negosiasi identitas pada perempuan dengan …repository.unair.ac.id/72483/3/jurnal_fis.s.37 18 sho...

20
JURNAL S1 SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 1 NEGOSIASI IDENTITAS PADA PEREMPUAN DENGAN SKOLIOSIS PASCA TINDAKAN OPERASI Disusun Oleh: IQLIMATUS SHOFIYAH NIM:071411431074 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI DEPARTEMEN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA

Upload: hoangxuyen

Post on 15-May-2019

226 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: NEGOSIASI IDENTITAS PADA PEREMPUAN DENGAN …repository.unair.ac.id/72483/3/JURNAL_Fis.S.37 18 Sho n.pdf · Proses negosiasi identitas menjadikan perempuan dengan skoliosis mampu

JURNAL S1 SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 1

NEGOSIASI IDENTITAS PADA PEREMPUAN DENGAN SKOLIOSIS

PASCA TINDAKAN OPERASI

Disusun Oleh:

IQLIMATUS SHOFIYAH

NIM:071411431074

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 2: NEGOSIASI IDENTITAS PADA PEREMPUAN DENGAN …repository.unair.ac.id/72483/3/JURNAL_Fis.S.37 18 Sho n.pdf · Proses negosiasi identitas menjadikan perempuan dengan skoliosis mampu

JURNAL S1 SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 2

Semester Genap 2017/2018

NEGOSIASI IDENTITAS PADA PEREMPUAN DENGAN SKOLIOSIS

PASCA TINDAKAN OPERASI

Iqlimatus Shofiyah

NIM : 071411431074

Departemen Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Univresitas Airlangga

Email : [email protected]

Semester Genap 2017/2018

ABSTRAK

Skoliosis merupakan sebuah bentuk ketidaknormalan tulang belakang yang

membengkok ke kiri atau ke kanan yang membuat penampilan tubuh

penyandangnya terlihat berbeda. Skoliosis lebih banyak dialami oleh perempuan

dengan perbandingan 2:1 lebih banyak daripada laki-laki. Tindakan operasi

merupakan upaya terakhir yang dilakukan guna mengoreksi derajat kelengkungan

skoliosis pada tingkat parah, selain itu hasil akhir operasi dapat mengubah bentuk

tubuh penyandang skoliosis terlihat lebih baik. Perubahan tubuh pasca operasi

secara langsung maupun tidak langsung memberi pengaruh pada identitas diri

yang ditampilkan oleh perempuan dengan skoliosis kepada lingkungan sekitarnya

melalui serangkaian proses negosiasi identitas.

Studi ini meneliti tentang proses negosiasi identitas yang dilakukan oleh

perempuan dengan skoliosis pasca tindakan operasi dengan analisis menggunakan

teori interaksionisme simbolik, tubuh sosial serta negosiasi identitas. Metode

penelitian kualitatif dengan proses pengumpulan data melalui observasi dan

wawancara mendalam bersama tujuh orang informan, terdiri dari perempuan

skoliosis yang sudah melakukan operasi, pendiri grup Skolioser Jawa Timur serta

orang tua penyandang skoliosis.

Proses negosiasi identitas menjadikan perempuan dengan skoliosis mampu

menyatakan identitas dirinya secara utuh dan terbuka pada lingkungan sekitarnya

pasca menjalani operasi. Bentuk negosiasi identitas pasca operasi meliputi

keterbukaan diri kepada lingkungan dalam menampilkan tubuh yang baru, tetap

menjalankan peran yang harus dijalankan dengan segala keterbatasan atas

pantangan dokter, menjadikan tubuh baru bukan sebagai penghalang untuk

melakukan interaksi dan komunikasi dengan lingkungan sosialnya, serta berfikir

positif atas peran sebagai perempuan yang harus dihadapi pada masa mendatang.

Page 3: NEGOSIASI IDENTITAS PADA PEREMPUAN DENGAN …repository.unair.ac.id/72483/3/JURNAL_Fis.S.37 18 Sho n.pdf · Proses negosiasi identitas menjadikan perempuan dengan skoliosis mampu

JURNAL S1 SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 3

Kata Kunci : negosiasi identitas, perempuan dengan skoliosis, tubuh sosial

ABSTRACT

Scoliosis is a form of spinal abnormalities that bend to the left or right which

makes the appearance of the body of the person looking different. Scoliosis is

more common in women with a ratio of 2:1 more than men. The surgical action is

the last attempt made to correct the degree of severe scoliosis curvature, but the

end result of surgery can change the shape of the body of a person with scoliosis

looks better. Post-operative body changes directly or indirectly affect the self-

identity that women display with scoliosis to the surrounding environment

through a series of identity negotiation processes.

This study examines the processes of identity negotiation undertaken by

women with postoperative scoliosis with analysis using the theory of symbolic

interactionism, social body and identity negotiation. Using qualitative research

with the process of collecting data through observation and in-depth interviews

with seven informants, consisting of female scoliosis who have performed the

operation, founder of the Skolioser group of East Java and parents of people with

scoliosis.

The process of identity negotiation makes women with scoliosis able to

express their identity as a whole and open to the surrounding environment after

undergoing surgery. The form of post-operative identity negotiation involves the

openness of the self to the environment in presenting the new body, still

performing the role that must be carried out with all the limitations of the doctors

taboo, making the new body not as a barrier to interaction and communication

with its social environment, and positive thinking about the role as women to be

faced in the future.

Keywords : identity negotiation, the body social, woman with scoliosis

A. PENDAHULUAN

Memiliki tubuh yang sehat

merupakan faktor utama dalam

mendukung aktivitas keseharian

temasuk di dalamnya beraktivitas

sosial dalam masyarakat yang luas,

Dukungan dari kesehatan tubuh

mampu memberikan dorongan dan

semangat dalam bertindak serta

menampilkan diri sesuai dengan

harapan pribadi dan harapan

kelompok. Konsep tentang tubuh

ideal perempuan didefinisikan

sedemikian rupa oleh media massa

Page 4: NEGOSIASI IDENTITAS PADA PEREMPUAN DENGAN …repository.unair.ac.id/72483/3/JURNAL_Fis.S.37 18 Sho n.pdf · Proses negosiasi identitas menjadikan perempuan dengan skoliosis mampu

JURNAL S1 SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 4

sehingga membuat para perempuan

berlomba mendapatkan body goals

akibat ketidakpuasan terhadap

tubuhnya sendiri (Cikita, 2013).

Tubuh bagi penyandang

skoliosis merupakan suatu hal yang

istimewa, dikatakan istimewa karena

keadaan tulang punggung mereka

yang berbeda dari orang normal. Pada

tahap awal terindikasi skoliosis

penyandang mungkin tidak

sepenuhnya mau menerima kondisi

tubuhnya, beberapa diantaranya

menjadi murung dan menganggap

skoliosis merupakan suatu kutukan

yang harus dibawa seumur hidupnya,

namun perlahan negosisasi terhadap

tubuh membuat mereka sadar dan

mau berdamai hidup bersama

skoliosis.

Perempuan diidentikkan

dengan keindahan tubuhnya yang

berbeda dengan laki-laki, pandangan

tentang bentuk tubuh yang indah

menjadi hal yang dilematis dan sulit

untuk dicapai bagi perempuan

penyandang skoliosis, bagaimanapun

juga lingkungan mereka melihat

tubuh mereka dalam bentuk yang

aneh dan bengkok, sebagian mencoba

menyembunyikannya dibalik pakaian

yang longgar, adapula yang dalam

masa pengobatan sehingga harus

menggunakan penyokong / brace

yang semakin menjadi penanda tubuh

mereka yang berbeda.

Seiring berjalannya waktu

bahwa skoliosis tidak dapat dianggap

sebagai masalah yang sepele bagi

penyandangnya, jalan operasi

merupakan pilihan terakhir untuk

mengupayakan kesembuhan guna

meningkatkan harapan hidup mereka

kedepannya. Identitas adalah

kesadaran akan diri, kedirian, tentang

sosok yang seperti apa dirinya, lebih

Page 5: NEGOSIASI IDENTITAS PADA PEREMPUAN DENGAN …repository.unair.ac.id/72483/3/JURNAL_Fis.S.37 18 Sho n.pdf · Proses negosiasi identitas menjadikan perempuan dengan skoliosis mampu

JURNAL S1 SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 5

lanjut adanya kecenderungan untuk

melihat identitas sebagai suatu yang

tetap atau terberi (Abercrombie, dkk,

2010). Bagi perempuan dengan

skoliosis kasus idiopatik, kondisi

tubuh yang dimiliki merupakan

sebuah identitas yang terberi sejak

lahir dan akan melekat pada dirinya

seumur hidup, identitas tersebut

mempengaruhi cara mereka dalam

berhubungan dengan orang terkait

dengan rasa kepercayaan diri yang

rendah.

Meskipun telah menjalani

operasi, identitas baru sebagai

perempuan titanium tidak akan bisa

melepaskan penyandang dari

skoliosis, bagaimanapun juga operasi

tidak dapat mengoreksi tulang

belakang hingga benar-benar lurus,

namun hanya mengurangi dari total

derajat kemiringan tulang belakang.

Pada lain sisi identitas sebagai

perempuan titanium dapat

meningkatkan rasa kepercayaan diri

bagi perempuan dengan skoliosis,

koreksi pada tulang belakang dapat

memperbaiki postur tubuh menjadi

lebih seimbang sehingga penampilan

fisiknya menjadi lebih menarik dari

sebelumnya. Dalam hal ini identitas

sebagai perempuan titanium tidak

hanya sekedar fenomena fisik namun

juga memiliki dimensi sosial.

Penelitian ini penting diteliti

karena banyak dari orang awam

belum mengetahui apa itu skoliosis,

serta perlu diketahui bahwa ada

sebagian dari anggota masyarakat

menyatakan identitasnya sebagai

perempuan titanium. Proses negosiasi

terhadap identitas menjadi menarik

untuk digali terkait dengan

kemampuan melakukan adaptasi

terhadap lingkungan sosial bagi para

perempuan penyandang skoliosis

Page 6: NEGOSIASI IDENTITAS PADA PEREMPUAN DENGAN …repository.unair.ac.id/72483/3/JURNAL_Fis.S.37 18 Sho n.pdf · Proses negosiasi identitas menjadikan perempuan dengan skoliosis mampu

JURNAL S1 SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 6

yang telah melakukan operasi, proses

dinamika yang panjang untuk

menerima kondisi tubuh dan

menampilkan identitas sosial yang

baru menjadi hal yang penting untuk

dipahami sebagai variasi dari

kehidupan sosial yang terdapat dalam

masyarakat mengenai sekelompok

orang yang mengalami situasi yang

khusus dan rumit untuk melakukan

strategi adaptasi menggunakan

identitas tubuh baru pada dimensi

sosial agar diterima dalam kelompok

dan lingkungan sosialnya.

Tindakan operasi koreksi

tulang belakang yang dijalani oleh

perempuan penyandang skoliosis

memiliki fungsi positif maupun

dampak negatif bagi kelangsungan

kehidupan perempuan titanium di

masa mendatang, hidup dengan

sesuatu yang baru yang melekat pada

tubuh seumur hidup membutuhkan

sebuah pembentukan identitas baru

melalui proses negosiasi dari identitas

semulanya. Dari pemaparan diatas

fokus penelitian yang ingin diketahui

oleh peneliti adalah: Bagaimana

proses renegosiasi identitas

perempuan titanium pasca melakukan

tidakan operasi?

B. TINJAUAN PUSTAKA

Interaksi simbolik didasarkan

pada ide-ide tentang individu dan

interaksinya dalam masyarakat.

Esensi interaksi simbolik adalah

suatu aktivitas yang merupakan ciri

manusia, yakni komunikasi atau

pertukaran simbol yang diberi

makna. Perspektif interaksi simbolik

berusaha memahami perilaku

manusia dari sudut pandang subjek.

Pokok perhatian interaksionisme

simbolik yaitu, dampak makna dan

simbol pada tindakan dan interaksi

Page 7: NEGOSIASI IDENTITAS PADA PEREMPUAN DENGAN …repository.unair.ac.id/72483/3/JURNAL_Fis.S.37 18 Sho n.pdf · Proses negosiasi identitas menjadikan perempuan dengan skoliosis mampu

JURNAL S1 SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 7

manusia. Menurut Ritzer dan Douglas

(2007) manusia mempelajari simbol-

simbol dan juga makna didalam

interaksi sosial. Makna dan simbol

memberi karakteristik khusus pada

tindakan sosial dan interaksi sosial.

Orang sering menggunakan simbol

untuk mengkomunikasikan sesuatu

tentang diri mereka, misalnya

mengkomunikasikan gaya hidup

tertentu. Simbol sangat penting dalam

memungkinkan orang bertindak

didalam cara-cara manusiawi yang

khas.

Pada perempuan titanium

tubuh yang baru dan lebih tegak

merupakan sebuah simbol untuk

membangun identitas baru melalui

serangkaian tahapan negosiasi. Tubuh

baru yang lebih ideal memberikan

simbol berbeda guna ditampilkan dan

ditangkap untuk mendapatkan respon

lain dari orang lain daripada

sebelumnya, meskipun demikian ada

konsekuensi lain berupa penjagaan

yang lebih ketat terhadap tubuh

tersebut sebagai dampak dari sebuah

tindakan operasi tulang belakang.

Tubuh sosial menurut

Anthony Synnott sendiri merupakan

hasil kegamangannya tentang

manusia yang tidak mengenali

tubuhnya sendiri bahwa tubuh kini

menjadi pembeda antara satu individu

dengan individu lainnya, tubuh

menjadi simbol dan identitas dalam

lingkup sosial. Tubuh manusia

dikeluarkan dari ranah privat menjadi

ranah sosial, bahwa tubuh kini juga

berasal dari konstruksi masyarakat.

Tubuh yang ingin dicapai

melalui apa yang dikonstruksikan

baik bertentangan dengan kondisi

tubuh yang terberi dari Tuhan,

sehingga identitas diri yang muncul

berbeda dari orang lain yang normal

Page 8: NEGOSIASI IDENTITAS PADA PEREMPUAN DENGAN …repository.unair.ac.id/72483/3/JURNAL_Fis.S.37 18 Sho n.pdf · Proses negosiasi identitas menjadikan perempuan dengan skoliosis mampu

JURNAL S1 SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 8

sebagai hasil dari konsep diri yang

tercipta dari sebuah penerimaan.

Adapun tindakan operasi

merupakan upaya untuk

meminimalkan efek dari skoliosis

yang jika dibiarkan akan bertambah

buruk bahkan mengancam tubuh

hingga pada kematian. Pada akhirnya

upaya menjalani operasi merupakan

perubahan diri secara khusus dengan

hasil akhir ketika identitas tubuh baru

tercipta maka tercipta pula identitas

diri yang baru.

Teori negosiasi identitas

menurut kamus besar Indonesia

kontemporer: negosiasi didefinisikan

sebagai perihal, cara atau proses

tawar-menawar melakukan

perundingan untuk memberi atau

menerima dengan mencapai

persetujuan bersama antara satu pihak

atau kelompok dengan pihak lain atau

kelompok lain (dalam Ervin, 2002).

Negosiasi dilakukan sebagai

suatu proses untuk dapat menemukan

identitas. Negosiasi identitas akan

terjadi ketika sebuah interaksi sosial

dengan individu lain maupun

community berlangsung dan adanya

komunikasi didalamnya. Yang

dinegosiasikan kepada orang lain

adalah sebuah identitas tentang diri

yaitu siapakah saya dalam budaya

tertentu.

Tindakan operasi pemasangan

titanium merupakan momentum

untuk melakukan negosiasi ketika

perempuan sebagai skolioser ingin

menyatakan, memodifikasi, atau

menantang identifikasi-identifikasi

yang melekat pada dirinya. Tentu saja

alasan utama proses operasi adalah

untuk meningkatkan kualitas hidup

dan kesehatan penyandang skoliosis,

namun proses tersebut dapat menjadi

titik balik untuk menegosiasikan diri

Page 9: NEGOSIASI IDENTITAS PADA PEREMPUAN DENGAN …repository.unair.ac.id/72483/3/JURNAL_Fis.S.37 18 Sho n.pdf · Proses negosiasi identitas menjadikan perempuan dengan skoliosis mampu

JURNAL S1 SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 9

baik kepada diri sendiri maupun

kepada orang lain dalam membentuk

dan membangun sebuah identitas

baru tentang diri yaitu siapakah saya

dalam budaya tertentu.

C. METODE PENELITIAN

Orientasi peneliti pada

penelitian ini adalah penelitian

kualitatif dengan menggunakan

paradigma definisi sosial. Paradigma

definisi sosial lahir sebagai respon

atas paradigma fakta sosial yang

menganalisis fenomena sosial secara

komperehensif (Ritzer, 2011).

Analisis paradigma ini

menitikberatkan pada tindakan sosial

yang dilakukan berdasarkan atas

kesadaran penuh seseorang yang

mengandung makna bagi dirinya

sendiri dan tindakan tersebut

diarahkan pada pihak lain.

Subjek penelitian dipilih

menggunakan cara snowball, dalam

hal ini dipilih lima informan

perempuan penyandang skoliosis

yang sudah menjalani tindakan

operasi pemasangan titanium dari

total subjek 67 peserta anggota grup

WhatsApp Masyarakat Skoliosis

Indonesia regional Jawa Timur.

Peneliti memilih dua informan

pendukung sebagai informan non-

subjek yang menjadi saksi mata

proses negosiasi identitas perempuan

titanuim yang terdiri dari anggota

keluarga serta peserta anggota grup

lainnya yang belum menjalani operasi

guna sebagai variasi data dari

penyandang yang belum menjalani

operasi dalam melihat perubahan

identitas baik secara tubuh maupun

identitas diri perempuan titanium.

Penelitian ini menggunakan

beberapa teknik pengumpulan data

Page 10: NEGOSIASI IDENTITAS PADA PEREMPUAN DENGAN …repository.unair.ac.id/72483/3/JURNAL_Fis.S.37 18 Sho n.pdf · Proses negosiasi identitas menjadikan perempuan dengan skoliosis mampu

JURNAL S1 SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 10

yaitu, observasi dilakukan dengan

melihat aktivitas sasaran informan

melalui keaktifan yang ditunjukkan di

media sosialnya, hal ini menunjukkan

keterbukaan informan untuk bersedia

menujukkan identitasnya sebagai

perempuan titanium yang sudah

menjalankan operasi skoliosis,

wawancara terstruktur dengan

menggunakan pedoman wawancara

pertanyaan disusun dan dikategorikan

untuk selanjutnya ditanyakan secara

mendalam kepada informan

mengenai proses negosiasi identitas

pada perempuan titanium, dan

dokumentasi berupa pemberian atau

pengumpulan bukti dan keterangan

berupa buku, gambar, foto juga dapat

berbentuk arsip.

Proses analisis data dilakukan

sejalan dengan proses pengumpulan

data (Sugiyono, 2015). Menurut

Miles dan Huberman (1984, dalam

Sugiyono, 2015) aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan

dengan melakukan pemilihan dan

pemilahan data dari hasil transkrip

wawancara dengan memfokuskan

pada hal-hal yang dianggap penting

yang selanjutnya dikategorikan

berdasarkan tema dan pola data yang

diperoleh. dengan informan, serta

hubungan antar kategori dan

sejenisnya yang dijelaskan dalam

deskripsi naratif. Tahap akhir yakni

penarikan kesimpulan yang dilakukan

secara induktif.

D. PEMBAHASAN

Perspektif interaksi simbolik

berusaha memahami perilaku

manusia dari sudut pandang subjek.

Perspektif ini menyatakan bahwa

perilaku manusia harus dilihat

sebagai proses yang memungkinkan

manusia membentuk dan mengatur

Page 11: NEGOSIASI IDENTITAS PADA PEREMPUAN DENGAN …repository.unair.ac.id/72483/3/JURNAL_Fis.S.37 18 Sho n.pdf · Proses negosiasi identitas menjadikan perempuan dengan skoliosis mampu

JURNAL S1 SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 11

perilaku mereka dengan

mempertimbangkan ekspektasi orang

lain yang menjadi mitra interaksi

mereka. Perempuan dengan skoliosis

mengalami rasa ketidak percayaan

terhadap dirinya yang dikarenakan

tubuh yang berbeda, mereka

membayangkan ekspektasi orang lain

jika tahu bahwa mereka menyandang

skoliosis maka respon yang diberikan

orang lain akan tidak sesuai dengan

apa yang mereka harapkan. Informan

EN dan ES keduanya pernah

mendapat celetukan pertanyaan

ketika teman sebangkunya tanpa

sengaja memegang punuk di

punggung merka yang menonjol, dan

seketika itu pula mereka terdiam

karena enggan menjelaskan apa yang

sebenaranya terjadi dengan tubuh

mereka karena takut akan mendapat

respon negatif berupa penolakan

ataupun pandangan jijik terhadap

tubuh mereka yang berbeda.

Adanya ketakutan untuk

menampilkan simbol berupa tubuh

yang berbeda membuat para

perempuan penyandang skoliosis ini

melakukan serangkaian upaya untuk

menutupi dan menyembunyikan

bentuk tubuhnya. Interaksi simbolik

didasarkan pada ide-ide tentang

individu dan interaksinya dalam

masyarakat. Esensi interaksi

simbolik adalah suatu aktivitas yang

merupakan ciri manusia, yakni

komunikasi atau pertukaran simbol

yang diberi makna. Dalam hal ini

keenam informan mengaku bahwa

ada perasaan takut jika menampilkan

tubuh mereka secara utuh seperti

orang lain yang bebas dalam

mengekspresikan diri lewat gaya

berpakaian, ketika mereka tahu

bahwa mereka mengalami skoliosis

Page 12: NEGOSIASI IDENTITAS PADA PEREMPUAN DENGAN …repository.unair.ac.id/72483/3/JURNAL_Fis.S.37 18 Sho n.pdf · Proses negosiasi identitas menjadikan perempuan dengan skoliosis mampu

JURNAL S1 SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 12

akan ada cara-cara yang mereka

lakukan agar orang tidak tahu dan

tidak menangkap tubuh mereka

sebagai simbol yang dapat

memberikan makna serta respon

negatif.

Dalam usaha menutupi bentuk

tubuh tetap saja ada beberapa orang

yang tahu dan menangkap gerak-

gerik yang berbeda dari tubuh

perempuan penyandang skoliosis,

informan OT pernah mendapatkan

ejekan dari temannya karena

tubuhnya yang terlihat bungkuk

sehingga teman-temanya

mengejeknya seperti nenek-nenek.

Usaha yang dilakukan untuk

menutupi dan menyembunyikan

tubuh yang berbeda menurut hasil

data yang didapat dari wawancara

kepada perempuan penyandang

skoliosis antara lain yakni memakai

baju yang longgar, memakai baju

yang bertumpuk, memakai pakaian

panjang, memakai pakaian syar’i dan

juga memakai kerudung panjang

yang melewati punggung. Upaya itu

mereka lakukan karena adanya

perasaan takut akan respon negatif

yang diberikan orang lain sebagai

lawan berinterasi mereka ketika tahu

bahwa tubuh mereka berbeda.

Meskipun letak punggung

tersembunyi didalam tubuh dan

tertutup pakaian yang seharusnya

menjadi bagian tubuh yang bernilai

privat, namun tulang punggung yang

menjadi poros penegak badan mampu

memberikan dampak besar bagi

keseluruhan penampilan tubuh secara

umum yang dapat terlihat jelas oleh

indera visual. Hal tersebut

membuatnya dapat mempengaruhi

identitas fisik penyandang skoliosis

dalam ranah personal sekaligus

sosial.

Page 13: NEGOSIASI IDENTITAS PADA PEREMPUAN DENGAN …repository.unair.ac.id/72483/3/JURNAL_Fis.S.37 18 Sho n.pdf · Proses negosiasi identitas menjadikan perempuan dengan skoliosis mampu

JURNAL S1 SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 13

Negosiasi identitas

merupakan sebuah proses panjang

yang dialami oleh perempuan dengan

skoliosis, sejak awal diagnosa yang

diberikan oleh dokter ketika tahu

mengalami skoliosis, mencoba

menerima kondisi tubuh, melakukan

serangkain pengobatan dengan tujuan

kesembuhan hingga memilih jalur

operasi membutuhkan waktu yang

panjang untuk itu semua dapat yakin

dilaksanakan. Pun pasca operasi

mereka akan menerima identitas

tubuh yang baru sebagai perempuan

titanium yang membutuhkan berbagai

macam bentuk penyesuaian,

penawaran yang berujung pada

persetujuan, hingga yakin akan

identitas yang akan ditampilkan

kepada lingkungan sosialnya.

Negosiasi identitas

merupakan interaksi antara dimensi

diri dengan dimensi sosial yang

digambarkan melalui rangkaian

empat tingkatan atau lapis, jika

diterapkan dalam proses negosiasi

identitas yang dilakukan oleh

perempuan dengan skoliosis pasca

tindakan operasi, maka bentuk

negosiasi identitas yang terbagi

dalam empat tingkatan tersebut

adalah sebagai berikut :

1.Personal layer merupakan rasa

akan keberadaan diri dalam situasi

sosial dimana diri dalam sebuah

masyarakat, bagaimana kita

berinteraksi dalam sebuah

masyarakat. Seperti menghadiri

gereja, bermain dengan teman

ataupun bepergian dengan keluarga.

Setelah menjalani operasi tulang

belakang, skolioser akan

membutuhkan waktu untuk

pemulihan paling tidak satu sampai

tiga bulan untuk menyesuaikan diri

dengan tubuh yang baru. Pada

Page 14: NEGOSIASI IDENTITAS PADA PEREMPUAN DENGAN …repository.unair.ac.id/72483/3/JURNAL_Fis.S.37 18 Sho n.pdf · Proses negosiasi identitas menjadikan perempuan dengan skoliosis mampu

JURNAL S1 SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 14

kondisi ini dalam lingkungan sosial

terdapat perubahan situasi dimana

orang-orang sekitar yang

sebelumnya tidak tahu bahwa

mereka penyandang skoliosis

menjadi tahu. Hal itu tdak menjadi

penghambat mereka melakukan

interaksi dan komunikasi dengan

sekitarnya, namun tentunya ada

situasi berbeda dimana mereka

masih lemah dan membutuhkan

banyak pertolongan dari orang

terdekat untuk melakukan beberapa

aktivitas yang masih sulit dilakukan

sendiri hingga pada kondisi

tubuhnya sudah siap melakukan

aktiitas normal.

2.Enactment layer merupakan

pengetahuan orang lain tentang diri

anda berdasarkan pada apa yang

anda lakukan, apa yang anda miliki,

dan bagaimana anda bertindak

penampilan merupakan simbol-

simbol aspek yang lebih mendalam

tentang identitas anda serta orang

lain akan mendefinisikan dan

memahami melalui penampilan

tersebut. Pasca operasi pra skolioser

masih disarankan untu

menggunakan brace atau

pengangga tubuh guna membantu

mereka menopang tubuh baru yang

masih lemah. Penggunaan brace

yang berada diluar tubuh

merupakan bentuk simbol

penampilan yang akan

mempengaruhi penilaian orang lain.

3.Relational atau siapa diri anda

dalam kaitannya dengan individu

lain. Identitas dibentuk dalam

interaksi anda dengan individu lain.

Identitas dibentuk dalam interaksi

anda dengan mereka. Disini

identitas menurut Hecht terbentuk

dari interaksi yang menjadi terikat

kepada peran tetentu yang

Page 15: NEGOSIASI IDENTITAS PADA PEREMPUAN DENGAN …repository.unair.ac.id/72483/3/JURNAL_Fis.S.37 18 Sho n.pdf · Proses negosiasi identitas menjadikan perempuan dengan skoliosis mampu

JURNAL S1 SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 15

berhadapan dengan peran lain.

Interaksi yang disampaikan kepada

orang lain setelah operasi membuat

lawan dari interaksi tersebut tahu

bahwa perempuan titanium suah

menjalani operasi dan kini

menyesuaikan dengan tubuh yang

baru. Beberapa orang disekitar

mereka akan menjadi lebih

perhatian dan protektif karena tidak

ingin sesuatu hal buruk terjadi

kepada mereka, namun perempuan

titanium juga menyadari peran apa

yang mereka jalani dan berusaha

sebisa mungkin agar peran-peran

tersebut dapat berjalan beriringan.

Informan EN yang sudah memiliki

anak seringkali diingatkan ibunya

untuk tidak melakukan aktivitas

karena tubuh yang baru masih

rawan, namun ia tidak bisa

sepenuhnya menuruti nasehat

ibunya karena ia ingin menjalankan

perannya sebagai ibu bagi putra-

putrinya. Sedangkan informan

lainnya mengaku mendapatkan

perlakuan serupa namun mereka

tidak ingin menjadikan hal tersebut

menjadi penghambat dalam

menjalankan peran yang dimilliki.

4.Communal yang diikat pada

kelompok atau budaya yang lebih

besar. Tingkat identitas ini sangat

kuat dalam banyak budaya Asia.

Meskipun mereka tahu bahwa kini

ada pen yang melekat pada

tubuhnya, namun dekimian tidak

mengurangi peran-peran sebgai

perempuan seperti yang

dikonstruksikan dalam budaya yang

ada dalam masyarakat. Sebagai

perempuan mereka memiliki peran

gender untuk hamil dan melahirkan

seperti perempuan lainnya. Mereka

sadar tubuh mereka mungkin

berbeda dan nantinya

Page 16: NEGOSIASI IDENTITAS PADA PEREMPUAN DENGAN …repository.unair.ac.id/72483/3/JURNAL_Fis.S.37 18 Sho n.pdf · Proses negosiasi identitas menjadikan perempuan dengan skoliosis mampu

JURNAL S1 SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 16

membutuhkan perlakuan yang lebih

rumit ketika harus menghadap

situasi tersebut, untuk itu dalam

tingkatan komunal mereka akan

lebih berterus terang akan

kondisinya tersebut, tidak seperti

saat sebelum operasi dimana

mereka lebih tertutup dan enggan

untuk menceritakan

kekhawatirannya kepada orang lain.

Namun demikian tantangan dari

tubuh yang baru tersebut menbuat

mereka selektif misal dalam

mencari pasangan yang mampu

memahami kondisi mereka terkait

peran-peran sebagai perempuan

tersebut yang mungkin akan

membutuhkan perlakuan berbeda

dari perempuan yang terlahir dalam

kondisi fisik yang normal.

E. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari temuan

dan analisis data yang diperoleh

mengenai proses negosiasi identitas

yan dilakukan oleh perempuan

penyandang skoliosis pasca tindakan

operasi. Adapun kesimpulannya

adalah proses negosiasi identitas

berlangsung dari mulai tahap

pengambilan keputusan untuk operasi

hingga kondisi yang terjadi dalam

kehidupan perempuan penyandang

skoliosis pacsa tindakan operasi.

Bentuk negosiasi yang dilakukan oleh

perempuan dengan skoliosis pasca

tindakan operasi yang dijalaninya

amatlah beragam, utamanya mereka

menunjukkan perubahan sikap yang

positif pasca operasi. Perubahan yang

paling utama yakni terkait dengan

rasa kepercayaan diri yang meningkat

dengan adanya tubuh yang baru

setelah operasi.

Tubuh yang baru menunjang

aktivitas mereka dalam keseharian,

dan juga mereka menaruh harapan

Page 17: NEGOSIASI IDENTITAS PADA PEREMPUAN DENGAN …repository.unair.ac.id/72483/3/JURNAL_Fis.S.37 18 Sho n.pdf · Proses negosiasi identitas menjadikan perempuan dengan skoliosis mampu

JURNAL S1 SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 17

yang besar kepada tubuhnya yang

baru. Ada yang menganggap

perubahan tubuh tersebut sebagai

bentuk perubahan identitas yang

ingin disampaikan kepada orang

dalam lingkungan sosial mereka,

namun ada juga mengaku hal tersebut

tidak berpengaruh besar terhadap

kehidupan sosial terkait identitas

yang mereka tampilkan kepada

lingkungan sekitarnya.

Respon yang didapat dari

lingkungan mereka yakni orang-

orang di lingkungan sosial mereka

menjadi lebih peduli dan memberi

dukungan kepada mereka selama

masa pemulihan, beberapa informan

yang dulu mengaku pernah mendapat

ejekan sudah tidak lagi

mengalaminya justru berbalik

menjadi respon positif dimana

mereka sering mendapatkan bantuan

dari orang-orang di sekitarnya.

Bentuk negosiasi identitas

pasca operasi meliputi keterbukaan

diri kepada lingkungan dalam

menampilkan tubuh yang baru, tetap

menjalankan peran yang harus

dijalankan dengan segala

keterbatasan atas pantangan dokter,

menjadikan tubuh baru bukan sebagai

penghalang untuk melakukan

interaksi dan komunikasi dengan

lingkungan sosialnya, serta berfikir

positif atas peran sebagai perempuan

yang harus dihadapi pada masa

mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

Abercrombie, Nicholas, Stephen Hill

& Bryan S. Turner.

2010. Kamus Sosiologi.

Yogyakarta : Pustaka

Pelajar.

Afiana, Novi Eva dkk, 2016. Konsep

Diri Remaja Penderita

Skoliosis (Studi

Fenomenologi Masyarakat

Skoliosis Indonesia di Kota

Bandung). Bandung:

Universitas Telkom.

Page 18: NEGOSIASI IDENTITAS PADA PEREMPUAN DENGAN …repository.unair.ac.id/72483/3/JURNAL_Fis.S.37 18 Sho n.pdf · Proses negosiasi identitas menjadikan perempuan dengan skoliosis mampu

JURNAL S1 SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 18

Ahdiah, Indah. 2013. Peran-Peran

Perempuan dalam

Masyarakat. Jurnal

Academica Fisip Untad

Vol.05 No.02. Universitas

Tadulako.

Anderson, E.T. dan McFarlane J.,

2006. Buku Ajar

Keperawatan Komunitas:

Teori dan Praktik

(Community as partner:

Theory and practice in

nursing). alih bahasa, Agus

Sutarna, Suharyati Samba,

Novayantie Herdina; editor

edisi Bahasa Indonesia, Egi

Komara Yudha... Ed.3.

Jakarta: EGC.

Anderson, S. 2007. Spinal Curves

and Scoliosis Radiologic

Technology September-

October Vol.79/No.1.

Virginia.

Bidari, Ayu Ratna. 2013. Makna

Behel Bagi Mahasiswa di

Surabaya. Jurnal Paradigma

Vol 1, No 3 Universitas

Negeri Surabaya.

Cikita, Tiara. 2013. Citra Tubuh dan

Bentuk Tubuh Ideal di

Masyarakat. Jurnal Tingkat

Sarjana Bidang Senirupa

dan Desain. Program studi

sarjana Bidang Seni Rupa.

Fakultas Seni Rupa dan

Desain (FSRD) ITB.

Cuff, E.C., dkk, 2006. Perspective in

Sociology; Fifth Edition.

New York: Routledge

Taylor & Francis group.

2006: 98.

Fera, 2015. Pengaruh body image

terhadap self-esteem pada

Remaja Penderita Skoliosis.

Skripsi. Medan: Universitas

Sumatera Utara.

Kurniawati, Netty Diah. 2015.

Negosiasi Identitas Penarik

Becak Wanita. Jurnal

Komunikasi Vol 9, No 2.

Universitas Trunojoyo.

2015: 203-209.

Hidayat, Mehdy. “Menelisik Tubuh”

http://mehdyhidayat.com/me

nelisik-tubuh/. Diakses pada

Selasa, 02 Januari 2018

Pukul 19.29 WIB

Miles, M. B & Huberman A. M. 1984

dalam Sugiyono, 2015.

Analisis data Kualitatif.

Terjemahan oleh Tjetjep

Rohendi Rohidi. 1992.

Jakarta: Penerbit Universitas

Indonesia.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi

Penelitian Kualitatif.

Bandung: Penerbit PT

Remaja Rosdakarya.

Mukaromah, Siti. 2011. Pengalaman

Psikososial Remaja

Penyandang Skoliosis di

Wilayah Karesidenan

Surakarta Jawa Tengah:

Studi Fenomenologi. Depok:

Tesis Program Magister ilmu

Keperawatan Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas

Indonesia.

Page 19: NEGOSIASI IDENTITAS PADA PEREMPUAN DENGAN …repository.unair.ac.id/72483/3/JURNAL_Fis.S.37 18 Sho n.pdf · Proses negosiasi identitas menjadikan perempuan dengan skoliosis mampu

JURNAL S1 SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 19

Murniati, Nunuk P, A. 2004. Getar

Gender: Perempuan

Indonesia dalam Perspektif

Agama, Budaya dan

Keluarga. Magelang:

Indonesiatera.

Noor, Jasmine. “Tulang Belakang

dan Postur Tubuh”.

http://www.kompasiana.com

/jasminenoor/tulang-

belakang-dan-postur-

tubuh_5500f889813311eb18

fa8017. Diakses pada Sabtu,

11 Maret 2017 Pukul 19.25

WIB.

Parjoto, S. 2007. Pentingnya

Memahami Sikap Tubuh

Dalam Kehidupan. Majalah

Fisioterapi Indonesia Vol. 7

No. 11/Mei 2007. Jakarta:

IFI Graha Jati Asih.

Redaksi Bintang “Risiko Kematian,

Penderita Skoliosis ini

Terima Tawaran

Operasi”.http://www.bintang

.com/lifestyle/read/2379944/

risiko-kematian -penderita-

skoliosis-ini-terima-tawaran-

operasi. Diakses pada Sabtu,

11 Maret 2017 Pukul 23.33

WIB.

Redaksi Intisari “Manfaat Bergabung

Dalam Komunitas Kesehatan

Online Bagi Pasien Dan

Pengasuh.

http://intisari.grid.id/Wellnes

s/Fitness-And-Health/10-

Manfaat-Bergabung-Dalam-

Komunitas-Kesehatan-

Online-Bagi-Pasien-Dan-

Pengasuh-1. Diakses pada

Selasa, 23 Januari 2018

Pukul 19.45 WIB.

Redaksi Jurnal Pediatri “Skoliosis,

Gangguan Bentuk Tulang

Belakang”.

https://jurnalpediatri.com/20

16/03/06/skoliosis-

gangguan-bentuk-tulang-

punggung/. Diakses pada

Minggu, 12 Maret 2017

Pukul 07.37 WIB.

Ritzer, George. 2011. Sosiologi Ilmu

Pengetahuan Berparadigma

Ganda. Jakarta: Rajawali

Pers.

Ritzer, George dan Douglas J.

Goodman. 2007. Teori

Sosiologi Modern. Jakarta:

Kencana Predana Media

Group.

Rothman, Richard dan Simeone,

Frederick. 1982. The Spine.

(6th Ed.) Philadelphia:

Saunders.

Sholichah, Elisatus. 2017. Gambaran

Self Confidence pada

Remaja Perempuan

Penderita Skoliosis. Skripsi.

Program Studi Psikologi,

Fakultas Ilmu Sosial dan

Budaya, Universitas

Trunojoyo Madura.

Soultanis K. 2008. Identification of a

high-risk young population

for progressive idiopathic

scoliosis. from 5th

International Conference on

Conservative Management

Page 20: NEGOSIASI IDENTITAS PADA PEREMPUAN DENGAN …repository.unair.ac.id/72483/3/JURNAL_Fis.S.37 18 Sho n.pdf · Proses negosiasi identitas menjadikan perempuan dengan skoliosis mampu

JURNAL S1 SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 20

of Spinal Deformities

Athens, Greece. 3–5 April

2008

Sugianto, Samuel (2013) TA :

Segmentasi Kelengkungan

Tulang Belakang pada

Penderita Skoliosis

Menggunakan GVF Snake.

Skripsi. Surabaya : STIKOM

Surabaya.

Sugiyono, 2015. Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan

R&D. Bandung: Penerbit

Alfabeta.

Supriadi, Wila Chandrawila. 2004.

Perempuan dan Kesetaraan

di dalam Keluarga. Journal

Article. Mimbar: Jurnal

Sosial dan Pembangunan

Volume, 20. No, 3.

Universitas Islam Bandung.

Suriani, S. 2013. Tesis “Swiss Ball

Exercise dan Koreksi Postur

Tidak Terbukti Lebih Baik

Dalam Memperkecil Derajat

Skoliosis Idiopatik Daripada

Klapp Exercise dan Koreksi

Postur Pada Anal Usia 11-

13 tahun. Udayana

Denpasar.

Suyono, Slamet KE. dkk. 2001. Buku

Ajar Ilmu Penyakit Dalam

Jilid ll Edisi Ketiga. Jakarta:

Balai Penerbit FKUI.

Synnott, Anthony. 2003. Tubuh

Sosial; Simbolisme, Diri,

dan Masyarakat.

Yogyakarta: Jalasutra.

Winata, Handy. 2015. Hipermobilitas

Sendi pada Anak-Anak

dengan Skoliosis Idiopatik.

Jurnal Dosen bagian

Anatomi Universitas Kristen

Krida Wacana. Jurnal. 2015:

1-12.