skripsi analisis mutu pelayanan kesehatan di rumah …repository.stikes-bhm.ac.id/580/1/1.pdf · 2....

135
SKRIPSI ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT TINGKAT IV KOTA MADIUN TAHUN 2019 Oleh : ALFINA TAHTA ALFIANA NIM : 201503054 STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN TAHUN 2019

Upload: others

Post on 28-Oct-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SKRIPSI

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

TINGKAT IV KOTA MADIUN TAHUN 2019

Oleh :

ALFINA TAHTA ALFIANA

NIM : 201503054

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN

TAHUN 2019

ii

SKRIPSI

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

TINGKAT IV KOTA MADIUN TAHUN 2019

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mencapai gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)

Oleh :

ALFINA TAHTA ALFIANA

NIM : 201503054

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN

TAHUN 2019

iii

iv

v

PERSEMBAHAN

Bismillahirohmanirrohim

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, saya persembahkan skripsi ini kepada :

1. Allah SWT, karena atas izin dan karunia-Nya maka skripsi ini dapat dibuat

dan selesai pada waktunya.

2. Kedua orang tua ku yang sangat kusayangi yaitu bapak (Hadi Suroso) dan ibu

(Bandiyah) serta adik ku (Derius Rajendra) yang sudah memberikan dukungan

moril dan doa terbaik yang tiada henti untuk kesuksesan saya.

3. Kedua dosen pembimbing Bapak Zaenal Abidin, S.KM.,M.Kes (Epid) dan Ibu

Eva Rusdianah, S.KM.,MPH yang telah dengan sabar membimbing dalam

pengerjaan skripsi ini hingga selesai.

4. Sahabatku tersayang Dagangan Squad (Ervian Wardaningrum, Anita Dewi

Setyani, Restu Elma L.R, Nadia Febriani dan Retno Sefinteliasari D.P) terima

kasih karena kalian sudah memberikan dukungan, motivasi, semangat dan

bantuannya sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.

5. Sahabatku Nur’aini Indah K.S, Aulia Ni’matul F dan Erni Ermawati yang

sudah bersamaku sejak jaman putih biru, terima kasih atas semangat,

dukungan dan motivasinya.

6. Teman-teman S1 Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 senasib, seperjuangan,

terima kasih atas motivasi dan bantuannya.

vi

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Alfina Tahta Alfiana

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat dan Tanggal Lahir : Cimanggis Bogor, 06 Juli 1997

Agama : Islam

Alamat : Dusun Pintu Rt 09 Rw 04 Desa Dagangan Kec.

Dagangan Kabupaten Madiun

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan : 1. Lulusan TK Al Hidayah Desa Bence Tahun 2003

2. Lulusan SD Negeri Dagangan 03 Tahun 2009

3. Lulusan SMP Negeri 1 Dagangan Tahun 2012

4. Lulusan SMA Negeri 1 Geger Tahun 2015

5. STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun Tahun

2015-2019

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan kemudahan dan petunjuk dalam menyelesaikan penulisan skripsi

yang berjudul “Analisis Mutu Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Tingkat IV

Kota Madiun”. Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

pendidikan jenjang Sarjana di Prodi Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti

Husada Mulia Madiun.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih penulis sampaikan

kepada :

1. Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes (Epid) selaku Ketua STIKES Bhakti Husada

Mulia Madiun dan juga selaku Pembimbing I Skripsi.

2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi

Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan sarana prasarana untuk

peneliti.

3. Mayor Ckm dr. Kartika Sudrajat Budi S., Sp. THT-KL selaku Kepala Rumah

Sakit Tingkat IV Madiun yang telah memberikan ijin tempat untuk melakukan

penelitian.

4. Retno Widiarini, S.KM., M.Kes selaku Ketua Dewan Penguji yang senantiasa

mendampingi dan membantu kelancaran sidang Skripsi.

ix

5. Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes (Epid) selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan dalam penyusunan skripsi

ini.

6. Eva Rusdianah, S.KM., MPH selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan dalam penyusunan skripsi

ini.

7. Seluruh staf Rumah Sakit Tingkat IV Madiun yang telah membantu peneliti

dalam menyediakan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh

karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat

diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan

terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi

ini.

Madiun, 30 Agustus 2019

Penulis

x

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT STIKES BHAKTI

HUSADA MULIA MADIUN

ABSTRAK

Alfina Tahta Alfiana

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

TINGKAT IV KOTA MADIUN TAHUN 2019

117 Halaman + 4 Tabel + 6 Gambar + 9 Lampiran

Rumah Sakit merupakan salah satu instalasi kesehatan terbesar, dimana

terdapat jenis pelayanan yang mendukung kesehatan masyarakat. Tidak semua

rumah sakit memiliki mutu pelayanan yang tinggi. Mutu pelayanan kesehatan

sangat penting untuk mengukur seberapa jauh Rumah Sakit dalam memberikan

pelayanannya kepada pasien. Dengan melihat angka capaian BOR Rumah Sakit

yang masih di bawah standarnya yaitu 65% dan rata-rata kepuasan pasien yang

masih di bawah standar dari Rumah Sakit yaitu 95%. Penelitian ini bertujuan

untuk menganalisis mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Tingkat IV Kota

Madiun.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif secara studi kasus dengan informan

sebanyak 6 orang. Data diperoleh dari informan dengan menggunakan alat

pengumpul data berupa pedoman wawancara dan dokumentasi, kemudian

dianalisis.

Hasil penelitian menunjukkan indikator reliabilitas masih adanya dokter

yang tidak tepat waktu, indikator daya tanggap kurang menerapkan salam dan

petugas tidak selalu standby, lalu indikator assurance petugas belum sepenuhnya

mentaati aturan, indikator empati masih adanya salah persepsi dengan petugas dan

indikator bukti fisik kebersihan lingkungan dan kerapian perlu ditingkatkan lagi.

Dari lima indikator mutu pelayanan semuanya perlu ditingkatkan lagi dan

ditinjau ulang kembali agar kepuasan pasien meningkat dan membuat pasien

menjadi loyal terhadap jasa pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Tingkat

IV Kota Madiun.

Kata Kunci : Mutu Pelayanan, Rumah Sakit

xi

PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

ABSTRACT

Alfina Tahta Alfiana

THE ANALYSIS OF HEALTH SERVICE QUALITY AT THE LEVEL IV

OF HOSPITAL IN MADIUN 2019

117 Pages + 4 Tables + 6 Pictures + 9 Appendices

Hospital is one of the largest health installations, in which there are types

of services that support public health. However, not all hospitals have high and

good quality in services. The quality of health services is very important to

measure how much hospitals provide services to patients. By looking at the

hospital BOR achievements that are still below the standard of 65% and the

average patient satisfaction that is still below the standard of the hospital that is

95%. This study aims to analyze the quality of health services at the Level IV of

Hospital in Madiun City.

The type of this study is a qualitative case study with 6 informants. The

data is obtained from informants using data collection tools in the form of

interview guidelines and documentation, and then it is analyzed.

The result show that on the reliability indicator; the doctors are still not on

time, the responsiveness indicators; officers do not apply greetings and not always

on standby, then the assurance indicators; officers have not fully obeyed the rules,

the indicators of empathy; there is still misperception with officers and the

indicator of environment physical evidence need to be continued to improve.

Nevertheless, the five indicators need to be improved and reviewed so that

patient satisfaction will increase and make patients loyal towards the services

given by Level IV of Hospital in Madiun.

Keywords : Service Quality, Hospital

xii

DAFTAR ISI

Sampul Depan ......................................................................................... i

Sampul Dalam ......................................................................................... ii

Lembar Persetujuan ................................................................................. iii

Lembar Pengesahan ................................................................................ iv

Persembahan ........................................................................................... v

Halaman Pernyataan................................................................................ vi

Daftra Riwayat Hidup ............................................................................. vii

Kata Pengantar ........................................................................................ viii

Abstrak .................................................................................................... x

Abstrak .................................................................................................... xi

Daftar Isi.................................................................................................. xii

Daftar Tabel ............................................................................................ xiv

Daftar Gambar ......................................................................................... xv

Daftar Lampiran ...................................................................................... xvi

Daftar Singkatan...................................................................................... xvii

Daftar Istilah............................................................................................ xviii

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 6

1.3 Tujuan.......................................................................................... 7

1.4 Manfaat........................................................................................ 7

1.5 Keaslian Penelitian ...................................................................... 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 11

2.1 Pengertian Rumah Sakit .............................................................. 11

2.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit................................................... 11

2.3 Asas dan Tujuan Rumah Sakit .................................................... 12

2.4 Pelayanan Kesehatan ................................................................... 13

2.4.1 Pengertian Pelayanan Kesehatan ........................................ 13

2.4.2 Karakteristik Pelayanan Kesehatan .................................... 13

2.4.3Standar Pelayanan Kesehatan.............................................. 16

2.4.4 Syarat Pelayanan Kesehatan............................................... 17

2.5 Mutu Pelayanan ........................................................................... 18

2.5.1 Pengertian Mutu Pelayanan ................................................ 18

2.5.2 Manfaat Mutu Pelayanan Kesehatan .................................. 19

2.5.3 Dimensi Mutu Pelayanan ................................................... 20

2.5.4 Perbaikan Mutu Pelayanan Kesehatan ............................... 22

xiii

2.6 Kepuasan ..................................................................................... 23

2.6.1 Pengertian Kepuasan .......................................................... 23

2.6.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan ............................. 23

2.6.3 Faktor Yang Menyebabkan Rasa Tidak Puas .................... 24

2.6.4 Indikator Kepuasan ............................................................ 25

2.7 Loyalitas ...................................................................................... 25

2.7.1 Pengertian Loyalitas ........................................................... 25

2.7.2 Karakteristik Pelanggan Loyal ........................................... 26

2.7.3 Penyebab Loyalitas ............................................................ 27

2.8 Kerangka Teori............................................................................ 29

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ................ 30

3.1 Kerangka Konseptual .................................................................. 30

3.2 Pertanyaan Penelitian .................................................................. 31

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 32

4.1 Desain Penelitian ......................................................................... 32

4.2 Subyek Penelitian ........................................................................ 32

4.3 Kerangka Kerja Penelitian .......................................................... 33

4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................. 34

4.4.1 Variabel Penelitian ............................................................. 34

4.4.2 Definisi Operasional Variabel ............................................ 34

4.5 Instrumen Penelitian.................................................................... 37

4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 37

4.7 Pengumpulan Data ...................................................................... 38

4.8 Teknik Analisis Data ................................................................... 41

4.9 Etika Penelitian ........................................................................... 41

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil ............................................................................................ 43

5.2 Pembahasan ................................................................................. 60

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ................................................................................. 68

6.2 Saran ............................................................................................ 69

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 71

LAMPIRAN ........................................................................................... 74

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian .................................................................. 9

Tabel 4.1 Definisi Operasional ............................................................... 34

Tabel 5.1 Ruang Pelayanan Rawat Inap Rs Tk.IV.................................. 46

Tabel 5.2 Jumlah SDM di Rs Tk.IV ...................................................... 48

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori .................................................................... 29

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ......................................... 30

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian .................................................. 33

Gambar 5.1 Loket Pendaftaran Rumah Sakit .......................................... 52

Gambar 5.2 Keterangan Ijin Praktek Dokter........................................... 55

Gambar 5.3 Sampah Di Rumah Sakit ..................................................... 60

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Pengambilan Data Awal Penelitian .................... 74

Lampiran 2 Surat Balasan Izin Pengambilan Data Awal ........................ 75

Lampiran 3 Surat izin Penelitian ............................................................. 76

Lampiran 4 Surat Balasan Penelitian ...................................................... 77

Lampiran 5 Kartu Bimbingan Skripsi ..................................................... 78

Lampiran 6 Lembar Perbaikan Skripsi ................................................... 79

Lampiran 7 Pedoman Wawancara .......................................................... 81

Lampiran 8 Dokumentasi ........................................................................ 87

Lampiran 9 Transkip Wawancara ........................................................... 93

xvii

DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organization

UU : Undang-Undang

BOR : Bed Occupancy Rate

AVLOS : Averate Length Of Stay

BTO : Bed Turn Over

TOI : Turn Over Internal

NDR : Net Death Rate

GDR : Gross Death Rate

TNI : Tentara Nasional Indonesia

AD : Angkatan Darat

PERMENKES : Peraturan Menteri Kesehatan

PNS : Pegawai Negri Sipil

RSIA : Rumah Sakit Ibu dan Anak

xviii

DAFTAR ISTILAH

Komprehensif : Pelayanan paripurna

Kuratif : Penyembuhan penyakit

Preventif : Tindakan Pencegahan penyakit

Reliability : Kehandalan

Responsiveness : DayaTanggap

Empathy : Empati

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian

integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan

pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan

pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat (Supriyanto dan Ernawati,

2010).

Sedangkan menurut UU RI Nomor 44 Tahun 2009, rumah sakit adalah

institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

dan gawat darurat. Berdasarkan UU RI Nomor 44 Tahun 2009, pelayanan

kesehatan paripurna yang dimaksud adalah pelayanan kesehatan yang meliputi

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan tugas kesehatan

perorangan secara paripurna tersebut, pada dasarnya rumah sakit mempunyai

fungsi menyelenggarakan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

dengan standar pelayanan rumah sakit.

Rumah sakit merupakan salah satu institusi yang bergerak di bidang

pelayanan kesehatan yang dengan perkembangannya telah mengalami perubahan.

Pada awal perkembangannya, rumah sakit merupakan badan atau lembaga yang

berfungsi sosial, tetapi saat ini dengan adanya rumah sakit swasta sehingga hal ini

akan menjadikan rumah sakit saat ini lebih mengacu sebagai suatu industri yang

2

bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan dengan melakukan pengelolaan yang

berdasar pada manajemen sebagaimana halnya badan usaha. Seiring dengan

perkembangan rumah sakit tersebut, sampai saat ini terjadilah persaingan antara

sesama rumah sakit baik rumah sakit milik pemerintah maupun rumah sakit milik

swasta, semua berlomba-lomba untuk menarik konsumen atau pasien agar calon

pasien menggunakan jasa yang disediakan pihak rumah sakit (Fitriani, 2014).

Penilaian konsumen pada kualitas pelayanan kesehatan Rumah Sakit

merupakan hal penting sebagai acuan dalam pembenahan pelayanan sehingga

terciptanya suatu kepuasan pelanggan dan menciptakan suatu loyalitas dari

pelanggan. Kepuasan pelanggan dapat membentuk persepsi dan selanjutnya dapat

memposisikan produk perusahaan di mata pelanggannya (Tjiptono dan Chandra,

2005).

Menurut Donabedian (1982), pengertian mutu pelayanan kesehatan dengan

pendekatan secara komprehensif mencakup Structure/Input, Process Dan Output.

Structure/Input adalah karakteristik pelayanan yang relatif stabil yang dimiliki

oleh penyedia fasilitas pelayanan kesehatan. Komponen Structure/Input meliputi

perlengkapan, sumber daya dan tatanan organisasi serta fasilitas fisik di

lingkungan kerja. Komponen proses pada dasarnya adalah berbagai aktifitas yang

merupakan interaksi antara penyedia fasilitas pelayanan kesehatan (misal dokter)

dengan pasien yang menerima pelayanan kesehatan. Komponen output/keluaran

merujuk pada berbagai perubahan kondisi dan status kesehatan yang didapat oleh

pasien setelah terakses dan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang

meliputi morbiditas, mortalitas dan tingkat kepuasan pasien.

3

Menutut Pohan (2003), penilaian mutu pelayanan kesehatan dilakukan

dengan membandingkan pencapaian terhadap Standar Pelayanan Kesehatan yang

telah ditetapkan. Pengukuran mutu bisa dilakukan salah satunya dengan mengukur

kinerja rumah sakit yang dapat diketahui melalui beberapa indikator, yaitu : BOR

(Bed Occupation Rate), AvLos (Averate Length Of Stay), BTO (Bed Turn Over),

TOI (Turn Over Internal), NDR (Net Death Rate), GDR (Gross Death Rate), dan

rata-rata kunjungan klinik per hari (Syafharini, 2012).

Menurut Azwar (1996), agar penyelenggaraan pelayanan kesehatan dapat

mencapai tujuan yang diinginkan maka pelayanan harus memenuhi berbagai

syarat diantarannya yaitu tersedia dan berkesinambungan, dapat diterima dan

wajar, mudah dicapai, mudah dijangkau, dan bermutu. Pelayanan yang kurang

memuaskan akan menyebabkan berkurangnya pelanggan atau bahkan hilang

karena pelanggan berpindah ke jasa layanan lain, sehingga tidak ada sedikitpun

keraguan mengenai arti penting dari pelayanan yang berkualitas sebagai tujuan

akhir dari penyedia di seluruh dunia (Sucherandar dalam Yunus, 2009).

Apabila Rumah Sakit memberikan pelayanan yang memuaskan dan terbaik

sesuai harapan maka akan menciptakan rasa nyaman pada pasien. Jika pasien

merasa nyaman dan terpuaskan maka hal ini dapat dijadikan sumber pendapatan

baik secara langsung maupun tidak langsung karena pasien menggunakan kembali

pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit. Oleh sebab itu pihak pengelola rumah

sakit perlu mempertahankan dan meningkatkan kepuasan pasien dengan

menampilkan dan memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik.

4

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hernawan (2016), dalam hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa di Rumah Sakit Muhammadiyah angka

kematian > 48 jam masih tinggi dan belum memenuhi standar yang disebabkan

oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu sumber daya manusia baik dari segi

kuantitas dan kualitasnya yang masih kurang. Selanjutnya penelitian yang

dilakukan oleh Putri dkk (2014), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa mutu

pelayanan, yang diukur dengan dimensi reliability, tangibles, responsiveness,

assurance dan emphaty memiliki pengaruh positif dan signifikan baik secara

simultan maupun parsial terhadap kepuasan pasien pada RSIA Pekanbaru. Dan

penelitian yang dilakukan oleh Ummah (2014), menyatakan bahwa Analisis

penilaian dan kepuasan pasien di Paviliun Mina Rumah Sakit Siti Khodijah

Sepanjang dengan matrix posisi 2x2 didapatkan isu strategis berada pada area

Kuadran I dan IV yaitu pada penataan kerapian interior (di dalam) ruangan,

kesejukan ruang, ketenangan ruang, ketepatan visite dokter, penataan kerapian

eksterior, kemampuan perawat menumbuhkan keyakinan untuk sembuh

(memotifasi), dokter dan perawat menangani keluhan pasien (responsif),

kesopanan dokter dan perawat serta reaksi ketanggapan perawat.

Rumah sakit Tingkat IV Madiun merupakan salah satu rumah sakit di Kota

Madiun yang berlokasi di Jl. Pahlawan No.79 Madiun. Rumah sakit Tingkat IV

Madiun adalah Rumah Sakit milik TNI AD yang saat ini termasuk Rumah Sakit

Tipe D yang menyediakan jasa pelayanan kesehatan bagi prajurit TNI, keluarga

jajaran Korem 081, PNS dan masyarakat umum.

5

Berdasarkan data sekunder Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun, data

BOR (Bed Occupancy Ratio) di Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun pada tahun

2016 yaitu 29,34%, jumlah BOR pada tahun 2017 yaitu 35,92% dan jumlah BOR

pada tahun 2018 sebesar 36,23%. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa rata-

rata BOR pada 3 tahun terakhir mengalami kenaikan. Meskipun mengalami

kenaikan, data BOR masih berada di bawah standar yang ditetapkan oleh Rumah

sakit yaitu 65%. Dan data tersebut masih berada di bawah standar yang sudah

ditetapkan Depkes RI (2005) yaitu 70-85%.

Menurut data sekunder Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun menunjukkan

bahwa rata-rata tingkat kepuasan pasien pada pada tahun 2016 yaitu 8,3%, dan

pada tahun 2017 yaitu 83,16%, sedangkan pada tahun 2018 rata-rata tingkat

kepuasan pasien yaitu 82%. Pada tahun 2016 di Rumah Sakit Tingkat IV Kota

Madiun baru melakukan survey kepuasan pasien yang dilakukan pada bulan juli

sampai desember. Dan dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat

kepuasan pasien pada 3 tahun terakhir mengalami fluktuasi. Meskipun pada tahun

2017 mengalami kenaikan namun kepuasan pasien pada tahun 2018 mengalami

penurunan. Dan target kepuasan pasien dari Rumah Sakit yaitu 90%. Menurut

Kemenkes (2016), standar kepuasan pasien di pelayanan kesehatan ditetapkan

secara nasional oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia, minimal untuk

kepuasan pasien yaitu di atas 95%. Dari hal ini kepuasan pasien di rumah sakit

kurang memenuhi target. Dan dalam hal ini maka diperlukan pelayanan kesehatan

yang terbaik yang melampaui harapan agar pasien tetap menggunakan jasa

pelayanan kesehatan yang disediakan oleh Rumah Sakit.

6

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah rata-rata pencapaian

BOR Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun yang masih di bawah standar yang

ditetapkan dari rumah sakit dan penurunan rata-rata kepuasan pasien serta belum

terpenuhinya target yang ditetapkan. Dalam hal ini kepuasan akan tercapai jika

Rumah sakit memenuhi kebutuhan dan keinginan pasien yang pada akhirnya akan

meningkatkan kepercayaan pada Rumah Sakit dan menyebabkan loyalitas. Maka

dari itu Rumah Sakit perlu meningkatkan mutu pelayanannya untuk meningkatkan

kepuasan pasien.

Dengan melihat angka capaian BOR dan rata-rata kepuasan pasien yang

belum memenuhi standar, maka diperlukan untuk menganalisis mutu pelayanan di

Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun.

Dengan demikian dari latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Mutu Pelayanan Kesehatan di

Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun Tahun 2019”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka

rumusan masalah penelitian yang ingin diketahui oleh peneliti adalah “Bagaimana

Analisis Mutu Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun”.

7

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk menganalisis Mutu Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Tingkat IV

Kota Madiun.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui Reliabilitas Mutu Pelayanan di Rumah Sakit Tingkat IV

Kota Madiun.

2. Untuk mengetahui Daya tanggap (Responsiveness) Mutu Pelayanan di

Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun.

3. Untuk mengetahui Jaminan (Assurance) Mutu Pelayanan di Rumah Sakit

Tingkat IV Kota Madiun.

4. Untuk mengetahui Empati di Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun.

5. Untuk mengetahui Bukti fisik (Tangibles) Mutu Pelayanan di Rumah Sakit

Tingkat IV Kota Madiun.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan memberikan manfaat baik secara

teoritis maupun praktis. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.4.1 Bagi Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun

1. Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Rumah

Sakit dalam memenuhi kebutuhan pasien serta memberikan pelayanan yang

terbaik.

8

2. Dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit

Tingkat IV Kota Madiun.

1.4.2 Bagi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

1. Memperkenalkan dan mendekatkan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

dengan institusi terkait sehingga terjalin kerja sama yang baik.

2. Sebagai tolak ukur untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses

belajar mahasiswa.

3. Menambah kajian dalam bidang mutu pelayanan rumah sakit yang dapat

dijadikan sebagai referensi untuk mahasiswa yang akan melakukan

penelitian di bidang manajemen Mutu Pelayanan di rumah sakit.

1.4.3 Bagi Peneliti

1. Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan dan

menyusun penelitian.

2. Memberikan kesempatan pada peneliti untuk menerapkan ilmu pengetahuan

yang diperolehnya.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong peneliti berikutnya untuk

lebih mengembangkannya.

1.5 Keaslian Penelitian

Data terdahulu penting untuk dasar pijakan dalam rangka penyusunan

penelitian ini. Kegunaannya adalah untuk mengetahui hasil yang telah dilakukan

oleh peneliti terdahulu sekaligus sebagai data pembanding dan gambaran yang

bisa mendukung kegiatan penelitian selanjutnya. Berikut ini adalah review dari

9

beberapa penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini yang berkaitan

dengan Analisis Mutu Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit.

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Judul

Penelitian

Metode

Penelitian

Hasil

Penelitian Perbedaan Persamaan

1. Analisis Mutu

Pelayanan

Rawat Inap

Berdasarkan

Kejadian Net

Death Rate

Di Rumah

Sakit

Muhamma

diyah Taman

(Hernawan,

2016)

Penelitian

kualitatif

Hasil

penelitiannya

menunjukkan

bahwa di

Rumah Sakit

Muhammadi

yah angka

kematian >

48 jam masih

tinggi dan

belum

memenuhi

standar yang

disebabkan

oleh beberapa

faktor, salah

satunya yaitu

sumber daya

manusia baik

dari segi

kuantitas dan

kualitasnya

yang masih

kurang.

1. Tahun

penelitian

2. Tempat

penelitian

Variabel

Mutu

Pelayanan

dan metode

penelitian

kualitatif

2. Analisis Mutu

Pelayanan

Rumah Sakit

Dan

Pengaruhnya

Terhadap

Kepuasan

Pasien

Rumah Sakit

Ibu & Anak

Andini Di

Pekanbaru

(Putri dkk,

2014)

Penelitian

kuantitaif

Penelitiannya

menunjukkan

bahwa mutu

pelayanan,

yang diukur

dengan

dimensi

reliability,

tangibles,

responsivenes

s,assurance

dan emphaty

memiliki

pengaruh

1. Tempat

penelitian

2. Tahun

penelitian

3. Jenis

penelitian

Mutu

Pelayanan

Rumah Sakit

10

No Judul

Penelitian

Metode

Penelitian

Hasil

Penelitian Perbedaan Persamaan

positif dan

signifikan

baik secara

simultan

maupun

parsial

terhadap

kepuasan

pasien pada

RSIA

Pekanbaru.

3. Analisis Mutu

Pelayanan

Kesehatan

Berdasarkan

Dimensi

Dabholkar Di

Pavilium

Mina Rumah

Sakit Siti

Khodijah

Sepanjang

(Ummah

Annii

Rohmatul,

2014)

Penelitian

kuantitatif

Hasil

penelitianya

bahwa

Analisis

penilaian dan

kepuasan

pasien di

Paviliun Mina

Rumah Sakit

Siti Khodijah

Sepanjang

dengan

matrix posisi

2x2

didapatkan

isu strategis

berada pada

area Kuadran

I dan IV

1.Tempat

penelitian

2.Tahun

penelitian

3. Jenis

Penelitian

Mutu

Pelayanan

11

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Rumah Sakit

Menurut Permenkes Nomor 56 Tahun 2014 tentang rumah sakit, Rumah

sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,

rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan

yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang

sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu

sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan

masyarakat.

Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian

integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan

pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan

pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan

pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik (S.Supriyanto

dan Ernawati, 2010).

2.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Menurut undang-undang No.44 tahun 2009 fungsi rumah sakit sebagai

berikut :

12

1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

dengan standart pelayanan rumah sakit.

2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.

3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan

memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

2.3 Asas dan Tujuan Rumah Sakit

Rumah sakit diselenggarakan berdasarkan pancasila dan didasarkan kepada

nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan persamaan hak dan

anti diskriminasi, pemerintah perlindungan dan keselamatan pasien serta

mempunyai fungsi sosial. Penyelenggara rumah sakit mempunyai tujuan yaitu :

1. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

2. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,

lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit.

3. Meningkatkan mutu dan pertahanan standar pelayanan rumah sakit.

Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya

manusia di rumah sakit (Herlambang, 2016).

13

2.4 Pelayanan Kesehatan

2.4.1 Pengertian Pelayanan Kesehatan

Menurut Azwar (2002) yang dikutip oleh Daryanto dan Setyobudi (2014),

pelayanan kesehatan merupakan setiap upaya yang diselenggarakan sendiri

ataupun secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok maupun masyarakat.

Pelayanan kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat,

kesehatan merupakan hak bagi warga masyarakat yang dilindungi oleh Undang-

Undang Dasar. Setiap Negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar

untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, perbaikan pelayanan

kesehatan pada dasarnya merupakan suatu investasi sumber daya manusia untuk

mencapai masyarakat yang sejahtera bagi setiap Negara (Daryanto dan Setyobudi,

2014).

2.4.2 Karakteristik Pelayanan Kesehatan

Menurut Retnaningsih (2013), pelayanan kesehatan mempunyai

karakteristik yang unik sehingga memerlukan perhatian yang khusus, berikut ini

sifat layanan kesehatan adalah :

1. Hak Asasi Manusia

Layanan kesehatan dilaksanakan atas dasar kebutuhan individu bukan

atas dasar kemampuan membayar, karena pada dasarnya kesehatan

merupakan hak asasi manusia.

2. Uncertainty

Kejadian sakit tidak dapat diprediksi, oleh karena itu setiap orang

tidak dapat memastikan kapan dia memerlukan layanan kesehatan tertentu.

14

Dari hal tersebut akibatnya semua orang kesulitan untuk menganggarkan

biaya pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kemampuan ekonominya.

Adanya sifat ketidakpastian kapan seseorang membutuhkan pelayanan

kesehatan, memyebabkan setiap orang memiliki resiko akan mengalami

sakit kapan saja, penyakit apa saja dan dimana saja yang berdampak pada

implikasi pembayaran.

3. Customer Ignorance

Konsumen layanan kesehatan sangat bergantung pada penyedia

layanan kesehatan (provider) tentang jenis dan jumlah layanan kesehatan

yang harus dibeli serta tempat memperoleh layanan kesehatan tersebut.

Pada umumnya konsumen tidak mengetahui tentang pemeriksaan maupun

pengobatan yang diperlukannya. Dari keadaan ini dapat menimbulkan

moral hazard provider dimana provider melakukan praktek “supply induce

demand” layanan kesehatan yang sebenarnya tidak diperlukan konsumen

karena keputusan ada di tangan provider dan apapun yang diberikan oleh

provider akan dibayar oleh konsumen.

4. Eksternalitas

Konsumsi layanan kesehatan tidak saja bermanfaat bagi pembeli itu

sendiri, tapi juga dapat bermanfaat untuk orang lain yang tidak membeli.

Dampak yang dialami oleh orang lain sebagai akibat perbiuatan seseorang,

disebut efek eksternalitas.

5. Padat Karya dan Padat Modal

Layanan kesehatan tidak dapat bebas dari input manusia, sehingga

dalam penyelenggaraannya bersifat padat karya. Semakin berkembangnya

15

layanan kesehatan spesialis dan subspesialis menyebabkan layanan

kesehatan tersebut bukan hanya padat karya, namun juga sekaligus juga

padat modal.

6. Mix Output

Satu program kesehatan dapat menghasilkan berbagai macam layanan

kesehatan, begitu juga dengan satu jenis penyakit dapat saja memerlukan

berbagai macam layanan kesehatan yang terdiri dari jumlah pemeriksaan

diagnosis, perawatan, maupun pengobatan sampai konseling.

7. Sebagai Barang Konsumsi atau Investasi

Slogan tentang kesehatan adalah investasi yang telah sering kita

dengar dari orang lain bahkan para pejabat di acara seremonial. Namun

kenyataannya, saat ini masih ada yang melihat layanan kesehatan hanya

sebagai barang konsumsi.

8. Restriksi Kompetisi

Layanan kesehatan mempunyai kode etik yang harus dipenuhi dan

mempunyai keterbatasan untuk berkompetisi. Keterbatasan-keterbatasan

tersebut menyebabkan mekanisme pasar layanan kesehatan tidak dapat

diserahkan mengikuti mekanisme pasar secara umum. Maka dari itu

diperlukan regulasi yang kuat, agar semua lapisan masyarakat yang

membutuhkan dapat memanfaatkan layanan kesehatan tersebut.

2.4.3 Standar Pelayanan Kesehatan

Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata

cara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait

16

dengan memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan,

lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengalaman

serta perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh

manfaat yang sebesar-besarnya (Azwar, 1996).

Menurut Daryanto dan Setyobudi (2014), standar pelayanan publik

merupakan tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai komitmen atau janji

dari pihak penyelenggara pelayanan kepada masyarakat. Cakupan standar

pelayanan harus ditetapkan sekurang-kurangnya yaitu :

1. Prosedur Pelayanan

Harus ditetapkan standar prosedur pelayanan yang dilakukan bagi

pemberi dan penerima pelayanan termsuk prosedur pengaduan.

2. Waktu Penyelesaian

Harus ditetapkan standar waktu penyelesaian pelayanan yang

ditetapkan saat pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian

pelayanan termasuk pengaduan.

3. Biaya Pelayanan

Dalam hal ini harus ditetapkan standar biaya atau tarif pelayanan

termasuk rinciannya dalam proses pemberian pelayanan. Hendaknya setiap

kenaikan biaya pelayanan diikuti dengan kualitas pelayanannya juga.

4. Produk Pelayanan

Ditetapkan standar produk atau jasa pelayanan yang akan diterima

dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Dengan harga pelayanan yang

17

telah dibayarkan oleh masyarakat, mereka akan mendapatkan pelayanan

apa saja.

5. Sarana dan Prasarana

Harus ditetapkan standar sarana dan prasarana yang memadai oleh

penyelenggara pelayanan kesehatan.

6. Kompetensi Petugas

Perlu ditetapkan standar kompetensi petugas pemberi pelayanan

berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap serta perilaku

yang dibutuhkan.

2.4.4 Syarat Pelayanan Kesehatan

Menurut Azwar (1996), syarat pokok pelayanan kesehatan adalah :

1. Tersedia dan Berkesinambungan

Syarat pokok pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan

kesehatan tersebut harus tersedia di masyarakat serta berkesinambungan.

Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat

tidak sulit ditemukan dan keberadaan dalam masyarakat adalah pada saat

yang dibutuhkan.

2. Dapat Diterima dan Wajar

Pelayanan kesehatan yang baik yaitu dapat diterima oleh masyarakat

dan tidak bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat.

3. Mudah Dicapai

Untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik, maka

pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting.

18

Pelayanan kesehatan yang terlalu terkonsentrasi di daerah perkotaan saja

bukanlah pelayanan kesehatan yang baik, maka dari itu pelayanan

kesehatan yang baik harus mudah dicapai oleh masyarakat.

4. Mudah Dijangkau

Pengertian keterjangkauan yang dimaksud di sini dari sudut biaya.

Untuk dapat mewujudkan keadaan seperti ini harus dapat diupayakan

biaya pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kemampuan ekonomi

masyarakat.

5. Bermutu

Pengertian mutu yang dimaksud adalah yang menunjuk pada tingkat

kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yaitu dapat

memuaskan para pemakai jasa pelayanan dan tata cara

penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar yang telah

ditetapkan.

2.5 Mutu Pelayanan

2.5.1 Pengertian Mutu Pelayanan

Berbagai definisi mutu banyak dikemukakan para pakar, berbeda-beda

namun saling melengkapi yang menambah pengertian dan wawasan tentang mutu.

Menurut Azrul Azwar dalam Walyani (2015), mutu pelayanan kesehatan adalah

pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan

kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta

penyelenggaraan sesuai dengan standard an kode etik profesi.

19

Secara umum pengertian mutu pelayanan kesehatan adalah derajat

kesempurnaan pelayanan akan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar

profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya yang

tersedia di rumah sakit atau puskesmas secara wajar dan efisien serta diberikan

secara aman dan memuaskan norma, etika, hukum, dan sosial budaya dengan

memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah dan masyarakat

konsumen (Herlambang, 2016).

Menurut Nasution (2004), mutu dalam jasa kuncinya adalah pihak

penyelenggara jasa memenuhi harapan atau bahkan melebihi harapan pelanggan

akan mutu pelayanan jasa yang diberikan. Keberhasilan mempertahankan

pelanggan mungkin adalah ukuran terbaik untuk mutu dan kemampuan

perusahaan jasa. Sasaran mutu suatu perusahaan manufaktur mungkin berbunyi

tanpa cacat (zero defect), sedangkan untuk penyedia jasa adalah tidak pelanggan

yang lari (zero customer defections).

2.5.2 Manfaat Mutu Pelayanan Kesehatan

Menurut Herlambang (2016), manfaat dari program jaminan mutu adalah :

1. Dapat meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan

Peningkatan efektifitas pelayanan kesehatan ini erat hubungannnya

dengan dapat di atasinya masalah kesehatan secara tepat, karena pelayanan

kesehatan yang diselenggarakan telah sesuai dengan kemajuan ilmu dan

teknologi ataupun standar yang telah ditetapkan.

20

2. Dapat meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan

Peningkatan efisiensi yang dimaksud erat hubungannya dengan dapat

dicegahnya pelayanan kesehatan yang dibawah standar ataupun yang

berlebihan. Biaya tambahan karena harus menangani efek samping atau

komplikasi karena pelayanan kesehatan dibawah standar dapat dihindari.

Demikian pula hal nya untuk pemakaian sumber daya yang tidak pada

tempatnya yang ditemukan pada pelayanan yang berlebihan.

3. Dapat meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan

Peningkatan penerimaan ini erat hubungannya dengan telah sesuainya

pelayanan kesehatan dengan kebutuhan dan tuntutan pemakai jasa

pelayanan. Apabila peningkatan penerimaan ini dapat diwujudkan, pada

gilirannya pasti akan berperan besar dalam meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat secara keseluruhan.

4. Dapat melindungi penyelenggara pelayanan kesehatan dan kemungkinan

tumbuhnya gugatan hukum. Pada saat ini sebagai akibat makin baiknya

tingkat pendidikan masyarakat, maka kesadaran hukum masyarakat juga

telah semakin meningkat. Untuk mencegah kemungkinan gugatan hukum

terhadap penyelenggara pelayanan kesehatan, antara lain karena

ketidakpuasan terhadap pelayanan kesehatan, maka perlu diselenggraakan

pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya.

2.5.3 Dimensi Mutu Pelayanan

Menurut Garvin (1987) yang dikutip Muninjaya (2011) menguraikan

kualitas jasa pelayanan menjadi delapan dimensi :

21

1. Karakteristik operasional kinerja produk utamanya.

2. Berbagai keistimewaan tambahan yang diberikan kepada penggunanya.

3. Keandalannya.

4. Kesesuaian pelayanan dengan spresifikasi produk.

5. Daya tahan.

6. Kemampuan layanan purna jual.

7. Estetika.

8. Pencitraan publik, reputasi produk atau institusi yang memproduksi jasa

layanan tersebut.

Menurut Parasuraman, Zeithaml, dan Berry (1985), terdapat lima dimensi

utama yang disusun sesuai urutan tingkat kepentingan relatifnya :

1. Realibilitas (Reliability), berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk

memberikan layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat

kesalahan apapun dan menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang

disepakati.

2. Daya Tanggap (Responsiveness), berkenaan dengan kesediaan dan

kemampuan para karyawan untuk membantu para pelanggan dan merespon

permintaan mereka serta menginformasikan kapan saja akan diberikan dan

kemudian memberikan jasa secara cepat.

3. Jaminan (Assurance), yakni perilaku para karyawan mampu menumbuhkan

kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan dan perusahaan bisa

menciptakan rasa aman bagi pelanggannya. Jaminan juga berarti bahwa para

karyawan selalu bersikap sopan dan menguasai pengetahuan dan

22

keterampilan yang dibutuhkan untuk menangani setiap pertanyaan atau

masalah pelanggan.

4. Empati (Emphaty), berarti bahwa perusahaan memahami masalah para

pelanggannya dan bertindak demi kepentingan pelanggan dan memiliki jam

operasi yang nyaman.

5. Bukti fisik (Tangibles), berkenaan dengan daya tarik kualitas fisik,

perlengkapan, dan material yang digunakan perusahaan, serta penampilan

karyawan (Walyani, 2015).

2.5.4 Perbaikan Mutu Pelayanan Kesehatan

Menurut Tjahyono Koentjoro (2004) dalam Machmud (2008), untuk

melakukan perbaikan mutu pelayanan kesehatan, perlu diperhatikan empat tingkat

perubahan, yaitu :

1. Pengalaman pasien dan masyarakat.

2. Sistem mikro pelayanan.

3. Sistem organisasi pelayanan kesehatan.

4. Lingkungan pelayanan kesehatan.

Disamping harus memiliki tujuan yang jelas dan komprehensif, pelayanan

kesehatan yang harus berfokus pada pelanggan. Pengalaman pasien dan

masyarakat yang menjadi pelanggan pelayanan kesehatan harus mendapat

perhatian utama sehingga kebutuhan, harapan dan nilai pelanggan dapat dipenuhi

oleh organisasi pelayanan kesehatan. Mekanisme untuk mengenal adanya

perubahan kebutuhan, harapan, dan nilai pelanggan perlu ada dalam pengelolaan

organisasi pelayanan kesehatan, demikian juga mekanisme untuk mengelola

23

pengalaman pelanggan. Dengan demikian, organisasi pelayanan kesehatan akan

mampu memberikan yang terbaik kepada pasien dan masyarakat.

2.6 Kepuasan

2.6.1 Pengertian Kepuasan

Menurut Kotler, dkk (2007) kepuasan adalah perasaan senang atau

kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) yang

dipikirkan terhadap kinerja atau hasil yang diharapkan.

Menurut Nursalam (2015) menyebutkan bahwa kepuasan adalah perasaan

senang seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesenangan terhadap

aktivitas dan suatu produk dengan harapannya. Kepuasan pasien berhubungan

dengan mutu pelayanan rumah sakit. Dengan mengetahui tingkat kepuasan pasien,

maka manajemen rumah sakit dapat melakukan peningkatan mutu pelayanannya.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan adalah perasaan

senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan hasil

aktivitasnya terhadap hasil yang diharapkan.

2.6.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan

Menurut Lupiyoadi (2001) menyebutkan lima faktor utama yang perlu

diperhatikan dalam kaitannya dengan kepuasan konsumen, antara lain sebagai

berikut :

1. Kualitas Produk

Pelanggan akan puas apabila hasil evaluasi mereka menunjukkan

bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.

24

2. Kualitas Pelayanan

Konsumen akan merasa puas apabila mendapatkan pelayanan yang baik

atau yang sesuai dengan harapan.

3. Faktor Emosional

Untuk beberapa produk yang berhubungan dengan gaya hidup, seperti

mobil, kosmetik dan pakaian, faktor emosional menempati tempat yang

paling penting untuk menentukan kepuasan pelanggan.

4. Harga

Produk yang menempati kualitas yang sama, tetapi menetapkan harga

yang relatif murah maka akan memberikan nilai yang lebih tinggi.

2.6.3 Faktor Yang Menyebabkan Rasa Tidak Puas

Menurut Nursalam (2016), ada enam faktor yang menyebabkan timbulnya

rasa tidak puas pelanggan terhadap suatu produk yaitu :

1. Tidak sesuai harapan dan kenyataan.

2. Layanan selama proses menikmati jasa tidak memuaskan.

3. Perilaku personel kurang memuaskan.

4. Suasana dan kondisi fisik lingkungan yang tidak menunjang.

5. Cost terlalu tinggi karena jarak terlalu jauh sehingga banyak waktu yang

terbuang dan harga tidak sesuai.

6. Promosi atau iklan tidak sesuai dengan kenyataanya.

25

2.6.4 Indikator Kepuasan

Menurut Boy S. Sabarguna dalam Respati (2015) mengemukakan bahwa

kepuasan pasien penerima jasa pelayanan kesehatan dapat didekati melalui 4

aspek mutu yang meliputi :

1. Kenyamanan

Kenyamanan yang menyangkut lokasi, kebersihan, kenyamanan ruang

dan peralatan di tempat penyedia jasa pelayanan kesehatan.

2. Hubungan pasien dengan petugas rumah sakit/puskesmas

Hubungan pasien dan petugas yang mencakup keramahan, informatif,

komunikatif, responsif, suportif, cekatan dan sopan.

3. Kompetensi teknis petugas

Kompetensi petugas mencakup keberanian bertindak, pengalaman,

gelar dan terkenal.

4. Biaya

Biaya mencakup mahalnya pelayanan sebanding dengan hasil

pelayanannya, keterjangkauan biaya dan ada tidaknya keinginan.

2.7 Loyalitas

2.7.1 Pengertian Loyalitas

Menurut Kotler (2005) menyebutkan bahwa customer loyaly adalah suatu

pembelian ulang yang dilakukan oleh seorang pelanggan karena komitmen pada

suatu merek atau perusahaan. Sebenarnya ada banyak faktor yang mempengaruhi

suatu konsumen untuk loyal, antara lain faktor harga/tarif. Seseorang tentu akan

memilih perusahaan atau merek yang menurutnya menyediakan alternatif

26

harga/tarif paling murah diantara pilihan-pilihan yang ada. Selain itu juga faktor

kebiasaan. Seseorang yang telah terbiasa menggunakan suatu merek atau

perusahaan tertentu maka kemungkinan untuk berpindah ke pilihan yang lain akan

semakin kecil.

Loyalitas konsumen secara umum dapat diartikan kesetiaan seseorang

atas suatu produk, baik barang maupun jasa tertentu. Loyalitas konsumen

merupakan manifestasi dan kelanjutan dari kepuasan konsumen dalam

menggunakan fasilitas maupun jasa pelayanan yang diberikan oleh pihak

perusahaan serta untuk tetap menjadi konsumen dari perusahaan tersebut.

Loyalitas adalah bukti konsumen yang selalu menjadi pelanggan yang memiliki

kekuatan dan sifat positif atas perusahaan itu. Dari penjelasan di atas dapat

diketahui bahwa masing-masing pelanggan mempunyai dasar loyalitas yang

berbeda, hal ini tergantung dari objektivitas mereka masing-masing (Puti, 2013).

2.7.2 Karakteristik Pelanggan Loyal

Griffin berpendapat bahwa seorang pelanggan dikatakan setia atau loyal

apabila pelanggan tersebut menunjukkan perilaku pembelian secara teratur.

Menurut Griffin (2002), karakteristik pelanggan yang loyal antara lain :

1. Melakukan pembelian ulang secara teratur

Loyalitas lebih mengacu pada wujud perilaku dari unit-unit

pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus menerus

terhadap barang/jasa suatu perusahaan yang dipilih. Tingkat kepuasan

terhadap perusahaan akan mempengaruhi mereka untuk membeli kembali.

27

2. Membeli di luar lini produk atau jasa

Membeli di luar lini produk dan jasa yang telah ditawarkan oleh

perusahaan. Pelanggan yang sudah percaya pada perusahaan dalam suatu

urusan maka akan percaya juga untuk urusan lain.

3. Mereferensikan kepada orang lain

Menarik pelanggan baru untuk perusahaan. Pelanggan yang loyal

dengan sukarela merekomendasikan perusahaan kepada teman-teman dan

rekannya.

4. Menunjukkan kekebalan daya tarik dari pesaing

Tidak mudah terpengaruh oleh tarikan persaingan perusahaan sejenis

lainnya.

2.7.3 Penyebab Loyalitas

Menurut Fatmawati dalam Yunida (2016) terdapat tiga variabel yang

dapat diidentifikasi sebagai variabel penting yang dapat menyebabkan pelanggan

menjadi setia, yaitu :

1. Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan merupakan kunci untuk mencapai kesuksesan.

Konsumen akan merasa puas dan setia terhadap perusahaan apabila

mendapatkan pelayanan yang terbaik atau yang sesuai dengan harapan. Baik

tidaknya kualitas pelayanan barang atau jasa tergantung pada kemampuan

produsen dalam memenuhi harapan pelanggan secara konsisten. Konsumen

yang merasa puas secara tidak langsung akan menciptakan loyalitas, dan

mendorong terjadinya rekomendasi dari mulut ke mulut, bahkan dapat

28

memperbaiki citra perusahaan dimata pelanggan. Oleh karena itu kualitas

pelayanan harus menjadi fokus utama perhatian perusahaan.

2. Kepuasan

Kepuasan merupakan fungsi dari persepsi atau kesan atas kinerja dan

harapan, pelanggan puas dan jika kinerja melebihi harapan pelanggan, maka

mereka akan merasa puas dan senang. Pelanggan yang puas terhadap barang

dan jasa, kemungkinan besar akan membeli ulang dari penyedia barang dan

jasa tersebut. Dengan demikian perusahaan yang mampu memuaskan

pelanggan akan dapat meningkatkan keuntungan karena ada pembelian ulang

dari pelanggan.

3. Citra (Image)

Menurut Zeitahml dan Bitner dalam Yunida (2016) citra merupakan

manifestasi dari pengalaman dan harapan sehingga ia mampu memengaruhi

kepuasan konsumen akan suatu barang atau jasa. Sebagai konsekuensi dari

pengaruh citra terhadap persepsi seseorang, citra dapat mendukung atau

merusak nilai konsumen terhadap suatu barang atau jasa.

29

2.8 Kerangka Teori

Gambar 2.1 kerangka teori (Modifikasi Tjiptono dalam Aji, 2016)

Loyalitas Mutu Pelayanan

Kesehatan

Dimensi Mutu Pelayanan :

1. Realibilitas (Reliability)

2. Daya Tanggap

(Responsiveness)

3. Jaminan (Assurance)

4. Empati (Emphaty)

5. Bukti fisik (Tangibles)

Kepuasan

Indikator Kepuasan :

1. Kenyamanan

2. Hubungan pasien dengan

petugas rumah sakit

3. Kompetensi teknis petugas

4. Biaya

Indikator Loyalitas :

1. Melakukan pembelian

ulang secara teratur

2. Membeli di luar lini produk

atau jasa

3. Mereferensikan kepada

orang lain

4. Menunjukkan kekebalan

daya tarik dari pesaing

Pelayanan

Kesehatan

30

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat

dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar

variabel (baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti (Nursalam, 2008).

Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Keterangan :

= Diteliti

= Tidak Diteliti

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian

Loyalitas Mutu Pelayanan Kesehatan

Dimensi Mutu Pelayanan :

1. Realibilitas (Reliability)

2. Daya Tanggap

(Responsiveness)

3. Jaminan (Assurance)

4. Empati (Emphaty)

5. Bukti fisik (Tangibles)

Kepuasan

31

Pada gambar 3.1 dapat dijelaskan bahwa variabel mutu pelayanan kesehatan

terdapat 5 indikator yang akan diteliti yaitu Reliabilitas (Reliability), Daya

Tanggap (Responsiveness), Jaminan (Assurance), Empati (Emphaty), dan Bukti

fisik (Tangibles). Dan 5 indikator ini berpengaruh terhadap kepuasan dan bisa

berpengaruh juga terhadap loyalitas.

3.2 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana Reliabilitas Pelayanan di Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun ?

2. Bagaimana Daya tanggap (Responsiveness) Pelayanan di Rumah Sakit

Tingkat IV Kota Madiun ?

3. Bagaimanan Jaminan (Assurance) Pelayanan di Rumah Sakit Tingkat IV

Kota Madiun ?

4. Bagaimana Empati di Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun ?

5. Bagaimana Bukti fisik (Tangibles) Pelayanan di Rumah Sakit Tingkat IV

Kota Madiun ?

32

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah perencanaan, pola dan strategi penelitian sehingga

dapat menjawab pertanyaan penelitian atau masalah. Desain penelitian merupakan

prosedur perencanaan dimana peneliti dapat menjawab pertanyaan penelitian

secara valid, objektif, akurat dan hemat ekonomis (Cholik Harun et al, 2017).

Desain dalam penelitian ini yaitu dengan studi kasus yaitu mengeksplorasi suatu

kasus, secara terperinci, melewati data yang dalam, melibatkan berbagai sumber

informasi (misalnya, observasi, wawancara, dokumen dan laporan) (Ilhamsyah,

2015).

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian secara kualitatif dengan studi

kasus. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis mutu pelayanan

kesehatan di Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun.

4.2 Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang dilibatkan sebagai sumber data dalam penelitian

dipilih berdasarkan pengetahuan yang dimiliki sesuai dengan topik penelitian

yang diambil yaitu analisis mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Tingkat IV

Kota Madiun, diantarannya adalah :

1. 1 orang kepala Bidang Mutu Pelayanan

2. 1 orang kepala Staf Medik Fungsional

33

3. 1 orang kepala Komite Keperawatan

4. 1 orang Perawat

5. 1 Orang Pasien Rawat Inap

6. 1 Orang Pasien Rawat Jalan

4.3 Kerangka Kerja Penelitian

Kerangka kerja adalah langkah-langkah dalam aktifitas alamiah dari

penetapan populasi, sampel dan seterusnya, yaitu kegiatan sejak awal penelitian

akan dilaksanakan sampai dengan muncul sebuah hasil yang dapat dianalisa

(Nursalam, 2016), Berikut kerangka kerja dalam penelitian ini adalah :

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian

Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah orang-orang yang berpotensi

untuk memberikan informasi tentang analisis mutu pelayanan

kesehatan di Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun

Subyek Penelitian

Subyek pada penelitian ini minimal 6 orang

Desain Penelitian

Kualitatif dengan studi kasus

Hasil Penelitian dan Kesimpulan

Pengolahan Data

Pengumpulan Data

Wawancara dan dokumentasi

34

4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

4.4.1 Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau aturan yang

dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep penelitian

tertentu (Notoatmojo, 2012).

4.4.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi Operasional digunakan untuk membatasi ruang lingkup atau

pengertian antar variabel-variabel yang diamati atau diteliti dan bermanfaat untuk

mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel

yang bersangkutan serta pengembangan instrumen (Notoatmodjo, 2012). Adapun

Definisi Operasional penelitian ini adalah :

Tabel 4.1 Definisi Operasional Mutu Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit

Tingkat IV Kota Madiun tahun 2019

No Variabel Indikator Definisi Cara Ukur Alat Ukur

1 Mutu

Pelayanan

Kesehatan

Reliabili

tas (Relia

bility)

Memberikan

pelayanan sejak

pertama kali

tanpa membuat

kesalahan dan

menyampaikan

jasanya sesuai

yang dijanjikan :

1. Pelayanan

sesuai SPO

2. Jumlah

petugas

3. Ketepatan

waktu petugas

Wawancara

Dokumenta

si

Pedoman

Wawancara

2 Mutu

Pelayanan

Kesehatan

Daya

Tanggap

(Responsi veness)

Memberikan jasa

secara cepat dan

tepat pada pelanggan :

Wawancara

Observasi

Pedoman

Wawancara

35

No Variabel Indikator Definisi Cara Ukur Alat Ukur

1. Cepat dan

tepat waktu

dalam

bertindak

2. Keramahan

petugas

3 Mutu

Pelayanan

Kesehatan

Jaminan

(Assuran

ce)

Perilaku

karyawan

mampu

menumbuhkan

kepercayaan dan

menciptakan rasa

aman bagi

pelanggan :

1. Cara

memperlaku

kan pelanggan

2. Ijin praktek

petugas

3. Ketaatan

aturan oleh

petugas

Wawancara

Dokumenta

si

Pedoman

Wawancara

4 Mutu

Pelayanan

Kesehatan

Empati Memahami

masalah dan

bertindak demi

kepentingan

serta memiliki

jam operasi yang

nyaman:

1. Cara

menanggapi

keluhan

pelanggan

2. Kotak Saran

di Rumah

sakit

Wawancara

Pedoman

Wawancara

36

No Variabel Indikator Definisi Cara Ukur Alat Ukur

5 Mutu

Pelayanan

Kesehatan

Bukti fisik

(Tangi

bles)

Berkenaan

dengan daya

tarik kualitas

fisik,

perlengkapan,

dan material

yang digunakan

rumah sakit :

1. Sarana

Prasarana

rumah sakit

2. Cara

berpakaian

petugas

Wawancara

Dokumenta

si

Pedoman

Wawancara

37

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data. Instrumen penelitian ini dapat berupa kuesioner (daftar

pertanyaan), formulir observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan dengan

pencatatan data dan sebagainya. Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data

dalam penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut

kepentingan umum (Notoatmodjo, 2012).

Dalam penelitian kualitatif ini yang menjadi instrument atau alat penelitian

adalah peneliti itu sendiri. Peneliti sebagai instrument juga harus “divalidasi”

seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun

ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrument meliputi validasi

terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap

bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik

secara akademik maupun logistiknya (Sugiyono, 2015). Dan dalam penelitian ini

juga melakukan observasi, kuesioner (sebagai pedoman wawancara yang

berstruktur) dan wawancara mendalam.

4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun yang

terletak di jalan Pahlawan nomor 79 Kota Madiun.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai bulan Agustus 2019.

38

4.7 Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan proses

pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu penelitian

(Nursalam, 2016). Tanpa mengetahui teknik atau prosedur pengumpulan data,

maka peneliti tidak akan mendapat data yang memenuhi standar data yang

ditetapkan (Sugiyono, 2015). Adapun langkah-langkah pokok dalam

pengumpulan data yaitu :

1. Pengumpulan data dengan wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam (Sugiyono, 2015).

Wawancara dilakukan kepada kepala Bidang Mutu Pelayanan, kepala

Komite Keperawatan dan kepala Staf Medik Fungsional. perawat, pasien

rawat inap, dan pasien rawat jalan.

2. Pengumpulan data dengan dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang. Dokumen berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah

kehidupan, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen berbentuk gambar

misalnya foto, gambar, dan lain-lain. Dokumen berbentuk karya misalnya

karya seni, film dan lain-lain (Sugiyono, 2015). Dokumentasi yang akan

39

digunakan dalam penelitian ini adalah perekam suara dan mengambil foto

untuk dokumentasinya.

3. Triangulasi

Dalam teknik atau prosedur pengumpulan data, triangulasi diartikan

sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari

berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Apabila

peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya

peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu

mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan

berbagai sumber data. Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan

teknik pengumpulan yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari

sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi, wawancara dan

dokumentasi untuk sumber data yang sama dan serempak. Triangulasi

sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda

dengan teknik yang sama (Sugiyono, 2015).

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan

data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan

demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi pengumpulan data dan

waktu.

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber ini untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui berbagai sumber

(Sugiyono, 2015). Sumber data yang akan diperoleh berasal dari, kepala

40

Bidang Mutu Pelayanan, kepala Komite Keperawatan dan kepala Staf Medik

Fungsional, perawat, pasien rawat inap dan pasien rawat jalan.

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik ini untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda (Sugiyono, 2015). Teknik untuk pengambilan data menggunakan

cara wawancara kepada kepala Bidang Mutu Pelayanan, kepala Komite

Keperawatan dan kepala Staf Medik Fungsional, perawat, pasien rawat inap,

pasien rawat jalan.

3. Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang

dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber

masih segar, belum bekerja akan memberikan data yang lebih valid sehingga

lebih kredibel (Sugiyono, 2015). Waktu untuk pengambilan data di Rumah

Sakit dan pada saat melakukan penelitian adalah saat pagi dan siang hari

karena pada saat itu petugas rumah sakit berada di rumah sakit.

Tujuan penelitian kualitatif bukan semata-mata mencari kebenaran,

tetapi lebih pada pemahaman subyek terhadap dunia di sekitarnya. Dalam

memahami dunia sekitarnya, mungkin apa yang dikemukakan subyek yang

salah, karena tidak sesuai dengan teori, tidak sesuai dengan hukum

(Sugiyono, 2015).

Triangulasi dalam penelitian ini yaitu Triangulasi sumber yaitu

mengecek data yang telah diperoleh melalui berbagai sumber.

41

4.8 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,

sehingga dapat mudah dipahami, dan temuanya dapat diinformasikan kepada

orang lain (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari

berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-

macam (triangulasi) dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh

(Sugiyono, 2015). Pada penelitian ini menggunakan analisis damin dimana pada

umumnya penelitian ini digunakan untuk memperoleh gambaran umum dan

menyeluruh tentang situasi yang diteliti atau obyek penelitian. Hasilnya berupa

gambaran umum tentang obyek yang diteliti yang sebelumnya belum pernah

diketahui. Dalam analisis ini informasi yang diperoleh belum mendalam, masih

dipermukaan namun mudah menemukan domain-domain atau kategori situasi

yang diteliti (Sugiyono, 2015).

4.9 Etika Penelitian

Menurut Notoatmodjo (2012), dalam melaksanakan penelitian khususnya

jika yang menjadi subyek penelitian adalah manusia, maka peneliti harus

memahami hak dasar manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan

dirinya, sehingga penelitian yang akan dilaksanakan akan menjunjung tinggi

kebebasan manusia. Etika yang harus diperhatikan adalah :

1. Informend Consent (lembar persetujuan)

Informend Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

42

Lembar persetujuan tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan, dan

bersedia untuk menjadi responden. Jika subyek bersedia, maka mereka harus

menandatangani lembar persetujuan tersebut. Jika responden tidak bersedia,

maka peneliti harus menghormati hal itu. Beberapa informasi yang harus ada

dalam Informend Consent yaitu : partisipasi responden, maksud dan tujuan

penelitian, jenis data yang dibutuhkan, prosedur pelaksanaan, potensi

masalah yang akan terjadi, , manfaat, kerahasiaan, dan informasi yang

mudah dihubungi.

2. Confidentially (Kerahasiaan)

Peneliti memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik

informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. Etika penelitian ini

bertujuan untuk menjamin kerahasiaan identitas responden, melindungi dan

menghormati hak responden dengan mengajukan surat persetujuan

(Informend Consent ).

3. Anonimity (Tanpa Nama)

Masalah etika masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan

subjek penelitian dengan cara tidak mencantumkan nama responden pada

lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode (angka atau huruf) atau inisial

nama pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan

disajikan.

43

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun

5.1.1.1 Sejarah Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun

Rumah Sakit Tk.IV Madiun merupakan Rumah Sakit Rujukan dari

Denkesyah Madiun di lingkungan Korem 081/Dsj, dan juga berfungsi sebagai

Rumah Sakit Integrasi bagi masyarakat, TNI di wilayah Madiun dan sekitarnya.

Dalam perjalanannya, Rumah Sakit Tk.IV Madiun mengalami perkembangan dan

perubahan baik secara fisik bangunan, fasilitas kesehatan maupun nama dan status

Rumah Sakit.

Di bawah pimpinan Letkol Soemantri pada Tahun 1945. Badan

Keamanan Rakyat (BKR) dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dihimpun

menuju Residen Devisi I/V TKR /TRI dengan markas di KOREM 081 sekarang.

Tahun 1945. Dinas Kesehatan Tentara Resimen 1 Devisi V bertugas mengambil

dan merawat korban perang dan ditampung di desa Balung Bendo.

Pada akhir perjuangan 1949, Belanda telah mengakui adanya Resimen

Devisi II/IV di kota Madiun, tahun 1989, Resimen 31 ST 16 Devisi I/IV dirubah

menjadi 2 Resimen infantri:

a. Resimen infantri A (Menif A) berkedudukan di Madiun

b. Resimen infantri B (Menif B) berkedudukan di Kediri

44

Markas DKT mempunyai 2 lokasi :

1. Jl. Pahlawan 73, Rumah Bp. H. Dimyati yang digunakan untuk:

a. Poliklinik Bersalin dan Pemeriksaan Hamil

b. Tempat Perawatan Penderita atau Bangsal

c. Dapur

d. Kantor Administrasi Umum dan Medis

e. Unit-Unit Penunjang Diagnosa

f. Garasi dan Kendaraan Ambulance

g. Kamar Mayat

2. Jl. Pahlawan 40 (Sekarang di BRI) digunakan khusus untuk Poliklinik Gigi,

lalu pada tahun 1961 Poliklinik atau Rumah Sakit Bersalin berpindah ke Jl.

Pahlawan 79.

Seiring dengan pembangunan dewasa ini, maka status Poliklinik dan TPT atau

disebut DKT Madiun meningkat menuju Rumah Sakit Tk.IV Madiun.

5.1.1.2 Visi Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun

“Menjadi rumah sakit pilihan yang berkomitmen untuk memberikan

pelayanan prima, ramah bagi pasien dan keluarga serta berkontribusi bagi

masyarakat”.

5.1.1.3 Misi Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu serta berorientasi

pada kecepatan, ketepatan, keselamatan dan kenyamanan berlandaskan

etika dan profesionalisme.

45

2. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia sesuai dengan perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran.

3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pelayanan

kesehatan.

4. Memberikan pelayanan yang terjangkau bagi masyarakat.

5.1.1.4 Motto Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun

“Kesehatan Adalah Prioritas Kami”.

5.1.1.5 Program Kerja Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun

Program kerja yang terdapat di Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun

antara lain :

a. Memelihara dan meningkatkan kemampuan personel Militer dan PNS

Rumah Sakit Tingkat IV.

b. Memelihara dan merawat Materil Kesehatan dan memperpanjang usia

pakai.

c. Mengoptimalkan penggunaan alkes dan obat-obatan.

d. Melaksanakan kegiatan Non program dengan mengacu kepada

kebijaksanaan yang telah digariskan komando.

e. Mengevaluasi pelaksanaan organisasi dan tugas Rumah Sakit yang

baru.

f. Melaksanakan supervise dan pengawasan melekat kepada seluruh

anggota Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun.

g. Mengupayakan secara optimal pemenuhan fasilitas sarana dan

prasarana perijinan serta SDM sebagai PKK 11.

46

h. Melaksanakan Akreditasi Rumah Sakit Versi Tahun 2012.

5.1.1.6 Unit Pelayanan Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun

1. Pelayanan Rawat Inap

Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun terdiri

dari :

Tabel 5.1 Ruang Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun

Tahun 2018

No Ruangan Kelas Tempat Tidur

1 Ruang Kartika a. VIP

b. Kelas 1

c. Kelas 2

d. Kelas 3

a. 3

b. 4

c. 10

d. 10

2 Ruang Brawijaya a. Kelas 1

b. Kelas 2

a. 2

b. 2

3 Ruang Hesti a. VIP

b. Kelas 1

c. Kelas 2

d. Kelas 3

a. 3

b. 2

c. 1

d. 4

4 Ruang HCU - 2

5 Ruang Isolasi - 1

6 Ruang Perinatologi - 10

Total 54

Sumber : Data Sekunder Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun Tahun 2018

2. Pelayanan Rawat Jalan

Pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun terdiri

dari:

a. Poliklinik Umum

b. Poliklinik Bedah

c. Poliklinik Penyakit Dalam

d. Poliklinik Gigi

e. Poliklinik BKIA

47

f. Poliklinik Orthopedi

g. Poliklinik Syaraf

h. Poliklinik anak

i. Poliklinik VCT

3. Pelayanan Penunjang Medis

Pelayanan penunjang medis di Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun

terdiri dari :

a. Instalasi Gawat Darurat

b. Instalasi Bedah dan Anastesi

c. Unit Farmasi

d. Sub. Unit Radiologi

e. Sub. Unit Laboratorium

f. Unit Rekam Medis

g. Sub. Unit Gizi

h. Unit Pemulasaran Jenazah

i. Unit Pemeliharaan Rumah Sakit (Urdal)

j. Ambulans

5.1.1.7 Sumber Daya Manusia Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun

Jumlah Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun

adalah sebagai berikut :

48

Tabel 5.2 Jumlah Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun

Tahun 2018

NO KUALIFIKASI MIL PNS HR TAMU TOTAL

1 Dokter Spesialis

- 1) Dokter Spesialis Obgyn 1 - - - 1

- 2) Dokter Spesialis THT - 1 - - 1

-

3) Dokter Spesialis

Penyakit Dalam - - 1 2 3

- 4) Dokter Spesialis Anak - - - 1 1

- 5) Dokter Spesialis Bedah - - - 1 1

- 6) Dokter Spesialis Saraf - - - 1 1

-

7) Dokter Spesialis

Orthopedi - - - 1 1

- 8) Dokter Spesialis Mata - - - - 0

-

9) Dokter Spesialis

Anaestesi 1 - - 1 2

-

10) Dokter Spesialis

Radiologi - - - 1 1

-

11) Dokter Spesialis

Patologi Klinik - - 1 - 1

- 12) Dokter Spesialis Paru - - - 1 1

- 13) Dokter Spesialis Jantung - - - 1 1

2 Dokter Umum 1 1 3 1 6

3 Dokter Gigi - 1 - 1 2

4 S1 Kep.Ns 1 5 1 - 7

5 S1 Gizi 1 - - - 1

6 SPD - - 2 - 2

7 S1 Ekonomi - - 3 - 3

8 S1 Apoteker - - 1 - 1

9 S1 Komputer - - 1 - 1

10 D4 Kebidanan - 1 5 - 6

11 D3 Perawat 5 14 21 - 40

12 D3 Bidan - 2 23 - 25

13 D3 Gigi - 1 - - 1

14 D3 Gizi - 1 - - 1

15 D3 Radiologi - 1 1 - 2

16 D3 Analis - 1 3 - 4

17 D3 Rekam Medik - - 1 - 1

18 D3 Farmasi - 1 1 - 2

49

NO KUALIFIKASI MIL PNS HR TAMU TOTAL

19 AMD - - - - 0

20 D1 Komputer - - 1 - 1

21 SPK 4 2 - - 6

22 SMF/SAA - 1 1 - 2

23 SMA/Sederajat 8 20 15 - 43

JUMLAH 22 52 86 10 172

Sumber : Data Sekunder Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun Tahun 2019

Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa di Rumah Sakit Tingkat IV Kota

Madiun terdapat 172 tenaga kesehatan.

5.1.2 Reliabilitas (Reliability)

Pelayanan di Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun dengan menggunakan

pengukuran mutu pelayanan standar pelayanan minimal rumah sakit dengan

kutipan wawancara sebagai berikut :

“Menggunakan standar pelayanan minimal, seperti IGD menggunakan

respon time, di rawat jalan menggunakan waktu tunggu rawat jalan,

rawat inap menggunakan medis rawat inap.” (inf-1)

Namun untuk mengetahui mutu pelayanan di Rumah Sakit dilakukan

survey kepuasan pasien dengan kutipan wawancara sebagai berikut :

“Mutu pelayanan Rumah Sakit berkaitan dengan pelayanan masyarakat,

penilaian mutu kami melakukan survey tingkat kepuasan pasien dan dari

penilaian tersebut kami dapat mengetahui apakah masyarakat puas atau

tidak.” (inf-3)

Tetapi pelayanan di Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun ada yang sudah

sesuai dengan SPO dan ada juga yang masih dalam proses. Berikut kutipan

wawancaranya :

“Sudah, paling tidak kami harus mengaplikasikan itu.” (inf-1)

“Ada yang sudah sesuai dan ada yang masih proses. Karena banyak

sekali SPO, baik itu SPO yang lama maupun yang baru. Untuk SPO yang

50

lama sudah berjalan, dan untuk yang baru perlu menyesuaikan lagi.” (inf-

2)

Agar pelayanan sesuai dengan SPO maka setiap pokja mempunyai

dokumen yang terdapat kebijakan agar lebih terfokuskan dengan SPO, Hal ini

sesuai dengan kutipan wawancara sebagai berikut :

“Setiap kegiatan kami ada pokja-pokja dan setiap pokja mempunyai

dokumen dan dokumen tersebut terdapat kebijakan yang lebih terfokuskan

dengan SPO dan harus dilakukan sesuai dengan SPO.” (inf-3)

Dalam pengaplikasian SPO pelayanan ada beberapa kendala, kendala

pertama patuh tidaknya petugas itu sendiri dalam menerapkan SPO yang ada,

Berikut kutipan wawancaranya :

“Pastinya ada, di sebuah sistem yang besar pasti ada kendalanya, ada

yang patuh dengan sistem dan ada juga yang tidak, karena mengatur SDM

itu juga tidak mudah.” (inf-1)

Kendala kedua dalam penerapan SPO yaitu ada beberapa dokter yang

masih mempunyai standar sendiri dalam pelayanan dan belum sesuai dengan

Permenkes dengan kutipan wawancara sebagai berikut :

“Kendalanya misalnya SPO tentang penggunaan antibiotik terkadang ada

beberapa dokter yang mempunyai standar tersendiri, dan dari Permenkes

ada standar tersendiri maka itu kami sosialisasikan.” (inf-2)

Untuk kendala yang ketiga bagi petugas yang baru masuk masih kesulitan

dalam penerapan SPO di pelayanan di Rumah Sakit dengan kutipan wawancara

sebagai berikut :

“Kendalanya biasanya pada petugas yang baru yang memerlukan

sosialisasi yang lebih intens.” (inf-3)

51

Untuk jumlah petugas di Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun sudah

cukup memadai jika ditinjau dari jumlah pasiennya. Hal tersebut dapat dilihat dari

kutipan wawancara sebagai berikut :

“Untuk saat ini jumlah pasien dan petugas sudah cukup memadai, dan

juga beban kerjanya tidak berlebih tiap pegawai.” (inf-2)

Dalam setiap pelayanan yang diberikan, kebutuhan petugas perawat dan

bidan Rumah Sakit ditinjau dari jumlah kebutuhan yang sesuai dengan jumlah

tindakan yang dilakukan. Seperti yang diungkapkan informan sebagai berikut :

“Saya fokus terhadap tenaga perawat dan bidan. Jadi setiap unit akan

menghimpun tindakan apa saja yang dilakukan dan nantinya akan muncul

jumlah kebutuhan yang sesuai dengan jumlah tindakan. Jadi akan

terkumpul kebutuhan perawat dan bidan pada suatu Rumah Sakit.” (inf-3)

Hal ini juga didukung dengan telaah dokumen jumlah perawat dan bidan

dan juga jumlah tempat tidur rumah sakit. Dengan jumlah perawat sebanyak 47

orang dan bidan sebanyak 31 orang dengan jumlah tempat tidur sebanyak 54

tempat tidur. Setelah ada perhitungan dari peneliti jumlah petugas dengan tempat

tidur sudah cukup ideal.

Untuk pelayanan perawat terhadap pasien ketika membutuhkan perawatan

medis selalu tepat waktu dan menangani sesuai dengan apa yang dibutuhkan

pasien. Berikut kutipan wawancaranya :

“Iya mbak dan juga tergantung dari kebutuhan pasien tersebut, jika

pasien membutuhkan perawat, maka perawat bisa menanganinya dahulu,

bila memang harus konsul dokter, ya perawat telpon dokter.” (inf-4)

Sedangkan untuk dokter, dalam memberikan pelayanannya itu baik dan

tepat waktu namun untuk dokter spesialis terkadang terlambat karena kebanyakan

52

merupakan dokter tamu. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan wawancara

sebagai berikut :

“Dokternya bagus, baik, karena disini banyak dokter tamunya biasanya

terlambat setengah jam an mbak.” (inf-5)

5.1.3 Daya Tanggap (Responsiveness)

Di pelayanan bagian pendaftaran pasien tidak membutuhkan waktu yang

lama untuk mendaftar dikarenakan ada petugas yang stand by di loket

pendaftaran, hal ini sesuai dengan kutipan wawancara sebagai berikut :

“Saya selama berobat disini tidak pernah menunggu untuk waktu yang

lama dan langsung ditangani.”

Namun setelah dilakukan pengamatan dan didokumentasikan petugas tidak

selalu standby di loket pendaftaran, seperti dokementasi seperti berikut :

Gambar 5.1 Loket Pendaftaran di Rumah Sakit

53

Dan dalam memberikan pelayanan tindakan petugas ketika berhadapan

dengan pelanggan dilakukan dengan 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun)

seperti yang diungkapkan informan sebagai berikut :

“Tindakan nya kami sesuai kan dengan visi, misi, motto dan tata nilai dari

rumah sakit yang dijadikan pedoman petugas dalam melayani pelanggan

seperti 5S (Senyum, salam, sapa, sopan, santun).” (inf-1)

Selain itu dalam memberikan pelayanannya Rumah Sakit tidak

membedakan kedudukan dari setiap pasien, Hal ini sesuai dengan kutipan

wawancara berikut :

“Kami menerapkan 5S, jadi kami tidak membedakan apakah pasien dinas,

Tni ataupun pasien umum.” (inf-3)

Hal ini didukung dengan telaah dokumen dari profil Rumah Sakit Tingkat

IV Kota Madiun yang menyebutkan pelayanan di dasarkan pada visi misi motto

dan tata nilai dari Rumah Sakit.

Tetapi dalam pemberian pelayanan kepada pelanggan, responnya relatif

yaitu ada yang senang dan ada juga yang tidak karena setiap manusia berbeda-

beda sikap dan sifatnya. Berikut kutipan wawancaranya :

“Responnya ada yang puas dan ada juga yang tidak puas seperti di

standar kepuasan dengan skala likert itu.” (inf-1)

“Responnya relatif, kami berusaha memberikan yang terbaik tetapi

terkadang mereka tidak tahu pasien mana yang lebih darurat.” (inf-3)

Untuk pelanggan yang tidak senang, mereka biasanya menyampaikan

keluhan, keluhannya seperti masalah jadwal praktek dokter dan sarana prasarana

Rumah Sakit, Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara sebagai berikut :

“Ada seperti masalah jadwal praktek dokter yang tidak sinkron dan ada

juga mengenai sarana prasarana Rumah Sakit.”(inf-1)

54

Serta dalam pelayanan terhadap pasiennya, dokter selalu menanyakan

keluhan pasien terlebih dahulu sebelum pasien tersebut mengutarakan keluhannya.

Berikut kutipan wawancaranya :

“Iya mbak biasannya dokter menanyakan keluhan terlebih dahulu,

ditanyai keluhannya apa dahulu, kalau membutuhkan lab maka di lab

kan.”(inf-5)

5.1.4 Jaminan (Assurance)

Dalam memberikan pelayanan, perawat selalu berhati-hati ketika

melakukan tindakan terhadap pasiennya, Hal ini dibuktikan dengan kutipan

wawancara sebagai berikut :

“Kalau menurut saya iya, Cuma kan anak saya yang terkadang

memberontak saat diperiksa jadi harus di pegangi gitu.”(inf-6)

Dan juga agar perawat dalam melakukan tindakan tidak menyalahi aturan

maka dilakukan supervisi setiap hari, seperti yang diungkapkan informan sebagai

berikut :

“Ya petugasnya berusaha melakukan pelayanan sesuai aturan dan

dilakukan supervisi setiap hari agar tidak terjadi hal yang tidak

diinginkan.” (inf-4)

Namun masih ada perawat yang salah dalam melakukan tindakan terhadap

pasien, tetapi itu tidak fatal contahnya seperti tidak melakukan identifikasi dan

tidak cuci tangan, berikut kutipan wawancaranya :

“Ada mbak tetapi tidak fatal seperti tidak melakukan identifikasi, tidak

cuci tangan seperti itu mbak.” (inf-4)

Dan juga untuk dokter serta perawat juga harus memiliki ijin praktek

ketika dalam memberikan pelayanan, hal ini sesuai dengan kutipan wawancara

sebagai berikut :

55

“Sudah mbak dan itu juga harus ada karena kalau tidak ada ijin

prakteknya dari BPJS tidak boleh dan perawatnya juga harus ada ijin

prakteknya, dan juga kalau tidak ada ijin prakteknya tidak bisa mengikuti

akreditasi paripurna.” (inf-4)

Hal ini juga dapat dibuktikan dengan bukti dokumentasi mengenai ijin

praktek dokter di Rumah Sakit :

Gambar 5.2 Keterangan ijin praktek dokter

Selain hal itu dokter dalam memberikan resep obatnya dapat

menyembuhkan pasien, seperti kutipan wawancara informan sebagai berikut :

“Tidak langsung sih mbak, tapi bertahap tidak langsung sembuh.” (inf-6)

5.1.5 Empati

Pada saat pasien merasakan kesakitan perawat melakukan accement

terhadap pasien terlebih dahulu setelah itu dilakukan tindakan yang sesuai dengan

apa yang dirasakan oleh pasien, hal ini sesuai dengan kutipan wawancara sebagai

berikut :

“Pada saat pasien masuk, pasien di accement, kalau misal pasien nyeri

nanti ada accement nyeri nya dan kalau nyeri nya berat maka tiap 3 jam

sekali di accement oleh petugas.” (inf-4)

56

Selain itu dalam mendapatkan keluhan dari pasien, petugas Rumah Sakit

menerima dengan terbuka serta menanggapi keluhan dengan baik, benar dan

sopan agar pelanggan tidak salah persepsi, sesuai dengan kutipan wawancara

berikut ini :

“Sikapnya kami mendengarkan atau menanggapi keluhan dengan baik

dan sopan agar pelanggan tidak salah persepsi.” (inf-1)

“Kami terbuka, menerima saran dan kritikan yang sifatnya membangun.”

(inf-3)

Selain itu juga dalam menanggapi keluhan, ditetapkan pelatihan

komunikasi untuk selalu menekankan pelayanan paripurna yang cepat tepat dan

benar. Berikut kutipan wawancaranya :

“Sudah menetapkan pelatihan komunikasi, untuk selalu menekankan

pelayanan paripurna, pelayanan yang cepat tepat dan benar.” (inf-2)

Ada beberapa media dalam penyampaian keluhan di Rumah Sakit yaitu

yang pertama melalui telepon, berikut kutipan wawancaranya :

“Ada yang lewat telepon dik” (inf-1)

Hal ini didukung dengan foto dokumentasi penyampaian keluhan melalui

nomor telepon yang terletak di beberapa unit pelayanan di Rumah Sakit.

Media yang kedua dalam penyampaian keluhan yaitu dengan

menyampaikan secara langsung, Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara sebagai

berikut :

“Bisa secara langsung, misalnya di setiap ruangan ada kepala ruangan

dan ada juga ship jaga yang menampung complain dan permasalahan

dapat diselesaikan disitu.” (inf-3)

Dan media selanjutnya yaitu dengan mengisi kotak saran, berikut kutipan

wawancaranya :

57

“Kotak saran juga ada dik, letaknya di sebelah ruang hesti dan di bagian

pendaftaran juga ada.” (inf-2)

Dalam menanggapi keluhan pelanggan tersebut, petugas menyaring

keluhan dari pelanggan terlebih dahulu setelah itu di telaah untuk mengetahui

kebenaranya lalu di selesaikan dengan cara yang baik agar tidak terjadi salah

persepsi, Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara berikut ini :

“Keluhan pelanggan nantinya kami saring terlebih dahulu dan di telaah

terlebih dahulu karena biasannya sering terjadi mis komunikasi antara

pelanggan dan petugas, misalnya sewaktu pihak keluarga pasien mencari

petugas dan petuigasnya tidak ada karena sedang melakukan tindakan ke

pasien lain, ada yang sedang mengambil obat maupun sedang rapat

sehingga ruangan nya kosong. Dan kalau kesalahan memang terletak di

petugas maka akan dilakukan perbaikan, dan kalau kesalahan bukan pada

petugas kami menjelaskan ke keluarganya agar tidak terjadi salah

persepsi.” (inf-1)

“Ya misalnya di setiap unit ada complain kami segera mungkin

menyelesaikan pemasalahan agar masalah tidak berkepanjangan.” (inf-3)

Salah satu media dalam penyampaian keluhan di Rumah Sakit Tingkat IV

Kota Madiun yaitu kotak saran yang ditempatkan di depan bagian pendaftaran, di

sebelah ruang hesti dan ruang kebidanan. Berikut kutipan wawancaranya :

“Kotak saran nya itu di sebelah ruang hesti, di depan tepat pendaftaran,

di ruang kartika dan kebidanan.” (inf-1)

“Sudah, letaknya di sebelah ruang hesti dan di bagian pendaftaran juga

ada.” (inf-2)

Hal ini didukung dengan foto dokumentasi penyampaian keluhan melalui

kotak saran di unit pelayanan di Rumah Sakit.

Selain keluhan di atas ada juga pasien yang mengeluhkan AC yang panas

dan juga air yang kadang mati, seperti kutipan wawancara sebagai berikut :

“Kebanyakan AC panas, air di kran kadang mati dan kedatangan dokter

yang terkadang telat.” (inf-4)

58

5.1.6 Bukti Fisik (Tangibles)

Sarana prasarana di Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun sudah cukup

memadai tetapi masih ada yang belum lengkap karena masih menjadi Rumah

Sakit Tipe D. Berikut kutipan wawancaranya :

“Sesuai dengan Rumah Sakit Tipe D, sarana prasarana kelengkapan

sekitar 75%, untuk SDM standar Rumah Sakit tipe D yaitu dokter anak,

kandungan, dalam dan bedah.” (inf-3)

Namun masih ada beberapa sarana prasarana yang belum dimiliki oleh

Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun seperti Ct Scan, MRI, Rontgen, dll. Berikut

kutipan wawancaranya :

“Banyak yang belum kami punya, misalnya saja CT Scan, Hemodialisa,

MRI. Dan itu juga tergantung dana dan juga misi kedepannya, karena

untuk kedepannya juga tergantung pimpinan.”(inf-1)

“CT Scan, untuk farmasi belum ada dipo-dipo farmasi di unit jadi

instalasi farmasi masih menjadi satu, ICU kami juga belum ada, ambulans

jenazah.” (inf-3)

Untuk meningkatkan sarana prasarana pihak Rumah Sakit harus

mempunyai visi misi kedepan, dan juga mengupayakan untuk mengajukan ke

pusat. Berikut kutipan wawancaranya :

“Ya kami harus punya visi misi untuk kedepannya tapi memang masih

terkendala dengan dana.” (inf-1)

“Kami juga sudah mengajukan ke komando atas, dan terkadang dapat

bantuan peralatan dari pusat dan ada juga dari dana atau penghasilan

dari Rumah Sakit sendiri.” (inf-2)

Selain itu Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun selalu berupa untuk bisa

naik menjadi Rumah Sakit tipe C, Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara

berikut :

59

“Caranya ya kami selalu mengupayakan ke pusat tetapi belum bisa karena

sarana prasarana masih kurang tapi kami kedepan selalu berupaya untuk

bisa naik ke tipe C.” (inf-3)

Sedangkan dalam hal berpakaian, di Rumah Sakit Tingkat IV Kota

Madiun dengan menggunakan seragam dinas masing-masing karena di Rumah

Sakit ini ada yang berstatus TNI, PNS dan juga karyawan honorer, Hal ini sesuai

dengan kutipan wawancara berikut :

“Karena disini rumah sakit tentara maka ada aturan uniform nya,

misalnya saja disini jilbab di masukkan, pada hari-hari tertentu memakai

baju yang sudah ditetapkan, dan standar kerapian tentara berbeda dengan

sipil dan itu juga sebagai nilai jual sebagai rumah sakit tentara.” (inf-1)

“Kami menggunakan seragam dinas harian, kalau untuk militer

menggunakan seragam militer, untuk PNS pakaian dinas PNS, untuk

karyawan menyesuaikan, dan itu semua sudah ditentukan.” (inf-3)

Selain itu untuk petugas perempuan cara berpakaiannya bersih dan rapi

dan juga untuk make up nya tidak terlalu tebal, hal ini sesuai dengan kutipan

wawancara informan sebagai berikut :

“Bersih dan rapi dan juga untuk dandanannya tidak terlalu tebal make up

nya.” (inf-6)

Namun untuk kebersihannya perlu diperbaiki karena masih adanya sampah

yang masih menumpuk dan tidak segera diambil oleh petugasnya, berikut kutipan

wawancaranya :

“Menurut saya di masalah sampahnya mbak, sebaiknya pada hari libur

pun sampah nya juga diambili agar tidak menumpuk.” (inf-6)

Hal ini juga dapat dibuktikan dengan dokumentasi pada salah satu sudut

sampah yang masih menumpuk :

60

Gambar 5.3 Sampah di Rumah Sakit

5.2 Pembahasan

5.2.1 Reliabilitas (Reliability)

Reliabilitas dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Tingkat IV Kota

Madiun dalam pengukuran mutu pelayanan kesehatan berdasarkan hasil penelitian

yang dilakukan dengan wawancara dengan menggunakan standar pelayanan

minimum yang tiap pelayanannya menggunakan standar yang sudah ditetapkan.

Untuk mengetahui mutu pelayanan, Rumah Sakit melakukan survey kepuasan

pasien. Dan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan harus selalu tepat

waktu dan menangani sesuai dengan apa yang pelanggan butuhkan. Termasuk

ketepatan waktu dokter umum maupun spesialis dalam melakukan penanganan

kesehatan terhadap pelanggannya.

61

Menurut hasil wawancara yang peneliti lakukan untuk meminimalkan

kendala dalam penerapan SPO, pada setiap unit pelayanan dipasang SPO

pelayanan. Dan masih ada petugas yang masih belum sesuai dengan SPO nya

serta untuk petugas nya di Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun jumlah petugas

sudah cukup memadai jika ditinjau dari jumlah pasiennya, dan untuk kebutuhan

petugas perawat serta bidan ditinjau dari jumlah kebutuhan yang sesuai dengan

jumlah tindakan yang dilakukan.

Menurut Parasuraman, Zeithmal dan Berry (1985), Reliabilitas berkaitan

dengan kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan yang akurat sejak

pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun dan menyampaikan jasanya sesuai

dengan waktu yang disepakati. Sedangkan menurut Hernawan (2016), sumber

daya manusia baik dari segi kuantitas dan kualitas yang masih kurang

menyebabkan angka kematian yang tinggi. Dan menurut Nasution (2004), mutu

dalam jasa kuncinya adalah pihak penyelenggara jasa memenuhi harapan atau

bahkan melebihi harapan pelanggan akan mutu pelayanan jasa yang diberikan.

Keberhasilan mempertahankan pelanggan mungkin adalah ukuran terbaik untuk

mutu dan kemampuan perusahaan jasa. Sasaran mutu suatu perusahaan

manufaktur mungkin berbunyi tanpa cacat (zero defect), sedangkan untuk

penyedia jasa adalah tidak pelanggan yang lari (zero customer defections).

Menurut Permenkes Nomor 129 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal

Rumah Sakit menyebutkan untuk kepuasan pelanggan di Gawat Darurat yaitu

lebih dari 70%, dan di Rawat Jalan dan Rawat Inap lebih dari 90%.

62

Untuk mencegah terjadinya pelanggan tidak setia terhadap jasa pelayanan

yang diberikan sebaiknya dokter selalu tepat waktu dalam memberikan pelayanan

terhadap pelanggan dengan mengurangi jadwal praktek agar pelanggan tidak

terlalu lama dalam menunggu dan untuk sumber daya manusia nya perlu di beri

sosialisasi secara berkala agar pelayanan yang diberikan sesuai dengan SPO yang

sudah ditetapkan dan seharusnya di setiap unit pelayanan benar-benar dipasang

SPO supaya petugas dapat menerapkannya agar pelayanan yang diberikan kepada

pelanggan melebihi dari yang diharapkan dengan demikian pelanggan akan

terpuaskan dengan pelayanan yang dilakukan oleh petugas Rumah Sakit.

Untuk Standar Pelayanan Minimal mengenai kepuasan pelanggan Rumah

Sakit belum memenuhi target dari Permenkes yaitu masih di bawah 90%. Dan

juga dengan jumlah SDM yang cukup sudah memadai diharapkan mampu

meningkat mutu pelayanan yang di dasarkan dengan SPO yang sudah ditetapkan.

5.2.2 Daya Tanggap (Responsiveness)

Daya tanggap atau Responsiveness dalam memberikan pelayanan

kesehatan berkaitan dengan kecepatan dan ketepatan petugas dalam memberikan

pelayanan kepada pelanggannya. Berdasarkan hasil penelitian dengan wawancara

menyatakan bahwa dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik dengan

petugas selalu stand by di tempat dan tidak membutuhkan waktu yang lama dalam

mengantre dengan senyum, salam, sapa, sopan santun. Dan dalam melakukan

tindakan pengobatan dokter selalu menanyakan keluhan pasien terlebih dahulu

sebelum pasiennya bertanya mengenai keluhannya.

63

Menurut Azwar (1996), mutu menunjuk pada tingkat kesempurnaan

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yaitu dapat memuaskan para pemakai

jasa pelayanan dan tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta

standar yang telah ditetapkan. Pelayanan yang kurang memuaskan akan

menyebabkan berkurangnya pelanggan atau bahkan hilang karena pelanggan

berpindah ke jasa layanan lain, sehingga tidak ada sedikitpun keraguan mengenai

arti penting dari pelayanan yang berkualitas sebagai tujuan akhir dari penyedia di

seluruh dunia (Sucherandar dalam Yunus Nek,et.al.2009:67).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat

diketahui bahwa daya tanggap dalam pelayanannya perlu ditingkatkan lagi karena

berdasarkan pengamatan dan dokumentasi peneliti petugas tidak selalu standby di

ruangannya, dan seharusnya ada petugas yang berada di ruangan tersebut agar

tidak kosong dan apabila ada pelanggan yang datang, pelanggan tidak menunggu

terlalu lama dan juga perlu diterapkan lagi dalam 5S terutama salam.

5.2.3 Jaminan (Assurance)

Jaminan dalam hal ini petugas mampu menumbuhkan kepercayaan

terhadap perusahaan dan bisa menciptakan rasa aman bagi pelanggannya.

Berdasarkan hasil penelitian dengan wawancara bahwa perawat dan dokter

berhati-hati dalam memberikan tindakan terhadap pelanggan agar tidak terjadi hal

yang tidak diinginkan, dan untuk mengurangi hal tersebut Rumah Sakit

melakukan supervisi yang dilakukan setiap hari, dan apabila terdapat petugas yang

kurang berhati-hati atau menyalahi aturan meskipun tidak fatal maka petugas

64

tersebut di beri nilai min dan mendapat teguran oleh supervisi tersebut. Dan juga

untuk dokter dan juga perawat sudah mempunyai ijin praktek.

Menurut Parasuraman, Zeithmal, dan Berry (1985), jaminan atau

assurance dalam hal ini petugas menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap

perusahaan dan perusahaan bisa menciptakan rasa aman bagi pelanggannya.

Jaminan juga berarti bahwa para petugas selalu bersikap sopan dan menguasai

pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menangani sikap

pertanyaan atau masalah pelanggan.

Dengan ini maka rumah sakit perlu di tingkatkan lagi mengenai ketertiban

dalam mentaati peraturan agar tidak terjadi hal yang merugikan orang lain

meskipun itu tidak fatal.

5.2.4 Empati

Empati dalam hal ini memahami masalah yang dirasakan oleh pelanggan.

Berdasarkan hasil penelitian dengan wawancara yaitu dalam menangani kesakitan

yang dialami pelanggan, petugas melakukan accement terlebih dahulu mengenai

tindakan apa yang seharusnya dilakukan terhadap pelanggan. Selain itu pelanggan

yang mengutarakan keluhannya, keluhan yang dirasakan oleh pelanggan

ditampung, diterima dengan terbuka lalu di telaah terlebih dahulu karena

biasannya keluhan sebagian besar karena ada nya mis komunukasi antara petugas

dan pelanggan misalnya dalam hal jadwal praktek dokter yang tidak sesuai dengan

jadwal. Jika kesalahan bersumber dari petugas maka akan dilakukan perbaikan

pelayanan, namun jika kesalahan bersumber dari pelanggan maka dari petugas

65

melakukan penjelasan kepada keluarga pasien mengenai masalah sebenarnya yang

salah persepsi.

Dalam penyampaian keluhan, pelanggan menggunakan media telepon,

kotak saran yang terdapat di Rumah Sakit dan ada juga yang menyampaikan

keluhan secara langsung. Berdasarkan hasil wawancara kotak saran terletak di

bagian pendaftaran, di sebelah ruang hesti dan juga ruang kebidanan dan untuk

media telepon terletak di dekat ruang hesti.

Menurut Lupiyoadi (2001), pelanggan akan puas apabila hasil evaluasi

mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas, dan

konsumen akan merasa puas apabila mendapatkan pelayanan yang baik atau

sesuai dengan harapan.

Dengan ini maka jika petugas memahami apa yang dirasakan pelanggan

dan mampu menanggapi apa yang pelanggan butuhkan serta melebihi harapannya

maka akan menimbulkan kepuasan dan berakibat kepada loyalitas dalam

penggunaan jasa pelayanan kesehatan. Dan juga untuk kotak saran seharusnya di

tempatkan di rawat jalan juga bukan hanya untuk di rawat inap.

5.2.5 Bukti Fisik (Tangibles)

Bukti fisik dalam pelayanan kesehatan meliputi sarana prasarana yang ada

dalam penyedia jasa pelayanan kesehatan dan juga performa Sumber Daya

Alamnya. Menurut hasil penelitian dengan wawancara bahwa sarana prasarana

yang ada di Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun kelengkapan sekitar 75%

ditinjau dari tipe Rumah Sakitnya. Masih ada sarana prasarana yang belum

dimiliki oleh rumah sakit misalnya saja CT Scan, Rontgen, hemodialisa, ambulans

66

jenazah, ambulans emergency, dll. Untuk penambahan sarana prasarana pun juga

masih terkendala oleh dana karena dana dari rumah sakit masih bergabung dari

Kemenhan.

Dan untuk cara berpakaian petugas sudah tampak bersih dan rapi serta

untuk petugas perempuan cara ber make up juga tidak berlebihan serta rumah

sakit tentara berbeda dengan rumah sakit yang lain dan itu juga sebagai nilai lebih

untuk rumah sakit tentara. Namun untuk kebersihannya, masih adanya sampah

yang menumpuk dan tidak segera diambil oleh petugas kebersihan.

Menurut Walyani (2015), bukti fisik berkenaan dengan daya tarik kualitas

fisik, perlengkapan, dan material yang digunakan perusahaan, serta penampilan

karyawan. Serta menurut Daryanto dan Setyobudi (2014), sarana prasarana harus

ditetapkan standar yang memadai oleh penyelenggara pelayanan kesehatan.

Menurut Permenkes Nomor 56 Tahun 2014 sarana prasarana untuk Rumah Sakit

kelas D paling sedikit terdiri dari instalasi gawat darurat, rawat jalan, rawat inap,

rawat intensif, rawat operasi, persalinan, radiologi, laboratorium klinik, pelayanan

darah, rehabilitasi medik, farmasi, instalasi gizi, dan kamar jenazah.

Dalam hal ini kelengkapan sarana prasarana rumah sakit masih 75% jika

ditinjau dari tipe rumah sakitnya. Dan dilihat dari Permenkes Nomor 56 Tahun

2014 mengenai sarana prasarana yang harus dimiliki oleh Rumah Sakit tipe D,

Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun tidak harus memiliki CT Scan,

Hemodialisa, Rontgen, dll, maka jika ingin meningkatkan sarana prasarana nya

bisa dengan meningkatkan pelayanannya agar Rumah Sakit bisa naik tipe dan

kualitasnya juga harus terjaga. Dan dengan membuat pelanggan merasa

67

terpuaskan dan senang akan membuat pelanggan loyal untuk menggunakan jasa

pelayanan kesehatan yang berakibat dengan meningkatnya tingkat pendapatan

dari rumah sakit. Dan juga penganggaran sesuai dengan anggaran Kemenhan

untuk dananya. Serta perlunya peningkatan kebersihan Rumah Sakit, meskipun

pada hari libur diharapkan kebersihan lingkungannya terhadap sampah tetap

terjaga.

68

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Reliabilitas (Reliability)

Reliabilitas Pelayanan di Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun yaitu masih

adanya dokter yang tidak tepat waktu dikarenakan terdapat jadwal praktek dokter

di Rumah Sakit lain.

2. Daya Tanggap (Responsiveness)

Daya Tanggap di Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun yaitu masih

kurangnya penerapan 5S terutama untuk salam dan petugas administrasi tidak

selalu standby di ruangan.

3. Jaminan (Assurance)

Jaminan (Assurance) di Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun yaitu semua

dokternya sudah mempunya ijin praktek dan masih belum sepenuhnya petugas

mentaati aturan yang berlaku.

4. Empati

Empati di Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun yaitu menangani pasien

sesuai dengan kebutuhannya serta menanggapi keluhan dengan terbuka yaitu

menerima kritik dan saran namun masih adanya salah persepsi dengan petugas.

5. Bukti Fisik (Tangibles)

Bukti fisik (tangibles) yaitu sarana prasarana yang ada di Rumah Sakit

Tingkat IV Kota Madiun kelengkapan masih sekitar 75% ditinjau dari tipe Rumah

69

Sakit, dengan performa SDM yang bersih dan rapi namun perlu ditingkatkan lagi

kebersihannya meskipun pada waktu hari libur.

6.2 Saran

1. Bagi Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun

a. Lebih ditingkatkan lagi dalam hal pelayanan terutama meninjau kembali

jadwal dokter sesuai dengan yang sudah dijadwalkan.

b. Meningkatkan 5S terutama untuk salam dan ditinjau kembali mengenai

shif jaga agar di ruangan loket petugas selalu ada ketika pasien

berkunjung.

c. Memberikan sosialisasi secara berkala agar tidak ada lagi petugas yang

tidak mentaati aturan.

d. Lebih meningkatkan pelayanan terutama untuk penyampaian informasi

medis maupun non medis kepada pasien agar tidak terjadi salah persepsi

lagi.

e. Meningkatkan kebersihan lingkungan di Rumah Sakit serta meningkatkan

tingkat pendapatan dari rumah sakit dengan membuat pelanggan merasa

terpuaskan yang akan membuat pelanggan loyal untuk menggunakan jasa

pelayanan kesehatan kembali.

2. Bagi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai kajian dan bahan pertimbangan untuk

penelitian selanjutnya.

70

3. Bagi Peneliti Lain

Untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk melakukan dan mengembangkan

penelitian ini lebih lanjut dengan menambah informan.

71

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Administrasi Edisi Ketiga. Jakarta: Binarupa

Aksara.

Daryanto, Setyobudi, Ismayanto. 2014. Konsumen dan Pelayanan Prima, edisi 1.

Yogyakarta: Gava Medika.

Donabedian, A. 1982. Exploitation In Quality Assesment And Monitoring, The

Definition Of Quality And Approackes To Its Assessment Health

Administration Press. Ann Arbor, Michigan Vol.I.

Fitriani, Sri. 2014. Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas Melalui

Kepuasan Pasien Pengguna BPJS di RawatI nap RSUD Dr. Moewardi.

Tesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Griffin, Jill. 2002. Customer Loyalty How To Earn It, How To Keep It. Kentucky :

Mc Graw Hill.

Harun, Cholik.,L.Isro’in, dan N. Sri. 2017. Penyusunan Proposal dan Laporan

Penelitian Step by step. Ponorogo: Unmuh Ponorogo Press.

Herlambang, Susatyo. 2016. Manajemen Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit.

Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Hernawan, R.A. 2016. Analisis Mutu Pelayanan Rawat Inap Berdasarkan

Kejadian Net Death Rate Di Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring.

Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Ilhamsyah. 2015. Beberapa Metode Penelitian Kualitatif. Tesis, Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan.

Kasjono dan Yasril .2009. Teknik Sampling untuk Penelitian Kesehatan Edisi

pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT Indeks.

Kotler, Philip dan Kevin lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran. Cetakan

pertama edisi bahasa indonesia. Jakarta: PT Indeks.

Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: PT. Salemba

Empat.

Machmud, Rizanda. 2008. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jurnal

Kesehatan Masyarakat. Unand.

72

Muninjaya, A.A Gde. 2011. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta:

EGC.

Nasution, M. 2004. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management).

Jakarta : Penerbit Ghalia.

__________. 2005. Total Quality Management. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Notoatmodjo .2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta:

Rineka Cipta.

Nursalam. 2008. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba

Medika.

________. 2015. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan

Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

________. 2016. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dan Praktik Keperawatan

Profesional edisi kelima. Jakarta: Salemba Medika.

Parasuraman, A. Zeithml & Berry. 1985. SERVQUAL : A Multiple Item Scale For

Measuring Consumer Perceptions Of Kualitas Pelayanan. Journal of

Marketing. Vol 49. Hlm 41-50.

Peraturan Menteri kesehatan No. 56 Tahun 2014 tentang Rumah Sakit. Dalam

Http://peraturan.go.id/permen/kemenkes-nomor-56-tahun-2014.

Pohan, Imbalo S. 2003. Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan Penerapannya

Dalam Pelayanan Kesehatan, Kesaint Blanc. Bekasi

______________. 2009. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Jakarta: Penerbit

buku Kedokteran EGC.

Puti, Widya Chitami. 2013. Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kepuasan

Terhadap Loyalitas Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap Rumah Sakit

Otorita Batam. Skripsi, Universitas Widyatama, Bandung.

Putri, dkk. 2014. Analisis Mutu Pelayanan Rumah Sakit Dan Pengaruhnya

Terhadap Kepuasan Pasien Rumah Sakit Islam Dan Anak Andini Di

Pekanbaru. Universitas Riau.

Respati, Shinta Ayu. 2015. Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan

Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap di Puskesmas Halmahera Kota

Semarang. Universitas Semarang.

73

Retnaningsih, E. 2013. Akses Layanan Kesehatan. Jakarta : Raja Grafindo Press.

S. Supriyanto dan Ernawati. 2010. Pemasaran Industri Jasa Kesehatan.

Yogyakarta: CV Offset.

Sugiyono. 2015. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Syafharini, Amerina. 2012. Analisis Pelaksanaan Manajemen Mutu Pelayanan di

Instalasi RSI Malahayati Medan. Universitas Sumatera Utara.

Tjiptono, Chandra. 2005. Pemasaran Jasa. Yogyakarta: Bayu Media Publishing.

______________. 2011. Service Quality And Satisfaction. Edisi tiga. Yogyakarta:

Andi Offset.

Ummah, A.R. 2014. Analisis Mutu Pelayanan Kesehatan Berdasarkan Dimensi

Dabholkar Di Pavilium Mina Rumah Sakit Siti Khotijah Sepanjang.

Universitas Airlangga.

Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Depkes Ri, Jakarta.

Walyani, Elizabeth Siwi. 2015. Mutu Pelayanan Kesehatan dan Kebidanan.

Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Yunida, M.E. 2016. Pengaruh Citra Rumah Sakit dan Kualitas Pelayanan

terhadap Loyalitas Pelanggan melalui Kepuasan Pelanggan. Skripsi,

Universitas Negeri Yogyakarta.

Yunus, Abidin. 2009. Guru Dan Pembelajaran Bermutu. Bandung :Rizki Press.

74

Lampiran 1

Surat Izin Pengambilan Data Awal Penelitian

75

Lampiran 2

Surat Balasan Izin Pengambilan Data Awal

76

Lampiran 3

Surat izin Penelitian

77

Lampiran 4

Surat Balasan penelitian

78

Lampiran 5

Kartu Bimbingan Skripsi

79

Lampiran 6

Lembar Perbaikan Skripsi

80

81

Lampiran 7

Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA

Analisis Mutu Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Tingkat IV

Kota Madiun Tahun 2019

Pedoman Wawancara Kepada kepala Bidang Mutu Pelayanan, , kepala

Komite Keperawatan dan kepala Staf Medik Fungsional.

1. Reliabilitas (Reliability)

a. Bagaimana pengukuran mutu pelayanan di Rumah Sakit Tingkat IV Kota

Madiun ?

b. Apakah pelayanan di Rumah Sakit sudah sesuai SPO yang ditetapkan ?

c. Bagaimana cara pihak rumah sakit agar pelayanan yang diberikan selalu

sesuai SPO yang sudah ditetapkan ?

d. Bagaimana jumlah petugas di rumah sakit? Apakah sudah memadai ?

2. DayaTanggap (Responsiveness)

a. Bagaimana tindakan petugas ketika berhadapan dengan pelanggan ?

b. Bagaimana respon pelanggan ketika dilayani dengan petugas ruimah sakit

?

c. Apakah ketika pelanggan datang langsung disambut baik dengan petugas ?

3. Jaminan (Assurance)

a. Bagaimana sistem keamanan di rumah sakit ini ?

b. Bagaimana sikap yang harus dilakukan petugas agar pelanggan tidak

kecewa terhadap pelayanan petugas ?

4. Empati

a. Bagaimana sikap petugas ketika mendapatkan keluhan dari pelanggan ?

b. Bagaimana cara petugas dalam menanggapi keluhan pelanggan ?

82

c. Apaakah sudah disediakan kotak saran untuk pelanggan rumah sakit ?

5. Bukti fisik (Tangibles)

a. Bagaimana sarana prasarana di rumah sakit ini ?

b. Bagaimana cara berpakaian petugas ?

c. Sarana Prasarana apa saja yang belum dimiliki oleh rumah sakit ini ?

d. Bagaimana cara pihak rumah sakit agar sarana prasarana di rumah sakit ini

selalu meningkat ?

Pedoman Wawancara Kepada Perawat, Pasien Rawat Inap dan

Pasien Rawat Jalan

Perawat

1. Reliabilitas (Reliability)

a. Bagaimana pengukuran pelayanan di Rumah Sakit Tingkat IV Kota

Madiun ?

b. Apakah pelayanan di Rumah Sakit sudah sesuai SPO yang ditetapkan ?

c. Bagaimana cara pihak rumah sakit agar pelayanan yang diberikan selalu

sesuai SPO yang sudah ditetapkan ?

d. Bagaimana jumlah petugas di rumah sakit? Apakah sudah memadai ?

2. DayaTanggap (Responsiveness)

a. Bagaimana tindakan petugas ketika berhadapan dengan pelanggan ?

b. Bagaimana respon pelanggan ketika dilayani dengan petugas ruimah sakit

?

c. Apakah ketika pelanggan datang langsung disambut baik dengan petugas ?

d. Bagaimana cara yang dilakukan agar petugas tepat dalam pelayanan yang

dibutuhkan pelanggan ?

3. Jaminan (Assurance)

a. Bagaimana cara petugas agar tindakan yang dilakukan tidak menyalahi

aturan yang berlaku ?

83

b. Bagaimana sikap yang harus dilakukan petugas agar pelanggan tidak

kecewa terhadap pelayanan petugas ?

c. Apakah selama ini pernah ada petugas yang salah dalam melakukan

tindakan terhadap pelanggan ?

d. Kalau pernah tindakan seperti apa ? kalau belum apa yang dilakukan agar

tindakan sesuai dengan kebutuhan pelanggan ?

e. Apakah dokter di Rumah Sakit ini semuanya sudah mempunyai ijin

praktek nya ?

4. Empati

a. Bagaimana respon petugas ketika ada pelanggan yang merasakan

kesakitan ?

b. Apa yang dilakukan petugas ketika ada pelanggan yang kesakitan ?

c. Bagaimana cara petugas dalam menanggapi keluhan pelanggan ?

d. Apaakah sudah disediakan kotak saran untuk pelanggan rumah sakit ?

5. Bukti fisik (Tangibles)

a. Bagaimana sarana prasarana di rumah sakit ini ?

b. Sarana Prasarana apa saja yang belum dimiliki oleh rumah sakit ini ?

c. Bagaimana cara berpakaian petugas ?

d. Apakah setiap hari petugas dituntut untuk selalu berpakaian dengan yang

ditentukan ?

e. Apakah pernah ada petugas berpakaian tidak sesuai dengan aturan Rumah

Sakit ?

f. Apakah dokter di Rumah Sakit ini selalu memakai jas dokter ketika

memberikan pelayanan terhadap pelanggan

Pasien Rawat Inap

1. Reliabilitas (Reliability)

a. Bagaimana pelayanan petugas administrasi terhadap pelanggan ?

b. Apakah yang memeriksa anda dokter atau perawat nya saja ?

c. Bagaimana pelayanan dokter di Rumah Sakit ini ?

d. Apakah dokter teliti dalam setiap pemeriksaan ?

84

e. Apakah dokter selalu tepat waktu dalam setiap pemeriksaan ?

f. Apakah dokter pernah salah dalam melakukan tindakan terhadap pasien ?

2. Daya Tanggap (Responsiveness)

a. Apakah pasien membutuhkan waktu lama untuk mendaftar ?

b. Apakah pelayanan dokter di Rumah Sakit membutuhkan waktu yang lama

?

c. Bagaimana pelayanan perawat di Rumah Sakit ini ?

d. Apakah perawat melakukan tindakan dengan cepat ?

e. Apakah dokter menanyakan keluhan ke pasien tanpa pasien terlebih

dahulu yang menanyakan ?

3. Jaminan (Assurance)

a. Apakah perawat selalu berhati-hati dalam memberikan pelayanan ?

b. Bagaimana resep yang diberikan dokter ? apakah bisa mengobati keluhan

pasien ?

c. Apakah pernah ada kesalahan dalam melakukan tindakan terhadap pasien

?

d. Apakah anda pernah menyampaikan keluhan pada pelayanan di Rumah

Sakit ini ? Kalau pernah, keluhan seperti apa ?

4. Empati

a. Apakah dokter selalu memberi penjelasan mengenai penyakit pasien ?

b. Apakah petugas obat menjelaskan mengenai cara pemakaian obat ?

c. Apakah pasien merasa aman ketika berkonsultasi dengan dokter ?

d. Bagaimana respon dokter ketika mendapat keluhan dari pasien ?

5. Bukti fisik (Tangibles)

a. Menurut anda bagaimana sarana prasarana di Rumah Sakit ini ?

b. Apakah petugas selalu menjaga kebersihan ruangan ?

c. Bagaimana dengan cara berpakaian petugas ?

d. Apakah petugas selalu berpakaian bersih dan rapi ketika berhadapan

dengan pelanggan ?

85

Pasien Rawat Jalan

1. Reliabilitas (Reliability)

a. Apakah petugas pendaftaran selalu ada di tempat ?

b. Apakah membutuhkan waktu yang lama dalam pelayanan di bagian

pendaftaran ?

c. Bagaimana dengan pelayanan dokter nya ?

d. Bagaimana dengan pelayanan perawat nya ?

e. Apakah petugas teliti dalam memberikan setiap pelayanan yang diberikan

?

2. Daya Tanggap (Responsiveness)

a. Apakah ketika pelanggan datang petugas langsung menemui ?

b. Apakah membutuhkan waktu yang lama dalam mendapatkan pelayanan

dokter ?

c. Apakah dokter langsung menanyakan keluhan pelanggan ?

d. Apakah dokter menjelaskan pertanyaan yang diajukan pasien ?

3. Jaminan (Assurance)

a. Apakah perawat selalu berhati-hati dalam memberikan pelayanan nya ?

b. Apakah resep yang diberikan ke pasien dapat menyembuhkan ?

c. Apakah dokter di Rumah Sakit ini dalam memberikan diagnosa selalu

tepat ?

d. Apakah anda pernah menyampaikan keluhan pada pelayanan di Rumah

Sakit ini ? Kalau pernah, keluhan seperti apa ?

4. Empati

a. Apakah petugas pendaftaran memberikan pelayanan dengan ramah ?

b. Apakah pasien merasa aman ketika berkonsultasi dengan dokter ?

c. Apakah dokter memberi menjelaskan mengenai penyakit pasien ?

d. Apakah petugas obat menjelaskan bagaimana cara pemakaian obat ?

5. Bukti fisik (Tangibles)

a. Menurut anda bagaimana sarana prasarana di Rumah Sakit ini ?

b. Apakah petugas selalu menjaga kebersihan ?

c. Bagaimana menurut anda dengan cara berpakaian petugas ?

86

d. Apakah petugas selalu berpakaian bersih dan rapi ketika berhadapan

dengan pelanggan ?

e. Apakah dokter selalu memakai jas dokter ketika memberikan pelayanan

terhadap pasien ?

87

Lampiran 8

Dokumentasi

88

89

90

91

92

93

Lampiran 9

TRANSKIP WAWANCARA

Informan : Kepala Bidang Mutu Pelayanan

Tanggal : 5 Agustus 2019

Hari/Pukul : Senin, Pukul 13.00 WIB

Tempat : Ruang IGD Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun

TANYA/JAWAB

Peneliti : Bagaimana pengukuran mutu pelayanan kesehatan di Rumah

Sakit Tingkat IV Kota Madiun ?

Informan : Menggunakan standar pelayanan minimal, seperti IGD

menggunakan respon time, di rawat jalan menggunakan waktu

tunggu rawat jalan, rawat inap menggunakan medis rawat inap.

Peneliti : Apakah di Rumah Sakit ini sudah pelayanan prima ?

Informan : Tidak, intinya yang sudah dilaksanakan itu yang kami

optimalkan.

Peneliti : Apakah akan dilakukan penerapan pelayanan prima ?

Informan : Berdasarkan survey kepuasan pasien, pasien disini sudah cukup

puas dengan pelayanan disini, jadi minimal mencapai standar

yang sudah ditetapkan.

Peneliti : Apakah pelayanan di Rumah Sakit sudah sesuai SPO yang

ditetapkan ?

Informan : Sudah, paling tidak kami harus mengaplikasikan itu.

Peneliti : Apakah ada kendala dalam menyesuaikan dengan SPO nya ?

Informan : Pastinya ada, di sebuah sistem yang besar pasti ada kendalanya,

ada yang patuh dengan sistem dan ada juga yang tidak, karena

mengatur SDM itu juga tidak mudah.

Peneliti : Bagaimana cara pihak Rumah Sakit agar pelayanan yang

diberikan selalu sesuai SPO yang sudah ditetapkan ?

94

Informan : Dilakukan apel pagi seminggu 2-3 kali apel, menggunakan cara

seperti itu agar merefreshkan mereka supaya ingat dengan step

SPO nya, misalnya waktu apel itu SPO nya di nyanyikan dan

menunjuk orang secara acak agar mereka hafal dengan step-step

nya dari SPO.

Peneliti : Bagaimana jumlah petugas di Rumah Sakit ? Apakah sudah

memadai ?

Informan : Saya tidak bisa menjawab karena ini bukan di bidang saya.

Peneliti : Bagaimana tindakan petugas ketika berhadapan dengan

pelanggan?

Informan : Tindakan nya kami sesuai kan dengan visi, misi, motto dan tata

nilai dari rumah sakit yang dijadikan pedoman petugas dalam

melayani pelanggan seperti 5S (Senyum, salam, sapa, sopan,

santun).

Peneliti : Bagaimana repon pelanggan ketika dilayani dengan petugas

Rumah Sakit ?

Informan : Responnya ada yang puas dan ada juga yang tidak puas seperti di

standar kepuasan dengan skala likert itu.

Peneliti : Apakah ada pelanggan yang secara langsung complain terhadap

petugas ?

Informan : Ada, seperti masalah jadwal praktek dokter yang tidak sinkron

dan ada juga mengenai sarana prasarana Rumah Sakit.

Peneliti : Apakah ada petugas tersendiri dalam penanganan complain ?

Informan : Ada, di Rumah Sakit ini ada semacam uryanmed. Yang paling

dasar yaitu di perawat, selanjutnya di kepala ruangan baru nanti

ke uryanmed.

Peneliti : Apakah ketika pelanggan datang langsung disambut baik dengan

petugas ?

Informan : iya dek, kita juga mengacu dengan motto dan tata nilai tadi.

Peneliti : Apakah selama ini sudah menemukan terdapat petugas yang tidak

sesuai dengan mottonya ?

95

Informan : Pastinya ada, karena sifat dan sikap manusia itu berbeda-beda,

tapi kami ada arahan dari pejabat yang berwenang dan juga

kembali ke personal masing-masing individu.

Peneliti : Bagaimana sistem keamanan di Rumah Sakit ini ?

Informan : Kami disini ada piket 24 jam untuk keamanan, dan untuk piket

parkir beda lagi.

Peneliti : Bagaimana sikap yang harus dilakukan petugas agar pelanggan

tidak kecewa terhadap pelayanan ?

Informan : Menjalankan motto dan tata nilai dari Rumah Sakit itu tadi dik.

Peneliti : Dari media apa saja biasannya pelanggan menyampaikan

complain nya ?

Informan : Ada yang lewat telepon, dan ada juga yang mengisi kotak saran

dan kotak saran nya itu di sebelah ruang hesti, di depan tepat

pendaftaran, di ruang kartika.

Peneliti : Bagaimana sikap petugas ketika mendapatkan keluhan dari

pelanggan ?

Informan : Sikapnya kami mendengarkan atau menanggapi keluhan dengan

baik dan sopan agar pelanggan tidak salah persepsi.

Peneliti : Bagaimana cara petugas dalam menanggapi keluhan pelanggan?

Informan : Keluhan pelanggan nantinya kami saring terlebih dahulu dan di

telaah terlebih dahulu karena biasannya sering terjadi mis

komunikasi antara pelanggan dan petugas, misalnya sewaktu

pihak keluarga pasien mencari petugas dan petuigasnya tidak ada

karena sedang melakukan tindakan ke pasien lain, ada yang

sedang mengambil obat maupun sedang rapat sehinggan ruangan

nya kosong. Dan kalau kesalahan memang terletak di petugas

maka akan dilakukan perbaikan, dan kalau kesalahan bukan pada

petugas kami menjelaskan ke keluarganya agar tidak terjadi salah

persepsi.

Peneliti : Apakah sudah disediakan kotak saran untuk pelanggan Rumah

Sakit ?

96

Informan : Sudah, letak nya di sebelah ruang hesti, di bagian pendaftaran, di

sebelah ruang kebidanan juga ada.

Peneliti : Bagaimana sarana prasarana di Rumah Sakit ini ?

Informan : Pastinya sarana prasarana disini mau ditingkatkan lagi namun

masih terkendala dengan dana nya.

Peneliti : Bagaimana cara berpakaian petugas ?

Informan : Karena disini rumah sakit tentara maka ada aturan uniform nya,

misalnya saja disini jilbab di masukkan, pada hari-hari tertentu

memakai baju yang sudah ditetapkan, dan standar kerapian tentara

berbeda dengan sipil dan itu juga sebagai nilai jual sebagai rumah

sakit tentara.

Peneliti : Sarana prasarana apa saja yang belum dimiliki oleh Rumah Sakit

ini ?

Informan : Banyak yang belum kami punya, misalnya saja CT Scan,

Hemodialisa, MRI. Dan itu juga tergantung dana dan juga misi

kedepannya, karena untuk kedepannya juga tergantung pimpinan.

Peneliti : Apa yang harus disiapkan jika akan menjadi Rumah Sakit tipe C ?

Informan : Banyak dik, misalnya saja harus meningkatkan sarana prasarana

dan juga SDM, untuk dokter spesialis juga harus minimal 2.

Misalnya harus punya 2 dokter spesialis penyakit dalam, 2 dokter

spesialis anak maupun obgyn. Kami juga harus punya ICU dan

dan menambah ventilator dan untuk ambulans pun juga harus

ditambah yaitu ambulans emergency, karena kami hanya punya

satu ambulans yaitu ambulans transport dan itu juga masih

terkendala dengan dana.

Peneliti : Bagaimana cara pihak Rumah Sakit agar sarana prasarana di

Rumah Sakit ini selalu meningkat ?

Informan : Ya kami harus punya visi misi untuk kedepannya tapi memang

masih terkendala dengan dana.

Peneliti : Apakah pasti ada rencana untuk penambahan sarana prasarana

nya ?

97

Informan : Pastinya ada, tapi di rumah sakit tentara pendanaannya masih

bergabung dengan Kemenhan maka pendanaannya kurang

tercover.

98

TRANSKIP WAWANCARA

Informan : Kepala Staf Medik Fungsional

Tanggal : 23 Agustus 2019

Hari/Pukul : Jumat, Pukul 09.00 WIB

Tempat : Ruang Komite Medik Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun

TANYA/JAWAB

Peneliti : Bagaimana pengukuran mutu pelayanan di Rumah Sakit Tingkat

IV Kota Madiun ?

Informan : Seperti yang dibilang oleh kepala bidang mutu pelayanan yaitu

standar pelayanan minimum. Ada banyak indikator misalnya

kecepatan pelayanan pasien maupun respon time nya.

Peneliti : Apakah di Rumah Sakit ini sudah pelayanan prima ?

Informan : Ya kami selalu berupaya untuk pelayanan prima, maka dari itu

kami mengikuti akreditasi-akreditasi , kami berupaya untuk

melakukan yang terbaik.

Peneliti : Apakah akan dilakukan pelayanan prima ?

Informan : iya, tentu saja karena tujuan kami untuk bisa pelayanan prima.

Peneliti : Apakah pelayanan di Rumah Sakit sudah sesuai dengan SPO

yang ditetapkan ?

Informan : Ada yang sudah sesuai dan ada yang masih proses. Karena

banyak sekali SPO, baik itu SPO yang lama maupun yang baru.

Untuk SPO yang lama sudah berjalan, dan untuk yang baru perlu

menyesuaikan lagi.

Peneliti : Apakah ada kendala dalam menyesuaikan dengan SPO nya ?

Informan : Kendalanya misalnya SPO tentang penggunaan antibiotik

terkadang ada beberapa dokter yang mempunyai standar

tersendiri, dan dari Permenkes ada standar tersendiri maka itu

kami sosialisasikan.

99

Peneliti : Bagaimana untuk meminimalkan kendala tersebut ?

Informan : Sosialisasi tanpa jenuh, terus menerus dan juga dilakukan

seminar.

Peneliti : Bagaimana cara pihak Rumah Sakit agar pelayanan yang

diberikan selalu sesuai SPO yang ditetapkan :

Informan : Caranya ya itu tadi petugas diberikan sosialisasi.

Peneliti : Bagaimana jumlah petugas di Rumah Sakit ? Apakah sudah

memadai ?

Informan : Untuk saat ini jumlah pasien dan petugas sudah cukup memadai,

dan juga beban kerjanya tidak berlebih tiap pegawai.

Peneliti : Bagaimana tindakan petugas ketika berhadapan dengan

pelanggan?

Informan : Tentunya kami mengutamakan 5S dan kami berusaha empati

terhadap keluhan pasien.

Peneliti : Bagaimana respon pelanggan ketika dilayani dengan petugas

Rumah Sakit ?

Informan : Pastinya mereka ada yang puas dan ada yang tidak puas.

Peneliti : Apakah ada yang secara langsung pelanggan complain ?

Informan : Tentu ada, tapi terkadang permasalahannya komunikasi kurang

pas atau salah persepsi, misalnya jadwal dokter, karena biasannya

dokter tidak hanya praktek pada satu Rumah Sakit saja.

Peneliti : Apakah ada petugas tersendiri dalam penanganan complain ?

Informan : Pastinya ada dek disini.

Peneliti : Apakah ketika pelanggan datang langsung disambut baik dengan

petugas ?

Informan : Iya dek dengan 5S itu tadi.

Peneliti : Bagaimana sistem keamanan di Rumah Sakit ini ?

Informan : Ada petugas jaga 24 jam dan untuk khusus parkir juga ada, dan

juga dilengkapi dengan cctv.

Peneliti : Bagaimana sikap yang harus dilakukan petugas agar pelanggan

tidak kecewa terhadap pelayanan petugas ?

100

Informan : Berusaha memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan benar.

Peneliti : Dari media apa saja biasanya pelanggan complain ?

Informan : Kotak saran ada yang secara lisan juga ada.

Peneliti : Bagaimana sikap petugas ketika mendapatkan keluhan dari

pelanggan ?

Informan : Sudah menetapkan pelatihan komunikasi, untuk selalu

menekankan pelayanan paripurna, pelayanan yang cepat tepat dan

benar.

Peneliti : Bagaimana cara petugas dalam menanggapi keluhan pelanggan ?

Informan : Keluhan kami tampung dahulu lalu kami cari jalan keluarnya.

Peneliti : Apakah sudah disediakan kotak saran untuk pelanggan Rumah

Sakit ?

Informan : Sudah, letaknya di sebelah ruang hesti dan di bagian pendaftaran

juga ada.

Peneliti : Bagaimana sarana dan prasarana di Rumah Sakit ini ?

Informan : Sudah cukup memadai, tetapi memang ada beberapa alat yang

canggih yang belum kami miliki.

Peneliti : Bagaimana cara berpakaian petugas ?

Informan : Disini ada yang berstatus tentara, pns maupun honorer. Kalau

tentara ada seragam tersendiri, kalau pns juga ada seragam

tersendiri dan kalau ada kegiatan-kegiatan juga mempunyai

seragam tersendiri.

Peneliti : Apa yang harus disiapkan jika akan menjadi Rumah Sakit tipe C ?

Informan : Banyak, contohnya SDM, jumlah dokter spesialis, peralatan

Rumah Sakit, maupun tata ruangan nya.

Peneliti : Sarana prasarana apa saja yang belum dimiliki oleh Rumah Sakit?

Informan : CT Scan, Rontgen nya juga sudah mulai diperbarui.

Peneliti : Apakah ada rencana dalam penambahan sarana prasarana ?

Informan : Memang kami selalu meningkatkan sarana prasarana , SDM, tapi

tentunya juga menyesuaikan dana.

101

Peneliti : Bagaimana cara pihak Rumah Sakit agar sarana prasarana di

Rumah Sakit ini meningkat ?

Informan : Kami juga sudah mengajukan ke komando atas, dan terkadang

dapat bantuan peralatan dari pusat dan ada juga dari dana atau

penghasilan dari Rumah Sakit sendiri.

102

TRANSKIP WAWANCARA

Informan : Kepala Komite Keperawatan

Tanggal : 23 Agustus 2019

Hari/Pukul : Jumat, Pukul 09.30 WIB

Tempat : Ruang Aula Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun

TANYA/JAWAB

Peneliti : Bagaimana pengukuran mutu pelayanan di Rumah Sakit Tingkat

IV Kota Madiun ?

Informan : Mutu pelayanan Rumah Sakit berkaitan dengan pelayanan

masyarakat, penilaian mutu kami melakukan survey tingkat

kepuasan pasien dan dari penilaian tersebut kami dapat

mengetahui apakah masyarakat puas atau tidak.

Peneliti : Apakah disini sudah pelayanan prima ?

Informan : Kalau pelayanan prima dilihat dari akreditasi 2016, insaalah

sudah pelayanan prima.

Peneliti : Apakah akan dilakukan penerapan pelayanan prima ?

Informan : iya

Peneliti : Apakah pelayanan di Rumah Sakit sudah sesuai SPO yang

ditetapkan ?

Informan : Setiap kegiatan kami ada pokja-pokja dan setiap pokja

mempunyai dokumen dan dokumen tersebut terdapat kebijakan

yang lebih terfokuskan dengan SPO dan harus dilakukan sesuai

dengan SPO.

Peneliti : Apakah ada kendala dalam menyesuaikan dengan SPO nya ?

Informan : Kendalanya biasanya pada petugas yang baru yang memerlukan

sosialisasi yang lebih intens.

Peneliti : Bagaimana meminimalkan kendala tersebut ?

103

Informan : Caranya disetiap unit di tempelkan SPO nya, misalnya SPO

tentang injeksi, SPO tentang pemasangan infus, SPO tentang

kegawatdaruratan.

Peneliti : Bagaimana cara pihak Rumah Sakit agar pelayanan yang

diberikan selalu sesuai SPO yang sudah ditetapkan ?

Informan : Ya seperti itu tadi memasang SPO pada setiap unit pelayanan dan

mensosialisasikan petugas baru.

Peneliti : Bagaimana jumlah petugas di Rumah Sakit ? Apakah sudah

memadai ?

Informan : Saya fokus terhadap tenaga perawat dan bidan. Jadi setiap unit

akan menghimpun tindakan apa saja yang dilakukan dan nantinya

akan muncul jumlah kebutuhan yang sesuai dengan jumlah

tindakan. Jadi akan terkumpul kebutuhan perawat dan bidan pada

suatu Rumah Sakit.

Peneliti : Bagaimana tindakan petugas ketika berhadapan dengan

pelanggan?

Informan : Kami menerapkan 5S, jadi kami tidak membedakan apakah

pasien dinas, Tni ataupun pasien umum.

Peneliti : Bagaimana respon pelanggan ketika dilayani dengan petugas

Rumah Sakit ?

Informan : Responnya relatif, kami berusaha memberikan yang terbaik tetapi

terkadang mereka tidak tahu pasien mana yang lebih darurat.

Peneliti : Apakah ada yang secara langsung pelanggan complain ?

Informan : Tetap ada tapi kami selesaikan dengan baik, kami jelaskan

permasalahannya.

Peneliti : Apakah ada petugas tersendiri dalam penanganan complain ?

Informan : Ada, ada tim complain nya yang dibagi menjadi 2 yaitu complain

medis dan complain non medis.

Peneliti : Bagaimana sistem keamanan di Rumah Sakit ?

Informan : Di Rumah Sakit Tni ada piket jaga 24 jam dan ada juga cctv nya.

104

Peneliti : Bagaimana sikap yang harus dilakukan petugas agar pelanggan

tidak kecewa terhadap pelayanan petugas ?

Informan : Ya itu tadi dengan menerapkan 5S yaitu (senyum, salam, sapa,

sopan, santun).

Peneliti : Dari media apa saja biasannya pelanggan complain ?

Informan : Bisa secara langsung, misalnya di setiap ruangan ada kepala

ruangan dan ada juga ship jaga yang menampung complain dan

permasalahan dapat diselesaikan disitu.

Peneliti : Bagaimana sikap petugas ketika mendapatkan keluhan dari

pelanggan :

Informan : Kami terbuka, menerima saran dan kritikan yang sifatnya

membangun,

Peneliti : Bagaimana cara petugas dalam menanggapi keluhan pelanggan ?

Informan : Ya misalnya di setiap unit ada complain kami segera mungkin

menyelesaikan pemasalahan agar masalah tidak berkepanjangan.

Peneliti : Apakah sudah disediakan kotak saran untuk pelanggan Rumah

Sakit ?

Informan : Sudah ada, di sebelah ruangan hesti.

Peneliti : Bagaimana sarana prasarana di Rumah Sakit ini ?

Informan : Sesuai dengan Rumah Sakit Tipe D, sarana prasarana

kelengkapan sekitar 75%, untuk SDM standar Rumah Sakit tipe D

yaitu dokter anak, kandungan, dalam dan bedah.

Peneliti : Bagaimana cara berpakaian petugas ?

Informan : Kami menggunakan seragam dinas harian, kalau untuk militer

menggunakan seragam militer, untuk PNS pakaian dinas PNS,

untuk karyawan menyesuaikan, dan itu semua sudah ditentukan.

Peneliti : Apa yang harus disiapkan jika akan menjadi Rumah Sakit tipe C ?

Informan : Tentunya jumlah spesialisasinya ditambah, fasilitas pelayanan,

perlengkapan laboratorium dan tentunya jumlah TT.

Peneliti : Sarana dan prasarana apa saja yang belum dimiliki oleh Rumah

Sakit ini ?

105

Informan : CT Scan, untuk farmasi belum ada dipo-dipo farmasi di unit jadi

instalasi farmasi masih menjadi satu, ICU kami juga belum ada,

ambulans jenazah.

Peneliti : Apakah pasti ada rencana untuk meningkatkan sarana prasarana ?

Informan : Tetap ada upaya, kami sudah mengajukan untuk naik ke tipe C

tapi sarana prasarana masih kurang jadi belum bisa.

Peneliti : Bagaimana cara pihak Rumah Sakit agar sarana prasarana di

Rumah Sakit selalu meningkat ?

Informan : Caranya ya kami selalu mengupayakan ke pusat tetapi belum bisa

karena sarana prasarana masih kurang tapi kami kedepan selalu

berupaya untuk bisa naik ke tipe C.

106

TRANSKIP WAWANCARA

Informan : Perawat

Tanggal : 23 September 2019

Hari/Pukul : Senin, Pukul 13.50 WIB

Tempat : Ruang HCU Rumah Sakit Tingkat IV Kota Madiun

TANYA/JAWAB

Peneliti : Bagaimana pengukuran pelayanan di Rumah Sakit Tingkat IV

Kota Madiun ?

Informan : Untuk pengukuran pelayanan dengan kuesioner, ada kritik dan

saran, dan untuk respon time juga ada di setiap unit pelayanan.

Peneliti : Apakah pelayanan di Rumah Sakit sudah sesuai SPO yang

ditetapkan ?

Informan : Kebanyakan sudah sesuai dengan SPO nya mbak.

Peneliti : Bagaimana cara pihak rumah sakit agar pelayanan yang diberikan

selalu sesuai SPO yang sudah ditetapkan ?

Informan : Kalau disini ada supervise mbak, supervisi itu nanti dilakukan

oleh kepala ruangan dan juga tim supervisinya. Untuk perawat

yang baru itu nanti di supervisi lalu di observasi agar sesuai

dengan SPO nya.

Peneliti : Apakah disini juga ada pelatihan untuk perawat ?

Informan : Kalau pelatihan ada, misalnya pelatihan keselamatan pasien,

pelatihan PPI.

Peneliti : Bagaimana jumlah petugas di rumah sakit? Apakah sudah

memadai ?

Informan : Ya sudah memadai, kalau disini kan untuk perhitungan petugas 1

perawat itu untuk 5-6 pasien dan dan sudah dibagi-bagi sesuai

dengan perhitungan dengan menggunakan rumus WSN.

107

Peneliti : Apakah ketika pasien membutuhkan bantuan, perawat langsung

menemui pasien ?

Informan : Iya mbak dan juga tergantung dari kebutuhan pasien tersebut, jika

pasien membutuhkan perawat, maka perawat bisa menanganinya

dahulu, bila memang harus konsul dokter, ya perawat telpon

dokter.

Peneliti : Bagaimana tindakan petugas ketika berhadapan dengan

pelanggan?

Informan : Ya sesuai dengan SPO dan 5S itu juga mbak.

Peneliti : Apakah pernah ada pasien yang menyampaikan keluhan karena

petugasnya tidak ramah ?

Informan : Kalau menurut saya selama ini belum pernah dan belum

mendengar mbak.

Peneliti : Bagaimana respon pelanggan ketika dilayani dengan petugas

ruimah sakit ?

Informan : Respon pasien itu macam-macam, tergantung kondisinya seperti

apa, namun selama ini responnya baik, tapi ada juga yang mis

komunikasi seperti ada pasien yang langsung melapor ke pihak

BPJS apakah ada penambahan biaya apa tidak dan padahal dari

kami tidak ada, jadi seperti itu mbak.

Peneliti : Apakah ketika pelanggan datang langsung disambut baik dengan

petugas ?

Informan : Iya mbak.

Peneliti : Bagaimana cara yang dilakukan agar petugas tepat dalam

pelayanan yang dibutuhkan pelanggan ?

Informan : Kita kan sebelum tindakan melakukan accement, melalui

accement tersebut kita tahu akan keluhan pasien seperti apa.

Peneliti : Bagaimana cara petugas agar tindakan yang dilakukan tidak

menyalahi aturan yang berlaku ?

108

Informan : Ya petugasnya berusaha melakukan pelayanan sesuai aturan dan

dilakukan supervisi setiap hari agar tidak terjadi hal yang tidak

diinginkan.

Peneliti : Kapan saja supervisi itu dilakukan ?

Informan : Supervisi itu setiap hari ada, dan mengecek apakah petugas

berpakaian lengkap apa tidak, pada saat ada pasien baru kita lihat

dia memperkenalkan diri apa tidak, itu kita nilai dan itu ada check

list nya di supervise itu, jika ada petugas yang tidak sesuai maka

akan diberi nilai min dan juga teguran.

Peneliti : Apakah selama ini pernah ada yang diberi nilai min saat di

supervisi ?

Informan : Ada mbak.

Peneliti : Bagaimana sikap yang harus dilakukan petugas agar pelanggan

tidak kecewa terhadap pelayanan petugas ?

Informan : Dengan melakukan 5S itu tadi mbak.

Peneliti : Apakah selama ini pernah ada petugas yang salah dalam

melakukan tindakan terhadap pelanggan ?

Informan : Ada mbak tapi tidak fatal

Peneliti : Kalau pernah tindakan seperti apa ? kalau belum apa yang

dilakukan agar tindakan sesuai dengan kebutuhan pelanggan ?

Informan : Tndakan seperti tidak melakukan identifikasi, tidak cuci tangan

seperti itu mbak.

Peneliti : Apakah dokter di Rumah Sakit ini semuanya sudah mempunyai

ijin praktek nya ?

Informan : Sudah mbak dan itu juga harus ada karena kalau tidak ada ijin

prakteknya dari BPJS tidak boleh dan perawatnya juga harus ada

ijin prakteknya, dan juga kalau tidak ada ijin prakteknya tidak

bisa mengikuti akreditasi paripurna.

Peneliti : Bagaimana respon petugas ketika ada pelanggan yang merasakan

kesakitan ?

Informan : Responnya kita segera menanganinya mbak.

109

Peneliti : Apa yang dilakukan petugas ketika ada pelanggan yang

kesakitan?

Informan : Pada saat pasien masuk, pasien di accement, kalau missal pasien

nyeri nanti ada accement nyeri nya dan kalau nyeri nya berat

maka tiap 3 jam sekali di accement oleh petugas.

Peneliti : Bagaimana cara petugas dalam menanggapi keluhan pelanggan ?

Informan : Tergantung keluhannya seperti apa, kalau semisal karna sakitnya

pasien maka perawat akan lapor ke dokteruntuk ditangani, dan

kalau keluhan seperti AC panas maka akan dilaporkan kebagian

petugas yang bisa mengatasinya.

Peneliti : Apaakah sudah disediakan kotak saran untuk pelanggan rumah

sakit ?

Informan : Pastinya sudah mbak.

Peneliti : Keluhan seperti apa yang biasannya ada di kotak saran ?

Informan : Saya kurang tau mbak karena ada pokja tersendiri yang

menangani keluhan, tapi kebanyakan AC panas, air di kran

kadang mati dan kedatangan dokter yang terkadang telat.

Peneliti : Bagaimana sarana prasarana di rumah sakit ini ?

Informan : Sesuai dengan akreditasi menurut saya sudah banyak

perkembangan dengan sesuai tipe Rumah Sakit nya.

Peneliti : Sarana Prasarana apa saja yang belum dimiliki oleh rumah sakit

ini ?

Informan : Untuk perawat menurut saya sudah memenuhi standar sesuai

dengan Rumah Sakit yaitu tipe D.

Peneliti : Bagaimana cara berpakaian petugas ?

Informan : Disini seragam sudah ditentukan oleh manajemen Rumah Sakit.

Peneliti : Bagaimana jika ada perawat yang tidak lengkap dalam

berpakaian?

Informan : Ditegur mbak, karna ada supervisinya. Jadi ada ketepatan

seragam, jilbab, rambut itu semua ada check list nya.

110

Peneliti : Apakah setiap hari petugas dituntut untuk selalu berpakaian

dengan yang ditentukan ?

Informan : Iya soalnya kita dari militer, jadi ada aturannya dalam berpakaian.

Peneliti : Apakah pernah ada petugas berpakaian tidak sesuai dengan aturan

Rumah Sakit ?

Informan : Pernah ada mbak.

Peneliti : Apakah dokter di Rumah Sakit ini selalu memakai jas dokter

ketika memberikan pelayanan terhadap pelanggan ?

Informan : Iya mbak selalu memakai jas dokter.

Peneliti : Anda sebagai perawat disini, apa masukan untuk Rumah Sakit

ini?

Informan : Kalau menurut saya perlu digiatkan lagi untuk pelatihan perawat

karna ilmu teknologi selalu berkembang.

Peneliti : Kapan saja di Rumah Sakit ini diadakan pelatihan ?

Informan : Disini biasannya 1 tahun sekali, kalau sosialisasi SPO setiap 3

bulan sekali.

Peneliti : Siapa saja yang mengikuti pelatihan ?

Informan : Kalau pelatihan itui semua perawatnya mbak.

Peneliti : Apakah setiap ada pelatihan itu ada evaluasi ?

Informan : Iya mbak setiap 3 bulan sekali ada evaluasi dari bagian mutu

Rumah Sakit.

Peneliti : Kapan diadakan survey kepuasan pasien ?

Informan : Kalau disini setiap pasien mau pulang selalu diberi formulir kritik

dan saran dan dimasukkan ke dalam kotak saran namun terkadang

ada pasien yang malas mengisinya.

111

TRANSKIP WAWANCARA

Informan : Pasien Rawat Inap

Tanggal : 23 September 2019

Hari/Pukul : Senin, Pukul 13.00 WIB

Tempat : Ruang Rawat Inap Kartika

TANYA/JAWAB

Peneliti : Bagaimana pelayanan petugas administrasi terhadap pelanggan ?

Informan : Petugasnya baik, selalu ada di tempat dan langsung ditangani.

Peneliti : Apakah yang memeriksa anda dokter atau perawat nya saja ?

Informan : Kalau saya kemarin yang menangani dokternya mbak, kalau

untuk memasang infuse dan memberikan obat itu perawatnya.

Peneliti : Bagaimana pelayanan dokter di Rumah Sakit ini ?

Informan : Dokternya bagus, baik, karena disini banyak dokter tamunya

biasanya terlambat setengah jam an mbak.

Peneliti : Apakah dokter teliti dalam setiap pemeriksaan ?

Informan : Iya mbak.

Peneliti : Apakah dokter selalu tepat waktu dalam setiap pemeriksaan ?

Informan : Tepat waktu, saat pertama masuk ditangani oleh dokter umum

dan setelah di diagnosa penyakitnya apa baru diarahkan ke dokter

spesialis, dan disini kebanyakan dokter tamu jadi biasannya

terlambat setengah jam an.

Peneliti : Apakah dokter pernah salah dalam melakukan tindakan terhadap

pasien ?

Informan : Tidak pernah mbak.

Peneliti : Ketika anda membutuhkan perawatan medis apakah perawat

maupun dokter selalu tepat waktu ?

Informan : Iya mbak, saya biasannya langsung ke perawatnya, ka nada

perawat jaga.

112

Peneliti : Berapa jam sekali perawat memantau keadaan anda ?

Informan : Kalau saya pagi biasannya jam 6 terus nanti jam 9 masuk lagi.

Peneliti : Apakah pasien membutuhkan waktu lama untuk mendaftar ?

Informan : Tidak mbak kalau menurut saya.

Peneliti : Apakah pelayanan dokter di Rumah Sakit membutuhkan waktu

yang lama ?

Informan : Menurut saya tidak tapi untuk yang dokter spesialis karena

kebanyakan dokter tamu biasannya datangnya terlambat.

Peneliti : Bagaimana pelayanan perawat di Rumah Sakit ini ?

Informan : Baik mbak, selalu ada yang jaga di ruang jaga tersebut.

Peneliti : Apakah perawat melakukan tindakan dengan cepat ?

Informan : Iya mbak.

Peneliti : Apakah dokter menanyakan keluhan ke pasien tanpa pasien

terlebih dahulu yang menanyakan ?

Informan : Iya mbak biasannya dokter menanyakan keluhan terlebih dahulu,

ditanyai keluhannya apa dahulu, kalau membutuhkan lab maka di

lab kan.

Peneliti : Apakah perawat selalu berhati-hati dalam memberikan

pelayanan?

Informan : Iya mbak.

Peneliti : Bagaimana resep yang diberikan dokter ? apakah bisa mengobati

keluhan pasien ?

Informan : Waktu itu saya panas lalu diberi obat sudah tidak panas lagi dan

saya diberikan obat tidak melalui oral tetapi melalui injeksi.

Peneliti : Apakah pernah ada kesalahan dalam melakukan tindakan

terhadap pasien ?

Informan : Tidak pernah mbak.

Peneliti : Apakah anda pernah menyampaikan keluhan pada pelayanan di

Rumah Sakit ini ? Kalau pernah, keluhan seperti apa ?

Informan : Tidak pernah mbak, karena mungkin saya anggap sudah baiklah.

113

Peneliti : Apakah dokter selalu memberi penjelasan mengenai penyakit

pasien ?

Informan : Iya dijelaskan mbak.

Peneliti : Apakah petugas obat menjelaskan mengenai cara pemakaian

obat?

Informan : Kalau saya disini obatnya injeksi jadi langsung dimasukkan oleh

perawatnya.

Peneliti : Apakah pasien merasa aman ketika berkonsultasi dengan dokter ?

Informan : Iya mbak ketika dokter datang saya berkonsultasi dengan

dokternya.

Peneliti : Bagaimana respon dokter ketika mendapat keluhan dari pasien ?

Informan : Responnya biasa, menaggapi.

Peneliti : Menurut anda bagaimana sarana prasarana di Rumah Sakit ini ?

Informan : Bagi saya ya seperti ini ya mbak ya, bagi saya sudah baik lah,

disini VIP jadi enak tempatnya, jadi tidak bising, enak buat

istirahat.

Peneliti : Apakah petugas selalu menjaga kebersihan ruangan ?

Informan : Iya mbak setiap pagi juga sudah ada yang mengepel.

Peneliti : Bagaimana dengan cara berpakaian petugas ?

Informan : Sudah rapi mbak.

Peneliti : Apakah petugas selalu berpakaian bersih dan rapi ketika

berhadapan dengan pelanggan ?

Informan : Iya selalu rapi dan bersih mbak.

Peneliti : Apakah ketika dokter melayani selalu memakai jas dokter ?

Informan : Iya mbak selalu memakai jas.

Peneliti : Apakah kamar mandi di Rumah Sakit ini bersih ?

Informan : Bersih karena setiap hari ada petugas kebersihannya.

Peneliti : Menurut anda apa yang harus diperbaiki untuk Rumah sakit ini ?

Informan : Masukannya ya meningkatkan sarana prasarana seperti ruang

rawat inapnya ditambah lagi terus juga biar tambah eksis lagi

114

Rumah sakitnya dan juga meningkatkan kinerjanya seperti

senyum dan sapa petugasnya.

Peneliti : Apakah jika ada anggota keluarga anda yangmembutuhkan

pelayanan kesehatan, anda akan merekomendasikan Rumah Sakit

ini ?

Informan : Saya dari TNI jelas saya merekomendasikan Rumah Sakit ini

mbak.

115

TRANSKIP WAWANCARA

Informan : Pasien Rawat Jalan

Tanggal : 25 September 2019

Hari/Pukul : Rabu, Pukul 11.00 WIB

Tempat : Ruang Rawat Jalan

TANYA/JAWAB

Peneliti : Apakah petugas pendaftaran selalu ada di tempat ?

Informan : Selalu ada mbak.

Peneliti : Apakah membutuhkan waktu yang lama dalam pelayanan di

bagian pendaftaran ?

Informan : Saya selama berobat disini tidak pernah menunggu untuk waktu

yang lama dan langsung ditangani.

Peneliti : Bagaimana dengan pelayanan dokter nya ?

Informan : Setiap hari tetap visit, sabtu dan minggu selalu ada menurut

pengalaman saya kemarin sewaktu anak saya opname.

Peneliti : Bagaimana dengan pelayanan perawat nya ?

Informan : Baik juga mbak kalau menurut saya.

Peneliti : Apakah petugas teliti dalam memberikan setiap pelayanan yang

diberikan ?

Informan : Iya mbak, kalau saya bilang ke perawatnya dulu baru dari perawat

bilang ke dokternya.

Peneliti : Apakah ketika pelanggan datang petugas langsung menemui ?

Informan : Petugas langsung menemui mbak, petugasnya stand by disana.

Peneliti : Apakah membutuhkan waktu yang lama dalam mendapatkan

pelayanan dokter ?

Informan : Kalau untuk dokternya kita masuk ruangan dulu dan menunggu

dokternya tidak terlalu lama.

Peneliti : Apakah dokter langsung menanyakan keluhan pelanggan ?

116

Informan : Iya mbak dokter menanyakan keluhan.

Peneliti : Apakah dokter menjelaskan pertanyaan yang diajukan pasien ?

Informan : Iya mbak, dikasih tahu kami harus apa gitu.

Peneliti : Apa yang membuat anda memilih pelayanan kesehatan di Rumah

Sakit ini ?

Informan : Ya karena keluarga saya anggota mbak jadi berobatnya ya disini,

kalau diluar ya di dokter spesialisnya.

Peneliti : Apakah perawat selalu berhati-hati dalam memberikan pelayanan

nya ?

Informan : Kalau menurut saya iya, Cuma kan anak saya yang terkadang

memberontak saat diperiksa jadi harus di pegangi gitu.

Peneliti : Apakah resep yang diberikan ke pasien dapat menyembuhkan ?

Informan : Tidak langsung sih mbak, tapi bertahap tidak langsung sembuh.

Peneliti : Apakah dokter di Rumah Sakit ini dalam memberikan diagnosa

selalu tepat ?

Informan : Kalau diagnosa ya yang dikatakan dokter mbak, dan saya tidak

mengecek ke lainnya karna saya berobatnya hanya di Rumah

Sakit ini saja.

Peneliti : Apakah anda pernah menyampaikan keluhan pada pelayanan di

Rumah Sakit ini ? Kalau pernah, keluhan seperti apa ?

Informan : Tidak pernah, karena pelayanannya bagus jadi saya tidak pernah

kemana-mana.

Peneliti : Apakah petugas pendaftaran memberikan pelayanan dengan

ramah ?

Informan : Berhubung petugas disini saya banyak yang kenal jadi setiap

bertemu saya ya di sapa dulu mbak.

Peneliti : Apakah pasien merasa aman ketika berkonsultasi dengan dokter?

Informan : Iya mbak.

Peneliti : Apakah dokter memberi menjelaskan mengenai penyakit pasien?

Informan : Dijelaskan mbak, misalnya saja kalau sakit DBD harus makan

banyak, minum yang banyak.

117

Peneliti : Apakah petugas obat menjelaskan bagaimana cara pemakaian

obat ?

Informan : Dijelaskan untuk apa itu obatnya, misalnya obat demam diminum

3 kali sehari seperti itu, kalau untuk puyer isinya tidak dijelaskan.

Peneliti : Menurut anda bagaimana sarana prasarana di Rumah Sakit ini ?

Informan : Kalau menurut sayadisini kan Rumah Sakit tipe D sudah cukup

memadai.

Peneliti : Apakah petugas selalu menjaga kebersihan ?

Informan : Terkadang itu sampah nya banyak yang belum diambil mbak jadi

menumpuk gitu.

Peneliti : Bagaimana menurut anda dengan cara berpakaian petugas ?

Informan : Menurut saya sudah rapi mbak.

Peneliti : Apakah petugas selalu berpakaian bersih dan rapi ketika

berhadapan dengan pelanggan ?

Informan : Bersih dan rapi dan juga untuk dandanannya tidak terlalu tebal

make up nya.

Peneliti : Apakah dokter selalu memakai jas dokter ketika memberikan

pelayanan terhadap pasien ?

Informan : Iya mbak selalu memakai jas.

Peneliti : Menurut anda apa yang harus diperbaiki untuk Rumah Sakit ini ?

Informan : Menurut saya di masalah sampahnya mbak, sebaiknya pada hari

libur pun sampah nya juga diambili agar tidak menumpuk.

Peneliti : Jika ada anggota keluarga yang membutuhkan pelayanan

kesehatan apakah anda merekomendasikan Rumah Sakit ini ?

Informan : Karna semua anggota keluarga saya TNI, jadi ya berobat disini

mbak kecuali untuk dokter spesialis ke Rumah Sakit lain karena

untuk perbandingan.