skripsi - repository.stitradenwijaya.ac.idrepository.stitradenwijaya.ac.id/112/1/skripsi b hj eva...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH SHOLAT DHUHA TERHADAP KARAKTER
BAIK SISWA KELAS VIII MTs. SABILUL MUTTAQIN
PUNGGING KABUPATEN MOJOKERTO
SKRIPSI
Oleh :
Eva Chadijah
NIM : 2015240481
NIMKO : 2015.4.024.0001.1.004217
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
RADEN WIJAYA MOJOKERTO
2019
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Usulan Penelitian Oleh;
NAMA : EVA CHADIJAH
NIM : 2015240481
NIMKO : 2015.4.024.0001.1.004217
Judul : PENGARUH SHOLAT DHUHA TERHADAP KARAKTER
BAIK SISWA KELAS VIII MTs SABILUL MUTTAQIN PUNGGING
KABUPATEN MOJOKERTO
Ini telah disetujui dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diseminarkan.
Pembimbing II,
Musta’in, M.Pd.I.
NIP./NIDN./NIY
Mojokerto,…………………………….
Pembimbing I,
Drs. Hariris Nurcahyo, M.Si.
NIP./NIDN./NIY
iii
SURAT PERNYATAAN KEORSINILAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : EVA CHADIJAH
Tempat Tanggal Lahir : Mojokerto, 06 Juli 1964
NIM : 2015240481
NIMKO : 2015.4.024.0001.1.004217
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Alamat : Desa Lebaksono Kec. Pungging Kab. Mojokerto
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa :
(1) Skripsi yang diujikan ini benar-benar hasil karya saya sendiri (tidak
didasarkan pada data palsu dan/atau hasil plagiasi/jiplakan atau autuplagiasi)
(2) Apabila pada kemudian hari terbukti bahwa saya tidak benar, saya akan
menanggung resiko dan siap diperkarakan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan yang saya buat dengan sebenar-benarnya.
Mojokerto, …………………….
Yang Menyatakan,
Materai
Rp. 6000
EVA CHADIJAH
NIM. 2015240481
iv
MOTTO
ا م م م ن ل س م ة ى ع د ى ب ع د ي
ي ل ا إ ه ي ف س
و م ث
ل
ي ط
ع ر ت ح إ م
ا ل
ع أ
الل اه ط
ب د ح ا إ ه
ي ث
ل ماإ ث ا أ ن
ت ع
ل ج ى ع د ه ل
ماإ و ه ت
ا أ ي ن د
ه ر خ
ف ه ا ل
ي ال ة ر خ
ا ماإ و
أ ص ي ن
ر
م ه ن ع ف ن الس م ء ى اه ل ث
.
ا إ ى ال
ذ
ا ه
ث ك ر
ال .
لله : ا
أ ك ث ر
“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do‟a kepada Allah selama tidak
mengandung dosa dan memutuskan silaturraim (antar kerabat, pen) melainkan
Allah akan memberi padanya tiga hal : 1) Allah akan segera mengabulkan
do‟anya, 2) Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelask, dan 3) Allah
akan menghidnarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas
mengatakan “kalau begitu kami akan memperbanyak berdo‟a.” Nabi SAW lantas
berkata : “Allah akan memperbanyak mengabulkan do‟a-do‟a kalian.” (HR.
Ahmad 3/18, dari Abu Sa’id Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa
sanatnya jayyid).
م ن ي م ل س
أ ل
ي الل ض غ ع ب
ي ل ه
“Barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah,maka Allah murka kepadanya.”
(HR. TirmidziNo. 3373.Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
v
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini penulis persembahkan kepada :
1. Kedua orang tuaku (alm) dan ketiga anakku yang sangat saya cinta-sayangi
yang senantiasa mengiringi langkahku dengna segala daya dan do’a.
2. Guru-guruku yang sangat saya hormati yang senantiasa memotivasi dengan
segala daya dan do’a. Semoga Allah membalasnya dengan yang lebih baik.
3. Semua keluargaku yang sangat saya cintai dan saya hormati. Semoga Allah
senantiasa memberkahi semuanya.
4. Semua Guru, Dosen, dan Pembimbingku yang sangat saya hormati dan saya
ta’ati semua pituturnya. Semoga ilmu yang disampaikan menjadi ilmu yang
bermanfaat dan barokah di dunia dan akhirat. Amin.
Karya ini penulis bingkiskan untuk :
1. Teman-teman terbaikku Pendidikan Agama Islam di STIT Raden Wijaya
Mojokerto, terimaksaih atas semua motivasinya.
2. Sahabat-sahabatku dan saudara-saudaraku tercinta, terima kasih atas segala
semangat dan kebersamaan yang telah kalian berikan.
3. Kedua orang tuaku yang sudah tenang di sisi Allah SWT semuanya yang
sangat saya cinta-sayangi yang selalu menemani dan tidak pernah lelah
memberikan semangat dan dukungan.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillh, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SAW atas
segala limpahan nikmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi ini ditulis untuk memenihi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Islam di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raden Wijaya
Mojokerto.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pembimbing utama dan
pembimbing pandamping yang telah memberikan arahan, bimbingan, serta
dorongan yang sangat bermanfaat dalam penulisan ini. Disamping itu Kami
menyadari bahwa penulisan skripsi ini juga tidak lepas dari arahan, bimbingan,
dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Dr. H. M. Fatih, M.Fil.I, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah
Raden Wijaya Mojokerto.
2. H. Anas Amin Alamsyah, M.Ag, selaku Ketua Program Studi Jurusan
Pendidikan Agama Silam Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raden Wijaya
Mojokerto.
3. Drs.H. Hariris Nurcahyo, M.Si, selaku Pembimbing I Skripsi yang telah
berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
vii
4. Musta’in, M.Pd.I. serta selaku Pembimbing II Skripsi yang telah berkenan
meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk memberikan bimbingan
dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Segenap Dosen Pengajar di lingkungan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raden Wijaya Mojokerto.
6. Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan di MTs. Sabilul Muttaqin Pungging
Kabupaten Mojokerto yang telah memberikan dukungan serta bantuannya
dalam proses pengumpulan data penelitian.
7. Kedua orang tuaku tercinta, atas segala limpahan kasih sayang dan cinta
yang tak pernah putus atas segala dukungannya.
8. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah
Tinggi Ilmu Tarbiyah Raden Wijaya Mojokerto yang telah membangun
kebersamaan sejak awal perkuliahan sampai selesainya penulisan skripsi
ini. Serta kepada pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
menaruh perhatian serta memberikan bantuan dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
viii
Penulis mengakui bahwa tulisan ini sangatlah jauh dari sempurna.
Menyadari akan keterbatasan dan kekurangannya, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang konstruktif dari pembaca. Semoga segala amal baik dari semua
pihak dalam berbagai bentuk yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini
mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Amin.
Mojokerto, April 2019
Penyusun
EVA CHADIJAH
NIM : 2015240481
ix
ABSTRAK
Eva Chadijah (2019), Pengaruh Sholat Dhuha Terhadap Karakter Baik
Siswa Kelas VIII MTs Sabilul Muttaqin Pungging Kabupaten
Mojokerto.
Tujuan peneltian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sholat dhuha
terhadap karakter baik siswa kelas VIII MTs Sabilul Muttaqin Pungging
Kabupaten Mojokerto.
Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas VIII MTs. Sabilul Muttaqin Pungging Kabupaten Mojokerto yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler sholat dhuha setiap hari sebelum kegiatan belajar
mengajar dimulai.
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif. Pengumpulan
data yang dilakukan dengan metode observasi dan wawancara. Analisis data yang
digunakan adalah dengan menggunakan rumus korelasi product moment karena
penelitian ini termasuk jenis korelasional.
Berdasarkan penelitian ini, maka akan diperoleh gambaran tentang
pelaskanaan sholat dhuha sholat dhuha serta pengaruh sholat dhuha terhadap
karakter baik siswa kelas VIII MTs Sabilul Muttaqin Pungging Kabupaten
Mojokerto
Kata kunci : sholat dhuha, karakter baik.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ………………………………………………….. i
HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………….. ii
SURAT PERNYATAAN KEORSINILAN SKRIPSI …………………. iii
MOTTO ……………………….………………………………………… iv
PERSEMBAHAN…………………………………………………………. v
KATA PENGANTAR ………………………………………………… vi
ABSTRAK ……………………………………………………………… ix
DAFTAR ISI …………………………………………………………….. x
BAB I : PENDAHULAN ……………………………………………….. 1
A. Latar Belakang ………………………………………………. 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah ……………………………. 3
C. Rumusan Masalah ………………………………………….. 4
D. Tujuan Penelitian …………………………………………… 5
E. Manfaat Penelitian …………………………………………… 5
F. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan …………………… 6
BAB II : KAJUAN PUSTAKA ……………………………………….. 12
A. Sholat Dhuha ……………………………………………….. 12
1. Definisi Sholat Dhuha …………………………………… 12
2. Dasar Hukum Sholat Dhuha …………………………….. 13
3. Bilangan Rakaat dalam Shalat Dhuha …………………… 15
xi
4. Tata Cara Shalat Dhuha ………………………………….. 16
5. Keutamaan Shalat Dhuha …………………………………. 18
6. Manfaat Sholat Dhuha ………………………………….. 22
B. Karakter Baik ………………………………………………... 24
1. Definisi Karakter Baik ………………………………….. 24
2. Pertumbuhan Karakter Anak/Peserta Didik …………….. 26
3. Ciri-Ciri Karakter Baik …………………………………… 29
4. Fungsi dan Tujuan Karakter Baik ……………………….. 34
5. Cara Menumbuhkan Karakter Baik Siswa Melalui Sholat
Dhuha …………………………………………………… 35
C. Hipotesis ………..…………………………………………... 38
BAB III : METODE PENELITIAN …………………………………….. 40
A. Jenis dan Rancangan Penelitian …………………………….. 40
B. Populasi dan Sampel ………………………………………. 43
C. Variabel dan Definisi Operasional …………………………. 45
D. Teknik Pengumpulan Data …………………………………. 47
E. Instrumen Penelitian ………………………………………… 49
F. Teknik Analisis Data …....………………………………….. 49
BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN ... 52
A. Gambaran Umum Penelitian …………………………….. 52
1. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Tsanawiyah …….. 52
2. Letak Geografis Madrasah Tsanawiyah …………………. 54
3. Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah ……………. 54
xii
4. Visi dan Misi Madrasah Tsanawiyah …………………… 55
5. Keadaan Guru dan Karyawan ………………………….. 56
6. Keadaan Siswa Madrasah Tsanawiyah …………………. 58
7. Keadaan Sarana dan Prasarana Madrasah Tsanawiyah …. 58
B. Penyajian Data ……………………………………………. 60
C. Analisis Data ………………………………………………. 70
BAB V : PENUTUP ………………………………………………….. 75
A. Kesimpulan ………………………….…………………….. 75
B. Saran ………………………………………………………. 76
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 78
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut di atas hendaknya ditempatkan
kebijaksanaan umum pembangunan di bidang pendidikan yang antara lain
menekankan kepada ditemukannya upaya-upaya yang menanggulangi dampak
negatif dari kemerosotan moral, sedangkan pembangunan keagamaan juga
dituntut untuk mengimbangi dan mengadaptasi proses pendidikan melalui
pemikiran-pemikiran ilmiah dengan cara menghayati dan mengamalkan ajaran
agama.
Pengamalan ajaran agama dalam hal ini dapat dilakukan dengan
mensosialisasikan shalat dengan berjamaah di lingkungan sekolah, dengan
penerapan shalat, khususnya shalat dhuha dalam lingkungan sekolah
diharapkan dapat memberikan dorongan/motivasi untuk memperbaiki
pendidikan di Indonesia. Maka dari sini, Allport mempunyai pemikiran bahwa
agama merupakan ciri kepribadian yang berfungsi otomatis, yaitu memiliki
kekuatan motivasi tersendiri.
Kegiatan shalat dhuha di lingkungan sekolah diharapkan dapat
memberikan dorongan dan motivasi untuk menumbuhkan karakter yang baik
bagi siswa serta melatih siswa agar terbiasa dengan pengamalan ajaran agama
islam dengan istiqomah tanpa adanya dorongan dari siapapun yang murni dari
kemauan mereka sendiri khususnya setelah mereka lulus, yaitu dengan
menjadikan sebuah teori pelajaran ke dalam bentuk praktek keseharian dengan
memasukkan sholat dhuha ke dalam program rutin sekolah yang diwajibkan
2
bagi seluruh siswa, di mana mereka dilatih dan didik untuk mengembangkan
skill dan mental mereka ke arah yang lebih baik, sehingga lembaga pendidikan
dapat menciptakan out-put yang unggul dan tangguh, yang tidak hanya
mengandalkan teori-teori dalam belajarnya tetapi juga berpengalaman dalam
bidangnya untuk menghadapi arus modernisasi. Dan hal ini sudah mulai
dijalankan oleh lembaga-lembaga pendidikan khususnya yang berbasis
pondok pesantren.
Dunia pendidikan saat ini, para guru sering dihadapkan dengan berbagai
masalah-masalah yang timbul pada peserta didik khususnya masalah karakter
baik siswa yang semakin hari semakin menurun, misalnya banyak siswa yang
berani kepada guru maupun orang tua baik perkataan maupun perbuatan,
banyak siswa yang tidak disiplin serta semangat belajar yang kian menurun,
hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan sekitar mereka. Cara yang paling
efektif untuk mengatasi masalah-masalah tersebut adalah melalui pendidikan
karakter. Oleh karena itulah, dari pendidikan karakter ini mendorong peneliti
untuk mengetahui adakah pengaruh sholat dhuha terhadap karakter baik siswa
di Madrasah Tsanawiyah Sabilul Muttaqin Pungging Kabupaten Mojokerto.
Dan mengenai pemilihan Lembaga Pendidikan Islam Madrasah Tsanawiyah
Sabilul Muttaqin Pungging Kabupaten Mojokerto sebagai obyek penelitian,
dikarenakan lembaga tersebut telah melaksanakan program sholat dhuha
dalam lingkungan pendidikannya, sehingga hal ini menggugah hati untuk
mengadakan penelitian dan membuat sebuah karya ilmiyah skripsi dengan
judul “Pengaruh Sholat Dhuha terhadap Karakter Baik Siswa Kelas VIII MTs.
Sabilul Muttaqin Pungging Kabupaten Mojokerto.
Pengaruh shalat khususnya shalat dhuha yang dikerjakan secara rutin
akan membawa pengaruh terhadap kecerdasan spiritual dan kepribadian yang
dimiliki oleh anak didik. Singgih D. Gunarsa mengemukakan bahwa
kehidupan pada masa anak dengan berbagai pengaruhnya adalah masa
3
kehidupan yang sangat penting khususnya berkaitan dengan diterimanya
perangsangan (stimulasi) dan perlakuan dari lingkungan hidupnya.1
Lembaga Pendidikan Islam (Yayasan Pondok Pesantren) Madrasah
Tsanawiyah Sabilul Muttaqin Pungging telah mencoba mengambil langkah
antisipasi dan memberikan alternatif solusi terhadap problem-problem
pendidikan khususnya dalam hal karakter baik siswa yang semakin hari
semakin menurun.
Mengenai pemilihan Lembaga Pendidikan Islam Madrasah Tsanawiyah
Sabilul Muttaqin Pungging sebagai obyek penelitian, dikarenakan lembaga
tersebut telah melaksanakan program sholat dhuha dalam lingkungan
pendidikannya, sehingga hal ini menggugah hati untuk mengadakan penelitian
dan membuat sebuah karya ilmiyah skripsi dengan judul “Pengaruh Sholat
Dhuha terhadap Karakter Baik Siswa Kelas VIII MTs. Sabilul Muttaqin
Pungging Kabupaten Mojokerto”.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
a. Identifikasi Masalah
Pembentukan karakter baik siswa pada dasarnya dipengaruhi oleh
banyak faktor yang saling berkaitan baik berasal dari dalam siswa
(internal) maupun dari luar siswa (eksternal). Sholat dhuha juga menjadi
salah satu pengaruh dari karakter baik siswa. Pada dasarnya tidak ada
faktor tunggal yang menentukan pembentukan karakter baik siswa.
Beberapa masalah yang berkaitan penelitian ini dapat diidentifikasikan
sebagai berikut:
1. Kegiatan pembelajaran di sekolah baik pembelajaran kulikuler maupun
ekstra kulikuler masih belum dilaksanakan dengan maksimal;
2. Faktor lingkungan siswa, baik lingkungan keluarga maupun
masyarakat, yang berbeda-beda.
1 S.C. Utami Munandar, Bunga Rampai Psikologi Perkembangan Pribadi,
(Jakarta, Gunung Agung, 2001) hal. 127-128.
4
3. Penerapan shalat dhuha siswa kelas VIII MTs. Sabilul Muttaqin
Pungging Kabupaten Mojokerto belum dapat dilaksanakan dengan
baik, tertib, dan merata.
b. Batasan Masalah
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Sholat Dhuha terhadap Karakter
Baik Siswa Kelas VIII MTs Sabilul Muttaqin Pungging Kabupaten
Mojokerto” penulis batasi sebagai barikut :
1. Sholat dhuha yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan
ekstra kurikuler di MTs. Sabilul Muttaqin;
2. Siswa MTs. Sabilul Muttaqin yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah siswa kelas VIII MTs. Sabilul Muttaqin;
3. Karakter baik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah karakter baik
siswa Kelas VIII MTs. Sabilul Muttaqin Pungging Kabupaten
Mojokerto.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah, maka timbul
beberapa permasalahan yang dapat dikemukakan antara lain sebagai
berikut:
1. Bagaimana penerapan shalat dhuha siswa kelas VIII MTs. Sabilul
Muttaqin Pungging Kabupaten Mojokerto?
2. Bagaimana karakter baik siswa Kelas VIII MTs. Sabilul Muttaqin
Pungging Kabupaten Mojokerto?
3. Bagaimana pengaruh sholat dhuha terhadap karakter baik siswa kelas
VIII MTs. Sabilul Muttaqin Pungging Kabupaten Mojokerto?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini yang dapat dikemukakan antara lain sebagai berikut:
5
1. Untuk mengetahui penerapan shalat dhuha siswa kelas VIII MTs.
Sabilul Muttaqin Pungging Kabupaten Mojokerto?
2. Untuk mengetahui karakter baik siswa Kelas VIII MTs. Sabilul
Muttaqin Pungging Kabupaten Mojokerto?
3. Untuk mengetahui pengaruh sholat dhuha terhadap karakter baik siswa
kelas VIII MTs. Sabilul Muttaqin Pungging Kabupaten Mojokerto?
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan, serta bahan
dalam dunia pendidikan agama islam, terutama terkait pengamalan sholat
dhuha serta pembentukan karakter baik siswa, serta dapat dijadikan bahan
perbandingan untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Bagi guru, sebagai upaya untuk menumbuhkan karakter baik
siswa melalui pengamalan sholat dhuha dan meningkatkan kemampuan
guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai tenaga
pendidik di sekolah.
Bagi sekolah, sebagai tolak ukur untuk mengetahui sejauh mana
perkembangan karakter baik siswa setelah diterapkannya pembiasaan
sholat dhuha sebelum proses belajar mengajar dilaksanakan.
Bagi penulis yang mengadakan penelitian sejenis, hasil penelitian
dapat digunakan untuk menambah wawasan tentang karakter baik siswa
melalui pelaksanaan sholat dhuha di sekolah.
Bagi perguruan tinggi, untuk menambah perbendaharaan
perpustakaan khususnya di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raden Wijaya
Mojokerto dan dapat digunakan sebagai referensi bagi yang ingin
mengembangkan skripsi di atas.
F. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan
1. Berkaitan dengan Variabel X : Sholat Dhuha
6
A. Penelitian oleh Khoirul Anwar tahun 2011 dengan judul :
PENGARUH IMPLEMENTASI SHALAT DHUHA TERHADAP
KECERDASAN SPIRITUAL SISWA MA SUNAN GUNUNG JATI
GESING KISMANTORO WONOGIRI
a) Tujuan :
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
implementasi sholat dhuha terhadap kecerdasan spiritual siswa2
b) Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah diuraikan
mengenai pendekatan dan kajian penelitian, tempat dan waktu
penelitian, penentuan informan penelitian, teknik pengumpulan
data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data3
c) Kesimpulan
Hasil penelitian atau kesimpulan dari peneltian ini adalah
mengetahui pengaruh implementasi shalat dhuha terhadap
kecerdasan spiritual siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing
Kismantoro Wonogiri.4
B. Penelitian oleh Aprilyani tahun 2016 dengan judul : DAMPAK
PELAKSANAAN SHALAT DHUHA TERHADAP EMOTIONAL
QUOTIENT SISWA KELAS V DI YAYASAN MASTAL
MUSAMMID SD AR-RAUDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN
PELAJARAN 2016/2017
a) Tujuan :
2Khoirul Anwar, Skripsi: "Pengaruh Implementasi Shalat Dhuha terhadap
Kecerdasan Spiritual Siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri"
(Semarang: Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, 2011),
hal. 4. 3Ibid, hal. 32.
4Ibid, hal. 53.
7
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak
pelaksanaan sholat dhuha terhadap emotional question siswa5
b) Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah diuraikan
mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi
dan sampel penelitian6
variabel dan indikator penelitian, pengumpulan data penelitian,
analisis data penelitian
c) Kesimpulan
Hasil penelitian atau kesimpulan dari peneltian ini adalah
mengetahui dampak pelaksanaan shalat dhuha terhadap emotional
quotient siswa kelas V di Yayasan Mastal Musammid SD Ar-
Raudah Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017.7
C. Penelitian oleh Ari Rubiyanti Ulfah tahun 2015 dengan judul :
PEMBIASAAN SHALAT DHUHA PADA SISWA DI SMA NEGERI
AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS.
a) Tujuan :
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pembiasaan sholat
dhuha pada siswa8
b) Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah diuraikan
mengenai desain penelitian, fokus penelitian, data dan sumber data,
5Aprilyani, Skripsi: "Dampak Pelaksanaan Shalat Dhuha terhadap Emotional
Quotient Siswa Kelas V di Yayasan Mastal Musammid SD Ar-Raudah Bandar Lampung
Tahun Pelajaran 2016/2017" (Lampung: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2017), hal. 12. 6 Ibid, hal. 44.
7 Ibid, hal. 73.
8 Moh. Soleh, Skripsi: "Pembiasaan Shalat Dhuha Pada Siswa di SMA Negeri
Ajibarang Kabupaten Banyumas" (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013), hal. 8.
8
prosedur pengumpulan data, tahap penelitian, pengecekan
keabsahan data, kerangka berfikir, dan metode pengolahan data.9
c) Kesimpulan
Hasil penelitian atau kesimpulan dari peneltian ini adalah
mengetahui pembiasaan shalat dhuha pada siswa di SMA Negeri
Ajibarang Kabupaten Banyumas.10
2. Berkaitan dengan Variabel Y : Karakter Baik
a. Penelitian oleh Desy Triwulandari tahun 2015 dengan judul
PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM
MENINGKATKAN AKHLAK DI HOMESCHOOLING GROUP SD
KHOIRU UMMAH 20 MALANG.
a) Tujuan :
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan
pendidikan karakter dalam meningkatkan akhlak.11
b) Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah diuraikan
mengenai observasi, dokumentasi dan angket.12
c) Analisis
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisis kualitatif.13
d) Kesimpulan
Hasil penelitian atau kesimpulan dari peneltian ini adalah untuk
mengetahui penerapan pendidikan karakter dalam meningkatkan
akhlak di Homeschooling Group SD Khoiru Ummah 20 Malang.14
9 Ibid, hal. 25.
10 Ibid, hal. 81.
11Desy Triwulandari, Skripsi: "Penerapan Pendidikan Karakter dalam
Meningkatkan Akhlak di Homeschooling Group SD Khoiru Ummah Malang" (Malang:
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang, 2015), hal. 7. 12
Ibid, hal. 40. 13
Ibid, hal. 47. 14
Ibid, hal. 109.
9
b. Penelitian oleh Ika Pujiastutia Ningsih tahun 2014 dengan judul
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI MAN GODEAN
YOGYAKARTA.
a) Tujuan :
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi
pendidikan karakter dalam pembelajaran Bahasa Indonesia15
b) Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah diuraikan
mengenai observasi, dokumentasi dan angket.16
c) Analisis
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisis kualitatif.17
d) Kesimpulan
Hasil penelitian atau kesimpulan dari peneltian ini adalah untuk
mengetahui implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia di MAN Godean Yogyakarta.18
c. Penelitian oleh Miftakhul Huda tahun 2014 dengan judul MODEL
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM RANGKA PENINGKATAN
SIKAP DISIPLIN PADA SISWA-SISWA KELAS VII MTS NEGERI
SAMPUNG PONOROGO.
a) Tujuan :
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui model pendidikan
karakter dalam rangka peningkatan sikap disiplin.19
15
Ika Puji Astutia Ningsih, Skripsi: "Implementasi Pendidikan Karakter dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia di MAN Godean Yogyakarta" (Yogyakarta: Fakultas
Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta, 2014), hal. 6. 16
Ibid, hal. 24. 17
Ibid, hal. 30. 18
Ibid, hal. 78.
10
b) Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah diuraikan
mengenai observasi, dokumentasi dan angket.20
c) Analisis
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisis kualitatif.
d) Kesimpulan
Hasil penelitian atau kesimpulan dari peneltian ini adalah untuk
mengetahui model pendidikan karakter dalam rangka peningkatan
sikap disiplin pada siswa-siswa kelas VII MTs Negeri Sampung
Ponorogo.21
3. Analisis Persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian
terdahulu
a. Persamaan Penelitian
a) Penelitian oleh Khoirul Anwar (2011), Aprilyani (2016), dan Ari
Rubiyanti Ulfah (2015) dengan penelitian yang sekarang sama-
sama meneliti sholat dhuha.
b) Penelitian oleh Desy Triwulandari (2015), Ika Pujiastutia Ningsih
(2014), dan Miftakhul Huda (2014) dengan penelitian yang
sekarang sama-sama meneliti karakter.
b. Perbedaan Peletian
a) Variabel X
Jika penelitian oleh Khoirul Anwar tahun 2011 meneliti
Pengaruh Implementasi Shalat Dhuha terhadap Kecerdasan
Spiritual Siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro
19
Miftakhul Huda, Skripsi: "Model Pendidikan Karakter dalam Rangka
Peningkatan Sikap Disiplin pada Siswa-Siswa Kelas VII MTs Negeri Sampung
Ponorogo" (Ponorogo: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Ponorogo, 2014), hal. 8. 20
Ibid, hal. 35. 21
Ibid, hal. 69.
11
Wonogiri, penelitian oleh Aprilyani tahun 2016 meneliti tentang
Dampak Pelaksanaan Shalat Dhuha terhadap Emotional Quotient
Siswa Kelas V di Yayasan Mastal Musammid SD Ar-Raudah
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017, dan penelitian oleh
Ari Rubiyanti Ulfah tahun 2015 meneliti Pembiasaan Shalat Dhuha
Pada Siswa di SMA Negeri Ajibarang Kabupaten Banyumas.
Sedangkan penelitian sekarang meneliti tentang Pengaruh Sholat
Dhuha terhadap Karakter Baik Siswa Kelas VIII MTs. Sabilul
Muttaqin Pungging Kabupaten Mojokerto.
b) Variabel Y
Jika penelitian oleh Desy Triwulandari tahun 2015 meneliti
Penerapan Pendidikan Karakter dalam Meningkatkan Akhlak di
Homeschooling Group SD Khoiru Ummah 20 Malang, penelitian
oleh Ika Pujiastutia Ningsih tahun 2014 meneliti tentang
Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia di MAN Godean Yogyakarta, dan penelitian oleh
Miftakhul Huda tahun 2014 meneliti tentang Model Pendidikan
Karakter dalam Rangka Peningkatan Sikap Disiplin Pada Siswa-
Siswa Kelas VII MTs Negeri Sampung Ponorogo, sedangkan
penelitian sekarang meneliti tentang Pengaruh Sholat Dhuha
terhadap Karakter Baik Siswa Kelas VIII MTs. Sabilul Muttaqin
Pungging Kabupaten Mojokerto.
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Sholat Dhuha
1. Definisi Sholat Dhuha
Dalam mendefinisikan tentang arti kata shalat, Imam Rafi’i
mendefinisikan bahwa shalat dari segi bahasa berarti do’a, dan menurut
istilah syara’ berarti ucapan dan pekerjaan yang dimulai dengan takbir, dan
diakhiri/ditutup denngan salam, dengan syarat tertentu.22
Kemudian shalat diartikan sebagai suatu ibadah yang meliputi
ucapan dan peragaan tubuh yang khusus, dimulai dengan takbir dan di
akhiri dengan salam23
(taslim).
Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa yang
dimaksud dengan shalat adalah suatu pekerjaan yang diniati ibadah dengan
berdasarkan syarat-syarat yang telah ditentukan yang dimulai dengan
takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam.
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan
waktu dhuha adalah waktu menjelang tengah hari (kurang lebih pukul
10.00).24
Sedangkan menurut Ubaid Ibnu Abdillah, yang dimaksud dengan
shalat dhuha adalah shalat sunnah yang dikerjakan ketika pagi hari pada
22
Syekh Syamsidin abu Abdillah, Terjemah Fathul Mu‟in (Surabaya, Al-Hidayah,
1996), hal. 47 23
Abdul Aziz Sallim Basyarihil, Shalat, Hikmah, Falsafah dan Urgensinya (Jakarta,
Gema Insani Press, 1996) hal. 9
24 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta, Pn. Balai Pustaka, 1990) hal. 79
13
saat matahari sedang naik.25
2. Dasar Hukum Sholat Dhuha
Mengenai dasar hukum sholat dhuha sesuai berdasarkan beberapa
hadits nabi, jumhur ulama’ menghukumi dengan hukum Sunnah, yaitu
bagi yang mengerjakannya akan mendapatkan pahala dan bagi yang
meninggalkannya tidak apa-apa. Sedangkan mengenai waktu shalat dhuha
Ubaid Ibnu Abdillah memaparkan yaitu disaat ketika matahari sudah naik
dimulai saat matahari naik kira-lira sepenggalah atau kira-kira setinggi 7
hasta dan berakhir di saat matahari lingsir (selitar pukul 07.00 sampai
masuk waktu dhuhur), akan tetapi disunnahkan melaksanakannya di waktu
yang agak akhir yaitu di saat matahari agak tinggi dan panas terik.26
Hal ini berdasarkan hadits Nabi SAW yang berbunyi ;
-صلى الله عليو وسلم-عن زيد بن الأرقم، قال: "خرج رسول الله صلاة الأوابين إذا رمضت الفصال : ) على أىل قباء وىم يصلون، فقال
“Dari Zaid Bin Arqam; bahwa Rasulullah SAW bersabda: (di kala
itu ahli Quba sedang shalat dhuha) Ini adalah shalat bagi orang-orang
yang kembali kepada Allah, yaitu di waktu anak-anak unta telah bangkit
karena kepanasan.” ( H.R. Tirmidzi )27
Senada dengan hadits tersebut dalam kitab fiqih syafi’iyah
disebutkan, bahwa shalat awwabin (dhuha) ialah ketika telah hangat
25
Ubaid Ibnu Abdillah, Keutamaan dan Keistimewaan; Shalat Tahajud, Shalat Hajat,
Shalat Istikharah, Shalat Dhuha, (Surabaya, Pustaka Media, tth), hal 127 26
Ibnu Abdillah, Keutamaan, hal 131 27
Software, Kitab Ulama Salaf Muakhirin, Bulughul Maram, hal 72
14
cahaya matahari.28
من الضحى. )روه مسلم( صلاة الأوابين إذا رمضت الفصال
“Shalat dhuha adalah shalatnya orang-orang yang kembali
kepada Allah, dan sebaik-baik waktunya adalah ketika anak unta bangun
dari tempatnya, yaitu matahari mulai panas” (HR. Muslim)29
Setelah kita mengetahui pengertian dari waktu dhuha, maka dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan shalat dhuha adalah shalat
sunat pada pagi hari (kira-kira pukul 09.00) sebanyak 2-8 rakaat.
Menurut Abdul Manan shalat dhuha adalah shalat yang dikerjakan
ketika matahari sedang naik, kurang lebih setinggi 7 hasta (pukul 07.00 )
sampai dengan kurang lebih pukul 11.00 siang tentang pelaksanaan shalat
dhuha berdasarkan pada firman Allah SWT yang berbunyi :
رنا ٱلبال معو شراق بٱلعشى يسبحن ۥإنا سخ وٱل“Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung untuk
bertasbih bersama dia (Daud) diwaktu petang dan pagi”(Q.S. Shaad/38
:18)30
Menurut Ibnu Abbas bahwa yang dimaksud dengan “shalat isyraq”
dalam ayat tersebut adalah shalat dhuha.31
Sedang sebagai dasar lain adalah hadits Rasulullah SAW yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a yang berbunyi :
28
Abdul Manan, Rahasia Shalat Sunnat ; Bimbingan Lengkap dan Praktis, (Bandung
Pustaka Hidayah, 2002) hal. 71 29
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. RI, Kamus Besar, hal. 79 30
Mujamma’ Al Malik Fahd Li Thiba’at Al Mush-haf Asy-Syarif, Al-Qur‟an dan
Terjemahan, (Madinah Munawwaroh, KSA, 2005), hal 735.
31 Abdul Hidayadh : 356
15
الله عنو قال: أوصاني خليلي رسول الله عن أبي ىريرة رضي صلى الله عليو وسلم بثلاث: صيام ثلاثة أيام من كل شهر،
.وركعتي الضحى، وأن أوتر قبل أن أنام“Dari Abi Hurairah R.A ;Diperintahkan kepadaku oleh kekasihku
SAW dengan tiga perkara : untuk berpuasa 3 hari pada tiap bulan,
mengerjakan 2 rakaat shalat sunnat dhuha dan supaya saya berwitir
sebelum tidur” (H.R. Muslim)32
3. Bilangan Rakaat dalam Sholat Dhuha
Mengenai jumlah rakaat shalat dhuha, minimal adalah dua
rakaat dan paling banyak adalah dua belas rakaat. Menurut Abu Bakar Al-
Masyhuri jumlah rakaat shalat dhuha dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Dua Rakaat, hal ini berdasar pada hadits Nabi SAW yang berbunyi
“Dari Abi Hurairah R.A diperintahkan kepadaku oleh
kekasihku saw dengan tiga perkara: untuk berpuasa 3 hari pada tiap
bulan, mengerjakan 2 rakaat shalat sunnat dhuha dan supaya saya
berwitir sebelum tidur”.(H.R. Muslim)33
2) Dilaksanakan empat rakaat dan dua belas rakaat, sebagaimana
dijelaskandalam hadits Nabi Muhammad SAW:
“Dari Aisyah ra, Rasulullah SAW biasa melaksanakan shalat
dhuha empat rakaat, dan kadang-kadang beliau menambahnya sesuka
32 Software, Kitab Ulama Salaf Muakhirin, Shahih Muslim, hal 344
33 Ibid, hal 344
16
hatinya” (H.R. Muslim)34
3) Dilaksanakan delapan rakaat, sebagaimana hadits yang berbunyi ;
“Dari Abdur Rahman Bin Abi Layla Dia berkata ; Tidak ada
seorangpun yang memberutahuku bahwa dia melihat Nabi SAW
melakukan shalat dhuha kecuali Ummu Hani Binti Abu Thalib, dia
berkata: “bahwa, Rasulullah SAW masuk ke rumahnya pada tahun
penakhlukan kota makkah, beliau melakukan shalat dhuha delapan
rakaat yang belum pernah aku melihat beliau shalat lebih ringan
darinya sehingga beliau menyempurnakan rukuk dan sujudnya ”.
(HR. Muslim)35
4. Tata Cara Sholat Dhuha
Dalam pelaksanaan shalat dhuha terdapat beberapa kaifiyah (tata
cara) dalam melaksanakannya. Tata cara dalam melaksanakan shalat
dhuha adalah sama seperti mengerjakan shalat-shalat biasa, yaitu setelah
berwudlu dengan sempurna, lalu berdiri dengan tegak di tempat yang suci,
menghadap kiblat kemudian niat dalam hati. adapun beberapa cara
pelaksanaan shalat dhuha yang antara lain sebagai berikut :
1) Niat Shalat Dhuha
Adapun lafadznya niat dalam mengerjakan shalat dhuha adalah
sebagai berikut :
34
Software, Kitab Ulama Salaf Muakhirin, Shahih Muslim, hal 344 35
Ibid, hal 344
17
سنة الضحى ركعتين لله تعالى أصلي
“Saya shalat dhuha dua rakaat karena Allah”
2) Membaca doa iftitah. Membaca surat Al-Fatihah
3) Membaca salah satu surat dari Al-Qur’an sesudah membaca surat
Al Fatihah. Sedang mengenai bacaan-bacaannya pada rakaat
pertama setelah membaca Al-Fatihah adalah surat Asy-Syams dan
pada rakaat keduanya adalah Adh-Dhuha.
4) Setelah membaca surat dari Al-Qur’an, kemudian melakukan
rukuk.
5) Selesai melakukan rukuk, berdiri kembali dengan tegak (i’tidal).
Setelah i’tidal kemudian melakukan sujud tersungkur ke bumi
dengan meletakkan dahi ke bumi.
6) Setelah melakukan sujud, kemudian duduk diantara dua sujud
7) Sujud kedua
8) Duduk tasyahud akhir. Setelah kita berdiri dan melaksanakan
rakaat kedua ini, setelah menyelesaikan sujud kedua kemudian
duduk kembali, yaitu melakukan duduk tasyahud akhir.
9) Dan kemudian diakhiri dengan mengucap salam.
10) Selesai melaksanakan shalat dhuha, kemudian membaca doa :
18
“Yaa Allah Tuhanku, bahwasannya waktu dhuha ini milik
Engkau dan dan kebagusan (kemewahan) itu milik Engkau, dan
keindahan ini milik Engkau, dan kekuatan itu miilik Engkau. Dan
kekuasaan itu milik Engkau, dan pemeliharaan itu milik Engkau, Yaa
Allah tuhanku jika keadaan rizqiku di langit, maka turunkanlah, dan
jika adanya di dalam bumi maka keluarkanlah, dan jika ia sulit
gampangkanlah, dan jika ia haram, sucikanlah, dan jika jauh
dekatkanlah. Sesungguhnya engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu
dengan hak (bekal) dhuha Engkau, kebagusan Engkau, keindahan
Engkau, kekuatan Engkau, kekuasaan Engkau dan pemeliharaan
Engkau, berilah aku apa yang engkau berikan kepada hamba-hamba
Engkau yang shalih.
5. Keutamaan Shalat Dhuha
Shalat dhuha sebagai shalat Sunnah memiliki banyak sekali faedah
keutamaannya. Sehingga sangatlah baik apabila shalat ini dilaksanakan
secara istiqomah yakni dengan membiasakan setiap hari dalam
melaksanakannya. Dalam hadit Nabi SAW telah banyak disinggung
tentang manfaat serta keutamaannya.
Keutamaan-keutamaan shalat dhuha yang bisa diperoleh menurut
Abdul Manan adalah berdasar pada hadits yang diriwayatkan dari
rosulullah SAW yang artinya :
“Tuhanmu Yang Maha Tinggi terlah berseru ; Hai anak Adam,
shalatlah empat rakaat bagi Aku dari awal siang. Maka Aku akan
cukupkan engkau di akhir siang itu”19. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
19
Tentang pengaruh shalat terhadap jiwa ruhani manusia sangat
banyak disinggung serta dialami sendiri oleh banyak pakar ilmu,
sebagaimana yang dijelaskan, bahwa shalat dapat membantu
menghilangkan perasaan gelisah dan duka.
Sebenarnya manusia adalah sebuah entitas makhluk sempurna,
yang diciptakan oleh Sang Maha pemilik Kesempurnaan dan ia juga
sebagai khalifah bumi, pemimpin dibumi, sehingga hal tersebut
seharusnya mampu dirasakan serta disyukuri lewat aktifitas shalat, yaitu
aktifitas yang mengajak manusia untuk menuju dimensi murni yang begitu
suci, menuju ke Perbendaharaan Tersembunyi untuk menyatu dengan diri-
Nya.
Dalam shalat manusia mengalami proses mi’raj (naik) ke hadirat
Illahi rabbi sehingga dengan mi’raj tersebut manusia telah melupakan
semua beban yang telah menimpanya dan dengan demikian dia akan
menghasilkan sebuah ketenangan dan kedamaian dalam hatinya.
Thomas Heslof mengatakan bahwa “Sesungguhnya unsur-unsur
pokok terpenting yang saya ketahui diantara tahun-tahun yang panjang
yang saya habiskan dalam pengalaman dan eksperimen-eksperimen adalah
shalat. Saya kemukakan pendapat ini dengan resep dokter, yakni bahwa
sesungguhnya shalat merupakan sarana terpenting yang saya ketahui
sampai sekarang menanamkan ketentraman dalam jiwa dan menanamkan
ketentraman dalam syaraf”.
Shalat juga mempunyai pengaruh yang sangat besar dan efektif
20
dalam menyembuhkan manusia dari dukacita dan gelisah. Sikap berdiri
pada waktu shalat di hadapan Tuhannya dalam keadaan khusuk, berserah
diri dan pengosongan diri dari kesibukan dan permasalahan hidup dapat
menimbulkan perasaan tenang, damai dalam jiwa manusia serta dapat
mengatasi rasa gelisah dan ketenangan yang ditimbulkan oleh tekanan jiwa
dan masalah kehidupan.
Menurut Ustman Najati, bahwa kedamaian jiwa dan ketenangan
akal, serta untuk kondisi ini dari kelonggaran dan kedamaian jiwa yang
diciptakan shalat memberi pengaruh pengobatan yang cukup penting
dalam mengurangi tajamnya ketegangan-ketegangan syaraf yang tumbuh
karena tekanan-tekanan hidup sehari-hari, dan dalam meringankan
kegelisahan, yang di derita sebagian orang.
Menurut Ary Ginanjar Agustian, shalat adalah metode yang jauh
lebih sempurna, karena ia tidak hanya bersifat duniawi namun juga
bermuatan nilai-nilai spiritual. Didalamnya terdapat sebuah totalitas yang
terangkum secara dinamis kombinasi gerak (fisik), emosi (rasa), dan hati
(spiritual).
Seseorang yang telah berhasil dalam mendirikan shalat akan dapat
menjaga diri dari sebuah perbuatan yang tidak pantas dilakukan menurut
hatinya, yang mana dengan perbuatan tersebut apabila didasarkan pada
kata hatinya (hati nurani), dalam dirinya akan timbul sebuah perasaan
berdosa yang selanjutnya akan menumbuhkan sebuah kegundahan dalam
dirinya. Hal ini berdasar firman Allah SWT yang berbunyi :
21
الصلاة إن اتل ما أوحي إليك من الكتاب وأقم الصلاة هى ما ي علم واللو أكب ر اللو ولذكر والمنكر الفحشاء عن ت ن
عون تصن “ Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab
(Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat
Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang
lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(Q.S. Al An-
Kabut/29: 45)
Energi ruhani shalat juga dapat membantu membangkitkan
harapan, menguatkan tekad, meninggikan cita-cita dan juga melepaskan
kemampuan luar biasa yang menjadikannya lebih siap menerima ilmu,
pengetahuan dan hikmah serta sanggup melakukan tugas-tugas
kepahlawanan yang hebat.
Shalat berfungsi sebagai metode pengulangan dimana potensi
spiritual yang berisikan elemen-elemen karakter atau sifat-sifat mulia dan
agung itu diasah dan diulang-ulang, sehingga akan terjadi proses
behaviorisme yang mengarah pada internalisasi karakter.
Keutamaan lain shalat, khususnya shalat Dhuha antara lain untuk
memohon maghfirah (ampunan dari Allah SWT, mencari ketenangan
hidup dan memohon agar dilapangkan rezeqi hal ini berdasarkan hadits
Rasulullah SAW yang berbunyi :
22
“Siapa yang dapat mengerjakan shalat dhuha dengan langgeng
akan dampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosanya itu sebanyak buih di
laut”. (HR. Tirmidzi)28
6. Manfaat Sholat Dhuha
Shalat dhuha termasuk salah satu dari shalat sunah yang
dianjurkan. Terdapat banyak dalil, baik dari Al-Qur’an maupun hadits
yang menegaskan keutamaan shalat dhuha. Syekh Zainuddin Al-Malibari
dalam Fathul Mu’in menjelaskan sebagai berikut.
الضحى لقولو تعالى "يسبحن بالعشي والشراق" قال ويسن ابن عباس صلاة الشراق صلاة الضحى. روي الشيخان عن أبي ىريرة رضي الله عنو قال : أوصاني خليلي بثلاث: صيام ثلاثة أيام
من كل شهر، وركعتي الضحى، وأن أوتر قبل أن أنامArtinya, “Shalat dhuha disunahkan berdasarkan firman Allah
SWT, „Bertasbih bersama dia di waktu petang dan pagi.‟ Ibnu Abbas
menafsirkan shalat isyraq adalah shalat dhuha. Bukhari-Muslim juga
meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa
„Rasulullah pernah berwasiat tiga hal kepadaku: puasa tiga hari dalam
setiap bulan, shalat dhuha dua raka‟at, dan witir sebelum tidur.
Wasiat Nabi tersebut tidak hanya khusus bagi Abu Hurairah, tetapi
berlaku untuk seluruh umat Nabi Muhammad SAW karena di dalam hadits
lain disebutkan shalat dhuha memiliki banyak keutamaan dan hikmah. Di
antara hikmah dan manfaat shalat dhuha ialah sebagai berikut.
Dalam hadits riwayat At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dijelaskan
bahwa orang yang membiasakan shalat dhuha dosanya akan diampuni oleh
Allah SWT, meskipun dosa tersebut sebanyak buih di lautan. Rasulullah
bersabda sebagai berikut.
23
من حافظ على شفعة الضحى غفرت لو ذنوبو وإن كانت مثل زبد البحر
Artinya, “Siapa yang membiasakan (menjaga) shalat dhuha,
dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan.” (HR At-
Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Setiap orang tentu tidak ingin dianggap sebagai orang lengah
ataupun lalai dalam hal mencari rahmat Tuhan. Salah satu cara agar
terhindar dari sifat lalai adalah mengerjakan shalat dhuha. Rasulullah
bersabda sebagai berikut.
ركعتين لم يكتب من الغافلينمن صلى الضحى Artinya, “Orang yang mengerjakan shalat dhuha tidak termasuk
orang lalai,” (HR Al-Baihaqi dan An-Nasa‟i).
Rasulullah bersabda sebagai berikut.
يصبح على كل سلامي من أحدكم صدقة، وأمر بالمعروف ذلك ركعتان يركعهما صدقة، ونهي عن المنكر صدقة، ويجزئ عن
من الضحيArtinya, “Setiap pagi, ruas anggota tubuh kalian harus
dikeluarkan sedekahnya. Amar ma‟ruf adalah sedekah, nahi mungkar
adalah sedekah, dan semua itu dapat diganti dengan shalat dhuha dua
raka‟at,” (HR Muslim).
24
B. Karakter Baik
1. Definisi Karakter Baik
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali menyamakan istilah
karakter dengan watak, sifat, atau pun kepribadian. Padahal, jika ditelisik
lebih lanjut, arti kata karakter dengan watak atau pun sifat tidaklah sama.
Lantas apa arti kata karakter itu? Pada dasarnya karakter merupakan
akumulasi dari sifat, watak, dan juga kepribadian seseorang. Selain
pengertian ini, ada banyak sekali pengertian kata karakter yang
diungkapkan oleh para ahli seperti beberapa contohnya adalah sebagai
berikut :
1) Maxwell
Menurut Maxwell, karakter jauh lebih baik dari sekedar
perkataan. Lebih dari itu, karakter merupakan sebuah pilihan yang
menentukan tingkat kesuksesan.
2) Wyne
Menurut Wyne, karakter menandai bagaimana cara atau pun
teknis untuk memfoukuskan penerapan nilai kebaikan ke dalam
tindakan atau pun tingkah laku.
3) Kamisa
Menurut Kamisa, pengertian karakter adalah sifat-sifat
kejiwaan, akhlak, dan budi pekerti yang dapat membuat seseorang
terlihat berbeda dari orang lain. Berkarakter dapat diartikan memiliki
watak dan juga kepribadian.
25
4) Doni Kusuma
Menurut Doni Kusuma, karakter merupakan ciri, gaya, sifat,
atau pun katakeristik diri seseorang yang berasal dari bentukan atau
pun tempaan yang didapatkan dari lingkungan sekitarnya.
5) W. B. Saunders
Menurut W. B. Saunders, karakter merupakan sifat nyata dan
berbeda yang ditunjukkan oleh individu. Karakter dapat dilihat dari
berbagai macam atribut yang ada dalam pola tingkah laku individu.
6) Gulo W.
Menurut Gulo W. Pengertian karakter adalah kepribadian yang
dilihat dari titik tolak etis atau pun moral (seperti contohnya kejujuran
seseorang). Karakter biasanya memiliki hubungan dengan sifat-sifat
yang relatif tetap.
7) Alwisol
Menurut Alwisol, karakter merupakan penggambaran tingkah
laku yang dilaksanakan dengan menonjolkan nilai (benar-salah, baik-
buruk) secara implisit atau pun ekspilisit. Karakter berbeda dengan
kepribadian yang sama sekali tidak menyangkut nilai-nilai.36
Karakter yang dimiliki oleh seseorang pada dasarnya terbentuk
melalui proses pembelajaran yang cukup panjang. Karakter manusia
bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir. Lebih dari itu, karakter
36 Adzikra Ibrahim, “Pengertian Kakrakter Menurut Para Ahli”, diakses dari
https://pengertiandefinisi.com/pengertian-karakter-menurut-pendapat-para-ahli/ pada
tanggal 12 Juli 2019 pukul 10.25
26
merupakan bentukan atau pun tempaan lingkungan dan juga orang-orang
yang ada di sekitar lingkungan tersebut.
Karakter dibentuk melalui proses pembelajaran di beberapa tempat,
seperti di rumah, sekolah, dan di lingkungan sekitar tempat tinggal. Pihak-
pihak yang berperan penting dalam pembentukan karakter seseorang yaitu
keluarga, guru, dan teman sebaya.
Karakter seseorang biasanya akan sejalan dengan perilakunya. Bila
seseorang selalu melakukan aktivitas yang baik seperti sopan dalam
berbicara, suka menolong, atau pun menghargai sesama, maka
kemungkinan besar karakter orang tersebut juga baik, akan tetapi jika
perilaku seseorang buruk seperti suka mencela, suka berbohong, suka
berkata yang tidak baik, maka kemungkinan besar karakter orang tersebut
juga buruk.
2. Pertumbuhan Karakter Anak / Peserta Didik
Pendidikan karakter adalah suatu hal yang saat ini ditekankan
dalam pendidikan di Indonesia. Nah dalam saya muncul berbagai
pertanyaan tentang pendidikan karakter. Diantaranya yaitu Mengapa perlu
pendidikan karakter? Apakah "karakter" dapat dididikkan? Karakter apa
yang perlu dididikkan? Bagaimana mendidikkan aspek-aspek karakter
secara efektif? Bagaimana mengukur keberhasilan sebuah pendidikan
karakter? Siapa yang harus melakukan pendidikan karakter?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut kembali diperkuat oleh kebijakan
27
yang menjadikan pendidikan karakter sebagai "program" pendidikan
nasional di Indonesia terutama dalam Kementerian Pendidikan Nasional
Kabinet Indonesia Bersatu II. "Pendidikan karakter" bukanlah hal baru
dalam sistem pendidikan nasional Indonesia. Untuk menjawab semua
tentang pendidikan karakter mari kita bahas satu persatu.
Ada beberapa penamaan nomenklatur untuk merujuk kepada kajian
pembentukan karakter peserta didik, tergantung kepada aspek
penekanannya. Di antaranya yang umum dikenal ialah: Pendidikan Moral,
Pendidikan Nilai, Pendidikan Relijius, Pendidikan Budi Pekerti, dan
Pendidikan Karakter itu sendiri.
Masing-masing penamaan kadang-kadang digunakan secara saling
bertukaran (inter-exchanging), misal pendidikan karakter juga merupakan
pendidikan nilai atau pendidikan relijius itu sendiri (Kirschenbaum, 2000).
Sepanjang sejarahnya, di seluruh dunia ini, pendidikan pada
hakekatnya memiliki dua tujuan, yaitu membantu manusia untuk menjadi
cerdas dan pintar (smart), dan membantu mereka menjadi manusia yang
baik (good).
Menjadikan manusia cerdas dan pintar, boleh jadi mudah
melakukannya, tetapi menjadikan manusia agar menjadi orang yang baik
dan bijak, tampaknya jauh lebih sulit atau bahkan sangat sulit. Dengan
demikian, sangat wajar apabila dikatakan bahwa problem moral
merupakan persoalan akut atau penyakit kronis yang mengiringi
kehidupan manusia kapan dan di mana pun.
28
Kenyataan tentang akutnya problem moral inilah yang kemudian
menempatkan pentingnya penyelengaraan pendidikan karakter. Rujukan
kita sebagai orang yang beragama (Islam misalnya) terkait dengan
problem moral dan pentingnya pendidikan karakter dapat dilihat dari kasus
moral yang pernah menimpa kedua
Sebagai kajian akademik, pendidikan karakter tentu saja perlu
memuat syarat-syarat keilmiahan akademik seperti dalam konten(isi),
pendekatan dan metode kajian. Di sejumlah negara maju, seperti Amerika
Serikat terdapat pusat-pusat kajian pendidikan karakter (Character
Education Partnership; International Center for Character Education).
Pendidikan karakter berkembang dengan pendekatan kajian
multidisipliner: psikologi, filsafat moral/etika, hukum, sastra/humaniora.
Sebagai aspek kepribadian, karakter merupakan cerminan dari
kepribadian secara utuh dari seseorang: mentalitas, sikap dan perilaku.
Pendidikan karakter semacam ini lebih tepat sebagai pendidikan budi
pekerti. Pembelajaran tentang tata-krama, sopan santun, dan adat-istiadat,
menjadikan pendidikan karakter semacam ini lebih menekankan kepada
perilaku-perilaku aktual tentang bagaimana seseorang dapat disebut
berkepribadian baik atau tidak baik berdasarkan norma-norma yang
bersifat kontekstual dan kultural.
Menurunnya kualitas moral dalam kehidupan manusia Indonesia
dewasa ini, terutama di kalangan siswa, menuntut deselenggarakannya
pendidikan karakter. Sekolah dituntut untuk memainkan peran dan
29
tanggungjawabnya untuk menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai
yang baik dan membantu para siswa membentuk dan membangun karakter
mereka dengan nilai-nilai yang baik. Pendidikan karakter diarahkan untuk
memberikan tekanan pada nilai-nilai tertentu --seperti rasa hormat,
tanggungjawab, jujur, peduli, dan adil-- dan membantu siswa untuk
memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan mereka sendiri.
3. Ciri-Ciri Karakter Baik
Orang yang memiliki karakter baik tidak memecahkan persoalan
hidup hanya secara rasional atau emosional saja. Ia menghubungkannya
dengan makna kehidupan secara spiritual yaitu melakukan hubungan
dengan pengatur kehidupan. Contoh: Seorang anak diberitahu bahwa
orang tuanya tidak akan sanggup menyekolahkannya ke Jerman, ia tidak
putus asa. Ia yakin bahwa kalau orang itu bersungguh-sungguh dan minta
pertolongan kepada Tuhan, ia akan diberi jalan. Bukankah Tuhan
berfirman, “Orang-orang yang bersungguh-sungguh dijalan Kami, Kami
akan berikan kepadanya jalan-jalan Kami”?
Seorang yang tinggi SQ-nya cenderung menjadi menjadi seorang
pemimpin yang penuh pengabdian – yaitu seorang yang bertanggung
jawab untuk membawakan visi dan nilai yang lebih tinggi terhadap orang
lain, ia dapat memberikan inspirasi terhadap orang lain.
Sejalan dengan Covey yang menerangkan bahwa; Setiap pribadi
yang menjadi mandiri, proaktif, berpusat pada prinsip yang benar,
30
digerakkan oleh nilai dan mampu mengaplikasikan dengan integritas,
maka ia pun dapat membangun hungungan saling tergantung, kaya,
langgeng, dan sangat produktif dengan orang lain.
Mahayana menyebutkan beberapa ciri orang yang mempunyai
kecerdasan spritual yang tinggi yang antara lain :
1) Memiliki prinsip dan visi yang kuat
Prinsip adalah kebenaran yang dalam dan mendasar ia sebagai
pedoman berperilaku yang mempunyai nilai yang langgeng dan
produktif. Prinsip manusia secara jelas tidak akan berubah, yang
berubah adalah cara kita mengerti dan melihat prinsip tersebut.
Semakin banyak kita tahu mengenai prinsip yang benar semakin besar
kebebasan pribadi kita untuk bertindak dengan bijaksana.
Paradigma adalah sumber dari semua tingkah laku dan sikap,
dengan menempatkan kita pada prinsip yang benar dan mendasar maka
kita juga menciptakan peta atau paradigma mendasar mengenai hidup
yang benar, dan pada ujung-ujungnya adalah hidup yang efektif.
2) Kesatuan dan keragaman
Seorang dengan memiliki karakter baik mampu melihat
ketunggalan dalam keragaman. Ia adalah prinsip yang mendasari SQ,
sebagaimana Tony Buzan dan Zohar menjelaskan pada pemaparan
yang telah disebutkan diatas. Tony Buzan mengatakan bahwa
“kecerdasan spiritual meliputi melihat gambaran yang menyeluruh, ia
termotivasi oleh nilai pribadi yang mencangkup usaha menjangkau
31
sesuatu selain kepentingan pribadi demi kepentingan masyarakat”.
3) Memaknai
Makna bersifat substansial, berdimensi spiritual. Makna adalah
penentu identitas sesuatu yang paling signifikan. Seorang yang
memiliki SQ tinggi akan mampu memaknai atau menemukan makna
terdalam dari segala sisi kehidupan, baik karunia Tuhan yang berupa
kenikmatan atau ujian dari-Nya, ia juga merupakan manifestasi kasih
sayang dari-Nya. Ujiannya hanyalah wahana pendewasaan spiritual
manusia.
Mengenai hal ini Covey meneguhkan tentang pemaknaan dan
respon kita terhadap hidup. Ia mengatakan ”cobalah untuk mengajukan
pertanyaan terhadap diri sendiri: Apa yang dituntut situasi hidup saya
saat ini; yang yang harus saya lakukan dalam tanggung jawab saya,
tugas-tugas saya saai ini; langkah bijaksana yang akan saya ambil?”.
Jika kita hidup dengan menjalani hati nurani kita yang berbisik
mengenai jawaban atas pertanyaan kita diatas maka, “ruang antara
stimulus dan respon menjadi semakin besardan nurani akan makin
terdengar jelas”.
4) Kesulitan dan penderitaan
Pelajaran yang paling berarti dalam kehidupan manusia adalah
pada waktu ia sadar bahwa itu adalah bagian penting dari substansi
yang akan mengisi dan mendewasakan sehingga ia menjadi lebih
32
matang, kuat, dan lebih siap menjalani kehidupan yang penuh
rintangan dan penderitaan. Pelajaran tersebut akan menguhkan
pribadinya setelah ia dapat menjalani dan berhasil untuk mendapatkan
apa maksud terdalam dari pelajaran tadi. Kesulitan akan mengasah
menumbuh kembangkan, hingga pada proses pematangan dimensi
spiritual manusia. SQ mampu mentransformasikan kesulitan menjadi
suatu medan penyempurnaan dan pendidikan spiritual yang bermakna.
SQ yang tinggi mampu memajukan seseorang karena pelajaran dari
kesulitan dan kepekaan terhadap hati nuraninya.
Menurut Khavari terdapat tiga bagian yang dapat kita lihat
untuk menguji tingkat karakter baik seseorang:
a) Dari sudut pandang spiritual keagamaan (relasi vertikal, hubungan
dengan yang Maha Kuasa). Sudut pandang ini akan melihat sejauh
manakah tingkat relasi spritual kita dengan Sang Pencipta, Hal ini
dapat diukur dari “segi komunikasi dan intensitas spritual individu
dengan Tuhannya”. Menifestasinya dapat terlihat dari pada
frekwensi do’a, makhluq spritual, kecintaan kepada Tuhan yang
bersemayam dalam hati, dan rasa syukur kehadirat-Nya. Khavari
lebih menekankan segi ini untuk melakukan pengukuran tingkat
kecerdasan spritual, karena ”apabila keharmonisan hubungan dan
relasi spritual keagamaan seseorang semakin tinggi maka semakin
tinggi pula tingkat kualitas kecerdasan spritualnya”.
b) Dari sudut pandang relasi sosial-keagamaan. Sudut pandang ini
33
melihat konsekwensi psikologis spritual-keagamaan terhadap sikap
sosial yang menekankan segi kebersamaan dan kesejahteraan
sosial. Kecerdasan spiritual akan tercermin pada ikatan
kekeluargaan antar sesama, peka terhadap kesejahteraan orang lain
dan makhluk hidup lain, bersikap dermawan. Perilaku marupakan
manifestasi dari keadaan jiwa, maka kecerdasan spritual yang ada
dalam diri individu akan termanifestasi dalam perilakunya. Dalam
hal ini SQ akan termanifestasi dalam sikap sosial. Jadi kecerdasan
ini tidak hanya berurusan dengan ke-Tuhanan atau masalah
spiritual, namun akan mempengaruhi pada aspek yang lebih luas
terutama hubungan antar manusia.
c) Dari sudut pandang etika sosial. Sudut pandang ini dapat
menggambarkan tingkat etika sosial sebagai manifestasi dari
kualitas kecerdasan spiritual. Semakin tinggi tingkat kecerdasan
spritualnya semakin tinggi pula etika sosialnya. Hal ini tercermin
dari ketaatan seseorang pada etika dan moral, jujur, dapat
dipercaya, sopan, toleran, dan anti terhadap kekerasan. Dengan
kecerdasan spritual maka individu dapat menghayati arti dari
pentingnya sopan santun, toleran, dan beradap dalam hidup. Hal ini
menjadi panggilan intrinsik dalam etika sosial, karena sepenuhnya
kita sadar bahwa ada makna simbolik kehadiran Tuhan dalam
kehidupan sehari-hari yang selalu mengawasi atau melihat kita di
dalam diri kita maupun gerak-gerik kita, dimana pun dan kapan
34
pun, apa lagi kaum beragama, inti dari agama adalah moral dan
etika.
4. Fungsi dan Tujuan Karakter Baik
Pentingnya pendidikan karakter terutama untuk anak-anak yang
masih muda, karena pendidikan karakter dalam dunia pendidikan ini
dijadikan sebagai wadah atau proses untuk membentuk pribadi anak agar
menjadi pribadi yang baik.
Sebagai tenaga pendidik seorang guru juga sangat lah penting bagi
anak karena dapat memberikan efek yang bagus dan patut dicontoh bagi
anak untuk kedepannya, karena perilaku guru merupakan teladan bagi
anak didik, dalam dunia pendidikan memang pendidikan karakter sangat di
butuhkan oleh peserta didik untuk membentuk pribadi yang baik,
bijaksana, jujur, bertanggung jawab, dan bisa menghormati orang sekitar
maupun muda atau tua.
Dengan adanya hal demikian kita sebagai calon pendidik bisa
merubah pendidikan sekarang ini munuju pendidikan yang bermutu yang
tidak hanya mengedepankan aspek kognitif saja tetapi juga harus
memperhatikan sikap afektif dan psikomotoriknya juga. Ketika kita bisa
melakukan hal tersebut maka pendidikan yang sekarang ini akan bisa
menumbuhkan jiwa-jiwa yang berkarakter tinggi dan berpengetahuan luas.
Dengan demikian secara tidak langsung pendidik yang hanya
mengedepankan aspek kognitif saja sudah membunuh karakter anak,
dengan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik akan menjadikan
35
kualitas peserta didik menjadi unggul tidak hanya dalam aspek kognitif,
tapi juga dalam karakternya, anak yang unggul dalam karakter akan
mampu menghadapi persoalan dan tantangan dalam hidupnya.
5. Cara Menumbuhkan Karakter Baik Siswa Melalui Sholat Dhuha
Dalam hubungannya dengan pendidikan Islam pengembangan
kepribadian seseorang merupakan condition sine qua non bagi perwujudan
nilai-nilai dan norma-norma Islami.
Secara mikro, pendidikan secara operasional dijadikan sebagai
proses dalam melaksanakan proses-proses kependidikan yang bertujuan
merealisasikan nilai-nilai dan norma-norma Islam.
Dan dengan pelaksanaan shalat dhuha secara rutin akam
menciptakan sebuah kebiasaan yang akan tertanam dalam jiwa. Dan
dengan pembiasaan akan dapat membentuk segi-segi kejasmanian dari
karakter kepribadian.
Shalat tidak hanya merupakan metode pengulangan atau
pembiasaan saja, tetapi ia juga merupakan shalawat, do’a, munajat serta
perpaduan mengagumkan yang terjadi antara kepasrahan hati yang penuh
dedikasi dan gerak tubuh, dan dalam shalat, segenap eksistensi kita terlibat
dalam satu peristiwa yang menggetarkan kalbu.
Menurut Ibnu Qayyim bahwa shalat dapat mencegah dosa,
menolak penyakit-penyakit hati, mengusir penyakit dari badan, menyinari
hati, membuat wajah jadi putih, mengaktifkan anggota tubuh dan jiwa,
membawa rizqi, menolak kedzoliman, menolong orang yang teraniaya,
36
mencabut syahwat, memelihara nikmat, menolak siksa, menurunkan
rahmat, dan mengusir kegundahan hati.
Menurut Abdul Aziz Salim Basyarahil bahwa shalat dapat
menimbulkan ketenangan hati dan ketenangan batin. Hal ini sesuai dengan
firman Allah SWT yang artinya :
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.
Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat
kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat”
(Q.S. AL Ma‟arij/70 : 19-22).
Salah satu insting (watak) dan sifat manusia ialah keluh kesah
sedikit kesabarannya dan sangat kikir. Sehingga yang dikecualikan dari
sifat keluh kesah dan kikir ialah mereka yang melaksanakan shalat dan
tetap melestarikan shalatnya tanpa dipengaruhi oleh kegemaran atau
kejenuhan, kondisi senang atau susah, serta kekayaan atau kemiskinan.
Implementasi dalam Ensiklopedi Pendidikan adalah suatu aktivitas
dalam studi tertentu yang terarah dimana si pelajar mencoba untuk
mempraktekkan apa yang telah dipelajari.51 Sedangkan menurut kamus
Pendidikan dan Umum, aplikasi adalah penerapan, pemakaian,
penggunaan Imam Rafi’i mendefinisikan shalat dari segi bahasa berarti
doa dan menurut istilah syara’ berarti ucapan dan pekerjaan yang dimulai
dengan takbir dan diakhiri/ditutup dengan salam, dengan syarat tertentu.
Shalat adalah suatu ibadah yang meliputi ucapan dan peragaan
tubuh yang khusus, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam
(taslim).
37
Dhuha adalah whaktu menjalang tengah hari (kurang lebih pukul
10.00). Menurut Abdul Manan, shalat dhuha dikerjakan ketika matahari
sedang naik, kurang lebih setinggi 7 hasta (pukul 07.00 pagi) sampai
dengan kurang lebih pukul 11.00 siang. Tentang pelaksanaan shalat dhuha
berdasarkan hadits Rasulullah SAW yang artinya :
“diperintahkan kepadaku oleh kekasihku saw dengan tiga perkara:
untuk berpuasa 3 hari pada hari tiap bulan, mengerjakan 2 rakaat shalat
sunnat dhuha dan supaya saya berwitir sebelum tidur” (H.R. Muslim)
Shalat mampunyai pengaruh yang sangat besar dan efektif dalam
menyembuhkan manusia dari dukacita dan gelisah. Sikap berdiri pada
waktu shalat di hadapan Tuhannya dalam keadaan khusuk, berserah diri
dan pengosongan diri dari kesibukan dan permasalahan hidup dapat
menimbulkan perasaan tenang, damai dalam jiwa manusia serta dapat
mengatasi rasa gelisah dan ketegangan yang ditimbulkan oleh tekanan jiwa
dan masalah kehidupan.
Energi ruhani shalat juga dapat membantu membangkitkan
harapan, menguatkan tekad, meninggikan cita-cita dan juga melepaskan
kemampuan luar biasa yang menjadikannya lebih siap menerima ilmu
pengetahuan dan hikmah serta sanggup melakukan tugas-tugas
kepahlawanan yang hebat.
Keutamaan lain shalat, khususnya shalat dhuha antara lain untuk
memohon maghfiroh agar di lapangkan rizqi 59. Hal ini berdasarkan hadits
Rasulullah SAW yang artinya :
38
“Tuhanmu Yang Maha Tinggi telah berseru: Hai Anak Adam,
shalatlah empat rakaat bagi aku dari awal siang. Maka akan cukupkan
engkau diakhir siang itu”. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Maka dari sini kita dapat mengetahui bahwa antara eksistensi
shalat khususnya shalat dhuha dengan proses pengembangan kecerdasan
spiritual selalu terjadi saling berkesinambungan dalam mewujudkan
generasi cerdas dan kreatif serta tangguh dalam keimanan dan ketakwaan.
6. Hipotesis
Secara etimologi hipotesis terdiri dari dua kata yaitu ”hypo”
yang berarti di bawah dan ”thesa” yang berarti kebenaran.37
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara, yang
kebenarannya masih harus diuji secara empiris.
Hipotesis merupakan jawaban terhadap penelitian yang secara
teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat
kebenarannya.38
Jadi dari kedua pendapat tersebut dapat diketahui arti hipotesis
yaitu sebuah kesimpulan yang memerlukan pengujian akan kebenarannya.
Hipotesis penelitian ini ada dua yaitu :
1. Hipotesis kerja atau Hipotesis Alternative (Ha)
Menyatakan bahwa ada pengaruh sholat dhuha terhadap
karakter baik siswa kelas VIII MTs Sabilul Muttaqin Pungging
37
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktek, (Jakarta : PT.
Rineka Cipta,1998), hal. 64
38 Abu Ahmad, Pengantar Metodik Didaktik,...........131
39
Kabupaten Mojokerto.
2. Hipotesis Nol atau hipotesis Nihil (Ho)
Biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik,
sehingga sering disebut dengan hipotesis statistik atau hipotesis nihil.
Hal ini menyatakan bahwa tidak ada pengaruh sholat dhuha terhadap
karakter baik siswa kelas VIII MTs Sabilul Muttaqin Pungging
Kabupaten Mojokerto.
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang meneliti seberapa besar
pengaruh variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat
(dependent). Metode penelitian kuantitatif yang digunakan adalah untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau
statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Pendapat lain mengatakan bahwa penelitian kuantitatif merupakan suatu
pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta penampilan dari
hasilnya. Desain peneltian yang menggunakan pendekatan kuantitatif
harus terstruktur, baku, formal dan dirancang sematang mungkin
sebelumnya.39
2. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini menggunakan deskripsi kuantitatif, yakni
digunakan meneliti pada populasi atau sampel tertentu yaitu siswa Kelas
VIII MTs. Sabilul Muttaqin Pungging. Adapun langkah-langkah penelitian
ini antara lain :
39
Suharsini Arikunto. Prosedur Penelitian Kuantitatif. (Jakarta Rieneke Cipta, 2012), 40.
41
1.1. Persiapan pengajuan judul
Langkah awal yang pertama dilakukan dalam penelitian ini
adalah dengan melakukan observasi lapangan untuk mendapatkan
permasalahan guna pengajuan judul. Setelah menemukan masalah
maka peneliti mengajukan judul kepada dosen pembimbing
akademik, setelah judul disetujui, maka judul diajukan pada saat itu
juga disetujui dan sekaligus menetapkan dosen pembimbing dalam
penyusunan skripsi.
1.2. Penelitian Pendahuluan
Setelah mendapatkan izin penelitian pendahulan, maka
peneliti mulai melaksanakan penelitian pendahuluan di MTs.
Sabilul Muttaqin Pungging. Penelitian pendahuluan ini
dimaksudkan untuk mengetahui lokasi, dan keadaan tempat
penelitian, untuk mendapatkan data-data dan serta gambaran secara
umum tentang berbagai masalah yang akan diteliti dalam rangka
menyusun proposal penelitian ini yaitu “Pengaruh Sholat Dhuha
terhadap Karakter Baik Siswa Kelas VIII MTs. Sabilul Muttaqin
Pungging Kabupaten Mojokerto” yang ditunjang dengan beberapa
litelatur serta arahan yang diberikan oleh dosen pembimbing kepada
peneliti. Hasil penelitian tersebut dibuat menjadi proposal penelitian
untuk diseminarkan. Tujuan diseminarkan proposal ini adalah untuk
mendapatkan masukan-masukan, saran dan kritik dari dosen
pembimbing dan dosen lainnya serta teman-teman mahasiswa untuk
42
kesempurnaan penyusunan skripsi ini. Setelah seminar proposal
selesai dilaksanakan, peneliti kemudian melakukan perbaikan
berdasarkan saran dan masukan dari dosen pembimbing dan dosen
pembahas
1.3. Pengajuan Rencana Penelitian
Rencana penelitian diajukan untuk mendapatkan
persetujuan, maka dilaksanakanlah seminar proposal setelah malalui
proses konsultasi/ bimbingan dan perbaikan-perbaikan proposal dari
pembimbing I dan pembimbing II, maka seminar proposal
dilaksanakan yang bertujuan untuk mendapatkan masukan, saran-
saran dan kritik demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Setelah
kegiatan seminar proposal, selanjutnya peneliti melakukan
perbaikan yang sesuai dengan masukan dan saran-saran pada saat
seminar proposal tersebut.
1.4. Penyusunan Alat Pengumpulan Data
Sesuai dengan alat pengumpulan data yang akan
dipergunakan dalam penelitian ini, maka penulis mempersiapkan
angket yang akan diberikan kepada responden yang berjumlah 112
siswa dengan jumlah pertanyaan sebanyak 15 item soal dengan 3
(tiga) alternatif jawaban. Adapun langkah-langkah dalam
pembuatan angket ini adalah sebagai berikut:
1.4.1. Membuat kisi-kisi soal tentang Pengaruh Pengaruh Sholat
Dhuha terhadap Karakter Baik Siswa Kelas VIII MTs.
43
Sabilul Muttaqin Pungging Kabupaten Mojokerto.
1.4.2. Mengkonsultasikan angket kepada Pembimbing I dan
Pembimbing II.
1.4.3. Setelah angket tersebut disetujui oleh Pembimbing I dan
Pembimbing II, angket disebarkan kepada responden.
1.4.4. Setelah mendapat persetujuan dari Pembimbinng I dan
Pembimbing II, peneliti mengadakan uji coba angket kepada
sepuluh orang sebagai responden di luar sampel yang
sebenarnya.
1.5. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian di lapangan dengan membawa surat
izin penelitian, selanjutnya peneliti mengadakan penelitian yang
dilaksanakan sesuai dengan jadwal penelitian.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Penelitian atau penyelidikan ini di dalam pelaksanaannya, terdapat
komponen permasalahan yang mutlak dibutuhkan. Adapun komponen
tersebut adalah subyek penelitian. Populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian, apabila subjeknya kurang dari 100 maka lebih baik diambil
semua, sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Dalam
penelitian ini, subyek penelitiannya adalah seluruh siswa putra dan putri
MTs. Sabilul Muttaqin Pungging Kabupaten Mojokerto tahun pelajaran
2019/2020 kelas VIII yang sekarang naik ke kelas IX yang berjumlah 155
44
siswa.
Suharsimi Arikunto, mendifinisikan lebih lanjut bahwa yang
dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.
Sedangkan menurut Sugiyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.40
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang memiliki
populasi. Dalam penentuan sampel peneliti menggunakan teknik strata
purposive random sampling, maksudnya adalah penentuan sampel untuk
tujuan tertentu, secara sengaja mengambil sampel siswa tertentu sesuai
dengan (sifat-sifat, karakteristik, ciri, kriteria) sampel yang mencerminkan
populasinya dan mengambil sampel secara sengaja maksudnya peneliti
menentukan sendiri sampel yang diambil karena ada pertimbangan tertentu
agar memperoleh data yang akurat dan diharapkan benar-benar bisa sesuai
dengan persyaratan, maksud, dan tujuan dari penelitian.41
Berdasarkan rumus Slovin, cara penentuan sampel adalah sebagai
berikut :
n = Jumlah sampel
40
Suharsini Arikunto. Prosedur Penelitian Kuantitatif. (Jakarta Rieneke Cipta, 2012),
42 41
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suati Pendekatan Praktik, 3
45
N = Jumlah seluruh anggota populasi
e = Toleransi terjadinya galat, kekeliruan atau cacat, taraf signifikansi untuk
pendidikan lazimnya 5% atau 0,05.
Jadi, untuk menghitung sampel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
n = 112
jadi jumlah sampel pada penelitian ini adalah 112 siswa.
C. Variabel dan Devinisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan Ekspost
Facto, menurut Sugiono, penelitian expost facto adalah suatu penelitian
yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dalam
kemudian menurut kebelakang melalui data tersebut untuk menemukan
faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-sebab yang
mungkin atas peristiwa yang diteliti. Dalam penelitian ini ada dua variabel,
46
adapun jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1) Untuk variabel independen (bebas) adalah shalat dhuha.
2) Untuk variabel dependen (terikat) adalah karakter baik.
2. Definisi Operasional
Untuk memperjelas pembahasan dan menghindari kesalah
pahaman yang mungkin terjadi terkait dengan judul penelitian yang
penulis buat, maka penulis merasa perlu untuk menjelaskan istilah-istilah
yang terkait dengan judul penelitian ini.
1) Sholat Dhuha
Shalat adalah berhadap hati kepada Alloh S.W.T sebagai
ibadah dalam bentuk beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut syarat-syarat
yang telah ditentukan syara. Sedangkan Shalat dhuha merupakan shalat
sunnah yang dilaksanakan pada waktu pagi atau waktu dhuha yakni
ketika matahari sedang naik setinggi tombak atau naik sepenggalah,
yang kira-kira antara jam tujuh sampai jam sebelas atau sampai akan
memasuki waktu shalat dhuhur.
2) Karakter Baik
Karakter baik merupakan penggambaran tingkah laku baik
yang dilaksanakan dengan menonjolkan nilai (benar-salah, baik-buruk)
secara implisit atau pun ekspilisit. Karakter berbeda dengan
47
kepribadian yang sama sekali tidak menyangkut nilai-nilai.
3) Siswa Kelas VIII MTs. Sabilul Muttaqin Pungging
Siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua anak
didik yang menempuh pendidikan di MTs. Sabilul Muttaqin Pungging
Kabupaten Mojokerto dengan populasi seluruh siswa kelas VIII MTs.
Sabilul Muttaqin Pungging Kabupaten Mojokerto.
D. Teknik Pengumpulan Data
Adapun langkah utama dalam pengumpulan data dengan tujuan
mencapatkan data yang falid, yaitu dengan cara :
1) Observasi
Peneliti menggunakan pedoman observasi pelaksanaan sholat dhuha
di sekolah yaitu dengan cara melakukan observasi secara langsung
bagaimana pelaksanaan sholat dhuha siswa di MTs. Sabilul Muttaqin
Pungging selama penelitian dilakukan, serta bagaimana karakter baik
siswa dalam kegiatan sehari-hari siswa di sekolah sebagai imbas dari
pelaksanaan Sholat Dhuha yang dilaksanakan secara rutin. Sehingga
peneliti memperoleh data situasi sosial yang terdiri dari tempat (Place),
pelaku (Actor), dan kegiatan (Activity).
2) Wawancara
Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan cara tanya jawab secara
langsung kepada kepala sekolah, guru, dan siswa untuk mengetahui
pelaksanaan sholat dhuha di MTs. Sabilul Muttaqin Pungging Kabupaten
48
Mojokerto. Wawancara ini menggunakan pedoman wawancara guru dan
kepala sekolah tentang pelaksanaan sholat dhuha berjamaah dalam rangka
menumbuhkan karakter yang baik bagi siswa yang diterapkan di MTs.
Sabilul Muttaqin Pungging Kabupaten Mojokerto.
3) Metode angket
Metode angket disebut sebagai metode quesioner atau dalam
bahasa Inggris disebut Questionnaire (daftar pertanyaan). Metode angket
merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara
sistematis kemudian di kirim untuk diisi oleh responden. 42
Metode ini ditujukan kepada responden untuk mendapatkan
tanggapan, perasaan dan pilihan mereka terhadap karakter baik siswa di
MTs. Sabilul Muttaqin. Data angket yang utama dalam penelitian ini
adalah hasil angket tentang karakter baik siswa (variabel : y)
4) Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data
dengan cara menyelidiki benda-benda tertulis seperti : buku-buku,
dokumen, majalah, catatan harian dan lain sebagainya.43
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang jumlah
guru, siswa, serta data yang berkaitan dengan karakter baik. Dengan
bantuan dokumentasi ini dapat memudahkan penelitian untuk mencari data
dalam penelitian. Data dokumen yang utama dalam penelitian ini adalah
42
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, 123
43 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta, Gramedia,
1993), 148
49
nilai raport siswa (variabel : y).
E. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah alat atau fasilitasi yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga
lebih mudah diolah. Maka instrument peneltiannya adalah penelitian sendiri
dalam mengumpulkan data, dan terjun ke lapangan secara langsung dengan
menggunakan metode observasi, wawancara, dan angket.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data sesuai dengan metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu mengumpulkan data-data melalui observasi, wawancara,
dan angket. Setelah data terkumpul melalui teknik pengumpulan data
kuesioner atau angket, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa data
yang telah terkumpul. Setelah data terkumpul, maka langkah-langkah
selanjutnya adalah sebagai berikut:
a. Editing
Yaitu memeriksa atau meneliti data atau catatan yang ada kemudian
disempurnakan apabila ada kekurangan atau yang lain sesuai dengan
kondisi yang ada.
b. Skoring
Yaitu memberi skor pada item-item yang perlu di beri skor.
50
c. Coding
Yaitu usaha untuk mengklasifikasikan menurut macamnya dengan
memberi tanda atau kode tertentu pada setiap jawaban.
d. Tabulating
Yaitu menghitung frekuensi yang terhitung dalam masing-masing
kategori dengan tujuan agar data dapat difahami.
e. Analisa data Product Moment
Yaitu mengubah jenis data sesuai dengan teknik analisis data yang
digunakan.
Selanjutnya, karena dalam penelitian ini adalah jenis korelasional
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pengaruh antara dua variable
maka dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi product
moment.44
Berdasarkan jenis data yang diajukan yaitu untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh shalat dhuha terhadap karakter baik siswa kelas VIII
MTs. Sabilul Muttaqin Pungging Kabupaten Mojokerto, maka dalam
penelitian ini analisa data yang digunakan untuk menghitung data statistik
adalah rumus Product Moment dimana persamaan regresi sudah ada di
dalamnya45
, rumus tersebut adalah sebagai berikut :
Korelasi antara variabel X dengan Y
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑
∑
∑
44
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 2002, hal. 240. 45
Sugiyono, Metode Penelitian, 2008, hal. 255.
51
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
Sxy = Jumlah perkalian variabel x dan variabel y
N = Jumlah responden yang diteliti
x = Jumlah skor variabel x
y = Jumlah skor variabel y.46
46
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendididkan, (Jakarta : Grafindo Persada,
1999), 180
52
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM PENELITIAN
1. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Sabilul Muttaqin
Pungging Kabupaten Mojokerto
Adapun sejarah singkat berdirinya MTs. SABILUL MUTTAQIN
Dusun Madyopuro Desa Kalipuro Pungging adalah mula-mula para
sesepuh Dsn. Madyopuro dan sekitarnya berkumpul dan bertukar pikiran
untuk menyikapi perkembangan zaman yang terus maju dan diperlukannya
suatu lembaga yang dapat melaksanakan tanggung jawab pendidikan bagi
generasi muda yang akan datang.
Akhirnya berdasarkan atas musyawarah tersebut, salah satu
pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Sabilul Muttaqin yaitu Dr. KH.
Abdul Rokhim, SH. MH. memprakarsai berdirinya lembaga pendidikan
tersebut pada tahun 2001 yang diberi nama MTs. SABILUL MUTTAQIN
sesuai dengan nama Pondok Pesantren yang pernah beliau timba ilmunya
dalam asuhan KH. Ahyat Halimy Mojokerto.
Pada awalnya pembangunan gedung terdiri dari 3 gedung.
Kemudian setelah dirasa kemajuan semakin tahun semakin pesat, maka
para sesepuh keluarga pendiri lembaga pendidikan SABILUL
MUTTAQIN mempunyai inisiatif untuk memperbanyak gedung dalam
beberapa lokal dan berinisiatif untuk membuka sekolah lanjutan dari
53
sekolah Madrasah Tsanawiyah. Setelah dirasa persiapan telah cukup
matang dan memperoleh hasil yang menckupi maka setelah Madrasah
Tsanawiyah, dibangunlah gedung untuk lembaga pendidikan yang lain.
Pada mulanya MTs. Sabilul Muttaqin Madyopuro Pungging hanya terdiri
dari tiga kelas saja dan masih dalam masa pembangunan gedung. Namun
setelah pembangunan lokal yang kedua yakni cikal bakal gedung telah
rampung dibangun, maka mulai dibenahi segala sarana dan prasarana serta
fasilitas yang dibutuhkan untuk kemandirian satu lembaga pendidikan.
Setelah beberapa tahun kemudian, peningkatan mutu sekaligus
berhasil dicapainya tujuan pendidikan yang diacanangkan oleh lembaga
pendidikan MTs. Sabilul Muttaqin Madyopuro Pungging menjadi salah
satu Sekolah Lanjutan Tingkat Menengah yang difavoritkan di Kecamatan
Pungging, sehingga tidak heran apabila kemajuan yang bisa dicapai bisa
menjadi sangat cepat. Bahkan jumlah yang semula tiga kelas kini di
tambah lagi menjadi lima belas kelas, di mana masing-masing kelas ada
beberapa ruang. Untuk kelas VII sebanyak 5 ruang, untuk kelas VIII
sebanyak 5 ruang, dan kelas IX sebanyak 5 ruang. melihat kemajuan dari
MTs. SABILUL MUTTAQIN yang sangat bagus, maka didirikan pula
Asrama Pondok Pesantren yang menjadi tempat tinggal sekaligus
penunjang pendidikan agama yang di berikan pada siswa-siswi yang
tinggal jauh dari sekolah untuk meminimalisasi biaya yang dibutuhkan
untuk menunjang kebutuhan pendidikan yang dibtuhkan.
54
2. Letak Geografis Madrasah Tsanawiyah SABILUL MUTTAQIN
Pungging Mojokerto
Adapun mengenai lokasi sekolah ini adalah terletak di Dusun
Madyopuro Desa Kalipuro Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto.
Meskipun terletak di sebuah desa namun MTs. SABILUL MUTTAQIN
kalau diperhitungkan terletak pada daerah yang sangat strategis dan
bagus. Hal tersebut didasarkan pada dekatnya sekolah pada Asrama
Pondok Pesantren serta jauhnya dari keramaian yang mengganggu dan
mempengaruhi lancarnya proses belajar-mengajar.
Bahkan kini Yayasan Pendidikan Pesantren SABILUL
MUTTAQIN telah membuka lagi pendidikan lanjutan dari Madrasah
Tsanawiyah, Madrasah Aliyah yakni perguruan tinggi yang didirikan
dengan beberapa jurusan. Bisa di katakan pelopor sekaligus pemberian
pendidikan agama bagi masyarakat di daerah Kecamatan Pungging
khususnya, yang patut diberi acungan jempol dan penghormatan.
3. Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Sabilul Muttaqin
Pungging Mojokerto
Sebagaimana lembaga pendidikan formal lainnya Madrasah
Tsanawiyah SABILUL MUTTAQIN Pungging Mojokerto juga
mempunyai struktur organisasi. Hal ini diharapkan agar tidak terjadi
tumpang tindih wewenang dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang
dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah SABILUL MUTTAQIN Pungging
55
Mojokerto. Adapun personalia dalam struktur organisasi tersebut adalah :
4. Visi Dan Misi Madrasah Tsanawiyah SABILUL MUTTAQIN
Pungging Mojokerto
VISI :
Terwujudnya nilai-nilai akhlakul karimah yang Islami,
pengamalan ibadah menurut ajaran agama Islam yang berhaluan ahlus
sunnah wal jama‟ah dalam kehidupan sehari-hari, serta memiliki
keunggulan teknologi, prestasi dalam bidang akademik dan non
akademik.
KOMITE
SEKOLAH KEPALA SEKOLAH
TU
WAKASEK
KURIKULUM WAKASEK
KESISWAAN
WAKASEK SARPARAS
WAKASEK
HUMAS
GURU
SISWA
56
MISI :
Menyelenggarakan dan mengembangkan model pembelajaran
yang aktif, kreatif, efektif, menyenangkan, inovatif, dan berbasiskan Iman
dan Taqwa guna meningkatkan kompetensi peserta didik dalam
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berwawasan global.
Membina dan mengembangkan seluruh potensi peserta didik
guna membangun generasi masa depan yang cerdas, terampil, kreatif,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki keunggulan kompetitif dalam
bidang akademik dan non akademik yang dapat diandalkan dalam
kehidupan bermasyarakat.
5. Keadaan Guru dan Karyawan di Madrasah Sabilul Muttaqin
Pungging Mojokerto
Sejak tahun 1990 sampai sekarang jumlah guru dan karyawan di
Madrasah Tsanawiyah Sabilul Muttaqin Pungging Mojokerto terus
berubah dan meningkat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 4.1
Keadaan Guru Madrasah Tsanawiyah Sabilul Muttaqin
Pungging Mojokerto Tahun Pelajaran 2019/2020
No Nama Tempat, Tgl. Lahir Keterangan
1. Anis Pujianah, S.Pd Mojokerto, 03/05/1983 Matematika
2. Teny Setyowati, S.Pd Madiun, 04/05/1977 IPS
3. Moh. Sriin, S.Pd Mojokerto, 09/05/1966 PKN
57
4. Sulikatiningsih, S.Pd Mojokerto, 31/05/1981 B. Indonesia
5. Abdurrohim, S.Kom Mojokerto, 22/04/1978 TIK
6. Abdul Majid Adnan, S.Pd.I Mojokerto, 14/01/1988 Aswaja
7. Dra.Innama Sidoarjo, 15/04/1966 Matematika
8. Muhammad Rofiq, S.Pd.I Pasuruan, 22/01/1980 Fiqih
9. Maulina Anggraini, S.Si Sidoarjo, 16/02/1982 IPA
10. Hj.Khoirun Nisa'il F, M.Pd.I Mojokerto, 17/04/1990 B. Arab
11. Wahyu Syafa'at, M.Pd.I Mojokerto, 25/12/1987 Aqidah Akhlak
12. Wieke Dwi Rahayu ,S.Pd Mojokerto, 25/12/1987 B. Inggris
13. Ahmad Syukron, S.Pd.I Mojokerto, 27/01/1986 SKI
14. Ribut Nur Huda, M.Pd.I Pasuruan, 24/01/1969 B. Arab
15. Moh. Thoyyib, S.E Pasuruan, 24/07/1990 IPS
16. Moh. Mas'ud, S.E Pasuruan, 15/09/1989 Penjaskes
17. Uswatun Khasanah, S.Pd. Pasuruan, 15/09/1989 B. Inggris
18. Siti Makrifah, S.Pd Mojokerto, 26/09/1989 B. Jawa
19. Ariyanti Kurniasari, S.Pd. Mojokerto, 26/09/1987 B. Inggris
20. Fega Rahmayani, S.Pd Mojokerto, 13/05/1990 IPA
21. Hakimah, S.Pd Mojokerto, 15/07/1977 Matematika
22. Isnu Widodo, M.Pd.I Mojokerto, 07/07/1982 Penjaskes
23. Dian Hariyanti, S.Pd.I. Pasuruan, 02/04/1992 Mulok
24. Waluyo Wasis Nugroho, S.Pd.I Magelang, 27/12/1988 Fiqih
25. Maratus Sholikhah, S.Pd.I Mojokerto, 15/11/1994 Qurdis
26. Mahmud, S.Hi Mojokerto, 04/09/1981 Qurdis
27. Kholifatul Khusna, S.Pd.I Mojokerto, 15/8/1981 SKI
28. Moh. Sulaiman, S.E Mojokerto, 27/11/1990 B. Indonesia
29. Lutfi Efendi Pasuruan, 12/05/1994 Aqidah
30. Imam Syaichudin, S.Pd.I Pasuruan, 29/10/1989 Nahwu Shorof
31. Umi Nur Kholifah, M.Pd.I. Mojokerto, 20/07/1978 Bendahara
32. Ana Madriatul Masruroh Mojokerto, 27/11/1994 TU
33. Nur Zulaiha Aprilia Pasuruan, 26/04/1997 TU
58
34. Khoirotul Ainiyah Mojokerto, 15/02/1997 TU
6. Keadaan Siswa Madrasah Tsanawiyah SABILUL MUTTAQIN
Pungging Mojokerto
Dari data yang penulis peroleh rata-rata siswa tersebut adalah
lulusan SD sekitar 30 %, sedangkan yang lulusan dari MI sekitar 70 %
dari jumlah 155 siswa. Selanjutnya penulis akan menyajikan data tentang
keadaan siswa Madrasah Tsanawiyah Sabilul Muttaqin Pungging
Mojokerto pada tahun pelajaran 2019/2020 pada tabel berikut ini :47
Tabel 4.2
Keadaan Siswa Madrasah Tsanawiyah Sabilul Muttaqin
Pungging Mojokerto Tahun Pelajaran 2019/2020
NO KELAS JUMLAH SISWA
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1. VII 78 87 165
2. VIII 70 75 145
3. IX 72 83 155
TOTAL 220 245 465
7. Keadaan Sarana dan Prasarana Madrasah Tsnawiyah Sabilul
Muttaqin Pungging Mojokerto
Selaras dengan meningkatnya jumlah siswa dan guna
meningkatkan mutu pendidikan Madrasah Tsanawiyah Sabilul Muttaqin
47
Data diperoleh dari Dokumen di kantor Madrasah Tsanawiyah Sabilul Muttaqin
Pungging Mojokerto setelah diobservasi pada tanggal 06 Mei 2019
59
Kec. Pungging, maka Madrasah Tsanawiyah SABILUL MUTTAQIN
Pungging Mojokerto terus berusaha untuk melakukan pembenahan dan
penambahan sarana dan prasarana agar tujuan pendidikan dapat tercapai
dengan efektif dan efisien.
Adapun sarana yang telah dimiliki oleh Madrasah Tsanawiyah
SABILUL MUTTAQIN Pungging Mojokerto dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :48
Tabel 4.3
Sarana dan Prasarana MTs. Sabilul Muttaqin
Pungging Mojokerto Tahun Pelajaran 2019/2020
N
o
Jenis
Bangunan Jml Luas
Th.
Bangu
-nan
Permanen Semi Permanen
B RB RR B RB RR
1. Ruang Kelas 15 567 2000 12 - 3 - - -
2. Kantor 1 63 2004 1 - - - - -
3. Ruang Guru 1 63 2004 1 - - - - -
4. Ruang TU 1 30 2008 1 - - - - -
5. Ruang Perpus 1 63 2008 1 - - - - -
6. Laboratorium
Komputer 1 49 2007 - - 1
IPA - - - - - - - - -
Bahasa 1 - - - - - - - -
IPS - - - - - - - - -
7. Ruang
Keterampilan
1 36 2007 1 - - - - -
8. Ruang
BP/BK
1 12 2005 1 - - - - -
9. Ruang UKS 1 12 2005 1 - - - - -
10. Aula 1 120 2008 - - 1 - - -
11. Musholla 1 56 2003 - - 1 - - -
48
Data diperoleh dari Dokumen di kantor Madrasah Tsanaw iyah Sabilul Muttaqin
Pungging Mojokerto setelah diobservasi pada tanggal 4 September 2019.
60
12. Rumah Dinas - - - - - - - - -
13. Kantin
/Koperasi
3 48 2009 3 - - - - -
14. Asrama 2 120 2007 2 - - - - -
15. KM/WC
siswa
6 12 2007 3 - - - - -
16. KM/WC guru 3 12 2007 3 - - - - -
17. Tempat
Parkir
1 225 2008 1 - - - - -
18. Fondasi /
Lain2
- 500 - - - - - - -
Jumlah 31 2288 - 25 6 - - -
1. Fasilitas Lainnya
N
o
Jenis
Bangunan Jml
Luas
/ Vol
Th.
Bangu
nan
Permanen Semi Permanen
B RB RR B RB RR
1. Listrik 1 15.00
0 V
1999 1 - - - - -
2. Telepon 1 - 1999 1 - - - - -
3. Lap.
Olahraga
1 2.50
0
1999 - 1 - - - -
4. Komputer 10 - 2007 5 - 5 - - -
5. Printer 2 - 2007 1 - 1 - - -
6. Mesin Ketik 3 - 1999 - - 3 - - -
7. Mesin Foto
Copy
1 - 2006 1 - - - - -
B. PENYAJIAN DATA
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh sholat duha terhadap karakter
baik siswa, maka penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mencari jumlah frekuensinya
2. Mencari prosentasenya dengan menggunakan rumus
61
Keterangan :
P = Prosentase
F = Frekuensinya
N = Jumlah Responden
Dari hasil perhitungan di atas, kemudian dimasukkan ke dalam
tabulasi, yang merupakan proses data-data instrumen angket menjadi tabel
angka dalam prosentase yang dapat dilihat pada tabel-tabel berkut ini:
1. Sholat Dhuha Siswa Kelas VIII MTs. Sabilul Muttaqin Pungging.
Tabel 4.4
SKOR HASIL OBSERVASI TENTANG PELAKSANAAN
SHOLAT DHUHA (VARIABEL X)
No Item Pertanyaan
Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 38
5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39
6 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 38
7 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 38
8 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
9 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 34
10 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 34
11 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 36
12 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 35
13 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 34
14 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 37
15 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 36
16 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 34
17 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 39
18 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 37
62
19 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 36
20 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 31
21 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 32
22 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 33
23 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 34
24 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 39
25 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 37
26 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
27 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
29 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
30 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
31 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
32 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
33 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 32
34 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 32
35 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 32
36 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 32
37 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 39
38 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 37
39 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 36
40 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 33
41 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 34
42 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 33
43 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 34
44 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 39
45 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 37
46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
50 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
54 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 38
55 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
56 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
57 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 38
63
58 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
60 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 38
61 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 38
62 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39
63 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
64 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39
65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
66 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
68 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
69 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
70 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
71 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
72 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
73 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
74 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
75 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
76 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39
77 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 38
78 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 38
79 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 38
80 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
81 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 38
82 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 38
83 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 38
84 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 37
85 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 37
86 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 38
87 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39
88 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
89 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
90 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
91 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 38
92 4 4 2 4 2 4 2 4 4 4 34
93 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 36
94 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39
95 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
96 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
64
97 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39
98 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
99 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 35
100 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
101 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 36
102 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 36
103 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 36
104 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 38
105 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 37
106 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 38
107 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
108 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
109 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
110 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
111 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
112 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
2. Karakter Baik Siswa Kelas VIII MTs. Sabilul Muttaqin Pungging.
Tabel 4.5
SKOR HASIL ANGKET TENTANG KARAKTER BAIK
(VARIABEL Y)
No Item Pertanyaan
Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
6 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
8 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 37
9 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 36
10 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 32
11 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 33
65
12 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 33
13 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 33
14 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 34
15 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
16 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
17 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 36
18 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 37
19 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 38
20 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 38
21 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 38
22 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 36
23 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 32
24 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 32
25 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 32
26 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
27 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
29 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
30 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
31 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
32 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
33 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 32
34 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 32
35 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 32
36 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 32
37 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 32
38 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 38
39 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 35
40 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 34
41 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 37
42 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 33
43 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 34
44 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 39
45 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 37
46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
50 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
66
51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
55 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
56 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
57 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
58 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 38
59 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 38
60 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 38
61 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 38
62 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 38
63 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
64 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
65 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
66 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
67 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
68 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
69 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
70 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
71 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
72 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
73 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
74 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
75 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
76 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39
77 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 38
78 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
79 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
80 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
81 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
82 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
83 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
84 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 38
85 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 38
86 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
87 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
88 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
89 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
67
90 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 38
91 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 38
92 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 34
93 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
94 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
95 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
96 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
97 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
98 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
99 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 37
100 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 33
101 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 38
102 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 39
103 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 37
104 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 38
105 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 31
106 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 38
107 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
108 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
109 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
110 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
111 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
112 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
Tabel 4.6
KORELASI ANTARA VARIABEL X (SHOLAT DHUHA)
DAN VARIABEL Y (KARAKTER BAIK)
No X Y X2 Y2 XY
1 40 39 1600 1521 1560
2 40 40 1600 1600 1600
3 40 40 1600 1600 1600
4 38 39 1444 1521 1482
5 39 40 1521 1600 1560
6 38 39 1444 1521 1482
7 38 40 1444 1600 1520
8 39 37 1521 1369 1443
68
9 34 36 1156 1296 1224
10 34 32 1156 1024 1088
11 36 33 1296 1089 1188
12 35 33 1225 1089 1155
13 34 33 1156 1089 1122
14 37 34 1369 1156 1258
15 36 39 1296 1521 1404
16 34 39 1156 1521 1326
17 39 36 1521 1296 1404
18 37 37 1369 1369 1369
19 36 38 1296 1444 1368
20 31 38 961 1444 1178
21 32 38 1024 1444 1216
22 33 36 1089 1296 1188
23 34 32 1156 1024 1088
24 39 32 1521 1024 1248
25 37 32 1369 1024 1184
26 39 39 1521 1521 1521
27 39 39 1521 1521 1521
28 40 40 1600 1600 1600
29 39 39 1521 1521 1521
30 39 39 1521 1521 1521
31 39 39 1521 1521 1521
32 39 39 1521 1521 1521
33 32 32 1024 1024 1024
34 32 32 1024 1024 1024
35 32 32 1024 1024 1024
36 32 32 1024 1024 1024
37 39 32 1521 1024 1248
38 37 38 1369 1444 1406
39 36 35 1296 1225 1260
40 33 34 1089 1156 1122
41 34 37 1156 1369 1258
42 33 33 1089 1089 1089
43 34 34 1156 1156 1156
44 39 39 1521 1521 1521
45 37 37 1369 1369 1369
46 40 40 1600 1600 1600
47 40 40 1600 1600 1600
69
48 40 40 1600 1600 1600
49 40 40 1600 1600 1600
50 39 39 1521 1521 1521
51 40 40 1600 1600 1600
52 40 40 1600 1600 1600
53 40 40 1600 1600 1600
54 38 40 1444 1600 1520
55 40 40 1600 1600 1600
56 39 39 1521 1521 1521
57 38 40 1444 1600 1520
58 39 38 1521 1444 1482
59 40 38 1600 1444 1520
60 38 38 1444 1444 1444
61 38 38 1444 1444 1444
62 39 38 1521 1444 1482
63 40 39 1600 1521 1560
64 39 39 1521 1521 1521
65 40 39 1600 1521 1560
66 40 39 1600 1521 1560
67 40 39 1600 1521 1560
68 40 40 1600 1600 1600
69 40 40 1600 1600 1600
70 40 40 1600 1600 1600
71 40 40 1600 1600 1600
72 40 40 1600 1600 1600
73 40 40 1600 1600 1600
74 40 40 1600 1600 1600
75 40 40 1600 1600 1600
76 39 39 1521 1521 1521
77 38 38 1444 1444 1444
78 38 40 1444 1600 1520
79 38 40 1444 1600 1520
80 39 40 1521 1600 1560
81 38 40 1444 1600 1520
82 38 39 1444 1521 1482
83 38 40 1444 1600 1520
84 37 38 1369 1444 1406
85 37 38 1369 1444 1406
86 38 39 1444 1521 1482
70
87 39 40 1521 1600 1560
88 40 40 1600 1600 1600
89 40 40 1600 1600 1600
90 40 38 1600 1444 1520
91 38 38 1444 1444 1444
92 34 34 1156 1156 1156
93 36 40 1296 1600 1440
94 39 40 1521 1600 1560
95 40 40 1600 1600 1600
96 40 40 1600 1600 1600
97 39 39 1521 1521 1521
98 40 40 1600 1600 1600
99 35 37 1225 1369 1295
100 30 33 900 1089 990
101 36 38 1296 1444 1368
102 36 39 1296 1521 1404
103 36 37 1296 1369 1332
104 38 38 1444 1444 1444
105 37 31 1369 961 1147
106 38 38 1444 1444 1444
107 40 40 1600 1600 1600
108 40 40 1600 1600 1600
109 39 40 1521 1600 1560
110 40 40 1600 1600 1600
111 40 39 1600 1521 1560
112 40 40 1600 1600 1600
4.229 4.246 160.397 161.746 160.847
C. ANALISIS DATA
Untuk menentukan hasil akhir dari penelitian ini, perlu diadakan
analisis data. Untuk menganalisis data yang terkumpul dan diolah sesuai
dengan jenis bentuk data. Maka dalam analisis ini, penulis menggunakan dua
jenis teknik analisis data, yakni analisis data kualitatif dan analisis data
kuantitatif. Adapun analisis datanya adalah sebagai berikut :
71
1. Proses Pelaksanaan Sholat Dhuha siswa kelas VIII di MTs. SABILUL
MUTTAQIN Pungging.
Untuk mencari nilai rata-rata dari hasil angket tentang
pelaksanaan sholat dhuha maka penulis menggunakan rumus mean :
Diketahui :
X : 4.229
N : 112
Jadi perhitungannya sebagai berikut :
M = 37
2. Karakter baik siswa kelas VIII MTs. Sabilul Muttaqin Pungging
Berdasarkan dari nilai hasil angket yang peneliti peroleh. Dalam
hal ini menggunakan rumus Mean
Diketahui
ƩY : 4.246
N : 112
My = 38
72
3. Pengaruh Sholat Dhuha terhadap Karakter Baik Siswa Kelas VIII MTs.
Sabilul Muttaqin Pungging
Dalam hal ini penulis menggunakan rumus product moment
sebagaimana yang penulis tetapkan pada bab pendahuluan.
Diketahui :
N = 112
x = 4229
y = 4246
x2 = 160397
y2 = 161746
x y = 160874
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑
∑
∑
√
√
√
Untuk mengetahui kuat lemahnya korelasi atau tinggi rendahnya
korelasi, atau besar kecilnya korelasi antara variabel (x) yaitu : ”Sholat
73
Dhuha” dengan variabel (y) yaitu ”karakter baik siswa”, maka nilai (r)
sebesar 0,701 dikonsultasikan atau diperbandingkan dengan cara kasar ke
dalam tabel interpretasi”Product Moment”sebagai berikut :
Tabel 4.7
Interprestasi Product Moment (rxy)
Besarnya ”r”
Product Moment
(rxy)
Interpretasi
0,00 – 0,199
Antara variabel x dan y memang terdapat korelasi,
akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau rendah
sehingga korelasi itu diabaikan/dianggap tidak ada
korelasi antara variabel x dan y.
0,20 – 0,399 Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang
lemah atau rendah.
0,40 – 0,699 Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang
sedang atau cukup.
0,70 – 0,899 Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang kuat
atau tinggi.
0,90 – 1,00 Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang
sangat kuat atau sangat tinggi.
Bila kita memperhatikan tabel interpretasi di atas, maka penulis
berkesimpulan bahwa terdapat pengaruh antara variabel (x) yaitu Sholat
Dhuha dengan variabel (y) yaitu karakter baik siswa. Sebab nilai r = 0,701
berada di antara 0,70 sampai 0,90 yang interpretasinya adalah ”terdapat
korelasi yang kuat atau tinggi”. Adapun untuk mengetahui apakah
hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan ada pengaruh, diterima atau
74
ditolak dan sebaliknya apakah hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan tidak
ada pengaruh, diterima atau ditolak. Maka dalam hal ini harus diadakan
perbandingan dengan (r) tabel yaitu dengan mencari ”df” atau ”db” nya.
Dalam hal ini tentunya terlebih dahulu menghitungnya ke dalam rumus :
df = N – nr, maka df = 112 – 2 = 110
Setelah nilai ”df” diketahui maka selanjutnya mengkonsultasikan
ke dalam nilai ”r” product moment, yaitu pada taraf signifikansi 5%
dengan ”df” adalah sebesar 110 maka diperoleh nilai ”r” tabel 0,374.
Karena hasil ”rxy” sebesar 0, 701 lebih besar dari pada ”r” tabel
dengan taraf signifikansi 5% = 0,374, maka berarti hipotesis alternatif (Ha)
yang menyatakan ada hubungan, diterima.
Jadi dari penelitian penulis di atas dapat dikatakan bahwa Sholat
Dhuha dalam terdapat pengaruh yang kuat dengan karakter baik siswa
kelas VIII MTs. SABILUL MUTTAQIN Pungging sebesar 70,1 %,
sedangkan karakter baik siswa MTs. SABILUL MUTTAQIN Pungging
yang dipengaruhi faktor lain, selain Sholat Dhuha sebesar 29,9 %.
75
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah penulis mengadakan penelitian tentang Pengaruh Sholat
Dhuha terhadap Karakter Baik Siswa Kelas VIII MTs. Sabilul Muttaqin
Pungging Kabupaten Mojokerto, maka penulis dalam bab terakhir ini
mengambil beberapa kesimpulan yaitu :
1. Penerapan Sholat Dhuha siswa kelas VBIII MTs. “Sabilul Muttaqin” Ds.
Kalipuro Kec. Pungging Kab. Mojokerto, berdasarkan angket yang
disebarkan kepada 112 siswa responden dapat diketahui bahwa responden
yang memberikan respon dengan angka pada kolom sholat dhuha “81-90”
pada angket yang disediakan sebesar 59,57 %, yang memberikan respon
dengan angka pada kolom sholat dhuha “71-80” sebesar 30,85 %, yang
memberikan respon dengan angka pada kolom sholat dhuha “61-70”
sebesar 8,93 % dan yang memberikan respon dengan angka pada kolom
sholat dhuha “51-60 “ sebesar 0,64 %, hal ini menunjukkan bahwa
pengaruh sholat dhuha di Madrasah Tsanawiyah (MTs) “Sabilul Muttaqin”
Ds. Kalipuro Kec. Pungging Kab. Mojokerto cukup bagus.
2. Karakter baik siswa kelas VIII MTs. “Sabilul Muttaqin” Ds. Kalipuro Kec.
Pungging Kab. Mojokerto, berdasarkan hasil angket yang disebarkan
tersebut dapat diketahui bahwa responden yang memberikan respon
dengan angka “81-90” sebesar 54,04 %, responden yang memberikan
respon dengan angka “71-80” sebesar 35,53 %, responden yang
1
76
memberikan respon dengan angka“61-70” sebesar 10,21 % dan responden
yang memberikan respon dengan angka “51-60 “ sebesar 0,21%, hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan karakter baik siswa di Madrasah
Tsanawiyah (MTs) “Sabilul Muttaqin” Ds. Kalipuro Kec. Pungging Kab.
Mojokerto semakin meningkat.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Sholat Dhuha terhadap karakter
baik siswa Kelas VIII di MTs Sabilul Muttaqin Pungging Mojokerto, hal
ini dapat diketahui dari berkonsultasi pada table nilai r Product moment ;
dapat kita ketahui bahwa dari hasil perhitungan harga kritik “r” product
moment dengan N = 112 pada taraf signifikasi 5% = 0,701, maka
membuktikan lebih besar harga kritik pada tabel “r” product moment,
yaitu 1,949 > 0,716. Dengan demikian membuktikan bahwa sholat dhuha
ada korelasi signifikan antara sholat dhuha dengan karakter baik siswa.
Berdasarkan analisa data di atas, terbukti bahwa sholat dhuha ada
pengaruh terhadap karakter baik siswa dengan harga kritik “r” Product
Moment” karakter baik siswa = 1,949 > 0,701 dengan kategori kuat atau
tinggi.
B. SARAN
Setelah pembahasan tentang kesimpulan sebagaimana tersebut diatas
maka tidaklah berlebihan kiranya apabila peneliti memberikan saran-saran
yang berkenaan dengan penelitian, adapun saran-saran tersebut adalah
sebagai berikut :
77
1. Bagi lembaga pendidikan diharapkan untuk selalu mengembangkan
serta meningkatkan inovatifnya tersebut dan terus melaksanakan
program kegiatan shalat dhuha sehingga akan dapat menanamkan pada
diri anak-anak didiknya pengetahuan yang tidak hanya dalam otaknya
saja tetapi dalam kepribadiannya dan kecerdasan beragama.
2. Bagi dewan guru MTs. Sabilul Muttaqin Pungging hendaknya ikut serta
dalam membina dan membimbing serta dapat menjadi contoh tauladan
bagi anak-anak didiknya.
3. Bagi anak didik hendaknya selalu menambah keaktifannya dalam
melaksanakan shalat dhuha untuk selalu berpartisipasi mensukseskan
program sekolah demi berjalannya proses belajar-mengajar dan
tercapainya tujuan pendidikan.
4. Bagi lembaga pendidikan lain/instansi-instansi lain hendaknya berusaha
untuk meniru dan mengikuti program shalat dhuha di kalangan
lembaganya sehingga dapat tercipta kebersamaan dalam mewujudkan
sebuah generasi yang berkualitas.
78
DAFTAR PUSTAKA
A. Tabrani Rusyan, Atang Kusdinar BA, dan Drs. Zainal Arifin, Pendekatan
Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung : CV. Remaja Karya, 1989)
Abdul Ghofir, Proses Belajar Mengajar, (Malang : IAIN Sunan Ampel Malang,
1987)
Abu Ahmad, Pengantar Metodik Didaktik, C.V. Armico, Bandung. 1998, hal 131.
Abu Ahmadi, dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta,
1991
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2000)
Ali Sukamtono, AVA + 3D (Jombang : Universitas Darul Ulum Jombang)
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendididkan, (Jakarta : Grafindo Persada,
1999)
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta : Rineka Cipta,
1997)
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta : Kencana Prenada
Media Goup, (2005)
Daryanto, Petunjuk Praktek Mengajar, Bina Karya, Bandung, 1981
Departemen Agama Republik Indonesia, Q.S. Asy-Syuraa : 38 (Al-Qur‟an dan
Terjemah), Standar Kompetensi, Jakarta, 2004
Engkoswara, Dasar-Dasar Metodologi Pengajaran, (Jakarta : Bina Aksara, 1984
JJ. Hasibuan, dan Moejiono, Proses Belajar Mengajar,(Bandung : CV. Remaja
Karya, 1988)
Muhammad Azhar, Proses Belajar Mengajar Pola CBSA, (Surabaya : Usaha
Nasional, 1993)
Muhaimin, Abd. Ghofir, dan Nur Ali Rahman, Strategi Belajar Mengajar
(Penerapan Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama), (S urabaya : CV.
Citra Media, 1996)
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995
79
Muhaimin, Et. el, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2002)
Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo, 2001)
Nana Sudjana, dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian, (Bandung : Sinar Baru,
1989)
----------, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru
Algesindo, 1995)
----------, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Di Sekolah, Sinar Baru
Algesindo, Bandung, 1998
Oemar Hamalik, Praktek Keguruan, (Bandung : Tarsito, 1975)
----------, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2001)
R. Ibrahim, dan Nana Syaodih S, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta : Rineka
Cipta, 1996)
Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar.Bina Aksara, Jakarta, Cet III, 1991
S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 2004
Sardiman A.M., Interaksi dan Motif Belajar Mengajar, (Jakarta : Rajawali Pers,
1990)
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta,
Surabaya, 1991
Sudirman N. dkk, Ilmu Pendidikan, Remaja Karya, Bandung, 1987
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara,
1992)
----------, Prosedur Penelitian (Jaka rta, PT. Rineks Cipta, 1991)
----------, Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktek, (Jakarta : PT. Rineka
Cipta, 1998)
Sunaryo, Strategi Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial, (Malang : IKIP
Malang, 1989
Suprapto, Metodologi Riset dan Aplikasinya dalam Pemasaran (Jakarta :
80
Lembaga Penerbitan FE, 1997)
Suprihadi Saputro, Dasar-Dasar Metodologi Pengajaran Umum, IKIP Malang,
1993
Sutrinso Hadi, Metodologi Research I (Yogyakarta : Fak Psikologi UGM)
----------, Metodologi Research II (Yogyakarta : Andi Offset. 1989)
----------, Metodologi Research III (Yogyakarta : Andi Offset. 1989)
Syaiful Bahri Djamarah, dan Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,
Rieneka Cipta, Jakarta, 1996
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta
: PT. Rineka Cipta,, 2000)
----------, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 1995)
Team Pembina Mata Kuliah Didaktik Metodik/Kurikulum IKIP Surabaya,
Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, (Jakarta : CV. Rajawali,
1989)
W.J.S Poerwadinta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka,
1993)
Winarno Surakhmad, Metodologi Pengajaran Nasional, (Bandung : Jemmars,
1980)
Zainal Arifin, Evaluasi Instruksional (Prinsip-Teknik-Prosedur), (Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya, 199)
Zuhairini, Agus Maimun, dan Sarju, Didaktik-Metodik, (Malang : Biri Ilmiah
IAIN Sunan Ampel Malang, 1999)
1
INSTRUMEN PENELITIAN
PENGARUH SHOLAT DHUHA TERHADAP KARAKTER BAIK SISWA
KELAS VIII MTs. SABILUL MUTTAQIN PUNGGING
KABUPATEN MOJOKERTO
Nama : …………………………………………………………
Kelas : …………………………………………………………
PETUNJUK PENGISIAN
Anda diminta memberikan pendapaat atas pernyataan di bawah ini, dengan
cara memberikan tanda check (√) pada bari yang telah disediakan, dan setiap
alternative jawaban tidak mewujudkan salah atau benar.
Kami sangat menghargai waktu yang anda gunakan untuk mengisi
instrument ini secara jujur. Dan kerahasiaan identitas anda akan kami juga
sesuaikan dengan etika penelitian.
PERTANYAAN
SS : Jika pertanyaan tersebut sangat SANGAT SESUAI dengan diri anda.
S : Jika pertanyaan tersubut SESUAI dengan diri anda.
TS : Jika pertanyaan tersebut TIDAK SESUAI dengan diri anda.
STS : Jika pertanyaan tersebut SANGAT TIDAK SESUAI dengan diri anda.
I. VARIABEL X : SHOLAT DHUHA
No Pernyataan SS S TS STS
1 Apakah anda mengerjakan shalat dhuha atas kemauan
sendiri?
2 Apakah anda mengikuti kegiatan shalat dhuha di
sekolah?
3 Apakah anda merasa bosan ketika melaksanakan shalat
dhuha?
4 Apakah anda melaksanakan sholat dhuha dengan
berjamaah di lingkungan sekolah anda?
5 Apakah anda berdoa sendiri memohon ditambahkan
ilmu pengetahuan dan memiliki karakter yang baik?
6 Apakah sholat dhuha menambah kegundahan hati anda?
7 Apakah sholat dhuha dapat menenangkan perasaan hati
2
anda?
8 Apakah anda merasa termotivasi /terdorong untuk
berkarakter/berprilaku lebih baik sesudah
melaksanakan sholat dhuha?
9 Apakah sholat dhuha dapat membangkitkan harapan
untuk mencapai cita-cita anda dalam menuntut ilmu?
10 Apakah dalam mengikuti jamaah sholat dhuha, anda
menunggu perintah/ teguran dari guru?
II. VARIABEL Y : KARAKTER BAIK
1 Apakah anda mempunyai perasaan ingin menjadi juara
di kelas anda?
2 Apakah anda merasa gundah/tidak tenang dalam mengikuti
semua pelajaran setiap hari?
3 Apakah anda mempunyai keyakinan bahwa Allah akan
selalu menolong anda?
4 Apakah anda yakin akan diberikan oleh Allah
kemudahan dalam menuntut ilmu di sekolah?
5 Apakah anda lupa bahwa anda selalu diawasi oleh Allah
ketika ingin berbuat keburukan?
6 Apakah anda mendambakan perasaan kasih sayang dari
teman-teman atau guru- guru anda ketika di sekolah?
7 Dalam belajar/ menuntut ilmu, apakah anda selalu
berniat ingin mendapatkan pujian dan penghargaan
dari teman-teman dan guru-guru anda?
8 Pernahkah anda berkeinginan mempunyai sebuah
kreatifitas yang membuat anda lebih maju daripada
teman-teman anda?
9 Apakah dalam melaksanakan suatu pekerjaan anda
bekerja sendiri?
10 Apakah anda takut keinginan anda untuk berbuat
sesuatu diketahui teman atau guru anda?
3
Nukilan Tabel Nilai Koefisien Korelasi “r” Product Moment
dari Pearson untuk Berbagai df.49
df.
(degress of freedom)
Banyak variabel yang dikorelasikan
2
Harga “r” pada taraf signifikansi
5% 1%
1 0,997 1,000
2 0,950 0,990
3 0,878 0,959
4 0,811 0,917
5 0,754 0,874
6 0,707 0,834
7 0,666 0,798
8 0,632 0,765
9 0,602 0,735
10 0,576 0,708
11 0,553 0,684
12 0,532 0,661
13 0,514 0,641
14 0,497 0,623
15 0,482 0,606
16 0,468 0,590
17 0,456 0,575
18 0,444 0,561
19 0,433 0,549
20 0,423 0,537
21 0,413 0,526
22 0,404 0,515
23 0,396 0,505
24 0,388 0,496
25 0,381 0,487
26 0,374 0,478
27 0,367 0,470
28 0,361 0,463
29 0,355 0,456
30 0,349 0,449
35 0,325 0,418
40 0,304 0,393
49
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2006.(*Dinukil dari: Henry E. Garrett, Statistcs in Psichology and Education,(New York:
Longmans, Green and co.), hal: 437-439, dengan penyesuaian seperlunya; sesuai dengan
kebutuhan variabel yang dikorelasikan hannya dibatasi 2 buah).
4
45 0,288 0,372
50 0,273 0,354
60 0,250 0,325
70 0,232 0,302
80 0,217 0,283
90 0,205 0,267
100 0,195 0,254
125 0,174 0,228
150 0,159 0,208
200 0,138 0,181
300 0,113 0,148
400 0,098 0,128
500 0,088 0,115
1000 0,062 0,081
5
SU R A T I ZIN P EN ELI T IA N Nomor: 015/MTs-SM/III/2019
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Madrasah Tsanawiyah
“Sabilul Muttaqin” Pungging Kabupaten Mojokerto, memberikan izin
kepada :
Nama : EVA CHADIJAH
NIM : NIM : 2015240481
NIMKO : 2015.4.024.0001.1.004217
Progra Studi : Pendidikan Agama Islam
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raden Wijaya Mojokerto
Untuk melaksanakan penelitian d MTs. Sabilul Muttaqin Pungging
Kabupaten Mojokerto dengan judul “PENGARUH SHOLAT DHUHA
TERHADAP KARAKTER BAIK SISWA KELAS VIII MTs. SABILUL
MUTTAQIN PUNGGING KABUPATEN MOJOKERTO”.
Terhitung mulai 25 Maret 2019 sampai dengan 30 September 2019.
Demikian Surat Keterangan ini dibuat dengan sebenarnya dan agar
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Mojokerto, 15 Maret 2019
Kepala Madrasah
ANIS PUJIANAH, S.Pd.
6
PENDAFTARAN MUNAQSAH SKRIPSI TAHUN 2019
NAMA
NIM
NIMKO
Tempat, Tanggal Lahir
Alamat
Judul Skripsi
ISI DALAM LEMBAR PERSYARATAN MUNAQOSAH SKRIPSI 2019
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH RADEN WIJAYA MOJOKERTO
2019
NO NAMA BERKAS RANGKAP TANDA (X)
1. Fotokopi KTM/NIMKO 1 lembar
2. Fotokopi Kwitansi Pendaftaran Munaqosah 1 lembar
3. Print out hasil pendaftaran on-line 1 lembar
4. Fotokopi KHS dan / transkip 1 lembar
5. Kartu Bimbingan 2 lembar
6. Hard Copy Hasil Penyebaran Angket Sejumlah
responden
7. Proposal (keadaan sudah terjilid) 2 exemplar
8. Hard Cipy skripsi masing-masing dalam stopmap jepit 2 exemplar
9. Surat Keterangan bebas Plagiasi (batas plagiasi 40%) 1 lembar
7
PENGARUH SHOLAT DHUHA TERHADAP KARAKTER
BAIK SISWA KELAS VIII MTs. SABILUL MUTTAQIN
PUNGGING KABUPATEN MOJOKERTO
SKRIPSI
DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS-TUGAS
DAN MEMENUHI SALAH SATU SYARAT
GUNA MEMPEROLEH GELAR
SARJANA ILMU TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
Oleh :
Eva Chadijah
NIM : 2015240481
NIMKO : 2015.4.024.0001.1.004217
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
RADEN WIJAYA MOJOKERTO
2019