skripsi analisis risiko usahatani padi di daerah

120
i SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH PERBUKITAN DI DESA KRAGILAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian (S.P) Oleh: Rio Saputra NIM. 132310039 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2017

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

i

SKRIPSI

ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH PERBUKITAN

DI DESA KRAGILAN KECAMATAN GEBANG

KABUPATEN PURWOREJO

Diajukan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian (S.P)

Oleh:

Rio Saputra

NIM. 132310039

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

2017

Page 2: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH
Page 3: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH
Page 4: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

iv

MOTTO

“Karena dengan berusaha dan sabarlah yang akan membuat kita sukses dalam

kehidupan”

(Ali ‘Imran: 3)

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu,

sesungguhnya allah beserta orang-orang yang sabar”

(Al Baqarah: 2)

“Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang

sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai

keuntungan besar”

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk:

Orang tua tercinta (Bapak Markos dan Ibu Ros Miyati, semua kebaikan yang

ada pada diri saya selama ini semua berasal dari kalian berdua, terima kasih

banyak atas bimbingan dan dukungan yang telah kalian berikan.

Seluruh dosen Fakultas Pertanian beserta staff terimakasih atas bimbingan,

dukungan dan doa yang telah diberikan.

Rekan-rekan agribisnis angkatan tahun 2013 terimakasih yang telah

memberikan semangat dan dukungan.

Seluruh petani padi di Desa Kragilan, Kecamatan Gebang, Kabupaten

Purworejo terimakasih atas kerja samanya sehingga skripsi ini bisa di

selesaikan.

Page 5: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

v

Page 6: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

vi

PRAKATA

Alhamdulillah puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Swt, atas

limpahan rahmat karunia, dan hidayahnya sehingga skripsi yang berjudul

“Analisis Risiko Usahatani Padi di Daerah Perbukitan di Desa Kragilan

Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo” ini dapat diselesaikan.

Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun menyampaikan rasa

terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo

2. Dekan Fakultas Pertanian yang telah memberikan izin dan rekomendasi

kepada penyusun mengadakan penelitian untuk penyusunan skripsi ini.

3. Ketua Progaram Studi Agribisnis Fakultas Pertanian, yang telah

memberikan perhatian dan dorongan sehingga penyusun dapat

menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Istiko Agus Wicaksono S.P., M.Sc, selaku pembimbing I dan Ir. H.

Didik Widiyantono M.Agr, selaku pembimbing II yang telah banyak

membimbing, mengarahkan, memotivasi dengan penuh kesabaran dan

tidak mengenal lelah, serta mengoreksi skripsi ini dengan penuh ketelitian

sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Kepala Desa Kragilan Kecamatan Gebang, Kelompok Tani “Karya Tani”

yang telah memberikan izin dan kemudahan dalam penelitian ini.

6. Berbagai pihak yang telah memberikan motivasi dan semangat kepada

penyusun dalam menyelesaikan studi di Program Studi Agribisnis.

Penyusun hanya dapat berdoa dan berusaha semoga Allah Swt.

Memeberikan balasan yang berlipat ganda atas budi baik yang telah diberikan.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca

umumnya.

Purworejo, September 2017

Penyusun

Rio Saputra

Page 7: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

vii

ABSTRAK

Rio Saputra.”Analisis Risiko Usahatani Padi di Daerah Perbukitan di Desa

Kragilan Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo”. Skripsi. Program Studi

Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; 1) risiko yang dihadapi petani

padi di sekitar daerah perbukitan di desa Kragilan, dan bagaimana risikonya

terhadap harga, produksi dan pendapatan petani, 2) persepsi petani padi terhadap

risiko usahatani padi di sekitar daerah perbukitan di desa Kragilan, 3) cara petani

padi dalam menghadapi risiko usahatani di daerah perbukitan di desa Kragilan.

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif dengan lokasi penelitian dipilih di desa Kragilan kecamatan Gebang

karena desa tersebut salah satu desa penghasil padi dengan produktifitas tinggi di

daerah perbukitan. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode sampel

kuota sehingga di peroleh 36 petani sampel.

Hasil penelitian diketahui bahwa (1) Macam-macam risiko yang dihadapi

petani padi di sekitar daerah perbukitan adalah a) bencana alam (seperti longsor

dan kekeringan), b) perubahan cuaca dan iklim (seperti lebih lamanya musim

kemarau daripada musim hujan), c) gangguan OPT (serangan hama wereng), d)

kesulitan pengolahan lahan karena tidak bisa dilalui oleh traktor, e) mencari

pinjaman modal yang sulit. analisis risiko menunjukkan risiko produksi, biaya dan

pendapatan risikonya rendah (2) Petani mempunyai persepsi buruk terhadap risiko

Karena menganggap risiko merupakan suatu kejadian yang sangat mengganggu

jalannya usahatani padi, walaupun masih ada sebagian risiko bisa dicegah dan

diatasi. (3) cara yang dipilih oleh petani dalam mengendalikan risiko; a) sebelum

melakukan usahatani padi petani atau mengalami risiko, petani terlebih dahulu

membuat perencanaan bersama kelompok tani dan penyuluh pertanian, b) pada

saat masa produksi apabila terserang hama dan penyakit petani lebih banyak

memilih untuk membasmi hama dengan menggunkan pestisida yang lebih cepat

dan terbukti, walaupun petani sudah mengetahui dampaknya dan c) setelah

mengalami risiko, petani tetap melakukan/menyelesaikan usahataninya walaupun

produksi padi tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Kata Kunci: Padi, Risiko Usahatani, Pebukitan

Page 8: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

viii

ABSTRACT

Rio Saputra: Risk Analysis of rice farming in hilly areas in Kragilan village,

Gebang district, Purworejo regency. Essay. Agribusiness study program. Faculty

of Agriculture. Muhammadiyah University of Purworejo.

This study aims to determine; 1) the risks faced by rice farmers around the

hills in the village of Kragilan, and how the risks to farmers' prices, production

and income, 2) the perception of rice farmers against rice farming risks around the

hills in Kragilan village, 3) the way rice farmers face Farming risks in the hilly

areas of Kragilan village.

The basic method used in this research is descriptive method with the

research location selected in Kragilan village, Gebang sub district, because the

village is one of rice producing villages with high productivity in hilly area in

Gebang sub district. The sampling technique used the quota sampling method so

that 36 farmers got the sample.

The results of the research note that (1) Various kinds of risks faced by

rice farmers in the hilly areas are: a) natural disasters (such as landslides and

droughts), b) weather and climate changes (such as the duration of the dry season

rather than the rainy season), c) disturbance of plant-disturbing organisms (aphid

attack pasts), d) difficulty in land preparation due to difficult conditions for tractor

to pass, e) looking for a difficult capital loan. Risk analysis based on the

coefficient of variation shows the risk of production, cost and income risk is low.

(2) Farmers have a bad perception of risk because it considers the risk is an event

that is very disturbing the course of rice farming, although there are still some

risks that can be prevented and controlled. (3) Farmers preferred strategy by

farmers is; a) before doing rice farming, farmers first plan together farmer groups

and agricultural extension workers, b) at the time of production when attacked by

pests and diseases, more farmers choose to eradicate pests by using faster

pesticides and proven, although the farmers already know the impact and c) after

experiencing the risk, farmers keep doing/completing their farms although rice

production is not as expected.

Key words: Rice, Farming Risk, Farming in Hilly Areas

Page 9: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL .............................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. iv

SURAT PERNYATAAN ........................................................................... v

PRAKATA ................................................................................................. vi

ABSTRAK .................................................................................................. vii

ABSTRACT ................................................................................................ viii

DAFTAR ISI ............................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .............................................................. 6

C. Batasan Masalah dan Asumsi Penelitian .............................. 7

D. Rumusan Masalah ................................................................. 8

E. Tujuan Penelitian .................................................................. 8

F. Manfaat Penelitian ................................................................ 8

BAB II KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA

PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ................................................. 10

A. Kajian Teori .......................................................................... 10

B. Tinjauan Pustaka ................................................................... 20

C. Kerangka Pemikiran ............................................................. 26

D. Rumusan Hipotesis ............................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 29

A. Desain Penelitian .................................................................. 29

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 29

C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................ 30

D. Variabel Penelitian ................................................................ 31

E. Definisi Operasional ............................................................. 31

F. Pengumpulan Data ................................................................ 33

G. Instrumen Penelitian ............................................................. 35

H. Analisis Data ......................................................................... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 43

A. Keadaan Umum Wilayah ...................................................... 43

B. Analisis Data ......................................................................... 52

C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 58

Page 10: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

x

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 73

A. Simpulan ................................................................................ 73

B. Saran ...................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 75

LAMPIRAN

Page 11: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Produksi Padi Sawah dari Tahun 2012-2015 di Kabupaten

Purworejo.................................................................................

2

Tabel 2. Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Menurut Jenis

Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Purworejo Tahun

2015 .........................................................................................

2

Tabel 3. Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Padi Menurut

Kecamatan di Kabupaten Purworejo Tahun 2015....................

3

Tabel 4. Produksi dan Produktivitas Padi Menurut Desa di Kecamatan

Gebang Kabupaten Purworejo Tahun 2015............................

4

Tabel 5. Perbandingan Penelitian ini dengan Penelitian Terdahulu.......

24

Tabel 6. Waktu Pelaksanaan Penelitian.................................................

30

Tabel 7. Indikator Persepsi Petani..........................................................

40

Tabel 8. Kategori Persepsi Petani...........................................................

41

Tabel 9. Keadaan Lahan Menurut Kegunaannya di Desa Kragilan

Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Tahun 2016……..

44

Tabel 10. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Desa

Kragilan Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Tahun

2016…………………………………………………………..

45

Tabel 11. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa

Kragilan Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Tahun

2016…………………………………………………………..

46

Tabel 12. Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Desa Kragilan

Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Tahun 2016……..

47

Tabel 13. Jumlah Penduduk Menurut jenis Kelamin di Desa Kragilan

Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Tahun 2016……..

48

Tabel 14. Karakteristik responden Petani Padi di Daerah Perbukitan

Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Kragilan Tahun 2017…..

53

Page 12: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

xii

Tabel 15. Karakteristik Responden Petani Padi di Sekitar Daerah

Perbukitan Berdasarkan Umur Produktif di Desa Kragilan

Tahun 2017………………………………………………..….

54

Tabel 16. Karakteristik Responden Petani Padi di Sekitar Daerah

Perbukitan Berdasarkan Pendidikan Petani di Desa Kragilan

Tahun 2017…………………………………………………...

55

Tabel 17. Karakteristik Responden Petani Padi di Sekitar Daerah

Perbukitan Berdasarkan Jumlah Keluarga di Desa Kragilan

Tahun 2017…………………………………………………...

55

Tabel 18. Karakteristik Responden Petani Padi di Daerah Perbukitan

Berdasarkan Luas Lahan di Desa Kragilan Tahun 2017……..

56

Tabel 19. Karakteristik Responden Petani Padi di Sekitar Daerah

Perbukitan Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan di Desa

Kragilan Tahun 2017…………………………………………

57

Tabel 20. Risiko yang Bersumber dari Produksi………………………. 58

Tabel 21 Risiko yang Bersumber dari Pasar…………………………... 59

Tabel 22. Risiko yang Bersumber dari Institusi………………………... 60

Tabel 23. Risiko dari Manajemen Sumber Daya Manusia…………….. 61

Tabel 24. Risiko yang Bersumber dari Keuangan……………………... 62

Tabel 25. Besaran Risiko Produksi, Biaya dan Pendapatan pada

Usahatani Padi di Daerah Perbukitan Desa Kragilan Tahun

2017………………………………….................…………….

64

Tabel 26. Persepsi Petani Terhadap Risiko Usahatani Padi di Daerah

Perbukitan Desa Kragilan Tahun 2017………………………

68

Tabel 27. Persepsi Petani Padi Terhadap Risiko di Desa Kragilan

Tahun 2017…………………………………………………...

69

Tabel 28. Nilai Skor Persepsi Petani Padi Terhadap Risiko di Daerah

Perbukitan di Desa Kragilan…………………………………

69

Tabel 29. Cara Petani dalam menghadapi Risiko Usahatani Padi di

Daerah Perbukitan di Desa Kragilan Tahun 2017……………

70

Page 13: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Prilaku Petani dalam Menghadapi Risiko...........................

15

Gambar 2. Bagan Kerangka Pemikiran.................................................

26

Page 14: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

Lampiran 2. Identitas Responden

Lampiran 3. Analisis Penggunaan Benih

Lampiran 4. Analisis Penggunaan Pupuk

Lampiran 5. Analisis Penggunaan Pestisida

Lampiran 6. Analisis Penggunaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga

Lampiran 7. Analisis Penggunaan Tenaga Kerja Luar Keluarga

Lampiran 8. Analisis Penyusutan Alat Pertanian/Musim Tanam (MT)

Lampiran 9. Analisis Risiko Biaya

Lampiran 10. Analisis Penerimaan

Lampiran 11. Analisis Risiko Pendapatan

Lampiran 12. Analisis Risiko Produksi

Lampiran 13. Analisis Persepsi Risiko Usahatani

Lampiran 14. Dokumentasi Wawancara Petani

Lampiran 15. Surat Perizinan dari Pemerintah Kabupaten Purworejo

Lampiran 16. Kartu Bimbingan Skripsi

Page 15: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

1

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting

perannya dalam perekonomian nasional. Sektor ini mampu memperoleh

keuntungan yang manghasilkan devisa bagi negara. Sektor pertanian juga

merupakan salah satu sektor yang dipersiapkan untuk menghasilkan produk

yang memiliki kualitas dan nilai ekonomis, selain itu beberapa komoditas

pertanian juga sudah menjadi bahan pangan pokok (makanan pokok) sehari-

hari masyarakat di Indonesia, contoh seperti padi, ketela pohon, singkong dan

jagung (Anonim 2005:1-2).

Padi merupakan komoditas pertanian yang sangat banyak diproduksi oleh

masyarakat Indonesia, mulai dari pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan hingga

Papua. Padi merupakan makanan pokok bagi masyarakat di Indonesia. Daerah

di Indonesia yang banyak memproduksi padi adalah pulau Jawa, salah satu

daerahnya berada di kabupaten Purworejo yaitu daerah penghasil padi bagian

selatan pulau Jawa (Jawa Tengah) dengan produksi pada tahun 2015 mencapai

355.330 ton atau 62,55 Kw/Ha, produksi ini meningkat dari tahun sebelumnya

yaitu tahun 2014 dengan produksi sebesar 323.233 atau 57,06 Kw/Ha, berikut

data produksi padi sawah dari tahun 2012-2015 untuk lebih jelas dapat dilihat

pada Tabel 1 (Badan Pusat Statistik Kabupaten Purworejo, 2016: 225).

Tabel

1

Page 16: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

2

Produksi Padi Sawah dari Tahun 2012-2015 di Kabupaten Purworejo

Tahun Luas Panen

(Ha)

Produksi

(Ton)

Rata-Rata Produksi

(Kw/Ha)

2015 56,805 355.330 62,55

2014 56,649 323.233 57,06

2013 58,402 329.938 56,49

2012 58,170 324.456 55,78

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Purworejo, 2016: 225

Padi merupakan salah satu komoditas dengan produksi terbesar di

kabupaten Purworejo dengan jumlah produksi tahun 2015 sebesar 355.330 ton,

berikut Tabel 2 menunjukkan luas panen, produksi dan rata-rata produksi

menurut jenis bahan makanan di kabupaten Purworejo tahun 2015.

Tabel 2

Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Menurut Jenis Tanaman Bahan

Makanan di Kabupaten Purworejo Tahun 2015

Jenis Tanaman Pangan Luas Panen

(Ha)

Produksi

(Ton)

Rata-Rata Produksi

(Kw/Ha)

Padi Sawah 56.805 355.330 62,55

Padi Ladang 492 2.682 54,52

Jagung 3.066 18.560 60,54

Ketela Pohon 4.070 80.825 198,59

Ketela Rambat 190 2.031 106,92

Kacang Tanah 1.682 2.313 13,75

Kedelai 2.976 4.021 13,51

Kacang Hijau 691 934 13,51

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Purworejo, 2016: 224

Tabel 3 berikut menunjukkan luas panen, produksi dan rata-rata produksi

padi menurut kecamatan di kabupaten Purworejo Tahun 2015

Page 17: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

3

Tabel 3

Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Padi Menurut Kecamatan di

Kabupaten Purworejo Tahun 2015

Kecamatan Luas Panen

(Ha)

Produksi

(Ton)

Rata-Rata Produksi

(Kw/Ha)

Daerah Perbukitan

Kaligesing 248 1.453,56 58,61

Bruno 2.482 14.955,37 60,26

Gebang 2.797 17.850,10 63,82

Loano 2.193 13.386,66 61,04

Bener 2.601 16.215,96 62,35

Daerah Dataran Rendah

Grabag 5.164 32.999,14 63,9

Ngombol 7.159 44.573,32 62,26

Purwodadi 5.263 33.144,51 62,98

Bagelen 806 4.783,61 59,61

Purworejo 2.819 16.565,19 58,76

Banyuurip 5.378 33.954,33 63,14

Bayan 3.533 22.717,19 64,3

Kutoarjo 3.723 22.864,54 61,41

Butuh 5.184 32.244,07 62,2

Pituruh 4.707 30.092,91 63,93

Kemiri 2.748 17.529,99 63,79

Jumlah 56.805 355.330,43 62,55

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Purworejo, 2016: 225

Tabel 3 menunjukkan bahwa terdapat 5 kecamatan yang berada di daerah

yang berbukit, daerah tersebut tepatnya di bagian utara kabupaten Purworejo,

dari ke 5 daerah perbukitan tersebut kecamatan Gebang merupakan kecamatan

dengan produksi padi sawah terbesar dengan rata-rata produksi 63,82 Kw/Ha,

untuk seluruh kecamatan di kabupaten Purworejo, kecamatan Gebang

merupakan produksi padi sawah terbesar ketiga setelah kecamatan Pituruh

dengan rata-rata produksi 63,93 Kw/Ha. kecamatan Gebang merupakan tempat

yang cocok untuk penelitian dikarenakan daerah kecamatan Gebang

sebagiannya merupakan daerah perbukitan, merupakan daerah yang sulit untuk

Page 18: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

4

berusahatani padi sawah, berikut Tabel 4 menunjukkan produksi dan

produktivitas padi menurut desa di kecamatan Gebang.

Tabel 4

Produksi dan Produktivitas Padi Menurut Desa di Kecamatan Gebang,

Kabupaten Purworejo Tahun 2015

No Nama Desa Luas Panen

(ha)

Produksi

(Ton)

Produktivitas

(Ton/Ha)

Daerah Perbukitan

1 Bendosari 89 544,9 6,12

2 Tlogosono 12 73,8 6,15

3 Penungkulan 192 1217,1 6,34

4 Sidoleren 14 85,8 6,13

5 Kalitengkek 21 128,9 6,14

6 Redin 82 504,1 6,15

7 Kemiri 30 187,2 6,24

8 Kragilan 68 457,5 6,73

9 Ngaglik 27 152,5 5,65

10 Prumben 25 152,5 6,10

11 Pelutan 86 524,6 6,10

12 Gintungan 172 1098,6 6,39

13 Bulus 48 296,8 6,18

14 Salam 74 455,55 6,16

15 Rendeng 187 1144 6,12

16 Pakem 217 1333,2 6,14

Daerah Dataran Rendah

1 Ngemplak 114 695,4 6,10

2 Mlaran 272 1659,2 6,10

3 Lugosobo 216 1355 6,27

4 Seren 408 2535,05 6,21

5 Winongkidul 113 626,8 5,55

6 Kroyo 168 725,9 4,32

7 Winonglor 195 1199,4 6,15

8 Gebang 98 634,3 6,47

Jumlah 2928 17788,1 6,08

Sumber: UPT Dinas Pertanian Kecamatan Gebang, 2016

Tabel 4 menunjukkan bahwa terdapat 16 desa di kecamatan Gebang yang

berada di daerah perbukitan/daerah dengan permukaan tanah yang tidak rata,

Page 19: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

5

diantara 16 desa yang berada di daerah perbukitan desa Kragilan merupakan

desa dengan produktivitas usahatani padi yang besar dengan jumlah 6,73

Ton/Ha dan merupakan jumlah produktivitas padi terbesar di kecamatan

Gebang. Daerah perbukitan umumnya ditanami tumbuhan/tanaman keras

dikarenakan daerah perbukitan memiliki permukaan yang tidak rata sehingga

menyulitkan petani untuk mananam padi sawah yang justru membutuhkan

banyak air untuk produksinya, jika petani tetap berusahatani padi maka petani

akan menghadapi risiko-risiko yang ada di daerah perbukitan salah satu risiko

yang ada dan disebabkan oleh alam adalah kekeringan.

Risiko merupakan suatu hal yang harus dihadapi siapa saja. Tindakan

untuk menghindari risiko merupakan hal yang cukup sulit untuk dilakukan,

sehingga yang paling mudah ialah bagaimana mengelola risiko dengan baik.

Risiko yang dikelola dengan baik akan meminimalisir kerugian yang diperoleh.

Risiko dalam bisnis merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Robison

dan Barry dalam Assafa (2014: 13) menyatakan bahwa seorang pengambil

keputusan harus memperhatikan tiga hal penting yang berkaitan dengan risiko,

yakni seberapa besar kemampuan risiko yang akan mempengaruhi seluruh

kombinasi keputusan yang dibuat dalam bisnis, sumber informasi apa yang

tersedia untuk memprediksi risiko bisnis yang akan dihadapi dan alternatif apa

saja yang tersedia untuk meminimalisir risiko bisnis yang dihadapi.

Page 20: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

6

B. Identifikasi Masalah

Letak desa Kragilan berada di wilayah yang berbukit, merupakan

wilayah yang sangat sulit untuk ditanami atau melakukan usahatani padi yang

membutuhkan air yang cukup. Secara umum risiko dalam usahatani padi di

desa Kragilan meliputi risiko produksi yaitu pengolahan lahan yang sulit (tidak

bisa menggunakan mesin), risiko institusi yaitu lambannya pembangunan

infrastruktur pertanian seperti saluran irigasi dan penyangga sawah terhadap

sungai, risiko pasar yaitu harga jual padi dari petani dibeli dengan harga yang

murah (di bawah harga pasaran), risiko manajemen sumber daya manusia yaitu

petani selalu menggunakan alat pertaniannya sehingga rentan mengalami

kerusakan seperti (sabit dan cangkul), risiko keuangan yaitu petani kesulitan

dalam mencari modal untuk memulai usahatani padi.

Permasalahan yang menonjol dihadapi petani di desa Kragilan yaitu:

pengolahan lahan secara manual karena lahan yang sulit untuk dilewati traktor,

longsor yang diakibatkan kelebihan air dan abrasi karena aliran sungai disekitar

lahan petani dan pada musim tanam yang kedua lahan milik petani diserang

hama wereng. Serangan hama wereng mengakibatkan hampir seluruh padi

milik petani mengalami kerusakan. Permasalahan usahatani padi yang dihadapi

petani tersebut merupakan suatu risiko yang harus dikelola oleh petani agar

usahataninya berhasil.

Usahatani padi di desa Kragilan yang daerahnya perbukitan umumnya

cocok untuk ditanami tanaman keras seperti usahatani pohon jati dan albasia

namun petani di desa Kragilan tetap melakukan usahatani padi. Tingkat

Page 21: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

7

produktivitas padi di desa Kragilan sebesar 6,73 Ton/Ha pada tahun 2015 dan

merupakan produktivitas usahatani padi terbesar di kecamatan Gebang. Hal ini

menunjukkan bahwa petani di desa Kragilan sudah sangat baik dalam

mengelola risiko yang dihadapi dalam usahatani padi di. Kemampuan petani

dalam mengola risiko itu menarik untuk dipelajari lebih lanjut agar dapat

menggambarkan risiko-risiko apa saja yang sesungguhnya yang dihadapi

dalam usahatani padi di daerah perbukitan, bagaimana persepsi petani terhadap

risiko-risiko yang ada dan bagaimana cara-cara petani dalam menghadapi

risiko tersebut.

C. Batasan Masalah dan Asumsi Penelitian

1. Batasan Masalah

a. Penelitian ini dilakukan pada petani padi di daerah perbukitan desa

Kragilan, kecamatan Gebang, kabupaten Purworejo.

b. Petani yang diteliti adalah petani yang sudah pernah melakukan

usahatani padi di desa Kragilan.

c. Padi yang diteliti adalah padi sawah.

2. Asumsi Penelitian

a. Kemampuan petani dalam usahatani padi diasumsikan sama.

b. Hasil panen padi dijual semua.

c. Petani yang mampu berfikir realistis

Page 22: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

8

D. Rumusan Masalah

1. Apa saja risiko yang dihadapi petani padi di daerah perbukitan di desa

Kragilan, kecamatan Gebang kabupaten Purworejo dan bagaimana

risikonya terhadap harga, produksi dan pendapatan petani?

2. Bagaimana persepsi petani padi terhadap risiko usahatani padi di daerah

perbukitan di desa Kragilan, kecamatan Gebang, kabupaten Purworejo?

3. Bagaimana cara petani padi dalam menghadapi risiko usahatani padi di

daerah perbukitan di desa Kragilan, kecamatan Gebang, kabupaten

Purworejo?

E. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui risiko yang dihadapi petani padi di daerah perbukitan di desa

Kragilan, kecamatan Gebang, kabupaten Purworejo dan bagaimana

risikonya terhadap harga, produksi dan pendapatan petani.

2. Mengetahui persepsi petani padi terhadap risiko usahatani padi di daerah

perbukitan di desa Kragilan, kecamatan Gebang, kabupaten Purworejo.

3. Mengetahui cara petani padi dalam menghadapi risiko usahatani di daerah

perbukitan di desa Kragilan, kecamatan Gebang, kabupaten Purworejo.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi mahasiswa adalah sebagai salah satu syarat kelulusan untuk

mendapatkan gelar Sarjana Pertanian (S.P.).

Page 23: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

9

2. Bagi petani, penelitian ini dapat membantu petani untuk mengetahui cara

yang baik dalam menghadapi suatu risiko usahatani padi di daerah

perbukitan.

3. Bagi pemerintah kabupaten Purworejo adalah sebagai bahan untuk refrensi

dan membuat perencanaan kedepannya.

4. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini semoga bisa menjadi bahan informasi

yang bermanfaat.

Page 24: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

10

BAB II. KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA

PIKIR DAN RUMUSAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Padi

Padi adalah tumbuhan yang mudah ditemukan, terutama di daerah

pedesaan. Hamparan persawahan di pedesaan dipenuhi dengan tanaman padi.

Tanaman tersebut digunakan sebagai sumber makanan pokok bagi masyarakat

di Indonesia. Padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L. Padi

(bahasa latin: Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya

terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman

budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga

(genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar.

Tanaman padi merupakan jenis tanaman rumput-rumputan. Tanaman

padi mempunyai klasifikasi sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae,

Ordo : Poales,

Famili : Graminae

Genus : Oryza Linn

Species : Oryza sativa L.

Tanaman padi dapat hidup baik di daerah yang berhawa panas maupun

daerah yang banyak mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata-rata 200

mm per bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang

10

Page 25: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

11

dikehendaki per tahun sekitar 1500 -2000 mm. Suhu yang baik untuk

pertumbuhan tanaman padi 23 °C. Tinggi tempat yang cocok untuk tanaman

padi berkisar antara 0 -1500 m dpl. Tanah yang baik untuk pertumbuhan

tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan

lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jumlah

yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan

atasnya antara 18 -22 cm dengan pH antara 4-7.

Padi merupakan tanaman yang membutuhkan air yang sangat cukup

untuk hidupnya. Tanaman ini tergolong semi aquaris yang cocok ditanam di

tanah tergenang. Padi merupakan tanaman yang ditanam di sawah yang

menyediakan kebutuhan air cukup untuk pertumbuhan, meskipun demikian

padi juga dapat diusahakan di lahan kering atau istilahnya padi gogo.

Kebutuhan air pada tanaman padi pun harus terpenuhi (Anonim 2011:1)

2. Perbukitan

Bukit adalah suatu wilayah bentang alam yang memiliki permukaan

Tanah yang lebih tinggi dari permukaan tanah di sekelilingnya namun dengan

ketinggian relief rendah dibandingkan dengan gunung, perbukitan umumnya

memiliki ketinggian ≤ 500 mdpl. Perbukitan adalah rangkaian bukit yang

sejajar di suatu daerah yang cukup luas, daerah perbukitan masih bisa ditanami

tumbuhan. Tumbuhan yang ditanam umumnya tumbuhan/tanaman keras dan

tumbuhan/tanaman yang tidak membutuhkan banyak air.

Page 26: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

12

Bukit adalah suatu bentuk wujud alam wilayah bentang alam yang

memiliki permukaan tanah yang lebih tinggi dari permukaan tanah di

sekelilingnya namun dengan ketinggian relatif rendah dibandingkan dengan

gunung. Perbukitan adalah rangkaian bukit yang berjajar di suatu daerah yang

cukup luas. Pengertian dalam Bahasa Melayu, bukit juga dapat berarti gunung.

Dalam buku A Descriptive Dictionary of the Indian Islands and Adjacent

Countries (1856), John Crawfurd menulis bahwa bukit dalam Bahasa Melayu

sama dengan gunung dalam Bahasa Jawa, yaitu dataran yang tinggi.

Contohnya, pegunungan yang berjejer di pulau Sumatera, dinamakan dengan

Bukit Barisan. (Widyatmati dan Natalia, 2006:109).

3. Usahatani

Usahatani pada dasarnya adalah proses pengorganisasian alam, lahan,

tenaga kerja dan modal untuk menghasilkan output pertanian. Usahatani adalah

ilmu yang mempelajari tentang cara petani mengelola input atau faktor-faktor

produksi (tanah, tenaga kerja, teknologi, pupuk, benih, dan pestisida) dengan

efektif, efisien, dan kontinyu untuk menghasilkan produksi yang tinggi

sehingga pendapatan usahataninya meningkat (Rahim dan Hastuti, 2007: 158).

Soekartawi (2002: 1) berpendapat bahwa ilmu usahatani adalah ilmu

yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan faktor produksi yang

ada secara efektif (mengalokasikan sumberdaya dengan sebaik-baiknya) dan

efisien (menghasilkan output yang melebihi input) untuk tujuan memperoleh

keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Adapun faktor produksi dalam

Page 27: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

13

usahatani ialah faktor alam yakni iklim dan tanah/lahan, tenaga kerja, modal,

serta pengelolaan.

Shinta (2011: 1) berpendapat bahwa usahatani adalah ilmu yang

mempelajari bagaimana menggunakan sumberdaya secara efisien dan efektif

pada suatu usaha pertanian agar diperoleh hasil maksimal. Sumber daya itu

adalah lahan, tenaga kerja, modal dan manajemen.

Suratiyah (2006: 8) menyatakan bahwa ilmu usahatani adalah ilmu

yang mempelajari bagaimana seorang mengusahakan dan mengkoordinir

faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal

sehingga memberikan manfaat sebaik-baiknya. Sebagai ilmu pengetahuan,

ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara petani menentukan

dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan

seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan

semaksimal mungkin. Suratiyah (2006: 9) mendefinisikan usahatani adalah

segala kegiatan petani dalam mengusahakan dan mengkoordinirkan faktor-

faktor produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal sehingga

dapat memberikan manfaat/pendapatan sebaik-baiknya atau semaksimal

mungkin.

4. Risiko

Risiko merupakan suatu hal yang harus dihadapi siapa saja. Tindakan

untuk menghindari risiko merupakan hal yang cukup sulit untuk dilakukan,

sehingga yang paling mudah ialah bagaimana mengelola risiko dengan baik.

Page 28: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

14

Risiko yang dikelola dengan baik akan meminimalisir kerugian yang diperoleh.

Risiko dalam bisnis merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Risiko

yang paling umum ditemui bisa dibagi ke dalam tiga kategori: keuangan,

operasional, dan strategis. Selain itu, risiko bisa bersifat internal atau eksternal

kelembagaan. Risiko internal sebagian besar berada dalam kendali petani

karena terkait dengan sistem operasional dan keputusan manajemen. Risiko

eksternal sebagian besar di luar kendali petani dikarenakan terkait dengan alam

seperti bencana alam serta cuaca yang tidak menentu (Goldberg dan Palladini,

2011: 2).

Risiko selalu ada dalam setiap dunia usaha. Risiko dalam bisnis

menjadi suatu kesatuan yang sulit untuk dipisahkan. Dunia usaha tidak terlepas

dari adanya risiko. Kata risiko telah banyak digunakan dalam berbagai

pengertian dan sudah biasa dipakai dalam dunia bisnis maupun usaha. Kegiatan

bisnis bidang pertanian pun erat kaitannya dengan istilah risiko. Pengusaha

maupun petani umumnya menggunakan istilah risiko untuk menggambarkan

suatu kejadian yang merugikan. Pemahaman setiap orang terhadap risiko bisa

berbeda-beda tergantung pada sejauh mana orang tersebut mengerti konsep dan

definisi risiko. Keputusan secara umum dibagi menjadi dua kelompok, yaitu

situasi keputusan yang pasti, dan situasi keputusan yang tidak pasti atau dalam

kondisi risiko. Risiko merupakan peluang suatu kehilangan atau kerugian

(Harwood et al 1999: 1).

Risiko yang dihadapi dalam kegiatan bisnis maupun produksi,

disebabkan oleh adanya sumber-sumber penyebab terjadinya risiko.

Page 29: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

15

Identifikasi terhadap sumber risiko produksi yang dihadapi penting untuk

dilakukan. Petani menghadapi beberapa risiko produksi seperti risiko dari

pemilihan lahan yang tepat, iklim, pengaturan irigasi dan variabel lainnya, hal

ini sesuai dengan pernyataan Hardwood et al (1999: 2). Risiko produksi

lainnya yang akan dihadapi petani dapat berasal dari hama dan penyakit.

Risk averse, risk neutral dan risk taker merupakan tiga kriteria perilaku

petani dalam menghadapi risiko, hal itu sesuai dengan pernyataan Debertin

dalam Assafa (2014:15). Setiap petani memiliki perbedaan perilaku dalam

menghadapi risiko yang dihadapi. Petani yang risk averse merupakan perilaku

petani yang tidak siap untuk menghadapi kerugian. Petani akan mengharapkan

pendapatan yang lebih tinggi jika menghadapi risiko yang tinggi. Perilaku risk

taker pada petani yang berani mengambil kesempatan walaupun hasil yang

diperoleh rendah. Pendapatan rendah yang dihadapi petani tidak

mempengaruhi keinginan petani untuk menjalankan kegiatan produksinya.

Petani risk neutral menunjukkan perilaku yang tidak peka terhadap besar atau

kecilnya risiko yang dihadapi. Ilustrasi Risk averse, risk neutral dan risk taker

tertera pada Gambar 1.

Gambar 1. Perilaku Petani dalam Menghadapi Risiko

Sumber: Debertin dalam Assafa (2014: 15)

Page 30: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

16

Gambar 1 menunjukkan bahwa hubungan antara pendapatan yang

diharapkan dengan variasi berbeda berdasarkan sikap perilaku menghadapi

risiko. Petani yang baik ialah petani yang menjadi risk taker.

Harwood, et al (1999: 7) menjelaskan beberapa risiko yang sering

terjadi pada pertanian dan dapat menurunkan tingkat pendapatan petani, yaitu:

a. Risiko hasil produksi

Fluktuasi hasil produksi dalam pertanian dapat disebabkan karena kejadian

yang tidak terkontrol. Biasanya disebabkan oleh kondisi alam yang ekstrim

seperti curah hujan, iklim, cuaca, dan serangan hama dan penyakit.

Produksi juga harus memperhatikan teknologi tepat guna untuk

memaksimumkan keuntungan dari hasil produksi optimal.

b. Risiko harga atau pasar

Risiko harga dapat dipengaruhi oleh perubahan harga produksi atau input

yang digunakan. Risiko ini muncul ketika proses produksi sudah berjalan.

Risiko ini lebih disebabkan oleh proses produksi dalam jangka waktu lama

pada pertanian, sehingga kebutuhan akan input setiap periode memiliki

harga yang berbeda. Kemudian adanya perbedaan permintaan pada lini

konsumen domestik maupun internasional.

c. Risiko Institutsi

Institusi atau kelembagaan mempengaruhi hasil pertanian melalui

kebijakan dan peraturan. Kebijakan pemerintah dalam menjaga kestabilan

proses produksi, distribusi, dan harga input-output dibutuhkan untuk

Page 31: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

17

memenuhi kebutuhan produksi petani. Fluktuasi harga input maupun output

pertanian dapat mempengaruhi biaya produksi.

d. Risiko manusia

Risiko ini disebabkan oleh tingkah laku manusia dalam melakukan proses

produksi. Sumberdaya manusia perlu diperhatikan untuk menghasilkan

output optimal. Moral manusia dapat menimbulkan kerugian seperti adanya

kelalaian sehingga menimbulkan kebakaran, pencurian, dan rusaknya

fasilitas produksi.

e. Risiko keuangan

Risiko keuangan merupakan dampak yang ditimbulkan oleh cara petani

dalam mengelola keuangannya. Modal yang dimiliki dapat digunakan

secara optimal untuk menghasilkan output. Peminjaman modal yang

banyak dilakukan oleh petani memberikan manfaat seimbang berupa laba

antara pengelola dan pemilik modal.

Kemunculan risiko pada pertanian dapat pula disebabkan oleh adanya

faktor internal maupun eksternal. Faktor-faktor eksternal dari sektor pertanian

berpengaruh lebih besar dibandingkan dengan faktor-faktor internal. Contoh,

anomali perubahan iklim yang terjadi dewasa ini, berimplikasi langsung

terhadap aktivitas usahatani di Indonesia. Perubahan iklim yang semakin tidak

dapat dikira oleh para petani, menyebabkan sering terjadinya kejadian-kejadian

buruk yang merugikan petani seperti tidak optimalnya atau rusaknya jaringan

irigasi, jalan usahatani, dan prasarana pertanian lainnya (Ramadhana, 2013:

13).

Page 32: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

18

Darmawi (2016:46) menyatakan bahwa informasi mengenai risiko yang

diperlukan berkenaan dengan dua dimensi risiko yang perlu diukur ialah

Frekuensi atau jumlah kerugian yang akan terjadi; dan Keparahan dari kerugian

itu. Paling sedikit untuk masing-masing dimensi itu yang ingin diketahui

adalah;

a. Rata-rata nilainya dalam periode anggaran.

b. Variasi nilai dari yang diharapkan dengan yang aktual.

c. Dampak keseluruhan dari kerugian-kerugian itu.

5. Persepsi

Siagian (2004: 98) menyatakan persepsi merupakan suatu proses

seseorang/individu mengorganisasikan dan menginterpretasikan kesan-kesan

dalam usahanya memberikan suatu makna tertentu kepada lingkungan.

Interpretasi seseorang/individu tentang kesan sensorinya mengenai lingkungan

atau suatu benda akan sangat berpengaruh pada prilakunya dalam menentukan

apa yang di pandangnya/dilihat. Persepsi tidak timbul begitu saja, secara umum

ada tiga faktor yang mempengaruhi persepsi

a. Diri orang yang bersangkutan sendiri (diri sendiri)

b. Sasaran persepsi tersebut (obyek)

c. Faktor situasi (keadaan lingkungan)

Persepsi adalah proses mengorganisasikan dan menginterprestasikan

informasi sensoris agar informasi tersebut menjadi bermakna, sel reseptor di

mata akan merekam mendeteksi benda yang berada jauh berwarana

Page 33: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

19

gelap/hitam, namun mata kita tidak “melihat” mobil. Mengenali bahwa benda

yang jauh berwarna hitam tersebut sebagai mobil adalah persepsi. Persepsi

merupakan pengenalan benda itu sendiri (hal yang dilakukan oleh otak

terhadap bahan mentah yang ada) (King, 2016: 130)

King (2016: 131) menyatakan bahwa ada dua proses terjadinya persepsi

yaitu bottom-up dan top-down:

a. Bottom-up adalah proses dimana reseptor sensoris menangkap informasi

mengenai lingkungan eksternal dan mengirimkannya ke otak untuk di

interpretasikan.

b. Top-down adalah dimulai dengan pemrosesan kognitif di dalam otak, pada

proses Top-down dimulai dengan beberapa pemahaman mengenai hal yang

sedang terjadi (hasil dari pengalaman) dan menerapkan kerangka pikir

tersebut untuk informasi dari luar.

Ahmadi dan Supriono (2013: 2) berpendapat bahwa persepsi di dalam

psikologi termasuk kedalam ilmu jiwa yaitu ilmu yang mempelajari sifat-sifat

khusus dari gejala-gejala kejiwaan manusia, sedangkan persepsi mempunyai

cara kerja dengan menggunakan pengalaman dalam mempelajari sesuatu, yaitu

dengan mencoba, menyelidiki, membandingkan dan menarik kesimpulan

berdasarkan atas kenyataan dalam kehidupan sehari-hari. Sarwono (2015: 24)

persepsi secara umum merupakan proses perolehan, penafsiran dan pengaturan

informasi berdasarkan indrawi.

Kesimpulannya dapat dinyatakan bahwa persepsi adalah suatu

tanggapan, penafsiran, pengartian atau menginterpretasiakn suatu objek

Page 34: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

20

lingkungan atau benda oleh seseorang/individu melalui indra dan pengalaman

seseorang/individu masing-masing, namun persepsi belum menjamin

kebenaran informasi yang diberikan.

B. Tinjauan Pustaka

Renthiandy, dkk. (2013), melakukan penelitian tentang Analisis Risiko

Usahatani Padi di kecamatan Karanganyar, kabupaten Karang Anyar. Analisis

yang dilakukan dalam penelitian tersebut adalah analisis biaya dan pendapatan.

Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Rhentiandy, dkk. dapat disimpulkan

bahwa rata-rata biaya usahatani padi di kecamatan Karanganyar MT II Tahun

2013 sebesar Rp 10.219.859 per hektar dan rata-rata pendapatan yang diterima

petani sebesar Rp 15.474.319 per hektar. Risiko usahatani padi di Kecamatan

Karanganyar MT II Tahun 2013 diperoleh hasil CV risiko produksi sebesar 0,53,

CV risiko harga sebesar 0,05, dan CV risiko pendapatan sebesar 0,73. Strategi

penanggulan risiko produksi, risiko harga, dan risiko pendapatan menggunakan

strategi ex ante, interactive, dan ex post. Strategi ex ante dilakukan dengan cara

menggunakan varietas benih yang berbeda yaitu varietas IR64 dan Ciherang.

Strategi interactive dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung pada

tanaman padi agar apabila terjadi kerusakan dapat segera diperbaiki atau diatasi.

Strategi ex post yang dilakukan oleh petani dengan mengistirahatkan lahan (bero)

atau menanami lahan dengan komoditas yang lain.

Ramadhana, (2013), melakukan penelitian tentang Analisis Risiko

Produksi Usahatani Padi sebagai Dasar Pengembangan Asuransi Pertanian

Page 35: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

21

(Kasus: desa Sukaratu, kecamatan Gekbrong, Cianjur). Analisis data yang

dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari analisis kualitatif dan analisis

kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan menggunakan pendekatan

deskriptif dalam menjelaskan sumber-sumber dan teknik manajemen risiko

pertanian. Analisis kuantitatif yang dilakukan terdiri dari analisis probabilitas

terjadinya risiko, dampak risiko, serta perhitungan premi untuk asuransi pertanian.

Mekanisme asuransi merupakan salah satu mekanisme manajemen risiko yang

dapat melindungi kesejahteraan petani. desa Sukaratu, kecamatan Gekbrong

merupakan salah satu desa yang memiliki komoditi unggulan berupa padi. Tujuan

penelitian ini adalah mengidentifikasi sumber, probabilitas, dan dampak risiko

padi di desa Sukaratu, serta menentukan premi yang ideal untuk diterapkan dalam

mekanisme asuransi pertanian. Sumber risiko utama yang ditemukan di desa

Sukaratu adalah organisme penganggu tanaman berupa hama dan penyakit; serta

faktor cuaca. Hasil analisa menggunakan z-score menunjukkan probabilitas risiko

sebesar 3.8%. Sedangkan hasil analisa menggunakan metode VaR menunjukkan

dampak risiko sebesar Rp7 682 020.-. Nilai premi yang didapatkan melalui

metode class rating adalah sebesar Rp389 222.- per hektar tiap musim tanam.

Aribawa, (2012), melakukan penelitian tentang Pengaruh Sistem Tanam

Terhadap Peningkatan Produktivitas Padi di Lahan Sawah Dataran Tinggi

Beriklim Basah di desa Kerta, kecamatan Payangan Gianyar Bali. Analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Hasil penelitiannya

adalah 1) perlakuan sistem tanam berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap

jumlah anakan menjelang panen dan bobot 1000 butir biji, tapi berpengaruh nyata

Page 36: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

22

(P<0,05) terhadap parameter tanaman lainnya yang diamati, 2) sisitem tanam

legowo 2:1 menunjukkan keunggulan dibandingkan perlakuan sistem tanam

lainnya. Hasil gabah kering panen per hektar tertinggi dihasilkan oleh perlakuan

tabel legowo 2:1 (s1) yaitu 8,84 t GKP ha-1, meningkat sebesar 14,36%

dibandingkan perlakuan sistem tanam legowo cara petani 12:1

Lubis, (2009), melakukan penelitian tentang Manajemen Risiko Produksi

dan Penerimaan Padi Semi Organik (Studi Kasus Gabungan Kelompok Tani Silih

Asih di desa Cibuniy, kecamatan. Cigombong, kabupaten. Bogor). Analisis yang

digunakan dalam penelitian adalah analisis deskriptif. Hasil penelitiannya adalah

sumber-sumber risiko dalam usaha padi semi organik pada petani diklasifikasikan

menjadi risiko produksi dan risiko harga. Hasil analisa yang dilakukan,

menunjukkan risiko produksi memiliki dampak besar dan probabilitas kecil,

sedangkan risiko penerimaan memiliki probabilitas dan dampak besar. Strategi

penanganan risiko yang telah dilakukan oleh petani untuk menghadapi risiko

produksi dan penerimaan padi semi organik diklasifikasikan pada dua kelompok

yaitu preventif (penghindaran risiko) dan mitigasi (mengurangi risiko). Tindakan

penghindaran risiko yang dilakukan antara lain; pengaturan musim tanam,

melaksanakan SOP, pengkajian teknologi, pengembangan sumberdaya manusia,

dan sistem kontrak. Penanganan yang dilakukan melalui mitigasi risiko adalah

pengendalian hama dan penyakit, pengadaan air pada musim kemarau, pembuatan

pupuk organik, dan memperbaiki sistem kontrak.

Suharyanto dkk, (2015), melakukan penelitian tentang Analisis Risiko

Produksi Usahatani Padi Sawah di provinsi Bali. Analisis data dilakukan

Page 37: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

23

menggunakan regresi linear berganda dengan metode heteroscedastic. Model

heteroscedastic yang digunakan adalah model multiplicative heteroscedasticity

dengan memaksimumkan fungsi likelihood (Just and Pope). Penelitian ini

bertujuan untuk menganalisis risiko usahatani padi sawah serta pengaruh

penggunaan input usahatani terhadap risiko produksi padi sawah di provinsi Bali.

Hasil analisis menunjukkan bahwa risiko produksi padi sawah lebih tinggi pada

musim hujan dengan status lahan bukan milik sendiri. Faktor-faktor produksi

yang secara nyata mempengaruhi produksi padi sawah antara lain luas lahan,

pupuk organik dan pestisida.

Page 38: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

24 Tabel 5.

Perbandingan Penelitian ini dengan Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Penelitian Tujuan Penelitian Metode Analisis Persamaan Perbedaan

1 Rio Saputra, 2016 Analisis Risiko Usahatani Padi

Sawah di Daerah Perbukitan

desa Kragilan, kecamatan

Gebang, kabupaten Purworejo

1. Mengetahui risiko yang dihadapi petani

padi sawah di sekitar daerah perbukitan

desa Kragilan kecamatan Gebang

kabupaten Purworejo dan bagaimana

risikonya terhadap harga, produksi dan

pendapatan petani

2. Mengetahui persepsi petani padi sawah

terhadap risiko usahatani padi sawah di

daerah perbukitan di desa Kragilan,

kecamatan Gebang kabupaten Purworejo

3. Mengetahui cara petani padi dalam

menghadapi risiko usahatani di daerah

perbukitan di desa Kragilan, kecamatan

Gebang, Kabupaten Purworejo

1. Analisis deskriptif

kualitatif.

2. Analisis risiko biaya,

produksi dan

pendapatan

Meneliti tentang

risiko usahatani

1. Lokasi penelitian

yaitu; desa

Kragilan,

kecamatan Gebang,

kabupaten

Purworejo

2. Waktu Penelitian

2 1. Pratiska Anevi

Renthiandy

2. Joko Sutrisno

3. Mei Tri Sundari

Analisis Risiko Usahatani Padi

di kecamatan Karanganyar

kabupaten Karang Anyar

1. Mengetahui besarnya biaya dan

pendapatan petani

2. Mengetahui besarnya risiko produksi,

risiko harga, dan risiko pendapatan yang

dihadapi oleh petani

3. Mengetahui strategi penanggulangan

risiko produksi, risiko harga, dan risiko

pendapatan oleh petani padi.

Analisis biaya dan

pendapatan.

Komodtitas yang

dijadikan penelitian

adalah tanaman

padi dan alat

analisis

1. Lokasi penelitian

yaitu kecamatan

Karanganyar,

kabupaten Karang

Anyar

2. Waktu penelitian.

3 Akhmad Raihan

Ramadhana

Analisis Risiko Produksi

Usahatani Padi Sebagai Dasar

Pengembangan Asuransi

Pertanian (Kasus; desa

Sukaratu, kecamatan Gekbrong,

Cianjur)

1. Mengidentifikasi sumber-sumber risiko

yang menjadi penyebab adanya risiko

pada komoditas padi.

2. Menganalisis dampak dan probabilitas

terjadinya risiko dalam usahatani padi.

3. Menganalisis strategi penanganan risiko

padi yang dilakukan oleh petani padi di

desa Sukaratu.

4. Mengidentifikasi premi yang dapat

diterapkan dalam asuransi pertanian

Analisis kualitatif dan

kuantitatif

Komoditas yang

dijadikan penelitian

adalah tanaman

padi

1. Lokasi penelitian

yaitu desa

Sukaratu,

kecamatan

Gekbong, Cianjur

2. Waktu penelitian

(tahun

24

Page 39: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

25

Lanjutan Tabel 5

komoditas padi.

4 Aribawa Ida Bagus,

(2012)

Pengaruh Sistem Tanam

Terhadap Peningkatan

Produktivitas Padi di Lahan

Sawah Dataran Tinggi Beriklim

Basah

1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh

sistem tanam terhadap penigkatan

produktivitas padi di lahan sawah

dataran tinggi beriklim basah

Analisis deskriptif 1. Komoditas

yang diteliti

adalah padi

sawah

1. Lokasi penelitian di

desa Kerta,

kecamatan

Payangan Gianyar

Bali

2. Waktu penelitian

pada musim tanam

(MT) 2011

5 Asrihadi Nowvan

Lubis, (2009)

Manejemen Risiko Produksi dan

Penerimaan Padi Semi Organik

1. Mengidentifikasi sumber-sumber risiko

produksi dan risiko penerimaan padi

semi organik.

2. Menganalisa dampak dan probabilitas

risiko produksi petani.

3. Menganalisis strategi penanganan risiko

pada petani dengan peta risiko.

Analisis deskriptif 1. Komoditas

yang diteliti

adalah padi.

2. Analisis yang

digunakan

analisis

deskriptif

1. Lokasi penelitian di

desa Ciburuy, kec.

Cigombong, kab.

Bogor

2. Waktu penelitian

pada tahun 2009

6 Suharyanto, Jemmy

Rinaldy, Nyoman

Ngurah arya, (2012)

Analisis Risiko Usahatani Padi

Sawah di provinsi Bali

1. Menganalisis risiko usahatani padi

sawah serta pengaruh penggunaan input

usahatani terhadap risiko produksi padi

sawah di provinsi Bali

Analisis regresi linear

berganda dengan

metode multiplikatif

heteroskedastisitas

1. Komoditas

yang diteliti

adalah padi

sawah.

1. Lokasi penelitian di

provinsi Bali.

2. Waktu Penelitian

pada tahun 2012.

3. Analisis regresi

linear berganda.

23

25

Page 40: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

26

C. Kerangka Pemikiran

Gambar 2. Bagan Kerangka Pemikiran

Keterangan:

Usahatani adalah kegiatan petani mengorganisir atau memanfaatkan

sumberdaya yang ada di alam sebagai modal dengan seefisien mungkin dan

semaksimal mungkin. Usahatani padi umumnya dilakukan di tempat/wilayah

dengan permukaan tanah yang rata, hal ini bertujuan agar petani lebih mudah

dalam mengelola lahan usaha miliknya.

Usahatani Padi

Daerah Perbukitan

Risiko

Macam-macam

Risiko:

- Risiko Produksi

- Risiko Harga

- Risiko Institusi

- Risiko SDM

- Risiko Keuangan

Persepsi petani

terhadap risiko

Cara Petani

Dalam

menghadapi

Risiko

Analisis Skala

Likert

Analisis Koefisien

Variasi

Analisis Deskriptif

Kualitatif

Page 41: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

27

Daerah Perbukitan merupakan suatu wilayah/kawasan yang memiliki

ketinggian yang berbeda-beda atau permukaan tanah yang tidak rata, daerah

perbukitan memiliki kesulitan dalam hal pengairan dikarenakan permukaan tanah

yang tidak rata, salah satu desa dengan wilayahnya perbukitan yaitu desa Kragilan

kecamatan Gebang kabupaten Purworejo.

Usahatani di daerah perbukitan umumnya usahatani dengan jenis tanaman

keras, namun desa Kragilan usahatani padi sawah merupakan salah satu yang

terbanyak dilakukan oleh warganya, dengan wilayah yang permukaan tanahnya

tidak rata dan pengairan yang sulit, petani di desa Kragilan tetap melakukan

usahanya yaitu usahatani padi sawah. Usahatani padi sawah yang dilakukan warga

desa Kragilan tentu memiliki risiko karena wilayah yang tidak rata (perbukitan).

Risiko yang dihadapi petani padi sawah ada beberapa macam yaitu risiko

produksi, risiko harga, risiko institusi, risiko Sumber Daya Manusia (SDM) dan

risiko keuangan, sebagian risiko dapat dihitung karena dalam bentuk

nominal/angka yaitu risiko produksi, risiko harga dan risiko keuangan. Petani

yang mengalami risiko dalam usahataninya akan mengutarakan persepsinya

mengenai sebuah risiko yang dihadapinya, kemudian persepsi petani dianalisis

dengan menggunakan skala likert. Terjadinya sebuah risiko dalam usahatani padi

akan memunculkan bagaimana cara petani dalam menghadapi risiko-risiko

tersebut. Persepsi petani terhadap risiko dan bagaimana cara petani dalam

menghadapi risiko akan dijelaskan dengan menggunakan analisis deskriptif

kualitatif yang dihasilkan dengan cara memberikan kuisioner kepada petani

responden.

Page 42: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

28

D. Rumusan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan

penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto 2006: 71).

Moh. Nazir (1993: 182) menyatakan hipotesis adalah jawaban yang bersifat

sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara

empiris.

Berdasarkan landasan teori diatas maka dapat dirumuskan hipotesis

penelitian sebagai berikut:

1. Diduga risiko usahatani padi di daerah perbukitan desa Kragilan, kecamatan

Gebang, kabupaten Purworejo rendah.

2. Diduga persepsi petani padi di daerah perbukitan desa Kragilan, kecamatan

Gebang, kabupaten Purworejo netral atau buruk.

Page 43: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

29

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara yang harus ditempuh dalam

kegiatan penelitian agar pengetahuan yang dicapai dari suatu penelitian dapat

memenuhi karya ilmiah (Hadi 1994: 3). Desain penelitian ini menggunakan

metode survey, yaitu penelitian untuk mendapatkan data tertentu dari suatu

tempat. Peneliti mendapatkan data primer dengan cara membagikan kuisioner dan

wawancara, sedangkan untuk memperoleh data sekunder peneliti mendapatkan

data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Purworejo. Metode survey

digunakan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan suatu penelitian. Peneliti

juga menjelaskan tentang prosedur penelitian yang akan dilaksanakan sebagai cara

ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian tentang analisis risiko usahatani padi sawah dilaksanakan di desa

Kragilan, kecamtan Gebang, kabupaten Purworejo. Pemilihan lokasi penelitian

dilakukan secara purposive yaitu secara sengaja. Pemilihan lokasi ini

berdasarakan pada pertimbangan lokasi tersebut merupakan salah satu desa di

kecamatan Gebang yang masyarakatnya berusahatani padi sawah.

Pertimbangan lain yang dijadikan sebagai acuan yaitu usahatani padi sawah di

29

Page 44: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

30

daerah pebukitan desa Kragilan, petani desa Kragilan sering mengalami risiko,

salah satunya kekeringan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan yaitu dari bulan November 2016

sampai bulan April 2017.

Tabel 6

Waktu Pelaksanaan Penelitian

No Keterangan Bulan

Nov Des Jan Feb Mar Apr

1 Survei

2 Penyusunan Proposal

3 Pengesahan

4 Pelaksanaan Penelitian

5 Analisis Data

6 Penyusunan Laporan

7 Ujian Skripsi

Sumber: Analisis Data Primer 2016

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006 : 130).

Tarsis Tarmudji (1998: 9) populasi adalah suatu keseluruhan yang diperhatikan

atau dibicarakan, yang daripadanya ingin diperoleh informasi atau data.

Penelitian dilaksanakan di desa Kragilan sebagai obyek penelitian.

Penelitian dilaksanakan terhadap petani padi sawah yang ada di wilayah

penelitian. Di desa Kragilan terdapat 1 Kelompok Tani yaitu Kelompok Tani

Karya Tani, dengan jumlah total anggota 36 orang, maka penentuan sampel

dilakukan dengan cara sampel sensus.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,

2013:174). Sampel sensus adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi

Page 45: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

31

yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan

(Sugiyono, 2012:124). Teknik sampling ini juga dilakukan tidak mendasarkan diri

pada strata atau daerah, tetapi mendasarkan diri pada jumlah yang sudah

ditentukan. Yang penting diperhatikan disini adalah terpenuhinya jumlah

(quotum) yang telah ditetapkan (Arikunto, 2013: 184-185), maka jumlah sampel

yang ditentukan adalah sebanyak 36 orang, sebelum sampel terpenuhi sebanyak

36 maka penelitian ini belum dapat dinyatakan selesai.

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai. Variabel penelitian

yaitu objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian

(Arikunto 2013: 159).

1. Risiko usahatani padai sawah di daerah perbukitan desa Kragilan.

2. Persepsi petani terhadap risiko usahatani di daerah perbukitan desa Kragilan

E. Definisi Operasional

1. Daerah perbukitan adalah suatu daerah/wilayah dengan permukaan tanah yang

tidak rata daerah perbukitan umumnya digunakan sebagai daerah resapan air,

desa Kragilan merupakan salah satu desa di kecamatan Gebang dengan

daerahnya perbukitan dan banyak petani melakukan usahatani padi.

2. Padi adalah tanaman pangan dari jenis tanaman rumput-rumputan yang dapat

ditanam di lahan sawah.

3. Usahatani padi di desa Kragilan adalah usahatani padi di daerah perbukitan,

usahatani di daerah perbukitan umumnya dilakukan 2 kali dalam satu tahun

Page 46: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

32

dan perbedaan yang mencolok terlihat pada pengolahan lahan pertanian yang

masih tradisional dengan menggunakan tenaga kerbau.

4. Desa Kragilan berada pada ketinggian ±100 mdpl, dengan wilayah perbukitan

dan kemiringan lahan 20-35o

5. Petani padi adalah semua petani yang berusahatani padi dan memperoleh

pendapatan dari usahataninya.

6. Risiko adalah peluang terjadinya kemungkinan kerugian yang probabilitasnya

dapat diketahui terlebih dahulu dengan nilai koefisien variasi (CV), simpangan

baku (σ) dan Nilai rata-rata (Xr) dari pendapatan yang diterima petani selama

musim tanam terakhir.

7. Standar deviasi atau simpangan baku (σ) adalah ukuran satuan risiko terkecil

yang menggambarkan penyimpangan yang terjadi dari usahatani padi dan akar

dari ragam atau varian (σ²).

8. Koefisien variasi (CV) adalah perbandingan risiko yang harus ditanggung

petani dengan jumlah keuntungan yang akan diperoleh dengan hasil dan

sejumlah modal yang ditanamkan dalam proses produksi padi. Koefisien

variasi (CV) diperoleh dengan membagi simpangan baku atau standar deviasi

(σ) dengan nilai yang diharapkan.

9. Nilai rata-rata (Xr) adalah nilai yang diperoleh dari seluruh produksi, biaya dan

pendapatan petani petani responden.

10. Sumber risiko adalah sumber-sumber yang menyebabkan terjadinya risiko pada

usahatani padi yang dapat berasal dari internal dan eksternal petani. Sumber

risiko internal seperti ketersediaan modal, penguasaan lahan dan kemampuan

Page 47: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

33

manajerial dalam penguasaan teknologi, sedangkan sumber risiko eksternal

seperti perubahan cuaca/iklim, hama dan penyakit, harga dan lain-lain.

11. Persepsi petani terhadap risiko adalah persepi petani tentang suatu hal yang

menjadi risiko atau kendala petani dalam berusahtani padi.

12. Biaya produksi adalah besarnya biaya yang dikeluarkan petani dalam

berusahatani padi selama satu musim tanam, diukur dalam satuan rupiah.

13. Penerimaan usahatani padi adalah nilai produksi total usahatani padi yang di

dapat dengan cara mengalikan hasil produksi padi persatuan luas usahatani

dengan harga padi per kilogram (Kg), dinyatakan dalam satuan rupiah

perhektar per musim tanam (Rp/Ha).

14. Pendapatan adalah pendapatan yang diterima petani dari usahatani padi yang

diperhitungkan dari selisih antara penerimaan dengan biaya yang benar-benar

dikeluarkan dalam usahatani padi selama satu musim tanam dengan satuan

rupiah perhektar permusim tanam (Rp/Ha).

F. Pengumpulan Data

1. Jenis data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder;

a. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung di peroleh dari petani. Data primer

dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara langsung kepada petani

padi dengan menyertakan/menggunakan kuisioner. Data primer yang

Page 48: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

34

diambil adalah identitas petani responden, macam-macam risiko, persepsi

petani terhadap risiko dan cara petani dalam mengatasi risiko.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi atau lembaga

yang terkait dengan penelitian ini. Sumber dari data sekunder ini diperoleh

dari Badan Pusat Statistik (BPS) kabupaten Purworejo dan Dinas Pertanian.

Data tersebut adalah jumlah produksi dan produktivitas padi sawah dari

tingkat kecamatan Gebang sampai kabupaten Purworejo.

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Metode Interview

Metode interview adalah metode wawancara dengan menanyakan

serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur. Dengan demikian jawaban

yang diperoleh bisa meliputi semua variabel, dengan keterangan lengkap

dan mendalam (Arikunto 2013: 270). Wawancara adalah metode untuk

mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden,

yang didasarkan pada daftar pertanyaan atau kuisioner yang telah

dipersiapkan sebelumnya. Wawancara dilakukan kepada petani padi di

daerah perbukitan di desa Kragilan.

b. Observasi.

Observasi adalah teknik pengambilan data dengan mengadakan

pengamatan langsung terhadap obyek yang akan diteliti, sehingga

didapatkan gambaran yang jelas mengenai obyek yang diteliti dan daerah

lokasi penelitian.

Page 49: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

35

c. Pencatatan.

Pencatatan merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

mencatat hasil wawancara pada kuisioner dan mencatat data sekunder dari

instansi atau lembaga yang berkaitan dengan penelitian.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat yang digunakan pada waktu penelitian.

Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya,

atau hal-hal yang diketahui (Arikunto 2013: 268)

2. Skala Likert. Skala Likert merupakan cara yang digunakan untuk mengatur

sikap dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau

risiko.

H. Analisis Data

1. Analisis macam-macam risiko usahatani dan keadaan risiko tersebut terhadap

usahatani padi petani.

Mengetahui macam-macam risiko usahatani dapat diketahui dengan

analisis deskriptif. Analisis ini menggambarkan tentang macam-macam risiko

yang dihadapi petani, sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk

mengukur risiko produksi, biaya dan pendapatan dengan menggunakan

koefisien variasi dengan rumus sebagai berikut:

Page 50: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

36

CV =

Keterangan:

CV = Coefitien variasi

σ = Standar deviasi (simpangan baku)

Xr = Nilai rata-rata

Menentukan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis Alternatif (Ha)

Ho : Diduga risiko usahatani padi yang dihadapi petani padi di sekitar daerah

perbukitan di desa Kragilan tinggi.

Ha : Diduga risiko usahatani padi yang dihadapi petani padi di sekitar daerah

perbukitan di desa Kragilan rendah.

Dasar pengambilan keputusan;

Ho : CV ≥ 1

Ha : CV < 1

Ho diterima dan Ha ditolak jika risiko usahatani padi di sekitar daerah

perbukitan di desa Kragilan tinggi dengan nilai CV ≥ 1.

Ha diterima dan Ho ditolak jika risiko usahatani padi di sekitar daerah

perbukitan di desa Kragilan rendah dengan nilai CV < 1.

2. Analisis persepsi petani terhadap risiko usahatani padi.

Analisis persepsi dapat di ukur dengan menggunakan skala likert. Skala

likert adalah skala yang menggunakan item tertentu yang secara pasti baik dan

secara pasti buruk, tidak dimasukkan yang agak baik, agak kurang, yang netral,

dan ranking lain diantara dua sikap yang pasti diatas. Item yang pasti

disenangi, disukai, yang baik, diberi tanda negatif (-), cara mengukur skala

likert yaitu skor respons responden dijumlahkan dan jumlah ini merupakan

Page 51: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

37

total skor dan total inilah ditafsirkan sebagai posisi responden dalam skala

likert. Skala likert menggunakan ukuran ordinal, karenanya hanya dapat

membuat ranking, tetapi tidak dapat diketahui berapa kali satu responden lebih

baik atau lebih buruk dari responden lainnya di dalam skala likert. (Nazir.

2014: 297)

Sugiyono (2009: 93) menyatakan skala likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial atau suatu masalah. Jawaban setiap item instrumen yang

menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat

negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain:

a. Sangat baik

b. Cukup baik

c. Tidak baik

Tujuan penelitian yang kedua ini untuk mengetahui bagaimana persepsi

petani terhadap risiko usahatani padi yang dihadapinya di daerah perbukitan di

desa Kragilan, maka untuk dapat mengetahuinya peneliti memberikan

pertanyaan yang akan dijawab oleh responden dengan skor yang berbeda pada

setiap jawaban yang tersedia. Pilihan jawaban yang paling positif/baik adalah

jawaban Ya diberikan skor 3, sedangkan untuk jawaban Netral dan Tidak,

dengan skor masing-masing 2 dan 1. Jawaban Ya mununjukkan persepsi petani

terhadap risiko adalah Buruk, Netral adalah Netral dan Tidak menunjukkan

perspsi petani terhadap risiko adalah baik, berikut rincian indikator pertanyaan

untuk mengukur persepsi petani terhadap risiko usahatani di daerah perbukitan:

Page 52: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

38

a. Bencana longsor sangat mengganggu usahatani petani padi

1) Sangat mengganggu Skor 3 Kerusakan lahan > 50%

2) Stabil Skor 2 Kerusakan lahan 50-20%

3) Tidak mengganggu Skor 1 Kerusakan lahan < 20%

b. Pengairan (sistem irigasi) untuk usahatani padi merupakan hambatan bagi

petani padi di daerah perbukitan di desa Kragilan.

1) Sangat sulit Skor 3 Saluran air masih berupa tanah

2) Cukup sulit Skor 2 Saluran air sebagian sudah beton

3) Tidak sulit Skor 1 Saluran air sudah beton semuanya

c. Harga padi yang fluktuatif mempengaruhi petani dalam berusahatani padi.

1) Sangat berpengaruh Skor 3 Di atas harga pasar

2) Cukup berpengaruh Skor 2 Harga padi kadang berubah-ubah

3) Tidak berpengaruh Skor 1 Sesuai dengan harga pasar

d. Harga input yang mahal mengganggu petani dalam berusahatani padi.

(input: pupuk, obat, bibit, petisida dll)

1) Sangat mengganggu Skor 3 Di atas harga pasar (3000/kg)

2) Cukup mengganggu Skor 2 Harga input naik-turun

3) Tidak mengganggu Skor 1 Harga pasar (3000/kg)

e. Modal yang sedikit menyulitkan petani dalam melakukan usahatani

padinya. (pembiayaan segala proses produksi).

1) Sangat menyulitkan Skor 3 Modal usaha ≤ Rp 500.000

2) Cukup menyulitkan Skor 2 Modal usaha Rp 600.000-

1.000.000

3) Tidak menyulitkan Skor 1 Modal usaha > Rp 1.000.000

f. Kerusakan/kekurangan alat produksi (cangkul, alat semprot, ember, sabit,

traktor) menjadi hambatan untuk melakukan usahatani padi (lebih kepada

pengolahan lahan).

1) Sangat berpengaruh Skor 3 Produksi usahatani menjadi lama

2) Cukup berpengaruh Skor 2 Kesulitan produksi usahatani

3) Tidak berpengaruh Skor 1 Produksi usahatani tetap berjalan

Page 53: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

39

g. Kondisi lahan yang tidak rata menjadi permasalahan dalam berusahatani

padi. (lebih kepada pengolahan lahan).

1) Sangat bermasalah Skor 3 Kemiringan lahan lebih dari 30o

2) Cukup bermasalah Skor 2 Kemiringan lahan 20o – 30

o

3) Tidak berpengaruh Skor 1 Kemiringan lahan kurang dari 20o

h. Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) mempengaruhi hasil produksi

padi petani.

1) Sangat berpengaruh Skor 3 Kerusakan padi lebih dari 60%

2) Cukup berpengaruh Skor 2 Kerusakan padi 20-60%

3) Tidak berpengaruh Skor 1 Kerusakan kurang dari 20%

i. Kecukupan air dilahan sawah (ketersediaan air)

1) Sangat sulit Skor 3 Lahan sangat kekurangan air

2) Cukup sulit Skor 2 Lahan mempunyai air yang cukup

3) Tidak sulit Skor 1 Lahan sangat dipenuhi air

j. Kekurangan tenaga kerja pada saat masa tanam atau panen

1) Sangat menghambat Skor 3 Masa tanam/panen mundur

2) Cukup menghambat Skor 2 Produksi berjalan dengan baik

3) Tidak menghambat Skor 1 Masa tanam/panen tepat waktu

Skor dijumlahkan untuk mengetahui persepsi petani tersebut, untuk lebih

rinci, berikut Tabel 7 menunjukkan rincian skor maksimim-minimum dari

beberapa indikator persepsi petani.

Page 54: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

40

Tabel 7

Indikator Persepsi Petani

No Indikator Persepsi Petani Skor

Minimum Maksimum

1 Bencana Longsor sangat mengganggu

usahatani padi sawah 1 3

2 Pengairan untuk usahatani padi sawah

merupakan salah satu hambatan petani 1 3

3 Harga padi yang fluktuatif mempengaruhi

petani dalam berusahatani 1 3

4 Harga input yang mahal mengganggu petani

dalam berusahatani 1 3

5 Modal yang sedikit menyulitkan petani

dalam melakukan usahataninya 1 3

6 Kerusakan alat produksi menjadi beban

petani 1 3

7 Kondisi lahan yang tidak rata menjadi

permasalah dalam berusahatani padi sawah 1 3

8 Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

mempengaruhi hasil produksi padi petani 1 3

9 Pengoalahan lahan yang sulit menjadi

masalah bagi petani 1 3

10 Kekurangan tenaga kerja menjadi hambatan

bagi petani dalam mejalankan usahataninya 1 3

Total Skor 10 30

Sumber: Analisis Data Primer, 2016

Jumlah skor maksimum untuk kesepuluh pertanyaan di Tabel 7 adalah 30

dan untuk skor minimumnya adalah 10. Jumlah kategori yang ditentukan ada

tiga kelas yaitu Baik, Buruk dan Netral, maka interval kelas dapat ditentukan

sebagai berikut:

C =

C =

C =

C = 6,7

C = 7

Page 55: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

41

Keterangan:

C = Interval Kelas

K = Jumlah Kelas

Xn = Skor Maksimum

Xi = Skor Minimum

Hasil perhitungan tersebut untuk menentukan kategori persepsi petani,

berikut dapat dilihat di Tabel 8.

Tabel 8

Kategori Persepsi Petani

No Interval Nilai Persepsi Petani

1 24 – 30 Buruk

2 17 – 23 Netral

3 10 – 16 Baik

Sumber: Analisis Data Primer, 2016

Menetukan hipotesis persepsi petani terhadap risiko:

Ho: Diduga persepsi petani terhadap risiko di daerah perbukitan di desa

Kragilan baik.

Ha: Diduga persepsi petani terhadap risiko di daerah perbukitan di desa

Kragilan Nertal atau buruk.

Dasar pengambilan keputusan:

Ho : Skor Persepsi 10 – 16

Ha : Skor Persepsi 17 – 30

Ho diterima dan Ha ditolak jika risiko usahatani padi di daerah perbukitan di

desa Kragilan baik dengan nilai Skor Persepsi 10 – 16

Ha diterima dan Ho ditolak jika risiko usahatani padi di daerah perbukitan di

desa Kragilan netral atau buruk dengan nilai skor 17 – 30

Page 56: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

42

3. Analisis cara petani dalam menghadapi risiko usahatani padi.

Cara petani dalam menghadapi risiko usahatani padi menggunakan analisis

deskriptif. Analisis ini menggambarkan tentang cara yang dilakukan oleh

petani padi dalam menghadapi risiko usahataninya.

Page 57: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

43

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Umum Wilayah

1. Letak Geografi dan Wilayah Administratif

Desa Kragilan, kecamatan Gebang, kabupaten Purworejo, provinsi Jawa

Tengah merupakan satu dari 24 desa di kecamatan Gebang yang mempunyai jarak

5 km dari Kabupaten/Kota. Secara geografis, desa Kragilan terletak dengan batas-

batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Desa Prembun

Sebelah Timur : Desa Ngemplak

Sebelah Barat : Kecamatan Kemiri

Sebelah Selatan : Desa Mlaran

Desa Kragilan terdiri dari 4 dusun dengan luas 185,504 Ha. Jumlah curah

hujan desa Kragilan berkisar sekitar 2000 mm/tahun. Suhu udara maksimal di

desa Kragilan berkisar antara 29 oC dan suhu minimum sekitar 19

oC. Wilayah

desa Kragilan merupakan wilayah yang berada lereng di bukit dengan kontur

permukaan tanah yang tidak rata dan ketinggian rata-rata ±100 m di atas

permukaan air laut.

Keadaan lahan menurut kegunaannya di desa Kragilan yaitu; 5.940 Ha

lahan digunakan untu perumahan dan perkarangan, 15.840 Ha lahan digunakan

sebagai sawah ½ teknis, 18.857 Ha sebagai sawah sederhana, 141.877 Ha

digunakan sebagai lahan pertanian kering dan ladang, Tabel 9 beikut menjelaskan

43

Page 58: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

44

tentang luas lahan menurut kegunaannya di desa Kragilan, kecamatan Gebang,

kabupaten Purworejo Tahun 2016.

Tabel 9

Keadaaan Lahan Menurut Kegunaannya di Desa Kragilan, Kecamatan Gebang,

Kabupaten Purworejo Tahun 2015

Keterangan Jumlah (Ha) Persentase (%)

Perumahan dan Perkarangan 5.940 3.25

Sawah ½ teknis 15.840 8.68

Sawah Sederhana 18.857 10.33

Pertanian Kering dan Ladang 141.877 77.74

Total Jumlah 185.514 100

Sumber: Data Profil Desa Kragilan 2016

Penelitian ini dilakukan pada petani yang menggunakan lahan sawah

sederhana dan sawah ½ teknis, dikarenakan lahan tersebut tergolong banyak

digunakan dengan masing-masing luas lahan 18.857 dan 15.840, dan petani di

desa Kragilan sebagian besar usahataninya yaitu usahatani padi.

Data monografi desa Kragilan (2016) menjelaskan bahwa luas lahan

pertanian seluas 157,717 Ha, dengan lahan sawah ½ teknis seluas 15,840 Ha dan

lahan pertanian kering dan ladang seluas 141,877 Ha. Kondisi ini menunjukkan

bahwa pertanian merupakan sektor utama yang dikembangkan di desa Kragilan

namun tanaman yang dapat ditanam bukan hanya padi, hal ini ditunjukkan dengan

adanya lahan pertanian kering dan ladang yang luas.

Petani padi di desa Kragilan ini tidak hanya berusahatani padi, tetapi

mereka juga berternak meskipun tidak semua petani. Berternak merupakan

kegiatan sampingan petani. Binatang yang dijadikan sebagai ternak mayoritas

adalah itik. Kegiatan berternak itik tersebut dapat membantu petani dalam

Page 59: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

45

menghidupi keluarganya seperti telurnya untuk lauk pauk atau telurnya dijual

untuk menambah pendapatan petani.

2. Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Umur

Data BPS (2012) menjelaskan bahwa pengelompokan penduduk

berdasarkan kelompok umur diketahui dengan pengelompokan usia produktif dan

usia tidak produktif. Usia 0-14 tahun dikategorikan belum produktif, usia 15-64

tahun dikategorikan usia produktif, dan usia lebih tinggi dari 64 tahun

dikategorikan usia tidak produktif. Usia produktif adalah usia yang dinilai bahwa

kemampuan fisik petani cukup potensial untuk bekerja. Usia tidak produktif

adalah usia yang dinilai bahwa kemampuan fisik petani tidak cukup potensial

dalam bekerja. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada

Tabel 10.

Tabel 10

Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Desa Kragilan Kecamatan

Gebang Kabupaten Purworejo Tahun 2015

No Umur (Tahun) Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 ≤14 164 20,86

2 15-59 516 65,65

3 ≥60 106 13,49

Jumlah 786 100

Sumber: Data Monografi Desa Kragilan 2016

Tabel 9 menjelaskan bahwa penduduk desa Kragilan rata-rata berumur 15-

59 tahun yaitu berjumlah 516 jiwa atau sekitar 65,65% dari total jumlah

penduduk desa Kragilan. Penduduk yang berada pada usia tersebut termasuk pada

usia produktif, artinya penduduk pada usia tersebut dinilai bahwa secara

Page 60: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

46

kemampuan fisik cukup potensial untuk melakukan usaha tani padi di sekitar

daerah pebukitan/permukaan tanah yang tidak rata. Penduduk yang berumur ≤ 14

tahun sebanyak 164 jiwa atau 20,86% dan penduduk yang berumur ≥ 60 tahun

sebanyak 106 jiwa atau 13,49%, penduduk yang berada pada umur tersebut tidak

termasuk umur produktif, dengan begitu tenaga kerja untuk usahatani padi di desa

Kragilan sangat mencukupi, hal ini dikarenakan jumlah usia produktif di desa

Kragilan tergolong besar yaitu 65,65%.

3. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Data jumlah penduduk desa Kragilan berdasarkan tingkat pendidikannya

dapat dilihat pada Tabel 11 berikut.

Tabel 11

Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Kragilan Kecamatan

Gebang Kabupaten Purworejo Tahun 2015

No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase(%)

1 Belum Sekolah 55 7

2 Belum Tamat SD/Tidak Tamat 141 17,94

3 Tamat SD/Sederajat 214 27,23

4 Tamat SLTP/Sederajat 297 37,79

5 Tamat SLTA/Sederajat 77 9,79

6 Akademi/Perguruan Tinggi 2 0,25

Jumlah 786 100

Sumber: Data Monografi Desa Kragilan 2016

Data pada Tabel 11 menjelaskan bahwa secara umum pendidikan

penduduk desa Kragilan sudah cukup tinggi. Pendidikan formal dengan jumlah

penduduk yang paling banyak adalah tamat SLTP/Sederajat yaitu sebesar 297

jiwa atau 37.79% dari total jumlah penduduk, selanjutnya yaitu yang tamat

SD/Sederajat sebanyak 214 jiwa atau 27.23%, tamat SD/Sederajat sebanyak 141

Page 61: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

47

jiwa atau 17.94%, tamat SLTA/Sederajat sebanyak 77 Jiwa atau 9.79%, belum

sekolah 55 jiwa atau 7% dan terakhir yang diharapkan mampu memajukan

desanya yaitu tamatan perguruan tinggi sebanyak 2 jiwa atau 0.25%, tingkat

pendidikan yang cukup tinggi maka penduduk desa Kragilan akan lebih mudah

menerima hal baru.

4. Keadaan Penduduk Menurut Pekerjaan

Data keadaan penduduk menurut pekerjaan di desa Kragilan dapat dilihat

pada Tabel 12 berikut.

Tabel 12

Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Desa Kragilan Kecamatan Gebang

Kabupaten Purworejo Tahun 2015

No Mata Pencaharian Jumlah Persentase (%)

1 Petani 365 46,44

2 Wiraswata 17 2,16

3 Buruh Harian Lepas 67 8,52

4 ABRI 1 0,13

5 Pensiunan Sipil/ABRI 2/1 0,4

6 PNS 4 0,50

7 Belum Bekerja 329 41,85

Jumlah 786 100

Sumber: Data Monografi Desa Kragilan 2016

Tabel 12 menjelaskan bahwa jumlah penduduk yang paling banyak

menurut data pekerjaan/mata pencaharian di desa Kragilan adalah penduduk

dengan mata pencaharian/pekerjaan sebagai petani yaitu sebesar 365 jiwa atau

46.44% dari jumlah penduduk di desa Kragilan. Kondisi tersebut menunjukkan

bahwa aktivitas perekonomian didominasi oleh pertanian, sehingga penduduk

mengandalkan kegiatan usahatani dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Page 62: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

48

Penduduk yang paling banyak kedua yaitu penduduk dengan mata

pencaharian/pekerjaan masih sekolah atau belum bekerja yaitu sebesar 329 jiwa

atau 41.85%, hal ini dikarenakan sebagian penduduknya masih dalam menempuh

pendidikan dan/atau sudah selesai namun belum memperoleh pekerjaan. Buruh

harian lepas sebanyak 67 jiwa atau 8.52%, wiraswata sebanyak 17 jiwa atau

2.16%, PNS sebanyak 4 jiwa atau 0.50%, ABRI sebanyak 1 jiwa atau 0.13%.

5. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Data jumlah penduduk menurut jenis kelamin di desa Kragilan dapat

dilihat pada Tabel 13 berikut.

Tabel 13

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Kragilan Kecamatan Gebang

Kabupaten Purworejo Tahun 2015

No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Laki-laki 419 53,3

2 Perempuan 367 46,7

Jumlah 786 100

Sumber: Data Monografi Desa Kragilan 2016

Jumlah penduduk di desa Kragilan 419 jiwa untuk jenis kelamin laki-laki

dan 367 jiwa untuk jenis kelamin perempuan, dengan total jumlah penduduk

sebanyak 786 jiwa dan KK sebanyak 219.

6. Kondisi Umum Pertanian di Desa Kragilan

Data Monografi desa Kragilan (2015) menjelaskan bahwa luas lahan

pertanian sebesar 176.574 Ha. Lahan tersebut termasuk keseluruhan jenis

pertanian, yang meliputi lahan sawah seluas 34.697 Ha (berada di lereng bukit

dengan kemiringan 30-35o) dan lahan kering (ladang) seluas 141.877 ha yang

Page 63: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

49

ditanami pohon penghasil kayu seperti albasia, jati, acasia dan pohon durian.

Lahan sawah di desa Kragilan berada dilereng bukit sampai ke kaki bukit dengan

kemiringan tanah antara 30o-35o yang terdiri dari lahan sawah ½ teknis seluas

15.840 ha dan lahan sawah sederhana seluas 18.857 ha. Saluran irigasi

(pengairan) di desa Kragilan merupakan saluran pembuangan dari waduk

Wadaslintang.

Petani di desa Kragilan tidak hanya berusahatani padi, tetapi mereka juga

memiliki usaha sampingan yaitu beternak, berdagang dan buruh tani. Binatang

yang diternak antara lain itik, kambing, sapi dan kerbau. Usaha dagang yang

dimiliki adalah berupa warung atau toko kelontong.

Budidaya usahatani padi di daerah perbukitan

Budidaya usahatani padi di daerah perbukitan adalah sama dengan

budidaya tanaman padi pada umumnya, namun hanya pada beberapa bagian

sedikit berbeda dan terkendala. Hal-hal yang dilakukan dalam usahatani padi

ini adalah sebagai berikut:

a. Langkah pertama sebelum menanam padi adalah membersihkan lahan

yang akan ditanami dan memberi aliran air pada lahan. Proses ini

bertujuan untuk menggemburkan tanah agar mudah untuk dibajak, untuk

di desa Kragilan yang berada di daerah perbukitan dengan lahan yang

sulit di lewati traktor, lahan dibajak dengan menggunakan kerbau, hanya

sedikit yang menggunakan traktor.

Page 64: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

50

b. Memilih Benih Padi yang Unggul dan Berkualitas

Petani di desa Kragilan mendapatkan benih padi dengan cara membeli di

pasar, benih yang dibeli umumnya ada 2 merek yaitu; ciherang dan

cianjur

c. Menyemai Benih Padi di Lahan

Petani yang telah membeli benih padi, selanjutnya akan menyemai benih

tersebut pada lahan tanam. Padi yang sudah berkecambah disemai di

lahan persemaian yang telah disiapkan. Cara menanam benih padi adalah

dengan menyebar benih secara merata pada lahan penyemaian.

d. Cara Menanam Padi

Tahap selanjutnya adalah menanam bibit yang telah disemai ke dalam

lahan persawahan yang sudah dipersiapkan. Cara menanam padi adalah

dengan memindahkan bibit persemaian ke dalam lahan persawahan. Cara

menanam bibit padi tersebut dilakukan dengan cara ganda yaitu dua

tanaman padi dalam satu lubang. Sistem tanam yang digunakan oleh

petani di desa Kragilan adalah sistem tanam biasa/konvensional. Jarak

tanamnya mayoritas adalah 30 x 30 cm.

e. Penyiangan Lahan

Padi yang ditanam bisa tumbuh dengan sempurna apabila petani

membersihkan tanaman lain yang mengganggu atau biasa disebut dengan

tanaman gulma. Penyiangan tanaman gulma dilakukan saat masa tanam

padi menginjak umur 3 minggu dan selanjutnya bisa dilakukan

Page 65: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

51

penyiangan rutin setiap 3 minggu sekali. Penyiangan yang dilakukan

yaitu dengan cara manual seperti mencabut gulma dengan menggunakan

tangan.

f. Memberikan Pupuk pada Tanaman Padi

Memberikan pupuk merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan.

Karena tanpa adanya pupuk yang baik tanaman padi akan sulit utuk

tumbuh dengan sempurna dan tentu saja hasil panen tidak bisa maksimal.

Pupuk yang digunakan oleh petani pada umumnya adalah pupuk urea,

ZA, Phonska, Petroganik, Kandang, NPK, SP-36 dll.

g. Melindungi Tanaman Padi dari Hama

Setiap tanaman budidaya tidak lepas dari gangguan hama yang merusak

tanaman oleh karena itu petani melakukan pencegahan. Biasanya ada

beberapa hama yang mengganggu budidaya tanaman padi diantarnya

tikus, orang-orang, belalang, lembing, wereng hingga walang sangit.

Petani biasanya melakukan pengusiran terhadap hama dengan

menggunakan pestisida seperti Topdor, Fastac, Sidamethrin, virtako,

furadan dan Avidor.

h. Memanen Tanaman Padi

Tanda tanaman padi telah siap untuk dipanen adalah warna butiran

bijinya sudah mulai menguning, ranting buahnya sudah mulai menunduk

karena terisi dengan beras. Proses pemanenan padi di desa Kragilan

dilakukan dengan 2 cara yaitu cara tradisonal menggunakan sabit atau

Page 66: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

52

dengan cara modern yang menggunakan mesin otomatis. Cara yang

digunakan petani untuk merontokkan padi petani ada yang menggunakan

cara tradisional yaitu dengan menggunakan mesin serit dan ada juga

yang sudah menggunakan mesin yang lebih modern.

i. Pasca Panen

Padi yang berhasil dipanen, petani menjemur padinya. Hasil panen

tersebut untuk mencukupi kebutuhan petani berikutnya, namun ada juga

petani yang langsung menjual hasil panenannya.

B. Analisis Data

1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang diteliti sebanyak 36 orang. Data

karakteristik yang dianalisis meliputi jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan,

jumlah tanggungan dalam keluarga dan luas lahan serta status kepemilikannya.

a. Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden adalah laki-laki sebanyak 36 orang, yang

semuanya berasal dari satu kelompok tani yaitu kelompok tani Karya Tani.

Karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 14.

Page 67: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

53

Tabel 14

Karakteristik Responden Petani Padi di Daerah Perbukitan Berdasarkan Jenis

Kelamin di Desa Kragilan Tahun 2017.

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1 Laki-laki 36 100

2 Perempuan 0 0

Jumlah 36 100

Sumber: Analisi Data Primer (2017)

Tabel 14 menjelaskan bahwa petani padi yang berjenis kelamin laki-

laki sebanyak 36 orang. Kondisi ini disebabkan laki-laki lebih berperan besar

sebagai kepala keluarga, bertanggung jawab memberi nafkah kepada

keluarga, dan laki-laki dinilai lebih kuat dan mampu untuk berusahatani padi,

sedangkan perempuan hanya membantu suami dalam berusahatani padi.

Kaum perempuan di desa Kragilan ada yg bekerja sebagai petani, namun

hanya sekedar membantu suaminya atau sebagai buruh tani.

b. Berdasarkan Umur

Faktor usia berkaitan dengan produktivitas petani dalam melakukan

usahatani padinya dengan cara mudah atau cepatnya petani dalam menerima

informasi atau mengadopsi inovasi, serta dalam melakukan proses produksi

usahatani padi di daerah perbukitan. Distribusi petani responden berdasarkan

kelompok usia dapat dilihat pada Tabel 15.

Page 68: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

54

Tabel 15

Karakteristik Responden Petani Padi di Daerah Perbukitan Berdasarkan Umur

Produktif di Desa Kragilan

No Kategori Usia

(th)

Jumlah Petani

(orang)

Persentase

(%)

1 Produktif Muda 25-45 13 36

2 Produktif Dewasa 46-65 23 64

Jumlah 36 100

Sumber: Analisis Data Primer 2017

Tabel 15 menunjukkan karakterisitik responden berdasarkan umur di

desa Kragilan. Semua responden masih dalam umur produktif yaitu sebanyak

36 orang (100%). Penggolongan umur dilakukan berdasarkan usia produktif

yang telah ditetapkan oleh Pemerintah melalui Undang-Undang Tenaga Kerja

No. 13 Tahun 2003 yaitu mereka yang belum atau tidak produktif adalah yang

berusia dibawah 15 tahun dan berusia di atas 64 tahun. Contoh kelompok ini

adalah para pensiunan, para lansia (lanjut usia) dan anak-anak.

c. Berdasarkan Pendidikan Petani

Sumber daya manusia yang diukur dari tingkat pendidikan merupakan

faktor penting dalam mengakomodasi teknologi maupun ketrampilan dalam

usahatani padi. Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka pengetahuan atau

informasi tentang usahatani padi semakin besar, sehingga akan berpengaruh

terhadap manajemen usahataninya. Tingkat pendidikan petani dalam

penelitian ini terbagi menjadi SD-sederajat dan SMP-sederajat. Karakteristik

responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 16.

Page 69: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

55

Tabel 16

Karakteristik Responden Petani Padi di Daerah Perbukitan Berdasarkan

Pendidikan Petani di Desa Kragilan Tahun 2017.

No Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 SD-Sederajat 14 38,89

2 SMP-Sederajat 13 36,11

3 SMA-Sederajat 9 25,00

Jumlah 36 100

Sumber: Analisis Data Primer 2017

Tabel 16 menjelaskan bahwa persentase terbanyak petani responden

memiliki tingkat pendidikan SD-sederajat yaitu 38.89%, kedua SMP-sederajat

yaitu 36.11% dan yang terakhir SMA-sederajat yaitu 25%.

d. Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga

Profil keluarga responden merupakan penduduk asli dan pendatang

yang telah lama tinggal di desa Kragilan, berikut jumlah keluarga petani dapat

dilihat pada Tabel 17:

Tabel 17

Karakteristik Responden Petani Padi di Daerah Perbukitan Berdasarkan

Jumlah Keluarga di Desa Kragilan Tahun 2017

No Jumlah Anggota Keluarga

(orang)

Jumlah Petani

(orang)

Persentase (%)

1 2-3 23 64

2 4-5 12 33

3 >5 1 3

Jumlah 36 100

Sumber: Analisis Data Primer 2017

Tabel 17 menjelaskan bahwa jumlah anggota keluarga petani padi di

daerah perbukitan desa Kragilan antara 2-7 orang dalam satu keluarga. Rata-

rata jumlah anggota keluarga petani adalah 2-3 orang dengan jumlah 23 orang

dari total keseluruhan sampel/responden atau sebesar 64%. Jumlah anggota

Page 70: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

56

keluarga berpengaruh terhadap tenaga kerja petani dalam keluaga, sehingga

semakin banyak jumlah keluarga petani maka akan mempermudahkan petani

dalam pengeluaran biaya upah tenaga kerja usahataninya.

e. Berdasarkan Luas Lahan dan Status Kepemilikan Lahan

Luas lahan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi

usahatani padi. Luas lahan juga dapat berdampak terhadap petani dalam

mengelola usahatani untuk lebih produktif dan mempengaruhi petani dalam

memanajemen risiko usahataninya. Tabel 18 berikut merupakan distribusi

luas lahan yang digunakan petani dalam usahatani padi.

Tabel 18

Karakteristik Responden Petani Padi di Daerah Perbukitan Berdasarkan Luas

Lahan di Desa Kragilan Tahun 2017

No Luas Lahan (Ha) Jumlah (orang) Persentase (%)

1 < 0.3 26 72,22

2 0.3-0.6 4 11,11

3 >0.6 6 16,67

Jumlah 36 100

Sumber: Analisis Data Primer 2017

Tabel 18 menjelaskan bahwa luas lahan yang digunakan untuk

usahatani padi paling banyak adalah tanah yang luasnya < 0,3 Ha dengan

persentase 72,22% (26 orang), hal ini dikarenakan kondisi dataran yang tidak

rata, sehingga luas lahannya tergolong kecil. Lahan yang luasnya 0,3-0,6 yaitu

sebesar 11,11% (4 orang) dan > 0,6 Ha memiliki persentase 16,67% dengan

jumlah petaninya adalah 6 orang. Faktor luasan lahan dapat berpengaruh

Page 71: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

57

terhadap jumlah produksi yang dihasilkan dan mempengaruhi petani dalam

memanajemen risiko usahataninya.

Pemilik lahan mempunyai kebebasan dalam mengolah lahan dan

mempunyai kepuasan penuh atas hasil produksi yang didapat, jika petani

menyewa maka akan menambah biaya yang dikeluarkan untuk melakukan

proses produksi. Tabel 19 merupakan distribusi jumlah responden

berdasarkan status kepemilikan lahan yang digunakan petani untuk usahatani

padi.

Tabel 19

Karakteristik Responden Petani Padi di Daerah Perbukitan Berdasarkan Status

Kepemilikan Lahan di Desa Kragilan Tahun 2017

No Status Lahan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Milik 34 94,44

2 Sewa 1 2,78

3 Milik dan Sewa 1 2,78

Jumlah 36 100

Sumber: Analisi Data Primer 2017

Tabel 19 menjelaskan bahwa mayoritas status kepemilikan lahan di

desa Kragilan adalah milik sendiri sebesar 94,44%. Petani yang menyewa

lahan sebesar 2,78% dan petani yang mempunyai lahan sendiri sekaligus

menyewa sebesar 2,78%. Banyaknya petani yang memiliki lahan sendiri,

menggambarkan bahwa petani mempunyai hak penuh dalam mengolah

lahannya guna meningkatkan produksi padi dan pendapatan. Petani yang

mempunyai lahan sendiri bebas dalam melakukan manajemen risiko pada

lahan usahataninya.

Page 72: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

58

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Risiko yang dihadapi petani padi di sekitar daerah perbukitan desa Kragilan

dan kondisi risikonya.

a. Macam-macam Risiko Usahatani Padi di Daerah Perbukitan desa Kragilan

Risiko adalah sesuatu yang dihadapi oleh petani padi dalam usahatani,

namun masih bisa dikendalikan. Hanvood, et.all (1999), menjelaskan

beberapa risiko yang sering terjadi pada pertanian dan dapat menurunkan

tingkat pendapatan petani. Sumber risiko dapat berasal dari produksi, harga

atau pasar, institusi, manusia atau orang, dan keuangan. Macam-macam risiko

usahatani padi di daerah perbukitan desa Kragilan yaitu:

1) Risiko yang bersumber dari produksi adalah risiko yang ditimbulkan

adanya fluktuasi produksi.

Tabel 20

Risiko yang Bersumber dari Produksi

No Risiko yang bersumber dari produksi Jumlah

1 Perubahan iklim/cuaca yang ekstrem 20

2 Bencana alam (banjir, longsor dan kekeringan) 18

3 Gangguan organisme pengganggu tanaman (hama,

penyakit dan gulma)

32

Sumber: Analisis Data Primer 2017

Hasil penelitian yang diperoleh menerangkan bahwa risiko

produksi yang dihadapi petani padi di daerah perbukitan adalah perubahan

iklim (kondisi hujan yang kuranng atau musim kemarau yang lama),

bencana alam (banjir, longsor dan kekeringan) dan gangguan organisme

pengganggu tanaman (hama, penyakit dan gulma). Masing-masing risiko

Page 73: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

59

berjumlah skor 20, 18, dan 32 orang. Mayoritas petani menganggap

bahwa perubahan iklim, bencana alam dan gangguan organisme

pengganggu tanaman sangat berpengaruh/mengganggu dalam usahatani

padi didaerah perbukitan, terlebih pada musim panen terakhir tanaman

padi milik petani habis di serang oleh hama wereng, sehingga sebagian

petani tidak bisa memanen padi.

2) Risiko Pasar/Harga adalah risiko yang terkait permintaan dan penawaran

produk-produk pertanian.

Tabel 21

Risiko yang Bersumber dari Pasar

No Risiko yang bersumber dari pasar/harga Jumlah

1 Harga jual gabah/beras fluktuatif/naik-turun 30

2 Harga input (pupuk, bibit/benih, dan pestisida) yang

mahal

25

3 Permintaan pasar terhadap beras berkurang 0

Sumber: Analisis Data Primer 2017

Risiko pasar/harga yang dihadapi petani yaitu ketika harga jual

gabah yang fluktuatif, dengan petani yang memilih kategori tersebut

sebanyak 30 orang. Petani menerangkan apabila harga jual gabah naik

turun menyebabkan petani ragu untuk menjual hasil panennya, jika harga

turun petani akan merugi namun apabila naik petani mendapat

keuntungan, hal yang paling sulit di tebak yaitu kapan naik dan turunnya

harga pasarnya. Harga input produksi yang mahal juga menjadi masalah

bagi petani, hal itu terbukti dengan banyaknya petani yang memilih risiko

Page 74: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

60

tersebut yaitu 25 petani. Harga input yang mahal akan mempersulit petani

dalam hal biaya produksi.

3) Risiko Institusi adalah risiko yang berasal dari lembaga/ pemerintahan

yang dapat mempengaruhi produksi petani.

Tabel 22

Risiko yang Bersumber dari Institusi

No Risiko yang bersumber dari institusi Jumlah

1 Tidak adanya penyuluh pertanian yang bertugas di Desa

Kragilan.

0

2 Kebijakan pemerintah yang kurang memihak kepada

petani kecil/rakyat.

28

3 Lambannya pembangunan/fasilitasi pertanian yang

dilakukan oleh pemerintah seperti pembangunan irigasi,

jalan, gudang dll.

24

Sumber: Analisis Data Primer 2017

Petani menganggap kebijakan pemerintah yang kurang memihak

kepada petani kecil/rakyat (penetapan harga dan pengawasan dalam

pemasaran yang lemah sehingga petani dirugikan dengan adanya

tengkulak) dan lambannya pembangunan/fasilitasi pertanian yang

dilakukan oleh pemerintah seperti irigasi, jalan, gudang dll merupakan

risiko bagi petani, dengan jumlah petani yang memilih risiko ini sebesar

28 dan 24 petani. Petani menganggap hal itu sangat penting sebagai

penunjang dalam usahataninya semakin baik/bagus kebijakannya terhadap

petani dan pembangunan yang merata serta cepat dapat meningkatkan

taraf hidup seorang petani.

Page 75: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

61

4) Risiko dari manusia adalah risiko yang ditimbulkan oleh perilaku manusia

dalam kegiatan usahatani padi sehingga mempengaruhi produksi padi.

Tabel 23

Risiko dari Manajemen Sumber Daya Manusia

No Risiko dari manajemen sumber daya manusia Jumlah

1 Kerusakan alat-alat produksi (cangkul, traktor, sabit,

mesin perontok, dll) karena pengunaan yang terus

menerus.

36

2 Kesehatan petani yang terganggu sehingga membuat

produksi usahataninya menjadi lambat/terbengkalai

23

3 Berkurangnya tenaga kerja dalam kegiatan produksi

seperti menanam dan memanen dll.

15

Sumber: Analisis Data Primer 2017

Petani menganggap semua risiko yang ada/bersumber dari manusia

berpengaruh terhadap produksi usahatani, kecuali hilangnya alat produksi

karena dicuri atau terkena kebakaran, petani tidak ada yang memilih risiko

ini dikarenakan keadaan yang sebenarnya memang tidak pernah terjadi.

Kerusakan alat-alat produksi karena penggunaan yang terus menerus,

kesehatan petani dan berkurangnya tenaga kerja merupakan risiko yang

berpengaruh terhadap petani dengan skor masing-masing sebesar 36, 23

dan 15.

Page 76: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

62

5) Risiko Keuangan adalah risiko yang merupakan dampak bagi seorang

petani akibat dari cara petani mengelola keuangannya.

Tabel 24

Risiko yang Bersumber dari Keungan

No Risiko yang bersumber dari keuangan Jumlah

1 Modal yang dimiliki untuk usahatani padi sedikit 27

2 Tidak adanya koperasi yang memberikan pinjaman

modal untuk usahatani/petani.

36

3 Pengeluaran kebutuhan rumah tangga yang besar,

sehingga menghambat untuk melakukan usahatani.

29

4 Pinjaman di Bank yang sulit karena persyaratan yang

sulit untuk dipenuhi oleh petani

16

Sumber: Analisis Data Primer 2017

Risiko yang berpengaruh menurut petani padi di desa Kragilan adalah

pengeluaran kebutuhan rumah tangga, modal yang dimiliki untuk

usahatani yang sedikit dan pinjaman di bank yang sulit dengan skor

masing-masing risiko sebesar 29, 27 dan 16, dikarenakan sebagian besar

petani tidak memiliki pekerjaan sampingan selain dari bertani dan petani

juga merasa takut untuk meminjam ke bank yang menggunakan jaminan.

b. Kondisi risiko dalam usahatani padi di daerah perbukitan di desa Kragilan

Beberapa karakteristik rumah tangga petani yang penting kaitannya

dalam analisis perilaku petani dalam menghadapi risiko dan strategi

manajemen risiko yang digunakan dalam menghadapi risiko: 1) Struktur

umur kepala keluarga rumah tangga; 2) Jumlah tanggungan rumah tangga;

3) Pengalaman usahatani; 4) Struktur penguasaan lahan; 5) Keikutsertaan

dalam berbagai keorganisasian kelompok (kelompok tani, gapoktan,

Page 77: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

63

koperasi, dan organisasi lainnya); 6) Struktur pendapatan. Penelitian ini

tidak menggunakan karakteristik keikutsertaan dalam keorganisasian

kelompok dan pengalaman petani, namun diganti dengan tingkat

pendidikan petani dan jenis kelamin petani.

Struktur umur petani akan mempengaruhi perilakunya dalam

menghadapi risiko. Petani yang masih berumur produktif (31-60 tahun)

akan lebih reaktif dalam menghadapi risiko. Petani akan berusaha lebih

keras untuk mengurangi dampak negatif akibat risiko usahatani. Petani padi

di desa Kragilan rata-rata telah berumur 40-50 tahun dan umur tersebut

masih dalam kategori umur produktif. Beban tanggungan rumah tangga

petani rata-rata adalah 3 orang. Secara teoritis semakin banyak beban

tanggungan yang ada maka semakin besar pula usaha yang akan dilakukan

untuk mengurangi risiko yang dihadapi. Kegagalan panen usahatani padi

merupakan suatu ancaman bagi pemenuhan kebutuhan pangan seluruh

anggota rumah tangga.

Jenis kelamin petani dan tingkat pendidikan petani dapat

mempengaruhi perilaku petani dalam menghadapi risiko. Petani laki-laki

akan lebih kuat dan aktif dibandingkan dengan petani perempuan dalam

mengatasi sebuah risiko agar dampaknya menjadi lebih kecil. Tingkat

pendidikan petani juga berpengaruh seperti karakteristik yang lainnya.

Tingkat pendidikan petani yang semakin tinggi akan lebih bijak dalam

mengambil keputusan untuk mengatasi risiko yang dihadapi.

Page 78: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

64

Struktur pendapatan yang dimiliki petani akan mempengaruhi petani

dalam mengatasi risiko. Petani yang memiliki pendapatan lebih besar,

mereka dapat melakukan berbagai strategi. Untuk mereduksi risiko yang

dihadapi dan sebaliknya keterbatasan pendapatan yang dimiliki oleh petani

dapat menghambat bagi petani untuk mengatasi/menekan risiko usahatani.

Rata-rata penerimaan petani padi di daerah perbukitan desa Kragilan dalam

satu musim tanam sebesar Rp 6.598.250 dan pendapatan Rp 5.256.229.

Petani padi di desa Kragilan mempunyai kegiatan sampingan yaitu

beternak itik, tukang batu, berdagang, buruh bangunan dan buruh tani.

Kegiatan sampingan tersebut digunakan sebagai salah satu upaya yang

dilakukan petani untuk mengantisipasi apabila ada risiko produksi.

Perhitungan mengenai besarnya risiko produksi, risiko biaya dan

risiko pendapatan usahatani padi di sekitar daerah perbukitan desa Kragilan

ditunjukkan dalam Tabel 21. Perolehan nilai KV maka dapat disimpulkan

bahwa risiko biaya, pendapatan dan produksi tergolong rendah yaitu 0,49,

0,44 dan 0,25 di karenakan nilai KV dari masing-masing risiko kurang dari

1.

Tabel 25

Besaran Risiko Produksi, Biaya dan Pendapatan pada Usahatani Padi di

Daerah Perbukitan Desa Kragilan Tahun 2017

No Risiko Nilai KV Kategori

1 Biaya 0,26 Rendah

2 Produksi 0,26 Rendah

3 Pendapatan 0,30 Rendah

Sumber: Analisis Data Primer 2017

Page 79: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

65

Tabel 21 menjelaskan tentang tinggi rendahnya risiko yang

dihadapi petani padi di desa Kragilan. Biaya yang dikeluarkan petani untuk

melakukan usahatani padi di desa Kragilan rata-rata sebesar Rp. 1.340.853

dengan Koefisien Variasi (KV) sebesar 0,26 artinya risiko biaya yang

dikeluarkan petani padi adalah rendah, hal ini dikarenakan biaya-biaya

untuk melakukan usahatani padi di desa Kragilan masih tergolong murah

seperti harga pupuk, pestisida,dan upah tenaga kerja. Produksi padi di desa

Kragilan rata-rata sebesar 950 Kg dengan Koefisien Variasi (KV) sebesar

0,26 artinya risiko produksi padi rendah, karena dalam melakukan

usahatani padi petani tidak banyak mengalami kendala selain dari longsor

dan hama penyakit tanaman padi. Pendapatan petani dalam melakukan

usahatani di desa Kragilan rata-rata per musim tanam Rp. 5.257.396 dan

pendapatan sampingan dari usaha dagang, tukang kayu, tukang batu, buruh

tani, buruh bangunan dan ternak itik, kambing, sapi berjumlah Rp. 481.613

dengan nilai Koefisien Variasi (KV) 0,30 yang artinya risiko pendapatan

petani padi di desa Kragilan tergolong rendah, dikarenakan jumlah

produksi yang tinggi dan didorong dengan harga padi (gabah kering) yang

tinggi berkisar Rp. 7.000/Kg.

Nilai Koefisien Variasi biaya, produksi dan pendapatan mempunyai

nilai rata-rata KV < 1 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini

dikarenakan biaya produksi usahatani padi di daerah perbukitan di desa

Kragilan masih dalam keadaan normal yaitu sesuai dengan harga pasaran

Page 80: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

66

serta didorong dengan jumlah hasil produksi musim tanam yang terakhir

dengan jumlah produksi yang tinggi dan harga jual padi (gabah kering)

yang tinggi yaitu Rp 7.000/kg.

2. Persepsi petani tentang risiko yang dihadapi dalam usahatani padi di daerah

perbukitan desa Kragilan

Perbedaan pengertian antara risiko dan ketidakpastian belum terdefinisi

dengan jelas. Kedua istilah ini masih cenderung dipakai sebagai istilah yang

sama. Beberapa penulis terdahulu mendifinisikan risiko sebagai suatu kejadian

dan hasil dari kejadian tersebut bisa diketahui secara pasti dan ketidakpastian

adalah suatu kejadian yang hasil dan peluangnya tidak bisa ditentukan.

Ketidakpastian juga dapat dideskripsikan sebagai karakter dan lingkungan

ekonomi yang dihadapi petani. Lingkungan tersebut mengandung beragam

ketidakpastian yang direspon petani berdasarkan kepercayaan subyektif petani.

Tabel 22 mendeskripsikan persepsi petani terhadap risiko usahatani padi di daerah

pebukitan desa Kragilan.

Tabel 22 menjelaskan bahwa petani menganggap risiko adalah semua

faktor yang menyebabkan kerugian namun sebagian faktor bisa di kurangi,

dengan jumlah petani sebanyak 19 orang (54%), 10 orang (27%) memilih risiko

adalah konsekuensi yang menjadi beban petani jika melakukan usahatani padi

seperti; harga input, output, sarana produksi dll, dan sebanyak 7 orang (19%)

Page 81: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

67

memilih risiko adalah semua hal yang menyebabkan kerugian pada usahatani

padi.

Usahatani dianggap gagal oleh petani jika kerusakan padi secara total

akibat hama, penyakit dan bencana alam, dengan jumlah petani yang memilih

sebanyak 20 orang (55,56%), 11 orang (30,55%) memilih usahatani gagal apabila

produksi padi yang dihasilkan relatif rendah, dan sebanyak 5 orang (13,89%)

memilih harga jual gabah yang relatife rendah, mendekati titik impas (tidak

untung, tidak rugi).

Tingkat risiko produktivitas usahatani padi menurut persepsi petani adalah

sedang dengan tingkat kegagalan panen 20-65% sebanyak 22 orang (61,11%)

yang memilih, 9 orang (25%) memilih tinggi dengan tingkat kegagalan panen >

65%, dan sebanyak 5 orang (13,89%) yang memilih rendah dengan tingkat

kegagalan panen < 20%.

Petani tetap melakukan usahataninya di lahan permukaan tanah yang tidak

rata atau berbukit dengan alasan dampak dari risiko yang dihasilkan masih bisa

diterima dan dapat dilakukan pencegahan untuk mengurangi risikonya, dengan

jumlah petani yang berpendapat sebanyak 24 orang (66,67%). Sebanyak 7 orang

(19,44%) yang berpendapat bahwa usahatani tetap dijalankan karena usahatani

padi lebih menguntungkan dibandingkan usahatani lainnya yaitu merupakan salah

satu bahan pangan pokok masyarakat, dan sebanyak 5 orang (13,89%) memilih

tidak ada pilihan lain, sehingga usahatani padi di daerah perbukitan tetap

dilakukan meski harus menanggung risiko.

Page 82: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

68

Tabel 26

Persepsi Petani Terhadap Risiko Usahatani Padi di Daerah Perbukitan Desa

Kragilan Tahun 2017 No Keterangan Skor Persentase

(%)

1. Risiko menurut persepsi petani

a. Semua hal yang dapat menyebabkan kerugian pada

usahatani padi

7

19

b. Semua faktor yang menyebabkan kerugian namun

sebagian faktor bisa di mengurangi keuntungan

19

54

c. Konsekuensi yang menjadi beban petani jika

melakukan usahatani padi seperti, harga input, output,

sarana produksi dll.

10

27

Total 36 100

2. Usahatani padi yang dikatakan gagal menurut persepsi petani

a. Produksi padi yang dihasilkan relatif rendah 11 30,55

b. Harga jual gabah yang relatif rendah, mendekati titik

impas (tidak untung, tidak rugi)

5

13,89

c. Kerusakan padi secara total akibat hama dan penyakit 20 55,56

Total 36 100

3. Tingkat risiko produktivitas usahatani padi menurut persepsi petani

a. Tinggi (> 65% gagal panen) 9 25,00

b. Sedang (20-65% gagal panen) 22 61,11

c. Rendah (< 20% gagal panen) 5 13,89

Total 36 100

4. Meskipun berusahatani di daerah yang permukaan tanahnya tidak rata dianggap

berisiko, petani tetap mengusahakan usahatani tersebut karena

a. Dampak risiko masih bisa diterima dengan melakukan

berbagai pencegahan atau masih bisa di kurangi

24

66,67

b. Usahatani tetap dijalankan karena usahatani padi lebih

menguntungkan dibandingkan usahatani lainnya

7

19,44

c. Usahatani lain lebih banyak risiko bila dilakukan

daripada usahatani padi

0

0

d. Tidak ada pilihan lain, sehingga usahatani padi di

daerah perbukitan tetap dilakukan meski harus

menanggung risiko seperti kekeringan.

5

13,89

Total 36 100

Sumber: Analisi Data Primer 2017

Baik buruknya persepsi petani terhadap suatu risiko usahatani padi di

sekitar daerah perbukitan desa Kragilan dapat dilihat pada Tabel 23. Cara untuk

mengetahui persepsi petani, terlebih dahulu mencari kelas intervalnya.

Page 83: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

69

Hasil perhitungan persepsi petani padi di desa Kragilan kecamatan

Gebang, dapat dilihat pada tabel 23 berikut:

Tabel 27

Persepsi Petani Padi terhadap Risiko di Desa Kragilan Tahun 2017

No Kelas

Interval

Persepsi Petani Jumlah Petani

(orang)

Persentase (%)

1 24-30 Buruk 21 58,33

2 17-23 Netral 15 41,67

3 10-16 Baik 0 0

Jumlah 36 100

Sumber: Analisis Data Primer 2017

Tabel 23 menunjukkan jumlah persepsi petani pada setiap indikator,

indikator persepsi petani ada 3 yaitu buruk, netral dan baik. Indikator buruk

merupakan indikator yang paling banyak dipilih oleh petani yaitu sebesar 58,33%

(21 orang), hal ini dikarenakan pada saat melakukan penelitian sebagian lahan

petani banyak terserang hama wereng, penyakit dan iklim cuaca yang tidak

menentu, sedangkan netral jumlah kedua yang paling banyak dipilih petani

sebesar 41,67% (15 orang) hal ini dikarenakan petani beranggapan bahwa risiko

yang ada tidak terlalu mengganggu usahatani padi, dan risiko tersebut masih bisa

di atasi oleh petani atau di tanggulangi.

Tabel 28

Nilai Skor Persepsi Petani Padi Terhadap Risiko di Daerah Perbukitan di Desa

Kragilan Tahun 2017

Persepsi Petani Jumlah Skor

Jumlah Skor Pertanyaan 853

Hasil Rata-Rata Skor 23,694

Sumber: Analisis Data Primer 2017

Page 84: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

70

Tabel 24 merupakan hasil perolehan dari masing-masing petani. Jumlah

skor yang diperoleh yaitu 853 dengan jumlah nilai rata-rata skor 243,694. Skor

tersebut menunjukkan bahwa persepsi petani terhadap risiko adalah buruk, maka

Ha diterima dan Ho ditolak. Petani mempunyai persepsi buruk terhadap risiko

karena menganggap risiko merupakan suatu kejadian yang sangat mengganggu

jalannya usahatani padi seperti perubahan cuaca, bencana alam, serangan

organisme pengganggu tanaman, kenaikan harga input dan harga jual

padi/gabah/beras. Namun demikian masih ada sebagian risiko bisa dicegah dan

diatasi seperti biaya tenaga kerja dan pengairan, dikarenakan lokasi tempat usaha

tani padi di desa Kragilan terdapat saluran irigasi pembuangan dari waduk

Wadaslintang.

3. Strategi petani dalam menghadapi risiko usahatani padi di daerah perbukitan di

desa Kragilan.

Tabel 29

Cara Petani dalam Menghadapi Risiko Usahatani Padi di Daerah Perbukitan di Desa

Kragilan Tahun 2017

Sebelum Terjadi Risiko Jumlah

(Orang)

Persentase

(%)

Membuat perencanaan sebelum melakukan usahatani padi

bersama kelompok tani dan penyuluh, agar petani siap jika

terjadi masalah/risiko

15

41,67

Membuat prediksi dengan patokan musim guna untuk

menghindari kekeringan

7

19,44

Mengurangi biaya input (modal) seperti mengurangi

penggunaan pupuk yang dibeli dan beralih ke pupuk organik

yang tersedia

4

11,11

Membuat persiapan seperti mempersiapkan segala faktor

penunjang produksi usahatani padi (contoh: pengolahan

lahan, irigasi dll)

10

27,78

Jumlah 36 100

Page 85: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

71

Dalam Masa Produksi

Metode penanaman seperti jarak tanam padi 9 25,00

Penggunaan Pupuk yang digunakan antara musim kering dan

penghujan

7

19,44

Pengendalian hama dengan menggunakan pestisida 14 38,89

Perawatan irigasi secara terus menerus agar terhindar dari

kekeringan

6

16,66

Jumlah 36 100

Setelah Mengalami Risiko

Tetap melanjutkan usahatani padi sampai masa panen, walau

produksi padi tidak sesuai dengan yang diharapkan

15

41,67

Tetap melanjutkan usahatani padi, disamping itu juga

mencari pekerjaan lain guna untuk medapatkan pendapatan

tambahan

11

30,56

Berpindah melakukan usahatani lainnya seperti (sayur-

sayuran, umbi-umbian, dll)

0

0

Mencari solusi dengan cara bertanya kepada penyuluh

pertanian setempat tentang bagaimana cara mengatasi

risiko/permasalahan yang ada

10

27,77

Jumlah 36 100

Sumber: Analisis Data Primer 2017`

Tabel 25 menjelaskan tetang bagaimana petani menghadapi risiko usahatani

padinya, dimulai dari sebelum terjadinya risiko/dalam masa pra, masa produksi dan

setelah mengalami risiko. Sebelum mengalami risiko petani banyak memilih untuk

membuat perencanaan sebelum melakukan usahatani padi bersama kelompok tani dan

penyuluh pertanian, jumlah petani yang memilih sebanyak 15 orang (41,67%), 10

orang (27,78%) memilih untuk mengurangi biaya input (modal) seperti mengurangi

biaya penggunaan pupuk yang dibeli dan beralih ke pupuk organik. Hal ini bertujuan

untuk menghemat biaya apabila sewaktu-waktu terjadi risiko, biayanya bisa dialih

fungsikan sebagai alternatif (solusi), 7 orang (19,44%) memilih untuk membuat

prediksi dengan patokan musim guna untuk menghindari kekeringan dan

menyesuaikan usahataninya dengan kondisi musim dan sebanyak 4 orang (11,11%)

Sambungan Tabel 29

Page 86: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

72

memilih untuk mempersiapkan segala faktor penunjang produksi usahatani padi

(pengolahan lahan, irigasi dll).

Masa produksi merupakan masa dimana dapat mentukan hasil produksi,

apakah baik atau buruk, sehingga untuk mendapatkan hasil yang berkualitas baik

berbagai cara/solusi pun dilakukan salah satunya petani lebih memilih mengendalikan

hama dengan menggunakan pestisida dikarenakan lebih cepat walaupun petani

mengetahui bahwa pestisida tidak sepenuhnya aman, petani yang memilih sebanyak

14 orang (38,89%), 9 orang (25%) memilih untuk mengatur metode jarak penanaman

padi, 7 orang (19,44%) memilih menggunakan pupuk antar musim kering dan

penghujan, hal ini bertujuan untuk membuat tanaman padi dapat tumbuh stabil pada

saat pergantian musim dan 6 orang (16,66%) memilih untuk merawat irigasi

pengairan agar terhindar dari bencana kekeringan.

Masa setelah mengalami risiko adalah masa dimana petani sudah merasa rugi

yang disebabkan oleh risiko yang ada di daerah perbukitan, petani merasa rugi

apabila kerusakan lebih dari setengah lahan. Petani di desa Kragilan memilih tetap

melanjutkan usahataninya sampai masa panen, walaupun produksi padi tidak sesuai

dengan yang diharapkan, jumlah petani yang memilih pernyataan ini sebanyak 15

orang (41,67%), 11 orang (30,56) memilih tetap melanjutkan usahatani padinya,

disamping itu juga mencari pekerjaan lain guna untuk mendapatkan tambahan dan 10

orang (27,77%) memilih untuk mencari solusi dengan cara bertanya kepada penyuluh

pertanian yang bertugas di lokasi.

Page 87: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

73

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Macam-macam risiko yang dihadapi petani padi di sekitar daerah perbukitan

adalah 1) bencana alam (seperti longsor dan kekeringan), 2) perubahan cuaca

dan iklim (seperti lebih lamanya musim kemarau daripada musim hujan), 3)

gangguan OPT (serangan hama wereng), 5) kesulitan pengolahan lahan karena

tidak bisa dilalui oleh traktor, 7) mencari pinjaman modal yang sulit.

Berdasarkan hasil analisis risiko yaitu; risiko produksi, biaya dan pendapatan

risikonya rendah

2. Petani mempunyai persepsi buruk terhadap risiko karena menganggap risiko

merupakan suatu kejadian yang sangat mengganggu jalannya usahatani padi,

walaupun masih ada sebagian risiko bisa dicegah dan diatasi.

3. Cara yang dipilih oleh petani dalam menghadapi risiko; 1) sebelum melakukan

usahatani padi petani atau sebelum mengalami risiko, petani terlebih dahulu

membuat perencanaan bersama kelompok tani dan penyuluh pertanian, 2) saat

masa produksi apabila terserang hama dan penyakit petani lebih banyak

memilih untuk membasmi hama dengan menggunakan pestisida yang lebih

cepat dan terbukti, walaupun petani sudah mengetahui dampaknya dan 3)

setelah mengalami risiko, petani tetap melakukan/menyelesaikan usahataninya

walaupun produksi padi tidak sesuai dengan yang diharapkan.

73

Page 88: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

74

B. Saran

1. Lembaga pemerintahan, pertanian dan pembangunan lebih aktif untuk

membantu para petani dalam mengatasi risiko di desa Kragilan seperti

bencana alam (pembangunan tegal/batas sungai secara permanen sehingga

petani terhindar dari risiko longsor pada sawahnya), perubahan iklim

(pembangunan saluran irigasi sehingga apabila terjadi musim hujan pengairan

dapat distabilkan atau lahan petani tidak kebanjiran dan pada saat musim

kemarau pengairan lahan pertanian tetap berjalan normal/lancar tidak

kekurangan air), hama dan penyakit (memberikan pendampingan penyuluh

pertanian), pasar (menetapkan harga terendah di petani sehingga petani bisa

sejahtera) dan keuangan (mempermudahkan peminjaman uang dengan/melalui

peran kelompok tani atau koperasi simpan pinjam, sehingga petani tidak takut

mengalami kegagalan dan petani akan lebih mudah untuk memulai

usahataninya)

2. Petani tidak perlu memandang bahwa risiko usahatani merupakan suatu hal

yang buruk, karena dari setiap risiko yang ada masih dapat dikurang atau

diatasi dampak negatifnya.

Page 89: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

75

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriono. 2013. Psikologi Belajar (Edisi Revisi).

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Anonim. 2005. www.Anjak-2005-IV-15-pdf.com diakses pada hari Jumat tanggal

2 Desember 2016.

Anonim. 2013. www.2016-01-buku-tanaman-padi-pdf.com diakses pada hari

Jumat tanggal 4 November 2016.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik).

Jakartra: Rineka Cipta.

Aribawa, Ida Bagus. 2012. Pengaruh Sisitem Tanam Terhadap Peningkatan

Produktivitas Padi di Lahan Sawah Dataran Tinggi Beriklim Basah. Bali:

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP).

BPS. 2016. Kabupaten Purworejo dalam Angka. Purworejo: Badan Pusat Statistik

(BPS)

Darmawi, Hermawan. 2016. Manajemen Risiko Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara

Goldberg, Mike dan Eric Palladini. 2011. Managing Risk And Creating Value

With Microfinance. Jakarta: Salemba Empat.

Hadi, Strisno. 1994. Statistik Jilid II. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas

Psikologi UGM.

Harwood, J., et.al. 1999. Managing Risk in Farming Concepts, Researh, and

Analysis. Washington DC: Economic Research Service, USDA.

King A, Laura. 2016. Psikologi Umum (Sebuah Pandangan Apresiatif). Jakarta:

Salemba Humanika.

Lubis, Asrihadi Nowyan. 2009. Manajemen Risiko Produksi dan Penerimaan

Padi Semi Organik (Studi: Petani Gabungan Kelompok Tani Silih Asih di

Desa Ciburuy, Kec. Cigombong, Kab. Bogor). Skripsi: Institut Pertanian

Bogor.

Nazir, Moh. 1993. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

—————. 2014. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

75

Page 90: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

76

Rahim, Abdul dan Diah Retno Dwi Hastuti. 2007. Ekonomika Pertanian

(Pengantar, teori dan kasus). Jakarta: Penebar Swadaya.

Ramadhana, Akhmad Raihan. 2013. Analisis Risiko Produksi Usahatani Padi

Sebagai Dasar Pengembangan Asuransi Pertanian (Kasus: Desa

Sukaratu, Kecamatan Gekbrong, Cianjur. Skripsi: Institut Pertanian

Bogor.

Renthiandy, Pratiska Anevi, Joko Sutrisno, Mei Tri Sundari. 2013. Analisis Risiko

Usahatani Padi di Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karang Anyar.

Skripsi: Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Sarwono W, Sarlito dan Meinarno A, Eko. 2015. Psikologi Sosial. Jakarta:

Salemba Humanika.

Shinta, Agustina. 2011. Ilmu Usahatani. Malang: Universitas Brawijaya Press

(UB Press).

Siagian P, Sondang. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Jakarta: Universitas Indonesia.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuatitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta

Suharyanto, Jemmy Rinaldy, Nyoman Ngurah Arya. 2015. Analisis Risiko

Produksi Usahatani Padi Sawah di Provinsi Bali. Penelitian: Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali.

Suratiyah, Ken. 2006. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.

Tarmudji, Tarsis. 1998. Statistik Dunia Usaha. Yogyakarta: Liberty.

UPT Dinas Pertanian Kecamatan Gebang. 2015. Luas Panen, Produksi dan

Produktivitas Padi Sawah Menurut Desa di Kecamatan Gebang.

Purworejo: UPT Dinas Perrtanian Kecamatan Gebang.

Widyatmati, Wirastuti dan Natalia, Dini. 2006. Geografi Kelas XII (KTSP)

SMP/MTS. Jakarta: Grasindo

Page 91: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

LAMPIRAN

Page 92: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH PERBUKITAN

DI DESA KRAGILAN KECAMATAN GEBANG

KABUPATEN PURWOREJO

Oleh: Rio Saputra

A. PENDAHULUAN

Assalamualaikum Wr. Wb. Dengan rasa hormat, pada kesempatan ini

izinkanlah Penulis untuk memberikan beberapa pertanyaan. Bapak/Ibu/Sdr/I

diharapkan kesediaannya untuk mengisi pertanyaan-pertanyaan yang ada.

Jawaban dari pertanyaan tersebut merupakan informasi bagi penulis sebagai data

penelitian dalam rangka menyusun skripsi yang berjudul “Analisis Risiko

Usahatani Padi di Daerah Perbukitan, Desa Kragilan, Kecamatan Gebang,

Kabupaten Purworejo”. Penulis mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/I untuk

mengisi jawaban dengan keadaan sebenarnya. Penulis mengucapkan terima kasih

atas perhatian dan kerjasamanya.

Penulis

Rio Saputra

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

Page 93: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

B. IDENTITAS PETANI SAMPEL RESPONDEN

1. Nama : .......................................................

2. Pekerjaan Utama : .......................................................

3. Pekerjaan Sampingan : .......................................................

4. Jenis Kelamin : .......................................................

5. Umur : .......................................................

6. Alamat : .......................................................

7. Jumlah Anggota dan Tanggungan Keluarga : .......................................................

a. Pria : .......................................................

b. Wanita : .......................................................

8. Luas Lahan : .......................................................

a. Milik Sendiri : .......................................................

b. Sewa : .......................................................

9. Tingkat Pendidikan : .......................................................

C. Pertanyaan untuk mengetahui macam-macam risiko usahatani padi di daerah

perbukitan Desa Kragilan dan kondisi risikonya.

1. Pertanyaan untuk mengetahui macam-macam risiko usahatani padi di daerah

perbukitan Desa Kragilan.

Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang diinginkan dan alasannya!

No Jenis Risiko Jawaban

1. Risiko yang bersumber dari produksi

a. Perubahan iklim/cuaca yang ekstrem

b. Bencana alam (banjir, longsor dan kekeringan)

c. Gangguan organisme pengganggu tanaman (hama,

penyakit dan gulma)

Alasannya:

2. Risiko yang bersumber dari pasar/harga

a. Harga jual gabah/beras fluktuatif/naik-turun

b. Harga input (pupuk, bibit/benih, dan pestisida) yang

mahal

c. Permintaan pasar terhadap beras berkurang

Alasannya:

3. Risiko yang bersumber dari institusi

a. Tidak adanya penyuluh pertanian yang bertugas di Desa

Kragilan.

b. Kebijakan pemerintah yang kurang memihak kepada

Page 94: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

petani kecil/rakyat.

c. Lambannya pembangunan/fasilitasi pertanian yang

dilakukan oleh pemerintah seperti pembangunan irigasi,

jalan, gudang dll.

Alasannya:

4. Risiko yang bersumber dari manusia

a. Kerusakan alat-alat produksi (cangkul, traktor, sabit,

mesin perontok, dll) karena pengunaan yang terus

menerus.

b. Kesehatan petani yang terganggu sehingga membuat

produksi usahataninya menjadi lambat/terbengkalai

c. Hilangnya alat produksi pertanian karena dicuri atau

terkena kebakaran.

d. Berkurangnya tenaga kerja dalam kegiatan produksi

seperti menanam dan memanen dll.

Alasannya:

5. Risiko yang bersumber dari keuangan

a. Modal yang dimiliki untuk usahatani padi sedikit

b. Tidak adanya koperasi yang memberikan pinjaman

modal untuk usahatani/petani.

c. Pengeluaran kebutuhan rumah tangga yang besar,

sehingga menghambat untuk melakukan usahatani.

d. Pinjaman di Bank yang sulit dikarenakan (suku bungan

pinjaman yang tinggi)

Alasannya:

2. Pertanyaan untuk mengetahui kondisi risiko dalam usahatani padi

No Jenis pengeluaran Satuan

(kg)

Nilai

Harga/kg

Jumlah

1. Benih/bibit

2. Pupuk

a. Urea

b. SP36

c. KCl

d. NPK

e. Pupuk Kandang

f. Lainnya sebutkan

3. Pestisida

Page 95: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

a.

b.

c.

d.

4. Tenaga Kerja

Jumlah Orang Upah/hari Hari Kerja Total

Pria:

Wanita :

Jumlah total upah

5. Biaya Sewa Lahan (jika ada)

6. Biaya Pengolahan Lahan (traktor)

7. Biaya Lainnya (jika ada)

Sebutkan:

a.

b.

c.

8. Hasil Produksi satu musim tanam

9. Harga jual gabah/padi per (kg)

D. Pertanyaan untuk mengetahui pemahaman petani padi tentang risiko dan persepsi

tantang baik buruknya risiko menurut petani padi di daerah perbukitan Desa

Kragilan.

1. Pertanyaan untuk mengetahui persepsi petani padi tentang risiko

Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang diinginkan!

No Keterangan Jawaban

1. Risiko menurut persepsi petani

a. Semua hal yang dapat menyebabkan kerugian pada

usahatani padi

b. Semua faktor yang menyebabkan kerugian namun

sebagian faktor bisa di mengurangi keuntungan

c. Konsekuensi yang menjadi beban petani jika melakukan

usahatani padi seperti, harga input, output, sarana

produksi dll.

Alasannya

2. Usahatani padi yang dikatakan gagal menurut persepsi petani

a. Produksi padi yang dihasilkan relatif rendah

b. Harga jual gabah yang relatif rendah, mendekati titik

impas (tidak untung, tidak rugi)

c. Kerusakan padi secara total akibat hama dan penyakit

Alasannya

3. Tingkat risiko produktivitas usahatani padi menurut persepsi petani

Page 96: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

a. Tinggi (> 65% gagal panen)

b. Sedang (20-65% gagal panen)

c. Rendah (< 20% gagal panen)

Alasannya

4. Meskipun berusahatani di daerah yang permukaan tanahnya tidak rata

dianggap berisiko, petani tetap mengusahakan usahatani tersebut

karena

a. Dampak risiko masih bisa diterima dengan melakukan

berbagai pencegahan atau masih bisa di kurangi

b. Usahatani tetap dijalankan karena usahatani padi lebih

manguntungkan dibandingkan usahtani lainnya

c. Usahatani lain lebih banyak risiko bila dilakukan

daripada usahtani padi

d. Tidak ada pilihan lain, sehingga usahatani padi di

daerah perbukitan tetap dilakukan meski harus

menanggung risiko seperti kekeringan.

Alasannya

2. Persepsi tentang baik buruknya risiko menurut petani padi di daerah perbukitan

Desa Kragilan.

Isilah daftar pernyataan dengna cara mencentang (√) pada tabel yang di

sediakan:

a. Bencana kekeringan sangat mengganggu usahatani petani padi

Sangat mengganggu Skor 3 Kerusakan padi > 50% total tanam

Stabil Skor 2 Kerusakan padi 50-20% total tanam

Tidak mengganggu Skor 1 Kerusakan padi < 20% total tanam

Alasannya:

b. Pengairan untuk usahatani padi merupakan hambatan bagi petani padi di

daerah perbukitan di Desa Kragilan.

Sangat sulit Skor 3 Saluran air masih berupa tanah

Cukup sulit Skor 2 Saluran air sebagian sudah beton

Tidak sulit Skor 1 Saluran air sudah beton semuanya

Alasannya:

Page 97: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

c. Harga padi yang fluktuatif (berubah-ubah) mempengaruhi petani dalam

berusahatani padi.

Sangat berpengaruh Skor 3 Harga padi di atas normal

Cukup berpengaruh Skor 2 Harga padi kadang berubah-ubah

Tidak berpengaruh Skor 1 Harga stabil (tetap)

Alasannya:

d. Harga input yang mahal mengganggu petani dalam berusahatani padi.

(input: pupuk, obat, bibit, petisida dll)

Sangat mengganggu Skor 3 Harga input naik

Cukup mengganggu Skor 2 Harga input naik-turun

Tidak mengganggu Skor 1 Harga input stabil (tetap)

Alasannya:

e. Modal yang sedikit menyulitkan petani dalam melakukan usahatani

padinya. (pembiayaan segala proses produksi).

Sangat menyulitkan Skor 3 Modal usaha ≤ Rp 500.000

Cukup menyulitkan Skor 2 Modal usaha Rp 600.000-1.000.000

Tidak menyulitkan Skor 1 Modal usaha > Rp 1.000.000

Alasannya:

f. Kerusakan/kekurangan alat produksi menjadi hambatan untuk melakukan

usahatani padi (lebih kepada pengolahan lahan).

Sangat berpengaruh Skor 3 Produksi usahatani menjadi lama

Cukup berpengaruh Skor 2 Kesulitan produksi usahatani

Tidak berpengaruh Skor 1 Produksi usahatani tetap berjalan

Alasannya:

Page 98: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

g. Kondisi lahan yang tidak rata menjadi permasalah dalam berusahatani padi.

(lebih kepada pengolahan lahan).

Sangat bermasalah Skor 3 Kemiringan lahan lebih dari 30o

Cukup bermasalah Skor 2 Kemiringan lahan 20o – 30

o

Tidak berpengaruh Skor 1 Kemiringan lahan kurang dari 20o

Alasannya:

h. Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) mempengaruhi hasil produksi

padi petani.

Sangat berpengaruh Skor 3 Kerusakan padi lebih dari 60%

Cukup berpengaruh Skor 2 Kerusakan padi 20-60%

Tidak berpengaruh Skor 1 Kerusakan kurang dari 20%

Alasannya:

i. Pengolahan lahan yang sulit menjadi masalah bagi petani.

Sangat sulit Skor 3 Lahan sangat kekurangan air

Cukup sulit Skor 2 Lahan mempunyai air yang cukup

Tidak sulit Skor 1 Lahan sangat dipenuhi air

Alasannya:

j. Kekurangan tenaga kerja menjadi hambatan bagi petani dalam mejalankan

usahataninya

Sangat menghambat Skor 3 Membuat produksi menjadi lama

Cukup menghambat Skor 2 Produksi berjalan dengan baik

Tidak menghambat Skor 1 Kekurangan TK tidak menghambat

Alasannya:

Page 99: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

E. Pertanyaan untuk mengetahui cara petani dalam menghadapi risiko usahatani padi

di daerah perbukitan.

Bagaimana cara saudara menangani risiko usahatani pada daerah tempat tinggal

saudara?

Sebelum Terjadi Risiko

Membuat perencanaan sebelum melakukan usahatani padi bersama

kelompok tani dan penyuluh, agar petani siap jika terjadi masalah/risiko

Membuat prediksi dengan patokan musim guna untuk menghindari

kekeringan

Mengurangi biaya input (modal) seperti mengurangi penggunaan pupuk

yang dibeli dan beralih ke pupuk organik yang tersedia

Membuat persiapan seperti mempersiapkan segala faktor penunjang

produksi usahatani padi (contoh: pengolahan lahan, irigasi dll)

Alasannya;

Dalam Masa Produksi

Metode penanaman seperti jarak tanam padi

Penggunaan Pupuk yang digunakan antara musim kering dan penghujan

Pengendalian hama dengan menggunakan pestisida

Perawatan irigasi secara terus menerus agar terhindar dari kekeringan

Alasannya;

Setelah Mengalami Risiko

Tetap melanjutkan usahatani padi sampai masa panen, walau produksi

padi tidak sesuai dengan yang diharapkan

Tetap melanjutkan usahatani padi, disamping itu juga mencari pekerjaan

lain guna untuk medapatkan pendapatan tambahan

Berpindah melakukan usahatani lainnya seperti (sayur-sayuran, umbi-

umbian, dll)

Mencari solusi dengan cara bertanya kepada penyuluh pertanian setempat

tentang bagaimana cara mengatasi risiko/permasalahan yang ada

Alasannya;

2017

Petani Responden

(..................................)

Page 100: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH
Page 101: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

Lampiran 2. Identitas Responden

1 Ahmad Zamzani L 32 3 SMA 0.2 Perangkat Desa Buruh

2 Abdul Kholim L 40 5 SMP 0.25 Petani Dagang

3 Ahmad Khalimi L 43 4 SD 0.67 Petani Ternak Itik

4 Ali Suwoto L 41 3 SMP 0.1 Petani Ternak Itik

5 Ahmad Tauhid L 51 7 SD 0.05 Petani Tukang Batu

6 Hadi Suparno L 53 5 SMA 0.23 Pedagang Petani

7 Jamro L 55 3 SMA 0.13 Petani Tukang Kayu

8 Heriyanto L 39 3 SMP 0.09 Petani Buruh Tani

9 Daryadi L 31 5 SMA 0.7 Petani Tukang Kayu

10 Bisri Mustofa L 41 5 SMP 0.06 Petani Traktor

11 Basroni L 52 3 SMA 0.62 Petani Ternak Itik

12 Bakri L 55 3 SD 0.13 Petani Buruh Tani

13 Japar L 56 4 SMP 0.15 Petani Tukang Batu

14 Karsono L 56 3 SMP 0.26 Petani Pedagang

15 Maesaroh L 46 5 SMP 0.19 Petani Buruh Tani

16 Mahmud L 64 2 SD 0.11 Petani Buruh

17 Maryono L 61 2 SD 0.64 Petani Ternak Kambing

18 Miftahudin L 59 3 SD 0.11 Petani Tukang Batu

19 Mudasin L 61 5 SD 0.62 Petani Dagang

20 Muharis L 28 3 SD 0.07 Petani Tukang Batu

21 Sumarjo L 52 3 SMA 0.53 Perangkat Desa Buruh Tani

22 Mulyono L 50 3 SMP 0.49 Petani Tukang Batu

23 Nowawi L 56 3 SMA 0.27 Perangkat Desa Petani

24 Muhlasin L 48 4 SMA 0.13 Petani Buruh Tani

25 Suwardi L 34 2 SMP 0.34 Perangkat Desa Petani

26 Sariman L 38 3 SMP 0.19 Petani Buruh Tani

27 Sisyono L 50 5 SD 0.64 Petani Ternak Itik

28 Sunarto L 45 3 SMP 0.04 Petani Ternak Itik

29 Syaiful Rodhi L 46 3 SMP 0.25 Petani Buruh Tani

30 Tarsiman L 35 2 SD 0.5 Petani Buruh

31 Tri Ardani L 37 3 SMP 0.2 Petani Buruh Tani

32 Yasak L 65 3 SD 0.06 Petani Buruh Tani

33 Wariso L 55 4 SD 0.68 Petani Ternak Sapi

34 Zainur Wakhid L 40 3 SMP 0.21 Petani Buruh

35 Purwadi L 52 3 SD 0.16 Petani Buruh

36 Prasetyanto L 57 4 SD 0.06 Petani Tukang Kayu

48 4 0.3

No NamaJenis

Kelamin

Umur

(th)

Jumlah Tanggungan

Keluarga (orang)Pendidikan

Pekerjaan

Pokok

Pekerjaan

Sampingan

Rata-rata

Luas

Lahan (ha)

Page 102: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

Lampiran 3. Analisis Penggunaan Benih

1 Ahmad Zamzani Ciherang 10 12000 120000

2 Abdul Kholim Ciherang 10 12000 120000

3 Ahmad Khalimi Ciherang 6 12000 72000

4 Ali Suwoto Ciherang 8 12000 96000

5 Ahmad Tauhid Ciherang 5 12000 60000

6 Hadi Suparno Ciherang 12 12000 144000

7 Jamro Ciherang 8 12000 96000

8 Heriyanto Ciherang 7 12000 84000

9 Daryadi Cianjur 20 17000 340000

10 Bisri Mustofa Ciherang 7 12000 84000

11 Basroni Cianjur 15 17000 255000

12 Bakri Ciherang 8 12000 96000

13 Japar Ciherang 9 12000 108000

14 Karsono Cianjur 10 17000 170000

15 Maesaroh Ciherang 8 12000 96000

16 Mahmud Ciherang 8 12000 96000

17 Maryono Ciherang 15 12000 180000

18 Miftahudin Ciherang 7 12000 84000

19 Mudasin Cianjur 17 17000 289000

20 Muharis Ciherang 6 12000 72000

21 Sumarjo Ciherang 15 13000 195000

22 Mulyono Ciherang 14 12000 168000

23 Nowawi Ciherang 10 12000 120000

24 Muhlasin Ciherang 8 12000 96000

25 Suwardi Ciherang 13 12000 156000

26 Sariman Ciherang 8 12000 96000

27 Sisyono Cianjur 16 17000 272000

28 Sunarto Ciherang 6 12000 72000

29 Syaiful Rodhi Ciherang 10 12000 120000

30 Tarsiman Cianjur 15 17000 255000

31 Tri Ardani Ciherang 10 12000 120000

32 Yasak Ciherang 7 12000 84000

33 Wariso Cianjur 18 17000 306000

34 Zainur Wakhid Ciherang 10 12000 120000

35 Purwadi Ciherang 8 12000 96000

36 Prasetyanto Ciherang 6 12000 72000

370 468000 5010000

10.3 13000 139166.6667

Total Harga

Benih (Rp)No Nama

Nama

Benih

Jumlah

(kg)

Harga per

Kg (Rp)

Jumlah

Rata-rata

Page 103: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

Lampiran 3. Analisis Penggunaan Pupuk

Lampiran 4. Analisis Penggunaan Pupuk

Kg Harga Per kg Jumlah (Rp) Kg Harga per Kg Jumlah (Rp) Kg Harga per Kg Jumlah (Rp) Kg Harga per Kg Jumlah (Rp) Kg Harga per Kg Jumlah (Rp) Kg Harga per Kg Jumlah (Rp)

1 Ahmad Zamzani 45 2000 90000 30 2500 75000 0 0 0 0 0 0 50 1500 75000 35 3000 105000 345000

2 Abdul Kholim 50 2000 100000 35 2500 87500 0 0 0 0 0 0 45 1500 67500 32 3000 96000 351000

3 Ahmad Khalimi 30 2000 60000 32 2500 80000 30 3000 90000 0 0 0 30 1500 45000 0 0 0 275000

4 Ali Suwoto 40 2000 80000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 47 1500 70500 0 0 0 150500

5 Ahmad Tauhid 0 0 0 40 2500 100000 0 0 0 0 45 1500 67500 0 0 0 167500

6 Hadi Suparno 35 2000 70000 0 0 0 34 3000 102000 30 1000 30000 36 1500 54000 0 0 0 256000

7 Jamro 45 2000 90000 30 2500 75000 0 0 0 30 1000 30000 40 1500 60000 0 0 0 255000

8 Heriyanto 30 2000 60000 0 0 0 0 0 0 35 1000 35000 40 1500 60000 0 0 0 155000

9 Daryadi 50 2000 100000 0 0 0 45 3000 135000 0 0 0 50 1500 75000 40 3000 120000 430000

10 Bisri Mustofa 40 2000 80000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 56 1500 84000 0 0 0 164000

11 Basroni 60 2000 120000 50 2500 125000 30 3000 90000 35 1000 35000 56 1500 84000 0 0 0 454000

12 Bakri 0 0 0 50 2500 125000 0 30 1000 30000 50 1500 75000 0 0 0 230000

13 Japar 0 0 0 45 2500 112500 20 3000 60000 0 0 0 45 1500 67500 0 0 0 240000

14 Karsono 0 0 0 40 2500 100000 30 3000 90000 0 0 0 50 1500 75000 31 3000 93000 358000

15 Maesaroh 30 2000 60000 40 2500 100000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 30 3000 90000 250000

16 Mahmud 40 2000 80000 35 2500 87500 0 0 0 45 1000 45000 0 0 0 20 3000 60000 272500

17 Maryono 0 0 0 30 2500 75000 40 3000 120000 45 1000 45000 60 1500 90000 35 3000 105000 435000

18 Miftahudin 30 2000 60000 0 0 0 0 0 0 30 1000 30000 50 1500 75000 30 3000 90000 255000

19 Mudasin 47 2000 94000 40 2500 100000 0 0 0 60 1000 60000 30 1500 45000 45 3000 135000 434000

20 Muharis 50 2000 100000 0 0 0 35 3000 105000 30 1000 30000 0 0 0 0 0 0 235000

21 Sumarjo 0 0 0 55 2500 137500 0 0 0 43 1000 43000 50 1500 75000 30 3000 90000 345500

22 Mulyono 0 0 0 35 2500 87500 30 3000 90000 0 0 0 45 1500 67500 35 3000 105000 350000

23 Nowawi 0 0 0 48 2500 120000 30 3000 90000 50 1000 50000 0 0 0 0 0 0 260000

24 Muhlasin 0 0 0 50 2500 125000 0 0 0 50 1000 50000 50 1500 75000 0 0 0 250000

25 Suwardi 0 0 0 40 2500 100000 0 0 0 0 0 0 40 1500 60000 39 3000 117000 277000

26 Sariman 45 2000 90000 40 2500 100000 0 0 0 30 1000 30000 35 1500 52500 0 0 0 272500

27 Sisyono 55 2000 110000 45 2500 112500 35 3000 105000 47 1000 47000 40 1500 60000 0 0 0 434500

28 Sunarto 35 2000 70000 30 2500 75000 0 0 0 0 0 0 60 1500 90000 0 0 0 235000

29 Syaiful Rodhi 40 2000 80000 0 0 0 0 0 0 55 1000 55000 60 1500 90000 0 0 0 225000

30 Tarsiman 30 2000 60000 30 2500 75000 40 3000 120000 35 1000 35000 45 1500 67500 0 0 0 357500

31 Tri Ardani 48 2000 96000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 50 1500 75000 33 3000 99000 270000

32 Yasak 44 2000 88000 0 0 0 30 3000 90000 0 0 0 50 1500 75000 0 0 0 253000

33 Wariso 60 2000 120000 45 2500 112500 0 0 0 0 0 0 50 1500 75000 48 3000 144000 451500

34 Zainur Wakhid 40 2000 80000 37 2500 92500 30 3000 90000 0 0 0 52 1500 78000 0 0 0 340500

35 Purwadi 0 0 0 44 2500 110000 0 0 0 50 1000 50000 43 1500 64500 0 0 0 224500

36 Prasetyanto 0 0 0 39 2500 97500 0 0 0 0 0 38 1500 57000 30 3000 90000 244500

Jumlah 1019 48000 2038000 1035 65000 2587500 459 42000 1377000 730 18000 730000 1488 48000 2232000 513 45000 1539000 10503500

Rata-rata 28.31 1333.33 56611.11 28.75 1805.56 71875.00 13.50 1235.29 38250.00 20.86 500.00 20277.78 41.33 1333.33 62000.00 14.25 1250.00 42750.00 291763.89

Total Biaya

Pupuk (Rp)No Nama

Jenis Pupuk

Urea SP-36 Phonska Petroganik Kandang NPK

Page 104: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

Lampiran 4. Analisis Penggunaan Pestisida

Lampiran 5. Analisis Penggunaan Pestisida

Bungkus Harga/Bungkus Jumlah (Rp) Botol Harga/botol Jumlah (Rp) Botol Harga/botol Jumlah (Rp) Botol Harga/botol Jumlah (Rp) Bungkus Harga/bungkus Jumlah (Rp)

1 Ahmad Zamzani 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 40000 80000 2 35000 70000 150000

2 Abdul Kholim 0 0 0 0 0 0 1 35000 35000 1 40000 40000 2 35000 70000 145000

3 Ahmad Khalimi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 40000 80000 1 35000 35000 115000

4 Ali Suwoto 1 24000 24000 0 0 0 2 35000 70000 0 0 0 0 0 0 94000

5 Ahmad Tauhid 0 0 0 0 0 0 1 35000 35000 2 40000 80000 0 0 0 115000

6 Hadi Suparno 0 0 0 0 0 0 1 35000 35000 1 40000 40000 2 35000 70000 145000

7 Jamro 2 25000 50000 1 20000 20000 2 35000 70000 0 0 0 0 0 0 140000

8 Heriyanto 1 25000 25000 2 20000 40000 1 35000 35000 0 0 0 0 0 0 100000

9 Daryadi 3 25000 75000 0 0 0 1 35000 35000 1 40000 40000 0 0 0 150000

10 Bisri Mustofa 2 25000 50000 1 20000 20000 0 0 0 0 0 0 1 35000 35000 105000

11 Basroni 0 0 0 2 20000 40000 0 0 0 1 40000 40000 0 0 0 80000

12 Bakri 2 25000 50000 1 20000 20000 1 35000 0 0 0 0 0 0 105000

13 Japar 2 25000 50000 0 0 0 0 0 0 1 40000 40000 0 0 0 90000

14 Karsono 2 25000 50000 1 20000 20000 1 35000 35000 0 0 0 0 105000

15 Maesaroh 0 0 0 1 20000 20000 0 0 0 2 40000 80000 0 0 0 100000

16 Mahmud 1 25000 25000 0 0 0 0 0 2 35000 70000 95000

17 Maryono 1 25000 25000 3 2000 6000 0 0 0 2 40000 80000 0 0 0 111000

18 Miftahudin 3 25000 75000 1 20000 20000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 95000

19 Mudasin 2 25000 50000 2 20000 40000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 90000

20 Muharis 1 25000 25000 1 20000 20000 1 35000 35000 0 0 0 0 0 0 80000

21 Sumarjo 2 25000 50000 1 20000 20000 1 35000 35000 1 40000 40000 0 0 0 145000

22 Mulyono 0 0 0 0 0 0 2 35000 70000 1 40000 40000 1 35000 35000 145000

23 Nowawi 0 0 0 1 20000 20000 0 0 0 1 40000 40000 1 35000 35000 95000

24 Muhlasin 0 0 0 0 0 0 1 35000 35000 1 40000 40000 0 0 0 75000

25 Suwardi 0 0 0 1 20000 20000 1 35000 35000 0 0 0 1 35000 35000 90000

26 Sariman 1 25000 25000 3 20000 60000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 85000

27 Sisyono 0 0 0 0 0 0 1 35000 35000 2 40000 80000 1 35000 35000 150000

28 Sunarto 2 25000 50000 1 20000 20000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 70000

29 Syaiful Rodhi 1 25000 25000 3 20000 60000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 85000

30 Tarsiman 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 40000 80000 2 35000 70000 150000

31 Tri Ardani 0 0 0 2 20000 40000 1 35000 35000 0 0 0 0 0 0 75000

32 Yasak 1 25000 25000 0 0 0 1 35000 35000 0 0 0 1 35000 35000 95000

33 Wariso 3 25000 75000 0 0 0 0 0 0 1 40000 40000 0 0 0 115000

34 Zainur Wakhid 1 25000 25000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 35000 70000 95000

35 Purwadi 0 0 0 0 0 0 2 35000 70000 1 40000 40000 0 0 0 110000

36 Prasetyanto 2 25000 50000 1 20000 20000 0 0 0 2 40000 80000 0 0 0 150000

36 524000 899000 29 362000 526000 22 595000 770000 27 760000 1080000 19 455000 665000 3940000

1.95 28324.32 48594.59 1.61 20111.11 28432.43 1.19 33055.56 41621.62 1.54 43428.57 58378.38 1.03 24594.59 35945.95 109444.44

Fastac Roundup Sidametrhrin Topdor

Jumlah

Rata-rata

Total (Rp)No Nama

Pestisida

Avidor

Page 105: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

Lampiran 6. Analisis Penggunaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga

Upah Total Upah Total Upah Total Upah Total

Pria Wanita (Rp) (Rp) Pria Wanita (Rp) (Rp) Pria Wanita (Rp) (Rp) Pria Wanita (Rp) (Rp)

1 0 0 0 0 45000 0 1 1 1 2 45000 90000 0 1 0.5 0.5 45000 22500 1 1 0.5 1 45000 45000 157500

2 0 0 0 0 45000 0 1 1 0.5 1 45000 45000 1 0 1 1 45000 45000 1 1 1 2 45000 90000 180000

3 0 0 0 0 45000 0 0 1 0.5 0.5 45000 22500 1 0 0.5 0.5 45000 22500 1 0 1 1 45000 45000 90000

4 0 0 0 0 45000 0 0 1 0.5 1 45000 45000 1 0 0.5 0.5 45000 22500 1 1 0.5 1 45000 45000 112500

5 0 0 0 0 45000 0 1 1 0.5 1 45000 45000 1 0 0.5 0.5 45000 22500 1 1 0.5 1 45000 45000 112500

6 0 0 0 0 45000 0 0 1 0.5 0.5 45000 22500 1 0 1 1 45000 45000 1 2 0.5 1.5 45000 67500 135000

7 0 0 0 0 45000 0 0 1 1.5 1.5 45000 67500 0 1 0.5 0.5 45000 22500 1 0 1 1 45000 45000 135000

8 0 0 0 0 45000 0 1 0 1 1 45000 45000 1 0 0.5 0.5 45000 22500 1 0 1 1 45000 45000 112500

9 0 0 0 0 45000 0 1 1 1 2 45000 90000 1 1 1 2 45000 90000 1 1 1 2 45000 90000 270000

10 0 0 0 0 45000 0 1 0 0.5 0.5 45000 22500 0 1 0.5 0.5 45000 22500 1 1 0.5 1 45000 45000 90000

11 0 0 0 0 45000 0 1 0 1.5 1.5 45000 67500 1 0 2 2 45000 90000 1 0 1.5 1.5 45000 67500 225000

12 0 0 0 0 45000 0 0 1 1 1 45000 45000 1 0 1 1 45000 45000 1 0 1 1 45000 45000 135000

13 0 0 0 0 45000 0 1 0 1 1 45000 45000 1 0 1 1 45000 45000 1 0 1 1 45000 45000 135000

14 0 0 0 0 45000 0 0 0 0 0 45000 0 1 0 1 1 45000 45000 1 0 1 1 45000 45000 90000

15 0 0 0 0 45000 0 1 1 0.5 1 45000 45000 1 0 0.5 0.5 45000 22500 1 2 0.5 1.5 45000 67500 135000

16 0 0 0 0 45000 0 0 0 0 0 45000 0 1 0 0.5 0.5 45000 22500 1 0 1 1 45000 45000 67500

17 0 0 0 0 45000 0 1 0 1.5 1.5 45000 67500 1 0 1 1 45000 45000 1 0 1 1 45000 45000 157500

18 0 0 0 0 45000 0 1 0 1 1 45000 45000 1 0 0.5 0.5 45000 22500 1 0 1 1 45000 45000 112500

19 0 0 0 0 45000 0 1 1 0.5 1 45000 45000 1 1 0.5 1 45000 45000 1 1 1 2 45000 90000 180000

20 0 0 0 0 45000 0 1 0 0.5 1 45000 45000 1 0 0.5 0.5 45000 22500 1 0 1 1 45000 45000 112500

21 0 0 0 0 45000 0 1 1 0.5 1 45000 45000 0 1 2 2 45000 90000 1 1 0.75 1 45000 45000 180000

22 0 0 0 0 45000 0 1 0 1 1 45000 45000 1 0 1.5 1.5 45000 67500 1 1 0.75 1 45000 45000 157500

23 0 0 0 0 45000 0 1 0 1 2 45000 90000 1 0 1 1 45000 45000 1 0 1.5 1.5 45000 67500 202500

24 0 0 0 0 45000 0 1 1 0.5 1 45000 45000 1 0 1 1 45000 45000 1 1 1 2 45000 90000 180000

25 0 0 0 0 45000 0 1 0 2.5 2.5 45000 112500 1 0 2 2 45000 90000 1 0 1.5 1.5 45000 67500 270000

26 0 0 0 0 45000 0 1 0 1.5 1.5 45000 67500 1 0 1 1 45000 45000 1 0 1 1 45000 45000 157500

27 0 0 0 0 45000 0 1 1 1.5 3 45000 135000 0 1 1 1 45000 45000 1 1 1 2 45000 90000 270000

28 0 0 0 0 45000 0 0 1 0.5 0.5 45000 22500 1 0 0.5 0.5 45000 22500 1 0 1 1 45000 45000 90000

29 0 0 0 0 45000 0 0 1 1.5 3 45000 135000 1 0 1 1 45000 45000 1 0 1 1 45000 45000 225000

30 0 0 0 0 45000 0 0 1 2.5 2.5 45000 112500 1 0 2 2 45000 90000 1 0 1.5 1.5 45000 67500 270000

31 0 0 0 0 45000 0 1 1 0.5 1 45000 45000 0 1 1 1 45000 45000 1 1 1 2 45000 90000 180000

32 0 0 0 0 45000 0 0 1 1 1 45000 45000 1 0 0.5 0.5 45000 22500 1 0 1 1 45000 45000 112500

33 0 0 0 0 45000 0 1 1 1.2 2.5 45000 112500 0 1 1 1 45000 45000 1 1 1 2 45000 90000 247500

34 0 0 0 0 45000 0 0 1 1.5 1.5 45000 67500 1 0 1 1 45000 45000 1 0 1 1 45000 45000 157500

35 0 0 0 0 45000 0 0 1 1 1 45000 45000 1 0 0.5 0.5 45000 22500 1 0 1 1 45000 45000 112500

36 0 0 0 0 45000 0 1 1 1 2 45000 90000 0 1 0.5 0.5 45000 22500 1 1 1 2 45000 90000 202500

Jumlah 0 0 0 0 1620000 0 23 23 34.2 47 1620000 2115000 28 10 32.5 34 1620000 1530000 36 18 34.5 47 1620000 2115000 5760000

Rata-rata 0 0 0 0 45000 0 0 0 0.95 1.305556 45000 58750 0 0 0.902778 0.944444 45000 42500 0 0 0.958333 1.305556 45000 58750 160000

Jumlah Total

(Rp)

Pemupukan dan Perawatan

TKHari HKO

No

Pemanenan

TKHari HKO

Pengolahan Lahan

TKHari HKO

Penanaman

TKHari HKO

Page 106: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

Lampiran 7. Analisis Penggunaan Tenaga Kerja Luar Keluarga

Upah Total Upah Total Harga/kg Total Upah

Pria Wanita (Rp) (Rp) Pria Wanita (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

1 0 150000 0 2 1 2 45000 90000 0 0 0 0 0 0 143 3700 528571 768571

2 0 150000 1 1 1 2 45000 90000 0 0 0 0 0 0 114 3700 422857 662857

3 0 130000 1 1 1 2 45000 90000 0 0 0 0 0 0 214 3700 792857 1012857

4 0 130000 0 1 1 1 45000 45000 0 0 0 0 0 0 93 3700 343571 518571

5 0 100000 1 0 1 1 45000 45000 0 0 0 0 0 0 121 3700 449286 594286

6 0 150000 1 1 1 2 45000 90000 0 0 0 0 0 0 136 3700 502143 742143

7 0 130000 0 1 1 1 45000 45000 0 0 0 0 0 0 143 3700 528571 703571

8 0 100000 0 2 1 2 45000 90000 0 0 0 0 0 0 171 3700 634286 824286

9 0 150000 1 2 1.5 4.5 45000 202500 0 0 0 0 0 0 189 3700 697714 1050214

10 0 100000 1 1 1 2 45000 90000 0 0 0 0 0 0 136 3700 502143 692143

11 0 150000 1 2 1 3 45000 135000 0 0 0 0 0 0 129 3700 475714 760714

12 0 130000 1 1 1 2 45000 90000 0 0 0 0 0 0 100 3700 370000 590000

13 0 130000 0 1 1 1 45000 45000 0 0 0 0 0 0 186 3700 687143 862143

14 0 150000 0 2 1 2 45000 90000 0 0 0 0 0 0 157 3700 581429 821429

15 0 130000 1 1 1 2 45000 90000 0 0 0 0 0 0 121 3700 449286 669286

16 0 130000 1 1 1 2 45000 90000 0 0 0 0 0 0 114 3700 422857 642857

17 0 150000 1 2 1.5 4.5 45000 202500 0 0 0 0 0 0 96 3700 354143 706643

18 0 130000 1 1 1.5 3 45000 135000 0 0 0 0 0 0 111 3700 412286 677286

19 0 150000 0 3 1 3 45000 135000 0 0 0 0 0 0 107 3700 396429 681429

20 0 150000 1 0 1 1 45000 45000 0 0 0 0 0 0 123 3700 454571 649571

21 0 150000 1 2 1 3 45000 135000 0 0 0 0 0 0 136 3700 502143 787143

22 0 150000 0 2 1 2 45000 90000 0 0 0 0 0 0 129 3700 475714 715714

23 0 150000 0 1 1 1 45000 45000 0 0 0 0 0 0 140 3700 518000 713000

24 0 150000 0 1 1 1 45000 45000 0 0 0 0 0 0 77 3700 285429 480429

25 0 150000 1 1 1 2 45000 90000 0 0 0 0 0 0 129 3700 475714 715714

26 0 130000 1 1 0.5 1 45000 45000 0 0 0 0 0 0 81 3700 301286 476286

27 0 150000 1 2 1.5 4.5 45000 202500 0 0 0 0 0 0 207 3700 766429 1118929

28 0 100000 1 0 1 1 45000 45000 0 0 0 0 0 0 86 3700 317143 462143

29 0 150000 1 1 1 1 45000 45000 0 0 0 0 0 0 100 3700 370000 565000

30 0 150000 1 2 1 3 45000 135000 0 0 0 0 0 0 119 3700 438714 723714

31 0 150000 0 1 1 1 45000 45000 0 0 0 0 0 0 93 3700 343571 538571

32 0 100000 1 0 1 1 45000 45000 0 0 0 0 0 0 109 3700 401714 546714

33 0 150000 0 2 1.5 3 45000 135000 0 0 0 0 0 0 143 3700 528571 813571

34 0 150000 1 0 1 1 45000 45000 0 0 0 0 0 0 140 3700 518000 713000

35 0 130000 1 1 1 2 45000 90000 0 0 0 0 0 0 159 3700 586714 806714

36 0 100000 1 0 1 1 45000 45000 0 0 0 0 0 0 193 3700 713571 858571

Jumlah 0 4900000 24 43 38 71.5 1620000 3217500 0 0 0 0 0 0 4742.857 133200 17548571 25666071.43

Rata-rata 0 264864.865 0 0 1.055556 1.986111 45000 89375 0 0 0 0 0 0 131.75 3700 487460.32 712946.4286

Jumlah Total

(Rp)No

Hari HKOTK

Pengolahan Lahan

Borongan Total (Rp)TK Natura

(kg)

Penanaman Pemupukan Pamanenan

Hari HKO

Page 107: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

Lampiran 8. Analisis Penyusutan Alat Pertanian/Musim Tanam (MT)

1 2 200000 3000 20 7000 3500 2 150000 2000 10 13000 6500 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 14125

2 2 220000 3000 20 8000 4000 2 150000 2000 10 13000 6500 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 14625

3 1 100000 2000 10 8000 4000 2 150000 2000 10 13000 6500 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 14625

4 1 100000 2000 10 8000 4000 2 160000 2000 10 14000 7000 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 15125

5 1 100000 2000 9 9111 4556 2 160000 2000 10 14000 7000 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 15681

6 1 120000 2000 10 10000 5000 1 80000 1000 5 15000 7500 0 0 0 0 0 0 2 70000 1000 8 7750 3875 16375

7 1 120000 2000 9 11333 5667 3 225000 3000 15 12000 6000 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 15792

8 1 135000 2000 9 13000 6500 2 150000 2000 10 13000 6500 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 17125

9 2 200000 3000 18 8111 4056 3 225000 3000 14 13071 6536 1 150000 5000 6 20000 10000 2 70000 1000 8 7750 3875 24466

10 1 100000 2000 9 9111 4556 1 80000 1000 6 12333 6167 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 14847

11 2 200000 3000 18 8111 4056 2 150000 2000 14 8714 4357 1 150000 5000 6 20000 10000 2 70000 1000 8 7750 3875 22288

12 1 100000 2000 10 8000 4000 2 160000 2000 14 9429 4714 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 12839

13 1 100000 2000 10 8000 4000 2 160000 2000 15 8667 4333 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 12458

14 1 120000 2000 10 10000 5000 1 80000 1000 5 15000 7500 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 16625

15 1 120000 2000 9 11333 5667 1 80000 1000 5 15000 7500 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 17292

16 1 100000 2000 9 9111 4556 1 80000 1000 6 12333 6167 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 14847

17 2 200000 3000 20 7000 3500 2 160000 2000 10 14000 7000 0 0 0 0 0 0 2 70000 1000 8 7750 3875 14375

18 1 100000 2000 10 8000 4000 1 80000 1000 5 15000 7500 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 15625

19 2 200000 3000 18 8111 4056 2 160000 2000 10 14000 7000 0 0 0 0 0 0 2 70000 1000 8 7750 3875 14931

20 1 100000 2000 9 9111 4556 1 80000 1000 5 15000 7500 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 16181

21 2 200000 3000 16 9500 4750 3 225000 3000 13 14308 7154 1 150000 5000 6 20000 10000 2 70000 1000 8 7750 3875 25779

22 2 200000 3000 18 8111 4056 2 150000 2000 11 11636 5818 1 150000 5000 6 20000 10000 1 35000 500 4 8250 4125 23999

23 2 240000 3000 18 10333 5167 2 150000 2000 10 13000 6500 0 0 0 0 0 0 2 70000 1000 8 7750 3875 15542

24 1 100000 2000 8 10500 5250 1 75000 1000 6 11500 5750 0 0 0 0 0 0 2 70000 1000 8 7750 3875 14875

25 2 200000 3000 20 7000 3500 1 75000 1000 6 11500 5750 0 0 0 0 0 0 2 70000 1000 8 7750 3875 13125

26 1 100000 2000 10 8000 4000 1 75000 1000 5 14000 7000 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 15125

27 1 100000 2000 8 10500 5250 2 150000 2000 12 10500 5250 0 0 0 0 0 0 2 70000 1000 8 7750 3875 14375

28 1 120000 2000 9 11333 5667 1 75000 1000 5 14000 7000 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 16792

29 1 115000 2000 9 10778 5389 1 75000 1000 5 14000 7000 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 16514

30 2 200000 3000 18 8111 4056 2 160000 2000 10 14000 7000 0 0 0 0 0 0 2 70000 1000 8 7750 3875 14931

31 1 100000 2000 8 10500 5250 2 160000 2000 10 14000 7000 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 16375

32 1 100000 2000 8 10500 5250 1 80000 1000 5 15000 7500 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 16875

33 2 200000 3000 16 9500 4750 3 240000 3000 15 13000 6500 1 150000 5000 6 20000 10000 2 70000 1000 8 7750 3875 25125

34 1 135000 2000 10 11500 5750 2 160000 2000 10 14000 7000 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 16875

35 1 100000 2000 9 9111 4556 1 80000 1000 5 15000 7500 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 16181

36 1 100000 2000 10 8000 4000 1 80000 1000 5 15000 7500 0 0 0 0 0 0 1 35000 500 4 8250 4125 15625

Jumlah 48 5045000 84000 442 331722 165861 61 4730000 61000 322 473992 236996 5 750000 25000 30 100000 50000 48 1680000 24000 192 291000 145500 598357

Rata-rata 0.00 140138.89 2333.33 12.28 9214.51 4607.25 0.00 131388.89 1694.44 8.94 13166.44 6583.22 0.00 20833.33 694.44 0.83 2777.78 1388.89 0.00 46666.67 666.67 5.33 8083.33 4041.67 16621.03

Total (Rp)No

RespondenJumlah

Barang

Harga/Buah

(Rp)

UE

(tahun)

Cangkul

Nilai Sisa

(Rp)

Nilai Sisa

(Rp)

Nilai Sisa

(Rp)

Nilai Sisa

(Rp)

Penyusutan/MT

(Rp)

Harga/Buah

(Rp)

UE

(tahun)

Total/th

(Rp)

Jumlah

Barang

Total/th

(Rp)

Jumlah

Barang

Harga/Buah

(Rp)

UE

(tahun)

Total/th

(Rp)

Sabit

Penyusutan/

MT (Rp)

Penyemprot

Penyusutan/

MT (Rp)

Ember

Penyusutan/

MT (Rp)

Total/th

(Rp)

UE

(tahun)

Harga/Buah

(Rp)

Jumlah

Brang

Page 108: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

Lampiran 9. Analisis Risiko Biaya

Benih Pupuk Pestisida TKLK Sewa Lahan Pajak Penyusutan Alat

1 120000 345000 150000 768571 1000000 14125 2397696 5748948163584

2 120000 351000 145000 662857 21000 14625 1314482 1727863303890

3 72000 275000 115000 1012857 14280 14625 1503762 2261300582290

4 96000 150500 94000 518571 8400 15125 882596 778976455727

5 60000 167500 115000 594286 6000 15681 958466 918657590423

6 144000 256000 145000 742143 19320 16375 1322838 1749899996290

7 96000 255000 140000 703571 10920 15792 1221283 1491532398714

8 84000 155000 100000 824286 7560 17125 1187971 1411274418001

9 340000 430000 150000 1050214 58800 24466 2053481 4216782392045

10 84000 164000 105000 692143 7200 14847 1067190 1138894665495

11 255000 454000 80000 760714 52080 22288 1624082 2637642291166

12 96000 230000 105000 590000 10920 12839 1044759 1091521965086

13 108000 240000 90000 862143 12600 12458 1325201 1756158195240

14 170000 358000 105000 821429 21840 16625 1492894 2228731215613

15 96000 250000 100000 669286 15960 17292 1148537 1319138115445

16 96000 272500 95000 642857 13200 14847 1134404 1286873263511

17 180000 435000 111000 706643 53760 14375 1500778 2252334176490

18 84000 255000 95000 677286 9240 15625 1136151 1290838445572

19 289000 434000 90000 681429 52080 14931 1561439 2438092147277

20 72000 235000 80000 649571 8400 16181 1061152 1126043533417

21 195000 345500 145000 787143 44520 25779 1542942 2380669099772

22 168000 350000 145000 715714 41160 23999 1443873 2084769306801

23 120000 260000 95000 713000 22680 15542 1226222 1503619575803

24 96000 250000 75000 480429 750000 14875 1666304 2776567592156

25 156000 277000 90000 715714 28560 13125 1280399 1639422330858

26 96000 272500 85000 476286 15960 15125 960871 923272529572

27 272000 434500 150000 1118929 53760 14375 2043564 4176152070470

28 72000 235000 70000 462143 4800 16792 860735 740863920478

29 120000 225000 85000 565000 21000 16514 1032514 1066084930748

30 255000 357500 150000 723714 42000 14931 1543145 2381296001138

31 120000 270000 75000 538571 16800 16375 1036746 1074843157156

32 84000 253000 95000 546714 5040 16875 1000629 1001258967429

33 306000 451500 115000 813571 57120 25125 1768316 3126942991556

34 120000 340500 95000 713000 25200 16875 1310575 1717606830625

35 96000 224500 110000 806714 13440 16181 1266835 1604870515055

36 72000 244500 150000 858571 7200 15625 1347896 1816824782156

Jumlah 5010000 10503500 3940000 25666071 1750000 802800 598356.9486 48270728.38 68886567917048

Rata-rata 139166.67 291763.89 109444.44 712946.43 875000 23611.76471 16621.02635 1340853.566 1913515775473.55

X2 (Rp)Total Biaya

(Rp)No

Biaya (Rp)

Page 109: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

Analsis Risiko Biaya

S2

( )

S2

S2 =

S2

=

S2

= 118931132500

σ = √

σ = √

σ = 344864

KV = σ/Xr

KV = 344864 / 1340853.566

KV = 0.26

Page 110: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

Lampiran 10. Analisis Penerimaan

1 Ahmad Zamzani 1000 7000 7000000

2 Abdul Kholim 860 7000 6020000

3 Ahmad Khalimi 1500 7000 10500000

4 Ali Suwoto 650 7000 4550000

5 Ahmad Tauhid 850 7000 5950000

6 Hadi Suparno 945 7000 6615000

7 Jamro 1000 6500 6500000

8 Heriyanto 1200 7000 8400000

9 Daryadi 1320 7000 9240000

10 Bisri Mustofa 950 7000 6650000

11 Basroni 900 7000 6300000

12 Bakri 700 7000 4900000

13 Japar 1300 7000 9100000

14 Karsono 1100 7000 7700000

15 Maesaroh 850 7000 5950000

16 Mahmud 800 7000 5600000

17 Maryono 1200 7000 8400000

18 Miftahudin 780 7000 5460000

19 Mudasin 750 7000 5250000

20 Muharis 855 7000 5985000

21 Sumarjo 950 7000 6650000

22 Mulyono 900 6500 5850000

23 Nowawi 985 7000 6895000

24 Muhlasin 545 7000 3815000

25 Suwardi 900 7000 6300000

26 Sariman 575 7000 4025000

27 Sisyono 1450 7000 10150000

28 Sunarto 600 7000 4200000

29 Syaiful Rodhi 700 7000 4900000

30 Tarsiman 832 7000 5824000

31 Tri Ardani 654 7000 4578000

32 Yasak 765 7000 5355000

33 Wariso 1000 6500 6500000

34 Zainur Wakhid 980 6500 6370000

35 Purwadi 1115 7000 7805000

36 Prasetyanto 1350 7000 9450000

Jumlah 33811 250000 234737000

Rata-rata 939 6944 6520472

Penerimaan

(Rp)No

Nama

Responden

Hasil

Produksi

(Kg)

Harga per Kg

(Rp)

Page 111: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

Lampiran 11. Analisis Risiko Pendapatan

Benih Pupuk Pestisida TKLK Sewa Lahan Pajak Penyusutan Alat

1 120000 345000 150000 768571 1000000 14125 2397696 7000000 4602304 500000 5102304 26033501735012.7

2 120000 351000 145000 662857 21000 14625 1314482 6020000 4705518 1300000 6005518 36066244732461.7

3 72000 275000 115000 1012857 56280 14625 1545762 10500000 8954238 200000 9154238 83800070745147.5

4 96000 150500 94000 518571 8400 15125 882596 4550000 3667404 150000 3817404 14572570027155.6

5 60000 167500 115000 594286 6000 15681 958466 5950000 4991534 300000 5291534 28000329217407.6

6 144000 256000 145000 742143 19320 16375 1322838 6615000 5292162 5292162 28006980146290.3

7 96000 255000 140000 703571 10920 15792 1221283 6500000 5278717 1000000 6278717 39422285970142.9

8 84000 155000 100000 824286 7560 17125 1187971 8400000 7212029 300000 7512029 56430583989429.1

9 340000 430000 150000 1050214 58800 24466 2053481 9240000 7186519 1000000 8186519 67019100614267.0

10 84000 164000 105000 692143 7200 14847 1067190 6650000 5582810 500000 6082810 37000576530574.6

11 255000 454000 80000 760714 52080 22288 1624082 6300000 4675918 200000 4875918 23774576497515.0

12 96000 230000 105000 590000 10920 12839 1044759 4900000 3855241 250000 4105241 16853001322229.1

13 108000 240000 90000 862143 12600 12458 1325201 9100000 7774799 250000 8024799 64397395933334.7

14 170000 358000 105000 821429 21840 16625 1492894 7700000 6207106 1300000 7507106 56356646929898.5

15 96000 250000 100000 669286 15960 17292 1148537 5950000 4801463 200000 5001463 25014628329730.7

16 96000 272500 95000 642857 13200 14847 1134404 5600000 4465596 500000 4965596 24657140009542.9

17 180000 435000 111000 706643 53760 14375 1500778 8400000 6899222 1500000 8399222 70546932605061.7

18 84000 255000 95000 677286 9240 15625 1136151 5460000 4323849 300000 4623849 21379982217000.5

19 289000 434000 90000 681429 52080 14931 1561439 8050000 6488561 750000 7238561 52396763512356.3

20 72000 235000 80000 649571 8400 16181 1061152 5985000 4923848 300000 5223848 27288588092940.4

21 195000 345500 145000 787143 44520 25779 1542942 6650000 5107058 5107058 26082044445926.0

22 168000 350000 145000 715714 41160 23999 1443873 5850000 4406127 400000 4806127 23098856518201.1

23 120000 260000 95000 713000 22680 15542 1226222 6895000 5668778 5668778 32135047792469.5

24 96000 250000 75000 480429 750000 14875 1666304 3815000 2148696 200000 2348696 5516374913584.2

25 156000 277000 90000 715714 28560 13125 1280399 6300000 5019601 5019601 25196391330857.7

26 96000 272500 85000 476286 15960 15125 960871 4025000 3064129 200000 3264129 10654539993857.7

27 272000 434500 150000 1118929 53760 14375 2043564 10150000 8106436 150000 8256436 68168742499041.3

28 72000 235000 70000 462143 4800 16792 860735 4200000 3339265 100000 3439265 11828547015715.7

29 120000 225000 85000 565000 21000 16514 1032514 4900000 3867486 250000 4117486 16953691875192.9

30 255000 357500 150000 723714 42000 14931 1543145 5824000 4280855 400000 4680855 21910405017010.7

31 120000 270000 75000 538571 16800 16375 1036746 4578000 3541254 200000 3741254 13996978285727.0

32 84000 253000 95000 546714 5040 16875 1000629 5355000 4354371 230000 4584371 21016454846000.5

33 306000 451500 115000 813571 57120 25125 1768316 6500000 4731684 4731684 22388829420127.0

34 120000 340500 95000 713000 25200 16875 1310575 6370000 5059425 500000 5559425 30907206330625.0

35 96000 224500 110000 806714 13440 16181 1266835 7805000 6538165 500000 7038165 49535768801563.1

36 72000 244500 150000 858571 7200 15625 1347896 9450000 8102104 1000000 9102104 82848289425012.7

Jumlah 5010000 10503500 3940000 25666071 1750000 844800 598356.9486 48312728.38 237537000 189224271.6 14930000 204154271.6 1261256067668410.0

Rata-rata 139166.67 291763.89 109444.44 712946.43 875000 24847.05882 16621.02635 1342020.233 6598250 5256229.767 481613 5670951.99 35034890768567.0

X2 (Rp)Pendapatan

(Rp)

Total Biaya

(Rp)No

Penerimaan

(Rp)

Biaya (Rp) Pendapatan

Sampingan (Rp)

Jumlah Pendapatan

(X) (Rp)

Page 112: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

Analsis Risiko Pendapatan

S2

( )

S2

S2 =

S2

=

S2

= 2957342709697

σ = √

σ = √

σ = 1719692.62

KV = σ/Xr

KV = 1719692.62 / 5670951.99

KV = 0.30

Page 113: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

Lampiran 12. Analisis Risiko Produksi

1 1000 1000000

2 860 739600

3 1500 2250000

4 650 422500

5 850 722500

6 945 893025

7 1000 1000000

8 1200 1440000

9 1320 1742400

10 950 902500

11 900 810000

12 700 490000

13 1300 1690000

14 1100 1210000

15 850 722500

16 800 640000

17 1200 1440000

18 780 608400

19 1150 1322500

20 855 731025

21 950 902500

22 900 810000

23 985 970225

24 545 297025

25 900 810000

26 575 330625

27 1450 2102500

28 600 360000

29 700 490000

30 832 692224

31 654 427716

32 765 585225

33 1000 1000000

34 980 960400

35 1115 1243225

36 1350 1822500

Jumlah 34211 34581115

Rata-rata 950

NoHasil Produksi

(Kg) XX2 (kg)

Page 114: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

Analisi Risiko Produksi

S2

( )

S2

S2 =

S2 =

S2 = 59149

σ = √

σ = √

σ = 243.2

KV = σ/Xr

KV = 243.2 / 950

KV = 0.26

Page 115: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

Lampiran 13. Analisis Persepsi Risiko Usahatani

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Ahmad Zamzani 2 3 2 2 2 3 1 3 2 2 22

2 Abdul Kholim 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 23

3 Ahmad Khalimi 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 24

4 Ali Suwoto 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 25

5 Ahmad Tauhid 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 25

6 Hadi Suparno 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 24

7 Jamro 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 25

8 Heriyanto 1 3 2 3 2 2 2 3 3 3 24

9 Daryadi 1 2 2 3 2 2 2 2 3 2 21

10 Bisri Mustofa 2 3 2 3 2 2 2 3 1 2 22

11 Basroni 1 3 2 3 2 3 2 3 1 2 22

12 Bakri 3 2 3 2 2 2 3 2 3 1 23

13 Japar 2 3 3 2 3 3 2 3 1 3 25

14 Karsono 2 3 3 2 3 3 1 2 3 3 25

15 Maesaroh 1 3 3 2 1 2 1 2 1 3 19

16 Mahmud 3 2 2 3 1 2 3 2 3 3 24

17 Maryono 1 3 3 3 1 3 3 3 3 3 26

18 Miftahudin 1 2 3 3 3 3 3 3 3 2 26

19 Mudasin 1 2 2 3 2 3 3 3 3 2 24

20 Muharis 3 3 3 3 1 2 2 3 3 2 25

21 Sumarjo 2 3 3 3 1 2 2 3 3 2 24

22 Mulyono 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 25

23 Nowawi 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 26

24 Muhlasin 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 24

25 Suwardi 1 2 3 3 1 3 2 2 3 1 21

26 Sariman 1 3 2 3 3 3 3 2 3 1 24

27 Sisyono 1 2 2 3 1 2 1 3 3 1 19

28 Sunarto 3 2 2 2 3 2 1 2 3 3 23

29 Syaiful Rodhi 1 2 2 2 3 2 1 2 2 2 19

30 Tarsiman 1 3 3 2 3 3 3 3 2 3 26

31 Tri Ardani 2 3 3 3 1 2 1 2 2 2 21

32 Yasak 2 3 2 3 1 3 2 3 2 2 23

33 Wariso 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 25

34 Zainur Wakhid 1 3 2 2 3 3 3 3 3 2 25

35 Purwadi 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 26

36 Prasetyanto 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 28

853

23.694Rata-rata Skor

Total

Nilai

No

RespondenNama Responden

Pertanyaan

Total Skor

Page 116: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH
Page 117: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

Lampiran 13. Dokumentasi Wawancara Petani Responden

Page 118: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

Lampiran 15. Surat Perizinan dari Pemerintah Kabupaten Purworejo

Page 119: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH

Lampiran 16. Kartu Bimbingan Skripsi

Page 120: SKRIPSI ANALISIS RISIKO USAHATANI PADI DI DAERAH