sk 206112106

116
PENGARUH RASIO-RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Oleh: THAUSSIE NURVIGIA DWI PRABOWO PUTRI 206.112.106/FE/AK Kepada FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA 2010

Upload: ari-cah-bogares

Post on 15-Nov-2014

6.161 views

Category:

Education


4 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Sk 206112106

PENGARUH RASIO-RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA

PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Akuntansi

Oleh:

THAUSSIE NURVIGIA DWI PRABOWO PUTRI 206.112.106/FE/AK

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAKARTA

2010

Page 2: Sk 206112106

SKRIPSI BERJUDUL

PENGARUH RASIO-RASIO KEUANGAN TERHADAP

PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Dipersiapkan dan disusun oleh :

THAUSSIE NURVIGIA DWI PRABOWO PUTRI

206.112.106/FE/AK

telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal : 20 April 2010

dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima

Pembimbing

( Drs. SAMIN, MM)

Jakarta, ………………………2010

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

Fakultas Ekonomi

Kepala Program Akuntansi

(SATRIA YUDHIA WIJAYA SE, MS.AK)

Page 3: Sk 206112106

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah memberi limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini sesuai dengan tujuan dan waktu yang diharapkan

dengan judul ”PENGARUH RASIO-RASIO KEUANGAN TERHADAP

PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA” . Penyusunan skripsi ini

dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa didalam penyusunan skripsi ini banyak

mendapat bantuan dan bimbingan dari semua pihak yang telah memberikan segala

bantuan, dorongan, dan saran dari awal hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.

Oleh karena itu pada kesempatan ini izinkanlah penulis mengucapkan rasa terima

kasih yang tulus dan penghormatan yang tinggi kepada:

1. Keluarga terutama untuk kedua orang tua tercinta, almarhum papa dan

almarhumah mama yang telah memberikan rasa kasih sayang, kesabaran dan

motivasi. Penulis persembahkan skripsi ini sebagai wujud bakti dan sayang

kepada kalian. Untuk kakak tersayang, terima kasih telah memberikan dukungan,

doa, kasih sayang, semangat dan masukan sehingga dapat terselesaikannya

penulisan skripsi ini.

i

Page 4: Sk 206112106

2. Ir. Budiman Djoko Said, MM, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional

”Veteran” Jakarta.

3. DR. Erna Hernawati, Ak, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Pembangunan Nasional ”Veteran” Jakarta.

4. Bapak Satria Yudhia Wijaya, SE, MS. Ak selaku Ketua Program S1 Akuntansi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.

5. Drs. Samin, MM selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah dengan penuh

kesabaran dalam meluangkan waktunya dan telah memberikan saran, nasehat,

arahan serta bimbingannya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jakarta yang dengan segala dedikasinya telah memberikan

pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

7. Keluarga besar Om, Tante, Pakde, Budhe, Kakak-Kakak Sepupu, dan Adik-Adik

Sepupu yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil, selalu

memberikan doa dan kasih sayang, semangat, dorongan serta nasehat sehingga

dapat terselesaikannya penulisan skripsi ini.

8. Special thanks to Andi Aroef dan keluarga besarnya yang telah memberikan

dukungan, doa, kesabaran, dan ketulusan yang senantiasa membantu penulis

dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

ii

Page 5: Sk 206112106

9. Sahabat-sahabat di Surabaya Gizza, Dinda, Dita, dan Yessie beserta keluarga

besarnya yang telah memberikan doa, dukungan, bantuan, masukan, dan nasehat

kepada penulis.

10. Sahabat-sahabat Fika, Zanita, Iken, Erna, Tere, Prisma, Nisa, Thia, Arista, Abhe,

Lanang, Irfan, Putri, Romlih yang telah memberikan dukungan dan doa kepada

penulis selama perkuliahan dan dalam menyelesaikan skripisi ini.

11. Teman-teman di UPN angkatan 2006 khususnya local C dan Teknik Industri 2006

yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang selama ini telah memberikan

bantuan, doa, semangat, dukungan dan saran kepada penulis.

12. Kakak-kakak dan adik-adik di UPN Kak Angga, Kak Aam, Kak Ayu, Kak Icha,

Kak Sha, Vanni, Mbe, Peppi, June, Syela, Ibun dan yang telah memberikan

semangat, bantuan, saran, dan dukungan kepada penulis.

13. Pihak-pihak lain yang tidak sempat disebutkan namanya. Semoga Allah SWT

membalas segala kebaikan kalian. Amin.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini.

Oleh sebab itu, penulis menerima kritik dan saran yang membangun guna

kesempurnaan di masa mendatang dan pengembangan ilmu pengetahuan. Besar

harapan penulis, kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis lain dan para

pembaca.

Jakarta, April 2010

iii

Page 6: Sk 206112106

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix

ABSTRAK ............................................................................................................ x

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah ............................................................................... 7

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................... 7

1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................. 8

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 9

2.1. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ........................................................... 9

2.2. Landasan Teori ....................................................................................... 15

2.2.1. Laporan Keuangan ........................................................................... 15

2.2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan ................................................... 15

2.2.1.2. Tujuan Laporan Keuangan ......................................................... 17

2.2.1.3. Pemakai Laporan Keuangan ...................................................... 19

2.2.1.4. Jenis Laporan Keuangan ............................................................ 21

iv

Page 7: Sk 206112106

2.2.2. Rasio Keuangan ............................................................................... 22

2.2.2.1. Pengertian Rasio Keuangan .................................................... 22

2.2.2.2. Jenis-Jenis Rasio Keuangan .................................................... 23

2.2.3. Laba .................................................................................................. 33

2.2.3.1. Pengertian Laba ....................................................................... 33

2.2.3.2. Pelaporan Laba ........................................................................ 34

2.2.3.3. Tujuan Pelaporan Laba ........................................................... 35

2.2.4. Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan terhadap Perubahan Laba ........... 37

2.2.4.1. Pengaruh Current Ratio terhadap Perubahan Laba .................... 37

2.2.4.2. Pengaruh Working Capital to Total Assets terhadap

Perubahan Laba .......................................................................... 39

2.2.4.3. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Perubahan Laba ......... 40

2.2.4.4. Pengaruh Profit Margin terhadap Perubahan Laba .................... 41

2.3. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 42

2.4. Hipotesis ................................................................................................. 43

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 44

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ..................................... 44

3.1.1. Definisi Operasional......................................................................... 44

3.1.2. Pengukuran Variabel ........................................................................ 45

3.2. Teknik Penentuan Sampel ...................................................................... 46

3.3. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 48

v

Page 8: Sk 206112106

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ......................................................... 49

3.4.1. Teknik Analisis ................................................................................ 49

3.4.2. Uji Hipotesis ..................................................................................... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 55

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ................................................................... 55

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ...................................................................... 56

4.2.1. Current Ratio .................................................................................... 56

4.2.2. Working Capital to Total Assets ....................................................... 59

4.2.3. Debt to Equity Ratio ......................................................................... 61

4.2.4. Profit Margin .................................................................................... 63

4.2.5. Perubahan Laba ................................................................................ 65

4.3. Analisis Dan Pengujian Hipotesis ......................................................... 67

4.3.1. Analisis Deskriptif ............................................................................ 67

4.3.2. Analisis Regresi Berganda .............................................................. 69

4.3.3. Analisis Uji Asumsi Klasik .............................................................. 73

4.3.3.1. Uji Multikolinieritas .................................................................. 73

4.3.3.2. Uji Heteroskedastisitas .............................................................. 74

4.3.3.3. Uji Autokorelasi ........................................................................ 75

4.3.4. Pengujian Hipotesis ......................................................................... 76

4.3.4.1. Pengujian Menyeluruh atau Simultan (Uji F) ............................ 76

4.3.4.2. Pengujian Individu atau Parsial (Uji t) ...................................... 77

vi

Page 9: Sk 206112106

ii

4.3.4.3. Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ...................................... 79

4.4. Pembahasan ........................................................................................... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 85

5.1. Kesimpulan ............................................................................................ 85

5.2. Saran ...................................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

vii

Page 10: Sk 206112106

ii

Halaman

Gambar 2.1. Diagram Kerangka Pemikiran ........................................................ 43

DAFTAR TABEL

viii

Page 11: Sk 206112106

ii

Halaman

Tabel 2.1. Matriks Penelitian Terdahulu .............................................................. 12

Tabel 4.1. Nama-Nama Perusahaan Yang Menjadi Obyek Penelitian ..................... 55

Tabel 4.2. Current Ratio ....................................................................................... 57

Tabel 4.3. Working Capital to Total Assets ............................................................ 59

Tabel 4.4. Debt to Equity Ratio ............................................................................. 61

Tabel 4.5. Profit Margin ....................................................................................... 64

Tabel 4.6. Perubahan Laba .................................................................................... 66

Tabel 4.7. Descriptive Statistic .............................................................................. 68

Tabel 4.8. Data untuk Analisis Regresi Berganda .................................................. 70

Tabel 4.9. Hasil Uji Regresi Berganda ................................................................... 71

Tabel 4.10. Hasil Uji Multikolinieritas .................................................................... 73

Tabel 4.11. Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................................ 74

Tabel 4.12. Hasil Uji Autokorelasi .......................................................................... 75

Tabel 4.13. Hasil Uji Hipotesis Secara Simultan ..................................................... 76

Tabel 4.14. Hasil Uji Hipótesis Secara Parcial ........................................................ 77

Tabel 4.15. Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................................... 79

PENGARUH RASIO-RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA

PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ix

Page 12: Sk 206112106

2

Oleh:

Thaussie Nurvigia Dwi Prabowo Putri

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh rasio-rasio keuangan

terhadap perubahan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2004-2008.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini sebagai obyek perusahaan adalah perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan periode penelitian tahun 2004 sampai 2008 sebanyak 19 perusahaan, sedangkan yang dijadikan obyek penelitian (sampel) yaitu sebanyak enam perusahaan. Teknik penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling. Data diuji menggunakan analisis korelasi, analisis regresi berganda, dan uji hipotesis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel current ratio (CR), working capital to total assets (WCTA), debt to equity ratio (DER) dan profit margin (PM) secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan laba. Hasil uji F menghasilkan Fhitung > Ftabel (2.869 > 2.759) dengan tingkat signifikansi 0.044 < 0.05. Secara parsial, current ratio (CR) tidak berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap perubahan laba. Working capital to total assets (WCTA) berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap perubahan laba. Debt to equity ratio (DER) tidak berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap perubahan laba. Profit margin (PM) berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap perubahan laba. Kata Kunci: Perubahan Laba, Current Ratio, Working Capital to Total Assets, Debt

to Equity Ratio, Profit Margin

x

Page 13: Sk 206112106

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perusahaan dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan

dalam kondisi ekonomi apapun, yang terlihat dari kemampuannya dalam

memenuhi kewajiban-kewajiban financial dan melaksanakan operasinya dengan

stabil serta dapat menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke

waktu. Masyarakat luas pada dasarnya mengukur keberhasilan perusahaan

berdasarkan kemampuan perusahaan yang terlihat dari kinerja manajemen.

Kinerja suatu perusahaan merupakan hasil dari serangkaian proses dengan

mengorbankan berbagai sumber daya. Adapun salah satu parameter kinerja

tersebut adalah laba.

Laba perusahaan diperlukan untuk kepentingan kelangsungan hidup

perusahaan dan ketidakmampuan perusahaan dalam mendapatkan laba akan

menyebabkan tersingkirnya perusahaan dari perekonomian. Untuk memperoleh

laba, perusahaan harus melakukan kegiatan operasional yang didukung oleh

adanya sumber daya. Laba (penghasilan bersih) adalah kenaikan manfaat

ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau

penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan

ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal (Juliana dan

Sulardi, 2003).

1

Page 14: Sk 206112106

2

Laporan laba-rugi, yang didalamnya tercantum laba atau rugi yang

dialami oleh perusahaan merupakan salah satu laporan keuangan utama

perusahaan yang melaporkan hasil kegiatan dalam meraih keuntungan untuk

periode waktu tertentu sedangkan neraca mencantumkan sumber daya

perusahaan. Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk

memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang

dicapai oleh perusahaan. Para pelaku bisnis dan pemerintah dalam pengambilan

keputusan ekonomi membutuhkan informasi tentang kondisi dan kinerja

keuangan perusahaan. Dari laporan keuangan, perusahaan dapat memperoleh

informasi tentang performance (kinerja) perusahaan, aliran kas perusahaan dan

informasi lain yang berkaitan dengan laporan keuangan. Oleh karena itu,

analisis laporan keuangan sangat diperlukan untuk memahami informasi laporan

keuangan.

Dalam menganalisis dan menilai kondisi keuangan perusahaan serta

prospek pertumbuhan labanya, ada beberapa teknik analisis yang dapat

digunakan. Salah satu alternatif untuk mengetahui apakah informasi keuangan

yang dihasilkan dapat bermanfaat untuk memprediksi pertumbuhan laba,

termasuk kondisi keuangan di masa depan adalah dengan melakukan analisis

rasio keuangan. Analisis rasio adalah salah satu cara pemrosesan dan

penginterprestasikan informasi akuntansi yang dinyatakan dalam artian relatif

maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu

dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan (Suhardito dkk,2000).

Page 15: Sk 206112106

3

Rasio keuangan sering digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan

yang dihadapi perusahaan di bidang keuangan yang pada dasarnya tidak hanya

berguna bagi kepentingan intern perusahaan, melainkan juga bagi pihak

eksternal. Selain itu, rasio keuangan dapat dipakai sebagai sistem peringatan

awal (early warning system) terhadap kemunduran kondisi keuangan dari suatu

perusahaan. Dengan rasio keuangan, investor dapat dibimbing untuk membuat

keputusan atau perimbangan tentang apa yang akan dicapai oleh perusahaan dan

bagaimana prospek yang akan dihadapi di masa yang akan datang.

Seperangkat laporan keuangan utama belum dapat memberi manfaat

maksimal bagi pemakai sebelum pemakai menganalisis laporan keuangan

tersebut lebih lanjut dalam bentuk analisis laporan keuangan yang didalamnya

termasuk analisis terhadap rasio-rasio keuangan. Analisis laporan keuangan

mencurahkan perhatian kepada penghitungan rasio agar dapat mengevaluasi

keadaan financial masa lalu, sekarang, dan memproyeksikan hasil atau laba

yang akan datang. Analisis ini dilakukan dengan mengukur hubungan antara

unsur-unsur tersebut dari tahun ke tahun untuk mengetahui arah

perkembangannya.

Pesatnya perkembangan yang terjadi dalam penyusunan teori akuntansi

telah mendorong dilakukannya studi-studi akuntansi yang menghubungkan

rasio keuangan dengan fenomena-fenomena akuntansi tertentu, dengan harapan

akan dapat ditemukan berbagai kegunaan objektif rasio keuangan. Salah satu

fenomena-fenomena akuntansi yang terjadi yaitu yang terjadi pada PT. Adira

Page 16: Sk 206112106

4

Dinamika Multifinance Tbk. Perusahaan tersebut merupakan salah satu

perusahaan yang berpotensi meraih keuntungan ditengah minimnya likuiditas di

industri multifinance. Hal ini disebabkan karena PT. Adira mendapat sokongan

dana dari PT. Bank Danamon Tbk. Per Desember 2008 Bank menyuntik 89 %

kebutuhan dana PT. Adira yang mencapai Rp 16,9 triliun. Suntikan diberikan

melalui fasilitas pembiayaan bersama, 99 % ditanggung Bank Danamon dan 1

% ditanggung PT. Adira. Hal ini menguntungkan karena pendanaan Bank

Danamon tidak tercatat dalam akun utang PT. Adira dan ini menyebabkan rasio

utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) PT. Adira menjadi relatif kecil,

tercatat 0,43 kali pada tahun 2008 dibandingkan dengan batasan maksimal 10

kali. Dengan begitu, per 31 Desember 2008 PT. Adira hanya mencatat utang

bank Rp 96 miliar dan utang obligasi Rp 750 miliar. Padahal, piutang PT. Adira

dari aktivitas pembiayaannya Rp 17 triliun.

Kekuatan prediksi rasio keuangan dalam memprediksi laba selama ini

memang sangat berguna dalam menilai performance (kinerja) perusahaan di

masa mendatang. Kekuatan prediksi rasio keuangan ditemukan secara berbeda

oleh beberapa peneliti. Peneliti yang mengatakan bahwa Current Ratio

berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba adalah Meriewaty dan Setyani

(2005) dengan menggunakan sampel perusahaan di industri food and beverages

yang terdaftar di BEJ. Sedangkan peneliti yang mengatakan tidak berpengaruh

adalah Juliana dan Sulardi (2003) dengan sampel perusahaan manufaktur yang

go public di BEJ, Takarini dan Ekawati (2003) yang menggunakan sampel

Page 17: Sk 206112106

5

perusahaan manufaktur di pasar modal Indonesia dan Hermanto (2007) dengan

sampel perusahaan go public di BEJ.

Penelitian mengenai pengaruh Working Capital to Total Assets terhadap

perubahan laba ditemukan oleh Warsidi dan Pramuka (2000) dengan

menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ dan oleh

Takarini dan Ekawati (2003). Sedangkan penelitian yang mengemukakan

bahwa tidak adanya pengaruh antara Working Capital to Total Assets adalah

penelitian Meriewaty dan Setyani (2005).

Penelitian Hermanto (2007) dan penelitian Suhardito dkk (2000) yang

menggunakan sampel perusahaan emiten dan industri perbankan di PT. BES

menunjukkan bahwa adanya pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap perubahan

laba. Sedangkan penelitian Juliana dan Sulardi (2003) menyatakan bahwa tidak

ada pengaruh antara Debt to Equity Ratio terhadap perubahan laba.

Penelitian mengenai pengaruh Profit Margin terhadap perubahan laba

dilakukan oleh Takarini dan Ekawati (2003) dengan hasil yang menunjukkan

adanya pengaruh diantara kedua variabel tersebut. Sedangkan yang mengatakan

tidak berpengaruh adalah penelitian Juliana dan Sulardi (2003).

Dengan tidak konsistennya penelitian-penelitian yang telah dilakukan

tersebut, penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian lebih lanjut

temuan-temuan empiris mengenai rasio keuangan, khususnya yang menyangkut

kegunaannya dalam memprediksi perubahan laba di masa yang akan datang.

Jika rasio keuangan dapat dijadikan sebagai prediktor perubahan laba di masa

Page 18: Sk 206112106

6

yang akan datang, temuan ini tentu merupakan pengetahuan yang cukup

berguna bagi para pemakai laporan keuangan yang secara real maupun

potensial berkepentingan dengan suatu perusahaan. Sebaliknya, jika rasio

keuangan ternyata tidak cukup signifikan dalam memprediksi perubahan laba di

masa yang akan datang, hasil penelitian ini akan memperkuat bukti tentang

inkonsistensi temuan-temuan empiris sebelumnya.

Penelitian ini mengacu kepada penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya oleh Suhardito dkk (2000) dan Takarini dan Ekawati (2003).

Perbedaan penelitian ini dibandingkan dengan yang dilakukan Suhardito (2000)

dan Takarini dan Ekawati (2003) terletak pada rasio-rasio keuangan yang

dianalisis didalam penelitian ini berjumlah 4, sedangkan jumlah rasio keuangan

yang dianalisis Suhardito (2000) adalah sebanyak 11 dan Takarini dan Ekawati

(2003) sebanyak 18 rasio keuangan. Perbedaan yang terakhir yaitu sampel

penelitian dan lamanya periode penelitian. Penelitian Suhardito (2000)

menggunakan sampel pada emiten dan industri perbankan di Bursa Efek

Surabaya selama empat tahun (1995-1998) dan sampel penelitian Takarini dan

Ekawati (2003) adalah perusahaan manufaktur di Pasar Modal Indonesia selama

empat tahun (1997-2000). Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah

perusahaan otomotif di Bursa Efek Indonesia dan periode penelitian selama

lima tahun (2004-2008).

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini berjudul ”PENGARUH

RASIO-RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA

Page 19: Sk 206112106

7

PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA” .

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, masalah

yang diidentifikasi dalam penelitian ini terbatas pada:

a. Apakah Current Ratio, Working Capital to Total Assets, Debt to Equity

Ratio, dan Profit Margin secara simultan berpengaruh terhadap perubahan

laba?

b. Apakah Current Ratio, Working Capital to Total Assets, Debt to Equity

Ratio, dan Profit Margin secara parsial berpengaruh terhadap perubahan

laba?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Untuk menguji secara empiris pengaruh Current Ratio, Working Capital to

Total Assets, Debt to Equity Ratio, Profit Margin terhadap perubahan laba

secara simultan.

b. Untuk menguji secara empiris pengaruh Current Ratio, Working Capital to

Total Assets, Debt to Equity Ratio, Profit Margin terhadap perubahan laba

secara parsial.

Page 20: Sk 206112106

8

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

a. Bagi Peneliti

Dapat digunakan untuk lebih memperdalam pengetahuan mengenai

kegunaan rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba.

b. Bagi Pemakai Laporan Keuangan

Dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan.

c. Bagi Akademisi

Dapat digunakan sebagai bahan literatur dan referensi dalam melakukan

penelitian selanjutnya mengenai kegunaan prediktif rasio keuangan terhadap

perubahan laba di masa yang akan datang.

Page 21: Sk 206112106

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan analisis rasio

keuangan yang berpengaruh dalam perubahan laba diantaranya dikutip dari

beberapa sumber. Penelitian mengenai perubahan laba antara lain:

a. Suhardito dkk (2000) melakukan penelitian tentang analisis kegunaan rasio-

rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba. Variabel bebas

(independent) yang digunakan berjumlah 11 rasio keuangan emiten dan 19

rasio keuangan industri perbankan. Sampel dari penelitian ini adalah 70

perusahaan emiten dan 13 industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Surabaya selama kurun waktu 1995-1998. Teknik analisis kuantitatif yang

digunakan adalah teknik analisis regresi dengan metode pangkat dua terkecil

biasa atau OLS (Ordinary Least Squares). Hasil dari penelitian adalah

Capital Ratio, Primary Ratio, Gross Profit Margin, dan Return On Equity

mampu memprediksikan perubahan laba pada industri perbankan.

Sedangkan rasio-rasio keuangan emiten tidak mampu memprediksikan

perubahan laba.

b. Warsidi dan Pramuka (2000) yang menguji kegunaan rasio keuangan dalam

memprediksi perubahan laba di masa yang akan datang. Pengujian ini

dilakukan dengan menggunakan sampel sebanyak 54 perusahaan

9

Page 22: Sk 206112106

10

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1993-1997.

Jumlah rasio keuangan yang dianalisis sebanyak 49 rasio. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa tujuh rasio keuangan terbukti signifikan untuk

digunakan sebagai prediktor laba satu tahun yang akan datang, lima rasio

keuangan signifikan untuk digunakan sebagai prediktor laba dua tahun yang

akan datang, dan untuk tiga tahun hanya dua rasio yang signifikan.

c. Juliana dan Sulardi (2003) yang meneliti mengenai manfaat rasio keuangan

dalam memprediksi perubahan laba, membuktikan bahwa secara serempak

rasio keuangan mampu memprediksikan perubahan laba. Sementara secara

parsial, hanya rasio gross profit margin dan operating profit margin yang

mampu memprediksi perubahan laba. Sampel dari penelitian ini adalah

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta yang menerbitkan laporan

keuangan untuk tahun 1998-2000. Sampel yang digunakan sebanyak 52

perusahaan. Penelitian menggunakan analisis regresi linier berganda

(Multiple Regression Analysis). Variabel yang diuji dalam penelitian ini

berjumlah tiga, yaitu perubahan laba sebagai variabel dependen, rasio

keuangan (Curent Ratio, Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, Net

Profit Margin, Debt to Equity, Inventory Turnover, Total Assets Turnover,

Return on Investment, Return on Equity, dan Leverage Ratio) sebagai

variabel independen, dan ukuran perusahaan sebagai variabel moderating.

d. Takarini dan Ekawati (2003) melakukan penelitian tentang analisis rasio

keuangan dalam memprediksi perubahan laba terhadap 42 perusahaan

Page 23: Sk 206112106

11

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1997-2000.

Delapan belas (18) rasio keuangan digunakan sebagai variabel independen

dalam penelitian ini. Logit model (Regression Logistic) merupakan metode

analisis data penelitian. Hasil analisis data mengemukakan bahwa hasil

penelitian untuk satu tahun ke depan menunjukkan rasio CLE (Current

Liabilities to Equity), WCTA (Working Capital to Total Assets), ROE

(Return on Eqiuty), dan NPM (Net Profit Margin). Untuk prediksi dua tahun

ke depan, yaitu rasio NWS (Net Worth to Sales).

e. Meriewaty dan Setyani (2005) melakukan penelitian tentang analisis rasio

keuangan terhadap perubahan kinerja pada perusahaan. Sampel diambil dari

perusahaan di industri food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek

Jakarta dengan periode penelitian dari tahun 1999-2003. Jumlah perusahaan

yang digunakan sebanyak 20 perusahaan. Model statistik digunakan dalam

penelitian ini untuk menguji tingkat signifikan rasio keuangan terhadap

perubahan kinerja. Variabel independen di penelitian ini berjumlah 14 rasio

sedangkan variabel dependennya berjumlah dua yaitu Earning After Tax dan

Operating Profit. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa rasio keuangan

yang berpengaruh signifikan terhadap perubahan kinerja (untuk EAT)

adalah rasio Total Debt to Total Capital Assets, Total Assets Turnover, dan

Return on Investment. Kemudian rasio keuangan yang berpengaruh

signifikan terhadap perubahan kinerja (untuk OP) adalah Current Ratio.

Page 24: Sk 206112106

12

f. Hermanto (2007) meneliti pengaruh sistem informasi dan rasio keuangan

terhadap perubahan laba. Peran sistem informasi dan sembilan rasio

keuangan digunakan sebagai variabel independen. Sedangkan variabel

dependennya adalah perubahan laba. Sampel penelitian ini untuk variabel

peranan sistem informasi adalah manajer departemen sistem informasi serta

non-sistem informasi, dan untuk variabel rasio keuangan adalah perusahaan

go-public di Bursa Efek Jakarta periode tahun 1994-2003. Model pengujian

yang digunakan adalah regresi berganda (Multiple Regression). Hasil dari

penelitian tersebut adalah peranan sistem informasi dan rasio keuangan

Cash to Total Debt, Total Debt to Total Equity, Equity to Earning Before

Tax, Net Income to Equity, dan Sales to Fixed Asset berpengaruh terhadap

perubahan laba setahun ke depan.

Tabel 2.1

Matrix Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Variabel Hasil Penelitian 1. Suhardito dkk

(2000)

Variabel Independen: Rasio keuangan emiten: CR, QR, cash ratio, debt ratio, DER, debt to tangible net worth, operating cash flow per total debt ratio, ROA, ROAA, ROI, ROE Rasio keuangan industri perbankan: Investing policy ratio, QR, banking ratio, loan

Hasil dari penelitian adalah Capital Ratio, Primary Ratio, Gross Profit Margin, dan Return On Equity mampu memprediksikan perubahan laba pada industri perbankan. Sedangkan rasio-rasio keuangan emiten tidak mampu memprediksikan perubahan laba.

Page 25: Sk 206112106

13

to asset ratio, liquidity risk, cash ratio, allowance to total loan ratio, primary ratio, risk asset ratio, capital ratio, CAR I, CAR II, deposit risk ratio, GPM, NPM, ROE, gross yield on total assets, ROA, rate of return on loan Variabel Dependen: Perubahan Laba

2. Warsidi dan Pramuka (2000)

Variabel Independen: 49 Rasio keuangan Variabel Dependen: Perubahan Laba

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuh rasio keuangan terbukti signifikan untuk digunakan sebagai prediktor laba satu tahun yang akan datang, lima rasio keuangan signifikan untuk digunakan sebagai prediktor laba dua tahun yang akan datang, dan untuk tiga tahun hanya dua rasio yang signifikan.

3. Juliana dan Sulardi (2003)

Variabel Independen: CR, GPM, OPM, NPM, DER, ITO, TATO, ROI, ROE, dan Leverage Ratio Variabel Dependen: Perubahan Laba

Hasil penelitian membuktikan bahwa secara serempak rasio keuangan mampu memprediksikan perubahan laba. Sementara secara parsial, hanya rasio gross profit margin dan operating profit margin yang mampu memprediksi perubahan laba.

4. Takarini dan Ekawati (2003)

Variabel Independen: TLTA, NWTLFA, CLI, CLE, OITL, CR, QR, CFTL, CFCL, WCTA, STA, INWC, QAI, NWS, NPM, ROA,

Hasil analisis data mengemukakan bahwa hasil penelitian untuk satu tahun ke depan menunjukkan rasio CLE (Current Liabilities to Equity), WCTA (Working Capital to

Page 26: Sk 206112106

14

ROE, dan RETA. Variabel Dependen: Perubahan Laba

Total Assets), ROE (Return on Eqiuty), dan NPM (Net Profit Margin). Untuk prediksi dua tahun ke depan, yaitu rasio NWS (Net Worth to Sales).

5. Meriewaty dan Setyani (2005)

Variabel Independen: CR, QR, WCTA, DER, debt to total capital assets ratio, long term debt to equity ratio, TATO, ITO, average day’s inventory ratio, WCTO, GPM, NPM, ROI, dan ROE. Variabel Dependen: EAT dan OP

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa rasio keuangan yang berpengaruh signifikan terhadap perubahan kinerja (untuk EAT) adalah rasio Total Debt to Total Capital Assets, Total Assets Turnover, dan Return on Investment. Kemudian rasio keuangan yang berpengaruh signifikan terhadap perubahan kinerja (untuk OP) adalah Current Ratio.

6. Hermanto (2007)

Variabel Independen: Peran sistem informasi, cash to total debt, current asset to current liabilities, inventory to sales, total debt to equity, total assets to net income, equity to EBIT, net income to equity, sales to fixed assets, dan sales to total assets. Variabel Dependen: Perubahan Laba

Hasil dari penelitian tersebut adalah peranan sistem informasi dan rasio keuangan Cash to Total Debt, Total Debt to Total Equity, Equity to Earning Before Tax, Net Income to Equity, dan Sales to Fixed Asset berpengaruh terhadap perubahan laba setahun ke depan.

Page 27: Sk 206112106

15

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Laporan Keuangan

2.2.1.1. Pengertian laporan Keuangan

Laporan keuangan diperoleh dari proses berjalannya sistem

akuntansi. Akuntansi atau Accounting merupakan bahasa bisnis yang dapat

memberikan informasi tentang kondisi bisnis dan hasil usaha pada suatu

waktu atau periode tertentu. Laporan keuangan yang dihasilkan dari sistem

atau proses akuntansi tidak dapat dibuat secara mudah, tetapi harus dibuat

dan disusun sesuai dengan aturan atau standar yang berlaku. Hal ini perlu

dilakukan agar laporan keuangan mudah dibaca dan dimengerti.

Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan digunakan

sebagai alat penguji dari pekerjaan pembukuan, tetapi untuk selanjutnya

laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai

dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan

agar pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil suatu keputusan.

Dalam hal laporan keuangan, kewajiban setiap perusahaan adalah untuk

membuat dan melaporkan keuangan perusahaannya pada suatu periode

tertentu. Hal yang dilaporkan kemudian dianalisis untuk dapat diketahui

kondisi dan posisi perusahaan terkini. Laporan keuangan juga menentukan

langkah apa yang dilakukan perusahaan sekarang dan ke depan, dengan

melihat berbagai persoalan yang ada baik kelemahan maupun kekuatan yang

dimiliki perusahaan.

Page 28: Sk 206112106

16

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:03:07) mendefinisikan

laporan keuangan sebagai berikut:

”Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.”

Menurut Kasmir (2009:07), laporan keuangan adalah laporan yang

menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu

periode tertentu.

Menurut Harahap (2006:105), laporan keuangan menggambarkan

kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau

jangka waktu.

Menurut Juliana dan Sulardi (2003), laporan keuangan didefinisikan

sebagai berikut:

”Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan yang bermanfaat besar bagi pemakai dalam pengambilan keputusan.”

Munawir (2004:02) mendefinisikan laporan keuangan sebagai

berikut:

”Pada dasarnya laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan dan aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahan tersebut.”

Page 29: Sk 206112106

17

Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa

laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang berupa

data keuangan dan aktivitas dari suatu perusahaan yang bertujuan untuk

memberi gambaran mengenai kondisi keuangan, hasil usaha, serta kinerja

perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.

2.2.1.2. Tujuan Laporan Keuangan

Secara umum, laporan keuangan bertujuan untuk memberikan

informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada

periode tertentu. Laporan keuangan mampu memberikan informasi

keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki

kepentingan terhadap perusahaan.

Ikatan Akuntan Indonesia No. 01 (2007:05:1.2) merumuskan tujuan

laporan keuangan adalah menyediakan informasi tentang posisi keuangan,

kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat

bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan

manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang

dipercayakan kepada manajemen. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut,

suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang

meliputi:

Page 30: Sk 206112106

18

a. Aktiva merupakan harta atau kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan,

baik pada saat tertentu maupun periode tertentu.

b. Kewajiban merupakan utang kepada pihak lain yang timbul karena

memperoleh pinjaman (kredit) atau karena pembelian suatu barang atau

jasa yang pembayarannya dilakukan secara angsuran.

c. Ekuitas merupakan hak yang dimiliki oleh perusahaan.

d. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian.

Pendapatan merupakan hasil dari penjualan barang atau jasa yang

dibebankan kepada langganan atau yang menerima jasa.

Beban merupakan semua biaya yang telah dikenakan dan dapat

dikurangkan pada penghasilan.

Keuntungan dan kerugian adalah naiknya dan turunnya nilai ekuitas dari

transaksi yang sifatnya insindentil dan bukan kegiatan utama entitas dan

dari transaksi kejadian lainnya yang mempengaruhi entitas selama satu

periode tertentu.

e. Arus kas merupakan aliran penerimaan dan pengeluaran kas atau setara

kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu.

Dengan memperoleh laporan keuangan, suatu perusahaan akan dapat

mengetahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh. Laporan

keuangan tidak hanya untuk dibaca tetapi juga untuk dimengerti dan

dipahami mengenai posisi keuangan perusahaan saat ini.

Page 31: Sk 206112106

19

2.2.1.3. Pemakai Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun berdasarkan berbagai tujuan. Tujuan

utamanya adalah untuk kepentingan pemilik dan manajemen perusahaan

serta memberikan informasi kepada berbagai pihak yang sangat

berkepentingan terhadap perusahaan. Hal ini berarti, pembuatan dan

penyusunan laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi kepentingan

berbagai pihak, baik pihak intern maupun ekstern perusahaan. Pihak yang

paling berkepentingan adalah pemilik usaha dan manajemen. Yang

dimaksud dengan pihak luar adalah pihak yang mempunyai hubungan baik

langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaan. Masing-masing

pihak memiliki kepentingan tersendiri tergantung dari sudut pandang.

Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan terdiri

dari (Kasmir, 2009:18):

a. Pemilik atau Pemegang Saham

Pemilik adalah pihak yang memiliki usaha. Hal ini tercermin dari

kepemilikan saham yang dimilikinya. Pemilik atau pemegang saham

berkepentingan untuk melihat kondisi dan posisi perusahaan, untuk

mengetahui perkembangan dan kemajuan perusahaan dalam suatu

periode serta menilai kinerja manajemen atas target yang telah

ditetapkan.

Page 32: Sk 206112106

20

b. Manajemen

Bagi pihak manajemen, laporan keuangan yang dibuat

merupakan cermin kinerja dalam suatu periode tertentu. Nilai penting

laporan keuangan bagi manajemen adalah alat untuk menilai dan

mengevaluasi kinerja dalam pencapaian target dan tujuan yang telah

ditetapkan dalam suatu periode serta untuk melihat kemampuan

manajemen mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki perusahaan.

c. Kreditor

Kreditor adalah pihak penyandang dana bagi perusahaan, seperti

bank atau lembaga keuangan lainnya. Bagi perusahaan yang telah

mendapat pinjaman, laporan keuangan dapat menyajikan informasi

tentang penggunaan dana yang diberikan serta kondisi keuangan seperti

likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas perusahaan. Bagi perusahaan

calon debitur, laporan keuangan dapat menjadi sumber informasi untuk

menilai kelayakan perusahaan untuk menerima kredit yang akan

diberikan.

d. Pemerintah

Arti penting laporan keuangan bagi pihak pemerintah adalah

untuk menilai kejujuran perusahaan dalam melaporkan seluruh

keuangan perusahaan yang sesungguhnya dan untuk mengetahui

kewajiban perusahaan terhadap negara termasuk jumlah pajak yang

harus dibayar kepada negara.

Page 33: Sk 206112106

21

e. Investor

Investor adalah pihak yang akan menanamkan dana di suatu

perusahaan. Dengan laporan keuangan, investor dapat melihat prospek

atau keuntungan yang akan diperoleh (dividen) serta perkembangan nilai

saham ke depan. Dengan begitu, investor dapat mengambil keputusan

untuk membeli saham atau tidak.

2.2.1.4. Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari beberapa

jenis tergantung dari maksud dan tujuan pembuatan laporan keuangan.

Dalam prakteknya, perusahaan diharuskan untuk menyusun beberapa jenis

laporan keuangan yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan,

terutama untuk kepentingan diri sendiri maupun untuk kepentingan pihak

lain. Laporan keuangan utama menurut IAI (2007:07:1.3) terdiri dari:

a. Neraca

Neraca atau disebut juga posisi keuangan menggambarkan posisi

keuangan (harta, utang, dan modal) perusahaan dalam suatu tanggal

tertentu.

b. Laporan Laba-Rugi

Laporan laba-rugi melaporkan seluruh hasil dan biaya untuk

mendapatkan hasil dan laba (rugi) perusahaan selama suatu periode

tertentu.

Page 34: Sk 206112106

22

c. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang berisi jumlah dan

jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Laporan ini akan dibuat apabila

terjadi perubahan modal.

d. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas melaporkan jumlah kas yang dihasilkan dan digunakan

oleh perusahaan melalui tiga tipe aktivitas yaitu operasi, investasi, dan

pendanaan.

e. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang memberikan

informasi apabila terdapat laporan keuangan yang memerlukan

penjelasan tertentu.

2.2.2. Rasio Keuangan

2.2.2.1. Pengertian Rasio Keuangan

Analisis keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis

kelemahan dan kekuatan financial akan sangat membantu dalam menilai

prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa datang. Dengan

analisis keuangan, dapat diketahui kekuatan serta kelemahan yang dimiliki

oleh seorang Business Enterprises. Rasio dapat memberikan indikasi apakah

perusahaan masih memiliki kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban

financialnya, besarnya piutang yang cukup rasional, efisiensi manajemen

Page 35: Sk 206112106

23

persediaan, perencanaan pengeluaran investasi yang baik, dan struktur

modal yang sehat sehingga tujuan memaksimumkan kemakmuran

pemegang saham dapat dicapai.

Menurut Harahap (2006:297), rasio keuangan adalah angka yang

diperoleh dari hasil perbandingan satu pos laporan keuangan dengan pos

lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti).

Menurut Horne (Kasmir;2009:104), mendefinisikan rasio keuangan

adalah sebagai berikut:

“Rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka yang lainnya dalam satu periode maupun beberapa periode.”

Menurut Brigham dan Houston (2006:94), rasio keuangan dirancang

untuk membantu dalam mengevaluasi suatu laporan keuangan.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa rasio

keuangan adalah indeks yang mempunyai hubungan relevan dan signifikan

antara dua angka dalam pos-pos laporan keuangan dengan membandingkan

angka-angka tersebut dalam satu periode atau beberapa periode dalam

rangka membantu mengevaluasi suatu laporan keuangan.

2.2.2.2. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan

rasio keuangan dapat dilakukan dengan beberapa rasio keuangan. Setiap

rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu. Kemudian,

Page 36: Sk 206112106

24

setiap hasil rasio yang diukur diinterpretasikan sehingga menjadi berarti

bagi pengambilan keputusan.

Menurut Kasmir (2009:127), jenis rasio keuangan terdiri dari

sebagai berikut:

a. Rasio Likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Jenis-jenis dari

rasio likuiditas antara lain:

1) Rasio Lancar (Current Ratio) merupakan rasio untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek

atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara

keseluruhan.

2) Rasio Cepat (Quick Ratio) merupakan rasio yang menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban

atau utang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai

persediaan.

3) Rasio Kas (Cash Ratio) merupakan alat yang digunakan untuk

mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar

utang.

4) Rasio Perputaran Kas merupakan rasio yang mengukur tingkat

kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk

membayar tagihan dan membiayai penjualan.

Page 37: Sk 206112106

25

5) Inventory to Net Working Capital merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan

yang ada dengan modal kerja perusahaan.

b. Rasio Solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Jenis-jenis rasio

solvabilitas antara lain:

1) Debt Ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur

perbandingan antara total utang dengan total aktiva.

2) Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai

utang dengan ekuitas.

3) Long Term Debt to Equity Ratio merupakan rasio antara utang

jangka panjang dengan modal sendiri.

4) Times Interest Earned merupakan rasio untuk mencari jumlah kali

perolehan bunga.

5) Fixed Charge Coverage merupakan rasio yang dilakukan apabila

perusahaan memperoleh utang jangka panjang atau menyewa aktiva

berdasarkan kontrak sewa (lease contract).

c. Rasio Aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan,

persediaan, penagihan piutang, dan lainnya) atau rasio untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.

Jenis-jenis rasio aktivitas antara lain:

Page 38: Sk 206112106

26

1) Perputaran Piutang merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau

berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini akan berputar

dalam satu periode.

2) Perputaran Persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan ini

berputar dalam suatu periode.

3) Perputaran Modal Kerja merupakan salah satu rasio untuk mengukur

atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode

tertentu.

4) Fixed Assets Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap

berputar dalam satu periode.

5) Total Assets Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan

mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah

aktiva.

d. Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode

tertentu. Jenis-jenis rasio profitabilitas antara lain:

1) Profit Margin on Sales merupakan salah satu rasio yang digunakan

untuk mengukur margin laba atas penjualan.

Page 39: Sk 206112106

27

2) Return on Investment merupakan rasio yang menunjukkan hasil

(return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan.

3) Return on Equity merupakan rasio untuk mengukur laba bersih

sesudah pajak dengan modal sendiri.

4) Laba Per Lembar Saham Biasa merupakan rasio untuk mengukur

keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi

pemegang saham.

Berdasarkan jenis-jenis rasio keuangan diatas, terdapat tiga rasio

keuangan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

a. Rasio Likuiditas

Penyebab utama kejadian kekurangan dan ketidakmampuan

perusahaan untuk membayar kewajibannya adalah akibat kelalaian

manajemen perusahaan dalam menjalankan usahanya dan perusahaan

yang tidak memiliki cukup dana untuk menutupi utang yang jatuh

tempo. Kemudian, sebab lainnya adalah sebelumnya pihak manajemen

perusahaan tidak menghitung rasio yang diberikan sehingga tidak

mengetahui kondisi perusahaan yang dalam keadaan tidak mampu lagi

karena nilai utangnya lebih tinggi dari aktiva lancarnya. Analisis

keuangan yang berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk

membayar utang atau kewajibannya dikenal dengan nama analisis rasio

likuiditas.

Page 40: Sk 206112106

28

Menurut Kasmir (2009:129), rasio likuiditas diartikan sebagai

berikut:

“Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Fungsi rasio likuiditas adalah untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan maupun didalam perusahaan. Rasio likuiditas atau sering disebut sebagai rasio modal kerja yang merupakan rasio untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan.”

Jenis rasio likuiditas yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar atau current ratio (CR) merupakan rasio untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban

jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih

secara keseluruhan. Rasio lancar dapat dikatakan sebagai bentuk

untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu

perusahaan.

Rumus untuk mencari rasio lancar atau current ratio dapat

digunakan sebagai berikut:

sLiabilitie Current

Assets Current Ratio Current =

Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah,

dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar

utang. Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, kondisi

Page 41: Sk 206112106

29

perusahaan belum dapat dikatakan baik, hal ini dapat terjadi karena

tidak adanya penggunaan kas dengan sebaik mungkin.

2) Working Capital to Total Assets Ratio

Working capital to total assets ratio adalah ukuran bersih

pada aktiva lancar perusahaan terhadap modal perusahaan. Modal

kerja bersih adalah selisih antara aktiva lancar dikurangi hutang

lancar. Karakteristik likuiditas benar-benar ditentukan secara jelas

dikarenakan sebuah perusahaan yang mengalami kerugian operasi

yang terus menerus akan menyusutkan aktiva lancar sehubungan

dengan total aktiva. Diantara penilaian terhadap rasio likuiditas,

rasio ini terbukti paling berharga. Rasio ini dapat juga digunakan

sebagai alat diskriminan dalam menentukan suatu kebangkrutan.

Working capital to total assets ratio (WCTA) merupakan

likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja. Rumus yang dapat

digunakan untuk menghitung Working Capital to Total Assets Ratio

adalah sebagai berikut:

Assets Total

sLiabilitie CurrentAssets Current Assets Total to Capital Working

- =

Rendahnya rasio working capital to total assets disebabkan

karena suatu perusahaan yang mengalami kerugian operasional

Page 42: Sk 206112106

30

secara terus menerus yang nantinya akan mengurangi aktiva lancar

yang berkaitan dengan total aktiva.

b. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)

Untuk menjalankan operasinya setiap perusahaan memiliki

berbagai kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana agar

perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Dalam mendanai

usahanya, perusahaan memiliki beberapa sumber dana. Sumber-sumber

dana yang dapat diperoleh adalah pinjaman atau modal sendiri.

Setiap sumber dana memiliki kelebihan dan kekurangan masing-

masing. Oleh karena itu, dengan adanya kelebihan dan kekurangan

masing-masing dana maka perlu disiasati agar dapat saling menunjang.

Keputusan untuk memilih menggunakan modal sendiri atau modal

pinjaman harus digunakan beberapa perhitungan yang matang.

Perhitungan tersebut dikenal dengan nama rasio solvabilitas.

Menurut Kasmir (2009:151), rasio solvabilitas diartikan sebagai

berikut:

”Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Ini berarti besarnya jumlah utang yang digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya jika dibandingkan dengan menggunakan modal sendiri.”

Rasio solvabilitas yang tinggi akan berdampak timbulnya resiko

kerugian yang lebih besar, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa

ada kesempatan untuk memperoleh laba yang besar. Sebaliknya, rasio

Page 43: Sk 206112106

31

solvabilitas yang rendah akan mempunyai resiko kerugian lebih kecil

dan mengakibatkan rendahnya tingkat hasil pengembalian (return) pada

saat perekonomian tinggi.

Rasio solvabilitas yang digunakan adalah Debt to Equity Ratio

(DER). Debt to Equity Ratio adalah rasio yang digunakan untuk menilai

utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana

yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan atau

berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan

untuk jaminan utang.

Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah

sebagai berikut:

Equity

sLiabilitie Total RatioEquity to Debt =

Semakin besar rasio akan semakin baik. Sebaliknya dengan rasio

yang rendah, semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik

dan semakin besar batas pengamanan bagi peminjam jika terjadi

kerugian atau penyusutan terhadap nilai aktiva. Rasio ini memberikan

petunjuk umum tentang kelayakan dan resiko keuangan perusahaan.

c. Rasio Profitabilitas

Tujuan akhir yang ingin dicapai perusahaan adalah memperoleh

laba atau keuntungan yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang

maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat

Page 44: Sk 206112106

32

mensejahterahkan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu produk

dan melakukan investasi baru. Untuk mengukur tingkat keuntungan

suatu perusahaan, digunakan rasio profitabilitas.

Menurut Kasmir (2009:196), mengartikan rasio profitabilitas

sebagai berikut:

”Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini dapat juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh adanya laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Inti dari penggunaan rasio ini adalah untuk menunjukkan efisiensi perusahaan.”

Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Profit Margin Ratio atau Rasio Margin Laba terhadap Penjualan. Profit

Margin Ratio (PM) adalah salah satu rasio yang digunakan untuk

mengukur margin laba atas penjualan. Rasio ini menunjukkan

pendapatan bersih perusahaan atas penjualan.

Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah

sebagai berikut:

Sales

Tax After Earnings MarginProfit =

Semakin besar rasio ini maka semakin baik karena dianggap

kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.

Page 45: Sk 206112106

33

2.2.3. Laba

2.2.3.1. Pengertian Laba

Setiap perusahaan menginginkan laba atau sering disebut juga

dengan keuntungan (profit). Laba diperlukan oleh perusahaan untuk dapat

melangsungkan kehidupan perusahaan. Oleh karena itu, agar perusahaan

dapat terus eksis didalam perekonomian maka diharapkan perusahaan akan

mendapatkan laba.

Menurut Wild et.al (2005:25) mendefinisikan laba sebagai berikut:

“Laba (earnings) atau laba bersih (net income) mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode yang bersangkutan. Laba merupakan perkiraan atas kenaikan atau penurunan ekuitas sebelum distribusi kepada dan kontribusi dari pemegang ekuitas.”

Menurut Warren et.al (2005:25), laba bersih atau keuntungan bersih

(net income atau net profit) merupakan kelebihan pendapatan terhadap

beban-beban yang terjadi.

Menurut Soemarso (2005:230), laba adalah selisih lebih pendapatan

atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha.

Menurut Juliana dan Sulardi (2003), laba didefinisikan sebagai

berikut:

“Laba (penghasilan bersih) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.”

Page 46: Sk 206112106

34

Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa laba

adalah perkiraan atas kenaikan (penurunan) ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanaman modal yang diakibatkan karena adanya kenaikan

manfaat ekonomi selama satu periode dalam bentuk pemasukan (pendapatan

lebih besar dari beban) atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban.

2.2.3.2. Pelaporan Laba

Laba (earnings) atau laba bersih (net income) mengindikasikan

profitabilitas perusahaan. Laba mencerminkan pengembalian kepada

pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan, sedangkan pos-pos dalam

laporan laba-rugi merinci bagaimana laba diperoleh. Laporan laba-rugi

menyediakan rincian pendapatan, beban, untung, dan rugi perusahaan untuk

suatu periode waktu.

Menurut Warren et.al (2005:25), menyatakan bahwa:

“Laporan laba-rugi melaporkan pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu berdasarkan konsep penandingan. Konsep ini diterapkan dengan menandingkan beban dengan pendapatan yang dihasilkan selama periode terjadinya beban tersebut. Laporan laba-rugi juga melaporkan kelebihan pendapatan terhadap beban-beban yang terjadi yang disebut dengan laba bersih atau keuntungan bersih. Sebaliknya, jika beban melebihi pendapatan, maka disebut rugi bersih.”

Menurut Wild et.al (2005:25), penentuan laba berdasarkan sebagai

berikut:

”Laba ditentukan dengan menggunakan dasar akrual (accrual basis) dalam akuntansi. Dalam akuntansi akrual, pendapatan diakui saat perusahaan menjual barang atau menyerahkan jasa, terlepas dari saat diterimanya kas.

Page 47: Sk 206112106

35

Demikian juga beban, pengakuannnya sama dengan pendapatan, terlepas dari pembayaran kas.”

Berdasarkan beberapa pandangan diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa penentuan laba adalah dengan cara menselisihkan antara pendapatan

dengan beban sehubungan dengan kegiatan usaha. Oleh karena itu, kunci

kelayakan penentuan laba atau rugi adalah menentukan jumlah pendapatan

yang dihasilkan dan jumlah beban yang terjadi dalam periode yang

bersangkutan.

2.2.3.3. Tujuan Pelaporan Laba

Pengukuran yang berbeda atas laba bersih perusahaan dapat berguna

untuk tujuan berbeda, tetapi terdapat manfaat dari penerimaan umum laba

bersih untuk tujuan pelaporan eksternal. Tujuan utama dari pelaporan laba

adalah memberikan informasi yang berguna bagi mereka yang paling

berkepentingan dalam laporan keuangan. Salah satu tujuan dasar yang

paling penting untuk semua pemakai laporan keuangan adalah kebutuhan

untuk membedakan antara modal yang diinvestasikan dan laba sebagai

bagian dari proses deskriptif dari akuntansi.

Tujuan pelaporan laba yang lebih spesifik mencakup (Hendriksen,

2000:331):

Page 48: Sk 206112106

36

a. Laba sebagai suatu Pengukur Efisiensi

Operasi efisiensi dari sebuah perusahaan mempengaruhi baik

aliran dividen saat ini maupun penggunaan modal yang diinvestasikan

untuk memberikan aliran dividen masa depan. Pengukuran efisiensi

perusahaan memberikan dasar untuk keputusan-keputusan.

Jika modal yang digunakan oleh perusahaan konstan dari tahun

ke tahun, angka laba berguna bagi pengukuran efisiensi perusahaan.

Laba tahun berjalan dapat dibandingkan dengan tahun-tahun

sebelumnya dan membuat sejumlah pertimbangan mengenai laba tahun

depan dapat sesuai dengan sasaran yang layak. Tetapi, jika modal yang

diinvestasikan berubah dari tahun ke tahun, laba harus dipertimbangkan

dengan beberapa besaran yang berubah, seperti modal yang

diinvestasikan atau total pendapatan.

b. Laba sebagai Alat Peramal

Laba masa depan diharapakan oleh banyak investor sebagai

faktor utama dalam meramalkan distribusi dividen masa depan dan

perkiraan dividen merupakan faktor yang penting dalam menentukan

nilai berjalan dari lembar-lembar saham atau dari perusahaan secara

keseluruhan.

Pemegang obligasi dan kreditor jangka pendek juga

berkepentingan dalam laba masa depan. Semakin besar harapan laba

bagi perusahaan maka semakin besar penerapan bahwa kreditor akan

Page 49: Sk 206112106

37

menerima imbalan tahunan dan semakin besar penerapan bahwa kreditor

akan menerima pembayaran pokok pada saat utang jatuh tempo.

c. Laba sebagai Pengambilan Keputusan Manajerial

Laba digunakan oleh manajemen untuk tujuan keputusan dan

pengendalian. Dalam hal ini manajemen harus memastikan bahwa sifat

arbitrer dari alokasi dan penandingan diminimalisasikan atau

dinetralkan. Netralisasi hanya dicapai jika keputusan-keputusan tidak

dipengaruhi oleh prosedur alokasi dan penandingan yang diterapkan

dalam pengukuran laba.

2.2.4. Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan terhadap Perubahan Laba

2.2.4.1. Pengaruh Current Ratio terhadap Perubahan Laba

Current Ratio menunjukkan sejauh mana aktiva lancar memenuhi

kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar

dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi

kewajiban jangka pendeknya. Rasio lancar dapat dikatakan sebagai bentuk

untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan.

Apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang

modal untuk membayar hutang. Namun, apabila hasil pengukuran rasio

tinggi, belum dikatakan bahwa kondisi perusahaan sedang baik dan belum

menjamin akan dapat dibayarnya utang perusahaan yang sudah jatuh tempo

karena proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan

Page 50: Sk 206112106

38

(Munawir,2004). Informasi ini dapat mempengaruhi kepercayaan para

kreditur jangka pendek dalam memberikan pinjamannya kepada perusahaan

yang digunakan untuk membiayai kegiatan usahanya untuk menghasilkan

laba.

Pengaruh current ratio terhadap perubahan laba adalah semakin

tinggi nilai current ratio maka laba bersih yang dihasilkan perusahaan

semakin rendah, karena rasio lancar yang tinggi menunjukkan adanya

kelebihan aktiva lancar yang tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan.

Dari segi profitabilitas, nilai current ratio yang tinggi belum tentu baik

walaupun dari segi likuiditas menunjukkan resiko yang rendah. Dalam

penelitian sebelumnya ada beberapa peneliti yang menggunakan current

ratio dalam pengaruhnya terhadap perubahan laba yaitu Meriewaty dan

Setyani (2005) menguji analisis rasio keuangan terhadap perubahan kinerja.

Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa current ratio

mempunyai kemampuan signifikan dan berpengaruh positif terhadap kinerja

perusahaan yang diukur dari operating profit-nya.

Dengan adanya pengaruh yang signifikan dan positif antara current

ratio dengan perubahan laba diasumsikan bahwa current ratio mempunyai

pengaruh terhadap perubahan laba yang akan datang.

Page 51: Sk 206112106

39

2.2.4.2. Pengaruh Working Capital to Total Assets terhadap Perubahan Laba

Working capital to total assets menunjukkan hubungan antara total

aktiva dengan modal kerja dan menunjukkan jumlah modal kerja yang dapat

diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah total aktiva. Working capital to total

assets yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan modal kerja yang

mungkin disebabkan rendahnya turnover persediaan, piutang atau adanya

saldo kas yang terlalu besar.

Menurut Altman yang dikutip oleh Takarini dan Ekawati (2003)

yang mengatakan bahwa suatu perusahaan yang mengalami kerugian

operasional secara terus menerus akan mengurangi aktiva lancar yang

berkaitan dengan total aktiva, akan menyebabkan rendahnya rasio working

capital to total assets. Selain itu, Takarini dan Ekawati (2003) menunjukkan

bahwa semakin tinggi rasio suatu perusahaan maka probabilitas perusahaan

dikategorikan sebagai perusahaan yang profitable.

Penelitian yang dilakukan oleh Takarini dan Ekawati (2003) yang

menguji analisis rasio working capital to total assets dalam memprediksi

perubahan laba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio working capital

to total assets mempunyai kemampuan yang signifikan dalam memprediksi

perubahan laba dan mempunyai pengaruh yang positif dengan perubahan

laba.

Penelitian lain yang mendukung hasil penelitian tersebut adalah

penelitian yang dilakukan oleh Warsidi dan Pramuka (2000) yang

Page 52: Sk 206112106

40

mengevaluasi kegunaan rasio working capital to total assets dalam

memprediksi perubahan laba. Penelitian ini menujukkan bahwa rasio

working capital to total assets mampu memprediksi perubahan laba satu

tahun yang akan dating dan mempunyai pengaruh yang positif.

Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya maka dapat

diasumsikan bahwa rasio working capital to total assets mempunyai

pengaruh yang signifikan dan positif terhadap perubahan laba.

2.2.4.3. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Perubahan Laba

Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai

utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana

yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Bagi

perusahaan, semakin besar rasio akan semakin baik. Sebaliknya, dengan

rasio yang rendah maka akan semakin tinggi tingkat pendanaan yang

disediakan pemilik dan semakin besar batas pengamanan bagi peminjam

jika terjadi kerugian atau penyusutan terhadap nilai aktiva (Kasmir, 2009).

Debt to equity ratio mempunyai dampak yang buruk, karena tingkat

hutang yang semakin tinggi berarti beban bunga akan semakin besar dan ini

menunjukkan keuntungan berkurang. Makin tinggi debt to equity ratio,

makin besar financial leverage dan makin besar proporsi dana kreditor yang

digunakan untuk menghasilkan laba.

Page 53: Sk 206112106

41

Pengaruh rasio debt to equity ratio terhadap perubahan laba telah

diteliti oleh Hermanto (2007). Hasil penelitian menunjukkan bahwa debt to

equity ratio berpengaruh signifikan dan positif terhadap perubahan laba.

Penelitian lain yang mendukung hasil penelitian tersebut adalah

penelitian Suhardito dkk (2000). Hasil penelitian menunjukkan bahwa debt

to equity ratio berpengaruh siginfikan dan negatif terhadap perubahan laba.

Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya maka dapat

diasumsikan bahwa debt to equity ratio mempunyai pengaruh yang

signifikan dan negatif terhadap perubahan laba.

2.2.4.4. Pengaruh Profit Margin terhadap Perubahan Laba

Profit margin menunjukkan sejauh mana kemampuan perusahaan

menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini juga bisa

diinterpretasikan sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya

(ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu. Semakin besar rasio

ini maka semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam

mendapatkan laba cukup tinggi (Harahap, 2006). Perusahaan yang sehat

seharusnya memiliki profit margin positif yang menandakan bahwa

perusahaan tersebut menghasilkan laba bersih.

Pengaruh rasio profit margin terhadap perubahan laba perusahaan

adalah semakin tinggi nilai rasio ini maka laba bersih yang dihasilkan juga

Page 54: Sk 206112106

42

akan semakin meningkat karena penjualan bertambah lebih besar daripada

biaya usahanya.

Takarini dan Ekawati (2003) melakukan analisis rasio profit margin

dalam memprediksi perubahan laba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

rasio profit margin mampu untuk digunakan dalam memprediksi perubahan

laba dan berpengaruh positif. Dengan adanya hasil penelitian tersebut, maka

telah diuji dan dibuktikan bahwa rasio profit margin mempunyai pengaruh

terhadap perubahan laba.

2.3. Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini akan diteliti mengenai hubungan antara rasio-rasio

keuangan dan laba. Dari penelitian-penelitian sebelumnya dan teori yang cukup

kuat diterima bahwa rasio-rasio keuangan mempunyai pengaruh terhadap

perubahan laba. Rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini

terdiri dari empat rasio, yaitu current ratio, working capital to total assets, debt

to equity ratio, dan profit margin.

Page 55: Sk 206112106

43

Gambar 2.1

Diagram Kerangka Pemikiran

UJI REGRESI BERGANDA

2.4. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka pemikiran yang telah

diuraikan pada bagian terdahulu maka hipotesis yang dikemukakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1: Current Ratio, Working Capital to Total Assets, Debt to Equity Ratio, dan

Profit Margin secara simultan berpengaruh terhadap perubahan laba.

H2: Current Ratio berpengaruh terhadap perubahan laba.

H3: Working Capital to Total Assets berpengaruh terhadap perubahan laba.

H4: Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap perubahan laba.

H5: Profit Margin berpengaruh terhadap perubahan laba.

RASIO KEUANGAN

RASIO LIKUIDITAS CR (X1)

WCTA (X 2)

RASIO SOLVABILITAS DER (X3)

RASIO PROFITABILITAS PM (X4)

PERUBAHAN LABA

(Y)

Page 56: Sk 206112106

44

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1. Definisi Operasional

Definisi operasional diperlukan agar konsep yang digunakan dapat

diukur secara empiris serta menghindari terjadi kesalahan penafsiran yang

berbeda. Definisi operasional dari variabel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel Independen (X)

1) Current Ratio (X1) adalah rasio untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang

yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.

2) Working Capital to Total Assets (X2) adalah rasio yang

mengindikasikan likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja.

3) Debt to Equity Ratio (X3) adalah rasio untuk mengetahui jumlah dana

yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan.

4) Profit Margin (X4) adalah rasio yang menunjukkan pendapatan bersih

atas penjualan sebagai ukuran keuntungan.

44

Page 57: Sk 206112106

45

b. Variabel Dependen (Y)

1) Perubahan Laba adalah kenaikan atau penurunan atas laba yang

dihasilkan perusahaan yang terjadi dalam suatu periode dengan

periode lainnya.

3.1.2. Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini, pengukuran variabel-variabel yang digunakan

dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. CR (Current Ratio) yang membandingkan aktiva lancar dengan utang

lancar. Skala yang digunakan adalah skala rasio dengan menggunakan

satuan persen.

sLiabilitie Current

Assets Current Ratio Current =

b. WCTA (Working Capital to Total Assets) yang membandingkan modal

kerja bersih dengan total aktiva. Dimana modal kerja bersih diperoleh dari

selisih antara aktiva lancar dengan utang lancar. Skala yang digunakan

adalah skala rasio dengan menggunakan satuan persen.

Assets Total

sLiabilitie CurrentAssets Current Assets Total to Capital Working

- =

c. DER (Debt to Equity Ratio) yang membandingkan total utang dengan

ekuitas. Skala yang digunakan adalah skala rasio dengan menggunakan

satuan persen.

Page 58: Sk 206112106

46

Equity

sLiabilitie Total RatioEquity to Debt =

d. PM (Profit Margin) yang membandingkan laba bersih dengan penjualan.

Skala yang digunakan adalah skala rasio dengan menggunakan satuan

persen.

Sales

Tax After Earnings MarginProfit =

e. Perubahan Laba (Y) yang merupakan selisih laba tahun yang diteliti

dengan laba tahun sebelumnya yang kemudian dibandingkan dengan laba

tahun sebelumnya. Skala yang digunakan adalah skala rasio dengan

menggunakan satuan persen.

1-it

)( 1

Y

YY

itY itit −−

=∆

Dimana: it

Y ∆ = Perubahan Laba

it

Y = Laba Bersih tahun yang diteliti

1−itY = Laba Bersih tahun sebelumnya

3.2. Teknik Penentuan Sampel

Penentuan sampel yang akan dipilih ditetapkan berdasarkan kriteria-

kriteria berikut ini:

Page 59: Sk 206112106

47

a. Populasi

Populasi yang menjadi obyek penelitian ini adalah perusahaan yang

tergolong dalam kelompok otomotif dan komponennya yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia selama lima periode yaitu tahun 2004-2008. Populasi

dalam penelitian ini berjumlah 19 perusahaan.

b. Sampel

Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.

Purposive sampling yaitu teknik yang digunakan dalam penentuan sampel

yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu dan berdasarkan pertimbangan

tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah berjumlah 6 perusahaan. Adapun yang menjadi

sampel dalam penelitian ini adalah yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) Perusahaan yang tergolong dalam kelompok otomotif dan komponennya

yang terdaftar secara berturut-turut di Bursa Efek Indonesia selama

periode penelitian yaitu tahun 2004-2008 sebanyak 19 perusahaan.

2) Perusahaan telah mempublikasikan laporan keuangan per 31 Desember

untuk tahun 2004, 2005, 2006, 2007, dan 2008 sebanyak 15 perusahaan.

3) Selama periode penelitian, perusahaan tidak mengalami rugi mulai tahun

2004 sampai dengan tahun 2008 sebanyak 6 perusahaan.

Page 60: Sk 206112106

48

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan adalah dengan cara sebagai berikut:

a. Jenis Data

Data yang diperlukan untuk mendukung penelitian ini merupakan data

sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber

utama (perusahaan) yang dijadikan objek penelitian. Data tersebut berupa

laporan keuangan (annually report) perusahaan-perusahaan yang tergolong

dalam kelompok otomotif dan komponennya selama lima periode yaitu

tahun 2004-2008.

b. Sumber Data

Sumber data yang diperoleh untuk penelitian ini yaitu diperoleh melalui

situs homepage Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id.

c. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara sebagai berikut:

1) Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian dengan cara membaca dan mempelajari literatur seperti buku-

buku, jurnal, koran, dan berbagai macam sumber tertulis lainnya yang

berkaitan dengan topik penelitian.

2) Teknik Observasi

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder

sehingga prosedur pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi

Page 61: Sk 206112106

49

terhadap laporan keuangan, yang disediakan oleh perusahaan itu sendiri

yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia.

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

Dalam melakukan analisis dan uji hipotesis, prosedur yang dilakukan

dibantu dengan menggunakan program komputer yaitu SPSS 16.0 for Windows

dan Microsoft Excel 2007.

3.4.1. Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam melakukan pengujian hipotesis

dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda.

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh CR,

WCTA, DER, dan PM sebagai variabel bebas (independent variabel) terhadap

perubahan laba sebagai variabel terikat (dependent variabel).

Pembuktian terhadap hipotesis pada penelitian ini menggunakan

model regresi berganda dengan empat variabel bebas sebagai berikut:

Dimana: Y = Variabel Perubahan Laba

a = Konstanta

b1, b2, b3, b4 = Koefisien regresi

X1 = Variabel CR

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Page 62: Sk 206112106

50

X2 = Variabel WCTA

X3 = Variabel DER

X4 = Variabel PM

e = Error Term

Sebelum melakukan uji hipotesis, sesuai dengan ketentuan bahwa

dalam uji regresi linier berganda harus dilakukan uji asumsi klasik terlebih

dahulu agar penelitian tidak bias dan untuk menguji kesalahan model regresi

yang digunakan dalam penelitian. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan

yaitu:

a. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui apakah antar variabel

independen mengandung korelasi atau tidak. Hasil pengujian

multikolinieritas dapat dilihat berdasarkan nilai Variance Inflation Factor

(VIF).

Dasar pengambilan keputusan:

1) VIF > 10 Antar variabel independen (CR, WCTA, DER, dan PM)

terjadi korelasi/multikolinieritas.

2) VIF < 10 Antar variabel independen (CR, WCTA, DER, dan PM)

tidak terjadi korelasi/multikolinieritas.

Page 63: Sk 206112106

51

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke

pengamatan lain.

Dasar pengambilan keputusan:

1) Probabilitas > 0.05 Bebas dari heteroskedastisitas.

2) Probabilitas < 0.05 Terkena heteroskedastisitas.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antar

anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Konsekuensi dari

adanya autokorelasi dalam model regresi adalah varian sampel tidak dapat

menggambarkan varian populasinya. Diagnosa adanya autokorelasi

dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin Watson (uji DW).

Dasar pengambilan keputusan:

1) DW < 1.21 Terjadi autokorelasi.

2) 1.21 < DW < 1.65 Tidak dapat tersimpulkan.

3) 1.65 < DW < 2.35 Tidak terjadi autokorelasi.

4) 2.35 < DW < 2.79 Tidak dapat tersimpulkan.

5) DW > 2.79 Terjadi autokorelasi.

Page 64: Sk 206112106

52

3.4.2. Uji Hipotesis

Pengujian terhadap model regresi berganda pada penelitian ini

dilakukan dalam tiga tahap, yaitu pengujian menyeluruh atau simultan (uji F),

pengujian individu atau parsial (uji t), dan uji koefisien determinasi (R2).

a. Pengujian Menyeluruh atau Simultan (Uji F)

Untuk mengetahui bahwa variabel independen (CR, WCTA, DER, dan

PM) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel dependen (perubahan laba).

Formulasi hipotesis:

1) H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = 0 Variabel independen (CR, WCTA, DER,

dan PM) secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependen (perubahan laba).

2) H0 : β1 = β2 = β3 = β4 ≠ 0 Variabel independen (CR, WCTA, DER,

dan PM) secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependen (perubahan laba).

Dasar pengambilan keputusan:

1) - Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima.

- Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak.

2) Berdasarkan nilai probabilitas (signifikansi) dasar pengambilan

keputusannya adalah:

Page 65: Sk 206112106

53

a) Jika probabilitas > 0.05 maka H0 diterima.

b) Jika probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak.

b. Pengujian Individu atau Parsial (Uji t)

Untuk mengetahui bahwa variabel independen (CR, WCTA, DER, dan

PM) secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel dependen (perubahan laba).

Formulasi hipotesis:

1) Variabel CR mempunyai pengaruh terhadap perubahan laba.

H0 : β1 = 0 CR tidak terdapat pengaruh terhadap perubahan laba.

H0 : β1 ≠ 0 CR terdapat pengaruh terhadap perubahan laba.

2) Variabel WCTA mempunyai pengaruh terhadap perubahan laba.

H0 : β2 = 0 WCTA tidak terdapat pengaruh terhadap perubahan

laba.

H0 : β2 ≠ 0 WCTA terdapat pengaruh terhadap perubahan laba.

3) Variabel DER mempunyai pengaruh terhadap perubahan laba.

H0 : β3 = 0 DER tidak terdapat pengaruh terhadap perubahan laba.

H0 : β3 ≠ 0 DER terdapat pengaruh terhadap perubahan laba.

4) Variabel PM mempunyai pengaruh terhadap perubahan laba.

H0 : β4 = 0 PM tidak terdapat pengaruh terhadap perubahan laba.

H0 : β4 ≠ 0 PM terdapat pengaruh terhadap perubahan laba.

Page 66: Sk 206112106

54

Dasar pengambilan keputusan:

1) - Jika thitung < ttabel atau –thitung > -ttabel, maka H0 diterima.

- Jika thitung > ttabel atau –thitung < -ttabel, maka H0 ditolak.

2) Berdasarkan nilai probabilitas (signifikansi) dasar pengambilan

keputusannya adalah:

a) Jika probabilitas > 0.05 maka H0 diterima.

b) Jika probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak.

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) berguna untuk mengukur seberapa besar

peranan variabel independen (CR, WCTA, DER, dan PM) secara

bersama-sama menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel

dependen (perubahan laba).

Page 67: Sk 206112106

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

perusahaan-perusahaan yang tergolong dalam kelompok Otomotif dan

Komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode

2004-2008 (5 tahun). Berikut nama-nama perusahaan yang menjadi obyek

dalam penelitian ini:

Tabel 4.1

Nama-Nama Perusahaan Yang Menjadi Obyek Penelitian

No. Nama Perusahaan Kode 1. Astra International Tbk. ASII 2. Indo Kordsa (Branta Mulia) Tbk. BRAM 3. Hexindo Adiperkasa Tbk. HEXA 4. Intraco Penta Tbk. INTA 5. Selamat Sempurna Tbk. SMSM 6. United Tractors Tbk. UNTR

Sumber: www.idx.co.id

Adapun perusahaan-perusahaan yang dipilih berdasarkan kriteria yang

ditetapkan peneliti dengan menggunakan metode purposive sampling. Kriteria

yang digunakan adalah sebagai berikut:

2) Perusahaan yang tergolong dalam kelompok otomotif dan komponennya

yang terdaftar secara berturut-turut di Bursa Efek Indonesia selama periode

penelitian yaitu tahun 2004-2008.

55

Page 68: Sk 206112106

56

3) Perusahaan telah mempublikasikan laporan keuangan per 31 Desember

untuk tahun 2004, 2005, 2006, 2007, dan 2008.

4) Selama periode penelitian, perusahaan tidak mengalami rugi mulai tahun

2004 sampai dengan tahun 2008.

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

Data penelitian ini didasarkan pada laporan keuangan yang terdiri dari

neraca dan laporan laba rugi setiap perusahaan. Dalam penelitian ini perubahan

laba merupakan variabel dependen, sedangkan rasio-rasio keuangan yang

digunakan sebagai variabel independen adalah Current Ratio (CR), Working

Capital to Total Assets (WCTA), Debt to Equity Ratio (DER), Profit Margin

(PM).

4.2.1. Current Ratio

Current ratio dalam penelitian ini adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara

keseluruhan. Dalam hal ini, current ratio diukur dengan membandingkan

aktiva lancar dengan utang lancar.

Besarnya current ratio pada 6 sampel perusahaan otomotif adalah

sebagai berikut:

Page 69: Sk 206112106

57

Tabel 4.2

Current Ratio

No. Perusahaan Current Ratio (Dalam %)

2004 2005 2006 2007 2008 1. Astra International

Tbk. 106.04 73.73 78.38 91.24 132.17

2. Indo Kordsa (Branta Mulia) Tbk.

270.07 285.88 393.43 497.61 219.28

3. Hexindo Adiperkasa Tbk.

177.82 132.08 111.12 115.24 140.37

4. Intraco Penta Tbk. 220.87 202.07 337.44 256.63 214.90 5. Selamat Sempurna

Tbk. 183.24 196.13 198.87 170.92 181.79

6. United Tractors Tbk. 184.08 155.41 134.11 133.94 163.62 Sumber: Ikhtisar Keuangan Perusahaan (diolah)

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai Current Ratio (CR)

tahun 2004, 2005, 2006, 2007, dan 2008. Nilai CR tertinggi untuk tahun 2004,

2005, 2006, 2007, dan 2008 secara berturut-turut yaitu PT. Indo Kordsa

(Branta Mulia) Tbk (270,07%; 285,88%; 393,43%; 497,61%; 219,28%) dan

nilai CR terendah secara berturut-turut yaitu PT. Astra International Tbk

(106,04%; 73,73%; 78,38%; 91,24%; 132,17%).

Dalam tabel 4.2 diatas, dapat dilihat bahwa current ratio (CR) masing-

masing perusahaan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan maupun

penurunan. Peningkatan dapat disebabkan karena adanya peningkatan dari

aktiva lancarnya baik itu adanya penambahan kas yang dapat diperoleh karena

bertambahnya penjualan secara tunai ataupun karena pelunasan piutang,

peningkatan piutang karena belum tertagih, dan peningkatan persediaan

Page 70: Sk 206112106

58

karena masih terdapat persediaan yang tersimpan di gudang. Selain itu bisa

dikarenakan adanya penurunan dari utang lancarnya yang disebabkan karena

perusahaan telah melunasi kewajiban lancarnya. Dampak dari tingginya rasio

ini akan menghasilkan laba yang rendah.

Sedangkan penurunan rasio ini dapat disebabkan karena adanya

penurunan aktiva lancar dan peningkatan utang lancar. Penurunan aktiva

lancar bisa disebabkan karena adanya pengurangan kas yang digunakan untuk

membayar utang ataupun membeli bahan baku, pelunasan piutang, dan

berkurangnya jumlah persediaan yang tersimpan di gudang. Sedangkan

peningkatan utang lancar disebabkan karena perusahaan memperoleh

tambahan dana dari pihak kreditor ataupun perusahaan belum melunasi

kewajiban lancarnya. Dampak dari rendahnya rasio ini akan menghasulkan

laba yang tinggi.

Dari tabel diatas, dapat dilihat PT. Indo Kordsa (Branta Mulia) Tbk

memiliki nilai CR yang tinggi selama lima tahun. Dengan nilai CR tersebut

dapat dilihat dalam tabel 4.5, PT. Indo Kordsa (Branta Mulia) Tbk

menghasilkan profit margin (PM) yang rendah. Sedangkan PT. Astra

International Tbk menghasilkan CR yang rendah selama lima tahun tetapi

dlam tabel 4.5 PT. Astra International Tbk menghasilkan PM yang tinggi.

Page 71: Sk 206112106

59

4.2.2. Working Capital to Total Assets

Working capital to total assets adalah rasio yang mengindikasikan

likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja. Working capital to total

assets dalam penelitian ini diukur dengan membandingkan modal kerja bersih

terhadap total aktiva. Dimana modal kerja bersih merupakan selisih antara

aktiva lancar dengan utang lancar.

Besarnya working capital to total assets pada 6 sampel perusahaan

Otomotif adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3

Working Capital to Total Assets

No. Perusahaan Working Capital to Total Assets

(Dalam %) 2004 2005 2006 2007 2008

1. Astra International Tbk.

2.00 -9.41 -7.49 -2.94 10.71

2. Indo Kordsa (Branta Mulia) Tbk.

32.61 36.64 40.84 46.86 31.81

3. Hexindo Adiperkasa Tbk.

35.55 19.05 6.46 9.77 24.96

4. Intraco Penta Tbk. 48.41 45.67 59.43 54.61 47.44 5. Selamat Sempurna

Tbk. 27.64 28.55 28.63 23.74 26.87

6. United Tractors Tbk. 25.42 18.79 12.22 13.71 21.93 Sumber: Ikhtisar Keuangan Perusahaan (diolah)

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat nilai Working Capital to Total

Assets (WCTA) tahun 2004, 2005, 2006, 2007, dan 2008 dengan nilai WCTA

tertinggi berturut-turut PT. Intraco Penta Tbk (48,41%; 45,67%; 59,43%;

Page 72: Sk 206112106

60

54,61%; 47,44%) dan nilai WCTA terendah berturut-turut PT. Astra

International Tbk (2%; -9,41%; -7,49%; -2,94%; 10,71%).

Dalam tabel 4.3 diatas, terlihat bahwa PT. Astra International Tbk

dalam beberapa tahun menghasilkan nilai WCTA negatif (-). Hal ini

menunjukkan bahwa dalam tahun tersebut perusahaan tidak dapat

menjalankan opersional perusahaan yang baik. Nilai negatif tersebut

disebabkan karena tingginya nilai utang lancar perusahaan. Tetapi dalam

kondisi demikian, PT. Astra International Tbk masih menghasilkan nilai profit

margin (PM) yang tinggi. Hal ini dapat disebabkan kemungkinan perusahaan

masih dapat memperoleh bahan baku dari pihak supplier secara kredit.

Supplier ini merupakan langganan PT. Astra International Tbk. Selain itu

perusahaan memberikan kepercayaan yang tinggi kepada supplier dalam hal

pelunasan bahan baku dan perusahaan telah memiliki nama sehingga

kepercayaan yang diberikan semakin kuat.

Rendahnya rasio ini akan berakibat dalam tingginya laba yang

dihasilkan. Sedangkan tingginya rasio ini akan menghasilkan laba yang

rendah. Ini dapat dilihat dari PT. Intraco Penta Tbk yang menghasilkan

WCTA yang tinggi selama lima tahun. Tetapi dalam tabel 4.5, PT. Intraco

Penta Tbk menghasilkan profit margin (PM) yang rendah. Sedangkan PT.

Astra International Tbk menghasilkan WCTA yang rendah selama lima tahun

tetapi dalam tabel 4.5 laba yang dihasilkan PT. Astra International Tbk tinggi.

Page 73: Sk 206112106

61

4.2.3. Debt to Equity Ratio

Debt to equity ratio dalam penelitian ini adalah rasio untuk

mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik

perusahaan. Dalam hal ini, debt to equity ratio diukur dengan

membandingkan total utang dengan ekuitas.

Besarnya debt to equity ratio pada 6 sampel perusahaan otomotif

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4

Debt to Equity Ratio

No. Perusahaan Debt to Equity Ratio

(Dalam %) 2004 2005 2006 2007 2008

1. Astra International Tbk.

127.52 180.84 140.77 116.87 121.41

2. Indo Kordsa (Branta Mulia) Tbk.

118.07 86.63 61.00 48.36 48.11

3. Hexindo Adiperkasa Tbk.

124.69 210.22 248.46 263.41 200.16

4. Intraco Penta Tbk. 472.60 179.81 167.84 169.87 246.06 5. Selamat Sempurna

Tbk. 71.38 55.32 53.13 65.65 62.48

6. United Tractors Tbk. 116.94 157.97 143.80 125.87 104.61 Sumber: Ikhtisar Keuangan Perusahaan (diolah)

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai Debt to Equity Ratio (DER)

tertinggi untuk tahun 2004 yaitu DER PT. Intraco Penta Tbk (472,60%) dan

nilai Debt to Equity Ratio (DER) yang rendah yaitu PT. Selamat Sempurna

Tbk (71,38%). Sedangkan untuk tahun 2005 dan 2006 nilai DER yang tinggi

yaitu PT. Hexindo Adiperkasa Tbk (210,22% dan 248,46%) dan DER yang

Page 74: Sk 206112106

62

rendah yaitu PT. Selamat Sempurna Tbk (55,32% dan 53,13%). Untuk tahun

2007, nilai DER yang tinggi yaitu PT. Hexindo Adiperkasa Tbk (263,41%)

dan nilai yang rendah yaitu PT. Indo Kordsa (Branta Mulia) Tbk (48,36%).

Tahun 2008, nilai DER tertinggi yaitu PT. Intraco Penta Tbk (246,06%) dan

nilai DER terendah (48,11%) yaitu PT. Indo Kordsa (Branta Mulia) Tbk.

Dalam tabel 4.4 diatas, dapat dilihat bahwa debt to equity ratio (DER)

masing-masing perusahaan mengalami peningkatan ataupun penurunan.

Peningkatan rasio ini dapat desebabkan karena tingginya total utang yang

dimiliki oleh perusahaan dan rendahnya jumlah modal (ekiutas) perusahaan.

Total utang yang tinggi dapat disebabkan karena perusahaan memperoleh

penambahan dana dari pihak kreditor atau perusahaan melakukan pelunasan

atas utang lancarnya. Sedangkan penurunan rasio ini dapat disebabkan karena

adanya jumlah total utang yang rendah atau jumlah modal (ekuitas) yang

tinggi. Jumlah total utang yang rendah diindikasikan oleh adanya pelunasan

dari utang lancarnya.

Dampak dari tingginya rasio ini akan menghasilkan laba yang rendah

dan sebaliknya rendahnya rasio ini akan menghasilkan laba yang tinggi. Hal

ini dapat dilihat dari tabel diatas, PT. Hexindo Adiperkasa Tbk dan PT.

Intraco Penta Tbk menghasilkan nilai DER yang tinggi. Kemudian dapat

dilihat dalam tabel 4.5 bahwa dua perusahaan tersebut menghasilkan profit

margin (PM) yang rendah walaupun dalam tahun 2004, 2005, dan 2008 untuk

PT. Hexindo Adiperkasa Tbk nilai PM-nya tinggi. Hal ini dapat disebabkan

Page 75: Sk 206112106

63

karena adanya tingginya tingkat penjualan (pendapatan) perusahaan tersebut.

Sehingga beban utang yang tinggi masih dapat tertutupi oleh jumlah

pendapatan yang diperoleh perusahaan untuk tahun-tahun tersebut.

Untuk PT. Selamat Sempurna Tbk dan PT. Indo Kordsa (Branta

Mulia) Tbk nilai DER yang dihasilkan rendah. Dalam tabel 4.5, nilai PM yang

dihasilkan adalah tinggi hanya untuk PT. Selamat Sempurna Tbk. Sedangkan

PM yang dihasilkan PT. Indo Kordsa (Branta Mulia) Tbk adalah rendah. Ini

dapat disebabkan adanya tingkat pendapatan yang rendah yang diperoleh

perusahaan. Selain itu, dalam tabel 4.2 CR perusahaan ini tinggi. Ini berarti

aktiva lancar perusahaan ini tinggi. Kemungkinan jumlah persediaan yang

tersimpan tinggi sehingga menambah jumlah beban perusahaan yaitu beban

pemeliharaan dan perawatan. Sehingga pendapatan yang diperoleh tidak

mampu menutupi beban yang ada.

4.2.4. Profit Margin

Profit margin adalah rasio yang menunjukkan pendapatan bersih atas

penjualan sebagai ukuran keuntungan. Profit margin dalam penelitian ini

diukur dengan membandingkan laba bersih dengan penjualan.

Besarnya profit margin pada 6 sampel perusahaan Otomotif adalah

sebagai berikut:

Page 76: Sk 206112106

64

Tabel 4.5

Profit Margin

No. Perusahaan Profit Margin (Dalam %)

2004 2005 2006 2007 2008 1. Astra International

Tbk. 12.03 8.84 6.69 9.29 9.47

2. Indo Kordsa (Branta Mulia) Tbk.

2.88 6.77 1.22 2.53 5.79

3. Hexindo Adiperkasa Tbk.

9.18 6.87 2.82 2.71 9.15

4. Intraco Penta Tbk. 0.78 2.29 1.16 1.34 2.05 5. Selamat Sempurna

Tbk. 7.85 7.63 7.51 7.55 6.76

6. United Tractors Tbk. 12.36 7.91 6.78 8.22 9.54 Sumber: Ikhtisar Keuangan Perusahaan (diolah)

Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa nilai Profit Margin

(PM) untuk tahun 2004, 2005, 2006, 2007, dan 2008 dengan nilai PM

tertinggi tahun 2004 dan 2008 yaitu PT. United Tractors Tbk (12,36% dan

9,54%) dan nilai PM terendah tahun 2004 dan 2008 yaitu PT. Intraco Penta

Tbk (0,78% dan 2,05%). Untuk tahun 2005 dan 2007, nilai PM yang tinggi

yaitu PT. Astra International Tbk (8,84% dan 9,29%) dan nilai PM yang

rendah yaitu PT. Intraco Penta Tbk (2,29% dan 1,34%). Sedangkan untuk

tahun 2006, nilai PM tertinggi yaitu PT. Selamat Sempurna Tbk (7,51%) dan

nilai PM terendah yaitu PT. Intraco Penta Tbk (1,16%).

Dari tabel 4.5 tersebut, dapat dilihat bahwa masing-masing perusahaan

selama lima tahun ada yang mengalami peningkatan dan penurunan nilai

profit margin (PM). Peningkatan rasio ini dapat disebabkan karena adanya

Page 77: Sk 206112106

65

penurunan jumlah penjualan atau pendapatan yang diperoleh perusahaan dan

peningkatan laba bersih perusahaan. Tingginya laba bersih disebabkan karena

jumlah penjualan atau pendapatan yang lebih besar daripada jumlah beban

yang ada di perusahaan. Kalaupun meningkat jumlah peningkatan laba bersih

lebih besar daripada peningkatan beban.

Penurunan rasio ini disebabkan oleh adanya peningkatan jumlah

penjualan atau pendapatan yang diperoleh perusahaan dan penurunan laba

bersih perusahaan. Laba bersih rendah karena adanya jumlah beban yang lebih

besar dari jumlah penjualan atau pendapatan. Selain itu peningkatan beban

yang lebih besar daripada peningkatan penjualan atau pendapatan dapat

mengakibatkan laba menjadi rendah.

4.2.5. Perubahan Laba

Perubahan laba dalam penelitian ini dinilai sebagai kenaikan atau

penurunan atas laba yang dihasilkan perusahaan yang terjadi dalam suatu

periode tertentu. Dalam hal ini, perubahan laba dihitung dengan

menselisihkan laba tahun yang diteliti dengan laba tahun sebelumnya lalu

kemudian dibandingkan dengan laba tahun sebelumnya.

Besarnya perubahan laba pada 6 perusahaan Otomotif adalah sebagai

berikut:

Page 78: Sk 206112106

66

Tabel 4.6

Perubahan Laba

No. Perusahaan Perubahan Laba

(Dalam %) 2004 2005 2006 2007 2008

1. Astra International Tbk.

22.25 0.96 -31.98 75.62 40.98

2. Indo Kordsa (Branta Mulia) Tbk.

-42.66 181.69 -84.67 113.77 142.09

3. Hexindo Adiperkasa Tbk.

115.03 6.95 -59.67 25.60 415.90

4. Intraco Penta Tbk. 25.30 230.85 -60.74 34.64 141.16 5. Selamat Sempurna

Tbk. 19.78 14.58 0.67 21.38 13.88

6. United Tractors Tbk. 220.96 -4.45 -11.45 60.48 78.21 Sumber: Ikhtisar Keuangan Perusahaan (diolah)

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat nilai perubahan laba tahun 2004,

2005, 2006, 2007, dan 2008. Nilai perubahan laba tertinggi untuk tahun 2004

yaitu PT. United Tractors Tbk (220,96%) dan nilai perubahan laba terendah

yaitu PT. Indo Kordsa (Branta Mulia) Tbk (-42,66%). Untuk tahun 2005, nilai

perubahan laba yang tinggi yaitu PT. Intraco Penta Tbk (230,85%) dan nilai

yang rendah yaitu PT. United Tractors Tbk (-4,45%). Sedangkan untuk tahun

2006, nilai perubahan laba tertinggi yaitu PT. Selamat Sempurna Tbk (0,67%)

dan nilai terendah yaitu PT. Indo Kordsa (Branta Mulia) Tbk (-84,67%). Nilai

perubahan laba tahun 2007 dengan nilai tertinggi yaitu PT. Indo Kordsa

(Branta Mulia) Tbk (113,77%) dan nilai terendah yaitu PT. Selamat Sempurna

Tbk (21,38%). Dan nilai perubahan laba yang tinggi untuk tahun 2008 yaitu

Page 79: Sk 206112106

67

PT. Hexindo Adiperkasa Tbk (415,90%) dan nilai yang rendah yaitu PT.

Selamat Sempurna Tbk (13,88%).

Dalam tabel 4.6 diatas, terdapat cukup banyak perusahaan dalam

beberapa tahun yang diberi tanda (-). Negatif dalam hal ini menunjukkan

bahwa laba bersih yang dihasilkan sebelumnya lebih besar dibandingkan laba

bersih yang dihasilkan tahun yang diteliti. Ini mengindikasikan bahwa

perusahaan mengalami penurunan laba. Dimana laba dapat menurun karena

adanya peningkatan dalam jumlah beban yang diiringi dengan tetapnya nilai

penjualan atau pendapatan yang diperoleh dengan asumsi nilai pendapatan

masih lebih besar dari nilai beban dalam perusahaan.

4.3. Analisis dan Pengujian Hipotesis

Sebelum melakukan pengujian hipotesis peneliti terlebih dahulu

melakukan perhitungan rasio-rasio pada variabel independen dan melakukan

perhitungan perubahan laba pada masing-masing perusahaan sebagai variabel

dependen.

4.3.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan agar dapat memberikan gambaran

terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini

menggunakan empat variabel independen yang bertujuan untuk mengetahui

hubungan current ratio (CR), working capital to total assets (WCTA), debt to

Page 80: Sk 206112106

68

equity ratio (DER) dan profit margin (PM) terhadap perubahan laba. Variabel

dependen dalam penelitian ini menggunakan perubahan laba. Deskriptif

variabel atas data yang dilakukan selama lima tahun, sehingga jumlah data

secara keseluruhan yang diamati berjumlah 30 sampel untuk perusahaan

otomotif.

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan bantuan SPSS (Statistical

Product and Service Solution) versi 16.0 diperoleh hasil perhitungan sebagai

berikut:

Tabel 4.7

Descriptive Statistic

Mean Std. Deviation N PERUBAHAN LABA (Y) .5690 1.04408 30 CR (X1) 1.9195 .93393 30 WCTA (X2) .2535 .17964 30 DER (X3) 1.4299 .87697 30 PM (X4) .0620 .03367 30 Sumber: Data diolah

Dari tabel 4.7 diatas diketahui bahwa jumlah sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebanyak 6 sampel dan disebabkan karena jangka

waktu observasi selama 5 tahun maka N = 30. Selain itu, diketahui bahwa

rata-rata Perubahan Laba sebesar 0.5690 dengan standar deviasi sebesar

1.04408. CR (Current Ratio) memiliki rata-rata 1.9195 dengan standar deviasi

sebesar 0.93393. WCTA (Working Capital to Total Assets) memiliki rata-rata

0.2535 dengan standar deviasi sebesar 0.17964. DER (Debt to Equity Ratio)

Page 81: Sk 206112106

69

memiliki rata-rata 1.4299 dengan standar deviasi sebesar 0.87697. PM (Profit

Margin) memiliki rata-rata 0.0620 dengan standar deviasi sebesar 0.03367.

Nilai rata-rata yag tertera diatas dapat digunakan sebagai indikasi

bahwa nilai dari masing-masing rasio atau variabel yang dihasilkan lebih

besar dari nilai rata-rata tersebut dapat dikatakan bahwa kondisi perusahaan

baik. Dan sebaliknya jika nilai dari masing-masing rasio atau variabel yang

dihasilkan lebih kecil dari nilai rata-rata tersebut dapat dikatakan bahwa

kondisi perusahaan dalam keadaan yang buruk. Sehingga pihak manajemen

perlu melakukan evaluasi dalam tahun yang bersangkutan untuk mendapatkan

solusi agar perusahaan dapat kembali baik.

4.3.2. Analisis Regresi Berganda

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh

variabel independen yaitu Current Ratio (CR), Working Capital To Total

Assets (WCTA), Debt To Equity Ratio (DER), dan Profit Margin (PM)

terhadap variabel dependen Perubahan Laba.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka untuk mengetahui nilai

persamaan regresi dan nilai koefisien korelasi dipergunakan data pada tabel

4.8 dibawah ini:

Page 82: Sk 206112106

70

Tabel 4.8

Data untuk Analisis Regresi Berganda

No. Kode Tahun CR WCTA DER PM Perubahan Laba

1. ASII 2004 1.0604 0.0200 1.2752 0.1203 0.2225 2005 0.7373 -0.0941 1.8084 0.0884 0.0096 2006 0.7838 -0.0749 1.4077 0.0669 -0.3198 2007 0.9124 -0.0294 1.1687 0.0929 0.7562 2008 1.3217 0.1071 1.2141 0.0947 0.4098

2. BRAM 2004 2.7007 0.3261 1.1807 0.0288 -0.4266 2005 2.8588 0.3664 0.8663 0.0677 1.8169 2006 3.9343 0.4084 0.6100 0.0122 -0.8467 2007 4.9761 0.4686 0.4836 0.0253 1.1377 2008 2.1928 0.3181 0.4811 0.0579 1.4209

3. HEXA 2004 1.7782 0.3555 1.2469 0.0918 1.1503 2005 1.3208 0.1905 2.1022 0.0687 0.0695 2006 1.1112 0.0646 2.4846 0.0282 -0.5967 2007 1.1524 0.0977 2.6341 0.0271 0.2560 2008 1.4037 0.2496 2.0016 0.0915 4.1590

4. INTA 2004 2.2087 0.4841 4.7260 0.0078 0.2530 2005 2.0207 0.4567 1.7981 0.0229 2.3085 2006 3.3744 0.5943 1.6784 0.0116 -0.6074 2007 2.5663 0.5461 1.6987 0.0134 0.3464 2008 2.1490 0.4744 2.4606 0.0205 1.4116

5. SMSM 2004 1.8324 0.2764 0.7138 0.0785 0.1978 2005 1.9613 0.2855 0.5532 0.0763 0.1458 2006 1.9887 0.2863 0.5313 0.0751 0.0067 2007 1.7092 0.2374 0.6565 0.0755 0.2138 2008 1.8179 0.2687 0.6248 0.0676 0.1388

6. UNTR 2004 1.8408 0.2542 1.1694 0.1236 2.2096 2005 1.5541 0.1879 1.5797 0.0791 -0.0445 2006 1.3411 0.1222 1.4380 0.0678 -0.1145 2007 1.3394 0.1371 1.2587 0.0822 0.6048 2008 1.6362 0.2193 1.0461 0.0954 0.7821

Sumber: Data diolah

Dengan menggunakan SPSS 16.0 data pada tabel 4.8 diatas diolah

untuk dapat menunjukkan adanya pengaruh atau tidak antara variabel

Page 83: Sk 206112106

71

independen (current ratio, working capital to total assets, debt to equity ratio,

profit margin) dengan variabel dependen (perubahan laba). Berikut ini adalah

hasil analisis regresi berganda:

Tabel 4.9

Hasil Uji Regresi Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -2.205 1.290 -1.709 .100

CR -.014 .384 -.013 -.037 .971

WCTA 3.638 1.700 .626 2.140 .042

DER .318 .280 .267 1.135 .267

PM 22.983 8.258 .741 2.783 .010

a. Dependent Variable: PERUBAHAN LABA

Sumber: Data diolah

Dari tabel uji regresi berganda diatas maka diperoleh persamaan

regresi berganda sebagai berikut:

Y = -2.205 – 0.014 CR + 3.638 WCTA + 0.318 DER + 22.983 PM

Dari persamaan diatas diketahui konstanta sebesar -2.205 menyatakan

bahwa jika Current Ratio bernilai nol (CR=0), Working Capital to Total

Assets bernilai nol (WCTA=0), Debt to Equity Ratio bernilai nol (DER=0),

dan Profit Margin bernilai nol (PM=0) maka nilai perubahan laba sebesar -

2.205. Current Ratio (CR) mempunyai koefisien regresi sebesar -0.014

menyatakan bahwa setiap penambahan 1% current ratio (CR) (dengan asumsi

Page 84: Sk 206112106

72

bahwa nilai koefisien variabel lain tetap atau tidak berubah) maka akan

menurunkan perubahan laba sebesar 0.014. Namun sebaliknya, jika current

ratio (CR) turun 1% (dengan asumsi bahwa nilai koefisien variabel lain tetap

atau tidak berubah) maka perubahan laba diprediksi mengalami peningkatan

sebesar 0.014.

Working Capital to Total Assets (WCTA) mempunyai koefisien

regresi sebesar 3.638 menyatakan bahwa setiap penambahan 1% working

capital to total assets (WCTA) (dengan asumsi bahwa nilai koefisien variabel

lain tetap atau tidak berubah) maka akan meningkatkan perubahan laba

sebesar 3.638. Namun sebaliknya, jika working capital to total assets

(WCTA) turun 1% (dengan asumsi bahwa nilai koefisien variabel lain tetap

atau tidak berubah) maka akan menurunkan perubahan laba sebesar 3.638.

Debt to Equity Ratio (DER) mempunyai koefisien regresi sebesar

0.318 menyatakan bahwa setiap penambahan 1% debt to equity ratio (DER)

(dengan asumsi bahwa nilai koefisien variabel lain tetap atau tidak berubah)

maka akan meningkatkan perubahan laba sebesar 0.318. Namun sebaliknya,

jika debt to equity ratio (DER) turun 1% (dengan asumsi bahwa nilai

koefisien variabel lain tetap atau tidak berubah) maka akan menurunkan

perubahan laba sebesar 0.318.

Profit Margin (PM) mempunyai koefisien regresi sebesar 22.983

menyatakan bahwa setiap penambahan 1% profit margin (PM) (dengan

asumsi bahwa nilai koefisien variabel lain tetap atau tidak berubah) maka

Page 85: Sk 206112106

73

akan meningkatkan perubahan laba sebesar 22.983. Namun sebaliknya, jika

profit margin (PM) turun 1% (dengan asumsi bahwa nilai koefisien variabel

lain tetap atau tidak berubah) maka akan menurunkan perubahan laba sebesar

22.983.

4.3.3. Analisis Uji Asumsi Klasik

4.3.3.1. Uji Multikolinieritas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah antar variabel

independen mengandung korelasi atau tidak. Jika Variance Inflation Factor

(VIF) < 10 maka antar variabel independen (CR, WCTA, DER dan PM)

tidak terjadi multikolinieritas. Berikut ini adalah hasil uji multikolinieritas:

Tabel 4.10

Hasil Uji Multikolinieritas

Dari hasil tabel 4.10 diatas diketahui bahwa nilai Variance Inflation

Factor (VIF) dari CR (Current Ratio) sebesar 4.296, WCTA (Working

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

CR .233 4.296

WCTA .320 3.121

DER .495 2.019

PM .386 2.587

a. Dependent Variable: PERUBAHAN LABA Sumber: Data diolah

Page 86: Sk 206112106

74

Capital to Total Assets) sebesar 3.121, DER (Debt to Equity Ratio) sebesar

2.019, dan PM (Profit Margin) sebesar 2.587. Nilai VIF untuk semua

variabel independen masih lebih kecil dari pada 10 (VIF < 10). Maka dapat

disimpulkan bahwa keempat variabel independen penelitian ini tidak terjadi

multikolinieritas.

4.3.3.2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan

ke pengamatan lain. Pengambilan keputusan dalam penelitian ini dengan

melihat angka probabilitas. Jika probabilitas > 0.05 maka bebas dari

heteroskedastisitas. Berikut ini hasil uji heteroskedastisitas:

Tabel 4.11

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Correlations

Unstandardized Residual

Spearman’s rho CR Sig. (2-tailed) .787

WCTA Sig. (2-tailed) .701

DER Sig. (2-tailed) .908

PM Sig. (2-tailed) .949

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: Data diolah

Page 87: Sk 206112106

75

Hasil uji pada tabel 4.11 diatas, diketahui bahwa nilai probabilitas

untuk CR (Current Ratio), WCTA (Working Capital to Total Assets), DER

(Debt to Equity Ratio), dan PM (Profit Margin) berturut-turut adalah

sebesar 0.787, 0.701, 0.908, dan 0.949. Nilai probabilitas untuk semua

variabel independen menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0.05

(probabilitas > 0.05). Dengan ini dapat disimpulkan bahwa tidak

ditemukannya masalah heteroskedastisitas pada model regresi.

4.3.3.3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi

antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Diagnosa adanya

autokorelasi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin Watson

(uji DW). Jika nilai uji Durbin Watson (DW) menunjukkan angka 1.65

sampai 2.35 maka tidak terjadi autokorelasi. Berikut ini hasil uji

autokorelasi:

Tabel 4.12

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .561a .315 .205 .93095 2.383

a. Predictors: (Constant), PM, DER, WCTA, CR

b. Dependent Variable: PERUBAHAN LABA

Sumber: Data diolah

Page 88: Sk 206112106

76

Dari hasil tabel uji autokorelasi tersebut diketahui bahwa nilai

Durbin Watson (DW) sebesar 2.383. Angka tersebut berada diantara 2.35

sampai 2.79 maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti (berada di

daerah keragu-raguan).

4.3.4. Pengujian Hipotesis

4.3.4.1. Pengujian Menyeluruh atau Simultan (Uji F)

Untuk mengetahui bahwa variabel independen (CR, WCTA, DER,

dan PM) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel dependen (perubahan laba). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 4.13

Hasil Uji Hipotesis Secara Simultan

Dari uji ANOVA (Analysis of Varians) atau uji F, menunjukkan

bahwa nilai Fhitung sebesar 2.869 sedangkan Ftabel sebesar 2.759 dengan df

pembilang = 4, df penyebut = 25 dan taraf signifikan � = 0.05 sehingga

ANOVA b

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 9.946 4 2.487 2.869 .044a

Residual 21.667 25 .867

Total 31.613 29

a. Predictors: (Constant), PM, DER, WCTA, CR

b. Dependent Variable: PERUBAHAN LABA

Sumber: Data diolah

Page 89: Sk 206112106

77

Fhitung > Ftabel. Dengan demikian maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya

terdapat pengaruh secara signifikan antara current ratio (CR), working

capital to total assets (WCTA), debt to equity ratio (DER), dan profit

margin (PM) secara simultan atau bersama-sama terhadap perubahan laba.

Dari tabel 4.13 dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi sebesar 0.044 lebih

kecil dari taraf yang ditentukan � = 0.05 mengindikasikan bahwa CR,

WCTA, DER, dan PM secara bersama-sama berpengaruh signifikan

terhadap perubahan laba.

4.3.4.2. Pengujian Individu atau Parsial (Uji t)

Untuk mengetahui bahwa variabel independen (CR, WCTA, DER,

dan PM) secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel dependen (perubahan laba). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Page 90: Sk 206112106

78

Tabel 4.14

Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -2.205 1.290 -1.709 .100

CR -.014 .384 -.013 -.037 .971

WCTA 3.638 1.700 .626 2.140 .042

DER .318 .280 .267 1.135 .267

PM 22.983 8.258 .741 2.783 .010

a. Dependent Variable: PERUBAHAN LABA

Sumber: Data diolah Dari tabel diatas diketahui bahwa current ratio (CR) memiliki thitung

sebesar -0.037 sedangkan ttabel sebesar -2.052 sehingga –thitung > -ttabel

dengan probabilitas signifikansi untuk variabel CR sebesar 0.971 lebih besar

daripada taraf signifikansi 0.05. Maka H0 diterima dan H1 ditolak sehingga

dapat disimpulkan bahwa secara parsial CR tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap perubahan laba.

Nilai thitung untuk working capital to total assets (WCTA) adalah

sebesar 2.140 sedangkan ttabel sebesar 2.052 sehingga thitung > ttabel dengan

probabilitas signifikansi sebesar 0.042 yang artinya lebih kecil dari taraf

nyata signifikansi sebesar 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara

parsial WCTA berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan laba. Dan

menandakan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima.

Page 91: Sk 206112106

79

Debt to equity ratio (DER) memiliki thitung sebesar 1.135 sedangkan

ttabel sebesar 2.052 sehingga thitung < ttabel dengan probabilitas signifikansi

sebesar 0.267 yang artinya lebih besar dari taraf nyata signifikansi sebesar

0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial DER tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan laba. Dan menandakan

bahwa H0 diterima dan H1 ditolak.

Profit margin (PM) memiliki thitung sebesar 2.783 sedangkan ttabel

sebesar 2.052 sehingga thitung > ttabel dengan probabilitas signifikansi sebesar

0.010 yang artinya lebih kecil dari taraf nyata signifikansi sebesar 0.05.

Maka H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa secara

parsial PM berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan laba.

4.3.4.3. Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) berguna untuk mengukur seberapa besar

peranan variabel independen (CR, WCTA, DER, dan PM) secara bersama-

sama menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel dependen

(perubahan laba). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 92: Sk 206112106

80

Tabel 4.15

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .561a .315 .205 .93095

a. Predictors: (Constant), PM, DER, WCTA, CR

b. Dependent Variable: PERUBAHAN LABA

Sumber: Data diolah

Dari tabel diatas diketahui bahwa koefisien determinasi (R Square)

sebesar 0.315 atau sebesar 31,5%. Hal ini berarti 31,5% dari variabel

perubahan laba bisa dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel current ratio

(CR), working capital to total assets (WCTA), debt to equity ratio (DER),

dan profit margin (PM). Sedangkan sisanya sebesar 68,5% dijelaskan atau

dipengaruhi oleh variabel-variabel (faktor-faktor atau rasio-rasio keuangan)

yang lain.

4.4. Pembahasan

Dalam penelitian ini yaitu pengaruh perubahan laba dengan

menggunakan current ratio (CR), working capital to total assets (WCTA), debt

to equity ratio (DER), dan profit margin (PM) sebagai variabel bebas. Dari hasil

pengujian statistik diperoleh hasil bahwa antara current ratio (CR), working

capital to total assets (WCTA), debt to equity ratio (DER), profit margin (PM)

sebagai variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan

Page 93: Sk 206112106

81

terhadap perubahan laba. Dengan nilai koefisien determinasi (R square) sebesar

0.315 yang berarti bahwa 31,5% perubahan laba dapat dijelaskan oleh keempat

variabel independen. Dari presentase yang tergolong rendah tersebut

menunjukkan bahwa masih terdapat pengaruh dari faktor lain yang tidak

dimasukkan dalam penelitian ini.

Secara simultan dengan uji F menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar

2.869 sedangkan Ftabel sebesar 2.759 dengan taraf signifikan � = 0.05 sehungga

Fhitung > Ftabel. Dengan demikian maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya

terdapat pengaruh secara signifikan antara current ratio (CR), working capital

to total assets (WCTA), debt to equity ratio (DER), dan profit margin (PM)

secara simultan atau bersama-sama terhadap perubahan laba. Terlihat pula

tingkat signifikansi sebesar 0.044 lebih kecil dari taraf yang ditentukan � = 0.05

mengindikasikan bahwa pengaruh CR, WCTA, DER, dan PM secara bersama-

sama terhadap perubahan laba signifikan.

Secara parsial dengan uji t variabel current ratio (CR) terhadap

perubahan laba diperoleh suatu gambaran bahwa CR memiliki t hitung sebesar -

0.037 sedangkan ttabel sebesar -2.052 sehingga –thitung > -ttabel dengan tingkat

signifikansi sebesar 0.971 lebih besar daripada taraf signifikansi 0.05. Maka H0

diterima dan H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial CR

tidak berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap perubahan laba. Dari

hasil tersebut menunjukkan bahwa current ratio bukan proksi yang baik bagi

perubahan laba yang akan datang. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian yang

Page 94: Sk 206112106

82

dilakukan oleh Meriewaty dan Setyani (2005) yang menyatakan bahwa CR

berpengaruh signifikan dan positif terhadap perubahan laba. Ketidaksesuaian

hasil ini dipengaruhi oleh faktor antara lain seperti adanya persediaan bahan

baku dan barang dalam proses yang tidak siap untuk dijual yang terdapat dalam

current assets, sehingga besarnya komponen ini akan meningkatkan CR tetapi

tidak menghasilkan laba karena perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk

memproses persediaan tersebut menjadi barang jadi yang siap untuk dijual.

Selain itu, persediaan yang apabila jumlahnya berlebihan tidak menghasilkan

laba karena perusahaan harus mengeluarkan biaya ekstra untuk biaya perawatan

dan kerusakan secara fisik. Hal yang lainnya adalah hasil penjualan, laba dan

perubahan-perubahan kondisi operasi perusahaan tidak dipertimbangkan

sehingga kurang mencerminkan laba yang direalisasikan di masa yang akan

datang. Pengaruh current ratio (CR) adalah negatif. Dimana CR tinggi

cenderung mengalami penurunan perubahan laba dan CR rendah cenderung

mengalami peningkatan perubahan laba.

Secara parsial dengan uji t variabel working capital to total assets

(WCTA) terhadap perubahan laba menunjukkan bahwa working capital to total

assets (WCTA) memiliki thitung sebesar 2.140 sedangkan ttabel sebesar 2.052

sehingga thitung > ttabel dengan tingkat signifikansi sebesar 0.042 yang artinya

lebih kecil dari taraf nyata signifikansi sebesar 0.05. Maka H0 ditolak dan H1

diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial WCTA berpengaruh

secara signifikan dan positif terhadap perubahan laba. Hasil penelitian ini

Page 95: Sk 206112106

83

mendukung penelitian yang dilakukan oleh Takarini dan Ekawati (2003) dan

penelitian Warsidi dan Pramuka (2000) yang menyatakan bahwa WCTA

berpengaruh signifikan dan positif terhadap perubahan laba. Hal ini menujukkan

bahwa working capital to total assets (WCTA) merupakan suatu ukuran bagi

pemakai laporan keuangan untuk melihat kemampuan menghasilkan laba masa

yang akan datang dari suatu perusahaan. WCTA yang tinggi cenderung

mengalami peningkatan perubahan laba sedangkan perusahaan dengan WCTA

rendah cenderung mengalami penurunan perubahan laba. Bila WCTA rendah

ini berarti adanya pengurangan dari segi aktiva lancarnya yang berkaitan dengan

total aktiva sehingga dapat mengakibatkan perusahaan mangalami kerugian.

Secara parsial dengan uji t variabel debt to equity ratio (DER) terhadap

perubahan laba menunjukkan bahwa debt to equity ratio (DER) memiliki thitung

sebesar 1.135 sedangkan ttabel sebesar 2.052 sehingga thitung < ttabel dengan

tingkat signifikansi sebesar 0.267 yang artinya lebih besar dari taraf nyata

signifikansi sebesar 0.05. Maka H0 diterima dan H1 ditolak sehingga dapat

disimpulkan bahwa secara parsial DER tidak berpengaruh secara signifikan dan

positif terhadap perubahan laba. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Hermanto (2007) dan Suhardito dkk (2000). Dengan hasil

tersebut menunjukkan bahwa DER tinggi cenderung mengalami peningkatan

perubahan laba sedangkan dengan DER rendah cenderung mengalami

penurunan. Hal ini dikarenakan semakin tinggi DER berarti mengindikasikan

bahwa total hutang yang tinggi dimana banyaknya dana kreditor yang masuk

Page 96: Sk 206112106

84

sehingga dapat digunakan untuk menghasilkan atau meningkatkan laba. Dana

tersebut dapat digunakan dalam membantu proses barang untuk siap dijual.

Sehingga dapat meningkatkan penjualan atau pendapatan perusahaan.

Secara parsial dengan uji t variabel profit margin (PM) terhadap

perubahan laba menujukkan bahwa profit margin (PM) memiliki thitung sebesar

2.783 sedangkan ttabel sebesar 2.052 sehingga thitung > ttabel dengan tingkat

signifikansi sebesar 0.010 yang artinya lebih kecil dari taraf nyata signifikansi

sebesar 0.05. Maka H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan

bahwa secara parsial PM berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap

perubahan laba. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa profit margin (PM)

merupakan proksi yang baik bagi perubahan laba. Hasil ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Takarini dan Ekawati (2003) yang menyatakan

bahwa PM berpengaruh signifikan dan positif terhadap perubahan laba.

Kemampuan PM dalam pengaruhnya terhadap perubahan laba dimungkinkan

karena rasio ini berhubungan dengan efisiensi perusahaan dalam memproduksi,

administrasi, pemasaran, pendanaan, dan penentuan harga. Pengaruh yang

positif memberikan arti bahwa setiap kenaikan rasio PM dapat menaikkan

perubahan laba dan setiap penurunan rasio PM dapat menurunkan perubahan

laba. Rasio ini bertambah disebabkan oleh bertambahnya laba bersih dan

penjualan atau pendapatan, jika bertambahnya penjualan lebih besar dari

bertambahnya biaya usaha maka akan mengakibatkan bertambahnya laba di

masa yang akan datang. Dan sebaliknya, rasio ini berkurang disebabkan oleh

Page 97: Sk 206112106

85

berkurangnya laba bersih dan penjualan atau pendapatan, jika berkurangnya

penjualan lebih kecil dari berkurangnya biaya usaha maka akan mengakibatkan

menurunnya laba di masa yang akan datang.

Page 98: Sk 206112106

86

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada

bab-bab sebelumnya dan pengujian yang telah dilakukan maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

a. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa current ratio (CR), working capital

to total assets (WCTA), debt to equity ratio (DER), dan profit margin (PM)

secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap perubahan laba. Hal ini ditunjukkan dengan menggunakan uji F

dengan tingkat signifikansi sebesar 0.044 (P value < 0.05).

b. Hasil penelitian menunjukkan bahwa current ratio (CR) secara parsial tidak

berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap perubahan laba. Hal ini

dibuktikan dengan menggunakan uji t dengan thitung sebesar -0.037 dan

tingkat signifikansi sebesar 0.971 (P value > 0.05).

c. Hasil penelitian menunjukkan bahwa working capital to total assets

(WCTA) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan dan positif

terhadap perubahan laba. Hal ini dibuktikan dengan menggunakan uji t

dengan thitung sebesar 2.140 dan tingkat signifikansi sebesar 0.042 (P value <

0.05).

86

Page 99: Sk 206112106

87

d. Hasil penelitian menunjukkan bahwa debt to equity ratio (DER) secara

parsial tidak berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap perubahan

laba. Hal ini dibuktikan dengan menggunakan uji t dengan thitung sebesar

1.135 dan tingkat signifikansi sebesar 0.267 (P value > 0.05).

e. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profit margin (PM) secara parsial

memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap perubahan laba. Hal

ini dibuktikan dengan menggunakan uji t dengan thitung sebesar 2.783 dan

tingkat signifikansi sebesar 0.010 (P value < 0.05).

f. Pengaruh current ratio (CR), working capital to total assets (WCTA), debt

to equity ratio (DER), dan profit margin (PM) terhadap perubahan laba

sebesar 31,5%. Sedangkan 68,5% dijelaskan oleh faktor-faktor variabel lain

yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan diatas mala penulis menyarankan sebagai

berikut:

a. Bagi para pemakai laporan keuangan yang akan mengambil suatu keputusan

hendaknya tidak hanya mengandalkan data mengenai current ratio (CR),

working capital to total assets (WCTA), debt to equity ratio (DER), dan

profit margin (PM) tetapi perlu juga memperhatikan faktor-faktor lain dan

rasio-rasio lain dalam hubungannya dengan perubahan laba seperti ukuran

perusahaan, faktor ekonomi, efek industri, rasio aktivitas (ITO, TATO.

Page 100: Sk 206112106

88

RTO), rasio profitabilitas lainnya (ROE, GPM), rasio solvabilitas lainnya

(DR), rasio likuiditas lainnya (QR).

b. Bagi perusahaan diharapkan lebih memperhatikan kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba dengan cara mengefektifkan dan mengefisiensi

penggunaan biaya, me-manage utang, mengatur penggunaan dana eksternal

dalam hal ekspansi dan pembiayaan operasi perusahaan di masa mendatang,

dan mempertahankan modal kerja yang baik dan efisien.

c. Bagi peneliti selanjutnya untuk memperbanyak variabel atau menggunakan

variabel lain, selain itu memperbanyak sampel penelitian agar hasil

penelitian selanjunya menjadi lebih tepat dan akurat.

Page 101: Sk 206112106

89

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008, Buku Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Jakarta.

Brigham, Eugene F. dan Houston, Joel F., 2006, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan,

Edisi 10, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Harahap, Sofyan Syafri, 2006, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Penerbit PT.

Raja Grafindo Persada, Jakarta. ___________________, 2007, Teori Akuntansi, Edisi Revisi, Penerbit PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta. Hendriksen, Eldon S. dan Breda, michael F. Van, 2000, Teori Akunting, Edisi

Kelima, Penerbit Interaksara, Batam Hermanto, Suwardi B., 2007, “Pengaruh Sistem Informasi dan Rasio Keuangan

terhadap Perubahan Laba”, Usahawan, November, No. 11, Th. XXXVI, hal. 31-41.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2007, Standar Akuntansi Keuangan Per September

2007, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Juliana, Romy Uly. dan Sulardi, 2003, “Manfaat Rasio Keuangan dalam

Memprediksi Perubahan Laba Perusahaan Manufaktur”, Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 3, No.2, hal. 108-126.

Kasmir, 2009, Analisis Laporan Keuangan, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta. Meriewaty, Dian. dan Setyani, Astuti Yuli, 2005, “Analisis Rasio Keuangan terhadap

Perubahan Kinerja pada Perusahaan di Industri Food and Beverages yang Terdaftar di BEJ”, Simposium Nasional Akuntansi VIII, 15-16 September, hal. 277-287.

Munawir, S., 2004, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Penerbit Liberty,

Yogyakarta. Priyatno, Dwi, 2009, Mandiri Belajar SPSS, Penerbit MediaKom, Yogyakarta.

Page 102: Sk 206112106

90

Santosa, Purbayu Budi. dan Ashari, 2005, Analisis Statistik dengan Miscrosoft Excel dan SPSS, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Santoso, Singgih. dan Tjiptono, Fandy, 2001, Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi

dengan SPSS, Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Sartono, R. Agus, 2001, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi 4, Penerbit

BPFE, Yogyakarta. Soemarso, 2005, Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi 5, Penerbit Salemba Empat,

Jakarta. Suhardito, Bambang. dkk, 2000, “Analisis Kegunaan Rasio-Rasio Keuangan dalam

Memprediksi Perubahan Laba Emiten dan Industri Perbankan di PT. Bursa Efek Surabaya”, Simposium Nasional Akuntansi III, hal. 600-618.

Takarini, Nurjanti. dan Ekawati, Erni, 2003, “Analisis Rasio Keuangan dalam

Memprediksi Perubahan Laba pada Perusahaan Manufaktur di Pasar Modal Indonesia”, Ventura, Desember, Vol. 6, No. 3, hal. 253-270.

Warren, et al., 2005, Accounting-Pengantar Akuntansi, Edisi 21, Penerbit Salemba

Empat, Jakarta. Warsidi. dan Pramuka, Bambang Agus, 2000, “Evaluasi Kegunaan Rasio Keuangan

dalam Memprediksi Perubahan Laba di Masa yang Akan Datang: Suatu Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di BEJ”, Jurnal Akuntansi, Manajemen dan Ekonomi, Vol. 2, No. 1.

Wild, John J. et al., 2005, Financial Statement Analysis-Analisis Laporan Keuangan,

Edisi 8, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. www.idx.co.id :

http://202.155.2.90/corporate_actions/new_info_jsx/jenis_informasi/01_laporan_keuangan/

Page 103: Sk 206112106

91

LAMPIRAN 1

CURRENT RATIO PERUSAH AAN OTOMOTIF

No. Kode Tahun Current Assets Current Liabilities CR 1. ASII 2004 Rp 13,761,766,000,000.00 Rp 12,978,507,000,000.00 1.0604 2005 Rp 16,158,641,000,000.00 Rp 21,917,215,000,000.00 0.7373 2006 Rp 15,731,494,000,000.00 Rp 20,070,497,000,000.00 0.7838 2007 Rp 19,474,163,000,000.00 Rp 21,343,163,000,000.00 0.9124 2008 Rp 35,531,000,000,000.00 Rp 26,883,000,000,000.00 1.3217 2. BRAM 2004 Rp 885,767,000,000.00 Rp 327,977,000,000.00 2.7007 2005 Rp 963,197,000,000.00 Rp 336,923,000,000.00 2.8588 2006 Rp 837,970,000,000.00 Rp 212,991,000,000.00 3.9343 2007 Rp 911,770,000,000.00 Rp 183,230,000,000.00 4.9761 2008 Rp 978,226,294,000.00 Rp 446,099,086,000.00 2.1928 3. HEXA 2004 Rp 516,764,000,000.00 Rp 290,614,000,000.00 1.7782 2005 Rp 838,826,000,000.00 Rp 635,092,000,000.00 1.3208 2006 Rp 777,234,000,000.00 Rp 699,476,000,000.00 1.1112 2007 Rp 1,022,265,000,000.00 Rp 887,073,000,000.00 1.1524 2008 Rp 1,596,053,000,000.00 Rp 1,137,060,000,000.00 1.4037 4. INTA 2004 Rp 690,073,000,000.00 Rp 312,438,000,000.00 2.2087 2005 Rp 785,901,000,000.00 Rp 388,923,000,000.00 2.0207 2006 Rp 702,514,000,000.00 Rp 208,189,000,000.00 3.3744 2007 Rp 772,833,000,000.00 Rp 301,144,000,000.00 2.5663 2008 Rp 1,009,143,874,552.00 Rp 469,590,963,317.00 2.1490 5. SMSM 2004 Rp 396,040,000,000.00 Rp 216,137,000,000.00 1.8324 2005 Rp 386,289,000,000.00 Rp 196,960,000,000.00 1.9613 2006 Rp 412,789,000,000.00 Rp 207,571,000,000.00 1.9887 2007 Rp 474,854,000,000.00 Rp 277,815,000,000.00 1.7092 2008 Rp 555,214,717,486.00 Rp 305,410,849,490.00 1.8179 6. UNTR 2004 Rp 3,766,964,000,000.00 Rp 2,046,390,000,000.00 1.8408 2005 Rp 5,603,942,000,000.00 Rp 3,605,967,000,000.00 1.5541 2006 Rp 5,402,542,000,000.00 Rp 4,028,416,000,000.00 1.3411 2007 Rp 7,036,656,000,000.00 Rp 5,253,733,000,000.00 1.3394 2008 Rp 12,883,590,000,000.00 Rp 7,874,135,000,000.00 1.6362

Page 104: Sk 206112106

92

LAMPIRAN 2 WORKING CAPITAL TO TOTAL ASSETS PERUSAHAAN OTOMOTIF

No. Kode Tahun Current Assets Current Liabilities Total Assets WCTA 1. ASII 2004 Rp 13,761,766,000,000.00 Rp 12,978,507,000,000.00 Rp 39,145,053,000,000.00 0.0200 2005 Rp 16,158,641,000,000.00 Rp 21,917,215,000,000.00 Rp 61,166,666,000,000.00 -0.0941 2006 Rp 15,731,494,000,000.00 Rp 20,070,497,000,000.00 Rp 57,929,290,000,000.00 -0.0749 2007 Rp 19,474,163,000,000.00 Rp 21,343,163,000,000.00 Rp 63,519,598,000,000.00 -0.0294 2008 Rp 35,531,000,000,000.00 Rp 26,883,000,000,000.00 Rp 80,740,000,000,000.00 0.1071 2. BRAM 2004 Rp 885,767,000,000.00 Rp 327,977,000,000.00 Rp 1,710,352,000,000.00 0.3261 2005 Rp 963,197,000,000.00 Rp 336,923,000,000.00 Rp 1,709,355,000,000.00 0.3664 2006 Rp 837,970,000,000.00 Rp 212,991,000,000.00 Rp 1,530,173,000,000.00 0.4084 2007 Rp 911,770,000,000.00 Rp 183,230,000,000.00 Rp 1,554,863,000,000.00 0.4686 2008 Rp 978,226,294,000.00 Rp 446,099,086,000.00 Rp 1,672,766,471,000.00 0.3181 3. HEXA 2004 Rp 516,764,000,000.00 Rp 290,614,000,000.00 Rp 636,109,000,000.00 0.3555 2005 Rp 838,826,000,000.00 Rp 635,092,000,000.00 Rp 1,069,514,000,000.00 0.1905 2006 Rp 777,234,000,000.00 Rp 699,476,000,000.00 Rp 1,204,104,000,000.00 0.0646 2007 Rp 1,022,265,000,000.00 Rp 887,073,000,000.00 Rp 1,383,840,000,000.00 0.0977 2008 Rp 1,596,053,000,000.00 Rp 1,137,060,000,000.00 Rp 1,838,946,000,000.00 0.2496 4. INTA 2004 Rp 690,073,000,000.00 Rp 312,438,000,000.00 Rp 780,040,000,000.00 0.4841 2005 Rp 785,901,000,000.00 Rp 388,923,000,000.00 Rp 869,208,000,000.00 0.4567 2006 Rp 702,514,000,000.00 Rp 208,189,000,000.00 Rp 831,846,000,000.00 0.5943 2007 Rp 772,833,000,000.00 Rp 301,144,000,000.00 Rp 863,818,000,000.00 0.5461 2008 Rp 1,009,143,874,552.00 Rp 469,590,963,317.00 Rp 1,137,218,196,524.00 0.4744 5. SMSM 2004 Rp 396,040,000,000.00 Rp 216,137,000,000.00 Rp 650,930,000,000.00 0.2764 2005 Rp 386,289,000,000.00 Rp 196,960,000,000.00 Rp 663,138,000,000.00 0.2855 2006 Rp 412,789,000,000.00 Rp 207,571,000,000.00 Rp 716,686,000,000.00 0.2863 2007 Rp 474,854,000,000.00 Rp 277,815,000,000.00 Rp 830,050,000,000.00 0.2374 2008 Rp 555,214,717,486.00 Rp 305,410,849,490.00 Rp 929,753,183,773.00 0.2687 6. UNTR 2004 Rp 3,766,964,000,000.00 Rp 2,046,390,000,000.00 Rp 6,769,367,000,000.00 0.2542 2005 Rp 5,603,942,000,000.00 Rp 3,605,967,000,000.00 Rp 10,633,839,000,000.00 0.1879 2006 Rp 5,402,542,000,000.00 Rp 4,028,416,000,000.00 Rp 11,247,846,000,000.00 0.1222 2007 Rp 7,036,656,000,000.00 Rp 5,253,733,000,000.00 Rp 13,002,619,000,000.00 0.1371 2008 Rp 12,883,590,000,000.00 Rp 7,874,135,000,000.00 Rp 22,847,721,000,000.00 0.2193

Page 105: Sk 206112106

93

LAMPIRAN 3 DEBT TO EQUITY RATIO PERUSAHAAN OTOMOTIF

No. Kode Tahun Total Liabilities Equity DER 1. ASII 2004 Rp 19,425,440,000,000.00 Rp 15,233,543,000,000.00 1.2752 2005 Rp 36,935,513,000,000.00 Rp 20,424,345,000,000.00 1.8084 2006 Rp 31,498,444,000,000.00 Rp 22,375,766,000,000.00 1.4077 2007 Rp 31,511,736,000,000.00 Rp 26,962,594,000,000.00 1.1687 2008 Rp 40,163,000,000,000.00 Rp 33,080,000,000,000.00 1.2141 2. BRAM 2004 Rp 839,159,000,000.00 Rp 710,744,000,000.00 1.1807 2005 Rp 712,179,000,000.00 Rp 822,095,000,000.00 0.8663 2006 Rp 508,484,000,000.00 Rp 833,625,000,000.00 0.6100 2007 Rp 432,352,000,000.00 Rp 894,006,000,000.00 0.4836 2008 Rp 480,181,057,000.00 Rp 998,024,806,000.00 0.4811 3. HEXA 2004 Rp 352,999,000,000.00 Rp 283,110,000,000.00 1.2469 2005 Rp 724,753,000,000.00 Rp 344,761,000,000.00 2.1022 2006 Rp 858,554,000,000.00 Rp 345,549,000,000.00 2.4846 2007 Rp 1,003,049,000,000.00 Rp 380,791,000,000.00 2.6341 2008 Rp 1,226,286,000,000.00 Rp 612,660,000,000.00 2.0016 4. INTA 2004 Rp 643,812,000,000.00 Rp 136,228,000,000.00 4.7260 2005 Rp 558,570,000,000.00 Rp 310,638,000,000.00 1.7981 2006 Rp 521,270,000,000.00 Rp 310,576,000,000.00 1.6784 2007 Rp 543,728,000,000.00 Rp 320,090,000,000.00 1.6987 2008 Rp 808,594,720,711.00 Rp 328,623,475,813.00 2.4606 5. SMSM 2004 Rp 244,958,000,000.00 Rp 343,158,000,000.00 0.7138 2005 Rp 227,268,000,000.00 Rp 410,835,000,000.00 0.5532 2006 Rp 239,648,000,000.00 Rp 451,062,000,000.00 0.5313 2007 Rp 316,557,000,000.00 Rp 482,204,000,000.00 0.6565 2008 Rp 341,289,214,734.00 Rp 546,221,696,384.00 0.6248 6. UNTR 2004 Rp 3,629,278,000,000.00 Rp 3,103,595,000,000.00 1.1694 2005 Rp 6,485,918,000,000.00 Rp 4,105,713,000,000.00 1.5797 2006 Rp 6,606,651,000,000.00 Rp 4,594,437,000,000.00 1.4380 2007 Rp 7,216,432,000,000.00 Rp 5,733,335,000,000.00 1.2587 2008 Rp 11,644,916,000,000.00 Rp 11,131,607,000,000.00 1.0461

Page 106: Sk 206112106

LAMPIRAN 4 PROFIT MARGIN PERUSAHAAN OTOMOTIF

No. Kode Tahun Earnings After Tax Sales PM 1. ASII 2004 Rp 5,405,506,000,000.00 Rp 44,923,909,000,000.00 0.1203 2005 Rp 5,457,285,000,000.00 Rp 61,731,635,000,000.00 0.0884 2006 Rp 3,712,097,000,000.00 Rp 55,508,135,000,000.00 0.0669 2007 Rp 6,519,273,000,000.00 Rp 70,182,960,000,000.00 0.0929 2008 Rp 9,191,000,000,000.00 Rp 97,064,000,000,000.00 0.0947 2. BRAM 2004 Rp 42,421,000,000.00 Rp 1,472,678,000,000.00 0.0288 2005 Rp 119,496,000,000.00 Rp 1,764,996,000,000.00 0.0677 2006 Rp 18,314,000,000.00 Rp 1,500,835,000,000.00 0.0122 2007 Rp 39,149,000,000.00 Rp 1,547,112,000,000.00 0.0253 2008 Rp 94,775,520,000.00 Rp 1,637,886,215,000.00 0.0579 3. HEXA 2004 Rp 91,418,000,000.00 Rp 995,576,000,000.00 0.0918 2005 Rp 97,771,000,000.00 Rp 1,423,317,000,000.00 0.0687 2006 Rp 39,428,000,000.00 Rp 1,395,736,000,000.00 0.0282 2007 Rp 49,522,000,000.00 Rp 1,825,358,000,000.00 0.0271 2008 Rp 255,485,000,000.00 Rp 2,792,630,000,000.00 0.0915 4. INTA 2004 Rp 5,440,000,000.00 Rp 701,756,000,000.00 0.0078 2005 Rp 17,998,000,000.00 Rp 786,522,000,000.00 0.0229 2006 Rp 7,066,000,000.00 Rp 608,332,000,000.00 0.0116 2007 Rp 9,514,000,000.00 Rp 710,996,000,000.00 0.0134 2008 Rp 22,943,741,774.00 Rp 1,120,471,853,236.00 0.0205 5. SMSM 2004 Rp 57,371,000,000.00 Rp 730,962,000,000.00 0.0785 2005 Rp 65,737,000,000.00 Rp 861,531,000,000.00 0.0763 2006 Rp 66,175,000,000.00 Rp 881,116,000,000.00 0.0751 2007 Rp 80,325,000,000.00 Rp 1,064,055,000,000.00 0.0755 2008 Rp 91,471,918,506.00 Rp 1,353,586,085,743.00 0.0676 6. UNTR 2004 Rp 1,099,633,000,000.00 Rp 8,895,977,000,000.00 0.1236 2005 Rp 1,050,729,000,000.00 Rp 13,281,246,000,000.00 0.0791 2006 Rp 930,372,000,000.00 Rp 13,719,567,000,000.00 0.0678 2007 Rp 1,493,037,000,000.00 Rp 18,165,598,000,000.00 0.0822 2008 Rp 2,660,742,000,000.00 Rp 27,903,196,000,000.00 0.0954

Page 107: Sk 206112106

95

LAMPIRAN 5 PERUBAHAN LABA PERUSAHAAN OTOMOTIF

No. Kode Tahun Laba Bersih (Y it) Laba Bersih (Y it-1) Perubahan

Laba

1. ASII 2004 Rp 5,405,506,000,000.00 Rp 4,421,583,000,000.00 0.2225

2005 Rp 5,457,285,000,000.00 Rp 5,405,506,000,000.00 0.0096

2006 Rp 3,712,097,000,000.00 Rp 5,457,285,000,000.00 -0.3198

2007 Rp 6,519,273,000,000.00 Rp 3,712,097,000,000.00 0.7562

2008 Rp 9,191,000,000,000.00 Rp 6,519,273,000,000.00 0.4098

2. BRAM 2004 Rp 42,421,000,000.00 Rp 73,977,181,000.00 -0.4266

2005 Rp 119,496,000,000.00 Rp 42,421,000,000.00 1.8169

2006 Rp 18,314,000,000.00 Rp 119,496,000,000.00 -0.8467

2007 Rp 39,149,000,000.00 Rp 18,314,000,000.00 1.1377

2008 Rp 94,775,520,000.00 Rp 39,149,000,000.00 1.4209

3. HEXA 2004 Rp 91,418,000,000.00 Rp 42,513,776,397.00 1.1503

2005 Rp 97,771,000,000.00 Rp 91,418,000,000.00 0.0695

2006 Rp 39,428,000,000.00 Rp 97,771,000,000.00 -0.5967

2007 Rp 49,522,000,000.00 Rp 39,428,000,000.00 0.2560

2008 Rp 255,485,000,000.00 Rp 49,522,000,000.00 4.1590

4. INTA 2004 Rp 5,440,000,000.00 Rp 4,341,744,083.00 0.2530

2005 Rp 17,998,000,000.00 Rp 5,440,000,000.00 2.3085

2006 Rp 7,066,000,000.00 Rp 17,998,000,000.00 -0.6074

2007 Rp 9,514,000,000.00 Rp 7,066,000,000.00 0.3464

2008 Rp 22,943,741,774.00 Rp 9,514,000,000.00 1.4116

5. SMSM 2004 Rp 57,371,000,000.00 Rp 47,898,402,338.00 0.1978

2005 Rp 65,737,000,000.00 Rp 57,371,000,000.00 0.1458

2006 Rp 66,175,000,000.00 Rp 65,737,000,000.00 0.0067

2007 Rp 80,325,000,000.00 Rp 66,175,000,000.00 0.2138

2008 Rp 91,471,918,506.00 Rp 80,325,000,000.00 0.1388

6. UNTR 2004 Rp 1,099,633,000,000.00 Rp 342,610,000,000.00 2.2096

2005 Rp 1,050,729,000,000.00 Rp 1,099,633,000,000.00 -0.0445

2006 Rp 930,372,000,000.00 Rp 1,050,729,000,000.00 -0.1145

2007 Rp 1,493,037,000,000.00 Rp 930,372,000,000.00 0.6048

2008 Rp 2,660,742,000,000.00 Rp 1,493,037,000,000.00 0.7821

Page 108: Sk 206112106

96

LAMPIRAN 6 DATA UNTUK ANALISIS REGRESI BERGANDA DAN KORELASI

No. Kode Tahun CR WCTA DER PM Perubahan Laba 1 ASII 2004 1.0604 0.0200 1.2752 0.1203 0.2225 2005 0.7373 -0.0941 1.8084 0.0884 0.0096 2006 0.7838 -0.0749 1.4077 0.0669 -0.3198 2007 0.9124 -0.0294 1.1687 0.0929 0.7562 2008 1.3217 0.1071 1.2141 0.0947 0.4098 2 BRAM 2004 2.7007 0.3261 1.1807 0.0288 -0.4266 2005 2.8588 0.3664 0.8663 0.0677 1.8169 2006 3.9343 0.4084 0.6100 0.0122 -0.8467 2007 4.9761 0.4686 0.4836 0.0253 1.1377 2008 2.1928 0.3181 0.4811 0.0579 1.4209 3 HEXA 2004 1.7782 0.3555 1.2469 0.0918 1.1503 2005 1.3208 0.1905 2.1022 0.0687 0.0695 2006 1.1112 0.0646 2.4846 0.0282 -0.5967 2007 1.1524 0.0977 2.6341 0.0271 0.2560 2008 1.4037 0.2496 2.0016 0.0915 4.1590 4 INTA 2004 2.2087 0.4841 4.7260 0.0078 0.2530 2005 2.0207 0.4567 1.7981 0.0229 2.3085 2006 3.3744 0.5943 1.6784 0.0116 -0.6074 2007 2.5663 0.5461 1.6987 0.0134 0.3464 2008 2.1490 0.4744 2.4606 0.0205 1.4116 5 SMSM 2004 1.8324 0.2764 0.7138 0.0785 0.1978 2005 1.9613 0.2855 0.5532 0.0763 0.1458 2006 1.9887 0.2863 0.5313 0.0751 0.0067 2007 1.7092 0.2374 0.6565 0.0755 0.2138 2008 1.8179 0.2687 0.6248 0.0676 0.1388 6 UNTR 2004 1.8408 0.2542 1.1694 0.1236 2.2096 2005 1.5541 0.1879 1.5797 0.0791 -0.0445 2006 1.3411 0.1222 1.4380 0.0678 -0.1145 2007 1.3394 0.1371 1.2587 0.0822 0.6048 2008 1.6362 0.2193 1.0461 0.0954 0.7821

Page 109: Sk 206112106

97

LAMPIRAN 7 OUTPUT SPSS 16.0

Descriptive Statistic

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

PERUBAHAN LABA .5690 1.04408 30

CR 1.9195 .93393 30

WCTA .2535 .17964 30

DER 1.4299 .87697 30

PM .0620 .03367 30

Page 110: Sk 206112106

98

Correlations

Correlations

PERUBAHAN LABA CR WCTA DER PM

Pearson Correlation PERUBAHAN LABA 1.000 -.005 .182 .018 .264

CR -.005 1.000 .783 -.241 -.564

WCTA .182 .783 1.000 .059 -.607

DER .018 -.241 .059 1.000 -.390

PM .264 -.564 -.607 -.390 1.000

Sig. (1-tailed) PERUBAHAN LABA . .490 .168 .463 .079

CR .490 . .000 .099 .001

WCTA .168 .000 . .379 .000

DER .463 .099 .379 . .017

PM .079 .001 .000 .017 .

N PERUBAHAN LABA 30 30 30 30 30

CR 30 30 30 30 30

WCTA 30 30 30 30 30

DER 30 30 30 30 30

PM 30 30 30 30 30

Page 111: Sk 206112106

99

Regression

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 PM, DER, WCTA, CRa

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: PERUBAHAN LABA

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .561a .315 .205 .93095 2.383

a. Predictors: (Constant), PM, DER, WCTA, CR

b. Dependent Variable: PERUBAHAN LABA

ANOVA b

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 9.946 4 2.487 2.869 .044a

Residual 21.667 25 .867

Total 31.613 29

a. Predictors: (Constant), PM, DER, WCTA, CR

b. Dependent Variable: PERUBAHAN LABA

Page 112: Sk 206112106

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Correlations Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) -2.205 1.290 -1.709 .100

CR -.014 .384 -.013 -.037 .971 -.005 -.007 -.006 .233 4.296

WCTA 3.638 1.700 .626 2.140 .042 .182 .393 .354 .320 3.121

DER .318 .280 .267 1.135 .267 .018 .221 .188 .495 2.019

PM 22.983 8.258 .741 2.783 .010 .264 .486 .461 .386 2.587

a. Dependent Variable: PERUBAHAN LABA

Page 113: Sk 206112106

101

Coefficient Correlationsa

Model PM DER WCTA CR

1 Correlations PM 1.000 .606 .078 .486

DER .606 1.000 -.278 .616

WCTA .078 -.278 1.000 -.679

CR .486 .616 -.679 1.000

Covariances PM 68.187 1.403 1.096 1.539

DER 1.403 .078 -.132 .066

WCTA 1.096 -.132 2.890 -.443

CR 1.539 .066 -.443 .147

a. Dependent Variable: PERUBAHAN LABA

Page 114: Sk 206112106

Correlations

CR WCTA DER PM Unstandardized

Residual

Spearman's rho CR Correlation Coefficient 1.000 .941** -.360 -.577** -.051

Sig. (2-tailed) . .000 .051 .001 .787

N 30 30 30 30 30

WCTA Correlation Coefficient .941** 1.000 -.150 -.608** -.073

Sig. (2-tailed) .000 . .430 .000 .701

N 30 30 30 30 30

DER Correlation Coefficient -.360 -.150 1.000 -.218 .022

Sig. (2-tailed) .051 .430 . .247 .908

N 30 30 30 30 30

PM Correlation Coefficient -.577** -.608** -.218 1.000 -.012

Sig. (2-tailed) .001 .000 .247 . .949

N 30 30 30 30 30

Unstandardized Residual Correlation Coefficient -.051 -.073 .022 -.012 1.000

Sig. (2-tailed) .787 .701 .908 .949 .

N 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 115: Sk 206112106

103

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

CR WCTA DER PM PERUBAHAN LABA

N 30 30 30 30 30

Normal Parametersa Mean 1.9195 .2535 1.4299 .0620 .5690

Std. Deviation .93393 .17964 .87697 .03367 1.04408

Most Extreme Differences

Absolute .178 .071 .140 .191 .194

Positive .178 .061 .137 .171 .194

Negative -.103 -.071 -.140 -.191 -.097

Kolmogorov-Smirnov Z .977 .389 .765 1.046 1.062

Asymp. Sig. (2-tailed) .295 .998 .602 .224 .209

a. Test distribution is Normal.

Page 116: Sk 206112106

BIODATA PENELITI

Nama : Thaussie Nurvigia Dwi Prabowo Putri

Tempat Tgl Lahir : Surabaya, 05 September 1988

Alamat : Jl. Soka Lestari II Blok F-28

Rt. 005/Rw. 007 Jaksel 12440

No Telepon : 085695361987/02145634752

Email : [email protected]

Latar Belakang Pendidikan

1994-2000 : Sekolah Dasar Negeri Barata Jaya II Surabaya

2000-2003 : Sekolah Menengah Pertama SLTPN 19

Surabaya

2003-2006 : Sekolah Menengah Atas SMAN 1

Surabaya

2006-2010 : UPN ”Veteran” Jakarta, S1 Akuntansi