Neraka............................................................ 63

Page 12: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

xii

K. Orang-orang Yang Mendustakan Ayat-ayat Nya dengan Istidraj

dan Allah-lah Yang Mengetahui Waktu Datangnya Hari Kiamat . 64

L. Pengingatan Manusia Kepada Asal-usul Kejadian dan Berhala

Tidak Patut Disembah .................................................................... 66

M. Dasar-dasa Akhlakul Karimah, Adab Mendengar Pembacaan

Alqur‘an dan Berziki ...................................................................... 67

BAB IV DASAR-DASAR PENDIDIKAN AKHLAK SURAT

AL-A’RĀF AYAT 199-202 .......................................................... 69

A. Asbabun Nuzul ............................................................................... 69

B. Isi Pokok Kandungan Ayat 199-202 .............................................. 82

C. Dasar-dasar Pendidikan Akhlak Dalam Surat al-A‘rāf

Ayat 199-202 .......................................................................... 85

BAB IV PENUTU.......................................................................................... 110

A. Kesimpulan .................................................................................... 110

B. Saran ............................................................................................... 112

C. Penutup ........................................................................................... 113

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Page 13: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor utama untuk pembentukan pribadi

manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik buruknya

pribadi manusia menurut ukuran normatif. Di sisi lain proses perkembangan

dan pendidikan manusia tidak hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses

pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan formal saja. Karena manusia

berada dalam lingkungan yang luas. Manusia sebelum di lingkungan

pendidikan formal (sekolah), mereka sudah berada di lingkungan keluarga.

Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga,

sekolah, dan masyarakat luas.

Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga,

masyarakat, dan pemerintah. Sekolah hanyalah pembantu kelanjutan

pendidikan dalam keluarga sebab pendidikan yang pertama dan utama

diperoleh anak adalah dalam keluarga. Peralihan bentuk pendidikan formal

memerlukan ―kerja sama‖ antara orang tua dan sekolah (Hasbullah,

2009:90).

Menurut UU No. 20 th 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional

pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 1. Pendidikaan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

Page 14: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

2

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan

Negara.

Salah satu dari tujuan pendidikan yang tercantum dalam UU No. 20 th

2003. Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 adalah pendidikan akhlak. Pendidikan akhlak

sangat berperan penting untuk kemajuan bangsa yang membentuk generasi

muda yang cerdas dan berakhlak mulia.

Akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mendalam dan tanpa

pemikiran, namun perbuatan itu telah mendarah dading dan melekat dalam

jiwa, sehingga saat melakukan perbuatan tidak lagi memerlukan

pertimbangan dan pemikiran (Abuddin Nata,1997: 05).

Yang menjadi tolak ukur akhlak seseorang tersebut baik atau buruk

adalah Alqur‘an dan As-sunnah. Apa yang baik menurut Alqur‘an dan As-

sunnah, itulah yang baik untuk dijadikan pegangan dalam kehidupan sehari-

hari. Sebaliknya apa yang buruk menurut Alqur‘an dan As-sunnah, berarti

itu tidak baik dan harus dijahui.Sebagaimana yang telah dijabarkan dalam

Q.S. Al-Ahzab ayat 21

―Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang

baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.‖ (Departemen

Agama, 2011:421)

Page 15: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

3

Alqur‘an merupakan kalam Allah yang telah diwahyukan kepada Nabi

Muhammad bagi seluruh umat Manusia. Alqur‘an merupakan petunjuk yang

lengkap, pedoman bagi manusia yang meliputi seluruh aspek kehidupan

manusia dan bersifat universal. Alqur‘an merupakan kitab Allah SWT. Yang

memiliki perbendaraan luas dan besar bagi pengembangan kebudayaan umat

manusia. Alqur‘an merupakan sumber pendidikan yang terlengkap, baik itu

pendidikan kemasyarakatan (sosial), moral (akhlak), maupun spiritual

(kerohanian), serta material (kejasmanian), dan alam semesta (Nur Ahid,

2010;21).

Dasar pendidikan adalah pondasi atau landasan yang kokoh bagi setiap

masyarakat untuk dapat melakukan perubahan sikap dan tata laku dengan

cara berlatih dan belajar dan tidak terbatas pada lingkungan sekolah,

sehingga meskipun sudah selesai sekolah akan tetap belajar apa-apa yang

tidak ditemui di sekolah.

Akhlak merupakan suatu sarana dalam menanamkan nilai takwa

kepada manusia lainnya. Sendangkan pendidikan Islam itu sendiri

merupakan suatu aktifitas/usaha pendidik terhap anak didik menuju ke arah

terbentuknya kepribadian muslim yang muttakin (Sholeh, 1998: 53). Dalam

keseluruhan ajaran Islam akhlak menempati kedudukan yang istimewa dan

sangat penting. Rasulullah saw menempatkan penyempurnaan akhlak yang

mulia. Beliau bersabda:

Page 16: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

4

―Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak

yang baik‖.

Menurut Fauzi An Najar yang dikutip oleh Omar Muhammad Al

Toumy Al Syaibany, pendidikan tidak akan tumbuh, berkembang dan

selaras dalam bidang kemajuan selagi hal itu tidak bersandar kepada

pemikiran yang selalu disertai dengan pemahaman dan daya cipta dalam

dunia yang selalu bertarung dengan ilmu dan teknologi (Omar, tt:33).

Pendidikan Islam adalah suatu sistem kependidikan yang mencakup

seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba-hamba Allah SWT

(Uhbiyati, 1997:12). Untuk itu diperlukan suatu landasan yang baik agar di

dalam pelaksanaan pendidikan berhasil. Langkah awal dari suatu

keberhasilan pendidikan adalah penanaman akhlak terhadap diri pribadi

anak didik. Untuk itu bagi keluarga, masyarakat atau pendidik harus

memberikan contoh yang baik kepada anak dengan berpedoman pada

Alqur‘an dan As-sunnah. Karena Alqur‘an dan As-sunnah memberikan

pedoman bagi umat manusia untuk membentuk akhlak mulia, untuk

berperilaku yang baik tersebut memerlukan dasar-dasar pendidikan akhlak

agar tidak bertentangan dengan Alqur‘an dan As-sunnah.

Dengan penjelasan tersebut menjadi alasan penulis untuk mengkaji

skripsi dengan judul DASAR-DASAR PENDIDIKAN AKHLAK

TELAAH SURAT AL-A’RĀF AYAT 199-202.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang Terkandung Dalam Surat Al- A‘rāf ?

Page 17: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

5

2. Bagaimana Dasar-dasar Pendidikan Akhlak dalam Surat Al-A‘rāf ayat

199-202 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui yang Terkandung Dalam Surat Al- A‘rāf.

2. Mengetahui bagaimana Dasar-dasar Pendidikan Akhlak dalam Surat

Al-A‘rāf ayat 199-202.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

a. Memberikan sumbangan pemikiran ilmu pada umumnya dan

pendidikan akhlak pada khususnya, terutama mengenai dasar-

dasar pendidikan akhlak dalam Surat al-A‘rāf ayat 199-202.

b. Penelitian ini semoga dapat memberikan kontribusi positif bagi

orang tua, pendidik, dan masyarakat khususnya penulis untuk

mengetahui dan mendalami serta mengamalkan dasar-dasar

pendidikan akhlak dalam Surat al-A‘rāf ayat 199-202.

2. Manfaat praktis

Memberikan kontribusi positif untuk dijadikan pertimbangan

berfikir dan bertindak. Secara khusus penelitian ini dapat dipergunakan

sebagai beerikut:

a. Dengan adanya penelitian ini diharabkan dapat memberikan

sumbangsih pemikiran terhadap masyarakat dalam memahami

dasar-dasar pendidikan akhlak yang sebenarnya.

Page 18: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

6

b. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan khususnya

bagi orang tua, pendidik, dan masyarakat agar dapat

mengaplikasikan pendidikan akhlak dalam kehidupan sehari-hari.

c. Dengan skripsi ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi

pembaca umumnya dan khususnya penulis sendiri. Amiin.

E. Metode Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, digunakan beberapa teknik untuk sampai

tujuan penelitian. Teknik tersebut meliputi:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini tergolong penelitian pustaka (library

research), karena semua yang digali adalah bersumber dari pustaka

(Hadi, 1983: 3). Penelitian pustaka yaitu penelitian yang difokuskan

pada penelusuran dan telaah literatur serta bahan pustaka lainnya.

Literatur juga merupakan cara untuk menyelesaikan persoalan dengan

menelusuri sumber-sumber tulisan yang pernah dibuat sebelumnya.

Penelitian kepustakaan adalah penelitian dengan mencari dan

mengumpulkan kepustakaan atau bahan-bahan bacaan untuk mencari

dan membandingkan naskah atau pendapat para ahli tafsir dan ahli

pendidikan tentang metode pendidikan Islam, kemudian dianalisis

untuk mencapai tujuan penelitian. Penelitian kepustakaan

menghasilkan suatu kesimpulan tentang gaya bahasa buku,

kecenderungan isi buku, tata tulis, lay-out, ilustrasi dan sebagainya

(Arikunto, 1998: 11).

Page 19: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

7

2. Sumber Data

Sumber primer adalah sumber yang diperoleh langsung dari

sumbernya, surat al-A‘rāf dan kitab-kitab tafsir antaralain: kitab tafsir

al-Misbah karya M. Quraish Shihab, tafsir al-Lubab karya M. Quraish

Shihab, tafsir al-Maraghiy karya Ahmad Mushthafa Al-Maraghiy,

tafsir Muyassar karya Dr. ‗Aidh al-Qarni. Sumber sekunder adalah

berupa buku-buku bacaan literatur yang ada hubungannya dengan

penelitian ini, di luar sumber primer.

3. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan

rancangan fenomenologis (Moelong, 1998: 9). Pendekatan ini

digunakan untuk menggunakan tada sebanyak-banyaknya tentang

akhlak.

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam melakukan penelitian ini, penulis

menggunakan metode dokumentasi. Metode dokumentasi yaitu

mencari data-data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catan-

catan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

ledger, agenda, dan sebagainya (Suharsimi, 1993: 234).

Metode ini penulis gunakan untuk mencari data dengan cara

membaca, menelaah dan mengkaji buku-buku tafsir Alqur‘an dan

Hadist serta buku-buku yang berkaitan dengan tema pembahasan.

Kemudian hasil dari data itu dianalisis untuk mendapatkan kandungan

makna Alqur‘an surat al-A‘rāf tentang dasar-dasar pendidikan akhlak.

Page 20: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

8

5. Teknik Analisis Data

Metode yang digunakan oleh penulis antara lain:

a. Maudhu‘i

Metode maudhu‘i menurut istilah adalah menafsirkan ayat-

ayat Alqur‘an dengan menghimpun ayat-ayat Alqur‘an yang

mempunyai maksud yang sama dalam arti sama-sama

membicarakan suatu topik dan menyusunnya berdasarkan

kronologi, dan sebab turunnya ayat tersebut (Budihardjo, 2012:

150). Dengan menggunakan berbagai referensi penulis berusaha

menjelaskan isi pokok surat al-A‘rāf sehingga dapat

diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Deduktif

Metode deduktif adalah ―Berangkat dari pengetahuan yang

sifatnya umum, dan bertitik tolak pada pengetahuan yang umum

itu kita hendak menilai suatu kejadian khusus‖ (Hadi, 1981: 36).

Penerapan metode ini misalnya penulis gunakan untuk

mencari fakta-fakta yang bersifat umum, kemudian akan ditarik

kesimpulan agar bisa lebih memahami permasaalahan yang ada.

Teknik ini digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari

suatu yang umum menjadi khusus, berdasarkan data yang telah

diperoleh, penulis menganalisis dasar-dasar pendidikan akhlak

secara umum, kemudian menggolongkannya secara khusus

sesuai Surat al-A‘rāf.

Page 21: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

9

c. Induktif

Cara berfikir dengan berlandaskan pada fakta yang khusus

dan kemudian ditarik menjadi pemecahan yang bersifat umum

(Hadi, 1981: 42). Teknik ini digambarkan sebagai pengambilan

kesimpulan dari khusus menjadi umum. Dari hasil analisis surat al-

A‘rāf, kemudian ditarik kesimpulan dari surat tersebut dan

keterkaitannya dengan dasar-dasar pendidikan akhlak secara

umum.

F. Penegasan Istilah

Untuk menghindri kesalahan dan kekeliruan terhadap judul penelitian

ini, maka penulis perlu untuk menjelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam

judul ini antara lain:

1. Dasar-dasar Pendidikan

Dasar adalah landasan atau pondasi, pangkal tolak suatu

aktivitas. Dasar adalah tempat untuk berdirinya sesuatu. Fungsi dasar

ialah memberikan arah kepada tujuan yang akan dicapai dan sekaligus

sebagai landasan untuk berdirinya sesuatu. Setiapa Negara mempunyai

dasar pendidikan sendiri. Ia merupakan pencerminan falsafah hidup

suatu bangsa. Berdasarkan kepada dasar itulah pendidikan suatu

bangsa disusun. Dan oleh karena itu maka sistem pendidikan setiap

bangsa ini berbeda karena mereka mempunyai falsafah yang berbeda

(Ramayulis, 2002: 187).

Pendidikan secara terminologi merupakan terjemahan dari istilah

Pedagogi. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani Kuna Paidos dan

Page 22: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

10

agoo. Paidos artinya ‗budak‘ dan agooartinya ‗membimbing‘.

Akhirnya pedagogi diartikan sebagai ‗budak yang mengantarkan anak

majikan untuk belajar‘. Dalam perkembangannya, pedagogie

dimaksudkan sebagai ‗ilmu mendidik‘. Dalam khazanah teorisasi

pendidikan, ada yang membedakan secara tegas antara pendidikan dan

pengajaran. Pembedaan tersebut umummnya didasarkan karena hasil

akhir yang dicapai serta cakupan rambahan yang dibidik oleh kegiatan

tersebut (Jumali, 2004:17).

Pendidikan secara epistimologi dapat dimaknai sebagai ilmu

yaitu ilmu mengajar yang sangat dekat dengan didakdik dan metodik.

Didakdik dan metodik adalah ilmu tentang bagaimana caramengajar.

Pemaknaan pendidikan yang dimiliki berarti memaknakan pendidikan

dalam pengertian pendidikan sebagai kata sifat. Sedangkan pemaknaan

pendidikan sebagai kata kerja maka pendidikan adalah upaya

mendewasakan anak didik. Atas dasar pemaknaan yang memposisikan

kata pendidikan sebagai kata kerja tersebut maka munculah pendidikan

sebagai ilmu normatif (Jumali, 2004:19).

Dasar-dasar pendidikan adalah nilai sosial kemasyarakatan yang

tidak bertentangan dengan ajaran Alqur‘an dan As-sunnah atas prinsip

mendatangkan kemanfaatan dan menjauhkan kemudaratan bagi

manusia (Azyumardi Azra, 2012: 9)

Dasar pendidikan Islam tentu saja didasarkan kepada falsafah

hidup umat Islam dan tidak didasarkan kepada falsafah hidup, suatu

Page 23: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

11

Negara, sebab sistem pendidikan Islam tersebut dapat dilaksanakan

dimana saja dan kapan saja tanpa dibatasi ruang dan waktu.

2. Akhlak

Secara etimologi, akhlaq (Bahasa Arab) adalah bentuk jamak dari

Khuluq ( ) yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau

tabiat. Berakar dari kata khalaqa ( ) yang berarti menciptakan.

Seakar dengan kata khaliq (pencipta), makhluq (yang diciptakan) dan

khalq (penciptaan) (Yunahar Ilyas, 2007: 1). Sedangkan pengertian

akhlak secara terminologi menurut beberapa tokoh diantaranya:

a. Imam al-Ghazali:

―Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang

menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah,

tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan‖ (al-Ghazali,

1994: 46).

b. Prof. Dr. Ahmad Amin:

―Akhlak adalah kehendak yang dibiasakan‖ (Zahruddin, 2004:

4).

c. Abdul Karim Zaidan:

―(Akhlak) adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam

jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat

menilai perbuatannya baik atau buruk, untuk kemudian memilih

melakukan atau meninggalkannya‖ (Yunahar Ilyas, 2007: 2).

Dari penjelasan tersebut dapat diketahui pendidikan akhlak

adalah pendidikan mengenai dasar-dasar akhlak yang berkaitan

Page 24: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

12

dengan perilaku yang harus ditanamkan pada diri anak sejak mulai

dini. Penanaman ini dapat dilakukan melalui pendidikan formal

maupun non formal. Dengan pendidikan akhlak menjadikan

kehidupan manusia itu lebih harmonis.

3. Alqur‘an surat al-A‘rāf ayat 199-202

Surat al-A‘rāf adalah surah yang turun sebelum Nabi Muhammad

saw berhijrah ke Mekah. Surat ini merupakan surat ke tujuh setelah

surat al-An‘am dalam susunan Alqur‘an, yang terdiri 206 ayat,

termasuk golongan surat Makiyyah (Quraish Shihab, 2002 : 4). Al-

A‗rāf merupakan tempat yang tinggi adapun ayat 199-202 menjelaskan

tentang dasar-dasar akhlakul karimah. Jadi maksud dari beberapa

pengertian di atas adalah bawasannya penulis ingin mengungkap

dasar-dasar pendidikan akhlak dalam surat al-A‘rāf ayat 199-202.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Untuk memudahkan pembahasan dan penelaahan yang jelas dalam

membaca skripsi ini, maka disusunlah sistematika penulisan skripsi ini

secara garis besar sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dikemukakan tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, penegasan istilah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II: LANDASAN TEORI

Pada bab ini dikemukakan tentang dasar-dasar pendidikan akhlak

yang meliputi: pengertian dasar-dasar pendidikan, pengertian

Page 25: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

13

akhlak, tujuan pendidikan akhlak dan ruang lingkup pendidikan

akhlak.

BAB III: KANDUNGAN SURAT AL-A‘RĀF

Pada bab ini dikemukakan mengenai kandungan surat al-A‘rāf.

BAB IV: DASAR-DASAR PENDIDIKAN AKHLAK DALAM SURAT

AL-A‘RĀF AYAT 199-202

Pada bab ini akan dikaji mengenai asbabun nuzul, isi pokok

kandungan ayat 199-202, dan dasar-dasar pendidikan akhlak surat

al-A‘rāf ayat 199-202 yang berisi dasar-dasar pendidikan akhlak

surat al-A‘rāf ayat 199-202 menurut para mufassir.

BAB V : PENUTUP, SIMPULAN DAN SARAN.

Bab penutup yang memuat kesimpulan penulisan dari pembahasan

skripsi dan saran-saran.

Page 26: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Dasar-dasar Pendidikan Akhlak

Islam merupakan agama yang sempurna, sehingga setiap ajaran yang

ada dalam Islam memiliki dasar pemikiran, begitu pula dengan pendidikan

akhlak. Tidak diragukan lagi bahwa pendidikan akhlak dalam agama Islam

bersumber pada Alqur‘an dan As-sunnah. Alqur‘an sendiri sebagai dasar

utama dalam agama Islam telah memberi petunjuk pada jalan kebenaran,

mengarahkan kepada pencapaian kebahagiaan dunia dan akhirat.

1. Pengertian Dasar-dasar Pendidikan

Dasar adalah landasan atau pondasi, pangkal tolak suatu

aktivitas. Dasar adalah tempat untuk berdirinya sesuatu. Fungsi dasar

ialah memberikan arah kepada tujuan yang akan dicapai dan sekaligus

sebagai landasan untuk berdirinya sesuatu. Setiap Negara mempunyai

dasar pendidikan sendiri. Ia merupakan pencerminan falsafah hidup

suatu bangsa. Berdasarkan kepada dasar itulah pendidikan suatu

bangsa disusun. Dan oleh karena itu maka sistem pendidikan setiap

bangsa ini berbeda karena mereka mempunyai falsafah yang berbeda

(Ramayulis, 2002: 187).

Dasar-dasar pendidikan adalah nilai sosial kemasyarakatan yang

tidak bertentangan dengan ajaran Alqur‘an dan As-sunnah atas prinsip

mendatangkan kemanfaatan dan menjauhkan kemudaratan bagi

manusia (Azyumardi Azra, 2012 : 9).

Page 27: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

15

Didalam buku ilmu pendidikan islam (Ramayulis, 2002: 188),

dasar pendidikan Islam dapat dibagi kepada tiga kategori yaitu (1)

dasar pokok, (2) dasar tambahan (3) dasar operasional.

a. Dasar Pokok

1) Alqur‘an

Abdul Wahab Khallaf didalam buku ilmu pendidikan

islam (Ramayulis, 2002: 188) , kalam Allah yang diturunkan

melalui Malaikat Jibril kepada hati Muhammad Rasulullah

anak Abdullah dengan lafaz Bahasa Arab dan makna hakiki

untuk menjadi hujjah bagi Rasulullah atas kerasulannya dan

menjadi pedoman bagi manusia.

Kedudukan Alqur‘an sebagai sumber pokok pendidikan

Islam dapat dipahami dari ayat Alqur‘an itu sendiri. Dalam

firman Allah

―Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al

Quran) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada

mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi

petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.‖

Selanjutnya firman Allah:

Page 28: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

16

―Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu

penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-

ayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang

mempunyai fikiran.‖

Pada hakekatnya Alqur‘an itu merupakan

perbendaharaan yang besar untuk kebudayaan manusia,

terutama bidang kerohanian. Alqur‘an pada umumnya

merupakan kitab pendidikan kemasyarakatan, akhlak, dan

spiritual. Alqur‘an berfungsi sebagai dasar pendidikan yang

utama, karena dapat dilihat dari berbagai aspek di antaranya:

1. Dari segi namanya, Alqur‘an sebagai kitab pendidikan

2. Dari segi fungsinya, Alqur‘an sebagai al-huda, al-

furqan, al-hakim, al-hayyinah dan rahmatan lil‟alamin

ialah berkaitan dengan fungsi pendidikan dalam arti

yang seluas-luasnya

3. Dari segi kandungannya, Alqur‘an berisi ayat-ayat yang

mengandung isyarat tentang berbagai aspek pendidikan.

4. Dari segi kandungannya, Allah mengenalkan dirinya

sebagai al-rabb atau al-murabbi, yakni sebagai pendidik

dan orang pertama kali dididik atau diberi pengajaran

oleh Allah adalah Nabi Adam

Page 29: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

17

Alqur‘an secara normatif juga mengungkapkan lima

aspek pendidikan dalam dimensi-dimensi kehidupan

manusia:

1. Pendidikan menjaga agama

2. Pendidikan menjaga jiwa

3. Pendidikan menjaga akal pikiran

4. Pendidikan menjaga keturunan

5. Pendidikan menjaga harta benda dan kehormatan

Alqur‘anul Karim bukanlah hasil renungan manusia,

melainkan firman Allah Yang Maha Pandai dan Maha

Bijaksana. Oleh sebab itu setiap Muslim berkeyakinan bahwa

ajaran kebenaran terkandung di dalam Alqur‘an yang tidak

dapat ditandingi oleh pemikiran manusia, sebagaimana Allah

telah berfirman dalam surat Al-Maidah : 15-16 sebagai

berikiut :

Page 30: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

18

―Hai ahli Kitab, Sesungguhnya telah datang kepadamu

Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al kitab

yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang)

dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya

dari Allah, dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab Itulah

Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya

ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah

mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada

cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan

menunjuki mereka ke jalan yang lurus.‖

2) As-sunnah

Sebagai pedoman kedua sesudah Alqur‘an adalah As-

sunnah yang meliputi perkataan dan tingkah laku beliau.

Hadis Nabi Saw. Juga dipandang sebagai lampiran penjelasan

dari Alqur‘an terutama dalam masalah-masalah yang dalam

Alqur‘an tersurat pokok-pokoknya saja (Zahruddin, 2004:

50).

Al-hadis sebagai pedoman hidup Muslim dijelaskan

dalam Al-quran suratAl-hasyr ayat 7:

Page 31: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

19

―Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu maka

terimalah dia. Da apa yang dilarangnya bagimu maka

tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya

Allah sangat keras hukuman-Nya.‖ (Departemen Agama,

2011:110).

―Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri

teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap

(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak

menyebut Allah.‖ (Departemen Agama, 2011:421)

As-sunnah menurut pengertian bahasa berarti tradisi

yang biasa dilakukan, atau jalan yang dilalui (al-thariqah al-

maslukah) baik yang terpuji maupun tercela (Muhammad al-

Sibai, 1958: 1)

Adapun pengertian As-sunnah menurut para ahli, hadis

adalah segala sesuatu yang diidentikkan kepada Nabi

Muhammad saw. Berupa perkataan, perbuatan, taqrir-nya,

ataupun selain dari itu. Termasuk sifat-sifat, keadaan, dan

cita-cita (himmah) Nabi SAW. Yang belum kesampaian

(Masjfuk Zuhdi, 1978: 14).

b. Dasar Tambahan

1. Perkataan, perbuatan, dan sikap para sahabat

2. Ijtihad

3. Mashlahah Mursalah

4. Urf (nilai-nilai dan adat istiadat masyarakat)

Page 32: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

20

c. Dasar Oprasional

1. Dasar Historis

2. Dasar Sosial

3. Dasar Ekonomi

4. Dasar Politik

5. Dasar Psikologis

6. Dasar Fisiologis

Menurut Zakiah Daradjat (2011: 19), landasan pendidikan

islam itu terdiri dari Alqur‘an dan As-sunnah Nabi Muhammad

yang dapat dikembangkan dengan ijtihad, al maslahah al mursalah,

istihsan, qiyas, dan sebagainya.

Menurut UU No. 20 th 2003. Tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Pendidikaan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

Pendidikan adalah pengubahan sikap dan perilaku seseorang

atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui

upaya pengajaran dan pelatihan (Kamus Besar Indonesia,

2007:263).

Page 33: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

21

Pendidikan secara terminologi merupakan terjemahan dari

istilah Pedagogi. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani Kuna

Paidos dan agoo. Paidos artinya ‗budak‘ dan agoo artinya

‗membimbing‘. Akhirnya pedagogi diartikan sebagai ‗budak yang

mengantarkan anak majikan untuk belajar‘. Dalam

perkembangannya, pedagogie dimaksudkan sebagai ‗ilmu

mendidik‘. Dalam khazanah teorisasi pendidikan, ada yang

membedakan secara tegas antara pendidikan dan pengajaran.

Pembedaan tersebut umummnya didasarkan karena hasil akhir

yang dicapai serta cakupan rambahan yang dibidik oleh kegiatan

tersebut (Jumali, 2004:17).

Pendidikan secara epistimologi dapat dimaknai sebagai ilmu

yaitu ilmu mengajar yang sangat dekat dengan didakdik dan

metodik. Didakdik dan metodik adalah ilmu tentang bagaimana

cara mengajar. Pemaknaan pendidikan yang dimiliki berarti

memaknakan pendidikan dalam pengertian pendidikan sebagai kata

sifat. Sedangkan pemaknaan pendidikan sebagai kata kerja maka

pendidikan adalah upaya mendewasakan anak didik. Atas dasar

pemaknaan yang memposisikan kata pendidikan sebagai kata kerja

tersebut maka munculah pendidikan sebagai ilmu normatif (Jumali,

2004:19).

Menurut Ki Hajar Dewantara yang dikutip dari buku Azra

(2012: 5) ―pendidikan pada umumnya berarti daya upaya untuk

memajukan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan

Page 34: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

22

jasmani anak-anak, selaras dengan alam dan masyarakatnya.

Sedangkan menurut Zuhairini (1995: 149), pendidikan adalah suatu

aktivitas untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian

manusia yang berjalan seumur hidup. Dengan kata lain pendidikan

tidak hanya berlangsung di dalam kelas, tetapi berlangsung pula

diluar kelas. Pendidikan bukan bersifat formal saja, tetapi

mencakup pula yang non formal. Secara umum pendidikan dapat

diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya

sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban suatu

masyarakat, di dalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses

pendidikan. Oleh karena itu sering dinyatakan pendidikan telah ada

sejak dahulu. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha

manusia melestarikan hidupnya.

Menurut Langeveld yang dikutip dari buku Hasbullah (2009:

4) pendidikan ialah setiap, usaha pengaruh, perlindungan dan

bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan

anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap

melakasanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya

dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh orang dewasa seperti

sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya)dan

ditujukan kepada orang yang belum dewasa.

Untuk itu dapat disimpulkan bahwa dasar pendidikan adalah

pondasi atau landasan yang kokoh bagi setiap masyarakat untuk

Page 35: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

23

dapat melakukan perubahan sikap dan tingkah laku dengan cara

berlatih, belajar dan tidak terbatas pada lingkungan sekolah,

sehingga meskipun sudah selesai sekolah akan tetap belajar apa-

apa yang tidak ditemui di sekolah. Hal ini lebih penting

dikedepankan supaya tidak menjadi masyarakat berpendidikan

yang tidak punya dasar pendidikan sehingga tidak mencapai

kesempurnaan hidup. Apabila kesempurnaan hidup tidak tercapai

berarti pendidikan belum membuahkan hasil yang

menggembirakan.

2. Pengertian Akhlak

Secara etimologis, kata akhlak berasal dari kata --

yang artiny menjadikan, membuat, menciptakan (munawwir). Secara

terminologis, budi pekerti merupakan perilaku manusia yang didasari

oleh kesadaran berbuat baik yang didorong keinginan hati dan selaras

dengan pertimbangan akal (Sidik Tono, 1998: 87). Masih didalam

buku yang sama yaitu Ibadah dan Akhlak dalam Islam oleh Sidik

Tono, pengertian akhlak secara terminologis menurut beberapa tokoh

diantaranya:

a. Al-Ghazali dalam Ihya‟ulumuddin, khuluk yakni sifat yang

tertanam dalam jiwa yang mendorong lahirnya perbuatan dengan

mudah dan ringan, tanpa pertimbangan dan pemikiran mendalam.

b. Ibnu Miskawaih dalam Kitab Tahdzibul Akhlak mengungkapkan

bahwa, khuluk ialah keadaan gerak jiwa yang mendorong ke arah

melakukan perbuatan dengan tidak menghajatkan pemikiran.

Page 36: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

24

c. Ahmad Amin dalam bukunya akhlak menyatakan bahwa khuluk

ialah membiasakan kehendak (Sidik Tono, 1998: 87).

Dari ketiga definisi yang dikutip diatas penulis menyimpulkan

bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang

terlahir dengan perbuatan-perbuatan tanpa pemikiran dan

pertimbangan, sehingga ia akan muncul secara spontan tanpa ada

dorongan dari luar.

B. Tujuan Pendidikan Akhlak

Tujuan utama pendidikan akhlak adalah agar manusia berada

dalam kebenaran dan senantiasa berada di jalan yang lurus, jalan yang

telah digariskan oleh Allah SWT. Inilah yang akan mengantarkan

manusia kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Akhlak mulia

merupakan tujuan pokok dalam pendidikan akhlak. Akhlak seseorang

akan dianggap mulia jika perbuatannya mencerminkan nilai-nilai yang

terkandung dalam Alqur‘an (Mahmud, 2004: 159).

Alqur‘an dan As-sunnah merupakan sumber dasar yang

menjelaskan akhlak Islam dengan tepat dan detail. Telah dijelaskan

dalam Aqur‘an surat al-Ahzab: 21

―Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan

yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah

dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.‖

(Departemen Agama, 2011:421 )

Page 37: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

25

Tujuan dari diutusnya Nabi Muhammad saw segai penutup para

nabi tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak mulia.

Sebagaimana sabda beliau :

―Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan

akhlak yang baik‖.

Tujuan pendididan menurut Ibnu Sina yang dikutip dalam buku

Nasharuddin (2015: 296) tujuan pendidikan islam harus diarahkan pada

pengembangan seluruh potensi yang dimiliki seseorang ke arah

perkembangan yang sempurna yaitu perkembangan fisik, intelektual dan

budi pekerti. Semua potensi yang dimaksud Ibnu Sina adalah potensi

fithrah, bertuhan kepada Allah, potensi jasad, akal, budi pekerti dan hati

nurani. Gagasan Ibnu Sina tentang pendidikan Islam secara umum ini

memperlihatkan, bahwa semua potensi yang dimiliki peserta didik mesti

diarahkan pada perkembangan jasmani. Hal ini, terlihat dilatarbelakangi

oleh pemikirannya tentang pendidikan kesehatan dan kedokteran. Sebab,

pada jasad yang sehat terdapat pikiran yang sehat yang dapat diarahkan

pada pembentukan intelektual dan budi pekerti atau akhlak mulia.

Tujuan pendidikan menurut Athiyah al-Abrasyi dalam buku

(Nasharuddin, 2015: 297) sebagai berikut :

a. Untuk membentuk akhlak mulia, karena kaum muslimin dari

dahulu sampai sekarang setuju dengan pendidikan akhlak mulia

adalah inti pendidikan islam, dan mencapai akhlak yang

sempurna adalah tujuan pendidikan yang sebenarnya.

Page 38: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

26

b. Mempersiapkan untuk kehidupan dunia dan kehidupan di akhirat.

c. Mempesriapkan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan dari segi

pemanfaatan.

d. Memunbuhkembangkan semangat keilmiahan peserta didik dan

memuaskan rasa ingin tahu.

e. Menyiapkan peserta didik secara profesional dan pertukangan.

Tujuan dari pendidikan akhlak dalam islam adalah untuk

membentuk manusia yang bermoral baik, keras kemauan, sopan dalam

berbicara dan perbuatan, mulia dalam tingkah laku, bersifat bijaksana,

sempurna, sopan, dan beradab, ikhlas, jujur dan suci. Dengan kata lain

pendidikan akhlak bertujuan untuk melahirkan manusia yang memiliki

keutamaan (al-fadhilah). Berdasarkan tujuan ini, maka setiap saat,

keadaan, pelajaran, aktivitas, merupakan sarana pendidikan akhlak

(Ramayulis, 2002 :149).

Dari uraian diatas sudah jelas bahwa tujuan pendidikan akhlak

adalah terciptanya pribadi yang mulia dan ukuran yang pasti untuk

menentukan baik dan buruk didasarkan pada Alqur‘an dan As-sunnah.

Dalam kehidupan sehari-hari untuk tercapainya tujuan pendidikan

adalah bergaul dengan sesama manusia dengan baik dan benar serta

mengamalkan amar ma‟ruf nahi munkar kepada sesama.

C. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak

Menurut Yunahar Ilyas di dalam bukunya Kuliah Akhlak membagi

akhlak menjadi lima, yaitu: Akhlak terhadap Allah, Akhlak terhadap

Rasulullah, Akhlak Pribadi, Akhlak dalam keluarga, akhlak dalam

Page 39: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

27

masyarakat dan akhlak bernegara (Yunahar Ilyas, 2007: 17). Adapun

uraiannya adalah sebagai berikut:

1. Akhlak Terhadap Allah

Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau

perbuatan yang harus dilakukan oleh manusia sebagai makhluk

kepada Allah sebagai Khalik (Abuddin Nata, 2002: 147). Sikap atau

perbuatan tersebut harus mencerminkan akhlak mulia yang

menggunakan tolok ukur ketentuan Allah.

Sekurang-kurangnya ada empat alasan mengapa manusia perlu

berakhlak kepada Allah, diantaranya:

a. Allah yang menciptakan manusia.

b. Allah yang telah memberikan perlengkapan pancaindra berupa

pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati sanubari di

samping anggota badan yang kokoh dan sempurna kepada

manusia.

c. Allah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang

diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia.

d. Allah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya

kemampuan menguasai daratan dan lautan.

Dalam berakhlak kepada Allah manusia mempunya banyak

cara diantaranya yaitu dengan taat dan tawadduk kepada Allah,

karena Allah yang telah menciptakan manusia untuk berakhlak

kepadanya dengan cara menyembah kepada-Nya. Sebagaimana

firman Allah:

Page 40: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

28

―Dan aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan

supaya mereka menyembah kepada-Ku‖ (QS. adh-Dhariyat: 56).

2. Akhlak Terhadap Rasulullah SAW

Semua umat Islam tahu bahwa Rasulullah saw adalah Nabi

dan Rasul terakhir, dan kewajiban bagi setiap manusia untuk

beriman kepada-Nya. Iman tidak cukup dengan hanya sekedar

meyakini, akan tetapi perlu dibuktikan dengan perbuatan atau amal

yang sudah dijelaskan di dalam Alqur‘an dan As-sunnah tentang

bagaimana bersikap terhadap Rasulullah saw. Itulah yang

dinamakan akhlak terhadap Rasulullah. Rasulullah adalah manusia

istimewa yang memiliki suri teladan bagi umat Islam dan pada-

Nya juga terdapat akhlak-akhlak mulia yang pantas untuk kita

teladani. Adapun diantara perilaku atau akhlak yang harus

dilakukan oleh setiap umat Islam terhadap Rasulullah adalah

sebagai berikut:

a. Mencintai dan memuliakan Rasul

b. Mengikuti dan Mentaati Rasul

c. Mengucapkan Shalawat dan Salam

3. Akhlak Manusia Kepada Diri Sendiri

Cakupan akhlak terhadap diri sendiri adalah semua yang

menyangkut persoalan yang melekat pada diri sendiri, semua

aktifitas, baik secara rohaniah maupun secara jasadiyah

Page 41: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

29

(Nasharuddin, 2015: 257). Adapun akhlak terhadap diri sendiri

menurut Yunahar Ilyas (2007: 81) di dalam buku ―Kuliah Akhlak‖

itu meliputi:

a. Shidiq

Shidiq (ash-sidqu) artinya benar atau jujur, lawan dari

dusta atau bohong (al-khadzib). Seorang muslim dituntut

untuk selalu berada dalam keadaan benar lahir batin, benar

hati (shidq al-qalb), benar perkataan (shidq al-hadits) dan

benar perbuatan (shidiq al-„amal). Antara hati dan perkataan

harus sama, tidak boleh berbeda, apalagi antara perkataan dan

perbuatan. Rasulullah saw memerintahkan setiap muslim

untuk selalu shidiq, karena sikap shidiq membawa kepada

kebaikan, dan kebaikan akan mengantarkannya ke syurga.

Sebaliknya beliau melarang umatnya berbohong, karena

kebohongan akan membawa kepada kejahatan dan kejahatan

akan berakhir di neraka. Selain itu Allah swt menyukai

orang-orang yang menepati janji. Dalam al-Qur‘an

disebutkan pujian Allah kepada Nabi Isma‘il yang menepati

janjinya:

―Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka)

kisah Isma‘il (yang tersebut) di dalam Alqur‘an.

Page 42: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

30

Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia

adalah seorang Rasul dan Nabi‖.(QS. Maryam 19: 54).

b. Amanah

Amanah artinya dipercaya. Dalam pengertian yang luas

amanah mencakup banyak hal: menyimpan rahasia orang,

menjaga kehormatan orang lain, menjaga dirinya sendiri,

menunaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya dan lain-

lain sebagainya. Tugas-tugas yang dipikulkan Allah kepada

umat manusia, oleh Alqur‘an disebut sebagai amanah

(amanah taklif). Allah berfirman:

―Sesungguhnya Kami mengemukakan amanah kepada

langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan

untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan

mengkhianatinya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia.

Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh‖.

(QS. Al-Ahzab 33: 72)

c. Istiqamah

Secara etimologis, istiqamah berasal dari kata

istaqama-yastaqimu yang berarti tegak lurus. Dalam

terminologi akhlak, istiqamah adalah sikap teguh dalam

mempertahankan keimanan dan keislaman sekalipun

Page 43: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

31

menghadapi berbagai macam tantangan dan godaan. Perintah

supaya beristiqamah ini dinyatakan dalam Alqur‘an dan AS-

sunnah. Allah berfirman:

―Maka beristiqamahlah kamu pada jalan yang benar,

sebagaimana diperintahkan kepadamu dan juga orang yang

telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui

batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu

kerjakan‖. (QS. Hud 11: 112)

d. Iffah

Secara etimologis, iffah adalah bentuk masdar dari affa-

ya‟iffu-„iffah yang berarti menjauhkan diri dari hal-hal yang

tidak baik. Dan berarti kesucian tubuh. Sedangkan secara

terminologi, iffah adalah memelihara kehormatan diri dari

segala hal yang akan merendahkan, merusak dan

menjatuhkannya. Dalam hal ini Allah swt berfirman:

...

―Apabila mereka lewat di tempat-tempat hiburan yang

tidak berfaedah, mereka melewatinya dengan menjaga

kehormatan diri‖ (QS. al-Furqan: 72).

Page 44: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

32

―Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya

zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang

buruk‖ (QS. al-Isra‘: 32).

Dari dua ayat tersebut adalah contoh bentuk dari iffah.

Seorang muslim maupun muslimah diperintahkan untuk

menjaga penglihatan dan pergaulannya. Tidak mengunjungi

tempat-tempat hiburan yang ada kemaksiatannya dan tidak

pula melakukan perbuatan-perbuatan yang bisa

mengantarkannya kepada perzinaan.

e. Mujāhadah

Mujāhadah berasal dari kata yang

berarti mencurahkan segala kemampuan. Dalam konteks

akhlak mujāhadah adalah mencurahkan segala kemampuan

untuk melepaskan diri dari segala hal yang menghambat

pendekatan diri terhadap Allah SWT. Untuk mengatasi dan

melawan semua hambatan tersebut diperlukan kemauan keras

dan perjuangan yang sungguh-sungguh. Perjuangan sungguh-

sungguh itulah yang dinamakan mujāhadah. Dalam hal ini

Allah SWT berfirman:

―Dan orang-orang yang bermujahadah untuk (mencari

keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada

mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-

Page 45: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

33

benar beserta orang-orang yang berbuat baik‖. (QS. Al-

‗Ankabut 29: 69)

f. Syajā‘ah

Syajā‟ah artinya berani, yaitu berani yang berlandaskan

kebenaran dan dilakukan dengan penuh pertimbangan.

Keberanian di sini ditentukan oleh kekuatan hati dan

kebersihan jiwa. Tawādhu‘ artinya merendahkan hati, tidak

memandang dirinya lebih dari orang lain. Orang yang

tawādhu‘ menyadari bahwa apa saja yang dia miliki, baik

bentuk rupa yang cantik atau tampan, ilmu pengetahuan,

harta kekayaan, maupun pangkat dan kedudukan dan lain

sebagainya, semua itu adalah karunia dari Allah SWT. Allah

berfirman:

―Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari

Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh

kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta

pertolongan‖ (QS. an-Nahl 16: 53).

g. Malu

Malu (al-haya‟) adalah sifat atau perasaan yang

menimbulkan keengganan melakukan sesuatu yang rendah

atau tidak baik. Sifat malu tersebut adalah malu ketika

Page 46: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

34

melanggar peraturan Allah yaitu kepada Allah, diri sendiri

dan malu kepada orang lain. Perasaan ini dapat menjadi

bimbingan kepada jalan keselamatan dan mencegah dari

perbuatan nista. Allah berfirman:

―Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak

bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika

pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia

yang Allah tidak ridhai. Dan Allah Maha meliputi (ilmu-Nya)

terhadap apa yang mereka kerjakan‖ (QS. an-Nisā‘: 108).

h. Sabar

Secara etimologis, sabar (ash-shabr) berarti menahan

dan mengekang (al-habs wa al-kuf). Secara terminologi

berarti menahan diri dari segala sesuatu yang tidak disukai

karena mengharap ridha Allah. Orang-orang yang memiliki

sifat sabar akan mendapatkan balasan syurga karena

kesabaran mereka. Allah berfirman:

―Mereka itulah orang yang dibalas dengan martabat

yang tinggi (dalam syurga) karena kesabaran mereka dan

mereka disambut dengan pengormatan dan ucapan selamat di

dalamnya‖ (QS. al-Furqān: 75).

Page 47: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

35

i. Pemaaf

Dalam bahasa arab, sifat pemaaf di sebut dengan al-

‗afwu yang secara terminologis berarti kelebihan atau

berlebih. Sedangkan arti pemaaf itu sendiri adalah sikap suka

memberi maaf terhadap kesalahan orang lain tanpa ada

sedikitpun rasa benci dan keinginan untuk membalas.

Islam mengajarkan kepada kita untuk dapat memaafkan

kesalahan orang lain tanpa harus menunggu permohonan

maaf dari yang bersalah, karena sesungguhnya Allah Maha

pemaaf. Allah berfirman:

―Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau

menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang

lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha

Kuasa‖ (QS. an-Nisā‘: 149).

4. Akhlak Dalam Keluarga

Seperti yang terdapat di dalam buku Pendidikan Agama

Islam yang dikutip oleh Mohammad Daud Ali (2008: 358), akhlak

dalam keluarga, karib kerabat diantaranya adalah saling membina

rasa cinta dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga, saling

menunaikan kewajiban untuk memperoleh hak, berbakti kepada

Page 48: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

36

ibu bapak, mendidik anak-anak dengan kasih sayang, dan

memelihara hubungan silaturrahim yang dibina orang tua.

5. Akhlak Terhadap Masyarakat

Akhlak terhadap masyarakat menurut Mohammad Daud Ali

(2008: 358) dalam bukunya Pendidikan Agama Islam antara lain:

1) memuliakan tamu. 2) menghormati nilai dan norma yang

berlaku dalam masyarakat bersangkutan. 3) saling menolong dalam

melakukan hal kebajikan dan taqwa. 4) menganjurkan anggota

masyarakat termasuk diri sendiri berbuat baik dan mencegah diri

serta orang lain melakukan perbuatan jahat (munkar).

6. Akhlak Bernegara

Akhlak bernegara di sini meliputi: bermusyawarah,

menegakkan keadilan, amar ma‘ruf nahi munkar dan juga

membentuk hubungan yang baik antara pemimpin dengan yang

dipimpin.

Page 49: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

37

BAB III

KANDUNGAN SURAT AL-A’RĀF

Surat al-A‘rāf adalah surah yang turun sebelum Nabi Muhammad saw

berhijrah ke Mekah. Surat al-A‘rāf surat ke tujuh setelah surat al-An‘am

dalam susunan Alqur‘an, yang terdiri 206 ayat, termasuk golongan surat

Makiyyah, kandungan surat ini merupakan rincian dari sekian banyak

persoalan yang diuraikan oleh surat al-An‘am, khususnya menyangkut kisah

beberapa Nabi (Quraish Shihab, 2002: 4). yang di dalamnya terdapat

berbagai macam pembahasan seperti:

1. Kewajiban Mengikuti Wahyu dan Akibat Menentangnya

Terdapat Pada Ayat 1-10.

Pada ayat ini dijelaskan bahwa Alqur‘an adalah penyejuk hati,

cahaya yang menerangi jalan siapa yang bingung, selain itu Alqur‘an

juga memberi pelajaran yang baru bagi orang-orang mukmin.

Keimanan yang bersemi di hati mereka, membuka mata, pikiran, dan

hati mereka sehingga dapat menangkap lebih banyak lagi pesan dan

pengajaran-pengajaran Illahi yang belum dijangkau oleh para

pendahulu.

Pada ayat 1-10 ini juga dijelaskan akan ada siksa bagi mereka

yang menentangnya oleh karena itu, bersiaplah selalu menghindarinya

dengan mengikuti tuntunan agama. Karena dikemudian hari nanti ada

timbangan amal-amal manusia. Amal kebaikan dan kejahatan setiap

orang diletakkan pada kedua sisi timbangan. Sisi yang berat itulah

yang menentukan kesudahannya; bahagia atau sengsara. Pada saat itu

Page 50: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

38

juga manusia mengakui kesalahannya, sekaligus mengakui keesaan-

Nya, saat mereka melihat siksa. Ketika itu, ia mengakuinya secara

terpaksa sehingga penyesalan pun tak berguna lagi. Karena itu akuilah

kesalahan dan akui pula keesaan-Nya secara sukarela dan setiap saat.

2. Penghargaan Allah SWT Kepada Nabi Adam dan Keturunannya

Terdapat dalam Ayat 11-25.

Pada ayat 11 Allah memerintahkan kepada para malaikat supaya

sujud kepada Nabi Adam, maka merekapun sujud kecuali Iblis. Iblis

selain enggan sujud adalah enggan mengakui kesalahannya dan

memohon ampun. Iblis durhaka dan membangkang, bahkan bertekad

untuk terus menggoda manusia. Iblis tidak seperti Nabi Adam as. yang

mengaku bersalah dan memohon ampun. Selain itu pada ayat 11-25 ini

juga dijelaskan bahwa, keunggulan dan kemuliaan di sisi Allah swt.

Bukan ditentukan oleh unsur kejadian sesuatu, tetapi oleh kedekatan

dan pengabdiannya kepada Allah swt. Karena itu, seandainya pun

unsur api dinilai lebih mulia dari pada unsur tanah, keunggulan dan

kemuliaan Iblis tidak serta-maerta terbukti.

Selain itu isi kandungan ayat ini pada tafsir al-Lubab (Quraish

Shihab, 2012: 415) Ketika berada di surga, Nabi Adam dan Hawa telah

ditutup auratnya. Mereka berdua tidak dalam keadan telanjang. Ini

mengisyaratkan bahwa keterbukaan aurat mengakibatkan kejahuan

manusia dari surga. Pada Ayat 20 mengisyaratkan bahwa salah satu

pangkal dosa utama dan terbesar, di samping keangkuhan yang

diperankan oleh Iblis, juga prasangka buruk terhadap Allah yang

Page 51: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

39

ditanamkan Iblis ke dalam hati Nabi Adam dan Hawa. Selanjutnya isi

kandungan pada ayat 11-25 ini juga dijelaskan bahwa, Nabi Adam dan

pasangannya tidak sekedar menutupi aurat mereka dengan selembar

daun, tetapi daun diatas daun agar auratnya benar-benar tertutup dan

pakaian yang dikenakan tidak menjadi pakaian mini atau transparan.

Ini menunjukkan bahwa menutup aurat merupakan fitrah manusia yang

diaktualkan oleh Nabi Adam dan pasangannya. Dan selanjutnya isi

kandungan pada ayat ini juga dijelaskan bahwa, langkah awal manusia

menciptakan peradaban bermula dari usaha menutupi kekurangan-

kekurangannnya, menghindar dari apa yang tidak disenanginya, serta

berupaya memperbaiki penampilan dan keadaannya, sesuai dengan

imajinasi dan khayalnya. Allah menciptakan hal tersebut dalam bentuk

manusia pertama untuk kemudian diwariskan kepada anak cucunya.

Allah juga menerima taubat Nabi Adam dan pasangannya lalu mereka

diperintah turun ke bumi. Ini berarti keduanya tidak membawa dosa

dengan demikian tidak ada juga dosa yang diwarisi oleh anak cucu

manusia pertama itu.

3. Peringatan Allah Terhadap Godaan Setan Terdapat Pada Ayat

26-30.

Pada ayat 26-30 telah disediakan bagi anak cucu Adam yaitu

pakaian untuk menutup aurat. Pakaian, antara lain berfungsi sebagai

penutup bagian-bagian tubuh yang dinilai oleh agama dan dinilai oleh

seseorang atau masyarakat, sebagian buruk bila dilihat, serta sebagai

hiasan yang menambah keindahan pemakainya. Ini memberi isyarat

Page 52: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

40

bahwa agama memberi peluang yang cukup luas untuk memperindah

diri dan mengekspresikan keindahan. Di samping pakaian jasmani, ada

juga pakaian ruhani yang dinamai pakaian takwa dan ini lebih penting

daripada pakaian jasmani. Pada ayat 26-30 ini juga telah dijelaskan

menyenangi keindahan dalam berpakaian, adalah fithrah yang

dianugrahkan Allah kepada manusia, oleh karena itu keindahan tidak

terlarang. Yang terlarang bila itu dilakukan dengan keangkuhan serta

pengabaian hak-hak manusia.

Isi pokok kandungan ayat 26-30 selain diatas, di dalam tafsir

al-Lubab (Quraish Shihab, 2012: 420), juga menjelaskan bahw,

Alqur‘an mengajarkan moderasi dalam segala hal serta melarang

berlebihan dan berkekurangan dalam segala persoalan. Tauhid adalah

pertengahan dari sikap monisme dan ateisme, keberanian adalah

pertengahan antara takut dan ceroboh, kedermawanan adalah

pertengahan antara boros dan kikir, berpakaian dengan menutup aurat

adalah pertengahan antara telanjang dan menutup rapat seluruh tubuh.

Demikian seterusnya. Seluruh persada bumi adalah masjid dalam arti

tempat memahami perintah Allah. Pada ayat ini juga dijelaskan bahwa,

Masjid bukan hanya tempat untuk meletakkan dahi, yakni sujud dalam

shalat, tetapi masjid adalah tempat melakukan aktivitas yang

mengandung makna kepatuhan kepada Allah atau paling tidak tempat

mendorong lahirnya aktivitas yang menghasilkan kepatuhan kepada

Allah. Dan yang terakhir pada ayat ini juga mengandung makna,

bahwa manusia akan menghadap Allah secara sendiri-sendiri untuk

Page 53: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

41

mempertanggung jawabkan amalnya. Mereka dibandingkan dalam

keadaan telanjang, tanpa membawa sesuatu.

4. Adab Berpakaian, Makan, dan Minum Serta Pengutusan Para

Rasul, Akibat Penerimaan dan Penolakan Kerasulan Terdapat

Pada Ayat 31-53.

Islam mendorong penampilan keindahan dan hiasan, termasuk

dalam berpakaian yang dilarangnya adalah keangkuhan dan atau yang

mengundang rangsangan birahi. Maka dari itu berlebih-lebihan dalam

segala hal tidak direstui agama. Dalam kandungan ayat 31-53 selain

menerangkan adab tentang berpakaian, ada juga adab tentang makan.

Makan bukan saja yang halal, tetapi hendaknya yang bergizi serta

proporsional, tidak berlebihan.Makanan yang dikonsumsi yakni yang

sesuai dengan kebutuhan dan kondisi orang perorang. Kalau pun akan

dipenuhkan, maka sepertiga untuk makan, sepertiga untuk minuman,

dan sepertiga untuk pernafasan.

Isi pokok kandungan ayat 31-53 menurut Quraish Shihab

(2012: 423), ada lima pokok yang dilarang agama dan yang mutlak

diindahkan guna memelihara kehidupan bermasyarakat adalah

menghindari: al-Fawahisy/kekejian (zina), dosa, khususnya minuman

keras dan perjudian (QS. al-Baqarah: 219), Al-Baghy (penganiayaan),

Menyekutukan Allah, Mengada-akan sesuatu atas nama Allah. Selain

itu ada waktu bagi kematian orang per orang, maka ada juga waktu

bagi kematian/masa keruntuhan dan kehancuran umat atau masyarakat

manusia.

Page 54: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

42

Pada isi kandungan ayat 31-53 juga dijelaskan akan ada

penyesalan terbesar yang dialami oleh kaum musyrik adalah saat

malaikat mencabut ruh mereka dan ketika itu juga mereka mengaku

bersalah, tapi pengakuannya itu tidak bermanfaat lagi. Selain itu juga

dijelaskan bahwa, Malaikat pencabut ruh jumlahnya banyak,

sebagaimana dipahami dari bentuk jamak kata Rusul. Pemimpin dari

malaikat-malaikat itu adalah malaikat Izrail. Kemudian kandungan

ayat ini selanjutnya mengenai Surga, kemuliaan, rahmat, dan

kebajikan dilukiskan sebagai berada di atas langit sehingga siapa yang

tertutup baginya pintu-pintu langit, maka ia tidak memperoleh surga,

tidak juga kemuliaan. Ini adalah perumpamaan dan karena itu jangan

pahami bahwa ruhnya tertolak dan gentayangan di bumi.

Allah tidak membebani seseorang melebihi kemampuannya.

Karena itu, kaidah hukum menyatakan: ―Bila suatu telah sempit atau

sulit, maka ia menjadi lapang dan mudah. Karena di surga tidak ada

dendam dan iri hati, semua telah memperoleh kedamaian dan semua

telah meraih apa yang memuaskannya sehingga tidak lagi

menginginkan selain apa yang telah diperolehnya. Dan yang terakhir

Surga semata-mata anugerah Allah bukan karena amal-amal kebaikan

manusia.

5. Tuhan Semesta Alam dan Bukti Kekuasaan Allah

Membangkitkan Manusia Sesudah Mati Terdapat Pada Ayat 54-

58.

Page 55: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

43

Alam raya diciptakan dalam enam hari, yakni enam periode

atau masa; enam hari penciptaan itu termasuk hal gaib yang tidak

dilihat dan dialami oleh seorang manusia pun: ―Aku tidak

menghadirkan mereka untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi

dan tidak (pula) penciptaan dari mereka sendiri,‖ demikian QS.al-Kahf

[18]:51. Semua pendapat yang dikemukakan tentang hal tersebut tidak

mempunyai satu dasar yang meyakinkan. Namun, tidak ada salahnya

dibahas dan dicari oleh ilmuwan, tetapi hasil yang mereka capai tidak

boleh mengatasnamakan Alqur‘an. Informasi tentang penciptaan alam

dalam enam hari mengisyaratkan qudrat/kuasa dan ilmu, serta

kebijakan Allah swt. karena sesungguhnya,―apabila Dia menghendaki

sesuatu hanyalah berkata kepadanya: ‗Jadilah‘ maka terjadilah ia‖

tetapi hikmah dan ilmu-Nya menghendaki agar alam raya tercipta

―enam hari‖ untuk menunjukkan bahwa ketergesa-gesaaan bukanlah

sesuatu yang terpuji, tetapi yang terpuji adalah keindahan dan kebaikan

karya, serta persesuaiannya dengan hikmah dan kemaslahatan.

Pada kandungan ayat ini juga menjelaskan Allah Swt.

bersemayam di atas ‗Arsy mengandung makna, antara lain bahwa Dia

Maha Kuasa atas alam raya serta mengetahui rincian segala sesuatu

dan segala sesuatu tunduk kepada-Nya, suka atau terpaksa. Allah swt.

yang menundukkan alam raya untuk dimanfaatkan manusia bukan

manusia yang menundukkannya, dan dengan demikian,manusia tidak

boleh merasa angkuh terhadap alam, tetapi hendaknya bersahabat

dengannya sambil mensyukuri Allah swt. Dengan jalan mengikuti

Page 56: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

44

semua tuntunan-Nya, baik yang berkaitan dengan alam raya maupun

diri manusia sendiri. Karena itu, Islam tidak mengenal istilah

penundukan alam, apalagi istilah tersebut memberi kesan permusuhan

dan penindasan.

Selanjutnya isi kandungan ayat ini mengenai doa. Doa

hendaknya dipanjatkan secara khusus, ikhlas, rendah hati,

menampakkan kebutuhan sehingga mendesak-Nya, tapi itu dilakukan

dengan suara yang tidak keras sehingga tidak pula dibuat-buat karena

dapat melampaui batas. Yang berdoa, di samping harus takut kepada

Allah, juga harus optimis dengan rahmat dan pengabulan doa oleh-

Nya. Atas kekuasaan Allah, sebelum hujan turun, angin beraneka

ragam atau banyak, namun sedikit demi sedikit Allah swt. mengarak

dengan perlahan partikel-partikel awan, kemudian digabungkan-Nya

partikel-partikel itu sehingga ia tindih menindih dan menyatu, lalu

turunlah hujan. Yang melakukan itu adalah Allah swt. Melalui hukum-

hukum alam yang ditetapkan-Nya. Demikian juga dia kuasa

menghidupkan siapa yang telah mati dan menuntut dari mereka

tanggung jawab masing-masing. Dan yang terakhir ada anugerah

khusus Allah swt. Yang dia limpahkan kepada makhluk-Nya. Ini

berarti ada manusia-manusia istimewa yang mendapat perlakuan

khusus, yaitu mereka yang hatinya bersih, berusaha mendekatkan diri

kepada Allah melalui kewajiban agama dan Sunnah-sunnahnya.

Mereka mendapat perlakuan khusus sehingga menghasilkan hal-hal

khusus, istimewa, dan bermanfaat.

Page 57: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

45

6. Kisah Beberapa Rasul, Kisah Nabi Nuh as dan Kisah Nabi Hud as

Terdapat Pada Ayat 59-72.

Pada pembahasan ayat ini tokoh dan pemimpin suatu

masyarakat seringkali berupaya mempertahankan kemapanan dan

enggan menerima perubahan. Karena mereka khawatir kehilangan

pengaruh dan kedudukannya. Kemudia dalam pembahasan ini semua

Rasul selalu mengajak kaumnya beriman dan menyembah Allah swt.,

Tuhan Yang Maha Esa. Mereka semua bertugas membimbing dan

menasehati masyarakatnya. Siapa yang sesuku atau sebangsa dengan

Anda, walau tidak seiman, maka dia adalah saudara anda.

Sebagaimana Allah swt. menamai Nabi Hud as. sebagai saudara kaum

‗Ad, padahal kaumnya tidak beriman. Ini merupakan salah satu dasar

yang membuktikan bahwa Alqur‘an memperkenalkan persaudaraan

sekaum atau sesuku dan sebangsa. Sesuatu yang diberi nama mestinya

mempunyai hakikat sesuai dengan nama yang diberikan kepadanya.

Jangan menamai seorang yang bejat dengan ―Budiman‖ karena nama

yang disandangnya tidak sesuai dengan sifatnya. Kaum musyrik

memberi nama “Tuhan” untuk berhala-berhala yang mereka sembah.

Tetapi sifat ketuhanan sungguh jauh dari berhala-berhala itu. Dengan

demikian, hal tersebut hanya penamaan tanpa sedikit substansi pun.

Pada ayat 59-72 juga berisikan tentang setiap kalimat atau

syariat atau adat istiadat atau ide yang tidak diturunkan Allah, maka ia

bernilai rendah, pengaruhnya kecil dan segera lenyap. Fithrah manusia

akan menghadapinya dengan peremehan. Adapun bila kalimat itu

Page 58: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

46

bersumber dari Allah swt.,maka nilainya tinggi, lagi mantap

menembus ke lubuk jiwa yang terdalam disebabkan karena ada

sulthan, yakin kekuatan yang diletakan pada kalimat itu. Alangkah

banyak slogan-slogan menarik, isme dan aliran serta ide-ide palsu yang

didukung oleh upaya pemantapan dan kemasan yang indah, tetapi ia

segera luluh lenyap di hadapan kalimat Allah yang mengandung

suthan itu.

7. Kisah Nabi Shaleh as dan Kisah Nabi Luth as Terdapat Pada Ayat

73-84.

Pada ayat 73-84 ini beri mengenai kesabaran dan kegigihan

harus menyertai setiap Nabi dan penganjur kebajikan. Para Nabi

dianugerahi bukti kebenaran yang dihadapkan kepada yang menolak

kenabiannya. Bukti tersebut adalah hal luar biasa yang melebihi apa

yang menjadi unggulan masyarakatnya. Selanjutnya siapa yang

menyetujui suatu keburukan, meskipun dia tidak terlibat langsung di

dalamnya, maka ia dapat dinilai ikut melakukannya dan terancam

dampak buruknya. Ini terbukti bahwa yang memotong unta tersebut

hanya beberapa orang, tetapi oleh ayat 78 dinyatakan bahwa mereka

semua memotongnya. Dan mereka semua terkena sanksinya.

Pemimpin satu masyarakat akan bersedih melihat sanksi, walau itu di

jatuhkan kepada masyarakatnya yang durhaka. Pada ayat ini

menjelaskan mengenai Pemimpin, bahkan setiap orang, hendaknya

mengingatkan dan menarik pelajaran dari peristiwa dan pengalaman

yang dialami.

Page 59: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

47

Ayat yang berbicara tentang Nabi Luth as. tidak menyebut siap

masyarakat yang beliau hadapi, tidak juga tempat mereka, berbeda

dengan ayat-ayat yang lalu. Ini merupakan pengajaran kepada umat

Islam agar dalam hal-hal tertentu hendaknya merahasiakan nama

pelaku kejahatan bila penyebutan nama tidak diperlukan, apalagi jika

kejahatan yang mereka lakukan adalah sesuatu yang sangat buruk atau

dapat merangsang orang lain melakukannya. Selain itu mengenai

tentang homoseksual. Homoseksual adalah pelanggaran terhadap

fithrah/bawaan manusia, serupa dari segi pelanggarannya dengan

menyekutukan Allah swt. perbuatan keji itu mengakibatkan dampak

yang sangat buruk , bukan saja terhadap pelaku, tetapi juga bagi

masyarakat. Dan yang terakhir, apabila melakukan pelanggaran

sekalipun itu keluarga Nabi – termasuk istrinya – bila durhaka akan

dikenai dampak buruk kedurhakaannya, lebih – lebih bila tidak

bertaubat.

8. Kisah Nabi Syu’aib as yang Terdapat Pada Ayat 85-102.

Pada ayat 85-102 ini dijelaskan bahwa, Seseorang mendapat

ganjaran bila mereka melakukan aktivitasnya atas keimanan dan ini

menjadikan hal tersebut baik baginya, berbeda dengan orang kafir

yang tidak memperoleh sedikit ganjaran pun di akhirat kelak. Dampak

penyempurnaan takaran atau timbangan adalah rasa aman,

ketentraman, dan kesejahteraan hidup bermasyarakat. Kesemuanya

tercapai melalui keharmonisan hubungan antar anggota masyarakat,

yang antara lain karena masing-masing memberi apa yang berlebih

Page 60: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

48

dari kebutuhannya dan menerima yang seimbang dengan haknya. Ini

tentu saja memerlukan rasa aman menyangkut alat ukur, baik takaran

maupun timbangan.

Setiap pertambahan anggota satu perhimpunan, bertambah

pula kekuatannya serta semakin kukuh pula mereka dalam pemikiran,

kehendak, dan usahanya, karena itu pertambahan tersebut harus

disyukuri. Pertambahan ini pada gilirannya menjadikan mereka

merasakan kebutuhan yang lebih banyak dan rinci, yang selanjutnya

mengantar mereka menciptakan aneka cara untuk mengatasi kendala

yang mereka hadapi. Karena itu, hubungan harmonis antara seluruh

anggota masyarakat harus selalu dipelihara, antara lain dalam

menimbang dan menakar. Orang –orang yang durhaka pada akhirnya

akan binasa, betapa pun besar kekuasaan mereka dan kendati mereka

meninggalkan nama, tetapi nama yang buruk sehingga mereka

dikenang dalam keburukan dan kebejatan. Selain itu perbedaan

kepercayaan dan keyakinan tidak mudah, kalau enggan berkata

mustahil, diselesaikan antara kelompok yang berbeda. Jalan keluar

yang paling tepat adalah tidak mempersoalkannya dan menyerahkan

putusan dan penyelesaiannya kepada Allah swt, baik hal itu dilakukan-

Nya di dunia maupun di akhirat.

Pada pembahasan ayat ini pengecualian yang diucapkan Nabi

Syu‘aib as. seperti terbaca di atas menunjukkan bahwa manusia,

bagaimana pun keadaannya, tidak dapat menjamin walaupun dirinya

sendiri, termasuk dalam hal iman. Ia dapat tergelincir dan terbawa arus

Page 61: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

49

kebejatan tanpa sadar. Karena itu, salah satu doa yang diajarkan

adalah: ― Tuhan kami ! janganlah Engkau jadikan hati kami berpaling

sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami,dan anugerahilah kami

rahmat dari sisi-Mu, karena sesungguhnya Engkau Maha Pemberi

(anugerah)‖(QS.Ali-‗Imran[3]:8). Dan selanjutnya lima kisah nabi-

nabi – Nuh, Hud, Shaleh, Luth, dan Syu‘aib as. – berulang

dikemukakan oleh Alqur‘an dalam berbagai surah dengan susunan

seperti di atas. Ini berbeda dengan kisah Nabi Ibrahim as. Hal itu

karena kelima nabi yang disebut kisahnya di sini, semuanya melihat

dengan mata kepala mereka, kehancuran kaumnya yang

membangkang. Berbeda dengan Nabi Ibrahim as. yang terpaksa

meninggalkan kaumnya dan tidak melihat mereka disiksa. Yang

dialami Nabi Ibrahim as. merupakan satu penghormatan tersendiri,

serupa dengan penghormatan yang dianugerahkan kepada Nabi

Muhammad saw. yang secara tegas dinyatakan bahwa : ―Allah sekali-

kali tidak akan menyiksa mereka selama engkau berada di tengah

mereka‖ ( QS. Al-anfal[8]: 33).

Pada ayat 85-102 juga menceritakan kedurhakaan manusia

pada masa nabi-nabi yang lalu – dan boleh jadi hingga kini – adalah

gempa, gunung meletus, banjir besar, dan bencana alam lainnya.

Walaupun harus dicatat bahwa hal-hal tersebut tidak selalu merupakan

akibat kedurhakaan, tetapi itu dilakukan Allah swt. dalam rangka

menjaga keseimbangan alam raya. Selanjutnya pada ayat ini berisikan

tentang salah satu cara pengobatan penyakit-penyakit jiwa yang

Page 62: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

50

ditempuh Tuhan Yang Maha Esa untuk menyadarkan manusia adalah

menimpakan kesulitan dan bencana agar mereka kembali – ke jalan

yang benar ( Baca juga Qs. ar – Rum [30]: 41). Mamun paara

pendurhaka sering kali mengabaikan sekian banyak sebab dan memilih

satu sebab saja, dan itu pun sebab yang sangat rapuh. Misalnya,

melupakan kesalahan yang dilakukan saat jatuhnya bencana dengan

menyatakan bahwa itu adalah takdir yang tidak dapat diletakan, atau

menafsirkan semua bencana semata-mata sebagai gejala alam dan

melupakan peranan Allah swt. yang Maha hidup dan yang terus –

menerus memelihara dan mendidik manusia, antara lain dengan

menjatuhkan sanksi dan bencana agar mereka memperbaiki diri.

Peringatan-peringatan Allah selain didalam Alqur‘an juga terdapat

dalam sunnah-sunnah Allah , dalam menghadapi kaum pembangkang;

Pertama, mereka diberi peringatan melalui aneka ujian dan bencana

dengan harapan mereka sadar dan memperbaiki diri. Jika ini tidak

mereka lakukan, maka mereka akan dibiarkan bergelimang dalam dosa

yang mengakibatkan hati mereka tertutup sehingga mereka semakin

tidak sadarkan diri. Selanjutnya, mereka akan mendapatkan lebih

banyak lagi aneka kesenangan lahiriah, yang pada hakikatnya hanyalah

merupakan salah satu bentuk mukar Allah swt. ketika itu, tidak ada

aktivitas.

9. Kisah Nabi Musa as Terdapat dalam Ayat 103-171.

Kandungan pada ayat 103- 171 mengenai kisah Nabi Musa

bahwa, para pemuka rezim Fir‘aun menyadari bahwa bukti-bukti yang

Page 63: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

51

dipaparkan Nabi Musa as. adalah bukti-bukti yang sangat

menyakinkan sehingga beliau harus dihadapi dengan siasat dan kehati-

hatian. Saran mereka untuk menghimpun para penyihir dari seluruh

daerah kekuasaan Fir‘aun juga menunjukkan betapa kekhawatirannya

mereka terhadap Nabi Musa as. dan bukti-bukti yang beliau paparkan.

Ini dapat menjadi pelajaran agar bersabar dan berhati-hati dalam

menghadapi setiap situasi yang sulit. Ucapan para penyihir yang

meminta upah menunjukkan betapa mereka sangat butuh kepada

materi, walau mereka seringkali mengelabuhi banyak orang tentang

kemampuan penyihir melakukan sekian banyak hal, bahkan

mengesankan bahwa mereka dapat membantu orang lain mendapatkan

rezeki. Demikian itulah keadaan setiap penyihir sehingga sering kali

mereka mati dalam keadaan miskin dan dalam bentuk yang

mengerikan.

Selanjutnya isi kandungan ayat ini yang dapat dipetik adalah

memberikan kesempatan kepada orang lain. Sebagaimana yang

dijelaskan dalam tafsir al-Lubab (Quraish Shihab, 2012: 458), pada

ayat 103-171, juga dipaparkan untuk mempersilakan para penyihir

tampil terlebih dahulu bukan saja menunjukkan etika Nabi Musa as.,

yang memahami kehendak mereka untuk tampil terlebih dahulu, tapi

juga menunjukkan kepercayaan diri beliau yang amat tinggi, karena

biasanya yang tampil lebih dahulu lebih mampu. Sebelumnya

membahas tentang penyihir, maka kata sihir terambil dari kata Arab

sahar, yaitu akhir waktu malam dan awal terbitnya fajar. Saat itu

Page 64: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

52

bercampur antara gelap dan terang, sehingga segala sesuatu menjadi

tidak jelas atau tidak sepenuhnya jelas. Demikian itulah sihir.

Terbayang oleh seseorang sesuatu, padahal sesungguhnya ia tidak

demikian. Matanya melihat sesuatu, tetapi kenyataannya tidak

demikian. Sihir ada wujudnya, tetapi ia ada dan dapat berpengaruh atas

izin Allah swt., demikian juga sebaliknya. ―Para penyihir tidak

memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali

dengan izin Allah‖. (Qs.al-Baqarah [2]: 102). Karena itu, untuk

menangkalnya diperlukan bantuan Allah swt. pula dan dalam konteks

ini, doa yang tulus merupakan salah satu senjata yang amat ampuh.

Salah satu yang diajarkan Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw.

adalah Surah al-Falaq [113].

Kebatilan tidak jarang mengelabui mata manusia oleh

keindahan kemasannya atau menakutkan mereka oleh ancamannya,

tetapi itu hanya sementara, karena begitu ia dihadapkan dengan

kebenaran, maka kebaktilan tersebut sirna oleh kemantapan kebenaran

itu. Orang-orang beriman selalu meohon bantuan Allah swt.

menghadapi segala tantangan dan kesulitan, kekuatan iman mereka

mengalahkan penderitaan,bahkan ancaman kematian sekalipun. Disini

juga dijelaskan bahwa Fir‘aun mangaku dirinya sebagai Tuhan, juga

mempercayai adanya tuhan-tuhan yang lain. Kata tuhan yang

dimaksud oleh firaun dan pemuka-pemuka masyarakatnya, bahkan

oleh para penyembah berhala, bukan dalam arti Pencipta langit dan

bumi, tetapi siapa yang menangani, mengurus, dan mememuhi

Page 65: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

53

kebutuhan masyarakatnya. Fir‘aun sendiri dianggap dan menganggap

dirinya sebagai tetesan dari Tuhan atau anak tuhan, tetapi itu tidak

menjadikan ia mengaku sebagai Pencipta langit dan bumi atau Tuhan

semesta alam. Sesungguhnya kekuasaan adalah milik Allah swt. Dia

yang menganugerahkan kepada siapa yang dia kehendaki,taat atau

durhaka. Dia juga yang mencabutnya dari siapa yang dia kehendaki.

Semua berdasar hikmah kebijaksanaan-Nya, namun pada akhirnya

yang diberinya adalah mereka yang dapat mengelola bumi sesuai

dengan tuntunan yang dikedendaki-Nya.

Selanjutnya pembahasan pada ayat ini mengenai ketakwaan,

bukan saja kelak di Hari Kemudian, tetapi juga di dunia ini, karena

setiap orang yang menelusuri jalan lurus akan merasakan ketenangan

hidup, bahkan akan mencapai kebahagiaan dan kepuasan batin yang

lahir dari keyakinan tentang kebenaran sikapnya. Itu sebabnya Anda

dapat menemukan orang-orang yang tersiksa lahirnya, namun keadaan

itu diterimakanya tanpa keluhan karena siksaan lahir yang dideritanya

menghasilkan kenikmatan ruhani yang tidak ada taranya. Wewenang

dan kekuasaan terhadap sesuatu, besar atau kecil, adalah salah satu

bentuk ujian Allah swt. kepada manusia. Maka dari itu, jangan

melempar kesalahan/keburukan kepada pihak lain, baik manusia

maupun situasi, dengan berkata hari atau orang sial. Tetapi, carilah

terlebih dahulu penyebabnya pada diri sendiri.

Dalam penjabaran ayat ini juga mengenai bencana alam

merupakan siksa Allah swt. atas kedurhakaan manusia, baik karena

Page 66: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

54

pelanggaran hukum-hukum syariah maupun hukum-hukum alam yang

ditetapkan-Nya. Barang siapa yang mengingkari janji, baik terhadap

Allah swt., manusia atau diri sendiri, adalah sikap buruk yang tidak

dapat disandang oleh orang-orang beriman. Adapun janji baik Allah

swt. akan terlaksana, cepat atau lambat. Adapun ancaman-Nya, bisa

jadi dibatalkan oleh-Nya berkat kemurahan-Nya. Kehancuran yang

dialami oleh Firauan dan apa yang dibangunnya itu boleh jadi akibat

gempa yang melanda Mesir atau kekalahan akibat serangan musuh ,

bangunan – bangunan tinggi yang mereka tinggalkan akhirnya

tertimbun setelah berlalu waktu lama. kini, dari ke hari ditemukan

sekian banyak peninggalan lama yang tertimbun dalam tanah.

Banyak di antara orang-orang Yahudi yang tidak dapat

mencerna hal-hal yang bersifat spiritual sehingga terpaku pada hal-hal

material, antara lain meminta melihat Tuhan atau seperti ayat di atas

meminta dibuatkan tuhan. Permintaan kaum Nabi Musa as. untuk

dibuatkan berhala – sebagai Tuhan – menunjukkan bahwa mereka

belum sepenuhnya terbebaskan dari kepercayaan yang meluas di mesir

tentang politeisme, yaitu penyembahan berhala dan lain-lain. Ujian

bukan hanya terbatas dalam bentuk hal-hal yang merugikan atau yang

dinilai negatif oleh seseorang, tetapi dapat juga berupa nikmat. Kalau

yang pertama menuntut kesabaran, karena petaka sering kali

berpotensi mengantar seseorang mengingat Allah swt., sebaliknya

nikmat berpotensi mengantar manusia lupa diri dan lupa Tuhan.

Sebagai seorang muslim kita harus menyakini keberadaan Allah dan

Page 67: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

55

menjalankan syari‘atnya pada siang dan malam. Penyebutan kata

malam, bukan hari atau siang, mengisyaratkan bahwa malam adalah

waktu yang paling baik untuk bermunajat menghadapkan diri kepada

Allah swt., karena keheningan dan kegelapan malam membantu

melahirkan ketenangan pikiran dan kehusyukan.

Selain permintaan kaum Nabi Musa untuk dibuatkan Tuhan,

maka ada juga larangan mengikuti para perusak berarti larangan

berpartisipasi atau bahkan mendukung kegiatan siapa yang

kebanyakan aktivitasnya merupakan perusakan,walaupun boleh jadi

sekali-kali ada aktivitasnya yang bermanfaat. Pesan ini mengandung

tiga tingkat larangan: a. larangan melakukan satu pekerjaan , b.

larangan melakukan amal perusak, walaupun bukan pekerjaan yang

biasa dilakukannya, dan c. larangan mendekati dan bergaul dengan

para perusak. Larangan b dan c merupakan salah satu bentuk kehati-

hatian, karena pergaulan atau melakukan aktivitas yang serupa dengan

kegiatan perusak dapat mengantar secara tidak sadar kepada kelakuan-

kelakuan buruknya.

Manusia, betapa pun agungnya, tidak dapat melihat Tuhan

dengan pandangan mata kepala, karena mata manusia tidak

dianugerahi potensi untuk maksud tersebut. Allah swt. bukanlah

jasmani, dia tidak disentuh oleh waktu dan tempat, tidak ada juga yang

serupa dengan-Nya, kendati dalam khayal ketuhanan adalah sesuatu

yang hanya dimiliki Allah swt.,tidak dapat tergambar dalam benak

bahwa ada sesuatu yang mengenal-Nya, kecuali diri-Nya sendiri. Allah

Page 68: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

56

swt. ―berbicara‖ dalam arti menyampaikan informasi kepada manusia

hanya dengan tiga cara, yaitu (a) dari balik tabir. (b) wahyu, yang

antara lain dalam bentuk mimpi, (c) mengutus malaikat untuk

menyampaikan pesan-Nya. Cara-cara itu pun tidak terjangkau

hakikatnya oleh nalar manusia. Yang pasti, Allah swt. ―berbicara‖

bukan dengan menggunakan alat atau membutuhkan waktu dan

tempat.

Selain isi kandungan diatas pada pembahasan ini juga

mengenai untuk melaksanakan semua tuntunan kitab suci/agama –

tanpa kecuali – tidak dapat dilakukan oleh orang. Namun demikian,

paling sedikit yang harus dilakukan adalah melaksanakan yang wajib

dan menghindari yang haram. Bisa saja orang-orang yang tidak

beriman melihat nalar ayat-ayat Allah swt., namun mereka tetap tidak

dapat memfungsikan dan memanfaatkannya sebagai bukti keesaan dan

kekuasaan Allah swt. ini karena – boleh jadi – mereka memandangnya

sebagai sihir, atau semata-mata sebagai fenomena alam tanpa

mengaitkannya sedikit pun dengan swt. dan salah satu hambatan utama

perolehan ilmu terdapat pada diri manusia yang malu atau angkuh

untuk bertanya, atau enggan menerima pandangan orang lain dan

meremehkan karena merasa pendapatnya pasti dan selalu benar.

Karena itu jangan engan bertanya dan tampakkanlah selalu rasa rendah

hati kepada siapa pun. Kendati terhadap siapa ―yang di bawah‖ karena

bisa jadi ada yang diketahuinya melebihi pengetahuan Anda.

Page 69: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

57

Pada ayat 148 menyatakan bahwa yang membuat patung

lembu itu adalah ―mereka‖ dalam arti banyak orang. Sedangkan dalam

QS. Thaha [20]: 87 – 88 menyebutkan bahwa yang membuatnya

adalah seorang di antara mereka yang bernama Samiry. Ini karena

yang berperan utama adalah samiry, sedang yang lain pada hakikatnya

terlibat dalam pembuatannya, paling tidak dalam bentuk restu dan

partisipasi memberi perhiasan yang mereka punyai. Ini berarti

partisipasi sekecil apa pun merupakan bagian dari pelaku. Dan ayat

150 jika ditinjau dari runtutan kisah, ―seharusnya-nya berada sebelum

ayat 149 di atas, karena penyesalan kaum Nabi Musa as. itu lahir

setelah beliau kembali marah dan menunjukkan kesesatan itu, sebagai

pengajaran kepada semua pihak agar bersegera bertaubat dan tidak

tergesa-gesa beralih dari satu hal ke hal lain, kecuali setelah jelas

dampak-dampaknya. Dalam ayat ini juga memaparkan penyebutan

kata ―anak ibuku‖ oleh Nabi harun as. adalah supaya beliau

mengingatkan Nabi Musa as. tentang hubungan rahim dan kasih

sayang yang mereka rasakan bersama dari ibu mereka, juga disebabkan

karena ayah Nabi Musa dan harun as. tidak disebut dalam Alqur‘an,

bahkan peranannya tidak disinggung, yang disebutkan justru peranan

ibu Nabi Musa as., apalagi persaudaraan antara sesama ibu

(sekandung) seringkali kali lebih kuat daripada persaudaraan sesama

ayah saja, walau tentunya persaudaraan seibu sebapak akan sangat kuat

bila disertai dengan persamaan ide, cita-cita, dan perjuangan yang

diikat oleh upaya meraih keridhaan Allah swt.

Page 70: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

58

Pemaparan dalam ayat 103-171 bahwa, Allah swt. selalu

membuka pintu taubat kepada siapapun dan dalam kaitan dosa apa pun

serta sebesar apa pun selama yang bersangkutan bertaubat sebelum

ruhnya mencapai kerongkongannya. Selain itu ada tata cara berdoa.

Doa hendaknya dimulai dengan memuji Allah swt. atas nikmat yang

selama ini telah dilimpahkan-Nya dan disampaikan dengan kesadaran

tentang perlunya bertaubat dan dengan tekad mengikuti jalan-Nya. Itu

dipanjatkan dengan tulus dan mendesak serta tidak hanya bermohon

untuk kebahagiaan duniawi, tetapi juga ukhrawi. Dengan itu turunnya

rahmat disebabkan oleh ketuhanan Allah swt. Yang Mahakasih, karena

semua memperoleh kasih-Nya – walau dalam kadar yang berbeda-beda

– sedang siksa-Nya bukan disebabkan oleh ketuhanan-Nya, tetapi

semata-mata karena kesalahan yang disiksa. Itu sebabnya ayat 156

menggarisbawahi kehendak-Nya ketika berbicara tentang siksaan dan

tidak menyebut kehendak-Nya ketika menguraikan rahmat-Nya.

Rahmat Allah swt. yang khusus, antara lain dilimpahkan-Nya kepada

yang berzakat dan bersedekah , dalam arti kepada mereka yang

merahmati makhluk-Nya karena yang tidak merahmati, tidak akan

dirahmati.

Pada pemaparan ini juga menyinggung salah satu bukti

kebenaran Nabi Muhammad saw. adalah ketidakpandaian beliau

membaca dan menulis ( baca QS. Al-‗Ankabut [29]: 48). Kalau belum

pandai, pasti akan ada yang berkata bahwa ayat-ayat Alqur‘an yang

Beliau sampaikan, yang redaksi dan isinya sangat mengagumkan itu

Page 71: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

59

serta mengungkap banyak hal yang tidak dikenal manusia pada

masanya, adalah hasil bacaan Beliau. Syariat Islam yang diajarkan

Nabi Muhammad saw. sedemikian meringankan manusia sehingga

keadaan darurat atau kebutuhan mendesak yang dialami seorang dapat

mengalihkan keharaman sesuatu menjadi halal, seperti memakan babi

bagi yang terancam hidupnya, atau tergantinya satu kewajiban dengan

kewajiban lain, seperti mengganti puasa dengan memberi makan fakir

miskin. Nabi Muhammad saw. telah menyampaikan kedudukan Beliau

sebagai rasul sejak berada di Mekkah, karena ayat ini turun di sana.

Dengan demikian,terbukti kekeliruan sebagian orientalis yang

menduga bahwa Nabi Muhammad saw. pada mulanya hanya ingin

menjadi rasul di kalangan masyarakat Mekkah, kemudian sedikit demi

sedikit , sejalan dengan keberhasilan yang dicapainya, memperluas

―ambisinya‖ sehingga mencakup seluruh manusia.

Pada ayat ini ada konsekuensi dari perintah beriman kepada

Nabi Muhammad saw. adalah mengikuti Beliau agar yang mengikuti

memperoleh petunjuk. Dengan demikian, tiada petunjuk yang dapat

diperoleh, kecuali dengan mengikuti Beliau. Islam bukan sekedar

akidah bersemi di dalam hati, bukan juga sekedar syiar-syiar agama

atau ibadah ritual. Tetapi ia adalah ikutan secara sempurna kepada

Rasulullah saw. menyebut apa yang Beliau sampaikan dan ajarkan.

Sertakanlah doa dengan upaya sesuai kemampuan Anda! Doa Nabi

Musa as. itu diperkenankan Allah swt.,tetapi bukan serta merta tanpa

perintah berusaha. Air yang dimohonkannya memancar setelah usaha,

Page 72: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

60

walau hanya simbolis, yaitu memukulkan tongkat pada batu. Semua itu

Mukjizat yang diberikan Nabi Musa.

Dalam berbagai kisah diatas Allah memberi nasihat dan

peringatan bagi siapa yang menyimpang atau lalai adalah kewajiban

setiap yang mampu dan akan dituntut pertanggungjawabannya di Hari

Kemudian. Jika telah bangkit sekelompok orang yang melaksanakan

amar ma‘ruf dan nahi munkar, maka jatuhnya siksa yang menyeluruh

dapat dihindari, berbeda jika semua mengabaikan kewajiban. Pada

tahap awal kedurhakaan, pendurhaka masih merasakan teguran,

kecaman batin, tepati jika pelanggaran berulang tanpa taubat, maka

kedurhakaan akan semakin mantap dan bertambah lemah pula teguran

dan kecaman, sampai akhirnya peringatan tidak lagi berbekas dan lahir

pelecehan ajaran agama. Ketika itu manusia dinilai telah amat jauh

melampaui batas – batas Illahi sehingga tidak ada yang

dihadapkannya. Dengan kesungguhan berpegang teguh pada kitab suci

merupakan perbaikan di pentas bumi ini dan dalam lingkup

masyarakat manusia. Karena kita suci mengandung tuntunan tentang

tata cara memelihara fithrah sesuai dengan kesiapan dan potensi

masing-masing. Memberikan peringatan keras / ancaman demi

kebaikan merupakan salah satu cara Allah mendidik manusia, karena

memang ada orang yang tidak mempan baginya nasihat dan janji-janji

yang menyenangkan.

Page 73: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

61

10. Ketauhidan Sesuai Dengan Fitroh Manusia, Perumpamaan

Orang-orang yang Mendustakan Ayat-ayat Allah dan Sifat-sifat

Penghuni Neraka Terdapat Pada Ayat 172-179.

Kandungan pada ayat 172-179 yang dapat dipetik bahwa,

Allah swt. mempersaksikan setiap manusia yang berakal tentang

keesaan-Nya serta mengutus para Nabi. Maka kesalahannya

ditoleransi, kecuali kalau ketidaktahuan itu disebabkan oleh

keengganan yang bersangkutan untuk tahu. Tradisi leluhur harus

diteliti kesesuaiannya dengan akal dan tuntunan agama sebelum

diamalkan.

Pengakuan tentang keesaan Allah swt. melekat pada diri

manusia. Ia adalah fitrah . karena itu pengingkaran yang terjadi dari

diri siapapun bersifat sementara, paling lama sampai sesaat sebelum

ruhnya berpisah dengan jasadnya, saat itu ia akan mengakui keesaan

dan kuasa Allah. Siapa yang telah mengetahui kebenaran , tapi enggan

menerima dan mengamalkan, maka ia mereduksi sifat-sifat

kemanusiaan, bahkan menanggalkannya.

Selanjutnya mengenai perumpamaan semisal anjing

menjulurkan lidahnya tidak hanya ketika ia letih atau kehausan, tetapi

sepanjang hidupnya. Itu serupa dengan yang memperoleh

pengetahuan, tetapi terjerumus mengikuti hawa nafsu. Seharusnya

pengetahuan tersebut membentengi dirinya dari perbuatan buruk, tetapi

ternyata baik ia butuh maupun tidak, baik ia telah memiliki hiasan

duniawi maupun belum, ia terus – menerus mengejar dan berusaha

Page 74: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

62

mendapatkan dan menambahnya, seperti keadaan anjing yang selalu

menjulurkan lidahnya, baik membutuhkan air maupun tidak. Ilmu

pengetahuan bukanlah sesuatu yang mengawang-awang di angkasa

dan sekadar ucapan lidah. Ia bukan sekadar teori, tetapi harus

membuahkan hasil dalam bentuk sikap dan timdakan terpuji , sejalan

dengan pengetahuan itu. Allah swt, menganugerahi kemampuan

melaksanakan hidayah-Nya kepada siapa yang berkeinginan dan

berjuang untuk meraihnya melalui pemanfaatan potensi-potensi yang

dianugerahkan Allah swt.,adapun yang enggan, maka Allah swt.

membiarkannya sebagai mana keinginannya.

11. Orang-orang yang Mendustakan Ayat-ayat-Nya Dengan Cara

Istidraj dan Allah –lah yang Mengetahui Waktu Datangnya Hari

Kiamat Terkandung dalam Ayat 180-188.

Dalam kandungan ayat 180-188 salah satunya adalah orang

yang mendustakan ayat dengan cara istidraj. Yang dimaksud istidraj

yaitu orang yang berkelimang dalam kesesatan , hingga orang itu tidak

sadar bahwa dia didekatkan secara berangsur-angsur kepada

kebinasaan. Maka dari itu manfaat yang dapat kita petik dalam ayat

ini, yakni memahami sifat-sifat yang ada pada Allah. Allah swt.

memiliki sifat dan nama terbaik sehingga walaupun ada sifat makhluk

yang serupa dengan nama sifat-Nya, misal pengasih, pemaaf. dan lain-

lain, tetapi sifat Allah swt. adalah yang terbaik karena substansi

kapasitasnya sangat amat berbeda dari sifat – sifat yang di sandang

makhluk.

Page 75: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

63

Selanjutnya yang dapat kita petik dalam ayat ini bagaimana

cara untuk berdoa. Berdoa hendaknya dengan menggunakan nama –

nama Allah swt. yang diajarkan oleh Alqur‘an atau as-Sunnah.

Seseorang hendaknya menyesuaikan kandungan permohonan dengan

sifat yang disandang Allah. Bila memohon rezeki, serulah Allah swt.

dengan sifat Razzak (Maha Pemberi Rezeki); jika diampuni,maka

tonjolkan sifat Ghafur ( Maha Pengampun), demikian seterusnya. Di

setiap saat sampai hari kemudian, pasti ada saja sekelompok orang,

sedikit atau banyak , yang menganjurkan kebenaran, melaksananakan

keadilan, dan memperjuangkannya. Mereka tidak tinggal diam

berpangku tangan menghadapi penganiayaan.Penempatan ayat yang

berbicara tentang adanya kelompok yang mengajak kepada kebaikan

dan menegakan keadilan, sesudah perintah menyeruh Allah swt.

dengan nama sifat-sifat-Nya yang indah, menginsyaratkan bahwa siapa

yang demikian itu keadaannya, dia pada hakikatnya menyandang sifat-

sifat terpuji serta berakhlak dengan sifat-sifat Allah swt. sesuai

kemampuan sebagai makhluk.

Dan yang terakhir dalam kandungan ayat ini kita harus

menyadari bahwa kesuasaan Allah tidak dapat dijangkau oleh manusia.

Maka jangan pernah menduga yang bergelimang dosa dan kenikmatan

dicintai Allah swt., kenikmatan yang diperolehnya adalah pangkal

bencana buat mereka. Sebagaimana ada ajal bagi orang per orang, ada

juga ajak masyarakat yang menjadikan sistemnya runtuh. Ini berarti di

samping hukum-hukum alam yang tidak berubah, ada juga hukum-

Page 76: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

64

hukum kemasyarakatannya yang mengatur bangunan runtuhnya satu

masyarakat. Memperhatikan fenomena alam dan mempelajarinya

dengan saksama dapat mengantar kepada kesadaran tentang wujud dan

keesaan Allah serta swt. ilmu dan kuasa-Nya. Setiap orang hendaknya

selalu sadar dan waspada karena petaka dapat terjadi kapan dan di

mana saja. Apa yang di sampaikan Alqur‘an adalah informasi pasti

akurat, tidak ada yang melebihi ketepatan dan kebenarannya.

Kedatangan kiamat dan kematian dirahasiakan Allah swt., antara lain

agar setiap orang dan setiap saat selalu siap dengan dengan kebajikan

serta menjauhi dari kedurhakaan. Di sisi lain, siapa yang

menyampaikan informasi tentang waktu kedatangan kiamat, maka dia

berbohong atau gila. Nabi Muhammad saw. tidak mengetahui yang

gaib. Baik yang bersifat umum maupun khusus, menyangkut diri

pribadi Beliau maupun pihak lain, kecuali perkara gaib yang

disampaikan Allah swt. kepada beliau.

12. Pengingatan Manusia Kepada Asal Usul Kejadiannya dan Berhala

Tidak Patut Disembah Terdapat Pada Ayat 189-198.

Awal dari tujuan umum perkawinan adalah meraih ketenangan

hidup bagi suami istri. Karena itu, semakin banyak gejolak yang

dialami satu pasangan, semakin jauh pula perkawinan mereka dari

tujuannya. Semua ibu bapak mendambakan agar anaknya lahir

sempurna dan mereka dituntut untuk mensyukuri kelahirannya dengan

mengembangkan potensi – potensi yang dimiliki sang anak agar ia

Page 77: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

65

dapat mengenal Allah swt., Tuhan Yang Maha Esa, dan berguna untuk

masyarakatnya.

Dan kandungan yang terakhir mengenai Berhala-berhala yang

disembah kaum musyrik adalah makhluk-makhluk yang sedikit pun

tidak berdaya. Bahkan tidak memiliki nilai estetika. Ini menunjukkan

betapa bodoh dan picik para penyembah berhala, apa pun alasan dan

dalih mereka. Rasul saw. sangat yakin dan percaya kepada

perlindungan Allah swt. dan tidak khawatir sedikit pun menghadapi

kaum musyrik. Ini terbukti dari tantangan yang Beliau sampaikan, atas

perintah Allah swt., kepada kaum musyrik bersama sembahan mereka

untuk melakukan makar atas Beliau. Tantangan itu Beliau sampaikan

ketika masih berada di Mekkah saat kaum Muslim tertindas.

13. Dasar-dasar Akhlakul Karimah Terdapat pada Ayat 199-202,

Adab Mendengar Pembacaan Alqur’an dan Berzikir Terdapat

Pada Ayat 203-206.

Dalam kandungan ayat 199-202 merupakan dasar akhlakul

karimah sebagai mana dijelaskan, jadilah pemaaf, terimalah dengan

tulus apa yang mudah mereka lakukan agar tidak memberatkan

mereka. Yang menganugerahi setan mempunyai kemampuan merayu

adalah Allah, karena itu ingatlah kepada Allah dan mohon

perlindungan kepada Allah supaya terhindar dari rayun setan. Setan

selalu berkeliling mengitari manusia bertakwa. Orang-orang yang

bertakwa apabila di kitari oleh setan segera ingat kepada Allah.

Page 78: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

66

Dan yang terakhir isi kandungan surat al-A‘rāf ayat 203-206

ini mengenai adab dan tata cara berdzikir. Pada kandungan ayat ini

dapat dipetik dari ajaran-ajaran Nabi. Nabi Muhammad tidak

mempunyai sedikit keterlibatan pun dalam hal Alqur‘an, kecuali

menyampaikan dan menjelaskan maknanya dengan lisan dan

perbuatannya. Alqur‘an di samping bukti yang paling jelas tentang

kebenaran Nabi Muhammad sebagai nabi dan rasul, juga sebagai

petunjuk kebahagiaan umat manusia dunia dan akhirat. Berzikir

hendaknya tidak menimbulkan gangguan kepada pihak yang lain,

misalnya dengan mengeraskan suara.

Page 79: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

67

BAB IV

DASAR-DASAR PENDIDIKAN AKHLAK

SURAT AL-A’RĀF AYAT 199-202

A. Asbabun Nuzul Surat al-A’rāf ayat 199-202

―Jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang

ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. Dan jika kamu

ditimpa sesuatu godaan syaitan Maka berlindunglah kepada Allah, Dia

Maha Mendengan dan Mengetahui. Sesungguhnya orang-orang yang

bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada

Allah, Maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. Dan

teman-teman mereka (orang-orang kafir dan fasik) membantu syaitan-

syaitan dalam menyesatkan dan mereka tidak henti-hentinya

(menyesatkan).‖(Qs. Al-a‘rāf, 07: 199-202).

a. Asbabun Nuzul QS. al-A‘rāf ayat 199.

―Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang

ma‘ruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh‖.

Dalam suatu riwayat, uyainah mengatakan bahwa pada suatu

waktu, orang-orang musyrikin Mekah telah menyakiti hati Rasulullah

Page 80: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

68

selama sepuluh tahun. Saat Rasulullah hijrah ke Madinah, beliau

hendak membalas dendam terhadap mereka dengan mengadakan acara

penyerbuan ke Makkah. Maka maka turunlah ayat itu. (HR. Ibnu Jarir

dan Ibnu Abi Hatim).

b. Asbabun Nuzul QS. al-A‘rāf ayat 200-202

―Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar

lagi Maha Mengetahui, Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila

mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka

ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya, Dan teman-

teman mereka (orang-orang kafir dan fasik) membantu setan-setan

dalam menyesatkan dan mereka tidak henti-hentinya (menyesatkan)‖.

Di dalam asbabun nuzul Mahadi (1989: 119), dalam surat

riwayat, Abdirrahman bin Zaid bin Aslam mengatakan bahwa ketika

QS. 7:199 diturunkan, Rasulullah bertanya, ―Wahai Tuhanku,

bagaimana aku dapat menahan emosi?‖ Atas pertanyaan itu, Allah lalu

menurunkan ketiga ayat ini sebagai ketegasan tentang cara berlindung

dari setan dan usaha untuk menahan emosi. (HR. Ibn Abi Hatim).

Page 81: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

69

Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas

sehubungan dengan makna firman-Nya: Jadilah engkau pemaaf. (al-

A'rāf: 199) Yakni ambillah dari lebihan harta mereka sejumlah yang

layak untukmu, dan terimalah apa yang mereka berikan kepadamu dari

harta mereka. Hal ini terjadi sebelum ayat yang memfardukan zakat

diturunkan berikut rinciannya dan pembagian harta tersebut.

Demikianlah menurut pendapat As-Saddi.

Ad-Dahhak mengatakan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan

makna Firman-Nya; Jadilah engkau pemaaf. (al-A'rāf. 199) Makna

yang dimaksud ialah 'infakkanlah lebihan dari hartamu'. Menurut Sa'id

ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas, yang dimaksud dengan al-'afwa dalam

ayat ini ialah lebihan.

Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan sehubungan

dengan makna firman-Nya: Jadilah engkau pemaaf. (al-A'rāf: 199)

Allah memerintahkan Nabi Saw. agar bersifat pemaaf dan berlapang

dada dalam menghadapi orang-orang musyrik selama sepuluh tahun.

Kemudian Nabi Saw. diperintahkan untuk bersikap kasar terhadap

mereka. Pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir.

Sejumlah orang telah meriwayatkan dari Mujahid sehubungan dengan

makna firman-Nya: Jadilah engkau pemaaf. (al-A'rāf: 199) Yakni

terhadap sikap dan perbuatan orang lain tanpa mengeluh.

Hisyam ibnu Urwah telah meriwayatkan dari ayahnya, bahwa

Allah Swt. telah memerintahkan Rasul-Nya agar bersifat memaaf

Page 82: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

70

terhadap akhlak dan perlakuan manusia (terhadap dirinya). Menurut

riwayat yang lain, makna yang dimaksud ialah 'bersikap lapang

dadalah kamu dalam menghadapi akhlak mereka'.

Di dalam kitab Sahih Bukhari disebutkan dari Hisyam, dari ayahnya,

dari Urwah, dari saudaranya (yaitu Abdullah ibnu Zubair) yang

mengatakan bahwa sesungguhnya ayat yang mengatakan, "Jadilah

engkau pemaaf," yakni terhadap akhlak manusia.

Menurut riwayat lain dari selain Bukhari, disebutkan dari

Hisyam, dari ayahnya, dari Ibnu Umar. Dan menurut riwayat yang

lainnya lagi disebutkan dari Hisyam, dari ayahnya, dari Siti Aisyah,

bahwa keduanya pernah menceritakan hal yang semisal.

Di dalam riwayat Sa'id ibnu Mansur disebutkan dari Abu

Mu'awiyah, dari Hisyam, dari Wahab Ibnu Kaisan, dari Abuz Zubair

sehubungan dengan firman-Nya: jadilah engkau pemaaf. (al- A‘rāf:

199) Maksudnya dalam menghadapi akhlak manusia. Selanjutnya

disebutkan, "Demi Allah, aku benar-benar akan bersikap lapang dada

selama aku bergaul dengan mereka."

Riwayat inilah yang paling masyhur dan diperkuat oleh apa yang

telah diriwayatkan oleh Ibnu' Jarir dan Ibnu Abu Hatim; keduanya

mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yunus, telah

menceritakan kepada kami Sufyan ibnu Uyaynah, dari Ubay yang

menceritakan bahwa ketika Allah Swt. menurunkan ayat berikut

kepada Nabi-Nya, yaitu firman-Nya: Jadilah engkau pemaaf dan

Page 83: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

71

serulah orang-orang mengerjakan yang ma‘ruf, serta berpalinglah dari

orang-orang yang bodoh. (al-A‘rāf: 199) Maka Rasulullah Saw.

bertanya, "Hai Jibril, apakah artinya ini?" Jibril a.s. menjawab,

"'Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepadamu agar

memaafkan terhadap perbuatan orang yang berbuat aniaya kepadamu,

dan kamu memberi orang yang mencegahnya darimu, serta

bersilaturahmi kepada orang yang memutuskannya darimu."

Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkannya pula dari Abu Yazid Al-

Qaratisi secara tertulis, dari Usbu' ibnul Faraj, dari Sufyan, dari Ubay,

dari Asy-Sya'bi hal yang semisal.

Semua riwayat yang telah disebutkan di atas berpredikat mursal

dalam keadaan apa pun, tetapi telah diriwayatkan melalui jalur-jalur

lain yang memperkuatnya. Telah diriwayatkan pula secara marfu' dari

Jabir dan Qais ibnu Sa'd ibnu Ubadah, dari Nabi Saw. yang keduanya

di-isnad-kan oleh Ibnu Murdawaih.

Page 84: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

72

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abul

Mugirah, telah menceritakan kepada kami Syu'bah. telah menceritakan

kepada kami Mu'az ibnu Rifa'ah. telah menceritakan kepadaku Ali

ibnu Yazid, dari Al-Qasim ibnu Abu Umamah Al-Bahili, dari Uqbah

ibnu Amir r.a. yang menceritakan bahwa ia bersua dengan Rasulullah

Saw., lalu ia mengulurkan tangannya, menyalami tangan Rasulullah

Saw., kemudian bertanya, "Wahai Rasulullah, ceritakanlah kepadaku

tentang amal-amal perbuatan yang paling utama." Rasulullah Saw,

bersabda: Hai Uqbah. bersilaturahmilah kamu kepada orang yang

memutuskannya darimu, berilah orang yang mencegahnya darimu, dan

berpalinglah dari orang yang aniaya kepadamu.

Imam Turmuzi telah meriwayatkan hal yang semisal melalui

jalur Ubaidillah ibnu Zuhar, dari Ali ibnu Yazid dengan lafaz yang

sama, dan Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini berpredikat

hasan.

Menurut kami. Ali ibnu Yazid dan gurunya Al-Qasim alias Abu Abdur

Rahman berpredikat daif.

Imam Bukhari telah mengatakan sehubungan dengan makna

firman-Nya: Jadilah engkau pemaaf dan serulah orang-orang

mengerjakan yang ma‘ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang

bodoh. (al-A'rāf: 199) Yang dimaksud dengan al-'urfu ialah hal yang

makruf (bajik).

Disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Abul Yaman,

telah menceritakan kepada kami Syu'aib, dari Az-Zuhri; telah

menceritakan kepadaku Ubaidillah ibnu Abdullah ibnu Atabah, bahwa

Ibnu Abbas r.a. pernah mengatakan, "Uyaynah ibnu Husatn ibnu

Page 85: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

73

Huzaifah tiba (di Madinah), lalu menginap dan tinggal di rumah

kemenakannya, yaitu Al-Hurr ibnu Qais. Sedangkan Al-Hurr termasuk

salah seorang di antara orang-orang yang terdekat dengan Khalifah

Umar. Tersebut pula bahwa teman-teman semajelis Umar dan dewan

permusyawaratannya terdiri atas orang-orang tua dan orang-orang

muda. Lalu Uyaynah berkata kepada kemenakannya, 'Hai

kemenakanku, engkau adalah orang yang dikenai oleh Amirul

Mu‘minin, maka mintakanlah izin masuk menemuinya bagiku." Al-

Hurr berkata, 'Saya akan memintakan izin buatmu untuk bersua

dengannya'." Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya, "Lalu Al-Hurr

meminta izin buat Uyaynah kepada Umar, dan Khalifah Umar

memberinya izin untuk menemui dirinya. Ketika Uyaynah masuk

menemui Umar, Uyaynah berkata. 'Hai Umar. demi Allah, engkau

tidak memberi kami dengan pemberian yang berlimpah, dan engkau

tidak menjalankan hukum dengan baik di antara sesama kami.' Maka

Khalifah Umar murka, sehingga hampir saja ia menampar Uyaynah,

tetapi Al-Hurr berkata kepadanya,' Wahai Amirul Mu‘minin,

sesungguhnya Allah Swt. pernah berfirman kepada Nabi-Nya: Jadilah

engkau pemaaf dan serulah orang-orang mengerjakan yang ma‘ruf,

serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh. (al-A'rāf: 199) Dan

sesungguhnya orang ini termasuk orang yang bodoh." Demi Allah,

ketika ayat itu dibacakan kepada Umar. Umar tidak berani

melanggarnya, dan Umar adalah orang yang selalu berpegang kepada

Kitabullah" Hadis diketengahkan oleh Imam Bukhari secara munfarid.

Page 86: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

74

Ibnu Abu Hatim mengatakan bahwa telah menceritakan kepada

kami Yunus ibnu Abdul A'Ia secara qiraat, telah menceritakan kepada

kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepadaku Malik ibnu Anas, dari

Abdullah ibnu Nafi', bahwa Salim ibnu Abdullah ibnu Umar bersua

dengan iringan kafilah negeri Syam yang membawa sebuah lonceng.

Maka Salim ibnu Abdullah berkata, "Sesungguhnya barang ini

diharamkan." Mereka menjawab, "Kami lebih mengetahui daripada

kamu tentang hal ini. Sesungguhnya yang tidak disukai hanyalah

lonceng besar, sedangkan lonceng seperti ini tidak apa-apa." Salim

diam dan merenungkan firman-Nya: serta berpalinglah dari orang-

orang yang bodoh, (al-A'rāf: 199)

Menurut Imam Bukhari, yang dimaksud dengan istilah al-'urfu

dalam ayat ini ialah perkara yang makruf (bajik). Ia menukilnya dari

nas yang dikatakan oleh Urwah ibnuz Zubair, As-Saddt, Qatadah, Ibnu

Jarir, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang.

Ibnu Jarir telah meriwayatkan bahwa bila dikatakan aulaituhu

ma'rufan, "arifa, „arifatan, semuanya bermakna makruf, yakni saya

mengulurkan kebajikan kepadanya. Ibnu Jarir mengatakan, Allah telah

memerintahkan kepada Nabi-Nya agar menganjurkan semua

hambanya untuk berbuat kebajikan, dan termasuk ke dalam kebajikan

ialah mengerjakan ketaatan dan berpaling dari orang-orang yang

bodoh.

Page 87: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

75

Sekalipun hal ini merupakan perintah kepada Nabi-Nya,

sesungguhnya hal ini juga merupakan pelajaran bagi makhluk-Nya

untuk bersikap sabar dalam menghadapi gangguan orang-orang yang

berbuat aniaya kepada mereka dan memusuhi mereka. Tetapi

pengertiannya bukan berarti berpaling dari orang-orang yang tidak

mengerti perkara yang hak lagi wajib yang termasuk hak Allah, tidak

pula bersikap toleransi terhadap orang-orang yang ingkar kepada

Allah, tidak mengetahui keesaan-Nya, maka hal tersebut harus

diperangi oleh kaum muslim.

Sa'id ibnu Abu Arubah telah meriwayatkan dari Qatadah

sehubungan dengan makna firman-Nya: Jadilah engkau pemaaf dan

serulah orang-orang mengerjakan yang ma‘ruf serta berpalinglah dari

orang-orang yang bodoh. (al-A'rāf: 199) Hal ini merupakan akhlak

yang diperintahkan oleh Allah Swt untuk disandang oleh Nabi-Nya,

dan Allah Swt. memberinya petunjuk ke akhlak ini. Sebagian orang

yang bijak ada yang menuangkan pengertian ini ke dalam dua bait

syair berikut:

Jadilah kamu pemaaf dan serulah (orang-orang) berbuat

kebajikan, sebagaimana engkau diperintahkan. Dan berpalinglah dari

orang-orang yang bodoh Dan lemah-lembutlah dalam berbicara kepada

semua orang, maka hal yang baik bagi orang yang berkedudukan ialah

berkata dengan lemah-lembut.

Page 88: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

76

Sebagian ulama mengatakan bahwa manusia itu ada dua macam:

Pertama, orang yang baik; terimalah kebajikan yang diberikannya

kepadamu, janganlah kamu membebaninya dengan sesuatu yang di

luar kemampuannya, jangan pula sesuatu yang menyempitkan dirinya.

Adapun terhadap orang yang kedua, yaitu orang yang buruk, maka

perintahkanlah dia untuk berbuat yang ma‘ruf. Jika ia tetap tenggelam

di dalam kesesatannya serta membangkang —tidak mau menuruti

nasihatmu— serta terus-menerus di dalam kebodohannya, maka ber-

palinglah kamu darinya. Mudah-mudahan berpalingmu darinya dapat

menolak tipu muslihatnya terhadap dirimu, seperti yang disebutkan

oleh firman Allah Swt.:

Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik, Kami

mengetahui apa yang mereka sifatkan. Dan katakanlah, "Ya Tuhanku,

aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan. Dan aku

berlindung (pula) kepada Engkau, ya Tuhanku, dari kedatangan

mereka kepadaku.‖ (Al-Mu‘minun: 96-98)

Adapun firman Allah Swt.:

Page 89: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

77

Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan

itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu

dan antara dia ada permusuhan seolah-olah teman yang setia Sifat-sifat

yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang

sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang

mempunyai keberuntungan yang besar. (Fushshilat: 34-35)

Yakni orang yang beroleh wasiat ini. Kemudian dalam ayat

selanjutnya Allah Swt berfirman:

Dan jika kamu ditimpa suatu godaan setan, maka berlindunglah

kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha

Mengetahui (al-A'rāf: 200)

Sedangkan dalam surat ini (yakni al-A'rāf) disebutkan pula hal

yang sama, yaitu melalui firman-Nya:

Dan jika kamu ditimpa suatu godaan setan, maka berlindunglah

kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha

Mengetahui. (al-A'rāf: 200)

ketiga ayat ini berada di dafam surat al-A'rāf, Al-Mu‘minun, dan

Ha-mim Sajdah, tidak ada lainnya lagi. Melaluinya Allah Swt.

Page 90: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

78

memberikan petunjuk tentang tata cara menghadapi orang yang

berbuat maksiat, yaitu menghadapinya dengan cara yang baik, karena

dengan cara inilah dalam berbuat maksiat dapat dihentikan dengan

seizin Allah Swt. Karena itulah dalam surat Fushshilat disebutkan:

maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada

permusuhan seolah-olah teman yang setia. (Fushshilat: 34)

Kemudian Allah memberikan petunjuk untuk meminta

perlindungan pada-Nya dari godaan setan yang tidak kelihatan, karena

sesunguhnya setan tidak senang bila kita berbuat kebaikan. Dan

sesungguhnya setan itu hanya bertujuan untuk menghancurkan dan

membinasakan kita cara keseluruhan. Sesungguhnya setan itu adalah

musuh yang nyata bagi kita dan bagi kakek moyang kita jauh sebelum

kita (yakni Nabi Adam).

Ibnu Jarir mengatakan sehubungan dengan tafsir firman-Nya:

Dan jika kamu ditimpa suatu godaan setan. (al-A'rāf: 200) yaitu jika

setan menggodamu dengan perasaan marah yang karena itu kamu tidak

mampu berpaling dari orang yang bodoh, dan justru kamu terdorong

untuk memberinya pelajaran. maka berlindunglah kepada Allah. (al-

A'rāf: 200) maksudnya, mintalah perlindungan kepada Allah dari

godaannya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha

Mengetahui. (al-A'rāf: 200) Allah Maha Mendengar terhadap

Page 91: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

79

kebodohan orang yang berbuat kebodohan terhadap dirimu, dan Maha

Mendengar terhadap permintaan perlindunganmu dari godaan setan

serta lain-lainnya yang berupa obrolan orang lain. Tiada sesuatu pun

yang samar bagi-Nya, Dia Maha mengetahui semua urusan makhluk-

Nya, termasuk godaan setan yang telah merasuki hatimu.

Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam telah mengatakan bahwa ketika

ayat ini diturunkan, yaitu firman-Nya: Jadilah engkau pemaaf dan

serulah orang mengerjakan yang ma‘ruf serta berpalinglah dari orang-

orang yang bodoh (al-A'rāf: 199) Maka Nabi Saw. bertanya, "Wahai

Tuhanku, bagaimanakah dengan amarah?" Maka Allah menurunkan

firman-Nya: Dan jika kamu ditimpa suatu godaan setan, maka

berlindunglah kepada Ajlah Sesungguhnya Allah Maha Mendengar

lagi Maha Mengetahui. (al-A'rāf: 200)

Menurut kami, pada permulaan pembahasan mengenai isti'azah

(memohon perlindungan kepada Allah) telah disebutkan sebuah hadis

tentang dua orang lelaki yang saling mencaci di hadapan Nabi Saw.

Kemudian salah seorangnya marah, sehingga hidungnya mekar karena

emosinya. Maka Rasulullah Saw. bersabda:

Sesungguhnya aku benar-benar mengetahui suatu kalimat,

seandainya dia mengucapkannya, niscaya akan lenyaplah dari dirinya

emosi yang membakarnya, yaitu: "Aku berlindung kepada Allah dari

godaan setan yang terkutuk".Ketika disampaikan kepada lelaki itu apa

yang telah disabdakan oleh Rasulullah Saw., maka si lelaki yang emosi

itu menjawab, "Saya tidak gila."

Page 92: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

80

Asal makna dari lafaz an-nazgu ialah kerusakan, penyebabnya

adakalanya karena marah (emosi) atau lainnya. Sehubungan dengan

pengertian ini disebutkan di dalam firman-Nya:

Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, "Hendaklah mereka

mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan

itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. (Al-Isra: 53)

Makna al-'iyaz ialah memohon perlindungan, naungan, dan pem-

bentengan dari ulah kejahatan. Sedangkan al-malaz. pengertiannya

tertuju kepada memohon kebaikan, juga pengertian memohon

perlindungan. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Al-Hasan ibnu Hani'

dalam syairnya:

Wahai Tuhan yang aku berlindung kepada-Nya dalam memohon

apa yang aku cita-citakan, dan Yang aku berlindung kepada-Nya dari

semua yang aku hindari.

Tiada seorang manusia pun yang dapat menambal tulang yang

telah Engkau pecahkan, dan mereka tidak akan dapat mematahkan

suatu tulangpun yang telah Engkau tambal.

Page 93: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

81

Mengenai hadis-hadis yang berkaitan dengan masalah isti'azah

(memohon perlindungan kepada Allah) kebanyakan telah kami

kemukakan, sehingga tidak perlu diulangi lagi.

(http://pemudapersis32.blogspot.co.id/2015/05/aj-araf-199-

202.html?m=1 , pada tanggal 5 juni 2016 pukul 13:42)

B. Isi Pokok Kandungan Ayat

Pada ayat 199 :

―Jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang

ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.‖

Wahai Nabi Muhammad saw jadilah pemaaf, terimalah yang mudah

dan jangan menuntut terlalu banyak, suruhlah mengerjakan yang ma‘ruf

serta berpalinglah dari orang-orang jahil. Dalam ayat ini Allah berfirman

untuk mengerjakan yang ma‘ruf dan meninggalkan kemungkaran.

Sebagaimana dalam ayat ini untuk mengerjakan yang ma‘ruf atau kebaikan

yaitu dengan cara memaafkan dan meninggalkan kemungkaran dengan cara

menjahui orang-orang jahil.

Ayat 200 :

―Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan Maka berlindunglah

kepada Allah.‖

Ayat ini Allah menjelaskan tentang kemungkinan Nabi Muhammad

digoda setan. Oleh karena itu Allah memerintahkan kepada Rasulullah,

Page 94: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

82

supaya memohon perlindungan kepada Allah jika godaan setan datang,

dengan membaca “Ta‟awwuz”, yaitu:

―Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.‖

Sebab Allah Maha Mendengar segala permohonan yang diucapkan dan

Maha Mengetahui apa yang terlintas dalam jiwa seseorang, yang dapat

mendorong dia berbuat kejahatan atau kesalahan. Jika doa itu dibaca orang

yang tergoda itu dengan hati yang ikhlas dan penghambaan diri yang tulus

kepada Allah, maka Allah akan mengusir setan dari dirinya, serta akan

melindunginya dari godaan setan itu (Depag, 2009: 556).

Ayat 201:

―Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-

was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, Maka ketika itu juga mereka

melihat kesalahan-kesalahannya.‖

Dalam ayat ini mengungkapkan semua orang yang bertakwa dan takut

kepada Allah, yaitu mereka yang beriman kepada hal yang gaib , mendirikan

sholat dan menafkahkan sebagian hartanya yang diterima dari Allah, apabila

dipengaruhi setan untuk berbuat maksiat, mereka segera insaf dan berusaha

menjauhkan diri dari gangguan setan (Ash Shiddieqy, 2000: 1537). Maka

ketika itu tampak jalan mana yang seharusnya mereka tempuh. Setiap

Page 95: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

83

manusia memang merasakan adanya dorongan untuk berbuat kejahatan

(kemaksiatan). Pendorong kebajikan adalah anjuran malaikat, sedangkan

pendorong kemaksiatan adalah pengaruh setan.

Ayat 202 :

―Dan teman-teman mereka (orang-orang kafir dan fasik) membantu

syaitan-syaitan dalam menyesatkan dan mereka tidak henti-hentinya

(menyesatkan).‖

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa saudara-saudara setan itu adalah

orang-orang yang tidak bertakwa kepada Allah, terus-menerus diperdayai

oleh setan dan dibenamkan dalam kesesatan. Ash-Shiddieqy

mengungkapkan dalam tafsir An-nuur (200: 1538), dalam ayat ini Allah

menyuruh manusia untuk memelihara diri dari tipu daya setan yang terus-

menerus berusaha merusak jiwa manusia dan ayat ini pula menyuruh

manusia untuk berlindung kepada Allah dari tipu daya setan.

C. Dasar-dasar Pendidikan Akhlak dalam Surat al-A’rāf ayat 199-202

1. Memaafkan, Mengerjakan yang Ma’ruf, dan Menjahui Orang-

orang Jahil

a. Memaafkan

―Jadiah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan

yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang

bodoh.‖

Page 96: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

84

Setelah ayat-ayat yang lalu mengecam dengan keras kaum

musyrikin dan sesembahan mereka, maka kini tiba tuntunan

kepada Rasulullah dan umatnya tentang bagaimana menghadapi

kaum musyrikin, agar kebejatan dan keburukan mereka dapat

dihindari. Ayat ini berpesan; Hai Nabi Muhammad saw. Ambillah

maaf dan suruhlah yang ma‘ruf, serta berpalinglah dari orang-

orang yang jahil (Qoraish Shihab, 2002: 339).

Dalam tafsir Al- Mishbāh (Quraish Shihab, 2002: 339) Kata

khudz/ambillah, hakikatnya adalah keberhasilan memperoleh

sesuatu untuk dimanfaatkan atau digunakan untuk memberi

mudharat, karena itu tawanan dinamai akhidz. Kata tersebut

digunakan oleh ayat ini untuk makna melakukan suatu aktivitas,

atau menghiasi diri dengan suatu sifat yang dipilih dari sekian

banyak pilihan. Dengan adanya beberapa pilihan itu, kemudian

memilih salah satunya, maka pilihan tersebut serupa dengan

mengambil. Dengan demikian ambillah maaf berarti pilihlah

pemaafan, lakukan hal tersebut sebagai aktivitasmu dan hiasilah

diri dengan memilih lawannya.

Thahir Ibn Asyur dalam tafsir al-Misbah mengemukakan

pendapatnya yaitu bahwa kata al-„afwu/maaf, terambil dari

akar kata yang terdiri dari huruf-huruf „ain, fa‟ dan waw.

Maknanya berkisar pada dua hal, yaitu meninggalkan sesuatu dan

memintanya. Dari sini, lahir kata „afwu yang berarti meninggalkan

sanksi terhadap yang bersalah (memaafkan). Perlindungan Allah

Page 97: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

85

dari keburukan, dinamai „afiah. Perlindungan mengandung makna

ketertutupan. Dari sini kata „afwu juga diartikan menutupi,bahkan

dari rangkaian ketiga huruf itu lahir makna terhapus, atau habis

tiada terbekas, karena yang terhapus dan habis tidak berbekas pasti

ditinggalkan. Ia dapat juga bermakna kelebihan atau banyak,

karena yang berlebih dapat ditinggalkan atau ditiadakan dengan

memberikan kepada siapa yang meminta atau yang

membutuhkannya, dan yang banyak mudah atau tidak sulit

dikeluarkan. Karena itu kata tersebut mengandung juga makna

kemudahan (Quraish Shihab, 2002: 340) .

Al-Biqāi memahami perintah khudz al-‗afwa dalam

arti ambillah apa yang dianugerahkan Allah dan manusia, tanpa

bersusah payah atau menyulitkan diri. Dengan kata lain, ambil

yang mudah dan ringan dari perlakuan dan tingkah laku manusia.

Terima dengan tulus apa yang mudah mereka lakukan, jangan

menuntut terlalu banyak atau yang sempurna sehingga

memberatkan mereka, agar mereka tidak antipati dan menjahuimu

dan hendaklah engkau selalu bersikap lemah lembut sera

memaafkan kesalahan dan kekurangan mereka. Sesungguhnya

memberi maaf itu perbuatan yang mulia, sebagaimana firman

Allah dalam surat Asy-Syura ayat 43:

―Tetapi barang siapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang

demikian itu termasuk perbuatan yang mulia (Qs. Asy-Syura: 43)‖.

Page 98: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

86

Dalam tafsir Depag (2009: 555), dijelaskan bahwa Allah

menyuruh Rasul-Nya agar beliau memaafkan dan berlapang

terhadap perbuatan, tingkah laku dan akhlak manusia dan

janganlah beliau meminta lebih dari mereka sehingga mereka lari

dari agama. Sedangkan menurut tafsir Maraghiy (Maraghiy, 1987:

280), kata Al-„Afwu artinya mudah, tidak berliku-liku yang

menyulitkan. Jadi maksud ayat di antara perbuatan-perbuatan yang

dilakukan orang, akhlak mereka dan apa pun yang datang dari

mereka, ambillah yang menurutmu mudah, dan bersikap mudahlah,

jangan mempersulit dan jangan menuntut mereka melakukan

sesuatu yang memberatkan, sehingga mereka akan lari darimu.

Sabda Rasulullah saw:

―Mudahkanlah, jangan kamu persulit dan berilah

kegembiraan, jangan kamu susahkan‖. (Riwayat al-Bukhari dan

Muslim dari Abū Mūsa dan Mu‘āz)

Al-Bukhari berkata bahwa firman Allah Ta‘ala, ―Jadilah

kamu pemaaf…‖. Yang dimaksud „al-urf‟ ialah kemakrufan.

Kemudian diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. dan dia menceritakan

sebuah cerita menyangkut Umar ketika salah seorang tamunya

marah. Maka al-Hur bin Qais berkata kepadanya, ― Hai Amirul

Mukminin, sesungguhnya Allah Ta‘ala berfirman kepada Nabi

saw., ‗Jadilah engkau pemaaf dan menyuruhlah dengan kema‘rufan

Page 99: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

87

serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh‘, dan perbuatan

engkau bukan termasuk perbuatan orang-orang bodoh (Ar-

Rifa‘i,1999 : 473). Menurut tafsir Alqur‘anul Karim (Syaltut,

1990: 901), mengungkapkan Rasulullah diperintahkan supaya

berlemah lembut dan meninggalkan sikap keras dan kasar:

―Bersikaplah mudah dan lemah lembut terhadap orang-orang,

jangan engkau bebani mereka dengan apa yang tidak sanggup

mereka pikul, jangan pula engkau sulitkan mereka dengan apa

yang menyempitkan dada mereka.‖ Sebagaimana firman Allah

dalam surat Al-Imron ayat 159:

―Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku

lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras

lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari

sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka.‖ (Qs. Ali Imron:

159)

b. Mengerjakan yang Ma‘ruf

Kata al-„urf sama dengan kata ma‟ruf, yakni

sesuatu yang dikenal dan dibenarkan oleh masyarakat, dengan kata

lain adat istiadat yang didukung oleh nalar yang sehat serta tidak

bertentangan dengan ajaran agama. Ma‟ruf adalah kebajikan yang

jelas dan diketahui semua orang serta diterima dengan baik oleh

manusia-manusia normal. Ia adalah yang disepakati sehingga tidak

Page 100: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

88

perlu didiskusikan apalagi diperdebatkan (Qoraish Shihab, 2002:

341).

Dengan konsep “ma‟ruf” Alqur‘an membuka pintu yang

cukup lebar guna menampung perubahan nilai akibat

perkembangan positif masyarakat. Hal ini agaknya ditempuh

karena ide/nilai yang dipaksakan atau yang tidak sejalan dengan

perkembangan budaya masyarakat, tidak akan diterapkan. Perlu

dicatat bahwa konsep “ma‟ruf” hanya membuka pintu bagi

perkembangan positif masyarakat, bukan perkembangan

negatifnya. Dari sini filter nilai-nilai universal dan mendasar harus

difungsikan. Demikian juga halnya dengan munkar yang pada

gilirannya dapat mempengaruhi pandangan tentang muru‘ah,

identitas dan integritas seseorang (Quraish Shihab, 2002: 341).

Menurut Syaltut (1990: 9010) dalam kitab tafsir Alqur‘anul

Karim ayat ini juga memberikan petunjuk kepada Rasul supaya

menyuruh dengan cara yang baik, sesuai dengan akal dan Syara‘.

Sebagaimana dalam surat an-Nahl: 125

―Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah

dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang

baik.‖

Dalam tafsir Ash-Shiddieqy (2000: 1535) ma‘ruf adalah

perbuatan-perbuatan yang bersifat ketaatan, mendekatkan diri

Page 101: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

89

kepada Allah dan berbuat kebajikan kepada manusia (bersifat

kemanusiaan). Perbuatan ma‘ruf disebut dalam surat-surat

Madaniyyah yang berkaitan dengan hukum-hukum syara‘ yang

bersifat amaliah, seperti ketika Tuhan menyifati umat Islam dan

pemerintahannya. Adapun firman Allah dalam surat At-Taubah

ayat 71:

―Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah

dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan

mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya.‖

c. Menjahui Orang-orang Jahil

Kata al-Jahilin adalah bentuk jamak dari kata

jahil. Ia digunakan Alqur‘an bukan sekedar dalam arti seorang

yang tidak tahu, tetapi juga dalam arti pelaku yang kehilangan

kontrol dirinya, sehingga melakukan hal-hal yang tidak wajar, baik

atas dorongan nafsu, kepentingan sementara atau kepicikan

pandangan. Istilah ini juga digunakan dalam arti mengabaikan

nilai-nilai ajaran Ilahi (Qoraish Shihab, 2002: 341). Dalam tafsir

Alqur‘anul Karim (Syaltut, 1990: 901) Rasulullah juga

diperintahkan untuk perpaling dari orang-orang yang bersikap

membabi-buta dan menampakkan kebodohan mereka serta

menyakiti. Sikap seperti ini telah dilakukan oleh kaum

Rabbaniyyin:

Page 102: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

90

... dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang

mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka

lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya. (QS. Al-Furqan:

72)

―Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan

perkataan) yang tiada berguna,‖ (Qs. al-Mu‘minun: 3)

Berdasarkan tafsiran surat al-A‘rāf ayat 199 diatas penulis

menyimpulkan bahwa sebagai seorang muslim harus memiliki sifat

pemaaf, mengerjakan yang ma‘ruf, dan menjahui orang-orang

jahil. Ayat ini walau dengan redaksi yang sangat singkat, telah

mencakup semua sisi budi pekerti luhur yang berkaitan dengan

hubungan antara manusia. Ayat ini dipaparkan Alqur‘an setelah

menguraikan secara panjang lebar bukti-bukti keesaan Allah serta

setelah mengecam kemusyrikan dan menunjukkan kesesatannya.

Penempatan ayat ini sesudah uraian tersebut memberi kesan bahwa

Tauhid harus membuahkan akhlak mulia dan budi pekerti yang

luhur. Maka dari itu penulis mengambil ayat ini sebagai dasar-

dasar pendidikan akhlak karena yang menjadi pondasi, dasar, atau

pijakan dalam ayat ini adalah kebaikan (Ma‘ruf) dan menghindari

dari hal yang buruk (Kemungkaran), adapun hal untuk melakukan

kebaikan disini adalah untuk memaafkan. Memaafkan merupakan

akhlak mahmudah. Dan dalam ayat ini juga diperintahkan untuk

Page 103: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

91

menghindari hal yang buruk yaitu untuk menjahui orang-orang

yang jahil. Maksud dari orang-orang yang jahil disini iyalah orang

yang kehilangan kontrol dirinya, sehingga melakukan hal-hal yang

tidak wajar, baik atas dorongan nafsu, kepentingan sementara atau

kepicikan pandangan dan mengabaikan nilai-nilai ajaran Ilahi.

2. Menahan Amarah

―Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan Maka

berlindunglah kepada Allah.‖

Rasulullah sebagai manusia, tentu saja dapat marah jika kejahilan

orang-orang musyrik telah mencapai puncaknya. Apabila setan yang

merupakan musuh abadi manusia, selalu enggan melihat siapapun

berbudi pekerti luhur, karana itu Nabi saw dan umatnya diingatkan

dengan menggunakan redaksi yang mengandung penekanan-

penekanan bahwa dan jika engkau benar-benar dibisikkan, yakni

dirayu dengan halus dan tipu daya oleh setan dengan satu bisikan

untuk meninggalkan apa yang dianjurkan kepadamu tadi, misalnya

mendorongmu secara harus untuk marah maka mohonlah perlindungan

kepada Allah, dengan demikian Allah akan mengusir bisikan dan

godaan itu serta melindungimu karena sesungguhnya Dia Maha

Mendengar termasuk mendengar permohonanmu lagi Maha

Page 104: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

92

Mengetahui apa yang engkau dambakan dan apa yang direncanakan

oleh setan (Quraish Shihab, 2002 : 342).

Kata yanzaghanaka terambil dari kata nazagha

yang berarti menusuk atau memasuknya sesuatu ke sesuatu yang lain

untuk merusaknya. Alat yang dimasukkan kecil bagaikan jarum. Kata

ini biasanya hanya digunakan dengan pelaku setan. Dari sini kata

Nazagha biasa diartikan bisikan halus setan, atau rayuan, dan

godaannya untuk memalingkan dari kebenaran. Nazagha yang

bersumber dari setan itu adalah bisikannya ke dalam hati manusia

sehingga menimbulkan dorongan negatif, dan menjadikan manusia

mengalami suatu kondisi psikologis yang mengantarnya melakukan

tindakan tidak terpuji. Ada beberapa istilah yang digunakan Alqur‘an

untuk menggambarkan upaya setan memalingkan manusia dari jalan

kebenaran, antara lain : nazagha hamz, mas, dan

waswasah (Quraish Shihab, 2002: 342).

Mutawalli asy-Sya‘rawi dalam tafsir al-Misbah (Quraish Shihab,

2002: 343) mengemukakan pendapatnya yaitu bahwa kata nazagha

mengandung makna gangguan, tetapi ada jarak antara subjek dan

objek, antara yang diganggu dan yang menggangu. Ia berbeda dengan

mas yang bermakna menyentuh dengan sangat halus lagi

sebentar, sehingga tidak menimbulkan kehangatan, bahkan boleh jadi

tidak terasa. Kata mas berbeda dengan lams yang bukan sekedar

sentuhan antara subjek dan objek tetapi pegangan yang mengambil

waktu, sehingga pasti terasa dan menimbulkan kehangatan. Kata lams

Page 105: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

93

berbeda juga dengan laamas, yang dipahami oleh banyak ulama

dalam arti bersetubuh.

Sedangkan kata waswasah mengandung makna bisikan. Setan

membisikkan keraguan, kebimbangan dan keinginan untuk melakukan

kejahatan ke dalam hati manusia. Bisikan itu dilakukan dengan cara

yang sangat halus sehingga manusia tidak menyadarinya (Yunahar

Ilyas, 1993: 103).

Dari kata nazagha yang digunakan oleh ayat di atas terlihat

bahwa terhadap Nabi Muhammad saw. setan tidak dapat melakukan

hubungan dalam bentuk dan jarak yang dekat. Ada ajarak antara beliau

dengan setan. Setan takut mendekat karena kukuhnya pertahanan iman

(Quraish Shihab, 2002 : 343).

Dan dalam ayat ini dijelaskan ada orang-orang yang bertakwa

tapi ketakwaannya tidak mencapai tingkat yang memuaskan. Mereka

dapat digoda oleh setan dengan tingkat yang lebih dan berbahaya.

Mereka tidak sekedar mengalami nazagh, tetapi mas. Di sini setan

sudah menyentuh dan tidak ada lagi jarak antara keduanya. Kalau ini

juga berkelanjutan, maka mas menanjak menjadi lams,sehingga

mereka mengalami apa yang diistilah Alqur‘an istahwathu asy-

Syayaathiinufi ardhi hairaan (QS. al-An‘aam 6: 71) yakni dia telah

tergoda oleh setan dan cenderung kepadanya serta dalam keadaan

bimbang – walaupun pada saat itu ia belum sepenuhnya dikuasai setan

-. Ia masih dalam keadaan bingung dan bimbang, seperti lanjutan

penjelasan ayat al-An‘aam itu : ―dia mempunyai kawan-kawan yang

Page 106: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

94

memanggilnya kepada jalan yang lurus (dengan mengatakan) :

‗Marilah ikuti kami‘. Katakanlah: ‗Sesungguhnya petunjuk Allah

itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan

diri kepada Tuhan semesta alam (QS. al-An‘aam 6: 71). Nah, kalau

lams atau katakanlah jabatan tangan itu sedemikian lama, yang

bersangkutan mengabaikan ajakan teman-temannya itu, sehingga

akhirnya ia dan setan akan bergandengan tangan dan ketika itu

( ) istahwadza „alaihim asy-Syaithaan/Setan telah

menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah.

Mereka itulah golongan setan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya

golongan setan itulah golongan yang merugi. (QS. al-Mujaadilah

58:19).

Kalau setan telah menguasai seseorang, maka ia telah masuk

dalam kelompok setan atau telah menjadi setan setan manusia. Jangan

duga bahwa mereka itu orang-orang musyrik. Tidak ! Mereka yang

dibicarakan oleh ayat di atas, adalah orang-orang yang mengaku

muslim, tetapi bukan muslim yang taat sehingga Allah menilai mereka

―bukan dari golongan kamu dan bukan juga dari golongan

mereka‖.(QS. al-Mujaadalah 58 : 14).

Ayat ini menunjukkan bahwa setan selalu berupaya menggoda

dan mencari peluang dari semua manusia, siapa tahu ia tergelincir

sehingga dapat mengurangi keberhasilan manusia termasuk para Nabi.

Keterpeliharaan para Nabi dari pelanggaran terhadap Allah, tidak

Page 107: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

95

mengurungkan niat setan untuk merayu dan menggodanya, walaupun

selalu gagal, karena pertahanan mereka sangat ampuh.

Penutup ayat di atas ( ) samii‘un ‗aliim/Maha Mendengar

lagi Maha Mengetahui bertujuan menekankan kepada Nabi saw. dan

siapapun – apalagi mereka yang dijahili atau dianiaya – bahwa Allah

Maha Mendengar kejahilian dan gangguan, Allah juga mengetahui

betapa yang dijahili sakit hati mendengarnya dan betapa ia terdorong

untuk membalas. Tetapi penutup ayat ini seakan-akan berkata:

Kendalikan dirimu, dan serahkan kepada Allah, karena kalau itu sudah

ditangan-Nya, maka segala sesuatu pasti berakhir dengan baik

(Quraish Shihab, 2002: 344).

Firman Allah dalam surat Ali Imron ayat 134:

―(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di

waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan

amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-

orang yang berbuat kebajikan.‖ (Qs. Ali Imran: 134)

Dalam tafsir Ibnu Katsir (Ar-Rifa‘i, 1999: 473) ayat ini berisi

perintah Allah kepada Nabi supaya beliau meminta perlindungan

kepada Allah Ta‘ala dari setan jin, karena dia tidak hanya

menghalangimu untuk berbuat kebaikan, namun dia menghendaki

kebinasaanmu dan kehancuranmu secara total. Sedang menurut

Page 108: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

96

pendapat Ibnu Jarir menafsirkan ayat ini, ‘‘Dan apabila kamu ditimpa

suatu godaan setan‘‘ dengan : Jika setan membuatmu marah sehingga

menghalang-halangimu untuk berpaling dari orang-orang bodoh dan

mendorongmu untuk menyerangnya, ‘‘maka berlindunglah kepada

Allah dari hasutannya.‘‘ Asal makna an-nazghu adalah kerusakan baik

karena marah maupun sebagainya. ‘‘Sesungguhnya Dia Maha

Mendengar lagi Maha Mengetahui. Sedangkan dalam tafsir Al-

Maraghiy (Maraghy, 1987: 285) kata An-Naghu, searti dengan An-

Nakhsu, An-Naghzu dan Al-Wakzu. Artinya menusuk tubuh dengan

sesuatu yang runcing, seperti jarum, tombak atau besi pada tumit

sepatu penunggang kuda. Maksudnya ialah godaan setan dengan

membangkitkan nafsu yang mengajak untuk berbuat jahat dan merusak

diri sendiri, baik berupa amarah atau syahwat, yang membuat orang

terdorong untuk melampiaskannya, sebagaimana binatang supaya

larinya makin kencang.

Menurut tafsir Depag (2009: 556), dalam ayat ini Allah

menjelaskan tentang kemungkinan Nabi Muhammad digoda setan. Jika

setan menggoda kamu untuk melakukan kejahatan karena amarah dan

hawa nafsu, maka berlindunglah kamu kepada Allah dan

menghadaplah kepada-Nya dengan jiwamu, supaya Dia melindungimu

dari kejahatan godaan setan (Ash-Shiddieqy, 2000: 1537). Oleh karena

itu Allah memerintahkan kepada Rasulullah, supaya memohon

perlindungan kepada Allah jika godaan setan datang, dengan membaca

“Ta‟awwuz”, yaitu:

Page 109: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

97

―Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.‖

Sebab Allah Maha Mendengar segala permohonan yang

diucapkan dan Maha Mengetahui apa yang terlintas dalam jiwa

seseorang, yang dapat mendorong dia berbuat kejahatan atau

kesalahan. Jika doa itu dibaca orang yang tergoda itu dengan hati yang

ikhlas dan penghambaan diri yang tulus kepada Allah, maka Allah

akan mengusir setan dari dirinya, serta akan melindunginya dari

godaan setan itu. Sebagaimana firman Allah surat An-Nahl ayat 98-99:

―Apabila kamu membaca Alqur‘an hendaklah kamu meminta

perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. Sesungguhnya

syaitan itu tidak ada kekuasaanNya atas orang-orang yang beriman dan

bertawakkal kepada Tuhannya‖. (an-Nahl: 98-99)

Dalam ayat ini penulis menyimpulkan ketika ditimpa musiba

atau digoda oleh setan maka memohon perlidungan kepada Allah dan

berdoa dengan membaca ta‘awwuz agar terbebaskan diri dari pengaruh

setan. Sebab manusia bisa marah ketika ada godaan-godaan yang

menimpanya. Maka kewajibannya ketika itu adalah berlindung kepada

Allah, mengembalikan segala perkara kepada-Nya, dan mengingat

keagungan serta kekuasaan-Nya, agar hatinya menjadi tenang dan

cahaya kebenaran terbit meneranginya. Dalam ayat ini yang menjadi

Page 110: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

98

dasar pendidikan akhlak yaitu menahan amarah karena menahan

amarah merupakan perbuatan yang mahmudah (baik). Apabila

kemarahan bisa terkendali, maka suatu permasalahan, kebinasaan, dan

kehancuran tidak akan terjadi.

3. Takwa Kepada Allah

―Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa

was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, Maka ketika itu juga

mereka melihat kesalahan-kesalahannya.‖

Dapat dikatakan bahwa ayat ini merupakan alasan mengapa ayat

yang lalu berpesan agar memohon perlindungan Allah. Seakan-akan

kedua ayat ini menyatakan, perintah itu demikian, karena itulah cara

yang tepat menghadapi rayuan setan, dan itulah yang dilakukan oleh

hamba-hamba Allah yang bertakwa. Sesungguhnya orang-orang yang

bertakwa bila mereka ditimpa thaaif godaan yang menimbulkan was-

was dari setan, mereka mengingat Allah, mengingat permusuhan setan

terhadap manusia dan kelicikannya, mengingat dampak buruk yang

diakibatkannya, maka ketika itu juga dengan cepat bagaikan tiba-tiba

sebagaimana dipahami dari kata ( ) faidzaa ―maka ketika itu juga‖,

mereka melihat dan menyadari kesalahan-kesalahannya (Quraish

Shihab, 2002: 345).

Page 111: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

99

Kata ( ) thaaif terambil dari kata ( ) thaafa yang berarti

berkeliling. Biasanya seseorang atau sesuatu berkeliling mengitari satu

tempat sebelum mendapat izin atau kesempatan untuk turun atau

masuk (Quraish Shihab, 2002: 345). Sedangkan dalam tafsir Al-

Maraghiy (1987: 285), Ath-Thaufu atau Ath-Thawafu bi „sy-Syai‟:

mengelilingi sesuatu, yakni sekitarnya. Sedang Thaifu ‗l-Khayal:

gambaran seseorang atau sesuatu yang dilihat dalam mimpi.

Banyak ulama tafsir memahami kata tersebut dalam arti

―amarah‖. Ayat ini menggambarkan bahwa yang bersangkutan baru

digoda oleh setan untuk marah, kemarahan yang tidak dibenarkan

agama. Kata ini juga memberi kesan bahwa setan selalu mengitari

manusia bertakwa sekalipun. Ia menunggu kesempatan, dan jika

berhasil lahirlah tindakan negatif sebesar keberhasilan setan menggoda

manusia.

Sayyid Quthub dalam tafsir al-Misbah mengemukakan

pendapatnya yaitu bahwa ( ) fa idzaa hum

mubshiruun/maka ketika itu juga mereka melihat telah menambah

makna-makna yang tidak tertuang pada redaksi awal ayat ini. Redaksi

tersebut menginformasikan bahwa rayuan setan membutakan dan

menutup serta mengunci mata hati, sebaliknya ketakwaan kepada

Allah, pengawasan serta rasa takut pada murka dan siksa-Nya,

demikian juga hal-hal yang menghubungkan hati manusia dengan

Allah dan menyadarkan dari kelalaian terhadap petunjuk-Nya,

semuanya mengingatkan orang-orang bertakwa, dan apabila mereka

Page 112: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

100

mengingat, maka terbuka mata hati mereka, serta tersingkap apa yang

menutup mata mereka. Sesungguhnya rayuan setan adalah kebutaan,

dan mengingat Allah adalah penglihatan. Godaan setan adalah

kegelapan, dan mengarah kepada Allah adalah cahaya. Bisikan setan,

disingkirkan oleh takwa, karena setan tidak punya kuasa terhadap

orang-orang bertakwa (Quraish Shihab, 2002: 346).

Sedangkan dalam ayat ini As-Shiddieqy (2000: 1537),

mengungkapkan semua orang yang bertakwa dan takut kepada Allah,

yaitu mereka yang beriman kepada hal yang gaib , mendirikan sholat

dan menafkahkan sebagian hartanya yang diterima dari Allah, apabila

dipengaruhi setan untuk berbuat maksiat, mereka segera insaf dan

berusaha menjauhkan diri dari gangguan setan. Maka ketika itu tampak

jalan mana yang seharusnya mereka tempuh. Setiap manusia memang

merasakan adanya dorongan untuk berbuat kejahatan (kemaksiatan).

Pendorong kebajikan adalah anjuran malaikat, sedangkan pendorong

kemaksiatan adalah pengaruh setan. Sebagaimana sabda Rasulullah

yang artinya:

―Sesungguhnya setan mempunyai suatu tekanan, sebagaimana

malaikat mempunyai tekanan pula. Tekanan setan adalah mendorong

manusia menuju kejahatan (kemaksiatan) dan mendustakan kebenaran.

Adapun tekanan malaikat adalah mendorong manusia pada kebajikan

dan membenarkan sesuatu yang hak. Maka barangsiapa mendapat

yang demikian ini, hendaklah dia yakin, bahwa yang demi kian itu dari

Allah dan hendaklah dia memuji-Nya. Barang siapa yang mendapat hal

yang serupa, maka hendaklah dia berlindung diri kepada Allah dari

pada setan. Sesudah itu Nabi pun membawa firman Allah, ‗Setan itu

menakuti kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat

kejahatan. Dan Allah menjanjikan kepadamu ampunan dan

keutamaan.‖

Page 113: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

101

Dalam tafsir Muyassar (Qarni, 2007: 53), mengungkapkan

apabila orang-orang bertakwa, yang takut kepada Allah dan siksa-Nya

serta mengamalkan segala perintah-Nya dan menjahui segala larangan-

Nya mendengar hasutan atau godaan setan maka mereka langsung

mengingat Allah dan mengingat balasan yang disediakan untuk

musuh-musuh-Nya. Serta-merta mereka takut kepada Allah dan

tersadar dari kelalaian serta segera bangkit dari ketergelinciran mereka.

Mereka pun segera minta ampun atas kesalahan mereka. Sedangkan

dalam tafsir Depag (2009: 557), dalam ayat ini Allah menjelaskan

reaksi orang-orang yang bertakwa bila digoda setan. Ayat ini

memperkuat pula ayat sebelumnya tentang keharusan kita berlindung

kepada Allah dari godaan setan. Sesungguhnya orang yang bertakwa

ialah orang yang beriman kepada yang goib, mendirikan shalat,

menginfakkan sebagian dari rezekinya. Bila mereka merasa ada

dorongan dalam dirinya untuk berbuat kemungkaran, mereka segera

sadar mengingat Allah. Dan sesungguhnya Allah bersama orang-orang

yang bertakwa, sebagaimana firman-Nya dalam surat An-Nahl ayat

128:

―Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan

orang-orang yang berbuat kebaikan.‖

Dalam berbagai tafsiran diatas penulis menyimpulkan bahwa

orang-orang mu‘min (takwa), apabila ditimpa godaan setan yang akan

Page 114: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

102

membawanya kepada kemaksiatan, maka mereka segera ingat, lalu

sadar dan waspada sehingga mereka bisa selamat. Dan apabila mereka

terjerumus ke dalam kesesatan, maka segera bertaubat dan kembali

kepada Allah. Selanjutnya dalam ayat ini yang menjadi dasar

pendidikan akhlak yaitu takwa kepada Allah. Sebagaimana telah

dijelakan takwa adalah beriman kepada hal yang gaib , mendirikan

sholat dan menafkahkan sebagian hartanya yang diterima dari Allah,

apabila dipengaruhi setan untuk berbuat maksiat, mereka segera insaf

dan berusaha menjauhkan diri dari gangguan setan. Takwa kepada

Allah merupakan akhlak mahmudah.

4. Pendurhaka itu Dalam Kesesatan

―Dan teman-teman mereka (orang-orang kafir dan fasik)

membantu syaitan-syaitan dalam menyesatkan dan mereka tidak henti-

hentinya (menyesatkan).‖

Dalam tafsir Al-Mishbah Al-Biqā‘i berpendapat, bahwa setelah

ayat yang lalu menguraikan tentang keadaan orang bertakwa,

perlindungan yang mereka peroleh dan setelah memperkenalkan

orang-orang bertakwa itu sebagai musuh-musuh setan, maka ayat ini

menguraikan lawan orang-orang bertakwa itu adalah pendurhaka serta

teman-teman mereka. Untuk itu ayat ini menyatakan bahwa dan

adapun teman-teman mereka para pendurhaka itu membantu mereka

dalam kesesatan. Kemudian, sikap mereka lebih buruk lagi karena

mereka tidak hanya membantu sekali atau dua kali tetapi mereka giat

Page 115: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

103

melakukan bantuan tersebut secara terus menerus dan tidak henti-

hentinya menyasatkan (Quraish Shihab, 2002 : 347).

Kata ( ) wa ikhwaanuhum/teman-teman mereka, dipahami

dalam arti teman-teman kaum musyrik dan pendurhaka yakni setan-

setan. Ada juga yang membalik dan berpendapat bahwa yang

dimaksud adalah teman-teman setan yakni kaum musyrik/para

pendurhaka. Kedua makna ini dapat ditampung oleh redaksi ayat,

walaupun pendapat pertama sejalan dengan hubungan yang

dikemukakan oleh al-Biqā‘i. Dari sisi lain, memang seperti penegasan

Alqur‘an setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin,

sebahagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-

perkataan yang indah-indah untuk menipu (QS.al-An‘aam 6 :112).

Kata ( ) yamudduunahum terambil dari kata ( ) imdaad

yang berarti mendukung dan membantu,atau mengulur tali. Kata ini

biasanya digunakan untuk hal-hal positif. Dengan demikian

penggunaannya di sini serupa dengan penggunaan kata

basyyirhum/gembirakan yang digunakan untuk menyampaikan siksa.

Penggunaan kata yang digunakan untuk hal-hal positif terhadap rayuan

setan yang dampaknya negatif untuk mengisyaratkan bahwa setan

seringkali menampilkan diri sebagai seorang penasehat yang

bermaksud baik. Sedangkan dalam tafsir Maraghiy (1987: 285), Al-

Maddu dan Al-Imdadu: menambah sesuatu yang sejenis. Sedang dalam

Alqur‘an, kata-kata ini kadang dipakai untuk arti menciptakan dan

membentuk. Dalam firman Allah:

Page 116: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

104

...

―Dan Dia-lah yang telah menciptakan bumi...‖ (Qs. Ar-Ra‘d: 3)

Dan Allah berfirman dalam surat Al-Furqan :

...

―Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu,

bagaimana Dia memanjangkan (dan memendekkan) bayang-bayang ―

Sepertihalnya manusia yang memperpanjangkan umur dalam

melakukan hal-hal yang tercela dan membahayakan termasuk orang

yang tersesat. Firman Allah:

―Katakanlah: "Barang siapa yang berada di dalam kesesatan,

Maka Biarlah Tuhan yang Maha Pemurah memperpanjang umur

baginya...‖(Maryam, 17: 75)

al-Iqshar: sama artinya dengan At-Taqshir (memendekkan).

Maksudnya meninggalkan, seperti kata orang ―Aqshara ‗ala ‗l-Amri‖,

artinya: dia meninggalkan perkara itu dan mencegah diri dari padanya,

sekalipun dia mampu melakukannya.

Dalam tafsir Muyassar (Qarni, 2008: 53), bahwasanya orang-

orang kafir dan musyrik adalah teman setan. Mereka selalu menolong

setan dalam menyesatkan orang lain. Sebaliknya, setanpun membantu

orang-orang kafir untuk berbuat kemusyrikan dan kerusakan di muka

Page 117: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

105

bumi. Mereka tidak berpangku tangan dalam membuat kerusakan.

Mereka gencar mendakwahkan kebatilan dan menenggelamkan orang

lain dalam kesesatan, tanpa pernah lalai melakukannya. Dalam

perbuatanya yang jahat dan buruk, mereka selalu melanggar larangan

Allah. Sedangkan menurut Ash-Shiddieqy dalam tafsir An-Nuur

(2000: 1538), bahwa saudara-saudara setan itu adalah orang-orang

yang tidak bertakwa kepada Allah, terus-menerus ditipu oleh setan dan

dibenamkan dalam kesesatan. Karena setan tidak akan lengah dalam

usahanyaa untuk menggoda dan terus-menerus memperdayakan

manusia.

Dari berbagai tafsiran diatas penulis menyimpulkan

sesungguhnya, saudara-saudara setan yaitu orang-orang bodoh yang

tidak bertakwa kepada Allah dan memberi kesempatan kepada setan

untuk menyesatkan mereka. Sehingga setan-setan itu membuat mereka

semakin bertambah sesat dan makin membuat kerusakan. Hal itu boleh

jadi karena mereka tidak beriman, bahwa setiap manusia itu diberi

setan sendiri-sendiri dari bangsa jin yang memberi was-was kepadanya

dan menjerumuskannya ke dalam kejahatan. Kemudian setan itu tidak

berhenti dan tidak bosan-bosannya menyesatkan mereka dan

mendorong mereka melakukan kerusakan. Oleh sebab itu, mereka pun

terus menerus melakukan kejahatan dan kerusakan, karena sudah tidak

ada lagi penasehat dalam hati. Jadi lawan dari takwa itu pendurhaka,

pendurhaka merupakan akhlak yang buruk (madhmumah), maka dari

itu kita harus menghindari perbuatan-perbuatan sedemikian rupa,

Page 118: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

106

supaya kita terhindar dari tipu daya setan yang terus-menerus berusaha

merusak jiwa kita. Dengan semua itu kita harus berlindung kepada

Allah dari tipu daya setan.

Page 119: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

107

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada pembahasan bab sebelumnya dapat disimpulkan hal-hal

sebagai berikut:

1. Kandungan Surat al-A‘rāf

a. Kewajiban mengikuti wahyu dan akibat menentangnya

b. Penghargaan Allah kepada Nabi Adam dan keturunannya

c. Peringatan Allah terhadap godaan setan

d. Adab berpakaian, makan, dan minum serta pengutusan para Rasul,

akibat penerimaan dan penolakan kerasulan

e. Tuhan semesta Alam dan bukti kekuasaan Allah membangkitkan

manusia sesudah mati

f. Kisah beberapa Rasul; kisah Nabi Nuh, Nabi Hud, Nabi Shaleh,

Nabi Luth, Nabi Syu‘aib, Nabi Musa

g. Ketauhidan sesuai dengan fitroh manusia, perumpamaan orang-

orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan sifat-sifat penghuni

neraka

h. Pengingatan manusia kepada asal usul kejadiannya dan berhala

tidak patut disembah

i. Dasar-dasar akhlakul karimah, adab mendengar pembacaan

Alqur‘an dan berzikir

Page 120: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

108

2. Dasar-dasar pendidikan akhlak dalam surat al-A‘rāf ayat 199-202.

Yang menjadi dasar, pondasi, landasan, atau pijakan dalam surat al-

A‘rāf ayat 199-202:

a. Memaafkan, mengerjakan yang ma‘ruf, menjahui orang-orang jahil

1. Memaafkan maksudnya untuk memudahkan dan tidak untuk

mempersulit di antara perbuatan-perbuatan yang dilakukan

orang.

2. Mengerjakan yang ma‘ruf. Ma‘ruf adalah perbuatan-perbuatan

yang bersifat ketaatan, mendekatkan diri kepada Allah dan

berbuat kebajikan kepada manusia (bersifat kemanusiaan).

Ma‘ruf merupakan akhlak mahmudah.

3. Menjahui orang-orang jahil/ menjahui kemungkaran. Yang

dimaksud orang-orang jahil ialah orang yang kehilangan

kontrol dirinya, sehingga melakukan hal-hal yang tidak wajar,

baik atas dorongan nafsu, kepentingan sementara atau

kepicikan pandangan dan mengabaikan nilai-nilai ajaran Ilahi.

b. Menahan amarah.

Menahan amarah sebagai dasar pendidikan akhlak karena

menahan amarah merupakan perbuatan yang mahmudah. Apabila

kemarahan bisa terkendali, maka suatu permasalahan, kebinasaan,

dan kehancuran tidak akan terjadi. Untuk menahan suatu

godaan/amarah maka mohon perlindungan kepada Allah dan

berdoa dengan membaca ta‘awwuz agar terbebaskan diri dari

pengaruh setan.

Page 121: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

109

c. Takwa kepada Allah.

Takwa kepada Allah yang menjadi dasar pendidikan

akhlak. Sebagaimana telah dijelakan takwa adalah beriman kepada

hal yang gaib , mendirikan sholat dan menafkahkan sebagian

hartanya yang diterima dari Allah, apabila dipengaruhi setan untuk

berbuat maksiat, mereka segera insaf dan berusaha menjauhkan

diri dari gangguan setan. Takwa kepada Allah merupakan akhlak

mahmudah.

d. Pendurhaka itu dalam kesesatan (akhlak madhmumah).

Maka dari itu kita harus menhindari perbuatan tersebut

dengan cara bertakwa kepada Allah. Karena dalam surat al-A‘rāf

ayat 199-202 ini yang menjadi dasar pendidikan akhlak adalah

melakukan yang ma‘ruf dan menjahui kemungkaran.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran-saran

sebagai berikut:

1. Untuk dunia pendidikan Islam

Pengajaran dan penanaman akhlak yang bersumber dari

Alqu‘an dan As-sunnah harus terus dilakukan, dimana krisis moral

sedang melanda negeri ini. Oleh karena itu seorang pendidik sebagai

sosok yang diharapkan masyarakat dapat mengentaskan krisis moral,

hendaknya selalu memberikan hal yang terbaik.

2. Untuk pendidik

Page 122: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

110

Pada dasarnya pendidikan akhlak mengenai perintah

berperilaku mulia dan larangan berperilaku tercela telah nyata

dijelaskan oleh Alqur‘an dan As-sunnah, diantaranya adalah yang

terkandung dalam surat al-A‘rāf ayat 199-202. Oleh karena itu,

penulis menyarankan agar penggalian ajaran tersebut terus

disosialisasikan sebagai salah satu langkah perbaikan akhlak manusia

dalam menjalani hidup di dunia, agar memperoleh kebahagiaan dunia

dan akhirat.

C. Penutup

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah,

Tuhan semesta Alam. Maha Pengasih dan Maha Penyayang dan hanya

Allah yang berhak di sembah.

Shalawat beriringan salam kepada Rasulullah Muhammad Saw

yang menjadi tauladan sekaligus mampu mengubah dan membentuk umat

menuju akhlak mulia.

Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada semua pihak

yang telah membimbing, mengarahkan dan membantu terselesainya

penulisan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini, mengingat kemampuan yang ada, tentulah

skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Kebenaran Mutlak adalah milik Allah

yang Esa, maka penulis menyadari bila skripsi ini masih perlu dilengkapi

dan diberikan saran yang membangun. Maka penulis mengharapkan

kepada para pembaca yang budiman untuk memberi kritik dan saran

sebagai kajian lebih lanjut. Sehingga skripsi ini mendekati kebenaran dan

Page 123: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

111

kesempurnaan sebuah karya ilmiah. Akhirnya ridha Allah SWT semata,

yang senantiasa penulis harapkan sehingga skripsi ini akan menjadi salah

satu sumbangan khasanah keilmuan Islam, dan semoga skripsi ini

bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya di

dunia dan akhirat.

Page 124: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

112

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim, M. Nipan. 2000. Menghias Diri Dengan Akhlak Terpuji.

Yogyakarta: Mitra Pustaka.

Ahid, Nur. 2010. Pendidikan Keluarga dalam Perspektif Islam. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Al-Abrasyi, Mohd. Athiyah. 1993. Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam. Jakarta:

Bulan Bintang.

Al-Ghazali. 1994. Terjemah Ihya‟ Ulumiddin Jilid V. Semarang: CV Asy Syifa‘.

Al-Maraghiy, Ahmad Mushthafa. 1987. Tafsir Al-Maraghiy. Semarang:

Tohaputra Semarang.

Al Qorni, ‗Aidh (Ed.). 2008. Tafsir Muyassar. Jakarta: Qisthi Press.

Al-Sibai, Muhammad. 1985. As-sunah wa Makāna Tuha fi al-Tasyi‟. Mesir: Dar

al-Ma‘rifah

Al-Taomy, Oemar. Syaibany. 1992. Falsafah Pendidikan Islam. (Terj) Hasan

Langgulung. Jakarta: Bulan Bintang

An-Nahlawi, Abdurrahman. 1995. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan

Masyarakat. Jakarta: Gema Insani Press.

Ar-Rifa‘I, Muhammad Nasib. 1999. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: Gema

Insani Press.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Page 125: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

113

Ash-Shiddieqi, Hasbi. 2000. Tafsir Al-Qur‟anul Majid An-nuur. Semarang:

Pustaka Rizki Putra.

__________________. Tt. Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-qur‟an/Tafsir, Jakarta:

Bulan Bintang.

Azra, Azyumardi. 2012. Pendidikan Islam Tradisi dan Mordenisasi di Tengah

Tantangan Melinium III. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Daradjat, zakiah. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Agama RI. 2011. Alhidayah Al-Qur‟an Tafsir Perkata Tajwid Kode

Angka. Tangerang Selatan: Kalim.

Departemen Agama RI. 2009. Alqur‟an dan Tafsirnya. Jakarta: Departemen

Agama RI.

Hadi, Sutrisno. 1981. Metodologi Research. Jilid I. Yogyakarta: Yayasan Penerbit

Fakultas Psikologi UGM.

Hafidz, Muhammad & Kastolani. 2009. Pendidikan Islam. Salatiga: STAIN

Salatiga Press.

Hamid, Hamdani & Beni Ahmad Saebani. 2013. Pendidikan Karakter Perspektif

Islam. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Hasan Al-‗Aridl, Ali. 1992. Sejarah dan Metodologi Tafsir. Jakarta: RAJAMALI

PRES.

Hasbullaah. 2009. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.

Ilyas, H. Yunahar. 1999. Kuliah Akhlaq. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jumali. Dkk. 2004. Landasan Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah University

Press.

Page 126: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

114

Mahali, A. Muddjab. 1989. Asbabun Nuzul. Jakarta: CV. Rajawali.

Majid, Abdul & Dian Andayani. 2013. Pendidikan Karakter Perspektif Islam.

Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Moloeng, Lexi. M.A. 1998. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Roesdakarya.

Munawwir, Ahmad Warson. 1984. Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia

Terlengkap. Surabaya: Pustaka Progressif.

Nasharuddin. 2015. Akhlak (Ciri Manusia Paripurna). Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Nata, Abuddin. 2000. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Ramayulis. 2015. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Shihab, M. Quraish. 2012. Al-lubāb Makna, Tujuan, dan Pelajaran dari Surah-

surah Alqur‟an. Tangerang: Lentera Hati.

________________. 2002. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati.

Suhartono, Suparlan. 2006. Filsafat Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Syaltut, Mahmud. 1990. Tafsir Alqur‟anul Karim. Bandung: CV Diponegoro.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2007. Kamus

Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Tono, sidik dkk. 1998. Ibadah dan Akhlak dalam Islam. Yogyakarta: UII Press

Indonesia.

Page 127: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

115

Zahruddin & Hasanuddin Sinaga. 2004. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Zuhdi, Masjfuk. 1978. Pengantar Ilmu Hadits. Surabaya: Pustaka Progresif.

http://pemudapersis32.blogspot.co.id/2015/05/aj-araf-199-202.html?m=1

Page 128: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

116

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 129: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

117

Page 130: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

118

DAFTAR NILAI SKK

Nama : Fifi Nor Kamalia

P.A : Dr. Winarno, S.Si.,M.Pd.

NIM : 11112152

Program Studi : PAI

No Nama Kegiatan Tema Tanggal Jabatan Nilai

1. Orientasi

Pengenalan

Akademik dan

Kemahasiswaa

n (OPAK)

Progesifitas

Kaum Muda,

Kunc iPerubahan

Indonesia

05-07

September

2012

Peserta 3

2. Orientasi

Pengenalan

Akademik dan

Kemahasiswaa

n (OPAK)

Mewujudkan

Gerakan

Mahasiswa

Tarbiyah Sebagai

Tonggak

Kebangkitan

Pendidikan Islam

08-09

September

2012

Peserta 3

3. Orientasi

Dasar

Keislaman

(ODK)

Membangun

Karakter

Keislaman

Bertaraf

Internasional Di

Era Globalisasi

Bahasa

10 September

2012

Peserta 2

4. Entrepreneursh

ip dan

Perkoperasian

Explore Your

Entrepreneurship

Talent

11 September

2012

Peserta 2

Page 131: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

119

2012

5. Achicvment

Motivation

Training

Bangun Karakter

Raih Prestasi

12 September

2012

Peserta

2

6. Library User

Education

(PendidikanPe

makaiPerpusta

kaan)

13 September

2012

Peserta

2

7. Seminar

Nasional

Mahasiswa

Urgensi Media

Dalam Pergulatan

Politik

29 September

2012

Peserta 8

8. Tabligh Akbar Tafsir Tematik

dalam Upaya

Menjawab

Persoalan Israel

dan Palestina

Landasan Qs. Al-

Fath:26-27.

01

Desember201

2

Peserta 2

9. Bedah Buku ―24 Cara

Mendorong IPK‖

05 Desember

2012

Peserta 2

10. Enterpreneursh

ip Training

23 Maret

2013

Peserta 2

11. Seminar

Nasional

Ahlussunah

Waljamaah dalam

26 maret

2013

Peserta 8

Page 132: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

120

Perspektif Islam

Indonesia

12. Seminar

Pendidikan

HMJ Tarbiyah

STAIN

Salatiga

Menimbang Mutu

dan Kualitas

Pendidikan di

Indonesia

02 Mei 2013 Peserta 2

13. Tafsir Tematik Sihir dalam

Perspektif Al-

Qur‘an dan

Hukum Negara

04 Mei 2013 Peserta 2

14. Seminar

Nasional

Sharia

Economics

Festifal

Indonesia Will

Grow and Shine

With Sharia

Economics

04 Juni 2013 Peserta 8

15. Pendidikan

dan Pelatihan (

DIKLAT )

PROFESIAN

Mencerahkan

Dunia Pendidikan

Melalui

Kreatifitas Guru

13-14 Mei

2014

Peserta 2

16. Festival

Dakwah Milad

XII Lembaga

Dakwah

Kampus (

LDK ) Darul

Amal STAIN

Salatiga

IPSI ( Islamic

Publik Speaking

Training )

09 Juni 2014 Peserta 2

Page 133: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

121

17. Diklat

Microteaching

08 November

2014

Peserta 2

18. Seminar

Pendidikan

Himpunan

Mahasiswa

Islam Cabang

Salatiga

Komisariat

Walisongo

Mempertegas

Peran Pendidikan

dalam

Mencerahkan

Masa Depan

Anak Bangsa

19 November

2014

Peserta 2

19. Diskusi

Terbuka

―Soekarno, Apa

yang Kalian

Pikirkan?‖

09 Desember

2014

Peserta

2

20. WORKSHOP

NASIONAL

―Sukses

Akademik,

Sukses Bakat, dan

Hidup

Bermartabat

dengan Karya‖

16 Desember

2014

Peserta 8

21. Seminar

Sesorah

Bahasa Jawa

Dalam

rangkaian

kegiatan

Milad-XIII

LDK Fathir

ArRasyid

IAIN Salatiga

Aktualisasi

Dakwah dalam

Membentuk

Generasi yang

Bertaqwa,

Berilmu, dan

Berakhlak Mulia

07 Mei 2015 Peserta 2

Page 134: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

122

22. Nasional

Seminar

Understanding the

World by

Underatanding

the Language and

the Culture

04 Juni 2015 Peserta 8

23. ―Bedah Buku‖ Muda 7 Warna 23 September

2015

Peserta 2

24. Seminar

Nasional

Kewirausahaan

bersama Dinas

Perindustrian,

Perdagangan

dan Koperasi

(Disperindako

p)Salatiga

―Jiwa Muda

Berani

Berwirausaha‖

30 Oktober

2015

Peserta 8

25. IAIN Salatiga

Bersholawat

dan Orasi

Kebangsaan

―MenyemaiNIlai-

nilai Islam

Indonesia Untuk

Memperkokoh

NKRI dalam

Mewujudkan

Baldatun

Toyyibatun

Warobbun

Ghofur‖

06 November

2015

Peserta 2

26. Seminar

Nasional

―Hak Gender

Kaum Difabel

dalam Pespektif

Sosiologi dan

Hukum Islam

Himpunan

Mahasiswa

Jurusan Ahwal al-

Syakhshiyyah‖

24 Desember

2015

Peserta 8

Page 135: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

123

Page 136: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

124

Page 137: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

125

Page 138: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

126

Page 139: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1546/1/Dasar-dasar Pendidikan Akhlak (Telaah...kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat

127