perempuan paling rentan alami skoliosis...
TRANSCRIPT
Sua ra Pem ba ru an Senin, 31 Juli 2017 17Kesra
[JAKARTA] Kaum Hawa, terutama remaja, sebaiknya berhati-hati dengan gang-guan tulang belakang beri-kut ini. Pasalnya dibanding laki-laki, ternyata perempu-an paling berisiko tinggi.
Skoliosis idiopatik ada-lah kelainan bentuk tulang belakang yang melengkung ke samping secara tidak normal, yang sering terjadipada remaja berusia 10-18 tahun. Sebagian besar kasus skoliosis bersifat ringan, te-tapi beberapa remaja meng-alami kelainan bentuk tu-lang yang bertambah parah saat mereka tumbuh.
Dokter spesialis bedah tulang punggung Siloam Hospitals Kebon Jeruk (SHKJ), dr Phedy, mengung-kapkan hingga saat ini pe-nyebab skoliosis idiopatik ti-dak diketahui secara pasti. Tapi, 90% kasus diderita
oleh kaum Hawa. Didugakarena faktor hormonal.
Menurut Phedy, untukmenentukan kelainan tu-lang belakang ini bisa dili-hat dari beberapa gejala, seperti bahu, pinggul, dan pinggang yang tidak rata. Tulang belikat yang tampak lebih menonjol, dan tulangbelakang juga dapat berpu-tar ke satu sisi.
Karena itu, dr Phedy menganjurkan para orang tua untuk peka dan melaku-kan skrining atau deteksi dini pada buah hati untuk memastikan ada atau tidak-nya skoliosis.
“Pada remaja laki-laki dianjurkan sebaiknya mela-kukan skrining saat berusia 12-13 tahun. Sedangkan ba-gi remaja perempuan, dian-jurkan untuk melakukan skrining dua kali saat beru-sia 10 dan 12 tahun.
Skrining ini bisa dilakukan dengan melihat tinggi ke-dua bahu, pinggul dan ping-gang anak,” kata Phedy pa-da ada acara media gat-hering SHKJ di Jakarta, ba-ru-baru ini.
Dikatakan Phedy, skoli-osis yang tidak ditangani dengan tepat dapat menye-babkan komplikasi nyeri punggung berkepanjangan, sesak napas, gangguan fungsi paru, dan gangguan jantung. Tulang belakang yang semakin bengkok bisa menyebabkan kematian
akibat gagal jantung dan paru-paru yang terganggu.Selain itu, produktivitas pa-sien skoliosis juga tergang-gu karena tulang yang me-nonjol.
“Kondisi yang paling
dikhawatirkan dari skolio-sis adalah kelengkungan yang semakin lama sema-kin memberat. Faktor risiko dari skoliosis yang membe-rat pada remaja perempuan, adalah sudut besar skoliosis (lebih dari 45 derajat) saat ditemukan, skoliosis de-ngan kurva thorakal (ke
arah dada), dan usia,” kata-nya.
Pengobatan skoliosisdapat dilakukan dengan la-tihan fisik jika kelengkung-an kecil atau ringan dengan sudut bengkok di bawah 30 derajat. Pasien diminta me-lakukan latihan fisik untukmengurangi rasa nyeri. Jika kelengkungannya sedangatau di antara 30-40 derajat, dapat diatasi dengan peng-gunaan brace, seperti pe-nyangga atau korset khusus skoliosis. Penggunaan alat-alat ini untuk mengurangi perburukan selama 23 jam setiap hari. Pengobatan ter-akhir adalah operasi, yanghanya dilakukan pada skoli-osis dengan sudut lebih dari 45 derajat.
Tujuan dari pengobatanskoliosis, lanjut Phedy, un-tuk menghindari perbu-rukan kelengkungan. Agar
pembengkokan tidak ber-tambah berat, sehingga fungsi organ dalam sepertijantung dan paru-paru bisa tetap bekerja dengan baik.Oleh karena itu, diagnosis dini skoliosis sangatlah penting. Bila ditemukan se-jak dini, komplikasi dan operasi dapat dicegah.
SHKJ sendiri memiliki Sports Clinic yang menye-diakan berbagai pelayananmedis komprehensif untuk penanganan skoliosis idio-patik. Selain teknologi mut-akhir, pelayanan di SHKJyang merupakan anak peru-sahaan dari Lippo Karawaci ini dilakukan tim dokter ah-li yang berpengalaman di bidangnya. Selain dr Phedy, ada dokter spesialis dan sub spesialis di bidang bedah ortopedi ini, seperti dr Henry Suhendra, dr Roger Leo, dan lain-lain. [D-13]
Perempuan Paling Rentan Alami Skoliosis Idiopatik
dr Phedy menganjurkan para orang tua untuk peka dan melakukan skrining
atau deteksi dini pada buah hati untuk memastikan ada atau tidaknya skoliosis.
“
Suara Pembaruan, 31 Juli 2017