skrining balita posyandu

13
Skrining Balita Posyandu Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD/MI Pelayanan kesehatan di sekolah diutamakan pada upaya meningkatkana kesehatan (promotif) dan upaya meningkatkan pencegahan penyakit (preventif). Salah satu upaya preventif yang dilaksanakan di sekolah adalah kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah (Health Screening), sebagai prosedur pemeriksaan kesehatan yang bertujuan untuk mengelompokkan anak sekolah dalam berbagai kategori sehat dan sakit yang memerlukan tindakan lebih lanjut, serta mendapatkan gambaran kesehatan anak sekolah dan mengikuti perkembangan serta pertumbuhan anak sekolah sebagai pertimbangan dalam menyusun program pembinaan kesehatan sekolah. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita dan Prasekolah Deteksi dini tumbuh kembang anak Balita dan pra sekolah yang dimaksudkan adalah anak umur 1 – 6 tahun yang dideteksi dini tumbuh kembang sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan, paling sedikit 2 kali per tahun. Upaya pembinaan kesehatan anak diarahkan untuk meningkatkan kesehatan fisik , mental, dan sosial anak dengan perhatian khusus pada kelompok balita yang merupakan masa krisis atau periode emas tumbuh kembang.

Upload: ayu-lidya-rahmah

Post on 20-Dec-2015

17 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

F4 internship

TRANSCRIPT

Page 1: Skrining Balita Posyandu

Skrining Balita Posyandu

Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah

Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD/MI

Pelayanan kesehatan di sekolah diutamakan pada upaya meningkatkana kesehatan

(promotif) dan upaya meningkatkan pencegahan penyakit (preventif). Salah satu upaya

preventif yang dilaksanakan di sekolah adalah kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah

(Health Screening), sebagai prosedur pemeriksaan kesehatan yang bertujuan untuk

mengelompokkan anak sekolah dalam berbagai kategori sehat dan sakit yang memerlukan

tindakan lebih lanjut, serta mendapatkan gambaran kesehatan anak sekolah dan mengikuti

perkembangan serta pertumbuhan anak sekolah sebagai pertimbangan dalam menyusun

program pembinaan kesehatan sekolah.

Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita dan Prasekolah

Deteksi dini tumbuh kembang anak Balita dan pra sekolah yang dimaksudkan

adalah anak umur 1 – 6 tahun yang dideteksi dini tumbuh kembang sesuai dengan standar

oleh tenaga kesehatan, paling sedikit 2 kali per tahun. Upaya pembinaan kesehatan anak

diarahkan untuk meningkatkan kesehatan fisik , mental, dan sosial anak dengan perhatian

khusus pada kelompok balita yang merupakan masa krisis atau periode emas tumbuh

kembang.

Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah tingkat Provinsi

Jawa Tengah pada tahun 2007 sebesar 35,66% menurun dibandingkan dengan cakupan

tahun 2006 sebesar 53,44%, dengan kisaran terrendah 3,82% di Kabupaten Kebumen dan

tertinggi 100% di Kabupaten Kendal. Cakupan tersebut ini masih jauh dibawah target SPM

tahun 2005 sebesar 65% apalagi bila dibandingkan dengan target SPM 2010 sebesar 95%.

Upaya peningkatan ketrampilan petugas kesehatan dalam upaya Stimulasi Deteksi dan

Intervensi Dini Tumbuh Kembang anak (SDIDTK) telah dilakukan dengan pelatihan

standarisasi SDIDTK di 9 kabupaten/kota terpilih. Hal ini diharapkan akan dapat meningkatkan

kemampuan petugas dalam melaksanakan pembinaan teknis pelaksanaan SDIDTK.

PROGRAM UPAYA PENYULUHAN KESEHATAN DAN PEMBINAAN PERAN SERTA MASYARAKAT

Page 2: Skrining Balita Posyandu

Definisi : Gabungan kegiatan dan kesempatan yang dilandaskan prinsip-prinsip belajar yang mencapai suatu keadaan, dimana individu-individu kelompok/masyarakat. Secara keseluruhan ingin hidup sehat tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan secara perorangan maupun kelompok dan pertolongan bila perlu.

Tujuan a. Umum Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat menuju kualitas hidup. b. Khusus - Meningkatkan pengertian masalah kesehatan terutama masalah gizi, kesehatan lingkungan, immunisasi, KB dan pemberantasan penyakit menular dengan harapan untuk memperoleh dukungan dari semua pihak melalui komunikasi dan informasi kesehatan. - Pengembangan kemampuan petugas dibidang komunikasi serta pembinaan peran aktif dari masyarakat. - Kerjasama lintas sektor program dan lintas dalam rangka mendukung program kesehatan.

Sasaran : a. Masyarakat diwilayah kerja puskesmas sedati. b. Rumah tangga. c. Institusi kesehatan. d. Tempat-tempat umum e. Tempat-tempat kerja

Target : Frekuensi penyuluhan kelompok oleh petugas kesehatan di Puskesmas Sedati tahun 2010 = 100% dari sasaran yang dikaji a. Penyuluhan kelompok dan umum di dalam dan di luar Puskesmas b. Peran serta masyarakat : - Pengembangan posyandu oleh tenaga kesehatan (min 12x) - Pembinaan dan hubungan teknis.  Kader  Pengobatan tradisional - Pembinaan lintas sektoral

Strategi PKM di Puskesmas

Page 3: Skrining Balita Posyandu

a. Penyuluhan kesehatan merupakan bagian integral dari program kesehatan dan berfungsi sebagai keterbatasan program-program tersebut. b. Peningkatan perilaku penduduk dalam membina hidup sehat juga diarahkan untuk meningkatkan peran sertanya mewujudkan masyarakat yang mandiri dalam membina derajat kesehatan yang di bidang kesehatan wilayah. c. Puskesmas di wujudkan sebagai pusat pengembangan dan pembinaan kesadaran dan peran serta masyarakat di bidang kesehatan di wilayahnya. d. Sikap mental petugas kesehatan, terutama petugas kesehatan masyarakat akan dikembangkan dan dibina ke arah sikap mental yang partisipatif dan lebih berorientasi pada aspek pencegahan dan peningkatan. e. Peningkatan penyuluhan kesehatan dan lembaga pendidikan dasar, pemerintah dan swasta, agar kesadaran dan perilaku hidup sehat dapat di tumbuhkan dan dibudidayakan sedini mungkin.

Teknik dan metode Penyuluhan Kesehatan Masyarakat a. Metode Pengertian sederhana disebut metode dan penyuluhan kesehatan adalah cara untuk melaksanakan penyuluhan tersebut kepada masyarakat. b. Teknik Telah segala upaya tertentu agar cara yang dilaksanakan dapat terwujud secara baik dan sempurna. c. Alat peraga

- Papan tulis - Buku - OHP Slide - Buku - Poster - Modul - Kaflet - Booklef - Kartu konsultasi - Kaset - Slide - Video film - Layar tancap PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN

A. PENDAHULUAN Latar Belakang

Page 4: Skrining Balita Posyandu

Pembangunan kesehatan yang dilakukan di Indonesia pada hakekatnya menyelenggarakan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia agar mempunyai kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Pembangunan kesehatan masyarakat tidak dapat dipisahkan dengan kesehatan lingkungan itu sendiri, salah satu upaya dalam meningkatkan derajat kesehatan yang dinamis serta membangkitkan dan memupuk swadaya masyarakat dalam upaya penyehatan lingkungan. Salah satu langkah meningkatkan kesehatan lingkungan adalah dengan meningkatkan kesehatan lingkungan dengan membangun sarana yang diperlukan dan peningkatan pemanfaatan serta pemeliharaan sarana yang ada. Pembangunan kesehatan lingkungan pada hakekatnya dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, antara lain : 1. Penyehatan air 2. Pembuangan kotoran 3. Penyehatan makanan minuman 4. Penyehatan tempat-tempat umum 5. Penyehatan pembuangan sampah

Dari gambaran tersebut terlihat bahwa penyehatan lingkungan sangatlah penting dalam rangka menciptakan kesadaran masyarakat agar senantiasa dapat melaksanakan cara hidup yang sehat bagi dirinya dan masyarakat. Kegiatan Program Penyehatan Lingkungan Puskesmas Sedati Tahun 2010 : 1. Program penyediaan air bersih. 2. Program kegiatan jamban keluarga. 3. Program kegiatan sarana pembuangan air limbah. 4. Program kegiatan pemeliharaan sanitasi tempat-tempat umum. 5. Program pembinaan tempat pengelola makanan dan minuman (TP2M). 6. Program kegiatan perumahan. 7. Program kegiatan TP2PESTISIDA. 8. Progarm kegiatan sampah dan limbah.

Tujuan Meningkatkan pengetahuan mengenai penyakit yang berhubungan dengan pencemaran lingkungan, mekanisme terjadinya penyakit, efek dari environmental agent terhadap kesehatan manusia, kebijakan dan pengelolaan masalah kesehatan lingkungan, dan terkologi pengelolaan lingkungan

Page 5: Skrining Balita Posyandu

PROGRAM USAHA PERBAIKAN GIZI

A. PENDAHULUAN Batasan Usaha perbaikan gizi adalah usaha pokok kesehatan yang ditunjuk untuk mencegah dan menanggulangi masalah gizi pokok yang ada di Indonesia dengan jalan menurunkan jumlah penderita kurang gizi serta untuk meningkatkan status gizi masyarakat secara keseluruhan.

Tujuan 1. Tujuan Umum : a. Meningkatkan status gizi balita dimana sasaran melalui kegiatan posyandu, pelayanan di puskesmas-puskesmas pembantu maupun pos kesehatan. b. Meningkatkan peran serta PKK agar ikut mendukung peran serta aktif dari ibu-ibu kader posyandu maupun dari tokoh masyarakat dalam pelaksanaan posyandu. c. Meningkatkan kerjasama dengan lintas sektoral maupun lintas program.

2. Tujuan Khusus : a. Menurunkan penderita KEP dan Gaki b. Menurunkan penderita anemia gizi pada ibu hamil c. Menurunkan penderita kekurangan vitamin A

B. TARGET dan CAPAIAN 1. Sasaran 1. Balita 2. Ibu menyusui 3. Ibu hamil 4. Penderita dari Balai Pengobatan

2. Kegiatan Gizi a. Dalam gedung 1. Pojok gizi 2. Pelayanan gizi rawat inap * Penyuluhan dan konsultasi gizi * Penyediaan makan b. Luar gedung 1. Kegiatan posyandu 2. Pemberian paket pertolongan gizi 3. Penyuluhan kelompok 4. Pemantauan status gizi

Page 6: Skrining Balita Posyandu

3. Pelaksanaan Pojok Gizi 1. Kegiatan Pojok Gizi a. Tenaga 1 orang D3 Gizi b. Diawali dengan pengenalan program kesemua staf Puskesmas dengan materi yang sama pada saat pelatihan gizi se Kabupaten 2. Bentuk Kegiatan Pojok Gizi a. Penyuluhan perorangan di ruang gizi b. Konsultasi gizi di ruang rawat inap. c. Penyuluhan kelompok pada posyandu lansia 3. Sasaran program pojok gizi a. Bayi dan balita KEP. b. Bumil resiko tinggi. c. Penderita DM, hipertensi, obesitas, KP, thypoid, hiperkolesterol, hiperuricemia. d. Rujukan dari posyandu / posyandu lansia. 4. Metode pelaksanaan a. Waktu Tiap hari sesuai dengan jam kerja puskesmas b. Sarana 1. Ruang gizi 2. Peralatan yang digunakan * Leaflet DM, rendah garam, rendah kolesterol, TKTP, rendah urat, rendah kalori, makanan anak < 24 bulan, makanan bumil atau ibu menyusui. * Satu set food model * Macam-macam buku bantuan yaitu buku kunjungan bayi / balita, buku kunjungan penderita dewasa dan buku kunjungan ibu hamil. c. Pelaksana 1 orang D3 Gizi d. Metode 1. Wawancara, observasi (ruang gizi dan posyandu) 2. Membaca kedalaman medis 3. Pengamatan langsung di lapangan e. Cara evaluasi dengan monitor perkembangannya BB, keadaan fisik, data laboraturium dan data klinis. 5. Dana Swadaya puskesmas dan program 6. Kriteria yang digunakan Kasus yang ditangani dalam ruang gizi adalah kasus yang telah ditegakkan diagnosanya oleh para dokter, perawat dan bidan.

Bumil Resti Score diatas 6 Poedji Rochyati DM Tes Gula Darah Puasa diatas 140 Hipertensi T > 130 / 90 mmHg TB Paru TB dengan gejala klinik dan BTA positif

Page 7: Skrining Balita Posyandu

Lansia Usia > 55 tahun dengan kasus DM Hipertensi

7. Potensi yang mendukung untuk mengembangkan pokok gizi di Puskesmas a. Kebijakan dari kepala puskesmas. b. Tersedia sarana dan prasarana dari swadaya puskesmas meskipun masih kurang. c. Adanya tenaga profesional dan bidan yang memantau memonitoring sasaran. d. Keberadaan polindes, sehingga membantu memonitoring sasaran.

8. Alur Pelayanan

PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR (P2M)

A. PENDAHULUAN Tujuan Menentukan angka kesakitan dan angka kematian serta mencegah terjadinya penyakit sehingga menjadi masalah masyarakat.

B. TARGET DAN SASARAN 1. Sasaran a. Penderita dan keluarga yang kontak dengan penyakit menular b. Murid SD c. Masyarakat umum 2. Kegiatan a. Surveillance Epidemiologi b. Mengamati dan mengawasi kasus-kasus yang dapat menjadi masalah masyarakat yang kemudian pelacakan dan pemberantasan.

VII.1. P2 TB PARU TB paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosa dengan gejala yang sangat bervariasi.

Tujuan : a. Jangka Panjang Menurunkan rantai penularan, sehingga penyakit TB paru tidak lagi merupakan masalah kesehatan di Indonesia b. Jangka Pendek &#8226; Tercapainya angka kesembuhan minimal 85% dari semua penderita BTA &#61637; yang ditemukan.

Page 8: Skrining Balita Posyandu

&#8226; Tercapainya cakupan penemuan penderita secara bertahap sehingga pada tahun 2009 dapat mencapai 70% dari perkiraan semua penderita baru BTA &#61637;.

Tabel 7. Hasil Pencapaian P2 TB Paru Puskesmas Sedati Selama Bulan Januari &#8211; Desember Tahun 2010

1. PENJARINGAN KESEHATAN ANAK SEKOLAH

Page 9: Skrining Balita Posyandu

Kesehatan Anak Sekolah

kesehatan anak sekolah merupakan kegiatan rutin yang dilakukan puskesmas sebagai suatu cara untuk memantau kesehatan anak sekolah dasar khususnya anak kelas 1 yang baru saja masuk sebagai siswa baru. Pemeriksaan anak sekolah melibatkan tim yang terdiri dari dokter umum, dokter gigi, petugas laboratorium, perawat, petugas gizi, petugas HS dan penyuluh kesehatan.

Pihak sekolah sebagai sasaran sangat kooperatif dengan pelaksanaan skreening, sekolah menyadari bahwa skreening memberikan manfaat yang besar bagi kesehatan siswa-siswinya apalagi dalam skreening juga disertai dengan imunisasi campak sehingga anak diberi vaksin kekebalan agar terbebas dari penyakit campak. Apabila ada anak yang sakit baik demam, sakit gigi dsb akan diberi surat rujukan ke puskesmas sehingga mendapatkan perawatan lebih lanjut. Begitu juga dengan anak yang tidak masuk akan dilaporkan kepada guru kelas agar orangtua yang bersangkutan mengantarkan anaknya ke puskesmas untuk tetap menjalani skrening, sehingga bisa pastikan sasaran skreening telah mencapai 100 %.

Upaya skreening ini sangat penting karena merupakan suatu upaya kesehatan yang bersifat pencegahan (preventif) yang ditujukan kepada anak usia awal sekolah dasar yang kadang kurang diperhatikan secara khusus oleh orangtua siswa. Meski kadang anak merasa takut, meronta dan menangis karena diimunisasi tetapi semua itu adalah wajar dan sama sekali bukan kendala demi kesehatan mereka.

Skrining Kesehatan Anak Sekolah DasarPosted on July 27, 2012 by pkm-nusapenida 1

Page 10: Skrining Balita Posyandu

Usia sekolah merupakan 30% dari populasi penduduk di Indonesia. Populasi ini berkisar dari usia 6 sampai dengan 21 tahun dan sebagian besar (70%) berada di bangku sekolah. Sehingga oleh karena jumlah yang besar dan mudah dijangkau serta terorganisasi, maka anak usia sekolah merupakan sasaran yang strategis.

Masalah kesehatan yang dialami anak sekolah sangat kompleks dan bervariasi. Pada anak SD biasanya berkaitan dengan prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sedangkan untuk sekolah SLTP dan SLTA umumnya berkaitan dengan perilaku berisiko. Beberapa penelitian  menunjukkan bahwa sebagian anak SD mengalami masalah kesehatan berupa Kurang Energi Protein (KEP), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Anemia Defisiensi Zat Gizi, Obesitas, Kecacingan, penyakit periodontal dan kelainan refraksi.

Program skrining kesehatan anak usia sekolah diutamakan sebagai upaya peningkatan kesehatan (promotif) dan upaya pencegahan penyakit (preventif). Salah satu upaya preventif tersebut adalah upaya penjaringan/skrining yang dilakukan terhadap anak yang baru masuk sekolah dasar (siswa kelas I). Kegiatan skrining bertujuan untuk mengetahui secara dini masalah kesehatan anak sekolah sehingga dapat diambil tindakan lebih lanjut untuk mencegah memburuknya penyakit, mengumpulkan data dan informasi masalah kesehatan anak sekolah untuk dijadikan bahan untuk penyusunan perecanaan, pemantauan dan evaluasi program UKS.

Skrining kesehatan anak sekolah merupakan salah satu Standar Pelayanan Minimal (SPM) program Usaha Kesehatan Sekolah) yang harus dilaksanakan Kabupaten/Kota. Jadi setiap Puskesmas harus melaksanakannya. UPT Puskesmas Nusa Penida I sebagai salah satu institusi kesehatan di bawah Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung melaksanakan kegiatan Skrining kesehatan anak sekolah tersebut selama periode bulan Juli dan Agustus. Kegiatan ini menyasar Taman Kanak-kanak (TK) dan siswa kelas I Sekolah Dasar di wilayah kerja Puskesmas Nusa Penida. Untuk TK dilaksanakan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak dengan tes KPSP, pemeriksaan antropometri dan pemeriksaan tajam penglihatan.

Adapun skrining yang dilakukan meliputi pemeriksaan keadaan umum meliputi hygiene perorangan, indikasi kelainan gizi dengan melihat rambut warna kusam atau mudah dicabut, bibir kering, pecah-pecah, sudut mulut luka dan kulit pucat/keriput, pengukuran tekanan darah,

Page 11: Skrining Balita Posyandu

nadi dan deteksi kelainan jantung. Skrining juga meliputi penilaian status gizi melaui pengukuran antropometri berat badan dan tinggi badan untuk menentukan Indeks Massa Tubuh (IMT), Tanda-tanda fisik kekurangan vitamin A, pemeriksaan gigi dan mulut, pemeriksaan tajam penglihatan (visus), pemeriksaan telinga, deteksi dini penyimpangan mental dan emosional, serta pemeriksaan kebugaran jasmani.

Kegiatan tersebut dilaksanakan selama dua bulan yaitu dari bulan Juli dan Agustus. Apabila dari skrining ditemukan masalah kesehatan maka segera dirujuk ke Puskesmas atau ke Rumah Sakit untuk mencegah penyakit menjadi lebih buruk.