skripsi analisis pengendalian proses produksi perahu

125
SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU PHINISI DI KECAMATAN BONTOBAHARI KABUPATEN BULUKUMBA RAHMAN JUSMAN 10572 04556 13 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHMAKASSAR MAKASSAR 2017

Upload: others

Post on 18-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

SKRIPSI

ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

PHINISI DI KECAMATAN BONTOBAHARI

KABUPATEN BULUKUMBA

RAHMAN JUSMAN

10572 04556 13

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHMAKASSAR

MAKASSAR

2017

Page 2: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

PHINISI DI KECAMATAN BONTOBAHARI

KABUPATEN BULUKUMBA

RAHMAN JUSMAN

105720455613

Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana

Ekonomi pada Jurusan Manajemen

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHMAKASSAR

MAKASSAR

2017

Page 3: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

i

i

Page 4: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

ii

ii

Page 5: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

iii

“Mimpi itu bukan yang terlihat saat kita tidur melainkan sesuatu yang tak

bisa membuat kita tertidur”

Page 6: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

iv

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah dengan segala kerendahan hati, kupersembahkan skripsiku

ini sebagai bentuk tanggung jawab, bakti, dan ungkapan terima kasihku kepada

kedua orang tua tercinta, bapak dan ibu, terima kasih atas ketulusan, kasih sayang,

nasihat dan doa yang senantiasa mengiringi setiap langkah keberhasilanku.

Page 7: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

v

UNIVERSITAS MUHAMMADIYA MAKASSAR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Rahman Jusman

Nim : 105720455613

Jurusan : Manajemen

Judul Skripsi : Analisis Pengendalian Proses Produksi Perahu Phinisi di

Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan didepan tim

penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau

dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia

menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Agustus 2017

Yang Membuat Pernyataan

Rahman Jusman

Page 8: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

vi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYA MAKASSAR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNI

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Rahman Jusman

Nim : 105720455613

Jurusan : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai dengan selesainya skripsi ini.

Saya akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam penyusunan skripsi ini, saya akan selalu melakukan konsultasi

dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan

skripsi ini.

4. Apabila perjanjian seperti yang tertera pada butir 1, 2, dan 3 dilanggar,

maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Agustus 2017

Yang Membuat Perjanjian

Rahman Jusman

Page 9: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

vii

ABSTRAK

Rahman Jusman (2017). Analisis Pengendalian Proses Produksi

Perahu Phinisi di Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba,

dibimbing oleh Bapak Asdi dan Bapak Alamjah.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana pengendalian

proses produksi pada proses produksi perahu phinisi di Kecamatan Bontobahari

Kabupaten Bulukumba. Adapun jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian

deskriktif kualitatif, yaitu suatu penelitian yang dimaksudkan untuk

mengumpulkan data dan informasi tentang suatu gejala dan fakta terhadap obyek

dan pada tempat penelitian sesuai dengan apa adanya pada saat penelitian

berlangsung.

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba

dengan memilih 1 orang narasumber yang dianggap representatif mewakili

kelompoknya yaitu kepala tukang (punggawa) perahu phinisi. Tehnik

pengumpulan data menggunakan tehnik observasi, wawancara serta tehnik

dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada proses produksi perahu phinisi

telah menepkan pengendalian proses produksi untuk menjamin kelancaran proses

produksinya.

Kata Kunci : Pengendalian Proses Produksi

Page 10: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

kesehatan dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

yang berjudul “Analisis Pengendalian Proses Produksi Perahu Phinisi di

Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba”. Tak lupa pula penulis haturkan

salam dan shalawat kepada Nabi junjungan kita, pemberi rahmat bagi alam

semesta yaitu Baginda Rasulullah Muhammad SAW sang revolusioner sejati yang

telah membawa kita keluar dari alam gelap gulita menuju ke alam yang terang

benderang seperti saat ini. Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk

memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana Strata 1 (S1) pada

Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univrsitas Muhammadiyah

Makassar.

Dalam proses penulisan sampai dengan terselesaikannya skripsi ini,

tentunya banyak sekali pihak yang berkontribusi didalamnya. Oleh karena itu

pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada berbagai pihak tersebut, diantaranya:

1. Bapak Dr. H. Rahman Rahim, SE., M.M selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar

2. Bapak Ismail Rasulong, SE., M.M Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis beserta staf tata usaha Universitas Muhammadiyah Makassar

Page 11: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

ix

3. Bapak Moh. Aris Pasigai, SE., M.M Ketua Jurusan Manajemen dan

seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univrsitas

Muhammadiyah Makassar

4. Nurson Petta Pudji, S.Ag., M.PdI selaku penasehat akademik penulis.

5. Bapak Drs. Asdi, M.M selaku pembimbing I dan Bapak Alamjah, SE.

MM selaku pembimbing II yang dengan senang hati meluangkan

waktu dan pikirannya untuk membantu penulis dalam pemeriksaan

skripsi ini.

6. Terima kasih kepada pimpinan Bapak Camat Bontobahari Kabupaten

Bulukumba yang bersedia untuk mengizinkan penulis melakukan

penelitian.

7. Untuk teman-teman tersayang ,teman spesial, teman satu atap, teman

di keluarga Amandel, saudara tak sedarah di keluarga Master, sahabat

di luar dunia kampus dan semuanya yang tidak bisa penulis sebutkan

satu persatu yang selalu memberikan semangat, dukungan dan

motivasi dalam menyelesaikan pendidikan.

8. Untuk sahabat Andi Muslimah Nurul Fitratullah, S.Pt yang senantiasa

memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan

pendidikan.

9. Untuk Paman Muhammad Basri dan Tante Syamsiah Akhmad dan

keluarga lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang

selalu mendoakan dan memberikan semangat, dukungan buat penulis

untuk menyelesaikan pendidikan.

Page 12: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

x

10. Untuk ayahanda tercinta Jusman, dan ibunda tercinta Hawani, dan

Kakakku tersayang yang telah banyak membantu baik secara moril

maupun materil serta segala dukungan, motivasi dan tak pernah putus

dalam mendoakan sehingga dapat menyelesaikan pendidikan.

Makassar, Agustus 2017

RAHMAN JUSMAN

Page 13: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

xi

DAFTAR ISI

PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

MOTTO ......................................................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN .............................................................................. iv

SURAT PERJANJIAN ................................................................................. v

PERSEMBAHAN .......................................................................................... vi

ABSTRAK ..................................................................................................... vii

ABSTRACK ................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 3

D. Mamfaat Penelitian .............................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 4

A. Manajemen Operasional....................................................................... 4

Page 14: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

xii

1. Pengertian Manajemen Operasional .............................................. 6

2. Ruang Lingkup Manajemen Produksi dan Operasi ....................... 8

B. Pengendalian ....................................................................................... 8

1. Pengertian Pengendalian ............................................................... 8

2. Asas-Asas Pengendalian ............................................................... 10

3. Jenis-Jenis Pengendalian ............................................................... 12

4. Alasan Diperlukannya Pengendalian ............................................. 13

C. Proses Produksi ................................................................................... 15

1. Pengertian Proses Produksi ........................................................... 15

2. Sistem Proses Produksi ................................................................. 20

3. Jenis Proses Produksi .................................................................... 23

4. Karakteristik Proses Produksi ........................................................ 30

D. Pengendalian Proses Produksi ............................................................. 32

1. Pengertian Pengendalian Proses Produksi ..................................... 32

2. Metode Pengendalian Proses Produksi ......................................... 32

3. Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Prduksi .................................. 33

4. Proses Produksi Perahu Phinisi ..................................................... 34

E. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 38

F. Kerangka Fikir .................................................................................... 39

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 40

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian .............................................................. 40

B. Variabel Dan Definisi Operasional Variabel ....................................... 40

C. Metode Pengmpulan Data ................................................................... 40

D. Jenis Dan Sumber Data ....................................................................... 41

E. Informan Penelitian ............................................................................. 42

F. Metode Analisis Data .......................................................................... 42

BAB IV GAMBARAN UMUM .................................................................... 43

A. Sejarah Singkat .................................................................................... 43

B. Keadaan Geografis .............................................................................. 43

Page 15: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

xiii

C. Keadaan Demografis ........................................................................... 47

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 50

A. Hasil Penelitian .................................................................................. 50

1. Karakteristik Informan Penelitian ................................................ 50

2. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................. 51

a. Pengendalian proses pada tahapan pengerjaan lunas perahu .. 51

b. Pengendalian proses pada tahapan pengerjaan lambung perahu 52

c. Pengendalian proses pada tahapan pengerjaan kamar perahu . 53

d. Pengendalian proses pada tahapan pengerjaan tiang layat perahu 54

e. Pengendalian proses pada tahapan pengerjaan layar perahu .. 55

f. Pengendalian proses pada tahapan pengecatan perahu ........... 56

g. Pengendalian proses pada tahapan pemasangan mesin perahu 57

h. Pengendalian proses pada tahapan pemasangan kemudi perahu 59

i. Pengendalian proses pada tahapan uji coba perahu ............... 60

B. Pembahasan ......................................................................................... 61

1. Pengendalian proses produksi ...................................................... 62

2. Kegiatan pengendalian proses produksi ....................................... 63

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 77

1. Kesimpulan ................................................................................... 77

2. Saran ............................................................................................. 77

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 78

LAMPIRAN ................................................................................................... 80

Page 16: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

xiv

DAFTAR GAMBAR

A. Gambar. 1 Ruang lingkup manajemen produksi dan operasi ......... 6

B. Gambar. 2 Bagan dari Sistem Produksi ......................................... 20

C. Gambar. 3 Bagan Kerangka Pikir Penelitian ................................. 39

D. Gambar . 4 Skema pengendaian proses produksi ........................... 63

E. Gambar. 5 Pengendalian proses pada tahap pengerjaan lunas ....... 64

F. Gambar . 6 Pengendalian proses pada tahap pengerjaan lambung . 65

G. Gambar. 7 Pengendalian proses pada tahap pengerjaan kamar .... 66

H. Gambar. 8 Pengendalian proses pada tahap pengerjaan tiang layar 68

I. Gambar. 9 Pengendalian proses pada tahap pengerjaan layar ........ 69

J. Gambar. 10 Pengendalian proses pada tahap pengecatan .............. 70

K. Gambar. 11 Pengendalian proses pada tahap pemasangan mesin ... 71

L. Gambar. 12 Pengendalian proses pada tahap pemasangan kemudi 72

M. Gambar. 14 Pengendalian proses pada tahapuji coba .................... 73

Page 17: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

xv

DAFTAR TABEL

A. Tabel . 1 Letak geografis dan ketinggian desa ............................... 46

B. Tabel . 2 Penduduk menurut jenis kelamin .................................... 47

C. Tabel. 3 Banyaknya kelembagaan menurut Desa dan Kelurahan 48

D. Tabel . 4 Status pekerjaan penduduk .............................................. 49

Page 18: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran 1. Kisi- kisi instrument penelitian ...................................................... 81

Lampiran 2. Pedoman dan Checklis Observasi .................................................. 82

Lampiran 3. Pedoman wawancara ..................................................................... 85

Lampiran 4. Transkip wawancara ...................................................................... 88

Lampiran 5. Foto dokumentasi penelitian .......................................................... 98

Lampiran 6. Surat penelitian .............................................................................. 106

Lampiran 7. Surat balasan dari tempat penelitian .............................................. 107

Lampiran 9. Buku control bimbingan ............................................................... 108

Lampiran 10. Riwayat hidup .............................................................................. 114

Page 19: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap kegiatan usaha yang bergerak dalam bidang produksi barang atau jasa,

perlu dikelola secara efisien dan efektif guna mencapai tujuan yang optimal. Oleh

karena itu sangat diperlukan adanya penerapan fungsi manajemen disamping

memperhatikan pengaruh dari berbagai aspek. Sukses atau tidaknya suatu perusahaan

yang beroperasi selalu dihadapkan dengan biaya, tenaga kerja yang terampil yang

dibutuhkan oleh perusahaan. Perusahaan harus memberikan produk yang menarik

dan kualitasnya terjamin, menetapkan harga jual, kegiatan promosi guna mencapai

tujuan yang diharapkan. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan harus mengarahkan

kegiatan usahanya agar menghasilkan produk yang dapat memberikan kepuasan

kepada konsumen dan keuntungan bagi perusahaan.

Setiap perusahaan dalam melaksakan proses produksi tertentu ingin kegiatan

tersebut lancar sesuai dengan rencana dan diperoleh produk dengan tepat kualitas,

tepat jumlah, tepat waktu dengan biaya yang efisien. Semua itu dapat diperoleh

dengan dukungan sistem produksi diperusahaan yang baik dan dengan pengendalian

proses produksi yang tepat. Proses produksi terdiri atas tahapan-tahapan yang

berurutan, saling terkait dan masing-masing tahapan dapat mempengaruhi hasil akhir

dari produk atau bahkan adanya kemacetan pada salah satu tahapan dapat

1

Page 20: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

2

menghentikan proses produksi. Pengendalian proses Produksi merupakan salah satu

diantara beberapa kegiatan manajemen yang mempunyai peranan penting karena

merupakan penunjang langsung terhadap kegiatan perusahaan dan juga terhadap

kualitas produk sehingga volume penjualan dapat meningkat sehingga memperoleh

laba yang optimal dari hasil penjualan yang maksimal.

Sebagaimana diketahui, bahwa dalam menjaga kualitas produk tentunya

perusahaan harus mampu mengendalikan proses produksi sehingga proses produksi

dapat berjalan seperti yang direncanakan dan menghasilkan produk yang memiliki

nilai tinggi dan menarik hati konsumen. Seperti halnya pada proses produksi perahu

phinisi sangat dibutuhkan hal tersebut yakni pengendalian proses produksi. Namun

kenyataannya dalam proses produksi perahu phinisi masih sering mengalami

keterlambatan penyelesaian akhir seperti halnya yang dialami pada usaha perahu

phinisi di Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba. Hal ini disebabkan karena

keterlambatan bahan baku, kualitas dan kuantitas tenaga kerja dan efisiensi biaya dan

ke efektifan dalam penggunaan peralatan atau mesin-mesin produksi. Dan hal ini

dapat di atasi dengan adanya pengendalian proses produksi oleh pihak manajemen.

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis memfokuskan penelitian, pada

Pengendalian Proses Produksi Perahu Phinisi. Dari uraian tersebut, maka penulis

memilih judul "Analisis Pengendalian Proses Produksi Perahu Phinisi di

Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba".

Page 21: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

3

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu,

bagaimana pengendalian proses produksi perahu phinisi di Kecamatan Bontobahari

Kabupaten Bulukumba.

C. Tujuan dan Mamfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu

untuk mengetahui bagaimana pengendalian proses produksi perahu phinisi di

Kecamamtan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian adalah:

a. Sebagai bahan informasi bagi manajemen usaha produksi perahu phinisi

dalam proses perumusan pengambilan kebijakan dan keputusan-keputusan

dalam proses produksi.

b. Sebagai bahan informasi dan masukan untuk menambah pengetahuan bagi

Pekerja (Tukang) pada usaha perahu phinisi tentang proses produksi.

c. Sebagai bahan referensi atau pembanding bagi peneliti berikutnya yang

relevan dengan penelitian ini.

Page 22: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Operasional

1. Pengertian Manajemen Operasional

Manajemen Operasional adalah suatu usaha pengelolaan secara maksimal

penggunaaan semua faktor-faktor produksi yang ada baik itu tenaga kerja (SDM),

mesin, peralatan, raw material (bahan mentah) dan faktor produksi yang lainnya

dalam proses transformasi untuk menjadi berbagai macam produk barang atau jasa

diatas kendali manajer operasi yang berorientasi pada hasil output yang memiliki

kualitas, kuantitas, harga, waktu serta tempat tertentu yang sesuai dengan permintaan

konsumen. Manajemen operasional pada dasarnya merupakan penerapan konsep

manajmen dalam bidang peroduksi dan operasi. Kegiatan produksi dan operasi tidak

dapat dilakukan sendiri, tetapi membutuhkan bantuan dan dilakukan bersama-sama

dengan orang lain, sehingga diperlukan kegiatan manajemen. Manajemen berguna

untuk mengambil dan menetapkan keptusan-keputusan dalam upaya pengaturan dan

pengorganisasian penggunaan sumber-sumber daya seperti manusia, mesin, bahan,

dan modal pada kegiatan produksi dan operasi demi tercapaianya tujuan perusahaan

secara efektif dan efisien. Untuk mengikuti manajemen produksi dan operasi terlebih

dahulu perlu memahami pengertian manajemen serta pengertian dari produksi dan

operasi. Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dam

4

Page 23: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

5

pengendalian penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan dan sasaran kinerja

(Prihantoro, 2012:40). Sedangkan pengetian produksi dan operasi adalah kegiatan

yang berhubungan dengan usaha untuk menciptakan dan menambah kegunaan atau

utilitas suatu barang atau jasa (Assauri, 2008:18). Assauri mendefinisikan pengertian

manajemen produksi dan operasi yaitu:

“Kegiatan untuk mengatur dan mengkordinasikan penggunaan sumber-sumber

daya berupa sumber daya manusia, sumber daya alat dan sember daya dana

serta bahan, secara efektif dan efisien, untuk menciptakan dan menambah

kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa.

Handoko (2015:2-3) mendefiniskan pengertian manajemen produksi

sebagai berikut:

“Manajemen produksi dan operasi merupakan usaha-usaha pengelolaan secara

optimal penggunaan sumber daya-sumber daya yang biasa disebut dengan

faktor-faktor produksi, sumber daya, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah

dan sebagainya dan proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja

menjadi berbagai produk atau jasa”.

Kegiatan-kegiatan proses produksi dan operasi-operasi tidak hanya

menyangkut pemrosesan (manufacturing) berbagai barang. Tentu saja benar-benar

bahwa kegiatan-kegiatan produksi banyak dilaksanakan diperusahaan manufacturing

yang membentuk tulang belakang masyarakat konsumen kita melalui produksi

berbagai macam kegiatan.

Bedasarkan uraian diatas, diketahui bahwa manajemen merupakan proses

pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.

Sejalan dengan hal tersebut, maka manajemen produksi dan operasi merupakan

Page 24: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

6

proses pengambilan keputusan didalam usaha untuk menghasilkan barang atau jasa

melalui pengelolahan sumber-sumber daya berupa sumber daya manusia, sumber

daya alat dan serta bahan agar dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan berupa

tepat waktu, tepat mutu, tepat jumlah dengan biaya yang efisien.

2. Ruang Lingkup Manajemen Produksi dan Operasi

Ruang lingkup manajemen produksi dan operasi akan ditujukan dalam

skema berikut:

Gambar 1. Ruang Lingkup Manajemen Produksi dan Operasi (sumber:

Ahyari, 2002:63).

Manajemen produksi dan operasi

Perencanaan sistem

produksi

1. Perencanaan

produk

2. Perencanaan lokasi

pabrik

3. Perencanaan letak

fasilitas produksi

4. Perencanaan

lingkungan kerja

5. Perencanaan

standar produksi

Sistem pengendalian

produksi

1. Pengendalian proses

produksi

2. Pengendalian bahan

baku

3. Pengendalian tenaga

kerja

4. Pengendalian biaya

produksi

5. Pengendalian

kualitas

6. pemeliharaan

Sistem imformasi

produksi

1. Struktur

Organisasi

2. Produksi atau

dasar pesanan

3. Produksi untuk

persediaan

(pasar)

Proses manajemen

“perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengendalian

(directing), pengkoordinasian (coordinating), dan pengendalian (controling)

Page 25: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

7

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnnya, manajemen produksi dan

operasi merupakan suatu proses yang diterapkan dalam bidang produksi di dalam

sebuah perusahaan. Penerapan proses manajemen dalam bidang produksi tentunya

disertai dengan tujuan tertentu, yaitu agar proses produksi dalam perusahaan dapat

berjalan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, manajemen produksi dan operasi

merupakan suatu proses manajemen yang meliputi beberapa keputusan dalam bidang-

bidang persiapan produksi, termasuk diantaranya adalah perencanaan sistem

produksi, sistem pengendalian produksi serta sistem imformasi produksi. Keputusan-

keputusan yang akan diambil dapat merupakan keputusan untuk perencanaan jangka

pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Dengan demikian ruang lingkup

manajemen produksi dan operasi terdiri atas tiga hal, yaitu perencanaan sistem

produksi, sistem pengendalian produksi, sistem informasi produksi. Prihantoro

(2012:129) menguraikan beberapa tujuan dari manajemen produksi atau

operasionalnya yaitu:

a. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk menghasilkan keluaran sesuai

yang diharapkan pasar.

b. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk dapat menghasilkan keluaran

secara efisien.

c. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk dapat mengahsilkan nilai

tambah atau mamfaat yang semakin besar.

d. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk dapat menjadi pemenang

dalam setiap kegiatan persaingan dan

Page 26: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

8

e. Mengarahkan organisasi atau perusahaan agar keluaran yang dihasilkan atau

disediakan semakin digandrungi oleh pelanggan.

B. Pengendalian

1. Pengertian pengendalian

Seorang manajer harus menetapkan tujuan dan rencana, mengorganisasikan

dan menyusun aktivitas kerja, dan mengembangkan program untuk memotivasi dan

memimpin orang-orang dalam mengeluarkan kemampuan guna mencapai tujuan

tersebut. Selanjutnya manajer harus mengawasi aktivtas kerja untuk memastikan

aktivitas tersebut dilakukan sesuai rencana dan memperbaiki penyimpangan yang

terjadi. Proses ini disebut pengendalian atau (controling). Pengendalian adalah mata

rantai terakhir dalam proses manajemen, meskipun terjadi diakhir proses bukan

berarti pengendalian proses kurang penting dibandingkan fungsi manajemen lainnya.

Pengendalian yang tepat dapat membantu manajer mengetahui kesenjangan kinerja

dan area yang perlu diperbaiki. “Pengendalian adalah proses mengawasi (controling),

membandingkan (comparing) dan mengoreksi (correctting) kinerja” (Robbints dan

Coulter, 2010:182). Menurut Assauri (2008:38) Pengendalian dan Pengewasan

merupakan kegiatan yang dilakukan agar kegiatan produksi dan operasi yang

dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan apabila terjadi

penyimpangan, maka penyimpangan tersebut dapat dikoreksi, sehingga apa yang

diharapkan dapat tercapai.

Gitosudarmo (2000:7) mendefinisikan pengendalian yaitu perencanaaan yang

dibuat dengan seksama, tidak akan berhasil apabila tidak diikuti dengan pengawasan.

Page 27: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

9

Bahkan lebih dari itu sendiri harus dipergunakan sebagai alat untuk mengawasi

kegiatan-kegiatan. Penggunaan perencanaan dan pengawasan secara bersama.

Menurut Ahyari (2002:44) “Pengendalian dapat diartikan sebagai pengawasan yang

sekaligus dapat mengambil beberapa tindakan untuk perbaikan yang diperlukan.

Dengan demikian fungsi pengendalian ini bukan sekedar mengadakan pengawasan

dari pelaksanaan kegiatan dalam sebuah perusahaan, melainkan juga termasuk

pengumpulan data sebagai masukan (input) guna penentuan tindak lanjut dalam

usaha-usaha perbaikan pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan tersebut pada masa

yang akan datang. Dengan adanya pengendalian ini, diharapkan akan terdapat

perbaikan-perbaikan pelaksanaan kegiatan dari suatu priode ke priode berikutnya”

Berdasarkan pengertian pengendalian yang telah dikemukakan oleh beberapa

ahli di atas, dapat disimpulkan pengendalian merupakan proses monitoring berbagai

aktivitas yang dilakukan untuk memastikan bahwa aktivitas yang dilakukan tersebut

dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan tindakan koreksi dapat dilakukan

untuk memperbaiki penyimpangan yang terjadi. Pengendalian membantu manajer

memonitoring keefektifan aktivitas perencanaan, pengorganisasian, dan

kepemimipinan mereka. Bagian penting dari pengendalian proses adalah mengambil

tindakan korektif yang diperlukan. Bagian penting dari pengendalian proses adalah

mengambil tindakan korektif yang diperlukan. Pengendalian sangat penting dan

diperlukan dalam setiap kegiatan di perusahaan. Tujuan pengendalian menurut

Hasibuan (2011:242) yaitu supaya proses pelaksanaan sesuai dengan ketentuan-

Page 28: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

10

ketentuan dari rencana, melakukan tindakan perbaikan (corrective) jika terdapat

penyimpangan-penyimpangan (deviasi), dan supaya tujuan yang dihasilkan sesuai

dengan rencana.

2. Asa-asas Pengendalian

Koontz dan O’Donnel dalam (Hasibuan 2011:243) mengemukakan asas-asas

pengendalian yaitu:

a. Asas tercapainya tujuan (principle of assurance of objective), artinya

pengendalian harus ditujukan kearah tercapainya tujuan yaitu dengan

mengadakan perbaikan untuk menghindari penyimpangan-penyimpangan dari

rencana.

b. Asas efisiensi pengendalian (principle of efficiancy of control), artinya

pengendalian itu efisien jika dapat menghindari penyimpangan dari rencana,

sehingga tidak menimbulkan hal-hal lain diluar dugaan.

c. Asas tanggung jawab pengendalian (principle of control responsibellity),

artinya pengendalian hanya dapat dilaksanakan jika manajer bertanggung

jawab atas pelaksanaan rencana.

d. Asas pengendalian terhadap masa depan (principle of future control), artinya

pengendalian yang efektif harus ditujukan ke arah pencegahan penyimpangan-

penyimpangan yang akan terjadi, baik pada waktu sekarang maupun masa

yang akan datang.

e. Asas pengedalian langsung (principle of direct control), artinya tehnik control

yang paling efektif ialah megusahakan adanya manajer bawahan yang

Page 29: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

11

berkualitas baik. Pengendalian itu dilakuakn oleh manajer atas dasar bahwa

manusia itu sering berbuat salah. Cara yang paling tepat untuk menjamin

adanya pelaksanaan yang sesuai dengan rencana adalah mengusahakan

sedapat mungkin para petugas memiliki kualitas yang baik.

f. Asas rencana refleksi rencana (principle of reflection plants), artinya

pengendalian harus disusun dengan baik sehingga dapat mencerminkan

karakter dan susunan rencana,.

g. Asas penyesuaian dengan organisasi (principle of organisation sultabilly),

artinya pengendalian harus dilakukan sesuai dengan struktur organisation.

Manajer dengan bawahannya merupakan sarana untuk melaksanakan rencana.

Dengan demikian pengendalian yang efektif harus dilakukan harus sesuai

dengan besarnya wewenang manajer, sehingga mencerminkan struktur

organisasi.

h. Asas pengendalian individu (principle of individual of control), artinya

pengendalian dan tehnik pengendalian harus sesuai dengan kebutuhan

manajer. Tehnik penbgendalian harus ditujukan terhadap kebutuhan-

kebutuhan akan satu sama lain, tergantung pada tingkat dan tugas manajer.

i. Asas standar (principle of standard), artinya pengendalian yang efektif dan

efisien memerlukan standar yang tepat yang akan dipergunakan sebagai tolak

ukur pelaksanaan dan tujuan yang akan dicapai.

Page 30: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

12

j. Asas pengendalian terhadap strategi (principle of stategic point control),

artinya pengendalian yang efektif dan efisien memerlukan adanya perhatian

yang ditujukan terhadap faktor-faktor yang strategis dalam perusahaan.

k. Asas kekecualian (the axception principle), artinya efisiensi dalam

pengendalian menbutuhkan adanya perhatian yang ditujukan terhadap faktor

kekecualian. Kekecualian ini dapat terjadi dalam keadaan tertentu ketika

situasi berubah atau tidak sama.

l. Asas pengendalian fleksibel (principle of flexibellity of control), artinya

pengendalian harus luwes untuk menghindari kegagalan pelaksanaan rencana.

m. Asas peninjauan kembali (principle of review), artinya sistem pengendalian

harus ditinjau berkali-kali agar sistem yang digunakan berguna untuk

mencapai tujuan.

n. Asas tindakan (principle of action), artinya pengendalian dapat dilakuakn

apabila ada ukuran-ukuran untuk mengoreksi penyimpangan-penyimpangan

rencana organisasi, staffing, dan dirrecting.

3. jenis-jenis pengendalian

Pengendalian dapat berfokus peristiwa-peristiwa sebelum, selama, atau

setelah sebuah proses. Dari pernyataan tersebut Daft (2006:26) membedakan

pengendalian menjadi tiga yaitu umpan maju, keseimbangan, dan umpan balik. Tiga

jenis ini pengendalian tersebut akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut:

a. Pengendalian umpan maju terkadang disebut pengendalian preliminer atau

preventif. Pengendalian ini yang berusaha untuk mengidentifikasikan dan

Page 31: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

13

mencegah penyimpangan-penyimpangan sebelum mereka muncul.

Pengendalian umpan maju berfokus pada sumber daya manusia, materi, dan

keuangan yang masuk keorganisasi. Tujuannya adalah memastikan bahwa

kualitas masukan cukup tinggi untuk mencegah masala-masalah ketika

organisasi melaksanakan tugas-tugasnya.

b. Pengendalian yang berkesinambungan merupakan pengendalian yang

mengawasi aktivitas karyawan yang dilakukan terus-menerus untuk

memastikan mereka konsisten dengan standar-standar kinerja, pengendalian

yang berkesinambungan menilai aktivitas-aktivitas kerja saat ini.

Mengandalkan standar-standar kinerja, serta meliputi kaidah dan peraturan

untuk membimbing tugas dan prilaku karyawan.

c. Pengendalian umpan balik,terkadang disebut pengendalian pascatindakan atau

hasil. Pengendalian umpan balik berfokus pada hasil-hasil organisasi

khususnya, kualitas dari hasil produk akhir dan layanan.

4. Alasan diperlukan pengendalian

Stoner (1996:250) menguraikan alasan diperlukannya pengendalian antara

lain sebagai berikut:

a. Menciptakan mutu yang lebih baik

Proses yang salah ditemukan dan proses itu dikoreksi untuk menghilangkan

kesalahan. Karyawan diberi wewenang untuk memeriksa dan memperbaiki

Page 32: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

14

pekerjaan mereka sendiri. Total quality management mengubah banyak sikap

mengenai dan pendekatan pada cara menciptakan pengendalian efektif.

b. Menghadapi perubahan

Perubahan adalah bagian tak terhindarkan dari lingkungan organisasi mana

pun. Fungsi pengendalian membantu manajer dalam menjawab ancaman dan

kesempatan yang dihasilkan, dengan membantu manajer mendeteksi perubahan

yang mempengaruhi produk dan jasa organisasi.

c. Menciptakan siklus yang lebih cepat

Mengetahui permintaan pelanggan untuk desain, mutu, atau waktu

penyerahan yang lebih baik merupakan satu hal. Mempercepat siklus yang terlibat

dalam menciptakan dan kemudian menyerahkan produk dan jasa baru ini kepada

pelanggan adalah hal yang lain. Waktu siklus yang dipercepat merupakan salah

satu cara untuk meningkatkan daya saing. Melalui pengendalian akan membantu

mempercepat siklus dalam menciptakan dan penyerahan serta jasa kepada

pelanggan.

d. Menambahkan nilai

Tujuan menabahkan nilai pada produk barang dan jasa adalah agar

pelanggan akan membelinya jika dibandingkan dengan penawaran dari pesaing.

Penambahan nilai berbentuk mutu di atas rata-rata, dicapai lewat prosedur

pengendalian yang banyak tuntutannya.

Page 33: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

15

e. Untuk mempermudah delegasi dan kerja tim

Kecenderungan kontemporer kearah manajemen partisipatif juga

menigkatkan kebutuhan untuk mendelegasikan wewenang dan mendorong

karyawan untuk bekerja bersama tim. Hal ini tidak mengurangi tanggung jawab

akhir manajer sebaliknya akan mengubah sifat pengendalian proses. Dibawah

sistem partisipatif yang baru, manajer menyampaikan standarnya, tetapi kemudian

membiarkan karyawan baik bekerja sndiri maupun dalam tim, untuk

menggunakan kreativitasnya sendiri untuk memutuskan bagaimana memecahkan

masalah kerja tertentu. Kemudian pengendalian proses membiarkan manajer

memonitor kemajuan karyawan tanpa menghambat kreatifitas atau terlihat dalam

pekerjaan.

C. Proses Produksi

1. Pengertian Proses Produksi

Proses merupakan serangakian langkah sistematis atau tahapan yang jelas dan

dapat ditempuh berulang kali, untuk mencapai hasil yang diinginkan. Menurut

Assauri (2008:105) Proses adalah cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya

sumber-sumber (tenaga kerja, bahan dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh

suatu hasil. Sedangkan produksi sebagaimana telah diuraikan sebelumnya merupakan

kegiatan menciptakan dan menambah kegunaan atau faedah suatu barang dan jasa.

Produksi merupakan salah satu bagian yang penting dalam perusahaan yang

mengemban fungsi pokok menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau

jasa yang akan dipasarkan kepada konsumen, sehingga dapat dikatakan produksi

Page 34: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

16

menjadi tempat terjadinya proses perubahan masukan atau sumber daya produksi

(imput) menjadi keluaran (output). “Produksi adalah kegiatan yang bertujuan untuk

menciptakan barang atau jasa lain yang memiliki nilai tambah dan nilai guna yang

lebih besar berdasarkan prinsip ekonomi manajerial atau ekonomi perusahaan”

(Prawirosentono 2007:71). Assauri (2008:17) menyatakan pengertian produksi yaitu:

“suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (imput)

menjadi hasil keluaran (output). Jadi dalam pengertian produksi dan operasi

tercakup setiap proses yang mengubah masukan-masukan (inputs) dan

menggunakan sumber-sumber daya untuk menghasilkan keluaran-keluaran

(outputs), yang berupa barang-barang dan jasa-jasa.”

Sedangkan Subagyo (2000:8) mendefinisikan proses produksi secara

sederhana yaitu proses perubahan masukan menjadi keluaran.

Berdasarkan pengertian proses dan produksi yang telah dikemukakan oleh para

ahli di atas, Dengan demikian yang dimaksud dengan Proses Produksi merupakan

suatu cara, metode ataupun teknik bagaimana penambahan mamfaat atau penciptaan

faedah baru, dilaksanakan dalam perusahaan (Ahyari, 2002:65). Prihantoro

menyatakan secara garis besar (2012:122), “Proses produksi adalah kegiatan

mengolah masukan (infuts, sumber daya produksi) dalam proses dengan

menggunakan metode tertentu untuk menghasilkan keluaran (output, barang maupun

jasa) yang sesuai dengan ketentuan.”

Assuari menyatakan pengertian proses produksi dan operasi yaitu:

“Rangkaian kegiatan yang dilakkukan dengan menggunakan peralatan,

sehingga masukan atau inputs dapat diolah menjadi keluaran yang berupa

barang atau jasa, yang akhirnya dapat dijual kepada pelanggan untuk

memungkinkan perusahaan memperoleh hasil keuntungan yang diharapkan.”

Page 35: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

17

Berdasarkan pengertian proses produksi yang telah dikemukakan di atas,

dapat disimpulkan proses produksi merupakan kegiatan mengolah masukan (input)

menjadi keluaran (output) dengan menggunakan metode, cara dan teknik tertentu.

Pelaksanaan proses produksi yang baik mengikuti standar akan menghasilkan produk

yang berkualiatas dengan nilai jual yang tinggi. Jadi pada proses produksi terdiri atas

masukan (input), transformasi, dan keluaran (output).

Menurut Assauri (2008:35) terdapat empat fungsi terpenting dalam Proses

produksi antara lain:

a. Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk

pengolahan masukan (input). Proses produksi merupakan rangkaian yang

dilakukan dengan menggunakan peralatan, sehingga masukan atau inputs

dapat diolah menjadi keluaran yang berupa barang atau jasa, yangh akhirnya

dapat dijual kepada pelanggan untuk memungkinkan perusahaan memperoleh

hasil keuntungan yang diharapkan.

b. Jasa-jasa penunjang, saran yang berupa pengorganisasian yang perlu untuk

penetapan teknik dan metode yang akan dijalankan, sehingga proses

pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Jasa-jasa pelayanan

produksi itu dapat berupa:

1) Desain produk, dimana banyak terjadi perubahan atau variasi dari produk

yang dihasilkan atau dibutuhkan/diinginkan oleh konsumen.

2) Teknologi, dimana perusahaan atau industri harus dapat mengikuti

perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi berdampak dalam

Page 36: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

18

bidang peralatan yang digunakan, bahan yang diolah, cara pengolahan

yang lebih sederhana, dan kualitas produk yang dihasilkan lebih baik.

3) Cara penggunaan sumber-sumber, dimana mesin dan peralatan serta

tenaga kerja dan bahan-bahan perlu diupayakan agar dapat dipergunakan

secara optimal dan dapat lebih hemat dan lebih efisien.

c. Perencanaan, merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari

kegiatan produksi dan operasi yang akan dilakukan dalam suatu dasar waktu

atau priode tertentu. Perencanaan berfungsi agar kegiatan produksi dan

operasi yang akan dilakukan dapat terarah bagi pencapaian tujuan produksi,

serta fungsi produksi dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Perencanaan

yang dilaksanakan dalam hubungannya dengan fungsi produksi dan operasi

yaitu:

1) Perencanaan operasi atau proses produksi

2) Perencanaan persediaan dan pengadaan

3) Perencanaan mutu

4) Perencanaan penggunaan kapasitas mesin

5) Perencanaan pemamfaatan sumber daya manusia.

d. Pengendalian atau pengawasan, merupakan fungsi untuk menjamin

terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, sehingga maksud

dan tujuan untuk penggunaan dan pengolahan masukan input) pada

kenyataannya dapat dilaksanakan. Kegiatan pengendalian dan pengawasan

yang dilakukan dalam pelaksanaan fungsi produksi dan operasi atara lain:

Page 37: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

19

1) Pengendalian produksi dan operasi

2) Pengendalian dan pengawasan persedian

3) Pengendalian dan pengawasan mutu

4) Pengendalian dan pengawasan biaya

2. Sistem Produksi

Seperti yang telah diketahui bahwa manajemen produksi dan operasi

merupakan manajemen dari suatu sistem transformasi yang mengkonversikan

masukan (input) menjadi keluaran (output) yang berupa barang atau jasa. Hal tersebut

berkaitan dengan pelaksanaan fungsi produksi dan operasi memerlukan serangkaian

kegiatan yang merupakan suatu sistem. Sistem merupakan gabungan dari berbagai

unit atau elemen yang saling menunjang untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem

Produksi menurut Ahyari (1999:96) yaitu gabungan dari beberapa unit atau elemen

yang saling terhubung dan salin menunjang untuk melaksanakan proses produksi

dalam suatu perusahaan tertentu. Beberapa elemen yang termasuk di dalam sistem

produksi ini adalah produk perusahaan, lokasi pabrik, letak dari fasilitas produksi

yang dipergunakan, lingkungan kerja karyawan serta standar produksi yang berlaku

dalam perusahaan tersebut. Sedangkan Assauri(2008:39) sistem produksi adalah

suatu keterkaitan unsur-unsur berbeda secara terpadu, menyatu, dan menyeluruh

dalam pentransformasian masukan (input) menjadi keluaran (output). Berikut adalah

bagan dari sistem produksi.

Page 38: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

20

Informasi Umpan Balik

Gambar 2. Sistem Produksi (Sumber Assauri, 2008:39)

Berdasarkan gambar 2 di atas, terlihat masukan-masukan tersebut

dikonversikan menjadi keluaran yang berupa barnag atau jasa dengan menggunakan

teknologi dan metode tertentu. Sistem produksi mengkombinasikan atau

menggabungkan komponen-komponen masukan tersebut dalam prose trasformasi

dengan suatu cara pengorganisasian yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Pada gambar juga bahwa informasi umpan balik dipergunakan untuk

mengendalikan proses dan masukan dalam menghasilkan keluaran yang diinginkan.

Kegiatan ini merupakan tanggung jawab seorang manajer produksi untuk

menggunakan informasi umpan balik secara continu menyusuaikan bauran masukan

dan teknologi yang dibutuhkan untuk memperoleh keluaran yang diinginkan. Berikut

adalah uraian masing-masing sistem produksi, antara lain:

a. Masukan (input), pada pelaksanaan proses produksi suatu perusahaan

memerlukan adanya input. Input tersebut berupa sumber-sumber daya atau

Masukan:

Bahan, tenaga kerja,

mesin, energi, modal,

dan informasi

Tarnsformasi:

Proses Konversi

Keluaran:

Barang atau Jasa

Page 39: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

21

faktor-faktor produksi yang nantinya akan diproses menjadi keluaran,

sehingga jika tak tersedia input maka proses produksi akan terhambat bahkan

berhenti. Input yang dimaksud adalah tenga kerja, modal, dan manajer yang

akan diintegrasikan dalam suatu sistem produksi (Heizer dan Render,

2006:17). Sedangkan Assauri(2008:39) unsur masukan (input) terdiri atas

bahan, tenaga kerja, mesin, energi, modal, dan informasi. Setiap komponen

tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan., tetapi secara bersama-sam membentuk

suatu sistem dalam pertranformasian untuk mencapai suatu tujuan yang telah

ditetapkan. Input yang dipergunakan dalam suatu sistem produksi berbeda-

beda tergantung pada jenis barang atau jasa yang dihasilkan serta tergantung

pada jenis industri.

b. Transformasi, transformasi merupakan kegiatan mengolah atau mengkonversi

masukan yang ada di perusahaan menjadi keluaran berupa barang atau jasa

yang memiliki nilai tambah dan nilai guna yang lebih besar dengan

menggunakan peralatan produksi. Menurut Prihantoro (2012:123)

transformasi dapat diklarifikasikan menjadi :

1) Transformasi fabrikasi, suatu transformasi yang bersifat distrik dan

menghasilkan produk nyata. Contoh pabrik mobil.

2) Transformasi proses, suatu transformasi yang berkelanjutan dimana di

antara operasi yang satu dengan operasi yang lain kurang dapat dibedakan

secara nyata. Contoh pabrik semen dan pabrik pupuk.

Page 40: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

22

3) Tranformasi jasa, suatu transformasi yang tidak megubah secara fisik

masukan menjadi keluaran dalam hal ini secara fisik keluaran sama

dengan masukan, namun transformasi jenis ini akan meningkatkan nilai

masukannya. Contoh perusahaan angkutan.

c. Keluaran (output), merupakan kombinasi dari input-input yang

ditransformasikan menjadi hasil produksi berupa barang jadi. Menurut

Assauri (2008:34) outputs merupakan keluaran berupa barnag atau jasa hasil

mengolah dan mentransformasikan masukan yang akan memberikan hasil

pendapatan perusahaan.

d. Informasi unpan balik (feedback), merupakan informasi yang diperoleh dari

hasil proses yang digunakan untuk bagaimana sebaiknya proses itu dilakukan.

Menurut Assauri (2008:17) sebuah rangkaian umpan balik efektif dapat

mengevaluasi kinerja proses apakan sesuai dengan rencana atau standar.

Rangkaian umpan balik ini juga mengevaluasi kepuasan pelanggan dan

mengirimkan tanda bagi mereka yang mengendalikan input dan proses.

3. Jenis Proses produksi

Jenis proses produksi bermacam-macam dan salah satunya yaitu jenis proses

produksi yang ditinjau dari segi proses produksi. Arus proses produksi dalam hal ini

adalah aliran proses produksi bahan baku sampai dengan menjadi produk akhir dalam

perusahaan. Menurut Ahyari (2002:72) jenis proses produksi ditinjau dari segi arus

proses produksi yaitu:

Page 41: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

23

a. Proses produksi terus-menerus (Contininous process)

Pada proses produksi terus-menerus terdapat pola atau urutan yang

pasti dan tidak berubah-ubah dalam pelakanaan produksi perusahaan. Pola

atau urutan pelaksanaan produksi dalam perusahaan akan selalu sama antara

pelaksanaan produksi pada waktu yang lalu, pada saat sekarang dan pada

waktu yang akan datang. Perusahaan yang memperguanakan pola atau urutan

yang selalu sama dari periode ke periode berikutnya ini pada umumnya akan

memproduksi produk standar, dimana variasi produk adalah relatif kecil

apabila dibandingkan dengan jumlah unit dari produk yang dihasilkan.

b. Proses Produksi yang Terputus-putus (intermittent process)

Pada pelaksanaan produksi dengan menggunakan proses produksi

terputus-putus terdapat beberapa pola atau urutan pelaksanaan produksi yang

digunakan pada hari ini, berbeda dengan pola atau urutan pelaksanaan proses

yang dipergunakan pada bulan lalu. Demikian pula pola dan urutan

pelaksanaan produksi yang dipergunakan sekarang barangkali tidak akan

dipergunakan pada pelaksanaan produksi untuk bulan yang akan datang.

Artinya variasi produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang mempergunakan

proses produksi terputus-putus menyebabkan penggunaan pola atau urutan

pelaksanaan produksi yang berbagai macam pula.

Untuk memahami lebih mendalam mengenai proses produksi terus-

menerus (continous process) dan proses produksi terputus-putus (intermittent

Page 42: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

24

process) salah satunya yaitu dengan memahami ciri-ciri atau sifat kedua jenis

produksi tersebut. Assauri (2008:106) menjelaskan tentang ciri-ciri atau sifat

proses produksi terus-menerus (continous process) dan proses produksi

terputus-putus (intermittent process) sebagai berikut:

a. Ciri-ciri atau sifat proses produksi terus-menerus (continous process)

ialah:

1) Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang besar (produksi

massa) dengan variasi yang sangat kecil dan sudah distandarisasikan.

2) Proses seperti ini biasanya menggunakan sistem atau cara penyusunan

peralatan berdasarkan urutan pengerjaan dari produk yang dihasilkan,

yang disebut product out atau departementation by product.

3) Maesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi seperti ini adalah

mesin-mesin yang bersifat khusus untuk menghasilkan produk tersebut

yang dikenal dengan nama spesial purpose machines.

4) Oleh karena itu mesin-mesinnya bersifat khusus dan biasanya agak

otomatis maka pengaruh individual operator terhadap produk yang

dihasilkan kecil sekali, sehingga operatornya tidak perlu mempunyai

keahlian atau skill yang tinggiuntuk pengerjaan produk tersebbut.

5) Apabila salah satu mesin atau peralatan terhenti atau rusak, maka

seluruh proses produksi akan berhenti.

Page 43: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

25

6) Oleh karena mesin-mesinnya bersifat khusus dan variasi produknya

kecil maka job structure-nya sedikit dan jumlah tenaga kejanya tidak

perlu banyak.

7) Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses adalah lebih rendah

daripada intermittent process atau manifacturing.

8) Oleh karena mesin-mesin yang dipakai bersifat khusus maka proses ini

membutuhkan maintenance specialist yang mempunyai pengetahuan

dan pengalaman yang banyak.

9) Biasanya- bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan yang

menggunakan tenaga mesin seperti ban berjalan (iconveyer).

b. Ciri-ciri atau sifat proses produksi yang terputus-putus (intermittent

process) ialah:

1) Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang sangat kecil

dengan variasi yang sangat besar (berbeda) dan didasarkan atas

pesanan.

2) Proses ini biasanya menggunakan sistem, atau cara penyusunan

peralatan berdasarkan fungsinya dalam proses produksi atau peralatan

yang sama dikelompokkan pada tempat yang sama, yang disebut

denga process lay out atau departementation by equipment.

3) Mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi ini adalah mesin-

mesin yang bersifat umum yang dapat digunakan untik menghasilkan

Page 44: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

26

bermacam-macam produk dengan variasi yang hampir sama, mesin

tersebut dikenal dengan nama general purpose machines.

4) Oleh karena mesin-mesinnya bersifat umum dan biasanya kurang

otomatis, maka pengaruh individu operator terhadap produk yang

dihasilkan sangat besar, sehingga operatornya perlu mempunyai

keahlian atau skill yang tinggi dalam pengerjaan produk tersebut.

5) Proses produksi tidak mudah atau akan terhenti walaupun terjadi

kerusakan atau terhentinya salah satu mesin atau peralatan.

6) Oleh karena mesin-mesinnya bersifat umum dan variasi produknya

besar, maka terhadap pekerja (job) yang bermacam-macam

menimbulkan pengawasan (control) yang lebih sulit.

7) Persediaan bahan mentah biasanya tinggi, karena tidak dapat

ditentukan pesanan apa yang akan dipesan oleh pembeli dan juga

persediaan bahan dalam proses lebih tinggi daripada continuous

process/manufacturing, karena prosesnya terputus-putus atau terhenti-

henti.

8) Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang

dapat flrksibel (varledpath equlpment) yang menggunakan tenaga

manusia seperti kereta dorong atau forklift.

9) Dalam proses seperti ini sering dilakukan pemindahan bahan yang

bolak-balik sehingga perlu adanya ruangan gerak (aisle) yang besar

dan ruangan tempat bahan-bahan dalam (work ib process) yang besar.

Page 45: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

27

Proses produksi terus-menerus (continuous process) dan proses

produksi terpurus-putus (intermittent process) memiliki kekurangan dan

kelebihan. Assauri (2008:108) menguraikan kekurangan dan kelebihan kedua

proses produksi tersebut sebagai berikut:

a. Kekurangan dan kelebihan proses produksi terus-menerus (continuous

proces):

1) Kekurangan proses produksi terus-menerus (continuous proces)

a) Terdapat kesukaran untuk menghadapi perubahan produk yang

diminta oleh konsumen atau pelanggan. Jadi proses produksi seperti

ini khusus untuk menghasilkan produk-produk yang yang permintaan

(demand)nya besar dan stabil serta style produknya tidak mudah

berubah.

b) Proses produksi mudah terhenti, apabila terjadi kemacetan disuatu

tempat atau tingkat proses (di awal, tengah atau dibelakang), maka

kemungkinan seluruh proses produksi akan terhenti yang disebabkan

adanya saling hubungan dan urutan-urutan antara masing-masing

tingkat proses.

c) Terdapat kesukaran dalam menghadapi perubahan tingkat permintaan

karena biasanya tingkat produksi (rate of production)nya telah

tertentu, sehingga sangat kaku (rigid).

2) Kelebihan proses produksi terus-menerus (continuous proces) yaitu:

Page 46: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

28

a) Dapat diperolehnya tingkat biaya produksi per unit (unit production

cost) yang rendah apabila dapat dihasilkannya produk dalam volume

yang cukup besar dan apabila produk yang dihasilkan distandarisasi.

b) Dapat dikuranginya pemborosan-pemborosan dari pemakaian tenaga

manusia, terutama karena sistem pemindahan bahan yang

menggunakan tenaga mesin atau listrik.

c) Biaya tenaga kerja (labor cost) adalah rendah, karena jumlah tenaga

kerjanya sedikit dan tidak memerlukan tenaga yang ahli (cukup yang

setengah ahli) dalam pengerjaan produk yang dihasilkan.

d) Biaya pemindahan bahan di dalam pabrik juga rendah, karena jarak

antara mesin yang satu dengan mesin yang lain lebih pendek dan

pemindahan tersebut digerakkan dengan tenaga mesin (mekanisasi).

b. Kekurangan dan kelebihan proses produksi terputus-putus (intermittent

proces) sebagai berikut, yaitu:

1) Kekurangan proses produksi terputus-putus (intermittent procesi) yaitu:

a) Schedulling dan routing untuk pengerjaan produk yang akan dihasilkan

sangat sukar dilakukan karena kombinasi urut-urutan pekerjaan yang

banyak sekali di dalam memproduksi satu macam produksi, dan

disampingkan itu dibutuhkan scheduling dan routing yang banyak sekali

karena produknya yang berbeda tergantung dari pemesannya.

Page 47: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

29

b) Oleh karena pekerjaan routing dan scheduling banyak sekali dan sukar

dilakukan, maka pengawasan produksi (produksctiont control) dalam

proses produksi ini sangat sulit dilakukan.

c) Dibutuhkannya investasi yang cukup besar dalam persediaan bahan

mentah dan bahan-bahan dalam proses. Karena prosesnya terputus-putus

dari produk yang dihasilkan tergantung dari pesanan.

d) Biaya tenaga kerja dan biaya pemindahan bahan sangat tinggi. Karena

banyak dipergunakannya tenaga manusia dan tenaga yang dibutuhkan

adalah tenaga ahli dengan pekerjaan produk tersebut.

2) Kelebihan proses produksi terputus-putus (intermittent proces) yaitu:

a) Mempunyai fleksibelitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan

produk dengan variasi yang cukup besar. Fleksibelitas ini terutama dari

sestem penyusunan peralatan (lay out)nya yang terbentuk prose lay out,

jenis/tipe mesin yang digunakan dalam proses yang bersifat umum

(general purpose machines), dan sistem pemindahan bahan yang tidak

menggunakan tenaga mesin melainkan tenaga manusia.

b) Oleh karena mesin-mesin yang digunakan bersifat umum (general

purpose machines), maka biasanya dapat diperoleh penghematan uang

dalam investasi mesin-mesinnya, sebab harga mesin-mesinnya, daripada

mesin-mesin yang khusus (special purpose machines).

Page 48: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

30

4. Karakteristik Proses Produksi

Proses produksi merupakan proses pengolahan bahan baku menjadi barang

jadi. Dalam proses produksi memiliki karakteristik yang tergantung dari apa yang

diproduksi. Pada hakikatnya harus selalu mengusahakan agar proses produksi dapat

selalu berjalan lancar. Untuk mengendalikan kelancaran proses produksi ini maka

tidak boleh lepas perhatian kita terhadap teknologi yang dipergunakan oleh

perusahaan. Setiap produk memerlukan suatu proses yang berbeda dengan yang lain.

Gitosudarmo (1999:208).

Hal ini dapat dipahami misalnya barang-barang kimia menghendaki proses

yang berbeda dengan barang-barang tenun. Proses pada produksi jasa kesehatan

berbeda dengan proses pada jasa pendidikan. Proses produksi barang-barang mebel

juga berbeda dengan proses pada barang-barang pertanian. Bahkan lebih dari itu

dalam satu jenis industri tertentu pun dapat terjadi pula perbedaan dalam proses

produksinya, yaitu apabila peralatan yang digunakan berbeda-beda, hal ini karena

perbedaan teknologi yang dipergunakan. Oleh karena itu kita perlu mempelajari

spesifikasi dari karakteristik proses dari masing-masing perusahaan.

Karakteristik proses produksi tersebut akan mengakibatkan perbedaan pada

kebutuhan akan pengendalian produksinya. Dalam hal ini kita dapat membedakan

teknologi dalam beberapa cara. Misalnya dalam hal ini terdapat proses dalam

produksi pertanian, pertambangan, reaksi kimia, peternakan, pertanian, perajutan,

pertukangan dan lai-lain sebagainya.

Page 49: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

31

Dengan mengenal kekhususan-kekhususan proses tersebut maka dapat kita

menerapkan prinsip-prinsip umum (prinsip-prinsip dasar) dan melakukan

pengendalian dalam proses produksi tersebut agar tujuan kita yaitu kelancaran proses

produksi dapat terjamin.

D. Pengendalian Proses Produksi

1.Pengertian Pengendalian Proses Produksi

Setiap perusahaan dalam melaksakan proses produksi tertentu ingin kegiatan

tersebut lancar sesuai dengan rencana dan diperoleh produk dengan tepat kualitas,

tepat jumlah, tepat waktu dengan biaya yang efisien. Semua itu dapat diperoleh

dengan dukungan sistem produksi diperusahaan yang baik dan dengan pengendalian

proses produksi yang tepat. Proses produksi terdiri atas tahapan-tahapan yang

berurutan, saling terkait dan masing-masing tahapan dapat mempengaruhi hasil akhir

dari produk atau bahkan adanya kemacetan pada salah satu tahapan dapat

menghentikan proses produksi. Pengendalian proses produksi akan menjalin proses

produksi berjalan lancar terlaksana sesuai rencana, semua tahapan dalam proses

produksi dilaksanakan mengikuti standar operasional prosedur, dan dilakukan

tindakan korektif apabila terdapat penyimpangan. Kusuma (2009:1) menyatakan

“Tujuan pengendalian proses produksi adalah merencanakan dan mengendaliakan

aliran material ke dalam, di dalam, dan keluar pabrik sehingga posisi keuntungan

optimal yang merupakan tujuan perusahaan dapat tercapali.” Menurut Assauri

(2008:38) pengendalian produksi merupakan kegiatan pengendalian yang dilakuakan

Page 50: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

32

untuk menjamin apa yang telah ditetapkan dalam rencana produksi dan operasi dapat

terlaksana, dan bila terjadi penyimpang dapat segera dikoreksi sehingga tidak

mengganggu pencapaian target produksi dan operasi. Sedangkan Ahyari (2002:53)

mendefinisikan pengendalian proses produksi sebagai berikut.

“Pengendalian proses produksi ini akan menyangkut beberapa masalah

tentang perencanaan dari proses produksi dalam satu perusahaan. Produk apa

dan apa yang akan diproduksi pada suatu priode yang akan datang. Bagaimana

penyelesaian proses produksinya, kapan proses produksi untuk produk

tersebut akan dimulai dan kapan proses tersebut sudah harus selesai, dan lain

sebagainya. Adapun beberapa yang perlu dibicarakan dalam pengendalian

proses produksi adalah peranan pengendalian proses, serta jenis pengendalian

yang dapat dipergunakan dalam masing-masing perusahaan.”

Kusuma (2009:1) menjelaskan pengendalian produksi yaitu:

“Pengendalian produksi dimaksudkan mendayagunakan sumber daya

produksi yang terbatas secara efektif, terutama dalam usaha memenuhi

permintaan konsumen dan menciptakan keuntungan bagi perusahaan.

Sumber daya yang dimaksud mencakup fasilitas produksi, tenaga kerja, dan

bahan baku.

Berdasarkan beberapa pengertian proses produksi dari beberapa ahli di atas,

dapat disimpulakan bahwa pengendalian proses produksi merupakan kegiantan untuk

menjamin agar pelaksanaan pengendalian proses produksi sesuai dengan rencana

yang telah ditetapkan dan terdapat tindakan perbaikan atau koreksi jika terjadi

penyimpangan. Pengendalian proses produksi harus dilaksanakan sebelum proses,

saat proses, dan setelah proses yakni hingga hasil akhir diketahui. Dengan demikian

pengendalian proses produksi mempunyai peran penting yang akan menjaga

kelancaran, keefektifan dan keefisienan proses produksi dalam suatu perusahaan

sehingga hasil produksi sesuai dengan yang telah direncanakan.

Page 51: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

33

Ahyari (2008:173) menyatakan bahwa langkah-langkah yang harus dilakukan

dalam melakukan pengendalian proses adalah sebagai berikut :

1. Pengawasan kegiatan pemeriksaan atas kegiatan yang akan dan sedang

dilakukan, agar-agar kegiatan tersebut dapat sesuai dengan yang

direncanakan.

2. Memperhatikan kegiatan melihat pekerjaan yang akan dan sedang

dikerjakan oleh pekerja untuk memutuskan langkah selanjutnya.

3. Mengevaluasi kegiatan membandingkan hasil implementasi dengan yang

telah direncanakan untuk melihat keberhasilannya.

E. Proses Produksi Perahu Phinisi

Perahu phinisi telah menjadi kebanggaan suku bugis dari masa lalu hingga

sekarang. Pembuatan perahu phinisi terletak di Kecamatan Bontobahari Kabupaten

Bulukumba kurang lebih 150 kilometer dari Kota Makassar. Perahu phinisi memiliki

dua tiang layar utama dan tujuh buah layar, yaitu tiga di ujung depan, dua di depan,

dan dua dibelakang. Perahu phinisi biasanya digunakan untuk mengangkut barang

banyak dalam perjalanan jauh. Proses pembuatan perahu phinisi dibutuhkan

ketelitian, keahlian dan ritual wajib dilakukan. Pembuatan perahu phinisi pun bias

memakan waktu berbulan-bulan lamanya, tergantung dari ukuran dan faktor-faktor

yang mempengaruhi proses produksi.

Teknik pembuatan perahu phinisi berbeda dengan pembuatan perahu pada

umumnya. Pada teknik produksi perahu pada umumnya, rangka perahu dibuat

Page 52: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

34

terlebih dahulu kemudian dibuat dindingnya. Sedangkan pada proses produksi perahu

phinisi terlebih dahulu pembuatan lunas (kalabesiang) kemudian lambung perahu dan

setelah itu baru dinding perahu. Berikut tahapan proses produksi perahu phinisi :

1. Tahap Persiapan (persediaan bahan baku), dimulai pada pemilihan pohon,

kemudian ditebang yang sesuai dengan peruntukannya. Pada ini lebih

diutamakan pencarian pohon untuk pembuatan lunas perahu phinisi serta dua

buah penyambungannya untuk ke depan dan belakang. Pohon-pohon yang

melengkung merupakan kayu pilihan untuk membuat rangka perahu. Karena

lengkungan secara alami akan memudahkan dalam pembuatan perahu phinisi.

2. Tahap pembuatan lunas (kalibesiang), merupakan bagian yang terpenting dari

perahu phinisi, karena bagian ini bagian rawan terhadap kebocoran. Lunas

terbuat dari balok jati atau kayu hitam myang berukuran sekitar 40-50 cm.

Setelah lunas selesai dibuat kemudian dilakukan persiapan untuk

penyambungan. Teknik penyambungan ada dua macam yaitu teknik laso

(sambung masuk) dan teknik jembatan (teknik tumpuk). Untuk memperkuat

sambungan dipergunakan pasak kayu atau pasak besi lalu di baut dan mir.

Kemudian juga disiapkan untuk suatu bagian yang mempertemukan dinding

perahu bagian kanan dan kiri yang terletak miring pada lunas. Uru sangkara

(papan pertama), (dasar perahu bagian depan dan belakang), kanjai.

Page 53: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

35

3. Tahap pembuatan lambung perahu

Pada tahap pembuatan lambung .perahu terdiri dari :

a. Pemasangan papan dasar (teralas) yang, Papan ini masih termasuk bagian

dasar dari perahu ketebalannya akan berbeda satu dengan lainnya. Dan

papan-papan yang berada di bawah harus lebih tebal daripada papan yang

ada di atasnya. Papan teralas dipasang setelah selesai pemasangan

pengepak, pemasangan mula sangkara (papan pertama) dan papan-papan

disambing dengan pen dan setiap pen berjarak 15-20 cm.

b. Pemasangan rangka atau tulang perahu bertujuan untuk memperkuat

dinding perahu yang terdiri dari balok-balok dan papan kayu di bagian

bawah dengan berbagai ukuran. Tahap pemasangan rangka ini dimulai

dari bawah dan semakin ke atas semakin tipis. Kegiatan yang penting

dalam tahapan ini adalah:

2) Kelu yaitu (tulang yang paling bawah) sebagai pengikat papan teralas

3) Penyambungan kelu (gading)

4) Saloro (tulang atau penguat pada bagian kiri dan kanan perahu)

5) Penyambungan soloro

6) Lepe (katu penekan dinding)

7) Lepe kalang (tempat kalang bertumpu)

8) Taju (tempat pengikat kawat dan tali-tali perahu)

9) Pengikat lunas (depan belakang dengan papan teralas)

Page 54: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

36

c. Pengerjaan bagian belakang perahu. Pada bagian ini penting karena di

tempat itu terdapat bagian kemudi yang merupakan jantung perahu setelah

bagian belakang selesai dilanjutkan dengan pengerjaan bagian yang

menghubungkan lamma (papan jemah) dengan lunas depan dan belakang.

Lalu dilanjutkan dengan pembuatan anjungan. Pembuatan bagian tiang

agung dan pembuatan sambungan papan dan mendempulnya.

4. Tahapan pembuatan kamar sebagai ruang peristirahatan dan lain-lainnya

sesuai dengan model dan desain yang di inginkan.

5. Tahap pembuatan tiang dan layar perahu, bahan dasar yang diperlukan pada

tahapan ini yakni kayu yang berukuran sesuai dengan besar perahu yang

dibuat baik dari segi panjang, lebar dan tingginya, begitu juga dengan tali dan

layarnya. Pada tiang bagian tengah perahu harus itu lebih tinggi dibandingkan

tiang layar yang berada pada bagian depan perahu agar keseimbangan perahu

dalam berlayar dapat stabil. Kemudian pembentukan layar yang biasanya

terdiri dari beberapa bagian antara lain:

1) Anjong (segi tiga penyeimbang) berada pada bagian depan perahu

2) Sombala (layar utama) berukuran besar

3) Tanpasere (layar kecil) berbentuk segitiga ada di setiap tiang utama.

4) Cocoro pantara (layar bantu depan).

5) Cocoro tangnga (layar bantu tengah.

6) Tarengke (layar bantu di belakang)

Page 55: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

37

6. Tahapan pemasangan mesin dan alat kemudi, pada tahapan ini pemasangan

mesin dan alat kemudi dikerjakan oleh tehnisi khusus yang mendalami teknik

mesin.

7. Proses pengecatan, dalam proses pengecatan bagian-bagian perahu harus

disesuaikan cat dan alat yang digunakan pada setiap bagian perahu lalu

dikeringkan kurang lebi 1 atau 2 hari.

8. Tahap terakhir adalah uji coba.

E. Penelitian Terdahulu

1. Dwi Puspitasari (2012)

Judul Pengendalian Proses Produksi pada PT. Busana Mas Surabaya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan pengendalian

proses produksi garmen dalam meningkatkan kualitas hasil pada PT. Busana Mas

Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengendalian proses produksi

garen yang dilakukan oleh PT. Busana Mas Surabaya dilakukan beberapa tahapan

yaitu quality control dan finish quality control.

2. Ariska Efa Yuliana (2013).

Judul Pengendalian Proses Produksi Kedelai Edamame Beku (Frozen

Edamame Soybeans) pada PT. Mitratani Jember. Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan pengendalian proses produksi kedelai edaman beku PT. Mitratani

Jember. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengendalian proses produksi

kedelai edamame beku pada PT. Mitratani Jember.

Page 56: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

38

3. Octari Anggi Susanti (2016)

Judul Implementasi Pengendalian Proses Produksi Kopi Luwak pada PT.

Perkebunan Nusantara XII (Persero) Kebun Kayumas Situbondo. Penelitian ini

bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi pengendalian proses Produksi

Kopi Luwak pada PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) Kebun Kayumas

Situbondo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pengendalian

proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan dimulai dari faktor-faktor

produksi (input), proses produksi (transformasi), hasil produksi (output) dan

informasi umpan balik (feedback).

F. Kerangka Pikir

Pengendalian proses produksi adalah sebuah upaya bagaimana prusahaan

mampu memproduksi sebuah keluaran yang memiliki nilai tinggi sehingga memiliki

daya tarik dikalangan masyarakat lokal dan bahkan di kalangan masyarakat asing atau

pendatang dari luar negeri. Dengan adanya pengendalian pula perusahaan dapat

mencapai target dari apa yang telah direncanakan yaitu menghasilkan kualitas

sehingga memiliki nilai tinggi dan menghasilkan laba yang maksimal.

Page 57: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

39

Berikut Bagan kerangka pikir pada penelitian ini :

Gambar 3. Bagan Kerangka Pikir

Proses Produksi Perahu Phinisi

Pengendalian Proses

Tahap 1

Pembuatan

lunas

Tahap 2

Lmbung

Lunas

Tahap 3

Pembuatan

kamar

Tahap 4

Pembuatan

Tiang Layar

Tahap 5

Pembuatan

layar

Tahap 6

Pengecatan

Tahap 8

Pemasangan

Alat Kemudi

Tahap 7

Pemasangan

Mesin

Tahap 9

Uji Coba

Page 58: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakuakn pada produksi perahu phinisi di Kecamatan

Bontobahari Kabupaten Bulukumba.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini diperkirakan kurang lebih 2 (dua) bulan, yaitu di

mulai pada bulan April sampai bulan Mei pada tahun 2017.

A. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Untuk memmberikan persamaan persepsi kepada pembaca, maka penulis

menggunakan definisi operasional, yaitu :

1. Pengendalian yaitu perencanaaan yang dibuat dengan seksama tidak

akan berhasil apabila tidak diikuti dengan pengawasan. Bahkan lebih

dari itu sendiri harus dipergunakan sebagai alat untuk mengawasi

kegiatan-kegiatan.

2. Produksi merupakan proses perubahan masukan atau sumber daya

produksi (imput) menjadi keluaran (output).

3. Pengendalian proses produksi ini akan menyangkut beberapa masalah

tentang perencanaan dari proses produksi dalam satu perusahaan.

Produk apa dan apa yang akan diproduksi pada suatu priode yang akan

datang.

40

Page 59: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

41

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Dokumentasi, pengambilan data-data yang berkaitan dengan penelitian dari

tempat penelitian yaitu pada usaha perahu phinisi di Kecamatan Bontobahari

Kabupaten Bulukumba.

2. Teknik observasi, dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara

langsung dalam proses produksi perahu phinisi di Kecamatan Bontobahari

Kabupaten Bulukumba.

3. Wawancara, teknik interview yang dilakukan dengan cara wawancara

dengan kepala tukang (punggawa) pada proses produksi perahu phinisi di

Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.

D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif, yaitu

data yang diperoleh dari perusahaan baik dalam bentuk informasi secara lisan

maupun secara tertulis.

2. Sumber Data

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung pada instansiyang

bersangkutan dari hasil wawancara.

b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari dokumentasi

objekpenelitian, berupa laporan tertulis yang dibuat secara periodik dan

berkala.

Page 60: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

42

E. InformanPenelitian

Informanpenelitianadalah orang yang

dimamfaatkanuntukmemberikaninformasitentangsituasidankondisilatarbelakangpe

nelitian.Maleong (2000:97). Informanpenelitianmerupakan orang-orang yang

benar-benarmengetahuipermasahalah yang akanditeliti.

Dalampenelitianiniterdapat 2 (dua) informandiantaranya:

1. Informankunci. Yaitu orang yang dianggapmemahamipermasalahan

yang ditelitiadapun yang

ditetapkansebagaiinformankuncipadapenelitianiniadalah 1 orang

manajerpekerja (kepalatukang) padausahaperahuphinisidi Kecamatan

Bontobahari Kabupaten Bulukumba.

2. Informan non kunci yaitu orang-orang yang mengetahui permasalah

yang diteliti. Adapun yang ditetapkan sebagai informan non kunci

pada penelitian ini adalah 1 orang pengusaha perahu phinisi dan

22orang pekerja (tukang) pada usaha perahu phinisi di Kecamatan

Bontobahari Kabupaten Bulukumba.

F. MetodeAnalisis data

Metodeanalisis data yang

digunakandalampenelitianiniadalahanalisisdeskriktifkualitatifyaitusuatuanalisis

yang digunakanuntukmenggambarkanataumendeskripsikan variable penelitian,

dalamhalini “pengendalian prosesproduksiperahuphinisidi Kecamatan

Bontobahari Kabupaten Bulukumba.

Page 61: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

50

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bagian ini peneliti akan memaparkan bagian yang menjadi subtansi

dari penelitian ini yaitu pengendalian proses produksi perahu phinisi di

Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba, dengan metode analisis yang

digunakan yakni analisis deskriptif kualitatif.

Pada penelitian deskriptif kualitatif, peneliti dituntut dapat memaparkan,

menjelaskan, menggambarkan atau mendeskrisikan dan menggali data

berdasarkan apa yang diucapkan, dirasakan, dilihat dan dilakukan oleh sumber

data sesuai dengan fakta-fakta dilapangan dengan menggunakan wawancara dan

observasi langsung di lokasi penelitian yakni di Kecamatan Bontobahari

Kabupaten Bulukumba.

1. Karakteristik Informan Penelitian

Jumlah informan dalam penelitian ini adalah 24 orang. Informan yang

terdiri dari 1 orang sebagai informan kunci yakni bernama bapak sangkala selaku

kepala tukang (Punggawa) perahu phinisi yang kini berusia 46 tahun. 12 tahun

bekerja sebagai pekerja (tukang) perahu phinisi dan sudah 9 tahun bekerja sebagai

kepala tukang. Dan dapat disimpulkan bahwa bapak sangkala sudah 21 tahun

melakukan pekerjaan sebagai panrita lopi. Dan 23 orang sebagai informan non

kunci yang terdiri dari 22 orang pekerja (tukang) yang rata-rata berusia 28-45

50

Page 62: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

51

tahun dan 1 orang sebagai pemilik usaha yakni bapak H. Abdullah yang kini

berusi 53 tahun.

1. Deskripsi Hasil Penelitian

Data dari hasil penelitian ini didapatkan melalui wawancara dan observasi

langsung yang dilakukan oleh peneliti pada kurun waktu 2 (dua) bulan yakni pada

bulan April sampai Mei 2017. Dan informan yang menjadi sasaran wawancara

pada penelitian ini adalah kepala tukang (Punggawa) pada proses produksi perahu

phinisi di Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba. Adapun deskripsi

wawancara yang peneliti lakukan dengan pihak kepala tukang (Punggawa) pada

proses produksi perahu phinisi di Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba

adalah sebagai berikut :

Page 63: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

52

Gambar. 4 Skema Pengendalian Proses Produksi Perahu Phinisi

Pengendalian

Proses Produksi

Perahu Phinisi

Tahap 1

Pembuatan Lunas

Tahap 6

Pengecatan

Tahap 5

Pembuatan Layar

Tahap 4

PembuatanTiang

Layar

Tahap 3

Pembuatan Kamar

Tahap 2

Pembuatan Lambung

Tahap 7

Pemasangan Mesin

Tahap 9

Uji Coba

Tahap 8

Pemasangan Kemudi

Page 64: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

53

Berdasarkan gambar. 4 maka peneliti mendeskripsikan hasil wawancara

dengan kepala tukang (Punggawa) sebagai berikut:

a. Pengendalian proses produksi pada tahapan pengerjaan lunas

perahu phinisi

Adapun pengendalian proses yang dilakuakan oleh kepala tukang

(Punggawa) yakni sebgai berikut :

Pertama peneliti menanyakan apakah ada pengawasan yang dilakukan

pada tahap pembuatan lunas ini ?. Informan menjawab sebagai berikut :

“Tentu ada....yang perlu saya awasi adalah ketika pekerja (tukang)

melakukan pengukuran, pemotongan dan pemasangan bahan baku

pada tiap bagian-bagian lunas perahu”. (Wawancara pada tanggal

26 April 2017).

Kemudian peneliti lanjut menggali tentang hal-hal apa sajakah yang

perlu bapak perhatikan saat pengerjaan lunas ?. Informan menjawab

sebagai berikut :

“Yah... tentu yang perlu saya perhatikan pada tahapan pengerjaan

lunas ini penggunaan bahan baku utama dan bahan baku

pembantunya, kemudian penggunaan alat-alat produksi yang

digunakan oleh para pekerja dan target waktu pengerjaan dapat

terselesaikan selama 1 minggu”. (Wawancara pada tanggal 26 April

2017).

Selanjutnya peneliti lanjut menanyakan tentang hal-hal apa saja yang

perlu dievaluasi pada tahap pengerjaan lunas ini ?. Informan kembali

menjawab sebagai berikut :

“Hal-hal yang perlu dievaluasi pada tahap pengerjaan lunas ini yaitu

meninjau kembali pekerjaan para pekerja (tukang) seperti

pemasangan komponen-komponen lunas yang terdiri dari, kobi depan

belakang dan depan dan batang lunas”. (Wawancara pada tanggal 26

April 2017).

Page 65: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

54

b. Pengendalian proses produksi pada tahapan pengerjaan lambung

perahu phinisi

Pada tahapan pengerjaan lambung perahu, bentuk pengendalian proses

yang dilakukan oleh kepala tukang menurut hasil wawancara adalah sebagai

berikut :

Pertama peneliti menanyakan tentang bagaimana pengawasan yang

dilakukan pada tahap pengerjaan lambung perahu ?. Informan menjawab

sebagai berikut :

“Hal-hal yang perlu saya awasi pada tahapan ini ada beberapa yakni

diantaranya, pemasangan dinding dan tulang lambung yang benar-

benar harus diperhatikan kerapatannya untuk menghindari

kebocoran. Pengolahan bahan baku baik itu saat pengoboran,

pemahatan pemotongan dan serta pemasangan pasa bagian-bagian

lambung perahu”. (Wawancara pada tanggal 26 April 2017).

Kemudian peneliti melanjutkan bertanya tentang hal-hal apa

sajakah yang perlu bapak perhatikan pada tahapan ini ?. Informan kembali

menjawab sebagai berikut :

“Yang perlu saya perhatikan pada tahapan ini yakni bahan baku dan

alat-alat produksi yang digunakan oleh pekerja dan tentunya estimasi

waktu pengerjaan ditargetkan selama 2 bulan”. (Wawancara pada

tanggal 26 April 2017).

Setelah itu peneliti kembali menanyakan tentang hal-hal apa

sajakah yang perlu di evaluasi pada tahapan ini ?.

“Hal-hal yang perlu saya evaluasi pada tahapan ini diantaranya,

jumlah bahan baku utama yang dipergunakan, pemasangan setiap

komponen lambung perahu apa sesuai ataukah masih ada hal-hal

yang perlu diperbaharui”. (Wawancara pada tanggal 26 April 2017).

Page 66: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

55

c. Pengendalian proses produksi pada tahapan pengerjaan kamar

perahu phinisi

Adapun bentuk pengendalian proses pada tahapn pengerjaan lunas

berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Informan adalah sebagai

berikut :

Pertama-tama peneliti menanyakan tentang bagaimanakah bentuk

pengawasan yang dilakukanpada tahap pengerjaan kamar perahu ?.

Informan pun menjawab sebagai berikut :

“Bentuk pengawasan yang saya lakukan pada tahapan ini yakni

menyesuaikan bentuk kamar perahu dengan yang didesain

sebelumnya yang dilihat dari segi ukuran bentuk dan ketepatan

pemasangan pada setiap komponen kamar-kamar perahu”.

(Wawancara pada tanggal 26 April 2017).

Kemudian peneliti lebih lanjut menanyakan tentang hal-hal apa

sajakan yang mejadi perhatian saat pengerjaan kamar perahu ?. Informan

pun kembali mejawab sebagai berikut :

“Hal-hal yang perlu saya perhatikan pada proses pengerjaan kamar

ini yakni, penggunaan jenisbahan baku kayu pada setiap komponen-

komponen karena jenis kayu yang digunakan pada tahap pengerjaan

kamar perahu ini berbeda-beda seperti halnya tulang dinding harus

menggunakan kayu besi dan sedangkan pada bagian dinding perahu

harus menggunakan kayu jati biasa atau kayu kandole”. (Wawancara

pada tanggal 26 April 2017).

Lebih lanjut lagi peneliti menanyakan tentang hal-hal apa sajakah

yang perlu dievaluasi pada tahapan pengerjaan kamar ini ?. Informan

kembali menjawab sebagai berikut :

“Hal-hal yang perlu dievaluasi pada tahapan ini yakni melakukan

peninjauan kembali pada setiap pekerjaan yang dilakukan oleh para

pekerja pada tahapan pengerjaan kamar perahu yakni kesesuaian

penggunaan bahan baku pada setiap pemasangan komponen kamar

Page 67: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

56

perahu dan estimasi waktu yang ditergetkan selama 1 bulan”.

(Wawancara pada tanggal 26 April 2017).

d. Pengendalian proses produksi pada tahapan pengerjaan tiang layar

perahu phinisi

Adapun bentuk pengendalian proses yang dilakukan berdasarkan hasil

wawancara peneliti dengan kepala tukang (Punggawa) pada tahapan ini

yakni sebagai berikut :

Pertama peneliti menanyakan hal-hal apa sajakah yang perlu diawasi

pada tahap pengerjaan tiang layar perahu phinisi ini ?. Informan pun

menjawab sebagai berikut :

“Saat pengejaan tiang layar perahu hal-hal yang perlu saya awasi

yakni saat para pekerja saya mengolah bahan baku utama tang layar

perahu ini seperti halnya saat pekerja melakukan pengukuran,

pemberian tanda pada kayu untuk pemahatan dan lain-lain

sebagainya”. (Wawancara pada tanggal 26 April 2017).

Kemudian peneliti lebih lanjut menanyak pada tahapan ini tentang

hal-hal apa sajakah yang perlu diperhatikan pada tahapan ini ?. Informan

pun menjawab sabagai berikut :

“Hal-hal yang perlu diperhatiakan pada tahapan ini yakni saat pekerja

melakukan penggunaan bahan baku, melihat keseimbangan pada tiap-

tiap tiang layar yang akan dipasang”. (Wawancara pada tanggal 26

April 2017).

Lebih lanjut lagi peneliti menanyakan tentang hal-hal apa sajakah

yang dievaluasi pada tahapan ini ?. Informan kembali menjawab sebagai

berikut :

“Hal-hal yang perlu dievaluasi pada tahapan ini yakni meihat

kembali pemasangan tiang layar yang telah dikerjakan oleh pekerja

baik tiang layar utama ataupun tiang layar bantu perahu”.

(Wawancara pada tanggal 26 April 2017).

Page 68: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

57

e. Pengendalian proses produksi pada tahapan pengerjaan layar perahu

Pada tahapan ini adapun bentuk pengendalian yang dilakuakn oleh

kepal tukang (Punggawa) berdasarkan wawancara yang dilakukan adalah

sebagai berikut :

Pertama peneliti menanyakan tentang bagaimana bentuk pengawasan

yang dilakukan pada tahap pengerjaan layar perahu ini ?. Informan pun

menjawab sebagai berikut :

“Yaaa... tentunya yang perlu saya awasi yakni saat pemasangn layar

perahu baik dari segi jenis ikatan dan simpul yang digunakan maupun

letak simpul dan ikatan yang digunakan oleh para pekerja”.

(Wawancara pada tanggal 26 April 2017).

Lebih lanjut lagi peneliti menanyakan tentang hal-hal apa sajakah

yang perlu diperhatikan dalam pengerjaan layar perahu ini ?. Informan pun

kembali menjawab sebagai berikut :

“Tentu yang perlu saya perhatikan adalah pekerja yang saya gunakan

saat layar perahu dibuat yakni teknisi khusus (tukang jahit) dan

penggunaan bahan baku layar perahu baik jadi segi jenis kainnya

maupun jumlah bahan baku yang digunakan”. (Wawancara pada

tanggal 26 April 2017).

Kemudian peneliti lanjut bertanya tentang hal-hal apa sajakah yang

perlu evaluasi pada tahapan ini ?. Informan pun menjawab sebgai berikut :

“Yah... tentu cara pemasangan layar pada tiap-tiap tiang layar

perahu, baik itu pada tiang layar utama maupun tiang layar

pembantu ditinjau dari segi simpul dan ikatan yang digunakan saat

pemasangan layar perahu”. (Wawancara pada tanggal 26 April

2017).

Page 69: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

58

f. Pengendalian proses produksi pada tahapan pengecatan perahu

phinisi

Adapun bentuk pengendalian pada tahapan ini berdasarkan hasil

wawancara peneliti dengan Informan adalah sebagai berikut :

Pertama peneliti menanyakan pada tahapan ini tentang bagaimana

bentuk pengawasan yang dilakukan pada tahapan ini ?. Informan pun

menjawab sebagai berikut :

“Pengawasan yang saya lakukan pada tahapan ini yakni saat pekerja

melakukan pengecatan pada setiap baigian perahu seperi halnya

bagian lunas, lambung, kamar dan tiang layar perahu.” (Wawancara

pada tanggal 26 April 2017).

Selanjutnya peneliti menanyakan tentang hal-hal apa sajakah yang

perlu diperhatikan pada tahapan ini ?. Informan pun menjawab sebagai

berikut :

“Hal-hal yang perlu saya perhatikan pada tahapan ini yakni

penggunaan bahan baku utama yang ditinjau dari segii jenis, jumlah,

dan kualitasnya, alat-alat yang digunakan pekerja pada setiap

bagian-bagian perahu yang perlu di cat seperti kuas dan alat duco

dan Begitupun dengan kondisi cuaca yang mendukung yakni cuaca

dalam keadaan panas matahari”. (Wawancara pada tanggal 26 April

2017).

Kemudian peneliti lebih lanjut menanyakn tentang hal-hal apa sajakah

yang perlu dievaluasi pada tahapan in ?. Informan pun menjawab sebagai

berikut :

“Yang perlu dievaluasi pada tahapan ini ada beberapa seperti halnya

hasil pengecatan yang telah dilakuakan oleh pekerja pada setiap

bagian perahu apakah sudah sesuai atau tidak baik dan kemerataan

cat”. (Wawancara pada tanggal 26 April 2017).

Page 70: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

59

g. Pengendalian proses produksi pada tahap pemasangan mesin perhau

phinisi

Adapun bentuk pengendalian proses yang dilakuakn oleh kepala

tukang (Punggawa) perahu phinisi berdasarkan hasil wawancara yakni

sebagai berikut :

Pertama peneliti menanyakan tentang bagaimana pengawasan yang

dilakuakan pada tahapan ini ?. Informan pun menjawab sebagai berikut:

“Bentuk pengawasan yang saya lakukan pada tahapan ini yakni saat

pekerja memasang komponen-komponen mesin perahu seperti knalpot

mesin, balik-baling, dan mesin perahu”. (Wawancara pada tanggal

26 April 2017).

Kemudian pekerja lanjut menanyakan tentang hal-hal apa sajakah

yang perlu diperhatikan pada tahapan ini ?. Informan pun menjawab sebagai

berikut:

“Hal-hal yang perlu saya perhatikan pada tahapan ini seperti pekerja

yang saya pekerjakan harus teknisi khusus yakni orang yang ahli

dalam pengerjaan mesin (spesialis mesin}.(Wawancara pada tanggal

26 April 2017).

Selanjutnya peneliti lebih lanjut menanyakan tentang hal-hal apa

sajakah yang perlu dievaluasi pada tahapan ini ?. Informan pun menjawab

sebagai berikut:

“Hal-hal yang perlu dievaluasi pada tahapan ini yakni pemasangan

bagian-bagian mesin seperti baling-baling, kenalpot, gas dan lain-

lain sebagainya, kemudian dilakukan pengujian mesin perahu”.

(Wawancara pada tanggal 26 April 2017).

Page 71: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

60

h. Pengendalian proses produksi pada tahap pemasangan kemudi

perahu phinisi

Adapun bentuk pengendalian yang dilakukan pada tahapan ini

berdasarkan hasil wawancara sebagai berikut :

Pertama peneliti menanyakan tentang bagaimana pengawasan yang

dilakukan pada tahan ini ?. Informan pun menjawab sebagai berikut :

“Bentuk pengawasan yang saya lakukan pada tahapan ini yakni saat

pekerja melakuan pemasangan tali kemudi yang akan disambung

antara setir dan selaput kemudi dan cara pemasangannnya tersebut

hasus seimbang dan pemasangan tiang penyagga selaput kemudi

harus kuat dan berdiri tegak”. (Wawancara pada tanggal 26 April

2017).

Lebih lanjut peneliti menanyakan tentang hal-hal apa sajakah yang

perlu diperhatikan pada tahapan ini ?. Informan pun menjawab sebagai

berikut:

“Ha-hal yang perlu saya perhatikan pada tahapan ini yakni pekerja

yang dipekerjakan adalah spesiali mesin dan pengerjaan pada setiap

bagian kemudi yang dikerjakan oleh pekerja”. (Wawancara pada

tanggal 26 April 2017).

Selanjutnya peneliti lebih lanjut menanyakan tentang apa-apa sajakah

yang perlu dievaluasi pada tahapan ini ?. Informan pun menjawab sebagai

berikut :

“Yang perlu dievaluasi pada tahapan ini yakni meninjau kembali

setiap komponen-komponen kemudi yang telah terpasang, melakukan

uji coba kinerja kemudi”. (Wawancara pada tanggal 26 April 2017).

i. Pengendalian proses produksi pada tahap uji coba perahu phinisi

Adapun pengendalian proses yang dilakukan oleh kepala tukang

(Punggawa) berdasarkan hasil wawancara yakni sebagai berikut :

Page 72: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

61

Pertama peneliti menanyakan tentang hal-hal apa saja yang perlu

diawasi pada tahapan ini ?. Informan pun menjawab sebagai berikut :

“Bentuk pengawasan yang saya lakukan pada tahap uji coba ini yakni

saat pekerja mempersiapakan perlengkapan berlaya untuk uji coba

seperti bahan bakar, perbekalan, pelumas, oli dan lain-lain

sebagainya”. (Wawancara pada tanggal 26 April 2017).

Kemudian peneliti lebih lanjut menanyakan tentang hal-hal apa

sajakah yang perlu diperhatikan pada tahapan ini ?. Informan pun menjawab

sebgai berikut :

“Hal-hal yang perlu saya perhatikan pada tahapan ini yakni sebelum

melaut melihat kondisi cuaca terlebih dahulu,melakukan kembali

pengecekan kelayakan mesin untuk melaut dan memperhatikan

kinerja mesin, kemudani, keseimbangan tali setir kemudani ke daun

kemudi, kelistrikan dan lain-lainnya saat melaut”. (Wawancara pada

tanggal 26 April 2017).

Selanjutnya peneliti bertanya tentang hal-hal apa sajakah yang perlu

dievaluasi pada tahap uji coba ini ?. Informan pun menjawab sebagai

berikut :

“Hal-hal yang perlu dievaluasi pada tahapan ini yakni melakukan

penegecekan pada bagian perahu yang masih perlu disempurnakan

yang paling utama yakni mesin, kemudi dan lambung perahu”.

(Wawancara pada tanggal 26 April 2017).

B. Pembahasan

Hasil penelitian diatas merupakan proses penelitian lapangan yang telah

dilakukan peneliti dengan pemenuhan persyaratan administrasi penelitian.

Penelitian ini menggunakan motede deskriptif kualitatif tentang bagaimana

pengendalian proses produksi perahu phinisi di Kecamatan Bontobahari

Kabupaten Bulukumba.

Page 73: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

62

1. Pengendalian Proses Produksi

Pada proses produksi perahu phinisi terdapat sebuah upacara adat yakni

upacara seremonia yaitu sebuah upacara adat yang dilaksanakan sebelum

melakukan tahapan pertama pada proses produksi perahu phinisi dan upacara

yang kedua adalah upacara keselamatan atau syukuran (songkobala). Upacara

ini dilakukan setelah perahu phinisi telah selesai masa pengerjaannya. Adapun

beberapa tahapan pada proses produksi perahu phinisi yaitu :

a. Tahap pembuatan lunas perahu

b. Tahap pembuatan lambung perahu

c. Tahap pembuatan kamar perahu

d. Tahap pembuatan Tiang layar perahu

e. Tahap pembuatan layar perahu

f. Tahap pengecatan perahu

g. Tahap pemasangan mesin perahu

h. Tahap pemasangan alat kemudi perahu

i. Pemasangan aksesoris perahu (pelengkap)

j. Tahap uji coba perahu

2. Kegiatan Pengendalian Proses Produksi

Adapun kegiatan pengendalian proses produksi yang diterapkan pada

proses produksi perahu phinisi seperti yang digambarkan pada gambar berikut

ini :

Page 74: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

63

Page 75: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

64

a. Pengendalian proses produksi pada tahapan pengerjaan lunas perahu

phinisi.

Adapun pengendalian proses produksi pada tahapan pengerjaan

lunas perahu phinisi adalah sebagai berikut :

Gambar. 6 pengendalian proses pada tahapan pengerjaan lunas

perahu phinisi.

Dari gambar diatas terlihat bahwa pada proses produksi perahu

phinisi telah menerapkan pengendalian proses pada tahapan pengerjaan

lunas yakni berupa pengawasan seperti saat pekerja melakukan

pengukuran, pemotongan dan pemasangan bahan baku, kemudian

memperhatikan pekerja saat menggunakan bahan baku baik bahan baku

utama maupun bahan baku pembantu begitupun dengan peralatan yang

digunakan oleh pekerja dan selanjutnya dilakukan evaluasi pada setiap

proses pengerjaan lunas perahu phinisi ini.

Pengendalian Proses produksi pada tahapan

pengerjaan lunas perahu phinisi

Mengawasi pekerja

saat melakukan

pengukuran,

pemotongan, dan

pemasangan bahan

baku

Memperhatikan

pekerja saat

menggunakan

bahan baku utama

dan pembantu ,dan

alat-alat produksi.

Mengevaluasi

pekerjaan pekerja

pada setiap tahapan

sepert pemasangan

komponen lunas

perahu phinisi

Page 76: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

65

b. Pengendalian proses produksi pada tahapan pengerjaan lambung perahu

phinisi.

Adapun pengendalian proses produksi pada tahapan pengerjaan

lambung perahu phinisi adalah sebagai berikut :

Gambar. 7 pengendalian proses pada tahapan pengerjaan lambung

perahu phinisi.

Berdasarkan gambar diatas telah terlihat bahwa pada proses

produksi perahu phinisi telah menerapkan pengendalian proses pada

tahapan pengerjaan lambung perahu yakni berupa pengawasan saat

pekerja melakukan pemasangan bagian-bagian lambung perahu baik saat

dilakukan pengukuran, pemotongan dan pengoboran, kemudian

memperhatikan pekerja saat menggunakan bahan baku baik bahan baku

utama maupun bahan baku pembantu begitupun dengan peralatan yang

digunakan oleh pekerja dan selanjutnya dilakukan evaluasi pada setiap

Pengendalian Proses produksi pada tahapan

pengerjaan lambung perahu phinisi

Mengawasi pekerja

saat melakukan

pemasangan bagian-

bagian perahu baik

itu saat pengukuran,

pemotongan,

pengoboran.

Memperhatikan

pekerja saat

menggunakan bahan

baku utama dan

pembantu ,dan alat-

alat produksi.

Mengevaluasi

pekerjaan pekerja

pada setiap tahapan

seperti

pemasangan

dinding dan tulang

lambung perahu.

Page 77: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

66

tahapan seperti halnya saat pemasangan dinding dan tulang lambung

perahu.

c. Pengendalian proses produksi pada tahapan pengerjaan kamar-kamar

perahu phinisi.

Adapun pengendalian proses produksi pada tahapan pengerjaan

kamar-kamar perahu phinisi adalah sebagai berikut :

Gambar. 8 pengendalian proses pada tahapan pengerjaan kamar-

kamar perahu phinisi.

Berdasarkan gambar diatas telah terlihat bahwa pada proses

produksi perahu phinisi telah menerapkan pengendalian proses pada

tahapan pengerjaan lambung perahu yakni berupa pengawasan saat saat

melakukan pemasangan bagian-bagian kamar-kamar perahu baik itu pada

Pengendalian Proses produksi pada tahapan

pengerjaan kamar perahu phinisi

Mengawasi pekerja

saat melakukan

pemasangan bagian-

bagian kamar-kamar

perahu baik itu pada

bagian toilet, kamar

peristirahatan, dapur

dan lain-lain

sebagainya.

Memperhatikan

pekerja saat

menggunakan bahan

baku utama dan

pembantu baik dan

alat-alat produksi.

Mengevaluasi

pekerjaan pekerja

yakni

menyesuaikan

hasil kerja dan

desain yang telah

dirancang

sebelumnya.

Page 78: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

67

bagian toilet, kamar peristirahatan, dapur dan lain-lain sebagainya,

kemudian memperhatikan pekerja saat menggunakan bahan baku baik

bahan baku utama maupun bahan baku pembantu baik ditinjau dari segi

jenis kayu dan kualitas kayu dan begitupun dengan peralatan-peralatan

yang digunakan oleh pekerja seperti gergaji mesin, palu kayu, palu besi,

mesin pahat, ketan, mesin profil dan lain-lain sebagainya dan selanjutnya

dilakukan evaluasi berupa penyesuaian rancangan dan hasil kerja yang

telah dikerjakan.

d. Pengendalian proses produksi pada tahapan pengerjaan tiang layar

perahu phinisi.

Adapun pengendalian proses produksi pada tahapan pengerjaan

tiang layar perahu phinisi adalah sebagai berikut :

Gambar. 9 pengendalian proses pada tahapan pengerjaan tiang layar

perahu phinisi.

Pengendalian Proses produksi pada tahapan

pengerjaan tiang layar perahu phinisi

Mengawasi pekerja

saat melakukan

pengolahan bahan

baku utama dan

bahan baku

pembantu

Memperhatikan

pekerja saat

menggunakan bahan

baku utama dan

pembantu dan alat-

alat produksi.

Mengevaluasi kinerja

pekerja seperti

pemasangan tiang

layar perahu yang

harus seimbang , kuat

dan lurus.

Page 79: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

68

Berdasarkan gambar diatas telah terlihat bahwa pada proses

produksi perahu phinisi telah menerapkan pengendalian proses pada

tahapan pengerjaan lambung perahu yakni berupa pengawasan pekerja

saat melakukan pengolahan bahan baku utama dan bahan baku pembantu,

kemudian Memperhatikan pekerja saat menggunakan bahan baku utama

dan pembantu dan alat-alat produksi seperti pahat, ketan, katrol (takal),

dan lain-lain sebagainya dan selanjutnya dilakukan evaluasi Mengevaluasi

kinerja pekerja seperti pemasangan tiang layar perahu yang harus

seimbang , kuat dan lurus baik itu tiang layar utama dan tiang layar

pembantu.

e. Pengendalian proses produksi pada tahapan pengerjaan layar perahu

phinisi.

Adapun pengendalian proses produksi pada tahapan pengerjaan

layar perahu phinisi adalah sebagai berikut :

Page 80: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

69

Gambar. 10 pengendalian proses pada tahapan pengerjaan layar

perahu phinisi.

Berdasarkan gambar diatas telah terlihat bahwa pada proses

produksi perahu phinisi telah menerapkan pengendalian proses pada

tahapan pengerjaan layar perahu phinisi yakni Mengawasi pekerja saat

pembuatan layar perahu dengan cara menjahit dan pemasangan layar

perahu dan saat dipasang pada tiap-tiap tiang layar perahu phinisi,

kemudian Memperhatikan Memperhatikan penggunaan jenis dan kualitas

bahan baku dan alat-alat yang digunakan oleh para pekerja dan

selanjutnya dilakukan evaluasi kinerja pekerja seperti pemasangan layar

perahu yang harus seimbang, kuat dan lurus baik itu pada tiang layar

utama dan tiang layar bantu.

Pengendalian Proses produksi pada tahapan

pengerjaan layar perahu phinisi

Mengawasi pekerja

saat pembuatan dan

pemasangan layar

perahu dan saat

dipasang pada tiap-

tiap tiang layar

perahu phinisi

Memperhatikan

penggunaan jenis

dan kualitas bahan

baku dan alat-alat

yang digunakan oleh

para pekerja.

Mengevaluasi

dengan cara

memastikan

pemasangan layar

perahu secara baik

dan benar.

Page 81: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

70

f. Pengendalian proses produksi pada tahapan pengecatan perahu phinisi.

Adapun pengendalian proses produksi pada tahapan pengecatan

perahu phinisi adalah sebagai berikut :

Gambar. 11 pengendalian proses pada tahapan pengecatan perahu

phinisi.

Berdasarkan gambar diatas telah terlihat bahwa pada usaha perahu

phinisi telah menerapkan pengendalian proses pada tahapan pengerjaan

layar perahu phinisi yakni mengawasi pekerja saat melakukan pengecatan

pada setiap bagian-bagian perahu yang diantaranya lunas dan lambung

perahu yang harus menggunakan cat nippon paint internasional dengan

menggunakan alat bantu kuas dan pada bagian kamar-kamar perahu dan

tiang layar perahu menggunakan cat pernis atau cat avian dengan

menggunakan alat bantu mesin duco, kemudian Memperhatikan pekerja

Pengendalian Proses produksi pada tahapan

pengecatan perahu phinisi

Mengawasi pekerja

saat melakukan

pengecatan pad a

setiap bagian-bagian

perahu.

Memperhatikan

penggunaan jenis

dan kualitas cat yang

digunakan, melihat

kondisi cuaca saat

pelaksaan

pengecatan

dilaksanakan

Mengevaluasi tata

cara pengecatan

yang telah

dilakuakn oleh

pekerja pada setiap

bagian perahu.

Page 82: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

71

dalam melakukan pengecatan yang dilihat dari segia kuantitas, kualitas dan

dan kondisi cuaca saat melakukan pengecatan dan selanjutnya dilakukan

evaluasi pengecatan yang dilihat dari sejauh mana tingkat melekatnya cat

pada bagian yang dicat oleh pekerja dan melihat bagian-bagian yang masih

dianggap perlu untuk ditindak lanjuti.

g. Pengendalian proses produksi pada tahap pemasangan mesin perahu

phinisi.

Adapun pengendalian proses produksi pada tahap pemasangan

mesin perahu phinisi adalah sebagai berikut :

Gambar. 12 pengendalian proses pada tahapan pemasangan mesin

perahu phinisi.

Pengendalian Proses produksi pada tahapan

pemasangan mesin perahu phinisi

Mengawasi pekerja

saan melakukan

pemasangan

komponen-

komponen perahu

Memperhatikan

dalam hal

mempekerjakan

pekerja yang

memiliki keahlian

khusus dan

pemilihan mesin

perahu.

Mengevaluasi pada

setiap

pemasangan-

pemasangan

komponen mesin

perahu dan

melakukan uji

coba.

Page 83: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

72

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa pada tahapan

pemasangan mesin telah menerapkan pengendalian proses yakni

Mengawasi pekerja yang dipekerjakan dalam melakukan pemasangan

komponen-komponen mesin perahu phinisi seperti halnya gas, kenalpot,

baling-baling, has dan baling-baling perahu, kemudian mempekerjakan

teknisi khusus yakni ahli teknik mesin yang merupakan salah satu hal-hal

yang diperhatikan pada tahpan ini dan memperhatikan kualitas komponen-

komponen mesin yang akan dipasang pada perahu phinisi dan selanjutnya

dilakukan evaluasi pemasangan mesin dengan mengecek fungsi-fungsi

pada setiap komponen-komponen mesin perahu yang telah dipasang yakni

fungsi gas, fungsi baling-baling dan lain-lainnya.

h. Pengendalian proses produksi pada tahap pemasangan kemudi perahu

phinisi.

Adapun pengendalian proses produksi pada tahap pemasangan

kemudi perahu phinisi adalah sebagai berikut :

Page 84: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

73

Gambar. 13 pengendalian proses pada tahapan pemasangan kemudi

perahu phinisi.

Dari gambar diatas telah terlihat bahwa pada tahapan pemasangan

kemudi perahu telah dilakukan pengendalian proses yakni Mengawasi

pekerja yang dipekerjakan dalam melakukan pemasangan komponen-

komponen kemudi perahu yang terdiri dari setir, tali penghubung setir dan

daun kemudi dan daun kemudi, kemudian mempekerjakan teknisi khusus

yakni ahli teknik mesin yang merupakan salah satu hal-hal yang

diperhatikan pada tahpan ini dan memperhatikan kualitas spare part

kemudi yang akan dipasang pada perahu phinisi dan selanjutnya

dilakukan evaluasi pemasangan mesin dengan mengecek fungsi-fungsi

pada setiap komponen-komponen kemudi perahu yang telah dipasang

yakni setir, tali penghubung setir dengan daun kemudi dan daun kemudi.

Pengendalian Proses produksi pada tahapan

pemasangan kemudi perahu phinisi

Mengawasi pekerja

saan melakukan

pemasangan

komponen-

komponen alat

kemudi perahu

Memperhatikan

dalam hal

mempekerjakan

teknisi khusus dan

kualitas spare part

kemudi yang

dipasang

Mengevaluasi pada

setiap

pemasangan-

pemasangan

komponen alat

kemudi perahu

Page 85: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

74

i. Pengendalian proses produksi pada tahap uji coba perahu phinisi.

Adapun pengendalian proses produksi pada tahap uji coba perahu

phinisi adalah sebagai berikut :

Gambar. 14 pengendalian proses pada tahapan uji coba perahu

phinisi.

Dari gambar diatas telah terlihat bahwa pada tahap uji coba perahu

telah menerapkan pengendalian proses yakni Mengawasi pekerja saat

mempersiapkan perlengkapan berlayar seperti halnya perbekalan, bahan

bakar, air, dan lain-lain sebagainya, kemudian memperhatikan kondisi

cuaca sebelum melakukan uji coba, pengecekan kembali kelayakan mesin

baik itu pada baling-baling, gas ataupun has baling-baling perahu dan

begitupun pada kemudi perahu yang terdiri dari setir, tali penyeimbang

dan daun kemudi. Selanjutnya dilakukan evaluasi saat pulang dari

Pengendalian proses produksi pada tahapan

uji coba perahu phinisi

Mengawasi pekerja

saat mempersiapkan

perlengkapan

berlayar.

Memperhatikan

kondisi cuaca,

pengecekan

kelayakan mesin,

kemudi perahu.

Mengevaluasi

dalamartian

melakukan

pemeriksaan

kembali pada

bagian perahu.

Page 86: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

75

berlayar yakni mengecek dan melakukan pembenahan yang perlu dibenahi

atau disempurnakan lagi dan biasanya pada bagian lambung perahu yang

masih memiliki selah sehingga air masuk kebagian dalam lambung, kinerja

mesin yang tidak stabil dan kemudi perahu yang juga kadang tidak

seimbang.

Dari penjelasan diatas telah terlihat sangat jelas bahwa pada proses

produksi perahu phinisi di Kecamatan Bontobahari telah menerapkan

pengendalian proses produksi untuk menjamin kelancaran proses

produksinya. Berkaitan dengan hal tersebut kepala tukang (Punggawa)

melakukan pengendalian yang berupa pengawasan, memperhatikan dan

mengevaluasi hal-hal yang telah dikerjakan, hal ini didukung dengan teori

yang dikemukakan oleh Ahyari (2008:173) bahwa langkah-langkah yang

harus dilakukan dalam melakukan pengendalian proses adalah sebagai

berikut :

a. Pengawasan kegiatan pemeriksaan atas kegiatan yang akan dan

sedang dilakukan, agar-agar kegiatan tersebut dapat sesuai dengan

yang direncanakan.

b. Memperhatikan kegiatan melihat pekerjaan yang akan dan sedang

dikerjakan oleh pekerja untuk memutuskan langkah selanjutnya.

c. Mengevaluasi kegiatan membandingkan hasil implementasi

dengan yang telah direncanakan untuk melihat keberhasilannya.

Page 87: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

43

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat

Awal mula lahirnya Kecamatan Bontobahari yaitu betepatan pada

Peresmian Bulukumba menjadi sebuah nama kabupaten dimulai dari terbitnya

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1959 tentang bentukan

Daerah Tingkat II di Sulawesi, yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah

Kabupaten Bulukumba Nomor 5 Tahun 1978 tentang Lambang Daerah. Akhirnya

setelah dilakukan seminar pada tanggal 28 Maret 1994 dengan narasumber Prof.

Dr. H. Ahmad Mattulada (ahli sejarah dan budaya), maka ditetapkanlah hari jadi

Kabupaten Bulukumba, yaitu tanggal 4 Februari 1960 melalui Peraturan Daerah

Nomor 13 Tahun 1994 tentang Hari Jadi Kabupaten Bulukumba dan dilanjutkan

pula dengan pembentukan beberapa Kecamatan yang salah satunya adalah

Kecamatan Bontobahari.

B. Keadaan Geografis

Secara geografis Kecamatan Bontobahari terletak pada koordinat antara

5°20” sampai 5°40” Lintang Selatan dan 119°50” sampai 120°28” Bujur Timur.

Morfologi bergelombang dengan ketinggian antara 25 s/d 100 meter dari

permukaan laut. Kecamatan Bontobahari merupakan kecamatan yang paling

ujung selatan dari Pulau Sulawesi dengan ibukota Tanah Beru, Kecamatan ini

memiliki beberapa kelurahan yang diantaranya sebagai berikut :

1. Desa Ara (Kodepos : 92571)

2. Desa Benjala (Kodepos : 92571)

43

Page 88: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

44

3. Desa Bira (Kodepos : 92571)

4. Desa Lembanna (Kodepos : 92571)

5. Kelurahan Darubiah (Kodepos : 92571)

6. Kelurahan Sapolohe (Kodepos : 92571)

7. Kelurahan Tanah Beru (Kodepos : 92571)

8. Kelurahan Tanah Lemo (Kodepos : 92571).

Tanah wilayah ini konon terlalu cair untuk mendukung pertanian. Di sini

terdapat sejumlah tambak yang dimiliki penduduk setempat. Bonto Bahari adalah

salah satu dari 10 kecamatan di Kabupaten Bulukumba. Bonto Bahari berarti

"tanah laut". Ada dua ciri khas sekaligus sebagai tempat wisata yang cukup

terkenal di Kabupaten Bulukumba yaitu obyek wisata Pantai Bira dan obyek

wisata budaya Panrita Lopi yaitu tempat pembuatan perahu phinisi. Kecamatan

ini memiliki beberapa tempat menarik yang layak dikunjungi dikecamatan

Bontobahari seperti pantai tanjung Bira, pantai Mandala, pantai Aparalang dan

Pembuatan Perahu Phinisi.

Beberapa tempat menarik diatas memiliki sejarah atau asal usul seperti

halnya dengan awal mula perahu phinisi. Awal mula perahu pinisi telah

digunakan di Indonesia sejak beberapa abad yang lalu, diperkirakan kapal pinisi

sudah ada sebelum tahun 1500-an. Menurut naskah Lontarak I abad La Lagaligo

pada abad ke 14, Pinisi pertama sekali dibuat oleh Sawerigading, Putera Mahkota

Kerajaan Luwu untuk berlayar menuju negeri Tiongkok hendak meminang Putri

Tiongkok yang bernama We Cudai. Sawerigading berhasil ke negeri Tiongkok

dan memperisteri Puteri We Cudai. Setelah beberapa lama tinggal di negeri

Page 89: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

45

Tiongkok, Sawerigading kembali kekampung halamannya dengan menggunakan

Pinisinya ke Luwu. Menjelang masuk perairan Luwu kapal diterjang gelombang

besar dan Pinisi terbelah tiga yang terdampar di desa Ara, Tanah Beru dan Lemo-

lemo. Masyarakat ketiga desa tersebut kemudian merakit pecahan kapal tersebut

menjadi perahu yang kemudian dinamakan Pinisi.

Banyak tempat pembuatan perahu pinisi di wilayah sulawesi selatan , tetapi

yang sangat terkenal berlokasi di Kabupaten Bulukumba yaitu pada poros perjalan

antara kota bulukumba ke pantai Tanjung Bira. Lamanya Pembuatan sebuah

perahu yaitu sekitar 3 sampai dengan 6 bulan kadang-kadang lebih lama,

tergantung dari kesiapan bahan dan musim.

Suku Bugis Makassar adalah salah satu pewaris bangsa bahari. Banyak bukti

yang menunjukkan kepiawaian mereka menguasai laut dengan perahu layar.

Perantauan mereka sudah terkenal sejak beberapa abad lalu. Ditemukannya

komunitas orang-orang Bugis Makassar di beberapa kota di Indonesia merupakan

bukti perantauan mereka sejak dahulu. Mereka tidak hanya menguasai perairan

wilayah nusantara, tetapi sejak beberapa abad lalu juga melanglang buana jauh

melampaui batas-batas negara. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa sejak dulu

pelaut Bugis Makassar telah sampai di Semenanjung Malaka, Singapura,

Philipina, Australia Utara, Madagaskar dan sebagainya dengan menggunakan

perahu Pinisi. Perahu Pinisi termasuk alat transportasi laut tradisional masyarakat

Bugis yang sudah terkenal sejak berabad-abad yang lalu.

Beikut adalah tabel mengenai Letak geografis dan ketinggian menurut

Desa dan Kelurahan di Kecamatan Bonto Bahari 2016 :

Page 90: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

46

Tabel. 1

Letak geografis dan ketinggian menurut Desa dan Kelurahan di Kecamatan

Bontobahari 2016.

NO Desa dan Kelurahan Letak Georafis Ketinggian (m)

1 Desa Bira Pantai <500

2 Kelurahan Darubiah Pantai <500

3 Kelurahan Tanah Lemo Pantai <500

4 Desa Ara Pantai <500

5 Desa Lembanna Pantai <500

6 Kelurahan Tanah Beru Pantai <500

7 Kelurahan Sapolohe Pantai <500

8 Desa Benjala Bukan Pantai <600

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba Tahun 2016.

Berdasarkan tabel 3. diatas maka dapat disimpulkan bahwa letak geografis

dan ketinggian pada tiap Kelurahan dan Desa yaitu Desa Ara berada pada pesisir

pantai dengan ketinggian <500, Kelurahan Darubiah berada pada pesisir pantai

dengan ketinggian <500, kemudian Kelurahan Tanah Lemo juga berada pada

daerah pesisir pantai dengan ketinggian <500, selanjutnya Desa Ara berada pada

pesisir pantai dengan ketinggian <500, Kelurahan Lembanna juga berada pada

daerah pesisir patai dengan ketinggian <500, kemudian Kelurahan Tanah Beru

juga berada pada daerah pesisir pantai dan memiliki ketingian <500, begitu juga

dengan Kelurahan Sapolohe berada pada daerah pesisir pantai dan memiliki

Page 91: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

47

ketinggian <500 dan sedangkan Desa Benjala berada pada daerah bukan pantai

dengan ketinggian <600.

C. Keadaan Demografis

Pada setiap daerah tentunya memiliki berbagai kegiatan dalam mengaruhi

kehidupan entahkah itu berkaitan dengan kebutuhan primer, sekunder dan tersier.

Dan hal tersebut tentunya berkaitan dengan status pekerjaan sesorang begitupula

dengan warga Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba. Kegiatan-kegiatan

atau pekerjaan yang digeluti berbeda-beda, tentunya tiada lain sesuai dengan

potensi yang telah diasa diantaranya sebagai Pegawai Negeri, Petani, Tukang

Perahu (Panrita Lopi) dan lain-lain sebagainya. Beikut adalah tabel mengenai

jumlah penduduk tiap Kelurahan dan Desa di Kecamatan Bontobahari 2016 :

Tabel. 2

Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin Tahun 2016

No. Desa atau Kelurahan Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

1 Desa Bira 1.490 1.968 3.458

2 Kelurahan Darubiah 1.224 1.588 2.812

3 Kelurahan Tanah Lemo 1.982 2.280 4.262

4 Desa Ara 922 1.132 2.054

5 Kelurahan Lembanna 1.106 1.151 2.257

6 KelurahanTanah Beru 891 1.078 1.969

7 Kelurahan Sapolohe 2.551 2.909 5.460

8 Desa Benjala 1.105 1.471 2.576

Bontobahari 11.271 13.577 24.848

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2016.

Page 92: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

48

Berdasarkan tabel 1. Diatas terlihat bahwa Jumlah penduduk di Kecamatan

Bontobahari berjumlah 24.818 dengan rincian 11.271 berjenis kelamin laki-laki

dan 13.577 berjenis kelamin perempuan.

Selanjutnya adalah tabel mengenai Banyaknya kelembagaan menurut

Kelurahan dan Desa di Kecamatan Bontobahari 2016 :

Tabel. 3

Banyaknya kelembagaan menurut Desa dan Kelurahan di Kecamatan

Bontobahari 2016.

NO Desa dan Kelurahan BPD/LPMK Pemuda P2A

1 Desa Bira 2 1 0

2 Kelurahan Darubiah 2 2 0

3 Kelurahan Tanah Lemo 1 1 0

4 Desa Ara 2 1 0

5 Desa Lembanna 2 0 0

6 Kelurahan Tanah Beru 1 2 0

7 Kelurahan Sapolohe 1 0 0

8 Desa Benjala 1 0 0

Bontobahari 12 7 0

Sumber Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba Tahun 2016.

Berdasarkan tabel 2. diatas maka dapat disimpulkan bahwa banyaknya

kelembagaan BPD/LPMK berjumlah 12 unit dengan rincian Desa Bira 2 unit,

Kelurahan Darubiah 2 unit, Kelurahan Tanah Lemo 1 unit, Desa Ara 2 unit,

Kelurahan Lembanna 2 unit, Kelurahan Tanah Beru 1 unit, Kelurahan Sapolohe 1

Page 93: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

49

unit dan Desa Benjala 1 unit. Kemudian jumlah kelembagaan pemuda berjumlah 7

unit dengan rincian Desa Bira 1 unit, Kelurahan Darubiah 2 unit, Kelurahan

Tanah Lemo 1 unit, Desa Ara 1 unit dan Kelurahan Tanah Beru 2 unit. Dan

Kelurahan dan Desa di Kecamatan Bontbahari tidak memiliki kelembagaan P2A.

Berikut adalah tabel menjelaskan tentang status pekerjaan penduduk

berdasarkan Kelurahan dan Desa di Kecamatan Bontobahari tahun 2016.

Tabel. 4

Status pekerjaan penduduk di Kecamatan Bontobahari Tahun 2016.

NO Status Pekerjaan Jumlah

1 Petani 1.584

2 Nelayan 274

3 Calon Pegawai Negeri 98

4 Pegawai Negeri Sipil 49

5 Pengrajin 273

6 Wiraswasta 54

7 Buruh 98

8 Pelajar 3.406

9 Mahasiswa 582

Sumber data Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba 2016.

Berdasarkan tabel 5. Diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas penduduk

Kecamatan Bontobahari memiliki status pekerjaan sebagai petani dan minoritas

berstatus pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Page 94: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

77

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan maka hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

pengendalian proses produksi telah diterapan pada setiap tahapan proses produksi

perahu phinisi, mulai dari tahap pembuatan lunas perahu, lambung perahu, kamar

perahu, tiang layar perahu, layar perahu, pengecatan perahu, pemasangan mesin

perahu, pemasangan kemudi perahu, sampai pada tahap uji coba. Dengan adanya

pengendalian proses produksi tersebut sehingga proses produksi perahu phinisi

dapat terjamin kelancaran proses produksinya.

B. Saran

Seorang peneliti harus mampu memberikan sesuatu yang berguna bagi

perkembangan ilmu pengetahuan, instansi atau lembaga serta berbagai pihak yang

berkaitan dengan penelitian ini, maka dari itu dalam hasil penelitian mengenai

pengendalian proses produksi, ada beberapa saran yang disampaikan oleh peneliti

1. Bagi pengusaha perahu phinisi

Peneliti menyarankan agar lebih meningkatkan lagi pengendalian proses

produksi yang telah dilakukan sebelumnya, agar proses produksi selanjutnya

dapat lebih lancar lagi dari sebelumnya yakni :

a. Penambahan jumlah kepala tukang (punggawa) dan mengkasifikasikan

kepala tukang (punggawa) yang bertugas sebagai pengendali proses

77

Page 95: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

78

produksi yang sesuai dengan keahliannya seperti kepala tikang ahli kayu

dan kepala tukang ahli mesin.

b. Melakukan pengendalian proses produksi secara teratur sesuai dengan

tahapan proses produksi yang dimulai dengan proses pembuatan lunas

sampai pada tahap akhir yakni tahap uji coba.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti menyarankan agar peneliti selanjutnya agar menambah lokasi

penelitian tentang proses produksi perahu phinisi di Kecamatan Bontobahari

Kabupaten Bulukumba untuk menambah sumber referensi dan sebagai

perbandingan antara lokasi penelitian yang satu dengan yang lain apakah ada

letak perbedaan proses produksinya atau tidak pada variabel yang diteliti.

Page 96: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

79

DAFTAR PUSTAKA

Ahyari, A. 1999. Manajemen Produksi Perencanaan Sistem Produksi Buku

1.Yogyakarta:BPFE-YOGYAKARTA.

Ahyari, A. 2008. Manajemen Produksi Perencanaan Sistem Produksi Buku 2.

Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.

Ahyari, A. Manajemen Produksi Pengendalian Produksi Buku 1. Yogyakarta:

BPFE-YOGYAKARTA.

Assauri, S. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Revisi. Jakarta:

Lembaga Penerbit Fakultas Universitas Indonesia.

Badan Pusat Statistik. 2016. Kecamatan Bontobahari dalam Angka 2016.

Catatan Cipil. 2016. Data Kependudukan Kecamatan Bontobahari Tahun 2016.

Daft, R. L. 2006. Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi. FEBIS-

UNISMUH

Gitosudarmo, I.2002. Manajemen Operasi. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA

Hasibuan, M. S. P. 2011. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta:

PT. Bumi Aksara.

Handoko Hani T. 2015. Dasar-Dasar Mnajemen Produksi.BPFE-

YOGYAKARTA.

Heizer, J. Render, B. 2006. Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat.

Ibrahim L. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar. Makassar. Fakultas Ekonomi dan

Bisnis

Kusuma, H. 2009. Manajemen Produksi: Perencanaan dan Pengendalian

Produksi. Jogjakarta: Andi Offset.

Prihantoro, C. R. 2012. Konsep Pengendalian Mutu. Bandung: PT. REMAJA

ROSDAKARYA.

Robbins, S.P. & Coulter, M.2010. Manajemen. Jakarta: ERLANGGA.

Stoner,J. F. R. Dan Gilbert, D. 1996. Manajemen. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu

Populer.

Page 97: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

80

Subagyo Pagestu. 2000. Manajemen Operasi.Cetakan Pertama. BPFE-

YOGYAKARTA.

Sugiono. 2015. Statistik Nonparametris Untuk Penelitian.ALFABETA,CV.

https://uptlogamhss.wordpress.com/2012/02/27/pengendalian-proses-produksi-

bag-i/, 12 Januari 2017

http://www.sarjanaku.com/2011/03/metode-penelitian.html, 19 Februari 2017.

http://ahmadzarkasyi-blog.blogspot.co.id/2014/01/analisis-data-penelitian-

kualitatif.html, 19 Februari 2017.

Page 98: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

81

LAMPIRAN

Page 99: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

82

Lampiran 1.

Kisi-Kisi Instrument Penelitian

No Variabel Sub

Variabel

Indikator Jumlah

Item

Nomor

Item

1 Pengendalian

Proses

Produksi

Perahu

Phinisi

Pengendalian 1. Pengawasan

9

1, 4, 7,

10, 13,

16, 19,

22, 25

2. Memperhatikan

9

2, 5, 8,

11, 14,

17, 20,

23, 26

3. Mengevaluasi

9

3, 6, 9,

12, 15,

18, 21,

24, 27

Proses

Produksi

Perahu

1. Pengerjaan Lunas 3 1,2,3

2. Pengerjaan

Lambung

3 4,5,6

Page 100: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

83

Phinisi 3. Pengerjaan Kamar 3 7,8,9

4. Pengerjaan Tiang

Layar

3 10,11,12

5. Pengerjaan Layar 3 13,14,15

6. Pengecatan 3 16,17,18

7. Pemasangan Mesin 3 19,2021

8. Peasangan Alat

kemudi

3 22,23,24

9. Tahap Uji Coba 3 25,26,27

Page 101: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

84

Lmapiran 2.

PEDOMAN DAN CHECKLIST OBSERVASI

Petunjuk : beritanda (√ ) pada kolom yang telah disediakan terhadap hasil

pengamatan (observasi) sesuai dengan opsion jawaban :

NO PERTANYAAN

PENGENDALIAN

PROSES

BAIK (√) KURANG

BAIK (√)

1. Bagaimana pengendalian proses

produksi perahu phinisi di Kecamatan

Bontobahari Kabupaten Bulukumba

pada tahap pembuatan lunas ?

(√)

2. Bagaimana pengendalian proses

produksi perahu phinisi di Kecamatan

Bontobahari Kabupaten Bulukumba

pada tahap pembuatan lambung perahu

?

(√)

3. Bagaimana pengendalian proses

produksi perahu phinisi di Kecamatan

Bontobahari Kabupaten Bulukumba

pada tahap pembuatan kamar perahu ?

(√)

Page 102: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

85

4. Bagaimana pengendalian proses

produksi perahu phinisi di Kecamatan

Bontobahari Kabupaten Bulukumba

pada tahap pembuatan tiang layar

perahu ?

(√)

5. Bagaimana pengendalian proses

produksi perahu phinisi di Kecamatan

Bontobahari Kabupaten Bulukumba

pada tahap pemasangan layar perahu ?

(√)

6. Bagaimana pengendalian proses

produksi perahu phinisi di Kecamatan

Bontobahari Kabupaten Bulukumba

pada tahap pengecatan perahu ?

(√)

7. Bagaimana pengendalian proses

produksi perahu phinsi di Kecamatan

Bontobahari Kabupaten Bulukumba

pada tahap pemasangan mesin perahu ?

8. Bagaimana pengendalian proses

produksi perahu phinisi di Kecamatan

Bontobahari Kabupaten Bulukumba

pada tahap pemasangan alat kemudi

perahu ?

(√)

Page 103: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

86

9. Bagaimana pengendalian proses

produksi perahu phinisi di Kecamatan

Bontobahari Kabupaten Bulukumba

pada tahap pengecatan perahu ?

(√)

10. Bagaimana pengendalian proses

produksi perahu phinisi di Kecamatan

Bontobahari Kabupaten Bulukumba

pada tahap uji coba perahu ?

(√)

Page 104: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

87

Lampiran 3.

PEDOMAN WAWANCARA

1. Bagaimana pengawasan yang dilakukan pada tahapan pengerjaan lunas perahu

phinisi ?

2. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan pada pada tahapan pengerjaan lunas

perahu phinisi ?

3. Hal-hal apa sajakah yang perlu dievaluasi pada tahapan pengerjaan lunas

perahu phinisi ?

4. Bagaimana pengawasan yang dilakukan pada tahapan pengerjaan lambung

perahu phinisi ?

5. Hal-hal apa sajakah yang perlu diperhatikan pada tahapan pengerjaan lunas

perahu phinisi ?

6. Hal-hal apa sajakah yang perlu dievaluasi pada tahapan pengerjaan lunas

perahu phinisi ?

7. Bagaimana pengawasan yang dilakukan pada tahapan pengerjaan kamar perahu

phinisi ?

8. Hal-hal apa sajakah yang perlu diperhatikan pada tahapan pengerjaan kamar

perahu phinisi ?

9. Hal-hal apa sajakah yang perlu dievaluasi pada tahapan pengerjaan kamar

perahu phinisi ?

10. Bagaimana pengawasan yang dilakukan pada tahapan pengerjaan tiang layar

perahu phinisi ?

Page 105: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

88

11. Hal-hal apa sajakah yang perlu diperhatikan pada tahapan pengerjaan tiang

layar perahu phinisi ?

12. Hal-hal apa sajakah yang perlu dievaluasi pada tahapan pengerjaan tiang

layar perahu phinisi ?

13. Bagaimana pengawasan yang dilakukan pada tahapan pengerjaan layar

perahu phinisi ?

14. Hal-hal apa sajakah yang perlu diperhatikani pada tahapan pengerjaan layar

perahu phinisi ?

15. Hal-hal apa sajakah yang perlu dievaluasi pada tahapan pengerjaan layar

perahu phinisi ?

16. Bagaimana pengawasan yang dilakukan pada tahapan pengecatan perahu

phinisi ?

17. Hal-hal apa sajakah yang perlu diperhatikan pada tahapan pengecatan perahu

phinisi ?

18. Hal-hal apa sajakah yang perlu dievaluasi pada tahapan pengecatan perahu

phinisi ?

19. Bagaimana pengawasan yang dilakukan pada tahapan pemasangan mesin

perahu phinisi ?

20. Hal-hal apa sajakah yang perlu diperhatikan pada tahapan pemasangan mesin

perahu phinisi ?

21. Hal-hal apa sajakah yang perlu dievaluasi pada tahapan pemasangan mesin

perahu phinisi ?

Page 106: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

89

22. Bagaimana pengawasan yang dilakukan pada tahapan pemasangan kemudi

perahu phinisi ?

23. Hal-hal apa sajakah yang perlu diperhatikan pada tahapan pemasangan

kemudi perahu phinisi ?

24. Hal-hal apa sajakah yang perlu dievaluasi pada tahapan pemasangan kemudi

perahu phinisi ?

25. Bagaimana pengawasan yang dilakukan pada tahapan uji coba perahu

phinisi ?

26. Hal-hal apa sajakah yang perlu diperhatikan pada tahapan uji coba perahu

phinisi ?

27. Hal-hal apa sajakah yang perlu dievaluasi pada tahapan uji coba perahu

phinisi ?

Page 107: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

90

Lampiran 4.

TRANSKIP WAWANCARA

Biodata Informan

Nama

Usia

Jabatan/pekerjaan

Hri, Tanggal dan Bulan

Pukul

: Sangkala

: 41 Tahun

: Manajemen Pekerja

(KepalaTukang)

: Selasa, 25 April 2017

: 10:40-Selesai

Pelaku Hasil Wawancara

P Assalamu ‘alaukumwarahmatullahi wabarakatu. Saya seorang

mahasiswa Fakultas Ekonomi pak di Universitas Muhammadiyah

Makasaar . sebelumnya saya miminta maaf karena mengganggu

waktu kerja bapak. Dan saya sangat berterima kasih karena

diperkenangkan untuk melakukan peneitian di tempat ini yakni salah

satu usaha perahu phinisi di Kecamatan Bontobahari ini. Berkaitan

dengan topik penelitian saya pak yakni pengendalian proses

produksi perahu phinisi” mungkin pertama-tama yang saya ingin

tanyakan yakni pada proses produksi perahu phinisi ada berapa

tahapan yang dikerjakan ?

Page 108: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

91

S Hmmm... ada 9 tahapan yang terdiri dari pengerjaan lunas, lambung

perahu, kamar-kamar perahu, tiang layar perahu, pengerjaan layar

perahu, pemasangan mesin perahu, pemasangan kemudi perahu,

pengecatan, dan tahap uji coba perahu.

P Apakah pada setiap tahapan itu pak dilakukan pengendalian proses

produksi ?

S Yahh... tentu lah mau jadi apa nanti perahunya dan kapan selesainya

kalau tidak dilakukan pengendalian.

P Apakah ada pengawasan yang dilakuakan pada tahaapan pengerjaan

lunas perahu ?

S Yaa.... Tentu ada....yang perlu saya awasi adalah ketika pekerja

(tukang) melakukan pengukuran, pemotongan dan pemasangan

bahan baku pada tiap bagian-bagian lunas perahu.

P Kalau hal-hal yang perlu diperhatikan pak pada tahapn ini ?

S Tentu yang perlu saya perhatikan pada tahapan pengerjaan lunas ini

penggunaan bahan baku utama dan bahan baku pembantunya,

kemudian penggunaan alat-alat produksi yang digunakan oleh para

pekerja dan target waktu pengerjaan dapat terselesaikan selama 1

minggu.

P Hal-hal apa sajakah yang perlu dievaluasi pada tahap pengerjaan

Page 109: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

92

lunas ini pak ?

S Hal-hal yang perlu dievaluasi pada tahap pengerjaan lunas ini yaitu

meninjau kembali pekerjaan para pekerja (tukang) seperti

pemasangan komponen-komponen lunas yang terdiri dari, kobi

depan belakang dan depan dan batang lunas.

P Kalau tahapan pengerjaan lambung pak hal-hal apasaja yang perlu

diawasi ?

S Hal-hal yang perlu saya awasi pada tahapan ini ada beberapa yakni

diantaranya, pemasangan dinding dan tulang lambung yang benar-

benar harus diperhatikan kerapatannya untuk menghindari

kebocoran. Pengolahan bahan baku baik itu saat pengoboran,

pemahatan pemotongan dan serta pemasangan pasa bagian-bagian

lambung perahu.

P Kalau hal-hal yang perlu diperhatikan pak ?

S Yang perlu saya perhatikan pada tahapan ini yakni bahan baku dan

alat-alat produksi yang digunakan oleh pekerja dan tentunya

estimasi waktu pengerjaan ditargetkan selama 2 bulan.

P Hal-hal yang dievaluasi pada tahapan ini pak yang mana ?

S Hal-hal yang perlu saya evaluasi pada tahapan ini diantaranya,

jumlah bahan baku utama yang dipergunakan, pemasangan setiap

komponen lambung perahu apa sesuai ataukah masih ada hal-hal

yang perlu diperbaharui.

Page 110: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

93

P Selanjutnya pak pada tahapan pengerjaan kamar-kamar perahu ini

apa-apa saja yang perlu bapak awasi ?

S Pengawasan yang saya lakukan pada tahapan ini yakni

menyesuaikan bentuk kamar perahu dengan yang didesain

sebelumnya yang dilihat dari segi ukuran bentuk dan ketepatan

pemasangan pada setiap komponen kamar-kamar perahu.

P Kalau hal-hal yang perlu diperhatikan pak seperti apa ?

S Hal-hal yang perlu saya perhatikan pada proses pengerjaan kamar

ini yakni, penggunaan jenisbahan baku kayu pada setiap komponen-

komponen karena jenis kayu yang digunakan pada tahap pengerjaan

kamar perahu ini berbeda-beda seperti halnya tulang dinding harus

menggunakan kayu besi dan sedangkan pada bagian dinding perahu

harus menggunakan kayu jati biasa atau kayu kandole.

P Hal-hal yang perlu dievaluasi pada tahapan ini apa-pa saja ?

S Hal-hal yang perlu dievaluasi pada tahapan ini yakni melakukan

peninjauan kembali pada setiap pekerjaan yang dilakukan oleh para

pekerja pada tahapan pengerjaan kamar perahu yakni kesesuaian

penggunaan bahan baku pada setiap pemasangan komponen kamar

perahu dan estimasi waktu yang ditergetkan selama 1 bulan.

P Kemudian pada tahapan pengerjaan tiang layar perahu hal-hal apa

sajakah yang perlu diawasi pak ?

S Saat pengejaan tiang layar perahu hal-hal yang perlu saya awasi

Page 111: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

94

yakni saat para pekerja saya mengolah bahan baku utama tang layar

perahu ini seperti halnya saat pekerja melakukan pengukuran,

pemberian tanda pada kayu untuk pemahatan dan lain-lain

sebagainya.

P Kalau hal-hal yang perlu diperhatikan pak seperti apa ?

S Hal-hal yang perlu diperhatiakan pada tahapan ini yakni saat pekerja

melakukan penggunaan bahan baku, melihat keseimbangan pada

tiap-tiap tiang layar yang akan dipasang.

P Selanjutnya hal-hal apa sajakah yang perlu dievaluasi pada tahapan

ini pak ?

S Hal-hal yang perlu dievaluasi pada tahapan ini yakni meihat kembali

pemasangan tiang layar yang telah dikerjakan oleh pekerja baik

tiang layar utama ataupun tiang layar bantu perahu.

P Kemudian pak ada tahapan pengerjaan layar perahu bagaimana

bentuk pengawasan yang dilakukan ?

S Yaaa... tentunya yang perlu saya awasi yakni saat pemasangn layar

perahu baik dari segi jenis ikatan dan simpul yang digunakan

maupun letak simpul dan ikatan yang digunakan oleh para pekerja

dan cara menjahit menjahit layar perahu tersebut.

P Hal-hal apa sajakah yang perlu diperhatikan dalam pengerjaan layar

perahu ini ?

S Tentu yang perlu saya perhatikan adalah pekerja yang saya gunakan

Page 112: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

95

saat layar perahu dibuat yakni teknisi khusus (tukang jahit) dan

penggunaan bahan baku layar perahu baik jadi segi jenis kainnya

maupun jumlah bahan baku yang digunakan.

P Kalau hal-hal yang perlu evaluasi pada tahapan ini apa-apa saja pak

?

S Yah... tentu cara pemasangan layar pada tiap-tiap tiang layar perahu,

baik itu pada tiang layar utama maupun tiang layar pembantu

ditinjau dari segi simpul dan ikatan yang digunakan saat

pemasangan layar perahu.

P Selanjutnya pada tahapan pengcatan perahu pak bagaimana bentuk

pengawasan yang dilakukan ?

S Pengawasan yang saya lakukan pada tahapan ini yakni saat pekerja

melakukan pengecatan pada setiap baigian perahu seperi halnya

bagian lunas, lambung, kamar dan tiang layar perahu.

P Hal-hal yang diperhatikan pak pada tahapan ini seperti apa ?

S Hal-hal yang perlu saya perhatikan pada tahapan ini yakni

penggunaan bahan baku utama yang ditinjau dari segii jenis, jumlah,

dan kualitanya, alat-alat yang digunakan pekerja pada setiap bagian-

bagian perahu yang perlu di cat seperti kuas dan alat duco dan

Begitupun dengan kondisi cuaca yang mendukung yakni cuaca

dalam keadaan panas matahari.

P Hal-hal apa sajakah yang perlu dievaluasi pada tahapan in ?

Page 113: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

96

S Yang perlu dievaluasi pada tahapan ini ada beberapa seperti halnya

hasil pengecatan yang telah dilakuakan oleh pekerja pada setiap

bagian perahu apakah sudah sesuai atau tidak baik dan kemerataan

cat.

P Selanjutnya pak bagaimana pengawasan yang dilakuakan pada

tahapan pengerjaan pemasangan mesin ?

S Pengawasan yang saya lakukan pada tahapan ini yakni saat pekerja

memasang komponen-komponen mesin perahu seperti knalpot

mesin, balik-baling, dan mesin perahu.

P Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tahapan ini pak seperti apa ?

S Hal-hal yang perlu saya perhatikan pada tahapan ini seperti pekerja

yang saya pekerjakan harus teknisi khusus yakni orang yang alhli

dalam pengerjaan mesin (spesialis mesin}.

P Kemudian pak hal-hal apa sajakah yang perlu dievaluasi pada

tahapan ini ?

S Hal-hal yang perlu dievaluasi pada tahapan ini yakni pemasangan

bagian-bagian mesin seperti baling-baling, kenalpot, gas dan lain-

lain sebagainya, kemudian dilakukan pengujian mesin perahu untuk

memaksimalkan pekerjaan.

P Kemudian pak bagaimana bentuk pengawasan yang dilakukan pada

tahap pemasangan kemudi perahu ?

S Bentuk pengawasan yang saya lakukan pada tahapan ini yakni saat

pekerja melakuan pemasangan tali kemudi yang akan disambung

Page 114: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

97

antara setir dan selaput kemudi dan cara pemasangannnya tersebut

hasus seimbang dan pemasangan tiang penyagga selaput kemudi

harus kuat dan berdiri tegak.

P Hal-hal apa sajakah yang perlu diperhatikan pada tahapan ini pak ?

S Ha-hal yang perlu saya perhatikan pada tahapan ini yakni pekerja

yang dipekerjakan adalah spesiali mesin dan pengerjaan pada setiap

bagian kemudi yang dikerjakan oleh pekerja.

P Apa-apa sajakah yang perlu dievaluasi pada tahapan ini ?

S Yang perlu dievaluasi pada tahapan ini yakni meninjau kembali

setiap komponen-komponen kemudi yang telah terpasang,

melakukan uji coba kinerja kemudi untuk lebih memastikan

kelayakan kemudi.

P Kemudian pak pada tahapan yang terakhir ini yakni tahap uji coba,

apakah ada juga bentuk pengawasan yang dilakukan ?

S Yah.... tentu ada, Bentuk pengawasan yang saya lakukan pada tahap

uji coba ini yakni saat pekerja mempersiapakan perlengkapan

berlaya untuk uji coba seperti bahan bakar, sumber kehidupan dan

lain-lain sebagainya

P Kalau hal-hal yang perlu diperhatikan pak seperti apa ?

S Hal-hal yang perlu saya perhatikan pada tahapan ini yakni sebelum

melaut melihat kondisi cuaca terlebih dahulu,melakukan kembali

pengecekan kelayakan mesin untuk melaut dan memperhatikan

kinerja mesin, kemudi dan lain-lainnya saat melaut.

Page 115: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

98

P Kemudian pak hal-hal apa saja yang perlu dievaluasi pada tahapan

ini ?

S Hal-hal yang perlu dievaluasi pada tahapan ini yakni melakukan

penegecekan pada bagian perahu yang masih perlu disempurnakan

yang paling itama yakni mesin, kemudi dan lambung perahu.

p Baik pak, terimakasih banyak pak atas waktu yang telah diberikan

kepada saya untuk menggali informasi yang berkaitan dengan

penelitian saya yakni pengendalian proses produksi perahu phinisi.

Setelah saya dan bapak melakukan wawancara ternyata pada setiap

tahapan ini telah dilakukan pengendalian proses.

S Yah... sama-sama mungkin itulah yang bisa saya sampaikan ke kamu

tentang seputar proses produksi perahu phinisi.

P Setelah wawancara ini pak bisa saya melihat secara langsung proses

produksi yang sedang berlangsung

S Yaa Silahkan dek...

P Baik pak. Sekali lagi terima kasih.Wassalamu alaikum

warahmatullahi wabarakatuh

S Wa’ alaikumsalam warahmatullahi wabarakatu

Page 116: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

99

Lampiran 5.

FOTO-FOTO PENELITIAN

Tahapan pembuatan lunas pada proses produksi perahu phinisi

Page 117: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

100

1. Tahapan pembuatan lambungperahu pada proses produksi perahu phinisi

Page 118: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

101

Tahapan pembuatan ruangan perahu phinisi

Page 119: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

102

Page 120: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

103

Page 121: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

104

Tahap pembuatan tiang dan layar perahu pada proses produksi

perahu phinisi

Page 122: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

105

Tahap pengecatan pada proses produksi perahu phinisi

Page 123: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

106

Tahap pemasangan mesin dan alat kemudi mesin pada proses

produksi perahu phinisi

2 .

3 .

4 .

5 .

6 .

7 .

8 .

9 .

1 0.

1 1.

1 2.

Page 124: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

107

Lampiran 10.

RIWAYAT HIDUP

RAHMAN JUSMAN, lahir pada tanggal 17 September

1995 di Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan adalah

anak dari empat bersaudara pasangan Bapak Jusman dan

Ibu Hawani. Jenjang pendidikan formal yang pernah

ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar Negeri (SDN 218 Batang) lulus pada

tahun 2010. Kemudian setelah lulus di SD, penulis melanjutkan sekolah di SMP

Negeri 30 Bulukumba lulus pada tahun 2010, kemudian melanjutkan di SMA

Negeri 04 Bulukumba lulus pada tahun 2013. Setelah lulus SMA, penulis

melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Swasta (PTS) melalui jalur tes

tertulis di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menekuni olahraga tenis meja dan seni musik. Pernah aktif di salah satu

Ortom Muhammadiyah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas

Ekonomi dan Bisnis, Hizbul Wathan Qabilah UNISMUH Makassar, serta di

lembaga Intra Kampus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 125: SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU

63

SKEMA PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI

Gambar.5 Skema Pengendalian Proses Produksi Perahu Phinisi

PENGENDALIAN

INPUT OUTPUT PROCESS

Pengerjaan Lunas

Pengerjaan Lambung

Pengecatan

Pemasangan Kemudi

Pengerjaan Tiang Layar

Pengerjaan Kamar

Pengerjaan Layar

Pemasangan Mesin

Tahap uji coba

1 2 3

1

2

3

4

6

5

7

8

9

Perahu Phinisi 1

Alat-Alat

Produksi

Pekerja Bahan

Baku