skripsi - core.ac.uk · memberikan ijin dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. 11. rekan dan...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGEMBANGAN OBYEK WISATA GOA TABUHAN DAN
PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
i
PENGEMBANGAN OBYEK WISATA GOA TABUHAN DAN
PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI
MASYARAKAT SEKITAR
Skripsi
Oleh :
ANGGI PERMATA SARI
X 4406014
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2011
PENGEMBANGAN OBYEK WISATA GOA TABUHAN DAN
PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGEMBANGAN OBYEK WISATA GOA TABUHAN DAN
PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI
MASYARAKAT SEKITAR
Oleh:
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Progam Pendidikan Sejarah
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2011
ANGGI PERMATA SARI X 4406014
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Anggi Permata Sari, PENGEMBANGAN OBYEK WISATA GOA TABUHAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Februari 2011.
Tujuan penelitian adalah untuk mendiskripsikan: (1). Latar belakang Obyek Wisata Goa Tabuhan. (2). Perkembangan Obyek Wisata Goa Tabuhan. (3). Peranan Dinas Pariwisata Kabupaten Pacitan dalam mengembangkan Obyek Wisata Goa Tabuhan. (4). Pengaruh Obyek Wisata Goa Tabuhan terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitar. Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Wareng, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan. Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian deskriptif kualitatif. Sample yang digunakan bersifat purposive sampling. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Untuk menguji keabsahan data penulis menggunakan trianggulasi sumber (data) dan trianggulasi metode. Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisa kualitatif dan analisa interaktif. Berdasarkan pada hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan: (1). Latar belakang ditemukannya obyek wisata Goa Tabuhan ini ada dua persepsi, yang pertama yaitu berdasarkan cerita turun temurun bahwa goa tersebut dijadikan tempat bertapa para pengawal Pangeran Diponegoro, seperti Sentot Alibasyah Prawirodirjo. Sentot Alibasyah Prawirodirjo bertapa sekaligus bersembunyi dari kejaran Belanda. Sedangkan persepsi yang kedua diperolah berdasarkan cerita masyarakat sekitar bahwa, Goa Tabuhan ditemukan oleh Kyai Santiko yang kehilangan lembu. Ternyata lembunya berada dalam goa dan tidak mau keluar lagi karena di dalam goa banyak ditemukan sumber air. (2). Perkembangan obyek wisata Goa Tabuhan dapat dibedakan ke dalam dua tahap yaitu tahap pembangunan dan tahap perkembangan. Tahap pembangunan dimulai sejak tahun 1955, dengan diawali dengan pembebasan tanah di sekitar obyek wisata Goa Tabuhan. Pembangunan terus menerus dilakukan sampai tahun 2000. Tahun 2006 melakukan perbaikan dan penyempurnaan secara fisik. Tahun 2007 anggaran difokuskan pada proyek peningkatan fasilitas obyek wisata dan di tahun 2007 ini adalah tahun dimana ditetapkan sebagai tahun terbanyak jumlah pengunjung yang datang ke obyek wisata Goa Tabuhan ini. Pada tahun 2008 pengembangan terfokus pada operasional pemeliharaan obyek wisata Goa Tabuhan, tetapi pada tahun ini jumlah pengunjung yang datang menurun drastis karena Tsunami di Aceh dan gempa di DIY. Hal menarik pada tahun 2008 ini yakni adanya penelitian dari Prancis. Tahun 2009 pengembangan pembangunan sarana Goa Tabuhan ditingkatkan dengan melebarkan jalan utama menuju goa. (3). Peran Dinas Pariwisata Kabupaten Pacitan dalam mengembangkan obyek wisata Goa Tabuhan diantaranya melakukan pengelolaan dan promosi. (4). Pengaruh yang ditimbulkan dari adanya Obyek Wisata Goa Tabuhan, adanya perubahan dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat diantaranya mengubah status sosial masyarakat, membuka peluang usaha di masyarakat dan peningkatan pendapatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Anggi Permata Sari. THE DEVELOPMENT OF GOA TABUHAN TOURISM OBJECT AND ITS INFLUENCE TOWARD SOCIAL ECONOMIC OF THE CITIZEN. Thesis, Surakarta : Teacher Trainy and Education Faculty, Sebelas Maret University Surakarta, Februari 2011.
The objectives of the research are to describe : (1). The background of Goa Tabuhan Tourism Object, (2). The development of Goa Tabuhan tourism object, (3). The role of Tourism Departement of Pacitan in developing Goa Tabuhan tourism object, (4). The influence of Goa Tabuhan tourism object toward social economic of the citizen. This research was conducted in Wareng Village, Punung Subdistrict of Pacitan Regency. This is a qualitative descriptive research. The researcher used purposive sampling in gaining the data from the sample. The technique of collecting the data were gained from interview, observation and document analysis. To analyze the data, the researcher used triangulation of the resource data and triangulation method. The technique of analyzing the data used qualitative and interactive analysis. Based on the result of the research, it can be concluded that : (1). There are two versions about the background of finding Goa Tabuhan. The first perception was based on the legend from the past that the cave used to be the place for asceticism for Diponegoro Prince’s bodyguard, namely : Sentot Alibasyah Prawirodirjo. The second versions gained from the story, from the society that Goa Tabuhan was discovered by Kyai Santiko who lost his cow. The cow was found in the cave and it didn’t want to go out. (2). The development of Goa Tabuhan tourism object can be differentiated into two stages, namely the establishment and the development stage. The establishment stage was begun since 1955. The establishment was conducted until 2000. In 2006, the establishment continued by repairing and finishing touch phisicly which covered. In 2007, the budget was focus on the improving of facility project. In 2007, it was also declaired that year 2007 as the most biggest amount of visitors. The total number of visitor was 26.600. In 2008, the development was focus on the operational maintanaince of Goa Tabuhan. However, in that year the total number of visitor was decreased significantly because of the tsunami happened in Aceh and the earth quake in DIY. Another interesting finding in 2008 was there was a research from France.. In 2009, the development of facility in Goa Tabuhan was improved by widdening the main road to the cave. (3). The role of Tourism Department of Pacitan Regency n developing Goa Tabuhan was organizing and promoting. Goa Tabuhan is owend by the Goverment of Pacitan Regency. Besides, it also had an art exhibition such as performing Reog and Jaranan or Kuda Lumping, the cooperation acsoss the province called Pawonsari tourism, and holding an event of choosing the tourism ambassador of Pacitan Regency annually. (4). The influence of the existence of Goa Tabuhan toward the social life of citizen namely : changing the social life of citizen, influence in the economic sector and the income and prosperity to the economic life of the citizen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
“ Orang tidak akan belajar sejarah kalau tidak ada gunanya. Kenyataan bahwa sejarah
masih terus ditulis orang disemua peradaban dan disepanjang waktu, sebenarnya cukup
menjadi bukti bahwa sejarah itu perlu “
(Kuntowijoyo)
“Apa yang kamu peroleh hari ini adalah hasil masa lalu, Dan apa yang kamu lakukan hari ini
adalah untuk masa depan kamu”
(Anonim)
” Segala sesuatu akan indah tepat pada waktunya ”
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini, penulis persembahkan kepada :
• Bapak dan Ibu tercinta
• Adik-adikku, Dennis dan Sakti tersayang
• Seseorang yang terkasih yang selalu
memberi semangat dan motivasi
• Sahabat-sahabatku : Dian, Mita, Tepe,
Faruk, Wenda
• Teman-teman Sejarah angkatan ‘06
• Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan kasihNya sehingga penulisan skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan,
untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hambatan dan rintangan yang penulis hadapi dalam penyelesaian
penulisan skripsi ini telah hilang berkat dorongan dan bantuan dari berbagai
pihak, akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah menyetujui atas
permohonan penyusunan skripsi ini.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberikan pengarahan
dan ijin atas penyusunan skripsi ini.
4. Drs. A. Arif Musadad, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Dra. Sri Wahyuni, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Ilmu
Pengetahuan Sosial yang secara tulus memberikan ilmu kepada penulis selama
ini, mohon maaf atas segala tindakan dan perkataan yang tidak berkenan di
hati.
7. Bapak M. Isdianto, S.Pd, M.Si selaku Sekretaris Dinas Pariwisata, Kebudayaan
dan Olah Raga Kabupaten Pacitan, yang telah memberikan ijin penelitian
dalam penyusunan skripsi ini.
8. Bapak Drs. Pamuji selaku Kepala UPT Goa dan Pemandian Air Hangat, yang
telah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.
9. Bapak Purwowidodo selaku Kepala Desa Wareng, yang telah membantu
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
10. Bapak Susilo selaku Juru Kunci Obyek Wisata Goa Tabuhan, yang telah
memberikan ijin dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.
11. Rekan dan sahabat-sahabat yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang
membantu dan memberikan warna selama menjadi mahasiswa dan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
12. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak mungkin penulis
sebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para
pembaca.
Surakarta, Januari 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
ABSTRAK .... ….. ......................................................................................... v
ABSTRACT ................................................................................................. vi
HALAMAN MOTTO ................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
DAFTAR ISI................ ................................................................................. xi
DAFTAR TABEL DAN SKEMA ................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian .............................................................. 5
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori ........................................................................ 7
1. Pariwisata ........................................................................ 7
2. Masyarakat .................................................................... 13
3. Perubahan Sosial Ekonomi ............................................. 18
B. Kerangka Berfikir ................................................................. 22
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 26
B. Metode Penelitian ................................................................. 27
C. Sumber Data ......................................................................... 28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
D. Teknik Sampling ................................................................... 30
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 31
F. Validitas Data ........................................................................ 34
G. Teknis Analisis Data .............................................................. 35
H. Prosedur Penelitian ................................................................. 36
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Wilayah Goa Tabuhan .......................................... 38
1. Kondisi Geografis ........................................................... 38
2. Kondisi Demografi .......................................................... 39
B. Latar Belakang Obyek Wisata Goa Tabuhan ........................ 44
C. Perkembangan Obyek Wisata Goa Tabuhan......................... 47
1. Tahap Pembukaan .......................................................... 47
2. Tahap Perkembangan ..................................................... 49
3. Perkembangan Tahun 2005-2009 ................................... 51
D. Peran Dinas Pariwisata Kabupaten Pacitan dalam
Mengembangkan Obyek Wisata Goa Tabuhan..................... 55
1. Peran Dinas Pariwisata ..................................................... 55
2. Promosi Dinas Pariwisata ................................................. 56
E. Pengaruh Obyek Wisata Goa Tabuhan
TerhadapKehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar .... 57
1. Pengaruh Sosial ............................................................... 57
2. Pengaruh Ekonomi .......................................................... 59
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................... 64
B. Implikasi ................................................................................ 67
C. Saran ...................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 70
LAMPIRAN .................................................................................................. 72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL DAN SKEMA
Skema 1 : Kerangka Berfikir....................................................................... 24
Skema 2 : Analisis Data Menurut H.B. Sutopo .......................................... 36
Skema 3 : Prosedur Penelitian .................................................................... 37
Tabel 1 : Jumlah Penduduk ......................................................................... 39
Tabel 2 : Jenis Pekerjaan ............................................................................. 39
Tabel 3 : Data Lembaga Pendidikan ........................................................... 41
Tabel 4 : Data Tenaga Pendidikan .............................................................. 42
Tabel 5 : Data Tempat Ibadah ..................................................................... 43
Tabel 6 : Anggaran Pemeliharaan ............................................................... 56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Peta Kabupaten Pacitan ........................................................ 72
Lampiran 2 : Peta Kota Kecamatan Punung .............................................. 73
Lampiran 3 : Foto Mulut Goa .................................................................... 74
Lampiran 4 : Foto Wawancara dengan Pengunjung .................................. 75
Lampiran 5 : Foto Keramaian Pengunjung ................................................ 76
Lampiran 6 : Foto Temapat Bertapa Alibasyah Prawirodirjo ..................... 77
Lampiran 7 : Foto Wawancara dengan Juru Kunci .................................... 78
Lampiran 8 : Foto Para Penabuh Kelompok Musik Mudi Laras Seloargo 79
Lampiran 9 : Foto Wawancara Kabag Goa ................................................ 80
Lampiran 10 : Foto Wawancara Salah Satu Anggota
Kelompok Musik Mudi Laras Seloargo ............................... 81
Lampiran 11 : Foto Hasil Temuan di dalam Goa Tabuhan .......................... 82
Lampiran 12 : Foto Kios Pedagang Souvenir ............................................. 83
Lampiran 13 : Foto Area Lapangan Parkir .................................................. 84
Lampiran 14 : Foto Hasil Kerajinan Batu Mulia ......................................... 85
Lampiran 15 : Daftar Responden ................................................................. 86
Lampiran 16 : Daftar Pertanyaan ................................................................. 89
Lampiran 17 : Jurnal Internasional .............................................................. 93
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial, punya naluri untuk
berhubungan dengan orang lain. Dalam peradaban modern seperti saat ini,
pesatnya arus informasi, perkembangan teknologi dan komunikasi, ilmu
pengetahuan dan seni menyebabkan orang tergerak untuk melakukan perjalanan
wisata keluar daerahnya bahkan keluar negaranya. Kegiatan pariwisata yang
identik dengan rekreasi merupakan salah satu dari berbagai aktifitas manusia.
Michaell Chubb dkk dalam A. Hari Karyono (1997:7) mengklarifikasikan
kegiatan manusia menjadi lima yaitu rekreasi, kebutuhan fisik, spiritual, pekerjaan
dan pendidikan, serta tugas-tugas keluarga dan masyarakat.
Masyarakat di berbagai negara, baik negara berkembang, negara industri,
bahkan negara maju menghadapi masalah yang sangat kompleks. Adanya
kemajuan teknologi dan juga akibat urbanisasi yang sangat besar sebagai salah
satu ciri dari kota metropolitan, banyak menarik kaum urban menuju pusat-pusat
kota untuk mencari nafkah. Akibatnya, banyak orang kota yang terlibat dalam
suasana tegang atau mengalami stress. Salah satu solusinya adalah melakukan
rekreasi atau berlibur di tempat-tempat wisata. Masyarakat kota menginginkan
suasana yang baru, rileks, dan menikmati perubahan lingkungan dengan udara
yang bersih, untuk memulihkan kesegaran jasmani dan rohani agar segar dan siap
untuk bekerja kembali.
Menurut pendapat Salah Wahab (1989:11), bahwa :
Pariwisata menjadi salah satu sarana untuk memulihkan kesehatan moral seseorang dan untuk memantapkan kembali keseimbangan emosi seseorang, oleh karena itu tidak berlebihan apabila kegiatan pariwisata dapat digunakan sebagai salah satu cara terapi untuk menyembuhkan seseorang dari rasa tegang dan stress karena kesibukan kerja yang cukup tinggi.
Rekreasi merupakan salah satu kebutuhan dasar aktifitas manusia. Oleh
karena itu, pariwisata tidak hanya sekedar kegiatan perjalanan wisata belaka tetapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
lebih dari itu, pariwisata merupakan suatu kebutuhan manusia yang paling
mendasar. Sektor pariwisata ini diharapkan mampu menghasilkan pemasukan
keuangan bagi negara maupun pemerintah daerah. Selain itu dari sektor pariwisata
ini diharapkan mampu mendorong perkembangan ekonomi nasional maupun
perkembangan ekonomi lokal, memberdayakan ekonomi masyarakat,
meningkatkan kesempatan usaha bagi masyarakat sekitar, mendorong pelestarian
lingkungan hidup, meningkatkan pembangunan sektor lainnya, memperluas
wawasan nusantara, memperkokoh persatuan dan kesatuan serta menumbuhkan
rasa cinta tanah air, mendorong perkembangan daerah, memperkenalkan produk
nasional maupun produk lokal dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan yang terpenting adalah menyerap tenaga kerja serta meningkatkan
lapangan kerja bagi masyarakat ( Soekadijo, 1997:8-9 ).
Untuk merealisasikan program pemerintah dalam pelaksanaan
pembangunan di segala bidang khususnya pariwisata, maka pemerintah pusat
senantiasa mengadakan kerja sama dengan pemerintah daerah yang memiliki
potensi kepariwisataan untuk dikembangkan secara optimal. Dalam hal ini
pembangunan kepariwisataan Indonesia pelaksanaannya diarahkan melalui
otonomi daerah. Dengan otonomi daerah diharapkan pembangunan
kepariwisataan Indonesia akan mampu dijalankan secara optimal, baik daerah
tingkat I maupun daerah tingkat II. Selain itu, pemerintah juga membuat
kebijaksanaan pembangunan dan pengembangan kepariwisataan, seperti
menggencarkan promosi pariwisata, menyiapkan dan meningkatkan pelayanan
dan mutu produk pariwisata, mengembangkan kawasan-kawasan pariwisata dan
produk-produk wisata baru, meningkatkan kualitas sumber daya manusia di
bidang kepariwisataan dan melaksanakan kampanye nasional yang
berkesinambungan ( A. Hari Karyono, 1997:90 ).
Berkembangnya pariwisata di berbagai daerah di Indonesia merupakan
salah satu wujud kerjasama antara pemerintah dan masyarakat. Pengembangan
potensi di setiap daerah yang mempunyai potensi sebagai obyek wisata mulai
digali dan dikembangkan. Berbagai jenis obyek wisata sudah berkembang di
Indonesia, mulai dari wisata budaya, alam dan peninggalan bersejarah. Terdapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
ratusan jenis budaya di Indonesia yang berkembang sesuai dengan
karakteristiknya masing-masing. Alam Indonesia merupakan alam yang sangat
kaya dan indah. Indonesia juga memiliki sejarah yang panjang, sehingga banyak
peninggalan-peninggalan sejarah yang masih ada sampai sekarang.
Kabupaten Pacitan merupakan salah satu kabupaten yang ada di Jawa
Timur yang mempunyai kekayaan alam yang sangat besar sehingga banyak sekali
terdapat obyek wisata alam, budaya maupun sejarah. Salah satu obyek wisata
tersebut terdapat di Dukuh Tabuhan, Desa Wareng, Kecamatan Punung, 25
kilometer arah barat Kota Pacitan. Di desa tersebut terdapat salah satu obyek
wisata alam yaitu Goa Tabuhan.Obyek wisata ini merupakan salah satu obyek
wisata yang ada di Kabupaten Pacitan. Disekitarnya juga ada obyek wisata lain
yaitu Goa Gong, Goa Putri, dan obyek wisata alam lain yaitu Pantai Teleng Ria,
yang kesemuanya itu merupakan satu paket perjalanan wisata Kabupaten Pacitan.
Kabupaten Pacitan Jawa Timur terbentuk oleh perbukitan gamping
Pegunungan Seribu di bagian selatan Pulau Jawa. Tak semuanya landai, ada
kalanya berupa lekukan curam dan patahan raksasa yang jadi suguhan
pemandangan elok sepanjang perjalanan. Saat musim hujan tersuguh
pemandangan hijau pohon-pohon jagung, tapi saat musim panas, warna coklat di
mana-mana. Di perut bukit-bukit inilah terbentuk goa berusia ribuan tahun, karena
itu dikenal sebutan Pacitan sebagai kota Seribu Goa. Satu di antaranya adalah Goa
Tabuhan. Karena usia goa yang demikian tua, diperkirakan dulu pernah jadi
tempat mukim manusia, terbukti dengan ditemukannya perkakas rumah tangga di
Goa Tabuhan.
Keunikan utama Goa Tabuhan adanya beberapa stalakmit yang
menghasilkan nada pentatonik saat dipukul. Dan dari sanalah nama Tabuhan
didapat. Jika dipukul bersama-sama maka suara yang dihasilkan tak ubahnya
seperangkat gamelan sedang dimainkan. Ujung-ujung stalakmit itu berfungsi
sebagai kenong, cente penerus, kempul, dan gong. Masing-masing dipukul oleh
satu orang laki-laki. Jika letak ujung stalakmitnya rendah, pemainnya cukup
duduk di bangku. Tetapi jika stalakmitnya tinggi, pemainnya berdiri di atas
bangku. Sebagai pelengkap dimainkan pula kendang. Bukan kendang dari batu,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
melainkan kendang beneran. “Perangkat gamelan” ini mengiringi tiga
waranggono yang menyanyikan lima langgam Jawa.
Suatu wisata akan menarik bagi para pengunjungnya apabila memiliki
daya tarik. Oleh karena itu pemerintah bekerjasama dengan masyarakat sekitar
selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas obyek wisata Goa Tabuhan. Obyek
wisata Goa Tabuhan ini dari tahun ke tahun selalu dijaga keberadaannya dan
selalu diadakan berbagai macam promosi. Dengan banyaknya pengunjung yang
datang ke obyek wisata Goa Tabuhan ini maka akan berdampak bagi kehidupan
masyarakat sekitar.
Agar wisatawan selalu banyak yang datang ke obyek wisata Goa
Tabuhan, maka diadakan peningkatan sarana dan prasarana. Selain itu juga
mengadakan pertunjukan seni dan promosi. Promosi dilakukan dengan cara
memasang baliho-baliho, membuat iklan di majalah atau media cetak yang lain
serta membuat brosur.
Pembangunan dan pengembangan pariwisata akan memacu pertumbuhan
sosial ekonomi yang pada gilirannya akan mempengaruhi kehidupan masyarakat,
tingkat kesejahteraan masyarakat, kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat.
Selain berpengaruh pada sektor sosial ekonomi, pengembangan pariwisata juga
akan berpengaruh pada sektor sosial budaya. Diantaranya adalah tingkat
partisipasi dan kegotongroyongan penduduk, komunikasi antar penduduk,
pendidikan dan norma sosial, kepadatan penduduk, mobilitas penduduk bahkan
sampai pada tingkat kriminalitas.
Berdasarkan latar belakang yang diungkapkan oleh penulis serta hal-hal
yang menarik yang ada di dalamnya, maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian yang berjudul “ PENGEMBANGAN OBYEK WISATA GOA
TABUHAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL
EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR “.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana latar belakang obyek wisata Goa Tabuhan ?
2. Bagaimana perkembangan obyek wisata Goa Tabuhan ?
3. Bagaimana peranan Dinas Pariwisata Kabupaten Pacitan dalam
mengembangkan obyek wisata Goa Tabuhan ?
4. Bagaimana pengaruh obyek wisata Goa Tabuhan terhadap kehidupan
sosial ekonomi masyarakat sekitar ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka
penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui latar belakang Goa Tabuhan sebagai obyek wisata.
2. Mengetahui perkembangan obyek wisata Goa Tabuhan.
3. Mengetahui peranan Dinas Pariwisata Kabupaten Pacitan dalam
mengembangkan obyek wisata Goa Tabuhan.
4. Mengetahui pengaruh obyek wisata Goa Tabuhan terhadap kehidupan
sosial ekonomi masyarakat sekitar.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah khasanah ilmu pengetahuan mengenai masalah perubahan
sosial ekonomi masyarakat daerah Pacitan.
b. Menambah wawasan khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca
tentang pengaruh obyek wisata terhadap perubahan sosial ekonomi
masyarakat.
c. Dapat dijadikan sebagai titik tolak untuk mengadakan penelitian yang
sejenis secara lebih mendalam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
2. Manfaat Praktis
a. Memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan
pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
b. Memberikan sumbangan terhadap penelitian selanjutnya, khususnya dalam
sejarah pariwisata yang ada di Indonesia.
c. Diharapkan bermanfaat bagi lembaga-lembaga lain yang terkait yang
berhubungan dengan usaha peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi
suatu masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pariwisata
a. Pengertian Pariwisata
Ditinjau secara etimologis, kata “Pariwisata” berasal dari bahasa
Sansekerta terdiri dari dua suku kata “Pari” yang berarti banyak, berkali-kali dan
berputar-putar, dan kata “Wisata” yang berarti pejalanan, bepergian. Atas dasar
itu, maka kata “Pariwisata” diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-
kali atau berputar-putar, dari suatu tempat ke tempat yang lain (Oka A. Yoeti,
1983:103).
Berdasarkan pengertian di atas maka pariwisata ialah sebagai perjalanan
yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain.
Menurut Dariyono (1997:100) pengertian pariwisata adalah, “Suatu perubahan
tempat tinggal sementara seseorang di luar tempat tinggal tetapnya sehari-hari.
Hal ini dilakukan karena alasan bukan karena tujuan melakukan kegiatan yang
dapat menghasilkan upah atau uang”.
Herman V. Schulalard dan E. Guyer Freuler dalam Oka A. Yoeti
(1983:105-106) merumuskan pengertian pariwisata dan memberikan batasan
sebagai berikut :
Pariwisata adalah sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan masuknya, adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang asing keluar masuk suatu kota, daerah atau Negara. Pariwisata dalam artian modern merupakan fenomena dari jaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar menumbuhkan (cinta) terhadap keindahan alam dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai hasil daripada perkembangan perniagaan, industri, perdagangan serta penyempurnaan daripada alat-alat pengangkutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Kegiatan pariwisata ialah kegiatan perjalanan dengan tujuan mendapatkan
kenikmatan, mencari kepuasan, ingin mengetahui sesuatu, karena alasan
kesehatan, berolahraga atau beristirahat, beribadah, ziarah dan perjalanan lainnya
yang sifatnya tidak mencari uang.
Pada hakekatnya berpariwisata adalah suatu proses bepergian sementara
dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan
kepergiannya karena berbagai kepentingan, baik kepentingan ekonomi, sosial,
kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain yang bersifat
sekedar ingin tahu, menambah pengalaman atau belajar (Adi Sasono, 1978:8).
Menurut Oka A. Yoeti (1983:109) pengertiam pariwisata adalah “Suatu
perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari
suatu tempat ke tempat yang lain, dengan maksud bukan untuk berusaha
(business) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi samata-mata
untuk menikmati perjalan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk
memenuhi keinginan yang beranekaragam”.Pada prinsipnya pariwisata dapat
mencakup semua perjalan asal saja perjalanan tersebut dengan pertamasyaan dan
rekreasi. Dalam pariwisata terdapat beberapa faktor penting yang harus ada dalam
batasan suatu definisi pariwisata. faktor penting yang harus ada dalam batasan
suatu definisi pariwisata. Faktor-faktor tersebut antara lain : 1) Perjalanan itu
dilakukan untuk sementara waktu, 2) Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat
ke tempat yang lain, 3) Perjalanan itu walaupun apa bentuknya harus selalu
dikaitkan dengan pertamasyaan atau rekreasi, 4) Orang yang melakukan
perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya dan
semata-mata sebagai konsumen di tempat tersebut.
b. Jenis dan Macam Pariwisata
Sesuai dengan potensi yang dimiliki atau warisan yang ditinggalkan nenek
moyang pada suatu negara, maka timbullah bermacam-macam dan jenis
pariwisata yang dikembangkan sebagai kegiatan, yang lama-kelamaan
mempunyai ciri khas tersendiri.
Pembagian pariwisata menurut Oka A. Yoeti (1983:114) yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
1) Menurut Letak Geografis
a) Pariwisata Lokal, yaitu pariwisata setempat yang mempunyai ruang
lingkup relatif sempit dan terbatas dalam tempat-tempat tertentu saja.
Misal kepariwisataan kota Bandung saja.
b) Pariwisata Regional, yaitu kepariwisataan yang berkembang di suatu
tempat yang ruang lingkupnya lebih luas. Misal kepariwisataan Bali.
c) Pariwisata Nasional, yaitu kepariwisataanyang berkembang dalam
wilayah suatu negara. Misal kepariwisataan Indonesia.
d) Pariwisata Regional-Internasional, yaitu kepariwisataan yang
berkembang di suatu wilayah Internasional yang terbatas. Misal
kepariwisataan ASEAN.
2) Menurut Obyeknya
a) Cultural Tourism, yaitu pariwisata yang dilakukan dimana motivasi
orang-orang untuk melakukannya karena adanya daya tarik dari seni
budaya suatu tempat atau daerah. Jadi obyek kunjungannya adalah
warisan nenek moyang, benda-benda kuno.
b) Recuperational Tourism, yaitu pariwisata kesehatan, orang melakukan
pariwisata untuk menyembuhkan penyakit. Misal mandi sumber air
panas.
c) Commercial Tourism, yaitu pariwisata perdagangan. Misal Expo.
d) Sport Tourism, yaitu pariwisata olah raga, orang melakukan pariwisata
untuk menyaksikan pesta plah raga. Misal Olympiade.
e) Political Tourism, yaitu pariwisata politik.
f) Tourism, yaitu pariwisata yang penyelenggaraannya tidak menekankan
untuk mencari keuntungan. Misal Study Tour.
g) Religion Tourism, yaitu pariwisata yang dilakukan untuk menyaksikan
upacara keagamaan. Misal kunjungan ke Bali untuk menyaksikan
upacara agama Hindu, ikut Haji Umroh bagi umat Islam.
3) Menurut Tujuan Perjalanan
a) Business Tourism, yaitu jenis pariwisata di mana pengunjungnya
datang untuk tujuan dinas, usaha dagang atau yang berhubungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
dengan pekerjaannya, konggres, seminar, convention, simposium dan
musyawarah kerja.
b) Vocation Tourism, yaitu pariwisata dimana orang-orang yang
melakukan perjalan wisata terdiri dari orang-orang yang sedang
berlibur, cuti atau pakansi.
c) Education Tourism, yaitu jenis pariwisata yang pengunjungnya adalah
orang-orang yang brtujuan untuk studi atau mempelajari suatu bidang
ilmu pengetahuan, yang termasuk di dalamnya adalah dharmawisata
(study-tour).
4) Menurut Waktu Berkunjung
a) Seasonal Tourism, yaitu kegiatan pariwisata yang kegiatannya
berlangsung pada musim-musim tertentu. Termasuk di dalamnya
adalah Summer Tourism, yang biasanya ditandai dengan kegiatan olah
raga.
b) Occasional Tourism, yaitu jenis pariwisata di mana perjalan wisatanya
dihubungkan dengan kejadian maupun suatu event. Misalnya :
Galungan dan Kuningan di Bali, Sekaten di Yogyakarta, Cherry
Blossom di Tokyo dan sebagainya.
Menurut Nyoman S. Pendit (2002:40), selain pembagian jenis pariwisata
di atas, pariwisata dapat dibagi dalam beberapa macam, yaitu :
1) Wisata Budaya, perjalanan ini dilakukan untuk memperluas
pandangan dan pengetahuan seseorang mengenai cara hidup,
kebiasaan, adat istiadat, budaya dan seni masyarakat di lain negara.
2) Wisata Olahraga, wisatawan yang melakukan perjalan dengan
tujuan berolahraga atau mengambil bagian dari pesta olahraga di
suatu negara atau tempat.
3) Wisata Komersial, yang termasuk jenis ini adalah perjalanan untuk
mengunjungi pameran-pameran dan panen raya yang bersifat
komersial.
4) Wisata Industri, adalah perjalan wisata yang dilakukan oleh orang
awam maupun mahasiswa ke suatu komplek atau daerah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
perindustrian dengan tujuan untuk melakukan peninjauan atau
penelitian.
5) Wisata Pertanian, perjalanan wisata yang dilakukan ke proyek-
proyek pertanian, pembibitan yang bertujuan untuk penelitian
maupun menikmati lingkungan.
6) Wisata Buru, jenis wisata ini banyak dilakukan di negara-negara
yang memiliki daerah tempat berburu yang dibenarkan dan
digalakkan oleh pemerintah.
7) Wisata Pilgrim, jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan agama,
sejarah, adat sitiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam
masyarakat.
8) Wisata Bulan Madu, yaitu suatu penyelenggaraan perjalanan bagi
pasangan pengantin baru.
9) Wisata Petualangan. Dikenal dengan Adventure Tourism, seperti
masuk hutan belantara yang belum pernah dijelajahi.
c. Manfaat Pariwisata
Pariwisata merupakan industri yang terus berkembang di dunia. Sejak
lama, pariwisata bagi negara-negara maju telah merupakan bagian dari kebutuhan
hidup. Kegiatan kepariwisata bahkan sudah merupakan suatu aktivitas dan
permintaan yang wajar untuk dipenuhi. Manfaat dari kegiatan pariwisata tersebut
menurut B. Wiwoho (1990:64-66) antara lain :
1) Manfaat Ekonomi
a) Memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha. Usaha
kepariwisataan dengan segala kaitannya membutuhkan tenaga kerja
yang banyak sehingga bersifat padat karya, oleh karena itu sangat
membantu dalam memecahkan masalah pengangguran.
b) Memperbesar penerimaan devisa negara yang bersumber dari
pengeluaran wisatawan laur negri, karena itu dapat memperbaiki
neraca pembayaran negara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
c) Meningkatkan pendapatan masyarakat di Daerah Tujuan Wisata
(DTW) yang berasal dari pengeluaran-pengeluaran yang dibelanjakan
oleh para wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara.
d) Memperbesar pendapatan pemerintah pusat maupun daerah berupa
pajak, termasuk bea cukai.
e) Memperbesar penanaman modal, baik oleh pemerintah maupun oleh
swasta di berbagai sektor yang langsung berhubungan dengan
pembangunan sarana dan fasilitas kepariwisataan maupun yang
mendukung pembangunan pariwisata.
f) Meningkatkan produksi serta transaksi barang-barang guna memenuhi
kebutuhan yang timbul karena perjalanan dan kunjungan.
g) Membangkitkan kewiraswastaan dan menumbuhkan usaha-usaha
ekonomi dalam rangka pembangunan ekonomi nasional.
h) Mendorong pembangunan sarana dan prasarana, terutama di daerah
yang tidak memiliki potensi ekonomi kecuali dengan
diselenggarakannya kegiatan pariwisata.
2). Manfaat Sosial-budaya dan lingkungan hidup.
a) Mendorong pemeliharaan dan pengembangan nilai-nilai budaya
bangsa, menghidupkan kembali mutu seni, baik seni tari, seni ukir,
seni lukis maupun seni budaya lainnya.
b) Menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan bangsa sebagai akibat
dikembangkan pengenalan terhadap kekayaan budaya bangsa dan
tanah air.
c) Meningkatkan rasa penghargaan terhadap seni budaya sendiri.
d) Kontak-kontak langsung yang terjadi antara wisatawan dan masyarakat
yang dikunjunginya, sedikit banyak akan menghembuskan nilai hidup
baru dalam arti memperluas cakrawala pandangan pribadi terhadap
nilai-nilai kehidupan lain. Manusia akan belajar menghargai nilai-nilai
orang lain, dan memperluas nilai-nilai pribadi, karena justru nilai
pribadi yang ramah merupakan daya tarik yang dihargai orang asing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
e) Pariwisata dapat mendorong terciptanya lingkungan hidup yang serasi
dan harmonis, oleh karena wisatawan yang mempunyai tujuan pokok
untuk rekreasi, menginginkan suatu lingkungan yang menimbulkan
suasana baru dari kejenuhan kehidupan mereka sehari-hari.
2. Masyarakat
Manusia merupakan makhluk sosial, artinya bahwa masyarakat tidak
dapat hidup sendiri. Ada ketergantungan antara manusia satu dengan manusia
yang lain sehingga menyebabkan ketergantungan antar manusia. Masyarakat
menyadari, bahwa manusia sebagai pribadi atau individu hidup di dalam suatu
kebudayaan yang memperlakukan sebagai makhluk yang mampu untuk
mengarahkan dirinya di dalam kehidupan dan yang menjadi unsur dinamis di
dalam peristiwa-peristiwa sosial. Manusia sebagai individu juga mempunyai
kedudukan dan peran tertentu di dalam pergaulannya yaitu dalam masyarakat,
sebagai suatu bentuk pergaulan hidup tertentu ( Soerjono Soekanto, 1983:9 ).
Ada beberapa sebab manusia hidup bersama, berkelompok atau
bermasyarakat. Di antaranya adanya dorongan biologis yang ada dalam diri
manusia tersebut. Menurut Y. Sunyoto (2000:13) dorongan biologis tersebut
diataranya : a) Hasrat untuk memenuhi kebutuhan akan makan dan minum, b)
Hasrat untuk membela diri, c) Hasrat untuk melangsungkan keturunan.
Dalam teori imitasi disebutkan bahwa manusia bermasyarakat karena
meniru orang lain, sedangkan dalam teori organisme manusia disamakan dengan
sel alam tubuh. Bahwa bila hanya satu sel tidak akan berarti apa-apa tanpa ada sel
yang lain, karena itu manusia berkawan atau bermasyarakat.
Hidup bermasyarakat adalah syarat mutlak bagi manusia supaya ia dapat
menjadi manusia dalam arti yang sesungguhnya, yakni sebagai human being.
Bukan sekedar dalam pengertian biologis, tetapi benar-benar ia dapat berfungsi
sebagai manusia yang mampu bermasyarakat dan berkebudayaan. Kehidupan
bersama bermasyarakat merupakan keperluan mutlak. Seorang tokoh sosiologi
modern Talcolt Persons dalam Kamanto Sumanarto (2000:56) mendifinisikan
mengenai masyarakat ialah suatu sistem sosial yang swasembada, melebihi masa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
hidup individu normal, dan merekrut anggota secara reproduksi biologis serta
melakukan sosialisasi terhadap generasi berikutnya. Masyarakat adalah sejumlah
manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka
anggap sama. Jadi masyarakat dapat dikatakan sebagai kumpulan dari individu
yang tidak dapat hidup sendiri dimana selalu bergantung pada manusia yang
lainnya yang disebut dengan berkelompok dan kumpulan kelompok yang lebih
dikenal dengan nama masyarakat.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:564) masyarakat dapat
dibedakan dalam tujuh macam,antara lain :
a. Masyarakat desa yaitu suatu masyarakat yang anggota masyarakatnya
mempunyai mata pencaharian utama dalam sektor bercocok tanam,
perikanan, peternakan atau gabungan dari kesemuanya itu. Sedangkan
sistem budaya dan sosialnya juga mendukung mata pencaharian tersebut.
b. Masyarakat kota yaitu masyarakat yang penduduknya mempunyai mata
pencaharian dalam sektor perdagangan dan industri atau yang bekerja
dalam sektor administrasi.
c. Masyarakat majemuk yaitu masyarakat yang terbagi dalam kelompok
persatuan yang sering memiliki budaya yang berbeda-beda.
d. Masyarakat modern yaitu masyarakat yang perekonomiannya berdasarkan
pasar secara luas, spesialisasi dalam bidang industri dan pemakaian
teknologi canggih.
e. Masyarakat pedesaan adalah mayarakat desa.
f. Masyarakat primitif ialah masyarakat yang mempunyai sistem
perekonomian sederhana.
g. Masyarakat tradisional yaitu masyarakat yang lebih banyak dikuasai oleh
adat istiadat yang lama.
Mengenai insting yang ada pada diri manusia sudah ada pada diri manusia
sejak ia dilahirkan. Keperluan akan makan dan minum merupakan keperluan yang
primer untuk segala makhluk hidup. Di dalam usaha mendapatkan keperluan
hidupnya manusia perlu mendapat bantuan dari manusia lainnya. Dari keinginan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
untuk memperoleh keperluan hidup secara mudah itulah timbul dalam diri
manusia suatu dorongan untuk hidup bersama yaitu hidup bermasyarakat.
Kehidupan manusia yang selalu ingin hidup bermasyarakat didasari oleh
beberapa faktor. Hasan Sadily (1984:78-79) mengemukakan bahwa manusia
selalu hidup bersama dalam masyarakat karena :
a. Hasrat yang didasari naluri yaitu kehendak biologis yang diluar
penguasaan akal, seperti mencari teman hidup dan memenuhi kebutuhan
seks.
b. Kelemahan manusia adalah mendesak untuk mencari kekerabatan bersama
yang terdapat dalam berserikat dengan orang lain, sehingga dapat
berlindung bersama-sama dan dapat memenuhi kehidupan sehari-hari
dengan bersama.
c. Manusia adalah zoon politicon yaitu makhluk sosial yang hanya menyukai
hidup bergolong atau sedikitnya mencari temanuntuk hidup bersama.
d. Manusia hidup bersama selain karena pesamaan juga karena perbedaan
yang terdapat dalam sifat, kedudukan dan sebagainya.
Koentjaraningrat (1990:239) juga mengatakan bahwa tidak semua
kesatuan manusia yang bergaul dan berinteraksi merupakan masyarakat, karena
satu masyarakat harus mempunyai satu ikatan lain yang khusus. Ikatan khusus
yang membuat satu kesatuan manusia menjadi satu masyarakat yaitu :
a. Pola tingkah laku yang khas mengenai semua faktor kehidupan dalam
batas kesatuan itu.
b. Pola itu harus bersifat mantap dan kontinyu (terus-menerus), atau dengan
kata lain pada khas itu sudah menjadi adapt istiadat yang khas.
c. Adanya satu rasa identitas diantara para warga atau anggotanya bahwa
mereka merupakan satu kesatuan khusus yang berbeda dari kesatuan-
kesatuan manusia lain.
Adanya perbedaan lingkungan alam dan kompleksitas kebutuhan manusia
di muka bumi menjadikan kehidupan manusia dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa berdasarkan sejumlah kriteria. Seperti yang dikemukakan oleh
Hendropuspito O.C (1989:90), bahwa klasifikasi masyarakat dibagi dalam :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
a. Masyarakat Sederhana dan Masyarakat Maju (berkembang).
1) Masyarakat sederhana ditandai dengan tidak adanya pembagian
kerja yang cermat. Setiap orang melakukan semua pekerjaan yang
diperlukan untuk mencukupi kebutuhannya. Dengan kata lain
setiap orang dapat mengerjakan segala jenis pekerjaan.
2) Masyarakat maju ditandai dengan adanya pembagian kerja yang
terinci dan kekhususan yang teliti. Anggota-anggota masyarakat
sedemikian ini hanya tau menjalankan satu jenis pekerjaan atau
satu profesi saja.
b. Masyarakat Ekonomi
Masyarakat ini seluruh aktifitas segenap penduduk ditentukan pada
keberhasilan ekonomi sebagai puncak tertinggi. Tinggi rendahnya
status sosial serta jabatan di dalam masyarakat diukur menurut tinggi
rendahnya prestasi ekonomi.
c. Masyarakat Agama
Klasifikasi ini ditandai apabila agama merupakan kekuatan terbesar
yang menentukan jalannya segala bidang kehidupan dalam masyarakat
baik politik, ekonomi, pendidikan, cara berfikir dan bertindak harus
berpedoman pada ajaran agama.
d. Masyarakat Totaliter
Yaitu apabila dalam masyarakat, kekuasaan politik berada dalam satu
kelompok pemerintahan yang mengatur semua kelompok-kelompok
lain serta lembaga-lembaga yang ada dalam masyarakat itu secara
terpusat dan ketat
e. Masyarakat Demokrasi
Yaitu ditandai dengan adanya kekuasaan tertingi ditangan rakyat dan
adanya pengakuan persamaan hak dan persamaan martabat semua
manusia.
Klasifikasi masyarakat selain menurut beberapa kriteria diatas juga bisa
digolongkan menurut ekologi sosial. Pengklasifikasian masyarakat menurut
Daldjoeni (1997:31) berdasarkan fungsi, ialah : a) Berfungsi memberi jasa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
pertanian, perikanan dan pertambangan, b) Berfungsi distributive melalui
perdagangan dan pemasaran, c) Berfungsi industrial, d) Berfungsi industrial pusat,
politik, dan pertahanan.
Masyarakat bertempat tinggal menyebar, tidak hanya berpusat pada satu
daerah. Tiap daerah yang ditempati memberikan suatu pengaruh pada masyarakat
yang bertempat tinggal di daerah tersebut, pengaruh-pengaruh ini akan menjadi
suatu ciri khas bagi masyarakat tersebut. Ciri-ciri masyarakat, menurut Soerjono
Soekanto (1986:12) adalah : 1) Manusia yang hidup bersama. Di dalam sosiologi
tidak ada ukuran yang mutlak untuk menentukan jumlah manusia, tetapi minimal
adalah dua orang, 2) Bercampur untuk waktu yang lama, 3) Mereka sadar bahwa
mereka adalah suatu kesatuan, 4) Mereka merupakan suatu sistem yang hidup
bersama.
Tujuan utama kelompok manusia yaitu guna mewujudkan hidup
bersama yang lebih sempurna dalam segala aspeknya, maka dari itu masyarakat
mempunyai tugas pokok bagi anggota masyarakatnya. Menurut Hoogevt
(1985:35) tugas pokok masyarakat antara lain :
a. Melestarikan eksistensi penghuninya sebagai suatu bangsa yang sejahtera.
Tugas yang besar ini meliputi pengadaan sarana-sarana dasar dengan
tingkat kepastian yang tinggi dan yang dapat menjamin tercapainya
sandang, pangan, dan pemukiman yang cukup, keamanan, dan
ketentraman yang langgeng serta proreaksi warga masyarakat baru.
b. Mengatur pembagian tugas. Masyarakat sebagai kesatuan organisme sosial
mengembang serangkaian tugas yang harus diselesaikan melalui
warganya. Pembagian tugas yang begitu penting sekaligus kompleks tidak
dapat diserahkan pada kemauan-kemauan masyarakat. Untuk itu harus ada
skema yang menyeluruh, berdasarkan skema tersebut masyarakat
membagi-bagikan tugas pada kesatuan-kesatuan bakat, pendidikan, dan
keterampilan yang dibina oleh kesatuan yang bersangkutan.
c. Mempersatukan warga masyarakat. Nilai persatuan dan kesatuan yang
telah mengambil keputusan untuk hidup bersama dalam kesatuan yang
lebih luas guna mencapai tujuan bersama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
3. Perubahan Sosial Ekonomi
Perubahan terjadi karena pada dasarnya manusia memiliki sifat bosan
dan jenuh. Kebanyakan makhluk hidup akan pergi tidur selama dua puluh jam bila
mereka tidak mencari mangsa, makan atau bercumbu. Sedangkan manusia tidak
bias tidur sebanyak itu. Sehingga benar kalau dikatakan bahwa kebosanan
manusialah yang merupakan penyebab sebenarnya dari perubahan sosial.
Perubahan merupakan suatu yang konstan dalam alam semesta ini.
Menurut Mac Iver dalam Soerjono Soekanto (1986:264) ”Perubahan
sosial adalah sebagai perubahan-perubahan dalam hubungan sosial atau sebagai
perubahan terhadap hubungan keseimbangan sosial”. Soerjono Soekanto
(1986:41) memberikan definisi ”Perubahan sosial adalah segala perubahan pada
lembaga sosial yang mempengaruhi sistem sosial termasuk di dalamnya nilai,
sikap dan perilaku di antara kelompok dalam suatu masyarakat”.
Perubahan sosial sebagai bagian dari proses sosial yang mencakup
perubahan dalam struktur fungsi, budaya kelompok manusia dan lembaga
kemasyarakatan (Daldjoeni, 1979:2). Selain itu perubahan sosial adalah
perubahan-perubahan dalam lembaga masyarakat yang mempengaruhi sistem
sosial, termasuk di dalamnya nilai sikap dan pola perilaku diantara kelompok-
kelompok dalam masyarakat.
Perubahan sosial adalah proses sebagai akibat adanya dinamika anggota
masyarakat yang didukung oleh sebagaian besar anggota masyarakat yang
merupakan tuntutan kehidupan dalam mencari kestabilan (Nursid Kusumaatmaja,
1986:79).
Dari beberapa pendapat mengenai perubahan sosial di atas dapat
diketahui bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi di dalam
kehidupan masyarakat yang meliputi perubahan di dalam adalah lembaga
masyarakat. Perubahan ini akan diikuti oleh perubahan sosial lainnya sehubungan
dengan adanya dinamika anggota masyarakat dan dilakukan oleh sebagian besar
anggota masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Perubahan yang terjadi di masyarakat ada yang dikehendaki dan ada
yang tidak dikehendaki. Perubahan yang dikendaki merupakan perubahan yang
diperkirakan oleh pihak-pihak yang menghendaki perubahan. Perubahan yang
tidak dikehendaki berlangsung di luar jangkauan masyarakat dan dapat
menimbulkan akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan oleh masyarakat.
Setiap masyarakat akan mengalami suatu perubahan di mana perubahan
itu mempunyai bentuk yang berbeda. Menurut Basrowi (2005:163), adapun
bentuk-bentuk perubahan itu adalah sebagai berikut :
a. Sosial Evolution (Evolusi Sosial)
Merupakan perkembangan yang gradual, yaitu karena adanya kerja sama
harmonis antara manusia dengan lingkungan karenanya dikenal bentuk evolusi
yaitu :
1. Cosmic Evolution (Evolusi Kosmik)
2. Organic Evolution (Evolusi Organik)
3. Mental Evolution (Evolusi Mental)
b. Gerakan Sosial atau mobilitas sosial, yaitu suatu gerakan yang terjadi karena
keinginan akan perubahan yang diorganisasi. Sebab gerakan sosial yaitu
penyesuaian diri dengan keinginan manusia akan hidup dalam keadaaan yang
lebih baik serta pemanfaatan dari penemuan baru.
c. Revolusi
Pada umumnya revolusi didahului oleh adanya ketidakpuasan dari golongan
tertentu yang biasanya didahului oleh tersebarnya suatu ide baru. Secara
sosiologis, perubahan revolusi dapat diartikan sebagai perubahan-perubahan
sosial mengenai unsur-unsur kehidupan yang berlangsung secara cepat.
Perubahan tersebut terjadi karena sudah ada perencanaan sebelumnya.
Perubahan ekonomi terjadi bila kehidupan secara ekonomi mengalami
perubahan. Kegiatan ekonomi seseorang akan berbeda antara satu dengan yang
lainnya. Adanya jenis pekerjaan, dan gaji yang berbeda maka akan membawa
perbedaan juga tentang perubahan ekonomi. Perubahan kerja yang lebih baik,
pendapatan yang lebih besar, hal inilah yang akan membawa pada perubahan
ekonomi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Perubahan sosial ekonomi dalam masyarakat Pacitan bisa terjadi sebagai
akibat dari pendapatan daerahnya yang meningkat. Pengunjung dari obyek wisata
Goa Tabuhan yang meningkat akan menambah pemasukan bagi pendapatan
daerahnya. Hal ini akan menambah pendapatan daerah yang nantinya
dipergunakan untuk pembiayaan pembangunan.
Menurut Soerjono Soekanto (1986:291-292) proses perubahan sosial,
terdapat ciri-ciri sebagai berikut :
a. Tidak ada satu masyarakat pun yang berhenti dalam perkembangannya,
karena setiap masyarakat pasti mengalami perubahan.
b. Perubahan sosial budaya tidak dapat dibatasi pada bidang tertentu saja.
c. Perubahan pada lembaga kemasyarakatan tertentu saja akan diikuti oleh
lembaga kemasyarakatan yang lainnya.
d. Perubahan sosial budaya yang cepat biasanya akan menimbulkan adanya
disorganisasi yang bersifat sementara, sebab dalam proses penyesuaian diri
Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat biasa terjadi
secara lambat dan secara cepat. Perubahan-perubahan yang terjadi secara
lambat dan secara cepat dalam masyarakat dapat digambarkan seperti
berikut ini :
a.Perubahan yang terjadi secara lambat
Perubahan yang terjadi secara lambat (evolusi) adalah perubahan dalam
jangka waktu yang lama, terdapat rentetan perubahan-perubahan kecil yang
mengikuti dengan lambat. Pada perubahan yang lambat ini perubahan terjadi
dengan sendirinya tanpa suatu rencana atau kehendak tertentu. Perubahan-
perubahan terjadi karena usaha-usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri
dengan keperluan-keperluan, kondisi-kondisi baru yang timbul seiring dengan
pertumbuhan masyarakat.
Terdapat beberapa teori perubahan secara evolusi dalam masyarakat,
yang diantaranya adalah :
1) Unilinear theories of evolution, dinyatakan bahwa manusia dan
masyarakat termasuk kebudayaannya mengalami perkembangan melalui
tahap-tahap tertentu dari mulai yang sederhana menuju yang sempurna.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Dikatakan pula bahwa masyarakat berkembang melalui tahap-tahap yang
masing-masing didasarkan pada suatusistem kebenaran. Pada tahap
pertama dasarnya kepercayaan, tahap kedua dasarnya adalah indra dan
tahap terakhir dasarnya adalah kebenaran.
2) Universal theories of evolution, dinyatakan bahwa perkembangan
masyarakat tidaklah perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Bahwa
kebudayaan manusia telah mengikuti garis evolusi yang tertentu.
Masyarakat merupakan suatu hasil dari perkembangan kelompok homogen
ke kelompok yang heterogin.
3) Imultinet theories of evolution, perubahan-perubahan terjadi secara
bertahap, maka tiap-tiap perubahan kebudayaan menimbulkan pengaruh
sosial. Sebagai contoh perubahan sistem pencaharian dari berburu ke masa
bercocok tanam menimbulkan pengaruh pada kehidupan sosial dengan
mulai hidup menetap dan membentuk masyarakat.
b. Perubahan yang terjadi secara cepat
Perubahan secara cepat (revolusi) adalah perubahan yang terjadi secara
cepat mengenai sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat seperti lembaga-
lembaga dalam masyarakat. Di dalam perubahan secara revolusi ini perubahan
dapat direncanakan maupun tidak direncanakan. Menurut Soerjono Soekanto
(1986:294-295) agar suatu revolusi dapat terjadi, ada beberapa syarat-syarat
tertentu, diantaranya :
1) Harus ada keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan.
2) Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orsng yang dianggap mampu
memimpin masyarakat tersebut.
3) Pemimpin tersebut dapat menampung keinginan-keinginan masyarakat,
kemudian merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas masyarakat
untuk dijadikan arah dan gerak masyarakat.
4) Pemimpin tersebut dapat menunjukkan suatu tujuan pada masyarakat
Adanya momentum untuk mengadakan suatu revolusi, yaitu saat yang
tepat untuk melakukan revolusi. Sebagai contoh terjadinya proklamasi
kemerdekaan Indonesia pada tangaal 17 Agustus 1945. Saat yang tepat, yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
bertepatan dengan kekalahan Jepang terhadap sekutu. Ada para pemimpin yang
mampu menampung keinginan-keinginan masyarakat dan merumuskan tujuannya.
Dalam konteks sosial ekonomi, perubahan mempunyai pengertian
sebagai proses pergeseran atau perkembangan masyarakat dalam aspek sosial dan
aspek ekonomi dari suatu kondisi tertentu menjadi kondisi yang lain, berupa
kemajuan dan penurunan yang disebabkan oleh peristiwa-peristiwa tertentu.
Masyarakat sekitar obyek wisata Goa Tabuhan akan lebih bias
merasakan adanya perubahan sosial ekonomi. Dengan semakin banyaknya
pengunjung di obyek wisata Goa Tabuhan akan membawa pengaruh semakin
banyaknya peluang usaha bagi masyarakat sekitar obyek wisata, misalnya
masyarakat sekitar ada yang berjualan berbagai jenis perhiasan yang terbuat dari
batu yang merupakan ciri khas dari Goa Tabuhan itu sendiri, pakaian, makanan
dan minuman dan souvenir-souvenir lainnya. Sehingga secara langsung dengan
adanya obyek wisata Goa Tabuhan sangat berpengaruh terhadap perkembangan
sosial ekonomi masyarakat.
B. Kerangka Berpikir
Adanya pembangunan di segala bidang di Kabupaten Pacitan akan
membawa perubahan yang sangat besar dalam masyarakat., salah satu
pembangunan yang dikembangkan adalah dalam bidang pariwisata. Pariwisata
merupakan salah satu sasaran pembangunan di Kabupaten Pacitan. Di Kabupaten
Pacitan ini terdapat banyak sekali obyek wisata seperti Goa Tabuhan, Goa Gong,
Goa Putri, Pantai Teleng Ria yang merupakan satu paket perjalanan wisata
Kabupaten Pacitan.
Obyek wisata Goa Tabuhan ini adalah salah satu obyek wisata andalan
Kabupaten Pacitan. Dari tahun ke tahun selalu diadakan perbaikan dan
peningkatan sarana dan prasarananya. Oleh karena itu jumlah pengunjung yang
datang ke obyek wisata ini juga mengalami peningkatan. Semakin banyaknya
pengunjung yang datang maka akan semakin besar pula pendapatan daerah.
Semakin ramainya wisatawan yang berkunjung, maka akan membuka peluang
usaha bagi masyarakat sekitar obyek wisata Goa Tabuhan. Masyarakat sekitar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
juga dilibatkan dalam pengelolaan obyek wisata Goa Tabuhan. Beberapa orang
sekitar dijadikan sebagai pegawai obyek wisata Goa Tabuhan. Ada yang menjadi
juru kunci, petugas kebersihan dan tukang parkir. Masyarakat sekitar juga banyak
yang membuka usaha, seperti berjualan pakaian, perhiasan yang terbuat dari batu,
kerajinan tangan,souvenir-souvenir, makanan dan minuman.
Adanya perubahan daerah Kabupaten Pacitan yang meningkat dari
obyek wisata Goa Tabuhan maka akan membawa perubahan sosial ekonomi bagi
masyarakat. Melalui berbagai jenis usaha yang dijalankan oleh masyarakat sekitar
Goa Tabuhan, dan perhatian dari pemerintah dalam usahanya meningkatkan
sarana dan prasarana obyek wisata, maka secara tidak langsung sangat
berpengaruh terhadap meningkatnya status sosial ekonomi masyarakat sekitar.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian yang berjudul ”Pengembangan
Obyek Wisata Goa Tabuhan dan Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Sosial
Masyarakat Sekitar”, memiliki kerangka pemikiran seperti berikut:
Keterangan :
: hubungan langsung
: hubungan tidak langsung
Pariwisata Goa Tabuhan
Masyarakat
Ekonomi
Dinas Pariwisata
Sosial
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Sifat ilmiah menitikberatkan kegiatan penelitian sebagai usaha
menemukan kebenaran yang obyektif. Kebenaran yang obyektif memerlukan
dukungan data yang bersifat empiris sebagai bukti ilmiah. Selain hal tersebut,
kebenaran yang obyektif juga harus bisa diterima oleh pihak lain.
Dalam mendapatkan data kebenaran dari suatu pengetahuan diperlukan
adanya metodologi. Metodologi merupakan pola yang berfungsi mengarahkan
proses berfikir agar penelitian menghasilkan kebenaran yang obyektif dan dapat
mengantarkan peneliti kearah tujuan yang diinginkan yaitu hasil yang dapat
dipertanggungjawabkan (Burhan Bugin, 2003:5).
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dukuh Tabuhan, Desa Wareng, Kecamatan
Punung, 25 kilometer arah barat Kota Pacitan. Desa Wareng dipilih karena
merupakan lokasi tempat berada Obyek Wisata Goa Tabuhan.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini, direncanakan
dari bulan Mei 2010—Januari 2011.
No
Jenis Kegiatan Bulan (Mei 2010 - Januari 2011) mei juni juli aug sept okt nov des jan
1 Persiapan a. Pengajuan judul b.Pembuatan proposal
2 Pelaksanaan Kegiatan
pengumpulan data
3 Penyusunan laporan penelitian
24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Penelitian dengan judul Pengembangan Obyek Wisata Goa Tabuhan dan
Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar,
merupakan penelitian yang akan mengungkap perubahan sosial ekonomi
masyarakat. Oleh karena itu bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif.
Penelitian kualitatif adalah proses penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati (Lexy J. Moleong, 2002:3). Dalam metode penelitian deskriptif, data yang
dihasilkan berupa kata-kata tertulis atau tulisan dari obyek yang diamati maupun
orang yang diwawancarai merupakan sumber data utama. Sedangkan Kirl dan
Miller yang dikutip oleh Moleong (2002:3), mendiskripsikan penelitian kualitatif
adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang fundamental
bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan
berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya.
Disebut penelitian kualitatif deskriptif, karena data yang dianalisis tidak menerima
atau menolak hipotesis jika ada.
Sesuai dengan pendapat di atas, maka bentuk penelitian ini adalah
penelitian kualitatif dan bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif adalah
penelitian yang mengambil masalah-masalah yang ada pada masa sekarang
dengan menggambarkan obyek yang menjadi pokok permasalahannya dengan
mengumpulkan, menyusun, menganalisis dan menginterpretasikan ke dalam
bentuk laporan.
2. Strategi Penelitian
Dalam pemilihan straregi penelitian menjelaskan bagaimana tujuan
penelitian akan dicapai dan juga bagaimana masalah yang dihadapi di dalam
penelitian akan dikaji dan dipecahkan untuk dipahami.
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif
dengan pendekatan studi kasus terpancang tunggal. Pendekatan kasus terpancang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
merupakan suatu cara untuk mendapatkan data dalam bentuk kesatuan watak dari
obyek yang diteliti (Goede, 1952:331). Dikaitkan dengan lokasi penelitian yang
tunggal, maka penelitian ini merupakan studi kasus tunggal yang terpancang atau
embeded case study. Menurut H.B. Sutopo (2002:2), studi kasus tunggal
terpancang adalah penelitian hanya dilakukan pada satu sasaran (satu lokasi atau
satu obyek). Aspek-aspek tunggal dapat berupa satu orang atau lebih, satu
kelompok atau lebih, satu organisasi atau lebih, satu desa, satu kecamatan,
kabupaten, propinsi, negara, bangsa atau lebih, tergantung adanya kesamaan
karakteristiknya atau adanya keseragaman dalam banyak hal. Sedangkan
terpancang artinya hanya mengkaji satu masalah saja dan sudah menentukan
fokus penelitiannya berupa variable utamanya yang akan dikaji berdasarkan
tujuan dan minat penelitinya (H.B. Sutopo, 2002:30), sehingga focus studi dalam
penelitian ini adalah studi tentang perubahan sosial ekonomi masyarakat.
C. Sumber Data
Untuk memperkuat kajian dalam penelitian ini, penulis menggunakan
sumber data. Menurut H.B. Sutopo (2002:50-53) mengatakan bahwa “Sumber
data dalam penelitian kualitatif bisa berupa narasumber (informan), peristiwa atau
aktivitas, tempat atau lokasi, benda, beragam gambar atau rekaman”. Sedangkan
menurut Lofland yang dikutip oleh Lexy J. Moleong (2002:112) mengemukakan
bahwa : “Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan
tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”.
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah informan, tempat
dan peristiwa serta arsip dan dokumen, lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut :
1. Informan
Informan yaitu individu-individu tertentu yang dapat memberikan
keterangan dan data atau informasi untuk berkepentingan penelitian. “Dalam
penelitian kualitatif posisi sumber data manusia (narasumber) sangat penting
perannya sebagai individu yang memiliki motivasinya” (H.B. Sutopo, 2002:50).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Narasumber bukan sekedar memberikan tanggapan yang diminta peneliti tetapi
bisa lebih memilih arah dan selera dalam menyajikan informasi yang ia miliki.
Menurut Lexy J. Moleong (2002:90) “Informan adalah orang yang
dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar
penelitian”. Jadi informan adalah orang yang dapat memberikan informasi dalam
penelitian yang digunakan sebagai sumber data. Dengan sumber data informan ini
maka akan diperoleh informasi, pernyataan maupun kata-kata yang diperoleh dari
sumber data primer yaitu orang yang tahu dan dapat dipercaya serta mengetahui
secara mendalam mengenai data-data yang diperlukan. Informasi dalam penelitian
ini meliputi : Dinas Pariwisata Kabupaten Pacitan, Tokoh Masyarakat, pedagang
sekitar obyek wisata dan masyarakat sekitar.
2. Tempat dan Peristiwa
Tempat dan peristiwa dapat dijadikan sebagai sumber informasi karena
dalam pengamatan harus ada kesesuaian dengan konteksnya, dan setiap situasi
sosial selalu melibatkan pelaku , tempat dan aktifitas. Menurut H.B. Sutopo
(2002:51-52) “Dari pengamatan tempat dengan keragaman benda yang berada
dilokasi, peneliti sering bisa memperoleh informasi yang berkaitan dengan
perilaku atau peristiwa yang terjadi, atau bahkan sangat berkaitan dengan sikap
dan pandangan pelakunya” dan “pengamatan pada peristiwa atau aktifitas, peneliti
bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena
menyaksikan sendiri secara langsung”.
Dalam penelitian ini penulis mengambil tempat di Obyek Wisata Goa
Tabuhan yaitu di Dukuh Tabuhan, Desa Wareng, Kabupaten Pacitan. Sedangkan
peristiwa yang dimaksud adalah mengenai perubahan sosial ekonomi masyarakat.
3. Dokumen dan Arsip
Dokumen dan arsip merupakan sumber data yang tidak kalah penting
dalam penelitian kualitatif. H.B. Sutopo (2002:51) mengemukakan bahwa
“Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang berkaitan dengan suatu
peristiwa atau aktifitas, tetapi juga berupa gambaran atau benda peninggalan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
berhubungan dengan suatu peristiwa tertentu”. Sedangkan arsip merupakan suatu
dokumen berupa catatan rekaman yang lebih bersifat formal dan terencana.
Dokumen disini dapat berupa surat pengumuman, agenda, memoranda,
catatan rapat, proposal, laporan studi yang pernah dilakukan di tempat yang sama,
monument, artefak, foto dan tape dan sebagainya. Sedangkan arsip dapat berupa
data yang meliputi catatan kegiatan, catatan organisasi, peta dan daftar
karakteristik, geografi suatu tempat, data survey misalnya data sensus dan catatan
harian. Semua dokumen dan arsip yang dikumpukan berkaitan dengan fokus
penelitian, yaitu tentang perubahan sosial ekonomi masyarakat.
D. Populasi dan Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan kegiatan untuk merumuskan tentang siapa
dan berapa jumlah orang yang akan dijadikan sebagai sumber informasi. Teknik
sampling merupakan bentuk khusus atau proses yang umum bagi pemusatan atau
pemilihan dalam penelitian yang mengarah pada seleksi (H.B Sutopo, 2002:51).
Untuk memperoleh data yang lengkap dalam penelitian kualitatif perlu
dilakukan teknik sampling, sehingga dalam penelitian kualitatif sampel yang
ditujukan oleh peneliti sendiri sesuai dengan pertimbangan bahwa sampel tersebut
tahu betul terhadap masalah yang diteliti, dapat dipercaya dan datanya obyektif.
Menurut H.B Sutopo (2002:36) ”Teknik sampling digunakan untuk menjaring
sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber data menggali
informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan yang muncul”. Oleh karena itu,
dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik purposive sampling (sampel
bertujuan), sebab peneliti cenderung memilih informan yang dianggap mengetahui
informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi
sumber data yang mantap (H.B Sutopo, 2002:56).
Dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling atau sampling
bertujuan, yaitu menggali informasi yang akan dijadikan dasar dari rancangan dan
teori yang muncul.
Dalam teknik Purposive sampling dipilih beberapa informan yang
dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
mengetahui masalahnya secara mendalam. Namun demikian informan yang
dipilih dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan manfaat dalam
memperoleh data.
Berdasarkan pendapat di atas, maka peneliti cenderung memilih informasi
dari orang yang benar-benar mengetaui pokok permasalahan secara mendalam,
sehingga dapat dijadikan informasi kunci yang dapat dipercaya. Dalam penelitian
ini sampelnya adalah Dinas Pariwisata, Tokoh Masyarakat, pedagang, masyarakat
sekitar obyek wisata dan pengunjung atau wisatawan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka teknik
pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah wawancara, observasi dan
analisis data.
1. Wawancara
Metode wawancara adalah suatu cara untuk memperoleh data dengan
menggunakan wawancara antara peneliti dengan narasumber atau dapat pula
dilakukan terhadap informan kunci. Persiapan yang dilakukan penulis sebelum
melakukan wawancara adalah membuat pedoman wawancara berupa seperangkat
daftar pertanyaan-pertanyaan dengan tujuan :
a. Agar data yang diperoleh sesuai dengan pokok permasalahan yang diajukan.
b. Agar tidak ada pokok-pokok persoalan yang tertinggal yang akan diselidiki.
c. Agar dalam pencatatan wawancara lebih sistematis dan rinci.
Adapun pelaksanaan wawancara ini ditempuh dengan prosedur sebagai
berikut :
1) Terlebih dahulu memberikan pedoman wawancara dua hari
sebelumnya kepada subyek penelitian dengan tujuan agar informan
dapat mempersiapkan dirinya dalam menjawab permasalahan yang
diajukan. Pada kesempatan ini sekaligus digunakan untuk membuat
janji dengan informan mengenai waktu dan wawancara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
2) Wawancara dilakukan secara spontan dan subyek penelitian tanpa
harus mempelajari pedoman wawancara dengan lama (Hadi,
1989:204).
Cara kedua ini sebagai bahan untuk menutupi kelemahan sistem pertama
yang mempunyai banyak kemungkinan hasilnya telah direkayasa terlebih dahulu.
Pewawancara langsung menemui subyek penelitian di rumah atau di kantor
kerjanya pada jam-jam istirahat atau waktu senggang agar tidak mengganggu
aktifitasnya. Setelah terlebih dahulu memperkenalkan diri dan menjelaskan
maksudnya, maka wawancara dengan subyek penelitian dimulai. Meskipun
dilakukan secara spontan namun tidak banyak mengalami kesulitan karena
terlebih dahulu melakukan studi pendahuluan.
Menurut (Hadi, 1986:207-208) dalam pelaksanaan wawancara
menggunakan 3 model yaitu :
a) Wawancara Bebas
Wawancara bebas atau unguited interview dilakukan secara bebas, di mana
pewawancara bebas menanyakan apa saja tetapi tidak mengingat akan data
apa yang akan dikumpulkan. Dengan tujuan agar hasil yang didapatkan
berupa informasi dari subyek penelitian dapat digali secara lebih mendalam
serta untuk dapat membedakan antara informasi yang sesungguhnya dengan
informasi yang semu, maka wawancara dilakukan secara terbuka, akrab dan
penuh rasa kekeluargaan.
b) Wawancara Terpimpin
Wawancara atau interview terpimpin, yaitu interview yang dilakukan
pewawancara dengan membawa sederet pertanyaan lengkap dan
terperinci seperti yang dimaksud dalam interview terstruktur.
Interview terpimpin ini banyak dilakukan terhadap tokoh masyarakat di desa
penelitian.
c) Wawancara Bebas Terpimpin
Yaitu kombinasi antara wawancara bebas dengan wawancara terpimpin
dengan cara pewawancara menanyakan sederet pertanyaan yang terstruktur,
kemudian satu persatu diperdalam dalam mengorek keterangan lebih lanjut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Dalam pelaksanaan wawancara, peneliti menggunakan model wawancara
bebas terpimpin. Model ini dipilih untuk memperoleh data secara menyeluruh dan
lebih mendalam. Model ini juga memungkinkan munculnya informasi dan
permasalahan baru yang tidak diketahui oleh peneliti.
2. Observasi
H.B. Sutopo (2002:64) menjelaskan “Teknik observasi digunakan untuk
menggali data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda serta rekaman
gambar-gambar”. Menurut Kartini Kartono (1996:182-188), kegiatan observasi
ditinjau dari cara pelaksanaan dan tujuannya dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a. Teknik observasi partisipatif dan non partisipatif. Teknik observasi partisipatif
dimana observer ikut berpartisipasi dalam bebagai kegiatan yang dilakukan
oleh para subyek yang diobservasi. Dan teknik non partisipatif adalah teknik
observasi dimana observer tidak terlibat langsung dalam kegiatan.
b. Teknik observasi sistematis, yaitu untuk menemukan dan merumuskan
permaslahan, sekaligus menyusun kategori permasalahan, teknik observasi
sistematis sering dilengkapi alat-alat pencatat mekanis, seperti kamera foto,
pita perekam, tape recorder dan lain sebagainya.
c. Teknik observasi eksperimental, yaitu merupakan teknik observasi yang
dilakukan secara non-partisipasif namun berstruktur dan sistematis dalam
pelaksanaannya.
Sehubungan dengan penelitian ini, maka peneliti menggunakan teknik
observasi sistematis.
3. Analisis Dokumen dan Arsip
Dokumen dan arsip yang diperoleh secara langsung sebagai sumber data,
kemudian dianalisa dan diteliti serta disesuaikan dengan penelitian yang
dilakukan. Dokumen dan arsip yang dianalisa adalah yang berhubungan dengan
penelitian. Dokumen dan arsip sangat berharga untuk memahami aktifitas yang
dilakukan oleh sekelompok populasi tertentu yang faktanya tersimpan dalam
dokumen dan arsip. Dokumen dan arsip merupakan sumber data yang sangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
penting dalam penelitian kualitatif. Memanfaatkan suatu dokumen yang padat
isinya bisaanya menggunakan teknik tertentu, teknik yang paling umum
digunakan adalah content analysis atau kajian analisis yang memanfaatkan
seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan yang sah dari sebuah buku atau
dokumen (Lexy J. Moleong, 2002:163).
Dalam penelitian ini teknik yang dilakukan adalah menganalisis dokumen
dengan cara mengamati, mencatat dan meyimpulkan dari apa yang tersirat dan
tertulis dalam setiap dokumen dan arsip yang menjadi sumber data. Langkah yang
dilakukan oleh peneliti dalam menganalisis dokumen dan arsip yaitu dengan cara
mengamati dokumen dan arsip yang ada baik di Dinas Pariwisata dan di Obyek
Wisata Goa Tabuhan.
F. Validitas Data
Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan
penelitian, harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya, artinya setiap penulis
harus bisa memilih dan menentukan suatu cara yang tepat untuk mengembangkan
validitas data yang diperoleh. Menurut H.B. Sutopo (2002:92) bahwa “Validitas
data merupakan jaminan bagi kemantapan simpulan dan tafsir makna sebagai
hasil penelitian”. Dalam penelitian kualitatif terdapat beberapa cara yang dapat
dipilih untuk mengembangkan validitas dan penelitian, yaitu digunakan
trianggulasi data dan informan review.
1. Trianggulasi
Lexy J. Moleong (2002:178) menyatakan bahwa “Trianggulasi adalah
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar
data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
tersebut”. Selanjutnya Patton menyatakan bahwa ada empat macam teknik
trianggulasi, yaitu :
a. Trianggulasi sumber, yaitu trianggulasi dengan mengarahkan peneliti agar
di dalam mengumpulkan data wajib menggunakan beragam sumber data
yang tersedia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
b.Trianggulasi metode, yaitu trianggulasi yang dilakukan dengan
mengumpulkan data sejenis tetapi dengan teknik atau metode
pengumpulan data yang berbeda.
c. Trianggulasi peneliti, yaitu hasil penelitian baik data ataupun simpulan
mengenai bagian tertentu ataupun keseluruhannya bisa diuji validitasnya
dari beberapa peneliti.
d.Trianggulasi teori, yaitu trianggulasi dengan menggunakan perpektif lebih
dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji (H.B. Sutopo,
2007:78-82).
Penulis dalam penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi data
(sumber) dan trianggulasi metode, dengan cara membandingkan suatu informasi
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sumber data yang berbeda seperti
informan, tempat dan peristiwa, serta dokumen dan arsip. Dengan cara
pengumpulan data tersebut, data yang diperoleh diperbandingkan antara data yang
satu dengan yang lain sehingga diperoleh data yang valid.
2. Informan Review
Selain teknik pemeriksaan data dengan trianggulasi data, digunakan pula
review informan. Review informan merupakan pencocokan data atau informasi
yang sama kepada informan yang berbeda. Laporan peneliti direview oleh
informan (khususnya key informant) untuk mengetahui apakah laporan yang
ditulis tersebut merupakan pernyataan atau deskripsi sajian yang bisa disetujui
mereka. Hal ini kadang-kadang menyebabkan diskusi untuk mendapatkan
pengertian dari kedua belah pihak.
G. Analisis Data
Patton yang dikutip Lexy J. Moleong (2002:103), memberikan pengertian
”Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke
dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar”. Model analisa data yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif. Menurut Milles
dan Huberman yang dikutip H.B Sutopo (2002:91-93) ”Terdapat tiga komponen
utama dalam analisis data yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan
kesimpulan”.
Proses analisis penelitian ini dilakukan dengan cara mereduksi data yang
terkumpul. Setelah data direduksi kemudian melakukan penyajian data yang
dirakit dalam suatu organisasi data. Selanjutnya data tersaji itu dianalisis untuk
memperoleh jawaban atas kesimpulan penelitian. Untuk memperjelas uraian
diatas perlu disimak skema analisis interaktif menurut pendapat H.B Sutopo
(2002:96), yaitu :
Gambar 2. Model Analisis Interaktif
H. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan prosedur atau langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Pemilihan Masalah
2. Penulisan Proposal dan Persiapan
3. Pengumpulan Data
4. Analisis Data
5. Penarikan Kesimpulan
6. Penulisan Hasil Penelitian
Pengumpulan Data
Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Sajian Data Reduksi Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Dalam penelitian ini dimulai dengan pemilihan masalah penelitian
kemudian dilanjutkan dengan penulisan proposal penelitian. Dalam proposal
penelitian memuat tentang latar belakang masalah, kajian teori dan metodologi.
Langkah selanjutnya adalah pengumpulan data dengan metode yang telah
ditetapkan dan dilanjutkan dengan melakukan analisis data yang telah
dikumpulkan.
Analisis data yang dimaksud adalah mengorganisasikan data yang telah
diperoleh. Analisis data dalam hal ini adalah mengatur data, mengurutkan data,
mengelompokkan data agar dapat menjelaskan tentang apa yang ingin dicapai
dalam penelitian ini. Pada tahap analisis data ini bila dirasa perlu untuk
memantapkan data pendukung yang lebih kuat yang belum terdapat dalam data
yang belum terkumpul maka dapat kembali pada proses pengumpulan data untuk
mencari data yang diperlukan. Tahap selanjutnya adalah melakukan penarikan
kesimpulan yang dilanjutkan dengan tahap penulisan laporan penelitian.
Untuk lebih memudahkan peneliti dalam melangkah, berikut penulis
sajikan bagan proses penelitian sebagai berikut :
Gambar 3. Prosedur Penelitian
Pemilihan masalah penelitian
Pengumpulan data
Persiapan pelaksanaan
Analisis data
Penarikan kesimpulan
Penulisan hasil penelitian
Perbanyakan hasil penelitian
Pengujian kesimpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Wilayah Goa Tabuhan
1. Kondisi Geografis
a. Kondisi Fisik Wilayah
Goa Tabuhan terletak di Desa Wareng Kecamatan Punung sebelah barat
Kabupaten Kota Pacitan. Kondisi fisik alamnya sebagian terdiri dari perbukitan
berupa gunung-gunung kecil dan selebihnya merupakan dataran rendah. Bila
ditinjau dari struktur tanah dan jenis tanah terdiri dari Assosiasi Litosol Mediteran
Merah, Aluvial kelabu endapan liat yang di dalamnya banyak mengandung
potensi bahan galian mineral.
Letak geografis Desa Wareng Kecamatan Punung berada antara 110,55’-
111,25’ BT dan 7,55’-8,17’ LS. Batas-batas administrasi atau batas wilayahnya
antara lain : Sebelah Timur : Kecamatan Pringkuku, sebelah Utara : Kabupaten
Wonogiri, sebelah Barat : Kecamatan Donorojo, sebelah Selatan : Kecamatan
Pringkuku dan Donorojo.
Transportasi untuk menuju wilayah Desa Wareng ini bisa ditempuh
menggunakan jalur darat dengan beberapa alternatif. Dari Kota Surakarta, bisa
menggunakan angkutan umum, begitu juga dari Kota Yogyakarta, dan jalur dari
arah barat. Bila menempuh dari arah Timur, dapat ditempuh dari Ponorogo,
kemudian menuju Kecamatan Punung dan menuju ke Desa Wareng, sebelum
transit di terminal Pacitan.
Pada umumnya daerah ini mempunyai karakter perbukitan yang menyebar
keseluruh wilayahnya dan karakter alam seperti inilah yang menjadikan Desa
Wareng Kecamatan Punung mempunyai hasil pertanian yang beraneka ragam,
diantaranya : padi, kacang, singkong, melinjo, kelapa, jahe. Hasil pertaniannya
sebagian besar dipasarkan ke wilayah Jawa Tengah. Untuk menunjang
perkonomian disini dibangun sebuah pasar yang terletak di kota kecamatan yang
menjadi jantung perniagaan seluruh desa-desa di kecamatan Punung.
36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
2. Kondisi Demografi
a. Keadaan Penduduk
Jumlah seluruh penduduk yang tercatat dalam Monografi Dinamis Desa
Wareng, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan sampai pada bulan Oktober
tahun 2010 adalah 5230 jiwa. Adapun perincian menurut jenis kelaminnya sebagai
berikut :
Tabel Jumlah Penduduk
No Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 2.450 2.780 5.230
Sumber : Monografi Dinamis Desa Wareng Tahun 2010
b. Pekerjaan Penduduk
Mata pencaharian atau pekerjaan penduduk Desa Wareng sebagian besar
berprofesi sebagai petani. Hal ini sesuai dengan keadaan atau kondisi geografi
wilayah Desa Wareng. Petani di Desa Wareng tercatat ada sekitar 1550 orang dan
buruh tani mencapai 534 orang. Sedangkan penduduk yang berprofesi sebagai
pegawai negeri hanya 50 orang saja. Penduduk yang bekerja sebagai pedagang
ada 287 orang dan penduduk yang mempunyai usaha kerajinan batu mulia hanya
ada 15 orang. Selain itu juga ada 7 orang sebagai montir atau bengkel, bidan
sebanyak 3 orang. Penduduk yang bekerja sebagai tukang ojek sebanyak 143
orang. Penduduk yang merantau ke luar Pulau Jawa ataupun ke luar negeri
mencapai 1359 orang. Penduduk yang bekerja sebagai tukang batu ada 45 orang
dan penduduk yang bekerja serabutan mencapai 1282 orang.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dibuat tabel pekerjaan masyarakat
sebagai berikut :
Tabel Jenis Pekerjaan Penduduk
No. Nama Pekerjaan Jumlah
1 Petani 1550
2 Perantau 1359
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
3 Serabutan 1282
4 Buruh Tani 534
5 Pedagang 287
6 Tukang Ojek 143
7 Pegawai 50
8 Tukang Batu 45
9 Industri Kerajinan Batu Mulia 15
10 Bengkel/Montir 7
11 Bidan 3
Sumber : Monografi Dinamis Desa Wareng Tahun 2010
c. Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan di Desa Wareng bisa digambarkan sebagai berikut :
anak-anak yang belum sekolah sebesar 670 orang. Usia 8-50 th yang tidak pernah
sekolah mencapai 102 orang, sedangkan yang pernah sekolah SD tetapi tidak
tamat mencapai 1324 orang. Penduduk yang tamat Sekola Dasar (SD) sejumlah
1696 orang. Anak yang tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau sederajat
sejumlah 874 orang. untuk anak yang lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) atau
sederajat sejumlah 515 orang. Penduduk yang lulus Tingkat Perguruan Tinggi D-1
ada 19 orang, D-2 ada 3 orang, D-3 ada 12 orang dan S-1 ada 15 orang.
d. Sarana Transportasi
Wilayah Desa Wareng merupakan daerah yang terletak di Kecamatan
Punung Kabupaten Pacitan Jawa Timur. Daerah ini merupakan daerah terbuka,
hal ini dapat dilihat dari lancarnya perhubungan yang menuju dan pergi dari Desa
Wareng. Apalagi setelah dibukanya Goa Tabuhan dan goa atau situs yang lain
sebagai obyek wisata. Selain itu di Kecamatan Punung sendiri juga mempunyai 3
obyek wisata budaya yaitu Situs Song Terus, Situs Song Keplek dan Museum
Purbakala Buwana Keling. Sarana dan prasarana ditata dan dibenahi secara baik.
Jalan menuju obyek wisata Goa Tabuhan sudah diaspal. Hal ini tentunya akan
memperlancar arus kendaraan yang menuju ke daerah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Sarana dan prasarana perhubungan merupakan faktor utama dalam
mendukung lajunya pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Di samping itu,
adanya angkutan umum seperti ANGKUDES (Angkutan Pedesaan), angkutan
pribadi dan ojek semakin mempermudah dan memperlancar pemasaran hasil
produksi di daerah ini. Masyarakat Desa Wareng sebagian besar sudah memiliki
kendaraan pribadi sendiri seperti kendaraan bermotor dan mobil pribadi, terutama
untuk mengangkut hasil pertanian. Hasil pertanian masyarakat Desa Wareng
adalah kacang, padi, melinjo, kelapa, jahe, singkong, dan sebagainya.
Sarana dan prasarana yang memadai juga akan memperlancar arus para
pengunjung obyek wisata Goa Tabuhan, dengan demikian para pengunjung bisa
mencapai tempat obyek wisata dengan mudah, aman dan nyaman. Di perjalanan
juga bisa menikmati indahnya keindahan pemandangan alam yang berupa batuan
kapur yang sangat indah dan udara yang bersih dari polusi.
e. Sarana Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu program pendidikan yang harus
dilaksanakan. Karena dengan pendidikan pulalah bisa mengetahui tingkat derajat
seseorang. Untuk memperlancar proses pendidikan di Desa Wareng, maka
didirikan beberapa bangunan-bangunan sekolah. Berikut ini data bangunan
sekolah dan Taman Kanak-Kanak (TK) serta Taman Pendidikan Alquran (TPQ) :
Tabel Data Lembaga Pendidikan
Sumber : Monografi Dinamis Desa Wareng Tahun 2010
No. Nama Lembaga Jumlah
1. Taman Kanak-Kanak (TK) 2
2. Sekolah Dasar (SD) 5
3. Sekolah Menengah Pertama/Sederajat 3
4. Sekolah Menengah Atas/Sederajat 2
5. Taman Pendidikan Alquran (TPA) 4
6 Rumah Pintar 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Dari data di atas dapat diketahui bahwa di Desa Wareng terdapat beberapa
bangunan sekolah yang diantaranya Taman Kanak-Kanak ada 2 buah. Di dalam
Taman Kanak-Kanak sendiri mempunyai 65 anak dan terdapat 6 orang sebagai
guru pengajar. Sekolah Dasar dan sederajat ada 5 bangunan dengan jumlah siswa
986 siswa dan 33 orang sebagai guru pengajar. Sekolah Menengah Pertama dan
sederajat ada 3 buah, dengan 21 tenaga pengajar dan jumlah siswanya 230 siswa.
Sekolah Menengah Atas dan sederajat ada 2 buah, namun jumlah siswanya sangat
sedikit yaitu hanya 101 siswa dan 15 guru pengajar, hal itu dikarenakan anak-anak
yang lulus ditingkat SMP/sederajat mayoritas tidak melanjutkan ke jenjang SMA
tetapi mereka memilih untuk bekerja. Taman Pendidikan Alquran ada 4 buah,
dengan tenaga pengajar 15 orang dan jumlah siswanya 232 anak.
Dari uraian di atas dapat dibuatkan tabel tenaga pendidikan dan jumlah
siswa yang menempati gedung sekolah dan pendidikan lainnya, sebagai berikut :
Tabel Data Tenaga Pendidikan
N
o.
Nama Lembaga Jumlah Siswa Guru
1
.
Taman Kanak-Kanak 2 65 6
2
.
Sekolah Dasar/Sederajat 5 986 33
3
.
Sekolah Menengah
Pertama/ Sederajat
3 230 21
4
.
Sekolah Menengah Atas/
Sederajat
2 101 15
5
.
Taman Pendidikan
Alquran
4 232 15
Sumber : Monografi Dinamis Desa Wareng Tahun 2010
f. Sarana dan Prasarana Kesehatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Di Desa Wareng sendiri juga terdapat sarana kesehatan bagi masyarakat
seperti Poliklinik dan Posyandu. Poliklinik melayani kesehatan masyarakat pada
setiap hari pada jam kerja. Desa Wareng hanya memiliki 1 unit Poliklinik dengan
3 tenaga medis yaitu 1 Dokter dan 2 Bidan. Disini masyarakat yang kurang
mampu dapat berobat secara gratis dengan membawa surat keterangan tidak
mampu dari Kantor Kelurahan. Selain itu di Desa Wareng juga terdapat Posyandu
(Pos Pelayanan Terpadu) yang terdiri dari 6 unit yang terbagi di setiap Kelurahan.
Posyandu bertugas melakukan pelayanan kesehatan untuk balita, yang dilakukan
pada setiap bulannya. Disini anak atau balita diperiksa kesehatan dan
perkembangan gizinya, sehingga perkembangan dapat terpantau secara baik.
Pemerintah juga memanggil 1 orang Dokter Anak untuk memeriksa kesehatan
balita-balita di Desa Wareng ini.
Desa Wareng juga terdapat sarana penunjang yakni sarana Olahraga.
Terdapat 2 lapangan Bola Volly dan 1 lapangan Sepak Bola, 1 lapangan Bulu
Tangkis dan 2 Meja Pingpong yang terdapat di dalam aula Kantor Kelurahan
setempat. Bagi para pemuda yang ingin menyalurkan hobinya dapat berolahraga
ditempat ini.
g. Prasarana Tempat Ibadah
Berdasarkan Data Kependudukan Desa Wareng, masyarakat di desa
mayoritas beragama Islam, tetapi juga ada warga yang berkeyakinan lain yakni
beragama Kristen Protestan. Prasarana tempat ibadah di Desa Wareng juga
dilengkapi dengan didirikannya 5 buah Masjid dan 1 Gereja. Juga terdapat 8 buah
Langgar yang dapat digunakan masyarakat untuk tempat beribadah.
Tabel Tempat Ibadah
No. Nama Tempat Ibadah Jumlah
1. Masjid 5
2. Gereja 1
3. Langgar 8
Sumber : Monografi Dinamis Desa Siwarak Tahun 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
B. Latar Belakang Obyek Wisata Goa Tabuhan
Goa Tabuhan "Gamelan" di dalam Goa terletak di Dukuh Tabuhan, Desa
Wareng, Kecamatan Punung, atau sekitar 25 kilometer arah barat Kabupaten
Pacitan Jawa Timur. Daerah itu dikenal dengan kawasan perbukitan gamping
Pegunungan Seribu di selatan Pulau Jawa. Mengunjungi kota kelahiran Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono, di Pacitan, Jawa Timur, rasanya kurang lengkap bila
belum mengunjungi goa-goa yang berada di gugusan Pegunungan Seribu. Di
kawasan perbukitan batu gamping yang menghadap laut selatan, goa-goa
berisikan bentukan batu akibat proses alam itu dikenal karena stalagmit dan
stalaktit terindah se-Asia Tenggara. Oleh karena itu, Pacitan dikenal dengan
julukan kota seribu goa. Sebelum bernama Goa Tabuhan, goa ini bernama Tapan
yang berarti tempat bertapa. Berdasarkan cerita turun temurun, goa tersebut
dijadikan tempat bertapa para pengawal Pangeran Diponegoro, seperti Sentot
Alibasyah Prawirodirjo. Sentot Alibasyah Prawirodirjo bertapa sekaligus
bersembunyi dari kejaran Belanda. Pangeran Sambernyawa (RM. Said, pendiri
Mangkunegara) di tahun 1700-an juga pernah bersembunyi dan bertapa di sini.
Demikian pula halnya dengan Banteng Wareng yang masih keturunan Sultan
Yogyakarta. Di dalam goa, Sentot Alibasyah Prawirodirjo bertapa, dan di daerah
goa itu sendiri, masyarakatnya juga bergejolak melawan penjajahan Belanda,
maka oleh masyarakat Alibasah Sentot Prawirodirjo malah dilindungi. Ketika
Belanda datang ingin masuk ke dalam goa, dihalangi oleh masyarakat dengan cara
di dalam goa tersebut masyarakat menggelar suatu seni pertunjukkan gamelan.
Belanda tertarik dan ingin melihat seni pertunjukkan tersebut, setelah selesai
melihat pertunjukkan gamelan, Belanda tidak masuk lebih jauh ke dalam goa,
tetapi malah keluar meninggalkan goa. Sedangkan Sentot Alibasyah Prawirodirjo
berhasil selamat dari kejaran penjajah dan melanjutkan pertapaannya di dalam goa
tersebut. Meskipun belakangan ini sudah jarang ada orang yang datang dengan
niat bertapa, tetapi pada waktu-waktu tertentu masih ada pengunjung yang datang
dengan membawa niat lain. "Paling banyak minta, pesugihan ataupun minta naik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
jabatan (wawancara dengan Juru kunci Goa Tabuhan Bapak Susilo, 9 November
2010).
Menurut cerita masyarakat sekitar, Goa Tabuhan ditemukan oleh Kyai
Santiko yang kehilangan lembu. Saat ditemukan, ternyata Lembunya berada
dalam goa dan tidak mau keluar lagi karena di dalam goa banyak ditemukan
sumber air dan makanan. Usia Goa Tabuhan diperkirakan mencapai ratusan tahun
dan konon dulu pernah menjadi tempat mula manusia. Hal tersebut terbukti
dengan ditemukannya perkakas rumah tangga. Oleh karena keaslian bebatuan di
dalam goa. Raden Bagus Joko Lelono dan Putri Raden Ayu Mardilah, masih
keturunan Kyai Santiko, membersihkan goa dari belukar. Belakangan keturunan
Raden Bagus Joko yang memiliki darah seni menyebutnya sebagai Goa Tabuhan
karena bebatuan menjulur dari langit-langit ataupun yang menjulang (stalagmit
dan stalaktit), dapat dijadikan alat musik (gamelan). "Dinamakan Goa Tabuhan
karena bebatuan stalagmit ataupun stalaktit bila ditabuh (dipukul) dapat
menghasilkan suara gamelan. Bebatuan hasil bentukan alam dengan panjang dan
tinggi bervariasi antara 1 hingga 50 meter menghasilkan nada-nada gamelan Jawa
ataupun pentatonik.
Perjalanan mudah dijangkau, untuk sampai ke kawasan perbukitan
gamping Pegunungan Seribu dari Kota Kabupaten Pacitan tidaklah sulit. Selain
banyak kendaraan angkutan umum, kendaraan sewaan juga banyak ditawarkan
pihak hotel. Namun selama ini, kebanyakan wisatawan yang berkunjung ke
kawasan wisata Pegunungan Seribu menginap di Yogyakarta. "Alasannya, selain
banyak penginapan dan mudah mencari makan serta souvenir, juga pertimbangan
jarak Pacitan-Yogyakarta sangat dekat. Perjalanan Yogyakarta-Pacitan biasanya
dilakukan pada pagi hari dengan mengambil rute Wonosari-Wonogiri-Pacitan.
Alasannya, selain merupakan jalur rute terpendek dan umum, bisa ditempuh
dalam waktu tidak lebih 3 jam, juga ruas jalannya yang cukup lebar (Wawancara
dengan Bapak Triyono, 9 November 2010).
Kenyamanan selama perjalanan juga dapat terobati dengan melihat
aktivitas masyarakat pedesaan sepanjang jalan. Selain itu, terhampar
pemandangan ladang jagung ataupun ketela pohon yang memagari jalan antara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Wonosari hingga Wonogiri. Selepas itu, tampak pemandangan perbukitan kapur
Pegunungan Seribu. Sesampainya di lokasi objek wisata, selain akan disambut
pedagang souvenir, wisatawan juga akan disambut penjual jasa lampu senter dan
buku panduan masuk goa. Bila berniat menggunakan pemandu agar mengetahui
sejarah dan latar belakang Goa Tabuhan, wisatawan tinggal memberi tips.
Sementara bila hanya membutuhkan senter, wisatawan tinggal merogoh kantong
Rp 2.000.
Untuk menuju ke dalam goa, terlebih dahulu harus menaiki anak tangga
landai sejauh 10 meter, di depan mulut goa terpampang stalaktit dan stalakmit
yang menyerupai taring-taring dengan berbagai ukuran, hal ini merupakan
bentukan alam. Di dalam goa pengunjung akan bertemu dengan kelompok Mudi
Laras Seloargo yang masih turunan Raden Bagus Joko Lelono yang hingga kini
sebagai penerus memainkan gamelan dari batu Goa Tabuhan. Bersama tujuh
orang saudaranya. Rianto dan Susilo, secara rutin setiap hari Sabtu dan Minggu
menjadi penghibur wisatawan yang berkunjung ke Goa Tabuhan.
Diterangkan Bapak Susilo, ujung-ujung stalagmit maupun stalaktit ada
yang berfungsi sebagai kenong, cente penerus, kempul, dan gong. Masing-masing
dipukul oleh satu orang laki-laki. Memang tidak semua bebatuan bernada,
karenanya digunakan yang memiliki suara mendekati nada. Jika letak ujung
stalagmitnva rendah, pemainnya cukup duduk di bangku, tapi jika stalagmitnva
tinggi, pemainnya berdiri di atas bangku. Lokasi bebatuan yang ditabuh
menempel di dinding goa. Untuk membuat nyaman wisatawan, pihak pengelola
membuatkan kursi dari tembok semen. Hanya dengan membayar Rp 70.000,
selama 15 menit pengunjung bisa duduk sambil menikmati lima langgam Jawa
dari permainan gamelan unik yang hanya dijumpai di Pacitan.
Hal serupa juga diutarakan oleh Ibu Warti yang menyatakan bahwa obyek
wisata Goa Tabuhan ini memang berbeda dengan goa-goa lain yang ada di
Kabupaten Pacitan. Goa Tabuhan ini sangat unik karena dinding-dinding goa
apabila dipukul dapat menghasilkan nada-nada gamelan yang sangat merdu.
Hanya dengan membayar Rp.70.000,- saja, saya dan teman-teman dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
menikmati 4 lagu Jawa yang dimainkan oleh para penabuh dan dinyanyikan oleh
3 orang Waranggono (wawancara, 19 Desember).
Selain menikmati bebatuan serta musik gamelan batu, menurut Susilo,
wisatawan juga dapat menikmati seluk beluk goa hingga ke rongga paling dalam.
Panjang Goa Tabuhan mencapai lebih dari 300 meter dengan bagian terdalam
adalah rongga tempat semedi atau bertapa Sentot Alibasyah Prawirodirjo.
Letaknya agak tinggi, yakni setinggi pinggang orang dewasa. Ruangannya sempit,
hanya muat satu orang, dan tidak memungkinkan untuk berdiri. Berkunjung ke
Goa Tabuhan selain menikmati fenomena alam berupa bebatuan, sekaligus
menikmati simponi gamelan yang tercipta dari bebatuan.
Obyek wisata Goa Tabuhan selalu dijaga dan dirawat, hal ini dilakukan
agar tetap menjaga keaslian batuan goa sendiri, sehingga menjadi daya tarik
tersendiri bagi para wisatawan.
C. Perkembangan Obyek Wisata Goa Tabuhan
Perkembangan obyek wisata Goa Tabuhan dapat dibedakan menjadi dua
tahap, yaitu tahap pembangunan dan tahap perkembangan. Berikut ini kami
uraikan bagaimana perkembangan obyek wisata Goa Tabuhan dari awal
pembentukannya sampai perkembangannya dari tahun 2000 sampai tahun 2010.
1. Tahap Pembukaan
Obyek wisata Goa Tabuhan merupakan salah satu jenis wisata alam yang
terletak di Desa Wareng, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan. Obyek wisata
ini berjarak 30 km ke arah barat dari kota Pacitan. Transportasi langsung menuju
kearah obyek wisata Goa Tabuhan ini cukup mudah, karena letaknya yang tidak
jauh dari jalan raya. Dari arah Timur yaitu Kabupaten Pacitan Jawa Timur, kita
bisa naik bus umum jurusan Pacitan-Solo, lalu turun dipertigaan Kota Kecamatan
Punung. Untuk menuju kearah obyek wisata Goa Tabuhan, dari kota Kecamatan
Punung ke arah selatan bisa naik ANGKUDES atau bisa juga ojek yang sudah
disediakan oleh warga sekitar dan hanya ditempuh dalam waktu kurang lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
sekitar 15 menit saja. Obyek wisata Goa Tabuhan bisa juga dijangkau dari
beberapa daerah, yang diantaranya ialah sebagai berikut :
a. Dari arah Barat, melalui Kabupaten Wonogiri-Batu-Punung-Goa Tabuhan
dengan jarak 70 km.
b. Dari arah Selatan, melalui Kota Yogyakarta-Wonosari-Pracimantoro-
Giriwoyo-Punung, dengan jarak 100 km.
Para pengunjung baik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk
menuju obyek wisata Goa Tabuhan tidak terlalu jauh dari beberapa obyek-obyek
wisata lain di sekitarnya, seperti Pantai Teleng Ria dan obyek wisata Pemandian
Banyu Anget yang berada di kota Pacitan yang berjarak 25 km dan obyek wisata
Goa Gong yang letaknya tidak jauh dari Goa Tabuhan yaitu di Desa Bomo
sebelah timur Desa Wareng, maka obyek wisata Goa Tabuhan memiliki potensi
yang besar untuk dikembangkan.
Daerah ini mulai dibuka sebagai obyek wisata setelah diadakan penelitian
oleh pemerintah daerah Kabupaten Pacitan melalui Dinas Pariwisata. Pada
awalnya lokasi Goa Tabuhan merupakan milik perseorangan atau milik
masyarakat, yaitu milik Kyai Sentiko seorang yang pada jamannya dulu
merupakan sesepuh desa setempat. Luas wilayah obyek wisata Goa Tabuhan
sendiri tidak begitu luas, hanya kurang lebih 3,5 hektar. Sebagian tanah-tanah
yang ada di sekitar Goa Tabuhan oleh masyarakat dijadikan sebagai areal
pertanian ladang tandus (tegalan), karena memang struktur tanahnya sendiri
adalah tanah tandus dan batuan kapur. Sejak tahun 1950 sekitar daerah Goa
Tabuhan diteliti oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Pacitan. Pada tahun 1955 oleh
Pemerintah Kabupaten Pacitan dibuka secara resmi sebagai obyek wisata
(wawancara dengan Bapak Pamuji, 9 November 2010).
Setelah diadakan penelitian dan studi kelayakan oleh pemerintah melalui
Dinas Pariwisata Kabupaten Pacitan, daerah tersebut dinyatakan layak untuk
dijadikan pengembangan wisata alam, maka tanah tersebut dibebaskan. Oleh
pemiliknya Kyai Sentiko, tanah tersebut diberikan dengan cuma-cuma atau
dengan kata lain dihibahkan kepada Dinas Pariwisata Kabupaten Pacitan. Tetapi
dari pihak Dinas Pariwisata sendiri tidak tinggal diam begitu saja tetapi juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
memberikan ganti rugi atas pembebasan lahan tersebut, walaupun oleh pemiknya
sendiri tanah tersebut sudah dihibahkan kepada Pemerintah Daerah setempat.
Obyek wisata Goa Tabuhan mutlak menjadi milik Pemerintah Daerah
Kabupaten Pacitan, setelah adanya pembebasan tanah dari milik warga
masyarakatnya mutlak menjadi milik Pemerintah Daerah. Setelah proses
pembebasan tanah selesai, maka pemerintah daerah Kabupaten Pacitan melalui
Dinas Pariwisata melakukan pembangunan secara fisik di daerah sekitar Goa
Tabuhan. Oleh karena itu setelah tahun 1955 Goa Tabuhan dibuka untuk obyek
wisata (wawancara dengan Bapak Purwowidodo, 9 November 2010).
2. Tahap Perkembangan
Sejak tahun 1955, setelah lokasi Goa Tabuhan seluas 3,5 hektar resmi
menjadi milik Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan, maka diadakan
pembangunan. Pembangunan obyek wisata Goa Tabuhan ini didanai dari dana
APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah), baik Pemerintah Kabupaten
maupun Propinsi. Dana untuk melakukan pembangunan obyek wisata Goa
Tabuhan adalah 1 milyar, sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Bapak
Pamuji menyatakan bahwa pembangunan obyek wisata Goa Tabuhan ini didanai
oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan dan Pemerintah Propinsi Jawa Timur.
Dana yang disediakan mencapai 1 milyar, yang dipergunakan untuk membangun
obyek wisata dan melengkapi sarana dan prasarana obyek wisata Goa Tabuhan.
Pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan
melalui Dinas Pariwisata (wawancara dengan Bapak Pamuji, 9 November 2010).
Pembangunan dilakukan bukan hanya pada Goa Tabuhan saja sebagai
obyek wisata, namun juga pada sarana dan prasarana termasuk pengaspalan jalan.
Pengaspalan dilakukan dari jalur utama yaitu kota Kecamatan Punung sampai ke
lokasi obyek wisata yaitu di Desa Wareng. Pengaspalan jalan dilakukan agar alat
transportasi bisa sampai ke lokasi obyek wisata Goa Tabuhan tanpa ada hambatan,
seperti batu kerikil ataupun jalanan yang becek saat musim penghujan tiba.
Lancarnya sarana jalan juga akan memperlancar arus wisatawan yang akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
berkunjung ke obyek wisata Goa Tabuhan dan akan membawa dampak semakin
lancarnya roda perekonomian masyarakat sekitar obyek wisata Goa Tabuhan.
Pihak pengelola dan pemerintah juga membangun areal parkir yang luas
dan nyaman. Areal parkir dibangun dan ditata sedemikian rupa sehingga membuat
kenyamanan bagi para pengunjung. Selain itu dibangun pula Masjid atau Mushola
untuk tempat beribadah bagi umat Islam. Masjid yang dibangun ini disediakan
untuk para pengunjung atau wisatawan yang berkunjung ke sana. Selain itu juga
menyediakan tempat bagi para pegawai, karyawan, para pedagang kaki lima
sendiri yang mayoritas beragama Islam.
Juga dibangun lapak-lapak atau kios-kios kecil untuk para pedagang kaki
lima yang menjajakabn arang dagangannya seperti makanan dan minuman. Ada
juga yang menjual cinderamata khas daerah pacitan yaitu batu mulia yang berupa
akik, gelang, kalung dan sebagainya. Disitu juga terdapat industri kecil proses
pembuatan logam batu mulia dan bagi pengunjung atau wisatawan yang
penasaran bisa melihat sendiri cara pembuatannya, (wawancara dengan Bapak
Trijoyo, 9 November 2010).
Pembangunan yang utama ialah pembangunan Goa Tabuhan itu sendiri.
Goa Tabuhan merupakan sebuah bangunan alami yang berada di dalam tanah dan
terdiri dari bebatuan. Untuk memasuki Goa Tabuhan dibangun jalan-jalan yang
representative dan menjaga keselamatan dengan baik. Jalan dibuat dengan
menggunakan cor pengeras dari semen yang dicampur dengan kerikil dan pasir.
Hal ini disampaikan oleh Bapak Susilo yang mengemukakan bahwa untuk
membuat aman dan nyaman bagi para pengunjung Goa Tabuhan, maka dibuatkan
jalanan yang cukup aman. Jalan dibuat dari anak tangga menuju mulut goa dan
dari mulut goa sampai ujung goa itu sendiri dan dibuat menggunakan cor semen
(wawancara, 9 November 2010).
Selain itu juga penerangan di dalam goa. Goa yang merupakan terowongan
di dalam tanah tentunya tidak ada cahaya yang masuk selain dari pintu masuk goa,
oleh karena itu di dalam goa sangat gelap. Agar di dalam goa tidak gelap, maka
perlu diberi penerangan. Penerangan di dalam goa dilakukan dengan memasang
beberapa lampu yang mempunyai nyala yang terang. Dengan nyala lampu yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
terang tersebut maka pengunjung dapat mengetahui jalanan mana yang bisa
dilewati ketika akan masuk ke dalam goa. Selain dapat berjalan dengan tenang
karena pencahayaan yang cukup para pengunjung juga dapat menikmati
keindahan di dalam goa. Pengunjung dapat menyaksikan bebatuan kapur yang
indah, stalakmit dan stalaktit yang indah dengan rasa nyaman dan tanpa rasa takut
atau khawatir akan terpeleset karena di dalam Goa Tabuhan sudah dibuatkan jalan
yang berupa anak tangga yang terbuat dari cor semen serta penerangan listrik
yang cukup. Hal ini seperti penuturan Bapak Agus salah satu pengunjung Goa
Tabuhan menyatakan bahwa keadaan di dalam Goa Tabuhan sekarang sudah jauh
berbeda dengan waktu pertama kali saya datang kesini, dulu belum dibuatkan
anak tangga dari cor semen seperti ini dan jalanan untuk menyusuri kedalam goa
masih sangat licin, selain itu juga belum ada penerangan sama sekali, hanya
menggunakan lampu petromak atau senter saja. Tetapi sekarang sepertinya dari
Pemerintah sudah memperhatikan kondisi di dalam goa dan memberikan
penerangan listrik (wawancara, 19 Desember 2010).
Pembangunan obyek wisata Goa Tabuhan dilakukan secara terus menerus
dan dalam jangka waktu yang tidak begitu lama pembangunan selesai. Selesainya
pembangunan obyek wisata Goa Tabuhan, saat itu juga obyek wisata Goa
Tabuhan dibuka untuk wisatawan. Para wisatawan yang datang ke Goa Tabuhan
ini berasal dari beberapa daerah di Kabupaten Pacitan. Selain itu juga ada yang
berasal dari Propinsi Jawa Tengah karena letaknya yang dekat, yaitu berada
diperbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Begitu banyaknya pengunjung
obyek wisata Goa Tabuhan pada tahun 2007 yaitu mencapai 26.600 pengunjung,
maka menjadikan tahun ini merupakan tahun terbesar pengunjung yang datang.
Hal ini sesuai dengan keterangan yang disampaikan oleh Bapak Pamuji
menyatakan bahwa obyek wisata Goa Tabuhan yang merupakan jenis wisata alam
ini setelah dibuka untuk pengunjung mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Pengunjung yang paling banyak terjadi pada tahun 2007, pengunjung pada tahun
ini benar-benar banyak jumlahnya. Sehingga pendapatan dari tahun ini juga
meningkat dibandingkan dari tahun sebelumnya. Perhatian pemerintah semakin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
besar, karena memberikan inkam atau pemasukkan yang besar pula terhadap
Pemerintah Daerah (wawancara, 9 November 2010).
3. Perkembangan Tahun 2005-2009
Obyek wisata Goa Tabuhan dari tahun ke tahun terus dibenahi dan
dikembangkan. Ada beberapa hal yang perlu dibenahi dan dikembangkan.
Pengembangan obyek wisata Goa Tabuhan dilakukan dengan pembangunan-
pembangunan, penambahan-penambahan baru, perawatan dan perbaikan sarana
dan prasarana
Berikut ini perkembangan obyek wisata Goa Tabuhan dari tahun 2005-
2009. Sejak tahun 2005 pihak Dinas Pariwisata melakukan pemeliharaan terhadap
sarana dan prasarana yang telah ada. Tahun 2006 melakukan perbaikan dan
penyempurnaan secara fisik yang meliputi : memperbaiki jalan menuju goa,
menambah sarana trasnportasi untuk menuju goa, dan juga membangun kios-kios
baru untuk para pedagang dan mengadakan perbaikan terhadap bangunan yang
sudah ada.
Pada tahun 2007 dan tahun 2008 anggaran difokuskan pada proyek
peningkatan fasilitas obyek wisata Goa Tabuhan. Peningkatan fasilitas ini sama
seperti tahun sebelumnya yaitu memperbaiki sarana-sarana yang telah rusak,
pemeliharaan jalan, penambahan kios-kios para pedagang dan pengecatan kembali
bangunan-bangunan yang sudah ada. Tahun 2007 adalah tahun dimana ditetapkan
sebagai tahun terbanyak jumlah pengunjung ke obyek wisata Goa Tabuhan
sebelum tahun-tahun sebelumnya, yakni mencapai 26.600 pengunjung.
Pada tahun 2008 pengembangan masih terfokus pada operasional
pemeliharaan obyek wisata Goa Tabuhan. Pada tahun ini jumlah pengunjung yang
datang ke obyek wisata Goa Tabuhan mengalami penurunan yang sangat drastis.
Hal itu dikarenakan adanya tsunami di Aceh dan gempa di DIY. Jumlah
pengunjung menjadi 20.242 pengunjung saja, jauh dari pada tahun 2007. Tetapi
pada tahun 2008 ini, di dalam obyek wisata Goa Tabuhan ditemukan beberapa
kerangka manusia dan binatang dari jaman purba. Penemuan ini berdasarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
penelitian yang dilakukan oleh seorang arkeolog dari Perancis yang bernama Mr.
Frans. Tidak hanya sampai disitu saja, penelitian juga berhasil menemukan
kerangka manusia dan hewan purba di sebelah selatan Goa Tabuhan yaitu di Situs
Song Terus dan Situs Song Keplek. Disitus Song Terus ditemukan kerangka
hewan purba sedangkan di Song Keplek ditemukan kerangka manusia purba
beserta perkakas rumah tangga pada jamannya. Penelitian terus dilakukan di
dalam Goa Tabuhan, penelitian pertama dilakukan dengan menggali tanah
sedalam 16 meter tetapi pada penelitian pertama ini tidak membuahkan hasil.
Baru pada penelitian kedua dilakukan dengan menggali tanah sedalam 5 meter
dan ditemukan kerangka hewan purba yang berupa sejenis dalam kelompok
Mollusca (hewan lunak yang hidup di sungai atau laut ), beberapa batu-batuan
yaitu batu Gendik dan Batu Rijang yang konon katanya bisa digunakan untuk
membuat api. Kedua temuan tersebut merupakan sisa makanan dan alat perkakas
rumah tangga manusia purba pada jaman dahulu. Hal ini sesuai dengan
keterangan yang disampaikan oleh Bapak Susilo (wawancara, 9 November 2010)
berikut ini : Pada tahun 2008 pengembangan di obyek wisata Goa Tabuhan terus
dilakukan. Pembangunan tetap difokuskan pada operasional dan pemeliharaan
obyek wisata Goa Tabuhan. Selain itu didukung pula dengan penelitian yang
dilakukan oleh seorang arkeolog berkebangsaan Perancis yang melakukan
penelitannya di dalam dan di sekitar Goa Tabuhan. Penelitian dilakukan pada
tahun 2008 pada tanggal 15 Juli-15 Agustus dan seterusnya akan dilakukan
penelitian satu tahun sekali dan berlangsung selama satu bulan setiap tanggal
tersebut.
”Dengan adanya penemuan kerangka manusia ataupun hewan purba di
dalam dan disekitar Goa Tabuhan yaitu di Situs Song Terus dan Song Keplek
maka akan menambah daya tarik pengunjung yang datang ke obyek wisata Goa
Tabuhan ini, karena selain melihat keindahan di dalam goa juga sekaligus bisa
belajar tentang sejarah purbakala”, terang Bapak Agus salah satu pengunjung
obyek wisata Goa Tabuhan (wawancara, 19 Desember 2010).
Pada tahun 2009 pembangunan sarana Goa Tabuhan ditingkatkan dengan
melebarkan jalan utama atau jalan besar menuju goa, diadakan penambalan aspal-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
aspal yang telah rusak karena guyuran air hujan ataupun karena seringnya dilalui
kendaraan-kendaraan dengan beban berat. Selain pengembangan secara fisik,
pemeliharaan dan operasional, pada tahun ini ada program khusus yaitu
melakukan pembangunan Gapura depan. Gapura depan yang dimaksud adalah
tempat untuk penjualan karcis atau tiket masuk. Selain itu juga sedang melakukan
rencana pembangunan taman dan arena bermain. Dengan adanya pembangunan
arena bermain ini diharapkan akan menambah minat pengunjung untuk datang ke
obyek wisata Goa Tabuhan, khususnya bagi pengunjung anak-anak. Arena
bermain yang rencananya akan dibangun pada saat ini merupakan arena bermain
untuk semua kalangan. Artinya alat-alat bermain yang dibangun dapat
dimanfaatkan bagi anak-anak dan orang dewasa. Tetapi sampai pada tahun 2010
ini rencana tersebut belum terealisasikan. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh
Bapak Pamuji yang meyatakan bahwa pembangunan di obyek wisata Goa
Tabuhan terus menerus dilakukan. Pembangunan dilakukan selain menambah
sarana dan prasarana juga dilakukan untuk penunjang obyek wisata Goa Tabuhan.
Jadi selain obyek wisata Goa Tabuhan sendiri kami punyai, kami juga akan
memiliki obyek wisata bermain. Arena bermain ini bisa dipergunakan untuk
semua kalangan dari anak-anak sampai orang dewasa. Tetapi sampai pada tahun
2010 ini, rencana pembangunan tersebut belum terealisasikan (wawancara, 9
November 2010).
Pembangunan obyek wisata Goa Tabuhan terus dilakukan agar menjadi
lebih baik. Diharapkan dengan adanya pembangunan dan perbaikan-perbaikan
fasilitas yang ada, maka akan dapat menambah daya tarik wisatawan yang akan
berkunjung ke obyek wisata Goa Tabuhan. Faktor yang lain yang dapat
menambah keberhasilan dalam meningkatkan jumlah pengunjung ialah promosi.
Oleh karena itu Dinas Pariwisata juga dengan giat melakukan promosi. Selain itu,
kerjasama dengan masyarakat sekitar obyek wisata Goa Tabuhan juga merupakan
salah satu penunjang keberhasilan peningkatan obyek wisata Goa Tabuhan.
Masyarakat merupakan faktor penunjang dalam pembangunan obyek wisata. Oleh
karena itu pemerintah juga memberikan perhatian dan pembinaan terhadap
masyarakat sekitar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Masyarakat sekitar bisa mendapatkan keuntungan melalui usaha-usaha
yang mereka jalankan. Semakin banyaknya jumlah pengunjung yang datang ke
obyek wisata Goa Tabuhan maka akan sangat berpengaruh dengan penghasilan
masyarakat sekitar yang berdagang di kawasan obyek wisata Goa Tabuhan.
Usaha-usaha yang dijalankan oleh masyarakat sekitar diantaranya ialah berjualan
souvenir-souvenir aneka produk khas Kabupaten Pacitan khususnya batu mulia,
tukang parkir dan tukang poto. Bagi masyarakat yang membuka usaha di sekitar
obyek wisata Goa Tabuhan, dengan semakin banyaknya pengunjung maka akan
membuka kesempatan untuk mendapatkan penghasilan.
D. Peran Dinas Pariwisata Kabupaten Pacitan dalam Mengembangkan
Obyek Wisata Goa Tabuhan
Obyek wisata Goa Tabuhan merupakan milik Pemerintah Daerah
Kabupaten Pacitan, melalui Dinas Pariwisata. Oleh karena itu obyek wisata Goa
Tabuhan dikelola penuh oleh Pemerintah Kabupaten Pacitan.
1. Peran Dinas Pariwisata
Obyek wisata Goa Tabuhan merupakan obyek wisata alam yang
ditemukan di Dukuh Tabuhan, Desa Wareng, Kecamatan Punung, Pacitan.
Berawal adanya penggalian potensi daerah Kabupaten Pacitan yang dilakukan
oleh Bupati, maka akhirnya dipilihlah Goa Tabuhan sebagai wisata alam selain
goa-goa yang lain yang ditemukan di Kabupaten Pacitan. Ketika Bupati sampai di
Kecamatan Punung tepatnya di Desa Wareng, beliau mendapat laporan dari
masyarakat sekitar bahwa di Desa Wareng terdapat goa. Goa alam tersebut
bernama Goa Tabuhan. Goa Tabuhan ini merupakan salah satu kejaiban alam
yang langka dan unik, tidak seperti goa-goa pada umumnya yang hanya
mempunyai keindahan bebatuannya saja. Goa Tabuhan ini terletak di daerah yang
dikenal dengan kawasan perbukitan gamping Pegunungan Seribu di selatan Pulau
Jawa dan mempunyai dinding dari batuan kapur, sehingga akan menimbulkan
stalakmit dan stalaktit yang indah. Goa Tabuhan mempunyai keistimewaan karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
bebatuan stalakmit dan stalaktit bila ditabuh atau dipukul dapat menghasilkan
suara gamelan dengan nada-nada gamelan Jawa atau pentatonik.
Dinas Pariwisata Kabupaten Pacitan melakukan pengelolaan secara serius
terhadap Obyek Wisata Goa Tabuhan. Hal ini terlihat dari sejak pembangunan
tahap pertama sampai pengelolaan dan perkembangannya sampai sekarang tetap
dikelola oleh Dinas Pariwisata. Berikut ini tabel anggaran pengelolaan obyek
wisata Goa Tabuhan dari tahun 2005 sampai 2009.
Tabel Anggaran Pemeliharaan Obyek Wisata Goa Tabuhan
Tahun 2005-2009
No. Tahun Jumlah
Anggaran (Rp.)
Alokasi Anggaran
1. 2005 8.000.000 Biaya sarana dan prasarana
2. 2006 7.800.000 Proyek penyempurnaan prasarana
fisik
3. 2007 20.000.000 Proyek peningkatan fasilitas
4. 2008 25.450.000 Proyek peningkatan fasilitas dan
pemeliharaan
5. 2009 15.550.000 Proyek peningkatan prasarana fisik
Sumber : Obyek Wisata Goa Tabuhan 2010
Dari data diatas kita dapat mengetahui bahwa Pemerintah Daerah
Kabupaten Pacitan banyak memberikan perhatian terhadap obyek wisata Goa
Tabuhan.
2. Promosi Dinas Pariwisata
Untuk melakukan pemasaran obyek wisata Goa Tabuhan, Dinas Pariwisata
Goa Tabuhan melakukan promosi dengan berbagai cara. Cara-cara yang ditempuh
antara lain :
a. Melalui media elektronik, yaitu melakukan promosi lewat radio-radio dan
televisi. (Radio Pacitan : Yaa Radio Gemilang, FM 90,40 Mhz).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
b. Media cetak, dengan membuat brosur, leafflat dan booklet. Selain itu
Obyek wisata Goa Tabuhan juga sering dimuat di dalam majalah atau
tabloid mingguan ataupun Koran harian khususnya cetakan pada hari
Minggu.
c. Pameran potensi wisata yang diselenggarakan pada saat Ulang Tahun atau
hari jadi Kabupaten Pacitan.
d. Atraksi seni, melalui kegiatan tahunan. Hal ini dilakukan pada saat-saat
tertentu misalnya pementasan seni Reog dan jaranan atau kuda lumping.
Pada saat Hari Pendidikan Nasional diadakan Lomba Tari Tingkat
Kabupaten.
e. Kerjasama lintas Provinsi yang dikenal dengan wisata Pawonsari yaitu
Pacitan, Wonogiri, Wonosari. Kerjasama ini sudah dirintis sejak akhir
2009.
f. Pemilihan Putra Putri Kabupaten Pacitan sebagai, Duta Wisata Kabupaten
Pacitan, Jawa Timur.
E. Pengaruh Obyek Wisata Goa Tabuhan terhadap Kehidupan Sosial
Ekonomi Masyarakat Sekitar
Keberadaan obyek wisata Goa Tabuhan di Desa Wareng, ternyata
berpengaruh terhadap perkembangan sosial ekonomi masyarakat sekitar.
Perkembangan obyek wisata Goa Tabuhan juga akan berpengaruh terhadap
masyarakat Desa Wareng. Sarana jalan untuk menuju obyek wisata Goa Tabuhan
juga dibangun dengan bagus. Pembangunan jalan yang baik, berpengaruh bagi
perkembangan ekonomi masyarakat. Dengan lancarnya perekonomian
masyarakat Desa Wareng maka akan berpebgaruh terhadap peningkatan sosial
ekonomi masyarakat sekitar. s
1. Pengaruh Sosial
Dibukanya obyek wisata Goa Tabuhan tentunya akan menambah
pendapatan Daerah Kabupaten Pacitan. Sejak dibukanya obyek wisata ini,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
pemerintah selalu menargetkan pemasukan untuk pertahunnya. Target sebesar 120
juta per tahun selalu terpenuhi, berikut ini penuturan dari Pamuji (wawancara, 9
November 2010) “Kami ditargetkan untuk mampu memberi pemasukan sebesar
120 juta pertahun, jadi target bukan perbulan tapi pertahun, dan selama ini kami
mampu untuk memenuhinya”. Pendapatan dari obyek wisata Goa Tabuhan
merupakan pendapatan asli daerah, sehingga termasuk ke dalam RAPBD
Kabupaten Pacitan. Pemasukan dari obyek wisata Goa Tabuhan kemudian
dipergunakan untuk pembangunan Kabupaten Pacitan. Termasuk diantaranya
adalah untuk membiayai pemeliharaan dan pengembangan obyek wisata Goa
Tabuhan sendiri.
Selain itu dengan dibukanya Goa Tabuhan sebagai obyek wisata, maka
akan sangat membantu masyarakat. Hal ini seperti penuturan Susilo yang
menyatakan bahwa dengan dibukanya obyek wisata Goa Tabuhan sebagai salah
satu obyek wisata goa di Kabupaten Pacitan sangat membantu masyarakat,
terutama dalam hal lapangan pekerjaan. Pada saat obyek wisata ini belum dibuka
dulunya banyak masyarakat yang menganggur, tetapi setelah dibukanya obyek
wisata ini sekarang banyak masyarakat yang sudah mempunyai lapangan
pekerjaan. Misanya ada yang menjadi tukang poto, pemandu wisata, berjualan
aneka macam kerajinan khas daerah setempat, tukang parkir, petugas kebersihan
(wawancara, 9 November 2010).
Adanya lapangan pekerjaan yang didapatkan oleh masyarakat, berarti akan
meningkatkan pendapatan bagi keluarganya. pendapatan tersebut mampu untuk
memenuhi dan membiayai kebutuhan rumah tangganya dan untuk membiayai
sekolah anak-anaknya. Hal ini seperti yang diutarakan oleh salah satu pedagang
kerajinan Batu Mulia Ibu Sutarni (40th) (wawancara, 9 November 2010)
mengatakan “ Penghasilan saya setiap harinya memang tidak seberapa, tetapi saya
bisa membiayai kehidupan sehari-hari dan membiayai sekolah kedua anak saya.
Sebelum bekerja disini, saya hanya buruh tani yang hanya mengandalkan
pendapatan suami saya”.
Pendapatan yang didapat oleh masyarakat selain mampu untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari juga untuk membiayai sekolah sampai kejenjang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
SMA bahkan juga ada yang sampai ke Perguruan Tinggi. Hal itu menjadi suatu
kebanggaan sendiri bagi orang tua yang mampu menyekolahkan anaknya sampai
ke jenjang Perguruan Tinggi. Meningkatnya pendidikan masyarakat berarti
semakin meningkat pula status sosial masyarakat.
Dari uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa dengan
dibukanya Goa Tabuhan sebagai obyek wisata goa mempunyai pengaruh sosial
terhadap masyarakat sekitar. Pengaruh tersebut diantaranya adalah :
a. Mengubah status sosial masyarakat yang tadinya pengangguran menjadi
tidak pengangguran lagi (punya pekerjaan).
b. Membuka peluang usaha bagi masyarakat, yang tadinya tidak mempunyai
usaha akhirnya memiliki usaha sendiri seperti warung makan, toko souvenir,
usaha kerajinan batu mulia, persewaan kamar mandi/WC, dan sebagainya.
c. Meningkatnya pendidikan bagi masyarakat. Adanya pekerjaan bagi
masyarakat, berarti menambah penghasilan orang tua, dengan demikian
anak-anaknya dapat melanjutkan sekolah sampai jenjang yang lebih tinggi.
d. Bisa menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih luas lagi bagi
masyarakat sekitar tentang Goa khususnya tentang latar belakang atau seluk
beluk dari Goa Tabuhan sendiri.
2. Pengaruh Ekonomi
Obyek wisata Goa Tabuhan juga berpengaruh terhadap ekonomi
masyarakat, salah satunya ialah membawa peluang kerja bagi masyarakat sekitar.
Dengan dibukanya peluang usaha tentunya akan membawa pengaruh terhadap
pendapatan masyarakat sekitar yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari dan juga untuk kegiatan sosial dalam masyarakat. Meskipun
penghasilan yang didapat tidak begitu besar tetapi cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari.
Menurut Bapak Susilo, dengan adanya wisatawan yang berkunjung ke
obyek wisata Goa Tabuhan ini maka akan memberikan kesempatan pekerjaan,
terutama adanya warung makan, para pedagang kerajinan. Di samping itu juga
adanya Home Stay (penginapan rumah penduduk bagi para wisatawan) yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
mungkin datangnya malam hari untuk melakukan ritual “ngalab berkah” yang
memungkinkan mereka untuk menginap (wawancara, 9 November 2010).
Pengaruh positif ini juga dirasakan sendiri oleh Bapak Paidi (45 th), yang
mengatakan adanya obyek wisata Goa Tabuhan ini dapat bekerja dengan
membuka usaha kerajinan batu mulia yang dikelolanya sendiri dan hasilnya
djajakan oleh para pedagang disekitar obyek wisata Goa Tabuhan. Selain itu
Bapak Paidi juga membuka sendiri kios yang menjual barang kerajinannya dan
bagi para pengunjung yang berminat melihat cara pembuatannya dapat melihatnya
sendiri. Di samping itu masyarakat menjadi baik dan desa menjadi maju.
Pengunjung ramai terutama pada malam selasa kliwon ataupun jumat kliwon
ataupun bulan Syuro, sehingga dagangannya laris dan pendapatan perhari semakin
meningkat dibanding hari-hari biasa (wawancara, 9 November 2010).
Di kawasan obyek wisata Goa Tabuhan sendiri ada sekitar 4 orang sebagai
tukang parkir. Parkir di sekitar obyek wisata dikelola oleh Dinas Pariwisata
sendiri yang sekaligus dimasukkan ke dalam pendapatan. Pelaksanaan perparkiran
dijalankan oleh masyarakat sekitar. Empat orang petugas parkir tersebut harus
siap setiap saat dan selalu datang setiap hari. Sedangkan pada hari-hari tertentu
atau hari-hari libur sekolah biasanya petugas parkir ditambah jumlahnya. Hal ini
seperti penuturan Bapak Rosyid (wawancara, 9 November 2010) bahwa “Pada
musim-musim ramai seperti hari libur sekolah ataupun libur hari besar atau hari
raya, petugas parkir ditambah jumlahnya, karena kalau tidak ditambah akan
kerepotan karena jumlah kendaraan yang datang meningkat yang datang kesini”.
Ada 1 orang yang bekerja sebagai petugas peron atau penjual karcis.
Pengunjung yang datang ke Goa Tabuhan harus membeli karcis terlebih dahulu
sebelum memasuki goa. Selain itu juga ada beberapa yang bekerja sebagai tukang
foto. Tukang foto di daerah obyek wisata Goa Tabuhan memiliki organisasi.
Organisasi dikelola oleh Dinas Pariwisata. Hal ini dilakukan agr tidak terjadi
persaingan yang tidak sehat. Adanya organisasi maka semua fotografer tertata
dengan rapi dan saling bersaing secara sehat (Obyek Wisata Goa Tabuhan dan
Perkembangannya, 1988:5).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Menurut penuturan dari Mbak Susi (35 th) salah seorang pedagang yang
mengatakan dia sudah berjualan selama kurang lebih 5 tahun. Barang-barang yang
dijajakan antara lain asesoris, bunga, kerajinan khas Pacitan, dan sebagainya.
Barang-barang dagangannya tersebut ada yang diperoleh dari kulakan sendiri dari
Pasar Pacitan kota ataupun dari luar daerah seperti di Pusat Grosir Solo Jawa
Tengah, dan ada pula yang setoran. Pada hari Minggu atau hari libur Nasional
tertentu biasanya banyak pengunjung yang datang, dan bisa menambah
keuntungan rata-rata per hari tidak bisa dihitung karena tidak tentu, (wawancara, 9
November 2010).
Ada juga beberapa orang yang bekerja sebagai persewaan senter.
Mengingat di dalam Goa Tabuhan walaupun sudah ada penerangan listrik tapi
masih terlihat remang-remang dan pengunjung membutuhkan senter untuk
menerangi jalan. Dari pekerjaan sebagai tukang sewa senter sangat lumayan untuk
menambah penghasilan untuk kebutuhan hidup sehari-hari, terang Joko salah satu
tukang sewa senter di obyek wisata Goa Tabuhan (wawancara, 9 November
2010).
Hal serupa juga dikatakan oleh pedagang lain yaitu Heri (16 th). Heri ini
adalah seorang anak dari pedagang bakso yang menempati salah satu kios di
kawasan obyek wisata Goa Tabuhan ini. Pada hari Minggu dia libur sekolah dan
membantu orang tuanya menjual bakso di tempat ini. Keuntungan yang didapat
lumayan banyak karena pada hari tersebut banyak pengunjung yang datang. Heri
mengaku senang dapat membantu orang tuanya berjualan bakso. Dia mempunyai
cita-cita, jika kelak sudah lulus SMA, dia akan melanjutkan usaha yang sudah
dirintis kedua orang tuanya sejak 10 tahun yang lalu, (wawancara, 9 November
2010).
Para penjual atau pedagang ini campuran dari desa-desa tetangga. Pada
umumnya yang mempunyai warung/toko/kios sendiri adalah warga Wareng
sendiri dan yang dari luar desa biasanya dipinggir jalan yang menjajakan barang
dagangannya yang berupa hasil bumi. Terdapat beberapa kios yang dibangun di
areal obyek wisata Goa Tabuhan. Kios-kios tersebut sistemnya sewa dan ada yang
hak milik sendiri. Kios-kios tersebut disewakan kepada para pedagang yang ada di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
obyek wisata Goa Tabuhan. Uang sewa sebesar Rp.25.000,- perbulannya bagi
penduduk Desa Wareng. Sedangkan untuk pedagang yang berasal dari luar desa
uang sewa dipatok dengan biaya Rp.50.000,- pada setiap bulannya.Biasanya yang
menjaga toko atau kios-kios tersebut bukan pemiknya sendiri namun pegawainya
atau anak buahnya. Mereka diberi upah berdasarkan keputusan pemilik kiosnya
sendiri.
Pada bulan-bulan liburan seperti liburan sekolah atau liburan hari raya
pedagang yang berdagang di obyek wisata Goa Tabuhan juga bertambah.
Pedagang diijinkan untuk berjualan di sekitar Goa Tabuhan yang tempat sudah
disediakan oleh Dinas Pariwisata, dengan sistem sewa. Besarnya uang sewa
Rp.20.000,- perbulan bagi penduduk Desa Wareng. Sedangkan bagi penduduk di
luar Desa Wareng Rp.35.000,- perbulan.
Bagi yang tidak mampu menyewa kios-kios yang disediakan, pedagang
bisa menyewa lokasi yang dikapling. Tarif sewanya adalah : untuk penduduk
Desa Siwarak sebesar Rp.1.000,-/m dan untuk pedagang dari luar desa Wareng
sebesar Rp.2.500,-/m. Sewa tempat ini hanya berlaku satu bulan. Sedangkan juga
ada bagi pedagang yang ingin berjualan di pinggir jalan pintu masuk goa hanya
dikenakan biaya karcis retribusi sebesar Rp.1.500,- tiap harinya. Adanya obyek
wisata Goa Tabuhan menambah pendapatan bagi masyarakat, terutama bagi para
pedagang.
Adanya obyek wisata Goa Tabuhan yang bisa mendatangkan banyak
pengunjung, sehingga makin banyak memberikan kesempatan kerja/lapangan
pekerjaan bagi penduduk sekitar Goa Tabuhan khususnya penduduk Desa
Wareng. Selain ada yang membuka usaha kios atau warung, ada juga yang
menjadi tukang ojek. Para pengojek ini statusnya ada yang tetap sebagai pengojek
tetapi ada juga yang hanya merupakan pekerjaan sampingan karena sudah
mempunyai pekerjaan lain seperti petani atau pegawai negeri (guru). Tetapi
pekerjaan sebagai tukang ojek tidak begitu ramai karena banyaknya pengunjung
yang datang ke obyek wisata Goa Tabuhan sudah membawa kendaraan pribadi
sendiri. Mereka hanya mengandalkan peruntungan apabila ada pengunjung yang
tidak membawa kendaraan pribadi sendiri. Perkumpulan tukang ojek ini dibentuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
suatu kepengurusan lengkap dari ketua sampai seksi-seksi yang mereka standby
dijalan raya masuk wilayah kawasan obyek wisata Goa Tabuhan.
Di dalam kawasan obyek wisata Goa Tabuhan ada satu orang yang
dipercaya sebagai juru kunci sekaligus keamanan, hal ini dilakukan oleh Bapak
Susilo. Bapak Susilo bertugas sebagai juru kunci sekaligus keamanan dan beliau
merupakan keturunan ke-4 dari orang yang menemukan Goa Tabuhan ini. Dalam
menjaga keamanan Bapak Susilo dibantu oleh tiga orang temannya. Tugas
keamanan ialah menjaga keamanan di lingkungan obyek wisata Goa Tabuhan.
Bapak Susilo setiap harinya selalu datang ke obyek wisata Goa Tabuhan,
melayani pengunjung yang ingin mengetahui latar belakang atau seluk beluk Goa
Tabuhan. Selain itu Bapak Susilo dan teman-temannya dalam menjaga Goa
Tabuhan setiap hari juga menjaga kemanan di lingkungan sekitar Goa Tabuhan
dan membuat jadwal keliling setiap malamnya. Kegiatan tersebut rutin dilakukan
setiap harinya. Kawasan obyek wisata juga harus dijaga keindahannya, jangan
sampai terusak oleh tangan-tangan jahil manusia yang tidak bertanggungjawab.
Bapak Susilo bekerja siang malam di obyek wisata Goa Tabuhan ini. Berikut
penuturannya : “ Saya sudah terlanjur senang menjalani tugas ini, sebagai juru
kunci yang dipercaya untuk menjaga Goa dan merupakan tradisi turun temurun
dari kakek buyut saya. Selain itu sebagai petugas keamanan saya dibantu dengan
tiga rekan saya, dan kami semua dengan senang hati dan ikhlas menjalankan
pekerjaan ini setiap harinya baik siang ataupun malam”.
Dari pekerjaan yang dilakukan di sekitar obyek wisata Goa Tabuhan
tentunya akan mendapatkan penghasilan. Penghasilan tersebut dapat dipergunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari bagi keluarganya. Jadi, dengan
dibukanya Goa Tabuhan sebagai obyek wisata berpengaruh langsung terhadap
peningkatan ekonomi masyarakat sekitar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Goa Tabuhan terletak di Desa Wareng Kecamatan Punung sebelah barat
Kabupaten Kota Pacitan. Kondisi fisik alamnya sebagian terdiri dari
perbukitan berupa gunung-gunung kecil dan selebihnya merupakan dataran
rendah. Bila ditinjau dari struktur tanah dan jenis tanah terdiri dari Assosiasi
Litosol Mediteran Merah, Aluvial kelabu endapan liat yang di dalamnya
banyak mengandung potensi bahan galian mineral. Pada umumnya daerah ini
mempunyai karakter perbukitan yang menyebar keseluruh wilayahnya dan
karakter alam seperti inilah yang menjadikan Desa Wareng Kecamatan
Punung mempunyai hasil pertanian yang beraneka ragam, diantaranya : padi,
kacang, singkong, melinjo, kelapa, jahe. Hasil pertaniannya sebagian besar
dipasarkan ke wilayah Jawa Tengah. Untuk menunjang perkonomian di sini
dibangun sebuah pasar yang terletak di kota kecamatan yang menjadi jantung
perniagaan seluruh desa-desa di kecamatan Punung. Latar belakang
ditemukannya obyek wisata Goa Tabuhan ini ada dua persepsi, yang pertama
yaitu berdasarkan cerita turun temurun bahwa goa tersebut dijadikan tempat
bertapa para pengawal Pangeran Diponegoro, seperti Sentot Alibasyah
Prawirodirjo. Sentot Alibasyah Prawirodirjo bertapa sekaligus bersembunyi
dari kejaran Belanda. Pangeran Sambernyawa (RM. Said, pendiri
Mangkunegara) di tahun 1700-an juga pernah bersembunyi dan bertapa di sini.
Demikian pula halnya dengan Banteng Wareng yang masih keturunan Sultan
Yogyakarta. Di dalam goa, Sentot Alibasyah Prawirodirjo bertapa, dan di
daerah goa itu sendiri, masyarakatnya juga bergejolak melawan penjajahan
Belanda, maka oleh masyarakat Sentot Alibasyah
62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Prawirodirjo malah dilindungi. Ketika Belanda datang ingin masuk ke dalam
goa, dihalangi oleh masyarakat dengan cara di dalam goa tersebut masyarakat
menggelar suatu seni pertunjukkan gamelan. Belanda tertarik dan ingin
melihat seni pertunjukkan tersebut, setelah selesai melihat pertunjukkan
gamelan, Belanda tidak masuk lebih jauh ke dalam goa, tetapi malah keluar
meninggalkan goa. Sedangkan Sentot Alibasyah Prawirodirjo berhasil
selamat dari kejaran penjajah dan melanjutkan pertapaannya di dalam goa
Tabuhan tersebut. Sedangkan persepsi yang kedua diperolah berdasarkan
cerita masyarakat sekitar bahwa, Goa Tabuhan ditemukan oleh Kyai Santiko
yang kehilangan lembu. Saat ditemukan, ternyata Lembunya berada dalam goa
dan tidak mau keluar lagi karena di dalam goa banyak ditemukan sumber air
dan makanan. Usia Goa Tabuhan diperkirakan mencapai ratusan tahun dan
konon dulu pernah menjadi tempat mula manusia. Hal tersebut terbukti
dengan ditemukannya perkakas rumah tangga. Oleh karena keaslian bebatuan
di dalam goa. Raden Bagus Joko Lelono dan Putri Raden Ayu Mardilah,
masih keturunan Kyai Santiko, membersihkan goa dari belukar. Belakangan
keturunan Raden Bagus Joko yang memiliki darah seni menyebutnya sebagai
Goa Tabuhan karena bebatuan menjulur dari langit-langit ataupun yang
menjulang (stalagmit dan stalaktit), dapat dijadikan alat musik (gamelan).
"Dinamakan Goa Tabuhan karena bebatuan stalagmit ataupun stalaktit bila
ditabuh (dipukul) dapat menghasilkan suara gamelan. Bebatuan hasil bentukan
alam dengan panjang dan tinggi bervariasi antara 1 hingga 50 meter
menghasilkan nada-nada gamelan Jawa ataupun pentatonik.
2. Perkembangan obyek wisata Goa Tabuhan dapat dibedakan ke dalam dua tahap
yaitu tahap pembangunan dan tahap perkembangan. Tahap pembangunan
dimulai sejak tahun 1955, dengan diawali dengan pembebasan tanah di sekitar
obyek wisata Goa Tabuhan. Pada tahun tersebut secara resmi tanah disekitar
obyek wisata Goa Tabuhan menjadi milik Pemerintah Daerah Kabupaten
Pacitan. Pembangunan dilakukan disegala bidang. Bukan hanya pembangunan
fisik saja, tetapi juga pembangunan sarana dan prasarana. Demi kenyamanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
pengunjung dibangun areal parkir, Masjid/Mushola, kios-kios pedagang,
KM/WC umum. Pembangunan Goa Tabuhan dimulai dengan membuat jalan
dari depan goa yang berupa anak tangga sejauh 10 meter menuju mulut goa
dan dari mulut goa masuk ke dalam goa sampai paling ujung goa. Jalan
tersebut dibuat dengan menggunakan cor pengeras dari semen yang dicampur
dengan kerikil dan pasir. Selain itu juga dibuat penerangan di dalam goa.
Dilakukan dengan memasang beberapa lampu yang cukup terang.
Pembangunan terus menerus dilakukan sampai tahun 2000. Terjadi
peningkatan pembangunan yang baik dari pemerintah daerah. Pengembangan
obyek wisata Goa Tabuhan dilakukan dengan penambahan, perawatan,
pemeliharaan dan perbaikan sarana dan prasarana. Pada tahun 2005 pihak
Dinas Pariwisata melakukan pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana yang
telah ada. Tahun 2006 melakukan perbaikan dan penyempurnaan secara fisik
yang meliputi : memperbaiki jalan menuju goa, menambah sarana transportasi
dan juga menambah kios-kios baru untuk para pedagang. Tahun 2007
anggaran difokuskan pada proyek peningkatan fasilitas obyek wisata dan di
tahun 2007 ini adalah tahun dimana ditetapkan sebagai tahun terbanyak
jumlah pengunjung yang datang ke obyek wisata Goa Tabuhan ini, yakni
mencapai 26.600 pengunjung. Pada tahun 2008 pengembangan masih terfokus
pada operasional pemeliharaan obyek wisata Goa Tabuhan, tetapi pada tahun
ini jumlah pengunjung yang datang menurun drastis karena Tsunami di Aceh
dan gempa di DIY. Tetapi ada juga hal menarik pada tahun 2008 ini yakni
adanya penelitian dari Prancis dan berhasil menemukan kerangka manusia dan
hewan purba pada jamannya. Tahun 2009 pengembangan pembangunan
sarana Goa Tabuhan ditingkatkan dengan melebarkan jalan utama menuju
goa.
3. Peran Dinas Pariwisata Kabupaten Pacitan dalam mengembangkan obyek
wisata Goa Tabuhan diantaranya melakukan pengelolaan dan promosi. Obyek
wisata Goa Tabuhan merupakan milik Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan,
maka dari itu obyek wisata Goa Tabuhan ini dikelola sepenuhnya oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan. Untuk melakukan pemasaran dengan
cara promosi melalui media cetak ataupun elektronik. Media cetak yang
berupa Koran harian Kabupaten Pacitan dan media elektronik misalnya Yaa
Radio Gemilang, FM 90,40 Mhz. Selain itu juga melalui pameran potensi
wisata, atraksi seni misal pementasan seni Reog dan jaranan atau kuda
lumping, Kerjasama lintas provinsi yang dikenal dengan wisata Pawonsari,
dan juga pemilihan Putra Putri Wisata Pacitan yang diadakan setiap tahunnya.
4. Obyek wisata Goa Tabuhan juga sangat berpengaruh terhadap bidang sosial,
yakni mengubah status sosial masyarakat yang tadinya pengangguran menjadi
tidak pengangguran, membuka peluang usaha bagi masyarakat, dan
meningkatnya pendidikan bagi masyarakat. Pengaruh ekonomi masyarakat
salah satunya adalah membawa peluang kerja bagi masyarakat sekitar. Banyak
tenaga kerja di Goa Tabuhan yang berasal dari masyarakat sekitar. Ada yang
bekerja sebagai tukang parkir, penjaga karcis, petugas kebersihan, tukang foto
dan beberapa orang sebagai pedagang dan menempati kios-kios di lokasi Goa
Tabuhan. Selain itu juga seorang yang bekerja sebagai juru kunci dan
sekaligus petugas keamanan dan dibantu 3 orang rekannya yang masih
keturunan dari penemu Goa Tabuhan.
B. Implikasi
Mulai diterapkannya kebijakan pemerintah Otonomi Daerah, membuat
daerah tidak begitu banyak bisa berharap dari Pemerintah Pusat, oleh karena itu
harus berusaha mandiri. Kemandirian bisa diperoleh dengan cara menggali
potensi daerah untuk dijadikan sebagai sumber pendapatan daerah. Potensi-
potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam harus dikelola dengan baik
agar mampu membawa kemakmuran bagi masyarakat banyak. Pembangunan
sumber daya manusia bisa dilakukan dengan meningkatkan kualitas penduduk
melalui peningkatan pendidikan, penghasilan dan kesehatan. Pembangunan
sumber daya alam salah satunya ialah pengembangan wisata alam, seperti
pembangunan obyek wisata Goa Tabuhan. Pariwisata bisa dijadikan sebagai salah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
satu produk unggulan yang bisa dikembangkan untuk menambah pendapatan
daerah.
Pada masa sekarang ini pengembangan pariwisata mempunyai peluang
yang besar untuk dijadikan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah.
Pemerintah Kabupaten Pacitan tentunya menyadari bahwa pariwisata bisa
dijadikan salah satu sumber pendapatan daerah. Pariwisata bila dikembangkan dan
dikelola dengan baik dan profesional tentunya bisa menjadi salah satu produk
unggulan bagi pemerintah daerah.
Kepala Dinas Pariwisata bertanggungjawab terhadap pengelolaan dan
pembinaan terhadap obyek wisata di Kabupaten Pacitan. Pembinaan dilakukan
terhadap obyek wisata yang dikelola oleh swasta, sedangkan pengelolaan
dilakukan terhadap obyek wisata yang dikelola oleh Pemerintah Daerah sendiri.
Pembinaan ditujukan agar obyek wisata tersebut dapat berkembang sesuai dengan
yang diharapkan, termasuk ikut mempromosikannya. Pengelolaan terhadap obyek
wisata milik Pemerintah Daerah harus dilakukan dengan penuh tanggungjawab.
Seperti terhadap pengelolaan obyek wisata Goa Tabuhan, juga harus dilakukan
secara profesional dan sungguh-sungguh.
Sebuah obyek wisata yang berada di suatu wilayah tertentu, tentu akan
berpengaruh terhadap penduduk atau masyarakat sekitar. Pengaruh tersebut bisa
pengaruh yang baik dan pengaruh yang kurang baik. Masyarakat sekitar harus
mampu mencari peluang untuk kepentingan masyarakat demi menuju perbaikkan
yang lebih baik. Adanya obyek wisata di suatu daerah tentunya membuka peluang
usaha bagi masyarakat sekitar.
C. Saran
1. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pacitan
Diharapkan lebih meningkatkan pembinaan terhadap pengelolaan obyek
wisata, agar kinerja dan tanggungjawabnya dalam mengelola obyek wisata.
Selain itu juga menambah sarana dan prasarana seperti membuka tempat pijat
refleksi bagi pengunjung yang berasal dari luar kota dan menambah sarana
penginapan di sekitar obyek wisata Goa Tabuhan sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
2. Pengelola Obyek Wisata Goa Tabuhan
Diharapkan dapat menjalin kerjasama yang baik dengan pemerintah daerah
yang berkaitan dengan kegiatan promosi, pengembangan dan pengamanan
obyek wisata Goa Tabuhan agar bisa menambah ketertarikan para wisatawan.
3. Masyarakat Sekitar
• Diharapkan bagi masyarakat sekitar untuk berani memperlebar usaha
kerajinan souvenir batu mulia. Karena para wisatawan yang datang ke
suatu obyek wisata selain dengan tujuan untuk mengunjungi dan
menikmati keindahan obyek wisata juga akan membeli souvenir
sebagai kenang-kenangan. Hal ini secara tidak langsung juga ikut
mempromosikan obyek wisata Goa Tabuhan dan pengunjung juga
akan lebih terkesan dengan hasil kerajinan masyarakat Kabupaten
Pacitan.