skizofrenia

30
SKIZOFRENIA LAILA AZIZAH (20090310199)

Upload: melissa-jordan

Post on 23-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

psikiatri

TRANSCRIPT

SKIZOFRENIA

LAILA AZIZAH(20090310199)

Schizo = perpecahan / split Phrenos = mind

Terjadinya suatu perpecahan pikiran, perilaku, dan perasaan.

Gangguan Skizofenik : sekelompok gangguan jiwa berat yang umumnya ditandai oleh distorsi proses pikir dan persepsi yang mendasar, alam perasaan yang menjadi tumpul dan tidak serasi, tetapi kesadarannya tetap jernih dan kemampuan intelektual biasanya dapat dipertahankan.

SKIZOFRENIA

Prevalensi 1 – 1,5 % dari populasi di dunia. Insiden 1 / 10.000 orang per tahun. Jenis Kelamin: laki-laki = wanita

laki-laki >>> gejala negatif (fungsi sosial wanita lebih baik)

Usia: puncak onset laki-laki 15-25 thn, perempuan 25-35 thn.

Individu dengan Skizofrenia 60-70% tidak pernah menikah.

20%-50% penderita Skizofrenia mencoba bunuh diri, 10% berhasil melakukannya.

EPIDEMIOLOGI

a. Faktor genetikab. Faktor diathesis-stressc. faktor neuro-biologisd. Faktor infeksie. Hipotesis factor biokimiawif. Struktur otak

ETIOLOGI

Terdapat beberapa riwayat bahwa faktor genetik cukup mempengaruhi timbulnya penyakit skizofrenia.

Kecenderungan seseorang menderita skizofrenia berhubungan dengan kedekatan hubungan keluarga (>> pada derajat pertama dan kedua)

Kembar monozigot 4-5 x dizigot9 linkage sites: 1q, 5q, 6p, 6q, 8p, 10p, 13q, 15q dan 22q

FAKTOR GENETIK

Populasi prevalensi Persen (%)

1. Populasi umum 1%

2. Saudara kandung dengan skizofrenia 8%

3. Anak dengan salah satu orng tua dengan skizofrenia

12%

4. Kembar dua telur dari pasien skizofrenia 12%

5. Anak dengan kedua orang tua skizofrenia 40%

6. Kembar satu telur dari pasien skizofrenia 47%

Seseorang yang rentan (diatesis) terkena stresor lebih mudah menjadi skizofrenia.

Genetik : kromosom X 1, 3, 5, 11 dihubungkan dengan COMT (catechol-O-Methyl Transferase) dalam encoding dopamin.

Lingkungan emosional yang tidak stabil, stresor sosial, diskriminasi, sosial ekonomi rendah (down ward drift hipotesis) Skizofrenia >>

MODEL DIATESIS STRES

PET (positron emission tomography) aktivitas lobus frontal <<

Gejala positif; peningkatan aliran darah di daerah temporomedial

Gejala disorganisasi; peningkatan aliran darah daerah korteks singulat dan striatum

Halusinasi; perubahan aliran darah regio hipokampus, parahipokampus, amigdala.

Infeksi; perubahan anatomis SSP akibat infeksi virus pernah dilaporkan pada orang dengan skizofrenia. Terpapar infeksi virus pada trimester kedua kehamilan akan meningkatkan seseorang menjadi skizofrenia.

FAKTOR NEURO-BIOLOGIS

Daerah otak yang mendapatkan banyak perhatian adalah system limbic dan ganglia basalis. Otak penderita skizofrenia tampak swdikit berbeda dengan orang normal, ventrikel melebar, penurunan massa abu-abu, dan beberapa area terjadi peningkatan maupun penurunan aktivitas metabolic, bias juga terjadi pada trauma otak setelah lahir.

MRI pelebaran daerah ventrikular III dan lateral, terutama bila gejala negatif menonjol; implikasi perubahan daerah periventrikular limbik striata, mengecilnya ukuran dari lobus frontal dan temporal.

EEG hilangnya aktivitas gamma band; melemahnya integrasi jaringan saraf di otak.

Teori neurotransmitter : hipotesis Dopamin, Serotonin (5HT), Glutamat dan NMDA, GABA, Norepineprine, Peptida/Neurotensin. Hipotesis Dopamin (D1-D5) gejala positif.

STRUKTUR OTAK

Hipotesis Dopamin : Terlalu/hiperaktivitas system dopaminergik

1. Potensi berbagai obat antipsikotik terkait dengan kerja sebagai reseptor antagonis Dopamin tipe 2.

2. Obat-obatan yang meningkatkan aktivitas dopaminergik seperti kokain dan amfetamin psikotomimetik

Hipotesis serotonin : peningkatan serotonin pengobatan ditujukan untuk menekan reseptor serotonin 5-HT yang banyak berperan terhadap kejadian skizofrenia

FAKTOR BIOKIMIA

Gejala Positif : merefleksikan suatu ketidaksesuaian dengan fungsi-fungsi yang normal dan secara tipikal meliputi waham dan halusinasi, juga termasuk bahasa dan komunikasi yang terdistorsi atau berlebihan (bicara yang kacau) dan juga dalam perilaku (perilaku yang kacau, perilaku katatonik atau perilaku agitasi).

Gejala Negative : afek yang datar, alogia, avolisi, anhedonia dan perhatian yang terganggu. Dalam skizofrenia, simtom negatif sering dipertimbangkan sebagai suatu fungsi normal yang berkurang seperti afek yang tumpul, emotional withdrawal, rapport yang buruk, pasif dan penarikan sosial.

Gejala Afektif : perasaan tertekan, cemas, kurang tidur, perasaan tidak berharga, pemikiran tentang kematian dan bunuh diri serta perasaan bersalah.

Gejala Kognitif : secara spesifik kedalam gangguan pikiran skizofrenia dan kadang-kadang menggunakan bahasa yang aneh, termasuk inkoheren, asosiasi longgar dan

neologisme. Gejala Agresif : menunjukkan permusuhan dan gangguan dalam pengendalian impuls.

GEJALA SKIZOFRENIA

Perjalanan penyakit skizofrenia dapat di bagi menjadi 3 fase:

Fase Prodromal : timbul gejala-gejala non spesifik yang lamanya bisa minggu, bulan ataupun lebih dari satu tahun sebelum onset psikotik menjadi jelas. Gejalanya hendaya fungsi pekerjaan, fungsi sosial, fungsi penggunaan waktu luang dan fungsi perawatan diri.

Fase Aktif : gejala positif (psikotik) menjadi jelas seperti tingkah laku katatonik, inkoherensi, waham, halusinasi disertai gangguan afek.

Fase Residual : memiliki gejala-gejala yang sama dengan prodromal tetapi gejala positif (psikotik) sudah berkurang.

Minimal 1 gejala dibawah yang jelas, atau minimal 2 gejala dibawah ini bila kurang jelas/tajam

a. “thought echo”, “tought insertion atau withdrawal”, dan “tought broadcasting”

b. “delusion of control”, “delusion of influence”, “delusion passivity”, atau “delusional perception”

c. Halusinasi auditorik (Halusinasi yang terus-menerus berkomentar atau mendiskusikan pasien di antara mereka sendiri)

d. Waham-waham menetap yang tidak sesuai dengan budayanya

Pedoman Diagnostik PPDGJ-III

Atau paling sedikit 2 gejala dibawah ini yg selalu ada. Minimal 1 bulana). Halusinasi menetap.b). Arus pikiran terputus, interpolasi.c). Perilaku katatonik.d). Gejala negatif.e). Perubahan konsisten dan bermakna

dalam untuk keseluruhan dari beberapa aspek perilaku seseorang.

Pasien dengan episode depresi atau manik tetap dapat memenuhi kriteria skizofrenia, jika kriteria untuk skizofrenia ditegakkan terlebih dahulu sebelum onset dari episode mood

Perjalanan Skizofrenia terus-menerus, episodik dgn kemunduran progresif atau defisit stabil, episodik berulang, remisi komplit atau inkomplit

Periode pengamatan kurang dari 1 tahun

Tidak ada penyakit otak

Tidak ada intoksikasi atau withdrawal obat

SKIZOFRENIA PARANOID (F20.0)

Gejala yang menonjol waham kejar yang berhubungan dengan halusinasi auditorik

Gejala yang tidak menonjol bicara terdisorganisasi, afek datar atau tidak sesuai, perilaku terdisorganisasi atau katatonik

JENIS-JENIS SKIZOFRENIA

Gejala yang menonjol Gangguan afek Mood yang dangkal dan inappropriate Halusinasi, waham ada tidak menonjol Kekacauan pembicaraan (inkoheren) Perilaku yang kacau & tidak

bertanggungjawab Adanya kecenderungan isolasi sosial Prognosis buruk gejala negatif, afek datar,

hilang kemauan Terjadi pada remaja atau dewasa muda.

SKIZOFRENIA HEBEFRENIK(F20.1)

Gejala motorik yang menonjol hiperkinesia/stupor, kepatuhan otomatis/negativism

Min. 2 gejala : stupor, gaduh gelisah, menampilkan posisi tubuh tertentu, negativisme, rigiditas, fleksibilitas cerea, pengulangan kata/kalimat, command automatism

SKIZOFRENIA TAK TERINCI (F20.3) Atypical skizofrenia Memenuhi kriteria Skizofrenia tetapi tidak

memenuhi salah satu subtipe F20.0-F20.2

SKIZOFRENIA KATATONIK(F20.2)

Adanya episode depresi akibat skizofrenia yang diderita Beberapa gejala skizofrenia ada tapi tidak mendominasi Bila gejala skizofrenia tidak ada lagi Episode depresi (F32.-) Bila gejala skizofrenia menonjol subtipe skizofrenia yang sesuai

(F20.0-F20.3)

SKIZOFRENIA RESIDUAL (F20.5) Ada riwayat satu episode psikotik yang jelas di masa lalu dan

memenuhi diagnosa skizofrenia namun tidak lagi menunjukan gejala-gejala psikotik

Pasien menunjukan gejala-gejala negatif, residual, atau keduanya

Kronis atau merupakan transisi menuju remisi sempurna Gejala negatif yang menonjol perlambatan psikomotor,

aktivitas menurun,afek tumpul, sikap pasif, tdk inisiatif, kemiskinan kuantitas atau isi pembicaraan, komunikasi non verbal yang buruk seperti dalam ekspresi muka, kontak mata, modulasi suara, posisi tubuh, perawatan diri dan kinerja sosial yang buruk.

DEPRESI PASCA SKIZOFRENIA (F20.4)

Adanya perubahan perilaku yang bermakna kehilangan minat yang mencolok, tidak berbuat sesuatu, tanpa tujuan hidup, penarikan diri secara sosial

Gejala negatif dari skizofrenia residual tanpa didahului gejala klinik psikotik (tanpa riw. Halusinasi, waham, dll)

SKIZOFRENIA SIMPLEKS (F20.6)

PENATALAKSANAAN

Indikasi utama perawatan di RS :1. Untuk tujuan diagnosis2. Menstabilkan medikasi3. Keamanan pasien karena gagasan bunuh

diri atau membunuh4. Perilaku yang sangat kacau atau tidak

sesuai5. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan

dasar

PERAWATAN DI RS

Antipsikotik Elektrokonfulsif (ECT) Terapi Psikososial :

- Psikoterapi individual - Psikoterapi keluarga

TERAPI SOMATIK

1. Antipsikotik generasi I (APG I) (konvensional, typical) :Beberapa obat yang sering dipergunakan : Chlorpromazine : dosis oral 100-1600 mg, IM 25-500 mgTrifluoperazine : dosisi oral 4-40 mg. IM 4-10 mgHaloperidol : dosis oral 5-20 mg, IM 5-20 mgTheoridazine : dosis oral 200-800 mg

2. Antipsikotik generasi II (APG II) (inkonvensional, atypical) :Clozapin : dosis 12,5-25 mgRisperidon : dosis 1-6 mgOlanzapin : dosis 7,5-30 mgQuetiapin : dosis 300 mg

Terdapat 2 kelompok antipsikotik, yaitu :

Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan :

Onset efek primer (efek klinis) : sekitar 2-4 minggu

Onset efek sekunder (efek samping) : sekitar 2-6 jam

waktu paruh : 12-14 jam (pemberian obat 1-2 x per hari)

Dosis pagi dan malam dapat berbeda untuk mengurangi dampak dari efek samping obat (dosis pagi kecil, dosis malam lebih besar) sehingga tidak begitu menggangu kualits hidup

PENGATURAN DOSIS

Pemberian dosis pada obat anti psikosis ini dengan cara ;Mulai dengan "dosis awal" sesuai dengan dosis anjuran yang dinaikan setiap 2-3 hari --> pemberian tersebut dinaikan hingga mencapai "dosis efektif" (mulai timbul peredaran sindrom psikosis) --> dievaluasi setiap 2 minggu dan bila perlu dinaikan --> "dosis optimal" --> dipertahankan sekitar 8-12 minggu (stabilisasi) --> diturunkan setiap 2 minggu --> "dosis maintenance" --> dipertahankan 6 bulan - 2 tahun (diselingi "drug holiday" 1-2 hari/minggu) -->tapering off (dosis diturunkan tiap 2-4 minggu) --> stop

Pencegahan dilakukan melalui pendekatan biologic dan psikososial secara holistic

Terdapat tiga bentuk pencegahan primer:

1. Pencegahan universal2. Pencegahan selektif3. Pencegahan terindikasi

PENCEGAHAN

PROGNOSIS

TERIMA KASIH