skenario 3 - kedokteran keluarga

29
SKENARIO 3 Dr. Ahmad, 31 tahun, praktek di sebuah klinik dokter keluarga. Klinik ini dikelola dengan baik sehingga dalam waktu yang relatif singkat mengalami kemajuan yang cukup pesat dan dikenal luas di masyarakat. Suatu hari kedatangan seorang pasien, Ny, A, 38 tahun dengan kehamilan trimester 1 pada G5P2A2. Pasien ingin melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin di klinik Dr. Ahmad karena pasien mendapat informasi bahwa pelayanan di klinik ini baik. Pasien mempunyai keluhan sering mual, muntah, lemas , cepat lelah dan sesak. Dokter kemudian melakukan pemeriksaan fisik bersama bidan. Pada pemeriksaan ditemukan bahwa kandungan dalam kondisi yang baik namun ibu tampak pucat, takikardi, murmur, takipnea, dan terdapat nyeri tekan epigastrium. Dr. Ahmad menyarankan agar pasien mengikuti pemeriksaan ANC yang teratur dan menjelang partus kelak pasien akan dirujuk ke spesialis Obgyn yang sudah bekerja sama dengan klinik dokter keluarga tersebut. Pasien menanyakan ke dokter tentang pilihan pembiayaan proses persalinan, mengingat kemungkinan membutuhkan biaya yang lebih besar. 1

Upload: siti-noor-fadhila

Post on 19-Jan-2016

80 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

dokter keluarga

TRANSCRIPT

Page 1: Skenario 3 - Kedokteran Keluarga

SKENARIO 3

Dr. Ahmad, 31 tahun, praktek di sebuah klinik dokter keluarga. Klinik ini dikelola dengan baik sehingga dalam waktu yang relatif singkat mengalami kemajuan yang cukup pesat dan dikenal luas di masyarakat. Suatu hari kedatangan seorang pasien, Ny, A, 38 tahun dengan kehamilan trimester 1 pada G5P2A2. Pasien ingin melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin di klinik Dr. Ahmad karena pasien mendapat informasi bahwa pelayanan di klinik ini baik. Pasien mempunyai keluhan sering mual, muntah, lemas , cepat lelah dan sesak. Dokter kemudian melakukan pemeriksaan fisik bersama bidan. Pada pemeriksaan ditemukan bahwa kandungan dalam kondisi yang baik namun ibu tampak pucat, takikardi, murmur, takipnea, dan terdapat nyeri tekan epigastrium.

Dr. Ahmad menyarankan agar pasien mengikuti pemeriksaan ANC yang teratur dan menjelang partus kelak pasien akan dirujuk ke spesialis Obgyn yang sudah bekerja sama dengan klinik dokter keluarga tersebut. Pasien menanyakan ke dokter tentang pilihan pembiayaan proses persalinan, mengingat kemungkinan membutuhkan biaya yang lebih besar.

1

Page 2: Skenario 3 - Kedokteran Keluarga

Sasaran Belajar

1. Memahami dan menjelaskan prosedur standar pemeriksaan dokter keluarga2. Memahami Dan Menjelaskan manajemen klinik dokter keluarga3. Memahami Dan Menjelaskan Hubungan Kerjasama Antara Dokter Keluarga Dengan

Mitra Kerjanya 4. Memahami Dan Menjelaskan Tentang Konsultasi Dan Rujukan

- Definisi Konsultasi Dan Rujukan- Karakteristik Konsultasi Dan Rujukan- Manfaat Konsultasi Dan Rujukan- Tatacara Konsultasi Dan Rujukan

5. Memahami Dan Menjelaskan Tentang Pembiayaan Kesehatan- Jenis Pembiayaan Kesehatan- Sistem Pembiayaan Kesehatan- Tujuan/Manfaat Pembiayaan Kesehatan- Prinsip Pembiayaan Kesehatan- Sumber Pembiayaan Kesehatan

6. Memahami Dan Menjelaskan Pembiayaan Kesehatan Menurut Agama Islam

2

Page 3: Skenario 3 - Kedokteran Keluarga

1. Memahami dan menjelaskan tentang prosedur standar pemeriksaan dokter keluarga

1. Anamnesis2. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang3. Penegakkan diagnosis dan diagnosis banding4. Prognosis5. Konseling : membantu pasien (dan keluarga) untuk menentukan pilihanterbaik penatalaksanaan

untuk pasien sendiri.6. Konsultasi : jika diperlukan, dokter keluarga dapat melakukan konsultasike dokter lain (dokter

keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokterspesialis, atau dinas kesehatan) yang dianggap lebih berpengalaman.

7. Rujukan8. Tindak lanjut9. Pengobatan rasional10. Pembinaan keluarga : dilakukan bila dinilai bahwa penatalaksanaan pasienakan lebih baik jika

adanya partisipasi keluarga.

2. Memahami dan menjelaskan tentang manajemen klinik dokter keluarga

Jenis Klinik DKKlinik DK

Kelas A (Ideal)- 24 jam- Kedaruratan dan kejadian luar biasa- Pelayanan rawat jalan- Pelayanan rawat inap sehari- Bedah minor- Konseling- Preventif dan promotif- Kunjungan ke- dan perawatan di rumah pasien- Pemeriksaan penunjang- Penyediaan obat- Pendidikan, riset, dan pengembangan

Kelas B (Optimum)- 24 jam- Kedaruratan dan kejadian luar biasa- Pelayanan rawat jalan- Pelayanan rawat inap sehari- Bedah minor- Konseling- Preventif dan promotif- Kunjungan ke- dan perawatan di rumah pasien- Pemeriksaan penunjang- Penyediaan obat- Pendidikan, riset, dan pengembangan

Kelas C (minimum)- 24 jam

3

Page 4: Skenario 3 - Kedokteran Keluarga

- Kedaruratan dan kejadian luar biasa- Pelayanan rawat jalan- Pelayanan rawat inap sehari- Bedah minor - Konseling- Preventif dan promotif- Kunjungan ke- dan perawatan di rumah pasien- Pemeriksaan penunjang- Penyediaan obat- Pendidikan, riset, dan pengembangan

Standard pelayanan

Syarat SDM dalam klinik dokter keluarga:

• Dokter: 2

• Bidan: 1

• Asisten analis: 1 (honor)

• Asisten apoteker: 1

• Staf administrasi dan keuangan: 1

• OB: 1

1. Ruang tunggu : Bersih Terang Ventilasi baik Lantai tidak licin Tidak berbau Tidak bising Suhu nyaman Terpisah dari pasien infeksius

1. Kerahasiaan dan privasi Ruang konsultai terpisah dari ruang tunggu Sistem yang menjamin kerahasiaan medik Menjamin kerahasiaan pasien setelah pelayanan

2. Bangunan dan interior Merupakan bangunan permanen atau semi permanen yang dirancang sesuai pelayanan

medis strata pertama yang aman dan terjangkau Memiliki ruang :

o Ruang administrasi

o Ruang tunggu

4

Page 5: Skenario 3 - Kedokteran Keluarga

o Ruang pemeriksaan

o Kamar kecil

o Dapat melindungi dari panas dan hujan

o Relatif mudah diberishkan

o Mempunyai ventilasi cukup atau ber ac

o Mempunyai sinar yang cukup

3. Alat komunikasiMemiliki alat komunikasi yang biasa digunakan masyarakat sekitar

4. Papan nama Poisis papan nama mudah dibaca Tidak ada hiasan maupun lampu warna Ukuran minimal 40x60cm maksimal 60x90cm Warna dasar putih dengan huruf balok warna hitam Memuat nama dokter,sip,alamat praktek ,dan jadwal praktek.

5. Peralatan klinik Memiliki alat alat pemeriksaan fisik sebagai berikut :

o Alat tes sensasi kulit

o Auriskop

o Lampu senter dan kepala

o Palu refleks

o Peak flow meter

o Ophtalmoscop

o Penekan lidah

o Pengukur tinggi badan

o Snellen chart

o Spekulum vagina

o Stetoskop

o Tensimeter

o Termometer

o Timbangan badan

o Memiliki alat laboratorium

o Alat monitoring gula darah

o Alat pengukur kadar hemoglobin

o Alat pemulas sediaan gram

o Alat pemulas sediaan basah

o Gelas obyek dan penutup

o Mikroskop

5

Page 6: Skenario 3 - Kedokteran Keluarga

Memiliki alat tidanakan sebagai berikuto Bak instrumen mental

o Benang otot dan sutra

o Forsep hemostatik

o Gunting perban

o Jarum kulit

o Jarum suntik

o Kapas,perban,plester

o Minor set

o Peralatan resusitasi

Tas dokter untuk perawatan rumaho Alat penekan lidah forsep hemostat

o Jarum suntik

o Kapas dan alkohol

o Lampu senter

o Obat2an

o Pali refleks

o Spuit

o Stetoskop

o Tensimeter

o Termometer

o Peralatan luka

o Kasa

o Antiseptik

o Larutan irigasi

o Perangkat intravena

o Kateter

Persediaan obato Adrenalin

o Kortokosteroid

o Antihistamin

o Analgetik

o Anti asma

o Anti konvulsan

o Cairan infus

o Parasetamol

6

Page 7: Skenario 3 - Kedokteran Keluarga

o Nsaid

o Obat luka

o Anti konvulsan

o Spasmolitik

o Anestesi lokal

o Metode kontrasepsi

Manajemen klinik

Peningkatan Kemampuan & Pengembangan Stafo Bentuk: Kursus, pelatihan, pendidikan formal,dllo Bentuk Lain: Selia Bestari (peer review) di antara sesama staf (medis dan non-

medis) Pengaturan: Bisa dibuat perjanjian tersendirio Proses: berdasarkan permintaan karyawan atau kebutuhan KDK

Untuk tenaga mediso PKB (pendidikan kedokteran berkelanjutan) Seminar, Simposium, Lokakarya.

o Peer Review: Pembahasan kasus secara EBM

o Kursus singkat untuk satu ketrampilan tertentu (ATLS, ACLS, EKG,

Kepemimpinan, dll)o Pendidikan formal (S2 Aktuaria, S2 Kesehatan Kerja, dll)

Untuk paramediso Kursus keperawatan

o Peer Review: Diskusi kelompok

o membahas satu masalah (rutin)

o Kursus Manajemen pengelolaan

o keperawatan di klinik (asuhan keperawatan,dll)

o Pendidikan formal seperti Akademi Keperawatan, Akademi Kebidanan, dll

Untuk tenaga non-mediso Kursus penggunaan alat tertentu

o Kursus Manajemen laboratorium,

o Pemeriksaan Kesehatan Berkala

o Pendidikan Formal seperti Akademi Penata Rontgen, AKK, Kursus

perpajakan

3. Hubungan Kerjasama Antara Dokter Keluarga Dengan Mitra KerjanyaBentuk komunikasi/kerjasama antara dokter dan teman sejawatnya di lakukan dalam

berbagai hal seperti : Merujuk pasien.

Pada pasien rawat jalan, karena alasan kompetensi dokter dan keterbatasan fasilitas pelayanan, dokter yang merawat harua merujuk pasiennya pada teman sejawat lainnya.

7

Page 8: Skenario 3 - Kedokteran Keluarga

Bekerjasama dengan sejawat.Dokter harus memperlakukan teman sejawat tanpa membeda-bedakan jenis kelamin,

ras,usia, kecacatan, agama, status sosial atau perbedaan kompetensi yang dapat merugikanhubungan profesional antar sejawat.

Bekerja dalam tim.Asuhan kesehatan selalu di ingatkan melalui kerjasama dalam tim multidisiplin.

Mengatur dokter pengganti.Ketika seorang dokter berhalangan, dokter tersebut harus menentukan dokter

pengganti serta mengatur proses mengalihkan yang efektif dan komunikatif dengan dokter  pengganti.

Mematuhi tugas.Seorang dokter yang bekerja pada institusi pelayanan atau pendidikan kedokteran

harus mematuhi tugas yang digariskan pimpinan institusi, termasuk sebagai dokter pengganti.

Pendelegasian wewenang.Pendelegasian wewenang kepada perawat, peseta prograrm pendidikan spesialis,

mahasiswa kedokteran dalam hal pengobatan atau perawatan atas nama dokter yang merawat, harus disesuaikan dengan kompetensi dalam melaksanakan prosedur dan terapi yang sesuai dengan peraturan baru.

Komunikasi dokter – Profesi lain : Kolaborasi dokter –perawat Komunikasi dokter-Apoteker

Kolaborasi Prinsip : PerencanaanPengambilan keputusan bersamaBerbagi saran / ideKebersamaanTanggung gugat

Pendekatan Praktik HirarkisDokter Registerd nurse Pemberi pelayanan lain Pasien

Menekankan komunikasi satu arah Kontak Dokter dengan pasien terbatas Dokter merupakan tokoh yang dominan Cocok untuk diterapkan di keadaan tertentu, sepert IGD

Pendekatan ini sekarang masih dominan dalam praktik dokter di Indonesia

Model kolaboratif tipe II :

8

Page 9: Skenario 3 - Kedokteran Keluarga

Lebih berpusat pada pasien Semua pemberi pelayanan harus

bekerjasama Ada kerja sama dengan pasien Tidak ada pemberi pelayanan yang

mendominasi secara terus-menerus

4. Memahami dan menjelaskan tentang konsultasi dan rujukan Definisi

Konsultasi adalah upaya meminta bantuan profesional terkait penangan suatu kasus penyakit yang sedang ditangani oleh seorang dokter, kepada dokter lain yang lebih ahli di bidangnya. Namun kewenangan penanganan masih berada pada dokter keluarga yang bersangkutan.

Rujukan adalah upaya melimpahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan kasus penyakit yang sedang ditangani oleh seorang dokter kepada dokter lain yang sesuai.

Konsultasi dapat dilakukan mendahului rujukan, namun tidak jarang langsung melakukan rujukan. Meskipun demikian, ada kalanya keduanya dipergunakan bersama-sama.

Rujukan dalam pelayanan kedokteran ini umumnya kepada pelayan yang lebih tinggi ilmu, peralatan dan strata yang lebih tinggi dalam rangka mengatasi kasus atau problem tersebut.

Karakteristik 6. Ruang lingkup kegiatan : konsultasi memintakan bantuan profesional dari pihak ke

tiga. Rujukan melimpahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan kasus penyakit yang sedang dihadapi kepada pihak ketiga.

7. Kemampuan dokter : konsultasi ditujukan kepada dokter yang lebih ahli atau yang lebih berpengalaman. Pada rujukan hal ini tidak mutlak.

8. Wewenang dan tanggung jawab : konsultasi wewenang dan tanggung jawab tetap pada dokter yang meminta konsultasi. Pada rujukan sebaliknya.

Macam-macam Rujukan : Rujukan medis: Rujukan pasien (transfer of patient) Rujukan ilmu pengetahuan (transfer of knowledge)

9

Registerd nurse

Pemberi pelayana

n lain

DOKTER

PASIEN

Page 10: Skenario 3 - Kedokteran Keluarga

Rujukan bahan (transfer of specimens) Rujukan kesehatan: Rujukan tenaga Rujukan sarana Rujukan operasional

Manfaat Konsultasi dan Rujukan :1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan (bila sistemnya berjalan sesuai dengan

yang seharusnya)2. Kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien akan terpenuhi (terbentuk team work)

Masalah Konsultasi dan Rujukan1. Rasa kurang percaya pasien terhadap dokter (bila rujukan/konsultasi inisiatif dokter)2. Rasa kurang senang pada diri dokter (bila rujukan/ konsultasi atas permintaan pasien)3. Bila tidak ada jawaban dari konsultasi4. Bila tidak sependapat dengan saran/tindakan dokter konsultan5. Bila ada pembatas (sikap/ perilaku,biaya, transportasi)6. Apabila pasien tidak bersedia untuk dikonsultasikan dan ataupun dirujuk.

Tata Laksana Konsultasi dan RujukanDasarnya adalah kepatuhan terhadap kode etik profesi yg telah disepakati bersama,

dan sistem kesehatan terutama sub sistem pembiayaan kesehatan yang berlaku.Konsultasi (McWhinney, 1981):

a. Penjelasan lengkap kepada pasien alasan untuk konsultasib. Berkomunikasi secara langsung dengan dokter konsultan (surat, formulir khusus,

catatan di rekam medis, formal/ informal lewat telefon)c. Keterangan lengkap tentang pasiend. Konsultan bersedia memberikan konsultasi

Tata Cara Rujukan• Pasien harus dijelaskan selengkap mungkin alasan akan dilakukan konsultasi dan

rujukan. Penjelasan ini sangat perlu, terutama jika menyangkut hal-hal yang peka, seperti dokter ahli tertentu.

• Dokter yang melakukan konsultasi harus melakukan komunikasi langsung dengan dokter yang dimintai konsultasi. Biasanya berupa surat atau bentuk tertulis yang memuat informasi secara lengkap tentang identitas, riwayat penyakit dan penanganan yang dilakukan oleh dokter keluarga.

• Keterangan yang disampaikan tentang pasien yang dikonsultasikan harus selengkap mungkin. Tujuan konsultasi pun harus jelas, apakah hanya untuk memastikan diagnosis, menginterpretasikan hasil pemeriksaaan khusus, memintakan nasihat pengobatan atau yang lainnya.

10

Page 11: Skenario 3 - Kedokteran Keluarga

• Sesuai dengan kode etik profesi, seyogianya dokter dimintakan konsultasi wajib memberikan bantuan profesional yang diperlukan. Apabila merasa diluar keahliannya, harus menasihatkan agar berkonsultasi ke dokter ahli lain yang lebih seuai.

• Terbatas hanya pada masalah penyakit yang dirujuk saja

• Tetap berkomunikasi antara dokter konsultan dan dokter yg meminta rujukan

• Perlu disepakati pembagian wewenang dan tanggungjawab masing-masing pihak

Pembagian Wewenang dan Tanggung Jawab1. Interval referral, pelimpahan wewenang dan tanggung jawab penderita sepenuhnya

kepada dokter konsultan untuk jangka waktu tertentu, dan selama jangka waktu tersebut dokter tsb tidak ikut menanganinya.

2. Collateral referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita hanya untuk satu masalah kedokteran khusus saja.

3. Cross referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita sepenuhnya kepada dokter lain untuk selamanya.

4. Split referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita sepenuhnya kepada beberapa dokter konsultan, dan selama jangka waktu pelimpahan wewenang dan tanggungjawab tersebut dokter pemberi rujukan tidak ikut campur.

5. Memahami dan menjelaskan tentang pembiayaan kesehatan

Terdapat 3 jenis pembiayaan kesehatan berdasarkan ideologi negara di dunia, yaitu :1. Sosialis (welfare state). Pada negara-negara tersebut, negara mempunyai kewajiban

penuh untuk memenuhi biaya kesehatan. Bisa juga disebut tanggungan negara 100%.2. Liberalis-kapitalis. Di sini biaya kesehatan diserahkan pada mekanisme pasar atau

pemerintah tidak menanggung biaya kesehatan) sehingga pelayanan kesehatan menjadi berorientasi pada keuntungan semata.

3. Kombinasi antara sosialis dan kapitalis. Biaya kesehatan pada negara yang mengacu sistem pembiayaan kombinasi ditanggung oleh pemerintah, swasta, dan masyarakat.Berdasarkan dari jenis pembiayaan kesehatan tersebut, dapat ditentukan Indonesia

mengikuti sistem kombinasi dimana pihak pemerintah, swasta, dan masyarakat sama-sama menanggung beban pembiayaan kesehatan.

11

Page 12: Skenario 3 - Kedokteran Keluarga

Macam-macam biaya kesehatan:Tergantung dari jenis dan kompleksitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan

dan atau dimanfaatkan. Hanya saja disesuaikan dengan pembagian pelayanan kedokteran, maka biaya kesehatan tersebut. Secara umum dapat dibedakan atas dua macam yakni:

1. Biaya pelayanan kedokteranBiaya yang dimaksud adalah yang dibutuhkan intuk menyelenggarakan dan

atau memanfaatkan pelayanan kedokteran. Yakni yang tujuan utamanya untuk mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan penderita.

2. Biaya pelayanan kesehatan masyarakatBiaya yang dimaksud adalah yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan dan

atau memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat. Yakni yang tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta untuk mencegah penyakit.

Biaya kesehatan dapat dilihat dari dua sudut:1. Penyedia pelayanan kesehatan (health provider)

Besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat menyelenggarakan upaya kesehatan dan lebih menunjuk pada seluruh biaya investasi (investment cost) dan biaya operasional (operational cost). Ini merupakan persoalan utama dari pihak pemerintah atau swasta yakni pihak-pihak yang menyelenggarakan upaya kesehatan.

2. Pemakai jasa kesehatan (health consumer)Besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat memanfaatkan jasa

pelayanan.ini menjadi persoalan utama para pemakai jasa pelayanan.

Unsur-unsur Pembiayaan Kesehatan Dana

Dana digali dari sumber pemerintah baik dari sektor kesehatan dan sektor lain terkait, dari masyarakat, maupun swasta serta sumber lainnya yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan pembangunan kesehatan. Dana yang tersedia harus mencukupi dan dapat dipertanggung-jawabkan.

Sumber dayaSumber daya pembiayaan kesehatan terdiri dari: SDM pengelola, standar, regulasi dan kelembagaan yang digunakan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam upaya penggalian, pengalokasian dan pembelanjaan dana kesehatan untuk mendukung terselenggaranya pembangunan kesehatan.

Pengelolaan Dana KesehatanProsedur/Mekanisme Pengelolaan Dana Kesehatan adalah seperangkat aturan yang disepakati dan secara konsisten dijalankan oleh para pelaku subsistem pembiayaan kesehatan, baik oleh Pemerintah secara lintas sektor, swasta, maupun masyarakat yang mencakup mekanisme penggalian, pengalokasian dan pembelanjaan dana kesehatan.

12

Page 13: Skenario 3 - Kedokteran Keluarga

Tujuan Pembiayaan Kesehatan Tersedianya pembiayaan kesehatan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil dan termanfaatkan secara berhasil-guna dan berdaya-guna, untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Pokok utama dalam pembiayaan kesehatan adalah:a) Mengupayakan kecukupan dan kesinambungan pembiayaan kesehatan pafa tingkat

pusat dan daerahb) Mengupayakan pengurangan pembiayaan OOP dan meniadakan hambatan

pembiayaan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan terutama kelompok miskin dan rentan melalui pengembangan jaminan

c) Peningkatan efisiensi dan efektifitas pembiayaan kesehatan

Organisasi kesehatan dunia (WHO) memberi fokus strategi pembiayaan kesehatan yang memuat isu-isu pokok, tantangan, tujuan utama kebijakan dan program aksi itu pada umumnya adalah dalam area sebagai berikut:

a. Meningkatkan investasi dan pembelanjaan publik dalam bidang kesehatanb. Mengupayakan pencapaian kepesertaan semesta dan penguatan permeliharaan

kesehatan masyarakat miskinc. Pengembangan skema pembiayaan praupaya termasuk didalamnya asuransi kesehatan

sosial (shi)d. Penggalian dukungan nasional dan internasionale. Penguatan kerangka regulasi dan intervensi fungsionalf. Pengembangan kebijakan pembiayaan kesehatan yang didasarkan pada data dan fakta

ilmiahg. Pemantauan dan evaluasi.

Prinsip Subsistem Pembiayaan Kesehatan Indonesia1. Jumlah dana untuk kesehatan harus cukup tersedia dan dikelola secara berdaya-guna,

adil dan berkelanjutan yang didukung oleh transparansi dan akuntabilitas.2. Dana pemerintah diarahkan untuk pembiayaan upaya kesehatan masyarakat dan

upaya kesehatan perorangan bagi masyarakat rentan dan keluarga miskin.3. Dana masyarakat diarahkan untuk pembiayaan upaya kesehatan perorangan yang

terorganisir, adil, berhasil-guna dan berdaya-guna melalui jaminan pemeliharaan kesehatan baik berdasarkan prinsip solidaritas sosial yang wajib maupun sukarela, yang dilaksanakan secara bertahap.

4. Pemberdayaan masyarakat dalam pembiayaan kesehatan diupayakan melalui penghimpunan secara aktif dana sosial untuk kesehatan (misal: dana sehat) atau memanfaatkan dana masyarakat yang telah terhimpun (misal: dana sosial keagamaan) untuk kepentingan kesehatan.

5. Pada dasarnya penggalian, pengalokasian dan pembelanjaan pembiayaan kesehatan di daerah merupakan tanggung jawab pemerintah daerah. Namun untuk pemerataan

13

Page 14: Skenario 3 - Kedokteran Keluarga

pelayanan kesehatan, Pemerintah menyediakan dana perimbangan (maching grant) bagi daerah yang kurang mampu.

Sumber Biaya Kesehatan: Pemerintah, swasta, masyarakat, sumber lain(hibah, pinjaman dari luarnegri).

1. Seluruhnya bersumber dari anggaran pemerintahTergantung dari bentuk pemerintahan yang dianut, ada ditemukan suatu negara yang menanggung biaya kesehatan sepenuhnya (cuma-cuma), pada negara seperti ini tidak ditemukan pelayanan kesehatan swasta.

2. Sebagian ditanggung oleh masyarakatMasyarakat diajak berperan serta, baik dalam menyelenggarakan upaya kesehatan ataupun pada waktu memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan. Dapat ditemukan pelayanan kesehatan swasta,dalam hal ini masyarakat diharuskan membayar pelayanan kesehatan yang dimanfaatkannya.

Asuransi KesehatanSuatu mekanisme pengalihan resiko (sakit) dari resiko perorangan menjadi resiko

kelompok. Dengan cara mengalihkan resiko individu menjadi resiko kelompok, beban ekonomi yang harus dipikul oleh masing-masing peserta asuransi akan lebih tetapi mengandung kepastian karena memperoleh jaminan.

Unsur-unsur asuransi kesehatan: ada perjanjian ada pembelian perlindungan ada pembayaran premi oleh masyarakat

Jenis-jenis asuransi kesehatan di Indonesia:a) Asuransi kesehatan sosial (social health insurance) asuransi ini memegang teguh

prinsipnya bahwa kesehatan adalah sebuah pelayanan sosial, pelayanan kesehatan tidak boleh semata-mata diberikan berdasarkan status sosial masyarakat sehingga semua lapisan berhak untuk memperoleh jaminan pelayanankesehatan. contoh: PT.askes, PT.jamsostek

Prinsip kerja:• Keikutsertaannya bersifat wajib

• Menyertakan tenaga kerja dan keluarganya

• Iuran/premi berdasarkan persentase gaji/pendapatan. Idealnya harus dihitung 5% dari GDP

• Premi untuk tenaga kerja ditanggung bersama (50%) oleh pemberi kerja dan tenaga kerja.

• Premi tidak ditentukan oleh resiko perorangan tetapi didasarkan pada resikokelompok (collective risk sharing)

• Tidak diperlukan pemeriksaan awal

14

Page 15: Skenario 3 - Kedokteran Keluarga

• Jaminan pemeliharaan kesehatan yang diperoleh bersifat menyeluruh (universal coverage)

• Peran pemerintah sangat besar untuk mendorong berkembangnya asuransi kesehatansosial di Indonesia. Semua pegawai negeri diwajibkan untuk mengikuti asuransi kesehatan 

b) Asuransi kesehatan komersial perorangan (private voluntary health insurance) jenis asuransi ini dapat dibeli preminya baik individu maupun segmen masyarakat kelas menengah keatas.

Prinsip kerja:• Kepersertaan bersifat perorangan dan sukarela

• Iuran/premi berdasarkan angka absolut, ditetapkan berdasarkan jenis tanggunganyang dipilih.

• Premi berdasarkan atas resiko perorangan dan ditentukan faktor usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan.

• Dilakukan pemeriksaan kesehatan awal

• Santunan diberikan sesuai kontrak 

• Peranan pemerintah relatif kecilc) Asuransi kesehatan komersial kelompok (regulated private health insurance) ini

merupakan alternatif lain sistem asuransi kesehatan komersialPrinsip-prinsip dasar:

• Keikutsertaan bersifat sukarela berkelompok 

• Iuran/preminya dibayar berdasarkan atas angka absolut

• Perhitugan premi bersifat community rating yang berlaku untuk kelompok masyarakat

• Santunan (jaminan pemeliharaan kesehatan) diberikan sesuai dengan kontrak 

• Tidak diperlukan pemeriksaan awal6. Memahami dan menjelaskan pembiayaan kesehatan menurut agama islam

Penyelenggaraan kesehatan dalam pandangan Islam termasuk pengertian riayatus su’un (pelayanan umum) yang wajib dilakukan oleh negara atas seluruh rakyatnya, baik muslim maupun non muslim, kaya ataupun miskin. Seluruh biaya yang diperlukan secara wajib di tanggung oleh Baitul Mal (kas negara). Adapun peran non-pemerintah (swasta) dalam pembiayaan kesehatan bukanlah hal yang utama.

Negara bertanggung jawab menjamin pemenuhan kebutuhan dasar itu. Nabi saw Bersabda : “Imam (Khalifah) laksana pengembala dan ia bertanggung jawab atas rakyatnya” ( HR al-Bukhari). Tidak terpenuhinya atau terjaminnya kesehatan dan pengobatan akan mendatangkan dharar bagi masyarakat. Oleh karena itu, penyediaan layanan kesehatan menjadi tanggung jawab dan kewajiban negara (Khilafah). Khilafah wajib membangun berbagai rumah sakit, klinik, laboratorium medis, apotik , pusat dan lembaga litbang kesehatan, sekolah kedokteran , apoteker, perawat, bidan dan sekolah lainnya yang menghasilkan tenaga medis, serta berbagai sarana prasarana kesehatan dan pengobatan lainnya.

15

Page 16: Skenario 3 - Kedokteran Keluarga

Semua pelayanan kesehatan dan pengobatan harus dikelola sesuai dengan aturan syariah. Juga harus memperhatikan faktor ihsan dalam pelayanan yaitu wajib memenuhi 3 (tiga) prinsip baku yang berlaku umum untuk setiap pelayanan masyarakat dalam sistem Islam: pertama, sederhana dalam peraturan (tidak berbelit-belit). Kedua, cepat dalam pelayanan. Ketiga, profesional dalam pelayanan, yakni dikerjakan oleh orang yang kompeten dan amanah

Konsep dasar asuransi syariah adalah tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan (al birri wat taqwa). Konsep tersebut sebagai landasan yang diterapkan dalam setiap perjanjian transaksi bisnis dalam wujud tolong menolong (akad takafuli) yang menjadikan semua peserta sebagai keluarga besar yang saling menanggung satu sama lain di dalam menghadapi resiko, yang kita kenal sebagai sharing of risk, sebagaimana firman Allah SWT yang memerintahkan kepada kita untuk taawun (tolong menolong) yang berbentuk al birri wat taqwa (kebaikan dan ketakwaan) dan melarang taawun dalam bentuk al itsmi wal udwan (dosa dan permusuhan).

Firman Allah dalam surat al-Baqarah 188, 'Dan janganlah kalian memakan harta di antara kamu sekalian dengan jalan yang bathil, dan janganlah kalian bawa urusan harta itu kepada hakim yang dengan maksud kalian hendak memakan sebagian harta orang lain dengan jalan dosa, padahal kamu tahu." Hadist Nabi Muhammad SAW, "Mukmin terhadap mukmin yang lain seperti suatu bangunan memperkuat satu sama lain," Dan "Orang-orang mukmin dalam kecintaan dan kasih sayang mereka seperti satu badan. Apabila satu anggota badan menderita sakit, maka seluruh badan merasakannya.

Sistem Pembiayaan Kesehatan Dalam IslamAsuransi Syariah (Takaful)

1) Arti Kata TakafulSecara bahasa, takaful ( تكافل ) berasal dari akar kata ( فل ,yang artinya menolong ( ك

memberi nafkah dan mengambil alih perkara seseorang. Dalam Al-Qur'an tidak dijumpai kata takaful, namun ada sejumlah kata yang seakar dengan kata takaful, seperti dalam :QS. Thoha/ 20 : 40

ه فل �ك ي م�ن ع�ل�ى م �ك دل� أ ه�ل �قول ف�ت ك� خ ت أ �م ش ي ت إ ذ

"(yaitu) ketika saudaramu yang perempuan berjalan, lalu ia berkata kepada (keluarga Fir'aun): 'Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya?"QS. Annisa/ 04 : 85 :

ه�ا م ن ك ف ل' �ه ل ن �ك ي �ة( ,ئ ي س� ف�اع�ة( ش� ف�ع �ش ي و�م�ن"Dan barangsiapa yang memberi syafa'at yang buruk, niscaya ia akan memikul bahagian (dosa) daripadanya.."

Asuransi Syariah (Ta'min, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang/ pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan / atau tabarru' yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.

Akad yang sesuai dengan syariah adalah yang tidak mengandung gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba, dzulm (penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan maksiat.

16

Page 17: Skenario 3 - Kedokteran Keluarga

2) Cikal Bakal Asuransi Syariaha. Al-Aqila ( العاقلة )

Yaitu saling memikul atau bertanggung jawab untuk keluarganya. Jika salah satu anggota suku terbunuh oleh anggota suku yang lain, pewaris korban akan dibayar dengan uang darah (diyat) sebagai konpensasi saudara terdekat dari terbunuh. Saudara terdekat dari pembunuh disebut aqilah. Lalu mereka mengumpulkan dana (al-kanzu) yang diperuntukkan membantu keluarga yang terlibat dalam pembunuhan tidak sengaja.

b. Al-Muwalah ( الموالة )Yaitu perjanjian jaminan. Penjamin menjamin seseroang yang tidak memiliki waris

dan tidak diketahui ahli warisnya. Penjamin setuju untuk menanggung bayaran dia, jika orang yang dijamin tersebut melakukan jinayah. Apabila orang yang dijamin meninggal, maka penjamin boleh mewarisi hartanya sepanjang tidak ada ahli warisnya.

Penyelenggaraan kesehatan dalam pandangan Islam termasuk pengertian riayatus su’un(pelayanan umum) yang wajib dilakukan oleh negara atas seluruh rakyatnya, baik muslim maupun non muslim, kaya ataupun miskin. Seluruh biaya yang diperlukan secara wajib di tanggung oleh Baitul Mal (kas negara). Adapun peran non-pemerintah (swasta) dalam pembiayaan kesehatan bukanlah hal yang utama.

Negara bertanggung jawab menjamin pemenuhan kebutuhan dasar itu. Nabi saw Bersabda: “Imam (Khalifah) laksana pengembala dan ia bertanggung jawab atas rakyatnya” ( HR al-Bukhari).

Beberapa perbedaan asuransi syariah dengan asuransi konvensional, di antaranya adalah sebagai berikut:

Akad (Perjanjian)- Setiap perjanjian transaksi bisnis di antara pihak-pihak yang melakukannya harus

jelas secara hukum ataupun non-hukum untuk mempermudah jalannya kegiatan bisnis tersebut saat ini dan masa mendatang. Akad dalam praktek muamalah menjadi dasar yang menentukan sah atau tidaknya suatu kegiatan transaksi secara syariah. Hal tersebut menjadi sangat menentukan di dalam praktek asuransi syariah. Akad antara perusahaan dengan peserta harus jelas, menggunakan akad jual beli (tadabuli) atau tolong menolong (takaful).

- Akad pada asuransi konvensional didasarkan pada akad tadabuli atau perjanjian jual beli. Syarat sahnya suatu perjanjian jual beli didasarkan atas adanya penjual, pembeli, harga, dan barang yang diperjual-belikan. Sementara itu di dalam perjanjian yang diterapkan dalam asuransi konvensional hanya memenuhi persyaratan adanya penjual, pembeli dan barang yang diperjual-belikan. Sedangkan untuk harga tidak dapat dijelaskan secara kuantitas, berapa besar premi yang harus dibayarkan oleh peserta asuransi utnuk mendapatkan sejumlah uang pertanggungan. Karena hanya Allah yang tahu kapan kita meninggal. Perusahaan akan membayarkan uang pertanggunggan sesuai dengan perjanjian, akan tetapi jumlah premi yang akan disetorkan oleh peserta

17

Page 18: Skenario 3 - Kedokteran Keluarga

tidak jelas tergantung usia. Jika peserta dipanjangkan usia maka perusahaan akan untung namun apabila peserta baru sekali membayar ditakdirkan meninggal maka perusahaan akan rugi. Dengan demikian menurut pandangan syariah terjadi cacat karena ketidakjelasan (gharar) dalam hal berapa besar yang akan dibayarkan oleh pemegang polis (pada produk saving) atau berapa besar yang akan diterima pemegang polis (pada produk non-saving).

Gharar (Ketidakjelasan) - Definisi gharar menurut Madzhab Syafii adalah apa-apa yang akibatnya tersembunyi

dalam pandangan kita dan akibat yang paling kita takuti.- Gharar/ketidakjelasan itu terjadi pada asuransi konvensional, dikarenakan tidak

adanya batas waktu pembayaran premi yang didasarkan atas usia tertanggung, sementara kita sepakat bahwa usia seseorang berada di tangan Yang Mahakuasa. Jika baru sekali seorang tertanggung membayar premi ditakdirkan meninggal, perusahaan akan rugi sementara pihak tertanggung merasa untung secara materi. Jika tertanggung dipanjangkan usianya, perusahaan akan untung dan tertanggung merasa rugi secara financial. Dengan kata lain kedua belah pihak tidak mengetahui seberapa lama masing-masing pihak menjalankan transaksi tersebut. Ketidakjelasan jangka waktu pembayaran dan jumlah pembayaran mengakibatkan ketidaklengkapan suatu rukun akad, yang kita kenal sebagai gharar. Para ulama berpendapat bahwa perjanjian jual beli/akad tadabuli tersebut cacat secara hukum.

- Pada asuransi syariah akad tadabuli diganti dengan akad takafuli, yaitu suatu niat tolong-menolong sesama peserta apabila ada yang ditakdirkan mendapat musibah. Mekanisme ini oleh para ulama dianggap paling selamat, karena kita menghindari larangan Allah dalam praktik muamalah yang gharar.

- Pada akad asuransi konvensional dana peserta menjadi milik perusahaan asuransi (transfer of fund). Sedangkan dalam asuransi syariah, dana yang terkumpul adalah milik peserta (shahibul mal) dan perusahaan asuransi syariah (mudharib) tidak bisa mengklaim menjadi milik perusahaan. 

- Tabarru dan Tabungan

Tabarru berasal dari kata tabarraa-yatabarra-tabarrawan, yang artinya sumbangan atau derma. Orang yang menyumbang disebut mutabarri (dermawan). Niat bertabbaru bermaksud memberikan dana kebajikan secara ikhlas untuk tujuan saling membantu satu sama lain sesama peserta asuransi syariah, ketika di antaranya ada yang mendapat musibah. Oleh karena itu dana tabarru disimpan dalam rekening khusus. Apabila ada yang tertimpa musibah, dana klaim yang diberikan adalah dari rekening tabarru yang sudah diniatkan oleh sesama peserta untuk saling menolong.

Menyisihkan harta untuk tujuan membantu orang yang terkena musibah sangat dianjurkan dalam agama Islam, dan akan mendapat balasan yang sangat besar di hadapan Allah, sebagaimana digambarkan dalam hadist Nabi SAW,"Barang siapa memenuhi hajat saudaranya maka Allah akan memenuhi hajatnya."(HR Bukhari

18

Page 19: Skenario 3 - Kedokteran Keluarga

Muslim dan Abu Daud). Untuk produk asuransi jiwa syariah yang mengandung unsur saving maka dana yang

dititipkan oleh peserta (premi) selain terdiri dari unsur dana tabarru terdapat pula unsur dana tabungan yang digunakan sebagai dana investasi oleh perusahaan. Sementara investasi pada asuransi kerugian syariah menggunakan dana tabarru karena tidak ada unsur saving. Hasil dari investasi akan dibagikan kepada peserta sesuai dengan akad awal. Jika peserta mengundurkan diri maka dana tabungan beserta hasilnya akan dikembalikan kepada peserta secara penuh.

Prof. Mustafa Ahmad Zarqa berkata bahwa dalam asuransi konvensional terdapat unsur gharar yang pada gilirannya menimbulkan qimar. Sedangkan al qimar sama dengan al maisir. Muhammad Fadli Yusuf menjelaskan unsur maisir dalam asuransi konvensional karena adanya unsur gharar, terutama dalam kasus asuransi jiwa. Apabila pemegang polis asuransi jiwa meninggal dunia sebelum periode akhir polis asuransinya dan telah membayar preminya sebagian, maka ahliwaris akan menerima sejumlah uang tertentu. Pemegang polistidak mengetahui dari mana dan bagaimana cara perusahaan asuransi konvensional membayarkan uang pertanggungannya. Hal ini dipandang karena keuntungan yang diperoleh berasal dari keberanian mengambil risiko oleh perusahaan yang bersangkutan. Muhammad Fadli Yusuf mengatakan, tetapi apabila pemegang polis mengambil asuransi itu tidak dapat disebut judi. Yang boleh disebut judi jika perusahaan asuransi mengandalkan banyak/sedikitnya klaim yang dibayar. Sebab keuntungan perusahaan asuransi sangat dipengaruhi oleh banyak /sedikitnya klaim yang dibayarkannya.

Riba- Dalam hal riba, semua asuransi konvensional menginvestasikan dananya dengan

bunga, yang berarti selalu melibatkan diri dalam riba. Hal demikian juga dilakukan saat perhitungan kepada peserta, dilakukan dengan menghitung keuntungan di depan. Investasi asuransi konvensional mengacu pada peraturan pemerintah yaitu investasi wajib dilakukan pada jenis investasi yang aman dan menguntungkan serta memiliki likuiditas yang sesuai dengan kewajiban yang harus dipenuhi. Begitu pula dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 424/KMK.6/2003 Tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. Semua jenis investasi yang diatur dalam peraturan pemerintah dan KMK dilakukan berdasarkan sistem bunga.

- Asuransi syariah menyimpan dananya di bnak yang berdasarkan syariat Islam dengan sistem mudharabah. Untuk berbagai bentuk investasi lainnya didasarkan atas petunjuk Dewan Pengawas Syariah. Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imron ayat 130,"Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan riba yang memang riba itu bersifat berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapatkan keberuntungan." Hadist, "Rasulullah mengutuk pemakaian riba, pemberi makan riba, penulisnya dan saksinya seraya bersabda kepada mereka semua sama."(HR Muslim)

Dana Hangus 

19

Page 20: Skenario 3 - Kedokteran Keluarga

- Ketidakadilan yang terjadi pada asuransi konvensional ketika seorang peserta karena suatu sebab tertentu terpaksa mengundurkan diri sebelum masa reversing period. Sementara ia telah beberapa kali membayar premi atau telah membayar sejumlah uang premi. Karena kondisi tersebut maka dana yang telah dibayarkan tersebut menjadi hangus. Demikian juga pada asuransi non-saving atau asuransi kerugian jika habis masa kontrak dan tidak terjadi klaim, maka premi yang dibayarkan akan hangus dan menjadi milik perusahaan.

- Kebijakan dana hangus yang diterapkan oleh asuransi konvensional akan menimbulkan ketidakadilan dan merugikan peserta asuransi terutama bagi mereka yang tidak mampu melanjutkan karena suatu hal. Di satu sisi peserta tidak punya dana untuk melanjutkan, sedangkan jika ia tidak melanjutkan dana yang sudah masuk akan hangus. Kondisi ini mengakibatkan posisi yang dizalimi. Prinsip muamalah melarang kita saling menzalimi, laa dharaa wala dhirara ( tidak ada yang merugikan dan dirugikan).

- Asuransi syariah dalam mekanismenya tidak mengenal dana hangus, karena nilai tunai telah diberlakukan sejak awal peserta masuk asuransi. Bagi peserta yang baru masuk karena satu dan lain hal mengundurkan diri maka dana/premi yang sebelumnya dimasukkan dapat diambil kembali kecuali sebagian kecil dana yang dniatkan sebagai dana tabarru (dana kebajikan). Hal yang sama berlaku pula pada asuransi kerugian. Jika selama dan selesai masa kontrak tidak terjadi klaim, maka asuransi syariah akan membagikan sebagian dana/premi tersebut dengan pola bagi hasil 60:40 atau 70:30 sesuai kesepakatan si awal perjanjian (akad). Jadi premi yang dibayarkan pada awal tahun masih dapat dikembalikan sebagian ke peserta (tidak hangus). Jumlahnya sangat tergantung dari hasil investasinya.

20

Page 21: Skenario 3 - Kedokteran Keluarga

DAFTAR PUSTAKA

Anies. 2006. Kedokteran Keluarga & Pelayanan Kedokteran yang Bermutu. Semarang.

Gani A. Pembiayaan Kesehatan. FKM UI. 1996

Sistem Pembiayaan Kesehatan Indonesia. 2010

Tristantoro L. Prinsip-Prinsip Asuransi Kesehatan Untuk Mahasiswa Kedokteran Dan Residen. FK UGM.

21