efektivitas program asuransi usahatani padi …

62
i EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI (AUTP) DI KABUPATEN PATI SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Universitas Negeri Semarang Oleh Fatihatul Mufidah NIM 7111415042 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2020

Upload: others

Post on 25-Nov-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

i

EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI

PADI (AUTP) DI KABUPATEN PATI

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Fatihatul Mufidah

NIM 7111415042

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2020

Page 2: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

ii

Page 3: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

iii

Page 4: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

iv

Page 5: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

“Sesungguhnya dibalik kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan

ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah

bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau

berharap”. (QS. Al – Insyirah, 6-8)

Persembahan

1. Skripsi ini dipersembahkan kepada

kedua orang tuaku dan kedua

adikku serta keluarga besar yang

selalu memberikan dukungan dan

doanya;

2. Almamaterku Universitas Negeri

Semarang khususnya Jurusan

Ekonomi Pembangunan.

Page 6: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

vi

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memebrikan rahmat serta

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi saya yang berjudul

“Efektivitas Program Asuransi Usahatani Padi (AUTP) Di Kabupaten Pati”.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Semarang. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa

adanya dukungan, bantuan, bimbingan dan nasehat dari berbagai pihak selama

penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu dan

segala kebijakannya.

2. Drs. Heri Yanto, M.BA., Ph.D. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Semarang yang dengan kebijaksanaannya memberikan kesempatan sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi dan studi dengan baik.

3. Fafurida, S.E., M.Sc., ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan arahan,

masukan, bahkan inspirasi kepada penulis selama masa studi.

4. Prof. Dr. Etty Soesilowati, M.Si. Dosen pembimbing skripsi yang selalu

memberikan arahan dan bimbingan, bantuan, nasihat, saran serta dukungan

dalam proses penulisan skripsi.

Page 7: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

vii

5. Prof. Dr. Sucihatiningsih DWP, M.Si, selaku dosen penguji 1 yang telah

memberikan kritik, saran dan penilaian untuk perbaikan skripsi ini.

6. Avi Budi Setiawan, S.E., M.Si, selaku dosen penguji 2 yang telah

memberikan kritik, saran dan penilaian untuk perbaikan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan

bekal ilmu yang bermanfaat serta seluruh staff yang telah membantu selama

studi di kampus.

8. Bapak dan Ibu Dinas terkait yang telah memberikan informasi dan bantuan

serta pengarahan dan saran selama penelitian dan penulisan skripsi ini.

9. Petani padi Program Asuransi Usahatani Padi (AUTP) di Kabupaten Pati

yang telah memberikan informasi dan bantuan selama penelitian skripsi ini.

10. Sahabat serta teman-teman penulis yang telah memberikan semangat dan

bersedia membantu dalam segala urusan yang berkaitan dengan penyusunan

skripsi.

11. Semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun

tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, jika ada kritik dan saran yang bersifat membangun agar

skripsi ini lebih baik maka penulis terima. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi

pengguna.

Semarang, 11 November 2019

Penulis

Page 8: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

viii

SARI

Mufidah, Fatihatul. 2020. “Efektivitas Program Asuransi Usahatani Padi (AUTP)

di Kabupaten Pati”. Skripsi Jurusan Ekonomi Pembangunan. Fakultas Ekonomi.

Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Prof. Dr. Etty Soesilowati, M.Si.

Kata Kunci: Efektivitas, Asuransi Usahatani Padi (AUTP), Ketepatan Tujuan

Program, Ketepatan Sasaran Program, Ketepatan Manfaat

Program

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam perekonominan

Indonesia. Namun sektor pertanian terutama tanaman padi dihadapkan pada risiko

ketidakpastian tinggi yang ditanggung sendiri oleh pelaku usahatani. Oleh karena

itu, pemerintah menunjuk BUMN yaitu PT. Jasa Asuransi Indonesia (Jasindo)

membetuk program AUTP dengan tujuan melindungi petani dari risiko

ketidakpastian dalam usahataninya. AUTP sudah diterapkan di Kabupaten Pati

sejak tahun 2015. Namun, dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa kendala

diantaranya masih rendahnya keikutsertaan petani dalam program tersebut.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan analisis deskriptif

dengan menggunakan skala likert untuk mengetahui efektivitas Program AUTP di

Kabupaten Pati. Populasi dalam penelitian ini yaitu petani padi peserta AUTP di

Kabupaten Pati. Teknik pengambilan sampel menggunakan pendekatan slovin dan

diperoleh ukuran sampel sebanyak 86 responden. Sumber data yang digunakan

adalah data primer melalui penyebaran kuesioner kepada peserta AUTP di

Kabupaten Pati. Teknik pengumpulan data yaitu wawancara, kuesioner dan

dokumentasi dengan teknik pengambilan sampel proporsional random sampling.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan Program AUTP di

Kabupaten Pati yang diukur berdasarkan indikator ketepatan tujuan sudah sangat

tepat tujuan diperoleh nilai sebesar 288 atau 83,8%, berdasarkan indikator

ketepatan sasaran sudah sangat tepat sasaran diperoleh nilai sebesar 290 atau 84,4%

sedangkan berdasarkan indikator ketepatan manfaat sudah tepat manfaat diperoleh

nilai sebesar 271 atau 78,9%. Jadi dapat disimpulkan bahwa efektivitas Program

AUTP di Kabupaten Pati masuk dalam kategori sudah efektif dengan perhitungan

efektivitas sebesar 283 atau 81,6%.

Saran yang dapat diberikan yaitu diharapkan dinas terkait agar lebih giat

dalam melaksanakan sosialisasi, pendampingan serta meningkatkan persepsi petani

dengan pendekatan secara langsung melalui penyuluhan mengenai manfaat

program dari petugas lapangan agar pelaksanaan Program AUTP berjalan dengan

lancar sehingga partisipasi keikutsertaan petani di Kabupaten Pati dapat bertambah.

Page 9: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

ix

ABSTRACT

Mufidah, Fatihatul. 2020. "Effectiveness of the Rice Farming Insurance Program

(AUTP) in Pati Regency". Thesis Department of Economic Development. Faculty

of Economics. Semarang State University. Advisor Prof. Dr. Etty Soesilowati,

M.Si.

Keywords: Effectiveness, Paddy Farming Insurance (AUTP), Accuracy of

Program Objectives, Accuracy of Program Targets, Accuracy of

Program Benefits

The agricultural sector is one of the important sectors in Indonesia's economy.

However, the agricultural sector, especially rice crops, is faced with a high risk of

uncertainty that is borne by the farmer himself. Therefore, the government appoints

a BUMN namely PT. Indonesian Insurance Services (Jasindo) established an AUTP

program with the aim of protecting farmers from the risk of uncertainty in their

farming. AUTP has been implemented in Pati Regency since 2015. However, in its

implementation there are still some obstacles including the low participation of

farmers in the program.

This type of research is quantitative descriptive with descriptive analysis

using a Likert scale to determine the effectiveness of the AUTP Program in Pati

Regency. The population in this study were AUTP rice farmers participating in Pati

Regency. The sampling technique used slovin approach and obtained a sample size

of 86 respondents. The data source used was primary data through questionnaires

to AUTP participants in Pati Regency. Data collection techniques are interviews,

questionnaires and documentation with proportional random sampling technique.

The results of this study indicate that the implementation of the AUTP

Program in Pati Regency, measured based on the accuracy of the goal indicators, is

very precise, the value obtained is 288 or 83.8%, based on the target accuracy

indicator, it is very well targeted, a value of 290 or 84.4% is obtained. an indicator

of the accuracy of the benefits is right the benefits obtained value of 271 or 78.9%.

So it can be concluded that the effectiveness of the AUTP Program in Pati Regency

is included in the already effective category with an effectiveness calculation of 283

or 81.6%.

Suggestions that can be given are expected related agencies to be more active

in carrying out socialization, assistance and improve farmers' perceptions with a

direct approach through counseling about the benefits of the Program from field

officers so that the implementation of the AUTP Program runs smoothly so that the

participation of farmers in Pati Regency can be increased

Page 10: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................ iii

PERNYATAAN ..................................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v

PRAKATA ............................................................................................................. vi

SARI ..................................................................................................................... viii

ABSTRACT ........................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................. 12

1.3 Cakupan Masalah ...................................................................................... 14

1.4 Perumusan Masalah ................................................................................... 14

1.5 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 14

1.6 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 15

1.7 Orisinalitas Penelitian ............................................................................... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 17

2.1 Kajian Teori Utama (Grand Theory) ........................................................ 17

2.1.1 Biaya Transaksi .................................................................................. 17

2.1.2 Kebijakan Publik ................................................................................ 19

2.1.3 Konsep Efektivitas ............................................................................. 23

2.1.4 Asuransi Usahatani Padi (AUTP) ...................................................... 26

2.2 Kajian Penelitian Terdahulu ...................................................................... 34

2.3 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 38

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 40

3.1 Jenis dan Desain Penelitian ....................................................................... 40

3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ................................ 40

3.2.1 Populasi .............................................................................................. 40

3.2.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .......................................... 41

Page 11: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

xi

3.3 Variabel Penelitian .................................................................................... 42

3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 43

3.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ........................................ 44

3.5.1 Uji Validitas ....................................................................................... 44

3.5.2 Uji Reliabilitas.................................................................................... 46

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...................................................... 47

3.6.1 Analisis Deskriptif.............................................................................. 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 49

4.1 Hasil Penelitian ......................................................................................... 49

4.1.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian................................................ 49

4.1.2 Profil Petani Padi di Kabupaten Pati .................................................. 50

4.2 Mekanisme Program Asuransi Usahatani Padi (AUTP) ........................... 53

4.3 Efektivitas Asuransi Usahatani Padi (AUTP) ........................................... 58

4.3.1 Ketepatan Tujuan Program................................................................. 58

4.3.2 Ketepatan Sasaran Program ............................................................... 62

4.3.3 Ketepatan Manfaat Program............................................................... 65

4.3 Pembahasan ............................................................................................... 71

4.3.1 Efektivitas Program AUTP di Kabupaten Pati ................................... 77

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 79

5.1 Simpulan .................................................................................................... 79

5.2 Saran .......................................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 82

LAMPIRAN .......................................................................................................... 88

Page 12: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Luas Kerusakan Tanaman Padi di Jawa Tengah Tahun 2015-2018

(dalam hektar) ......................................................................................... 5

Tabel 1.2 Data Serapan AUTP di Kabupaten Pati Tahun 2015-2018 .................. 10

Tabel 2.1 Komponen Biaya Transaksi ................................................................. 18

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 35

Tabel 3.1 Ukuran Efektivitas Program AUTP ...................................................... 42

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Ketepatan Tujuan Program ................................... 45

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Ketepatan Sasaran Program .................................. 45

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Ketepatan Manfaat Program ................................. 46

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................... 46

Tabel 3.6 Ukuran Nilai Efektivitas Program AUTP ............................................ 48

Tabel 4.1 Pengalaman Berusahatani Peserta AUTP di Kabupaten Pati .............. 52

Tabel 4.2 Jumlah Tanggungan Keluarga Peserta AUTP di Kabupaten Pati ....... 53

Tabel 4.3 Indikator Ketepatan Tujuan Program .................................................. 59

Tabel 4.4 Indikator Ketepatan Sasaran Program ................................................. 62

Tabel 4.5 Indikator Ketepatan Manfaat Program ................................................ 65

Tabel 4.6 Efektivitas tiap Indikator Program ...................................................... 78

Page 13: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................ 39

Gambar 4.1 Identitas Responden berdasarkan usia .............................................. 50

Gambar 4.2 Identitas Responden berdsasarkan Pendidikan Terakhir .................. 51

Gambar 4.3 Pelaksanaan AUTP ........................................................................... 54

Gambar 4.4 Pendaftaran Peserta AUTP ............................................................... 56

Page 14: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Observasi ......................................................................... 89

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian.......................................................................... 94

Lampiran 3. Daftar Peserta AUTP di Kabupaten Pati .......................................... 95

Lampiran 4. Instrumen Kuesioner Penelitian...................................................... 104

Lampiran 5. Identitas Responden ........................................................................ 108

Lampiran 6. Tabulasi Data Penelitian ................................................................. 110

Lampiran 7. Hasil Uji Instrumen Validitas dan Reliabilitas ............................... 116

Page 15: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dimana sebagian besar

kegiatan ekonominya masih berpusat pada sektor pertanian. Sektor pertanian

menjadi sektor fundamental dalam pembangunan ekonomi, dikarenakan banyak

sektor lain yang masih bergantung pada sektor pertanian sebagai penyedia bahan

baku (input) produksi. Di sisi lain produk hasil pertanian merupakan produk ekspor

utama di Indonesia, artinya sebagian besar penduduk Indonesia masih bergantung

pada sektor pertanian sehingga pendapatan riil yang berasal dari sektor pertanian

masih bagian terbesar dari PDB (Produk Domestik Bruto) nasional. Di Indonesia,

kontribusi sektor pertanian terhadap PDB terbesar ketiga setelah sektor industri

pengolahan dan sektor perdagangan.

Selain memberikan kontribusi besar terhadap PDB nasional, sektor pertanian

juga berperan sebagai penyedia sumber pangan bagi masyarakat, sumber investasi,

penyedia lapangan pekerjaan, pengentasan kemiskinan, dan peningkatan

pendapatan masyarakat serta penghasil devisa negara melalui ekspor dan

sebagainya (Insyafiah & Wardhani, 2014). Salah satu komoditas pertanian yang

menjadi komoditas potensial di Indonesia yakni komoditas tanaman padi.

Menurut Rostow, sektor pertanian memiliki peranan penting dalam

perekonomian Indonesia. Dimana kemajuan pada sektor pertanian diperlukan untuk

menjamin bahan makanan bagi penduduk yang bertambah sebagai akibat dari

Page 16: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

2

industrialisasi agar mendapat bahan makanan yang cukup. Selain itu,

perkembangan dan kenaikan produktivitas di sektor pertanian dapat menunjang

perkembangan atau perluasan pasar di sektor industri (Sukirno, 2014).

Namun potensi besar yang dimiliki sektor pertanian tidak memberikan

kesejahteraan bagi para pelaku usahatani. Hal ini dikarenakan sebagian besar petani

termasuk golongan miskin dengan sistem pertanian yang masih tradisional dan

masih mengandalkan keadaan alam, iklim, cuaca serta letak geografis. Sekarang ini

pemerintah mulai menghadapi masalah terkait dengan keberlanjutan program

peningkatan hasil produksi di sektor tanaman padi, khususnya terkait dengan

perubahan iklim global dan perdagangan internasional (Pasaribu, 2009). Masalah

ini menjadi sangat penting seiring dengan perkembangan perekonomian global.

Di sisi lain komoditas padi juga memiliki risiko ketidakpastian tinggi yang

ditanggung sendiri oleh para pelaku usahatani. Risiko ketidakpastian tersebut

meliputi kegagalan panen akibat kekeringan, kebanjiran dan serangan Organisme

Pengganggu Tanaman (OPT) hama-penyakit karena perubahan iklim. Singagerda

(2009) menjelaskan bahwa sektor pertanian di Indonesia khususnya tanaman

pangan termasuk pertanian konvensional dengan sistem pola tanam tradisional

sehingga masih mengandalkan keadaan alam, cuaca, iklim dan letak geografis.

Dampak serius yang dihadapi Indonesia akibat perubahan iklim yang menyebabkan

banjir dan kekeringan adalah kenaikan suhu udara dan permukaan air laut serta

perubahan curah hujan dan iklim ekstrim.

Lamusa (2010) mengklasifikasikan risiko usahatani padi menjadi tiga

kategori yaitu risiko sebelum musim tanam (persiapan teknis), risiko saat musim

Page 17: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

3

tanam, dan risiko pasca panen. Risiko sebelum musim tanam meliputi pemilihan

lokasi penanaman, waktu tanam, serta pemilihan varietas padi yang akan ditanam.

Risiko saat musim tanam meliputi risiko yang terjadi selama masa penanaman

hingga sebelum masa panen. Risiko saat musim tanam umumnya banyak

disebabkan oleh faktor eksternal seperti perubahan iklim, kondisi lingkungan,

serangan OPT hama-penyakit, maupun bencana alam seperti gempa bumi, banjir

dan kekeringan. Sedangkan risiko pasca panen meliputi risiko penggunaan alat,

penyimpanan, pengangkutan, distribusi serta harga.

Sebagian besar sumber risiko ketidakpastian usahatani berasal dari perubahan

iklim dan permasalahan lingkungan. Adapun risiko umum yang sering terjadi

adalah kekeringan, banjir, dan tanah longsor akibat adanya perubahan sebaran

spasial dan temperatur curah hujan. Selain itu, pergeseran curah hujan dan

ketidakseimbangan iklim juga berpotensi meningkatkan risiko serangan jenis

hama-penyakit tanaman seperti tikus, wereng, hama pengerek batang dan blas

(Suharyanto, Rinaldy, & Arya, 2013).

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Wati, Estiningtyas, &

Fatkhuroyan, 2016) dimana sektor pertanian sangat sensitif terhadap perubahan

musim hujan dan kemarau akibat perubahan iklim. Dampak dari perubahan iklim

tersebut tidak hanya mempengaruhi petani, tetapi juga dalam menyediakan pasokan

pangan untuk seluruh masyarakat. Carter, Cheng dan Sarris (2011) menyatakan

bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang rentan terhadap berbagai risiko

bencana terutama banjir. Selain bencana banjir, Estiningtyas (2015) juga

menambahkan bencana kekeringan sebagai faktor lain dari perubahan iklim yang

Page 18: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

4

dapat mempengaruhi produktivitas pertanian. Jika kerusakan tanaman padi

disebabkan karena banjir, maka penurunan hasil produktivitas padi disebabkan oleh

kekeringan.

Kabupaten Pati merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang

memiliki potensi besar dalam bidang pertanian. Sektor pertanian menjadi tulang

punggung ekonomi Pati terutama komoditas tanaman padi dan menjadikan

Kabupaten Pati termasuk sebagai sentra produksi padi terbesar di Jawa Tengah.

Sesuai dengan motto yaitu “Pati Bumi Mina Tani” sangat tepat diberikan untuk

Kabupaten Pati dimana 39 persen luas wilayah di Kabupaten Pati merupakan lahan

sawah dan hampir 50 persen jumlah penduduknya bermata pencaharian di sektor

pertanian.

Namun dalam beberapa tahun terakhir petani padi di Kabupaten Pati

dihadapkan pada risiko ketidakpastian tinggi yang ditanggung sendiri oleh para

petani dalam usahataninya berupa kegagalan panen akibat kekeringan, kebanjiran

dan serangan OPT hama-penyakit. Hal ini dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

Page 19: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

5

Tabel 1.1 Luas Kerusakan Tanaman Padi akibat Kekeringan, Kebanjiran dan Serangan OPT di Jawa Tengah

Tahun 2015-2018 (dalam hektar)

No Nama Kabupaten/

Kota

2015 2016 2017 2018

Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso

1 Kab. Brebes 6.190 462 5.774 13 7.964 140 5.903 309

2 Kota Tegal 210 37 26 0 325 28 904 65

3 Kab. Tegal 5.275 1.035 3.131 0 2.845 209 2.554 265

4 Kab. Pemalang 19.049 2.846 13.488 248 10.016 64 7.384 242

5 Kota Pekalongan 600 32 544 0 371 12 1.239 19

6 Kab. Pekalongan 9.202 1.304 8.370 69 5.314 58 6.799 102

7 Kab. Batang 4.532 348 1.581 2 1.918 53 2.132 109

8 Kota Semarang 238 27 329 0 180 16 489 0

9 Kota Salatiga 47 0 47 0 112 0 100 0

10 Kab. Semarang 2.690 537 2.007 89 1.828 121 1.418 480

11 Kab. Kendal 3.855 1.055 4.441 398 1.544 15 2.884 87

12 Kab. Demak 5.288 739 1.379 11 1.511 155 2.178 272

13 Kab. Grobogan 11.512 2.420 5.436 872 4.067 1.357 3.452 6.782

14 Kab. Pati 9.514 1.085 9.566 1.480 10.802 1.522 11.305 2.140

15 Kab. Kudus 2.186 206 6.646 796 3.821 845 4.147 181

16 Kab. Jepara 5.835 91 3.732 75 3.619 63 5.379 717

17 Kab. Rembang 5.371 300 9.687 2.857 2.288 0 3.112 177

18 Kab. Blora 13.251 2.776 9.073 192 5.599 27 4.292 16

19 Kab. Banyumas 7.619 490 8.641 491 13.694 2.535 4.794 218

20 Kab. Cilacap 17.390 2.617 17.261 2.330 13.375 1.062 8.400 516

Page 20: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

6

No Nama Kabupaten/

Kota

2015 2016 2017 2018

Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso

21 Kab. Purbalingga 2.631 198 2.967 41 3.336 273 3.612 34

22 Kab. Banjarnegara 3.088 250 2.712 5 4.009 27 2.667 13

23 Kab. Km Magelang 4 0 1 0 32 1 494 0

24 Kab. Magelang 876 96 502 0 438 20 291 38

25 Kab. Temanggung 895 25 927 0 1.275 15 383 1

26 Kab. Wonosobo 692 91 570 0 594 0 722 0

27 Kab. Purworejo 5.432 103 8.612 236 2.664 0 2.093 168

28 Kab. Kebumen 1.330 16 3.636 8 2.508 4 3.435 252

29 Kab. Sukoharjo 2.254 0 5.321 89 2.160 79 4.438 36

30 Kab. Karanganyar 1.323 66 1.235 0 846 8 2.019 456

31 Kab. Wonogiri 2.037 64 1.652 29 10.636 513 1.450 47

32 Kab. Sragen 1.782 37 4.479 834 1.473 2 2.408 220

33 Kab. Klaten 3.329 25 4.740 129 5.953 727 2.486 17

34 Kab. Boyolali 1.064 17 1.341 0 1.466 0 2.276 631

35 Kota Surakarta 0 0 0 0 1 0 210 0

JAWA TENGAH 156.591 19.395 149.854 11.294 128.584 9.951 107.849 14.610

Sumber: Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Holtikultura (BPTPH) Provinsi Jawa Tengah

Page 21: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

7

Tabel 1.1 menunjukkan luas kerusakan tanaman padi masing-masing

Kabupaten/Kota di Jawa Tengah pada tahun 2015-2018 yang disebabkan oleh

kekeringan, kebanjiran dan serangan OPT hama-penyakit. Kabupaten Pati masuk

dalam lima besar kabupaten dengan luas kerusakan tertinggi dan terus mengalami

peningkatan setiap tahunnya jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Jawa

Tengah. Tahun 2015 luas kerusakan tanaman padi di Kabupaten Pati sebesar 10.599

hektar dan terus mengalami peningkatan hingga tahun 2018 menjadi 13.445 hektar.

Meskipun bukan menjadi kabupaten dengan luas kerusakan tanaman padi tertinggi

di Jawa Tengah, namun kerusakan tanaman padi di Kabupaten Pati terus mengalami

peningkatan jika dibandingkan dengan kesarabupaten/kota lain di Jawa Tengah.

Luas kerusakan tanaman padi terparah terjadi pada tahun 2018 yang disebabkan

karena kekeringan. Keadaan tersebut menyebabkan petani mengalami kerugian

pada usahataninya sehingga berpengaruh pada pendapatan rumah tangga,

pengembalian dan pengusahaan modal kerja serta biaya hidup lainnya yang akan

diterima petani sehingga petani akan kesulitan untuk memperoleh modal kerja

untuk melanjutkan kegiatan usahataninya pada musim taman selanjutnya.

Petani padi selalu dihadapkan oleh berbagai masalah, diantaranya adalah

masalah kekurangan modal serta tidak adanya proteksi yang efektif dalam

menjalankan kegiatan usahataninya jika mengalami gagal panen. Apabila petani

mengalami kekurangan modal maka petani akan kesulitan dalam menjalankan

kegiatan usahatani yang lebih produktif, sehingga keberlangsungan usahataninya

akan terancam (Sulaiman, et al., 2018).

Page 22: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

8

Sebenarnya, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan dan program

terkait permasalahan yang terjadi pada sektor pertanin khususnya tanaman pangan.

Beberapa program yang telah diupayakan pemerintah seperti menjaga kestabilan

harga hasil pertanian dengan membeli langsung hasil dari pertanian, optimalisasi

lahan terlantar memelalui System Of Rice Intensification (SRI), pemberian subsidi

benih dan pupuk, bantuan alsintan dan saprodi, Kredit Ketahanan Pangan dan

Energi (KKPE), Kredit Pembangunan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan

(KPEN-RP), Kredit Usahatani Rakyat (KUR) hingga membangun jejaring pasar

hasil pertanian melalui sub terminal agribisnis atau sejenisnya. Namun bantuan

tersebut dirasa belum mampu untuk membantu permasalahan yang ada di sektor

pertanian (Insyafiah & Wardhani, 2014).

Oleh karena itu, untuk mengatasi kerugian yang dialami petani maka

pemerintah mulai mengupayakan perlindungan usahatani dalam bentuk asuransi

pertanian. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang No. 19 Tahun 2013

tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, yang kemudian ditindak lanjuti

dengan penerbitan Peraturan Menteri Pertanian No. 40 Tahun 2015 tentang Fasilitas

Asuransi Pertanian (Kementan, 2018). Asuransi adalah mekanisme pengalihan

risiko dari pihak tertanggung kepada pihak penanggung dengan membayar

sejumlah premi asuransi sehingga penanggung wajib membayar kerugian yang

terjadi dan dijamin. Sedangkan asuransi pertanian sendiri adalah perjanjian antara

petani dengan perusahaan asuransi untuk mengikat diri dalam bentuk

pertanggungan risiko ketidakpastian usahatani padi. Jadi asuransi ini bentuk dari

pengalihan risiko antara petani dengan pihak asuransi sehingga ketika petani

Page 23: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

9

ditimpa hal buruk terkait dengan usahataninya, maka perusahaan asuransi siap

menganggung sebagian risikonya (Kementan, 2018).

Tujuan dari adanya Asuransi Usahatani Padi (AUTP) ini yaitu melindungi

petani dari kerugian nilai ekonomi usahatani akibat kegagalan panen yang dialami

petani saat musim tanam berlangsung. Melalui AUTP petani akan memperoleh

jaminan terhadap kerusakan tanaman padi akibat kekeringan, kebanjiran, serangan

OPT hama-penyakit, sehingga petani akan mendapatkan biaya ganti rugi yang dapat

digunakan sebagai modal kerja demi keberlangsungan usahatani untuk melanjutkan

kegiatan pada musim tanam selanjutnya.

Asuransi pertanian merupakan hasil kajian yang dilaksanakan secara intensif

sejak tahun 2008 oleh Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian, namun baru direalisasikan di Indonesia

pada tahun 2015 sehingga AUTP masih tergolong baru. Alokasi dana yang

digunakan pemerintah untuk progran AUTP berasal dari Anggaran Pendapatan

Belanja Negara (APBN) (Djunedi, 2016).

Asuransi Usahatani Padi (AUTP) ini diberikan kepada petani yang

melakukan usaha budidaya tanaman padi pada lahan pertanian paling luas 2 (dua)

hektar dengan membayar biaya premi sebesar Rp 180.000,-/Ha/MT. Dalam

pelaksanaannya, pemerintah menunjuk BUMN yaitu PT. Jasa Asuransi Indonesia

(Jasindo) sebagai perusahaan penyedia jasa asuransi pertanian. Namun dalam hal

ini pada tahun 2015 sampai 2017 pemerintah mulai menerbitan Peraturan Menteri

Pertanian No. 40/Permentan/SR.230/7/2015 tentang Dasar Pelaksanaan Fasilitas

Page 24: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

10

Asuransi Pertanian yang kemudian disempurnakan dalam pedoman Kementan No.

15/Kpts/SR.230/B/05/2017 tentang Bantuan Premi Asuransi Usahatani Padi.

Kementerian Pertanian masih mengembangkan pelaksanaan AUTP dengan

memberikan bantuan premi kepada petani peserta AUTP.sesuai dengan Keputusan

Menteri Pertanian RI No. 02/Ktps/SR.220/B/01/2016 tentang Pedoman Bantuan

Premi Asuransi Usahatani Padi, ditetapkan harga pertanggungan sebesar Rp

6.000.000,-/Ha/MT sebagai dasar perhitungan premi dan batas maksimum ganti

rugi. Bantuan subsidi premi yang diberikan pemerintah yaitu sebesar Rp 144.000,-

/Ha/MT atau sekitar 80 persen dari biaya premi yang seharusnya dibayar oleh petani

yaitu sebesar Rp 180.000,-/Ha/MT. Jadi, petani hanya perlu membayar biaya premi

sebesar Rp 36.000,-/Ha/MT atau sekitar 20 persen saja. Hal ini dimaksudkan untuk

membantu petani secara ekonomi agar petani tertarik untuk mengikuti Program

AUTP sehingga kerugian kegagalan panen akibat bencana alam seperti kekeringan,

kebanjiran serta serangan OPT hama-penyakit dapat diminimalisir.

Namun pada kenyataannya sampai saat ini partisipasi keikutsertaan petani

dalam Program AUTP di Kabupaten Pati masih rendah dan tidak sesuai dengan

target yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Padahal Program AUTP sangat tepat

dilaksanakan di Kabupaten Pati mengingat Kabupaten Pati merupakan kabupaten

dengan luas kerusakan tanaman padi tertinggi di Jawa Tengah.

Tabel 1.2 Data Serapan AUTP Di Kabupaten Pati Tahun 2015 – 2018

Tahun Target AUTP (Ha) Realisasi AUTP (Ha) %

2015 4.000 2.663,41 66,59

2016 3.500 570,19 16,29

2017 4.000 4.366,31 109,16

2018 4.500 2.251,51 50,03

Sumber: Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah dan PT. Jasa Asuransi

Indonesia (Jasindo) Kota Semarang

Page 25: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

11

Tabel 1.2 menunjukkan serapan Program AUTP di Kabupaten Pati pada

tahun 2015-2018. Secara keseluruhan serapan Program AUTP di Kabupaten Pati

dari tahun 2015-2018 relatif rendah dan masih di bawah target yang telah ditetapkan

oleh pemerintah, meskipun pada tahun 2017 realisasi AUTP yaitu sebesar 4.366,31

hektar sudah melebihi target AUTP yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu sebesar

4.000 hektar. Padahal Program AUTP sudah berjalan selama 4 tahun, namun

keikutsertaan petani dalam program ini masih rendah.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Petanian di Kabupaten Pati, dari

21 kecamatan di Kabupaten Pati hanya 5 kecamatan yang mengikuti Program

AUTP dan tidak semua petani yang tergabung dalam kelompok tani mengikuti

program tersebut. Hal ini dikarenakan petani masih belum percaya dengan adanya

AUTP. Sesuai dengan pendapat Bapak Ikhwanuddin ketua kelompok tani Sawi

Makmur 1, beliau mengatakan bahwa ada beberapa anggota kelompok taninya

belum mengikuti Program AUTP karena mereka belum percaya bahwa lahan sawah

yang mengalami kegagalan panen akibat kebanjiran, kekeringan dan serangan OPT

hama-penyakit akan mendapatkan biaya ganti rugi melalui pertanggungan asuransi.

Sektor pertanian tanaman padi merupakan salah satu sektor yang memiliki tingkat

risiko kertidakpastian tinggi, sehingga mereka menganggap bahwa tidak ada

lembaga perbankan atau pihak pemodal yang mau menanggung risiko

ketidakpastian tersebut. Hal itulah yang menyebabkan rendahnya keikutsertaan

petani dalam Program AUTP.

Hal lain juga diungkapkan oleh Bapak Badrut Taman ketuan kelompok tani

Panguripan yang menyatakan bahwa tidak semua anggota kelompok taninya

Page 26: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

12

mengikuti Program AUTP dikarenakan tidak semua lahan pertanian yang dimiliki

mengalami dampak dari kegagalan panen yang disebabakan kebanjiran, kekeringan

atau serangan OPT hama-penyakit. Sehingga hal tersebut menyebabkan rendahnya

keikutsertaan petani padi dalam Program AUTP.

Oleh karena perlu dikaji secara mendalam mengenai tingkat efektifitas

Program AUTP yang telah diimplementasikan beberapa tahun terakhir ini bagi

petani padi Kabupaten Pati. Hal ini bertujuan untuk melihat seberapa besar program

tersebut menghasilkan output yang telah ditargetkan sejak awal, sehingga penulis

mengambil judul “Efektivitas Program Asuransi Usahatani Padi (AUTP) di

Kabupaten Pati”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka

dapat diidentifikasikan beberapa masalah dalam penelitian ini diantaranya:

1. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peran penting

dalam perekonomian di Indonesia. Namun pada kenyataannya sektor

pertanian khususnya tanaman pangan padi dihadapkan pada risiko

ketidakpastian yang tinggi yang ditanggung sendiri oleh para petani. Risiko

ketidakpastian tersebut disebabkan karena perubahan iklim yang

menyebabkan petani mengalami kegagalan panen akibat kekeringan,

kebanjiran, dan serangan OPT hama-penyakit.

2. Dalam kurun waktu empat tahun terakhir, Kabupaten Pati masuk dalam lima

besar kabupaten dengan luas kerusakan tertinggi di Jawa Tengah yang

Page 27: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

13

disebabkan oleh kekeringan, kebanjiran dan serangan OPT hama-penyakit.

Tahun 2015 luas kerusakan tanaman padi di Kabupaten Pati sebesar 10.599

hektar dan terus mengalami peningkatan hingga tahun 2018 menjadi 13.445

hektar. Mekipun bukan menjadi kabupaten dengan luas kerusakan tanaman

padi tertinggi di Jawa Tengah, namun kerusakan tanaman padi di Kabupaten

Pati terus mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan kabupaten/kota

lain di Jawa Tengah. Apabila hal ini dibiarkan terus menerus maka akan

berpengaruh pada pendapatan rumah tangga, pengembalian dan pengusahaan

modal kerja serta biaya hidup lainnya yang akan diterima petani sehingga

petani akan kesulitan untuk memperoleh modal kerja untuk melanjutkan

kegiatan usahataninya pada musim taman selanjutnya.

3. Untuk mengatasi masalah yang dialami petani maka pemerintah mulai

mengupayakan perlindungan usahatani dalam bentuk asuransi pertanian.

Asuransi pertanian ini merupakan bentuk pengalihan risiko antara petani

dengan perusahaan asuransi sehingga ketika petani ditimpa hal buruk yang

tak terduga terkait dengan usahataninya, maka perusahaan asuransi siap untuk

menanggung sebagian risikonya.

4. Program AUTP ini merupakan hasil kajian yang dilakukan pada tahun 2008

dan sudah direalisasikan di Indonesia pada tahun 2015. Berdasarkan data

Dinas Pertanian KabupatenPati, serapan Program AUTP di Kabupaten Pati

masih rendah dan belum memenuhi target yang telah ditetapkan oleh

pemerintah. Sehingga perlu adanya penelitian mengenai efektivitas Program

AUTP agar program ini dapat terlaksana secara makasimal.

Page 28: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

14

1.3 Cakupan Masalah

Agar penelitian ini dapat lebih fokus dan mendalam terhadap permasalahan

yang akan diteliti, maka penelitian ini perlu dilakukan cakupan atau batasan.

Cakupan atau batasan masalah dalam penelitian ini adalah mengetahui efektivitas

Program AUTP di Kabupaten Pati. Indikator yang digunakan untuk mengukur

tingkat efektivitas program adalah ketepatan tujuan program, ketepatan sasaran

program serta ketepatan manfaat program.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka perumusan masalah

yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana efektivitas pelaksanaan Program Asuransi Usahatani Padi

(AUTP) dilihat dari ketepatan tujuan program di Kabupaten Pati?

2. Bagaimana efektivitas pelaksanaan Program Asuransi Usahatani Padi

(AUTP) dilihat dari ketepatan sasaran program di Kabupaten Pati?

3. Bagaimana efektivitas pelaksanaan Program Asuransi Usahatani Padi

(AUTP) dilihat dari ketepatan manfaat program di Kabupaten Pati?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui efektivitas pelaksanaan Program Asuransi Usahatani Padi

(AUTP) dilihat dari ketepatan tujuan program di Kabupaten Pati.

Page 29: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

15

2. Mengetahui efektivitas pelaksanaan Program Asuransi Usahatani Padi

(AUTP) dilihat dari ketepatan sasaran program di Kabupaten Pati.

3. Mengetahui efektivitas pelaksanaan Program Asuransi Usahatani Padi

(AUTP) dilihat dari ketepatan manfaat program di Kabupaten Pati.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

teoretis maupun secara praktis. Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini

antara lain:

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis hasil penelitian mengkaji tentang teori ekonomi

pertanian, khususnya biaya transaksi dan efektivitas suatu program dalam

Program AUTP di Kabupaten Pati.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pemerintah, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi

bahan evaluasi dan bahan pertimbangan dalam penyusunan dan

pengambilan keputusan atau kebijakan mengenai penerapan Program

Asuransi Usahatani Padi (AUTP).

b. Bagi Petani, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi terkait dengan peran Asuransi Usahatani Padi (AUTP).

Page 30: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

16

1.7 Orisinalitas Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada penelitian terdahulu yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Olga Satrio (2018). Adapun perbedaan penelitian

ini dengan penelitian terdahulu adalah lokasi penelitian di Kabupaten Pati pada

tahun 2019 dengan objek penelitian yaitu petani padi yang menjadi peserta Program

AUTP. Adapaun perbedaan lainnya yaitu penggunaan variabel. Dalam penelitian

ini variabel yang digunakan yaitu variabel indikator ketepatan tujuan program,

ketepatan sasaran program dan ketepatan manfaat program.

Page 31: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

17

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori Utama (Grand Theory)

2.1.1 Biaya Transaksi

Biaya transaksi adalah biaya selain harga barang dan/atau jasa yang telah

dikeluarkan. Biaya transaksi sering disebut sebagai biaya tersembunyi. Artinya

biaya yang dikeluarkan di luar atau selain dari biaya produksi sehingga keberadaan

biaya ini akan meningkatkan total biaya yang akan dikeluarkan dalam sebuah

usaha. Akibatnya tingginya biaya yang akan dikeluarkan oleh pelaku usaha karena

adanya biaya transaksi akan menimbulkan perbedaan harga yang akan diterima oleh

konsumen dan harga yang akan diterima oleh produsen (Sultan & Rachmina, 2015).

Menurut Coase (1937) dalam (Fadhiela, Rachmina, & Winandi, 2018), biaya

transaksi merupakan biaya yang timbul dalam mengkoordinasikan aktivitas

ekonomi yang menggunakan mekanisme harga dan biaya ini tidak dapat

terhindarkan. Keberadaan biaya transaksi akan membuat pengalokasian dana untuk

biaya yang harus dikeluarkan akan semakin bertambah. Biaya-biaya yang

dikeluarkan ini bisa berupa waktu maupun sumberdaya yang diukur atau

dikonversikan dalam bentuk satuan mata uang untuk melaksanakan suatu transaksi

(pertukaran hak kepemilikan) yang berupa barang, jasa maupun hak intelektual.

Biaya transaksi biasanya terjadi dalam proses yang berulang yang bersifat khusus

dengan kondisi pelaku usaha yang memiliki nalar yang terbatas, dan biasanya

pelaku usaha yang bersifat spekulasif. Williamson mengungkapkan bahwa semakin

Page 32: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

18

tinggi biaya transaksi yang terjadi dalam kegiatan ekonomi, maka semakin tidak

efisien kelembagaan yang terbentuk, demikian sebaliknya (Fadhiela, Rachmina, &

Winandi, 2018).

North dan Thomas (1973) dalam (Fadhiela, Rachmina, & Winandi, 2018)

mengklarifikasi biaya transaksi menjadi tiga jenis yaitu 1) biaya pencarian (search

cost) yaitu biaya untuk mendapatkan informasi tentang keuntungan atau kerugian

suatu transaksi/pertukaran, 2) biaya negosiasi (negotiation cost) yaitu biaya

perundingan syarat-syarat suatu transaksi/pertukaran, dan 3) biaya pelaksana

(enforcement cost) yaitu biaya untuk melaksanakan suatu kontrak/transaksi.

Adapaun komponen biaya transaksi dapat ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 2.1 Komponen Biaya Transaksi

Komponen Transaksi Keterangan

Travel Cost Biaya transportasi yang digunakan untuk melakukan

seluruh proses transaksi/pertukaran bisa berupa uang

bensin (kendaraan pribadi) maupun uang transportasi

lain (kendaraan umum)

Opportunity Cost Biaya yang dikorbankan akibat meninggalkan

pekerjaan utama (non tunai)

Tax Pajak dan materai (pajak tidak langsung untuk

dokumen transaksi

Communication cost Biaya pulsa/komunikasi (upah perantara/fee trander)

Paper cost Fotocopi dan berkas/form

Sumber: Fadhiela, Rachmina dan Winandi, 2018

Sedangkan UNDP (2000) mengidentifikasikan biaya transaksi menjadi tiga

komponen. Pertama, biaya administrasi yaitu biaya yang muncul dari input sumber

daya yang dibutuhkan untuk melakukan transaksi antara lain biaya kegiatan

Page 33: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

19

administrasi dan staff. Kedua, biaya tidak langsung yaitu biaya yang muncul

sebagai dampak dari mekanisme pemasaran bagi pencapaian tujuan kegiatan.

Ketiga, biaya oportunitas yaitu keuntungan yang hilang dari aplikasi-aplikasi

alternatif sumberdaya yang dikonsumsi dalam proses transaksi.

Hal ini terjadi dibeberapa kasus dalam sektor pertanian. Dimana biaya

transaksi ini sulit untuk diidentifikasi oleh pelaku usahatani. Menurut Berge, Kjetil,

& Bertil (2011) dalam (Sultan & Rachmina, 2015), rendahnya pendidikan pelaku

usahatani mengakibatkan sulitnya untuk membedakan atau mengklasifikasi semua

bentuk biaya yang akan dikeluarkan. Salah satu contoh yaitu biaya yang

dikeluarkan petani untuk membayar premi dalam Program AUTP. Keterlibatan

petani dalam Program AUTP diduga akan menimbulkan biaya transaksi yang akan

berpengaruh terhadap tinggi rendahnya keuntungan usahatani yang akan diterima

sehingga hal ini juga akan berpengaruh pada kesanggupan petani untuk membayar

premi asuransi serta keikutsertaan petani dalam program tersebut..

2.1.2 Kebijakan Publik

Kebijakan diartikan sebagai serangkaian rencana program, aktivitas, aksi,

keputusan atau sikap untuk bertindak maupun tidak yang dilakukan oleh para pihak

sebagai tahapan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi (Ramdhani &

Ramdhani, 2017). Menurut Taufiqurakhman (2014), kebijakan publik merupakan

serangkaian keputusan yang diambil seseorang atau sekelompok orang untuk

mewujudkan tujuan-tujuan tertentu di dalam masyarakat. Dye (2002) mengartikan

kebijakan publik sebagai “Whatever goverment choose to do or not to do”, artinya

Page 34: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

20

kebijakan publik adalah sebuah pilihan pemerintah untuk melakukan sesuatu atau

tidak melakukan sesuatu.

Dalam suatu negara, kebijakan publik menjadi suatu bahasan yang tidak

pernah lepas dari kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan masyarakat maupun

pemerintahan. Kebijakan publik berkaitan dengan pemerintah dan permasalahan-

permasalahan yang muncul dalam masyarakat. Pemerintah dan masyarakat

merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Artinya pemerintah sebagai

representasi dari masyarakat dalam menjalankan kehidupan bernegara, sedangkan

masyarakat sebagai subjek yang harus dilindungi di dalamnya. Oleh karena itu,

pemerintah perlu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat agar

tujuan suatu negara dapat tercapai.

Seperti halnya permasalahan yang dihadapi dalam sektor pertanian,

Pemerintah mulai mengupayakan perlindungan usahatani dengan mengeluarkan

suatu kebijakan yakni Program Asuransi Usahatani Padi (AUTP). Landasan hukum

dalam pelaksanaan asuransi pertanian merupakan amanat Undang-Undang No. 19

Tahun 2013 tentang perlindungan dan pemberdayaan petani, Peraturan Menteri

Pertanian No. 40/PERMENTAN.SR.230/7/2015 tentang Fasilitas Asuransi Pertani.

Undang-Undang No. 19 Tahun 2013 pasal 37 ayat 1 berbunyi: “Pemerintah dan

Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya berkewajiban melindungi usaha

tani yang dilakukan oleh petani dalam bentuk asuransi pertanian”.

Undang-Undang tersebut merupakan landasan hukum utama untuk

merealisasikan asuransi pertanian di Indonesia. Program tersebut dikeluarkan guna

membantu petani dalam mengatasi risiko ketidakpastian tinggi akibat gagal panen

Page 35: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

21

melalui ganti rugi yang diberikan oleh penyedia jasa asuransi sebagai modal kerja

untuk keberlangsungan usahataninya. Pada dasarnya, perlindungan dan

pemberdayaan petani ini bertujuan untuk (Sulaiman, et al., 2018):

1. Mewujudkan kemandirian dan kedaulatan petani dalam rangka meningkatkan

taraf kesejahteraan, kualitas dan kehidupan yang lebih baik.

2. Menyediakan sarana dan prasarana pertanian yang dibutuhkan dalam

pengembangan usahatani.

3. Memberikan kepastian dalam usahatani.

4. Melindungi petani dari fluktuatif harga, gagal panen dan praktik ekonomi

biaya tinggi.

5. Meningkatkan kapasitas dan kemampuan petani, serta kelembagaanpetani

dalam menjalankan usahatani yang modern, maju, produktif dan

berkelanjutan.

6. Menumbuhkembangkan kelembagaan pembiayaan pertanian yang melayani

kepentingan usahatani.

Ramdhani & Ramdhani (2017) menjelaskan bahwa pelaksanaan kebijakan

dapat diukur/dievaluasi berdasarkan:

1. Konsistensi

Suatu kebijakan akan berlangsung dengan baik apabila dalam

pelaksanaannya dilakukan secara konsisten dengan berpegang teguh pada

prosedur dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

Page 36: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

22

2. Transparasi

Kekebasan mengakses informasi, artinya suatu kebijakan dilakukan secara

terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang memerlukan dan

disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.

3. Akuntabilitas

Kebijakan harus dapat dipertanggungjawabkan baik secara administrasi

maupun substansi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Keadilan

Kebijakan harus adil tanpa membedakan kualitas pelayanan pada kelompok

sasaran berdasarkan pertimbangan ras, suku, agama, golongan, status sosial

dan lain-lain.

5. Partisipatif

Partisisipasi aktif masyarakat diperlukan dalam pelaksanaan kebijakan. Hal

ini dimaksudkan untuk mengevaluasi/mengkontrol kinerja pemerintah dan

meminimalisisr penyalahgunaan wewenang.

6. Efektivitas

Dalam pelaksanaan kebijakan publik, efektivitas dapat diukur berdasarkan

keberhasilan pencapaian tujuan program dan sasaran yang telah ditetapkan

sebelumnya.

7. Efisiensi

Efisiensi kebijakan publik dapat diukur berdasarkan indikator penggunaan

sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,

Page 37: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

23

yaitu dengan tingkat penggunaan waktu, biaya, manusia, peralatan dan

sumber daya lainnya.

Ukuran keefektifan kebijakan publik juga dapat dilihat dari sejauh mana

kebijakan itu dapat bermanfaat untuk memecahkan masalah yang hendak

diselesaikan, tepat pelaksanaannya, tepat targetnya (kesesuaian dengan

perencanaan dan intervensi) dan tepat lingkungan, baik lingkungan ekternal

maupun lingkungan internal. Tujuannya untuk mengatur kehidupan bersama dalam

mencapai visi dan misi yang telah disepakati, yaitu untuk mencapai masyarakat

yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD RI Tahun 1945 (Nurman,

2015).

Secara ekonomi, suatu kebijakan publik dibuat dengan tujuan sebagai berikut:

1. Mendukung dan memfasilitasi pasar agar dapat menjalankan fungsinya dalam

mengatur roda perekonomian secara bebas dan kompetitif.

2. Memberi jaminan agar aktivitas ekonomi berlangsung tanpa adanya tekanan

dari pihak manapun.

3. Melumasi dan memperlancar perekonomian bergerak bebas untuk melakukan

kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi.

4. Memberi jaminan dan melindungi kepentingan masyarakat yang tidak

berdaya dari kekuasaan kapitalis.

2.1.3 Konsep Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata efektif dalam bahasa Inggris yaitu effective yang

artinya berhasil atau sesuatu yang dilakukan untuk berhasil dengan baik.

Page 38: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

24

Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah

ditentukan dalam sebuah organisasi, kegiatan maupun program. Tingakt efektivitas

dikukur dengan cara membandingkan antara rencana yang telah ditentukan dengan

hasil yang telah diwujudkan. Dikatakan efektif apabila sudah tercapai tujuan

ataupun sasaran yang telah ditentukan. Hal ini sesuai dengan pendapat H. Emerson

yang menyatakan bahwa efektivitas adalah sebuah pengukuran tercapainya tujuan

yang sudah ditentukan sebelumya.

Pertiwi & Nurcahyanto (2015) mengungkapkan bahwa untuk mengukur

efektivitas suatu program dapat dilihat dari beberapa indikator-indikator yang

ditemukan permasalahan dalam pelaksanaannya yaitu:

1. Sosialisasi program

2. Pemahaman program

3. Ketepatan sasaran

4. Tujuan program

5. Perubahan nyata

Tingkat efektivitas dapat dilihat dari hasil yang telah dicapai. Apalagi hasil

yang dicapai telah memenuhi target yang sudah ditetapkan sebelumnya maka dapat

dikatakan efektif. Begitu pula sebaliknya, apabila hasil yang dicapai tidak sesuai

dengan target yang ditetapkan sebelumnya atau ada kekeliruan ataupun

ketidaksesuaian maka dapat dikatakan tidak efektif (Satrio, 2018). Secara garis

besar, efektivitas suatu program yang digunakan dalam penelitian ini dapat diukur

berdasarkan:

Page 39: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

25

1. Ketepatan Tujuan Program

Ketepatan tujuan program dapat dilihat dari sejauh mana kesesuaian antara

hasil pelaksanan program dengan tujuan program yang telah ditetapkan

sebelumnya. Menurut Ducan (Strees, 1985) dalam Yuliani (2017) menyebutkan

bahwa pencapaian tujuan adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan yang

dipandang sebagai suatu proses. Oleh karena itu, pencapaian tujuan akhir akan

semakin terjamin diperlukan pentahapan yang baik dalam arti pentahapan

pencapaian bagian-bagiannya maupun pentahapan dalam arti periodesasinya.

2. Ketepatan Sasaran Program

Ketepatan sasaran program dapat dilihat dari sejauh mana peserta program

tepat sasaran sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Makmur

(2011) dalam Yuliani (2017), ketepatan sasarasn lebih berorientasi kepada jangka

pendek dan lebih bersifat operasional, penentu sasaran yang tepat baik yang

ditetapkan secara individu maupun sasaran yang ditetapkan secara organisasi

sesungguhnya sangat menentukan keberhasilan aktivitas organisasi. Demikian pula

sebaiknya jika sasaran yang telah ditetapkan itu kurang tepat, maka akan

menghambat pelaksanaan berbagai kegiatan itu sendiri.

3. Keteptanan Manfaat Programs

Kepetapan manfaat program dapat dilihat dari sejauh mana program tersebut

dapat memberikan manfaat bagi penggunanya. Menurut David Krech, Richard S,

Cruthfield dan Egerton L. Ballachey dalam bukunya “Individual dan Society” yang

dikutip oleh Sudarwan Danim dalam bukunya “Motivasi Kepemimpinan dan

Efektivitas Kelompok” menyebutkan bahwa ukuran efektivitas dapat dilihat dari

Page 40: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

26

jumlah hasil yang dikeluarkan, artinya hasil tersebut berupa kuantitas atau bentuk

fisik dalam organisasi, program atau kegiatan yang dilihat dari perbandingan antara

masukan dengan keluaran, kemudian tingkat kepuasan yang diperoleh, produk

kreatif serta intensitas yang akan dicapai.

2.1.4 Asuransi Usahatani Padi (AUTP)

Asuransi atau dalam bahasa Belanda “verzekering” memliki arti

pertanggungan. Dalam bahasa hukum dan ekonomi, asuransi dapat diartikan

sebagai bentuk dari pengelolaan risiko yang digunakan untuk menghindar dari

berbagai risiko kerugian, kerusakan maupun kehilangan. Asuransi juga dapat

diartikan sebagai bentuk transfer dari risiko kehilangan suatu etnitas ke etnitas yang

lain melalui sistem pembayaran penanggulangan risiko.

Menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian

pasal 1 ayat 1, pengertian asuransi yaitu: “Asuransi atau pertanggungan yaitu

perjanjian antara 2 pihak atau lebih, yang mana pihak penangggung mengikatkan

diri kepada pihak tertanggung, dengan menerima premi asuransi untuk memberikan

penggantian kepada pihak tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan

keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum pihak ketiga yang

mungkin akan diderita pihak tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang

tidak pasti atau untuk memerikan suatu pembayaran yang didasarkan atas

meninggalnya atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan”.

Prof. Wiryono Prodjodikoro, S.,H. mengungkapkan bahwa asuransi

merupakan suatu persetujuan dimana pihak yang menjamin berjanji kepada pihak

Page 41: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

27

yang dijamin untuk menerima sejumlah uang sebagai pengganti kerugian yang

mungkin diderita oleh pihak yang dijamin, karena akibat dari suatu peristiwa yang

belum jelas (Silondae & Ilyas, 2013).

Sementara itu, Prof. Mark R. Green mendefinisikan asuransi sebagai suatu

lembaga ekonomi yang bertujuan untuk mengurangi risiko dengan jalan

mengkombinasikan dalam suatu pengelolaan sejumlah objek yang cukup besar

jumlahnya, sehingga kerugian tersebut secara menyeluruh dapat diramalkan dalam

batas-batas tertentu (Silondae & Ilyas, 2013).

Jadi, dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa asuransi merupakan

mekanisme pengalihan risiko dari pihak tertanggung kepada pihak penanggung

dengan membayarkan sejumlah premi asuransi sehingga pihak penanggung

berkewajiban menjamin dan membayar kerugian yang terjadi.

Sedangkan asuransi pertanian merupakan pengalihan risiko yang dapat

memberikan ganti rugi akibat kerugian dalam usahataninya sehingga

keberlangsungan usahataninya dapat terjamin. Menurut Peraturan Menteri

Pertanian No 40/Permentan/SR.230/7/2015 tentang asuransi pertanian melalui

Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia No 02/Kpts/SR.220/B/01/2016,

Asuransi Usahatani Padi (AUTP) adalah perjanjian antara petani dan pihak

perusahaan asuransi untuk mengikatkan diri dalam pertanggungan risiko usahatani

padi.

Asuransi Usahatani padi (AUTP) merupakan salah satu strategi kebijakan

perlindungan yang diberikana kepada petani khususnya petani padi yang telah

ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah sesuai dengan

Page 42: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

28

kewenangannya masing-masing. Pelaksanaan asuransi pertanian sesuai amanah

Undang-Undang No 19 Tahun 2013 pasal 37 yang berbunyi “Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah (Pemda) sesuai dengan kewenangannya berkewajiban

melindungi usahatani yang dilakukan oleh petani dalam bentuk asuransi pertanian”.

Menurut pasal 12 ayat 2, perlindungan petani diberikan kepada:

1. Petani yang memiliki lahan sawah dan melakukan usaha budidaya tanaman

padi pada lahan paling luas 2 (dua) hektar

2. Petani penggarap yang tidak memiliki lahan usahatani dan menggarap lahan

sawah paling luas 2 (dua) hektar

3. Petani hortikultura, pekebun, atau peternak skala usaha kecil sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan.

2.1.5 Tujuan Asuransi Usahatani Padi (AUTP)

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan

dan Pemberdayaan Petani. Asuransi pertanian memiliki tujuan yaitu untuk

memberikan perlindungan kepada petani dalam bentuk bantuan modal kerja jika

terjadi kerusakan tanaman atau gagal panen sebagai akibat dari risiko bencana alam,

dampak perubahan iklim, wabah penyakit menular, serangan Organisme

Pengganggu Tanaman (OPT) hama-penyakit, dan/atau risiko lainnya (Insyafiah &

Wardhani, 2014).

Page 43: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

29

Menurut Sumaryanto & Nurmanaf (2007) ada beberapa tujuan dari adanya

AUTP, diantaranya:

1. Menstabilkan pendapatan petani melalui pengurangan tingkat kerugian yang

dialami petani karena kehilangan hasil usahatani

2. Merangsang petani mengadopsi teknologi usahatani yang dapat

meningkatkan efisiensi dan produksi penggunaan sumberdaya

3. Mengurangi risiko yang dihadapi lembaga pengkreditan pertanian dan

memperbaiki akses petani terhadap lembaga pengkreditan.

Sedangkan menurut Zakariah & Rismayani (2017), tujuan dari adanya AUTP

adalah untuk memberikan jaminan perlindungan dari risiko-risiko kerugian yang

dialami oleh petani, meningkatkan efisiensi pengawasan dan pengamanan

usahatani, serta dapat dijadikan sebagai dasar jaminan bagi lembaga perbankan

untuk memberikan kredit.

2.1.6 Manfaat Asuransi Usahatani Padi (AUTP)

Pelaksanaannya AUTP ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

petani apabila terjadi kegagalan panen dalam usahataninya sehingga petani akan

mendapatkan ganti rugi dan terhindar dari rentenir seta memiliki modal kerja untuk

segera menanam kembali. Dalam Kementan (2018) terdapat beberapa manfaat yang

dapat diberikan kepada petani melalui AUTP antara lain:

1. Memperoleh ganti rugi keuangan yang akan digunakan sebagai modal kerja

untuk kegiatan usahatani selanjutnya

Page 44: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

30

2. Meningkatkan aksesibilitas petani terhadap sumber-sumber pembiayaan

pertanian

3. Mendorong petani untuk menggunakan input produksi sesuai dengan anjuran

usahatani yang baik

Menurut Insyafiah & Wardhani (2014) manfaat yang akan diperoleh petani

setelah mengikuti AUTP antara lain:

1. Melindungi petani dari sisi finansial atau pendanaan terhadap kerugian akibat

kegagalan panen

2. Meningkatkan produksi dan produktivitas di sektor pertanian

3. Menstabilkan pendapatan petani karena adanya tanggungan kerugian dari

pihak asuransi ketika terjadi kerugian akibat gagal panen

4. Meningkatkan posisi petani dimata lembaga pembiayaan untuk mendapatkan

kredit petani

5. Asuransi adalah salah satu cara mengedukasi petani untuk bercocok tanam

yang baik sebagai salah satu prasyarat dalam mengikuti asuransi pertanian

Sedangkan manfaat yang akan diperoleh pemerintah dengan adanya asuransi

pertanian ini adalah:

1. Melindungi APBN sebagai akibat dari kerugian bencana alam di sektor

pertanian karena sudah dicover oleh perusahaan asuransi

2. Mengurangi alokasi dana untuk bencana alam

3. Mengurangi kemiskinan di sektor pertanian dalam jangka panjang

4. Dalam jangka panjang diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi di

sektor pertanian secara nasional sehingga mengurangi impor

Page 45: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

31

5. Adanya kepastian alokasi dana untuk APBN sebesar bantuan biaya premi

asuransi pertanian

Adapun manfaat asuransi pertanian menurut Yamagucgi (1987) sebagai berikut:

1. Asuransi pertanian dapat melindungi petani dari kerugian secara finansial

akibat dari kegagalan panen melalui fungsi tanggungan kerugian

2. Asuransi pertanian dapat meningkatkan posisi tawar petani terhadap kredit

pertanian. Hal ini dikarenakan asuransi pertanian menjamin perlindungan

petani dari kegagalan panen sehingga peserta asuransi mendapat rasio kredit

yang lebih baik jika asuransi termasuk di dalamnya

3. Asuransi pertanian dapat memberikan kontribusi terhadap stabilitas ekonomi

yang lebih baik akibat dampak dari kerusakan tanaman dalam ruang dan

waktu

4. Di samping asuransi pertani dapat meningkatkan pendapatan petani, asuransi

juga berdampak positif dalam meningkatkan produktivitas hasil pertanin

dengan mencegah dan membatasi kerugian kegagalan panen akibat

kekeringan, kebanjiran maupun serangan OPT hama-penyakit.

2.1.7 Risiko yang Dijamin dalam Asuransi Usahatani Padi (AUTP)

Dalam Kementan (2018), AUTP memberikan jaminan atas kerusakan pada

tanaman padi yang diasuransikan sebagai akibat kegagalan panen oleh kekeringan,

kebanjiran dan serangan OPT hama-penyakit dengan batasan-batasan sebagai

berikut:

Page 46: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

32

1. Banjir atau kebanjiran, yaitu tergenangnya lahan pertanian selama periode

pertumbuhan tanaman dengan kedalaman dan jangka waktu tertentu,

sehingga mengakibatkan kerusakan pada tanaman dan menurunkan tingkat

produksi hasil tanaman

2. Kekeringan, yaitu tidak terpenuhinya kebutuhan air pada lahan pertanian

selama periode pertumbuhan tanaman yang mengakibatkan pertumbuhan

tanaman tidak resiimal, sehingga mengakibatkan kerusakan pada tanaman

dan menurunkan tingkat produksi hasil tanaman

3. Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), yaitu semua organisme yang dapat

merusak, mengganggu kehidupan atau menyebabkan kematian pada tanaman

pangan khususnya padi, termasuk di dalamnya:

- Hama tanaman: walang sangit, wereng, penggerek batang, tikus, keong

mas dan ulat.

- Penyakit tanaman: tungro, kresek, bercak coklat, busuk batang, kerdil

hampa, rumput atau kerdil kuning dan blast.

2.1.8 Prinsip Asuransi Usahatani Padi (AUTP)

Asuransi pertanian ditujukan untuk melindungi petani dari kerugian gagal

panen akibat bencana alam atau dampak perubahan iklim seperti kekeringan,

kebanjiran serta serangan OPT hama-penyakit dan jenis risiko lainnya yang diatur

dalam Peraturan Menteri. Pemerintah Pusat serta Pemerintah Daerah (Pemda)

berdasarkan kewenangannya yang diatur dalam pasal 39, menyatakan bahwa

pemerintah berkewajiban memfasilitasi petani untuk menjadi peserta AUTP dalam

Page 47: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

33

kemudahan pendaftaran untuk menjadi peserta, kemudahan akses terhadap

perusahaan asuransi, sosialisasi Program AUTP terhadap petani dan perusahaan

asuransi, serta memberikan bantuan pembayaran premi.

Menurut Insyafiah & Wardhani (2014) terdapat beberapa prinsip dasar AUTP

yang dijadikan sebagai pedoman dalam kegiatan asuransi diantaranya:

1. Ganti Rugi

Apabila objek yang diasuransikan mengalami musibah, maka pihak

penanggung membayar kerugian sebesar nilai yang harus ditanggung oleh

pihak tertanggung.

2. Kepentingan yang Dipertanggungkan

Apabila seseorang mengalami kerugian keuangan seandainya terkena

musibah yang mengakibatkan kerugian atau kerusakan atas objek yang

diasuransikan.

3. Kejujuran Sempurna

Pihak tertanggung berkewajiban memberitahukan dengan teliti dan jelas

terkait segala hal yang berkaitan dengan objek yang diasiransikan mengenai

risiko-risiko yang dijamin maupun yang dikecualikan dan segala persyaratan

maupun kondisi pertanggungan.

4. Subrogasi

Apabila pihak tertanggung mengalami kerugian akibat dari kesalahan atau

kelalaian pihak ketiga maka pihak penanggung setelah memberikan ganti rugi

kepada pihak tertanggung akan mengganti kedudukan pihak tertanggung

dalam mengajukan tuntutan kepada pihak ketiga.

Page 48: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

34

5. Sebab Akibat yang Berantai

Apabila objek yang diasuransikan mengalami musibah, maka pihak

penaggung akan mecari sebab-sebab yang aktif dan efisien yang

menggerakan suatu rangkaian peristiwa tanpa terputus hingga mengalami

kerugian.

6. Kontribusi

Apabila objek yang diasuransikan mengalami musibah dimana pihak

penanggung telah membayar ganti rugi yang menjadi hak tertanggung, maka

pihak penangung berhak menuntut perusahaan-perusahaan lain yang terlibat

suatu pertanggungan.

7. Hukum Bilangan Besar

Estimasi probabilitas dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan untuk

pembayaran klaim.

2.2 Kajian Penelitian Terdahulu

Penelitian ini tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian terdahulu yang

pernah dilakukan sebagai bahan kajian dan pertimbangan. Adapun hasil-hasil dari

penelitian terdahulu yang dijadikan kajian topik tidak terlepas dari topik dalam

penelitian ini yaitu Program Asuransi Usahatani Padi (AUTP). Berikut hasil

penelitian terdahulu dapat dilihat dari tabel 2.2:

Page 49: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

35

Tabel 2.2 Penelitain Terdahulu

No Penulis/ Tahun/ Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian

1 Anisa Safira

Tahun 2017

Efektivitas UPSUS Pajale terhadap

Peningkatan Pendapatan Usahatani di

Kecamatan Natar Kabupaten

Lampung Selatan

- Analisis deskriptif

kuantitatif

- Uji korelasi

Spearman

- Program UPSUS Pajale kurang efektif

- Faktor yang berhubungan dengan efektivitas UPSUS Pajale

adalah tingkat pengetahuan anggota kelompok tani, motivasi

anggota kelompok tani, tingkat partisipasi anggota kelompok tani

dan peran penyuluh pertanian lapangan

- Produktivitas tamana padi naik, sementara produktivitas tanaman

jagung turun. Pendapatan usahatani setelah UPSUS mengalami

penurunan.

- Kendalanya adalah bantuan benih tidak baik, ketersediaan pupuk

terlambat, komunikasi penyuluh dan kelompok tani tidak pernah

dilakukan dan kesulitan meminjam alat pertanian.

2 Olga Satrio

Tahun 2018

Efektivitas Asuransi Usaha Ternak

Sapi di Desa Tamaran Kecamatan

Hinai Kabupaten Langkat

Analisis deskripsi - Asuransi Usaha Ternak Sapi berjalan sangat efektif dengan indeks

skor jawaban untuk indikator pencapaian tujuan sebesar 84%,

indikator itegrasi sebesar 89% dan indikator adaptasi sebesar

90%.

3 Anak Agung Ariska Satwikani, dkk

Tahun 2018

Efektivitas Pemanfaatan Dana Klaim

Asuransi Usahatani Padi (AUTP) di

Desa Subak Sengempel, Desa

Analisis Deskriptif

Kualitatif dan

kuantitatif

- Respon petani positif dilihat dari pengetahuan dan sikap petani

terhadap Program AUTP.

- Pemanfaatan dana klaim AUTP menurut jenis penggunaan dana

dan perbandingan dana klaim dengan biaya produksi termasuk

kategori efektif dengan hasil masing-masing sebesar 90,32% dan

110,31% yang dapat digunakan sebagai modal untuk penanaman

Page 50: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

36

No Penulis/ Tahun/ Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian

Bongkasa, Kecamatan Abiansemal

Kabupaten Bandung

padi musim tanam selanjutnya, hingga tahap penanaman dan

pemeliharaan.

4 Azriani dan Paloma

Tahun 2018

Pelaksanaan Asuransi Usahatani Padi

dalam Meningkatkan Ketahanan

Pangan di Kota Padang

Analisis deskriptif

kuantitatif

- Pelaksanaan Asuransi Usahatani Padi di Kota Padang baru efektif

berjalan 2 tahun dan realisasi lahan sawah yang diasuransikan

masih di bawah target.

- Pelasanaan masih dalam bentuk pendekatan dan keikutsertaan

cenderung dipaksakan.

- Pengetahuan tentang AUTP cukup baik, namun kesadaran ikut

masih rendah.

- Faktor yang mempengaruhi yaitu posisi petani dalam organisasi,

sedangkan faktor kerusakan yang dialami petani tidak

mempengaruhi kesadaran petani ikut AUTP.

5 Boyd et al

Tahun 2011

Factors Affecting Crop Insurance

Purchases in China: The Inner

Mongolia Region

Analisis regresi probit - Faktor yang berpengaruh positif terhadap pembelian asuransi

adalah pengetahun mengenai asuransi pertanian, pembelian

asuransi sebelumnya, kepercayaan petani terhadap perusahaan

asuransi, jumlah risiko, premi asuransi, peran pemerintah serta

peran kelapa desa.

- Faktor yang tidak mempengaruhi adalah jenis tanaman yang

diasuransikan.

6 Ginder et al

Tahun 2009

Analisis survei - 95% responden bersedia membeli asuransi pertanian. Sebanyak

85% responden mengasuraniskan tanaman jagung dan kedelai.

- 39% membeli asurasni pertanian atas keputusan sendiri

sedangkan 34% responden terpengaruh oleh pihak asuransi.

Page 51: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

37

No Penulis/ Tahun/ Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian

Factors Affecting Crop Insurance

Purchase Decisions by Farmers in

Northern Illinois

- Faktor yang mempengaruhi adalah subsidi pemerintah dan usia

responden.

- Sedangkan faktor yang tidak mempengaruhi adalah kepemilikan

lahan.

7 Prayuningtias

Tahun 2013

Analisis Fakor-Faktor yang

Mempengaruhi Partisispasi Petani

dalam Asuransi Usaha Taman Padi di

Kabupaten Karawang

- Analisis regresi

logistik

- Arrow-Pratt

Absolute Risk

Averson

- Faktor yang berpengaruh positif terhadap keputusan petani

mengikuti asuransi pertanian adalah variabel pendidikan, luas

lahan, status kepemilikan lahan dan risiko kerusakan.

- Sedangkan variabel usia, pendapatan dan baiya premi

berpengaruh negatif terhadap keputusan petani untuk mengikuti

asuransi pertanian.

- Preferensi risiko petani di Kabupaten Karawang bersifat risk

averse.

8 Ika Rosalia, Diana Chalil dan Sri

Fajar Ayu

Tahun 2018

Analisis Risiko Produksi Padi dalam

Pengembangan Asuransi Usahatani

Padi (AUP) di Desa Panca Agra,

Kecamatan Rawang Panca Arga,

Kabupaten Asahan

- Probabilitas

- Z-Score dan Value

Risk

- Probabilitas risiko akibat serangan hama dan iklim masing-

masing adalah 18,41% dan 0,60%.

- Dampak masing-masing adalah Rp 3.764.495 dan Rp 1.256.036

- 2 dari 50 petani mengalami kerugian > 75%.

- Asuransi hanya dapat menutupi 42% - 78% dari biaya produksi.

Page 52: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

38

2.3 Kerangka Berpikir

Sektor pertanian khususnya tanaman padi merupakan salah satu sektor yang

menjadi tulang punggung di Kabupaten Pati. Namun petani padi di Kabupaten Pati

dihadapkan pada risiko ketidakpastian tinggi yang ditanggung sendiri oleh para

pelaku usahatani. Risiko ketidakpastian tersebut meliputi kegagalan panen akibat

kebanjiran, kekeringan, dan serangan OPT hama-penyakit karena perubahan iklim.

Keadaan ini menyebabkan petani mengalami kerugaian sehingga berpengaruh pada

pendapatan rumah tangga, pengembalian dan pengusahaan modal kerja serta biaya

hidup lainnya.

Oleh karena itu, untuk mengatasi kerugian yang dialami petani maka

pemerintah bersama dengan PT. Jasa Asuransi Indonesia (Jasindo) membentuk

Program Asuransi Usahtani Tani Padi (AUTP), dimana program ini diharapkan

dapat memberikan perlindungan kepada petani khususnya petani padi dari berbagai

risiko ketidakpastian yang terjadi selama menjalankan kegiatan usahataninya.

Namun dalam pelaksanaannya, AUTP ini masih ditemukan beberapa kendala

salah salah satunya yaitu masih rendahnya keikutsertaan petani dalam Program

AUTP. Sehingga untuk mengetahui keberhasilan Program AUTP ini maka perlu

dilakukan penelitian lebih mendalam mengenai efektivitas melalui indikator

ketepatan tujuan program, ketepatan sasaran program dan ketepatan manfaat

program. Berdasarkan penjelasan konsep di atas, maka dapat disusun kerangka

teoretis sebgaai berikut:

Page 53: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

39

Kerangka Berpikir

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Petani Padi

Risiko Ketidakpastian

Usahatani Padi

Program

AUTP

Efektivitas

Program AUTP

Pengembalian

Modal Usahatani

Ketepatan Tujuan:

1. Perlindungan Usahatani

2. Pengalihan Risiko

Usahatani

3. Penjaminan Kerugian

Usahatani

Ketepanan Sasaran:

1. Ketepatan Penerima

Manfaat

2. Kesesuaian program

dengan kebutuhan dan

harapan

Ketepatan Manfaat:

1. Menstabilkan Pendapatan

2. Premi AUTP

3. Ketrampilan Berusahatani

4. Ganti Rugi (Klaim)

Usahatani

Program AUTP Efektif

atau Tidak Efektif

Solusi

Page 54: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

79

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan sebagai

berikut:

1. Program AUTP di Kabupaten Pati sudah sangat tepat tujuan. Hal ini

ditunjukkan dari perhitungan yang diukur berdasarkan ketepatan tujuan

program diperoleh nilai sebesar 288 atau dengan persentase 83,8%. Dimana

tujuan dari Program AUTP itu sendiri adalah untuk memberikan

perlindungan dan mengalihkan kerugian petani jika terjadi kegagalan panen

akibat kekeringan, kebanjiran dan serangan OPT hama-penyakit dalam

kegiatan usahataninya kepada pihak lain melalui pertanggungan asuransi

pertanian.

2. Program AUTP di Kabupaten Pati sudah sangat tepat sasaran. Hal ini

ditunjukkan dari perhitungan yang diukur berdasarkan ketepatan sasaran

program diperoleh nilai sebesar sebesar 290 atau dengan persentase 84,4%.

Dimana sasaran dari Program AUTP itu sendiri adalah diberikan kepada

pelaku usahatani yang melakukan usaha budidaya tanaman padi dengan luas

lahan maksimal 2 (dua) hektar serta Program AUTP ini sesuai dengan

kebutuhan dan harapan petani.

3. Program AUTP di Kabupaten Pati sudah tepat manfaat. Hal ini ditunjukkan

dari perhitungan yang diukur berdasarkan ketepatan manfaat program

Page 55: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

80

diperoleh nilai sebesar sebesar 271 atau dengan persentase 78,9%. Dimana

manfaat dari Program AUTP itu sendiri adalah memberikan kemudahan

dalam mengakses sumber-sumber pembiayaan serta memperoleh ganti rugi

keuangan dalam bentuk modal kerja yang dapat digunakan untuk pembiayaan

usahatani selanjutnya dan merasa terbantu dengan adanya program ini.

Jadi dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan efektivitas Program AUTP di

Kabupaten Pati masuk dalam kategori efektif dengan hasil perhitungan nilai

efektivitas sebesar 283 atau dengan persentase sebesar 81,6%.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka saran yang dapat

diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada Dinas Pertanian dan PT. Jasa Asuransi Indonesia

(Jasindo) selaku pelaksana Program AUTP agar lebih giat lagi dalam

melaksanakan sosialisasi secara kontinyu kepada petani serta dilakukan

pendampingan dari petugas lapangan seperti BPP, PPL dan kelompok tani

sehingga dapat mendorong petani untuk mengikuti Program AUTP agar

terlaksana di seluruh wilayah di Kabupaten Pati. Hal ini perlu dilakukan

mengingat masih banyak petani yang belum mengetahui tentang adanya

Program AUTP.

2. Meningkatkan persepsi petani dengan memberikan pemahaman melalui

pendekatan secara langsung dan metode yang lebih efektif melalui

penyuluhan mengenai manfaat Program ATUP bagi petani untuk

Page 56: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

81

menghindari risiko kegagalan panen apabila nantinya lahan pertanian yang

diusahakan mengalami kerusakan akibat kekeringan, kebanjiran dan serangan

OPT hama-penyakit demi keberlanjutan usahataninya.

Page 57: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

82

DAFTAR PUSTAKA

Azriani, Z., & Paloma, C. (2018). Pelaksanaan Asuransi Usaha Tani Padi dalam

Meningkatkan Ketahan Pangan di Kota Padang. Vol. 2 No. 1, 36-43.

Berge, L., Kjetil, B., & Bertil, T. (2011). Human and Financial of Microenterprise

Development. Evidence from a Field and Lab Experiment. CMI (Chr.

Michelsen Institute) Working Paper.

Boyd, M., Pai, J., Zhang, Q., Wang, H. H., & Wang, K. (2011). Factors Affecting

Crop Insurance Purchases in China: The Inner Mongolia Region. China

Agricultural Economic Review, Vol. 3 No. 4, 441-450.

BPS. (2018). Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah. Semarang: Badan Pusat

Statistika.

BPTPH. (2018). Statistik Luas Kerusakan Puso Tanaman Padi Jawa Tengah.

Semarang: Balai Perlindungan Tanaman Pangan Dan Holtikultura Provinsi

Jawa Tengah.

Budiani, N. W. (2009). Efektivitas Program Penanggulangan Pengangguran Karang

Taruna "Eka Taruna Bhakti" Desa Sumerta Kelod Kecamatan Denpasar

Timur Kota Denpasar. Jurnal Ekonomi dan Sosial, Vol. 2 No. 1 49-57.

Campbell, J. P. (1990). Producticity in Organization. San-Francisco: Joey-Bass.

Cartert, M., Cheng, L., & Sarris, A. (2011). The Impact of Interlinked Index

Insurance and Credit Contracts on Financial Market Deepening and Small

Farm Productivity.

Coase, R. (1937). The Nature of the Firm. Economica, Vol. 4 No. 16, 386-405.

Dajan, A. (2001). Pengantar Metode Statistik. Yogyakarta: Pustaka LP3S.

Distanbun. (2019). Serapan Asuransi Usahatani Padi AUTP Di Jawa Tengah.

Semarang: Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah.

Page 58: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

83

Djunedi, P. (2016). Analisis Asuransi Pertanian Di Indonesia: Konsep, Tantangan

dan Prospek. Vol. 12 No. 1, 9-28.

Dye, T. (2002). Understanding Public Policy Tenth Edition. New Jersey: Prentice

Hall.

Estiningtyas, W. (2015). Asuransi Pertanian Berbasis Indeks Iklim: Opsi

Pemberdayaan dan Perlindungan Petani Terhadap Risiko Iklim. Sumber

Daya Lahan Vol. 9 No. 1, 51-64.

Fadhiela, K., Rachmina, D., & Winandi, R. (2018). Biaya Transaksi dan Analisis

Keuntungan Petani pada Sistem Resi Gudang Kopi Arabika Gayo di

Kabupaten Aceh Tengah. Jurnal Agribisnis Indonesia, Vol. 6 No. 1, 35-46.

Ginder, M., Spaulding, A. D., Tudor, K. W., & Winter, J. R. (2009). Factors

Affecting Crop Insurance Purchase Decisions by Farmers in Northern

Illinois. Agricultural Finance Review, Vol. 69 No. 1, 113-125.

Hardiana, J., Elwamendri, & Nurchaini, D. S. (2018). Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Keputusan Petani Dalam Mengikuti Program Asuransi

Usahatani Padi (AUTP) Di Kabupaten Tanjung Banjur Timur.

Insyafiah, & Wardhani, I. (2014). Kajian Persiapan Implementasi Asuransi

Pertanian Secara Nasional. Kementerian Keuangan Badan Kebijakan

Fiskal Pusat Pengelolaan Risiko Fiskal.

Jasindo. (2019). Data Serapan Asuransi Usahatani Padi (AUTP) di Jawa Tengah

Tahun 2015-2019. Semarang: PT. Jasa Asuransi Indonesia.

Kementan. (2018). Pedoman Bantuan Premi Asuransi Usahatani padi (AUTP)

Direktorat Pembiayaan Pertanian. Jakarta: Direktorat Jenderal Prasarana

dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanain.

Lamusa, A. (2010). Risiko Usahatani Padi Sawah Rumah Tangga Di Daerah

Impensmo Provinsi Sulawesi Tengah The Risk of Household Wetland Rice

Page 59: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

84

Farm in Impenso Region Central Sualwesi. Jurnal Agroland Vol. 17 No. 3,

226-232.

Makmur. (2011). Efektivitas Kebijakan Kelembagaan Pengawasan. Bandung:

Refika Aditama.

Nadzir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

North, D., & Thomas, R. (1973). The Rish of the Western World: New Economic

History. Cambridge (UK): Cambridge University Press.

Nurman. (2015). Strategi Pembangunan Daerah. Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada.

Panurat, S. M. (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Petani

Berusahatani Padi Di Desa Sendang Kecamatan Kakas Kabupaten

Minahasa.

Pasaribu, S. M. (2009). Penerapan Asuransi Pertanian Di Indonesia. 491-514.

Pasaribu, S. M. (2009). Penerapan Asuransi Usahatani Padi di Indonesia: Alternatif

Skenario Melindungi Petani dan Usahatani.

Pertiwi, M., & Nurcahyanto, H. (2015). Efektivitas Program BPJS Kesehatan di

Kota Semarang (Studi Kasus pada Pasien Pengguna Jasa BPJS Kesehatan

di Puskesmas Srondol). 1-14.

Prayuningtias, M. (2013). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi

Petani Dalam Asuransi Usaha Tanam Padi Di Kabupaten Karawang.

Ramdhani, A., & Ramdhani, M. A. (2017). Konsep Umum Pelaksanaan Kebijakan

Publik. Jurnal Publik, Vol. 11 No. 01 1-2.

Safira, A. (2018). Efektivitas Program UPSUS Pajale terhadap Peningkatan

Pendapatan Usahatani di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.

Sanusi, A. (2014). Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Page 60: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

85

Saragih, I. R., Chalil, D., & Ayu, S. F. (2018). Analisis Risiko Produksi Padi dalam

Pengembangan Asuransi Usahatani Padi (AUTP) di Desa Panca Arga

Kecamatan Rawang Panca Arga, Kabupaten Asahan. Jurnal Agrisep

Vol.17, 187-196.

Satrio, O. (2018). Efektivitas Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) di Desa

Tamaran Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat.

Satwikani, A. A., Ambarwati, I. A., & Sarjana, I. G. (2018). Efektivitas

Pemanfaatan Dana Klaim Asuransi Usahatani Padi (AUTP) di Subak

Sengempel, Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal Kabupaten Bandung.

E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata, Vol. 7, No. 3, 334-343.

Silondae, A. A., & Ilyas, W. B. (2013). Pokok-Pokok Hukum Bisnis. Jakarta:

Salemba Empat.

Singagerda, F. S. (2009). Dampak Asuransi Pertanian Terhadap Usaha Peningkatan

Produksi Pertanian.

Siregar, S. (2010). Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada.

Siregar, S. (2016). Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan

Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Depok: PT. Rajagrafindo Persada.

Strees, R. M. (1985). Efektivitas Organisasi. Jakarta: Ombak Dua.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D). Bandung: Alfabeta.

Suharyanto, Rinaldy, J., & Arya, N. N. (2013). Analisis Risiko Produksi Usahatani

Padi Sawah di Provinsi Bali. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Vol. 1

No. 2, 70-77.

Sukirno, S. (2014). Ekonomi Pembangunan Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan

Edisi Kedua. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Page 61: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

86

Sulaiman, A. A., Syahyuti, Sumaryanto, Inounu, I., Kuntarsih, S., Sumarmi, &

Siswoyo. (2018). Asuransi Pengayom Petani. Jakarta: IAARD Press.

Sultan, H., & Rachmina, D. (2015). Pengaruh Biaya Transaksi terhadap

Keuntungan Usahatani Kedelai di Kabupaten Lampongan, Jawa Timur.

161-178.

Sumaryanto, & Nurmanaf, A. (2007). Simpul-Simpul Strateis Pengembangan

Asuransi Pertanian Untuk Usahatani Padi Di Indonesia Strategic

Development of Agricultural Insurance on Rice Farming in Indonesia. Vol.

25 No. 2, 89-104.

Supranto, J. (2001). Statistik, Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga.

Taufiqurakhman. (2014). Kebijakan Publik Pendelegasian Tanggungjawab Negara

Selaku Penyelenggara Pemerintahan. Jakarta Pusat: Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Moestopo Beragama (Pers).

Wahyudin, A. (2015). Metodologi Penelitian Penelitian Bisnis dan Pendidikan

Edisi 1. Semarang: Unnes Press.

Wahyudin, A. (2015). Metodologi Penelitian, Penelitian Bisnis dan Pendidikan

Edisi 1. Semarang: UNNES PRESS.

Wati, T., Estiningtyas, W., & Fatkhuroyan. (2016). Analisis Indeks Iklim Untuk

Asuransi Pertanian Tanaman Padi Di Kabupaten Cirebon Dalam Rangka

Adaptasi Perubahan Iklim. Vol. 17 No. 2, 129-137.

Williamson, O. (1989). Transaction Cost Economics: An Introduction. Handbook

of Industrial Organization. Elsevier Science Plubisher B.V. University of

California, Berkeley, Vol.1 No. 11.

Yuliani, K. F. (2017). Efektivitas Program Pelayanan Kesehatan Gratis (P2KM) di

Kota Bandar Lampung.

Page 62: EFEKTIVITAS PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI …

87

Zakariah, M. A., & Rismayani. (2017). Upaya Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Berbasis Integrated Farming System: Asuransi Syariah pada Bidang

Pertanian. Jurnal Syaraih, Vol. V No. 1.