skripsi diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh...

130
1 EFEKTIFITAS PENCEGAHAN PRAKTIK MORAL HAZARD NASABAH DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (Studi pada Bank Bukopin Syariah) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) Oleh : Muhammad Ridwan Setiawan NIM : 203046101724 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/ 2008

Upload: dangmien

Post on 28-May-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

1

EFEKTIFITAS PENCEGAHAN PRAKTIK MORAL HAZARD NASABAH DALAM PEMBIAYAAN

MURABAHAH (Studi pada Bank Bukopin Syariah)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh :

Muhammad Ridwan Setiawan NIM : 203046101724

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1429 H/ 2008

Page 2: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

2

“EFEKTIFITAS PENCEGAHAN PRAKTIK MORAL HAZARD NASABAH DALAM PEMBIAYAAN

MURABAHAH” (Studi Pada Bank Bukopin Syariah)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) Oleh:

Muhammad Ridwan Setiawan NIM : 203046101724

Dibawah Bimbingan

Pembimbing

Prof. Dr.H. Fathurrahman Djamil,MA NIP 150 222 824

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PRORAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1429 H / 2008 M

Page 3: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

3

EFEKTIFITAS PENCEGAHAN PRAKTIK MORAL HAZARD NASABAH DALAM PEMBIAYAAN

MURABAHAH (Studi pada Bank Bukopin Syariah)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh :

Muhammad Ridwan Setiawan

NIM : 203046101724

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1429 H/ 2008

Page 4: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

4

LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 31 Maret 2008

M.Ridwan Setiawan

Page 5: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

5

“EFEKTIFITAS PENCEGAHAN PRAKTIK MORAL HAZARD NASABAH DALAM PEMBIAYAAN

MURABAHAH” (Studi Pada Bank Bukopin Syariah)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) Oleh:

Muhammad Ridwan Setiawan NIM : 203046101724

Dibawah Bimbingan

Pembimbing

Prof. Dr. H. Fathurrahman Djamil, MA NIP 150 222 824

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1429 H / 2008 M

Page 6: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

6

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul Efektifitas Pencegahan Praktik Moral Hazard Nasabah

Dalam Pembiayaan Murabahah pada Bank Bukopin Syariah, telah diujikan

dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta pada tanggal 27 Maret 2008, Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi

Muamalat

Jakarta, 23 April 2008

Disahkan oleh

Dekan,

Prof. Dr. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua : Prof. Dr. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM (…………………) NIP. 150 210 422 Sekretaris : Drs. H. Ahmad Yani, MA (……………. ......) NIP. 150 269 678 Pembimbing : Prof. Dr. H. Fathurrahman Djamil, MA (…..…......…....…) NIP. 150 222 824 Penguji I : Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA (…………………) NIP. 150 789 745 Penguji II : Kamarusdiana, S.Ag, MH (…………………) NIP. 150 285 972

Page 7: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

7

Abstraksi

Sistem operasional perbankan syariah dewasa ini, meskipun dijalankan dengan

prinsip-prinsip islami, tetapi belum tentu terbebas dari unsur-unsur kelalaian yang

sengaja dilakukan oleh nasabah. Apabila tidak segera dilakukan penanganan dan

upaya pencegahan teradap prilaku moral hazard nasabah, maka akan berakibat

negatif terhadap kesehatan bank.

Analisis pembiayaan merupakan metode yang digunakan perbankan dalam

menganalisis keadaan calon nasabah (debitor), salah satunya analisis yang berkaitan

dengan character risk. Analisis inilah berhubungan dengan kejujuran, moral dan

kesediaan nasabah bekerja sama dengan bank serta memiliki komitmen yang tinggi

untuk memenuhi kewajibannnya sesuai perjanjian.

Bertitik tolak dari hal diatas, maka penulis merasa tertarik untuk membahas

permasalahan tersebut dengan judul “Upaya pencegahan terjadinya praktik moral

hazard nasabah dalam pembiayaan murabahah pada Bank Bukopin Syariah”.

Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan deskriptif analisis

yaitu penulis menggambarkan permasalahan dengan didasari pada data-data yang ada

lalu dianalisis lebih lanjut untuk kemudian diambil kesimpulan. Sedangkan

pendekatan dituju pada Bank Bukopin Syariah cabang Melawai. Sumber data yang

digunakan adalah dengan melakukan wawancara kepada kepala divisi syariah dan

Page 8: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

8

beberapa pihak yang terkait dalam program Bank Bukopin Syariah serta data-data

yang dikeluarkan oleh Bank Bukopin Syariah.

Tehnik analisa data yang penulis gunakan dalam menganalisa data kualitatif yaitu

dimulai dengan analisa teoritis tentang moral hazard atas murabahah. Selanjutnya

data-data yang didapat dari hasil pengamatan dan wawancara dengan pihak Bank

Bukopin Syariah dianalisis berdasarkan pengelompokan data yang sesuai dengan

tema/masalah yang sedang dibahas. Tenik analisa teoritis tentang moral hazard

nasabah atas pembiayaan murabahah digunakan untuk mengetahui sejauh mana Bank

Bukopin Syariah dalam mencegah dan menangani kasus moral hazard nasabah.

Selain itu bertujuan untuk mengetahui upaya Bank Bukopin Syariah dalam melinduni

produk pembiayaannya teradap para pelaku kecurangan nasabah atau moral hazard

nasabah yang semata-mata berdampak negatif terhadap kesehatan bank.

Page 9: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

9

حيم الر الرحمن اهللا بسم

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas ridha dan

rahmat-Nya-lah penulis dapat menyelesaikan skripsi dalam rangka memenuhi

persyaratan mencapai gelar Sarjana Ekonomi Islam pada Fakultas Syari`ah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Shalawat serta salam penulis haturkan kepada penutup segala nabi dan rasul

Muhammad SAW, beserta segenap keluarga, sahabat dan bahkan umatnya. Insya

Allah dan mudah-mudahan kita ada di dalamnya.

Selama proses skripsi ini, penulis sangat menyadari bahwa dalam proses tersebut

tidaklah terlepas dari segala bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak,

oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH. MA. MM, selaku Dekan Fakultas

Syari`ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Euis Amalia, M.Ag., selaku ketua Jurusan Muamalat Ekonomi Islam Negeri

Fakultas Syari`ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Djawahir Hejazziey, SH,MA dan Ahmad Yani, M.Ag, selaku ketua dan

sekretaris koordinator program Non-Reguler Fakultas Syariah dan Hukum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 10: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

10

4. Prof. Dr. H. Fathurrahman Djamil, MA selaku dosen pembimbing, yang

telah banyak memberikan bimbingan dan masukan atas penyelesaian skripsi

ini.

5. Manajemen perusahaan Bank Bukopin dan seluruh staf Divisi Syariah

terutama Pak Noor Kholis dan Bu Dina yang telah membantu dalam

penyelesaian skripsi ini.

6. Kedua orang tua penulis yang amat terhormat, masing-masing adalah Ibu

Imas Setiawati dan Bapak Maman Hermawan yang telah mendidik, serta

kakak-kakak, khususnya kak Sugeng Hariyanto dan ponakan-ponakan yang

saya sayangi yang telah memberi dorongan dan dukungan kepada penulis

serta memberikan semangat.

7. Kepada seluruh staf bagian perpustakaan syari`ah dan utama yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman kampus seangkatan yang telah melakukan studi

bersama di kampus UIN, khususnya Goday, Fachri, Arizan, Suci, dan

lainnya.

9. Kepada sahabat Mustofa, Asih, Indah, Ewin, Blao, Ii dan semua teman-

teman motor club yang banyak memberikan dukungan dan semangat untuk

menyelesaikan skripsi ini.

Besar harapan penulis bahwa penulisan ini dapat memberikan konstribusi yang

positif bagi pihak-pihak yang memberikan, terutama bagi rekan-rekan mahasiswa

Page 11: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

11

Fakultas Syariah dan Hukum jurusan Perbankan Syariah, untuk menambah Khasanah

ilmu perbankan Islam,

Penulis sangat sadar bahwa masih banyak sekali diperlukan penyempurnaan,

karena menusia bukanlah makhluk yang sempurna. Demikian sedikit pengantar dan

ucapan terima kasih dari penulis. Atas semua perhatian yang diberikan penulis

mengucapkan terima kasih.

Jakarta, 12 Maret 2008

Penulis

Page 12: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

12

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

PENGESAHAN PEMBIMBING

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .............................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah .......................................................................... 1

B. Pembatasan dan perumusan masalah ...................................................... 8

C. Tujuan penelitian dan manfaat penelitian ............................................... 9

D. Kajian pustaka ....................................................................................... 9

E. Kerangka konsep .................................................................................... 11

F. Metode penelitian dan teknik penulisan ................................................. 12

G. Sistematika penulisan ............................................................................. 15

BAB II GAMBARAN UMUM BANK BUKOPIN SYARIAH

A. Sejarah singkat berdirinya Bank Bukopin Syariah ................................. 18

B. Struktur organisasi Bank Bukopin Syariah Cabang Jakarta .................. 21

C. Visi dan misi Bank Bukopin Syariah ..................................................... 22

D. Produk dan jasa Bank Bukopin Syariah .............................................. 22

Page 13: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

13

BAB III MURABAHAH DAN PERMASALAHAN MORAL HAZARD

A. Pengertian murabahah ............................................................................. 30

B. Landasan hukum murabahah .................................................................. 31

C. Rukun dan syarat murabahah ............................................................... 33

D. Jenis-jenis murabahah ............................................................................ 34

E. Pengertian moral ................................................................................... 35

F. Definisi moral hazard ............................................................................. 36

G. Pandangan Islam terhadap moral hazard menurut etika bisnis

syariah ..................................................................................................... 38

H. Moral hazard nasabah dipandang sebagai salah satu faktor negatif bagi

tingkat kesehatan bank ........................................................................... 43

BAB IV ANALISIS

A. Indikasi moral hazard nasabah ............................................................... 46

B. Bentuk moral hazard nasabah pada pembiayaan

murabahah di Bank Bukopin Syariah ..................................................... 51

C. Upaya pencegahan praktik moral hazard nasabah pada pembiayaan

murabahah di Bank Bukopin Syariah ..................................................... 53

D. Upaya penanganan pembiayaan murabahah bermasalah pada Bank

Bukopin Syariah ...................................................................................... 92

E. Analisa hasil pencegahan moral hazard nasabah pada pembiayaan

murabahah di Bank Bukopin Syariah ..................................................... 103

Page 14: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

14

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 108

B. Saran ........................................................................................................ 110

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

15

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Struktur Organisasi Bank Bukopin Syariah Cabang Jakarta …...... 34

Tabel 2.1 Penanganan pembiayaan murabahah bermasalah .…………....….. 97

Tabel 2.2 Penggolongan pembiayaan berdasarkan jenis kolektibiitas tahun

2005 pada Bank Bukopin Syariah ……………………..…….…. 103

Tabel 1.3 Penggolongan pembiayaan berdasarkan jenis kolektibiitas tahun

2006 pada Bank Bukopin Syariah ….……………………............ 105

Page 16: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sudah terlalu lama Islam ditinggalkan pemeluknya dalam percaturan ekonomi

dan bisnis, kecuali dalam porsi yang sangat kecil atau pemain pinggiran. Umat

seolah sudah terbelah antara dunia bisnis dan ekonomi yang “kotor dan berliku”

dengan syariah yang “bersih dan suci”. Islam harus “dipisahkan” dari bisnis dan

ekonomi agar tetap “mulia dan bersih”. Dampak dari dualisme ini kita saksikan

kegersangan yang cukup panjang disentra-sentra ekonomi kita dari nilai-nilai

luhur religi. Satu dari sekian faktor yang bertangung jawab dari keterasingan

Islam dari dunia ekonomi adalah pola pendidikan kita yang menceraikan ekonomi

dari syariah atau muamalah dari bisnis.1 Dihampir semua fakultas ekonomi dunia,

demikian Indonesia, kita hanya mengajarkan ekonomi mikro, ekonomi makro,

akutansi biaya, pasar modal, pasar uang, dan sebagainya dengan filosofi ekonomi

kapitalis. Dampak langsung dari dualisme ini adalah; keterasingan Islam dari

kebijakan-kebijakan makro ekonomi, kegersangan kurikulum ekonomi nasional

dari prinsip-prinsip syariah muamalah, para praktisi bisnis jauh dari nilai-nilai

Islam, keterpisahan hazanah keilmuan muamalah Islam

1 Muh. Syafi’i Antonio, Urgensi SDM Ekonomi Syariah, dalam Bambang Supriyanto, ed., Ekonomi Islam : Ekonomi Alternatif?, (Jakarta: Fak. Syariah/Muamalah STAI-PTDII,2003), h.9.

Page 17: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

17

dari aplikasi lapangan, kegagalan umat Islam dalam memberikan solusi Islam

untuk masalah-masalah ekonomi modern.

Islam adalah suatu keyakinan universal yang sederhana, mudah dan logis

untuk dipahami. Hal ini karena selain memiliki postulat iman, Islam juga

memiliki postulat ibadah yang berisi interaksi vertikal antara manusia dengan

penciptanya dan interaksi horizontal antara manusia dengan manusia lainnya.

Serta postulat akhlak yang menjadi built in control dalam diri seorang muslim 2

Dengan demikian, ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang terjadi setelah

prinsip-prinsip yang menjadi pedoman kerjanya dipengaruhi atau dibatasi oleh

ajaran-ajaran Islam.3

Setiap manusia adalah makhluk yang selalu melakukan kegiatan ekonomi

yaitu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya.4 Seiring dengan perkembangan

perbankan syariah di Indonesia, sejak keluarnya UU No 10 Tahun 1998 itu,

pertumbuhan perbankan syariah maju pesat. Jaringan kantor bank syariah

mengalami peningkatan signifikan, baik dalam jumlah bank maupun kantor

cabang syariah. Sebab dengan berdirinya lembaga keuangan (perbankan syariah)

dapat terwadahi keinginan masyarakat dalam berinvestasi dan berusaha, sesuai

dengan kemampuan dan keinginan mereka sehingga dapat terpenuhi

kebutuhannya.

2 Tim Pengembangan Perbankan Syariah: Institut Bankir Indonesia, Konsep, Produk dan

Implementasi Operasional Bank Syariah, (Jakarta: Djambatan, 2001), h. 13. 3 Aminuddin, “Prinsip-prinsip Ekonomi Islam”, Etikonomi II, no.3, (Desember 2003): h. 343. 4 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN,

2005), h.20.

Page 18: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

18

Berdasarkan salah satu dari tujuan bank syariah yaitu menciptakan suatu

keadilan dibidang ekonomi dengan jalan meratakan pendapatan melalui kegiatan

investasi,agar tidak terjadi kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal

denganpihak yang membutuhkan dana.5 Maka bank syariah melakukan

kegiatannya yaitu memberikan jasa pembiayaan, salah satuya pembiayaan

murabahah. Pembiayaan murabahah adalah menjual suatu barang dengan

menegaskan harga belinya kepada pembeli membayarnya dengan harga yang

lebih sebagai laba.6 Dengan kata lain; jual beli barang pada harga asal dengan

tambahan keuntungan yang disepakati antara pihak bank dan nasabah. Pada

perjanjian murabahah, bank membiayai pembelian barang yang dibutuhkan oleh

nasabahnya dengan membeli barang itu dari pemasok, dan kemudian menjualnya

kepada nasabah dengan harga yang ditambah keuntungan atau mark up.

) ٢:٢٧٥/ البقرة (

Artinya : “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

Pembiayaan menjadi sangat penting karena faktor pembiayaan inilah yang

menjadi kunci perkembangan bank syariah dimasa datang. Idealnya pembiayaan

bank syariah didominasi oleh akad mudharabah/musyarakah dimana keduanya

dijalankan dengan sistem bagi hasil. Akan tetapi pembiayaan murabahah saat ini

masih merupakan pembiayaan yang dominan bagi perbankan syariah. Hal ini

5 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga keuangan syariah; Deskripsi dan Ilustrasi, ed.

II,(Yogyakarta: EKONISIA kampus fakultas ekonomi UII, 2004), h.40. 6 Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Untuk Lembaga Keuangan Syariah (T.tt.,

DSN/MUI dan BI, 2001), h.21.

Page 19: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

19

karena pembiayaan murabahah cenderung memiliki risiko yang lebih kecil dan

lebih mengamankan bagi stakeholder, sehingga memastikan bank dapat

memperoleh keuntungan yang sebanding dengan keuntungan bank-bank berbasis

bunga.

Pada dasarnya segala sesuatu tidak luput dari suatu risiko, begitu pula pada

pembiayaan murabahah. Teknologi informasi dalam usaha bank menentukan

keberhasilan kinerja suatu bank, baik bank konvensional maupun bank syariah,

dan sangat ditentukan oleh bagaimana bank tersebut membuat rencana jangka

panjang, jangka menengah, dan jangka pendek, yang biasanya tertuang dalam

rencana bisnis (bussines plan) dan rencana strategi (strategi plan). Rencana

teknologi informasi suatu bank harus mengacu pada rencana strategi dan rencana

bisnis bank tersebut. Meskipun bank memiliki rencana strategi yang baik,

belumlah menjamin keberhasilannya, sebab harus masih melewati tahap

berikutnya yang tidak kalah pentingnya yaitu berupaya atau berusaha mencegah

terjadinya tindak kejahatan atas nasabahnya (moral hazard) yang bisa merugikan

suatu bank.

Kebahagiaan seringkali disamakan dengan kepuasan. Kepuasan dapat

diperoleh ketika seseorang memiliki apa yang ia inginkan. Tapi kenyataanya tidak

dapat disangsikan, orang tidak pernah cukup dengan kenyataan yang diberikan

Tuhan kepadanya. Pangkal ketidakpuasan ini adalah hawa nafsu yang tidak

terkendali, sehingga banyak diantara mereka khususnya bagi nasabah yang

melanggar ketentuan Allah. Dalam upaya mencapai kepuasan tersebut, telah

Page 20: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

20

keluar dari rules of game Allah SWT, etika tidak lagi menjadi standar kehidupan

mereka, sehingga timbullah moral hazard sebagai akibat keluarnya mereka dari

moral Islam. Didasari pengertian diatas hazard adalah kondisi potensial

menyebabkan terjadinya kerugian atau kerusakan. 7 Oleh karena itu moral hazard

dipandang sebagai perbuatan yang melanggar norma kehidupan, bergelimang

dalam keburukan dengan pelanggaran penyelewengan terhadap norma-norma

yang berlaku. Moral hazard adalah perbuatan yang tidak diindahkannya masalah

moral dari etika berbisnis sehingga melanggar etika bisnis Islam.

Oleh karena itu, melihat betapa andil yang diberikan oleh moral hazard

terhadap kehancuran suatu perekomian. Sehinga pilihan yang ditetapkan hanya

menguntungkan satu pihak saja dan merugikan pihak yang lain.

روى فيما –وسلم عليه اهللا صلي الني عن عنه اهللا ررضي ذ أبي عن

نفسى‘ على الظلم حرمت إنى عبادى يا ”:قال انه وتعالى تبارك اهللا عن

8 مسلم أخرجه تظالمو“ فال محرما‘ مبينآ وجعلتهArtinya; Dari Abi Dzarr, dari Rasululla saw dalam meriwayatkan firman Allah

Subhaanahu wa Ta'ala yang berbunyi: “Hai hamba-hamba ku, sesungguhnya Aku telah haramkan kezhaliman pada diriKu, dan Aku haramkan pula terjadi kezhaliman diantara kamu, oleh karena itu janganlah kamu saling menganiaya”. (Dikeluarkan oleh muslim)

7 Zainul Arifin, Dasar-dasar manajemen Bank Syariah; edisi revisi, (Jakarta : Pustaka

Alvabet, 2006), cet. 4, h. 229 8 Imam Abi Husein Muslim bin Hajjaj al Kusyairi an Naysaa Buuri, Sohih Muslim, (Daarul

Hayaa al Kitab Arabiyyah, 203-261 H), h. 1994.

Page 21: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

21

Berdasarkan pengamatan perkembangan Bank Bukopin Syariah Cabang

Melawai. Index presentase pelanggaran pada pembiayaan murabahah sejak

berdirinya dari tahun 2001 sampai 2003 adalah 78% kredit macet dan 22% adalah

unsur pelanggaran nasabah. Pada tahun 2004 sampai 2006, data presentase

pelanggaran telah menunjukan 76% kredit macet dan 19% merupakan unsur

pelanggaran nasabah. Dari data presentase pelanggaran atas pembiayaan akad jual

beli tersebut terlihat ada perkembangan positif dengan berkurangnya angka

presentase pelanggaran nasabah pada Cabang Syariah Jakarta dikarenakan 2

faktor yaitu internal dan eksternal. Unsur internal Bank Bukopin Syariah Cabang

Melawai melakukan peningkatan kinerja karyawan, khususnya bagi karyawan

yang bertugas menganalisis kelayakan pembiayaan pada nasabah yaitu Bagian

Account Officer, Unit Support dan Komite Pembiayaan. Faktor eksternal yaitu

berdekatannya jarak Bank Bukopin Syariah Cabang Melawai dengan Bank

Bukopin Pusat, sehingga apabila terjadi suatu kasus, Bank Bukopin Pusat pun

cepat ikut turun tangan (membantu) bila terjadi permasalahan, dampaknya

masalah cepat terselesaikan. 9

Berdasarkan fakta pada tahun 2004 telah terjadi kasus penyalah gunaan

identitas yaitu seseorang telah menggunakan data-data (identitas) saudaranya

untuk memperoleh pembiayaan murabahah, namun data-data yang diperoleh

tanpa sepengetahuan pemiliknya. Sehingga setelah tejadi kemacetan pembayaran

9 Wawancara Pribadi dengan Noor Cholis. Manajer II Divisi Syariah Bukopin. Jakarta, 17 April 2007.

Page 22: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

22

pihak bank menyita aset lalu menjualnya. Beberapa bulan kemudian, pihak yang

dirugikan (korban) mengajukan pelawanan banding bahwa korban tidak pernah

merasa mengajukan pembiayaan dengan pihak bank. Namun pada akhir kasus ini,

meski dimenangkan oleh bank, tetapi bank juga merasa dirugikan karena banyak

uang yang dikeluarkan untuk menyewa pengacara (lawyer) dan besarnya dana

yang dikeluarkan dalam proses penyelesaian persengketaan tersebut.10 Dengan

demikian, faktor kerugian bank atas macetnya pembayaran dan pelanggaran

nasabah sangat berindikasi pada keefektifitasan manajemen bank.

Bank harus tetap berupaya menjaga agar produk yang baik ini tetap

dilaksanakan secara efektif sehingga selalu berpegang teguh pada nilai-nilai

syariah dan terhindar dari praktik moral hazard pada setiap manusia. Karena dana

pinjaman merupakan sarana bagi orang yang membutuhkannya untuk

mengentaskan diri mereka sendiri dari kemiskinan. Jadi amat sayang jika produk

ini dirusak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan keluar dari etika

bisnis Islam.

Didasari uraian diatas, penulis tertarik untuk meninjau lebih dalam terhadap

upaya-upaya yang dilakukan perbankan dalam mencegah atas penyimpangan-

penyimpangan pada pembiayaan murabahah. Maka dalam skripsi ini diberi judul

“Efektifitas Pencegahan Praktik Moral Hazard Nasabah Dalam Pembiayaan

Murabahah”(Studi Pada Bank Bukopin Syariah)

10 Wawancara Pribadi dengan Dina, Sekretaris Divisi Syariah. Jakarta, 17 April 2007.

Page 23: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

23

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Meskipun prinsip syariah dalam perbankan bersal dari nilai-nilai ilahiah

namun kegiatan perekonomiannya juga tidak terlepas dari masalah moral hazard.

Namun penelitian ini hanya dibatasi untuk melihat kemungkinan terjadinya moral

hazard pada bank syariah dalam mengeluarkan dananya kepada pihak nasabah.

Moral hazard digambarkan sebagai suatu sikap ketidak hati-hatian dalam

memberikan pembiayaan dan monitoring sehingga berpotensi menimbulkan

terjadinya moral hazard dikalangan nasabah bank syariah, khususnya bank umum

yang digunakan sebagai penelitian.

Maka dari itu, penulis berasumsi, meskipun kegiatan perbankan syariah

berdasarkan nilai-nilai syariat Islam belum tentu terbebas dari kejahatan manusia,

maka perlu diadakan suatu sistem yang dapat memproteksi atau melindungi

kekayaan bank syariah sehingga selalu terpantau dan terhindar dari adanya tindak

penyelewengan hak, baik dari oknum luar maupun dari dalam bank syariah, serta

untuk memajukan efisiensi didalam pengelolaan tata laksana usaha dibidang

peminjaman dan sasaran pencapaian yang ditetapkan.

Agar pembahasan skripsi ini teratur dan sistematis, maka penulis

merumuskan permasalahan sebatas pada bagaimanakah efektifitas pencegahan

moral hazard nasabah pada pembiayaan murabahah, bagaimanakah indikasi dan

bentuk moral hazard nasabah pada pembiayaan murabahah di Bank Bukopin

Syariah, serta bagaimana pandangan moral hazard menurut etika bisnis syariah?

Page 24: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

24

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui efektifitas pencegahan moral hazard nasabah pada

pembiayaan murabahah di Bank Bukopin Syariah.

2. Untuk mengetahui indikasi dan bentuk moral hazard nasabah pada

pembiayaan murabahah.

3. Serta memperoleh penilaian tentang moral hazard menurut sisi etika bisnis

syariah.

Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah:

1. Untuk penulis, agar mendapatkan pengetahuan tentang pandangan hukum

Islam tehadap moral hazard jika dilihat dari sisi etika bisnis syariah,

khususnya pada produk perbankan syariah.

2. Untuk kalangan akademis dan mahasiswa, sebagai bahan bacaaan tambahan

dan sumber referensi atau bahan kajian untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi masyarakat umum, sebagai wahana untuk meningkatkan wawasan dan

pemahaman tentang bank syariah.

D. Kajian Pustaka

1. Pada dasarnya penulis mengacu pada skripsi terdahulu yang telah dilakukan,

yaitu skripsi dengan judul “Moral Hazard Dalam Transaksi Jual Beli Menurut

Page 25: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

25

Hukum Islam”.Ditulis oleh Ahmad Hudri, Jurusan Muamalat Fakultas Syariah

dan Hukum 2004.

Penelitian ini hanya secara garis besar menerangkan tertentu moral hazard

dalam perspektif hukum Islam terhadap praktik jual beli. Dimana moral hazard

telah membawa seseorang untuk berbuat sesuatu yang melanggar norma

kehidupan, bergelimang dalam keburukan dan pelanggaran etika. Sehingga

etika tidak lagi diindahkan oleh para pelaku moral hazard. Penelitian ini bersifat

analisis deduktif yaitu penarikan kesimpulan dari pemaparan hasil penelitian

pustaka.

Dari penelitian tersebut tidak ditemukan upaya-upaya perbankan dalam

mencegah terjadinya praktik moral hazard, karena lebih bersifat umum hanya

penjabaran yang secara garis besar moral hazard pada akad jual beli. Oleh

karena itu dijadikan sebagai tolak ukur dan akan dikaji oleh penulis khususnya

didunia perbankan.

2. Selanjutnya penulis mengacu pula pada judul skripsi yang berjudul “Moral

Hazard dalam aplikasi bagi hasil pada penyaluran dana pihak ketiga Bank

Umum syariah”. Ditulis oleh Risa Mahdalena, Jurusan Muamalat Fakultas

Syariah dan Hukum 2006.

Dalam penelitian ini, hanya pendeskripsian masalah tentang terjadinya

praktek moral hazard dalam penyaluran dana pihak ketiga pada aplikasi bagi

hasil (mudharabah). Adapun dalam penelitian tersebut bersifat analisis

deskriptif yaitu penarikan kesimpulan dari pemaparan hasil penelitian pustaka

Page 26: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

26

dan penelitian lapangan atas terjadinya moral hazard dalam penyaluran dana

pihak ketiga dalam aplikasi mudharabah.

Didasari penelitian tersebut belum diketahui adanya moral hazard pada

produk-produk lain pada perbakan syariah, sehingga penulis ingin mengkaji

tentang moral hazard dalam pembiayaan murabahah.

E. Kerangka Konsep

Moral secara bahasa adalah “moras” kata jama dari “mos” yang berarti adat

kebiasaan. Dalam bahasa Indonesia moral diterjemahkan dalam arti “susila” yang

dimaksud dengan moral adalah sesuai dengan ide-ide umum yang diterima

dengan tindakan manusia, mana yang baik dan wajar. Jadi, sesuai dengan ukuran-

ukuran tindakan umum yang diterima meliputi sosial atau lingkungan tertentu.

Menurut istilah, moral digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat,

perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan

benar, salah, baik, dan buruk. Sedangkan dalam istilah hazard adalah yang

digunakan untuk menyatakan tentang sesuatu perbuatan yang membahayakan.

Arti hazard itu adalah “something cousing danger, risk or difficulty”. Dengan

kata lain hazard adalah kondisi potensial menyebabkan terjadinya kerugian atau

kerusakan. Oleh karena itu moral hazard dipandang sebagai perbuatan yang

melanggar norma kehidupan, bergelimang dalam keburukan dengan pelanggaran

penyelewengan terhadap norma-norma yang berlaku. Moral hazard adalah

perbuatan yang tidak di indahkannya masalah moral dari etika berbisnis. Jadi

Page 27: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

27

dalam mengidentifikasi hazard adalah dengan mempertimbangkan semua aspek

dari situasi saat ini dan yang akan datang.

Oleh karena itu, perbuatan-perbuatan tidak baik yang haram atau makruh

dikerjakan, membawa kepada kemudharatan dan kesengsaraan.11). Dari

pemahaman tentang moral hazard, masalah seputar indikasinya maupun

bentuknya dalam perbankan syariah serta upaya pencegahannya, penulis akan

menjelaskan pada bab-bab kemudian.

F. Metode Penelitian dan teknik Penulisan

Metode penelitian yang digunakan untuk penelitian in terdiri dari:

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian penulis menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu

penulis menggambarkan permasalahan dengan didasari pada data-data yang

ada lalu dianalisis lebih lanjut untuk kemudian diambil kesimpulan. Dengan

metode deskriptif analisis ini, penulis mengumpulkan dan memaparkan data

terlebih dahulu yang telah diperoleh dari hasil interview dilapangan kemudian

menganalisanya dengan berpedoman pada sumber-sumber tertulis yang

didapatkan dari perpustakaan.

11 Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, ( Jakarta, Universitas Indonesia, 2001), h. 47.

Page 28: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

28

2. Pendekatan

Adapun dalam penentuan lokasi, menjadi objek penelitian atau pendekatan

ini adalah Kantor Cabang Bukopin Syariah Melawai. Jl.Melawai Raya

no.5 Jakarta Selatan-12160.

3. Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data yang penulis gunakan dalam rangka kelangsungan memperoleh

sumber data adalah:

a. Library Research (Penelitian Pustaka)

Penelitian ini diarahkan untuk memperoleh landasan teori yang dapat

menganalisis data. Penulisan ini digunakan untuk dalam rangka

menelusuri dan meneliti literatur serta menelaah kerangka studi ilmiah

yang ada perpustakaan, dilakukan dengan mengumpulkan data

menganalisa suatu pengertian yang besifat teoritis untuk menguji

kebenaran serta menguji relevansi antara teori dan praktek lapangan,

diantaranya dari Alquran dan as Sunnah, kitab-kitab klasik, buku-buku

umum, buku-buku Islam dan data-data tertulis lainnya yang berkaitan

dengan materi pembahasan skripsi ini.

b. Field Research (Penelitian Lapangan)

Penelitian ini dilakukan secara langsung ke objek penelitian untuk

mengadakan pengangkatan dan pengumpulan data yang dianalisa. Selain

itu, untuk mendapatkan informasi tentang permasalahan yang akan

dibahas dalam skripsi ini secara langsung dari lembaga ataupun pihak-

Page 29: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

29

pihak yang terkait maka penulis menggunakan metode wawancara yakni

upaya pengumpulan data dengan menggali informasi sebanyak mungkin

sebagai objek pada salah satu lembaga keuangan yang berbasis syariah

diIndonesia yakni bank Bukopin Syariah salah satu bank yang

menerapkan sistem syariah di Jakarta.

Sumber data yang akan penulis kumpulkan adalah dengan melakukan

wawancara dengan kepala divisi syariah (kantor pusat Bank Bukopin),

pimpinan cabang Bank Bukopin Syariah dan beberapa pihak yang terkait

dalam program Bank Bukopin Syariah serta data-data yang dikeluarkan

oleh bank Bukopin Syariah.

4. Tehnik Pengumpulan Data

Adapun metode yang penulis gunakan dalam rangka mengumpulkan data

sebagai bahan penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut:

a. Wawancara, yaitu dilakukan oleh penulis ketika melakukan studi kasus

diBank Bukopin Syariah. Wawancara dilakukan dengan pihak-pihak yang

terkait yang dapat menjelaskan berbagai aspek mengenai Bank Bukopin

Syariah tentang upaya pencegahan terjadinya praktik moral hazard

nasabah dengan alat pengumpulan data berupa pedoman wawancara.

b. Studi Dokumentasi, yaitu pengumpulan data-data yang diperlukan dengan

cara mencari data dokumentasi tertentu Bank Bukopin Syariah dengan alat

pengumpulan data berupa form isian dokumentasi.

Page 30: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

30

5. Tehnik Pengolahan Data

Dengan penelitian ini menggunakan data kualitatif, yaitu dengan

mengedit data kemudian mengklasifikasikan data sesuai dengan masalah yang

sedang dibahas.

6. Tehnik Analisis Data

Teknik analisa data yang penulis pakai dalam menganalisa data kualitatif

yaitu dimulai dengan analisa teoritis tentang moral hazard atas murabahah.

Selanjutnya data-data yang didapat dari hasil pengamatan dan wawancara

dengan pihak Bukopin Syariah dianalisis berdasarkan pengelompokan data

yang sesuai dengan tema/masalah yang sedang dibahas.

7. Pedoman Penulisan Skripsi

Tehnik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan

Skripsi” yang diterbitkan oleh fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam

Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tahun 2007.

G. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan ini, penulis membagi menjadi empat bab uraian

yang terdiri dari:

Bab I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan

masalah, tujuan dilakukannya penelitian dan manfaat penelitian, kajian pustaka,

kerangka konsep, metode penelitian dan teknik penulisan yang digunakan; jenis

Page 31: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

31

penelitian, pendekatan, jenis data dan sumber data, tehnik pengumpulan data,

tehnik pengolahan data, tehnik analisis data, pedoman penulisan skripsi serta

sistematika penulisannya.

Bab III MURABAHAH DAN PERMASALAHAN MORAL HAZARD

Dalam bab ini pembahasan terbagi menjadi dua pokok bahasan. Pertama

membahas masalah seputar murabahah yang meliputi pengertian, landasan

hukum, rukun dan syarat-syarat murabahah serta jenis-jenis murabahah. Kedua

membahas masalah seputar moral, moral hazard, penilaian moral hazard dalam

perspektif etika bisnis syariah dan pandangan moral hazard nasabah sebagai salah

satu faktor penentu tingkat kesehatan bank.

Bab II GAMBARAN UMUM BANK BUKOPIN SYARIAH

Dalam bab ini menjelaskan tentang gambaran umum Bank Bukopin

Syariah, bab yang terdiri dari sejarah singkat berdirinya Bank Bukopin Syariah,

visi dan misi, struktur organisasi, serta produk-produk dan jasa yang ditawarkan.

Bab IV ANALISIS

Dalam bab ini mencakup kajian masalah seputar indikasi moral hazard

dalam pembiayaan murabahah, gambaran atau bentuk moral hazard nasabah

pada pembiayaan murabahah di Bank Bukopin Syariah, upaya Bank Bukopin

Syariah dalam mencegah praktik moral hazard nasabah pada pembiayaan

murabahah, Upaya penanganan pembiayaan bemasalah, serta analisa hasil

Page 32: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

32

pencegahan praktik moral hazard nasabah pada pembiayaan murabahah di Bank

Bukopin Syariah

Bab V PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan yang merupakan inti sari dari pokok-pokok

bahasan tersebut diatas disertai saran.

Page 33: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

33

BAB II

GAMBARAN UMUM BANK BUKOPIN SYARIAH

A. Sejarah Singkat Bank Bukopin Syariah

Bank Bukopin cabang Syariah di awali dengan di bentuknya tim Syariah

Bank Bukopin pada tahun 2001. Bank Bukopin Syariah di dirikan setelah di

keluarkannya undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998, di mana dalam

undang-undang tersebut di mungkinkan bagi bank konvensional untuk

membentuk Unit Usaha Syariah. Unit Usaha Syariah yang di dirikan oleh Bank

Bukopin berkedudukan diKantor pusat Bank Bukopin. Agar dalam operasional

Bank Bukopin Syariah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah maka Bank Bukopin

Syariah mempunyai Dewan Pengawas Syariah yang terdiri dari ;

Ketua : Bpk. K.H. Dr. Didin Hafidhuddin

Anggota : Bpk. K.H. Prof. Dr. Ali Mustafa Ya’qub, MA.

Bpk. Ikhwan Abidin, MA, Msc. 12

Kehadiran cabang syariah memberikan alternatif produk dan layanan

perbankan syariah yang telah di terima oleh masyarakat secara bergairah.

Guna memenuhi kebutuhan sebagian masyarakat Indonesia akan layanan

perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah, pada bulan Desember 2001

12 Bukopin, “Produk Profil Syariah”, artikel diakses pada 17 April 2007 dari http://WWW.Bukopin.Co.Id/2007/04/produk-profil-syariah.html.

Page 34: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

34

Bank bukopin membuka cabang syariah yang pertama yaitu di Jalan

Melawai Raya, Jakarta.

Potensi perbankan syariah ini sangat baik dan masyarakat menerimanya dengan

bergairah. Produk-produk yang di tawarkan dapat dengan cepat di terima

masyarakat sehingga laba tahun berjalan dapat di capai lebih cepat dari rencana.

Berbekal dari pengalaman ini, pada akhir 2002 telah di buka cabang syariah

kedua di kota Bukittinggi, Sumatra Barat dan berikutnya pada tahun 2003 telah di

buka di kota Bandung dan kota Surabaya. Dari dua cabang syariah yang telah

beroperasi, Bank Bukopin dapat merealisasikan penghimpunan sumber dana

sebesar Rp 43,45 miliar dan pembiayaan sebesar Rp 52,33 miliar13. Dengan

seuiring perkembangan jaringannya keseluruh Indonesia, sampai dengan tahun

2006 telah memiliki 5 cabang Syariah serta 2 cabang pembantu. Dalam tahun

2006 Bank Bukopin telah membuka Kantor Cabang Syariah di Medan, yang di-

ikuti dengan pembukaan layanan (office channeling) Syariah di 7 kantor di-

wilayah Jabodetabek yang relevan dengan profil nasabah dan segmentasi

usahanya. Kinerja keuangan Divisi Syariah menunjukan kemajuan yang positif.

Kegiatan penghimpunan dana secara konsolidasi meningkat menjadi Rp338,13

miliar atau naik 68,51% dari Rp200,66 miliar ditahun 2005, sedangkan kegiatan

13 Ibid., h. 3.

Page 35: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

35

pembiayaan mengalami pertumbuhan sekitar 19,26% dari Rp304,48 miliar pada

tahun sebelumnya menjadi Rp363,11 miliar ditahun 2006.14

Produk-produk perbankan syariah yang di tawarkan Bank Bukopin Syariah

antara lain produk simpanan seperti Tabungan SiAga Wadiah, Tabungan Haji,

Giro Wadiah dan Mudharabah. Sedangkan produk pembiayaan yang ditawarkan

antara lain adalah pembiayaan Murabahah (berdasarkan prinsip jual beli),

Mudharabah dan Musyarakah (berdasakan prinsip bagi hasil) serta Ijarah

(berdasarkan prinsip sewa).

Selain produk simpanan dan pembiayaan tersebut, Bank Bukopin juga

menawarkan layanan perbankan lainnya seperti transfer, kliring, inkaso, bank

garansi, letter of credit, penerimaan dan penyaluran zakat, infaq dan shadaqah,

pembayaran gaji melalui tabungan SiAga wadiah dan sebagainya.

Sebagaimana produk dan layanan Bank Bukopin lainnya, produk dan layanan

perbankan syariah tersebut juga didukung oleh infrastruktur teknologi Bank

Bukopin untuk memberikan kemudahan kepada nasabah. Nasabah Bank Bukopin

Syariah tidak hanya dapat memanfaatkan fasilitas jaringan layanan Bank Bukopin

Syariah, namun juga dapat memanfaatkan jaringan Bank Bukopin Konvensional

yang tersebar diseluruh Indonesia. Demikian juga sebaliknya, nasabah Bank

Bukopin konvensional dapat memanfaatkan jaringan layanan Bank Bukopin

Syariah.

14 Bank Bukopin, Laporan Tahunan 2006, (T.tt., PT. Bank Bukopin, 2006), h. 26.

Page 36: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

36

B. Struktur Organisasi

Tabel 1.1

Struktur Organisasi Bank Bukopin Syariah Cabang Jakarta

OPERASI

CS & DEPOSITO

TKI

SUNDRIES

SDI & SARLOG

OPS. KOMPUTER

ACCOUNT OFFICER MANAGER OPERASI

INTERNAL CONTROL

LEGAL

SEKRETARIS

TELLER

PIMPINAN CABANG

Page 37: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

37

C. Visi dan Misi Bank Bukopin Syariah

1. Visi

Menjadi bank syariah terpercaya, unggul dalam pelayanan, berdasarkan

prinsip syariah Islam.

2. Misi

Berperan dalam pengembangan ekonomi umat, memberikan kontribusi bagi

pertumbuhan dan perkembangan Bank Bukopin serta meningkatkan kesejahteraan

karyawan.15

D. Produk dan Jasa Bank Bukopin Syariah

1. Produk Penghimpunan Dana-Funding Products

a. Tabungan SiAga Wadiah adalah jenis simpanan pada Bank Bukopin Cabang

Syariah bagi perorangan dalam mata uang rupiah dan penarikannya dapat di

lakukan dengan cara tertentu. Tabungan SiAga Wadiah merupakan

simpanan yang berprinsip titipan (Wadiah Yad Dhamanah) yang dapat di

15 Bukopin, Produk Profil Syariah, h.2.

SUPPORT PEMBIAYAAN

CAPEM-CAPEM

INV. PEMBIAYAAN

ADM. PEMBIAYAAN

ADM, DOK & LAP

ADM. DAN PELAYANAAN

KANTOR KAS

Page 38: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

38

gunakan oleh bank dengan seijin penabung di mana bank menjamin akan

mengembalikan titipan secara utuh (sebesar pokok yang di titipkan).16

b. Deposito Investa Mudhorobah adalah jenis simpanan pada Bank Bukopin

Syariah dalam mata uang rupiah yang penarikannya hanya dapat dilakukan

pada saat jatuh tempo deposito (sesuai jangka waktunya).17 Deposito ini

menggunakan prinsip mudharabah yakni suatu perkongsian antara dua pihak

dimana pihak pertama selaku pemilik dana (shohibul maal) menyediakan

dana, dan pihak kedua selaku pengelola dana(mudharib) bertanggung jawab

atas pengelolaan dana. Untuk itu pihak bank/mudharib akan

memberitahukan kepada pihak deposan/shohibul maal mengenai

nisbah/ratio dan tata cara pemberian keuntungan dan /atau perhitungan

pembagian keuntungan serta risiko yang dapat timbul dari penyimpanan

dana. Apabila telah terjadi kesepakatan maka akan di tuangkan dalam akad.

c. Giro Wadiah adalah simpanan dana yang dapat diambil sewaktu-waktu

dengan menggunakan cek, bilyet giro atau pemindah bukuan lainya. Dana

tersebut merupakan titipan wadiah yad dhomanah pada Bank Bukopin

Syariah yang keamanannya terjamin dan pihak bank dengan seijin penitip

dapat memanfaatkan dana tersebut untuk pengembangan usaha produktif

yang halal dan menguntugkan.18

16 Ibid., h. 4. 17 Ibid., h. 5. 18 Ibid., h. 6.

Page 39: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

39

d. Tabungan SiAga Haji adalah jenis simpanan pada Bank Bukopin Syariah

yang diperuntukan bagi perorangan yang akan menunaikan ibadah haji.

2. Produk Pembiayaan Dana

a. Pembiayaan Murabahah

1) Murabahah Investasi adalah fasilitas yang diberikan guna membiayai

pengadaan harta tetap untuk menunjang kelancaran usaha yang

pengembaliannya dapat di lakukan secara bertahap (diangsur).

Murabahah investasi ini di pergunakan untuk membeli barang modal

atau barang-barang tahan lama seperti tanah, membangun pabrik,

mesin, dan sebagainya. Namun demikian, sering pembiayaan

murabahah investasi ini disebut sebagai pembiayaan bantuan proyek.

2) Murabahah Modal Kerja adalah fasilitas pembiayaan yang di berikan

kepada nasabah yang di gunakan membiayai kebutuhan modal kerja

yang pengembaliaanya dapat di lakukan dengan cara

angsuran/instalement atau commited sesuai cash flow. Murabahah

modal kerja merupakan pembiayaan yang di gunakan untuk keperluan

meningkatkan produksi dalam opersionalnya, sebagai contoh di

berikan untuk pembelian bahan baku membayar gaji pegawai atau

biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi

perusahaan.

Page 40: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

40

3) Murabahah Konsumsi adalah fasilitas pembiayaan konsumen yang

bertujuan untuk memenuhi kebutuhan calon debitur untuk memiliki

barang yang dapat untuk di konsumsi.

4) Murabahah Pemilikan Mobil adalah Pembiayaan yang di berikan oleh

Bank Bukopin Syariah kepada nasabah, untuk membantu nasabah

memiliki mobil yang di gunakan untuk pribadi. Dalam murabahah

penjual harus memberitahukan harga produk yang di beli dan

menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.

Murabahah dapat di lakukan untuk pembelian secara pemesanan,

dalam hal ini calon pembeli atau pemesan dapat memesan kepada

bank untuk membelikan suatu barang tertentu yang di inginkan.

5) Murabahah Pemilkan Rumah adalah fasilitas pembiayaan konsumen

yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan calon debitur untuk

memiliki rumah baik rumah baru maupun rumah lama dan

membangun/merenovasi/memperluas rumah yang di miliki.

b. Pembiayaan Musyarakah adalah penanaman dana dari pemilik dana/modal

untuk mencampurkan dana/modal mereka pada suatu usaha tertentu,

dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang di sepakati,

sedangkan kerugian di tanggung semua semua pemilik dana/modal

berdasarkan dana/modal masing-masing.

c. Pembiayaan Mudharabah adalah kerjasama antar bank dengan mudharib

(nasabah) yang mempunyai keahlian atau keterampilan untuk mengelola

Page 41: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

41

usaha. Dalam hal ini pemilik modal/shahibul maal menyerahkan

modalnya kepada nasabah (mudharib) untuk di kelola.

d. Konsep Sewa Ijarah-Leasing Concept

1) Pembiayaan Sewa (Ijarah) adalah akad pemindahan hak guna atau

menfaat atas barang dan jasa, melalui pembayaran upa sewa, tanpa

diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang.

2) Sewa-Beli (Ijarah Muntahia Bittamlik) adalah akad sewa menyewa

suatu barang antar Bank dengan nasabah di beri kesempatan untuk

membeli objek sewa pada akhir akad.

e. Dana Talangan Haji adalah fasilitas pinjaman yang di berikan Bank

Bukopin Syariah kepada penabung SiAga haji yang sudah mencapai nilai

tabungan dalam jumlah tertentu dan memenuhi persyaratan lainnya untuk

mendapatkan kepastian pemberangkatan ibadah haji

f. Pembiayaan Qard Pinjaman dana tanpa imbalan dengan kewajiban pihak

peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan

dalam jangka tertentu.

g. Bank Garansi adalah jaminan dalam bentuik warkat yang di terbitkan oleh

bank yang mengakibatkan kewajiban membayar terhadap pihak yang

menerima jaminan apabila pihak yang dijamin cidera janji (wanprestasi).

3. produk Jasa-Service Product

Page 42: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

42

a. Transfer adalah produk jasa yang di sediakan Bank untuk memindahkan

sejumlah dana atas perintah sipemberi amanat kepada penerima transfer

pada kantor Cabang Bank Bukopin Syariah kepada penerima transfer pada

Kantor Cabang Bank Bukopin lainnya, bank lain atau perpindahan dana

dari bank lain untuk nasabah Bank Bukopin sebagai penerima.

b. Kliring adalah suatu jasa yang di sediakan untuk menjembatani tukar-

menukar surat-surat berharga yang di terbitkan perbankan antara bank-

bank yang menjadi anggota kliring di tentukan oleh Bank Indonesia.

Penyelenggara kliring dalam perbankan menurut syariah islam adalah

wakalah al muqayyadah dimana nasabah memberikan kuasa terbatas

kepada bank untuk mewakili nasabah melakukan pekerjaan atau urusan

tertentu (mengeliringkan warkat nasabah).

c. Inkasso adalah suatu cara penagihan dengan cara mengiimkan dokumen

kepada bank dengan maksud mendapatkan pembayaran atau ekseptasi

atau berdasarkan syarat-syarat lainnya. Penyelenggaraan inkaso dalam

perbankan menurut syariah islam adalah Wakalah al-Muqayyadah di

mana nasabah memberikan kuasa terbatas kepada bank untuk mewakili

nasabah melakukan pekerjaan atau urusan tertentu (melakukan transfer

dengan sesuai permohonan nasabah). Atas pemberian jasa penagihan

tersebut bank mendapat imbalan berupa upah (ujrah) dari nasabah.

d. Safe Deposit adalah fasilitas bank untuk menyimpan barang-barang

berharga dan dokumen pribadi rahasia dengan sistem keamanan

Page 43: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

43

berteknologi modern, terhindar dari risiko kebakaran, kebanjiran,

perampokan, dsb.

e. Cash Mangement merupakan layanan pengelolaan keuangan perusahaan

untuk tujuan optimalisasi dana baik penerimaan dana (collection),

pembayaran/pengeluaran dana (disburstment) perusahaan, pemusatan

keuangan perusahaan (concentration) serta lebih jauh lagi untuk menjaga

likuiditas dana perusahaan (Liquidity Management). Aplikasi perbankan

elektronik dari Bank Bukopin yang memudahkan nasabah dalam

melakukan akses Inquiry Saldo & Akses Transaksional (untuk mengelola

keuangan perusahaan) secara Real Time On-Line melalui komputer dari

lokasi usahanya masing-masing.

f. Pembayaran rekening listrik, air, telepon, telepon seluler dan kartu kredit

adalah suatu jasa yang di sediakan untuk memudahkan masyarakat dalam

membayar tagihan listrik, air, telepon, telepon seluler dan kartu kredit.

g. Pembelian Pulsa Seluler yang merupakan layanan kepada masyarakat

dalam bertransaksi pembelian pulsa telepon seluler

4. Jasa Layanan-Service Products

a. Kartu ATM SiAga Syariah yaitu Fasilitas layanan nasabah untuk

melakukan transaksi perbankan dengan perangkat mesin ATM

(Automated Teller Machine) yang di miliki atau di tunjuk oleh Bannk

Bukopin. Sarana ini memudahkan nasabah untuk melakukan cek

Page 44: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

44

Informasi saldo, penarikan tunai, pemindah bukuan di rekening Bank

Bukopin, fund transfer diBank jaringan ALTO, ATM Bersama dan ATM

BCA/prima, layanan pembayaran ZIS, dan membayar tagihan (listrik,

pam, telepon, handphone, dan kartu kredit dan pembelian voucher seluler).

b. Kartu SiAga Visa Elektron Syariah yaitu Jasa yang di berikan kepada

nasabah untuk melakukan transaksi belanja dan transaksi lainnya di

merchant atau ATM yang berlogo VISA atau VISA Elektron. Fasilitas ini

memudahkan nasabah untuk mengetahui informasi saldo, penarikan tunai,

pemindah bukuan direkening Bank Bukopin, pembayaran segala tagihan,

dapat di gunakan untuk bertransaksi di mesin ATM Bukopin dan Jaringan

yang berlogo ALTO, ATM Bersama, BCA/Prima, VISA/Plus dan atau

VISA Elektron dan lain-lain.

c. SMS Banking Bank Bukopin Syariah yaitu Fasilitas layanan kepada

nasabah untuk melakukan transaksi perbankan dengan berbasis teknologi

selluler. Melalui SMS Banking ini nasabah mendapat pelayanan informasi

saldo, pembayaran tagihan (telepon, seluler, kartu kredit), pembayaran

ZIS, dll. Untuk penggunaan SMS Banking anda, ketik HELP dan kirim

SMS ke 3663.

d. Internet Banking Bukopin Syariah yaitu Fasilitas layanan kepada nasabah

untuk melakukan transaksi perbankan melalui internet. Melalui fasilitas

ini nasabah dapat pelayanan pembayaran tagihan (telepon, seluler, dan

kartu kredit), transfer antar rekening, pembelian voucher, dan layanan

Page 45: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

45

informasi saldo. Untuk penggunaan internet banking dapat melakukan

login ke www.bukopin.co.id

f. Phone Banking yaitu merupakan Fasilitas layanan kepada nasabah untuk

melakukan transaksi perbankan dengan perangkat telepon. Dalam

melakukan transaksi melalui Halo Bukopin 14005 diperlukan 2 (dua) buah

PIN yaitu PIN kartu anda dan PIN khusus Halo Bukopin 14005. Melalui

fasilitas ini nasabah mendapat pelayanan informasi bagi hasil, informasi

saldo, transfer antar rekening dan lain-lain.

Page 46: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

46

BAB III

MURABAHAH DAN PERMASALAHAN MORAL HAZARD

A. Pengertian Murabahah

Bentuk-bentuk akad jual beli yang telah di bahas para ulama dalam fiqih

muamalah Islamiah terbilang sangat banyak. Jumlahnya bisa mencapai belasan

jika tidak puluhan. Sungguhpun demikian, dari sekian banyak itu, ada tiga jenis

jual beli yang telah banyak di kembangkan sebagai sandaran pokok dalam

pembiayaan modal kerja dan investasi dalam perbankan syariah, yaitu bai’ al-

murabahah, bai’ as salam, dan bai’ al istishna.

Menurut jumhur ulama murabahah adalah;

السلعة به اشترى الذي الثمن للمشتري آرالبائع يذ أن هي المرابحة أن

19ربحا عليه ويشترط Artinya: “Menurut ulama ialah, jika penjual menyebutkan harga pembelian

barang kepada pembeli, kemudian ia mensyaratkan atasnya laba dalam jumlah tertentu” 20

Dalam teknis perbankan syariah, konsep jual beli di namakan pembiayaan

bai’ al Murabahah. Pembiayaan murabahah adalah suatu perjajian yang di

sepakati antara bank dengan nasabah, di mana bank menyediakan pembiayaan

19 Abu Walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin ahmad bin Rasyid al-Qurtubi al-

Andali, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatu al-Muqtasid, juz I (T.tt, Putra semarang, 595 H), h. 161 20 Abu Walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin ahmad bin Rasyid al-Qurtubi al-

Andali, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatu al-Muqtasid. Penerjemah Ibnu Rusyd, (Semarang: CV. Asy-Syifa,1990), h 181

Page 47: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

47

untuk pembelian bahan baku atau modal kerja lainnya yang di butuhkan nasabah,

yang akan di bayar kembali oleh nasabah sebesar harga jual bank (harga beli bank

+ margin keuntungan pada saat jatuh tempo21. Jadi singkatnya, murabahah adalah

akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan

(margin) yang di sepakati oleh penjual dan pembeli.

B. Landasan Hukum Murabahah

Al-Quran :

)٢:٢٧٥/ البقرة (

Artinya: “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Al-Hadist,

فيهن ثالث :قال وسلم اهللا صلي النبي أن عنه اهللا رضي صهيب عن

للبيع ال للبيت بالشعير البر خلط و المقارضة و اجل الى البيع : البرآة

)ماجه ابن رواه(Artinya; Tiga yang di dalamnya terdapat keberkahan : jual beli secara tangguh,

Muqaradah (Mudharabah) dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk di jual.(Riwayat Ibnu Majah)

21 Karnaen Perwataatmadja, dan M. Syafii Antonio, Apa dan Bagaimana bank Islam,

(Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 1992), h. 106

Page 48: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

48

Dari hadist di atas nabi mengutarakan adanya suatu keberkahan dalam tiga

hal salah satunya adalah secara tangguh, di mana bertransaksi jual beli dengan

memberikan masa tenggang dalam pembayaran (tangguh) karena di dalamnya

tersirat sifat baik hati, memberikan kemudahan dan memberikan pertolongan bagi

orang yang membutuhkan dengan cara penundaan pembayaran. Seperti diketahui

bahwa pembiayaan murabahah dalam perbankan syariah digunakan untuk

membantu nasabah pembiayaan untuk pengadaan obyek tertentu dimana nasabah

tidak memiliki kemampuan finansial yang cukup untuk melakukan pembayaran

secara tunai akan tetapi pembayaran dapat dilakukan secara mengangsur atau

secara tangguh.

Berdasarkan ketetapan fatwa Dewan Syariah Nasional tentang murabahah

adalah No.04/DSN-MUI/IV/2000 yaitu:

a. Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba.

b. Barang yang diperjual belikan tidak diharamkan oleh syariah islam.

c. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah

di sepakati kualifikasinya.

d. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri,

dan pembelian ini harus sah dan bebas riba.

e. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian,

misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang.

f. Bank kemudian menjual barang tesebut kepada nasabah (pemesan) dengan

harga jual senilai harga beli plus kuntungannya. Dalam kaitan ini bank

Page 49: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

49

harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah

berikut biaya yang diperlukan.

g. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada

jangka waktu tertentu yang telah disepakati.

h. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut,

pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah.

i. Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari

pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang,

secara prinsip, menjadi milik bank.

Malalui akad murabahah inilah nasabah dapat memenuhi kebutuhannya tanpa

harus memiliki uang tunai terlebih dahulu, dengan kata lain nasabah dapat

memperoleh pembiayaan murabahah dari bank untuk pengadaan sebuah barang.

C. Rukun dan Syarat Murabahah

a. Rukun :

1) Pihak yang berakad :

a) penjual

b) pembeli

2) objek yang di lakukan :

a) barang yang di perjualbelikan

b) harga

3) akad/sigot :

Page 50: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

50

a) serah (ijab)

b) terima (qabul)

b. Syarat :

1) Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah.

2) Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang telah di

tetapkan.

3) Kontrak harus bebas dari riba.

4) Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas

barang sesudah pembelian.

5) Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan

pembelian, misalnya jika pembelian di lakukan secara utang.

Secara prinsip, jika syarat dalam (1), (4), atau (5) tidak dipenuhi, pembeli

memiliki pilihan:

1) Melanjutkan pembelian seperti apa adanya.

2) Kembali kepada penjual dan menyatakan ketidaksetujuan atas barang

yang di jual.

3) Membatalkan kontrak.

D. Jenis-jenis Murabahah

a. Murabahah Konsumsi adalah fasilitas pembiayaan yang diberikan kepada

perorangan atau perusahaan yang sumber pengembaliannya dari

Page 51: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

51

penghasilan atau hasil usaha, untuk membiayai suatu kebutuhan yang

bersifat konsumtif.

b. Murabahah Investasi adalah fasilitas yang diberikan guna membiayai

pengadaan harta tetap untuk menunjang kelancaran usaha yang

pengembaliannya dapat di lakukan secara bertahap (diangsur). Murabahah

investasi ini di pergunakan untuk membeli barang modal atau barang-

barang tahan lama seperti tanah, membangun pabrik, mesin, dan

sebagainya. Namun demikian, sering pembiayaan murabahah investasi ini

disebut sebagai pembiayaan bantuan proyek.

c. Murabahah Modal Kerja adalah fasilitas pembiayaan yang di berikan

kepada nasabah yang di gunakan membiayai kebutuhan modal kerja yang

pengembaliaanya dapat di lakukan dengan cara angsuran/instalement atau

commited sesuai cash flow. Murabahah modal kerja merupakan

pembiayaan yang di gunakan untuk keperluan meningkatkan produksi

dalam opersionalnya, sebagai contoh di berikan untuk pembelian bahan

baku membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan

dengan proses produksi perusahaan.

E. Pengertian Moral

Moral berasal dari kata latin “mos” (bentuk jamaknya yaitu “mores”) yang

berarti adat dan cara hidup,22 atau dengan kata lain adat kebiasaan. Dalam bahasa

22 Faisal Badrun, dkk, Etika Bisnis Dalam Islam, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), hal. 5.

Page 52: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

52

indonesia moral di terjemahkan sebagai “(ajaran tt.) baik buruk yang di terima

umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dsb. akhlak, budi pekerti, susila23.

Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang di gunakan untuk

menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan

yang secara layak dapat di katakan benar, salah, baik, atau buruk

Disamping itu, moral juga di definisikan sebagai berikut:

a. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan benar dan salah, baik dan buruk;

b. Kemampuan untuk memahami perbedaan antara benar dan salah;

c. Ajaran atau gambaran tingkah laku yang baik.24

Berdasarkan kutipan diatas, dapat di pahami bawa bahwa moral adalah istilah

yang di gunakan untuk memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan

nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah. Jika dalam kehidupan sehari-

hari di katakan bahwa orang tersebut bermoral, maka yang di maksudkan adalah

bahwa orang tersebut tingkah lakunya baik. Singkatnya moral adalah sesuatu hal

yang mengatur kehidupan manusia dinilai dari baik dan buruknya perbuatan

selaku manusia.

Berdasarkan dari definisi-definisi diatas, menurut penulis moral adalah istilah

yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktifitas manusia dengan

nilai (ketentuan) baik/buruk, benar/salah.

23 Tim Penyusun Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ed. III, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 754 24 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, cet. II, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1997), h. 90.

Page 53: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

53

F. Definisi Moral Hazard

Arti hazard adalah bahaya: asr. Suatu situasi yang dapat menambah

terjadinya kerugian (loss) si tertanggung (insured) mis. Kondisi lingkungan tak

sehat, rumah tak dijaga.25

Sedangkan isilah hazard itu sendiri merupakan “ a think can be dangerous or

cause damage: a danger or risk”,26 yang dapat diartikan bahwa berfikir atas

sesuatu yang dapat menimbulkan suatu bahaya atau yang dapat menyebabkan

kerusakan maupun risiko. Hazard merupakan istilah yang di gunakan untuk

menyatakan tentang sesuatu perbuatan yang dapat membahayakan.

Dengan kata lain, hazard itu juga menunjuk pada situasi tertentu yang

memperlihatkan/meningkatkan kemugkinan terjadinya hal-hal yang akan

menimbulkan kerugian.27 Dalam lapangan kajian tentang akhlak, moral hazard

lazim di sebut dengan akhlak buruk (akhlak al-madzmumah), sebagai kebalikan

dari akhlak yang baik (akhlak al-mahmudah). Imam al-Ghazali menyebutkan

bahwa hazard itu termasuk sifat-sifat muhlikat, yakni segala tingkah laku manusia

yang dapat membawanya kapada kebinasaan.

Pada dasarnya moral hazard itu merupakan maksiat karena maksiat itu adalah

meninggalkan/melupakan suatu ketaatan.

25 T. Guritno, Kamus Ekonomi Bisnis Perbankan: Ingris-Indonesia, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1992) h. 137. 26 Jonathan Crowter, Oxford: Advanced & learner’s Dictionary, cet.V, (Amerika: Oxford University Press, 1995), h. 549. 27 A. Hasyim Ali, dkk, Kamus Asuransi, cet.II, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002 ), h. 141.

Page 54: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

54

28لنهي ارتآابا ألمرأو ترآا آان ءسوا الطاعة ف خال هي: المعصية Artinya; maksiat itu adalah meninggalkan/melupakan suatu ketaatan atau bisa

dikatakan meninggalkan perintah dan menjalankan apa yang dilarang.

Dan maksiat dapat di bagi menjadi dua bagian, yaitu maksiat lahir dan

maksiat bathin. Maksiat lahir adalah segala sifat tercela yang di lakukan oleh

anggota lahir seperti tangan, mata dan sebagainya. Sedangkan maksiat bathin

adalah segala sifat tercela yang di perbuat oleh anggota bathin yakni hati.

Maksiat lahir akan mengakibatkan kekacauan dalam masyarakat seperti

mencuri, merampok dan sebagainya. Tetapi disamping itu, terdapat pula maksiat

yang lebih berbahaya pada manusia, karena ia tidak kelihatan dan kurang

diperhatikan serta lebih sukar di hilangkan yaitu maksiat bathin. Maksiat ini

merupakan pendorong lahirnya maksiat lahir.

Kedua maksiat tersebut dapat membawa manusia kepada kebinasaan. Oleh

karena itu Imam al-Ghazali menamakannya dengan muhlikat, yaitu sifat-sifat

yang merusakbinasakan, bukan saja bagi si pelaku, tetapi juga akan merusak

keharmonisan dan kedamaian dalam masyarakat. Dengan demikian muhlikat

dapat di artikan sebagai moral hazard atau perbuatan manusia yang dapat

menimbulkan bahaya atau penyebab kerusakan.

28 Qismu al Buhutsi wal Manhaj bi Daarinnajah, At Tauhid,(Jakarta: Qismul buhutsi wal manhaaj bidaarinnajaah, 1416 H/1995 M), hal.19.

Page 55: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

55

G. Pandangan Islam Terhadap Moral Hazard Jika Dilihat Dari Etika Bisnis

Syariah.

Sistem ekonomi Islam memiliki ciri khas dan kekhususan tersendiri

dibanding sistem ekonomi lainnya. Ekonomi Islam memiliki spirit yang unik,

yaitu ekonomi ketuhanan, etika dan kemanusiaan.

1. Sistem ekonomi berdasarkan ketuhanan

Allah-lah Yang Maha Pemilik seluruh apa dan siapa yang ada didunia ini:

langit, bumi, manusia, hewan, tumbuhan-tumbuhan dan sebagainya, baik benda

hidup maupun mati, yang berfikir maupun tidak berpikir, manusia dan non

manusia, yang terlihat maupun yang tidak terlihat.

☺ )٣١: ٥٣/ النجم (

Artinya: “Dan hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada dilangit dan apa yang ada

di- bumi

Seluruh harta adalah milik Allah. Allahlah yang memberikan harta itu kepada

hamba-hambaNya. Sebagai prinsip ekonomi ketuhanan, dalam menjalankan

ekonomi sudah tentunya dapat membebaskan manusia dari nafsu keserakahan dan

sifat tamak yang sangat berbahaya, nafsu egoistis,29 dan individualistis.30 Dengan

demikian, Islam mengakui adanya motif ekonomi dalam diri manusia, yang

29 Egoistis adalah Bersifat mementingkan diri sendiri. 30 Individualistis adalah Watak kepribadian yang dimiliki seeorang yang membeda-bedakannya dari orang lain.

Page 56: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

56

dinamakan homo economicus. Akan tetapi, dengan tegas memberi batasan bahwa

semangat ekonomi tidak sampai menimbulkan nafsu serakah yang jahat.

☺ ☯

)٢٨:٧٧/ القصص...( Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi

Berdasarkan ayat di atas mengandung pengertian bahwa hak milik yang

timbul karena usaha ekonomi menjadi hak milik seseorang haruslah mencakup

pada batasan lingkungan bagian nasibmu, tidak berlebihan, dan tidak untuk

kemewahan diri sendiri dengan melupakan kepentingan masyarakat umum.31

Secara tersirat, ayat ini menegaskan bahwa manusia agar tidak melupakan bagian

dunianya, dalam hal ekonomi. Segala usaha atau segala kegiatan manusia guna

memenuhi kebutuhannya akan di pertanggungjawabkan dihadapan Allah di

akhirat nanti. Oleh karena itu semua kegiatan ekonomi yang kita lakukan harus

sesuai dengan ajaran Islam, dalam hal ini ekonomi syariah.

2. Sistem ekonomi berdasarkan etika

Yang membedakan Islam dengan materialisme ialah bahwa Islam tidak

pernah memisahkan ekonomi dengan etika, sebagaimana tidak pernah

memisahkan ilmu dengan akhlak, politik dengan etika, dan kerabat sedarah

31 Abdullah Zakiy al-Kaaf, Ekonomi Dalam Persepektif Islam, (Bandung: Pustaka Seetia, 2002), hal.106.

Page 57: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

57

sedaging dengan kehidupan islami.32 Islam adalah risalah yang di turunkan Allah

melalui rasul untuk membenahi akhlak manusia, sebagaimana dalam hadist di

terangkan bahwa (“Sesungguhya tiadalah aku diutus, melainkan hanya untuk

menyempurnakan akhlak”).

Berkenaan dengan ini, Islam tetap mengajarkan umatnya untuk senantiasa

mengintegralkan akhlak, etika dan norma-norma agama dalam setiap kegiatan

ekonominya. Begitu pula, integralisasi nilai-nilai akhlak dalam praktik ekonomi

Islam harus di realisasikan juga dalam setiap langkah-langkah ekonomi Islam,

baik produksi, distribusi dan konsumsi.

Pada lapangan produksi yaitu tidak mengambil sesuatu yang haram dan tidak

pula melakukan cara-cara yang haram. Pada lapangan distribusi, setiap hasil yang

sesudah tercapai dapat dibagi-bagi menurut cara yang di rihai Allah, menentukan

kemana dan untuk apa harta benda yang di perolehnya itu di pergunakan.

Kemudian pada lapangan konsumsi, yaitu sanggup membatasi dirinya dalam

kebutuhan yang tidak berlebih-lebihan. baik kebutuhan primer maupun sekunder

3. Sistem ekonomi berdasarkan kemanusiaan

Tujuan ekonomi Islam adalah menciptakan kehidupan manusia yang aman

dan sejahtera. Yang dimaksud manusia di sini ialah semua golongan manusia,

32 Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam. Penerjemah Zainal Arifin dan Dahlia Husin, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997), h. 51.

Page 58: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

58

baik manusia yang sehat atau sakit, kuat atau lemah, senang atau susah serta

manusia sebagai individu atau sebagai anggota masyarakat.33

Jika sistem ekonomi Islam itu bersandarkan kepada nash Al-Quran dan as-

Sunnah yang berarti nash ketuhanan maka manusialah berperan sebagai yang di

serukan dalam nash itu. Manusialah yang memahami nash, menafsirkan,

menyimpulkan, dan memindahkannya dari teori untuk di aplikasikannya dalam

praktik. Dalam ekonomi manusia adalah tujuan dan sarana. Manusia di wajibkan

melaksanakan tugasnya terhadap Tuhannya, terhadap dirinya, keluarganya,

umatnya dan seluruh umat manusia. Berkat izin Allah, manusia bisa bekerja.

Manusialah yang menjadi wakil Allah dibumi ini.

)٣٠: ٢/ البقرة (… ⌧Artinya: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi

Dan manusia pula yang di jadikan Allah sebagai pemakmur bumi.

:١١ /هود ( … ☺

٦١( Artinya: “Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu

pemakmurnya Dalam sistem ekonomi kemanausian, manusia merupakan suatu tujuan dan

sarana. Dalam hal ini bahwa sasaran/tujuan ekonomi Islam adalah berorientasi

kepada kesejahteraan bersama, di mana ekonomi merupakan pilar dari fase

kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya

33 Ibid., h. 60

Page 59: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

59

Sebagaiman uraian dari sistem ekonomi di atas, tentu kita mengetahui bahwa

dalam mencari kebutuhan hidup maka ada batasan-batasan yang telah mengatur

pola kehidupan manusia dalam bermuamalah. Dalam kehidupan sehari-hari

bahwa moral hazard merupakan bukan dari tindakan ekonomi Islam, karena

moral hazard dilakukan semata-mata dengan kesengajaan menipu guna

mendapatkan keuntungan baginya sendiri, sedangkan pihak lain di rugikan.

Apabila di kaitkan dengan ciri ekonomi Islam, moral hazard tidak mencapai

kepada ciri-ciri tersebut.

Pada ekonomi ilahiaah, moral hazard sudah barang tentu sudah keluar dari

ajaran Allah yang menghendaki umatNya mencari rizki yang halal. Dalam

ekonomi etika yang menghendaki kita mempunyai akhlak yang mulia pada setiap

kegiatan perekonomian yang kita jalani, moral hazard tidaklah mencerminkan

akhlak mulia. Pencapaian moral hazard pada ekonomi kemanusiaan juga tidak

terealisasikan, karena dengan moral hazard nilai-nilai sosial, keadilan, kebenaran

dan lain-lain tidak dihiraukan.

H. Moral Hazard Nasabah di Pandang Sebagai Salah Satu Faktor Negatif Bagi

Tingkat Kesehatan Bank

Tingkat kesehatan suatu bank merupakan kepentingan semua pihak yang

terkait, baik pemilik dan pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank maupun

Page 60: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

60

Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas bank.34 Sesuai dengan tanggung

jawabnya, masing–masing pihak tersebut perlu mengingatkan diri dan secara

bersama-sama berupaya mewujudkan bank yang sehat. Oleh karena itu, adanya

ketentuan mengenai tingkat kesehatan bank salah satunya adalah sebagai tolak

ukur bagi manajemen bank untuk menilai apakah pengelolaan bank telah

dilakukan sejalan dengan asas-asas perbankan yang sehat dan sesuai dengan

ketentuan-ketentuan yang berlaku. Berdasarkan dari ketentuan tersebut,

pelaksanaan penilaian tingkat kesehatan bank dengan cara mengkuantifikasikan

sala satu aspeknya yaitu aspek yang berpenaruh terhadap kondisi dan

perkembangan suatu bank, contohnya; suatu bank dikatakan bermasalah jika bank

yang bersangkutan mengalami kesulitan yang bisa membahayakan kelangsungan

usahanya, yakni kondisi usaha bank semakin memburuk, yang antara lain ditandai

dengan menurunnya permodalan, kualitas aset, likuiditas, dan rentabilitas serta

pengelolaan bank yang tidak dilaksanakan berdasarkan prinsip kehati-hatian

dalam pemberian kredit atau pembiayaan dan asas perbankan yang sehat.

Sebagaimana diketahui bahwa unsur esensial dari pembiayaan bank adalah

adanya kehati-hatian dalam penyaluran dana dan kepercayaan dari bank sebagai

shaibul maal kepada nasabah peminjam. Kepercayaan tersebut timbul karena

dipenuhinya segala ketentuan dan persyaratan untuk memperoleh pembiayaan

34 Rachmadi Usman, Aspek-aspek Hukum Perbankan di Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 2003), hal. 128.

Page 61: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

61

bank oleh nasabah peminjam antara lain; jelasnya tujuan peruntukan pembiayaan,

adanya benda jaminan, dan yang lebih penting yaitu karakter dari nasabah.

Faktor utama yang perlu mendapat perhatian adalah karakter dari manajemen,

yaitu orang-orang yang menggunakan jasa produk perbankan. Karakter ini

berhubungan dengan kejujuran, moral, dan kesediaan manajemen bekerja sama

dengan bank. Bank selalu ingin agar pembiayaan yang diberikannya dapat

dikembalikan sesuai perjanjian. Oleh karena itu, bank hanya akan memberikan

pembiayaan kepada nasabah yang memiliki itikad baik dan memiliki komitmen

yang tinggi untuk memenuhi kewajibannya sesuai perjanjian.

Moral hazard nasabah merupakan suatu fenomena perbuatan yang melanggar

norma keidupan, berelimang dalam keburukan dengan penyelewengan teradap

norma-norma yang berlaku, tidak dibelakukannya suatu etika berbisnis, atau

dengan kata lain pelanggaran nasabah dari ketentuan-ketentuan yang tela

disepakati. Moral hazard terjadi dalam keadaan di mana nasabah melakukan

wanprestasi/melanggar/menyimpang dari aturan-aturan yang telah di sepakati

pada akad. Seperti jika nasabah tidak menggunakan modal yang di biayai secara

benar atau modal tersebut di salah gunakan, nasabah yang melakukan tindakan-

tindakan yang tidak bisa di pertanggungjawabkan, kelalaian nasabah dalam

memenuhi kewajibannya dengan segala tindakan yang dapat merugikan, nasabah

yang bertindak tidak koorporatif juga dapat di kategorikan kepada moral hazard.

Moral hazard yang di lakukan nasabah merupakan pendzaliman kepada pihak

bank.

Page 62: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

62

Bank tidak akan dan tidak boleh memberikan pembiayaan kepada nasabah

yang memiliki itikad tidak baik. Menilai karakter memang sulit, malah dapat

dikatakan paling sulit. Walaupun demikian, penilaian ini harus tetap dilakukan.

Dengan demikian, bank harus tetap berupaya mencegah terhadap indikasi-

indikasi yang berpotensi menyebabkan kerugian atas bank, salah satunya

disebabkan oleh wanprestasinya nasabah atau moral hazard nasabah, karena

moral hazard nasabah merupakan sala satu bagian dari aspek yang berpengaruh

pada kondisi dan perkembangan suatu bank dan berdampak pula pada tingkat

kesehatan bank. Semakin berkurangnya moral hazard nasabah maka semakin baik

pula pengelolaan manajemen yang ada.

Page 63: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

63

BAB IV

ANALISIS

A. Indikasi Moral Hazard Nasabah

Sebagai usaha yang penuh risiko, sebelum memberikan pembiayaan,

seharusnya bank melakukan analisis pembiayaan yang seksama, teliti, dan cermat

dengan didasarkan pada data yang aktual dan akurat, sehingga bank tidak akan

keliru dalam mengambil keputusannya. Oleh karena itu, setiap pemberian

pembiayaan tentunya telah memenuhi ketentuan perbankan dan sesuai dengan

asas pembiayaan yang sehat. Demikian pula pemberian pembiayaan juga harus

didasarkan pada penilaian yang jujur, objektif, dan terlepas dari pengaruh pihak-

pihak yang berkepentingan dengan pemohon pembiayaan. Bank harus meyakini

bahwa pembiayaan yang diberikannya tersebut dapat dilunasi kembali pada

waktunya oleh nasabah debitor dan tidak akan berkembang menjadi pembiayaan

bermasalah atau macet.

Untuk itu, sebelum memberikan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah,

bank harus melakukan penilaian seksama terhadap pelbagai aspek. Akad

murabahah yang merupakan pembiayaan juga tidak luput pada risiko yang akan

dihadapi oleh bank, diantaranya:

1. Fluktuasi harga komparatif. Ini terjadi bila harga suatu barang dipasar naik

setelah bank membelikannya untuk nasabah. Bank tidak bisa mengubah harga

jual beli tersebut.

Page 64: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

64

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Bank Bukopin Syariah mempunyai trik-trik tersendiri dalam melindungi salah

satu prodak pembiayaannya yaitu pembiayaan murabahah, antara lain prinsip-

prinsip mengenai pemberian pembiayaan, aspek-aspek pemberian pembiyaan,

analisa kualitatif (variabel internal maupun variabel eksternal) serta analisa

kuantitatif dan penggolongan kelayakan nasabah berdasarkan analisis SWOT

2. Berdasarkan dari hasil analisis menyatakan bahwa Bank Bukopin syariah

telah berhasil dalam melakukan upaya pencegahannya terhadap praktik moral

hazard nasabah. Terbukti pada tahun 2006 tidak ditemukan adanya nasabah

yang tergolong kolektibilitas macet berdasarkan jenis mata uang asing.

Sedangkan pada mata uang rupiah masih terjadi kenaikan angka kolektibilas

macet, namun sebagian besar nasabah yang tergolong kolektibilitas macet

disebabkan oleh ketidak mampuan nasabah dalam melakukan pelunasan

kembali atau faktor lainnya yang masih tergolong pada nasabah koorporatif

Adapun bagi nasabah yang tergolong tidak korporatif (moral hazard nasabah),

Bank Bukopin telah menyelesaikannya dengan baik. Terbukti pada tahun

2005 telah terjadi 3 kasus dibanding tahun 2006 yang hanya terdapat 2 kasus.

3. Tingkat kesehatan suatu bank merupakan kepentingan semua pihak yang

terkait, baik pemilik dan pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank

Page 65: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

65

2. Penolakan nasabah; barang yang yang dikirim bisa saja ditolak oleh nasabah

karena berbagai sebab. Bisa jadi karena rusak dalam perjalanan sehingga

nasabah tidak mau menerimanya. Karena itu, sebaiknya dilindungi dengan

asuransi. Kemungkinan lain karena nasabah merasa spesifikasi barang

tersebut berbeda dengan yang ia pesan. Bila bank telah mendatangani kontrak

pembelian dengan penjualnya, barang tersebut akan menjadi milik bank.

Dengan demikian, bank memiliki risiko untuk menjualnya kepada pihak lain.

3. Di jual; karena bai’al murabahah bersifat jual beli dengan utang, maka ketika

kontrak ditandatangani, barang itu menjadi milik nasabah. Nasabah bebas

melakukan apapun terhadap aset mliknya tersebut, termasuk untuk

menjualnya. Jika terjadi demikian, risiko untuk default akan besar.

4. Default atau kelalaian yaitu nasabah sengaja tidak membayar angsuran, atau

dengan kata lain character risk dipengaruhi oleh kelalaian dalam menjalankan

bisnis yang dibiayai bank, pelanggaran terhadap ketentuan yang telah

disepakati sehingga nasabah dalam menjalani bisnis yang dibiayaai bank tidak

sesuai lagi dengan kesepakatan, dan pengelolaan internal perusahaan seperti

manajemen, pemasaran, teknis produksi dan keuangan yang di lakukan tidak

dengan cara-cara profesional sesuai standar pengelolaan yang di sepakati bank

dengan nasabah. Character risk ini merupakan keadaan moral hazard atau

moral yang buruk sehingga akan menyebabkan risiko-risiko yang seharusnya

tidak terjadi dapat terjadi yang di sebabkan ketidakpatuhan atau keluarnya

nasabah dari aturan-aturan yang sudah di buat.

Page 66: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

66

Dalam pemberian pembiayaan, suatu bank pada hakikatnya harus menganut

asas “mengambil risiko sekecil mungkin”. Risiko yang di maksud adalah risiko

terhadap kemungkinan pembiayaan itu tidak dapat dibayar kembali oleh

nasabahnya. Untuk itu, sebelum terjadinya pembiayaan macet, bank harus

menganalisis atas indikasi yang memperlihatkan terjadinya kemacetan pada

pembiayaan, sebagaimana tercantum pada pasal 8 Akad Jual-Beli dan Pengakuan

Hutang al-Murabahah tentang peristiwa cidera janji, yaitu:

1. Nasabah lalai untuk melaksanakan kewajiban pembayaran/pelunasan tepat

pada waktu yang diperjanjikan sesuai dengan tanggal jatuh tempo dalam akad

ini,

2. Nasabah tidak membayar kewajiban tiap bulan selama 2 bulan berturut-turut

dan/atau tidak memenuhi salah satu dari kewajiban yang telah di sepakati dan

di beritahukan oleh bank.

3. Dokumen yang di serahkan/di berikan kepada bank sebagaimana yang

disebutkan dalam pasal 4 akad ini, palsu, tidak sah, atau tidak benar.

4. Nasabah tidak memenuhi dan/atau melanggar ketentuan-ketentuan tersebut

dalam pasal 11 akad ini.

5. Apabila berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau

kemudian berlaku, nasabah tidak dapat berhak menjadi nasabah, suatu izin

/lisensi atas persetujuan yang di berikan oleh instansi yang berwenang kepada

nasabah untuk menjalankan usahanya di cabut dan di nyatakan tidak berlaku

sehingga nasabah tidak dapat lagi menjalankan usahanya secara sah.

Page 67: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

67

6. Nasabah di nyatakan dalam keadaan pailit, di bubarkan, dan/atau likuidasi.35.

7. Nasabah atau Pihak Ketiga telah memohon kepailitan kepada pengadilan

terhadap nasabah.

8. Apabila karena sesuatu sebab, sebagian atau seluruh Akta Jaminan dinyatakan

batal.

9. Nasabah atau penjamin terlibat dalam tindak pidana atau perbuatan melanggar

hukum lainnya yang menurut pertimbangan bank mencemarkan nama baik

nasabah atau penjaminnya, dan untuk itu bank tidak perlu menunggu sampai

adanya keputusan Pengadilan.

10. Apabila nasabah atau pihak yang mewakili nasabah dalam akad ini menjadi

pemboros, pemabuk, penjudi, atau dihukum berdasarkan Putusan Pengadilan

karena perbuatan kejahatan yang dilakukannya.

11. Jika Penjamin atas barang jaminan meninggal dunia atau ditaruh dibawah

perwakilan (curatele) atau karena sebab-sebab lainnya kehilangan haknya

untuk mengurus harta bendanya.

12. Jika apa yang dijaminkan dengan bank tidak memberikan jaminan yang cukup

guna pembayaran lunas kewajiban nasabah sedangkan nasabah tidak sanggup

lagi untuk menyerahkan pengganti jaminan yang nilainya sesuai atau jaminan

tambahan sehingga nilainya dianggap mencukupi oleh bank dan dalam batas

waktu yang ditentukan oleh bank.

35 Likuidasi adalah proses membubarkan perusahaan sebagai badan hukum yang meliputi pembayaran kewajiban kepada para kreditor dan pembagian harta yang tersisa kepada para pemegang saham.

Page 68: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

68

Selain harus menganalisis pada indikasi pembiayaan bermasalah, terdapat

pula klausul-klausul yang mengatur tentang batasan dari tindakan nasabah,

sebagaimana tercantum pada pasal 11 Akad Jual Beli dan Pengakuan hutang al-

Murabahah tentang pembatasan terhadap tindakan nasabah yaitu:

1. Melakukan akuisisi36, merger37, restrukturisasi38 konsolidasi39 perusahaan

nasabah dengan perusahaan atau perorangan lain;

2. Menjual baik sebagian atau seluruh aset perusahaan nasabah yang nyata-nyata

akan mempengaruhi kemampuan atau cara membayar atau melunasi hutang

atau sisa hutang nasabah kepada bank, kecuai menjual barang dagangan yang

menjadi kegiatan usaha nasabah;

3. Membuat hutang lain kepada Pihak Ketiga;

4. Mengubah anggaran dasar, susunan pemegang saham, komisaris, dan/atau

direksi perusahaan nasabah;

5. Tanpa ijin tertulis nasabah di larang mengajukan permohonan kepailitan

(likuidasi);

6. Melakukan investasi baru, baik yang berkaitan langsung atau tidak langsung

dengan tujuan perusahaan nasabah;

36 Akuisisi adalah Pemindahan kepemilikan perusahaan/aset. (dl industri perbankan terjadi apabila pembelian saham diatas 50%), pengambil alihan kepemilikan perusahaan/aset. 37 Merger adalah penyatuan atau penggabungan usaha sehingga tercapai pemilikan dan/ pengawasan bersama. 38 Restrukturisasi adalah penataan kembali (tentang peristiwa yang terjadi). Tindakan bank kepada nasabah dengan cara menambah modal nasabah dengan pertimbangan nasabah memanga membutuhkan tambahan dana dan usaha yang dibiayai memang masih layak. 39 Konsolidasi adalah peleburan dua perusahaan atau lebih menjadi satu perusahaan.

Page 69: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

69

7. Memindahkan kedudukan/lokasi barang maupun barang jaminan dari

kedudukan / lokasi barang itu semula atau sepatutnya berada, dan/atau

mengalihkan hak atas barang atau barang jaminan yang bersangkutan kepada

pihak lain,

8. Mengajukan permohonan kepada yang berwenang untuk menunjuk

eksekutor,40 kurator41, likuidator42 atau pengawas atas sebagian atau seluruh

harta kekayaan.

B. Bentuk Moral Hazard Nasabah Pada Pembiayaan Murabahah Di Bank

Bukopin Syariah

Proses realisasi pembiayaan dibank syariah adalah tidak semulus yang

dibayangkan. Karena tidak semua nasabah memiliki karakter bisnis yang sama

satu dengan yang lain.

Karakter nasabah ada dua yaitu koorporatif dan tidak koorporatif. Nasabah

yang koorporatif merupakan nasabah yang jujur terhadap segala keadaan usaha

nasabah maupun dalam pendapatan nasabah. Nasabah yang tidak korporatif yaitu

nasabah yang mengumpat atau tdak bertanggung jawab atas kewajibanya kepada

bank, nasabah seperti ini juga dapat di katakan sebagai nasabah yang melakukan

moral hazard.

40 Eksekutor adalah orang yang melakukan eksekusi 41 Kurator adalah pengurus harta benda orang yang pailit 42 Likuidator adalah orang yang melakukan likuidasi

Page 70: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

70

Moral hazard yang di lakukan oleh nasabah atas pembiayaan yang di berikan

adalah berupa ketidaktaatan nasabah dalam menjalankan usaha yang dibiayai

bank dengan ketentuan yang telah di perjanjikan dan di sepakati. Dalam hal ini

nasabah terkadang memberikan informasi atau laporan-laporan yang tidak sesuai

pada keadaan yang sesungguhnya.

Akibat dari pelanggaran perjanjian jual beli (murabahah) yang di lakukan

nasabah, maka akibatnya timbul Non Performing Loan, yaitu pembiayaan

bermasalah di mana bank tidak mendapatkan laba dari usaha yang di biayai.

Contoh kasus/bentuk moral hazard yang di lakukan nasabah Bank Bukopin

Syariah

Pada tanggal 13 Februari 2003, Seorang nasabah telah menandatangani

kontrak pembiayaan murabahah investasi dengan PT. Bank Bukopin Syariah

yaitu berupa pembelian sebuah alat mesin bubut senilai Rp 170.000.000.

Pembiayaan terhitung sejak tanggal 13 Februari 2003 sampai 13 Februari 2005

dengan jaminan berupa sebuah rumah. Sampai pada bulan Juni 2004 nasabah

tersebut mulai tidak melaksanakan atau tidak memenuhi kewajibannya sesuai

dengan waktu yang di tentukan, hal ini terus berlanjut hingga pada bulan Oktober

2004 nasabah tidak memenuhi kewajibannya kepada PT. Bank Bukopin Syariah.

Bank dalam hal ini telah berulang kali mengingatkan nasabah baik secara lisan

maupun tulisan untuk memenuhi kewajibannya, namun nasabah tetap tidak

mengindahkannya atau tidak menanggapinya. Di karenakan nasabah tidak

Page 71: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

71

memenuhi kewajibannya, maka bank telah menyita seluruh aset yang telah di

jadikan jaminan oleh nasabah tersebut.

Setelah dilakukan penyelidikan atas ketidaktaatan nasabah, ternyata pihak

bank telah membuktikan bahwa nasabah telah menjual sebagian aset perusahaan

miliknya tanpa adanya persetujuan dari bank yaitu menjual beberapa alat mesin

bubut lainnya. Dengan demikian, nasabah telah terbukti melanggar ketentuan-

ketentuan dari pasal 11 akad ini. Akibat dari penjualan sebagian asetnya tersebut,

perusahaan nasabah mengalami penurunan tingkat jumlah konsumen dan di ikuti

dengan turunnya tingkat marjin usaha, sehingga dampaknya perusahaan pun

menjadi bangkrut dan tidak bisa membayar hutang–hutangnya kepada pihak bank.

Dari contoh kasus di atas, nasabah di anggap telah melakukan ingkar/cidera

janji, dalam hal ini nasabah dapat di katakan melakukan moral hazard yaitu dari

segi penjualan sebagian aset perusahaan yang berpengaruh pada kemampuan/tata

cara membayar atau melunasi hutang kepada bank. Hal ini nasabah telah

melakukan ingkar/cidera janji pada pasal 11 Akad Jual Beli dan Pengakuan

Hutang al-Murabahah tentang Pembatasan Terhadap Tindakan Nasabah.

C. Upaya Bank Bukopin Syariah Dalam Mencegah Terjadinya Moral Hazard

Nasabah Pada Pembiayaan Murabahah

Sebelum suatu fasilitas pembiayaan di berikan maka bank harus merasa yakin

bahwa pembiayaan yang di berikan benar-benar akan kembali. Keyakinan

tersebut di peroleh dari hasil penilaian pembiayaan sebelum pembiayaan di

Page 72: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

72

salurkan. Penilaian pembiayaan oleh bank dapat di lakukan dengan berbagai cara

untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya, seperti melalui prosedur

penilaian yang benar-benar dan sungguh-sungguh.

Sebelum melakukan analisis pembiayaaan pada calon nasabah debitur maka

terlebih dahulu dilakukan pembagian dari jenis pengguna pembiayaan murabahah,

yaitu:

1. Pribadi/Individu

Dalam konsep pribadi, nasabah dapat mengajukan pembiayaan

murabahah yang bersifat konsumtif maupun produktif. Contoh pembiayaan

murabahah konsumtif yaitu; murabahah pembelian rumah, pembelian mobil

dan murabahah konsumsi lainnya. Sedangkan contoh pada pembiayaan

murabahah yang bersifat produktif yaitu; pembelian beberapa mesin jahit

(murabahah investasi) guna untuk kelangsunagan usaha bisnis nasabah.

2. Bentuk perusahaan.

Bentuk perusahaan dibagi menjadi 4 yaitu:

a. Perusahaan perorangan adalah bentuk yang paling sederhana. Ini adalah

bisnis yang di kelola oleh orang tertentu, misalnya pengusaha toko,

pedagang mobil bekas biasa, konveksi kecil-kecilan dan businessman

lainnya yang menjalankan bisnisnya sendiri. Bentuk modal umumnya

terbatas. Mereka menjalankan bisnisnya sendirian, sehingga seluruh

tanggung jawab ada padanya. Seluruh hartanya dipertaruhkan untuk

menjamin hutang-hutangnya, termasuk kepada bank. Dalam istilah

Page 73: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

73

hukum, pada perusahaan perorangan ini tanggung jawab adalah tidak

terbatas.43

b. Firma merupakan persekutuan dagang yang dimiliki dan dipakai untuk

berdagang oleh beberapa orang secara bersama. Ia merupakan perserikatan

yang didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan dibawah satu nama.

Dalam firma setiap orang berhak bertindak mewakili perusahaan dan

setiap perikatan yang di lakukan oleh salah satu persero akan mengikat

persero lainnya.

c. Perseroan komandier (CV) adalah suatu persekutuan modal yang

membentuk perseroan yang di lakukan oleh beberapa orang di mana

sebagian bertindak aktif sebagai pengurus perseroan dan sebagiannya lagi

tidak. Persero yang mengurus perusahaan disebut dengan persero aktif,

sedangkan persero yang tidak mengurus perseroan disebut persero diam

atau persero komanditer. Tanggung jawab persero aktif adalah tidak

terbatas dan renteng.44

d. Perseroan terbatas (PT) adalah persekutuan modal yang membentuk

perseroan di mana ada keterbatasan pada tanggung jawab terhadap

kekayaan (saham) yang telah di masukan kedalam peseroan tersebut.

43 Tanggung jawab tidak terbatas adalah harta pribadi juga ikut menanggung utang yang diterima oleh perusahaan 44 Renteng adalah tanggung jawab atas utang perusahaan dibebankan kepada seluruh persero aktif, sedangkan persero diam hanya terbatas pada modal yang disetor kepada perusahaan

Page 74: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

74

Dari keempat macam bentuk perusahaan, maka dapat kita klasifikasikan

terhadap sifat pembiayaan murabahah yang diajukan yaitu murabahah produktif

(murabahah investasi dan murabahah modal kerja) dan murabahah konsumtif

(murabahah pembelian mobil, murabahah pembelian rumah dan murabahah

konsumsi).

1. Upaya pencegahan moral hazard nasabah terhadap nasabah pribadi yang

mengajukan pembiayaan murabahah bersifat konsumtif

a. Prinsip-prinsip Pemberian Pembiayaan:

1) Character (penilaian watak)

Penilaian watak atau kepribadian calon debitor di maksudkan

untuk mengetahui kejujuran dan itikad baik calon debitor untuk

melunasi atau mengembalikan pinjamannya, sehingga tidak akan

menyulitkan bank di kemudian hari. Hal ini dapat diperoleh terutama

di dasarkan kepada hubungan yang telah terjalin antara bank dan calon

debitor atau informasi yang diperoleh dari pihak lain yang mengetahui

moral, kepribadian dan calon debitor dalam kehidupan kesehariannya.

2) Capacity (penilaian kemampuan)

Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah

dalam membayar kembali pinjaman yang diambil. Bank harus meneliti

tentang keahlian calon debitor dalam bidang usahanya dan

kemampuan manajerialnya, sehingga bank yakin bahwa usaha yang

Page 75: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

75

akan di biayainya di kelola oleh orang-orang yang tepat, sehingga

calon debitornya dalam jangka waktu tertentu mampu melunasi atau

mengembalikan pinjamannnya. Dari penilaian ini terlihat kemampuan

nasabah dalam mengelola bisnis.

3) Capital (penilaian terhadap modal)

Bank dengan ini menganalisis pada posisi keuangan nasabah

secara menyeluruh mengenai masa lalu dan yang akan datang,

sehingga dapat diketahui kemampuan permodalan calon debitor dalam

menunjang pembiayaan konsumsi bagi calon nasabah debitor, atau

dengan kata lain bank harus mengetahui jumlah modal yang di

perlukan calon nasabah.

4) Collateral (penilaian terhadap agunan)

Untuk menanggung pembayaran kredit macet, calon debitor

umumnya wajib menyediakan jaminan berupa agunan yang

berkualitas tinggi dan mudah dicairkan yang nilainya minimal sebesar

jumlah kredit atau pembiayaan yang di berikan kepadanya, sehingga

jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang di titipkan akan dapat di

pergunakan secepat mungkin.

5) Condition (penilaian terhadap prospek usaha nasabah debitor)

Penilaian kondisi atau prospek nasabah yang di biayai hendaknya

benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan

pembiayaan bermasalah relatif kecil.

Page 76: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

76

6) Personality (kepribadian)

Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah

lakunya sehari-hari dan masa lalunya.

7) Party (para pihak)

Para pihak merupakan titik sentral yang di perhatikan dalam setiap

pemberian pembiayaan. Untuk itu pihak pemberi dana shahibul maal

harus memperoleh kepercayaan terhadap para pihak, dalam hal ini

mudharib. Bagaimana karakternya, kemampuannya dan sebagainya.

8) Purpose (tujuan)

Yaitu bank harus mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil

pembiayaan. Harus pula diawasi agar pembiayaan tersebut benar-

benar diperuntukan untuk tujuan seperti diperjanjikan dalam suatu

perjanjian akad.

9) Payment (pembayaran)

Mengenai ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan

pembiayan yang telah di ambil atau dari sumber mana saja dana untuk

pengembalian pembiayaan. Semakin banyak sumber penghasilan

debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya

merugi akan dapat di tutupi oleh usaha lainnya.

10) Prospect (kedepan)

Menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang menguntungkan

atau tidak atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.

Page 77: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

77

Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas pembiayaan yang

dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan bank yang rugi akan tetapi

juga nasabah.

11) Profitability (perolehan laba)

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam

mencari laba.

12) Protection (perlindungan)

Tujuannya bagaimana menjaga agar pembiayaan yang di

berikan mendapatkan jaminan perlindungan, sehingga pembiayaan

yang di berikan benar-benar aman. Perlindungan yang di berikan

oleh si peminjam dapat berupa jaminan barang atau orang atau

jaminan asuransi.

b. Analisis kualitatif dalam Pembiayaan murabahah

Analisis kualitatif dibedakan menjadi dua golongan, yaitu variabel

internal dan eksternal. Variabel internal yaitu yang variabel-variabelnya

berada dalam kendali nasabah, sedangkan variabel eksternal yaitu yang

variabelnya berada diluar kendali nasabah, namun nasabah tidak memiliki

kemampuan sama sekali untuk mengendalikan pada faktor ini.

Page 78: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

78

1) Variabel Internal.

Pada variabel ini nasabah harus memperoleh perhatian dari

Account Officer dalam melakukan analisis pembiayaan, diantaranya

yaitu:

a) Karakter

Yang perlu mendapat perhatian adalah karakter dari calon

nasabah debitur, yaitu orang yang mengajukan pembiayaan.

Karakter ini berhubungan dengan kejujuran, moral, dan kesediaan

manajemen nasabah bekerja sama dengan bank. Bank selalu ingin

agar pembiayaan yang diberikannya dapat dikembalikan sesuai

perjanjian. Oleh karena itu, bank hanya akan memberikan

pembiayaan kepada debitor yang memiliki itikad baik dan

memiliki komitmen yang tinggi unuk memenuhi kewajibannya

sesuai perjanjian. Bank tidak akan dan tidak boleh memberikan

pembiayaan kepada debitor yang memiliki itikad tidak baik.

Menilai karakter memang sulit, malah dapat dikatakan paling sulit.

Walaupun demikian, penilaian ini harus tetap dilakukan.

Untuk menilai karakter debitor, Account Officer dapat

mengumpulkan informasi nasabah berupa Bank Checking. Sesama

Account Officer, baik dari bank yang sama maupun dari bank yang

berbeda. Bila pengecekan dilakukan ke bank lain, ini disebut bank

checking.

Page 79: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

79

b) Latar belakang dan reputasi

Faktor kedua adalah latar belakang dan reputasi. Latar

belakang suatu karakter berhubungan langsung dengan reputasi

nasabah. Karakter yang baik cenderung dapat menjaga reputasi

dengan baik walaupun tidak ada satu ukuran yang pasti mengenai

hal ini. Bila nasabah tidak bisa menjaga reputasi, maka kegagalan

dalam memperoleh pembiayaan akan besar.

c) Objek pembiayaan

Sebagai seorang Account Officer harus melakukan investigasi

terhadap objek pembiayaan, apakah bertentangan dengan Al-quran

dan As-Sunnah atau tidak, diantaranya yaitu:

(1) Apakah objek pembiayaan halal/haram?

(2) Apakah proyek menimbulkan kemudhoratan bagi masyarakat?

(3) Apakah proyek berkaitan dengan perbuatan mesum/asusila?

(4) Apakah proyek berkaitan dengan perjudian?

(5) Apakah proyek berkaitan dengan industri senjata yang illegal?

(6) Apakah preyek tersebut dapat merugikan syiar Islam baik

secara langsung/tidak langsung?

Page 80: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

80

2. Variabel eksternal.

Pada variabel ini seorang Account Officer melakukan analisis

pembiayaan pada nasabah yang berupa siklus atau konjungtur

ekonomi.

Risiko pembiayaan memiliki hubungan dengan siklus atau

konjungtur ekonomi dari calon debitur yang bersangkutan. Suatu

siklus atau konjungtur ekonomi terdiri dari empat tahap: peak (titik

puncak), decline (menurun), recession (titik rendah) dan recovery

(pemulihan).

Pada saat keadaan nasabah berada pada peak (posisi puncak),

segala sesuatunya berjalan dengan lancar, pendapatan relatif tetap

stabil dan pendapatan berada pada titik tertinggi. Sampai suatu waktu

tertentu, tingkat kebutuhan nasabah membludak, tingkat konsumsi

nasabah naik dan atau karena dorongan faktor ekonomi lainnya

sehingga dapat memungkinkan timbulnya nasabah kurang mengaudit

manajemen keuangannya, pendapatannya lebih cepat habis sebelum

waktunya dan atau membuat hutang kepada pihak lain. Keadaan itulah

dapat menyebabkan daya nasabah dalam melakukan pelunasan hutang

kepada bank mengalami decline (menurun). Selain itu, banyak dari

nasabah-nasabah mulai membuat atau melakukan wanprestasi atau

melakukan tindak pidana untuk dapat melunasi hutangnya kepada

bank. Itulah masa recession (titik terendah). Pada titik ini sebagian

Page 81: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

81

nasabah debitur yang tidak kuat akan mulai berguguran dan banyak

bermunculan pembiayaan-pembiayaan bermasalah. Masa ini tidak

akan berlangsung selamanya, pada suatu saat nasabah bisa kembali

mengalami recovery (pemulihan) yang bisa di sebakan oleh adanya

pendapatan lain dan atau karena faktor ekonomi lainnya.

Siklus ekonomi tersebut berhubungan langsung dengan risiko

pembiayaan yang di berikan bank. Pada tahap boom umumya segala

sesuatu berjalan baik dan lancar. Tahap yang paling di takuti adalah

decline dan recession. Pada tahap ini umumnya pembayaran ke bank

mulai tersendat. Beberapa nasabah mulai mengajukan restrukturisasi45

atau penjadwalan kembali pinjaman yang telah diperoleh.

Oleh karena itu, dalam pemberian pembiayaan kita perlu

mengetahui posisi bisnis tersebut dalam siklus atau konjungtur

ekonomi. Kita harus mengupayakan pemberian pembiayaan kepada

nasabah yang berada dalam posisi recovery atau boom.

c. Pengklasifikasian nasabah atas layak atau tidaknya pembiayaan murabahah

di berikan berdasarkan analisis SWOT

Setelah mendapatkan hasil dari analisis, baik bersifat kuantitatif

maupun kualitatif, maka calon debitor dapat di klasifikasikan kedalam

45 Restructuring adalah tindakan bank kepada nasabah dengan cara menambah modal nasabah dengan pertimbangan nasabah memang membetuhkan tambahan dana dan usaha yang dibiayai memang masih layak.

Page 82: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

82

bentuk kesimpulan berupa analisis keadaan calon debitor. Dalam

mengambil kesimpulan ini, dapat menggunakan prinsip SWOT analisis.

Dalam SWOT analisis, kita menggolongkan variable-variabel tersebut

sehingga akhirnya memperoleh suatu gambaran komprehensif mengenai

posisi dan kondisi nasabah di lingkungannya. SWOT analisis adalah suatu

analisis terhadap strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan),

opportunities (peluang) dan threats (ancaman) yang dihadapi calon

nasabah debitor. Kekuatan dan kelemahan adalah kondisi yang di ambil

dari variabel internal nasabah, sedangkan peluang dan ancaman adalah

kondisi yang diambil dari variabel eksternal.

a. Strengths (kekuatan)

1) Kekuatan relatif di identifikasi terhadap kelangsungan keadaan

ekonomi nasabah. Ada variabel yang memiliki pengaruh yang kuat

terhadap nasabah dan ada variabel yang memliki pengaruh yang

lemah.

2) Sejauh mana kekuatan setiap variabel di bandingkan nasabah-

nasabah lain di sektor pembiayaan yang sama.

3) Sejauh mana kekuatan setiap variabel akan bertahan. Misalnya bila

kita menyebutkan bahwa salah satu kekuatannya terletak pada

karakter. bulanan. Kita harus bertanya, berapa lama kekuatan ini

dapat bertahan.

Page 83: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

83

4) Apa upaya dan tindakan yang diambil nasabah untuk

mempertahankan kekuatan yang dimilikinya.

b. Weaknesses (kelemahan)

1) Berapa signifikan kelemahan ini mempengaruhi kelangsungan

pelunasan hutang nasabah.

2) Apakah kelemahan yang di identifikasi adalah kelemahan yang

bersifat sementara atau permanen.

3) Apa upaya nasabah dalam menanggulangi atau memperbaiki

kelemahan ini.

c. Opportunities (peluang)

1) Seberapa besar peluang yang ada.

2) Apakah peluang ini hanya bersifat sementara atau permanen.

Berapa lama peluang ini akan terbuka bagi nasabah.

3) Apakah nasabah siap menerima peluang tersebut.

d. Threats (ancaman)

1) Seberapa besar ancaman yang di identifikasi dapat mempengaruhi

kelangsungan kemampuan bayar nasabah.

2) Bagaimana pengaruh ancaman terhadap nasabah di bandingkan

nasabah lainnya.

3) Apakah ancaman tersebut bersifat sementara atau permanen

Page 84: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

84

4) Bagaimana langkah-langkah yang di siapkan dan di ambil oleh

nasabahsehubungan dengan kemungkinan timbulnya ancaman

tersebut.

Setelah menganalisis variabel-variabel tersebut, kita harus mengambil

kesimpulan yang berkaitan dengan pemberian pembiayaan. Suatu

pembiayaan baru boleh di berikan (di rekomendasikan oleh Account

Officer) bila:

Dengan kata lain, kita hanya boleh merekomendasikan suatu proposal

pembiayaan bila kita percaya dan yakin bahwa nasabah memiliki sumber

daya (kekuatan) dan peluang untuk mengatasi kelemahan dan ancaman

yang di hadapinnya. Hanya nasabah seperti itulah yang dapat bertahan di

bisnis.

2. Upaya pencegahan moral hazard nasabah terhadap nasabah pribadi yang

mengajukan pembiayaan murabahah bersifat Produktif (perusahaan

perorangan)

a. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit/Pembiayaan:

1) Character (penilaian watak)

Penilaian watak atau kepribadian calon debitor di maksudkan

untuk mengetahui kejujuran dan itikad baik calon debitor untuk

STRENGTHS + OPPORTUNITIES > WEAKNESS + THREATS

Page 85: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

85

melunasi atau mengembalikan pinjamannya, sehingga tidak akan

menyulitkan bank di kemudian hari. Hal ini dapat diperoleh terutama

di dasarkan kepada hubungan yang telah terjalin antara bank dan calon

debitor atau informasi yang diperoleh dari pihak lain yang mengetahui

moral, kepribadian dan calon debitor dalam kehidupan kesehariannya.

2) Capacity (penilaian kemampuan)

Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah

dalam membayar kembali pinjaman yang diambil. Bank harus meneliti

tentang keahlian calon debitor dalam bidang usahanya dan

kemampuan manajerialnya, sehingga bank yakin bahwa usaha yang

akan di biayainya di kelola oleh orang-orang yang tepat, sehingga

calon debitornya dalam jangka waktu tertentu mampu melunasi atau

mengembalikan pinjamannnya. Dari penilaian ini terlihat kemampuan

nasabah dalam mengelola bisnis.

3) Capital (penilaian terhadap modal)

Bank dengan ini menganalisis pada posisi keuangan nasabah

secara menyeluruh mengenai masa lalu dan yang akan datang,

sehingga dapat diketahui kemampuan permodalan calon debitor dalam

menunjang pembiayaan proyek atau usaha calon debitor yang

bersangkutan, atau dengan kata lain bank harus mengetahui jumlah

modal yang di perlukan calon nasabah.

Page 86: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

86

4) Collateral (penilaian terhadap agunan)

Untuk menanggung pembayaran kredit macet, calon debitor

umumnya wajib menyediakan jaminan berupa agunan yang

berkualitas tinggi dan mudah dicairkan yang nilainya minimal sebesar

jumlah kredit atau pembiayaan yang di berikan kepadanya, sehingga

jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang di titipkan akan dapat di

pergunakan secepat mungkin.

5) Condition (penilaian terhadap prospek usaha nasabah debitor)

Bank harus menganalisis keadaan pasar dalam negri dan di luar

negri baik masa lalu maupun masa yang akan datang, sehingga masa

depan pemasaran dari proyek atau usaha calon debitor yang di biayai

bank dapat di ketahui. Penilaian kondisi atau prospek bidang usaha

yang di biayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik,

sehingga kemungkinan pembiayaan tersebut bermasalah relatif kecil.

6) Personality (kepribadian)

Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya

sehari-hari dan masa lalunya

7) Party (para pihak)

Para pihak merupakan titik sentral yang di perhatikan dalam setiap

pemberian pembiayaan. Untuk itu pihak pemberi dana shahibul maal

harus memperoleh kepercayaan terhadap para pihak, dalam hal ini

mudharib. Bagaimana karakternya, kemampuannya dan sebagainya.

Page 87: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

87

8) Purpose (tujuan)

Yaitu bank harus mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil

pembiayaan. Harus dilihat apakah dana yang akan di gunakan untuk

hal-hal yang positif yang benar-benar dapat menaikan income

perusahaan. Dan harus pula diawasi agar pembiayaan tersebut benar-

benar diperuntukan untuk tujuan seperti diperjanjikan dalam suatu

perjanjian akad.

9) Payment (pembayaran)

Mengenai ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan pembiayan

yang telah di ambil atau dari sumber mana saja dana untuk

pengembalian pembiayaan. Semakin banyak sumber penghasilan

debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya

merugi akan dapat di tutupi oleh usaha lainnya.

10) Prospect ( kedepan)

Menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang menguntungkan atau

tidak atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal

ini penting mengingat jika suatu fasilitas pembiayaan yang dibiayai

tanpa mempunyai prospek, bukan bank yang rugi akan tetapi juga

nasabah.

11) Profitability (perolehan laba)

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari

laba.

Page 88: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

88

12) Protection (perlindungan)

Tujuannya bagaimana menjaga agar pembiayaan yang di berikan

mendapatkan jaminan perlindungan, sehingga pembiayaan yang di

berikan benar-benar aman. Perlindungan yang di berikan oleh si

peminjam dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan

asuransi.

b. Analisis kualitatif dalam pemberian Pembiayaan murabahah

Analisis kualitatif dibedakan menjadi dua golongan, yaitu variabel

internal dan eksternal. Variabel internal yaitu yang variabel-variabelnya

berada dalam kendali nasabah, sedangkan variabel eksternal yaitu yang

variabelnya berada diluar kendali nasabah, namun nasabah tidak memiliki

kemampuan sama sekali untuk mengendalikan pada faktor ini.

1) Variabel Internal.

Pada variabel ini nasabah harus memperoleh perhatian dari Account

Officer dalam melakukan analisis kredit/pembiayaan, diantaranya yaitu:

a) Manajemen

Faktor pertama yang perlu mendapat perhatian adalah karakter

dari manajemen, yaitu orang-orang yang mengelola bisnis yang

dibiayai. Karakter ini berhubungan dengan kejujuran, moral, dan

kesediaan manajemen bekerja sama dengan bank. Bank selalu

ingin agar pembiayaan yang diberikannya dapat dikembalikan

Page 89: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

89

sesuai perjanjian. Oleh karena itu, bank hanya akan memberikan

pembiayaan kepada nasabah yang memiliki itikad baik dan

memiliki komitmen yang tinggi unuk memenuhi kewajibannya

sesuai perjanjian. Bank tidak akan dan tidak boleh memberikan

pembiayaan kepada nasabah yang memiliki itikad tidak baik.

Menilai karakter memang sulit, malah dapat dikatakan paling sulit.

Walaupun demikian, penilaian ini harus tetap dilakukan.

Untuk menilai karakter debitor, Account Officer dapat

mengumpulkan informasi dari berbagai sumber sebagai berikut:

(1) Sesama Account Officer, baik dari bank yang sama maupun

dari bank yang berbeda. Bila pengecekan dilakukan ke bank

lain, ini disebut bank checking.

(2) Nasabah bank yang memiliki bidang usaha yang sama dengan

(calon) debitor.

(3) Supplier atau mitra bisnis dari calon debitor. Dari para mitra

bisnis kita dapat menetahui berbagai hal yang berhubungan

dengan debitor, misalnya kebiasaan membayar (tepat waktu

atau suka terlambat), ketepatan pengiriman barang, dan lain-

lain. Pengecekan informasi ke mitra dagang ini seirng disebut

sebagai trade checking.

Page 90: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

90

Faktor kedua adalah orientasi manajemen terhadap tujuan atau

sasaran bisnis. Tujuan/sasaran menunjukan persepsi manajemen

tentang masa depan perusahaan dipasar dan langkah-lagkah yang

harus diambil untuk mencapai tujuannya. Banyak perusahaan yang

memiliki tujuan hanya dimimpi saja. Mereka dapat berbicara

panjang lebar mengenai mimpi-mimpi mereka tentang perusahaan

yang ia kelola 10 tahun yang akan datang, tetapi tidak ada satupun

langkah yang diambil untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan

(atau tepatnya mimpi) seperti itu tidak ada gunanya sama sekali.

Oleh karena itu, lebih dari sekedar mengetahui sasaran perusahaan,

kita juga ingin mengetahui langkah-langkah yang diambil

menajemen untuk mencapai tujuan tersebut.

b) Organisasi

Erat kaitannya dengan manajemen adalah organisasi dari

perusaaan nasaba (perusaaan peroranan) . Yang dimaksud dengan

organisasi adalah bentuk kerja sama yang di kembangkan oleh

perusahaan dalam upaya mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

Faktor pertama yang harus di perhatikan adalah struktur

organisasi perusahaan. Ada beberapa perusahaan yang tidak

memiliki struktur yang jelas. Segala sesuatu berjalan sebagaimana

adanya. Akibatnya, selain timbul masalah potensial berupa alur

tanggung jawab yang jelas. Struktur organisasi yang jelas

Page 91: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

91

memberikan gambaran tentang wewenang dan tanggung jawab

seseorang. Dengan demikian, sistem pelaporan dan tanggung

jawab dapat berjalan dengan baik.

Struktur organisasi juga berhubungan dengan sistem pembagi

kerja diperusahaan. Semakin jelas pembagian kerja, semakin fokus

pekerjaan orang (unit) tertentu. Hal ini akan memberikan efesiensi

yang lebih tinggi karena orang menjadi ahli di bidangnya masing-

masing.

c) Produksi

Dalam variabel produksi kita mencoba mengetahui berbagai

aspek yang berkaitan dengan proses pembuatan produk atau proses

penyediaan jasa yang ditawarkan perusahaan ke pasar.

Faktor pertama yang harus di perhatikan adalah melakukan

investigasi terhadap objek pembiayaan (hasil produksi/jasa),

apakah bertentangan dengan Al-quran dan As-Sunnah atau tidak?

diantaranya yaitu:

(1) Apakah objek pembiayaan halal/haram?

(2) Apakah proyek menimbulkan kemudhoratan bagi masyarakat?

(3) Apakah proyek berkaitan dengan perbuatan mesum/asusila?

(4) Apakah proyek berkaitan dengan perjudian?

(5) Apakah proyek berkaitan dengan industri senjata yang illegal?

Page 92: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

92

(6) Apakah preyek tersebut dapat merugikan syiar Islam baik

secara langsung/tidak langsung?

Faktor kedua adalah manajemen produksi itu sendiri.

Manajemen produksi meliputi segala aspek yang berhubungan

dengan proses pembuatan barang, mulai dari perencanaan jadwal

produksi, pengawasan barang dalam proses, sampai pengendalian

kualitas produk akhir. Tanpa manajemen produksi yang memadai,

pengiriman produk dapat terlambat, produk yang di hasilkan tidak

sesuai dengan pesanan atau kehendak pembeli dan seterusnya,

yang pada akhirnya dapat menurunkan laba perusahaan adalah

pertanda buruk untuk para bankir karena hal tersebut berhubungan

langsung dengan kemampuan melunasi kewajiban bank

2) Variabel eksternal.

a. Siklus atau konjngtur ekonomi

Risiko pembiayaan memiliki hubungan dengan siklus atau

konjungtur ekonomi dari industri yang bersangkutan. Suatu siklus

atau konjungtur ekonomi terdiri dari empat tahap: peak (titik

puncak), decline (menurun), recession (titik rendah) dan recovery

(pemulihan).

Pada saat industri berada pada peak (posisi puncak), segala

sesuatunya berjalan lancar, penjualan mencapai titik tertinggi,

Page 93: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

93

permintaan membludak dan memperoleh laba yang besar. Sampai

suatu waktu tertentu, permintaan mencapai titik jenuh atau karena

dorongan faktor ekonomi, permintaan mulai menurun (decline),

penjualan sulit di lakukan dan para produsen mulai melakukan

potongan harga, memberikan hadiah besar-besaran dan

sebagainya. Itulah masa recession (titik rendah). Pada titik ini

sebagian produsen yang tidak kuat akan mulai berguguran. Masa

ini tidak akan berlangsung selamanya, pada suatu saat perusahaan

bisa kembali mengalami permintaan yang mulai menanjak,

penjualan mulai lancar kembali. Inilah yang disebut recovery

(pemulihan) yang bisa di sebakan oleh adanya mode, atau faktor

ekonomi lainnya.

Siklus ekonomi (industri) tersebut berhubungan langsung

dengan risiko pembiayaan yang di berikan bank. Pada tahap boom

umumya segala sesuatu berjalan baik dan lancar. Tahap yang

paling di takuti adalah decline dan recession. Pada tahap ini

umumnya pembayaran ke bank mulai tersendat. Beberapa

perusahaan mulai mengajukan restrukturisasi atau penjadwalan

kembali pinjaman yang telah di peroleh.

Oleh karena itu, dalam pemberian pembiayaan kita perlu

mengetahui posisi bisnis tersebut dalam siklus industri. Kita harus

Page 94: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

94

mengupayakan pemberian pembiayaan kepada bisnis yang berada

dalam posisi recovery atau boom.

b. Peraturan pemerintah

Tidak ada bisnis yang terlepas dari aspek ini. Setiap terdapat

peraturan teretntu, selalu terdapat konsekuensi tertentu. Kita harus

mengetahui konsekuensi tersebut terhadap bisnis yang kita biayai.

Peraturan pemerintah dapat membawa angin segar untuk bisnis

yang kita biayai, tetapi dapat juga merupakan ancaman.

Sebelum membiayai suatu bisnis, Account Officer juga harus

memeriksa Daftar Negatif Industri (DNI) untuk memastikan

bahwa bisnis yang ia biayai tidak terdapat didalamnya. DNI adalah

suatu daftar jenis-jenis industri yang tidak akan di keluarkan izin

operasinya oleh pemerintah. Secara berkala daftar ini diperbaiki

oleh pemerintah.

c. Pengklasifikasian nasabah atas layak atau tidaknya pembiayaan murabahah

di berikan berdasarkan analisis SWOT.

Setelah mendapatkan hasil dari analisis, baik bersifat kuantitatif

maupun kualitatif, maka calon debitor dapat di klasifikasikan kedalam

bentuk kesimpulan berupa analisis keadaan calon debitor. Dalam

mengambil kesimpulan ini, dapat menggunakan prinsip SWOT analisis.

Page 95: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

95

Dalam SWOT analisis, kita menggolongkan variabel-variabel tersebut

sehingga akhirnya memperoleh suatu gambaran komprehensif mengenai

posisi dan kondisi uasaha nasabah di lingkungannya. SWOT analisis

adalah suatu analisis terhadap strengths (kekuatan), weaknesses

(kelemahan), opportunities (peluang) dan threats (ancaman) yang

dihadapi perusahaan. Kekuatan dan kelemahan adalah kondisi yang di

ambil dari variabel internal perusahaan, sedangkan peluang dan ancaman

adalah kondisi yang diambil dari variabel eksternal.

a. Strengths (kekuatan)

1) Kekuatan relatif yang di identifikasi terhadap kelangsungan bisnis

usaha nasabah . Ada variabel yang memiliki pengaruh yang kuat

terhadap bisnis dan ada variabel yang memliki pengaruh yang

lemah.

2) Sejauh mana kekuatan setiap variabel akan bertahan. Apa upaya

dan tindakan yang di ambil manajemen untuk mempertahankan

kekuatan yang dimilikinya.

b. Weaknesses (kelemahan)

1) Berapa signifikan kelemahan ini mempengaruhi kelangsungan

hidup usaha nasabah.

2) Apakah kelemahan yang di identifikasi adalah kelemahan yang

bersifat sementara atau permanen.

Page 96: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

96

3) Apa upaya manajemen dalam menanggulangi atau memperbaiki

kelemahan ini.

c. Opportunities (peluang)

1) Seberapa besar peluang yang dimaksud di bandingkan kapasitas

perusahaan.

2) Apakah peluang ini hanya bersifat sementara atau permanen.

Berapa lama peluang ini akan terbuka bagi perusahaan.

3) Apakah manajemen siap menerima peluang tersebut.

d. Threats (ancaman)

1) Seberapa besar ancaman yang di identifikasi dapat mempengaruhi

kelangsungan bisnis usaha nasbah.

2) Bagaimana pengaruh ancaman terhadap usaha nasbah di

bandingkan perusahaan sejenis lainnya.

3) Apakah ancaman tersebut bersifat sementara atau permanen

4) Bagaimana langkah-langkah yang di siapkan dan di ambil oleh

nasabah sehubungan dengan kemungkinan timbulnya ancaman

tersebut.

Setelah menganalisis variabel-variabel tersebut, kita harus

mengambil kesimpulan yang berkaitan dengan pemberian pembiayaan.

Suatu pembiayaan baru boleh di berikan (di rekomendasikan oleh Account

Officer) bila:

Page 97: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

97

Dengan kata lain, kita hanya boleh merekomendasikan suatu

proposal pembiayaan bila kita percaya dan yakin bahwa perusahaan

memiliki sumber daya (kekuatan) dan peluang untuk mengatasi

kelemahan dan ancaman yang di hadapinnya. Hanya perusahaan seperti

itulah yang dapat bertahan di bisnis.

3. Upaya pencegahan moral hazard nasabah terhadap perusahaan yang

mengajukan pembiayaan murabahah bersifat produktif/konsumtif

a. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit/Pembiayaan:

1) Character (penilaian watak)

Penilaian watak atau kepribadian calon debitor di maksudkan

untuk mengetahui kejujuran dan itikad baik calon debitor untuk

melunasi atau mengembalikan pinjamannya, sehingga tidak akan

menyulitkan bank di kemudian hari. Hal ini dapat diperoleh terutama

di dasarkan kepada hubungan yang telah terjalin antara bank dan calon

debitor atau informasi yang diperoleh dari pihak lain yang mengetahui

moral, kepribadian dan calon debitor dalam kehidupan kesehariannya.

2) Capacity (penilaian kemampuan)

Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah

dalam membayar kembali pinjaman yang diambil. Bank harus meneliti

STRENGTHS + OPPORTUNITIES > WEAKNESS + THREATS

Page 98: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

98

tentang keahlian calon debitor dalam bidang usahanya dan

kemampuan manajerialnya, sehingga bank yakin bahwa usaha yang

akan di biayainya di kelola oleh orang-orang yang tepat, sehingga

calon debitornya dalam jangka waktu tertentu mampu melunasi atau

mengembalikan pinjamannnya. Dari penilaian ini terlihat kemampuan

nasabah dalam mengelola bisnis.

3) Capital (penilaian terhadap modal)

Bank dengan ini menganalisis pada posisi keuangan nasabah

secara menyeluruh mengenai masa lalu dan yang akan datang,

sehingga dapat diketahui kemampuan permodalan calon debitor dalam

menunjang pembiayaan proyek atau usaha calon debitor yang

bersangkutan, atau dengan kata lain bank harus mengetahui jumlah

modal yang di perlukan calon nasabah.

4) Collateral (penilaian terhadap agunan)

Untuk menanggung pembayaran kredit macet, calon debitor

umumnya wajib menyediakan jaminan berupa agunan yang

berkualitas tinggi dan mudah dicairkan yang nilainya minimal sebesar

jumlah kredit atau pembiayaan yang di berikan kepadanya, sehingga

jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang di titipkan akan dapat

di pergunakan secepat mungkin.

Page 99: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

99

5) Condition (penilaian terhadap prospek usaha nasabah debitor)

Bank harus menganalisis keadaan pasar dalam negri dan di luar

negri baik masa lalu maupun masa yang akan datang, sehingga masa

depan pemasaran dari proyek atau usaha calon debitor yang di biayai

bank dapat di ketahui. Penilaian kondisi atau prospek bidang usaha

yang di biayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik,

sehingga kemungkinan pembiayaan tersebut bermasalah relatif kecil.

6) Personality (kepribadian)

Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah

lakunya sehari-hari dan masa lalunya

7) Party (para pihak)

Para pihak merupakan titik sentral yang di perhatikan dalam setiap

pemberian pembiayaan. Untuk itu pihak pemberi dana shahibul maal

harus memperoleh kepercayaan terhadap para pihak, dalam hal ini

mudharib. Bagaimana karakternya, kemampuannya dan sebagainya.

8) Purpose (tujuan)

Yaitu bank harus mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil

pembiayaan. Harus dilihat apakah dana yang akan di gunakan untuk

hal-hal yang positif yang benar-benar dapat menaikan income

perusahaan. Dan harus pula diawasi agar pembiayaan tersebut benar-

benar diperuntukan untuk tujuan seperti diperjanjikan dalam suatu

perjanjian akad.

Page 100: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

100

9) Payment (pembayaran)

Mengenai ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan

pembiayan yang telah di ambil atau dari sumber mana saja dana untuk

pengembalian pembiayaan. Semakin banyak sumber penghasilan

debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya

merugi akan dapat di tutupi oleh usaha lainnya.

10) Prospect ( kedepan)

Menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang menguntungkan

atau tidak atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.

Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas pembiayaan yang

dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan bank yang rugi akan tetapi

juga nasabah.

11) Profitability (perolehan laba)

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam

mencari laba.

12) Protection (perlindungan)

Tujuannya bagaimana menjaga agar pembiayaan yang di berikan

mendapatkan jaminan perlindungan, sehingga pembiayaan yang di

berikan benar-benar aman. Perlindungan yang di berikan oleh si

peminjam dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan

asuransi.

Page 101: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

101

b.. Aspek-aspek pemberian pembiayaan

1) Aspek Yuridis/hukum

Yang dinilai dari aspek ini adalah masalah legalitas badan usaha serta

izin-izin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan pembiayaan.

Penilaian dimulai dengan meneliti keabsahan dan kesempurnaan akte

pendirian perusahaan, sehingga dapat diketahui siapa-siapa pemiliknya

dan besarnya modal masaing-masing pemilik. Kemudian juga di teliti

keabsahannya dari dokumen atau surat-surat penting lainnya seperti:

a) Surat Izin Usaha Industri (SIUI) untuk sector industri

b) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) untuk sector perdagangan.

c) Tanda Daftar Perusahaan (TDP).

d) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

e) Keabsahaan surat-surat yang dijaminkan misalnya sertifikat tanah

f) Serta dokumen yang dianggap penting lainnya, seperti KTP.

2) Aspek AMDAL

Analisis dampak lingkungan merupakan analisis terhadap

lingkungan baik darat, air atau udara, termasuk kesehatan manusia

apabila proyek itu dijalankan. Analisis ini dijalankan secara mendalam

sebelum pembiayaan ini disalurkan, sehingga proyek yang dibiayai

tidak akan mengalami pencemaran lingkungan disekitarnya.

Page 102: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

102

c. Analisis kualitatif dalam pemberian pembiayaan murabahah

Analisis kualitatif dibedakan menjadi dua golongan, yaitu variable

internal dan eksternal. Variabel internal yaitu variabel-variabelnya berada

dalam kendali perusahaan, dan variable eksternal yaitu yang variabel-

variabelnya berada diluar perusahaan, namun perusahaan tidak memiliki

kemampuan sama sekali untuk mengendalikan faktor-faktor ini.

1) Variabel Internal.

Pada variabel ini perusahaan harus memperoleh perhatian dari

Account Officer dalam melakukan analisis pembiayaan, diantaranya

adalah:

a) Manajemen

Faktor pertama yang perlu mendapat perhatian adalah karakter

dari manajemen, yaitu orang-orang yang mengelola bisnis yang di

biayai. Karakter ini berhubungan dengan kejujuran, moral, dan

kesediaan manajemen bekerja sama dengan bank. Bank selalu

ingin agar pembiayaan yang diberikannya dapat dikembalikan

sesuai perjanjian. Oleh karena itu, bank hanya akan memberikan

pembiayaan kepada nasabah yang memiliki itikad baik dan

memiliki komitmen yang tinggi unuk memenuhi kewajibannya

sesuai perjanjian. Bank tidak akan dan tidak boleh memberikan

pembiayaan kepada nasabah yang memiliki itikad tidak baik.

Page 103: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

103

Menilai karakter memang sulit, malah dapat dikatakan paling sulit.

Walaupun demikian, penilaian ini harus tetap dilakukan.

Untuk menilai karakter debitor, Account Officer dapat

mengumpulkan informasi dari berbagai sumber sebagai berikut:

(1) Sesama Account Officer, baik dari bank yang sama maupun

dari bank yang berbeda. Bila pengecekan dilakukan ke bank

lain, ini disebut bank checking.

(2) Nasabah bank yang memiliki bidang usaha yang sama dengan

(calon) debitor.

(3) Supplier atau mitra bisnis dari calon debitor. Dari para mitra

bisnis kita dapat menetahui berbagai hal yang berhubungan

dengan debitor, misalnya kebiasaan membayar (tepat waktu

atau suka terlambat), ketepatan pengiriman barang, dan lain-

lain. Pengecekan informasi ke mitra dagang ini seirng disebut

sebagai trade checking.

Faktor kedua adalah orientasi manajemen terhadap tujuan

atau sasaran bisnis. Tujuan/sasaran menunjukan persepsi

manajemen tentang masa depan perusahaan dipasar dan langkah-

lagkah yang harus diambil untuk mencapai tujuannya. Banyak

perusahaan yang memiliki tujuan hanya dimimpi saja. Mereka

dapat berbicara panjang lebar mengenai mimpi-mimpi mereka

Page 104: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

104

tentang perusahaan yang ia kelola 10 tahun yang akan datang,

tetapi tidak ada satupun langkah yang diambil untuk mencapai

tujuan tersebut. Tujuan (atau tepatnya mimpi) seperti itu tidak ada

gunanya sama sekali. Oleh karena itu, lebih dari sekedar

mengetahui sasaran perusahaan, kita juga ingin mengetahui

langkah-langkah yang diambil menajemen untuk mencapai tujuan

tersebut.

Langkah-langkah pencapaian tersebut dituangkan dalam

bentuk strategi-strategi. Strategi adalah petunjuk umum mengenai

cara-cara perusahaan mencapai tujuan jangka panjangnya. Strategi

ini harus diterjemahkan kedalam rencana tindakan (action plan)

yang rinci yang merupakan pedoman dalam bekerja sehari-hari.

Manajemen yang memiliki visi, sasaran, dan rencana yang

jelas menunjukan tingkat kesiapan mereka dalam mengelola

bisnisnya. Tanpa sasaran, mereka tidak tahu apa yang harus dituju

oleh perusahaan yang mereka kendalikan. Dari sudut teori

manajemen, keadaan seperti itu sangat berbahaya.

Faktor ketiga dari manajemen adalah latar belakang dan

reputasi. Latar belakang manajemen berhubungan dengan

pengalaman manajemen di bisnis secara umum dan industri yang

sekarang secara khusus. Manajemen yang berpengalaman

cenderung dapat menyelesaikan masalah dengan lebih baik

Page 105: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

105

walaupun tidak ada satu ukuran yang pasti mengenai hal ini. Bila

manajemen yang mengurus bisnis tidak berpengalaman sama

sekali dibidang yang sama sebelumnya, risiko kegagalan akan

lebih besar. Reputasi berhubungan dengan kredibilitas manajemen

dimata mitra bisnisnya.

b) Organisasi

Erat kaitannya dengan manajemen adalah organisasi

perusahaan. Yang dimaksud dengan organisasi adalah bentuk kerja

sama yang di kembangkan oleh perusahaan dalam upaya mencapai

sasaran yang telah ditetapkan.

Faktor yang harus di perhatikan adalah struktur organisasi

perusahaan. Ada beberapa perusahaan yang tidak memiliki struktur

yang jelas. Segala sesuatu berjalan sebagai adanya. Akibatnya,

selain timbul masalah potensial berupa alur tanggung jawab yang

jelas. Struktur organisasi yang jelas memberikan gambaran tentang

wewenang dan tanggung jawab seseorang. Dengan demikian,

sistem pelaporan dan tanggung jawab dapat berjalan dengan baik.

c) Perusahaan

Dalam pemberian pembiayaan, penting sekali bagi Account

Officer untuk mengetahui latar belakang dan sejarah perusahaan

yang di biayainya. Dengan mengetahui berbagai aspek latar

belakang ini kita dapat mengetahui perkembangan yang dilalui

Page 106: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

106

seperti pada perkembangan susunan pemegang saham, manajemen

dan modal perusahaan. Bila sering terjadi penggantian pemegang

saham/manajemen tanpa alasan yang jelas, itu merupakan satu

indikasi yang harus diperhatikan. Ada kemungkinan bahwa para

pemegang saham tidak pernah cocok satu dengan yang lainnya.

Di samping itu, bentuk perusahaan juga merupakan aspek

yang harus diperhatikan. Secara umum, bentuk perusahaan dibagi

empat jenis, yaitu perusahaan perorangan, firma, perseroan

komanditer (CV) dan perseroan tebatas (PT). Masing-masing jenis

perusahaan memiliki tanggung jawab yang berbeda. Mengetahui

bentuk perusahaan adalah suatu hal mutlak bagi seorang Account

Officer agar risiko kredit/pembiayaan dapat dikendalikan.

(1) Perusahaan perorangan adalah bentuk yang paling sederhana.

Ini adalah bisnis yang di kelola oleh orang tertentu, misalnya

pengusaha toko, pedagang mobil bekas biasa, konveksi kecil-

kecilan dan businessman lainnya yang menjalankan bisnisnya

sendiri. Bentuk modal umumnya terbatas. Mereka menjalankan

bisnisnya sendirian, sehingga seluruh tanggung jawab ada

padanya. Seluruh hartannya dipertaruhkan untuk menjamin

hutang-hutangnya, termasuk kepada bank. Dalam istilah

Page 107: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

107

hukum, pada perusahaan perorangan ini tanggung jawab adalah

tidak terbatas.46

(2) Firma adalah persekutuan dagang yang dimiliki dan dipakai

untuk berdagang oleh beberapa orang secara bersama. Ia

merupakan perserikatan yang didirikan untuk menjalankan

suatu perusahaan dibawah satu nama. Dalam firma setiap

orang berhak bertindak mewakili perusahaan dan setiap

perikatan yang di lakukan oleh salah satu persero akan

mengikat persero lainnya.

(3) Perseroan komanditer (CV) adalah suatu persekutuan modal

yang membentuk perseroan yang di lakukan oleh beberapa

orang di mana sebagian bertindak aktif sebagai pengurus

perseroan dan sebagiannya lagi tidak. Persero yang mengurus

perusahaan disebut dengan persero aktif, sedangkan persero

yang tidak mengurus perseroan disebut persero diam atau

persero komanditer. Tanggung jawab persero aktif adalah tidak

terbatas dan renteng.47

(4) Perseroan terbatas (PT) adalah persekutuan modal yang

membentuk perseroan di mana ada keterbatasan pada tanggung

46 Tanggung jawab tidak terbatas adalah harta pribadi ikut menanggung hutang yang diterima oleh perusahaan 47 Renteng adalah tanggung jawab atas hutang perusahaan dibebankan kepada seluruh persero aktif, sedangkan persero diam hanya terbatas pada modal yang disetor kepada perusahaan

Page 108: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

108

jawab terhadap kekayaan (saham) yang telah di masukan

kedalam peseroan tersebut.

Ada beberapa ketentuan penting yang berhubungan dengan PT

yang harus diketahui oleh Account Officer, yaitu:

(1) Perusahaan ini harus di dirikan dengan akta notaris. Bila terjadi

perubahan, seluruh perubahan tersebut juga harus dibuat

didepan notaris.

(2) Akta pendirian perusahaan harus di sampaikan kepada Mentri

(Departemen) Kehakiman untuk memperoleh persetujuan

pengesahan.

(3) Setelah memperoleh persetujuan dan pengesahan, akta tersebut

didaftarkan kepada register umum yang di adakan untuk itu di

Kepaniteraan Pengadilan Negri setempat.

(4) Di umumkan dalam berita Negara.

Selain masalah tipe, Account Officer juga mengetahui

independensi dari perusahaan. Apakah perusahaan adalah anak

perusahaan dari suatu grup atau suatu binis yang tersendiri. Bila

perusahaan tersebut merupakan anak perusahaan dari suatu grup,

kita perlu mengetahui sampai sejauh mana hubungannya dengan

grup tersebut. Jangan sampai pembiayaan yang kita berikan kepada

PT A masuk ke PT B yang masuh se-grup. Hal ini sudah tidak

Page 109: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

109

sesuai dengan tujuan penggunaan dana. Untuk mengetahui hal

tersebut, kita harus memperhatikan susunan pemegang saham dan

manajemennya.

d) Produksi

Dalam variabel produksi kita mencoba mengetahui berbagai

aspek yang berkaitan dengan proses pembuatan produk atau proses

penyediaan jasa yang ditawarkan perusahaan ke pasar.

Faktor pertama yang harus di perhatikan adalah melakukan

investigasi terhadap objek pembiayaan (hasil produksi/jasa),

apakah bertentangan dengan Al-quran dan As-Sunnah atau tidak?

Diantaranya yaitu:

(1) Apakah objek pembiayaan halal/haram?

(2) Apakah proyek menimbulkan kemudhoratan bagi masyarakat?

(3) Apakah proyek berkaitan dengan perbuatan mesum/asusila?

(4) Apakah proyek berkaitan dengan perjudian?

(5) Apakah proyek berkaitan dengan industri senjata yang illegal?

(6) Apakah preyek tersebut dapat merugikan syiar Islam baik

secara langsung/tidak langsung?

Faktor kedua adalah manajemen produksi itu sendiri.

Manajemen produksi meliputi segala aspek yang berhubungan

dengan proses pembuatan barang, mulai dari perencanaan jadwal

Page 110: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

110

produksi, pengawasan barang dalam proses, sampai pengendalian

kualitas produk akhir. Tanpa manajemen produksi yang memadai,

pengiriman produk dapat terlambat, produk yang di hasilkan tidak

sesuai dengan pesanan atau kehendak pembeli dan seterusnya,

yang pada akhirnya dapat menurunkan laba perusahaan adalah

pertanda buruk untuk para bankir karena hal tersebut berhubungan

langsung dengan kemampuan melunasi kewajiban bank

2) Variabel ekstenal

Yaitu variabel yang tidak dapat di kendalikan oleh perusahaan.

Walaupun tidak dapat di kendalikan, variable ini mempengaruhi

hidup-matinya perusahaan, terkadang sering dominan. Dan karena

kelangsungan hidup perusahaan berhubungan erat dengan kelancaran

pembiayaan yang kita beikan, maka kita perlu menaruh perhatian

terhadap variabel-variabel tersebut, diantaranya:

a) Siklus atau konjngtur ekonomi

Risiko pembiayaan memiliki hubungan dengan siklus atau

konjungtur ekonomi dari industri yang bersangkutan. Suatu siklus

atau konjungtur ekonomi terdiri dari empat tahap: peak (titik

puncak), decline (menurun), recession (titik rendah) dan recovery

(pemulihan).

Page 111: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

111

Pada saat industri berada pada peak (posisi puncak), segala

sesuatunya berjalan lancar, penjualan mencapai titik tertinggi,

permintaan membludak dan memperoleh laba yang besar. Sampai

suatu waktu tertentu, permintaan mencapai titik jenuh atau karena

dorongan faktor ekonomi, permintaan mulai menurun (decline),

penjualan sulit di- lakukan dan para produsen mulai melakukan

potongan harga, memberikan hadiah besar-besaran dan

sebagainya. Itulah masa recession (titik rendah). Pada titik ini

sebagian produsen yang tidak kuat akan mulai berguguran. Masa

ini tidak akan berlangsung selamanya, pada suatu saat perusahaan

bisa kembali mengalami permintaan yang mulai menanjak,

penjualan mulai lancar kembali. Inilah yang disebut recovery

(pemulihan) yang bisa di sebakan oleh adanya mode, atau faktor

ekonomi lainnya.

Siklus ekonomi (industri) tersebut berhubungan langsung

dengan risiko pembiayaan yang di berikan bank. Pada tahap boom

umumya segala sesuatu berjalan baik dan lancar. Tahap yang

paling di takuti adalah decline dan recession. Pada tahap ini

umumnya pembayaran ke bank mulai tersendat. Beberapa

perusahaan mulai mengajukan restrukturisasi atau penjadwalan

kembali pinjaman yang telah di peroleh.

Page 112: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

112

Oleh karena itu, dalam pemberian pembiayaan kita perlu

mengetahui posisi bisnis tersebut dalam siklus industri. Kita harus

mengupayakan pemberian pembiayaan kepada bisnis yang berada

dalam posisi recovery atau boom.

b) Peraturan pemerintah

Tidak ada bisnis yang terlepas dari aspek ini. Setiap terdapat

peraturan teretntu, selalu terdapat konsekuensi tertentu. Kita harus

mengetahui konsekuensi tersebut terhadap bisnis yang kita biayai.

Peraturan pemerintah dapat membawa angin segar untuk bisnis

yang kita biayai, tetapi dapat juga merupakan ancaman.

Sebelum membiayai suatu bisnis, Account Officer juga harus

memeriksa Daftar Negatif Industri (DNI) untuk memastikan

bahwa bisnis yang ia biayai tidak terdapat didalamnya. DNI adalah

suatu daftar jenis-jenis industri yang tidak akan di keluarkan izin

operasinya oleh pemerintah. Secara berkala daftar ini diperbaiki

oleh pemerintah.

d. Pengklasifikasian perusaaan atas layak atau tidaknya pembiayaan

murabahah di berikan berdasarkan analisis SWOT.

Setelah mendapatkan hasil dari analisis, baik bersifat kuantitatif

maupun kualitatif, maka calon debitor dapat di klasifikasikan kedalam

Page 113: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

113

bentuk kesimpulan berupa analisis keadaan calon debitor. Dalam

mengambil kesimpulan ini, dapat menggunakan prinsip SWOT analisis.

Dalam SWOT analisis, kita menggolongkan variabel-variabel tersebut

sehingga akhirnya memperoleh suatu gambaran komprehensif mengenai

posisi dan kondisi perusahaan di lingkungannya. SWOT analisis adalah

suatu analisis terhadap strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan),

opportunities (peluang) dan threats (ancaman) yang dihadapi perusahaan.

Kekuatan dan kelemahan adalah kondisi yang di ambil dari variabel

internal perusahaan, sedangkan peluang dan ancaman adalah kondisi yang

diambil darri variabel eksternal.

1) Strengths (kekuatan)

a) Kekuatan relatif yang di identifikasi terhadap kelangsungan bisnis

perusahaan. Ada variabel yang memiliki pengaruh yang kuat

terhadap bisnis dan ada variabel yang memliki pengaruh yang

lemah.

b) Sejauh mana kekuatan setiap variabel di bandingkan perusahaan-

perusahaan lain di industri yang sama.

c) Sejauh mana kekuatan setiap variabel akan bertahan. Misalnya bila

kita menyebutkan bahwa salah satu kekuatan manajemen adalah

pada pengendalian kualitas produk. Kita harus bertanya, berapa

lama kekuatan ini dapat bertahan.

Page 114: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

114

d) Apa upaya dan tindakan yang di ambil manajemen untuk

mempertahankan kekuatan yang dimilikinya.

2) Weaknesses (kelemahan)

a) Berapa signifikan kelemahan ini mempengaruhi kelangsungan

hidup perusahaan.

b) Apakah kelemahan yang di identifikasi adalah kelemahan yang

bersifat sementara atau permanen.

c) Apa upaya manajemen dalam menanggulangi atau memperbaiki

kelemahan ini.

3) Opportunities (peluang)

a) Seberapa besar peluang yang dimaksud di bandingkan kapasitas

perusahaan.

b) Apakah peluang ini hanya bersifat sementara atau permanen.

Berapa lama peluang ini akan terbuka bagi perusahaan.

c) Apakah manajemen siap menerima peluang tersebut.

4) Threats (ancaman)

a) Seberapa besar ancaman yang di identifikasi dapat mempengaruhi

kelangsungan bisnis perusahaan.

b) Bagaimana pengaruh ancaman terhadap perusahaan di bandingkan

perusahaan sejenis lainnya.

c) Apakah ancaman tersebut bersifat sementara atau permanen

Page 115: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

115

d) Bagaimana langkah-langkah yang di siapkan dan di ambil oleh

perusahaan sehubungan dengan kemungkinan timbulnya ancaman

tersebut.

Setelah menganalisis variabel-variabel tersebut, kita harus mengambil

kesimpulan yang berkaitan dengan pemberian pembiayaan. Suatu

pembiayaan baru boleh di berikan (di rekomendasikan oleh Account

Officer) bila:

Dengan kata lain, kita hanya boleh merekomendasikan suatu proposal

pembiayaan bila kita percaya dan yakin bahwa perusahaan memiliki

sumber daya (kekuatan) dan peluang untuk mengatasi kelemahan dan

ancaman yang di hadapinnya. Hanya perusahaan seperti itulah yang dapat

bertahan di bisnis.

D. Upaya Penanganan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Pada Bank

Bukopin Syariah

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa pemberian suatu pembiayaan

murabahah mengandung risiko, khususnya default/kelalaian. Akibatnya muncul

pembiayaan bermasalah yang harus ditanggung oleh bank dan nasabah. Sepandai

apapun analisis pembiayaan dalam menganalisis setiap permohonan pembiayaan,

kemungkinan pembiayaan macet pasti ada, hanya saja dalam hal ini, bagaimana

STRENGTHS + OPPORTUNITIES > WEAKNESS + THREATS

Page 116: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

116

meminimalkan risiko tersebut seminimal mungkin. Dalam praktiknya kemacetan

suatu pembiayaan disebabkan oleh 2 unsur sebagai berikut:

1. Dari pihak perbankan

Artinya dalam melakukan analisisnya, pihak analisis kurang teliti sehingga

apa yang seharusnya terjadi, tidak terprediksi sebelumnya atau mungkin salah

dalam melakukan perhitungan.

2. Dari pihak nasabah

Dari pihak nasabah kemacetan pembiyaan dapat dilakukan akibat 2 hal yaitu:

a. Adanya unsur kesengajaan. Dalam hal ini nasabah sengaja untuk tidak

bermaksud membayar kewajibannya kepada bank sehingga pembiayan

yang diberikan macet. Dengan kata lain tidak ada unsur kemauan untuk

membayar, walaupun sebenarnya nasabah mampu. Atau nasabah sengaja

melanggar ketentuan yang telah disepakati pada awal perjanjian.

b. Adanya unsur tidak sengaja. Artinya nasabah memiliki unsur kemauan

membayar akan tetapi tidak mampu. Contoh nasabah mengalami musibah

seperti kebakaran, banjir dan sebagianya.

Dalam hal pembiayaan macet pihak bank perlu melakukan penyelamatan,

sehingga tidak menimbulkan kerugian. Penyelamatan yang dilakukan oleh Bank

Bukopin Syariah terhadap pembiayaan bermasalah antara lain:

Page 117: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

117

1. Penyelamatan pembiayaan pada nasabah yang masih memiliki prospek

Yaitu bank menilai nasabah bahwa nasabah masih memiliki prospek dalam

pengembalian pembiayaan atau loan (hutang).

a. Resceduling (penjadwalan ulang)

Yaitu masalah perubahan jadwal waktu angsuran dan perubahan

perpanjanan jangka pembiayaan. Misal, perpanjangan jangka waktu

pembiayaan dari 6 bulan menjadi satu tahun sehingga nasabah mempunyai

waktu yang lebih lama untuk mengembalikannya. Memperpanjang

angsuran hampir sama dengan jangka waktu pembiayaan. Dalam hal ini

jangka waktu angsuran pembiayaannya diperpanjang, pembayarannyapun

misalnya dari 36 kali menjadi 48 kali dan hal itu tentu saja jumlah

angsuran mengecil seiring dengan penambahan jumlah angsuran

b. Restructuring (penataan ulang)

Tindakan bank kepada nasabah dengan cara menambahkan modal

kepada nasabah dengan pertimbangan nasabah memang membutukan

tambahan dana dan usaha yang dibiayai memang masih layak. Tindakan

ini meliputi:

1) Dengan menambah jumlah pembiayaan

2) Dengan menambah equity:

a) Dengan menyetor uang tunai

b) Tambahan dari pemilik

Page 118: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

118

c. Reconditioning (persyaraan ulang)

Bank merubah berbagai persyaratan pembiayaan seperti:

1) Kapitalisasi bagi hasil atau marjn,yaitu marjin dijadikan hutang pokok

2) Penundaan pembayaran marjin sampai waktu tertentu.

3) Pembebasan marjin

Dalam pembebasan marjin yang diberikan kepada nasabah dengan

pertimbangan nasabah tidak akan mampu lagi membayar pembiayaan

tersebut. Akan tetapi nasabah tetap mempunyai kewajiban untuk

membayar pokok pinjamannya sampai lunas.

2. Penyelamatan pembiayaan pada nasabah yang tidak memiliki prospek

Yaitu bank menilai bahwa nasabah sudah tidak memiliki prospek lagi

dalam pengembalian pembiayaan. Dalam hal ini, Bank Bukopin Syariah

melakukan penyelesaian dengan dua cara:

a. Penyelesaian dengan cara Non Litigasi

Non Litigasi adalah penyelesaian pembiayaan melalui penyerahan jaminan

secara sukarela oleh nasabah kepada bank. Pada penyelesaian dengan cara

ini, terdapat 3 alternatif yaitu:

1) Agunan dijual oleh nasabah

Jika penjualan jaminan dilakukan oleh nasabah, maka harga penjualan

ditetapkan oleh bank dengan harga pasaran ketika barang jaminan

dijual.

Page 119: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

119

2) Agunan dijual oleh Bank

Yaitu penjualan barang jaminan dilakukan oleh bank melalui

pelelangan dimuka umum dengan menerima harga yang telah

dikurangi oleh biaya-biaya sebagai harga jual barang jaminan.

3) Agunan dibeli sementara oleh bank (Off Set Jaminan)

Bank melakukan pembelian sementara pada barang jaminan nasabah

dengan jangka waktu 3-6 bulan, guna memberikan kesempatan pada

nasabah untuk memiliki kembali barang jaminan nasabah.

b. Penyelesaian denan cara Litigasi

Litigasi merupakan penyelesaian pembiayaan melalui jalur hukum yang

dapat dilakukan melalui pengadilan. Terdapat 3 tahap dalam Litigasi,

yaitu:

1) Melakukan cek dan evaluasi terhadap dokumen surat menyurat bank

kepada nasabah dan dokumen-dokumen nasabah kepada Bank

2) Mencari lawyer yang cakap, pengalaman dalam bidang penagihan

yang bekerjasama dengan Bank Bukopin Syariah.

3) Proses Litigasi melalui pegnadilan.

a) Gugatan perdata

Pada gugatan ini dikekenakan pada nasabah yang sudah tidak ada

harapan lagi untuk menyelesaiakn kewajibannya secara Non

Litigasi. hal ini bertujuan untuk mendapatkan keputusan

Page 120: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

120

berkekuatan hukum dan mengikat, yang wajib dilaksanakan oleh

pihak terkait dalam perkara gugatan.

b) Gugatan pidana

Pada proses gugatan pidana ini dikenakan bagi nasabah atau

pemilik jaminan yang terlibat dalam tindak pidana yang

menimbulkan kerugian atas bank.

Tabel 2.1 Penanganan pembiayaan bermasalah

Tingginya pembiayaan bermasalah pada Bank Bukopin Syariah sangat ditentukan

oleh penilaian pembiayaan yang dilakukan oleh pejabat bank. Penilaian pembiayaan

yang baik akan dapat meminimalkan timbulnya kegagalan pembiayaan. Pemeriksaan

pembiayaan merupakan suatu cara yang sangat penting dalam usaha mengurangi

kerugian yang mungkin timbul dari pembiayaan yang disalurkan. Analisis

Rescheduling

Reconditioning

Restructuring

Pengadilan

Agunan dijual oleh Bank

Penanganan Pembiayaan Bermasalah

Masih Ada Prospek Tidak Ada Prospek

Non Litigasi

Agunan dijual oleh Nasabah

Litigasi

Agunan di beli oleh Bank

Page 121: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

121

pembiayaan merupakan suatu kegiatan untuk menilai atau memeriksa kembali

keadaan nasabah debitur yang berupa data-data dan informasi yang disampaikan

kepada bank, karena hal ini bertujuan untuk dapat meminimalkan terjadinya

pembiayaan bermasalah atau terjadinya praktik moral hazard nasabah pada

pembiayaan murabahah.

E. Analisa Hasil Pencegahan Moral Hazard Nasabah Pada Pembiayaan

Murabahah di Bank Bukopin Syariah

Berikut ini penulis memberikan rincian kredit yang diberikan oleh bank,

termasuk pembiayaan murabahah (syariah) berdasarkan kolektibilitasnya adalah

sebagai berikut:

Tabel 2.2 Penggolongan pembiayaan berdasarkan jenis kolektibilitas

Tahun 2005 pada Bank Bukopin Syariah

BANK BUKOPIN CABANG SYARIAH MELAWAI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2005

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PEMBIAYAAN atau KREDIT YANG DIBERIKAN a. Rincian pembiayaan/piutang syariah yang diberikan oleh Bank, adalah sebagai berikut:

1) Berdasarkan Mata Uang, Jenis dan Kolektibilitas:

2005

Dalam Perhatian Kurang

Lancar Khusus Lancar Diragukan Macet Jumlah

Rupiah Modal Kerja 8.351.766.264 56.195.961 11.935.925 82.989.548 92.619.227 8.595.506.925 Investasi 2.448.290.639 122.992.677 15.475.268 23.615.086 116.659.301 2.727.003.025 Konsumsi 932.933.526 56.704.790 8.165.103 7.518.119 32.534.307 1.037.855.845

Page 122: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

122

Sindikasi 239.717.804 _ _ _ 33.600.000 273.317.804 Program pemerintah 172.620.286 80.602.604 4.109.063 1.983.571 4.370.477 263.686.001 Karyawan dan direksi 22.973.150 _ _ _ _ 22.973.150 Bank lain 13.157.083 _ _ _ _ 13.157.083 Subordinasi 1.113.618 _ _ _ _ 1.113.618 Jumla Rupiah 12.182.572.424 316.496.032 39.685.359 116.106.324 279.783312 12.934.643.451 Penyisihan Penghapusan (72.192.550) (12.056.730) (4.221.550) (9.226.814) (72.458.976) (170.156.620) 12.110.379.874 304.439.302 35.436.809 106.879.510 207.324.336 12.764.486.831 Mata Uang Asing Investasi 556.688.382 _ _ _ 3.048.000 559.736.382 Modal Kerja 299.034.002 _ _ 16.809.300 9.643.000 436.006.774 Konsumsi _ 887.157 _ _ _ 887.157 Jumlah Dollar AS885.722.384 887.157 _ 16.809.300 12.691.000 886.109.841 Penyisihan Penghapusan (8.415.863) (7.894) _ (8.404.650) _ (16.828.407) 847.306.521 879.263 _ 8.404.650 12.691.000 869.281.434 Jumlah Kredit 13.038.294.808 317.383.189 39.685.359 132.915.624 292.474.312 13.820.753.292 Penyisihan Penghapusan (80.608.413) (12.064.624) (4.221.550) (17.631.464) (72.458.976) (186.985.027) 12.957.686.395 305.318.565 35.463.809 115.284.160 220.015.336 13.663.768.265

Dari rincian kredit yang diberikan oleh bank termasuk pembiayaan syariah

diatas, menunjukan bahwa berdasarkan mata uang rupiah pada pembiayaan

murabahah yang tergolong kolektibilitas macet yaitu: murabahah modal kerja

sebesar Rp92.619.227 M, murabahah investasi Rp116.659.301 M dan murabahah

jenis konsumsi Rp32.534.307 M. Sedangkan jika berdasarkan mata uang asing,

pembiayaan murabahah investasi sebesar $3.048.000, murabahah modal kerja

$9.643.000 dan tidak terdapat kolektabilitas macet pada murabahah konsumsi.

Adapun pada rincian kredit/pembiayaan tahun 2006 yaitu:

Page 123: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

123

Tabel 2.3 Penggolongan pembiayaan berdasarkan jenis kolektibilitas

Tahun 2005 pada Bank Bukopin Syariah

BANK BUKOPIN CABANG SYARIAH MELAWAI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2005

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PEMBIAYAAN atau KREDIT YANG DIBERIKAN a. Rincian pembiayaan/piutang syariah yang diberikan oleh Bank, adalah sebagai berikut:

1) Berdasarkan Mata Uang, Jenis dan Kolektibilitas:

2006

Dalam Perhatian Kurang

Lancar Khusus Lancar Diragukan Macet Jumlah

Rupiah Modal Kerja 8.467.898.259 316.659.238 9.741.636 57.404.140 97.072.346 8.948.775.619 Investasi 2.110.604.071 215.851.446 21.505.650 3.966.660 159.735.445 2.511.663.292 Konsumsi 1.069.950.960 68.849.354 8.684.955 8.644.658 46.144.303 1.202.274.230 Sindikasi 190.962.473 _ _ _ 33.200.000 224.162.473 Program Pemerintah 668.217.605 30.294.143 3.579.354 7.921.313 87.526.213 797.538.628 Karyawan dan direksi 12.836.475 _ _ _ _ 12.836.475 Bank lain 21.352.851 _ _ _ _ 21.352.851 Subordinasi 513.617 _ _ _ _ 513.617 Jumlah Rupiah 12.542.336.311 631.654.201 43.511.595 77.936.771 423.678.307 13.719.117.185 Penyisihan Penghapusan (75.674.051) (11.680.410) (1.762.861) (12.152.956) (163.791.807) (256.062.085) 12.466.662.260 619.973.791 41.748.734 6.783.815 259.886.500 13.454.055.100 Mata Uang Asing Modal Kerja 436.006.774 _ _ _ _ 436.006.774 Investasi 491.038.484 _ _ _ _ 491.038.484 Sindikasi 36.012.000 _ _ _ _ 36.012.000 Konsumsi 812.521 _ _ _ _ 812.521 Jumlah Dollar AS 963.869.779 _ _ _ _ 963.869.779 Penyisihan Penghapusan (9.330.115) _ _ _ _ (9.330.115) 954.539.664 _ _ _ _ 954.539.664 Jumlah Kredit 13.506.206.090 631. 654.201 43.511.595 77.936.771 423.678.307 14.682.986.964 Penyisihan Penghapusan (85.004.166) (11.680.410) (1.762.861) (12.152.956) (163.791.807) (274.392.200) 13.421.201.924 619.973.791 41.748.734 65.783.815 259.886.500 14.408.594.764

Page 124: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

124

Dari data tabel diatas, berdasarkan jenis mata uang rupiah pada pembiayaan

murabahah yang tergolong kolektibilitas macet yaitu: murabahah modal kerja

sebesar Rp 97.072.346 M, murabahah investasi Rp 159.735.445 M dan

murabahah jenis konsumsi Rp 46.144.303 M. Sedangkan jika berdasarkan pada

mata uang asing, tidak terdapat pembiayaan murabahah yang tergolong

kolektibilitas macet, baik murabahah modal kerja, investasi maupun konsumsi.

Menurut hasil pengamatan dan analisa penulis, berdasarkan jenis mata uang

rupiah di nyatakan terjadi kenaikan angka kolektibilitas macet tahun 2006

Rp302.952.094M dari tahun 2005 Rp241.812.885M. Sedangkan pada mata uang

asing, hanya terdapat pada tahun 2005 saja yaitu sebesar $691.000. Asumsi

penulis yaitu Bank Bukopin Syariah telah berhasil dalam meminimalisir

kolektibilitas macet hingga titk nol berdasarkan jenis mata uang asing, tetapi

berdasarkan jenis mata uang rupiah masih terjadi lonjakan kenaikan kolektibilitas

macet. Namun, berdasarkan hasil pengamatan yang ada, terjadinya kenaikan

jumlah angka kolektibilitas macet tahun 2006, sebagian besar disebabkan oleh

ketidak mampuan nasabah dalam melakukan pelunasan kembali, atau dengan kata

lain masih tergolong pada nasabah yang koorporatif.

Adapun nasabah yang tergolong tidak koorporatif, pada tahun 2005 Bank

Bukopin menangani 3 kasus, dimana ketiganya Bank Bukopin sebagai penggugat

dan semuanya telah berhasil ditangani dengan baik. Sedangkan sepanjang tahun

2006 Bank Bukopin menangani 2 perkara penting. Satu dari 2 perkara dimana

posisi Bank Bukopin sebagai penggugat, telah berhasil diselesaikan dengan baik.

Page 125: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

125

Sedangkan salah satu perkara dimana posisi Bank Bukopin sebagai tergugat, nilai

gugatannya sebesar Rp200 miliar atau 11,99% dari equity Bank Bukopin per-

Desember 2006 yang sebesar Rp1.668,00 miliar. gugatannya tersebut ditolak oleh

Pengadilan Negeri dan saat ini sedang menunggu putusan banding di Pengadilan

Tinggi.48

48 Bank Bukopin, Laporan Tahunan 2006, (T.tt., PT. Bank Bukopin, 2006), h. 45.

Page 126: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

126

maupun Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas bank. Sesuai dengan

tanggung jawabnya, masing-masing pihak tersebut perlu mengingatkan diri

dan secara bersama-sama berupaya mewujudkan bank yang sehat.

5. Moral hazard terjadi dalam keadaan di mana nasabah melakukan

wanprestasi/melanggar/menyimpang dari aturan-aturan yang telah di sepakati

pada akad. Seperti jika nasabah tidak menggunakan modal yang di biayai

secara benar atau modal tersebut di salah gunakan, nasabah yang melakukan

tindakan-tindakan yang tidak bisa di pertanggungjawabkan, kelalaian nasabah

dalam memenuhi kewajibannya dengan segala tindakan yang dapat

merugikan, nasabah yang bertindak tidak koorporatif juga dapat di

kategorikan kepada moral hazard. Moral hazard yang di lakukan nasabah

merupakan pendzaliman kepada pihak bank.

6. Moral hazard di lihat dari sudut etika bisnis dalam Islam merupakan sesuatu

yang keluar dari bisnis yang Islami. Etika bisnis yang Islami adalah

seperangkat nilai tertentu baik buruk, benar salah, etis dan tidak etis dalam

dunia bisnis menurut prinsip-prinsip ajaran Islam. Moral hazard merupakan

sikap yang tidak amanah/tidak jujur dan juga dapat di katakan dalam suatu

transakasi yang di larang yaitu transaksi yang didalamnya terdapat unsur

penipuan.

Page 127: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

127

B. Saran

1. Karakter dari calon debitor harus menjadi pertimbangan pertama. Bila ada

keraguan akan integritas dan itikad baik dari debitor, tidak perlu melakukan

analisis lagi. Tolak dengan tegas proposal yang di ajukan, karena untuk

menghindari dari upaya nakal dari calon debitor-debitor.

2. Karyawan-karyawan dan seluruh staf di dalam Bank Bukpin Syariah juga

harus mensyariahkan kehidupannya terutama dalam bertransaksi. Agar

menjadi Bank Syariah yang benar-benar syariah baik sistem maupun para staf

yang ada dalam Bank Bukopin syariah.

3. Bank Bukopin Syariah harus lebih banyak lagi dalam menyalurkan dana

kepada sektor riil yang dapat memberikan dana tambahan

4. Dalam kebijakan pembiayaan harus di pilih orang yang benar-benar

mempunyai kemampuan untuk menilai calon nasabah dan usahanya, sehingga

pembiayaan yang diberikan tidak salah sasaran.

5. Penilaian-penilaian terhadap nasabah harus lebih selektif, tidak hanya

memonitori pendapatan nasabah dan juga jaminan, namun juga harus

membantu nasabah agar dapat memajukan usaha yang di biayai sehingga

dampak baik pula bagi bank. Dan moral hazard yang akan di lakukan oleh

nasabah kecil kemungkinan akan terjadi atau bahkan bisa sama sekali tidak

terjadi.

Page 128: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

128

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad bin Rasyid al-Qurtubi al-Andali, Abu Walid Muhammad bin Ahmad bin. Bidayatul Mujtahid wa Nihayatu al-Muqtasid. juz I. T.tt, Putra semarang, 595 H. Ahmad bin Rasyid al-Qurtubi al-Andali, Abu Walid Muhammad bin Ahmad bin. Bidayatul Mujtahid wa Nihayatu al-Muqtasid. Penerjemah Ibnu Rusyd. Juz I. Semarang: CV. Asy-Syifa,1990. Al-Quran dan Terjemahnya. Jakarta: CV. Toha Putra Semarang, 1989. Ali, A. Hasyim, dkk. Kamus Asuransi. cet.II. Jakarta: Bumi Aksara, 2002. Arifin, Zainul. Dasar-dasar manajemen Bank Syariah. Cet IV. Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006. As, Asmaran. Pengantar Studi Ahlak. Jakarta: PT Grafindo Persada, 1994. Badrun, Faisal, dkk. Etika Bisnis Dalam Islam. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005. Bank Bukopin. Laporan Tahunan 2006. T.tt., PT. Bank Bukopin, 2006. Bukopin. “Produk Profil Syariah”. Artikel diakses pada 17 April 2007 dari http://www.Bukopin.Co.Id/produk-profil-syariah.html. Crowter, Jonathan. Oxford: Advanced & learner’s Dictionary. cet.V. Amerika: Oxford University Press, 1995. Dewan Syariah Nasional(DSN). Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional. Jakarta: DSN,2003. Guritno, T. Kamus Ekonomi Bisnis Perbankan: Ingris-Indonesia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1992. Hassan, A. Tarjamah Bulughul Maram. Bandung: CV Diponegoro, 1999. Hazar al Asqalani, Hafidz bin. Bulughul Maram min Adillatul Ahkam. Darul Ihya, 773 H-852 H. Imaduddin, Muhammad. “Murabahah dan Optimalisasi Sektor riil.” Artikel diakses pada 3 April

2007 dari http://www.google.com.html.

Page 129: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

129

Muhammad. Manajemen Pembiayaan Bank syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005. Nata, Abudin.Akhlak Tasawuf. cet. II. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1997. Nasution, Harun. Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya. Jakarta: Universitas Indonesia, 2001. Perwataatmadja, Karnaen dan Antonio, Syafii. Apa dan Bagaimana bank Islam. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 1992. Qardhawi, Yusuf. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Penerjemah Zainal Arifin dan Dahlia Husin. Jakarta: Gema Insani Press, 1997. Qismu al Buhutsi wal Manhaj bi Daarinnajah. At Tauhid. Jakarta: Qismul buhutsi wal manhaaj bidaarinnajaah, 1416 H/1995 M. Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga keuangan syariah; Deskripsi dan Ilustrasi.

Ed.II. Yogyakarta: EKONISIA kampus fakultas ekonomi UII, 2004. Supriyanto, Bambang. Ekonomi islam ; Ekonomi alternative ?. Jakarta: Fak. Syariah/Muamalah STAI -PTDII Jakarta, 2003. Tim Pengembangan Perbankan Syariah: Institut Bankir Indonesia. Konsep, Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah. Jakarta: Djambatan, 2001. Tim Penyusun Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. ed. III. Jakarta: Balai Pustaka, 2005. UIN Syarif Hidayatullah. “Prinsip-prinsip Ekonomi Islam.” Etikonomi II. No.3. (Desember 2004): h.343. Wawancara Pribadi dengan Noor Cholis. Jakarta. 17 April 2007. Wawancara Pribadi dengan Bu Dina. Jakarta. 17 April 2007. Zakiy al-Kaaf, Abdullah. Ekonomi Dalam Persepektif Islam. Bandung: Pustaka Setia, 2002.

Page 130: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19460/1/MUHAMMADA...program studi muamalat (ekonomi islam) fakultas syariah

130