skoliosis

9
Skoliosis [1) A. Deskripsi 1. Skoliosis merupakan deformitas spinal yang biasanya melibatkan lekukan lateral spina, rotasi spinal, dan hipokifosis toraks. 2. Skoliosis merupakan medeformitas spinal yang paling sering ditemukan. B. Etiologi 1. Skoliosis dapat disebabkan oleh ketidaksesuaian panjang kaki, konstraktur lutut atau panggul, nyeri, gangguan neuromuskular, atau malformasi kongenital. Namun, biasanya skoliosis bersifat idiopatik. 2. Bukti-bukti mengarah pada kemungkinan sifat genetik dominan autosomal dengan penetrasi yang tidak sempurna atau penyebab multifaktor. C. Patofisiologi 1. Deformitas berkembang selama periode pertumbuhan (pertumbuhan remaja yang sangat cepat) dan menjadi stabil ketika pertumbuhan vertebra terhenti. 2. Bersamaan dengan tumbuhnya tulang punggung dan perkembangan lekukan lateral, vertebra berotasi, menyebabkan tulag iga dan tulang belakang berputar ke arah bagian cembung tulang punggug. Prosesus spinosus berotasi ke arah lengkung cembung. [1) SKOLIOSIS [2) Skoliosis adalah kuvutura tulang belakang [spina). Skoliosis dapat terjadi akibat deformitas struktural aktual kolumna vrtebra yang ada pada saat lahir [kongenital) atau dapat terjadi akibat penyakit neuromuskular seperti atau distrofi otot. Sebgaian skoliosis struktural dapat terjadi tanpa diketahui sebabnya idiopatik) atau karena postur yang buruk. Skoliosis menyebabkan deformitas dan kadang-kadang nyeri. Apabila keadaan ini tidak diatasi, fungsi pernapasn dn paru dapat terganggu. Gambaran klinis Abnormalitas penampilan vertebra yang biasa cekung- cembung-cekung yang terlihat menurun dari bau sampai bokong. Penonjolan iga di sisi cembung.

Upload: pebriyantisalipadang

Post on 25-Sep-2015

70 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

skoliosis

TRANSCRIPT

Skoliosis [1)A. Deskripsi1. Skoliosis merupakan deformitas spinal yang biasanya melibatkan lekukan lateral spina, rotasi spinal, dan hipokifosis toraks.2. Skoliosis merupakan medeformitas spinal yang paling sering ditemukan.B. Etiologi1. Skoliosis dapat disebabkan oleh ketidaksesuaian panjang kaki, konstraktur lutut atau panggul, nyeri, gangguan neuromuskular, atau malformasi kongenital. Namun, biasanya skoliosis bersifat idiopatik.2. Bukti-bukti mengarah pada kemungkinan sifat genetik dominan autosomal dengan penetrasi yang tidak sempurna atau penyebab multifaktor.C. Patofisiologi1. Deformitas berkembang selama periode pertumbuhan (pertumbuhan remaja yang sangat cepat) dan menjadi stabil ketika pertumbuhan vertebra terhenti.2. Bersamaan dengan tumbuhnya tulang punggung dan perkembangan lekukan lateral, vertebra berotasi, menyebabkan tulag iga dan tulang belakang berputar ke arah bagian cembung tulang punggug. Prosesus spinosus berotasi ke arah lengkung cembung. [1)

SKOLIOSIS [2)Skoliosis adalah kuvutura tulang belakang [spina). Skoliosis dapat terjadi akibat deformitas struktural aktual kolumna vrtebra yang ada pada saat lahir [kongenital) atau dapat terjadi akibat penyakit neuromuskular seperti atau distrofi otot. Sebgaian skoliosis struktural dapat terjadi tanpa diketahui sebabnya idiopatik) atau karena postur yang buruk. Skoliosis menyebabkan deformitas dan kadang-kadang nyeri. Apabila keadaan ini tidak diatasi, fungsi pernapasn dn paru dapat terganggu.Gambaran klinis Abnormalitas penampilan vertebra yang biasa cekung-cembung-cekung yang terlihat menurun dari bau sampai bokong. Penonjolan iga di sisi cembung. Tinggi krista iliaka yang tidak sama, yang dapat menyebabkan satu tungkai lebih pendek daripada tungkai lainnya. Asimetri selubung toraks dan ketidaksejajaran vertebra spinalis akan tampak apabila individu membungkuk. [2)

Skoliosis 3Pada skoliosis, tulang belakang terpuntir secara tidak normal ke kanan atau ke kiri. Penderitanya mungkin berjalan dengan tidak normal dn mengalami nyeri punggung, skoliosis biasanya terjadi pada anak-anak atau remaja. Skoliosis bisa ada sejak lahir atau berkembang belakangan bla, misalnya satu kaki lebih pendek daripada yang lain.Skoliosis perlu dipantau dengan hati-hati. Penyebab munculnya skoliosis harus diidentifikasi dengan tepat. Jika penyebabnya adalah kaki yang tidak sama panjang, sepatu ortopedi dapat digunakan. Penyangga punggung bisa dikenakan jika masalah bertambah parah. Kadang-kadang operasi direkomendasikan untuk keadaan ini.

Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang ke arah lateral, suatu kelainan yang umum pada anak, terutama wanita. Penyebabnya mencakup malformasi kongenital, poliomielitis, displasia tulang, panjang tungkai yang tidak sama, dll. Skoliosis dapat terjadi bersama lordosis dan kifosis.4

Gambaran klinis : skoliosis merupakan lengkungan columna vertebra ke arah lateral.Panjang dan bentuk columna vertebralis. 5Panjang columna vertebralis kurang lebih sama pada semua orang pada tinggi rata-rata: 70 cm untuk laki-laki, 60 cm untuk wanita. Discus intervertebralis membentuk sekitar seperlima dari total tinggi badan.Columna vertebralis dilihat dari depan biasanya vertikal. Mungkin terdapat penyimpangan ringan pada satu sisi atau sisi lai pada regio thoracica, dengan lengkung kompensasi ke arah berlawanan pada regio cervicalis dan lumbalis. Sebelum lahir, columna vertebralis menungjukkan konkavitas ke arah depan. Dengan perkembangan kepala dan adopsi postur vertikal, konvektivitas ke arah depan tampak pada regio cervical dan lumbal. Dalam bentuk akhirnya, maka columna vertebralis menunjukkan: Regio cervicalis : melengkung ke depan Regio thoracica : melengkung ke belakang Regio lumbalis : melengkung ke depan Regio sacralis dan coccygeal : melengkung ke belakang di atas dan ke depan di bawah.

Gerakan columna vertebralisColumna vertebralis dapat melakukan fleksi, ekstensi, rotasi dan gerakan lateral. Gerakan ini diungkinkan oleh :a. Gerakan-gerakan kecil di anara verebra yang berdekatan.b. Perubahan pada discus intervertebralis, yang dapat dikompresi dan diperlebar.Bentuk atlas dan axis memungkinkan gerakan menunduk dan rotasi kepala.Gerakan dihasilkan oleh kerja sejumlah otot yang melekt pada sepanjang columna vertebralis. Kelompok musculus erecor spinae yang kuat, yang berjalan dari sacrum sampai kepala, mengisi jarak pada tiap sisi spina vertebra dan memiliki kerja ekstensor yang kuat. Kerja lain dilakukan oleh banyak otot, termasuk musculus sternomastoideus, otot leher dalam, otot yang melekat pada iga, dan otot dinding perut. 5

Struktur dan fungsi otot rangka vertebrata 6Otot rangka [skeletal muscle) vertebrata, yang tertaut ke tulang dan bertanggung jaab atas pergerakannya, ditandai oleh jenjang unit paralel yang semaki lama semakin kecil. Otot rangka terdiri atas seberkas serat panjang yang membentang di sepanjang otot. Masing-masing serabut adalah sebuah sel tunggal bernukleus banyak, yang mencerminkan pembentukannya melaui penyatuan banyak sel-sel embrionik. Masing-masing sert adalah berkas miofibril kecil yang tersusun secara longitudinal. Mifibril, selanjutnya tersusun atas dua jenis miofilamen. Filamen tipis terdiri atas dua untai aktin dan satu untai protein regulasi yang melilit satu sama lain, sementara filamen tebal adalah molekul miosin yang tersusun secara teratur.Otot rangka juga dusebut otot lurik karena susunan beraturan miofilamen itu membentuk pola berulang pita terang dan pita gelap. Masing-masing unit berulang itu adalah sarkomer, yang merupakan unit fungsional dasar otot. Perbatasan antra sarkomer, garis Z, tersusun pada miofibril yang bersebelahan dan menyebabkan otot tampak berlurik bila dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya. Filamen tipis bertaut ke garis Z dan memanjang ke tengah sarkomer, semnetara filamen tebal terpusat pada sarkomer. Pada keadaan istirahat, filamen tipis dan tebal tidk saling mtumpah tindih dan daerah di deka ujung sarkomer di mana hanya ada filamen tipis disebut pita I. Pita A adalah daerah luas yang berkaitan dengan panjang filamen tebal. Filamen titpis tidak sepenuhnya memanjang melewati sarkomer, sehingga zona H pada pertengahan pita A hanaya mengandung filamen tebal. Susunan fiamen tips dan filamen tebal ini merupakan kunci bagaimana sarkomer dan keselruhan otot berkontraksi.

Interaksi antara miosin dan aktin mendasari kontraksi ototKetika sebuah otot berkontraksi, panjang masing-masing sarkomer menjadi berkurang yaitu, jark dari satu garis Z ke garis Z berikutny menjadi lebih pendek. Pada sarkomer yang berkontraksi, pita A tidak berubah panjangnya, akan etapi pita I memendek dan zona H menjadi hilang. Peristiwa ini dapat dijelaskan dengan mode filamen luncur [sliing filament model)pada kontraksi otot. Menurut model ini, bukan filamen tipis dan bukan juga filamen tebal yang berubah panjangnya ketika otot berkontraksi, melainkan filamen tersebut meluncur di atas satu sama lain secra longitudinal, sehingga derajat tumpang tindih filamen tipis dan tebal meningkat.Peluncuran filamen tersebut didasarkan pada interaksi molekul aktin dan miosin yang menyusun filamen tipis dan filamen tebal. Miosin terdiri atas bagian ekor yang erserat dan panjang dengan daerah kepala globuler yang menempel ke samping. Ekor adalah lokasi di mana individu molekul miosin menyatu mebentuk filamen tebal. Kepala miosin adalah pusat reaksi bioenergetik yang meberi untuk kontraksis otot. Kepala miosin dapat mengikat ATP dan menghidrolisisnya menjadi ADP dan fosfat anorganik. Energi yang dibebaskan dari pemecahan ATP dipindahkan ke miosin, sehingga enajdi konfigurasi yang berenergi tinggi. Miosin yang sudah bertenaga ini berikatan dengan tempat spesifik pada aktin, membentuk suatu titian silang.[cross bridge). Energi yang tersimpan dibebaskan, dan kepala miosin berelaksasi ke bentuk energi rendah. Relaksai ini mengubah sudut pertautan antara kepala miosin dan ekor miosin, ketika miosin membengkok ke dalam dengan sendirinya, miosin menggunakan tegangan pada filamen tipis tempatnya terikat untuk menarik filamen tipis ke pusat sarkomer. Ikatan antara miosin yang berenergi rendah dengan aktin dipisahkan ketika sebuah molekul ATP berikatan dengan kepala miosin. Pada siklus yang berulang, kepala yang bebas dapat menghidrolisis ATP yang baru dan mengubahnya ke konfigurasi berenergi tinggi kemudian tertaut pada sebuah tempat pengikatan baru pada molekul aktin lain yang berada lebih jauh di sepanjang filamen tipis tersebut. Masing-masing di antara 350 kepala filamen tebal membentuk dan membentuk ulang sekitar lima titian silang per detik yang membuat filamen meluncur di atas satu sama lain. Sel otot secara khas hanya menyimpan cukup ATP untuk beberapa kontraksi saja. Sel-sel otot juga menyimpan glikogen di antara miofibril, akan tetapi sebagian besar energi yang diperlukan untuk kontraksi otot yang berulang disimpan dalam bahan yang disebut fosfagen. Keratin fosfat yang merupakan fosfagen vertebrata, menyediakan gugus fosfat ke ADP untuk membentuk ATP. 6

Ion kalsium dan protein regulasi mengontrol kontraksi otot Otot rangka hanya berkontraksi ketika dirangsang oleh suatu neuron motoris. Ketika otot dalam keadaan istirahat, tempat pengikatan miosin pada molekul aktin ditutupi oleh protein regulasi tropomiosin. Kumpulan protein regulasi lainnya, kompleks troponin, mengontrol posisi tropomiosin pada filamen titpis. Supaya sel otot bisa berkontraksi, tempat pengikatan miosin pada aktin harus terbuka. Hal ini terjadi ketika ion kalsium berikatan dengan troponin, yang mengubah interaksi antara troponin dan tropomiosin. Pengikatan Ca2+ menyebabkan keseluruhan kompleks troonin-tropomiosin mengalami perubahan bentuk dan membuka tempat pengikatan miosin pada aktin. Peluncuran filamen tipis dan filamen tebal dpat terjadi dengan adanya kalsium, sehingga otot dapat berkontraksi. Ketika konsentrasi kalsium internal turun, tempat pengikatan aktin menjadi tertutup, dan kontraksi akan berhenti.Konsentrasi kalsium dalam sitoplasma sel otot diatur oleh retikulum sarkoplasmik, yaitu retikulum endoplasmik yang mengalami spesialisasi. Membran retikulum sarkoplasmik secara aktif mengangkut kalium dari sitoplasma ke bagian dalam retikulum tersebut. Dengan demikian membran tersebut merupakan sebuah gudang penyimpanan ion kalsium intraselular. Stimulus yang menyebabkan kontraksi sel otot rangka adalah suatu potensial aksi pada neuron motoris yang membuat persambungan sinaptik dengan sel otot.6

Metabolisme Kerja Otot7Kontraksi otot sangat bergantung pada produksi ATP dari salah satu dari tiga sumber, yaitu: kretinin fosfat yang disimpan di otot, fosforilasi oksidatif bahan makanan yang disimpan di atau ke otot, dan glikolisis aerob maupun anaerob.5Saat kerja yang dilakukan otot tidak terlalu berat, serabut otot dapat memenuhi energinya dengan proses aerob (dengan oksigen). Akan tetapi, apabila kerja yang dilakukan terlalu berat sehingga pasokan oksigen tidak mencukupi, maka energi akan didapat melalui proses anerob (tanpa oksigen).Proses aerob dialami saat otot sedang berelaksasi. Pada proses ini, karbohidrat akan dipecah menjadi gula sederhana yang disebut glukosa. Glukosa yang tidak diperlukan oleh tubuh akan dikonversi menjadi glikogen dan disimpan di hati serta otot. Selama oksidasi, glikogen akan menjadi karbondioksida dan air, serta terbentuk 36 adenosin trifosfat (ATP). Nantinya, apabila otot hendak melakukan kontraksi, ATP akan diubah menjadi adenosin difosfat (ADP). Hasil sampingan dari proses ini adalah asam laktat.Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, apabila kerja otot terlalu keras, akan menyebabkan pasokan oksigen berkurang sehingga penghasilan energi harus melewati proses anaerob (tanpa oksigen). Pada proses ini, selain ATP yang dihasilkan 18X lebih sedikit (2ATP), proses anaerob menghasilkan lebih banyak asam laktat. Karena oksigen tidak mencukupi, asam laktat akan menumpuk dan berdifusi ke dalam cairan darah.Keberadaan asam laktat di dalam cairan darah akan merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi dan kedalaman napas meningkat. Hal ini akan terus berlangsung, sampai jumlah oksigen cukup untuk memungkinkan sel otot dan hati mengoksidasi asam laktat dengan sempurna dengan mengubahnya menjadi glikogen. Oksigen ekstra yang dibutuhkan untuk membuang tumpukan asam laktat disebutoxygen debt.

7. Karmana O. Biologi untuk kelas XI Semester 1 Sekolah Menengah Atas. Jakarta:Grafindo Media Pratama;2008

Sendi-sendi pada karilago kosta8 Sendi manubriosternal merupakan suatu simfisis. Biasanya mengalami penulangan setelah usia 30. Sendi xifistenal juga merupakan suatu simfisis. Sendi sternokostal ke I adlah sendi kartilaginosa primer.Sisanya [ke-2 sampai ke-7) merupakan sendi sinovial. Semuanya merupaka sendi sinovial tunggal kecuali kosta ke-2 yng memiliki sendi ganda.Sendi ko9stokondral [antara kosta dan kartilago kota] merupakan sendi kartilaginosa primer. Sendi interkondral [antara kartilago kosta pada kosta ke 8, ke-9 dan ke 10) merupakan sendi sinovial. Sendi kostovertebral terdiri dari dua sendi sinovial yang dibentuk oleh artikulasi demifacet pada kaput tiap kosta dengan korpus dari vertebra yang sesuai bersama dengan vertebra di atasnya. Kosta ke 1 dan ke 10 sampai ke 12 memiliki sendi sinovial tunggal dengan korpus vertebra yang sesuai. Sendi kostotransversal adalah sendi sinovial yang dibentuk oleh atikulasi antara permukaan tuberkulum kosta dengan prosesus transversus dari vertebra yang sesuai.

Rongga interkostalisBiasanya tiap rongga memiliki tiga otot yang menerupai otot dinding abdomen. Ketiga otot ini adalah : M. Interkostalis eksterna: otot ini mengisi rongga interkostalis dari vertebra di posterior smpai perbatasan kostokondral di anterior di mana otot tersebut berubah menjadi membran interkostalis anterior yang tipis. Serabut-serabutnya berjalan ke bawah dan ke depan dari kosta atas ke kosta di bawahnya. M. Interkostalis interna: otot ini mengisis rongga int9erkostalis dari sternum di anterior sampai angulus kosta di posterior di ana otot ini berubah menjadi membran interkostalis posterior yang mencapai korpus vertebralis di belakang. Serabutnya berjalan ke bawah dan belakang. M. Interkostalis terdalam [innermost): kelompok otot ini terdiri dari mm. Subkostlis di posterior, . interkostalis intima di lateral, dan m. Torakalis transversus di anterior. Serabut-serabutnya meliputi lebih dari satu rongga nterkostalis.Rongga neurovaskular adalah bidang di mana bundelan neurovaskular [vena, arteri, dan nervus interkostalis) berjalan. Letaknya di antara lapisan m. Interkostalis interna dan m.interkostalis terdalam.Struktur interkostalis berjalan di bawah lapisan penutup pada sulkus interkostalis. Aspirasi pleura harus dil9akukan dekat batas atas suatu kosta untuk meminimalkan risiko cedera.8

Anatomy at a glance, omar faiz dan david moffat, 2003, erlangga, hal.3-5