skenario 3 tutorial

6

Click here to load reader

Upload: yelsa-yulanda

Post on 06-Aug-2015

56 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

seven jump fk unand

TRANSCRIPT

Page 1: skenario 3 tutorial

1.Beneficence (berbuat baik).

     Dalam arti prinsip bahwa seorang dokter berbuat baik, menghormati martabat

manusia, dokter tersebut juga harus mengusahakan agar pasiennya dirawat 

dalam keadaan kessehatan.Dalam suatu prinsip ini dikatakan bahwa perlunya

perlakuan yang terbaik bagi pasien. Beneficence membawa arti menyediakan

kemudahan dan kesenangan kepada pasien seperti mengambil langkah positif

untuk memaksimalisai akibat baik daripada hal yang buruk.

Ciri-ciri prinsip ini yaitu:

         Mengutamakan Altruisme.

         Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan tidak hanya

menguntungkan seorang dokter

         Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan

dengan suatu keburukannya.

         Menjamin kehidupan baik-minimal manusia

         Memaksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien

         Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan

         Menerapkan golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik seperti yang

orang lain inginkan

         Memberikan suatu resep obat .

Contoh skenario:

Seorang dokter umum yang memiliki pasien yang cukup banyak, terutama pada

hari Sabtu dan Minggu.

”Dr.Tenar masih sanggup bekerja pada hari libur demi kebaikan pasien-pasien”.

“Merasa tidak yakin dengan kemungkinan sakit maag  yang diderita Ibu, maka

dr.Tenar melakukan pemeriksaan EKG karena kecurigaan terjadi penyempitan

pembuluh darah.”      “Memberikan surat rujukan kepada pasien untuk

pemeriksaan lab”.

alimentasi = alimony (kata tidak umum, not a common word) Definisi dalam bahasa indonesia:alimentasi pemeliharaan, pemberian makan

Page 2: skenario 3 tutorial

INFORMED CONSENTMenurut PerMenKes no 290/MenKes/Per/III/2008 dan UU no 29 th 2004 Pasal 45 serta Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran KKI tahun 2008. maka Informed Consent adalah persetujuan tindakan kedokteran yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekatnya setelah mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut. Menurut Lampiran SKB IDI No. 319/P/BA./88 dan Permenkes no 585/Men.Kes/Per/IX/1989 tentang Persetujuan Tindakan Medis Pasal 4 ayat 2 menyebutkan dalam memberikan informasi kepada pasien / keluarganya, kehadiran seorang perawat / paramedik lainnya sebagai saksi adalah penting.

Persetujuan yang ditanda tangani oleh pasien atau keluarga terdekatnya tersebut, tidak membebaskan dokter dari tuntutan jika dokter melakukan kelalaian.Tindakan medis yang dilakukan tanpa persetujuan pasien atau keluarga terdekatnya, dapat digolongkan sebagai tindakan melakukan penganiayaan berdasarkan KUHP Pasal 351.

Informasi/keterangan yang wajib diberikan sebelum suatu tindakan kedokteran dilaksanakan adalah:1. Diagnosa yang telah ditegakkan.2. Sifat dan luasnya tindakan yang akan dilakukan.3. Manfaat dan urgensinya dilakukan tindakan tersebut.4. Resiko resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi daripada tindakan kedokteran tersebut.5. Konsekwensinya bila tidak dilakukan tindakan tersebut dan adakah alternatif cara pengobatan yang lain.6. Kadangkala biaya yang menyangkut tindakan kedokteran tersebut.

Resiko resiko yang harus diinformasikan kepada pasien yang dimintakan persetujuan tindakan kedokteran :a. Resiko yang melekat pada tindakan kedokteran tersebut.b. Resiko yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya.

Dalam hal terdapat indikasi kemungkinan perluasan tindakan kedokteran, dokter yang akan melakukan tindakan juga harus memberikan penjelasan ( Pasal 11 Ayat 1 Permenkes No 290 / Menkes / PER / III / 2008 ). Penjelasan kemungkinan perluasan tindakan kedokteran sebagaimana dimaksud dalam Ayat 1 merupakan dasar daripada persetujuan ( Ayat 2 ).

Pengecualian terhadap keharusan pemberian informasi sebelum dimintakan persetujuan tindakan kedokteran adalah:1. Dalam keadaan gawat darurat ( emergensi ), dimana dokter harus segera bertindak untuk menyelamatkan jiwa.2. Keadaan emosi pasien yang sangat labil sehingga ia tidak bisa menghadapi

Page 3: skenario 3 tutorial

situasi dirinya.Ini tercantum dalam PerMenKes no 290/Menkes/Per/III/2008.

Tujuan Informed Consent:a. Memberikan perlindungan kepada pasien terhadap tindakan dokter yang sebenarnya tidak diperlukan dan secara medik tidak ada dasar pembenarannya yang dilakukan tanpa sepengetahuan pasiennya.b. Memberi perlindungan hukum kepada dokter terhadap suatu kegagalan dan bersifat negatif, karena prosedur medik modern bukan tanpa resiko, dan pada setiap tindakan medik ada melekat suatu resiko ( Permenkes No. 290/Menkes/Per/III/2008 Pasal 3 )

Tindakan medis yang dilakukan tanpa izin pasien, dapat digolongkan sebagai tindakan melakukan penganiayaan berdasarkan KUHP Pasal 351 ( trespass, battery, bodily assault ).Menurut Pasal 5 Permenkes No 290 / Menkes / PER / III / 2008, persetujuan tindakan kedokteran dapat dibatalkan atau ditarik kembali oleh yang memberi persetujuan, sebelum dimulainya tindakan ( Ayat 1 ). Pembatalan persetujuan tindakan kedokteran harus dilakukan secara tertulis oleh yang memberi persetujuan ( Ayat 2 ).

INFUS

DEFINISI• FI edisi III : Infus intravenous adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas pirogen dan sedapat mungkin dibuat isotonis terhadap darah, disuntikkan langsung ke dalam vena dalam volume relatif banyak. Emulsi dibuat dengan air sebagai fase luar. Diameter fase dalam tidak m. kecuali dinyatakan lain, infus intravenous tidaklebih dari 5 diperbolehkan mengandung bakterisida dan zat dapar. Larutan untuk infus intravenous harus jernih dan praktis bebas partikel. Emulsi untuk infus intravenous setelah dikocok harus homogen dan tidak menunjukkan pemisahan fase.• FI IV : Larutan intravena volume besar adalah injeksi dosis tunggal untuk intravena dan dikemas dalam wadah bertanda volume lebih dari 100 ml.

Infus termasuk sediaan parenteral volume besar. Sediaan parenteral volume besar : sediaan cair steril mengandung obat yg dikemas dlm wadah 100 ml atau lebih dan ditujukan untuk manusia. Parenteral volume besar meliputi infus intravena, larutan irigasi, larutan dialisis peritonal & blood collecting units with antikoagulant (Lachman Parenteral)

Berdasarkan cara pemberiannya, sediaan parenteral volume besar terbagi menjadi 2 macam, yaitu :1) Secara intravena: = infus intravena = venoclysis2) Non intravena:(a) Larutan dialisis

Page 4: skenario 3 tutorial

(b) Larutan irigasi

Rute pemakaian secara intravena digunakan untuk keadaan :1) Obat tidak dapat diabsorpsi secara oral2) Obat menjadi tidak aktif dalam saluran pencernaan3) Perlunya respon yang cepat4) Pasien tidak dapat mentoleransi obat atau cairan secara oral.5) Rute pemberian secara intramuskular atau subkutan tidak praktis6) Obat harus terencerkan secara baik atau diperlukannya cairan pembawa7) Obat mempunyai waktu paruh yang sangat pendek dan harus diinfus terus menerus8) Diperlukan perbaikan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit9) Obat hanya bersifat aktif oleh pemberian secara intravena

Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Hal ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan (misalnya minum). Gangguan kehilangan cairan tubuh ini disertai dengan gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh.

Dehidarasi terjadi karena

kekurangan zat natrium; kekurangan air; kekurangan natrium dan air.

Dehidrasi terbagi dalam tiga jenis berdasarkan penurunan berat badan, yaitu

Dehidrasi ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan), dehidrasi sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat badan), dan dehidrasi berat (jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat badan).

Selain mengganggu keseimbangan tubuh, pada tingkat yang sudah sangat berat, dehidrasi bisa pula berujung pada penurunan kesadaran, koma, hingga meninggal dunia, atau tidak.

Compos mentis adalah dalam keadaan sadar.seandainya saja dalam keadaan normal suasana terasa terkendali.

satuan mmHg adalah milimeter air raksa, sebagai satuan tekanan darah. Pengukurannya didasarkan seberapa besar tekanan dalam arteri yang menyebabkan naiknya kolom air raksa pada alat pengukur tekanan darah.