pelaksanaan program posyandu dan kelengkapan …repository.utu.ac.id/641/1/bab i_v.pdf · gambaran...

31
GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN STATUS IMUNISASI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUAK RIBEE KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI OLEH LISA ERVINA NIM : 09C10104040 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH 2013

Upload: others

Post on 20-Nov-2020

10 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN KELENGKAPAN …repository.utu.ac.id/641/1/BAB I_V.pdf · GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN STATUS IMUNISASI BALITA DI WILAYAH KERJA ... Menurut

GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DANSTATUS IMUNISASI BALITA DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS SUAK RIBEE KECAMATAN JOHAN

PAHLAWAN KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

OLEH

LISA ERVINANIM : 09C10104040

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH

2013

Page 2: PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN KELENGKAPAN …repository.utu.ac.id/641/1/BAB I_V.pdf · GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN STATUS IMUNISASI BALITA DI WILAYAH KERJA ... Menurut

GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DANSTATUS IMUNISASI BALITA DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS SUAK RIBEE KECAMATAN JOHAN

PAHLAWAN KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

OLEH

LISA ERVINANIM : 09C10104040

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk MemperolehGelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH-ACEH BARAT

2013

i

Page 3: PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN KELENGKAPAN …repository.utu.ac.id/641/1/BAB I_V.pdf · GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN STATUS IMUNISASI BALITA DI WILAYAH KERJA ... Menurut

iv

ABSTRAK

Lisa Ervina. Gambaran Pelaksanaan Program Posyandu Dan Status ImunisasiBalita Di Wilayah Kerja Puskesmas Suak Ribee Kecamatan Johan PahlawanKabupaten AcehBarat.Dibawah bimbinganDrs. Moenawar Iha, MM dan SufyanAnwar, SKM, MARS

Imunisasi merupakan usaha memberi kekebalan kepada bayi dan anakdengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untukmencegah penyakit tertentu¸Posyandu sebagai salah satu tempat pelayanankesehatan dalam kegiatannya melibatkan partisipasi masyarakat yangdilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan danpelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. Tujuan dariprogram posyandu adalah meningkatkan peran serta masyarakat untukmengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjangpeningkatan kemampuan hidup sehat Penelitian ini bertujuan untukmengetahuiGambaran Pelaksanaan Program Posyandu Dan Status ImunisasiBalita Di Wilayah Kerja Puskesmas Suak Ribee Kecamatan Johan PahlawanKabupaten AcehBarat. Jenis penelitian bersifat deskriptif dan rancanaganpenelitian cross sectional. Sampel dalam penelitian sebanyak 78balita. Hasilpenelitian diperoleh Persentase pelaksanaan program posyandu bedasarkankelengkapan status imunisasi yang mempunyai status terlaksana adalah sebesar62,8 %, dan yang tidak terlaksana adalah sebesar 37,2%. Persentase kelengkapanstatus imunisasi yang mempunyai status terlaksana adalah sebesar 65,4 %, danyang tidak terlaksana adalah sebesar 34,6%.Bagi Ibu dianjurkan kepada ibusupaya lebih banyak mencari sumber informasi atau menambah pengetahuankhususnya tentang imunisasi dengan sering mengikuti penyuluha-penyuluhanyang diadakan oleh puskesmas. Kepada ibu yang mempunyai balita supaya ikutserta apabila ada program imunisasi yang diadakan oleh tenaga kesehatan ataupuskesmas.

Kata Kunci : Posyandu, Imunisasi

Page 4: PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN KELENGKAPAN …repository.utu.ac.id/641/1/BAB I_V.pdf · GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN STATUS IMUNISASI BALITA DI WILAYAH KERJA ... Menurut

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perawatan bayi dan anak melibatkan tindakan pencegahan maupun

pengobatan penyakit. Salah satu prestasi paling besar dalam perawatan anak adalah

pencegahan penyakit-penyakit infeksi tertentu dengan menggunakan imunisasi.

Imunisasi merupakan usaha memberi kekebalan kepada bayi dan anak dengan

memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah

penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan vaksin adalah bahan yang

dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh

melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT, Campak (Hidayat, 2002).

Posyandu sebagai salah satu tempat pelayanan kesehatan dalam kegiatannya

melibatkan partisipasi masyarakat yang dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan

yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai

pelayanan kesehatan dasar. Tujuan dari program posyandu adalah meningkatkan

peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan-

kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat (Effendi, 2008).

Mengingat bahwa pemberian imunisasi merupakan salah satu kegiatan di

posyandu maka jelaslah bahwa kelengkapan imunisasi dalam suatu wilayah tertentu

juga di tentukan oleh terlaksananya program posyandu dengan baik di wilayah

tersebut. Imunisasi pada balita dikatakan lengkap apabila balita tersebut telah

1

Page 5: PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN KELENGKAPAN …repository.utu.ac.id/641/1/BAB I_V.pdf · GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN STATUS IMUNISASI BALITA DI WILAYAH KERJA ... Menurut

2

mendapatkan imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah dan ikatan dokter anak

indonesia (IDAI) diantaranya BCG, DPT, polio, campak dan hepatitis B.

Menurut Soetedjo (2003) posyandu yang aktif di tingkat kabupaten rata-rata

hanya 40%. Angka ini menunjukkan bahwa pelaksanaan posyandu di tingkat

kabupaten belum optimal. Pengaktifan posyandu juga akan dilengkapi kader-kader

terlatih dengan rasio lima kader tiap satu posyandu. Selain kader terlatih, posyandu

juga harus dilengkapi perlengkapan seperti timbangan bayi, KMS (Kartu Menuju

Sehat), serta biaya operasional (Soetedjo, 2005).

Berdasarkan data dari Provinsi tahun 2010 cakupan imunisasi 74,25 dan pada

tahun 2011 cakupan imunisasi 74,15. Sedangkan data yang ada di dinas kesehatan

aceh barat jumlah balita yang mendapatkan imunisasi pada tahun 2012 Imunisasi

68,77. (Profil Dinkes Provinsi Aceh, 2012)

Beberapa kendala yang dihadapi posyandu dalam pelaksanaan programnya

antara lain; minimnya sarana, kurangnya kader yang terlatih, dan kurangnya

kesadaran masyarakat akan pentingnya posyandu. Disamping itu tidak tersedianya

bangunan untuk posyandu juga menjadi kendala bagi kegiatan posyandu. Kendala-

kendala tersebut mengakibatkan posyandu kurang berfungsi yang menimbulkan

rendahnya minat masyarakat untuk menggunakan posyandu. Akibat lebih lanjut

adalah banyak hal yang sesungguhnya dapat bermanfaat bagi ibu-ibu untuk

memahami cara memelihara anak secara baik sejak dalam kandungan, kemudian

meningkatkan keselamatan ibu saat melahirkan secara mudah dan terjangkau,

menjadi tidak dapat dilaksanakan (Soedirdja, 2005).

Page 6: PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN KELENGKAPAN …repository.utu.ac.id/641/1/BAB I_V.pdf · GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN STATUS IMUNISASI BALITA DI WILAYAH KERJA ... Menurut

3

Berdasarkan data dari puskesmas Suak Ribee, 60 % balita tidak mendapat

imunisasi lengkap. Hal ini akibat kurangnya partisipasi mayarakat dalam kegiatan

posyandu. Kurangnya partisipasi ini diakibatkan karena kebanyakan dari ibu yang

mempunyai balita berstatus pekerja, sehingga tidak mempunyai waktu yang cukup

untuk membawa anaknya ke posyandu. Jumlah desa dalam wilayah kerja puskesmas

Suak Ribe adalah 10 desa.

Berdasarkan uraian tersebut di atas penting dilakukan penelitian tentang

pelaksanaan program posyandu dan kelengkapan status imunisasi balita di desa Suak

Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas dapat di rumuskan masalah

bagaimanakah gambaran pelaksanaan program posyandu dan kelengkapan status

imunisasi balita di desa Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh

Barat.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran pelaksanaan program posyandu dan kelengkapan status

imunisasi balita di desa Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh

Barat pada tahun 2013.

1.3.2. Tujuan Khusus

Diketahui kelengkapan alat, motivasi pelaksana, kendala dan harapan dari

pelaksana di lapangan.

Page 7: PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN KELENGKAPAN …repository.utu.ac.id/641/1/BAB I_V.pdf · GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN STATUS IMUNISASI BALITA DI WILAYAH KERJA ... Menurut

4

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya teori Pengetahuan terhadap

praktik penerapan gambaran pelaksanaan program balita posyandu da status

imunisasi balita di wilayah kerja puskesmas suak ribee.

1.4.1. Manfaat Praktis

1. Bagi institusi pelayanan kesehatan dan keperawatan

Dapat dijadikan masukan dan pedoman dalam memberikan pelayanan

keperawatan kepada balita dalam lingkup perawatan komunitas terutama dalam

hal imunisasi

2. Bagi penelitian

Dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan

penelitian, serta dapat menjadi bekal dalam melakukan penelitian dimasa yang

akan datang dan dapat dijadikan sebagai masukan dalam melakukan penelitian

lebih lanjut di bidang keperawatan, khususnya dalam perawatan balita.

3. Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dalam pengembangan

keperawatan lebih lanjut khususnya perawatan balita dalam lingkup

keperawatan komunitas, serta dapat menambah referensi kepustakaan yang

telah ada.

Page 8: PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN KELENGKAPAN …repository.utu.ac.id/641/1/BAB I_V.pdf · GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN STATUS IMUNISASI BALITA DI WILAYAH KERJA ... Menurut

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Konsep posyandu

2.1.1 Definisi posyandu

Kegiatan di posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partisipasi

masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat, oleh masyarakat dan

untuk masyarakat yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, kader-kader kesehatan

yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai

pelayanan kesehatan dasar.

Posyandu adalah forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan

masyarakat dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis dalam

pengembangan sumber daya manusia sejak dini (Effendi, 2008).

Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan suatu bentuk peran serta

masyarakat dalam peningkatan kesehatan masyarakat. Diharapkan dengan adanya

posyandu akan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sehingga

masyarakat bisa mengubah sikap dan perilaku dari yang kurang sehat menjadi sikap

dan perilaku sehat (Gani, 2002).

Selain ikut berperan dalam peningkatan kesehatan, masyarakat juga dapat

melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan aktivitas posyandu. Hal ini sesuai

dengan wacana yang dikembangkan pemerintah yaitu model pembangunan

partisipatif dimana pentingnya pemberdayaan masyarakat (Soetedjo, 2005).

5

Page 9: PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN KELENGKAPAN …repository.utu.ac.id/641/1/BAB I_V.pdf · GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN STATUS IMUNISASI BALITA DI WILAYAH KERJA ... Menurut

6

Menurut Effendi (2008) kehadiran posyandu merupakan salah satu bentuk

penerapan dalam pemberian asuhan keperawatan kesehatan masyarakat yang

mengutamakan upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif

dan rehabilitatif.

2.1.2 Tujuan posyandu

Sesuai dengan definisi posyandu diatas, sudah jelas bahwa tujuan dari

posyandu adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Hal ini dapat dilihat

dari tujuan pokok posyandu yaitu; mempercepat penurunan angka kematian ibu dan

anak, meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan angka kematian

bayi, mempercepat penerimaan norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS),

meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan

dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat,

meningkatkan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi

untuk swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat (Effendi, 2008).

Untuk mencapai tujuan diatas tentunya sangat tergantung pada upaya-upaya

yang dilakukan oleh pemerintah dan sejauh mana peran serta masyarakat dalam

pelaksanaan program posyandu. Salah satu upaya pemerintah untuk mencapai tujuan

posyandu adalah revitalisasi posyandu. Hakekat dilaksanakannya revitalisasi

posyandu adalah sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dasar dan peningkatan derajat

kesehatan masyarakat (Soedirdja, 2005).

Page 10: PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN KELENGKAPAN …repository.utu.ac.id/641/1/BAB I_V.pdf · GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN STATUS IMUNISASI BALITA DI WILAYAH KERJA ... Menurut

7

2.1.3 Sistem Pelayanan Terpadu

Sistem merupakan suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu sama

lain dan mempunyai suatu tujuan jelas. Komponen suatu sistem terdiri dari input,

proses, output, effeck, outcome dan mekanisme umpan balik. Hubungan antara

komponen-komponen sistem ini berlangsung secara aktif dalam suatu tatanan

lingkungan. Input adalah sumber daya atau masukan yang dikonsumsi oleh suatu

sistem. Sumber daya suatu sistem adalah man, money, material, method, minute, dan

market, disingkat dengan 6M. Didalam sistem posyandu yang menjadi sumber daya

man (orang) adalah kelompok penduduk sasaran yang akan diberikan pelayanan, staf

puskesmas yang terdiri dari dokter, bidan dan perawat, staf kecamatan, kelurahan,

kader, pemuka masyarakat dan sebagainya. Money adalah dana yang dapat digali dari

swadaya masyarakat dan yang disubsidi oleh pemerintah. Material adalah tersedianya

sarana yang dibutuhkan seperti vaksin, jarum suntik, kartu menuju sehat (KMS), alat

timbang, obat-obatan, oralit, alat keluarga berencana (KB) dan sebagainya. Method

adalah teknik pelaksanaan kegiatan diantaranya cara penyimpanan vaksin, cara

mencampur oralit, cara mencatat dan melaporkan data, cara memberikan penyuluhan

dan sebagainya. Minute adalah waktu yang disediakan untuk suatu kegiatan posyandu

yang biasanya dilaksanakan sekali dalam sebulan, dan market adalah masyarakat dan

faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti lokasi kegiatan posyandu, transport,

sistem kepercayaan masyarakat di bidang kesehatan dan sebagainya. Proses yaitu

semua kegiatan sistem. Melalui proses akan dirubah input menjadi output. Proses dari

sistem pelayanan terpadu adalah semua kegiatan pelayanan terpadu mulai dari

Page 11: PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN KELENGKAPAN …repository.utu.ac.id/641/1/BAB I_V.pdf · GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN STATUS IMUNISASI BALITA DI WILAYAH KERJA ... Menurut

8

persiapan bahan, tempat dan kelompok penduduk sasaran yang dilakukan oleh staf

puskesmas dan kader (Muninjaya, 2004 ).

Proses kegiatan di posyandu dikenal dengan istilah ” mekanisme lima meja”.

Kegiatan dimeja satu adalah pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui dan

pasangan usia subur (PUS). Bagi balita yang sudah punya kartu menuju sehat (KMS)

catat nama balita disecarik kertas dan diselipkan di KMS. Kemudian anjurkan ibu

membawa anaknya ke meja dua untuk ditimbang. Bila balita belum memiliki KMS

berikan KMS yang baru dan diisi lengkap. Untuk ibu menyusui, PUS dan ibu hamil

yang tidak membawa balita setelah didaftar langsung menuju meja empat. Kegiatan

di meja dua adalah penimbangan balita. Hasil penimbangan berat badan balita dicatat

pada secarik kertas dan diselipkan ke dalam KMS. Selesai ditimbang ibu dan balita

dipersilahkan menuju meja tiga. Kegiatan di meja tiga adalah pencatatan. Catat hasil

penimbangan berat badan balita di KMS dengan cara menarik garis putus-putus tegak

sesuai dengan bulan penimbangan dan garis putus-putus datar sesuai dengan hasil

penimbangan dalam kilogram. Pertemuan pada kedua garis putus-putus tersebut

ditandai dengan menulis titik. Kegiatan di meja empat adalah penyuluhan mengenai

KB, imunisasi, diare, perbaikan gizi, pentingnya air susu ibu (ASI), dan pentingnya

vitamin A dan zat besi. Kemudian pemberian makanan tambahan misalnya

pemberian bubur kacang hijau, pemberian vitamin A, oralit dan tablet zat besi.

Mintalah KMS anak dan perhatikan umur dan berat badan anak. Kemudian berikan

penyuluhan kepada ibu balita berdasarkan hasil penimbangan berat badan anaknya,

pentingnya makanan bergizi, pentingnya imunisasi, pentingnya vitamin A bagi anak,

dan bahaya diare pada anak. Untuk ibu hamil diberikan penyuluhan tentang

Page 12: PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN KELENGKAPAN …repository.utu.ac.id/641/1/BAB I_V.pdf · GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN STATUS IMUNISASI BALITA DI WILAYAH KERJA ... Menurut

9

pentingnya imunisasi TT, makan lebih banyak 1-2 piring dari sebelum hamil,

pencegahan anemi dan sebagainya. Bagi PUS diberikan penyuluhan mengenai

Keluarga Berencana (KB) dan bagi ibu menyusui diberikan penyuluhan tentang ASI

eksklusif, jika ASI tidak keluar atau keluarnya sedikit anjurkan ibu untuk

memeriksakan diri ke Puskesmas (Depkes RI, 2008).

Kegiatan di meja lima adalah pemberian imunisasi diantaranya BCG,

Campak, DPT , Hepatitis B , dan Polio. Selanjutnya pemeriksaan kehamilan,

pelayanan KB, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan. Untuk meja satu sampai meja

empat dilaksanakan oleh kader kesehatan dan untuk meja lima dilaksanakan oleh

petugas kesehatan diantaranya; dokter, bidan, perawat, juru imunisasi dan sebagainya

Output yaitu hasil langsung (keluaran) suatu sistem, yang menjadi output

dalam sistem pelayanan terpadu adalah produk program posyandu. Dalam hal ini

yang dimaksud dengan produk adalah cakupan kelima program posyandu untuk

masing-masing kelompok penduduk sasaran. Cakupan program posyandu terdiri dari

jumlah anak yang ditimbang, jumlah bayi dan ibu hamil yang diimunisasi, jumlah

pasangan usia subur (PUS) yang diberikan pelayanan KB (Muninjaya, 2004).

Effeck yaitu hasil tidak langsung yang pertama dari proses suatu sistem. Pada

umumnya efek suatu sistem dapat dikaji pada perubahan pengetahuan, sikap perilaku

kelompok masyarakat yang dijadikan sasaran program. Outcome sistem pelayanan

terpadu adalah penurunan kesakitan dan kematian bayi akibat penyakit yang bisa

dicegah dengan imunisasi, penurunan fertilitas pasangan usia subur (PUS), dan

jumlah balita yang kurang gizi dan sebagainya. Turunnya angka kematian bayi, angka

kematian ibu adalah outcome sistem pelayanan terpadu yang penting karena

Page 13: PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN KELENGKAPAN …repository.utu.ac.id/641/1/BAB I_V.pdf · GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN STATUS IMUNISASI BALITA DI WILAYAH KERJA ... Menurut

10

keduanya merupakan indikator yang paling peka untuk menentukan status kesehatan

masyarakat (Muninjaya, 2004).

2.2 Konsep Imunisasi

2.2.1 Definisi Imunisasi

Perawatan bayi dan anak melibatkan tindakan pencegahan maupun

pengobatan penyakit. Salah satu prestasi paling besar dalam perawatan anak adalah

pencegahan penyakit-penyakit infeksi tertentu dengan menggunakan imunisasi.

Imunisasi merupakan usaha memberi kekebalan kepada bayi dan anak dengan

memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah

penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan vaksin adalah bahan yang

dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh

melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT, Campak (Hidayat, 2005).

Menurut Gupte (2004) yang dimaksud dengan imunisasi adalah cara

memproduksi imunitas aktif buatan untuk melindungi diri melawan penyakit tertentu

dengan memasukkan suatu zat kedalam tubuh melalui penyuntikan atau secara oral.

2.2.2 Jenis-jenis vaksin imunisasi

Sampai saat ini dikenal dua jenis imunitas yaitu alamiah dan buatan. Imunitas

alamiah adalah murni pemberian Tuhan dan dibawa sejak seseorang dilahirkan

kedunia. Sedangkan imunitas buatan jika pertahanan tubuh atau resistensi terhadap

infeksi dibuat dengan memasukkan sebuah perlindungan dari luar.

Imunitas buatan terbagi dua yaitu imunitas pasif dan imunitas aktif. Dikatakan

imunitas pasif apabila perlindungan diberikan dari luar dan tidak berlangsung lama

Page 14: PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN KELENGKAPAN …repository.utu.ac.id/641/1/BAB I_V.pdf · GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN STATUS IMUNISASI BALITA DI WILAYAH KERJA ... Menurut

11

tanpa ada partisipasi pertahanan tubuh dari dalam yang biasa disebut antibodi.

Sedangkan imunitas aktif apabila perlindungan dari luar membuat tubuh memiliki

simpanan antibodi yang berfungsi melawan penyakit tertentu maka tubuh secara aktif

berpartisipasi menolak infeksi (Gupte, 2004).

Di negara Indonesia terdapat jenis imunisasi yang di wajibkan oleh

pemerintah dan ada juga yang hanya dianjurkan. Imunisasi wajib di Indonesia

sebagaimana telah diwajibkan oleh WHO di tambah dengan hepatitis B (Hidayat,

2005).

Jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah ini mencakup vaksinasi

terhadap tujuh penyakit utama yaitu vaksin BCG, DPT, polio, campak dan

hepatitis B.

2.2.2.1. Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin)

Pemberian imunisasi BCG bertujuan untuk menimbulkan kekebalan aktif

terhadap penyakit Tuberkulosis (TBC). Vaksin BCG mengandung kuman BCG yang

masih hidup tetapi sudah dilemahkan. Pemberian imunisasi BCG sebaiknya

dilakukan ketika bayi baru lahir sampai berumur 12 bulan, tetapi sebaiknya pada

umur 0-2 bulan. Imunisasi BCG cukup diberikan satu kali saja (Markum, 2007).

Dosis untuk bayi kurang dari satu tahun adalah 0,05ml, dan untuk anak adalah

0,10ml. Imunisasi diberikan secara intrakutan di daerah insersi muskulus deltoideus

kanan. BCG tidak dapat diberikan pada penderita leukemia, penderita dalam

pengobatan jangka panjang, dan penderita infeksi HIV (Wahab, 2001).

Page 15: PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN KELENGKAPAN …repository.utu.ac.id/641/1/BAB I_V.pdf · GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN STATUS IMUNISASI BALITA DI WILAYAH KERJA ... Menurut

12

Menurut Markum (2007) pemberian imunisasi BCG juga memberikan efek

samping tetapi sifatnya ringan seperti peningkatan suhu tubuh. Pada tempat

penyuntikan akan timbul benjolan kecil berisi cairan dan akan meninggalkan bekas.

2.2.2.2. Vaksin DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)

Manfaat pemberian imunisasi ini adalah untuk menimbulkan kekebalan aktif

dalam waktu yang bersamaan terhadap penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. DPT

merupakan vaksin yang mengandung tiga elemen, yaitu toksoid Corynebacterium

diphteriae (difteri), bakteri bordetella pertussis yang telah dimatikan (seluruh sel),

dan toksoid Clostridium tetani (Wahab, 2001).

Imunisasi dasar DPT diberikan tiga kali. Waktu pemberian imunisasi DPT

antara umur 2-11 bulan dengan interval empat minggu. Cara pemberian imunisasi

DPT melalui intra muskuler. Efek samping pada pemberian imunisasi DPT antar lain

pembengkakan dan nyeri pada tempat penyuntikan, demam, kadang-kadang bisa

terjadi kejang dan shock (Hidayat, 2005).

2.2.2.3. Vaksin Poliomielitis

Imunisasi polio diberikan untuk mendapat kekebalan terhadap penyakit

poliomielitis. Terdapat dua jenis vaksin poliomielitis, yaitu vaksin yang diberikan per

oral dan yang diberikan secara suntikan. Vaksin poliomielitis oral (Sabin)

mengandung tiga tipe virus polio hidup yang dilemahkan (Virus polio 1, 2, dan 3).

WHO merekomendasikan pemberian vaksin poliomielitis oral trivalent sebagai

vaksin pilihan untuk pemberantasan poliomielitis (Wahab, 2001).

Di Indonesia dipakai vaksin poliomielitis oral (Sabin) yang diberikan sejak

bayi baru lahir atau berumur beberapa hari, dan selanjutnya 4-6 minggu. Pemberian

Page 16: PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN KELENGKAPAN …repository.utu.ac.id/641/1/BAB I_V.pdf · GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN STATUS IMUNISASI BALITA DI WILAYAH KERJA ... Menurut

13

vaksin polio dapat dilakukan bersamaan dengan BCG, hepatitis B, dan DPT. Bagi

bayi yang sedang menetek maka ASI dapat diberikan seperti biasa karena ASI tidak

berpengaruh terhadap vaksin polio. Imunisasi ulangan diberikan bersamaan dengan

imunisasi ulangan DPT (Markum, 2007).

2.2.2.4. Vaksin Campak (Morbili)

Imunisasi campak diberikan untuk memperoleh kekebalan terhadap penyakit

campak secara aktif. Vaksin campak mengandung virus campak hidup yang telah

dilemahkan. Vaksin campak harus didinginkan dengan suhu yang sesuai (2-80C)

karena sinar matahari atau panas dapat membunuh virus vaksin campak. Bila virus

vaksin mati sebelum disuntikan, vaksin tersebut tidak akan mampu menginduksi

respons imun. Banyak kegagalan vaksinasi akibat kesalahan penyimpanan (Wahab,

2001).

Menurut WHO (2003) yang dikutip oleh Markum (2007), imunisasi campak

cukup dilakukan dengan satu kali suntikan setelah bayi berumur sembilan bulan.

Dengan pemberian satu dosis vaksin campak, insidens campak dapat diturunkan lebih

dari 90%. Namun, karena campak merupakan penyakit yang sangat menular, masih

dapat terjadi wabah pada anak usia sekolah meskipun 85-90% anak sudah

mempunyai imunitas. Oleh karena itu perlu pemberian ulangan vaksinasi pada usia

sekitar 5-7 tahun. Tujuannya adalah untuk menekan jumlah individu yang rentan

terjangkit campak sampai di bawah 1% (Gold, 2000 dalam Wahab, 2001).

2.2.2.5. Vaksin Hepatitis B

Ada dua tipe vaksin hepatitis B yang mengandung HBsAg, yaitu vaksin yang

berasal dari plasma, dan vaksin rekombinan. Kedua vaksin ini aman dan imunogenik

Page 17: PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN KELENGKAPAN …repository.utu.ac.id/641/1/BAB I_V.pdf · GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN STATUS IMUNISASI BALITA DI WILAYAH KERJA ... Menurut

14

walaupun diberikan pada saat lahir karena antibody anti HBsAg ibu tidak

mengganggu respon terhadap vaksin (Wahab, 2001).

Bayi dari ibu pengidap HBsAg positif berespons kurang baik terhadap vaksin

karena vaksinasi sering baru diberikan setelah infeksi terjadi. Efektifitas vaksin untuk

mencegah pengidap hepatitis B kronis pada bayi-bayi ini berkisar antara 75-95%.

Pemberian satu dosis imunoglobulin hepatitis B (hepatitis B Immunoglobulin, HBIG)

pada saat lahir dapat sedikit memperbaiki efektifitasnya, tetapi HBIG tidak selalu

tersedia di kebanyakan negara-negara berkembang, disamping harganya yang relatif

mahal (EPI WHO, 1995 dalam Wahab, 2001).

Pemberian imunisasi hepatitis B berdasarkan status HbsAg ibu pada saat

melahirkan adalah sebagai berikut:

1) bayi yang lahir dari ibu yang tidak diketahui status HBsAg-nya mendapatkan

5mcg (0,5ml) vaksin rekombinan atau 10mcg (1,0ml) vaksin asal plasma dalam

waktu 12 jam setelah lahir. Dosis kedua diberikan pada umur 1-2 bulan dan

dosis ketiga pada umur 6 bulan. Kalau kemudian diketahui ibu mengidap

HbsAg positif maka segera berikan 0,5ml HBIG (sebelum anak berusia satu

minggu)

2) bayi yang lahir dari ibu HbsAg positif mendapatkan 0,5ml imunoglobulibn

hepatitis (HBIG) dalam waktu 12 jam setelah lahir dan 5mcg (0,5ml) vaksin

rekombinan. Bila digunakan vaksin berasal dari plasma, diberikan 10mcg

(1,0ml) intramuskuler dan disuntikan pada sisi yang berlainan. Dosis kedua

diberikan pada umur 1-2 bulan dan dosis ketiga pada umur 6 bulan.

Page 18: PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN KELENGKAPAN …repository.utu.ac.id/641/1/BAB I_V.pdf · GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN STATUS IMUNISASI BALITA DI WILAYAH KERJA ... Menurut

15

3) Bayi yang lahir dari ibu HbsAg negatif diberi dosis minimal 2,5mcg (0,25ml)

vaksin rekombinan, sedangkan kalau digunakan vaksin berasal dari plasma,

berikan dosis 10mcg (1,0ml) intramuskuler pada saat lahir sampai usia 2 bulan.

Dosis kedua diberikan pada umur 1-4 bulan, sedangkan dosis ketiga diberikan

pada umur 6-18 bulan

4) Ulangan imunsasi hepatitis B (Hep B4) diberikan pada umur 10-12 tahun

(IDAI, 1999 dalam Wahab 2001)

2.3 Gambaran pelaksanaan program posyandu dan status imunisasi

Muninjaya (2004) menjelaskan bahwa pelayanan kesehatan terpadu adalah

suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah

kerja puskesmas. Tempat pelaksanaan pelayanan program terpadu dibalai dusun,

balai kelurahan, RW dan sebagainya disebut dengan pos pelayanan terpadu

(Posyandu).

Kegiatan dalam posyandu ini adalah semua kegiatan pelayanan terpadu mulai

dari persiapan bahan, tempat dan kelompok penduduk sasaran yang dilakukan oleh

staf puskesmas dan kader. Dilaksanakannya kegiatan posyandu di lapangan

menggunakan mekanisme lima meja dengan urutan yang dimulai dari pendaftaran,

penimbangan balita dan ibu hamil, pencatatan pada KMS, penyuluhan dan pelayanan

untuk ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur (PUS) tentang KB, sampai

dengan imunisasi (Effendi, 2008).

Pelaksanaan program posyandu dikatakan berhasil apabila telah sesuai dengan

tujuan dan target masing-masing program, misalnya meningkatkan cakupan vaksinasi

Page 19: PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN KELENGKAPAN …repository.utu.ac.id/641/1/BAB I_V.pdf · GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN STATUS IMUNISASI BALITA DI WILAYAH KERJA ... Menurut

16

campak dari 45% manjadi 60% di suatu wilayah dalam kurun waktu satu tahun,

mengintensifkan kegiatan imunisasi campak diwilayah binaan melalui upaya

penyuluhan dan pencatatan penduduk sasaran setempat, menyediakan vaksin campak

di semua posyandu sejumlah dua kali dari perhitungan jumlah bayi sasaran

(Muninjaya, 2004).

Mengingat bahwa pemberian imunisasi merupakan salah satu kegiatan di

posyandu maka jelaslah bahwa kelengkapan imunisasi dalam suatu wilayah tertentu

juga di tentukan oleh terlaksananya program posyandu dengan baik di wilayah

tersebut. Imunisasi pada balita dikatakan lengkap apabila balita tersebut telah

mendapatkan imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah dan ikatan dokter anak

indonesia (IDAI) diantaranya BCG, DPT, polio, campak dan hepatitis B.

Status imunisasi balita ditentukan tidak hanya oleh faktor faktor rumah tangga

seperti komunikasi, geografis program imunisasi yang di lakukan di posyandu. Status

imunisasi dikatakan lengkap jika anak sudah memperoleh imunisasi, jika salah satu

imunisasi tidak ada maka imunisasi tidak lengkap.

Page 20: PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN KELENGKAPAN …repository.utu.ac.id/641/1/BAB I_V.pdf · GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN STATUS IMUNISASI BALITA DI WILAYAH KERJA ... Menurut

17

2.4 Kerangka Teori

Skema 1 : kerangka teori penelitian tentang pelaksanaan program posyandu dankelengkapan status imunisasi balita.

Keterangan :

= Tidak diteliti

Gambar 2.1Kerangka Teori

Sumber: Muninjaya (2004).

Pelaksanaan programposyandu

Status imunisasi balita

Mekanisme lima meja

- Terlaksana dengan baik- Terlaksana sebagian- Tidak terlaksana

- Lengkap- Tidak lengkap

- Imunisasi wajib

- Imunisasi di anjurkan

Pelaksanaan programposyandu dan kelengkapan

status imunisasi balita

Page 21: PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN KELENGKAPAN …repository.utu.ac.id/641/1/BAB I_V.pdf · GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN STATUS IMUNISASI BALITA DI WILAYAH KERJA ... Menurut

18

2.5 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel dependen

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

status imunisasibalita

Pelaksanaan programposyandu

Page 22: PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN KELENGKAPAN …repository.utu.ac.id/641/1/BAB I_V.pdf · GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN STATUS IMUNISASI BALITA DI WILAYAH KERJA ... Menurut

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode

penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau

deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Rancangan Cross Sectional yaitu

suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara factor-faktor resiko

dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus

pada suatu saat (point time approach). (Notoatmodjo, 2010).

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Suak Ribee

Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat tahun 2013

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 12 agustus sampai 31 agustus tahun

2013.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu dengan anak balita yang

pernah datang ke posyandu-posyandu yang berada diwilayah kerja Puskesmas Suak

19

Page 23: PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN KELENGKAPAN …repository.utu.ac.id/641/1/BAB I_V.pdf · GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN STATUS IMUNISASI BALITA DI WILAYAH KERJA ... Menurut

20

Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat jumlah populasi 353 anak

balita.

3.3.2 Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik Accidental sampling ibu dan balita

yang datang keposyandu pada pelaksaan posyandu.

2)(1 dN

Nn

n = besarnya sampel

N = total populasi

d = derajat kebebasan = 0,1

Sehingga didapatkan :

78)1,0(3531

3532

n

Besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 78 Balita.

Rumus: Jumlah Balita Jumlah Sampel

Desa Suak Nie : 40 9

Desa Suak Raya : 30 7

Desa Suak Sigadeng : 21 578353 X 21 = 5

78353 X 30 = 7

78353 X 40 = 9

SampelPopulasi X Jumlah Balita

Page 24: PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN KELENGKAPAN …repository.utu.ac.id/641/1/BAB I_V.pdf · GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN STATUS IMUNISASI BALITA DI WILAYAH KERJA ... Menurut

21

Desa Suak Ribe : 60 13

Desa Kuta Padang : 55 12

Desa Ujong Kalak : 40 9

Desa Kampung Belakang : 35 8

Desa Suak Indrapuri : 24 5

Desa Kampung Pasir : 27 6

Desa Pasir Aceh : 21 4

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan

kuesioner, untuk mencari informasi dari responden status imunisasi pada

balita

78353 X 21 = 4

78353 X 27 = 6

78353 X 24 = 5

78353 X 35 = 8

78353 X 40 = 9

78353 X 55 = 12

78353 X 60 = 13

Page 25: PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN KELENGKAPAN …repository.utu.ac.id/641/1/BAB I_V.pdf · GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN STATUS IMUNISASI BALITA DI WILAYAH KERJA ... Menurut

22

3.4.2. Data sekunder

Data sekunder yaitu data pendukung yang dibutuhkan peneliti yang berupa

data Gambaran Umum Lokasi penelitian, dan laporan jumlah balita yang di

imunisasi.

3.5 Definisi Operasional

No VariabelDependen

Keterangan

1 Pelaksanaanprogramposyandu

Definisi

Cara ukurAlat UkurHasil Ukur

Skala ukur

Seperangkat kegiatan yang dilakukan padawaktu tertentu oleh puskesmas dan kaderkesehatanObservasiLembar Observasi1. Terlaksana2. Tidak terlaksanaOrdinal

Variabelindenpenden

Keterangan

2 Status imunisasibalita

Definisi

Cara ukurAlat UkurHasil Ukur

Skala ukur

Terpenuhinya pemberian imunisasi aktifbuatan sesuai dengan program imunisasiyang diwajibkan oleh pemerintah kepadabalita.WawancaraKuesioner1. Lengkap2. Tidak lengkapOrdinal

3.6. Aspek Pengukuran

Pada penelitian ini digunakan kuesioner yang meliputi pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam laporan tentang

pribadinya atau hal-hal yang diketahui. Alat yang digunakan adalah lembar

kuesioner.

Adapun penjelasan dari hasil ukur pada definisi operasional adalah sebagai berikut:

Page 26: PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN KELENGKAPAN …repository.utu.ac.id/641/1/BAB I_V.pdf · GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN STATUS IMUNISASI BALITA DI WILAYAH KERJA ... Menurut

23

1. Pelaksanaan program posyandu :

Berdasarkan kutipan dari Guttman (2006) adalah sebagai berikut:

1. Terlaksana = > 9 jawaban ya

2. Tidak terlaksana = ≤ 9 jawaban tidak

2. Status Imunisasi balita :

Berdasarkan kutipan dari Guttman (2006) adalah sebagai berikut:

1. Lengkap = > 8 jawaban ya

2. Tidak lengkap = ≤ 8 jawaban tidak

3.7. Analisa Data

Univariat adalah Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan perhitungan statistik sederhana yaitu persentase atau proporsi. (Eko

Budiarto, 2001).

Page 27: PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN KELENGKAPAN …repository.utu.ac.id/641/1/BAB I_V.pdf · GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN STATUS IMUNISASI BALITA DI WILAYAH KERJA ... Menurut

24

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Secara geografis Puskesmas Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan

Kabupaten Aceh Barat dengan luas wilayah kerja UPTD puskesmas Suak Ribe

seluruhnya ± 6.328 km2 yang meliputi 10 desa.puskesmas Suak Ribee dengan

batas batas wilayah kerja.

1. Sebelah Utara : Laut

2. Sebelah Selatan : Seunebok

3. Sebelah Barat : Cot Darat Sama Tiga

4. Sebelah Timur : Ujong Baroh

Jumalah pegawai 70 orang dan 13 pegawai bakti

1. Dokter Umum : 1

2. Dokter Gigi : 1

3. Bidan : 40

4. Perawat : 41

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 12 agustus

sampai dengan 31 agustus 2013. Dengan Mengunakan teknik pengambilan sampel

yaitu total sampling di wilayah kerja Puskesmas Suak Ribeepada 78balita.

Page 28: PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN KELENGKAPAN …repository.utu.ac.id/641/1/BAB I_V.pdf · GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN STATUS IMUNISASI BALITA DI WILAYAH KERJA ... Menurut

25

4.2 Analisis Univariat

4.2.1. Pelaksanaan Program Posyandu

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan PelaksanaanProgram Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Suak RibeeKecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.

No Pelaksanaan ProgramPosyandu

Frekuensi %

1 Tidak Terlaksana 2 202 Terlaksana 8 80

Total 10 100Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

bahwa mayoritas pelaksanaan program posyandu yang terlaksana yaitu 8

posyandu 80 %

4.2.2. Status Imunisasi balita

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status ImunisasibalitaDi Wilayah Kerja Puskesmas Suak Ribee KecamatanJohan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.

No Status Imunisasi balita Frekuensi %

1 Tidak Lengkap 27 34,62 Lengkap 51 65,4

Total 78 100Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

bahwa mayoritas kelengkapan status imunisasi balita yaitu 51 responden

65,4%

4.3. Pembahasan

4.3.1. Pelaksanaan Program Posyandu

Ranuh, (2008).Imunisasi atau kekebalan tubuh terhadap ancaman penyakit

adalah tujuan utama dari pemberian vaksinasi.Pada hakekatnya kekebalan tubuh

dapat dimiliki secara pasif maupun aktif.Keduanya dapat diperoleh secara alami

Page 29: PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN KELENGKAPAN …repository.utu.ac.id/641/1/BAB I_V.pdf · GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN STATUS IMUNISASI BALITA DI WILAYAH KERJA ... Menurut

26

maupun buatan oleh karena itu perlu dilakukannya imunisasi sebagai upaya

pencegahan terhadap serangan penyakit yang berpengaruh terhadap status gizi anak.

Program ini merupakan intervensi kesehatan yang paling efektif, yang

berhasil meningkatkan angka harapan hidup (Ranuh, 2001).Sejak penetapan the

Expanded Program on Immunisation (EPI) oleh WHO, cakupan imunisasi dasar anak

meningkat dari 5% hingga mendekati 80% di seluruh dunia. Sekurang-kurangnya ada

2,7 juta kematian akibat campak, tetanus neonatorum dan pertusis serta 200.000

kelumpuhan akibat polio yang dapat dicegah setiap tahunnya. Vaksinasi terhadap 7

penyakit telah direkomendasikan EPI sebagai imunisasi rutin di negara berkembang:

BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis B. Banyak anggapan salah tentang

imunisasi yang berkembang dalam masyarakat. Banyak pula orang tua dan kalangan

praktisi tertentu khawatir terhadap risiko dari beberapa vaksin.

Menurut pendapat peneliti.Program imunisasi dan pelaksanaan program

posyandu di wilayah kerja Puskesmas Suak Ribe masih ada posyandu yang belum

terlaksana, karena akibat kurangnya partisipasi mayarakat dalam kegiatan

posyandu. Kurangnya partisipasi ini diakibatkan karena kebanyakan dari ibu yang

mempunyai balita berstatus pekerja, sehingga tidak mempunyai waktu yang cukup

untuk membawa anaknya ke posyandu.

4.3.2 Status Imunisasi balita

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar

meliputi beberapa hal, salah satunya yang disampaikan oleh Suparyanto (2011) yang

menyatakan bahwa faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi balita

antara lain adalah pengetahuan, motif, pengalaman, pekerjaan, dukungan keluarga,

fasilitas posyandu, lingkungan, sikap, tenaga kesehatan, penghasilan dan pendidikan.

Page 30: PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN KELENGKAPAN …repository.utu.ac.id/641/1/BAB I_V.pdf · GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN STATUS IMUNISASI BALITA DI WILAYAH KERJA ... Menurut

27

Para peneliti juga telah melakukan riset tentang faktor yang berhubungan dengan

kelengkapan imunisasi, antara lain yang dilakukan oleh Ningrum (2008) tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar pada bayi di

Puskesmas Banyudono Kabupaten Boyolali di dapatkan hasil bahwa pengetahuan dan

motivasi ibu berpengaruh positif terhadap kelengkapan

imunisasi dasar, sedangkan tingkat pendidikan dan jarak rumah tidak

mempunyai pengaruh terhadap kelengkapan imunisasi dasar. Penelitian lain yang

dilakukan oleh Albertina (2009) tentang kelengkapan imunisasi dasar anak balita dan

faktor-faktor yang berhubungan di poliklinik anak beberapa rumah sakit di Jakarta

dan sekitarnya pada bulan Maret 2008 di dapatkan hasil bahwa terdapat hubungan

antara pengetahuan orang tua terhadap kelengkapan imunisasi dasar, sedangkan

faktor pendidikan orang tua, pendapatan keluarga, dan sikap orang tua tidak

berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar.

Menurut peneliti.Kelengkapan imunisasi pada anak balita adanya kesadaran

dari orang tua balita yang ingin membawa anak keposyandu untuk di imunisasi, di

dalam penelitian ini peneliti mendapatkan 34,6 % balita yang tidak lengkap di

imunisasi dan yang lengkap 65,4 dari 78 balita.

Page 31: PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN KELENGKAPAN …repository.utu.ac.id/641/1/BAB I_V.pdf · GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DAN STATUS IMUNISASI BALITA DI WILAYAH KERJA ... Menurut

28

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan analitik seperti yang diuraikan

pada bab sebelumnya, maka penelitian ini menghasilkan sebagai berikut :

1. Persentase pelaksanaan program posyandu bedasarkan kelengkapan status

imunisasi yang mempunyai status terlaksana adalah sebesar 62,8%.

2. Persentase kelengkapan status imunisasi yang mempunyai status terlaksana

adalah sebesar 65,4 %.

5.2 Saran

1. Bagi Ibu dianjurkan kepada ibu supaya lebih banyak mencari sumber

informasi atau menambah pengetahuan khususnya tentang imunisasi

dengan sering mengikuti penyuluha-penyuluhan yang diadakan oleh

puskesmas. Kepada ibu yang mempunyai balita supaya ikut serta apabila

ada program imunisasi yang diadakan oleh tenaga kesehatan atau

puskesmas.

2.Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk dapat bekerjasama dengan

keluarga dalam menjaga dan meningkatkan kepeduliannya terhadap

pentingnya imunisasi khususnya pada balita.

3.Bagi peneliti lain mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai gambaran

pelaksanaan program posyandu dan status imunisasi balita di wilayah

kerja Puskesmas Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh

Barat.