skripsi diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh...

100
FUNGSI PESTA LOMBAN SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI RAKYAT MASYARAKAT PESISIR KABUPATEN JEPARA DALAM MENYAMPAIKAN PESAN DAKWAH Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh: Iin Afriyanti 107051002443 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/ 1433 H  

Upload: dangbao

Post on 03-Aug-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

FUNGSI PESTA LOMBAN SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI RAKYAT

MASYARAKAT PESISIR KABUPATEN JEPARA

DALAM MENYAMPAIKAN PESAN DAKWAH

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

Iin Afriyanti

107051002443

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M/ 1433 H

 

Page 2: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar

Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Oleh

Iin Afrivanti

n70st002443

Di Bawah Bimbingan,

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1433H/2011M

01998031032

 

Page 3: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi ini berjudul "Fungsi Pesta Lomban Sebagai Merlia Kornunikasi

Rakyat Masyarakat Pesisir Kabupaten Jepara dalam Menyampaikan pesan

Dakwah" telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada XX Desember 2An. Skripsi

ini telah diterima sebagai salah saru syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi

Islam (S.Kom.I) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta, XX Desember 2011

Sidang Munaqasah

Anggota,

Anggota,

Penguji I

NIP. 1971081

150215384

Prof. Dr. H.NIP. 19621

 

Page 4: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya yang lain maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Desember 2011

Iin Afriyanti

 

Page 5: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

i

ABSTRAK

Iin Afriyanti

Fungsi Media Komunikasi Rakyat Masyarakat Pesisir: Pesta Lomban Kabupaten

Jepara Sebagai Media Penyiaran Islam

Jepara merupakan kabupaten paling utara di Propinsi Jawa Tengah, letaknya di

bibir pantai utara. Walaupun demikian, masyarakat Jepara sebagian besar

bermatapencaharian tukang kayu dan pengrajin ukiran. Terlepas dari pencaharian pokok,

ada sebagian masyarakat Jepara, khususnya masyarakat pinggir pantai, merupakan

masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan. Salah satu wujud komunikasi massa

masyarakat nelayan dalam ikatan shilaturrahmi adalah melalui tradisi Pesta Lomban.

Pokok pertanyaan skripsi ini adalah bagaimana fungsi media komunikasi

masyarakat pesisir Kabupaten Jepara dalam Pesta Lomban sebagai media penyiaran

Islam? Pertanyaan turunannya adalah sejauh mana Pesta Lomban masuk kategori media

rakyat yang mengangkat kearifan lokal? Apa fungsi komunikasi yang dilakukan oleh

masyarakat pesisir Kabupaten Jepara dalam Pesta Lomban? Serta apa fungsi Pesta

Lomban dalam penyiaran Islam berdasarkan kearifan lokal?.

Fungsi media komunikasi masyarakat pesisir dalam Pesta Lomban yaitu untuk

meningkatkan solidaritas antara masyarakat dan pemerintah. Diadakannya Pesta Lomban

untuk menyampaikan maksud syukur masyarakat kepada Allah SWT dengan simbol

larung kepala kerbau ke tengah laut telah diberi do’a dahulu oleh modin. Setelah di

larung, kepala kerbau kemudian diperebutkan oleh masyarakat untuk dimasak dan

dimakan oleh keluarga ini sesuai dengan kearifan lokal.

Komunikasi yang dilakukan oleh masyarakat pesisir dan pemerintah

menggunakan media rakyat yang dikemas dengan arif. Media rakyat memiliki berbagai

fungsi antara lain adalah sebagai saluran alternatif; penyeimbang antara perkotaan dengan

pinggiran; membantu menjembatani antara pusat dan pinggiran; pencegahan kekecewaan;

fasilitas keswadayaan; berguna bagi umpan balik, sistem pemantauan, dan pengawasan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kulitatif deskriptif dengan memberi

gambaran dahulu dan kemudian dianalisis secara apa adanya. Pengumpulan data

dilakukan dengan observasi partisipan, dan wawancara, serta dokumentasi. Setelah itu

baru penulis menyimpulkan hasil temuan di lapangan.

Pesta Lomban yang di dalamnya terdapat serangkaian kegiatan dengan

menggunakan media larung kerbau dan ketupat, jelas ini tidak Islami apabila ditujukan

selain kepada Allah SWT. Namun pemerintah dan ulama’ mengemas media tersebut

secara arif dengan memanjatkan do’a sebelum media tersebut digunakan. Pada upacara

Pesta Lomban pemerintah menghimbau masyarakat agar terus bersyukur dan beribadah

kepada Allah SWT, dalam kesempatan ini pula pemerintah menjelaskan program-progam

demi kesejahteraan masyarakat, khususnya nelayan.

Jadi Pesta Lomban merupakan media komunikasi antara masyarakat dan

pemerintah. Dalam Pesta Lomban terdapat media komunikasi masyarakat pesisir. Media

yang digunakan adalah kepala kerbau dan ketupat. fungsinya sebagai simbol maksud

bersyukur terhadap Sang Khalik, serta terhadap sesama manusia, antara pemerintah dan

masyarakat. Media ini menjadi bukti komunikasi sosial dan juga media penyiaran Islam.

 

Page 6: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

ii

KATA PENGANTAR

Assalamua’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah ‘Azza Wajalla, dan kesejahteraan serta kedamaian

semoga dilimpahkan kepada makhluk-Nya yang paling mulia dan sebaik-baik

manusia, yakni Nabi Muhammad SAW, para keluarga beliau yang suci, para

sahabat beliau yang mulia, dan orang-orang yang mengikuti beliau dengan

kebaikan hingga hari pembalasan.

Nikmat dan anugerah yang tak pernah berhenti diberikan Allah SWT

untuk penulis, do’a dan dukungan yang selalu mengiringi setiap langkah penulis

selama penelitian ini, sehingga kesulitan yang dihadapi dapat teratasi. Hasilnya

penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Sebagai rasa syukur, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi

ini, di antaranya adalah:

1. Kepada orang tua tersayang, Bapakku Fadholi dan Ibuku Siti

Mukarromah, yang selalu membuat penulis bangga menjadi anak kalian,

terimakasih atas kasih sayang yang tak pernah putus, selalu tercurah untuk

penulis, do’a untuk penulis tak pernah kalian hentikan di sepanjang sujud.

2. Bapak Prof. Andi Faisal Bakti, M.A, Ph.D, selaku Pembimbing skripsi

yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan serta petunjuk

dengan sabar selama penulisan skripsi ini.

 

Page 7: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

iii

3. Mbak Khoir, Mbak Juli, Mas Agung, Mas Fatir, dukungan kalian

membangkitkan motivasi penulis untuk selalu semangat, bersabar untuk

menjadi yang terbaik. Semangat 2011 yang selalu menjadi motto hidup

kita. Aku sayang dan bangga memiliki panutan seperti kalian.

4. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Dr. H. Arief Subhan,

M.A, Pudek I Drs. Wahidin Saputra, M.A, Pudek II Drs. H. Mahmud Jalal,

M.A, dan Pudek III Drs. Study Rizal LK, M.A, yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk mengaplikasikan ilmu yang telah

diperoleh dalam bentuk karya tulis ini, semoga Allah SWT memberikan

balasan yang setimpal.

5. Bapak Jumroni M.A, selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam

dan Ibu Umi Musyarofah, M.A, selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam.

6. Kak Rara, selaku staff LSM C 3 Hurria pimpinan Pembimbing yang tak

henti-hentinya memberi arahan kepada penulis.

7. Seluruh Dosen, Staf Perpustakaan Fakultas dan Umum, staf administrasi

dan staf karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidaytullah Jakarta.

8. Ibu Dra. Roudhonah, M.A, selaku Pembimbing Akademik yang telah

banyak memberikan bimbingan dalam menyelesaikan studi di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidaytullah Jakarta.

 

Page 8: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

iv

9. Adik-adikku sayang Syarifah Hidayatullah dan Annisa Fadliyah, serta

keluarga besar yang senantiasa menyemangati penulis dan menjadi

motivasi penulis agar selalu menjadi panutan yang berkualitas.

10. Keluarga Bapak Sulaiman dan Bapak Warid yang menjaga penulis di saat

bapak pulang ke Jepara.

11. Bapak H. Ali Irfan Mukhtar B.A, Bapak Eko Kasiono S. Sos, Bapak K.H

Arifin, serta Staf karyawan BAPPEDA Jepara dan Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kabupaten Jepara yang telah memberi pengetahuan, dan

informasi kepada penulis tentang penelitian Pesta Lomban ini.

12. Sahabat terbaik yang penulis amat sayangi Didih Sairoh, Anggi Ria, Tiara

Ayu Sari Dewi, Siti Qori’atun Sholihah, Nur Fauzia, Melia Rizka

terimakasih atas kehadiran kalian yang telah memberi warna sekaligus

memberi pelajaran, selalu mendengarkan curhat, memberi masukan positif

dan dengan ikhlas meminjamkan uang dan laptop untuk penuntasan skripsi

ini.

13. Teman-teman KPI C dan D angkatan 2007 penulis bangga memiliki

teman-teman seperti kalian. Teman yang sangat perhatian, ringan tangan

membantu penulis baik materi maupun non materi.

14. Sahabat-sahabati PMII KOMFAKDA yang selalu memberi pelajaran

hidup, memberi warna kekeluargaan yang sangat erat, memberi dukungan,

dan membuat penulis merasa hidup lebih berarti dan bermanfaat sehingga

penulis bangga menjadi diri sendiri.

 

Page 9: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

v

15. Teman-teman KKN Cibeureum 2010, yang tak henti-hentinya memberi

semangat kepada penulis untuk selalu bersemangat di setiap keadaan

apapun.

Pada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Tanpa

mengurangi rasa hormat, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari

segala kesalahan dan kekurangan. Saran dan kritik yang membangun selalu

penulis harapkan dari anda pembaca budiman, sehingga menjadi catatan kebaikan

untuk penulis dalam mengembangkan ilmu.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT semua amal baik tersebut penulis

kembalikan, semoga Allah membalas jasa dan bantuan yang telah diberikan

kepada penulis dengan balasan yang berlipat ganda. Penulis berharap skripsi ini

dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.

Alhamdulillahirabbi’aalamin.

Jakarta, Desember 2011

Penulis

Iin Afriyanti

 

Page 10: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. vi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Identifikasi, Batasan Masalah, Rumusan Masalah dan Pernyataan

Penelitian .................................................................................. 5

C. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 6

D. Tujuan, Manfaat, dan Bingkai Penelitian ................................ 8

E. Metodologi ............................................................................... 12

F. Pengolahan dan Analisis Data .................................................. 15

G. Sistematika Penulisan .................................................................... 16

BAB II : KAJIAN TEORI

A. Fungsi Media Komunikasi ....................................................... 18

B. Media Komunikasi Rakyat Masyarakat Pesisir ....................... 20

C. Media Penyiaran Islam............................................................. 25

BAB III : GAMBARAN UMUM

A. Masyarakat Kabupaten Jepara ................................................. 28

B. Pesta Lomban ........................................................................... 33

 

Page 11: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

vii

BAB IV : HASIL TEMUAN DAN PEBAHASAN

A. Pesta Lomban Sebagai Media Komunikasi Rakyat dan Kearifan

Lokal ......................................................................................... 43

B. Fungsi Media Komunikasi Rakyat dalam Penyiaran Islam

Berdasarkan Kearifan Lokal .................................................... 53

C. Pesta Lomban Berfungsi Sebagai Komunikasi Masyarakat

Pesisir ........................................................................................ 65

BAB V : PENUTUP

A. Simpulan .................................................................................. 67

B. Saran......................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

 

Page 12: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki lima pulau besar dan

17.000 pulau yang membentang dari timur, selatan, barat dan sampai utara. Lima

pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Dengan

kata lain, Indonesia adalah Negara yang heterogen dari segi suku, agama, ras, dan

antar golongan. Masing-masing daerah ini mempunyai ciri khas tersendiri. Sehingga

berbeda pula pola, konteks, dan sistem komunikasinya.

Sistem komunikasi dalam masyarakat Indonesia akan sangat ditentukan oleh

corak, bentuk, dan keragaman masyarakat Indonesia itu sendiri. Karena itu sistem

komunikasi Indonesia mempunyai pengertian sekelompok orang, pedoman dan

media yang melakukan suatu kegiatan mengolah, menyimpan, menuangkan ide,

gagasan, simbol, lambang, menjadi pesan dalam membuat keputusan untuk

mencapai satu kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain dengan mengolah

pesan itu menjadi sumber informasi. Masyarakat pesisir juga melakukan

komunikasi. Komunikasi yang mereka lakukan untuk 1) pengawasan lingkungan, 2)

menghubungkan bagian-bagian yang terpisah dari masyarakat untuk menganggapi

lingkungan, 3) mewariskan pengetahuan dari generasi ke generasi berikutnya.1

1 Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta: PT Raja Garfindo Persada), hal. 4.

 

Page 13: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

2

Propinsi Jawa Tengah beribukota di Semarang, memiliki beberapa karesidenan,

salah satunya adalah Karesidenan Pati meliputi Kabupaten Jepara, Kabupaten Kudus,

Kabupaten Blora, Kabupaten Rembang, Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Pati.2

Kabupaten Jepara adalah kabupaten paling utara di Propinsi Jawa Tengah. Sebelah

barat dan utara berbatasan dengan Laut Jawa.3

Walaupun Kabupaten Jepara terletak di bibir pantai utara, masyarakat Jepara

sebagian besar bermata pencaharian tukang kayu dan pengrajin ukiran. Mereka

mengolah kayu jati menjadi bahan-bahan perabot rumah tangga, seperti lemari,

tempat tidur, kursi dan lain sebagainya yang kemudian diukir. Memang ciri dari

furniture atau mebel Jepara adalah ukiran. Ukiran yang dominan adalah bermotif

daun yang menjalar.

Terlepas dari mata pencaharian pokok masyarakat Jepara sebagai pengrajin

kayu berukir, ada sebagian masyarakat Jepara khususnya masyarakat pinggir pantai

atau pesisir merupakan masyarakat bermata pencaharian pencari ikan di laut, atau

yang lebih dikenal dengan nelayan.

Wujud komunikasi masyarakat pesisir utara Kabupaten Jepara adalah tradisi

Pesta Lomban. Pesta ini merupakan puncak acara dari Pekan Syawalan yang biasanya

diselenggarakan pada tanggal 8 Syawal atau 1 minggu setelah Hari Raya Idul Fitri.4

2 “Karisidenan,” diakses melalui http://jv.wikipedia.org/wiki/Karesidenan_Pati pada tanggal

11 Juni 2011 3Jepara Dalam Angka 2010, (Jepara: Badan Pusat Statistik dan BAPPEDA Kabupaten

Jepara), hal. 3. 4Pemerintah Kabupaten Jepara, Legenda Jepara, (Jepara: BAPPEDA Jepara), hal. 67-68.

 

Page 14: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

3

Tradisi Pesta Lomban pada awalnya adalah pestanya masyarakat nelayan di wilayah

Kabupaten Jepara. Namun dalam perkembangannya pesta ini telah menjadi milik

masyarakat Jepara pada umumnya.

Tradisi yang berasal dari masyarakat pesisir yang bermata pencaharian

nelayan mampu mengundang perhatian masyarakat luar Jepara. Mereka ikut serta

dalam pelaksanaan tradisi ini. Seperti masyarakat kabupaten Kudus, Demak, dan Pati

sehingga Pesta Lomban menjadi sumber pendapatan daerah (pemasukan dana).5

Pada saat pesta Lomban berlangsung, semua pasar di Jepara tertutup tidak ada

pedagang yang berjualan semuanya berbondong-bondong ke Pantai Kartini. Pesta

Lomban berlangsung sejak jam 06.00 pagi sampai selesai dimulai dengan upacara

pelepasan kepala kerbau atau sering disebut dengan larung kepala kerbau dari TPI

(Tempat Pelelangan Ikan) di pantai desa Ujung Batu. Upacara ini dipimpin oleh

pemuka agama (modin) desa Ujung Batu dan dihadiri oleh Bapak Bupati Jepara dan

para pejabat kabupaten lainnya. Kemudian dilanjutkan dengan lempar-lemparan

kupat (ketupat)6 atau sering disebut dengan sawat-sawatan kupat oleh masyarakat.

Mengemas dengan arif dalam Pesta Lomban menjadi faktor yang perlu di

perhatikan oleh pemerintah dan tokoh agama Islam. Karena kepercayaan dengan

melarung kepala kerbau dan sawat-sawatan kupat merupakan bentuk kepercayaan

lama dan bukan Islam oleh masyarakat nelayan dan sangat didukung oleh pemerintah

5Hasil wawancara pribadi dengan Bpk H. Ali Irfan Mukhtar, B.A (mantan Wakil Bupati

Kabupaten Jepara), pada tanggal 7 Juni 2011 di kediaman Beliau. 6Kupat atau ketupat terbuat dari beras yang dibungkus daun kelapa muda (janur) setelah

dianyam dengan model tertentu sebagai tempat beras kemudian dikukus.

 

Page 15: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

4

dan masyarakat Jepara. Namun, nampaknya ada proses islamisasi terhadap upacara

itu.

Dalam Pesta Lomban terdapat upacara yang menggunakan kepala kerbau untuk

menyampaikan rasa syukur kepada Sang Khalik, Allah SWT atas nikmat yang

diberikan kepada para nelayan. Terdapat pula sawat-sawatan kupat (ketupat) untuk

menyampaikan rasa saling memaafkan antar nelayan. Media komunikasi rakyat

masyarakat Jepara, khususnya masyarakat nelayan Desa Ujung Batu memiliki fungsi

media komunikasi yang sangat efektif digunakan oleh masyarakat dan sangat

didukung oleh Pemda Jepara karena terdapat hiburan, informasi dan bahkan pesan

Islam yang disampaikan dan diterima dalam Pesta Lomban ini.

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis tertarik untuk mengetahui media

komunikasi rakyat yang dilaksanakan oleh masyarakat pesisir Kabupaten Jepara

dalam tradisi Pesta Lomban. Lebih khusus lagi, penelitian ini mengangkat judul:

“Fungsi Pesta Lomban Sebagai Media Komunikasi Rakyat Masyarakat Pesisir

Kabupaten Jepara dalam Menyampaikan Pesan Dakwah.”

 

Page 16: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

5

B. Identifikasi, Batasan Masalah, dan Rumusan Masalah

1. Identifikasi

Permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah sejauh mana

media komunikasi masyarakat pesisir di Kabupaten Jepara melalui Pesta Lomban

berfungsi sebagai media penyiaran Islam. Subyek penelitian adalah media

komunikasi rakyat yaitu larung (menghanyutkan) kepala kerbau dan sawat-sawatan

(lempar-lemparan) kupat (ketupat) dalam Pesta Lomban sebagai suatu wujud kearifan

lokal.

2. Batasan Masalah

Agar pembahasan tidak meluas, maka penelitian ini terbatas pada objek media

komunikasi masyarakat pesisir utara Jawa Tengah yaitu pada media komunikasi yang

digunakan oleh masyarakat Jepara khususnya dalam Pesta Lomban sebagai media

penyiaran Islam.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka peneliti

merumuskan masalah utamanya sebagai berikut: bagaimana fungsi media komunikasi

rakyat masyarakat pesisir Kabupaten Jepara dalam Pesta Lomban sebagai media

penyiaran Islam?

Adapun pertanyaan turunan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah Pesta Lomban dapat dikategorikan media komunikasi rakyat

yang mengangkat kearifan lokal?

 

Page 17: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

6

2. Apa fungsi komunikasi yang dilakukan oleh masyarakat pesisir

Kabupaten Jepara dalam Pesta Lomban?

3. Apa fungsi Pesta Lomban dalam penyiaran Islam berdasarkan kearifan

lokal?

4. Pernyataan Penelitian

Media komunikasi rakyat yang digunakan dalam Pesta Lomban yang

dilaksanakan oleh masyarakat pesisir Kabupaten Jepara adalah pelarungan kepala

kerbau dan sawat-sawatan ketupat. Media ini berfungsi untuk meningkatkan

silaturrahmi, menambah rasa solidaritas antara masyarakat dan pemerintah setempat,

serta pengemasan media secara Islam merupakan bentuk ungkapan rasa syukur

kepada Allah SWT. Ini semua menjadi bukti bahwa Pesta Lomban memiliki fungsi

media komunikasi sosial sekaligus sebagai media penyiaran Islam.

C. Tinjauan Pustaka

Dari pengamatan peneliti di lingkungan UIN Jakarta, peneliti tidak menemukan

peneliti skripsi yang objeknya sama dengan proposal skripsi ini. Saya menemukan

skripsi mengenai akulturasi budaya dengan judul: “Akulturasi Budaya antara Tradisi

Sunda Wiwitan dengan Islam dalam Bentuk Ritual Sesajen Desa Narimbang

Kabupaten Sumedang.” Penelitian ini ditulis oleh Pipit Pitriani mahasiswa jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2010.

 

Page 18: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

7

Penelitian ini mengidentifikasikan pada ranah perubahan makna dalam ritual

sesajen yang terjadi karena percampuran budaya antara tradisional Sunda Wiwitan

dengan Islam di daerah Narimbang, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Peneliti ini

pun merumuskan masalah dengan pertanyaan: apa makna yang masih dilakukan

oleh masyarakat desa Narimbang sekarang? Bagaimana proses perubahan makna

pada sesajen itu terjadi? Apakah motif tertentu setelah terjadi perubahan makna

tersebut? Serta adakah komponen fisik yang berubah dari sesajen tersebut?.7

Hasil dari penelitian yang ditulis oleh penulis skripsi tersebut menyimpulkan

bahwa proses perubahan makna yang terjadi sudah berlangsung lama. Namun,

perubahan ini bukan bersifat tetap, karena merupakan siasat agar masyarakat

berkenan meninggalkan sesajen, dan menyembah Allah SWT semata. Penulis juga

merumuskan tiga hasil temuan yang pertama bentuk peneguhan tradisi, yang kedua

adanya bentuk akulturasi dan ketiga adanya bentuk Islamisasi.

Perbedaan penelitian saya dengan penelitian yang ditulis Pipit adalah dari cara

pengidentifikasian masalah. Bila penelitian Pipit terfokus pada perubahan makna

atau unsur inti yang ada pada ritual sesajen yang telah terakulturasi dengan Islam,

maka penelitian saya berfokus pada fungsi media komunikasi yaitu pada media

komunikasi rakyat masyarakat pesisir utara Jawa Tengah dalam tradisi Pesta

Lomban Kabupaten Jepara sebagai media penyiaran Islam.

7Pipit Pitriani, Akulturasi Budaya Antara Tradisi Sunda Wiwitan dengan Islam dalam Bentuk

Ritual Sesajen di Desa Narimban, Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang,(Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah, 2010), hal. 4-5.

 

Page 19: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

8

D. Tujuan, Manfaat, dan Bingkai

1. Tujuan

1.1. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui bagaimana fungsi media komunikasi rakyat masyarakat

pesisir Kabupaten Jepara dalam Pesta Lomban sebagai media penyiaran

Islam.

b. Untuk mengetahui sejauh mana Pesta Lomban masuk kategori media

rakyat dan kearifan lokal.

c. Untuk mengetahui fungsi komunikasi yang dilakukan masyarakat pesisir

dalam Pesta Lomban.

d. Untuk mengetahui fungsi dari Pesta Lomban dalam penyiaran Islam

berdasarkan kearifan lokal.

1.2. Tujuan Umum

Menelusuri media komunikasi yang digunakan oleh masyarakat pesisir

sehingga mahasiswa KPI, muballigh, dan para da’i-da’iyah masa depan dapat

menggunakan sebagai media penyiaran Islam.

2. Manfaat penelitian

2.1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi positif bagi wilayah

kajian ilmu komunikasi khususnya mata kuliah Sistem Komunikasi Indonesia

dan mata kuliah Komunikasi Antaragama dan Budaya. Masyarakat pesisir

yang bermata pencaharian nelayan sebagai wilayah kajian ilmu dakwah.

 

Page 20: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

9

Penelitian ini erat kaitannya dengan fungsi media rakyat, agama, dan

kemasyarakatan, sehingga dapat dimanfaatkan oleh para mahasiswa dalam

berdakwah di masyarakat di kemudian hari, khususnya yang berkaitan dengan

nilai-nilai kearifan lokal, dan juga diharapkan sebagai perbandingan studi-

studi selanjutnya.

2.2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah kesadaran dan pemahaman

kepada mahasiswa dan masyarakat untuk lebih memanfaatkan nilai-nilai

kebudayaan sebagai saluran dalam berdakwah serta untuk lebih

mengoptimalkan nilai-nilai kearifan lokal dalam melakukan dakwah.

 

Page 21: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

10

3. Bingkai Penelitian

Agar penelitian terlihat sederhana maka disusun bingkai sebagai berikut:

Bagan I.1 Fungsi Media Rakyat Pesta Lomban

(Sumber: Nurudin, 2007: 102-104)

 

Page 22: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

11

Bagan I.1 di atas menjelaskan bahwa masyarakat Jepara khususnya

masyarakat nelayan Desa Ujung Batu mengadakan Pesta Lomban yang di dalamnya

terdapat atraksi-atraksi yang menggunakan suatu media. Sebelum Islam, media ini

dipercayai masyarakat memiliki kekuatan yang dapat menyampaikan pesan kepada

roh halus penguasa laut. Media yang dipercayai ini berupa sesembahan sesajen yaitu

kepala kerbau yang biasanya dihanyutkan atau dilarungkan ke laut agar dimakan oleh

penguasa laut tersebut. Sebelum dilarung terlebih dahulu dimantrai oleh orang yang

dipercayai masyarakat dekat dengan roh halus, orang ini yang sering disebut dengan

Dukun si Penjaga Laut. Tujuannya adalah agar roh halus memberi keselamatan saat

mencari ikan di laut, serta masyarakat nelayan memperoleh banyak ikan.

Pesta Lomban Kabupaten Jepara kini dikemas dalam Islam, sesuai dengan

kearifan lokal. Pengemasan dengan arif atau bijak yakni dengan tujuan semata-mata

untuk beribadah kepada Allah SWT dengan mengharapkan limpahan rizki serta

sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT

selama satu tahun. Sebelum Pesta Lomban dimulai, ulama’ atau modin8 mengajak

masyarakat untuk berdo’a. Do’a yang berisikan harapan agar diberi keselamatan,

mendapat rizki dari Allah SWT, memohon ampun (beristighfar), dan meminta maaf

atas kesalahan yang dilakukan selama satu tahun. Kemudian modin dan pemerintah

menyampaikan informasi yang dikemas pada nilai keislaman, dan simbol Islami

seperti pembukaan pidato mengucapkan kalimat hamdallah dan sholawat atas nabi.

Selain itu para pembicara menyampaikan pesan-pesan pembangun masyarakat Islam.

8Sebutan lain oleh masyarakat untuk ulama’.

 

Page 23: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

12

Pemerintah dan modin melakukan komunikasi kepada masyarakat yang

berfungsi untuk: 1) pengawasan lingkungan, 2) menghubungkan bagian-bagian yang

terpisah dari masyarakat untuk menanggapi lingkungan, 3) mewariskan pengetahuan

dari generasi ke generasi berikutnya. Untuk menyampaikan informasi agar sampai

kepada masyarakat, pemerintah dan modin memerlukan media atau perantara. Media

masyarakat atau media rakyat ini merupakan suatu kebutuhan umum, suatu adaptasi

yang berguna, yang diharapkan dapat memperoleh informasi dan pendidikan, sebagai

wujud partisipasi rakyat, sebagai sarana bagi masyarakat untuk berinteraksi dengan

masyarakat lainnya.

Dari pengertian media rakyat di atas, maka jelaslah bahwa media rakyat

memiliki fungsi yaitu sebagai saluran alternatif; penyeimbang antara perkotaan

dengan pinggiran; membantu menjembatani antara pusat dan pinggiran; pencegahan

kekecewaan; fasilitas keswadayaan; berguna bagi umpan balik, sistem pemantauan,

dan pengawasan. Hal ini akan dibahas lebih detail di bab-bab selanjutnya.

E. Metodologi Penelitian

1. Tempat, Subjek dan Objek Penelitian

a. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Jepara, terletak paling utara

di Propinsi Jawa Tengah. Tepatnya di Desa Ujung Batu, kecamatan Jepara

dan di kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jepara.

 

Page 24: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

13

b. Subjek Penelitian

Pesta Lomban Kabupaten Jepara dan masyarakat pesisir utara Jawa

Tengah, yaitu masyarakat Kabupaten Jepara. Tokoh masyarakat, baik

pemerintah maupun ulama’ lokal (modin) di Kabupaten Jepara.

c. Objek penelitian

Fungsi Pesta Lomban sebagai media komunikasi rakyat dalam

menyampaikan pesan dakwah.

2. Informan atau Responden

Dalam penelitian ini perlu adanya informan atau responden. Untuk itu

penelitian ini menggunakan teknik bola salju yaitu dengan mewawancarai orang

yang benar-benar menguasai permasalahan dalam penelitian, kemudian peneliti

meminta rujukan untuk mendapatkan informasi dari informan lainnya. Begitulah

seterusnya sehingga sekiranya sudah tidak muncul lagi informasi baru yang

bervariasi.9

Dalam penelitian ini informan yang peneliti temui yaitu K.H. Ali Irfan

Mukhtar, B.A sebagai mantan wakil Bupati Jepara, K.H Arifin sebagai tokoh agama

Islam sekaligus sesepuh Desa Ujung Batu, dan Eko Kasiono, S.Sos sebagai Kepala

Bidang Kebudayaan Kabupaten Jepara.

9Burhan Bungin, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media,

Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta: Kencana

Media Group, 2007), hal. 156-157.

 

Page 25: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

14

2.1 Pendekatan

Dengan menggunakan pendekatan kulitatif penelitian ini dapat

mendeskripsikan dengan memberi gambaran dahulu, kemudian dianalisis secara apa

adanya, setelah itu baru menyimpulkan hasil temuan di lapangan.

Proses pengumpulan dan analisis informasi sebagai berikut:

a) Observasi Partisipasi

Pengamatan langsung dilakukan peneliti dengan mengamati kegiatan pra-

acara Pesta Lomban, saat Pesta Lomban, serta pascapesta yang dilakukan oleh

masyarakat Kabupaten Jepara khususnya masyarakat pesisir Desa Ujung Batu.

Pesta Lomban jatuh pada tanggal 6 September 2011, maka pengamatan partisipasi

di lakukan pada tanggal 5 September sampai tanggal 6 September 2011.

Observasi dilakukan di kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten

Jepara, di Desa Ujung Batu, yakni di Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Tempat ini

merupakan tempat pelaksanaan Pesta Lomban.

b) Wawancara

Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan K.H Ali Irfan Mukhtar

B.A,yaitu mantan wakil Bupati Jepara, K.H Arifin, yaitu tokoh Agama Islam di

Desa Ujung Batu, dan Eko Kasiono, S. Sos. sebagai Kepala Bidang Kebudayaan

Kabupaten Jepara yang memiliki perhatian, pengetahuan sejarah, serta perannya

dalam perkembangan Pesta Lomban. Pertanyaan dalam wawancara yang

 

Page 26: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

15

dilakukan yaitu terkait dengan Pesta Lomban sebagai media komunikasi rakyat

dalam penyampaian pesan dakwah.

c) Dokumentasi

Studi ini dilakukan terutama untuk memanfaatkan dokumen berikut: foto-foto

saat pelaksanaan Pesta Lomban, buku-buku yang terkait dengan teori dan Pesta

Lomban, dan catatan jurnal tentang sistem media komunikasi masyarakat pesisir

yaitu masyarakat Kabupaten Jepara dalam tradisi Pesta Lomban. Guna menambah

referensi mengenai data Pesta Lomban juga dilakukan penelusuran melalui dunia

cyber/website di antaranya http://id.wikipedia.org/wiki/, http://wordpress.com,

http://sosbud.kompasiana.com/, http://www.hendromartojo.info/,

http://republika.co.id:8080/koran/, http://blog.beswandjarum.com. Kemudian

penulis menggunakan analisa deskriptif artinya dari data yang terkumpul penulis

menafsirkan dengan jalan menemukan kategori-kategori dalam data yang

berkaitan dengan teori untuk kemudian diambil kesimpulan akhir.

F. Pengolahan dan Analisis Data

Dari data-data yang sudah diperoleh, maka peneliti mempelajari berkas-berkas

yang telah terkumpul kemudian peneliti melakukannya dengan cara: editing yaitu

mempelajari kembali berkas-berkas data yang telah terkumpul, sehingga

keseluruhan berkas itu dapat dinyatakan baik. Peneliti kemudian mengklasifikasi

dengan unit analisis seperti bagan I.1 yaitu pertama Pesta Lomban sebagai media

komunikasi rakyat dan kearifan lokal, kedua fungsi media komunikasi rakyat

 

Page 27: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

16

dalam penyiaran Islam berdasarkan kearifan lokal, dan ketiga Pesta Lomban

berfungsi sebagai komunikasi masyarakat.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan masalah dalam skripsi ini, penulis berusaha

membuat sistematika khusus berdasarkan kesamaan dan hubungan yang ada,

skripsi ini terdiri atas lima Bab:

Pada bab pendahuluan, penulis mengemukakan latar belakang masalah,

identifikasi, pembatasan, perumusan masalah dan pernyataa penelitian, tinjauan

pustaka, tujuan, manfaat, bingkai, lokasi penelitian, subjek dan objek penelitian,

informan atau responden, metodologi, dan yang terakhir adalah sistematika

penulisan.

Bab berikutnya adalah membahas fungsi media komunikasi, sistem media

komunikasi masyarakat pesisir menjelaskan pengertian fungsi media komunikasi,

pengertian media rakyat atau media masyarakat, dan menjelaskan fungsi media

masyarakat. Media penyiaran Islam, bentuk dan fungsi mengakhiri bab II ini.

Adapun gambaran umum masyarakat Kabupaten Jepara ditempatkan pada bab

III yang terdiri atas sejarah singkat kabupaten Jepara, letak geografis, sifat dan

karakteristik masyarakat Jepara, khususnya masyarakat desa Ujung Batu

Kabupaten Jepara. Kemudian gambaran umum tentang Pesta Lomban meliputi:

latar belakang terjadinya Pesta Lomban, gambaran Pesta Lomban, gambaran

 

Page 28: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

17

Pesta Lomban zaman dahulu dan Pesta Lomban zaman sekarang, proses upacara

Pesta Lomban merupakan sub bab terakhir bab ini.

Bab IV merupakan hasil temuan dan pembahasan tentang fungsi media

komunikasi masyarakat pesisir dalam Pesta Lomban Kabupaten Jepara sebagai

media penyiaran Islam. Bab ini meliputi makna Pesta Lomban, larung kepala

kerbau, dan yang terakhir sawat-sawatan kupat yang dikaitkan dengan media

rakyat dan fungsinya dalam penyiaran Islam.

Akhirnya, bab penutup sebagai bab V, meliputi simpulan dan saran.

 

Page 29: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

18

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Fungsi Media Komunikasi

Sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu systema, yang berarti suatu

keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian dan hubungan yang

berlangsung di antara satuan-satuan atau komponen secara teratur. Dalam buku

Sistem Komunikasi Indonesia, Nurudin menjelaskan bahwa Tatang M. Amirin

pernah meringkas berbagai macam definisi sistem yaitu sekumpulan unsur yang

melakukan kegiatan atau menyusun skema dengan tata cara melakukan suatu

kegiatan pemprosesan untuk mencapai sesuatu atau beberapa tujuan dan hal ini

dilakukan dengan cara mengolah data atau energi atau barang (benda) di dalam

jangka waktu tertentu guna menghasilkan informasi atau barang (benda).10

Dengan demikian sistem komunikasi biasa didefinisikan sekelompok orang,

pedoman, media yang menyusun skema dan melakukan suatu kegiatan mengolah,

menyimpan, menuangkan ide, gagasan, simbol, lambang menjadi pesan dalam

membuat keputusan untuk mencapai satu kesepakatan, dan saling pengertian satu

sama lainya dengan mengolah pesan tersebut menjadi sumber informasi.

10

Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta: PT Raja Garfindo Persada, 2007), hal. 3-4.

 

Page 30: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

19

Hakikat sistem komunikasi adalah suatu pola yang saling melengkapi antar

sistem dalam sistem komunikasi.11

Hubungan antar unsur bersifat satu dan tak

terpisahkan satu sama lain. Ini berarti unsur yang lebih rendah memberikan andil

yang sangat besar bagi berjalanya sistem yang lebih besar. Sistem komunikasi tidak

akan berjalan dengan baik apabila tidak menggunakan media tertentu. 12

Media berasal dari kata medium yaitu alat yang digunakan untuk

berkomunikasi, agar hasil komunikasi dapat mencapai sasaran yang lebih banyak dan

luas.13

Media juga merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari

sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat saluran atau media. Ada yang

menilai bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi

antar pribadi, panca indera dianggap sebagai media komunikasi. Dalam komunikasi

massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima

yang sifatnya terbuka, di mana setiap orang dapat melihat, membaca, dan

mendengarnya.14

Sistem media komunikasi merupakan media atau perantara yang digunakan

untuk memindahkan ungkapan dari sumber kepada penerima yang telah tersusun

untuk digunakan dalam suatu kegiatan yang terdiri atas mengolah, kemudian

menyimpan, dan akhirnya menuangkan pendapat atau ide, gagasan, simbol, dan

11

Ibid., hal. 12-13. 12

Ibid., hal. 13. 13

Roudhonah, Ilmu komunikasi, ( Jakarta: UIN Jakarta Press. 2007), cet. 1, hal. 46. 14

Hafied cangara, Pengantar ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo, 2007), ed. 1, hal. 23.

 

Page 31: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

20

lambang menjadi suatu pesan untuk mencapai satu kemufakatan dan saling

pengertian dengan mengolah pesan tersebut menjadi sumber informasi.

Komunikasi yang dilakukan oleh modin dan pemerintah ke masyarakat

dalam kegiatan Pesta Lomban menggunakan media berupa simbol yaitu kepala

kerbau dan kupat memiliki fungsi komunikasi. Fungsi komunikasi tersebut adalah

1) pengawasan lingkungan, 2) menghubungkan bagian-bagian yang terpisah dari

masyarakat untuk menanggapi lingkungan, 3) mewariskan pengetahuan dari generasi

ke generasi berikutnya. Agar fungsi ini efektif digunakan, maka modin dan

pemerintah menggunakan media yang erat dan disukai oleh masyarakat.

B. Media Komunikasi Rakyat Masyarakat Pesisir

Ilmu komunikasi adalah bagian dari ilmu sosial. Dengan demikian sistem

komunikasi Indonesia menjadi subsistem dari sistem Indonesia. Artinya bahwa corak

sistem komunikasi dalam masyarakat Indonesia akan sangat ditentukan oleh corak,

bentuk, dan keragaman masyarakat Indonesia itu sendiri. Misalnya sistem sosial jika

lebih dioperasionalkan dengan memasukan sistem kepercayaan masyarakat, akan

mempunyai arti bahwa kearifan lokal yang berkembang dalam masyarakat akan ikut

memberi warna proses dan bentuk komunikasinya.15

Kearifan lokal merupakan kebijaksanaan setempat yang biasanya berkaitan

dengan budaya. Irwan Abdullah mengungkapkan pandangan Jhon Haba mengenai

kearifan lokal. Menurutnya kearifan lokal merupakan mengacu pada kekayaan

15

Opcit., hal. 6-7.

 

Page 32: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

21

budaya yang tumbuh dan berkembang dalam sebuah masyarakat yang kemudian

dikenal, dipercayai, dan diakui sebagai elemen penting yang mampu mempertebal

solidaritas diantara warga masyarakat.16

Komunikasi yang dilakukan sedemikian rupa

sehingga budaya dikemas dengan arif atau bijaksana agar tidak terselewengkan,

dengan cara disukai oleh masyarakat. Dalam hal ini komunikasi dalam budaya yang

dilakukan oleh masyarakat pesisir telah disesuaikan dengan kearifan lokal.

Perairan pesisir adalah daerah pertemuan darat dan laut, dengan batas darat

dapat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang masih

mendapat pengaruh sifat-sifat laut, seperti angin laut, pasang surut, dan intrusi air

laut. Ke arah laut, perairan pesisir mencakup bagian batas terluar dari daerah paparan

benua yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat, seperti

sedimentasi dan aliran air tawar.17

Masyarakat pesisir didefinisikan sebagai kelompok

orang yang tinggal di daerah pesisir dan sumber kehidupan perekonomiannya

bergantung secara langsung pada pemanfaatan sumberdaya laut dan pesisir.

Masyarakat pesisir yang hidup dari sumber daya laut seperti nelayan, buruh,

pembudidaya, dsb.18

16

Irwan Abdullah, dkk, Agama Dan Kearifan Lokal dalam tantangan Global, (Yogyakarta:

Sekolah Pasca sarjana UGM & Pustaka Pelajar, 2008), cet. 1, hal. 7. 17

Sodik, Moch., Khoirudin Nasution, dan Ahmad Arifin, Nelayan Muslim dan Pengelolaan

Ekosistem Lautan di Pantai Utara Jawa: Studi Kasus Nelayan Muslim Jepara, diakses pada tanggal 31

Januari 2011. 18

Sholeh Rifai, “Sosiologi Masyarakat Pesisir”, diakses melalui

http://blog.beswandjarum.com/solehrifai/2009/07/03/sosiologi-masyarakat-pesisir/ pada tanggal 31

Januari 2011.

 

Page 33: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

22

Sistem komunikasi masyarakat pesisir tidak akan berjalan dengan baik

manakala tidak menggunakan media tertentu. Media masyarakat pesisir, merupakan

media rakyat juga. Di Indonesia terdapat istilah “media komunikasi rakyat” yang

memiliki lima pengertian.19

Pertama media masyarakat adalah media yang bertumpu pada landasan yang

lebih luas dari kebutuhan semua khalayaknya. Kedua media masyarakat adalah

adaptasi media untuk digunakan oleh masyarakat yang bersangkutan, apapun yang

tujuannya ditetapkan masyarakat. Ketiga media masyarakat adalah media yang

memberi kesempatan kepada warga masyarakat untuk memperoleh informasi, dan

pendidikan, bila mereka menghendaki kesempatan itu. Keempat Media masyarakat

adalah media yang menampung partisipasi masyarakat sebagai perencanaan,

produksi, dan pelaksana. Dan yang terakhir, media masyarakat adalah sarana bagi

masyarakat untuk menyatakan sesuatu kepada masyarakat.

Masyarakat pesisir Kabupaten Jepara yaitu masyarakat Desa Ujung Batu yang

kebanyakan menggantungkan sumber kehidupan perekonomiannya pada pemanfaatan

sumberdaya laut, melakukan kegiatan dalam kurun waktu setahun sekali untuk

mengungkapkan suatu pesan. Kegiatan tersebut yang disebut dengan Pesta Lomban.

Untuk melaksanakan Pesta Lomban, masyarakat Desa Ujung Batu menggunakan

19

Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta: PT Raja Garfindo Persada, 2007), hal.

102-104.

 

Page 34: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

23

media rakyat. Media rakyat ini memiliki fungsi atau kegunaan suatu hal.20

Jadi sistem

komunikasi di dalamnya mencakup media yang memiliki berbagai fungsi.

Fungsi media rakyat yang pertama adalah Memberi saluran alternatif sebagai

sarana bagi rakyat untuk mengemukakan kebutuhan dan kepentingan mereka. Kedua

berguna menyeimbangkan pemihakan kepada perkotaan yang tercermin dalam isi

media. Ketiga membantu menjembatani kesenjangan antara pusat dan pinggiran

sehingga mampu mencegah timbulnya rasa kecewa, rasa puas diri, dan keterasingan

dikalangan penduduk daerah pedesaan. Keempat memberi fasilitas berkembangnya

keswadayaan, kemampuan menolong diri sendiri dan kemampuan mengambil

keputusan sendiri. Fungsi kelima merupakan berguna bagi umpan balik, sistem

pemantauan, dan pengawasan suatu proyek tertentu.

Wujud nyata media asli Indonesia adalah media komunikasi tradisional

(folklor). Bentuk-bentuk folklor : 1) cerita prosa rakyat, 2) ungkapan rakyat, 3) puisi

rakyat, 4) nyanyian rakyat, 5) teater rakyat, 6) gerak isyarat, 7) alat pengingat, dan 8)

alat bunyi-bunyian.21

Dalam Pesta Lomban ini, semua kategori folklor dipenuhi.

Pemerintah Kabupaten Jepara mengutip penjelasan tentang folklor dari

Sardanto Cokrowinato mengemukakan ciri folklor adalah penyebaran dan pewarisan

yang dilakukan secara lisan, disiarkan melalui tuturkata dari mulut ke mulut; bersifat

tradisional; bentuknya beraneka ragam karena disebarkan secara lisan;bersifat

20

Departemen Pendidikan Nasional., Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

2007), ed. 3, hal. 322. 21

Opcit., hal. 114.

 

Page 35: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

24

anonim, pencipta tidak diketahui; berbentuk, berumus, dan berpola; bersifat pralogis;

menjadi milik bersama masyarakat; bersifat polos dan lugu; dan dapat saling

memengaruhi karena timbulnya bisa bersamaan antara daerah satu dengan daerah

lain. Folklor memiliki sifat-sifat didaktis, kepahlawanan, keagamaan, pemujaan, adat,

sejarah dan humoris. Folklor berfungsi sebagai alat pencerminan angan-angan rakyat;

sebagai alat pengesahan pranata dan lembaga kebudayaan; sebagai alat pendidikan;

sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma masyarakat dipatuhi; sebagai sumber

informasi dalam upaya menggali nilai-nilai , gagasan dan keyakinan masyarakat. 22

Jadi media komunikasi masyarakat Indonesia khususnya masyarakat desa

atau pinggiran adalah folklor, karena tradisi masyarakat biasa dilakukan

penyebarannya secara lisan, gerak isyarat, atau alat pengingat dan alat bunyi-bunyian.

Seperti halnya dengan masyarakat pesisir Jawa Tengah tepatnya di Kabupaten Jepara

setiap setahun sekali melaksanakan Pesta Lomban yang di dalamnya terdapat

berbagai acara yang sangat disukai seperti penyajian tari Kridojati (bercerita tentang

seni ukir) oleh masyarakat nelayan dan juga menyangkut kepercayaan masyarakat

pembuangan kepala kerbau sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah atas nikmat,

mereka bergembira yang ditunjukan dengan lempar-lemparan kupat oleh antar

masyarakat nelayan. Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara juga ikut serta, melebur

menjadi satu dengan masyarakat dalam Pesta Lomban, sehingga tidak ada lagi

kesenjangan antara Pemerintah dan masyarakat Jepara khususnya masyarakat pesisir

Desa Ujung Batu. Pesta Lomban ini mencakup semua ciri floklor di atas.

22Pemerintah Kabupaten Jepara, Legenda Jepara, (Jepara: BAPPEDA Jepara), hal. 4.

 

Page 36: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

25

C. Media Penyiaran Islam

Pengertian dakwah dari segi bahasa berasal dari bahasa Arab “da’wah”. Da’wah

mempunyai makna memanggil, mengundang, minta tolong, meminta, memohon,

menamakan, menyuruh datang, mendorong, menyebabkan, mendatangkan,

mendoakan, menangisi, meratapi.23

Pengertian Dakwah ini memiliki banyak padanan

kata di antaranya adalah tabligh dan Al-Amr bi Al-Ma’ruf.

Arti asal tabligh adalah menyampaikan, dalam aktivitas dakwah, tabligh berarti

menyampaikan ajaran Islam kepada orang lain. Moh. Ali Aziz dalam bukunya yang

berjudul “Ilmu Dakwah” menerangkan bahwa Amrullah Ahmad menjelaskan

perbedaan dakwah dan tabligh sebagai berikut:24

“Tabligh adalah bagian dari sistem dakwah Islam. Kegiatan dakwah adalah

usaha bersama orang yang beriman dalam merealisasikan ajaran Islam ke

dalam seluruh aspek kehidupan yang dilakukan melalui lembaga-lembaga

atau organisasi-organisasi. Sedangkan tabligh adalah usaha menyampaikan

dan menyiarkan pesan Islam yang dilakukan oleh induvidu maupun

kelompok baik secara lisan maupun tulisan.”

Sedangkan Al-Amr bi Al-Ma’ruf artinya memerintahkan kepada kebaikan, yaitu

kebaikan yang dimaksud adalah kebaikan yang diperintahkan dalam ajaran Islam.25

Yaitu mengajak kepada Tauhidullah (beribadah hanya kepada Allah) dan

meninggalkan penyembahan kepada selain Allah.26

23

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Media Grafika, 2009), ed. revisi, hal. 6. 24

Ibid., hal. 21. 25

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), cet. 1, hal. 9. 26

Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Fatwa-Fatwa Terkini 2, (Jakarta: Darul Haq,

2003), hal. 205.

 

Page 37: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

26

Prof. Andi Faisal Bakti menjelaskan pengertian dakwah dalam sebuah artikel

yang berjudul “Prof Andi Faisal Bakti, Da’I Harus Menaklukan Media” sebagai

berikut:27

“Dakwah adalah usaha untuk mengajak manusia agar bersama-sama

membangun dunia ini dengan penuh kedamaian (salam), keadilan, cinta, kasih,

etika, dan akhlak yang luhur. Demi mencapai masyarakat berkeadaban yang

hormat-menghormati satu sama lain, mengedepankan musyawarah (deliberasi)

di atas sunatullah melalui empat tingkatan (level). Pertama, menyampaikan

(tabligh) pesan Islam dengan bahasa yang mudah dicerna, sebagaimana firman

Allah (QS 36:17), "Tiadalah bagi kita kecuali menyampaikan dakwah dengan

jelas". Namun, soal pemahaman mengenai apa yang disampaikan terpulang

kepada penerima. Kedua, perubahan (taghyir). Pelaku dakwah berusaha untuk

mengubah suatu kondisi seseorang atau masyarakat ke kondisi yang lebih baik.

Namun, soal perubahan itu juga bergantung pada penerima dakwah, karena ini

soal pilihan seseorang, yakni berkaitan dengan diri atau jiwa (nafs). Allah tidak

akan mengubah nasib satu kaum, kecuali bila kaum itu mengubah apa yang ada

pada diri/jiwa mereka. Ketiga, peningkatan dan kemajuan (progress) seseorang

atau umat, atau lebih tepat lagi soal pembangunan kemanusiaan (human

development), kualitas hidup yang cerdas, tercerahkan, dan teremansipasi. Hal

ini berkaitan dengan amar makruf nahi mungkar, sebagaimana firman Allah

SWT, "Kalian adalah umat terbaik yang tampil di depan manusia dengan

memerintahkan yang baik dan melarang yang buruk.” Keempat, etika dan tata

susila. Hal ini berkaitan dengan akhlak. Pelaku dakwah dan siapa saja tidak

boleh melakukan hasutan, cemoohan, serta gibah.”

Media berasal dari bahasa Latin yaitu medius yang secara harfiah berarti

perantara, tengah atau pengantar. Dalam bahasa Inggris media merupakan bentuk

jamak dari medium yang berarti tengah, antara, rata-rata. Media adalah alat yang

menghubungkan pesan komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada

27

Andi Faisal Bakti, “Da’I Harus Menaklukan Media,” diakses melalui

http://republika.co.id:8080/koran/0/134642/Prof_Andi_Faisal_Bakti_Dai_Harus_Menaklukkan_Media

pada tanggal 2 Desember 2011.

 

Page 38: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

27

komunikan(penerima pesan). Dalam bahasa Arab media sama dengan wasilah atau

dalam bentuk jamak wasail yang berarti alat atau perantara.28

Media penyiaran Islam adalah alat yang menjadi perantara penyampaian pesan

dakwah kepada mitra dakwah. Macam-macam media penyiaran Islam menurut A.

Hasjmy menyebutkan:29

Media dakwah dan sarana dakwah atau alat dakwah dan medan dakwah ada enam

macam, yaitu: mimbar (podium) dan khitabah (pidato/ceramah); qalam (pena) dan

kitabah (tulisan); masrah (pementasan) dan malhamah (drama); seni suara dan

seni bahasa; madrasah dan dayah (surau); serta lingkungan kerja dan usaha.

Jadi media penyiaran Islam adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan atau

menyiarkan pesan Islam dari orang atau kelompok kepada orang atau kelompok

penerima pesan Islam. Dalam penelitian ini media komunikasi rakyat yang dilakukan

untuk dakwah Islam oleh masyarakat Jepara dalam Pesta Lomban terdapat dalam

kategori mimbar dan pidato; drama dalam bentuk pertunjukan (sawat-sawatan

ketupat dan tari-tarian); serta lingkungan kerja dan usaha atu bisnis. Ulama’ dan

Pemerintah dalam upacara Pesta Lomban mengajak masyarakat Jepara, khususnya

masyarakat nelayan untuk beribadah dan selalu bersyukur kepada Allah atas rizki

yang diperoleh dari hasil usaha dan kerjanya saat di laut. Semua yang dilakukan

untuk menjadikan masyarakat ke dalam kondisi yang lebih baik, sehingga masyarakat

Jepara khususnya masyarakat nelayan berkualitas hidup yang cerdas akhlaknya dan

sejahtera hidupnya.

28

Opcit., hal. 403. 29

Ibid., hal. 405.

 

Page 39: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

28

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Masyarakat Kabupaten Jepara

1. Sejarah Singkat Kabupaten Jepara

Nama Jepara berasal dari perkataan Ujung Para, Ujung Mara dan Jumpara

yang kemudian menjadi Jepara, yang berarti sebuah tempat permukiman para

pedagang yang berniaga ke berbagai daerah. Mula-mula Jepara dipimpin oleh Aryo

Timur (1470), kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Pati Unus (1507-

1521). Pati Unus wafat digantikan oleh ipar Falatehan yang berkuasa pada tahun

1521-1536, oleh penguasa Demak yaitu Sultan Trenggono, Jepara diserahkan kepada

menantunya yaitu pangeran Hadiri suami dari Ratu Retno Kencono. Namun pada

tahun 1549 Pangeran Hadiri dibunuh oleh Aryo Penangsang, kekuasaan kemudian

dipegang oleh Ratu Retno Kencono yang mendapat gelar Nimas Ratu Kalinyamat.

Pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat (1549-1579), kerajaan Jepara

berkembang pesat menjadi bandar niaga utama di pulau Jawa dan menjadi pangkalan

Angkatan Laut. Selain itu, Ratu Kalinyamat berjasa dalam membudayakan seni ukir

yang sekarang jadi andalan utama ekonomi Jepara, yaitu perpaduan seni ukir

Majapahit dengan seni ukir Patih Bandar Duwung yang berasal dari Cina. Mengacu

pada semua aspek positif yang telah dibuktikan oleh Ratu Kalinyamat sehingga

Jepara menjadi negeri yang makmur, kuat dan masyhur, maka penetapan hari jadi

 

Page 40: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

29

kota Jepara mengambil waktu beliau dinobatkan sebagai penguasa Jepara, yang

bertetapan dengan tanggal 12 Rabiul Awal tahun 956 H. atau 10 April 1549 M.

Sekarang Drs. H. Hendro Martojo, M.M adalah Bupati Kabupaten Jepara.30

2. Letak Geografis

Jepara sebagai salah satu kabupaten di Jawa Tengah terletak pada 5o43’20,67”

sampai 6o47’25,83” lintang selatan dan 110

o9’48,02” sampai 110

o58’37,40” bujur

timur. Sebelah barat dan utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah timur berbatasan

dengan Kabupaten Kudus dan Kabupaten Pati, dan sebelah selatan berbatasan dengan

Kabupaten Demak. Jarak terdekat dari Ibu kota kabupaten adalah Kecamatan

Tahunan yaitu 7 kilometer dan jarak terjauh adalah Kecamatan Karimun Jawa.

Dipandang dari ketinggian permukaan tanah dari permukaan laut, wilayah Kabupaten

Jepara terletak mulai dari 0 meter sampai dengan 1.301 meter. Kecamatan Jepara

berada pada ketinggian permukaan 0 meter sampai 46 meter. Desa Ujung Batu

Kecamatan Jepara merupakan desa yang terletak di pesisir pantai.31

Berikut gambar

peta Kabupaten Jepara.

30 Jepara Dalam Angka 2010, (Jepara: Badan Pusat Statistik dan BAPPEDA Kabupaten

Jepara), hal. xxxvii-xxxix.

31 Ibid., hal. 3.

 

Page 41: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

30

Gambar III.1 Peta Kabupaten Jepara Jawa Tengah

(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/peta_pulau_jepara)32

Dari Gambar III.1 nampak bahwa letak Kabupaten Jepara sebelah barat dan

utara berbatasan dengan Laut Jawa. sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten

Kudus dan Kabupaten Pati, dan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten

Demak. Karena letak Kabupaten Jepara tepat di bibir pantai, masyarakat Jepara yang

bertempat tinggal di sepanjang pantai dinamakan dengan masyarakat pesisir.

3. Masyarakat Pesisir Desa Ujung Batu Kabupaten Jepara

Wilayah pesisir sebagai suatu perairan antara daratan dan lautan yang

merupakan sumber daya potensial di Indonesia. Masyarakat pesisir adalah kelompok

orang yang bermukim di wilayah pesisir mempunyai mata pencaharian dari sumber

daya alam atau jasa-jasa lingkungan pesisir dan laut. Sifat dan karakteristik nelayan

32

Peta Kabupaten Jepara, diakses melalui http://id.wikipedia.org/wiki/peta_pulau_jepara

pada tanggal 13 Oktober 2011.

 

Page 42: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

31

khas, nelayan mempunyai dinamika kehidupan yang dipengaruhi oleh lingkungan,

musim, dan pasar.33

Menurut K.H. Ali Irfan Mukhtar, B.A, masyarakat pesisir terlebih masyarakat

nelayan Jepara memiliki tabiat kasar, namun religius dan suka berpesta. Desa Ujung

Batu merupakan salah satu desa yang berkecamatan di Jepara Kabupaten Jepara.

Desa ini berlokasi di pesisir utara Kabupaten Jepara, masyarakatnya pun mayoritas

sebagai nelayan yang memiliki karakteristik masyarakat pinggir laut atau masyarakat

pesisir yang sangat dipengaruhi lingkungan. Tabiat masyarakat pesisir Jepara yang

pertama, cenderung kasar, namun tak berarti kasar dalam arti hal negatif, buruk atau

bahkan tercela. Kasar di sini bermaksudkan suara, keras untuk memanggil atau

berbicara dengan nelayan lainnya karena bersaing dengan suara ombak laut. Kedua

adalah religius atau beragama. Masyarakat Jepara sebagian besar memeluk agama

Islam. 34

Keadaan ini dapat dilihat dari data dalam tabel-tabel berikut:

33Safri Burhanuddin, Kewirausahaan Pemuda Bahari, (Jakarta: Deputi Bidang

Kewirausahaan Pemuda dan Industri Olah Raga, Kementerian Negara Pemuda Dan Olah Raga, 2004),

hal. 14-16.

34

Hasil wawancara pribadi dengan Bpk K.H. Ali Irfan Mukhtar, B.A (mantan Wakil Bupati

Kabupaten Jepara), pada tanggal 7 Juni 2011 di kediaman Beliau.

 

Page 43: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

32

Table III.1 Banyaknya Tempat Ibadah Menurut Prasarananya Tahun 2005

Kecamatan Masjid Langgar Mushola Gereja

protestan

Gereja

katholik

Wihara

Budha

Kedung 30 12 336 _ 12 1

Pecangan 42 232 32 6 10 _

Kalinyamatan 42 220 2 _ 13 _

Welahan 29 141 10 _ 34 _

Mayong 59 152 7 2 1 _

Nalumsari 54 194 5 1 _ _

Batealit 62 170 14 3 1 _

Tahunan 52 304 12 2 _ _

Jepara 54 236 5 _ _ _

Mlonggo 103 111 10 1 1 _

Bangsri 101 406 20 1 _ _

Kembang 100 455 4 9 _ _

Keling 176 _ 4 10 _ 1

Karimun Jawa 4 4 1 _ 14 1

Jumlah 916 2.989 462 35 86 3

(Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Jepara Tahun 2005).

Salah satu indikator yang menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Jepara

merupakan pemeluk agam Islam dapat dilihat dari jumlah tempat ibadah yang ada.

Tabel III.1 memperlihatkan bahwa tempat ibadah umat Islam merupakan yang

terbanyak jumlahnya. Pada tabel terlihat jumlah masjid sebanyak 916 bangunan,

langgar35

sebanyak 2.989 bangunan dan musholla sebanyak 462 bangunan.

Sementara itu, jumlah tempat ibadah pemeluk agama lainnya bahkan tidak mencapai

setengah jumlah tempat ibadah umat Islam yang ada di sana.

35

Langgar merupakan tempat sholat sekaligus tempat belajar mengaji yang dipimpin oleh

seorang ustadz ini yang membedakan dengan mushola yang merupakan tempat sholat saja.

 

Page 44: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

33

Data tentang banyaknya jumlah masjid, musholla dan langgar yang ada di

Jepara, seperti tampak pada tabel di atas, adalah fakta yang menunjukkan banyaknya

pemeluk agama Islam di Jepara. Artinya mayoritas penduduk Kabupaten Jepara

adalah pemeluk agama Islam. Dan tentunya masyarakat Desa Ujung Batu yang

berkecamatan di Jepara mayoritas beragama Islam pula.36

Masyarakat nelayan Jepara melakukan kegiatan bersenang-senang atau

berpesta ini sesuai dengan tabiat terakhir menurut K.H Ali Irfan Mukhtar, B.A.

Umumnya masyarakat Jepara suka bersenang-senang. Masyarakat Jepara dan

masyarakat nelayan berpesta dalam kurun waktu satu tahun sekali yang dikenal

dengan Pesta Lomban.37

B. Pesta Lomban

1. Latar Belakang

Istilah Lomban oleh sebagian masyarakat Jepara disebutkan dari kata

“Lomba-lomba” yang berarti masyarakat nelayan masa itu bersenang-senang

melaksanakan lomba-lomba laut yang seperti sekarang masih dilaksanakan setiap

pesta Lomban, namun ada sebagian mengatakan bahwa kata-kata lomban berasal dari

kata “Lelumban” atau brsenang-senang. Semuanya mempunyai makna yang sama

yaitu merayakan hari raya dengan bersenang-senang setelah berpuasa Ramadhan

sebulan penuh.

36

Zamroni, Pemetaan Tipologi Pemilih PPP Kabupaten Jepara ; Sebuah Strategi

Pemenangan Pemilihan Umum,(Semarang: UNDIP, 2007), hal. 48-52.

37Hasil wawancara pribadi dengan Bpk K.H. Ali Irfan Mukhtar, B.A (mantan Wakil Bupati

Kabupaten Jepara), pada tanggal 7 Juni 2011 di kediaman Beliau.

 

Page 45: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

34

Pesta Lomban di Jepara sejarahnya adalah pestanya masyarakat nelayan di

wilayah Kabupaten Jepara. Namun dalam perkembangannya pesta ini telah menjadi

budaya masyarakat Jepara umumnya. Acara ini merupakan acara puncak dari pekan

Syawalan yang diselenggarakan pada tanggal 8 Syawal atau satu minggu setelah hari

raya Idul Fitri. Dan pesta inilah saat yang dinantikan oleh masyarakat Jepara. Bahkan

merupakan tradisi awal mulai melakukan aktivitas pekerjaan. Baik masyarakat Jepara

yang merantau ke luar kota maupun bekerja di sekitar rumah sendiri.38

Keberadaan situasi ini sudah merupakan kebudayaan masyarakat Jepara yaitu

tidak akan memulai pekerjaan atau usahanya sebelum ada pelaksanaan acara lomban.

Bagi para pekerja perantauan di luar Jepara tidak kembali ke tempat bekerjanya

sebelum mengikuti puncak acara Lomban. Kenyataannya dari para pengusaha mebel,

pengrajin, dan para pekerja masih belum memulai aktivitasnya jika acara Pesta

Lomban tersebut belum terlewati.

Pesta Lomban saat Syawal ini oleh masyarakat Jepara sering disebut dengan

nama Bodo Kupat. Karena pada saat itu masyarakat Jepara mulai dari pelosok desa

sampai ke perkotaan merayakannya dengan memasak ketupat dan lepet. Disertai

dengan masakan opor ayam, rendang daging, oseng-oseng, dan lainnya.

Ketupat dan lepet tersebut merupakan hidangan khas pada hari itu, sehingga

bisa dikatakan pada acara itulah masyarakat Jepara menikmati semuanya. Ketupat ini

terbuat dari beras yang dibungkus dari daun kelapa muda atau sering disebut janur,

38

Dinas Pariwisata Kabupaten Jepara, Selayang Pandang Pesta Rakyat: Pesta Lomban dan

Kupat, (Jepara, 2008), hal. 1.

 

Page 46: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

35

rasanya seperti nasi atau lontong. Sedangkan lepet terbuat dari beras ketan yang

diramu dengan kelapa muda dan diberi garam sehingga rasanya gurih walaupun

dimakan tanpa lauk. Ketupat dan lepet ada sebagian orang yang mempunyai

kepercayaan bisa digunakan sebagai sesaji tolak balak, sehingga kadang-kadang

hewan-hewan piaraan seperti kerbau dan sapi diberi kalungan kupat atau lepet agar

terhindar dari mara bahaya segala macam penyakit. Bahkan untuk meramaikannya

kadang-kadang kendaraan, mobil juga dipasang ketupat lepet sebagai tanda hari

kebesaran bodo kupat.

Selain hidangan ketupat dan lepet untuk meramaikan acara tersebut

masyarakat Jepara juga menyediakan makanan kecil. Masing-masing keluarga

mempersiapkan diri bersama anak-anak dengan pakaian serba baru untuk berangkat

menyaksikan Pesta Lomban di Pantai Kartini. Pantai Kartini atau Pemandian Kartini

inilah yang merupakan pusat acara ritual berlangsung. Di sana telah siap berbagai

atraksi kebudayaan pesta nelayan.

Dengan ragam dan budaya atraksi rakyat nelayan inilah masyarakat Jepara

menyempatkan untuk datang dan melihat dari dekat keberadaan Pesta Lomban yang

berada di kota Jepara ini. Bahkan acara ini sudah tersohor sampai luar kota Jepara,

seperti Kabupaten Kudus, Kabupaten Demak, Kabupaten Pati dan Kabupaten

Rembang. Biasanya pada hari inilah sepanjang jalan kota Jepara padat dengan lalu

lintas.

 

Page 47: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

36

Keramaian pada hari itu tidak hanya seputar di Pantai Kartini saja namun juga

terdapat di tempat lain kawasan Jepara seperti Pantai Tirta Samudra Bandengan,

Benteng Portugis Keling, Pantai Teluk Awur dan Pantai Bondo. Para pengunjung dari

luar kota Jepara di samping melihat acara tersebut, juga mereka menyempatkan diri

melihat dan bahkan membeli kerajinan ukir Jepara.39

Jadi, acara ini memberi efek

pada ekonomi, bisnis, dan pariwisata daerah.

2. Pesta lomban Zaman Dahulu

Pesta Lomban ini telah berlangsung lebih dari satu abad yang lampau. Cerita

ini bersumber dari tulisan tentang Lomban yang dimuat dalam Majalah Kalawarti

berbahasa Melayu bernama Slompret Melayu yang terbit dari Semarang pada paro

kedua abad ke XIX edisi tanggal 12-17 Agustus 1883 yang menceritakan keadaan

Lomban pada waktu itu. Dan ternyata berbeda dengan apa yang dilaksanakan para

nelayan pada zaman sekarang.40

Diceritakan dalam tulisan tersebut bahwa pusat keramaian pada waktu itu

berlangsung di Teluk Jepara dan berakhir di Pulau Kelor. Pulau Kelor sekarang inilah

yang disebut “Pemandian Kartini” atau Taman Rekreasi Pantai Kartini.

Karena proses pendangkalan, maka lama kelamaan antara Pulau Kelor dan

daratan Jepara bergandengan menjadi satu. Pulau Kelor ini dulu pernah menjadi

kediaman seorang bangsawan Melayu yang bernama Encik Lanang. Pulau ini

39

Legenda Jepara, (Jepara: Pemerintah Kabupaten Jepara dan Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah, 2009), hal. 69. 40

Ibid., hal. 69.

 

Page 48: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

37

dipinjamkan Pemerintahan Hindia Belanda kepada Encik Lanang atas jasanya dalam

membantu Hindia Belanda dalam perang di Bali.41

Pesta Lomban kala itu memang sangat menggembirakan bagi masyarakat

nelayan. Pesta ini dimulai pagi hari sekitar jam 06.00 WIB. Penduduk pagi hari

tersebut yang menjadi peserta Lomban bergegas masing-masing menuju ke

perahunya. Mereka mempersiapkan diri sambil membawa “amunisi” guna senjata

dalam perang teluk. Amunisi logistik berupa makanan dan minuman yang berupa

ketupat, lepet, kolang kaling, telur busuk, terompet, mercon, kentongan dan bahkan

untuk menyempurnakan keramaian dibawa pula beberapa petasan untuk dijadikan

ajang “darr... derr...dorr...”, sehingga suasananya seperti perang beneran.42

Perang ini

mengingatkan peperangan antara Hindia Belanda dengan Penduduk Jepara di pantai

kelor (Pantai Kartini).43

Beberapa perahu nelayan dihias dengan berbagai cara dan awak kapal pun

siap siaga beramai-ramai untuk untuk kekuatan berlomba mengarungi samudra

dengan berbagai rintangan. Keberangkatan armadanya menuju ke medan perang

diiringi dengan gamelan dengan tembang “Kebo Giro”. Gamelan yaitu alat musik

yang terdiri dari kendang, bonang, bonang penerus, demung, saron, peking/gamelan,

41

Dinas Pariwisata Kabupaten Jepara, Selayang Pandang Pesta Rakyat: Pesta Lomban dan

Kupata,. (Jepara, 2008), hal. 4. 42

Ibid., hal. 4. 43

Hasil Wawancara pribadi dengan Bpk Eko Kasiono, S.Sos yang sekarang menjabat sebagai

Kepala Bidang Kebudayaan di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jepara pada tanggal 7

Juni 2011.

 

Page 49: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

38

kenong dan kethuk, slenthem, gender, gong, gambang, rebab, siter, suling.44

Suasana

perang yang semakin gencar itu berakhir setelah dilerai oleh pengusaha Jepara kala

itu (Sekarang Bupati Jepara), dan akhirnya semua pasukan perang diajak bersama-

sama mendarat ke Pulau Kelor untuk makan.

Di samping itu, suasana Pulau Kelor ramai oleh para penonton dan pedagang

yang juga menjajakan dagangannya. Ada atraksi juga pembuatan ketupat tanpa harus

mengambil daun janurnya dari pohon kelapa. Jadi saat itu para peserta atraksi dengan

lihai memperlihatkan pembuatan ketupat dengan janur yang masih menempel pada

batangnya. Selain pesta-pesta tersebut para peserta Pesta Lomban tidak lupa berziarah

ke makam orang Melayu yang dimakamkan di Pulau Kelor. Sebelum senja tiba Pesta

Lomban berakhir dan para penonton maupun peserta Pesta Lomban pulang ke rumah

masing-masing.45

3. Pesta Lomban Sekarang

Pesta Lomban masa kini tetap dilaksanakan oleh warga masyarakat nelayan,

bahkan dalam perkembangannya sudah menjadi milik warga masyarakat Jepara. Hal

ini nampak pada partisipasi masyarakat dalam menyambut Pesta Lomban. Dua atau

satu hari sebelum Pesta Lomban berlangsung, pasar-pasar di Kota Jepara terlihat

ramai seperti ketika menjelang Hari Raya Idul Fitri. Ibu-ibu rumah tangga sibuk

44

Kompasiana, “gendingan, Dahulu dan Kini,” diakses melalui

http://sosbud.kompasiana.com/2011/09/27/gendingan-dahulu-dan-kini/ pada tanggal 3 Desember 2011. 45

Dinas Pariwisata Kabupaten Jepara, Selayang Pandang Pesta Rakyat: Pesta Lomban dan

Kupata,. (Jepara, 2008), hal. 5.

 

Page 50: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

39

mempersiapkan Pesta Lomban sebagai hari raya kedua. Pedagang bungkusan ketupat

dengan janur (bahan pembuat ketupat dan lepet) menjajakan ayam guna melengkapi

lauk-pauknya.

Kesibukan Lomban berpusat di Pantai Kartini Jepara, meskipun puncak acara

ritualnya berlangsung di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Ujung Batu lima ratus meter

sebelah utara Pantai Kartini. Upacara ini dipimpin oleh Pemuka Agama (Modin)

Desa Ujung Batu dan dihadiri oleh Muspida Kab. Jepara. Dalam upacara Pesta

Lomban ini terdapat pelepasan kepala kerbau ke tengah laut. Setelah dilepas dengan

do’a, pelarungan kepala kerbau dipimpin langsung oleh Bupati Jepara. Dalam hal ini,

Bupati merupakan orang yang paling dinomorsatukan oleh masyarakat Jepara.

Pelarungan kepala kerbau dimulai sejak H. Sidiq menjabat sebagai Lurah di

Desa Ujung Batu sekitar tahun 1920. Beliau mengajak masyarakat nelayan untuk

mengadakan selametan di pinggir pantai saat acara Pesta lomba sebelum dimulai.

Dengan menyembelih hewan kerbau, yang daging mentahnya dibagikan ke

masyarakat. Kemudian kepala kerbau ditaruh di replika kapal untuk dilarung.46

Saat pelarungan itulah masyarakat nelayan beramai-ramai menyertai dengan

perahunya yang dihiasi dengan berbagai warna. Tua muda ikut menyaksikan acara

tersebut ke tengah laut dengan suka cita saling menceburkan diri, ada yang berlomba

renang di tengah ombak lautan Pantai Jepara, guna mendapatkan kepala kerbau yang

46

Hasil wawancara pribadi dengan K.H Arifin pada tanggal 7 Juni 2011 di kediaman pribadi

beliau di Desa Ujung Batu.

 

Page 51: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

40

dilarung. Upacara pelarungan ini terbuka untuk umum dan dibuka seluas-luasnya.

Siapa saja boleh mengikuti prosesi tersebut, dengan membeli tiket parkir.47

Bahkan masyarakat nelayan di sekitar Desa Ujung Batu dangan sengaja

menyediakan transportasi perahunya untuk mengangkut yang ingin menyaksikan

prosesi pelarungan ke tengah laut. Perahu-perahu tersebut sengaja disewakan

perorang kepada masyarakat umum atau para wisatawan yang ingin menyaksikan

berlangsungnya acara pelarungan dan acara perang teluk di tengah lautan, serta jalan-

jalan mengelilingi Pulau Panjang.48

4. Proses Upacara Pesta Lomban

a. Pra Pesta Lomban

Tanggal 5 September 2011 M. atau tanggal 6 Syawal 1432 H. dilakukan

pemotongan satu hewan kerbau. Kepalanya dilarungkan dan daging kerbau untuk

dibagikan secara mentah kepada masyarakat nelayan Desa Ujung Batu di TPI

(Tempat Pelelangan Ikan) Ujung Batu Jepara.

Panitia berziarah ke makam Encik Lanang di Kelurahan Bulu / Pantai Kartini

pada pukul 15:30 WIB (ba’da Ashar). Kemudian dilanjutkan berziarah ke makam Ki

Ronggo Mulyo (ba’da Maghrib) di Ujung Batu Jepara. Malamnya pergelaran wayang

kulit semalam suntuk di TPI Ujung Batu dan di TPI-TPI lain, seperti TPI Desa

Demangan dan TPI Kecamatan Mlonggo.

47

Seharga Rp.5000 untuk kendaraan beroda empat, dan Rp.3000 untuk kendaran beroda dua. 48

Harga sewa adalah Rp.5000.

 

Page 52: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

41

b. Pesta Lomban

Tanggal 6 September 2011 M atau 7 Syawal 1432 H prosesi larungan kepala

kerbau. Upacara pemberangkatan kepala kerbau yang dimulai pada pukul 06.00 WIB.

Upacara dihadiri oleh Muspida (Musyawarah Pimpinan Daerah), SKPD (Satuan

Kerja Perangkat Daerah) se-Kabupaten, Pak Camat, Pak Lurah dan masyarakat.

Sebelum ke tempat upacara rombongan terlebih dahulu disambut tarian Gambyong

(selamat datang) dan tarian Kridojati (bercerita tentang seni ukir). Adapun susunan

acara sebagai berikut:

Yang pertama adalah pembukaan. Pembukaan ini dengan membaca bacaan

Basmallah yang dipimpin oleh pembawa acara. Acara yang kedua merupakan

pembacaan ayat suci Al-qur’an yang dibacakan oleh Bpk. Amir Said. Ketiga

merupakan sambutan. Sambutan terdiri atas ketua panitia Pesta Lomban, setelah itu

sambutan dari ketua HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia), dan sambutan

yang terakhir adalah sambutan dari Bapak Bupati Jepara dilanjutkan dengan

pemotongan tumpeng menandakan bahwa Pesta Lomban dimulai. Penutup upacara

dengan do’a dari Bpk. Ruslim (modin), diawali dengan tahlilan, istighfar (memohon

ampun) kemudian Do’a.

Tepat pada pukul 08.00 WIB larung kepala kerbau di laksanakan. Cucuk

Lampah mengawali pemberangkatan replika kapal terbuat dari kayu atau kain atau

gabus yang berisi kepala kerbau dan makanan menuju kapal pengangkut diiringi

Bupati dan rombongan. Pemberangkatan ini diiringi dengan Syair Jawa yang berisi

 

Page 53: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

42

tentang harapan nelayan. Pelarungan kepala kerbau dilaksanakan di tengah laut.

Larungan terdiri dari kepala kerbau, dan makanan lainnya seperti kerupuk upil49

,

pisang, bubur beras dan lain-lain. Nelayan dan wisatawan yang ingin menyaksikan

dan merebut kepala kerbau ke tengah laut langsung berjumlah kurang lebih 200

orang, dan berlayar menggunakan tigapuluh perahu baik yang besar maupun yang

kecil.

Sementara kepala kerbau dan makanan dilarung ke tengah laut, para peserta

Pesta Lomban yang lain menuju ke Teluk Jepara untuk bersiap melakukan perang

teluk atau perang kupat atau sawat-sawatan kupat. Untuk melakukan perang ini

berbagai macam amunisi disiapkan, amunisi ini terdiri dari ketupat dan lepet.

Makanan-makanan ini berhamburan mengenai sasaran dari perahu ke perahu lain.

Perang ini usai bersamaan dengan selesainya Bupati Jepara beserta rombangan

melarung kepala kerbau di tengah laut. Kemudian rombangan merapat ke dermaga di

pantai begitu pula dengan semua peserta perang, sesampainya di darat mereka

beristirahat dan makan bekal bawaan masing-masing. Di sini para peserta dihibur

dengan berbagai atraksi. Seperti penampilan teatrikal oleh seniman Jepara yang

bercerita tentang penguasa Jepara yang pertama yaitu Ratu Kalinyamat.

49

Kerupuk yang terbuat dari tepung dan digoreng menggunakan pasir.

 

Page 54: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

43

Namun mulai tahun 2010 perang ketupat ini tidak diselenggarakan perang

ketupat, berikut ujar disampaikan Khaeron Syarifudin Kepala Dinas Pariwisata

Kabupaten Jepara.50

“Mulai tahun kemarin, perang ketupat ditiadakan, dan juga lomban kali ini

diganti dengan pesta ketupat dipantai kartini, karena itu akan lebih bermanfaat.”

Sampai pada akhirnya acara Pesta Lomban selesai di tandai dengan

pemotongan kupat oleh Bupati Jepara. Kemudian disusul dengan perebutan kupat

oleh masyarakat Jepara sebagai tanda ucapan syukur dan untuk memulai aktivitas

kerja baik nelayan, maupun profesi-profesi lain.

c. Pasca Pesta Lomban

Walaupun acara Pesta Lomban sudah usai, namun kemeriahan Pesta Lomban

masih tetap berlangsung sampai malam di Pantai Kartini yang sekarang lebih

dikenal dengan Taman Rekreasi Kartini. Pengunjung yang datang dalam acara

Pesta Lomban di Pantai Kartini mencapai 40.000 orang wisatawan.51

50

Bivie Thohir Prayoga, “Hari ini Pesta Lomban Jepara,” diakses melalui

http://www.hendromartojo.info/cetak.php?id=1301Situs resmi bupati jepara hendro martojo.info pada

tanggal 5 Desember 2011.

51

Legenda Jepara, (Jepara: Pemerintah Kabupaten Jepara dan Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah, 2009), hal. 71.

 

Page 55: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

44

BAB IV

HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Pesta Lomban Sebagai Media Komunikasi Rakyat dan Kearifan Lokal

1. Pesta Lomban Merupakan Kebutuhan Masyarakat Jepara

Pesta Lomban yang biasanya dilaksanakan pada hari kedelapan bulan

Syawal atau satu minggu setelah Hari Raya Idul Fitri tahun ini, tahun 2011 M atau

1432 H lebih dipercepat, yaitu pada tanggal 6 Syawal, karena Bupati Jepara dan

Wakil Bupati Jepara menghadiri undangan halal bihalal di Semarang, dari

Gubernur Jawa Tengah. Selain itu juga Pantai Kartini, tempat berlangsungnya

Pesta Lomban sudah di kontrak P.T Sukun mulai tanggal 5 September 2011

sampai dengan tanggal 11 September 2011. Ini semua memang telah disiapkan

sebelumnya, demikian yang disampaikan Khaeron Syarifudin Kepala Dinas

Pariwisata Kabupaten Jepara.49

Tradisi Pesta Lomban yang dilaksanakan oleh masyarakat nelayan dalam

perkembangan saat ini telah menjadi budaya masyarakat Jepara pada umumnya.

Pesta ini sangat dinantikan oleh masyarakat Jepara, masyarakat Jepara tidak akan

memulai aktivitas pekerjaan atau usahanya sebelum ada pelaksanaan Pesta

Lomban. Bagi para pekerja perantauan di luar Jepara tidak kembali ke tempat

bekerjanya sebelum mengikuti puncak acara Lomban. Kenyataannya dari para

pengusaha meubel, pengrajin, dan para pekerja masih belum memulai aktivitasnya

jika acara lomban tersebut belum terlewati. Ini semua atas berkah yang telah

49

Bivie Thohir Prayoga, “Hari ini Pesta Lomban Jepara,” diakses melalui

http://www.hendromartojo.info/cetak.php?id=1301Situs resmi bupati jepara hendro martojo.info

pada tanggal 5 Desember 2011.

 

Page 56: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

45

diberikan oleh Allah SWT dalam kurun satu tahun sekali. Dalam kesempatan ini

pula masyarakat berharap untuk memperoleh keselamatan selama mengais rizki.

Pantai Kartini atau masyarakat lebih mengenal dengan Pemandian Kartini

merupakan tempat berlangsungnya Pesta Lomban. Masing-masing keluarga

mempersiapkan diri bersama anak-anak dengan pakaian serba baru untuk

berangkat ke Pantai Kartini menyaksikan Pesta Lomban yang di dalamnya

terdapat berbagai atraksi kebudayaan pesta nelayan. Ribuan masyarakat memadati

baik tua, muda, anak-anak semua tumpah ruah dalam meriahnya Pesta Lomban.

Tidak perduli harga tiket untuk masuk dari tahun ke tahun terus naik.50

Mobil dan

motor tak kalah ramai memadati area sampai-sampai untuk parkir mencapai dua

kilometer dari Pantai kartini karena parkir di dalam pantai sudah penuh sesak.

Tidak hanya masyarakat Jepara namun ternyata Pesta Lomban didatangi

pula dari luar daerah Jepara seperti Kabupaten Kudus, Kabupaten Demak,

Kabupaten Pati dan Kabupaten Rembang, karena memang Pesta Lomban sudah

tersohor sampai luar kota Jepara. Tidak heran banyak wisatawan luar kota yang

memeriahkan Pesta ini. Sehingga pendapatan daerah pun ikut meningkat. Dapat

dilihat pada tabel-tabel berikut:

50

Yaitu harga Rp.10.000 untuk anak-anak dan Rp.15.000 untuk orang dewasa.

 

Page 57: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

46

Tabel IV. 1 Angggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran

2003-2011

Tahun anggaran Pendapatan (Rp)

2003 340.918.728.000

2004 368.576.816.000

2005 404.182.246.000

2006 547.399.120.000

2007 681.954.997.000

2008 731.045.136.000

2009 762.710.335.000

2010 861.177.300.000

2011 978.512.731.000

(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/kabupaten_jepara).51

Tabel IV. 1 memperlihatkan bahwa pendapatan daerah Kabupaten Jepara

dari tahun 2003 sampai pada tahun 2011 terus meningkat. Dapat dilihat seperti

pada tahun 2011 mencapai Rp.978.512.731.000 yang lebih banyak dari tahun

sebelumnya yaitu tahun 2010 di peroleh sebesar Rp.861.177.300.000 Begitu juga

dengan tahun- tahun sebelumnya yang diperoleh pendapatan lebih sedikit dari

tahun-tahun berikutnya.

51

“Angggaran Pendapatan Daerah Kabupaten Jepara,” diakses melalui

http://id.wikipedia.org/wiki/kabupaten_jepara pada tanggal 5 Oktober 2011.

 

Page 58: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

47

2. Pesta Lomban Bentuk Adaptasi Media Sesuai dengan Tujuan Masyarakat

Jepara

Di dalam Pesta Lomban terdapat berbagai atraksi kebudayaan nelayan di

antaranya adalah larung kepala kerbau, tari-tarian, dan sawat-sawatan kupat yang

di dalamnya terdapat maksud yang ingin diungkapkan oleh masyarakat nelayan.

Semua atraksi ini dilakukan di Pantai Kartini yang berada tepat paling utara

Kabupaten Jepara, berbatasan langsung dengan laut. Penyesuaian alat atau media

dalam atraksi terwujud dalam beberapa bentuk. Seperti replika perahu

pengangkut kepala kerbau dan makanan yang akan dilarung atau dihanyutkan ke

laut. Pelarungan kepala kerbau dan makanan dalam replika perahu ini oleh

masyarakat nelayan untuk mensyukuri hasil laut.52

Untuk mengikuti proses pelarungan ini masyarakat nelayan Desa Ujung

Batu menggunakan perahu dari yang kecil sampai besar dan dihiasi secantik

mungkin agar terkesan meriah dan ceria. Seperti yang terlihat pada gambar di

bawah ini:

Gambar IV.1 perahu-perahu yang dihias berlayar mengikuti pelepasan kepala

kerbau

52

Hasil wawancara pribadi dengan K.H Ali Irfan Mukhtar, B.A. pada tanggal 7 Juni 2011

di kediaman pribadi beliau.

 

Page 59: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

48

Bahkan masyarakat nelayan di sekitar Desa Ujung Batu berinisiatif

menyediakan penyewaan transportasi perahunya dengan harga yang terjangkau,

untuk mengangkut siapa saja yang ingin menyaksikan pelarungan ke tengah laut.

Perahu ini memang sengaja dibisniskan kepada masyarakat umum atau para

wisatawan. Pengusaha perahu ini mengambil manfaat dari upacara pelarungan

tersebut untuk para wisatawan yang ingin bersenang-senang.

3. Masyarakat Jepara Berkesempatan Memperoleh Informasi dalam tradisi

Pesta Lomban

Sebelum pemberangkatan kepala kerbau dan makanan ke tengah laut,

serangkaian acara sambutan telah mendahului. Sambutan pertama dari ketua

panitia Pesta Lomban, dalam kesempatan tersebut beliau menjelaskan maksud

dari makna Pesta Lomban yaitu sebagai wahana mempromosikan wisata bahari.

Berikut paparnya:

“Indonesia memiliki sedikitnya 165 obyek wisata pantai, 161 obyek wisata

tirta lainnya seperti sungai, danau, taman laut, bendungan, rekreasi bahari,

air terjun, pemandian sumber air panas dan sebagainya. Salah satu obyek

wisata bahari yang dimiliki oleh Kabupten Jepara adalah Pantai Kartini,

pantai tempat mendarat setelah rombongan Bupati melarung kepala kerbau

ke tengah laut. Dalam Pantai Kartini terdapat wahana tempat bermain

anak, tempat pemandian dan yang menjadi kebanggan adalah akuarium

berbentuk kura-kura. Di pantai ini juga berbagai atraksi dan hiburan

dilaksanakan untuk memeriahkan Pesta Lomban.”

Sambutan yang lain pernah diuraikan dari Mantan Wakil Bupati, K.H. Ali

Irfan Mukhtar B.A. dalam sambutan tersebut beliau menjelaskan bahwa larungan

kepala kerbau yang dilakukan setiap pesta Lomban merupakan simbol perjuangan

dan pengorbanan bagi warga nelayan sebagai wujud ungkapan syukur kepada

 

Page 60: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

49

Allah yang telah melimpahkan rizki nelayan dalam lautan.53

Dalam kesempatan

itu juga Wakil Bupati Sudiyatno, memaparkan rencana dari Pemerintah

Kabupaten Jepara untuk melakukan berbagai langkah di antaranya melengkapi

sarana dan prasarana objek wisata yang ada. Selain itu juga untuk melakukan

promosi melalui berbagai media sehingga objek wisata di Jepara bisa lebih

membahana ke seluruh penjuru Nusantara maupun Mancanegara. Khususnya

terhadap berlangsungnya Pesta Lomban dalam setiap tahunnya terus dikemas

sedemikian rupa sehingga dapat menarik pengunjung.54

Kegiatan mempromosikan

Pesta Lomban agar pemerintah dan masyarakat mendapat keuntungan merupakan

kegiatan bisnis. Bisnis merupakan kegiatan yang sesuai dengan ajaran Islam.

Pada acara ini Bupati Jepara Hendro Martojo, M.M, menjelaskan dengan

detail maksud dari Pesta Lomban ini kepada masyarakat Jepara, Bupati juga

memberikan ucapan selamat kepada nelayan Jepara. Berikut paparnya ketika

memberikan sambutan pada upacara pemberangkatan larung kepala kerbau:

“Pesta Lomban merupakan wujud syukur masyarakat Jepara khususnya

masyarakat nelayan Jepara kepada Allah SWT yang telah memberi

kondisi badan yang sehat dalam melakukan pekerjaan. Memperoleh rizki

yang banyak, mampu mensejahterakan keluarga yang berkecukupan,

dengan gizi yang cukup, sehinggga tingkat kecerdasan anak-anak Jepara

terpenuhi untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi.”

Beliau juga mengungkapkan bahwa Pemda telah mengupayakan

kesejahteraan nelayan sebaik mungkin dengan membangun dua ratus rumah

susun. Pembiayaan pembangunan rumah susun yang dinamakan “Rumah Susun

Nawa” merupakan hasil dari subsidi selama satu tahun. Rumah susun ini

53

Legenda Jepara, (Jepara: Pemerintah Kabupaten Jepara dan Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah, 2009), hal. 71. 54

Ibid., hal 72.

 

Page 61: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

50

diperuntukkan kepada warga yang berpenghasilan rendah sehingga diharapkan

masyarakat lebih dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Tak ketinggalan

beliau memberi selamat kepada KUD (Koperasi Unit Desa) nelayan yang telah

mendapatkan pengayoman dari pemerintah sehingga diharapkan kehidupan

masyarakat nelayan akan semakin baik dan bagus dalam meningkatkan

kesejahteraan keluarganya. Ini semua sesuai dengan ajaran Islam yaitu

mengupayakan kesejahteraan masyarakat, berarti pemerintah telah melakukan

amal sholeh.

4. Pesta Lomban Menampung Partisipasi Masyarakat Sebagai perencanaan,

Produksi dan Pelaksanaan

Dua atau satu hari sebelum Pesta Lomban berlangsung, pasar-pasar di

Kota Jepara terlihat ramai seperti ketika menjelang Hari Raya Idul Fitri. Ibu-ibu

rumah tangga sibuk mempersiapkan Pesta Lomban sebagai hari raya kedua.

Pedagang bungkusan ketupat atau janur (bahan pembuat ketupat dan lepat)

banyak ditemui di pasar tradisional Jepara. Begitu juga penjual ayam tak kalah

ramai di pasar. Ini karena semua warga masyarakat Jepara mulai dari pelosok desa

sampai perkotaan memasak ketupat dan lepet disertai dengan masakan opor ayam,

rendang daging, dll untuk dibawa ke Pantai Kartini guna dimakan bersama-sama

dengan keluarga sambil mengikuti Pesta Lomban.

5. Pesta Lomban Sebagai Sarana Masyarakat Untuk Menyatakan Sesuatu

kepada Masyarakat lain

Masyarakat nelayan desa Ujung Batu Kabupaten Jepara melaksanakan

Pesta Lomban dengan tujuan untuk memperoleh keselamatan dan keberkahan

laut. Dalam hal ini masyarakat dapat menyampaikan rasa syukur kepada Allah,

 

Page 62: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

51

Sang Khalik atas apa yang telah diberikan selama satu tahun. Rasa ini terwujud

dalam bentuk melarungkan kepala kerbau ke laut.

Pelarungan terbuka untuk siapa saja yang ingin menyaksikan. Karena itu

masyarakat selain masyarakat nelayan Desa Ujung Batu ikut meramaikan dengan

maksud mendapatkan hiburan dan bersenang-senang. Sehingga Pemerintah

Kabupaten Jepara juga sangat mendukung pesta ini. Bahkan Bupati Jepara,

Hendro Martojo, M.M merupakan orang yang memimpin pelarungan kepala

kerbau ke tengah laut.

Pemerintah, Muspida (Musyawarah Pimpinan Daerah), SKPD (Satuan

Kerja Perangkat Daerah) se-Kabupaten, Pak Camat, Pak Lurah, nelayan dan

masyarakat di tempat upacara pelarungan kepala kerbau, terlebih dahulu disambut

dengan tari-tarian. Tari penyambutan pertama berfungsi mengungkapkan selamat

datang kepada para rombongan, dan tari yang kedua menceritakan tentang seni

ukir, tarian ini merupakan tari khas yang berasal dari Jepara. Kemudian acara

dilanjutkan dengan pelepasan kepala kerbau dan makanan ke tengah laut.

Pelepasan kepala kerbau atau larung kepala kerbau dan makanan dalam

Pesta Lomban ini mempunyai makna tersendiri bagi masyarakat Jepara khususnya

masyarakat nelayan, Seperti yang dituturkan oleh Bupati Jepara, Hendro Martojo,

M.M.

“Selamat Hari Nelayan, sepuluh ribu rakyat nelayan berpesta. Bersyukur

atas rizki yang diterima, badan yang sehat, rizki yang banyak sehingga

mampu mensejahterakan keluarga sehingga dapat beribadah kepada Allah

SWT selama satu tahun. Mari berdo‟a memohon kepada Allah SWT, agar

kita kembali memiliki badan yang sehat, mendapatkan rizki yang barokah

dengan simbol kepala kerbau.”

 

Page 63: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

52

Sementara kepala kerbau dilarung ketengah laut, perang ketupat atau

sawat-sawatan kupat mulai berlangsung. Atraksi sawat-sawatan kupat atau

lempar-lemparan ketupat dilaksanakan oleh masyarakat pesisir untuk mengingat

dan mengungkapkan suatu maksud kepada sesama. Saling melempar ketupat antar

masyarakat memiliki beberapa maksud di antaranya adalah mengingatkan

peperangan antara Hindia Belanda dengan penduduk Jepara di Pantai Kelor yang

sekarang dikenal dengan Pantai kartini.55

Dari uraian di atas Pesta Lomban yang dilaksanakan setiap setahun sekali

pada hari ke delapan bulan Syawal menjadi perayaan yang wajib diikuti oleh

masyarakat Jepara. Lewat berbagai atraksi yang memerlukan media rakyat seperti

larung kepala kerbau dan makanan, tari-tarian, dan sawat-sawatan kupat, semua

ini tanpa adanya tulisan pengesahan Pesta Lomban biasa dilaksanakan.

Penyebaran pun hanya lewat lisan, turun-temurun. Dengan begitu masyarakat

Jepara mengungkapkan kebutuhan maksud, tujuan, dan harapan mereka kepada

Sang Khalik dan sesama manusia.

Tradisi Pesta Lomban yang dilakukan nelayan sudah dikenal, dipercayai

dan diakui sangat penting dan mampu mempertebal solidaritas warga masyarakat

nelayan sendiri, masyarakat Jepara dan Pemerintah Kabupaten Jepara. Semua ini

merupakan kearifan lokal yaitu pengemasan dengan bijaksana. Agar tidak

diselewengkan oleh pemerintah dengan cara disukai rakyat sehingga dapat

menjadi daya tarik sendiri bagi warga masyarakat yang mengikuti kegiatan Pesta

Lomban. “Kita kemas Pesta Lomban yang telah menjadi event wisata Jepara

55

Hasil Wawancara pribadi dengan Bpk Eko Kasiono, S.Sos yang sekarang menjabat

sebagai Kepala Bidang Kebudayaan di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jepara pada

tanggal 7 Juni 2011.

 

Page 64: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

53

dengan sebaik-baiknya sehingga mempunyai daya tarik sendiri bagi wisatawan.”

Papar K. H. Ali Irfan Mukhtar B.A pada saat memberi sambutan acara Pesta

Lomban.56

B. Fungsi Media Komunikasi rakyat Dalam Penyiaran Islam Berdasarkan

Kearifan Lokal

Fungsi media komunikasi rakyat pada Pesta Lomban dalam penyiaran

Islam berdasarkan kearifan lokal nembahas tentang:

1. Memberi Saluran Alternatif Sebagai Sarana Untuk Mengungkapkan

Kebutuhan dan Kepentingan Masyarakat

Media rakyat merupakan alat perantara yang digunakan oleh sumber

(rakyat atau masyarakat) untuk mengirim pesan kepada penerima (rakyat atau

masyarakat lain). Media rakyat masyarakat nelayan Desa Ujung Batu Jepara

dalam tradisi Pesta Lomban yaitu pada larung kepala kerbau dan sawat-sawatan

kupat.57

Sehari sebelum Pesta Lomban dilaksanakan pemotongan satu hewan

kerbau. Kerbau ini biasanya didapat dari hasil swadaya masyarakat nelayan.

Kepala kerbau dilarungkan dan daging kerbau disebar untuk dibagikan ke warga

masyarakat nelayan Desa Ujung Batu Kabupaten Jepara.58

Larung berarti

membiarkan hanyut, atau menghanyutkan.59

Sebelum kepala kerbau dilarung,

kepala kerbau disimpan di dalam sebuah replika kapal kemudian dihanyutkan atau

56

Legenda Jepara, (Jepara: Pemerintah Kabupaten Jepara dan Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah, 2009), hal. 71. 57

Hasil wawancara pribadi dengan K.H Ali Irfan Mukhtar, B.A pada tanggal 7 Juni 2011

di kediaman pribadi beliau. 58

Hasil wawancara pribadi dengan K.H Arifin pada tanggal 7 Juni 2011 di kediaman

pribadi beliau di Desa Ujung Batu. 59

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2007), hal. 642.

 

Page 65: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

54

dilarung oleh Bapak Bupati yang sebelumnya diberi do‟a secara Islam oleh Bpk.

Ruslim yaitu pemuka agama (Modin) Desa Ujung Batu. Do‟a tersebut didahului

dengan pembacaan surat Alfatihah, kemudian Tahlil dan kemudian do‟a minta

keselametan serta do‟a minta bertambah rizki dari laut. Pak Ruslim (modin)

mengakhiri do‟a sekaligus sebagai tanda kepala kerbau siap dilarung.

“Ya Allah kami mohon terimalah kehadiran kami dalam acara upacara

pelarungan kepala kerbau ini. Di sini dengan kerendahan hati memohon agar

diberi keselamatan bagi para nelayan dan masyarakat Jepara. Ya Allah

ringankan dan ampunilah dosa kami, dosa para nelayan, dosa masyarakat

Jepara, dan dosa pemerintah Kabupaten Jepara. Ya Allah Yang Maha

Pengampun, ampunilah dosa saudara-saudara kami para nelayan, yang telah

mendahului kami, meninggal saat mencari rizki dari-Mu di laut. Amin.”

Kepala kerbau yang akan dilarung tidak sendirian namun ada makanan

lain yang ikut pula dilarung. Makanan ini terdiri atas ayam dekemdan jajan

pasar.60

Kepala kerbau dan makanan ini sebagai lambang ungkapan rakyat kepada

Sang Khalik. Ini merupakan keyakinan masyarakat Jepara dan masyarakat

nelayan Desa Ujung Batu khususnya. Kepercayaan terhadap pelarungan kepala

kerbau dan makanan ini memang sangat mendarah-daging bagi masyarakat,

karena takut pendapatan nelayan kurang makmur. Kalau komunitas nelayan

sedikit penghasilannya, sedikit pula penghasilan bagi masyarakat dan Pemerintah

Daerah Jepara.61

Mantan Wakil Bupati, K.H. Ali Irfan Mukhtar B.A menjelaskan bahwa

larungan kepala kerbau dan makanan yang dilakukan setiap Pesta Lomban

merupakan simbol perjuangan dan pengorbanan bagi warga nelayan sebagai

wujud ungkapan syukur kepada Allah yang telah melimpahkan rizki kepada

60

Ayam yang di bumbui kemudian di diamkan kemudian di masak secara ungkep. 61

Hasil wawancara pribadi dengan Bpk. Eko Kasiono, S.sos selaku Kepala Bidang

Kebudayaan Kabupaten Jepara di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jepara pada

tanggal 7 Juni 2011.

 

Page 66: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

55

nelayan dari dalam lautan. “Dengan larungan tersebut kita panjatkan do‟a kepada

Allah semoga kedepan kehidupan nelayan bisa baik,” paparnya ketika memberi

sambutan pada upacara pemberangkatan sesaji kepala kerbau untuk dilarung ke

tengah lautan.62

Selain alasan di atas ternyata hewan kerbau juga sangat menentukan

kemakmuran bagi nelayan. Pernah menggunakan hewan sapi, namun ternyata

pendapatan nelayan kurang makmur, dan lebih makmur hewan kerbau.63

Mempercayai pembuangan kepala kerbau dan makanan ke laut dengan

harapan memperoleh kemakmuran, dalam Islam ini merupakan hal yang mubadzir

dan syirik. Seperti Firman Allah dalam Surat Al-Isra‟ ayat 26-27:

Yang artinya:

26. Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada

orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu

menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.

27. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan

syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.

Firman Allah tentang syirik Surat An-Nisa‟ (4) ayat 116, yang artinya:

“Sesungguhnya Tuhan tidak mengampuni dosa mempersekutukan-Nya dengan

sesuatu dan mengampuni (dosa) selain dari itu bagi siapa yang Dia kehendaki, dan

62

Legenda Jepara, (Jepara: Pemerintah Kabupaten Jepara dan Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah, 2009), hal. 71. 63

Hasil wawancara pribadi dengan K.H Arifin pada tanggal 7 Juni 2011 di kediaman

pribadi beliau Desa Ujung Batu.

 

Page 67: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

56

siapa yang mempersekutukan Allah, maka sesungguhnya dia telah sesat dengan

kesesatan yang jauh”.

Tabzir atau pemborosan dipahami oleh ulama‟ dalam arti pengeluaran

yang bukan hak, karena itu jika seseorang menafkahkan atau membelanjakan

semua hartanya dalam kebaikan atau haq, maka dia bukanlah seorang pemboros.64

Sedangkan syirik merupakan perbuatan, anggapan atau itikad menyekutukan

Allah SWT.65

Membuang dengan sengaja makanan ke laut tanpa ada yang hak

mendapat makanan tersebut dan memercayai larung kepala kerbau dengan

harapan memperoleh rizki yang banyak jelas ini perbuatan mubadzir dan syirik.

Menurut K.H Ali Irfan Mukhtar, B.A pelarungan kepala kerbau dan

makanan bukanlah hal yang yang mubadzir dan syirik, karena semuanya itu

tergantung niat. Niat tersebut adalah niat melarung kepala kerbau dan makanan

sebagai wujud ungkapan syukur kepada Allah yang telah melimpahkan rizki

kepada nelayan dari dalam lautan.66

Amal Baik Tergantung Niat67

عن أمير انمؤمنين أبي حفص عمر بن انخطاب رضي اهلل عنه قال سمعت رسىالهلل صهً اهلل عهيه وسهم

فمن كانت هجرته إنً اهلل ورسىنه فهجرته إنً اهلل , وإنما نكم امرئ ما نىي , إنما األعمال باننيات ” يقىل

متفق عهيه” ومن كانت هجرته إنً دنيا يصيبها و امرأة ينكحها فهجرته إنً ما هاجر إنيه , ورسىنه

Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh, Umar bin Al-Khathab radhiyallahu

„anhu, ia berkata: “Aku mendengar Rasulullah shallallahu „alaihi wa

sallam bersabda: “Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang

64

M. Quroish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an Vol. 7,

(Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal. 449. 65

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam Jil. 5,(Jakarta: PT Ichtia Baru

Van Hoeve, 1997), cet. 4, hal. 16. 66

Hasil wawancara pribadi dengan K.H Ali Irfan Mukhtar, B.A pada tanggal 7 Juni 2011

di kediaman pribadi beliau. 67

“Amal baik tergantung niat,” http://belajarcepatbacaalquranalbayan.wordpress.com/2009/12/07/amal-baik-tergantung-niat/

diakses pada tanggal 7 Juli 20011.

 

Page 68: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

57

hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya

kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-

Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu karena kesenangan dunia atau karena

seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa

yang ditujunya”. (HR: Mutafaqun„alaih)

Alasan lainnya adalah tak lama setelah Bupati menghanyutkan kepala

kerbau dan makanan yang berada dalam replika kapal, para nelayan

memperebutkan kepala kerbau dan makanan yang telah hanyut di laut.68

Perebutan kepala kerbau dan makanan oleh para nelayan dianggap sebagai rizki.

Jadi, kepala kerbau itu tidak terhanyut dan terbuang percuma, tetapi diambil lagi

oleh para nelayan, dimasak kembali dan dimakan bersama keluarga di rumah.

Begitu juga dengan daging kerbau dibagikan kepada nelayan yang telah menerima

kupon penerima daging adalah rizki.69

Selain larung kepala kerbau, terdapat pula atraksi di mana kupat (ketupat)

adalah makanan yang menjadi media rakyat lambang pesan masyarakat terhadap

masyarakat dan Tuhan Yang Maha Esa, atraksi yang menggunakan media kupat

ini dinamakan sawa-sawatan kupat. Ketupat adalah makanan yang terbuat dari

beras yang dibungkus dari daun kelapa muda atau janur. Masyarakat Jepara

memercayai bahwa ketupat dapat digunakan sebagai alat untuk tolak balak,

maksudnya adalah jika ketupat ini dipasang pada perabot, kendaraan, dan bahkan

hewan piaraan maka sang pemilik akan jauh dari sial dan bencana.70

Kepercayaan terhadap ketupat sebagai penolak sial dan marabahaya ini

juga merupakan suatu kemusyrikan sesuai dengan Hadis Nabi berikut:

“Sesungguhnya jampi-jampi, jimat, tiwalah itu termasuk perbuatan syirik.” (HR.

68

Hasil wawancara pribadi dengan K.H Ali Irfan Mukhtar, B.A pada tanggal 7 Juni 2011

di kediaman pribadi beliau. 69

Ibid. 70

Dinas Pariwisata Kabupaten Jepara, Selayang Pandang (Pesta Lomban dan Kupat),

(Jepara. 2008), hal. 2.

 

Page 69: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

58

Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Al-Hakim, dan beliau menshahihkannya).71

Makna dari hadist ini menurut ahli ilmu, bahwa jampi-jampi (ruqyah) yang berisi

kata-kata yang tidak diketahui maknanya, nama-nama setan, atau serupa itu

dilarang. Tiwalah adalah sejenis sihir, atau sebagian ulama‟ mengartikan dengan

memisahkan dan menghubungkan. Sedangkan jimat (tamimah) adalah sesuatu

yang digantungkan pada anak-anak untuk menangkal „ain atau Jin. Adakalanya itu

digantungkan pada orang dewasa, adakalanya digantungkan pada unta dan

sejenisnya. Apa yang digantungkan pada binatang ternak, ini merupakan syirik

kecil yang hukumnya haram.72

Dalam Pesta Lomban terdapat atraksi sawat-sawatan atau lempar-

lemparan ketupat. Hal ini dilaksanakan oleh masyarakat pesisir untuk mengingat

dan mengungkapkan suatu maksud kepada sesama. Saling melempar ketupat antar

masyarakat memiliki beberapa maksud. Pertama adalah sebagai pengingat

perjuangan masyarakat Jepara melawan penjajah. Pada masa pemerintahan Ratu

Kalinyamat (1549-1579), Jepara berkembang pesat menjadi bandar niaga utama di

pulau Jawa dan menjadi pangkalan Angkatan Laut. Ratu Kalinyamat dikenal

mempunyai jiwa patriotisme yang sangat tinggi anti penjajahan, hal ini dibuktikan

dengan pengiriman kapal perang ke Malaka untuk menggempur Portugis 1551

dan 1574. Untuk itulah Ratu mengirim 300 kapal berisi 15.000 prajurit Jepara,

yang diberangkatkan dari teluk Jepara. Sekarang teluk Jepara tersebut masih

kawasan desa Ujung Batu tempat di mana Pesta Lomban dilaksanakan. 73

71

“Jimat,” diakses melalui http://fadhlihsan.wordpress.com/2010/04/12/hukum-jimat-

bertuliskan-ayat-al-quran/ diakses pada tanggal 7 Juli 2011. 72

Syaikh Abdul aziz, Fatwa-Fatwa Terkini 3, (Jakarta: Darul Haq, 2004), hal. 313-314. 73

Jepara Dalam Angka 2010, (Jepara: Badan Pusat Statistik dan BAPPEDA Kabupaten

Jepara), hal. XXXIX.

 

Page 70: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

59

Kedua adalah sebagai pengungkapan rasa salah (lepat) antar masyarakat

Jepara. Ketupat dilempar jika mengenai orang lain berarti saling bermaaf-maafan.

Jika orang yang melempar kupat ini dan mengenai orang lain saat Pesta Lomba

berarti orang ini mengungkapkan pengakuan salah dan meminta agar dimaafkan

agar kelak di akhirat nanti ditempatkan di surga.

Kupat berasal dari kata ngaku lepat yang artinya mengaku salah atau

pengakuan salah. Ketupat terbuat dari beras yang di bungkus dengan daun kelapa

muda atau janur. Janur sendiri mempunyai pengertian jannatun nur, yang artinya

cahaya surga.74

Kebiasaan orang Jepara untuk menikmati ketupat kalau dibelah

harus miring. Ini memiliki pengertian sebagai lambang membelah hati agar aib

tidak untuk dipermalukan. Agar selalu dapat menjaga diri dari kesalahan pada

hari-hari berikutnya. Ini hanya kepercayaan masyarakat Jepara saja.75

Dari penjelasan diatas sawat-sawatan kupat hanya memboroskan makanan

saja. Padahal pemborosan itu adalah teman syaitan termaktub dalam surat Al-Isra‟

ayat 27. Namun K. H. Ali Irfan Mukhtar, B.A, mengatakan bahwa ini bukanlah

hal yang mubadzir tetapi lempar-lemparan ketupat merupakan perebutan rizki,

ketupat yang dilempar kemudian diambil untuk dimakan dan ini merupakan media

untuk mengungkapkan maksud masyarakat kepada masyarakat lainya.76

Semua

yang dilakukan oleh masyarakat Jepara adalah tergantung niat, seperti hadits

riwayat Mutafaqun‟alaih di atas.

Sawat-sawatan ketupat sebagai ungkapan masyarakat Jepara ke

masyarakat Jepara lainnya, dengan media ketupat atau ketupat ini yang memang

74

Hasil wawancara pribadi dengan Bpk H. Ali Irfan Mukhtar, B.A (mantan Wakil Bupati

Kabupaten Jepara) pada tanggal 7 Juni 2011 di kediaman Beliau. 75

Ibid. 76

Ibid.

 

Page 71: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

60

sangat dipercaya oleh masyarakat menolak sial. Dalam Islam media penyiaran

Islam yang menyampaikan ungkapan pesan Islam dari induvidu atau kelompok

kepada orang atau kelompok penerima pesan Islam. Jadi ketupat ini adalah media

penyiaran Islam. Karena ia sebagai tradisi syukuran masyarakat Jepara khususnya

masyarakat nelayan Desa Ujung Batu, yang dapat memperkuat keakraban dan

solidaritas Islam antar masyarakat.

Jadi baik larung kepala kerbau dan sawat-sawatan kupat merupakan suatu

wujud bagi masyarakat Jepara khususnya masyarakat nelayan untuk

mengungkapkan rasa kebutuhan, kepentingan yang ditujukan kepada Allah SWT,

juga kepada penguatan solidaritas masyarakat. Rizki yang didapat dari pembagian

daging, perebutan makanan, kepala kerbau, dan ketupat yang dilempar

memberikan pesan bahwa apa yang didapat wajib disyukuri karena semua itu dari

Allah SWT.

Syukur merupakan ucapan, perbuatan, dan sikap terimakasih atau pujian.

Dalam ilmu Tasawuf syukur mempunyai pengertian ucapan, sikap, perbuatan

terimakasih kepada Allah SWT dan pengakuan yang tulus atas nikmat serta

karunia yang diberikan-Nya.77

Ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-qur‟an:

77

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam Jil. 5, (Jakarta: PT Ichtia Baru

Van Hoeve, 1997), cet. 4, hal. 17.

 

Page 72: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

61

Yang artinya:

12. Allah-lah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal

dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya dan supaya kamu dapat mencari

karunia -Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur.

13. Dan dia Telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang

di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada

yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah)

bagi kaum yang berfikir. (Al-Jatsiyah: 12-13).

2. Penyeimbang Pemihakan Kepada Perkotaan, dan Jembatan Kesenjangan

Antara Pusat dan Pinggiran Sekaligus Pencegah Rasa Kecewa, Rasa Puas

Diri dan Keterasingan

Pesta Lomban mula-mulanya pesta masyarakat nelayan, namun dalam

perkembangan saat ini Pesta Lomban, merupakan acara yang wajib diikuti oleh

masyarakat Jepara sehingga Pesta Lomban tidak hanya milik masyarakat nelayan

namun telah menjadi milik masyarakat Jepara seutuhnya mulai dari pelosok

sampai perkotaan.

Pemda Jepara tak luput dari keterlibatan Pesta Lomban ini. Bahkan Pemda

Kabupaten Jepara merupakan panitia selain masyarakat nelayan desa Ujung Batu.

Keterlibatan Pemda Jepara mengikuti Pesta Lomban yaitu pada upacara sebelum

pemberangkatan pelarungan kepala kerbau ke laut. Keterlibatan pemda atas

kepanitiaan, pelaksana, dan sampai evaluasi Pesta Lomban. Dari hal inilah terlihat

bahwa masyarakat nelayan, masyarakat Jepara dan Pemda Kabupaten Jepara

membaur jadi satu dalam Pesta Lomban. Dengan mengadakan Pesta Lomban

dapat menjadi kesempatan bagi masyarakat Jepara, khususnya masyarakat nelayan

 

Page 73: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

62

bertemu langsung dan bersilaturrahmi dengan Pemda mulai dari unsur Muspida,

SKPD se-kabupaten, Camat, Lurah dan Lembaga lainya.78

Jadi, antara pusat atau pemerintah dengan masyarakat pesisir tidak ada lagi

jembatan pemisah antara kedua belah pihak. Dalam Pesta Lomban antara

masyarakat pesisir dan masyarakat lain seimbang tidak ada pemihakan antara

perkotaan dan pinggiran atau pesisir. Sehingga masyarakat pesisir tidak merasa

kecewa dengan Pemerintah karena tidak ada rasa keterasingan lagi.

3. Pesta Lomban Memberi Fasilitas Keswadayaan Masyarakat, Berguna

sebagai Umpan Balik dan Pengawasan Suatu Proyek Tertentu

Hewan kerbau yang disembelih dan kepalanya dilarung sedangkan

dagingnya dibagikan ke warga merupakan hasil swadaya masyarakat nelayan

Desa Ujung Batu. Mereka iuran seikhlasnya sampai kira-kira mampu untuk

membeli seekor kerbau. Ini semua demi upacara pelarungan kepala kerbau yang

memang menjadi inti dari Pesta Lomban. Jika pelarungan kepala kerbau diganti

dengan hewan lainnya nelayan mempercayai pendapatan ikan kurang makmur dan

lebih makmur dengan kepala kerbau. Jadi daging hewan kerbau sangat

berpengaruh terhadap perkembangan ikan.79

Pendapatan nelayan yang kurang akan memengaruhi pendapatan Pemda.

Karena itu Pemda sangat mendukung Pesta Lomban ini yang di dalamnya terdapat

pelarungan kepala kerbau. Selain itu juga Pesta Lomban menjadi kesempatan

emas bagi pemerintah dan masyarakat untuk saling silaturrahmi, menyampaikan

78

Hasil wawancara pribadi dengan Bpk. Eko Kasiono, S.sos selaku Kepala Bidang

Kebudayaan Kabupaten Jepara di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jepara pada

tanggal 7 Juni 2011. 79

Hasil wawancara pribadi dengan K.H Arifin pada tanggal 7 Juni 2011 di kediaman

pribadi beliau Desa Ujung Batu.

 

Page 74: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

63

capaian program dan rencana ke depan. Peristiwa ini sangat tepat waktunya

setelah lebaran Idul Fitri.

Dalam kesempatan Pesta Lomban ini juga pemerintah Jepara

berkesempatan memaparkan rencana untuk melengkapi sarana dan prasarana

objek wisata. Melakukan promosi khususnya untuk Pesta Lomban agar lebih

dikenal baik dalam nusantara sendiri maupun mancanegara. Menjadikan Pesta

Lomban sebagai monumental baik warga Jepara, bahkan internasional.

Pemerintah berusaha meningkatkan citra nelayan di mata nasional dengan

mengupayakan kesejahteraan nelayan sebaik mungkin, salah satunya adalah

membangun rumah susun dengan nama “Rumah Susun Nawa” bagi para nelayan.

Selain memaparkan rencana diatas Pemda Jepara juga menanggapi

berbagai usulan dari Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI)

Kabupaten Jepara, Sudiyatno, Wakil Bupati Jepara berjanji akan merealisasikan

secara bertahap sesuai dengan kemampuan Pemerintah termasuk pondok boro dan

perbaikan TPI. Berbagai permohonan warga nelayan telah terpenuhi di antaranya

bantuan kapal yang telah beroperasi dan sebentar lagi pabrik es juga segera

dimulai.80

Ketua HNSI juga berkesempatan mengemukakan harapan dan rasa syukur

saat memberi sambutan pada upacara pelepasan pelarungan itu.

“Hari ini merupakan kesempatan bagi kami, para nelayan, untuk

bersilaturrahmi dengan masyarakat Jepara umumnya dan khususnya

bersilaturrahmi dengan pemerintah. Terlaksananya acara Pesta Lomban,

merupakan bentuk rasa syukur para nelayan selama satu tahun karena diberi

keselamatan, rizki yang cukup oleh Sang Khalik. Dalam kesempatan ini pula

kami mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Kabupaten Jepara karena

telah terlaksananya pembangunan sektor untuk nelayan, seperti kios-kios ikan

yang dapat dijumpai di sepanjang jalan Desa Ujung Batu. Namun, kami juga

80

Legenda Jepara, (Jepara: Pemerintah Kabupaten Jepara & Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah, 2009), hal. 7.

 

Page 75: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

64

masih mempunyai harapan agar kehidupan para nelayan lebih diperhatikan

lagi.”

Dari uraian di atas terlihat bahwa Pesta Lomban memiliki fungsi media

komunikasi yang sangat efektif digunakan oleh masyarakat, khususnya

masyarakat nelayan Desa Ujung Batu. Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara pun

sangat mendukung karena peristiwa ini merupakan kesempatan pemerintah untuk

lebih dekat, bersilaturrahmi, memaparkan berbagai rencana, menaggapi usulan

dan lain sebagainya, serta pemerintah terlibat dalam acara ini baik dalam

kepanitiaan maupun pelaksanaan. Sehingga masyarakat nelayan dapat merasa

puas, tidak kecewa, tidak ada kesenjangan, sehingga seimbang antara masyarakat

pesisir dan masyarakat lainya.

Masyarakat pesisir melakukan syukuran atas nikmat yang diberikan Allah

dengan menyelenggarakan Pesta Lomban sebagai media komunikasi rakyat yang

di dalamnya terdapat pelarungan kepala kerbau dan lempar ketupat. Baik larung

kepala kerbau dan lempar ketupat, dikemas dengan do‟a secara Islam.

Pengemasan secara Islam merupakan kearifan lokal Jepara, baik masyarakat

Jepara, nelayan dan didukung oleh Pemerintah Jepara.81

81

Hasil wawancara pribadi dengan K.H Ali Irfan Mukhtar, B.A pada tanggal 7 Juni 2011

di kediaman pribadi beliau.

 

Page 76: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

65

C. Pesta Lomban Berfungsi Sebagai Komunikasi Masyarakat Pesisir

1. Pengawasan Lingkungan

Pengawasan atau pemeliharaan merupakan usaha masyarakat untuk

menjaga agar lingkungan tetap terjaga yang didasarkan pada karakteristik

wilayah, kebutuhan faktual dari masyarakat kawasan pesisir. Dengan demikian

dapat mendukung upaya peningkatan taraf hidup masyarakat pesisir, sekaligus

tetap mendukung keberlanjutan produksi dan kelestarian sumberdaya laut terlebih

pada sumberdaya perikanan. Ada beberapa usaha pengawasan yang dilakukan

oleh masyarakat pesisir Kabupaten Jepara seperti tidak menggunakan alat

penangkap ikan yang dapat merusak terumbu karang, dan mensyukuri hasil laut

yang didapat selama satu tahun dengan melarung kepala kepala kerbau ke tengah

laut dalam tradisi Pesta Lomban dan berharap kepada Allah SWT memberi

sumberdaya ikan yang lebih melimpah, serta selalu memelihara hubungan dan

berkomunikasi dengan baik dengan pemerintah.

2. Menghubungkan Bagian-Bagian yang Terpisah dari Masyarakat untuk

Menanggapi Lingkungan.

Penikmat kemeriahan Pesta Lomban tidak hanya sekitar masyarakat

pesisir saja. Masyarakat nelayan dan masyarakat yang bukan nelayan otomatis

bercampur aduk dalam ramainya pesta yang hanya berlangsung satu tahun sekali

itu. Masyarakat Jepara umumnya dengan senang hati berbondong-bondong ke

pantai demi ikut serta dalam meriahnya Pesta Lomban. Tidak peduli latar

belakang, karakteristik wilayah dan status sosial yang berbeda, tujuan mereka satu

yaitu menikmati Pesta lomban.

 

Page 77: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

66

Secara tidak langsung komunikasi sosial terjadi. Hal-hal yang tersambung

antara Pemerintah Daerah dengan masyarakat Jepara, antara penjual es, penyewa

kapal dengan pembeli, antara satu desa dengan desa yang lain, bahkan antara desa

dan kota luar Jepara pun dapat terjadi, tidak ketinggalan pula masyarakat yang

menempati daerah pegunungan rela turun ke pesisir pantai. Hal-hal yang sulit

terjadi pada hari biasa dapat tersambung dan terhubung dalam meriahnya Pesta

Lomban.

3. Mewariskan Pengetahuan dari Generasi ke Generasi Berikutnya

Generasi merupakan pewaris nilai-nilai luhur budaya. Generasi muda

sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa sekaligus sumber potensi bagi

pembangunan nasional yang perlu dikembangkan dan diberdayakan, terutama

partisipasinya dalam pembangunan di kawasan pesisir khususnya dan

pembangunan kebaharian umumnya. Dalam hal ini pemerintah bekerjasama

dengan berbagai pihak seperti Pramuka Saka Bahari Jepara yang anggotanya

kebanyakan adalah pemuda dan pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) se-

kabupaten Jepara.

Pada Pesta Lomba anggota pramuka ikut aktif dalam menjaga keamanan

dan ketertiban pelaksaan Pesta Lomban. Mulai dari upacara pemberangkatan

kepala kepala kerbau sampai pada selesainya Pesta Lomban. Sebagian lagi

anggota pramuka didaulat untuk ikut rombongan Bupati melepas kepala kerbau ke

tengah laut. Ini semua untuk mewariskan pengetahuan akan tradisi Pesta Lomban

kepada generasi muda.

 

Page 78: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

67

BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN

Dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Masyarakat pesisir utara Jawa yaitu masyarakat Jepara sistem media

komunikasi yang digunakan terlihat pada media komunikasinya yang

biasanya ada dalam Pesta Lomban yang mengangkat kearifan lokal. Pesta

Lomban diadakan dalam kurun waktu satu tahun sekali seminggu setelah

lebaran Syawal. Media tersebut adalah larung kepala kerbau yang

mempunyai arti bahwa masyarakat berkomunikasi dengan Sang Khalik

dengan larung (menghanyutkan) kepala kerbau. Kepala kerbau yang telah

dilarung, diperebutkan lalu di masak, setelah itu dimakan bersama

keluarga. Dengan tujuan bahwa diharapkan untuk mendapat berkah

kemakmuran pendapatan laut dan untuk menolak balak segala kesialan

serta mara bahaya. Karena siapa yang bersyukur kepada Allah, maka ia

akan ditambahkan rizkinya oleh Allah SWT. Media lainnya adalah media

ketupat. Dalam atraksi sawat-sawatan kupat yaitu sebagai alat pengingat

peperangan yang terjadi antara masyarakat dengan penjajah pada masa

pemerintahan Ratu Kalinyamat. Selain itu juga ketupat ini dilempar ke

sesama nelayan atau masyarakat Jepara lainnya yang diharapkan semua

kesalahan bisa dimaafkan dan saling memaafkan (mengingat masih bulan

Syawal). Lepet artinya kesalahan yang diperbuat, maka lepet harus

dilemparkan dan bermaaf-maafan antara satu dengan yang lainya.

 

Page 79: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

68

2. Fungsi media komunikasi rakyat masyarakat pesisir nampak dalam Pesta

Lomban karena Pesta Lomban ini menjadi perantara komunikasi antara

masyarakat Jepara khususnya masyarakat nelayan Ujung Batu dengan

pemerintah Daerah Jepara. Pesta ini menjadi ajang silaturrahmi selama

dalam kurun waktu satu tahun tepat saat hari ke delapan bulan Syawal

setelah Idul Fitri. Namun tahun 2011 ini diadakan pada tanggal 6 Syawal

karena memang sudah dipersiapkan sebelumnya.

3. Dalam Pesta Lomban, media rakyat sebagai suatu lambang ungkapan

masyarakat dan juga sebagai simbol maksud bersyukur terhadap Sang

Khalik, serta terhadap sesama manusia. Media larung kepala kerbau dan

sawat-sawatan menjadi bukti media komunikasi sosial dan media

penyiaran Islam. Terbukti sebagai media penyiaran Islam karena adanya

pengemasan do’a Islam secara lisan, adanya ungkapan rasa syukur, media

untuk saling maaf memaafkan, adanya penguatan silaturrahmi, dan

solidaritas keislaman. Media komunikasi sosial antara Pemerintah Daerah

dengan masyarakat, antara pebisnis dengan pembeli, antara desa dan kota,

antara pesisir dan pegunungan, antara kaya dan miskin, semuanya lebur

dalam komunikasi dan penyampaian pesan penyiaran Islam. Hal ini telah

menjadi tradisi masyarakat Jepara, dan dalam perkembangannya saat ini

menjadi budaya yang sarat dengan kearifan lokal masyarakat Jepara.

Acara ini sangat didukung oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten

Jepara.

 

Page 80: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

69

4. Dari uraian di atas Pesta Lomban merupakan media komunikasi

masyarakat pesisir yang memiliki fungsi media komunikasi rakyat antara

masyarakat dan pemerintah setempat. Semua ini merupakan kearifan lokal

yaitu media dalam Pesta Lomban kepala kerbau dan sawat-sawatan

dikemas secara Islam. Pengemasan dengan bijaksana agar tidak

diselewengkan oleh pemerintah dengan cara disukai rakyat sehingga dapat

menjadi daya tarik sendiri dan penguatan rasa syukur kepada Allah SWT

bagi warga masyarakat yang mengikuti kegiatan Pesta Lomban.

 

Page 81: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

70

B. SARAN

Dengan melihat tantangan dan peluang dakwah pada masa sekarang yang

cukup bermacam-macam dan kompleks, ada beberapa saran yang ingin peneliti

sampaikan dalam skripsi ini:

1. Sebaiknya mahasiswa KPI, muballigh, dan para da’i-da’iyah masa depan

dapat menggunakan tradisi masyarakat pesisir sebagai media penyiaran Islam

2. Ada baiknya mahasiswa KPI sebagai peneliti komunikasi lebih mengkaji

fungsi media komunikasi rakyat khususnya masyarakat pesisir. Media

komunikasi yang digunakan masyarakat pesisir sangat kompleks tapi cukup

bermanfaat, sehingga perlu penelitian yang lebih mendalam lagi.

3. Kepada Pemerintah untuk turut andil dalam melestarikan kebudayaan dan adat

istiadat dengan terus mendukung kegiatan tersebut dan juga lebih mengemas

secara arif agar tetap berjalan dengan lancar tanpa ada kesenjangan sosial dan

rasa kecewa dari pihak manapun.

4. Kepada masyarakat Jepara diharapkan selalu menjaga kelestarian budaya

yang diwarisi supaya tidak hilang seiring perkembangan zaman, agar anak

cucu mengetahui dan melaksanakan terus menerus tradisi tersebut.

5. Pemotongan kepala kerbau yang dipersembahkan kepada sesuatu memang

jelas tidak Islami. Namun, karena kerbau dilarung atau dilepaskan kemudian

diperebutkan dan yang mendapat kepala kerbau mendapatkannya untuk

dimasak dan dimakan bersama-sama sebagai wujud pernyataan kesyukuran

 

Page 82: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

71

kepada Allah SWT. Maka ini bisa diteruskan karena ini hanyalah sebuah

budaya lokal pesisr Indonesia yang tidak termasuk ibadah ritual.

6. Apabila menginginkan supaya upacara ini semakin Islami, dalam rangka

penyebaran agama Islam maka pelaksanaanya seharusnya bertemu dengan

ritual-ritual Islami yang sah menurut syara’ seperti didahulukan dengan

pengajian Al-qur’an dengan terjemahan yang berkaitan dengan Pesta Lomban,

mengundang kiai atau ustadz yang berceramah tentang syukur kepada Allah

SWT. Serta diskusi agama atau sesi pertanyaan setelah ceramah, maka

upacara ini nampak benar bahwa aspek Islam menonjol. Apalagi bila pejabat-

pejabat yang datang meramaikan acara ini juga menyampaikan sambutannya

dengan tema syukur dan pesan-pesan pada masyarakat supaya mereka

semakin memperhatiakn aspek keislaman. Tentu upacra ini bisa diramaikan

dengan kesenian Islami. Seperti qosidah, hadroh, gambus, kalu perlu

dipertandingkan.

 

Page 83: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Abdullah, Irwan dkk. Agama Dan Kearifan Lokal dalam Tantangan Global, cet. 1. Yogyakarta:

Sekolah Pasca sarjana UGM & Pustaka Pelajar. 2008.

Aziz, Abdul. Fatwa-Fatwa Terkini 2. Jakarta: Darul Haq. 2003.

Aziz, Abdul. Fatwa-Fatwa Terkini 3. Jakarta: Darul Haq. 2004.

Ali Aziz, Moh. Ilmu Dakwah, edisi Revisi. Jakarta: Media Grafika. 2009.

Badan Pusat Statistik dan BAPPEDA Kabupaten Jepara. Jepara Dalam Angka 2010. Jepara:

Badan Pusat Statistik. 2010.

Bungin, Burhan. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public

Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta:

Kencana Media Group. 2007.

Burhanuddin, Safri. Kewirausahaan Pemuda Bahari, Jakarta: Deputi Bidang Kewirausahaan

Pemuda dan Industri Olah Raga, Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga. 2004.

Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi, ed. 1. Jakarta: Raja Grafindo. 2007.

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. Ensiklopedi Islam Jil. 5, cet. 4. Jakarta: PT Ichtiar Baru Van

Hoeve. 1997.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 2007.

Dinas Pariwisata Kabupaten Jepara. Selayang Pandang Pesta Rakyat: Pesta Lomban dan

Kupatan. Jepara: 2008.

Lexy J, Maleong. Metodologi Penelitian Kualitatif, edisi revisi. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya. 2009.

Munir Amin, Samsul. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah. 2009.

Nurudin. Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta: PT. Grafindo Persada. 2007.

Pemerintah Kabupaten Jepara. Legenda Jepara. Jepara: BAPPEDA Jepara. 2009.

Pitriani, Pipit. Akulturasi Budaya Antara Tradisi Sunda Wiwitan dengan Islam dalam Bentuk

Ritual Sesajen di Desa Narimban, Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang.

Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. 2010.

 

Page 84: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

Quraish Shihab, Muhammad. Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an Vol. 7,

Jakarta: Lentera Hati. 2002.

Roudhonah. Ilmu Komunikasi, Cet. 1. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2007.

Zamroni. Pemetaan Tipologi Pemilih PPP Kabupaten Jepara ; Sebuah Strategi Pemenangan

Pemilihan Umum. Semarang: UNDIP. 2007.

Internet:

Angggaran Pendapatan Daerah Kabupaten Jepara diakses melalui

http://id.wikipedia.org/wiki/kabupaten_jepara pada tanggal 5 Oktober 2011.

Dalil tentang Syirik diakses melalui http://fadhlihsan.wordpress.com/2010/04/12/hukum-jimat-

bertuliskan-ayat-al-quran/ pada tanggal 7 Juli 2011.

Dalil tentang niat diakses melalui

http://belajarcepatbacaalquranalbayan.wordpress.com/2009/12/07/amal-baik-

tergantung-niat/ pada tanggal 7 Juli 2011.

Dalil tentang syukur diakses melalui http://id.shvoong.com/books/guidance-self-

improvement/1973692-akhlak-terhadap-allah-swt/#ixzz1ZmrnHqCw pada tanggal 4

Oktober 2011.

Gendingan, Dahulu dan Kini, diakses melalui

http://sosbud.kompasiana.com/2011/09/27/gendingan-dahulu-dan-kini/ pada tanggal

3 Desember 2011.

Hari ini Pesta Lomban Jepara, diakses melalui

http://www.hendromartojo.info/cetak.php?id=1301Situs resmi bupati jepara hendro

martojo.info pada tanggal 5 Desember 2011.

Kabupaten Jepara diakses melalui http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Jepara pada tanggal

31 Januari 2011.

Pengertian karesidenan Pati diakses melalui http://jv.wikipedia.org/wiki/Karesidenan_Pati pada

tanggal 11 Juni 2011.

Peta Kabupaten Jepara, diakses melalui http://id.wikipedia.org/wiki/peta_pulau_jepara pada

tanggal 13 Oktober 2011.

Prof Andi Faisal Bakti, Da’I Harus Menaklukan Media diakses melalui

http://republika.co.id:8080/koran/0/134642/Prof_Andi_Faisal_Bakti_Dai_Harus_Me

naklukkan_Media pada tanggal 2 Desember 2011.

 

Page 85: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

Sodik, Moch., Khoirudin Nasution, dan Ahmad Arifin. Nelayan Muslim dan Pengelolaan

Ekosistem Lautan di Pantai Utara Jawa: Studi Kasus Nelayan Muslim Jepara. Di

akses pada tanggal 31 Januari 2011.

Sosiologi Masyarakat Pesisir di akses melalui

http://blog.beswandjarum.com/solehrifai/2009/07/03/sosiologi-masyarakat-pesisir/

pada tanggal 31 Januari 2011.

Ukiran jepara, kategori adat, tradisi pesta lomban, diakses melalui htpp/www.google.com.

pada tanggal 8 Desember 2010.

Wawancara

1) K. H. Ali Irfan Mukhtar, B.A. Jabatan, sebagai Mantan Wakil Bupati Kabupaten Jepara

Tempat di kediamannya. Pukul 18.30 WIB – 19:30 WIB, pada tanggal 7 Juni 2011

2) Eko Kasiono, S.Sos. Jabatan sebagai Kepala Bidang Kebudayaan. Tempat di Dinas

Pariwisata & Kebudayaan Kabupaten Jepara. Pukul 11:40 WIB – 13:30 WIB, pada

tanggal 7 Juni 2011.

3) K.H Arifin. Jabatan sebagai Tokoh/ Sesepuh Desa Ujung Batu. Tempat di Kediaman

Bapak K.H Arifin di Desa Ujung Batu. Pukul 08.30 WIB - 09.30 WIB, pada tanggal 7

Juni 2011.

 

Page 86: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

/ JEPFIRR \ PEMIERINTAH KABUPATEN JEPARA

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAHJl, Pattimura No. 4 Telp. (0291) 592478,597749, Fax (0291) 592478 Ext 816

Pesawat 801, 802, 803, 804 s/d 816JEPARA 59416

SURAT REKOMENDASI RESEARCH / SURVEY

Nomor i 072lo8lT

Berdasarkan Surat Dekan Fakultas ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas IslamNegeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor Un.01/F5/KM.0L312972120I1 tanggal 11 Mei

2011tentang Permohonan Ijin Penelitian, maka dengan ini diberikan Rekomendasi kepada :

Denqan ketentuan-ketentuan sebaqai berikut :

1. Pelaksanaan reseai'cir/survey tidak disalahgunakan untuk tujuan tertentu yang dapatmengganggu stabilitas Pemerintah;

2. Sebelum melaksanakan research/survey langsung kepada responden harus terlebih dahulumelaporkan kepada Penguasa Wilayah setempat;

3. Setelah reseach/survey selesai, supaya menyerahkan hasilnya kepada BAPPEDA Kabupaten

Jepara;4. Surat Rekomendasi research/survey lni berlaku tanggal 30 Mei 2011 s/d

30 Agustus 2011

Dikeluarkan di : JeparaPada tanqqal : 30 Mei 2011

1. Nama2. Pekerjaan3, NIM4. Alamat5. Penanggung jawab6. Maksud dan tujuan

research/survey

7. Lokasi

Tenrtrusan :

1. Ka. Bakesbangpollinmas Kab. Jepara2. Ka, Dinas/Instansi vanq terkait dalam penelitian ini

IIN AFRIYANTIMahasiswar07051002443Jl. Ratu Kalinyamat RT.03/04 Tahunan JeparaDr. Arief Subhan,MAUntuk melakukan penelitian guna penyusunan skripsi denganjudul :

"SISTEM MEDIA KOMUNIKASI MASYARAKAT PESISIR: PESTA

LOMBAN KABUPATEN ]EPARA SEBAGAI MEDIA PENYIARANISUM'

Kabupaten Jepara

An.KEPALA BAPPEDA KABUPATEN JEPARA

, ",*ffiP.#S uP7{BANG

199703 1 004

 

Page 87: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

tr

PEMERINTAH KABUPATEN TEPARADINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN

Jl. AR. HAKIM No.51 Telp. ( 0291)591219JEPARA

SURAT REKOMENDASI RESERCH / SURVEYNOMOR: A72l9t3

Berdasarkan Surat Kepala BAPPEDA Kabupaten Jepara Nomor. 07210857tanggal 30 Mei 2011 tentang Surat Rekomendasi Research/Survey, maka dengan inidiberikan rekomendasi kepada :

1. Nama2. Pekerjaan3. NIM4. Alamat5. penanggung Jawab6. Maksud dan tujuan

research/survey

7. Lokasi

Iin ArifiyantiMahasiswa107051002443Jl. Ratu Kalinyamat Rt 03 Rw 04 Tahunan JeparaDr. Arief Subhan.MAUntuk melakukan penelitian guna penyusunan skripsidenganjudul :..SISTEM MEDIA KOMTINIKASI MASYARAKATPESISIR : PESTA LOMBAN KABUPATEN JEPARASEBAGAI MEDIA PENYIARAN ISLAM "Kabupaten Jepara

Denean ketentuan ketentuan sebagai berikut :

1. Pelaksanaim research/survey tidak disalahgunakan untuk tujuan tertentu yang dapatmengganggu stabilitas Pemerintah;

2- Sebelum melaksanakan research / survey langsung kepada responden harus terlebihdahufu melaporkan kepada Penguasa Wilayah Setempat;

3. Setelah research / survey selesai, supaya menyerahkan hasilnya kepada DisparbudKabupaten Jepara;

4. Surat Rekomendasi research/survey ini berlakutanggal 30 Mei 2011 s/d 30 Agustus20lI

Dikeluarkan di : JeparaPadatanggal : 7 Jvru2}ll

 

Page 88: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

HASIL WAWANCARA

Nama : H. Ali Irfan Mukhtar, B.A

Jabatan : Mantan Wakil Bupati Kabupaten Jepara

Tempat : Kediaman Bpk H. Ali Irfan Mukhtar, B.A

Pukul : 18.30 WIB – 19:30 WIB

Wawancara:

1. Bagaimana proses masyarakat pesisir khususnya di Kabupaten Jepara

melakukan suatu kegiatan untuk mencapai suatu tujuan?

Masyarakat pesisir terlebih masyarakat nelayan Jepara memiliki tabiat

kasar, namun religius dan suka berpesta.

Kasar bukan berarti sifat negatif namun suara yang keras untuk memanggil

atau bebicara dengan nelayan lain karena suara ombak laut lebih keras.

Sifat kasar ini juga yang menjadikan lempar ketupat itu ada.

Religius atau beragama para nelayan ini dulunya adalah Hindu dan kini

para nelayan sebagian besar telah memeluk agama Islam.

Suka berpesta, kalau mendapat hasil ikan yang melimpah, para nelyan

akan pesta.

2. Apa yang melatarbelakangi adanya Pesta Lomban?

Masyarakat nelayan suka berpesta. Pesta Lomban diadakan karena untuk

bersenang-senang setelah capek puasa, terus lebaran. Diadakan 7 hari

setelah hari raya Idul Fitri.

3. Apa makna Pesta Lomban bangi masyarakat?

Bagi nelayan : Ucap rasa syukur kepada sang Maha Kuasa

atas diberikan.

Masyarakat Jepara : hiburan untuk bersenang-senang semata

 

Page 89: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

Pemerintah : Pesta Lomban tidak hanya mampu

mendatangkan wisatawan dari jepara saja, tapi mampu juga

mendatangkan dari luar kota sekitar (Kudus, Demak, Pati, dsb)

sehingga Pesta Lomban menjadi sumber pendapatan daerah

(pemasukan dana).

4. Apa saja media komunikasi masyarakat pesisir dalam Pesta Lomban dan

apa maknanya?

Larung kepala kerbau, dilaksanakan karena untuk diperebutkan

nelayan agar senang. Karena kepala kerbau ini setelah dihanyutkan

ke laut dengan sesajen lainnya, seperti jajan pasar adalah …. Yang

memang diperebutkan saja.

Lempar-lemparan kupat, juga sebagai perebutan rezeki saja dan

juga merupakan lambang. Kupat (ngaku lepat) adalah pengakuan

salah. Kupat terbuat dari daun kelapa muda (janur = jannatun nur),

kupat kalau dibelah harus miring karena sebagai lambing

membelah hati agar aib tidak untuk dipermalukan.

5. Dapatkah media tesebut sebagai media penyiaran Islam?

Baik larung kepala kerbau dan lempar kupat lepet hanya dikemas dengan

doa secara Islam. Jadi ini bukan dakwah untuk menyiarkan agama Islam.

Hanya tradisi syukuran masyarakat nelayan

6. Tidakkah membuang kepala kerbau dan sesajen lain itu adalah hal yang

mubazir dan termasuk sirik?

Semua tergantung niat, tidak mubazir karena kepala kerbau dan sesajen

yang di buang kemudian untuk diperebutkan nelayan sebagai rezeki.

Begitu juga dengan daging kerbau juga dibagikan kepada nelayan.

 

Page 90: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

7. Lalu bagaimana dengan kearifan lokal yang ada di Jepara?

Mengemas dengan arif, agar tidak diselewengkan oleh pemerintah dengan

cara yang disukai rakyat. Kearifan lokal sesuai dengan nilai Aswaja yaitu

Tasamuh (toleransi), tasawuth (moderat), ta’adul (adil), dan tawazun

(seimbang). Tradisi Pesta Lomban tetap ada karena bentuk kepercayaan

lama masyarakat nelayan dan didukung oleh pemerintah beserta

masyarakat Jepara.

Jepara, 07 Juni 2011

Mengetahui,

H. Ali Irfan Mukhtar, B.A

 

Page 91: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

HASIL WAWANCARA

Nama : Eko Kasiono, S.Sos

Jabatan : Kepala Bidang Kebudayaan

Tempat : Dinas Pariwisata & Kebudayaan Kabupaten Jepara.

Pukul : 11:40 WIB – 13:30 WIB

Wawancara:

1. Bagaimana proses acara Pesta Lomban Di Kabupaten Jepara?

a. Satu minggu setelah Idul Fitri dilakukan pemotongan 1 hewan

kerbau. Kepalanya dilarungkan dan daging kerbau untuk perayaan

pesta nelayan dan masyarakat di TPI (Tempat Pelelangan Ikan)

Ujung Batu Jepara.

b. Ke makam Encik Lanang di Kelurahan Bulu / Pantai Kartini pada

pukul 15:30 WIB (ba’dal ashar).

c. Ke makam Ki Ronggo Mulyo (ba’dal maghrib) di Ujung Batu

Jepara

d. Malammya pergelaran wayang kulit di TPI Ujung Batu Jepara.

e. Pagi hari larungan sesaji dengan iringan lagu tembang gamelan

Kebogiro. Larungan terdiri dari kepala kerbau, jajan pasar dan

lainnya. Dikemas dalam replika perahu terbuat dari kayu/ kain/

gabus.

f. Upacara dihadiri oleh Muspida, SKPD se-Kabupaten, Pak Camat,

Pak Lurah dan masyarakat. Sebelumnya ke tempat upacara

diadakan terlebih dahulu disambut tarian Gambyong (selamat

datang) dan tarian Kridojati (bercerita tentang seni ukir).

g. Lomba nelayan seperti lorodan (panjat pinang)

h. Sawat-sawatan kupat & lepet (lempar-lemparan ketupat & jajan

lepet)

 

Page 92: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

2. Apa makna Pesta Lomban bagi masyarakat nelayan?

Untuk keselamatan dan berkah nelayan yang dilaksanakan dalam kurun

waktu satu tahun ( dilaksanakan satu tahun sekali).

3. Apa makna sawat-sawatan kupat?

Sawat-sawatan ini mengingatkan peperangan antara Hindia Belanda

dengan penduduk Jepara di Pantai Kelor yang sekarang dikenal dengan

Pantai Kartini.

4. Apa makna tradisi Pesta Lomban bagi pemerintah Jepara?

Tradisi Pesta Lomban merupakan tradisi pelestarian dari nenek moyang

yang sangat di dukung oleh Pemda, kalau nelayan komunitasnya sedikit

penghasilan, sedikit pula bagi masyarakat dan Pemda. Dan sebagai ajang

silaturahmi antara pemerintah dan masyarakat. Khususnya masyarakat

nelayan.

5. Siapa panitia Pesta Lomban?

Kecamatan Jepara, Kelurahan Ujung Batu dan para nelayan.

6. Menurut Bapak Pesta Lomban ini merupakan sistem media komunikasi

masyarakt pesisir?

Tentu saja, karena dengan mengadakan Pesta Lomban kesempatan bagi

masyarakat Jepara, khususnya masyarakat nelayan bertemu dengan

pemerintah ( Unsur Muspida, SKPD, Pak Camat dan lembaga Lainnya).

Jepara, 07 Juni 2011

Mengetahui,

Kepala Bidang Kebudayaan

Eko Kasiono, S.Sos

 

Page 93: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

HASIL WAWANCARA

NAMA : K.H Arifin

JABATAN : Tokoh/ Sesepuh Desa Ujung Batu

TEMPAT : Kediaman Bapak K.H Arifin di Desa Ujung Batu

PUKUL : 08.30 WIB - 09.30 WIB

Wawancara:

1. Apa makna Pesta Lomban bagi masyarakat nelayan Ujung Batu?

Mensyukuri hasil laut yang di dapat selama setahun. Selain itu juga Pesta

Lomban ini merupakan acara untuk bersenang-senang habis puasa

Ramadhan, setelah 7 hari raya Idul Fitri saat Syawalan.

2. Apa yang melatarbelakangi diadakanya Pesta Lomban?

Pada waktu H. Sidiq menjabat sebagai Lurah di Desa Ujung Batu. Beliau

dan masyarakat Ujung Batu ingin mengadakan selametan di pinggir

pantai. Kemudian berinisiatif menghias 1 perahu, terus para nelayan

bersantai dan bersenag-senang lama-lama para nelayan menggunakan

perahu kecil sampai besar. Itu semua untuk menikmati Nikmat Gusti Allah

kepada nelayan.

3. Dalam Pesta Lomban terdapat kegiatan apa saja Pak?

Ada Larung Kepala Kerbau yang bermaksud mencari berkah. Biasanya

swadaya dari masyarakat nelayan untuk disembelih, terus dagingnya di

sebar untuk dibagikan ke masyarakat. Kemudian kepala kerbau di taruh di

replika kapal dibuang Pak Bupati setelah itu para nelayan berebut untuk

mengambil kepala kerbau tersebut. Ada juga sawat-sawatan (lempar-

lemparan) kupat ini untuk mengingat sejarah orang Jepara perang dengan

orang Belanda. Selain itu juga untuk kupat digunakan untuk saling

 

Page 94: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

bermaaf-maafan. Karena kata kupat itu terdiri dari kata “Kulo Lepat” (saya

salah).

4. Mengapa harus Kepala kerbau yang dilarung Pak?

Pernah daging sapi tapi ternyata kurang makmur pendapatan ikan nelayan.

Dan lebih makmur kepala kerbau. Ini kepercayaan para nelayan saja.

5. Siapa panitia dari Pesta Lomban?

KUD Nelayan Ujung Batu dan Pemda Kabupaten Jepara.

6. Apakah kegiatan yang ada di Pesta Lomban dapat dijadikan media Islam

Pak?

Pesta Lomban Cuma tradisi, bukan media Islam.

Jepara, 07 Juni 2011

Mengetahui,

K.H Arifin

 

Page 95: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

http://www.hendromartojo.info/cetak.php?id=1301Situs resmi bupati jepara hendro martojo.info

Rubrik : Berita

Hari ini Pesta Lomban Jepara

Selasa, 06 September 11 - by : Bivie Thohir Prayoga

Meskipun lebaran jatuh pada Rabu (31/8) namun Pemerintah Kabupaten Jepara menggelar Pesta

Lomban pada hari ini Selasa (6/9) . Pesta Lomban yang selalu diselenggarakan seminggu pasca Hari Raya

Idul Fitri, namun tahun ini dimajukan sehari karena memang telah disiapkan sebelumnya, demikian

disampaikan Khaeron Syarifudin Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Jepara.

Pesta lomban di Jepara pada awalnya adalah pestanya masyarakat nelayan di wilayah Kabupaten Jepara,

namun dalam perkembangan pesta ini telah menjadi milik masyarakat Jepara umumnya. Pesta ini

merupakan puncak acara dari Pekan Syawalan.

Pesta Lomban oleh masyarakat Jepara sering pula disebut Bakda / Bada Lomban atau Bakda / Bada

Kupat Yang disebut Bada Kupatan karena pada saat itu masyarakat Jepara merayakannya dengan

memasak Kupat dan lepet.

Pesta Lomban diawali dengan pelarungan kepala kerbau ketengah laut oleh Bupati Jepara, sementara

itu peserta Pesta Lomban menuju ke Teluk Jepara untuk melakukan perang laut dengan amunisi

beraneka macam ketupat, lepet, Kolang-kaling. Setelah selesai Perang Teluk, mereka mendarat dan

memakan bekal yang dibawa dari rumah.

“mulai tahun kemarin, perang ketupat ditiadakan, dan juga lomban kali ini diganti dengan pesta ketupat

dipantai kartini, karena itu akan lebih bermanfaat”, ujar Khaeron.

Setelah prosesi larung sesaji, masyarakat mendapat berbagai hiburan dan dapat menikmati fasilitas yang

ada dikawasan Pantai Kartini. Pusat pesta lomban ada ditiga titik yaitu Pantai Kartini, Pantai Bandengan

dan Pantai Benteng Portugis. (Bivie Thohir Prayoga)

Situs resmi bupati jepara hendro martojo.info : http://www.hendromartojo.info

Versi Online : http://www.hendromartojo.info/?pilih=news&aksi=lihat&id=1301

Situs resmi bupati jepara hendro martojo.info

Rubrik : Berita

Hari ini Pesta Lomban Jepara

Selasa, 06 September 11 - by : Bivie Thohir Prayoga

 

Page 96: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

Meskipun lebaran jatuh pada Rabu (31/8) namun Pemerintah Kabupaten Jepara menggelar Pesta

Lomban pada hari ini Selasa (6/9) . Pesta Lomban yang selalu diselenggarakan seminggu pasca Hari Raya

Idul Fitri, namun tahun ini dimajukan sehari karena memang telah disiapkan sebelumnya, demikian

disampaikan Khaeron Syarifudin Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Jepara.

Pesta lomban di Jepara pada awalnya adalah pestanya masyarakat nelayan di wilayah Kabupaten Jepara,

namun dalam perkembangan pesta ini telah menjadi milik masyarakat Jepara umumnya. Pesta ini

merupakan puncak acara dari Pekan Syawalan.

Pesta Lomban oleh masyarakat Jepara sering pula disebut Bakda / Bada Lomban atau Bakda / Bada

Kupat Yang disebut Bada Kupatan karena pada saat itu masyarakat Jepara merayakannya dengan

memasak Kupat dan lepet.

Pesta Lomban diawali dengan pelarungan kepala kerbau ketengah laut oleh Bupati Jepara, sementara

itu peserta Pesta Lomban menuju ke Teluk Jepara untuk melakukan perang laut dengan amunisi

beraneka macam ketupat, lepet, Kolang-kaling. Setelah selesai Perang Teluk, mereka mendarat dan

memakan bekal yang dibawa dari rumah.

“mulai tahun kemarin, perang ketupat ditiadakan, dan juga lomban kali ini diganti dengan pesta ketupat

dipantai kartini, karena itu akan lebih bermanfaat”, ujar Khaeron.

Setelah prosesi larung sesaji, masyarakat mendapat berbagai hiburan dan dapat menikmati fasilitas yang

ada dikawasan Pantai Kartini. Pusat pesta lomban ada ditiga titik yaitu Pantai Kartini, Pantai Bandengan

dan Pantai Benteng Portugis. (Bivie Thohir Prayoga)

Situs resmi bupati jepara hendro martojo.info : http://www.hendromartojo.info

Versi Online : http://www.hendromartojo.info/?pilih=news&aksi=lihat&id=1301

 

Page 97: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

Foto 1. Tempat upacara larung kepala kerbau di TPI Desa Ujung Batu

Foto 2. Penulis berfoto dengan penari di depan gerbang TPI Desa Ujung Batu Jepara

 

Page 98: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

Foto 3. Bupati dan rombongan tiba di tempat Foto 4. Tari Gambyong dan Tari Kridojati

Foto 5. Pemberangkatan replika kapal yang berisi kepala kerbau dan makanan ke tengah laut

 

Page 99: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

Foto 6. Salah satu pejabat pemerintah melihat kepala kerbau di atas kapal saat perjalanan ke

tengah laut

Foto 7. Pembacaan do’a sebelum kepala kerbau di

larung

Foto 8. Replika kapal yang berisi kepala kerbau dan makanan di larung saat di tengah laut

 

Page 100: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43275/1/IIN AFRIYANTI-FDK.pdf · pulau tersebut adalah Papua, Jawa, Sumatera,

Foto 10. Setelah kembali ke daratan Bupati di sambut

berbagai atraksi kerakyatan, kemudian Bupati memotong

kupat atau ketupat sebagai tanda usainya Pesta Lomban.

Foto 9. Salah seorang masyarakat mendapatkan replika kapal yang telah dihanyutkan

Foto 11. Masyarakat dengan suka cita merebut sisa kupat yang di potong Bupati