sk abies
DESCRIPTION
asdfafasfTRANSCRIPT
Epidemiologi.
Skabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh penetrasi dari tungau parasit
Sarcoptes Scabiei. Diperkirakan lebih dari 300 juta orang di dunia terinfeksi tungau skabies.
Penyakit skabies menyerang semua kelas ekonomi kaya maupun miskin. Kejadian skabies
banyak terjadi di daerah yang padat penduduknya. Terdapat beberapa bukti yang mengatakan
bahwa penyakit skabies dipengaruhi oleh musim , pada musim dingin lebih banyak orang yang
terkena skabies dibandingkan pada musim panas. Angka kejadian skabies telah meningkat pada
dua decade terakhir. Penularan dari skabies baisanya melalui kontak langsung dengan penderita.
Etiologi dan Patogenesis.
Tungau skabies memiliki empat pasanga kaki dan berdiameter 0.3 mm. tungau skabies
tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Tungau skabies tidak bisa terbang maupun melompat.
Tungau skabies mempunyai siklus hidup selama 30 hari di dalam lapisan epidermis. Tungau
betina membuat terowongan menuju stratum korneum selama 20 menit lamanya dan bertelur
sebanyak 3 butir sperharinya. Telur tersebut lalu menetas empat hari berikutnya menjadi larva
lalu larva tersebut berjalan menuju ke permukaan kulit. Setelah dua minggu tungau jantan dan
betina mengalami kopulasi , setelah itu tungau betina masuk ekmbali kedalam terowongan yang
sudah di gali. Tungau jantan sedikit lebih kecil dari tungau betina, setelah mengalam kopulasi
tungau jantan lalu lepas dari kulit. Rata- rata pada pasien skabies terdapat tungau kurang lebih
sebanyak 20.
Gambar 1. Sarcoptes Scabiei
Manisfestasi Klinis.
Setelah terpapar tungau skabies, gejala gatal dan kemerahan dapat muncul pada 6-8
minggu setelah terpapar. Rasa gatal biasanya dirasakan memberat pada saat malam hari. Lesi
yang muncul biasanya seperti kemerahan, bersisik, papul dan nodul atau bahkan terdapat krusta
akibat dari garukan. Tempat predileksi dari skabies yaitu diantara sela-sela jari, pergelangan
tangan, telapak tangan, siku, ketiak, skrotum, penis, labia dan aerola pada wanita. Gejala
kemerahan mungkin dikarenakan akibat dari hipersensitifitas. Bentukan lesi biasanya berbentuk
seperti terowongan, hal ini disebabkan karena tungau berjalan di dbawah stratum korneum.
Terowongan biasanya terdapat pada sela jari, siku, dan pergelangan tangan. Namun terwongan
tersebut akan menjadi susah ditemukan apabila telah terjadi eskoriasi pada daerah lesi.
Terowongan dari tungau dapat dilihat dengan cara mengoleskan tinta hitam pada bagian yang
terinfeksi. Lalu menghapus tinta pada bagian tersebut dengan alcohol, terowongan akan tampak ,
hal ini dikarenakan tinta masuk kebagian dalam terowongan.
Pada anak kecil yang umurnya kurang dari 2 tahun, bagian wajah juga dapat terkena,
namun pada orang dewasa jarang ditemukan. Tanda kemerahan dan nodul yang gatal dapat
ditemukan pada daerah ketiak, punggung, dan daerah skrotum. Nodul tersebut dapat menetap
selama beberapa minggu akibat dari eradikasi tungau skabies.
Diagnosis dapat ditegakan dengan cara mengidentifikasi tungau dan telur dibawah
mikroskop. Tungau skabies dapat diambil dengan cara menteskan minyak mineral pada
terowongan dan melakukan scraping secara longitudinal dengan mnggunakan scapel berukuran
15 searah dengan terowongan. Hasill dari kerokan tersebut lalu ditaruh di objek glass dan
Gambar 2. Terowongan
diamati dengan pencahayaan yang lemah. Terdapat pula cara lain untuk menegakan diagnosis
yaitu dengan cara in vivo.
Deferensial Diagnosis
Terdapat beberapa diferensial diagnosis dari skabies
a. Dermatitis atopi
b. Reaksi gigitan serangga
c. Dermatitis kontak
d. Dermatitis herpetiformis
e. Dyshidrotic eczema
f. Psoriasi,
g. Impetigo bulosa
h. Drug eruption
Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada skabies adalah secondary impetigization namun biasanya
respon setelah diberikan obat topical dan anti biotic gejala akan membaik. Pada skabies crusted
skabies akan terjadi limfangitis dan septicemia
Gambar 3. Tempat Predileksi Skabies
Prognosis
Jika penyakit skabies tidak ditangan maka akan tetap ada selama bertahun-tahun. Pada
pasien dengan system imun yang buruk tungau akan berkembang menjadi lebih banyak.
Tatalaksana
Terdapat tatalaksan yang dapat digunakan, hal ini dipengaruhi dari umur pasien yang terjangkit
penyakit skabies, harga dari pengobatan dan resistensi terhadap pengobatan sebelumnya.
Pada orang dewasa pengobatan topical dioleskan dibagian seluruh tubuh kecuali dibagian wajah
terutama di tempat-tempat predileksi dari skabies tersebut. Pada anak-anak yang menderita
crusted skabies dianjurkan penggunaan topical di seluruh tubuh dan wajah. Pasien juga di
beritahu walaupun sudah mengalami pengobatan, gejala kemerahan dan rasa gatal akan tetap
muncul selama 4 minggu agar pasien tidak mengira pengobatan telah gagal. Penggunaan steroid
topical dan antihistamin dapat diberikan bila diperlukan. Obat oral yang terbukti selain obat
topical scabicide ialah ivermectin. Obat tersebut ditemukan pada tahun 1970. Strukutur obat
tersebut hamper sama dengan obat antibiotik. Obat tesebut tidak diperbolehkan untuk anak
dibawah 5 tahun atau berat kurang dari 15 kg. pada wanita hamil dan menyusui obat tersebut
juga tidak boleh diberikan.
Terdapat beberapa laoparan yang mengatakan obat ivermectin tersebut cukup efektif
untuk tatalaksana skabies. dosis yang digunakan pada umumnya 200ug/kg dan diulangi selama
10 sampai 14 hari. Efek samping dari ivermectin terbilang ringan sampai sedang namun terdapat
laporan yang mengatakan efek samping yang terjadi yaitu laryngeal edema, hipotensi dan
ensefalopati.
Tabel 1. Terapi Skabies
Pencegahan
Orang-orang yang pernah menlakukan kontak dengan pasien skabies segera diberikan
obat topical. Penatalaksanaan harus lebih terfokus ke pencegahan tersebarnya penyakit skabies.
untuk menghindari tertularnya skabies ada baiknya kasur, bantal, pakaian dan handuk yang
telah dipakai 5 hari terakhir segera di cuci dan di jemur dibawah sinar matahari .