sk 3 blok 5 krim

21
STEP 1 Umur : Lamanya hidup dalam tahun yang dihitung saat dilahirkan atau diadakan (Harlock,2004). Menangis : Mengungkapkan perasaan sedih (kecewa,menyesal dsb) dengan mencucurkan air mata disertai dengan mengeluarkan suara ataupun tidak dengan suara (Harlock,2004). Cuek : Masa bodoh, acuh dan tidak peduli terhadap sesuatu yang terjadi (Harlock,2004). Jinjit : Berdiri atau berjalan dengan menggunakan ujung jari kaki, bisa satu kaki ataupun dua kaki (Harlock,2004). STEP 2 1. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangkan ? 2. Kebutuhan dasar bagi pertumbuhan anak ? STEP 3 1. Factor–factor yang mempengaruhi tumbuh kembang a. Faktor genetik Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah

Upload: dewandaru-i-a-b

Post on 11-Nov-2015

11 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

fk

TRANSCRIPT

STEP 1 Umur

: Lamanya hidup dalam tahun yang dihitung saat dilahirkan atau diadakan (Harlock,2004).

Menangis : Mengungkapkan perasaan sedih (kecewa,menyesal dsb) dengan mencucurkan air mata disertai dengan mengeluarkan suara ataupun tidak dengan suara (Harlock,2004). Cuek

: Masa bodoh, acuh dan tidak peduli terhadap sesuatu yang terjadi (Harlock,2004). Jinjit

: Berdiri atau berjalan dengan menggunakan ujung jari kaki, bisa satu kaki ataupun dua kaki (Harlock,2004).

STEP 2

1. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangkan ?

2. Kebutuhan dasar bagi pertumbuhan anak ?

STEP 31. Factorfactor yang mempengaruhi tumbuh kembanga. Faktor genetik

Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.

b. Faktor lingkungan

i. Lingkungan Pranatal Gizi ibu pada waktu hamilGizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) atau lahir mati.

Mekanis

Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan.

Toksin/ zat kimiaMasa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat-zat teratogen. Misalnya obat-obatan anti kanker dsb dapat menyebabkan kelainan bawaan.

EndokrinHormone-hormon yang mungkin berperan dalam pertumbuhan janin adalah Somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid dan insulin.

RadiasiRadiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali atau cacat bawaan lainnya.

Infeksi

Infeksi intrauterine yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH. StressStress yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin antara lain: cacat bawaan dan kelainan kejiwaan.

ImunitasRhesus ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops fetalis atau lahir mati.

Anoksia EmbrioMenurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat, menyebabkan BBLR (Berat badan Lahir Rendah).ii. Lingkungan Post-natal

Lingkungan biologis.

Ras/ suku bangsa

Pertumbuhan somatic juga dipengaruhi oleh ras/ suku bangsa.

Jenis kelamin

Dikatakan anak laki-laki lebih sering sakit dibandingkan anak perempuan.

Umur

Umur yang paling rawan adalah masa balita, oleh karena pada masa itu anak mudah sakit dan mudah terjadi kekurangan gizi.

Gizi

Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak, dimana kebutuhan anak berbeda dengan dewasa, karena makanan bagi anak dibutuhkan juga untuk pertumbuhan, diman dipengaruhi oleh ketahanan makanan keluarga.

Perawatan kesehatanPerawatan kesehatan yang teratur, tidak saja kalau anak sakit, tetapi pemeriksaan kesehatan dan menimbang anak secara rutin setiap bulan, akan menunjang pada tumbuh kembang anak.

Kepekaan terhadap penyakitDengan memberikan imunisasi, maka diharapkan anak terhindar dari penyakit-penyakit yang sering menyebabkan cacat atau kematian.c. Faktor fisik

Cuaca, musim dan keadaan geografis suatu daerah.

Musim kemarau yang panjang/ adanya bencana alam, dapat berdampak pada tumbuh kembang anak, antara lain : akibat gagalnya panen, sehngga banyak anak yang kekurangan gizi. SanitasiSanitasi lingkungan memiliki peranan penting yang cukup dominan dalam penyediaan lingkungan yang mendukung kesehatan anak dan tumbuh kembangnya.

Keadaan rumahKeadaan perumahan yang layak dengan konstruksi bangunan yang tidak membahayakan penghuninya, serta tidak penuh sesak akan menjamin kesehatan penghuninya.

d. Faktor psikososial

StimulasiAnak yang mendapat stimulasi terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan anak yang kurang/ tidak mendapat stimulus.

StressStress pada anak akan berpengaruh pada anak berpengaruh pada tumbuh kembangnya.

Cinta dan kasih sayangSalah satu hak anak adalah hak untuk dicintai dan dilindungi. Anak memerlukan kasih sayang dan perlakuan yang adil dari orang tuanya.

Kualitas interaksi anak dan orang tuaInteraksi timbale balik antara anak dan orang tua, akan menimbulkan keakraban dalam keluarga.

e. Faktor keluarga

Pekerjaan dan pendapatan keluargaPendapatan keluarga yang baik akan menunjang tumbuh kembang anak karena orang tua akan menyediakan segala kebutuhan anak.

Pendidikan orang tua.Merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak.

Jumlah saudaraJumlah anak yang banyak pada keluarga yang keadaan sosial ekonominya cukup akan mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih saying yang diterima anak. Stabilitas rumah tanggaTumbuh kembang anak akan berbeda pada keluarga yang harmonis dibandingkan dengan mereka yang kurang harmonis. Kepribadian orang tuaKepribadian orang tua yang terbuka tentunya berpengaruh berbeda tehadap tumbuh kembang anak, bila dibandingkan dengan mereka yang kepribadiannya tertutup.(Soetjining, SpAk, Tumbuh kembang Anak, Jakarta: EGC,1995)2. Penanganan untuk anak tersebut kita dasarkan pada kebutuhan dasar anak, yaitu:

a) Kebutuhan fisik biomedik (ASUH)

Memperbaiki nutrisi anak dengan memberikan makanan yang memenuhi zat gizi anak. Dan bentuk makanannya disesuaikan dengan umur anak.

Melengkapi imunisasi anak

Memperbaiki higene anak.

Mendeteksi dini adanya penyakit(kecurigaan ortu penting).b) Kebutuhan emosi/kasih sayang (ASIH)Ibu/penggantinya lebih dekat dengan anak dengan mencurahkan kasih sayang dan perhatiannya kepada anak.c) Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)Ibu harus lebih banyak bicara kepada anak, mengajak bermain, melatih anak duduk,berdiri sesuai dengan umur anak, memberikan permainan yang sesuai dengan umurnya.Yang terpenting pula adalah memberikan penyuluhan dan edukasi kepada Ibu mengenai tumbuh kembang anak dan kebutuhan anak.

(Soetjining, SpAk, Tumbuh kembang Anak, Jakarta: EGC,1995)

STEP 7

1. PENGERTIAN ANAK AUTIS

Pengertian anak autis telah banyak dikemukakan oleh beberapa ahli. Secara harfiah autisme berasal dari kata autos =diri dan isme= paham/aliran. Autisme dari kata auto (sendiri), Secara etimologi : anak autis adalah anak yang memiliki gangguaan perkembangan dalam dunianya sendiri.

Seperti kita ketahui banyak istilah yang muncul mengenai gangguan perkembangan :

Autism = autisme yaitu nama gangguan perkembangan komunikasi, sosial, perilaku pada anak (Leo Kanner & Asperger, 1943).

Autist = autis : Anak yang mengalami ganguan autisme.

Autistic child = anak autistik : Keadaan anak yang mengalami gangguan autisme.

Autistic disorder = gangguan autistic= anak-anak yang mengalami gangguan perkembangan dalam criteria DSM-IV ( Diagnostic and Statictical Manual-IV).

Leo Kanner (Handojo,2003) autisme merupakan suatu jenis gangguan perkembangan pada anak, mengalami kesendirian, kecenderungan menyendiri.

Autisme adalah suatu kondisi yang mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan social atau komunikasi yang normal. Hal ini mngekibatkan anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masik dalam dunia repetitive, aktivitas dan minat yang obsesif. (Baron-Cohen, 1993). Jadi anak autisme merupakan anak yang mengalami gangguan perkembangan yang sangat kompleks yang dapat diketahui sejak umur sebelum 3 tahun mencakup bidang komunikasi, interaksi sosial serta perilakunya.

Menurut Yatim (2002) klasifikasi anak autis dikelompokkan menjadi tiga, antara lain :

1. Autisme Persepsi : dianggap autisme yang asli karena kelainan sudah timbul sebelum lahir. Ketidakmapuan anak berbahasa termasuk pada penyimpangan reaksi terhadap rangsangan dari luar, begitu juga ketidakmampuan anak bekerjasama dengan orang lain, sehingga anak bersikap masa bodoh.

2. Autisme Reaksi : terjadi karena beberapa permasalahan yang menimbulkan kecemasan seperti orangtua meninggal, sakit berat, pindah rumah/ sekolah dan sebagainya. Autisme ini akan memumculkan gerakan-gerakan tertentu berulang-ulang kadang-kadang disertai kejang-kejang. Gejala ini muncul pada usia lebih besar 6-7 tahun sebelum anak memasuki tahapan berpikir logis.

3. Autisme yang timbul kemudian : terjadi setelah anak agak besar, dikarenakan kelainan jaringan otak yang terjadi setelah anak lahir. Hal akan mempersulit dalam hal pemberian pelatihan dan pelayanan pendidikan untuk mengubah perilakunya yang sudah melekat.

GEJALA-GEJALA ANAK AUTIS

Gejala anak autis antara lain:

1. Interaksi sosial

Tidak tertarik untuk bermain bersama teman

Lebih suka menyendiri

Tidak ada atau sedikit kontak mata, atau menghindar untuk bertatapan

Senang menarik-narik tangan orang lain untuk melakukan apa yang inginkan

2. Komunikasi

Perkembangan bahasa lambat

Senang meniru atau membeo

Anak tampak seperti tuli, sulit berbicara

Kadang kata yang digunakan tidak sesuai artinya

Mengoceh tanpa arti berulang-ulang

Bicara tidak dipakai untuk alat berkomunikasi

3. Pola Bermain

Tidak bermain seperti anak-anak pada umumnya

Senang akan benda-benda yang berputar

Tidak bermain sesuai fungsi mainan

Tidak kreatif, tidak imajinatif

Dapat sangat lekat dengan benda tertentu

4. Gangguan Sensoris

Bila mendengar suara keras langsung menutup telinga

Sering menggunakan indera pencium dan perasanya

Dapat sangat sensitif terhadap sentuhan

Tidak sensitif terhadap rasa sakit dan rasa takut

5. Perkembangan Terlambat

Tidak sesuai seperti anak normal, keterampilan sosial, komunikasi dan kognisi

Dapat mempunyai perkembangan yang normal pada awalnya, kemudian menurun bahkan sirna

6. Gejala Muncul

Gejala di atas dapat dimulai tampak sejak lahir atau saat masih kecil

Pada beberapa anak sekitar umur 5-6 tahun gejala tampak agak kurang

PENYEBAB AUTISME

Penyebab autis antara lain:

Terjadinya kelainan struktur sel otak yang disebabkan virus rubella, toxoplasma, herpes, jamur, pendarahan, keracunan makanan.

Faktor genetik (ada gen tertentu yang mengakibatkan kerusakan pada sistem limbic (pusat emosi)

Faktor sensory interpretation errors

Sampai sekarang belum terdeteksi faktor yang menjadi penyebab tunggal timbulnya gangguan autisme. Namun demikian ada beberapa faktor yang di mungkinkan dapat menjadi penyebab timbulnya autisme sebagai berikut:

1. Menurut Teori Psikososial

Beberapa ahli (Kanner dan Bruno Bettelhem) autisme dianggap sebagai akibat hubungan yang dingin, tidak akrab antara orang tua (ibu) dan anak. Demikian juga dikatakan, orang tua/pengasuh yang emosional, kaku, obsesif, tidak hangat bahkan dingin dapat menyebabkan anak asuhnya menjadi autistik.

2. Teori Biologis

Faktor genetic: Keluarga yang terdapat anak autistik memiliki resiko lebih tinggi dibanding populasi keluarga normal.

Pranatal, Natal dan Post Natal yaitu: Pendarahan pada kehamilan awal, obat-obatan, tangis bayi terlambat, gangguan pernapasan, anemia.

Neuro anatomi yaitu: Gangguan/disfungsi pada sel-sel otak selama dalam kandugan yang mungkin disebabkan terjadinya gangguan oksigenasi, perdarahan, atau infeksi.

Struktur dan Biokimiawi yaitu: Kelainan pada cerebellum dengan cel-sel Purkinje yang jumlahnya terlalu sedikit, padahal sel-sel purkinje mempunyai kandungan serotinin yang tinggi. Demikian juga kemungkinan tingginya kandungan dapomin atau opioid dalam darah.

3. Keracunan logam berat misalnya terjadi pada anak yang tinggal dekat tambanga batu bara, dlsb.

4. Gangguan pencernaan, pendengaran dan penglihatan.

Menurut data yang ada 60 % anak autistik mempunyai sistem pencernaan kurang sempurna. Dan kemungkinan timbulnya gejala autistik karena adanya gangguan dalam pendengaran dan penglihatan

Perbedaan antara gangguan perkembangan satu dengan yang lain :

1. gangguan autis untuk kasus yang berat dan memenuhi kriteria DSM IV atau ICD-10

2. PDD-NOS (Pervasive Developmental Disorder not Otherwise Specified) untuk kasus yang tidak menunjukkan kriteria lengkap DSM-IV untuk gangguan autis namun gangguan interaksi dan komunikasi merupakan ganggun primer. Bila menggunakan istilah autisme atipik dijelaskan istilah tersebut berasal dari klasifikasi ICD-10 yang mempunyai arti sama dengan PDD-NOS

3. MSDD (Multisystem Developmental Disorder) untuk kasus-kasus yang menunjukkan bahwa gangguan interaksi sosial dan komunikasi bukan hal primer, namun diduga merupakan hal sekunder akibat gangguan pemrosesan sensoris dan perencanaan gerak motoris.

MACAM-MACAM TERAPI PENUNJANG BAGI ANAK AUTIS

Anak autisme dapat dilatih melalui terapi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan anak antara lain:

1. Terapi Wicara: Untuk melancarkan otot-otot mulut agar dapat berbicara lebih baik.

2. Terapi Okupasi : untuk melatih motorik halus anak.

3. Terapi Bermain : untuk melatih mengajarkan anak melalui belajar sambil bermain.

4. Terapi medikamentosa/obat-obatan (drug therapy) : untuk menenangkan anak melalui pemberian obat-obatan oleh dokter yang berwenang.

5. Terapi melalui makan (diet therapy) : untuk mencegah/mengurangi tingkat gangguan autisme.

6. Sensory Integration therapy : untuk melatih kepekaan dan kordinasi daya indra anak autis (pendengaran, penglihatan, perabaan)

7. Auditory Integration Therapy : untuk melatih kepekaan pendengaran anak lebih sempurna

8. Biomedical treatment/therapy : untuk perbaikan dan kebugaran kondisi tubuh agar terlepas dari faktor-faktor yang merusak (dari keracunan logam berat, efek casomorphine dan gliadorphine, allergen, dsb)

9. Hydro Therapy : membantu anak autistik untuk melepaskan energi yang berlebihan pada diri anak melalui aktifitas di air.

10. Terapi Musik : untuk melatih auditori anak, menekan emosi, melatih kontak mata dan konsentrasi.

BENTUK LAYANAN PENDIDIKAN ANAK AUTISME

Pendidikan untuk anak autistik usia sekolah bisa dilakukan di berbagai penempatan. Berbagai model antara lain:

1. Kelas transisi

Kelas ini diperuntukkan bagi anak autistik yang telah diterapi memerlukan layanan khusus termasuk anak autistik yang telah diterapi secara terpadu atau struktur. Kelas transisi sedapat mungkin berada di sekolah reguler, sehingga pada saat tertentu anak dapat bersosialisasi dengan anak lain. Kelas transisi merupakan kelas persiapan dan pengenalan pengajaran dengan acuan kurikulum SD dengan dimodifikasi sesuai kebutuhan anak.

2. Program Pendidikan Inklusi

Program ini dilaksanakan oleh sekolah reguler yang sudah siap memberikan layanan bagi anak autistik. Untuk dapat membuka program ini sekolah harus memenuhi persyaratan antara lain:

Guru terkait telah siap menerima anak autistik

Tersedia ruang khusus (resourse room) untuk penanganan individual

Tersedia guru pembimbing khusus dan guru pendamping.

Dalam satu kelas sebaiknya tidak lebih dari 2 (dua) anak autistik.

3. Program Pendidikan Terpadu

Program Pendidikan Terpadu dilaksanakan disekolah reguler. Dalam kasus/waktu tertentu, anak-anak autistik dilayani di kelas khusus untuk remedial atau layanan lain yang diperlukan. Keberadaan anak autistik di kelas khusus bisa sebagian waktu atau sepanjang hari tergantung kemampuan anak.

4. Sekolah Khusus Autis

Sekolah ini diperuntukkan khusus bagi anak autistik terutama yang tidak memungkinkan dapat mengikuti pendidikan di sekolah reguler. Anak di sekolah ini sangat sulit untuk dapat berkonsentrasi dengan adanya distraksi sekeliling mereka. Pendidikan di sekolah difokuskan pada program fungsional seperti bina diri, bakat, dan minat yang sesuai dengan potensi mereka.

5. Program Sekolah di Rumah

Program ini diperuntukkan bagi anak autistik yang tidak mampu mengikuti pendidikan di sekolah khusus karena keterbatasannya. Anak-anak autistik yang non verbal, retardasi mental atau mengalami gangguan serius motorik dan auditorinya dapat mengikuti program sekolah di rumah. Program dilaksanakan di rumah dengan mendatangkan guru pembimbing atau terapis atas kerjasama sekolah, orangtua dan masyarakat.

6. Panti Rehabilitasi Autis.

Anak autistik yang kemampuannya sangat rendah, gangguannya sangat parah dapat mengikuti program di panti (griya) rehabilitasi autistik. Program dipanti rehabilitasi lebih terfokus pada pengembangan:

Pengenalan diri

Sensori motor dan persepsi

Motorik kasar dan halus

Kemampuan berbahasa dan komunikasi

Bina diri, kemampuan sosial

(Budiman, M., 1997. Tata Laksana Terpadu pada Autisme. Simposium Tata Laksana Autisme oleh Yayasan Autisme Indonesia. Jakarta)

PENGERTIAN ADHD

ADHD merupakan singkatan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder, yaitu sebuah gangguan pada perkembangan otak yang menyebabkan penderitanya menjadi hiperaktif, impulsif, serta susah memusatkan perhatian. Kondisi ini dulunya sikenal dengan ADD atau Attention Deficit Disorder.

ADHD adalah kondisi yang bisa terdapat pada anak-anak, remaja bahkan pada orang dewasa. Namun gejalanya biasanya mulai berkembang pada masa kanak-kanak dan berlanjut hingga dewasa. Diperkirakan terdapat 3-5 persen anak-anak atau anak usia sekolah yang mengalami kondisi ini. Tanpa penanganan yang tepat, ADHD dapat menimbulkan konsekuensi yang serius seperti mal-prestasi (under-achievement), kegagalan di sekolah atau pekerjaan, susah menjalin hubungan atau interaksi sosial, rasa tidak percaya diri yang parah, dan juga depresi kronis.

Gejala ADHD

Gejala atau pertanda ADHD bisa berbeda bagi setiap orang. Gejalanya biasanya mulai tampak saat masa anak-anak. Berikut ini adalah tiga gejala utama ADHD yang umum pada anak-anak:

a. Hiperaktif

Tampak seperti kelebihan energi, selalu aktif dan tidak bisa diam. Tanda-tandanya yang biasanya tampak adalah:

Tidak bisa bermain dengan tenang

Susah berdiam diri, menggeliat, gelisah, dan sering berdiri kembali ketika duduk

Selalu bergerak, seperti berlari atau memanjat pada sesuatu

Tidak bisa duduk dengan tenang

Baca juga: cara menghadapi anak hiperaktif

b. Inattention atau bermasalah pada perhatian

Berupa gangguan atau kesulitan untuk memperhatikan sesuatu. Gejala yang biasanya tampak antara lain:

Sangat susah untuk memusatkan perhatian

Tampak tidak mendengarkan ketika orang lain berbicara kepadanya

Perhatiannya sangat mudah teralihkan

Sering membuat kesalahan akibat kurang berhati-hati atau karena kurang memperhatikan

Susah mengikuti arahan atau menyelesaikan tugas

Sering melupakan atau menghilangkan sesuatu

Memiliki kecenderungan untuk mengingau saat tidur

c. Impulsif

Penderita ADHD biasanya memiliki sifat impulsif atau bertindak tanpa berpikir (spontan). Gejala yang dapat dikenali misalnya:

Kesulitan untuk menunggu giliran

Menjawab pertanyaan sebelum pertanyaan selesai atau sebelum diberi kesempatan

Sering menginterupsi orang lain

Bertindak impulsif tanpa memikirkan konsekuensinya, seperti berlari di tengah acara formal, mengejar sesuatu yang berbahaya, dsb.

Selain ketiga gejala di atas, terdapat juga beberapa gejala lain yang bisa terjadi pada penderita ADHD, antara lain:

Menunjukkan sikap menentang atau melanggar peraturan

Susah untuk bersosialisasi dengan orang lain

Kurangnya rasa percaya diri

Kemampuan mengorganisasi yang buruk

Cepat bosan

Gelisah

Sering terburu-buru dalam mengambil keputusan

Penyebab ADHD

Penyebab pasti ADHD belum diketahui secara pasti, namun para peneliti memusatkan objek penelitiannya pada kinerja dan perkembangan otak. Selain itu, terdapat tiga faktor yang dianggap mempengaruhi kondisi ADHD, yaitu:

Faktor genetik/keturunan

Sebagian besar penderita ADHD mendapatkan kondisi ini dari orang tuanya. ADHD memiliki kecenderungan besar terjadi pada keluarga/keturunan.

Ketidakseimbangan kimia

Para ahli meyakini bahwa ketidakseimbangan kimiawi pada otak (neurotransmitter) merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan gejala ADHD.

Kinerja otak

Pada anak yang menderita ADHD, didapati bahwa area otak yang mengontrol perhatian tampak tidak terlalu aktif, dibandingkan dengan anak-anak lainnya yang tidak menderita ADHD.

Pengobatan dan Penanganan ADHD

Walaupun kondisi ini tidak bisa disembuhkan, terdapat beberapa tindakan atau penanganan bagi penderita ADHD. Pengobatan di sini berarti tindakan atau strategi untuk membantu mengontrol gejala-gejala ADHD. Tujuannya adalah membantu penderitanya meningkatkan kemampuan sosial, meningkatkan kemampuan dalam belajar/bekerja, meningkatkan rasa percaya diri anak, dan menjaga penderitanya dari tingkah laku yang dapat membahayakan diri sendiri.

Pengobatan bagi penderita ADHD bisa berupa obat-obatan ataupun terapi. Obat-obatan yang sering diberikan oleh dokter biasanya berupa stimulan, yang digunakan untuk membantu mengontrol sikap hiperaktif dan impulsif pada anak, serta membantu meningkatkan fokus atau perhatian.

Penanganan berupa terapi (psikoterapi) juga umum diberikan pada penderita ADHD. Terapi yang diberikan bisa berupa pelatihan kemampuan sosial, modifikasi tingkah laku (behavior), dan juga terapi kognitif. Orang tua dan keluarga juga biasanya akan diberikan pelatihan berupa pengenalan terhadap ADHD, cara menghadapi gejala ADHD pada anak, pendekatan-pendekatan yang digunakan, ataupun berupa support bagi orang tua yang memiliki anak penderita ADHD.(Barkley, R.A. 1997. Behavioral inhibition, sustained attention, & executive functions: constructing a unifying theory of ADHD. Psychological Bulletin, 121:1, 65-94).