analisis pengendalian kualitas statistik pada produksi
TRANSCRIPT
1
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK PADA
PRODUKSI SEPATU DENGAN MENGGUNAKAN
DIAGRAM KONTROL X-CHART
(Studi Kasus Pada Industry Sepatu Bunut di Kecamatan Kisaran Barat)
LAPORAN TUGAS AKHIR
PRIHATIN MANGKU RAHAYU
152407059
PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK PADA
PRODUKSI SEPATU DENGAN MENGGUNAKAN
DIAGRAM KONTROL X-CHART
(Studi Kasus Pada Industry Sepatu Bunut di Kecamatan Kisaran Barat)
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar
Ahli Madya
PRIHATIN MANGKU RAHAYU
152407059
PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK PADA PRODUKSI
SEPATU DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL X-CHART
(Studi Kasus Pada Industry Sepatu Bunut di Kecamatan Kisaran Barat)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengendalian kualitas statistik
pada proses produksi sepatu di Industry sepatu Bunut di Kecamatan Kisaran Barat.
Pada penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah Statistical Quality
Control, yaitu sebuah metode statistik yang digunakan untuk mengukur sejauh mana
proses pengendalian kualitas yang dilakukan pada suatu perusahaan, dimana hasilnya
dibandingkan dengan standar yang diterapkan oleh perusahaan tersebut. Hasil
penelitian ini membahas mengenai penerapan pengendalian kualitas (Statistical
Quality Control) produksi pada Industry sepatu Bunut tahun 2017 masih berada
dalam batas kontrol atau dalam kondisi in statistical control yang ditunjukan oleh
titik-titik dalam diagram kontrol X-Chart, R-Chart dan S-Chart yang berada didalam
batas kontrol dengan Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah (BKB)
dan mampu mengendalikan tingkat kerusakan produk sepatu. Kesimpulan penelitian
ini yang dilakukan di Industry sepatu Bunut secara umum adalah pelaksanaan
penerapan pengendalian kualitas di Industry sepatu Bunut dinilai sudah baik dan
sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan.
Kata kunci : Pengendalian Kualitas Statistik, R-Chart, S-Chart, X-Chart
ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6
ANALYSIS OF STATISTICAL QUALITY CONTROL THE PRODUCTION
OF SHOES WITH USED DIAGRAM X-CHART CONTROL
(A Case Study to Industry Bunut Shoes in the district Kisaran Barat)
ABSTRACT
This study aims to analyze the statistical quality control on the shoes
production process in the Bunut Shoes Industry in district Kisaran Barat. In this
study the method of analysis is using Statistical Process Control, which is a
statistical method used to measure the extent of quality control process are
performed on a manufacturer company, where results are compared with quality
standards applied by the company. The results of this study discusses the application
of quality control in Bunut Shoes Industry in 2017 is still within the control limits or
in in-statistical control conditions indicated by the points in the X-Chart, R-Chart
and S-Charts are within the control limits with Upper Control Limit (BKA) and
Lower Control Limit (BKB) and are able to control the level of damage to shoes
products. The conclusion of this research is done in Bunut shoes industry in general
is the implementation of quality control in Bunut Shoes Industry is considered good
and in accordance with the standards set by the company.
Keywords : Statistical Quality Control, R-Chart, S-Chart, X-Chart
iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
7
iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8
DAFTAR ISI
Halaman
PENGENGESAHAN LAPORAN
TUGAS AKHIR
i
ABSTRAK
ii
ABSTRACT
iii
PENGHARGAAN
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Permasalahan
2
1.3 Batasan Masalah
3
1.4 Hipotesis Penelitian
3
1.5 Tujuan Penelitian
3
1.6 Manfaat Penelitian
3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Statistika
4
2.2 Pengendalian Kualitas Statistik
4
2.2.1 Pengertian Pengendalian Kualitas Statistik
4
2.2.2 Fungsi dan Kegunaan Pengendalian Kualitas Statistik
7
2.2.3 Tujuan Penerapan Pengendalian Kualitas Statistik
7
2.2.4 Faktor-Faktor Pengendalian Kualitas Statistik
8
2.3 Statistical Quality Control
8
2.3.1 Diagram Kontrol Rata-Rata ( )
9
2.3.2 Diagram Kontrol Range (R)
11
2.3.3 Diagram Kontrol Standar Deviasi (S)
12
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
13
3.2 Peta Lokasi Penelitian 13
3.3 Metode Penelitian 13
3.3.1 Subjek dan Objek Penelitian 13
3.3.2 Jenis dan Sumber Data 14
3.3.3 Teknik Pengumpulan Data 14
3.3.4 Pengolahan Data 15
v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9
3.3.5 Analisa Data 16
3.3.6 Kesimpulan dan Saran 17
BAB 4 PEMBAHASAN DAN HASIL
4.1 Pembahasan
18
4.1.1 Data
18
4.1.2 Proses Statistical Quality Control
19
4.1.3 Diagram Kontrol Rata-rata ( )
21
4.1.4 Diagram Kontrol Range (R)
23
4.1.5 Diagram Kontrol Standar Deviasi (S)
26
4.2 Hasil
28
4.3 Implementasi Sistem 30
4.3.1 Microsoft Excel 2007 30
4.3.2 SPSS Dalam Statistika 37
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
43
5.2 Saran
43
DAFTAR PUSTAKA
44
LAMPIRAN
45
vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel
4.1 Hasil Observasi Produksi Sepatu Industry Bunut 18
1 Agustus – 31 Desember 2017
4.2 Nilai – Nilai Kualitas Produk Sepatu 20
4.3 Nilai Kualitas Diagram Kontrol Rata-rata dan R 22
4.4 Nilai Koefisien A2 Untuk Diagram Kontrol Rata-rata ( ) 23
4.5 Nilai Kualitas Diagram Kontrol Range (R) 24
4.6 Nilai Koefisien D3 dan D4Untuk Diagram Kontrol R 25
4.7 Nilai Kualitas Diagram Kontrol Standar Deviasi (S) 26
4.8 Nilai Koefisien B3 dan B4 Untuk Diagram Kontrol S 27
4.9 Nilai Taksiran Rata-Rata Diagram Kontrol 28
vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar
3.1 Lokasi Penelitian 13
4.1 Diagram Kontrol Rata-Rata ( ) 29
4.2 Diagram Kontrol Range ( ) 29
4.3 Diagram Kontrol Standar Deviasi (S) 30
4.4
Tampilan Pengaktifan Jendela Microsoft Excel dari
Windows
31
4.5 Tampilan Excel 2007 Siap untuk Diisi Data 32
4.6 Pengisian Data 32
4.7 Pengolahan Data Rata – Rata 33
4.8 Pengolahan Data Range (R) 33
4.9 Pengolahan Data Standar Deviasi (S) 34
4.10 Menampilkan Rumus 34
4.11 Menampilkan Rumus 35
4.12 Menampilkan Rumus 35
4.13 Menampilkan Rumus BKA dan BKB 36
4.14 Menampilkan Rumus BKA dan BKB 36
4.15 Menampilkan Rumus BKA dan BKB 37
4.16 Tampilan Jendela untuk Melihat Hasil Output 37
4.17 Tampilan Pengaktifan SPSS Statistics 17.0 38
4.18 Tampilan Awal Jendela SPSS 39
4.19 Tampilan Jendela Variable View 40
4.20 Tampilan Jendela Data View 40
4.21
Tampilan Pengolahan Data dengan Statistical Quality
Control
41
4.22 Kotak Dialog Control Chart 41
4.23 Kotak Dialog X-Bar, R, s : Cases Are Subgroups 42
4.24 Kotak Dialog X-Bar, R, s : Options 42
viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lampiran
1. Grafik Diagram Kontrol X-Chart, R-Chart dan S-Chart 45
2. Surat Keputusan Dosen Pembimbing Tugas Akhir 46
3. Surat Permohonan Pengantar Pengambilan Data Riset 48
4. Surat Izin Pengambilan Data Riset 49
5. Surat Balasan Pengambilan Data Riset 50
6. Kartu Bimbingan Tugas Akhir Mahasiswa 51
7. Surat Keterangan Hasil Uji Program Tugas Akhir 52
ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat ini banyak bermunculan perusahaan-perusahaan yang bergerak
di bidang industri salah satunya adalah pabrik sepatu. Alasan suatu perusahaan
mendirikan usaha yaitu mencari laba dengan cara menciptakan suatu produk baik
berupa barang atau jasa yang dapat dipakai konsumen untuk mencukupi
kebutuhannya. Hubungan penyedia produk dan pemakai produk tidak bisa
dipisahkan, karena mempunyai hubungan yang erat dan keduanya saling
membutuhkan.
Setiap perusahaan tidak dapat secara langsung menarik semua konsumennya,
hal ini disebabkan karena terlalu banyaknya konsumen yang mempunyai kebutuhan
berbeda-beda dan keinginan yang selalu berubah-ubah. Adanya kondisi seperti
inilah yang menyebabkan banyak perusahaan saling berlomba-lomba untuk
dapat meningkatkan kualitas produk mereka dengan harapan konsumen
mendapatkan hasil yang memuaskan, dan selanjutnya konsumen yang ada akan
menjadi loyal. Loyalitas konsumen menjadi alat promosi yang membuat konsumen-
konsumen baru semakin banyak yang membeli atau memesan.
Industry Sepatu Bunut merupakan industri perseorangan yang memproduksi
sepatu, sandal kulit pria dan wanita. Perusahaan ini berproduksi berdasarkan pada
pesanan baik perseorangan maupun partai besar. Pembuatan sepatu maupun produk
yang lain memakan waktu 6 hari, dari model laki-laki maupun perempuan. Produk
yang dihasilkan adalah sepatu dengan merk Bunut. Industry Sepatu Bunut berusaha
untuk selalu mendapatkan bahan baku yang berkualitas tinggi. Bahan baku yang di
gunakan didatangkan dari luar kota seperti Medan, Semarang dan Surabaya.
Sepatu merupakan salah satu aspek pendukung yang tidak kalah pentingnya
dari penampilan dan fashion serta mempunyai peranan penting dalam bidang
manufaktur industri sepatu. Selain dapat di produksi dengan ketelitian tinggi, sepatu
memiliki kombinasi sifat yang lentur, ringan dan tahan lama. Belakangan ini model
sepatu semakin berkembang, hal ini terbukti dengan semakin banyaknya jenis sepatu
dengan brand masing-masing yang diproduksi di dunia.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
Guna meningkatkan kualitas produk, sebenarnya industri dapat
menerapkan metode pengendalian kualitas secara statistika yang biasa disebut
Statistical Quality Control (SQC). Statistical Quality Control (SQC) yaitu suatu
metoda yang dapat digunakan untuk memperbaiki ataupun meningkatkan kualitas
produk yang dilakukan secara berkelanjutan.
Namun, perusahaan seringkali dihadapkan pada konsumen yang tidak puas
karena sepatu yang telah dipesan tidak memenuhi kelayakan kualitas. Meskipun
proses produksi telah dilaksanakan dengan baik, pada kenyataannya seringkali masih
di temukan ketidaksesuaian antara produk yang dihasilkan dengan yang diharapkan,
dimana kualitas produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar atau mengalami
kerusakan produk. Hal tersebut disebabkan adanya penyimpangan dari berbagai
faktor, baik yang berasal dari bahan baku, tenaga kerja maupun kinerja dari fasilitas-
fasilitas mesin yang digunakan dalam proses produksi tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut, maka sudah selayaknya untuk dilakukan
penelitian pada bagian proses produksi Industry Sepatu Bunut. Hasil penelitian
kemudian dilaporkan dalam bentuk tulisan karya ilmiah (tugas akhir) dengan judul
“ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK PADA PRODUKSI
SEPATU DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL X-CHART
(Studi Kasus Pada Industry Sepatu Bunut di Kecamatan Kisaran Barat)”.
1.2 Permasalahan
Industry Sepatu Bunut sebagai industri pengrajin sepatu dalam setiap
aktivitas produksinya selalu berusaha untuk menghasilkan produk yang berkualitas.
Namun di dalam proses produksi masih terjadi kerusakan produk yang melebihi
batas. Oleh karena itu industri memerlukan pengendalian kualitas yang berguna
untuk mengurangi atau menekan terjadinya kerusakan produk sehingga mencapai
standar kualitas sesuai yang diharapkan. Kegiatan pengendalian kualitas dilakukan
mulai dari penerimaan bahan baku, proses produksi sampai proses akhir dan
menekan terjadinya produk rusak. Kegiatan pengendalian kualitas tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan metode pengendalian kualitas statistik (Statistical
Quality Control).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3
1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini hanya dibatasi pada produksi sepatu remaja dan dewasa, produk
disatukan tidak berdasarkan size. Metode yang digunakan adalah metode
pengendalian kualitas statistik (Statistical Quality Control).
1.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis
mengajukan suatu hipotesis penelitian : “Semakin tinggi pengendalian kualitas pada
proses produksi maka kepuasan konsumen semakin meningkat”.
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk menganalisis
penerapan pengendalian kualitas statistik pada proses produksi sepatu (studi kasus
pada Industry sepatu Bunut di Kecamatan Kisaran Barat).
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak,
diantaranya :
1. Bagi Industri, memberikan informasi yang baik untuk mengetahui kinerja
pengendalian kualitas statistik dalam meningkatkan kualitas produk akhir.
2. Menambah wawasan bagi penulis, terutama dalam penerapan ilmu yang didapat
selama didunia perkuliahan, dengan menyatukan materi dan objek permasalahan
yang dijadikan sebagai materi pembahasan.
3. Hasil penelitian ini diharapkan sebagai referensi bagi peneliti yang lain yang
akan melakukan penelitian pada ruang lingkup yang sama dalam rangka
mengkaji lebih jauh lagi tentang masalah ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Statistika
Statistika merupakan cara–cara tertentu yang digunakan dalam
mengumpulkan, menyusun atau mengatur, menyajikan, menganalisa, dan memberi
informasi serta interpretasi terhadap sekumpulan data. Kumpulan bahan keterangan
yang dikumpulkan dapat memberi pengertian dan makna tertentu. Seperti
pengambilan kesimpulan membuat estimasi dan juga prediksi yang akan datang.
Ruang lingkup statistika meliputi statistika deduktif atau deskriptif dan
statistika induktif atau inferensial. Statistika induktif terdiri dari menghimpun,
menyusun, mengolah, menyajikan dan menganalisa data angka. Statistika deduktif
adalah meliputi teori probability, distribusi teoritis, distribusi sampling, penaksiran,
pengujian hipotesa, korelasi, komparasi, dan regresi. Sumber data statistik dapat
dikumpulkan langsung oleh peneliti dari pihak yang bersangkutan, disebut dengan
data primer. Dan data juga dapat juga diperoleh dari pihak lain atau data yang sudah
ada disebut data sekunder.
2.2 Pengendalian Kualitas
2.2.1 Pengertian Pengendalian Kualitas
Pengertian atau definisi kualitas mempunyai cakupan yang sangat luas,
relatif, berbeda-beda dan berubah-ubah. Sehingga definisi dari kualitas memiliki
banyak kriteria dan sangat bergantung pada konteksnya terutama jika dilihat dari sisi
penilaian akhir konsumen dan definisi yang diberikan oleh berbagai ahli serta dari
sudut pandang produsen sebagai pihak yang menciptakan kualitas.
Konsumen dan produsen itu berbeda dan akan merasakan kualitas secara
berbeda pula sesuai dengan standar kualitas yang dimiliki masing-masing. Begitu
pula para ahli dalam memberikan definisi dari kualitas juga akan berbeda satu
sama lain karena mereka membentuknya dalam dimensi yang berbeda. Oleh karena
itu, definisi kualitas dapat diartikan dari dua perspektif. Yaitu dari sisi konsumen
dan dari sisi produsen. Namun pada dasarnya konsep dari kualitas sering dianggap
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5
sebagai kesesuaian, keseluruhan ciri-ciri atau karakteristik suatu produk yang
diharapkan oleh konsumen.
Josep Juran (1993) mempunyai suatu pendapat bahwa: ”Quality is fitness for
use” yang bila diterjemahkan secara bebas berarti kualitas (produk) berkaitan
dengan enaknya barang tersebut digunakan. Kualitas yang baik menurut produsen
adalah apabila produk yang dihasilkan oleh perusahaan telah sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan oleh perusahaan.
Sedangkan kualitas yang jelek adalah apabila produk yang dihasilkan tidak
sesuai dengan spesifikasi standar yang telah ditentukan serta menghasilkan produk
rusak. Namun demikian perusahaan dalam menentukan spesifikasi produk juga
harus memperhatikan keinginan dari konsumen, sebab tanpa memperhatikan itu
produk yang dihasilkan oleh perusahaan tidak akan dapat bersaing dengan
perusahaan lain yang lebih memperhatikan kebutuhan konsumen.
Kualitas yang baik menurut sudut pandang konsumen adalah jika produk
yang dibeli tersebut sesuai dengan keinginan. Memiliki sifat yang sesuai dengan
kebutuhan dan setara dengan pengorbanan yang dikeluarkan oleh konsumen. Apabila
kualitas produk tersebut tidak dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen,
maka mereka akan menganggapnya sebagai produk yang berkualitas jelek.
Kualitas produk merupakan segala sesuatu yang diinginkan dan dikehendaki
pelanggan. Oleh karena itu, produk atau jasa yang dihasilkan harus terjangkau
harganya dan kualitasnya bagus, sehingga pelanggan puas dan tetap loyal terhadap
produk atau jasa yang dihasilkan, tanpa mengurangi nilai profit perusahaan.
Berdasarkan hal tersebut, maka produk atau jasa yang dihasilkan harus selalu
dikendalikan sehingga selalu sesuai dengan permintaan pelanggan.
Mutu atau kualitas adalah semua ciri-ciri dan karakteristik produk atau jasa
yang turut membantu pencapaian (pemuasan) kebutuhan pelanggan. Kebutuhan
disini mencakup harga yang ekonomis, keamanan, ketersediaan, kemudahan
perawatan, dapat dipercaya, dan mudah digunakan kegunaannya.
Menurut Crosby (2005) kualitas atau mutu berarti kesesuaian terhadap
persyaratan-persyaratan. Persyaratan-persyaratan perlu dispesifikasikan secara jelas
sehingga semua orang tahu apa yang diharapkannya.
Menurut Ahyari (1986) secara umum mutu atau kualitas adalah jumlah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6
dari sifat-sifat produk, seperti daya tahan, kenyamanan pemakaian, daya guna dan
lain sebagainya. Mutu atau kualitas selalu diidentikkan dan dihubungkan dengan
kegunaan khusus, seperti panjang, lebar, warna, berat dan karakter produk lainnya.
Pengendalian dan pengawasan adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menjamin agar kegiatan produksi dan operasi yang dilaksanakan sesuai dengan yang
direncanakan dan apabila terjadi penyimpangan tersebut dapat dikoreksi sehingga
apa yang diharapkan dapat tercapai.
Adapun pengertian pengendalian kualitas adalah usaha untuk
mempertahankan mutu atau kualitas dari barang yang dihasilkan, agar sesuai
dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan
pimpinan perusahaan.
Menurut Ahyari (1986) dalam kaitannya dengan mutu atau kualitas
produk mengatakan bahwa pengendalian adalah segala aktivitas untuk menjaga dan
mengarahkan agar mutu atau kualitas produk dapat dipertahankan sebagai mana
yang telah direncanakan. Mutu bukan merupakan suatu hal yang bersifat kebetulan
atau tiba-tiba, tetapi merupakan hasil perencanaan yang terencana dan sistematis
jauh sebelum produk tersebut dibuat.
Menurut Crosby (2005) kaitannya dengan mutu berpendapat bahwa, mutu
datang dari pencegahan dan pencegahan adalah sebuah hasil dari hal seperti
pelatihan, disiplin dan contoh kepemimpinan. Pengukuran mutu adalah harga dari
ketidaksesuaian. Harga sangat mudah didefinisikan dengan mata uang. Sedangkan
kebutuhan lainnya didefinisikan dengan menggantikan ciri-ciri dan karakteristik
pabrikasi suatu produk atau penyampaian jasa menjadi spesifikasi. Kesesuaian
produk atau jasa dengan spesifikasi tertentu dapat diukur dan membuat definisi mutu
yang paling diperhitungkan. Jika spesifikasi tersebut tidak memenuhi kebutuhan
pelanggan, maka spesifikasi ini harus diganti.
Pengendalian kualitas adalah suatu sistem verifikasi dan penjagaan atau
perawatan dari suatu tingkatan atau derajat kualitas produk atau proses yang
dikehendaki dengan cara perencanaan yang seksama, pemakaian peralatan yang
sesuai, inspeksi yang terus menerus, serta tindakan korektif bilamana diperlukan.
Dengan demikian hasil yang diperoleh dari kegiatan pengendalian kualitas ini benar-
benar bisa memenuhi standar-standar yang telah direncanakan atau ditetapkan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
7
Kegiatan pengendalian kualitas pada dasarnya akan merupakan keseluruhan
kumpulan aktifitas di mana berusaha untuk mencapai kondisi ”fitness for use” tidak
peduli di mana aktifitas tersebut akan dilaksanakan yaitu mulai pada saat produk
dirancang, diproses, sampai selesai dan didistribusikan ke konsumen.
Dengan pengendalian kualitas maka diharapkan penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi dapat ditekan serendah mungkin dan proses produksi
dapat diarahkan pada tujuan yang ingin dicapai.
2.2.2 Fungsi dan Kegunaan Pengendalian Kualitas
Secara umum fungsi dari penerapan pengendalian kualitas pada perusahaan
adalah sebagai berikut :
a. Penerapan/pentradisian pengendalian kualitas di lingkungan perusahaan akan ikut
mempercepat sosialisasi budaya produksi kompetitif melalui praktek nyata dalam
kehidupan perusahaan sehari-hari, sehingga hasilnya akan jauh lebih efektif dari
pada sistem ceramah teori.
b. Apabila pemasyarakatan pengendalian mutu dapat diterapkan semakin meluas,
hal ini akan berdampak positif bagi kemajuan dan pertumbuhan perusahaan
terutama oleh faktor pendorong knowledge-based.
2.2.3 Tujuan Penerapan Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas ditujukan untuk mendayagunakan seluruh aset yang
dimiliki perusahaan/instansi terutama sumber daya manusianya secara lebih baik,
guna meningkatkan mutu dalam arti luas. Tujuan penerapan pengendalian kualitas,
antara lain untuk:
a. Peningkatan kualitas dan peningkatan nilai tambah.
b. Peningkatan produktivitas sekaligus penurunan biaya.
c. Peningkatan kemampuan penyelesaian pekerjaan sesuai target.
d. Peningkatan moral kerja dengan mengubah tingkah laku.
e. Peningkatan hubungan yang setara antara atasan dan bawahan.
f. Peningkatan keterampilan dan keselamatan kerja.
g. Pengembangan tim.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8
2.2.4 Faktor-Faktor Pengendalian Kualitas
Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan standar kualitasnya antara lain
adalah sebagai berikut :
1. Faktor material (bahan baku)
Bahan baku merupakan salah satu faktor yang perlu ditentukan standarnya.
Penetapan standar bahan baku ini juga dapat digunakan sebagai pedoman atau
petunjuk bagi karyawan mesin yang langsung memproses bahan baku. Kualitas
bahan baku akan sangat baik apabila terlebih dahulu ditentukan standar kualitasnya.
2. Faktor manusia (tenaga kerja)
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor terpenting dalam produksi dimana akan
sangat menentukan tercapai tidaknya standar kualitas produk yang telah
ditetapkan oleh karena itu perlu ditentukan atau dipertahankan mengenai standar jam
kerja dan standar upah.
3. Faktor peralatan produksi
Peralatan produksi suatu perusahaan sangat perlu untuk ditentukan standarnya.
Penggunaan peralatan produksi tanpa memperhatikan standar pemakaian maksimal
dari masing-masing mesin akan menimbulkan berbagai macam kesulitan yang
akhirnya akan meyebabkan produk akhir tidak sesuai dengan standar yang telah
ditentukan. Produk yang dihasilkan akan mengalami kerusakan atau tidak memenuhi
standar karena peralatan produksi rusak atau kurang pemeliharaan.
4. Faktor metode (proses produksi)
Proses produksi juga sangat mempengaruhi produk dan produktivitas
perusahaan. Apabila perusahaan tidak mempunyai standar dalam proses produksi
maka produk yang dihasilkan mempunyai kualitas yang berbeda-beda satu dengan
yang lainnya. Standar proses produksi sangat diperlukan agar lama waktu proses
akan dapat direncanakan dan dapat dihasilkan proses produksi yang sama kualitasnya
dan memenuhi standar kualitas yang ada.
2.3 Statistical Quality Control
Statistical Quality Control adalah teknik atau metode yang digunakan untuk
mengendalikan dan mengelola proses baik manafaktur maupun jasa melalui
penggunaan metode statistik. Pengendalian kualitas statistik merupakan teknik
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9
penyelesaian masalah yang digunakan untuk memonitor, mengendalikan,
menganalisis, mengelola, dan memperbaiki produk dan proses menggunakan
metode-metode statistik.
Diagram kontrol merupakan persamaan grafik atau karakteristik kualitas yang
diukur atau dihitung dari sampel. Diagram kontrol memuat garis tengah yang
merupakan nilai rata-rata kualitas dengan keadaan terkontrol. Dua garis mendatar
yang dinamakan batas kontrol atas atau BKA dan batas kontrol bawah atau BKB.
Batas-batas kontrol ini dipilih sedemikian hingga apabila proses terkontrol,
hampir semua titik-titik sampel akan jatuh diantara dua garis itu. Selama titik-titik
terletak dalam batas-batas kontrol. Proses dianggap dalam keadaan terkontrol dan
tidak ada tindakan apapun. Tetapi, suatu titik yang terletak di luar batas kontrol
diinterpretasikan sebagai fakta bahwa proses tidak terkontrol dan diperlukan tindakan
penyelidikan dan perbaikan untuk mendapatkan sebab-sebab tak terkontrol.
2.3.1 Diagram Kontrol Rata-Rata ( )
Diagram ini dapat digunakan untuk menganalisis proses ditinjau dari rata-rata
variable hasil proses, bertujuan mengumpulkan keterangan untuk membuat atau
mengubah spesifikasi, yaitu syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh produk yang
dihasilkan untuk menentukan apakah proses yang sedang berlangsung dapat
memenuhi spesifikasi, dan mengubah cara produksi.
Selain dari pada itu, diagram ini digunakan juga sebagai dasar pembuatan
keputusan mengenai rata-rata variabel selama produksi berjalan, apakah proses
dibiarkan berlangsung ataukah dihentikan karena terdapat penyebab variasi tak wajar
kemudian diambil tindakan untuk melakukan perbaikan yang diperlukan dan sering
digunakan untuk membuat keputusan mengenai penolakan atau penerimaan produk
yang dihasilkan.
Langkah-langkah dalam pembuatan diagram kontrol rata-rata sebagai berikut:
1. Tentukan ukuran subgrup (n=3,4,5…)
2. Tentukan banyaknya sampel (g)
3. Menentukan harga rata-rata . Nilai rata-rata didapat dengan rumus :
(2.1)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10
Keterangan: = rata-rata pengukuran untuk setiap observasi
Xi = wakil sampel
n = banyak subgroup
4. Hitung nilai rata-rata dari setiap , yaitu yang merupakan garis
tengah (center line) dari diagram kontrol .
(2.2)
Keterangan : = garis tengah
= jumlah rata-rata i
= nilai rata-rata ke-i
g = banyak sampel
5. Hitung nilai selisih data terbesar (harga Xmaks) dengan data terkecil (harga
Xmin) dari setiap subgroup, yaitu range (R).
6. Hitung nilai rata-rata dari seluruh R. yaitu yang merupakan garis
tengah (center line) dari diagram kontrol R.
(2.3)
Keterangan : = garis tengah
= jumlah dari Ri
g = banyak sampel
7. Hitung batas kontrol dari diagram :
BKA =
BKB = (2.4)
Keterangan : BKA = batas kontrol atas
BKB = batas kontrol bawah
A2 = nilai koefisien (tabel chart)
= garis tengah
8. Plot data pada diagram kontrol X serta amati apakah data tersebut berada
dalam kontrol atau diluar kontrol.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11
2.3.2 Diagram Kontrol Range (R)
Untuk melakukan pengontrolan kualitas yang sering diubah bukan saja dalam
rata-ratanya, melainkan juga dalam variasinya. Pengontrolan kualitas mengenai
variasi menggunakan diagram kontrol range.
Penggunaan diagram kontrol dan diagram kontrol R dalam suatu proses,
dimaksud untuk melakukan pengontrolan kualitas mengenai rata-rata dan variasi
proses. Sebagaimana halnya untuk diagram kontrol , maka untuk diagram kontrol R
juga diperlukan garis sentral, BKA dan BKB.
Langkah-langkah dalam pembuatan diagram kontrol R sebagai berikut :
1. Tentukan ukuran subgrup (n=3,4,5…)
2. Tentukan banyaknya sampel (g)
3. Hitung nilai selisih data terbesar dengan data terkecil dari setiap subgrup,
yaitu range (R).
4. Hitung nilai rata-rata dari seluruh R, yaitu yang merupakan center line
dari diagram kontrol R.
(2.5)
Keterangan : = garis tengah
= jumlah dari Ri
g = banyak sampel
5. Hitung batas kontrol dari diagram kontrol R :
(2.6)
Keterangan : BKA = batas kontrol atas
BKB = batas kontrol bawah
= nilai koefisien (tabel chart)
= garis tengah
6. Plot data R pada diagram kontrol R serta amati apakah data tersebut berada
dalam kontrol atau diluar kontrol.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12
2.3.3 Diagram Kontrol Standar Deviasi (S)
Diagram kontrol standar deviasi digunakan untuk mengukur tingkat
keakurasian suatu proses. Langkah-langkah pembuatan diagram kontrol standar
deviasi (S) sebagai berikut:
1. Tentukan ukuran subgrup (n = 3,4,5,…).
2. Kumpulkan banyaknya sampel (g).
3. Hitung standar deviasi dari setiap grup yaitu S :
(2.7)
Keterangan : S = standar deviasi
n = banyak subgrup
Xi = wakil sampel
= rata-rata sampel
4. Hitung nilai rata-rata dari seluruh S, yaitu yang merupakan garis tengah
dari diagram kontrol S.
(2.8)
Keterangan : = garis tengah
n = banyak subgrup
= jumlah rata-rata dari S
g = banyak sampel
5. Hitung batas kontrol untuk diagram kontrol S :
(2.9)
Keterangan : = nilai koefisien (tabel chart)
= garis tengah
6. Plot data pada diagram kontrol S serta amati apakah data tersebut berada
dalam kontrol atau diluar kontrol.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
13
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Untuk memperoleh data yang diperlukan penulis melakukan penelitian di
Industry Sepatu Bunut yang beralamat di Jl. Jendral Sudirman, Lk. 1, Kelurahan
Bunut, Kecamatan Kisaran Barat, Kota Kisaran, Asahan, Sumatera Utara.
Waktu penelitian yang dilakukan oleh penulis dimulai dari bulan Februari
sampai dengan bulan April 2018.
3.2 Peta Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Jl. Jendral Sudirman, Lk. 1, Kelurahan
Bunut, Kecamatan Kisaran Barat, Kota Kisaran, Asahan, Sumatera Utara. Lokasi
industri yang strategis berada di sisi jalan besar dan dilewati oleh angkutan umum
memudahkan konsumen untuk berkunjung. Lokasi penelitian ditunjukkan pada
Gambar 3.1 dibawah ini.
Lokasi Penelitian
Gambar 3.1 Lokasi Penelitian
3.3 Metode Penelitian
3.3.1 Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah perusahaan
Industry sepatu Bunut di Kecamatan Kisaran Barat. Sedangkan objek penelitian ini
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
14
adalah pengendalian kualitas yang dilakukan oleh perusahaan Industry sepatu Bunut
di Kecamatan Kisaran Barat pada tahun 2017.
3.3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang
diperoleh dari arsip hasil jumlah produksi sepatu setiap bulan pada perusahaan
Industry sepatu bunut. Data yang digunakan adalah data sekunder dan data primer.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari arsip atau catatan perusahaan seperti
jumlah produksi, penulis melakukan riset di Industry sepatu Bunut. Sedangkan data
primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari pemilik perusahaan untuk
menghimpun data mengenai pengendalian kualitas produk yang dilakukan Industry
sepatu Bunut.
3.3.3 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data dalam penulisan ini adalah :
a. Observasi (Pengamatan)
Yaitu suatu pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dengan melakukan
pengamatan secara langsung.
b. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan beberapa
pertanyaan yang terkait dengan tema penulisan secara langsung kepada pihak
perusahaan yaitu pemilik dan karyawan untuk memperoleh data-data yang
diperlukan dalam penulisan.
c. Studi Pustaka
Yaitu dengan mempelajari teori-teori dan membaca buku-buku serta literatur-
literatur yang berhubungan dengan penelitian dan yang dapat mendukung penelitian
tersebut.
d. Teknik Pembahasan
Teknik pembahasan yang digunakan penulis yaitu menggunakan kuantitatif
yaitu, teknik analisis yang digunakan untuk pengujian teori-teori melalui
pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan
prosedur statistik yang didukung dengan teori yang ada.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
15
3.3.4 Pengolahan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan alat
Statistical Quality Control (SQC) seperti diagram kontrol. Berikut langkah-langkah
yang dilakukan dalam penelitian :
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memenuhi sampel yang nantinya
akan digunakan sebagai bahan penelitian. Data yang dikumpulkan berupa data
jumlah produksi Industry sepatu Bunut.
b. Pembuatan Diagram Kontrol
Pembuatan diagram kontrol dilakukan untuk mengetahui tingkat
pengendalian kualitas produk selama proses produksi. Diagram kontrol yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu X-Bar Chart, R-Chart dan S-Chart. Ada
beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pembuatan diagram kontrol
antara lain :
1) X-Bar Chart
Dalam pembuatan X-Bar Chart dilakukan langkah-langkah awal yaitu
menentukan garis tengah (Central Line), BKA (Batas Kontrol Atas) dan BKB
(Batas Kontrol Bawah). Tentukan ukuran subgrub dan banyaknya sampel.
Menentukan nilai rata-rata , rata-rata didapat dihitung dengan
menggunakan rumus (2.1). Hitung nilai rata-rata dari setiap , yaitu yang
merupakan garis tengah (center line) dari diagram kontrol , dengan rumus (2.2).
Hitung nilai selisih data terbesar (harga Xmaks) dengan data terkecil (harga Xmin) dari
setiap subgroup, yaitu range (R).
Hitung nilai rata-rata dari seluruh R. yaitu yang merupakan garis tengah
(center line) dari diagram kontrol R, dengan rumus (2.3). Menentukan nilai batas
kontrol dari peta dengan menggunakan rumus (2.4). Setelah nilai-nilai tersebut
ditemukan kemudian dilakukan olah data menggunakan SPSS dan Excel sehingga
didapatkan grafik diagram kontrol X- Bar Chart. Serta amati apakah data tersebut
berada dalam batas kontrol atau diluar batas kontrol.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
16
2) R-Chart
Dalam pembuatan R-Chart dilakukan langkah-langkah awal yaitu
menentukan garis tengah (Central Line), BKA (Batas Kontrol Atas) dan BKB
(Batas Kontrol Bawah). Tentukan ukuran subgrub dan banyaknya sampel. Hitung
nilai selisih data terbesar dengan data terkecil dari setiap subgrup, yaitu range (R).
Hitung nilai rata-rata dari seluruh R, yaitu yang merupakan center line
dari diagram kontrol R, dengan menggunakan rumus (2.5). Hitung batas kontrol dari
diagram kontrol R, dengan rumus (2.6). Setelah nilai-nilai tersebut ditemukan
kemudian dilakukan olah data menggunakan SPSS dan Excel sehingga didapatkan
grafik diagram kontrol R-Chart. Serta amati apakah data tersebut berada dalam batas
kontrol atau diluar batas kontrol.
3) S-Chart
Dalam pembuatan R-Chart dilakukan langkah-langkah awal yaitu
menentukan garis tengah (Central Line), BKA (Batas Kontrol Atas) dan BKB
(Batas Kontrol Bawah). Tentukan ukuran subgrub dan banyaknya sampel. Hitung
standar deviasi dari setiap grup yaitu S, dengan menggunakan rumus (2.7).
Hitung nilai rata-rata dari seluruh S, yaitu yang merupakan garis tengah
dari diagram kontrol S, dengan rumus (2.8). Hitung batas kontrol untuk diagram
kontrol S dengan rumus (2.9). Setelah nilai-nilai tersebut ditemukan kemudian
dilakukan olah data menggunakan SPSS dan Excel sehingga didapatkan grafik
diagram kontrol S-Chart. Serta amati apakah data tersebut berada dalam batas kontrol
atau diluar batas kontrol.
3.3.5 Analisa Data
Analisa dilakukan terhadap hasil pengolahan data yang telah dilakukan dari
penggunaan rumus Statitical Quality Control dengan menggunakan Software
Microsoft Excel 2007 dan SPSS Statistics 17.0 untuk mengetahui grafik diagram
kontrol hasil penelitian berada dalam kontrol atau diluar batas kontrol.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
17
3.3.6 Kesimpulan dan Saran
Dari semua metode penelitian yang digunakan oleh penulis, maka penulis
melakukan penyimpulan dari penelitian yang dilakukan berdasarkan hasil
pengolahan dan analisis data serta saran berdasarkan kesimpulan yang diperoleh
yang bermanfaat bagi Industry sepatu Bunut.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
18
BAB 4
PEMBAHASAN DAN HASIL
4.1 Pembahasan
4.1.1 Data
Data merupakan alat untuk mengambil suatu keputusan atau untuk
memecahkan suatu persoalan. Keputusan yang baik dapat dihasilkan jika
pengambilan keputusan tersebut didasarkan atas data yang baik. Salah satu kegunaan
dari data adalah untuk memperoleh dan mengetahui gambaran tentang suatu
keadaan/permasalahan.
Untuk menggambarkan apakah proses berada di dalam batas-batas yang
ditetapkan sebelumnya atau tidak. Dalam hal ini data yang diambil terkonsentrasi
pada parameter-parameter yang telah ditentukan sebagai parameter yang
pengukurannya dilakukan secara berkala. Parameter tersebut adalah produksi sepatu.
Data yang digunakan adalah data produksi yang ditetapkan dari Industry Sepatu
Bunut. Periode data yang diambil adalah pada tanggal 1 Agustus – 31 Desember.
Tabel 4.1 Hasil Observasi Produksi Sepatu di Industry Sepatu Bunut
1 Agustus – 31 Desember 2017
Tanggal
Hasil Observasi
Agustus September Oktober November Desember
X1(psg) X2(psg) X3(psg) X4(psg) X5(psg)
1 30 24 20 25 14
2 26 20 22 15 15
3 15 18 28 18 15
4 30 25 30 20 22
5 24 25 30 26 22
6 20 22 18 30 20
7 20 30 20 30 28
8 25 28 25 30 28
9 25 25 30 25 15
10 16 20 15 25 15
11 25 14 20 15 25
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
19
Lanjutan Tabel 4.1
Tanggal
Hasil Observasi
Agustus September Oktober November Desember
X1(psg) X2(psg) X3(psg) X4(psg) X5(psg)
12 20 15 15 18 24
13 20 20 15 20 20
14 24 25 16 30 20
15 30 30 20 30 18
16 18 30 25 25 18
17 15 25 18 20 18
18 15 22 18 20 16
19 17 22 25 30 16
20 20 20 26 30 16
21 25 14 30 18 15
22 25 14 25 18 15
23 25 15 15 15 14
24 28 18 20 22 25
25 30 15 24 22 20
26 28 30 24 25 15
27 15 30 30 28 15
28 15 25 22 15 30
29 25 20 25 15 20
30 25 28 25 30 22
Sumber : Data Sekunder Industry Sepatu Bunut Kisaran
4.1.2 Proses Statistical Quality Control
Untuk menggambarkan apakah proses dalam kondisi stabil atau tidak,
terlebih dahulu kita menghitung nilai-nilai kualitas produk dari sampel. Memuat
garis tengah yang merupakan garis rata-rata kualitas produk dengan keadaan
terkontrol. Dua garis mendatar yang dinamakan batas kontrol atas atau BKA dan
batas kontrol bawah atau BKB. Adapun nilai-nilai kualitas produk sepatu berada
dalam tabel 4.2 berikut.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
20
Tabel 4.2 Nilai-nilai Kualitas Produk Sepatu
Tgl Hasil Observasi
Agustus September Oktober November Desember i
(psg)
Ri
(psg)
Si
(psg) X1(psg) X2(psg) X3(psg) X4(psg) X5(psg)
1 30 24 20 25 14 23 16 6
2 26 20 22 15 15 20 11 5
3 15 18 28 18 15 19 13 5
4 30 25 30 20 22 25 10 5
5 24 25 30 26 22 25 8 3
6 20 22 18 30 20 22 12 5
7 20 30 20 30 28 26 10 5
8 25 28 25 30 28 27 5 2
9 25 25 30 25 15 24 15 5
10 16 20 15 25 15 18 10 4
11 25 14 20 15 25 20 11 5
12 20 15 15 18 24 18 9 4
13 20 20 15 20 20 19 5 2
14 24 25 16 30 20 23 14 5
15 30 30 20 30 18 26 12 6
16 18 30 25 25 18 23 12 5
17 15 25 18 20 18 19 10 4
18 15 22 18 20 16 18 7 3
19 17 22 25 30 16 22 14 6
20 20 20 26 30 16 22 14 6
21 25 14 30 18 15 20 16 7
22 25 14 25 18 15 19 11 5
23 25 15 15 15 14 17 11 5
24 28 18 20 22 25 23 10 4
25 30 15 24 22 20 22 15 5
26 28 30 24 25 15 24 15 6
27 15 30 30 28 15 24 15 8
28 15 25 22 15 30 21 15 7
29 25 20 25 15 20 21 10 4
30 25 28 25 30 22 26 8 3
Jumlah 657 344 145
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21
Dari tabel di atas diperoleh :
n = 5
g = 30
Σ i = 657
ΣRi = 344
ΣSi = 145
Dari tabel di atas dapat juga diperoleh perhitungan sebagai berikut :
=
(4.1)
22 pasang
i =
=
(4.2)
= 11 pasang
i =
=
(4.3)
= 5 pasang
4.1.3 Diagram Kontrol Rata-Rata ( )
Diagram ini digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan mengenai rata-
rata variabel selama produksi berjalan, apakah proses dibiarkan berlangsung ataukah
dihentikan karena terdapat penyebab variasi tak wajar kemudian diambil tindakan
untuk melakukan perbaikan yang diperlukan dan sering digunakan untuk membuat
keputusan mengenai penolakan atau penerimaan produk yang dihasilkan. Adapun
nilai kualitas untuk diagram kontrol rata-rata ( ) dalam tabel 4.3 berikut.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
22
Tabel 4.3 Nilai Kualitas Diagram Kontrol Rata-Rata ( ) dan R
Tanggal Hasil Observasi
i
(psg)
(psg) Agustus September Oktober November Desember
X1(psg) X2(psg) X3(psg) X4(psg) X5(psg)
1 30 24 20 25 14 23 16
2 26 20 22 15 15 20 11
3 15 18 28 18 15 19 13
4 30 25 30 20 22 25 10
5 24 25 30 26 22 25 8
6 20 22 18 30 20 22 12
7 20 30 20 30 28 26 10
8 25 28 25 30 28 27 5
9 25 25 30 25 15 24 15
10 16 20 15 25 15 18 10
11 25 14 20 15 25 20 11
12 20 15 15 18 24 18 9
13 20 20 15 20 20 19 5
14 24 25 16 30 20 23 14
15 30 30 20 30 18 26 12
16 18 30 25 25 18 23 12
17 15 25 18 20 18 19 10
18 15 22 18 20 16 18 7
19 17 22 25 30 16 22 14
20 20 20 26 30 16 22 14
21 25 14 30 18 15 20 16
22 25 14 25 18 15 19 11
23 25 15 15 15 14 17 11
24 28 18 20 22 25 23 10
25 30 15 24 22 20 22 15
26 28 30 24 25 15 24 15
27 15 30 30 28 15 24 15
28 15 25 22 15 30 21 15
29 25 20 25 15 20 21 10
30 25 28 25 30 22 26 8
Jumlah 657 344
Langkah-langkah perhitungan diagram kontrol rata-rata ( ) :
1. Menentukan garis tengah atau nilai rata-rata yang merupakan center line adalah :
= 22 pasang (4.4)
2. Menentukan batas kontrol pada diagram kontrol rata-rata :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
23
BKA = + A2 (4.5)
= 22 + 0,577 (11,47)
= 22 + 6,61819
= 29 pasang
BKB = - A2 (4.6)
= 22 - 0,577 (11,47)
= 22 - 6,61819
= 15 pasang
Tabel 4.4 Nilai Koefisien A2 Untuk Diagram Kontrol Rata-rata ( )
N A2 N A2 N A2
2 1,880 15 0,223 40 0,110
3 1,023 16 0,212 45 0,101
4 0,729 17 0,203 50 0,093
5 0,557 18 0,194 55 0,089
6 0,483 19 0,187 60 0,083
7 0,419 20 0,180 65 0,079
8 0,373 21 0,173 70 0,075
9 0,337 22 0,167 75 0.072
10 0,308 23 0,162 80 0,069
11 0,285 24 0,157 85 0,066
12 0,266 25 0,153 90 0064
13 0,249 30 0,134 95 0,062
14 0,235 35 0,120 100 0,060
Dengan jumlah subgroup yang diambil untuk setiap observasi adalah 5, maka
nilai A2 yang digunakan untuk menentukan nilai BKA dan BKB adalah 0,577
berdasarkan tabel 4.4.
Dengan demikian seluruh data hasil observasi untuk diagram kontrol rata-rata
berada di dalam batas kontrol yang menunjukkan bahwa data tersebut dalam kondisi
in statistical control atau telah sesuai dengan standar pengendalian proses.
4.1.4 Diagram Kontrol Range (R)
Penggunaan diagram kontrol R dalam suatu proses, dimaksudkan untuk
melakukan pengontrolan kualitas produk mengenai ukuran variasi proses produksi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
24
Sebagaimana halnya untuk diagram kontrol R memantau tingkat ketepatan proses
produksi yang diukur dengan mencari range dari sampel yang diambil, maka untuk
diagram kontrol R juga diperlukan garis sentral, BKA dan BKB. Adapun nilai
kualitas untuk diagram kontrol rata-rata R berada dalam tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5 Nilai Kualitas Diagram Kontrol Range (R)
Tanggal
Hasil Observasi
(psg) Agustus September Oktober November Desember
X1(psg) X2(psg) X3(psg) X4(psg) X5(psg)
1 30 24 20 25 14 16
2 26 20 22 15 15 11
3 15 18 28 18 15 13
4 30 25 30 20 22 10
5 24 25 30 36 22 8
6 20 22 18 30 20 12
7 20 30 20 30 28 10
8 25 28 20 30 28 5
9 25 25 30 25 15 15
10 16 20 15 25 15 10
11 25 14 20 15 25 11
12 20 15 15 18 24 9
13 20 20 15 20 20 5
14 24 25 16 30 20 14
15 30 30 20 30 18 12
16 18 30 25 25 18 12
17 15 25 18 20 18 10
18 15 22 18 20 16 7
19 17 22 25 30 16 14
20 20 20 26 30 16 14
21 25 14 30 18 15 16
22 25 14 25 18 15 11
23 25 15 15 15 14 11
24 28 18 20 22 25 10
25 30 15 24 22 20 15
26 28 30 24 25 15 15
27 15 30 30 28 15 15
28 15 25 22 15 30 15
29 25 20 25 15 20 10
30 25 28 25 30 22 8
Jumlah 344
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
25
Langkah –langkah perhitungan diagram kontrol range (R) :
1. Menentukan garis tengah atau nilai rata-rata yang merupakan center line dari R
adalah :
i =
=
= 11 pasang (4.7)
2. Menentukan batas kontrol pada diagram Kontrol Range adalah :
BKA = x D4 (4.8)
= 11 x 2,115
= 24 pasang
BKB = x D4 (4.9)
= 11 x 0
= 0 pasang
Tabel 4.6 Nilai Koefisien D3 dan D4 Untuk Diagram Kontrol Range
N D3 D4 N D3 D4
2 0 3,267 14 0,392 1,671
3 0 2,575 15 0,348 1,652
4 0 2,282 16 0,364 1,636
5 0 2,115 17 0,379 1,621
6 0 2,004 18 0,392 1,608
7 0,076 1,924 19 0,404 1,596
8 0,136 1,864 20 0,414 1,586
9 0,184 1,816 21 0,425 1,575
10 0,223 1,777 22 0,434 1,566
11 0,256 1,744 23 0,443 1,557
12 0,284 1,716 24 0,452 1,548
13 0,308 1,692 25 0,459 1,541
Dengan jumlah subgroup yang diambil untuk setiap observasi adalah 5, maka
nilai D3 dan D4 yang digunakan untuk menentukan nilai BKA dan BKB adalah nilai
D3 = 0 dan D4 = 2,115 berdasarkan tabel 4.6.
Dengan demikian seluruh data hasil observasi untuk diagram kontrol rata-rata
R berada di dalam batas kontrol yang menunjukkan bahwa data tersebut dalam
kondisi in statistical control atau telah sesuai dengan standar pengendalian proses.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
26
4.1.5 Diagram Kontrol Standar Deviasi (S)
Diagram kontrol standar deviasi digunakan untuk mengukur tingkat
keakurasian suatu proses. Adapun nilai kualitas untuk diagram kontrol standar
deviasi dalam tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.7 Nilai Kualitas Diagram Kontrol Standar Deviasi
Tanggal
Hasil Observasi
(psg) Agustus September Oktober November Desember
X1(psg) X2(psg) X3(psg) X4(psg) X5(psg)
1 30 24 20 25 14 6
2 26 20 22 15 15 5
3 15 18 28 18 15 5
4 30 25 30 20 22 5
5 24 25 30 26 22 3
6 20 22 18 30 20 5
7 20 30 20 30 28 5
8 25 28 25 30 28 2
9 25 25 30 25 15 5
10 16 20 15 25 15 4
11 25 14 20 15 25 5
12 20 15 15 18 24 4
13 20 20 15 20 20 2
14 24 25 16 30 20 5
15 30 30 20 30 18 6
16 18 30 25 25 18 5
17 15 25 18 20 18 4
18 15 22 18 20 16 3
19 17 22 25 30 16 6
20 20 20 26 30 16 6
21 25 14 30 18 15 7
22 25 14 25 18 15 5
23 25 15 15 15 14 5
24 28 18 20 22 25 4
25 30 15 24 22 20 5
26 28 30 24 25 15 6
27 15 30 30 28 15 8
28 15 25 22 15 30 7
29 25 20 25 15 20 4
30 25 28 25 30 22 3
Jumlah 145
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
27
Langkah-langkah perhitungan diagram kontrol standar deviasi (S) :
1. Menentukan garis tengah atau nilai rata-rata yang merupakan center line dari S
adalah :
i =
= 45
3
= 5 pasang (5.0)
2. Menentukan batas kontrol pada diagram kontrol S :
BKA = x B4 (5.1)
= 5 x 2,09
= 10 pasang
BKB = x B3 (5.2)
= 5 x 0
= 0 pasang
Tabel 4.8 Nilai Koefisien B3 dan B4 Untuk Diagram Kontrol S
N B3 B4 N B3 B4
2 0 3,27 21 0,52 1,48
3 0 2,57 22 0,53 1,47
4 0 2,27 23 0,54 1,46
5 0 2,09 24 0,55 1,45
6 0,03 1,97 25 0,56 1,44
7 0,12 1,88 30 0,60 1,40
8 0,19 1,81 35 0,63 1,47
9 0,24 1,76 40 0,66 1,34
10 0,28 1,72 45 0,68 1,32
11 0,32 1,68 50 0,70 1,30
12 0,35 1,65 55 0,71 1,29
13 0,38 1,62 60 0,72 1,28
14 0,41 1,59 65 0,73 1,27
15 0,43 1,57 70 0,74 1,26
16 0,45 1,55 75 0,75 1,25
17 0,47 1,53 80 0,76 1,24
18 0,50 1,50 90 0,77 1,23
19 0,50 1,50 95 0,77 1,22
20 0,51 1,49 100 0,79 1,21
Dengan jumlah subgroup yang diambil untuk setiap observasi adalah 5, maka
nilai B3 dan B4 yang digunakan untuk menentukan nilai BKA dan BKB adalah nilai
B3 = 0 dan B4 = 2,09 berdasarkan tabel 4.8.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
28
Dengan demikian seluruh data hasil observasi untuk diagram kontrol Standar
Deviasi (S) berada di dalam batas kontrol yang menunjukkan bahwa data tersebut
dalam kondisi in statistical control atau telah sesuai dengan standar pengendalian
proses.
4.2 Hasil
Kualitas produk sangat berpengaruh terhadap reputasi perusahaan. Bagi
perusahaan yang memberikan produk yang berkualitas kepada konsumen merupakan
hal yang sangat penting karena sepatu yang telah dipesan memenuhi kelayakan
kualitas. Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan yang diuraikan diatas
mengenai analisis pengendalian kualitas (Statistical Quality Control) pada produksi
sepatu menghasilkan nilai-nilai batas tengah (center line), batas kontrol atas (BKA),
dan batas kontrol bawah (BKB) pada tabel 4.9 berikut.
Tabel 4.9 Nilai Taksiran Rata-Rata Diagram Kontrol
Center Line Batas Atas Batas Bawah
- Chart 22 pasang 29 pasang 15 pasang
- Chart 11 pasang 24 pasang 0 pasang
- Chart 5 pasang 10 pasang 0 pasang
Berdasarkan nilai taksiran rata-rata diagram kontrol pada tabel 4.9
menunjukkan nilai taksiran produksi sepatu dari yang tertinggi sampai yang
terendah. Nilai taksiran batas tengah dari diagram kontrol chart adalah 5 ≤ 22 ≤
29. Jumlah rata-rata produksi sepatu terendah adalah 15 pasang dan jumlah rata-rata
produksi sepatu tertinggi adalah 29 pasang. Jadi, jumlah rata-rata produksi sepatu
adalah 22 pasang. Nilai taksiran batas tengah dari diagram kontrol chart adalah ≤
≤ 24. Jarak atau ukuran variasi produksi sepatu terendah adalah 0 pasang dan
jarak atau ukuran variasi produksi sepatu tertinggi adalah 24 pasang. Jadi, rata-rata
jarak atau ukuran variasi produksi sepatu adalah 11 pasang. Nilai taksiran batas
tengah dari diagram kontrol kontrol chart adalah ≤ 5 ≤ . Tingkat keakurasian
terendah adalah 0 pasang dan tingkat keakurasian tertinggi adalah 10 pasang. Jadi,
rata-rata tingkat keakurasian Industry sepatu Bunut dalam memproduksi sepatu
adalah sebanyak 5 pasang.
Dengan demikian pembuatan diagram kontrol X-Bar Chart, R-Chart dan S-
Chart dilakukan untuk mengetahui tingkat pengendalian kualitas produk selama
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
29
proses produksi bahwa data produksi di Industry sepatu Bunut tahun 2017 dalam
kondisi in statistical control atau telah sesuai dengan standar pengendalian proses
dapat dilihat grafik diagram kontrol antara data rata-rata ( ), data range (R), data
standar deviasi (S) dan batas kontrolnya adalah sebagai berikut.
Gambar 4.1 Diagram Kontrol Rata-Rata ( )
Dari diagram kontrol rata-rata ( ) terlihat bahwa sampel yang berjumlah 30
data produksi sepatu tersebut berada di dalam batas kontrol atau semua data produksi
sepatu tidak ada yang keluar dari batas kontrol sehingga dapat disimpulkan bahwa
proses produksi dalam keadaan terkontrol.
Gambar 4.2 Diagram Kontrol Range (R)
Dari diagram kontrol range (R) terlihat bahwa sampel yang berjumlah 30 data
produksi sepatu tersebut berada di dalam batas kontrol atau semua data produksi
0
5
10
15
20
25
30
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
BKA
Batas Tengah
BKB
Data
0
5
10
15
20
25
30
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
BKA
Batas Tengah
BKB
Data
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
30
sepatu tidak ada yang keluar dari batas kontrol sehingga dapat disimpulkan bahwa
proses produksi dalam keadaan terkontrol.
Gambar 4.3 Diagram Kontrol Standar Deviasi (S)
Dari diagram kontrol standar deviasi (S) terlihat bahwa sampel yang
berjumlah 30 data produksi sepatu tersebut berada di dalam batas kontrol atau semua
data produksi sepatu tidak ada yang keluar dari batas kontrol sehingga dapat
disimpulkan bahwa proses produksi dalam keadaan terkontrol.
4.3 Implementasi Sistem
Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan
desain sistem yang ada dalam sistem yang telah disetujui, dan memulai sistem baru
atau sistem yang sudah diperbaiki. Tahapan implementasi sistem merupakan
tahapan-tahapan penerapan hasil desain tertulis ke dalam programming. Dalam
pengolahan data dalam hal ini menggunakan software Microsoft Excel 2007 for
windows dan SPSS 17,0 for windows sebagai implementasi sistem dalam
memperoleh hasil perhitungan.
4.3.1 Microsoft Excel 2007
Microsoft Excel adalah sebuah program aplikasi lembar kerja spreadsheet
yang dibuat dan didistribusikan oleh Microsoft Corporation yang dapat dijalankan
pada Microsoft Windows dan Mac OS. Aplikasi ini memiliki fitur kalkulasi dan
pembuatan grafik, dengan menggunakan strategi Marketing Microsoft yang agresif,
0
2
4
6
8
10
12
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
BKA
Batas Tengah
BKB
Data
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
31
menjadikan Microsoft Excel sebagai salah satu program komputer yang popular
digunakan di dalam computer mikro. Bahkan, saat ini program ini merupakan
program spreadsheet paling banyak digunakan oleh banyak pihak, baik di platform
PC berbasis windows maupun Macintosh berbasis Mac OS, semenjak versi 5.0
diterbitkan pada tahun 1993. Aplikasi ini merupakan bagian dari Microsoft Office
System.
Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mengaktifkan Windows dan
pastikan Microsoft Excel berada dalam Microsoft Windows, kemudian ikuti langkah-
langkah berikut ini:
1. Dari Windows, klik menu Start pada taskbar, klik pencarian, lalu ketik Microsoft
Excel 2007.
2. Klik Microsoft Excel.
Gambar 4.4 Tampilan Pengaktifan Jendela Microsoft Excel dari Windows
Untuk membuka lembar baru, maka langkah yang harus dilakukan adalah
klik Blank Workbook, maka akan tampil lembaran kosong yang siap untuk diisi data.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
32
Gambar 4.5 Tampilan Excel 2007 siap untuk diisi data
Kemudian lakukan pengisian data yang akan diolah dengan menggunakan
Excel 2007, yakni dengan cara sebagai berikut:
Gambar 4.6 Pengisian Data
Data diolah dengan menggunakan rumus-rumus yang kemudian akan
menampilkan data untuk mencari X-Bar( , Range(R), dan Standar Deviasi(S)
tampilan sebagai berikut:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
33
Gambar 4.7 Pengolahan Data
Gambar 4.8 Pengolahan Data Range (R)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
34
Gambar 4.9 Pengolahan Data Standar Deviasi (S)
Kemudian dilakukan pengolahan data untuk mencari dengan cara
menggunakan rumus rata-rata pada Excel 2007, dengan tampilan sebagai berikut:
Gambar 4.10 Menampilkan Rumus
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
35
Gambar 4.11 Menampilkan Rumus
Gambar 4.12 Menampilkan Rumus
Mencari Batas Kontrol Atas dan Batas Kontrol Bawah dengan rumus BKA
: ” = B35 + (0.577*B36) ”, BKB : “ = B35 - (0.577*B36) ”.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
36
Gambar 4.13 Menampilkan Rumus BKA dan BKB
Mencari Batas Kontrol Atas dan Batas Kontrol Bawah dengan rumus BKA
: ” =B36*2,115 ”, BKB : “ =” B36*0.
Gambar 4.14 Menampilkan Rumus BKA dan BKB
Mencari Batas Kontrol Atas dan Batas Kontrol Bawah dengan rumus BKA
: ” =B37*2,09 ”, BKB : “ =” B37*0.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
37
Gambar 4.15 Menampilkan Rumus BKA dan BKB
Dari hasil analisis dapat dilihat output model sebagai berikut:
Gambar 4.16 Tampilan Jendela untuk Melihat Hasil Output
4.3.2 SPSS Dalam Statistika
SPSS (Statistical package for Service Solution) merupakan salah satu paket
program komputer yang digunakan dalam mengolah data statistik. SPSS merupakan
software yang paling populer, dan banyak digunakan sebagai alat bantu dalam
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
38
berbagai riset. SPSS pertama kali diperkenalkan oleh tiga mahasiswa Standaford
University pada tahun 1968. SPSS sebelumnya dirancang untuk pengolahan data
statistik pada ilmu-ilmu sosial, sehingga SPSS merupakan singkatan dari Statistical
package for the Social Sciences. Namun, dalam perkembangan selanjutnya
penggunaan SPSS diperluas untuk berbagai jenis user, sehingga SPSS yang
sebelumnya disingkat menjadi Statistical package for Service Solution. Penggunaan
SPSS dimaksudkan untuk melakukan analisis dengan praktis, cepat dan akurat.
Cara mengaktifkan SPSS pada program windows adalah :
1. Pilih menu start dari windows.
2. Pilih SPSS Statistics 17.0.
Gambar 4.17 Tampilan Pengaktifan SPSS Statistics 17.0
Setelah mengklik pilihan SPSS Statistics 17.0, maka akan muncul tampilan
jendela seperti berikut ini :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
39
Gambar 4.18 Tampilan Awal Jendela SPSS
Setelah jendela awal SPSS terbuka, maka klik Variable View pada kanan
bawah tampilan SPSS. Kemudian lakukan pengisian variabel-variabel yang akan
dianalisis seperti berikut :
a. Name : digunakan untuk memberikan nama variabel.
b. Type : digunakan untuk menentukan tipe data.
c. Width : digunakan untuk menentukan lebar kolom.
d. Decimals : digunakan untuk menentukan nilai desimal.
e. Label : digunakan untuk meberi nama variabel.
f. Value : digunakan untuk menjelaskan nlai data pada kolom.
g. Missing : digunakan untuk menentukan data yang akan hilang.
h. Columns : digunakan untuk menentukan lebar kolom.
i. Align : digunakan untuk menentukan rata kanan, kiri atau tengah.
j. Measure : digunakan untuk menentukan tipe atau ukuran data, yaitu nominal,
ordinal atau skala.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
40
Gambar 4.19 Tampilan Jendela Variable View
Setelah selesai mengisi Variable View, klik pilihan Data View sehingga data
dapat dimasukkan berdasarkan jenis variabel yang telah didefinisikan terlebih dahulu
pada Variable View.
Gambar 4.20 Tampilan Jendela Data View
Pada layar kerja Data View, klik Analyze kemudian pilih Quality Control
pada menu sehingga kotak dialog Control Charts muncul, seperti pada gambar di
bawah ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
41
Gambar 4.21 Tampilan Pengolahan Data dengan Statistical Quality Control
Kemudian pilih X-Bar, R, S pada Variables Charts dan pada Data
Organization, plih Cases are subgroups karena data sampel diambil per kelompok,
seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 4.22 Kotak Dialog Control Chart
Klik Define sehingga kota dialog X-Bar , R, S, Cases Are Subgroups muncul.
Masukan variabel X1,X2,X3,X4 dan X5 pada kotak Samples, variabel sampel pada
kotak Subgroups Labelled by, dan pilih X-Bar using range pada kotak Charts, seperti
pada gambar dibawah ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
42
Gambar 4.23 Kotak Dialog X-Bar, R, s : Cases Are Subgroups
Kemudian Klik tombol Options sehingga kotak dialog X-Bar, R, s : Options
muncul dan kemudian tentukan level sigmanya (3 sigma).
Gambar 4.24 Kotak Dialog X-Bar, R, s : Options
Klik tombol Continue sehingga kembali ke kotak dialog X-Bar, R, s : Cases
Are Subgroups. Kemudaian klik tombol Ok sehingga Output SPSS Viewer muncul
sebagai dua grafik, yaitu diagram kontrol kualitas untuk rata-rata dan diagram
kontrol untuk range.
Untuk diagram kontrol standar deviasi langkah-langkahnya sama, hanya saja
pada kotak dialog X-Bar, R, s : Cases Are Subgroups yang muncul setelah tekan
tombol Define, pilih X-Bar Using standard deviation pada kotak Charts. Kemudian
klik tombol Ok sehingga Output SPSS Viewer muncul sebagai grafik, yaitu diagram
kontrol standar deviasi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
43
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian yang telah diuraikan mengenai
analisis pengendalian kualitas (Statistical Quality Control), maka dapat disimpulkan
sebagai berikut. Pelaksanaan penerapan pengendalian kualitas pada Industry sepatu
Bunut yang dilakukan mulai dari penerimaan bahan baku, proses produksi sampai
proses akhir dengan bantuan alat dan mesin. Pengendalian kualitas produksi pada
Industry sepatu Bunut tahun 2017 masih berada dalam batas kontrol yang sudah
ditentukan atau dalam kondisi in statistical control dan mampu mengendalikan
tingkat kerusakan produk sepatu. Hal ini ditunjukan oleh titik-titik dalam diagram
kontrol X-Chart, R-Chart dan S-Chart yang berada didalam batas kontrol dengan
Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah (BKB). Pelaksanaan penerapan
pengendalian kualitas di Industry sepatu Bunut dinilai sudah baik dan sesuai dengan
standar yang ditetapkan oleh perusahaan.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan diatas, maka dapat dikemukakan beberapa saran oleh
penulis sebagai berikut.
a. Bagi pihak perusahaan atau tempat penelitian, hendaknya bisa lebih
meningkatkan kualitas produk sepatu yang dilakukan agar bisa menekan jumlah
kerusakan produk yang terjadi dalam proses produksi sehingga perusahaan tetap
harus teliti agar produk yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas. Dengan
demikian konsumen yang membeli dan memesan akan mendapatkan hasil yang
memuaskan.
b. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan menjadi rujukan bagi para peneliti
selanjutnya dengan menambah metode yang tidak dipaparkan dalam penelitian
ini. Menjadi wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca mengenai
pengendalian kualitas.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
44
DAFTAR PUSTAKA
Ahyari, Agus. 1986. Manajemen Produksi. Edisi Empat. Yogyakarta : BPFE
Anonim. Modul Statistic Quality Control. Medan: Universitas Sumatera Utara
Grant, E. L dan Leavenworth, R. S. 1991. Pengendalian Mutu Statistis.
Penerbit Erlangga.
Indah, Suci R, 2010. Pemanfaatan Statistical Quality Control (SQC) dalam
Mengontrol Bath Temperature di PT Inalum. [Tugas Akhir]. Medan :
Universitas Sumatera Utara.
Irvan, Zulia Hanum dan Rukmini. 2006. Pengendalian Mutu Produk dengan Metode
Statistik.[Skripsi]. Sumatra Utara : Teknik Industri.
Juran, Joseph M. 1993. Quality Planning and Analysis.. Third Edition. New York :
McGraw-Hill.
Marimin, 2005. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria
Majemuk. Jakarta: Grasindo.
Montgomery, Douglas C. 1990. Introduction of Statistical Quality Control. 4th
Edition. New York : John Wiley And Sons Inc.
Muhaimin, Imam Sodikin dan Sidarto. 2013. Analisis Pengandalian Kualitas
Produk dengan Penerapan Metode Taguchi dan 5S. Yogyakarta : IST
AKPRIND.
Prawirosentono, Suyadi. 2002. Filosofi Baru tentang Manajemen Mutu Terpadu
Total Quality Management Abad 21. Jakarta : Bumi Aksara.
Prihantoro, Rudy. 2012. Konsep Pengendalian Mutu, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Russel, Roberta S. And Bernard W.Taylor III, 1998, Operations Management:
Focusing on Quality Competitivenes, Edition 2, Prentice –Hall
Internasional, Inc., Upper Saddle river, New Jersey.
Suardi, Rudy. 2003. Sistem Manajemen Mutu ISO 9000:2000 dan Penerapan untuk
Mencapai TQM. Jakarta : PPM.
Sudjana. 2002. Metode Statistika Edisi Ke-6. Bandung: Tarsito.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
45
Lampiran 1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
46
Lampiran 2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
47
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
48
Lampiran 3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
49
Lampiran 4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
50
Lampiran 5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
51
Lampiran 6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
52
Lampiran 7
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
53
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA