skenario2

15

Click here to load reader

Upload: aisya-fikritama

Post on 21-Oct-2015

19 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

tutorial

TRANSCRIPT

Page 1: SKENARIO2

LAPORAN INDIVIDU

BLOK II BIOETIKA DAN HUMANIORA

SKENARIO 2

KTD ATAU MALPRAKTIK?

OLEH :

ENDIKA RACHMAWATI

G 0008092

KELOMPOK 14

TUTOR : Dra. Sri Hartati, Apt., SU

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2008

Page 2: SKENARIO2

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Praktik kedokteran bukanlah pekerjaan yang dapat dilakukan oleh

siapa saja. Praktik ini hanya boleh dilakukan oleh kelompok profesional

kedokteran yang kompeten dan memenuhi standar tertentu. Walaupun sudah

dilakukan oleh orang yang kompeten, terkadang masih timbul suatu kejadian

yang tidak diinginkan pada pasien. Kejadian tersebut bisa termasuk

malpraktik, tetapi bisa juga hanya adverse event. Oleh karena itu, diperlukan

pemahaman mengenai adverse event, malpraktik, serta kegunaan standar

profesi dalam hal tersebut.

Kasus dalam skenario adalah “Korban kecelakaan seorang wanita

muda tanpa identitas dibawa penolong ke rumah sakit. Korban dalam keadaan

tidak sadar, dimasukkan instalasi gawat darurat. Dokter bersama paramedik

dengan profesional memberikan pertolongan sesuai standar profesi. Usaha

untuk menyelamatkan kehidupan pasien gagal, setelah dilakukan pertolongan

di IGD selama 10 menit korban meninggal. Korban dibawa ke kamar jenazah

untuk dilakukan otopsi untuk mengetahui sebab kematian“.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan standar profesi ?

2. Apa prosedur sebelum dilakukan otopsi?

3. Apakah terjadi malpraktik dalam kasus pada skenario?

4. Apa pengertian error dan no error?

5. Bagaimana penerapan kontrakterapetik dalam kasus tersebut?

6. Bagaimana penerapan Kaidah Dasar Bioetik dalam kasus tersebut?

C. TUJUAN

1. Mengetahui tentang standar profesi.

Page 3: SKENARIO2

2. Mengetahui prosedur sebelum dilakukan otopsi..

3. Mengetahui tentang konsep malpraktik.

4. Mengetahui tentang konsep error dan no error.

5. Mengetahui penerapan kontrakterapetik dalam kasus pada skenario.

6. Mengetahui penerapan Kaidah Dasar Bioetik dalam kasus pada skenario.

D. MANFAAT

1. Mahasiswa mampu bertindak profesional dalam praktek kedokteran.

2. Mahasiswa mampu menerapkan aspek keselamatan pasien dalam praktik

kedokteran.

Page 4: SKENARIO2

BAB II

STUDI PUSTAKA

A. OTOPSI

Otopsi adalah pemeriksaan postmortem (setelah kematian) sesosok

mayat yang meliputi organ-organ dan struktur-struktur dalam setelah

dilakukan diseksi untuk menentukan sebab kematian atau sifat-sifat perubahan

patologis (Dorland, 2006). Ada 2 jenis otopsi:

1. Otopsi forensik

Otopsi jenis ini dilakukan untuk tujuan medis legal dan banyak dilihat

dalam televisi atau berita.

2. Otopsi klinikal

Otopsi jenis ini biasanya dilakukan di rumah sakit untuk menentukan

penyebab kematian untuk tujuan riset dan pelajaran.

Dalam Peraturan Pemerintah RI No. 18/1981 disebutkan tentang

prosedur pelaksanaan otopsi. Otopsi boleh dilakukan apabila :

1. Persetujuan tertulis dari penderita atau keluarga terdekat

2. Tanpa persetujuan tertulis dari penderita atau keluarga terdekat apabila

terdapat penyakit yang membahayakan

3. Tanpa persetujuan pihak keluarga dalam jangka waktu 2 X 24 jam tidak

ada keluarga yang datang ke rumah sakit

B. STANDAR PROFESI

Menurut Permenkes No 512 / 2007, standar profesi adalah batasan

kemampuan (knowledge, skill and professional attitude) minimal yang harus

dikuasai oleh seorang dokter atau dokter gigi untuk dapat melakukan kegiatan

profesionalnya pada masyarakat secara mandiri yang dibuat oleh organisasi

profesi.

Tiga unsur yang ada pada standar profesi kedokteran menurut Leenen

dan van der Mijn, ahli hukum kesehatan Belanda antara lain :

Page 5: SKENARIO2

1. Kewenangan

Seorang dokter dapat melakukan praktik kedokteran jika memiliki

kewenangan keahlian dan kewenangan formal. Kewenangan keahlian

tersebut didapatkan dari pendidikan kedokteran. Sedangkan kewenangan

formal merupakan kewenangan yang berdasarkan hukum, yaitu harus

memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktik (SIP).

2. Kemampuan rata-rata

Kemampuan rata-rata meliputi kemampuan dalam tiga bidang, yaitu

kemampuan dalam knowledge, skill, dan profesional attitude.

3. Ketelitian umum

Dalam melakukan tindakan medis, semua dokter harus memiliki

ketelitian dan keseksamaan (Chazawi, 2007).

C. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Dalam Permenkes No 512 / 2007 disebutkan bahwa Standar Prosedur

Operasional adalah suatu perangkat instruksi/langkah-langkah yang dibakukan

untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu, dimana standar

prosedur operasional memberikan langkah yang benar dan terbaik berdasarkan

konsensus bersama untuk melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi

pelayanan yang dibuat oleh sarana pelayanan kesehatan berdasarkan standar

profesi.

D. STANDAR PELAYANAN

Menurut Permenkes No. 512 / 2007, Standar Pelayanan adalah

pedoman yang harus diikuti oleh dokter atau dokter gigi dalam

menyelenggarakan praktik kedokteran.

E. ADVERSE EVENT

Adverse event (kejadian yang tidak diinginkan = KTD) adalah setiap

cedera yang lebih disebabkan karena manajemen kedokteran daripada akibat

penyakitnya (Daniel, 2006). Suatu KTD tidak selalu termasuk malpraktik.

Page 6: SKENARIO2

Diperlukan analisis per kasus untuk mementukan apakah suatu KTD termasuk

malpraktik. KTD dibagi menjadi dua, yaitu no error dan error.

KTD no error lebih disebabkan oleh hal yang di luar kemampuan

kontrol manusia. Oleh karena itu, KTD ini tidak dapat disebut sebagau

malpraktik. KTD no error dibagi menjadi tiga, antara lain :

1. Underlying disease (komplikasi dari penyakit), yaitu suatu resiko dari

adanya sebuah penyakit akan mengakibatkan kelemahan dari organ lain.

2. Unforeseable risk, yaitu resiko dari suatu tindakan yang tidak dapat

diketahui, seperti reaksi shock

3. Acceptable risk, yaitu Resiko yang mengiringi, atau yang muncul akibat

adanya tindakan medis yang diberikan, misalnya orang yang dioperasi

pasti mengeluarkan darah, disuntik akan terasa sakit saat jarum

ditusukkan.

KTD error disebabkan oleh kesalahan manusia. Oleh karena itu, KTD

ini termasuk malpraktik. KTD error dibagi menjadi dua, antara lain :

1. Latent error, yaitu kesalahan yang tidak disengaja

2. Active error, yaitu kesalahan yang disengaja (Wujoso, 2008).

Page 7: SKENARIO2

BAB III

DISKUSI DAN PEMBAHASAN

Dalam upaya penyelamatan pasien pada kasus dalam skenario, dokter

menerapkan kaidah dasar bioetik beneficence dan nonmaleficence.

Beneficence berarti dokter harus berbuat baik. Dalam hal ini dokter berusaha

menolong pasien gawat darurat. Sedangkan nonmaleficence berarti

menghindari hal yang lebih buruk

Syarat sah kontrakterapetik, yaitu saling setuju, cakap, hal tertentu, dan

hal yang halal. Pada skenario pasien dalam keadaan tidak sadar sehingga tidak

dapat memenuhi syarat yang kedua yaitu cakap. Oleh karena itu,

kontrakterapetiknya dapat diwakilkan kepada penolong.

Dalam skenario disebutkan bahwa pasien meninggal setelah usaha

penyelamatan kehidupannya gagal. Meninggalnya pasien tersebut merupakan

kejadian yang tidak diinginkan (KTD). Namun, hal tersebut belum tentu

malpraktik. Malpraktik bisa timbul karena beberapa hal, yaitu lack of skill,

negligence, dan intentional.

- Lack of skill berarti tidak kompeten atau kurang kompeten

- Negligence berarti lalai

- Intentional berarti sengaja (Wujoso, 2008)

Untuk menilai adanya malpraktik digunakan 4D, yaitu : Duty (tugas),

Derilection of duty (melalaikan tugas), Damage (kerusakan), Direct causation

(hubungan langsung antara derilection of duty dengan damage). Apabila ke-

4D itu ada, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi malpraktik (Wujoso,

2008). Namun, pembuktian keempat unsur tersebut tidak diperlukan lagi

apabila ditemukan fakta yang mampu berbicara sendiri, misalnya

ditemukannya gunting di dalam perut pasien, yang secara otomatis

membuktikan adanya malpraktik (Dahlan, 2008).

Apabila pasien meninggal, tetapi dokter sudah bertindak secara

profesional sesuai dengan standar profesi, maka dokter tersebut tidak bisa

dituntut melakukan malpraktik. Hal ini tercantum dalam UU No. 29 / 2004

Page 8: SKENARIO2

pasal 50 yaitu “Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik

kedokteran mempunyai hak memperoleh perlindungan hukum sepanjang

melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur

operasional“ (Daniel, 2006). Jadi, dapat disimpulkan bahwa dokter dalam

skenario tidak melakukan malpraktik karena dia sudah melakukan tindakan

sesuai dengan standar profesi.

Otopsi yang dilakukan pada pasien yang sudah meninggal tersebut

dapat digunakan untuk mengetahui sebab kematiannya yang pada akhirnya

akan dapat menentukan benar atau salahnya tindakan dokter. Apabila

penyebab kematian adalah KTD no error atau waktu pemberian pertolongan

yang terlambat, maka dapat disimpulkan bahwa dokter tidak melakukan

malpraktik. Namun, apabila kematian disebabkan oleh kesalahan dokter, maka

dapat disimpulkan bahwa dokter telah melakukan malpraktik.

Page 9: SKENARIO2

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

1. Standar profesi adalah batasan kemampuan (knowledge, skill and

professional attitude) minimal yang harus dikuasai oleh seorang dokter.

Standar profesi meliputi standar prosedur operasional dan standar

pelayanan medis.

2. Pada skenario dokter dan paramedik tidak melakukan malpraktik karena

sudah bertindak sesuai dengan standar profesi.

3. Tujuan otopsi pada skenario adalah untuk mengetahui sebab kematian

korban dan menentukan apakah dokter sudah menjalankan tugasnya

dengan baik dan benar.

4. Dalam keadaan darurat, KDB yang digunakan adalah beneficence dan

nonmaleficence.

5. Kontrakterapetik harus dilakukan, tetapi dalam kasus ini dapat diwakilkan

kepada penolong.

B. SARAN

1. Seorang dokter harus bertindak sesuai dengan standar profesi agar tidak

timbul malpraktik.

2. Seorang dokter harus dapat bekerja sama dengan pihak lain dalam

penyelesaian suatu masalah.

3. seorang dokter harus dapat menentukan KDB yang paling sesuai dengan

keadaan yang dihadapinya.

Page 10: SKENARIO2

DAFTAR PUSTAKA

Chazawi, Adami. 2007. Malpraktik Kedokteran. Malang : Bayumedia Publishing

Dahlan, Sofwan. 2008. Malpraktik & Tanggung Jawab Korporasi.

http://hukumkes.wordpress.com/category/rumah-sakit/

Daniel. 2006. Praktik Kedokteran yang Baik Mencegah Malpraktik Kedokteran.

http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news.asp

Dorland, W.A. Newman. 2006. Kamus Kedokteran Dorland-Edisi 29. Jakarta :

EGC

Wujoso, Hari. 2008. Konsep Malpraktik. Unpublised paper presented at kuliah

pengantar blok Bioetika dan Humaniora Fakultas Kedokteran UNS

----------------. 2008. Malpraktik. Unpublised paper presented at kuliah pengantar

blok Bioetika dan Humaniora Fakultas Kedokteran UNS

----------------. 2008. Medical Error. Unpublised paper presented at kuliah

pengantar blok Bioetika dan Humaniora Fakultas Kedokteran UNS