penerapan usahatani padi organik di desa …

61
PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA BONTOJATI KECAMATAN PASIMASUNGGU TIMUR KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR MUH SAFRI 1059600578 10 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2014

Upload: others

Post on 13-Nov-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA

BONTOJATI KECAMATAN PASIMASUNGGU TIMUR

KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

MUH SAFRI

1059600578 10

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2014

Page 2: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA

BONTOJATI KECAMATAN PASIMASUNGGU TIMUR

KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

MUH SAFRI

105960057810

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjanah Pertanian

Strata Satu(S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2014

Page 3: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Penerapan Usahatani Padi Organik di Desa

Bontojati Kecamatan Pasimasunggu Timur

Kabupaten Kepulauan Selayar

Nama Mahasiswa : Muh Safri

Nomor Induk Mahasiswa : 1059600578 10

Konsentrasi : Penyuluh dan Komunikasi Pertanian

Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Abubakar Idhan, MP Asriyanti Syarif, SP. M.Si

Diketahui

Dekan Fakultas Pertanian Ketua Prodi

Agribisnis

Ir. Saleh Molla, M.M Amruddin S.Pt,M.Si

Page 4: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …
Page 5: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA BONTOJATI

KECAMATAN PASIMASUNGGU TIMUR KABUPATEN KEPULAUAN

SELAYAR

Adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun

kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka

dibagian akhir skripsi ini.

Makassar, November 2014

MUH SAFRI

105960057810

Page 6: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

ABSTRAK

MUH SAFRI. 105960057810. Penerapan Usahatani Padi Organik di Desa

Bontojati Kecamatan Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar.

Dibimbing oleh ABUBAKAR IDHAN dan ASRIYANTI SYARIF.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui penerapan usahatani padi organik

di Desa Bontojati Kecamatan Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan

Selayar. Penelitian ini berlangsung dua bulan yakni bulan Agustus-September

2014. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriftif.

Populasi dalam penelitian ini adalah petani yang ada di Desa Bontojati

yang mengusahakan usahatani padi organik. Sampel yang digunakan yaitu 22

orang petani (20%) dari 112 orang petani. Teknik sampel secara acak sederhana

(simple random sampling) metode pengumpulan data yang digunakan yaitu

wawancara langsung dengan petani, dengan menggunakan kuisioner.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan usahatani padi organik di

Desa Bontojati Kecamatan Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar

sudah berjalan, walaupun pengelolaan dan penerapan padi organik berada pada

kategori sedang. Disebabkan karena masih menggunakan pupuk kimia sebesar

50%.

Page 7: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Ballabulo tanggal 7 April 1990, dari Ayah

Malahama dan Ibu Dg Tabeang. Penulis merupakan anak

terakhir dari enam bersaudara.

Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah Sekolah Dasar

Negeri 1 Ujung, tamat tahun 2003 kemudian melanjutkan pendidikan di SMP

Negeri 2 Pasimasunggu Timur, tamat pada tahun 2006, kemudian melanjutkan

pendidikan di SMA Negeri 1 Pasimasunggu Timur, tamat pada tahun 2009 dan

pada tahun 2010, penulis lulus seleksi masuk Program Studi Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan dengan menulis skripsi

yang berjudul “Penerapan Usahatani Padi Organik di Desa Bontojati Kecamatan

Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar.

Page 8: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim

Assalamualaikum wr.wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi yang berjudul “Penerapan Usahatani Padi Organik di Desa

Bontojati Kecamatan Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar”

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjanah serta menjadi aplikasi

pengetahuan dan ilmu penulis selama berada di bangku kuliah pada Jurusan

Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih setulus-tulusnya

kepada:

1. Bapak Ir. Abubakar Idhan, M.P, selaku Pembimbing I dan Ibu Asriyanti

Syarif, SP. M.Si, selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan

waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

2. Bapak Ir. Irwan Mado, MP, selaku penguji pertama dan Ibu Reni Fatmasari,

SP., M.Si, selaku penguji dua.

3. Bapak Ir. Saleh Molla, MM selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Page 9: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

4. Bapak Amruddin. S.Pt, M.Si, selaku Ketua Jurusan Agribisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

5. Segenap dosen pengajar pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Makassar.

6. Teristimewah kedua orang tua saya Alh. Ayahanda Malahama dan Ibunda

Denta Beang serta segenap keluarga yang telah mendidik, mendoakan,

senantiasa memberikan nasehat, semangat dan bantuan baik moril maupun

material.

7. Buat sahabat-sahabat yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini

Ikzar, Saenal, Ikbal, Mudak, Salman, Burhan, Carlos, Firman, dan teman-

teman seperjuangan jurusan Agribisnis angkatan 2010, serta teman-teman

pondok bambu penulis banyak mengucapkan terimah kasih.

8. Buat semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini yang tidak sempat disebutkan satu-persatu terima kasih atas bantuannya.

Akhir kata, penulis mengharapkan skripsi ini dapat memberikan manfaat.

Penulis pun berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan semoga Allah

SWT memberi lindungan bagi kita semua.

Makassar, November 2014

Muh Safri

Page 10: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI .................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................................... iv

ABSTRAK .................................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................................. vi

DAFTAR ISI .............................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xiv

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang .................................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................ 3

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSATAKA

2.1. Pengelolaan Padi Organik ................................................................................ 4

2.2. Teknologi Budidaya Padi Organik ................................................................... 8

Page 11: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

2.3. Implementasi Pertanian Organik ...................................................................... 9

2.4. Produksi ......................................................................................................... 10

2.5. Kerangka Pikir ............................................................................................... 11

III. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 14

3.2. Teknik Penentuan Sampel .............................................................................. 14

3.3. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 14

3.4. Analisis Data .................................................................................................. 15

3.5. Defenisi Operasional ...................................................................................... 16

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Keadaan Umum Lokasi .................................................................................. 17

4.1.1. Letak Geografis dan Administratif ........................................................... 17

4.1.2. Keadaan Iklim dan Topografi ................................................................... 17

4.1.3. Penggunaan Lahan .................................................................................... 18

4.2. Keadaan Penduduk ......................................................................................... 19

4.2.1. Penyebaran Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur .............................. 19

4.2.2. Penyebaran Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin .................................. 20

4.2.3. Penyebaran Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan.......................... 20

4.2.4. Penyebaran Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ............................ 21

4.3. Sarana dan Prasarana ..................................................................................... 21

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Umur Responden ........................................................................................... 23

5.2. Luas Lahan ..................................................................................................... 24

Page 12: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

5.3. Tingkat Pendidikan ........................................................................................ 25

5.4. Pengalaman Berusahatani .............................................................................. 26

5.5. Jumlah Tanggungan Keluarga ....................................................................... 27

5.6. Usaha Padi Organik ....................................................................................... 29

5.7. Pengelolaan Padi Organik .............................................................................. 30

5.8. Penerapan Padi Organik ................................................................................. 31

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 34

6.1. Kesimpulan .................................................................................................... 34

6.2. Saran .............................................................................................................. 34

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 13: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman

Teks

1. Pola Penggunaan Lahan ........................................................................................ 18

2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur ................................................. 19

3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ..................................................... 20

4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................................. 21

5. Sarana dan Prasarana ............................................................................................ 22

6. Jumlah Petani Responden Menurut Kelompok Umur .......................................... 23

7. Jumlah Petani Responden Menurut Luas Lahan ................................................... 24

8. Jumlah Petani Menurut Tingkat Pendidikan ......................................................... 25

9. Jumlah Petani Menurut Pengalaman Berusahatani ............................................... 26

10. Jumlah Petani Responden Menurut Jumlah Tanggungan Keluarga ..................... 28

11. Pengelolaan Padi Organik ..................................................................................... 29

12. Penerapan Padi Organik ........................................................................................ 31

Page 14: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Halaman

Teks

1. Wawancara Responden ......................................................................................... 54

2. Padi Sebelum Panen .............................................................................................. 54

3. Padi Setelah Panen ................................................................................................ 55

Page 15: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Halaman

Teks

1. Kuisioner Penelitian .............................................................................................. 35

2. Identitas Petani Responden ................................................................................... 40

3. Rekapitulasi Hasil Analisis Pengelolaan Padi Organik ........................................ 41

4. Rekapitulasi Hasil Analisis Penerapan Padi Organik ........................................... 42

5. Pengambilan Dokumentasi Pada Responden dengan Wawancara ....................... 44

Page 16: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan pertanian memiliki dua kebijaksanaan pokok yaitu : (1).

Mengembangkan ketahanan pangan yang berdasar pada kemampuan produksi,

sesuai daya dukung sumber daya alam yang dimiliki, kesesuaian komoditas serta

kelembagaan dan budaya lokal, (2). Mengembangkan agribisnis yang berorientasi

global dengan mengembangkan keunggulan kompetitif sumber daya alam dan

sumber daya manusia daerah yang bersangkutan (Panggabean, 2000).

Prioritas pembangunan pertanian dewasa ini adalah mengembalikan

swasembada pangan, peningkatan ekspor non migas dan menambah perolehan

devisa, yang sekaligus memperluas lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan

petani. Dengan strategi seperti ini pertanian diharapkan memberi kontribusi

signifikan pada peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional.

Pada masa pemulihan pasca krisis multi dimensi yang melanda bangsa

Indonesia saat ini, maka produk-produk pertanian diperhadapkan oleh berbagai

gejolak ekonomi. Salah satu gejolak ekonomi yang berhubungan dengan perilaku

petani baik sebagai produsen maupun sebagai konsumen adalah gejolak harga

(Ritonga, dkk., 2000).

Di Sulawesi Selatan, sentra produksi padi tersebar di beberapa kabupaten

yaitu Bantaeng, Sinjai, Bone, Sidrap, Soppeng, Selayar, Takalar dan Wajo. Padi

merupakan salah satu jenis tanaman pangan yang dapat tumbuh disembarang

tempat dan tidak terlalu banyak menuntuk persyaratan lingkungan yang ideal.

Page 17: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

2

Namun demikian untuk dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik, tanaman ini

memerlukan syarat-syarat yang harus di penuhi, syarat itu antara lain meliputi

sifat fisik tanah dan sifat kimia tanah, sifat fisik tanah yaitu sifat-sifat tanah yang

mempengaruhi pertumbuhan padi seperti tekstur, struktur keadaan, dan komposisi

serta air, sedangkan sifat kimia tanah menggambarkan kekayaan tanah akan

unsur-unsur hara yang dibutuhkan dan dapat diserap oleh tanaman yang

dibudidayakan (Basri, 2001).

Kebutuhan padi akan terus berkembang seiring dengan pertambahan jumlah

penduduk dan perkembangan industri. Kebutuhan pasar yang besar belum dapat

diimbangi oleh peningkatan produksi, meskipun sumber daya alam, ketersediaan

lahan, sumber daya manusia, teknologi dan kondisi agroklimat cukup mendukung.

Pada umumnya produktivitas padi yang dihasilkan oleh petani masih

rendah, karena pengetahuan dan keterampilan teknis budidaya yang dimiliki

masih kurang mendukung. Pembinaan pengelolaan usahatani perlu ditingkatkan

usahatani padi ke depan diharapakan semakin produktif.

Padi organik adalah padi yang dibudidayakan tanpa penggunaan bahan-

bahan anorganik, seperti penggunaan pupuk dan pestisida kimia sintesis. Untuk

memenuhi pendapatan petani maka muncul padi organik, yakni padi yang

disahkan oleh suatu badan independen untuk ditanam dan diolah menurut standar

organik yang ditetapkan (Ryan, 2007).

Upaya-upaya pemerintah untuk meningkatkan produktivitas padi telah

ditempuh dengan beberapa cara, diantaranya adalah pengembangan daya dukung

lahan dan pengembangan benih padi unggul misalnya non hibrida atau varietas

Page 18: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

3

lapang. Namun sampai saat ini produktivitas usahatani padi di Desa Bontojati

masih rendah. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu melakukan suatu penelitian

tentang bagaimana Penerapan Usahatani Padi Organik di Desa Bontojati

Kecamatan Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam

pelaksanaan penelitian ini adalah : “Bagaimana penerapan usahatani padi organik”

di Desa Bontojati Kecamatan Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan

Selayar?

1.3 Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah “Untuk mengetahui

penerapan usahatani padi organik” di Desa Bontojati Kecamatan Pasimasunggu

Timur Kabupaten Kepulauan Selayar ?

Kegunaan penelitian ini diharapkan sebagai :

1. Bahan informasi bagi pihak pemerintah dalam menentukan kebijaksanaan

dalam sistem penerapan usahatani padi organik di Desa Bontojati Kecamatan

Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar pada masa yang akan

datang.

2. Bahan referensi dan kajian bagi peneliti selanjutnya.

Page 19: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengelolaan Padi Organik

Cara bertanam padi organik pada dasarnya tidak berbeda dengan bertanam

padi secara konvensional, perbedaannya hanyalah pemilihan varietas dan

penggunaan pupuk dasar.

Pertanian organik biasanya diawali dengan pemilihan bibit atau benih

tanaman non-hibrida, selain untuk mempertahankan keanekaragaman hayati, bibit

non-hibrida sendiri secara teknis memang memungkinkan untuk ditanam secara

organik. Ini dikarenakan bibit non-hibrida dapat hidup dan berproduksi optimal

pada kondisi yang alami. Sementara bibit atau benih hibrida biasanya

dikondisikan untuk dibudidayakan secara non-organik, seperti harus

menggunakan pupuk kimia atau pemberantasannya hanya dengan pestisida kimia

(Andoko, 2009).

Adapun pengelolaan budidaya padi organik menurut Andoko:

1. Pemilihan Varietas, varietas padi yang cocok ditanam secara organik yaitu

unggul. Agar berproduksi optimal, jenis padi ini tidak menuntut penggunaan

pupuk kimia, memang dampak pertanian modern yang hanya menggunakan

varietas unggulan atau hibrida adalah merosotnya keanekaragaman hayati

varietas, untunglah dari berbagai survei diperoleh bahwa masih ada beberapa

tempat di Indonesia yang sawah pertaniannya ditanami varietas unggulan, oleh

karena itu untuk keperluan penanaman padi organik tidak terlalu sulit

mendapatkan benihnya.

Page 20: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

5

2. Persemaian, langka awalnya adalah melakukan seleksi benih, bermutu

merupakan syarat untuk mendapat hasil panen yang maksimal, umumnya

benih dikatakan bermutu bila jenisnya murni, kering, sehat, bebas dari

penyakit dan bebas dari campuran biji rerumputan yang tidak di kehendaki.

Berdasarkan persemaian dibuat dengan ukuran panjang bedengan 500-600 cm

atau menurut kebutuhan, akan tetapi perlu diupayakan agar bedengan tersebut

tidak terlalu panjang, lebar bedengan 100-150 cm dan tinggi bedengan 20-30

cm, selanjutnya tanah dihaluskan dengan cara pencangkulan ulang menjadi

bagian-bagian yang lebih kecil dan selanjutnya diinjak-injak sampai halus,

bersamaan dengan penghalusan ini, lahan sawah dapat ditambahkan dengan

pupuk kandang (kotoran sapi/) sebanyak 40 kg.

3. Pengolahan Lahan, pengolahan lahan bertujuan mengubah keadaan tanah

pertanian dengan alat tertentu hingga memperoleh susunan tanah (struktur

tanah) yang dikehendaki oleh tanaman, pengolahan tanah sawah terdiri dari

beberapa tahap yaitu pembersihan, pencangkulan, pembajakan, dan

penggaruan. Penggaruan berguna meratakan dan menghancurkan gumpalan-

gumpalan tanah menjadi butiran tanah yang lunak dan halus.

4. Penanaman , umur bibit berpengaruh terhadap produktifitas, umur bibit terbaik

untuk dipindahkan adalah 18-25 hari (tergantung jenis padinya), bibit berdaun

5-7 helai, batang bagian bawah besar dan kuat, pertumbuhan bibit seragam

(pada jenis padi yang sama) dan bibit tidak terserang hama dan penyakit dapat

segerah di pindahkan ke lahan yang telah disiapkan jarak tanam yang paling

banyak di gunakan di Indonesia adalah 25 cm x 25 cm dan 30 cm x 30 cm.

Page 21: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

6

5. Pemeliharaan, pemeliharaan tanaman padi terdiri dari penyulaman dan

penyiangan, pengairan, serta pemupukan, yang harus diperhatikan dalam

penyulaman (penggantian bibit yang rusak) yaitu bibit yang digunakan harus

jenis yang sama. Penyulaman tidak boleh melampaui 10 hari setelah tanam,

dan selain tanaman pokok (tanaman pengganggu) supaya dihilangkan.

Pengairan di sawah dapat dibedakan atas pengairan secara periodik,

pemupukan tujuannya adalah untuk mencukupi kebutuhan hara yang berperan

sangat penting bagi tanaman baik dalam proses pertumbuhan/produksi, pupuk

yang sering digunakan oleh petani berupa pupuk alam (organik) dan pupuk

buatan (anorganik). Pupuk organik yang digunakan sebagai pupuk dasar

berupa pupuk kandang atau kompos sebanyak 5 ton/ha, terkadang untuk

memperoleh pupuk kandang sebanyak 5 ton agak sulit, sebagai gantinya dapat

digunakan pupuk yang telah di fermentasi atau bokashi yang penggunaannya

lebih hemat jika dibandingkan dengan pupuk kandang atau kompos, cukup

1,5-2 ton/ha. Setelah itu dilakukan pemupukan susulan tahap pertama

dilakukan saat tanaman berumur 15 hari sebanyak satu ton/ha, pemupukan

susulan untuk tahap kedua pada saat tanaman berumur 25-60 hari (Andoko,

2009).

6. Pengendalian Hama dan Penyakit, pada budidaya padi organik pengendalian

hama dan penyakit dapat dilakukan dengan melakukan varietas yang tahan

dan dapat pula dilakukan dengan secara terpadu antara teknik budidaya,

biologis, fisik, (perangkat/umpan), dan kimia (pestisida organik).

Page 22: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

7

7. Panen, sekitar 10 hari sebelum panen sawah harus dikeringkan agar masaknya

padi berlangsung serentak selain itu keringnya sawah akan lebih memudahkan

pemaneman. Pemaneman padi harus dilakukan pada saat yang tepat, panen

yang terlalu cepat dapat menyebabkan kualitas butir gabah menjadi rendah,

yaitu banyak butiran hijau atau butiran berkapur, bila ini yang terjadi nantinya

akan memperoleh beras yang mudah hancur saat digiling. Panen padi dapat

dihitung berdasarkan umur tanaman, kadar air gabah, atau hari setelah

berbunga (hsb), tanda-tandanya adalah 95% mulai tampak kuning dan kadar

air gabah berkisar antara 21-26% (Agus dan Suparyono, 1993).

8. Pasca Panen, setelah dipanen gabah harus segerah dirontokkan dari malainya,

tempat perontokan dapat langsung di lahan atau di halaman rumah, perontokan

ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia atau mesin,

bila menggunakan mesin perontokan dilakukan dengan menyentuhkan malai

padi ke gerigi alat yang berputar, sementara perontokan dengan tenaga

manusia dilakukan dengan cara batang padi di pukul-pukul ke kayu hingga

gabah berjatuhan, untuk mengantisipasi agar gabah tidak terbuang saat

perontokan maka tempat perontokan harus diberi alas dari anyaman atau terpal

supaya seluruh gabah dapat tertampung. Agar tahan lama disimpan dan dapat

digiling menjadi beras maka gabah harus dikeringkan, pengeringan gabah

umumnya dilakukan dibawah sinar matahari, pengeringan bertujuan

menurunkan kadar air sampai suatu tingkat tertentu ( Agus dan Suparyono,

1993).

Page 23: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

8

2.2 Teknologi Budidaya Padi Organik

Padi organik merupakan padi yang dibudidayakan secara organik, oleh

karena tanpa bahan kimia, padi organik tersebut pun terbebas dari residu pupuk

kimia dan pestisida kimia yang sangat berbahaya bagi manusia (Andoko, 2009).

Menurut Santosa (2005) secara umum budidaya padi organik mempunyai

kelebihan sebagai berikut :

1. Hemat air (tidak digenangi), kebutuhan air hanya 20-30% dari kebutuhan air

untuk cara konvensional.

2. Memulihkan kesehatan dan kesuburan tanah, serta mewujudkan keseimbangan

ekologi tanah.

3. Membantu petani mandiri yang mampu meneliti dan menjadi ahli dilahannya

sendiri, tidak tergantung pada pupuk dan pestisida kimia buatan pabrik yang

semakin mahal dan terkadang langka.

Meskipun produksi padi organik sama dengan non-organik, secara ekonomi

beras organik harganya lebih tinggi. Apalagi ditunjang dengan semakin

banyaknya orang yang peduli akan kebutuhan pangan yang terbebas dari pestisida

kimiawi.

Varietas padi, tidak semua cocok untuk dibudidayakan secara organik. Padi

hibrida kurang cocok ditanam secara organik karena diperoleh melalui proses

pemuliaan di laboratorium serta hanya dapat tumbuh dan berproduksi secara

optimal bila disertai dengan aplikasi pupuk kimia dalam jumlah banyak sehingga

hal ini menimbulkan ketergantungan petani terhadap pemanfaatan pupuk dan

pestisida kimia.

Page 24: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

9

Varietas yang cocok ditanam secara organik hanyalah jenis antara lain

adalah pandan angin, dan lestari. Agar produksi optimal jenis padi tidak menuntut

penggunaan pupuk kimia (Andoko, 2009).

Kelebihan beras pandan wangi antara lain warna beras lebih putih dan tidak

berdebu, rasa nasi lebih hambar, warna nasi lebih putih dan wangi, dan beras

cukup satu kali cuci sudah bersih. Sedangkan kelebihan padi/beras lestari antara

lain bulir padi lebih banyak, rumpun padi lebih tebal, warna nasi lebih putih dan

kenyal, ukuran nasi lebih besar dan mudah diserap.

2.3 Penerapan Pertanian Organik

Di Indonesia pertanian organik baru dikenal awal tahun 1990-an padahal

sebenarnya pertanian organik di Indonesia bukan lagi hal baru. Sudah sejak lama

para leluhur kita bercocok tanam secara alami tanpa menggunakan pupuk buatan

pabrik dan pestisida kimia. Sistem pertanian yang berbasis bahan hing input

energi (bahan fosil) seperti pupuk kimia dan pestisida dapat merusak sifat-sifat

tanah dan akhirnya menurunkan produktifitas tanah untuk waktu yang akan

datang. Di sisi lain konsep pertanian organik menitiberatkan pada keterpaduan

dalam menjamin daur hara yang optimum (Johannsen et al, 2005).

Pertanian yang insentif merusak kesuburan tanah dan tidak

berkesinambungan sebaliknya praktek pertanian organik dapat menghasilkan

pangan secara berkesinambungan sehingga membantu masyarakat untuk

menghasilkan bahan pangan murah dan juga mengandung hanya sedikit bahan

pencemar. Sehingga mengurangi resiko keracunan makanan. Di samping itu

sistem pertanian organik lebih mengutamakan pencegahan dari pada

Page 25: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

10

pemberantasan hama dan penyakit, sehingga dapat mengurangi penggunaan

pestisida yang dapat merusak lingkungan, biaya produksi lebih murah, tidak

merusak kesuburan tanah dan kesinambungan ketersediaan bahan organik, serta

tidak merugikan makhluk hidup lain. Sistem pertanian juga dapat memperbaiki

sifat kimia tanah dengan peningkatan P tersedia, N total, K tersedia, kandungan

karbon, asm humat, asam zulfat dan menjaga kestabilan pH tanah (Utami dan

Handayani, 2003).

2.4 Produksi

Hutabarat dan Heseini (2006) menyatakan bahwa produksi adalah proses

menggunakan sumberdaya untuk menghasilkan barang-barang, jasa atau kedua-

duanya. Produsen dapat menggunakan salah satu atau ketiga faktor produksi

(tenaga kerja, modal dan bahan baku) dengan kombinasi berbeda guna

menghasilkan satu atau banyak produk.

Produksi adalah hasil yang diperoleh sebagai akibat bekerjanya berbagai

faktor produksi sekaligus dalam hal ini tanah, tenaga kerja dan modal, di samping

manajemen berfungsi sebagai koordinasi dari ketiga faktor produksi tersebut

Hutabarat dan Heseini (2006). Sedangkan Herudjito (2000) mengatakan bahwa

dalam menunjang keberhasilan agribisnis, maka tersedianya bahan baku pertanian

secara kontinue dalam jumlah yang tepat sangat diperlukan. Tersedianya produksi

ini dipengaruhi oleh luas lahan, tenaga kerja, modal, manajemen dan faktor sosial

ekonomi produsen.

Optimalisasi penggunaan faktor produksi pada prinsipnya adalah

bagaimana menggunakan faktor produksi tersebut seefisien mungkin. Di dalam

Page 26: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

11

terminologi ilmu ekonomi maka pengertian efisien ini dapat digolongkan menjadi

3 macam yaitu : (1) Efisiensi teknis, (2) Efesiensi alokasi (efesiensi harga), dan

(3) Efesiensi ekonomi.

Menurut Kurniawan (2008) bahwa secara umum pencapaian sistem

produksi dan sistem usahatani berkelanjutan ditentukan oleh empat faktor penentu

utama yaitu: (1) Kebijaksanaan pemerintah, (2) Dukungan eksternal (Kredit,

subsidi, Pemasaran, penyuluhan dan pelayanan lainnya), (3) Partisipasi petani

yang ditentukan oleh tujuan sumberdaya, kemampuan dan pengetahuan (4)

Ketersediaan teknologi maju (budidaya, pengolahan dan penyimpanan).

2.5 Kerangka Pikir

Padi organik telah mendapat perhatian untuk dibudidayakan kembali

setelah bertahun-tahun petani tergantung pada bibit hibrida dan pestisida kimiawi

yang merupakan imbas dari revolusi hijau, sadar akan dampak buruk yang

ditimbulkan dari revolusi hijau petani pun akhirnya berusaha mengembalikan

sistem bercocok tanam padi organik yang lebih rama lingkungan. Padi organik

merupakan suatu inovasi di bidang pertanian yang layak dikembangkan karena

memiliki keunggulan dari segi rasa, dan aspek kesehatan. Dari segi rasa beras

organik lebih embuk dan tidak cepat basi yakni 24 jam jika dibandingkan dengan

beras lain yang mampu bertahan selama 12 jam, meskipun harganya sedikit lebih

mahal, akan tetapi ditinjau dari aspek kesehatan beras organik tidak mengandung

toxin atau unsur yang bersifat racun dan dapat membahayakan kesehatan

manusia.

Page 27: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

12

Inovasi padi organik merupakan informasi penting yang memperkenalkan

jenis padi yang bersifat ramah lingkungan, dan tidak memanfaatkan pupuk dan

pestisida kimia yang dapat merusak struktur tanah serta memiliki dampak negatif

dari aspek kesehatan. Informasi ini diperkenalkan kepada masyarakat tani melalui

media dan penyuluhan yang bertujuan untuk mengajak dan mengubah pola pikir

para petani untuk tidak bergantung pada pemanfaatan pupuk dan pestida kimia

yang harganya relatif mahal. Semakin seringnya petani mengikuti penyuluhan

maka semakin muda pula mereka menerima inovasi yang diberikan oleh

penyuluh sehingga petani akan dapat menerapkan pada usahatani mereka.

Page 28: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

13

Adapun skema kerangka berfikir dapat dilihat dalam bentuk berikut:

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penerapan Usahatani Padi Organik di Desa

Bontojati Kecamatan Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan

Selayar.

Penerapan Pengelolaan

Usahatani Padi Organik

Pertanian Orgnik

Page 29: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Bontojati Kecamatan Pasimasunggu Timur

Kabupaten Kepulauan Selayar Provinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan Lokasi ini

dilakukan dengan pertimbangan bahwa desa ini merupakan salah satu daerah

penghasil padi organik di Kabupaten Kepulauan Selayar. Waktu pelaksanaan

penelitian dilakukan selama 2 (dua) bulan dari bulan Agustus sampai September

2014.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi yang menjadi objek penelitian ini yaitu petani dan padi organik

yang terdapat di Desa Bontojati. Populasi yang menjadi objek pada penelitian ini

yaitu 112 yang terdapat di Desa Bontojati. Jumlah sampel pada penelitian ini

sebanyak 22 orang petani organik dengan persentase (20%). Pengambilan sampel

dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling). Dengan demikian

maka peneliti memberi hak yang sama pada setiap subjek dari populasi untuk

memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam hal ini teknik pengambilan data dilakukan dalam pengambilan data

primer dan sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara

dengan petani responden dengan menggunakan kuisioner. Sedangkan data

sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi atau lembaga terkait seperti

Page 30: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

15

Kantor Desa Bontojati, Dinas Perindustrian dan Pertambangan, Badan Ketahanan

Pangan, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kepulauan Selayar.

3.4 Analisis Data

Didalam menganalisis data yang ada sehingga mampu menjawab rumusan

masalah adalah dengan menggunakan analisis deskriptif. Untuk mengetahui

penerapan usahatani padi organik dengan menggunakan teknik scoring yaitu

dengan memberikan skor pada setiap item pertanyaan. Item pertanyaan atau

kuisioner terdiri dari tiga alternatif pilihan yaitu kategori tinggi (skor 3), kategori

sedang (skor 2) dan kategori rendah (skor 1). Skor tersebut kemudian dijumlahkan

untuk menyatakan kriteria tinggi, sedang dan rendah. Untuk menentukan kisaran

dari setiap skor, digunakan pada interval setiap kegiatan dengan rumus scoring

(Sugiono. 2005) :

Dimana :

Skor Maksimun = 3

Skor Minimun = 1

Jumlah Kelas = 3

1 + 0,66 = 1,66

1, 67 + 0,66 = 2,33

2,34 + 0,66 = 3,00

Page 31: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

16

Jadi Kategori :

Rendah = 0 – 1,66

Sedang = 1,67 – 2,33

Tinggi = 2,34 – 3,00

3.5 Defenisi Operasional

Untuk mendapat gambaran yang jelas tentang defenisi penelitian ini,

berikut digambarkan definisi operasional :

1. Padi organik adalah padi yang dibudidayakan secara organik tanpa bahan

kimia.

2. Penerapan usahatani padi organik adalah suatu tindakan atau pelaksanaan

usahatani padi yang menggunakan bahan organik sebagai sumber hara bagi

tanaman, pemberantasan hama dan penyakit tanpa menggunakan kimia

sintesis.

3. Pengelolaan padi organik adalah kegiatan untuk mengubah keadaan tanah

pertanian dengan alat tertentu hingga memperoleh susunan tanah (struktur

tanah) yang dikehendaki oleh tanaman secara alami.

4. Petani padi organik adalah petani yang membudidayakan tanaman padi,

dengan cara mengurangi atau bahkan, tidak menggunakan sumber unsur hara

dari kimia sintesis.

5. Usahatani padi organik adalah kegiatan usaha manusia untuk mengusahakan

tanahnya dengan maksud untuk memperoleh hasil tanaman yang

dibudidayakan secara oragnik tanpa menggunakan bahan kimia.

Page 32: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

17

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1 Keadaan Umum Lokasi

4.1.1 Letak Geografis dan Administratif

Kecamatan Pasimasunggu Timur merupakan salah satu wilayah dari 11

kecamatan yang ada di Kabupaten Kepulauan Selayar. Secara geografis

Pasimasunggu Timur terletak ± 65 Mil Laut, dibagian Selatan Ibukota Kabupaten

Kepulauan Selayar.

Desa Bontojati merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan

Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar Provinsi Sulawesi Selatan,

Desa ini berjarak ± 30 km dari Ibukota Kecamatan dan 62 mil laut dari Ibukota

Kabupaten. Luas wilayah Desa Bontojati ± 30 km² yang terdiri atas 3 Lingkungan

yaitu Lingkungan Ballabulo Timur, Lingkungan Ballabulo Tengah dan

Lingkungan Ballabulo Barat. Secara Geografis Desa Bontojati mempunyai batas

wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Flores;

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Lembang Baji’;

- Sebelah Barat berbatasan dengan Bontoharu;

- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bontobulaeng;

4.1.2 Keadaan Iklim dan Topografi

Wilayah Desa Bontojati mempunyai curah hujan rata-rata 1000 mm/tahun.

Berdasarkan sistem klasifikasi Schmidt Ferguzon termasuk tipe iklim B dengan

Page 33: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

18

Kategori 7 bulan basah 4 bulan kering, sedangkan suhu udara rata-rata 32°c. Desa

Bontojati bertopografi daratan rendah dengan ketinggian 30 m dari permukaan

laut ( DPL ).

4.1.3 Penggunaan Lahan

Lahan yang terdapat di Desa Bontojati umumnya digunakan sebagai sawah

tadah hujan, tegalan dan kebun campuran. Pola penggunaan lahan di Desa

Bontojati dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Pola Penggunaan Lahan di Desa Bontojati Kecamatan Pasimasunggu

Timur Kabupaten Kepulauan Selayar 2014

No Pola Penggunaan Lahan Luas Lahan

( Ha )

Persentase

(%)

1

2

3

4

5

Sawah Tadah Hujan

Bangunan dan Pemukiman

Tegalan

Kebun Campuran

Lain-Lain

523,40

39,40

52,58

78,62

10,00

74,34

5,59

7,47

11,17

1,42

Jumlah 704,00 100,00

Sumber : Data Sekunder setelah diolah 2014

Tabel 1 menunjukkan bahwa pola penggunaan lahan di Desa Bontojati

adalah sawah tadah hujan 523,40 Ha (74,34%). Hal ini disebabkan karena

sebagian besar mata pencaharian penduduk adalah disektor pertanian. Kebun

campuran sebesar 78,62 Ha (11,17%) dan tegalan 52,58 Ha (7,47%), bangunan

dan pemukiman yaitu 39,49 Ha (5,59%) meliputi perkantoran, gedung sekolah,

rumah ibadah, perkebunan dan sebagainya.

Page 34: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

19

4.2 Keadaan Penduduk

4.2.1 Penyebaran Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Umur penduduk sangat dipengaruhi aktivitas seseorang dalam mengelolah

bidang usahanya. Penduduk yang usianya lebih muda relatif memiliki kemampuan

fisik yang lebih kuat dan termotivasi meningkatkan aktivitasnya dibandingkan

dengan penduduk yang usianya lebih tua. Mengenai jumlah penduduk Desa

Bontojati dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Desa Bontojati

Kecamatan Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar 2014

No Kelompok Umur

(Tahun)

Jumlah

(Jiwa)

Persentase

(%)

1

2

3

0-14

15-54

≥ 55

124

819

386

9,33

61,62

29,04

Jumlah 1329 100,00

Sumber : Data Sekunder setelah diolah 2014

Tabel 2 menunjukkan bahwa kelompok umur 0-14 tahun berjumlah 124

jiwa (9,33%). Kelompok ini merupakan kelompok umur yang belum produktif

yang umumnya masih berstatus sebagai pelajar atau usia prasekolah. Kelompok

umur 15-54 tahun sebanyak 819 jiwa (61,62) dimana kelompok ini tergolong

umur yang produktif yang bekerja pada berbagai bidang. Kelompok 55 tahun

keatas sebanyak 386 jiwa (29,04%) yang merupakan kelompok umur yang tidak

produktif.

Page 35: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

20

4.2.2 Penyebaran Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin memberikan klasifikasi tertentu dalam jenis pekerjaan.

Peranannya akan dapat menentukan bagi perkembangan wilayah baik skala

regional maupun skala nasional. Mengenai jumlah penduduk berdasarkan jenis

kelamin dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Bontojati

Kecamatan Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar 2014

No Jenis Kelamin Jumlah

(Jiwa)

Persentase

(%)

1

2

Laki-Laki

Perempuan

620

709

46,66

53,34

Jumlah 1329 100,00

Sumber : Data Sekunder setelah diolah 2014

Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Desa Bontojati brdasarkan

jenis kelamin yaitu laki-laki sebanyak 620 jiwa (46,66%), dan perempuan

sebanyak 709 jiwa (53,34%). Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan hampir

seimbang walaupun jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari jumlah

penduduk laki-laki dengan selisih sebanyak 6,68% yang tergolong dari tingkatan

usia yakni, anak-anak,dewasa dan orang tua.

4.2.3 Penyebaran Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan menjadi salah satu tolak ukur majunya suatu wilayah

atau masyarakat. Tingkat pendidikan juga mempengaruhi pola pikir dalam

bertindak dan mengambil keputusan dalam kegiatannya, terutama dalam

pengelolaan usahataninya. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin luas

pula pengetahuan yang dimiliki, dan sebaliknya semakin rendah tingkat

Page 36: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

21

pendidikan maka akan lambat pula untuk menerima suatu informasi. Mengenai

tingkat pendidikan penduduk Desa Bontojati dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Bontojati,

Kecamatan Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar 2014

No Tingkat Pendidikan Jumlah

(Jiwa)

Persentase

(%)

1

2

3

4

5

6

7

8

TK

SD/Sederajat

SLTP/Sederajat

SLTA/Sederajat

D2

S1

S2

Lain-Lain

35

205

170

177

7

10

1

724

2,63

15,43

12,79

13,31

0,53

0,75

0,08

54,48

Jumlah 1329 100,00

Sumber : Data Sekunder setelah diolah 2014.

Tabel 4 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan terakhir yang dimiliki

oleh Desa Bontojati terbesar adalah sekolah dasar dengan jumlah 205 orang

(15,43%), sedangkan tingkat pendidikan terakhir atau tinggi yang dimiliki oleh

masyarakat berada pada tingkat S2 dengan jumlah 1 orang (0,08%.)

4.2.4 Penyebaran Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

4.3 Sarana Dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penting dan sangat

dibutuhkan oleh masyarakat, karena berhubungan berbagai segi kehidupan

jasmani maupun rohani. Ketersediaan sarana dan prasarana tersebut tentunya akan

Page 37: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

22

memperlancar kegiatan masyarakat., khususnya kegiatan peningkatan kerja dan

mutu pertanian di daerah tersebut. Sarana dan prasarana pada Tabel 5.

Tabel 5. Sarana dan Prasarana di Desa Bontojati Kecamatan Pasimasunggu Timur

Kabupaten Kepulauan Selayar, 2014.

No Jenis Sarana

dan Prasarana

Jumlah Satuan

1

2

3

4

5

Bidang Sosial :

- Kantor Desa

- Mesjid/Musallah

- TPA

Bidang Ekonomi :

- Traktor

- Penggilingan padi

Bidang perhubungan :

- Jalan Desa Aspal

- Jalan Desa Tanah

- Jembatan

Bidang Pendidikan :

- TK

- SD

Bidang Kesehatan :

- Pustu

- Posyandu

1 buah

2 buah

2 buah

30 buah

4 buah

2 km

1 km

4 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

Sumber : Data Kantor Desa Bontojati 2014.

Tabel 5 menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang ada di Desa

Bontojati cukup memadai dalam melakukan berbagai kegiatan sosial, ekonomi

perhubungan, pendidikan dan kesehatan.

Page 38: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

23

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Umur Responden

Umur merupakan salah salah faktor yang dapat mempengaruhi

keberhasilan petani dalam berusahatani. Umur mempengaruhi fisik dan pola pikir

petani. Pada umumnya petani yang berusia muda memiliki kemampuan fisik yang

lebih baik dibandingkan dengan petani yang umurnya relatif tua. Seseorang yang

muda relatif lebih cepat menerima hal-hal yang baru, berani mengambil resiko,

dan lebih dinamis. Sedangkan yang relatif tua mempunyai kapasitas pengelolaan

yang matang dan memiliki banyak pengalaman dalam mengolah usahataninya,

sehingga ia sangat hati-hati dalam bertindak dan mengambil keputusan.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh umur responden berkisar antara 33 tahun

sampai 59 tahun. Umur responden disajikan dalam Tabel 6.

Tabel 6. Jumlah Petani Responden Menurut Kelompok Umur di Desa Bontojati

Kecamatan Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar 2014.

No Kelompok Umur

(Tahun)

Jumlah Responden

(Orang)

Persentase

(%)

1

2

3

33-41

42-50

51-59

10

7

5

45,46

31,82

22,72

Jumlah 22 100,00

Sumber : Data Primer setelah diolah 2014.

Berdasarkan Tabel 6 terlihat bahwa dari 22 orang responden terdapat 10

orang (45,46%) yang umur 33-41 tahun, 7 orang (31,82%) yang umur 42-50 tahun

dan 5 orang (22,72%) yang berumur 51-59 tahun. Hal ini menggambarkan

responden yang umur tua dan muda hampir sebanding. Umur muda identik

Page 39: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

24

dengan umur produkif dan umur yang relatif lebih tua identik dengan umur yang

kurang atau tidak produktif.

5.2 Luas Lahan

Luas lahan merupakan kepemilikan lahan oleh petani yang digunakan

untuk uasahatani padi yang biasanya dinyatakan dalam satuan are. Luas lahan

usahatani mempengaruhi hasil produksi, karena luas lahan garapan petani lebih

memungkinan untuk memaksimalkan tingkat produksi sekaligus dapat

meningkatkan kualitas usahataninya. Identitas petani responden berdasrkan luas

lahan dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Jumlah Petani Responden Menurut Luas Lahan di Desa Bontojati

Kecamatan Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar 2014.

No Luas Lahan Jumlah Responden

(Orang)

Persentase

(%)

1

2

0,4-1,2

1,3-2,1

15

7

68,18

31,82

Jumlah 22 100,00

Sumber : Data Primer setelah diolah 2014.

Tabel 7 menunjukkan bahwa sebagian besar luas lahan petani responden

dengan jumlah responden masih sempit 0,4-1,2 sebanyak 15 orang responden

dengan persentase (68,18%). Sementara petani yang berlahan 1,3-2,1 sebanyak 7

orang responden dengan persentase (31,82%). Hal ini menunjukkan bahwa petani

responden memiliki lahan yang sempit cenderung lebih mudah menerapkan padi

organik dibandingkan dengan petani responden yang memiliki lahan yang luas.

Berdasarkan hasil wawancara dengan petani responden, beberapa petani

responden yang memiliki lahan luas tidak semata-mata menerapkan padi organik

Page 40: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

25

pada seluruh areal persawahan mereka. Awalnya petani responden melakukan

percobaan yakni hanya mengaplikasikan pada sebagian kecil lahan mereka, untuk

mengukur resiko kegagalan jika menerapkan inovasi baru tersebut, kemudian

setelah percobaan tersebut dianggap berhasil, maka proses yang dilakukan dengan

menambah luas areal penanaman hingga mencapai luas areal keseluruhan.

Sedangkan petani yang memiliki lahan sempit dapat dengan mudah menerapkan

teknologi baru dikarenakan resiko kegagalan dan kerugian yang dialami tidak

terlalu besar jika dibandingkan dengan petani responden yang memiliki lahan

luas.

5.3 Tingkat Pendidikan

Pendidikan formal responden merupakan jenjang sekolah yang ditempuh

oleh responden yang diperhitungkan dari sistem pendidikan sekolah yang telah

berhasil ditamatkan oleh responden.

Tingkat pendidikan yang dimaksud adalah tahun sukses atau lamanya

pendidikan formal yang pernah diikuti oleh petani. Tingkat pendidikan merupakan

faktor yang mendorong seseorang untuk berfikir dan bertindak secara rasional,

semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang biasanya lebih relatif dan kritis.

Page 41: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

26

Tabel 8. Jumlah Petani Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Bontojati Kecamatan

Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar 2014.

No Lama Pendidikan

(Tahun)

Jumlah Responden

(Orang)

Persentase

(%)

1

2

3

SD

SLTP

SLTA

12

4

6

54,55

18,18

27,27

Jumlah 22 100,00

Sumber : Data Primer setelah diolah 2014.

Tabel 8 menunjukkan bahwa petani responden yang merasakan pendidikan

hanya sampai tingkatan SD berjumlah 12 orang dengan persentase (54,55%), pada

tingkatan SLTP berjumlah 4 orang dengan persentase (18,18%) dan tingkatan

SLTA berjumlah 6 orang dengan persentase (27,27%). Tingkatan pendidikan

sangat mempengaruhi proses dan keikutsertaan petani dalam kegiatan penyuluhan.

Hal ini menggambarkan bahwa, semakin tinggi tingkat pendidikan petani pola

pikir juga semakin luas dan tentunya akan lebih cepat dalam menerima apa yang

disampaikan. Sebaliknya masyarakat yang memiliki tingkat pendididkan yang

rendah akan sulit untuk memahami apa yang disampaikan sehingga hal ini akan

mempersulitkan pembangunan (Van De Ban, 2006).

5.4 Pengalaman Berusahatani

Pengalaman berusahatani yang dimaksud adalah mulai diperhitungkan

sejak seorang petani mulai terlibat dalam kegiatan usahatani. Pengalaman

berusahatani merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan

bekerja dan berfikir petani dalam mengelolah usahataninya. Pengalaman usahatani

responden dapat dilihat jelas dalam Tabel 9.

Page 42: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

27

Tabel 9. Jumlah Petani Menurut Pengalaman Berusahatani di Desa Bontojati,

Kecamatan Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar 2014.

No Pengalaman berusahatani

(tahun)

Jumlah Responden

(orang)

Persentase

(%)

1

2

3

12-21

22-31

32-41

14

7

1

63,64

31,82

4,54

Jumlah 22 100,00

Sumber : Data Primer setelah diolah 2014.

Terlihat pada Tabel 9 bahwa pengalaman berusahatani responden yang

berada pada 12-21 yakni sebanyak 14 orang petani responden dengan persentase

(63,64%), yang memiliki pengalaman berusahatani 22-31 yakni sebanyak 7 orang

responden dengan persentase (31,82%) dan yang memiliki pengalaman 32-41

sebanyak 1 orang responden dengan persentase (4,54%). Hal ini menggambarkan

bahwa petani responden memiliki pengalaman yang cukup untuk menentukan dan

mengembangkan usahatani selanjutnya. Lama berusahatani sangat erat kaitannya

dengan umur petani. Petani yang umurnya lebih tua dan memiliki pengalaman

berusahatani yang lebih banyak cenderung lebih berhati-hati dalam menyerap

teknologi baru yang ditawarkan dari luar, sebaliknya petani yang berumur lebih

mudah dengan pengalaman berusahatani yang sedikit cenderung lebih terbuka

dalam menerima hal baru yang ditawarkan karena kurangnya pengalaman yang

dimiliki dalam mengelolah usahatani serta resiko kegagalan yang akan

didapatkannya dilapangan. Hal ini, yang menyatakan bahwa petani yang telah

lama bergulat dalam dunia usahataninya dapat meningkatkan kemampuan petani

serta memberikan modal yang besar dalam menentukan usahataninya agar lebih

maju (Utami, 2003).

Page 43: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

28

5.5 Jumlah Tanggungan Keluarga

Tanggungan keluarga adalah semua orang yang tinggal suatu rumah

dengan biaya dan kebutuhan hidup lainnya ditanggung kepada keluarga.

Tanggungan keluarga merupakan salah satu sumberdaya manusia pertanian yang

dimiliki oleh petani, terutama yang berusia produktif dan ikut membantu dalam

usahataninya. Jumlah anggota keluarga dapat menambah sumber tenaga kerja

dalam mengerjakan peroses produksi namun disatu sisi jumlah yang terlalu

banyak dapat menyebabkan biaya beban hidup juga bertambah terutama anggota

keluarga yang tidak aktif bekerja. Jumlah tanggungan keluarga dapat dilihat pada

Tabel 10.

Tabel 10. Jumlah Petani Responden Menurut Jumlah Tanggungan Keluarga Desa

Bontojati Kecamatan Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan

Selayar 2014.

No Jumlah Tanggungan

Keluarga (orang)

Jumlah Responden

(orang)

Persentase

(%)

1

2

3

2-3

4-5

6-7

11

9

2

50,00

40,91

9,09

Jumlah 22 100,00

Sumber : Data Primer setelah diolah 2014.

Pada Tabel 10 terlihat bahwa petani responden di Desa Bontojati memiliki

jumlah tanggungan keluarga yakni 2-3 orang sebanyak 11 petani responden

(50%), sedangkan 4-5 orang sebanyak 9 petani responden (40,91%) dan 6-7 orang

sebanyak 2 petani responden (9,09%). Hal ini menekankan bahwa keluarga yang

harus dibiayai hidupnya oleh petani responden pada umumnya tidak begitu

banyak, sehingga biaya yang dikeluarkan pun terbilang relatif sedikit.

Page 44: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

29

6.2 Pengelolaan Padi Organik

Sistem pertanian organik merupakan inovasi baru yang dikeluarkan oleh

Dinas Pertanian. Sebelumnya sistem pertanian dengan “intensifikasi pertanian”,

konsep dimana petani meningkatkan produksi dengan menggunakan pupuk

anorganik, dan pestisida. Oleh karena itu implementasi sistem pertanian organik

pada tanaman padi di Desa Bontojati Kecamatan Pasimasunggu Timur Kabupaten

Kepulauan Selayar. Pengelolaan padi oranik dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Pengelolaan Padi Organik di Desa Bontojati Kecamatan Pasimasunggu

Timur Kabupaten Kepulauan Selayar 2014.

No Uraian Nilai Kategori

1

2

3

4

5

6

Penggunaan pupuk kimia sebagai starter pada

awal pertumbuhan tanaman.

Peran pemerintah dalam penyediaan bibit

yang cocok dibudidayakan secara organik.

Peran kelompok tani dalam penyediaan bibit

padi organik.

Keaktifan menerima informasi tentang padi

organik

Kontak antara penyuluh dengan kelompok

tani dalam pengelolaan usahatani padi organik

Motivasi dalam pengelolaan usahatani padi

organik

1,82

2,27

1,73

2,5

2,23

2,18

Sedang

Sedang

Sedang

Tinggi

Sedang

Sedang

Jumlah 12,73

Rata-rata 2,12 Sedang

Sumber : Data Primer Setelah diolah 2014

Pada Tabel 11, menunjukkan bahwa petani masih menggunakan pupuk

kimia pada awal pertumbuhan tanaman tanaman walaupun porsinya 50% dan 50%

Page 45: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

30

pupuk organik. Persen 50% ini berlangsung pada awal penerapan pertanian

organik, memasuki tahun kedua penerapan pertanian organik persinya bergeser

30% pupuk kimia dan 70% pupuk organik. Hal ini dapat dipahami karena mereka

sebelumnya telah terbiasa menggunakan pupuk kimia selama bertahun-tahun

dengan proses intensifikasi pertanian.

Pemerintah melalui penyuluh pertanian memberikan himbauan kepada

petani untuk melaksanakan pertanian organik melalui penyuluhan dan penyediaan

bibit yang cocok dibudidayakan secara organik. Walaupun pun staternya belum

merata kepada seluruh petani. Kelompok tani juga berperan cukup aktif

membantu anggota kelompok tani dalam pengelolaan padi organik.

Keaktifan menerima informasi tentang padi organik berada pada kategori

tinggi dengan nilai 2,5. Hal ini tidak lepas dari peranan penyuluh pertanian yang

senantiasa memberikan informasi pengetahuan tentang padi organik, dukungan

informasi juga diperoleh dari keluarga, teman yang berada dalam satu kelompok

tani senantiasa memberikan informasi pengetahuan mengenai usahatani padi

organik.

Petani melakukan kontak dengan anggota kelompok tani dan penyuluh,

berada pada kategori sedang dengan nilai 2,23, guna mendukung pengelolaan padi

organik. Kelompok tani dan penyuluh cukup intensif mengadakan pertemuan

guna memperluas informasi tentang padi organik.

Motivasi petani dalam pengelolaan usahatani padi organik berada pada

kategori sedang dengan nilai 2,18. Petani setelah mendapat informasi dalam

Page 46: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

31

penyuluh partanian dan kelompok tani, cukup termotivasi untuk melakukan

pengelolaan usahatani padi organik.

6.3 Penerapan Padi Organik

Penerapan merupakan sebuah tindakan yang dilakukan baik secara

individu maupun kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah

dirumuskan. Penerapan padi organik dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Penerapan Padi Organik di Desa Bontojati Kecamatan Pasimasunggu

Timur Kabupaten Kepulauan Selayar 2014.

No Uraian Nilai Kategori

1

2

3

4

5

6

Tingkat kesulitan penerapan padi

organik

Pemahaman teknologi budidaya

padi organik

Keuntungan membudidayakan

padi organik

Penggunaan pupuk kandang

Penggunaan pupuk bokasi

Kelanjutan sistem pertanian

organik

2,27

1,82

2,41

1,82

2,18

2,55

Sedang

Sedang

Tinggi

Sedang

Sedang

Tinggi

Jumlah 13,05

Rata-rata 2,17 Sedang

Sumber : Data Primer setelah diolah 2014.

Tabel 12, menunjukkan bahwa penerapan padi organik cukup mengalami

kesulitan disebabkan karena petani telah terbiasa menggunakan pupuk kimia dan

menggunakan pestisida sehingga petani untuk merubah kebiasaan dengan sistem

organik membutuhkan waktu yang cukup lama merubah pemikiran dan tradisi

Page 47: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

32

cara pertanian an organik. Menurut petani, mereka merasa praktis menggunakan

pupuk kimia dibandingkan menggunakan pupuk organik. Selain itu ada beberapa

distributor yang menggunakan pupuk kimia dan pestisida yang menawarkan

pupuk an-norganik kepada petani.

Pemahaman teknologi budidaya padi organik berada pada kategori sedang

disebabkan karena penyuluh cukup intensif memberikan masukan tentang

teknologi budidaya padi organik baik melalui pemberian informasi dan

demonstrasi. Menurut petani, penyuluh memberikan penyuluhan tentang hal ini,

dilakukan 2 kali dalam sebulan. Selain itu petani memahami teknologi budidaya

padi organik dengan bantuan anggota kelompok tani.

Pemahaman teknologi budidaya padi organik yang mereka dapatkan

berupa penggunaan pupuk organik, penggunaan musuh alami untuk mengatasi

hama, dan penggunaan benih yang cocok dibudidayakan secara organik.

Petani mendapatkan keunggulan dengan menanam secara organik.

Menurut mereka setelah usahatani dengan sistem ini baru berlangsung selama 1-2

tahun. Namun mereka merasakan, menguntungkan karena kualitas padi yang

dihasilkan, walaupun produksinya tidak sebesar dengan menggunakan sistem

pertanian an-organik. Selain itu kesuburan tanah terjaga, tanah menjadi

gembur/subur, memiliki unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.

Penerapan sistem pertanian organik pada usahatani padi organik

menggunakan pupuk kandang dan pupuk bokashi. Dari hasil wawancara dengan

petani penggunaan pupuk kandang dan pupuk bokshi berada pada kategori

sedang. Petani lebih banyak menggunakan pupuk bokashi dari pada pupuk

Page 48: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

33

kandang. Karena bokashi komposisinya lengkap dari limbah tanaman dan kotoran

hewan, jika membandingkan dengan pupuk kandang yang hanya dari kotoran

hewan.

Kelanjutan sistem pertanian organik pada usahatani padi organik berada

pada kategori tinggi dengan nilai 2,55. Menurut petani responden bahwa mereka

akan mempertahankan system pertanian organik karena memiliki keunggulan

berupa kualitas tanaman padi, kesuburan tanah. Walaupun ad sejumlah petani

yang menjawab tidak karena tingkat pengetahuan dan pemahaman tentang padi

organik masih kurang.

Page 49: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

34

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penilitian dan pembahasan yang mengkaji tentang

penerapan usahatani padi organik di Desa Bontojati Kecamatan Pasimasunggu

Timur Kabupaten Kepulauan Selayar, maka dapat disimpulkan bahwa

pengelolaan padi organik dan penerapan padi organik berada pada kategori

sedang. Disebabkan karena masih menggunakan pupuk kimia sebesar 50%.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan adalah

peningkatan intasitas pertemuan penyuluh dan kelompok tani dan memberikan

pengetahuan, keterampilan dan sikap petani dalam pengelolaan dan penerapan

usahatani padi organik.

Page 50: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

35

DAFTAR PUSTAKA

Agus dan Suparyono, 1993. Padi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Andoko, 2009. Budidaya Padi Secara Organik. Jakarta: Penebar Swadaya.

Hasanuddin, Makassar.

Basri, 2001. Dasar-dasar Agronomi. PT. Raja Grafindo, Jakarta.

Hutabarat dan Heseini, 2006. Produksi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Herudjito, 2000. Faktor-faktor Produksi. Tenggarong Seberang

Johannsen et al, 2005. Organik Farming. A Contribution to suistanable poverty

allepation in Developing countries German NGO Forum Enviropment dan

Developmen.

Kurniawan, 2008. Prinsip-prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Universitas

Indonesia Press. Jakarat

Panggabean, 2000. Pengembangan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya

Manusia. Jakarta. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

Ritonga, dkk, 2000. Ekonomi Umum, Asas-asas, Teori dan Kebijaksanaan.

Penerbit Erlangga, Yokyakarta.

Ryan, 2007. Melirik Usahatani Padi Organik. PT. Pribumi Mekar. Bandung

Santosa, 2005. Rice Organik Farming Is Programme For Strengtenning Food

Security In Sustainable Rural Developmen. Bisnis.com, Jumat,

10/12/2004.

Sugiono, 2005. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung,

CV. Alfabeta.

Sumarno, 2007. Berusahatani Padi Dengan Sistem Anorganik. Bandung

Utami dan Handayani, 2003. Sistem Pertanian. Bina Aksara. Jakarta

Van De Ban, 2006. Penyuluhan Pertanian. Cetakan ke-8 penerbiy kanisius,

Yogyakarta. Disampaikan Pada Seminar Internasional Kamboja RO.

Page 51: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

36

Page 52: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

35

LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian.

KUESIONER PENELITIAN (Pertanyaan Tertutup)

I. IDENTITAS PETANI RESPONDEN (PADI ORGANIK)

1. Nama : ……………………………………..

2. Umur : ……………………………………...Tahun

3. Pendidikan : ……………………………………..

4. Pengalaman berusahatani : ……………………………………...Tahun

5. Jumlah Tanggungan Keluarga : ……………………………………...

6. Luas Lahan : ………………………………………Ha

II. PENGELOLAAN USAHATANI PADI ORGANIK

1. Apakah Bapak/Ibu Saudara (i) masih menggunakan pupuk kimia sebagai

starter pada awal pertumbuhan tanaman?

a. Ya (3)

b. Kadang-kadang (2)

c. Tidak (1)

Alasan : ..........................................................................................................

.........................................................................................................

Page 53: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

36

2. Apakah pemerintah membantu dalam penyediaan bibit yang cocok

dibudidayakan secara organik?

a. Ya (3)

b. Cukup (2)

c. Tidak (1)

Alasan : ..........................................................................................................

.........................................................................................................

3. Apakah kelompok tani berperan dalam penyediaan bibit padi organik?

a. Ya (3)

b. Cukup (2)

c. Tidak (1)

Alasan : ..........................................................................................................

.........................................................................................................

4. Apakah Bapak/Ibu Saudara (i) aktif dalam mencari informasi mengenai

pengelolaan usahatani padi organik?

a. Aktif (3)

b. Cukup Aktif (2)

c. Tidak Aktif (1)

Alasan : ..........................................................................................................

.........................................................................................................

Page 54: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

37

5. Apakah Bapak/Ibu Saudara (i) sering melakukan kontak dengan anggota

kelompok tani dan penyuluh dalam pengelolaan usahatani padi organik?

a. Sering (3)

b. Cukup Sering (2)

c. Jarang (1)

Alasan : ..........................................................................................................

.........................................................................................................

6. Apakah Bapak/Ibu, saudara (i) termotivasi dalam pengelolaan usahatani

padi organik?

a. Ya Termotivasi

b. Cukup Termotivasi

c. Tidak Termotivasi

Alasan : ..........................................................................................................

.........................................................................................................

III. PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK

1. Apakah Bapak/Ibu Saudara (i) dalam menerapkan usahatani padi organik

mengalami kesulitan?

a. Tidak (3)

b. Cukup Kesulitan (2)

c. Ya (1)

Alasan : ..........................................................................................................

.........................................................................................................

Page 55: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

38

2. Apakah anda sudah memahami teknologi budidaya padi organik?

a. Ya (3)

b. Sebahagian (2)

c. Tidak (1)

Alasan : ..........................................................................................................

.........................................................................................................

3. Apakah anda merasa menguntungkan jika menanam padi secara organik?

a. Ya (3)

b. Cukup Menguntungkan (2)

c. Tidak (1)

Alasan : ..........................................................................................................

.........................................................................................................

4. Apakah bapak selama ini menggunakan pupuk kandang?

a. Ya (3)

b. Kadang-kadang (2)

c. Tidak (1)

Alasan : ..........................................................................................................

.........................................................................................................

5. Apakah bapak selama ini menggunanakan bokasi?

a. Ya (3)

b. Kadang-kadang (2)

c. Tidak (1)

Alasan : ..........................................................................................................

Page 56: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

39

6. Apakah bapak akan mempertahankan sistem pertanian organik untuk

selamanya?

a. Ya (3)

b. Belum tau (2)

c. Tidak (1)

Alasan : ..........................................................................................................

.........................................................................................................

Page 57: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

40

Lampiran 2. Identitas Petani Responden di Desa Bontojati, Kecamatan

Pasimasunggu Timur, Kabupaten Kepulauan Selayar 2014.

No Nama

Responden

Umur

(Tahun)

Pendidikan Pengalaman

Usahatani

Luas

Lahan

Jumlah

Tanggungan

Keluarga

1 Rusdi 39 SLTP 16 1 4

2 Abdul Muin 53 SD 29 1 3

3 Agus 47 SD 20 0,9 3

4 Bahtiar 47 SLTA 10 0,4 2

5 Arwin 35 SD 16 1,5 2

6 Andi Bahri 50 SD 22 0,75 4

7 Andi Nakir 47 SD 22 0,6 4

8 Muh Arasa 56 SLTA 26 0,5 4

9 Baso Salasa 57 SLTP 31 2 2

10 Milham 39 SLTP 15 2 4

11 Haemuddin 59 SD 41 1 4

12 Sappara 34 SD 12 2 3

13 Andi Asing 44 SLTA 22 2,1 6

14 Muh Darwis 47 SLTA 27 2 7

15 Andi Utta 35 SD 18 0,7 3

16 Muh Jufri 47 SLTP 20 0,8 5

17 Mappatunru 39 SLTA 15 1 4

18 Haeruddin 37 SD 14 0,5 3

19 Rahman 33 SD 12 0,8 2

20 Asis Argi 34 SLTA 12 1 5

21 Saenal 35 SD 16 2 3

22 Dea Pangantang 56 SD 12 1 2

Page 58: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

41

Lampiran 3. Rekapitulasi Hasil Analisis Pengelolaan Padi Organik di Desa

Bontojati Kecamatan Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan

Selayar 2014.

No Nama Responden Pegelolaan Padi Organik

1 2 3 4 5 6

1 Rusdi 3 1 3 3 1 3

2 Abdul Muin 3 1 1 3 3 3

3 Agus 1 3 1 3 3 3

4 Bahtiar 1 3 3 3 1 1

5 Arwin 3 1 1 3 2 3

6 Andi Bahri 1 3 3 3 3 3

7 Andi Nakir 3 3 1 3 3 1

8 Muh Arasa 1 3 3 3 3 1

9 Baso Salasa 3 1 1 1 1 3

10 Milham 1 3 1 1 1 3

11 Haemuddin 3 1 3 1 3 3

12 Sappara 1 3 1 3 2 3

13 Andi Asing 3 1 1 2 3 1

14 Muh Darwis 1 3 1 2 2 3

15 Andi Utta 1 3 3 2 2 1

16 Muh. Jufri 3 1 1 3 1 1

17 Mappatunru 1 3 1 3 2 3

18 Haeruddin 1 3 3 2 3 1

19 Rahman 1 3 3 3 3 1

20 Asis Argi 1 3 1 3 2 3

21 Saenal 1 3 1 2 2 3

22 Dea Pangantang 3 1 1 3 3 1

Jumlah 40 50 38 55 49 48

Rata-rata 1,82 2,27 1,73 2,5 2,23 2,18

Keterangan : 1,00 – 1,66 = rendah

1,67 – 2,33 = sedang

2,34 – 3,00 = tinggi

Page 59: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

42

Lampiran 4. Rekapitulasi Hasil Analisis Penerapan Padi Organik di Desa

Bontojati Kecamatan Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan

Selayar 2014.

No Nama

Responden

Penerapan Padi Organik

1 2 3 4 5 6

1 Rusdi 2 1 1 1 1 3

2 Abdul Muin 3 2 3 3 3 3

3 Agus 2 1 3 1 3 3

4 Bahtiar 3 1 3 1 3 3

5 Arwin 3 3 2 1 3 1

6 Andi Bahri 2 3 3 3 1 3

7 Andi Nakir 3 3 2 3 1 3

8 Muh Arasa 2 1 1 1 3 3

9 Baso Salasa 3 2 3 3 3 1

10 Milham 2 1 3 1 1 3

11 Haemuddin 2 2 1 1 1 3

12 Sappara 3 2 2 3 3 3

13 Andi Asing 3 1 3 1 3 1

14 Muh Darwis 2 2 3 1 1 1

15 Andi Utta 3 1 3 1 3 3

16 Muh. Jufri 2 2 3 3 1 3

17 Mappatunru 1 3 3 1 3 3

18 Haeruddin 3 1 3 3 3 3

19 Rahman 2 1 1 1 3 1

20 Asis Argi 1 2 2 3 1 3

21 Saenal 2 2 2 3 3 3

22 Dea Pangantang 1 3 3 1 1 3

Jumlah 50 40 53 40 48 56

Rata-rata 2,27 1,82 2,41 1,82 2,18 2,55

Keterangan : 1,00 – 1,66 = rendah

1,67 – 2,33 = sedang

2,34 – 3,00 = tinggi

Page 60: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

43

Lampiran 5. Pengambilan Dokumentasi Pada Responden dengan Wawancara

Gambar 1. Wawancara Responden

Gambar 2. Padi sebelum panen

Page 61: PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA …

44

Gambar 3. Padi Setelah Panen