laporan blok 3 sk 1

45
BAB I SKENARIO Seorang pasien datang ke dokter gigi dengan keluhan kesulitan dalam mengunyah dan merasakan makanan. Pasien juga merasa tidak nyaman ketika menggerakkan sendi rahang. Dokter gigig melakukan pemeriksaan seluruh bagian oral cavity pasien tersebut kemudian menginstruksikan membuka dan menutup mulut untuk memeriksa sendinya. Dokter gigi membutuhkan bahan untuk mencetak rahang yang akan dibuat model studi. Model studi digunakan untuk merencanakan perawatan pasien tersebut. 1

Upload: wiwin-nuril-falah

Post on 21-Nov-2015

32 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

aaa

TRANSCRIPT

BAB ISKENARIOSeorang pasien datang ke dokter gigi dengan keluhan kesulitan dalam mengunyah dan merasakan makanan. Pasien juga merasa tidak nyaman ketika menggerakkan sendi rahang. Dokter gigig melakukan pemeriksaan seluruh bagian oral cavity pasien tersebut kemudian menginstruksikan membuka dan menutup mulut untuk memeriksa sendinya. Dokter gigi membutuhkan bahan untuk mencetak rahang yang akan dibuat model studi. Model studi digunakan untuk merencanakan perawatan pasien tersebut.

BAB IILEARNING ISSUES1. Cavum Orisa. Definisi Cavum Orisb. Batasan-Batasan Cavum Orisc. Bagian-Bagian Cavum Orisd. Tulang, Otot, Sendi, Saraf dan Vaskularisasi Cavum Orise. Fisiologi Cavum Orisf. Lidah

2. Sendi Rahanga. Anatomi Sendi Rahangb. Fisiologi Sendi Rahang ( Macam gerakan, Cara gerak)

3. Model Rahanga. Fungsi Model Rahangb. Macam-macam Model Rahangc. Cara Pembuatan Model Rahang

4. Bahan Cetaka. Macam-Macam Bahan Cetakb. Karakteristik Bahan Cetakc. Komponen Bahan Cetakd. Sifat-Sifat Bahan Cetake. Biokompatibilitas Bahan Cetak

BAB IIILEARNING OUTCOMES

A. CAVUM ORISDefinisi Cavum OrisCavum oris adalah rongga mulut, tempat masuk saluran pencernaan dan pernafasan, terdiri atas tolang maxilla, zygomaticum, dan mandibula.Cavum oris (rongga oral) adalah jalan masuk menuju sistem pencernaan dan berisi organ aksesoris yg berfungsi dalam proses awal pencernaan.Batas-batas Cavum Oris Dinding: mukosa pipi yang diperkuat oleh m.buccinator Atap : palatum yang terbagi menjadi palatum durum danpalatum mole Dasar : m.mylohyoid, m.geniohyoid, lingua, dan kelenjarsaliva Depan : labium oris Belakang : pharynx/ Cavum oris berhubungan dengan pharynx melalui isthmus oropharyngeal ( isthmus faucium). Isthmus ini dapat membuka dan menutupkarenadiatur pergerakan lidah dan palatum molle.Bagian-Bagian Cavum Oris Vestibulum oris : merupakan wilayah yang terletak di antaraarcus Dentis,pipi dan bibir. Cavum oris proper : merupakan bagian yang dibatasi arcus dentis.

Tulang Cavum OrisOs yang terdapat di cavum oris :1. os maxillae dapat dibagi menjadi : Corpus mandibula. Procecessus zygomaticus. Processus frontalis. Processus palatina. Processus alveolaris

2. os mandibulae dapat dibagi menjadi: Corpus mandibulae Margo superior : arcus alveolaris Margo Inferior : basis mandibulae. Facies externa: protuberance mentalis, foramen mentalis Facies interna: spine mentalis, fossa digastricus. Ramus, terdapat dua processus yang dipisahkan incisura mandibularis yaitu : Processus coronoideus Processus Condylaris : Capitulum mandibulae. Collum mandibulae. Foramen mandibularis. Lingula mandibularis. Angulus andibulae Tuberositas masseterica 3. os palatum, terdapat bagian : Processus Palatinus Kecil dan berbentuk L, Membentuk dasar orbita, Kedua processus palatina bersama-sama membentuk palatum durum

4. os hyoid terletak di sebelah inferior cranium dan tidak berhubungan dengan tulang yang lain merupakan tempat perlekatan otot yang berhubungan dengan lidah dan pharynx os hyoid memiliki bagian-bagian : Corpus Cornu major yang merupakan :Fiksasi larynx dan Tempat perlekatan otot penggerak lidah. Cornu minus yang merupakan :Tempat perlekatan ligament stylohyoid.Otot- otot cavum oris dan sekitarnya :1. M. Levator Bibir AtasOrigo/insersi:Margin inferior orbital/otot dan kulit bibir atasFungsi:elevasi bibir atas, ekspresi sedih, serius, dan marah.Saraf:saraf facial (VII)

2. M. Depressor Bibir BawahOrigo/insersi:mandibula/bibir bawahFungsi:depresi bibir bawah, ekspresi sinis, atau cemberut.Saraf:saraf facal (VII)

3. M. Levator Sudut MulutOrigo/insersi:maxilla di bawa foramen infraorbital/sudut mulut.Fungsi:elevasi sudut mulut, menyebabkan kerut antara hidung dan bibir atas.Saraf:saraf facial (VII)

4. M. Depressor Sudut MulutOrigo/insersi:badan mandibula di bawah foramen mental/sudut mulut.Fungsi:elevasi sudut mulut ke bawah (saat membuka mulut dan ekspresi sedih)Saraf:saraf facial (VII)5. M. orbikularis MulutOrigo/insersi:serabut otot di sekita mulut/sudut mulut, secara superfisialFungsi:mengatupkan, mengerutkan, dan memajukan bibirSaraf:saraf facial (VII)

6. M. MentaleOrigo/insersi:mandibula medial anterior daguFungsi:mengangkat dan memajukan bibir bawahSaraf:saraf facial (VII)

7. M. BucinatorOrigo/insersi:regia molar maksila dan mandibula, otot orbikularis mulut (sekitar mulut)Fungsi:menekan pipi ke gigi, mengisap pipi, seperti saat meniupSaraf:saraf facial (VII)

Kelenjar Salvatorius: Sepasang glandula parotis. Sepasang glandula sublingualis. Glandula submandibularis.

a. Glandula ParotisBerada di fossa parotis. Fossa ini dibatasi disebelahPosterior : m. sternocleidomastodeus.Anterior : ramus mandibulae.Superior : meatus acustius externus.Secresinya disalurkan melalui ductus parototidicus, ductus ini menyilang m. masseter kemudia bermuara di cavum oris setinggi molar 2 atas.Innervasi dilakukan oleh n.glossopharyngeal (IX).b. Glandula SublingualisBerada di fossa sublingualis di sebelah medial permukaan inerna mandibulae. Kelenjar ini megeluarkan secesinya ke cavum oris melalui banyak ductus kecil2 yang bermuar ke crista plica sublingualis.Innervasi dilakukan oleh n.chorda tympani (VII).c. Glandula SubmandibularisTerletak di fossa submandibularis pada sisi medial mandibulae disebelah inferior m. mylohyoid. Salurannya bermuara di dasar cavum oris disebelah kanan kiri frenlum lingue.Innervasi dilakukan oleh n.chorda tympani (VII).

Inervasi Cavum Oris :1. N. trigeminus (N. V).N. trigeminus merupakan saraf cranial yang terbesar, mempunyai serat-serat sensoris (portio major) untuk kulit muka dan kepala, serta serat-serat motoris (portio minor) untuk otot-otot pengunyah.Saraf ini mempercabangkan:N. ophthalmicusi. N. lacrimalis.ii. N. frontalis.iii. N. nasociliare.N. maxillaris.Saraf ini keluar dari cavum crani melalui foramen rotundum dan melalui fossa pterygo-palatina, cranial terhadap a. maxillaris interna, kemudian menuju sulcus dan canalis orbitalis masuk ke cavum orbitae melalui fissura orbitalis inferior.Saraf ini mengeluarkan cabang-cabang:N. zygomaticus; masuk ke bagian lateral cavum orbitae melalui fissura orbitalis inferior dan bercabang menjadi:a. Ramus zygomaticotemporale, yang menembus os zygomaticus dan memberikan innervasi untuk kulit kening.b. Ramus zygomaticofaciale, juga menembus os zygomaticus dan memberikan innervasi untuk kulit disekitarnya.Saraf ini beranastomose dengan n. lacrimalis didalam cavum orbitae.Nn. alveolares superiores dengan cabang-cabang:a. Ramus alveolaris superior posterior, untuk molar atas 1-3.b. Ramus alveolaris superior medius, untuk premolar atas 1-2.c. Ramus alveolaris superior anterior, untuk caninus dan incicivus atas.Nn. sphenopalatini, sebagian kecil berhubungan dengan ganglion spheno-palatina untuk membawa serabut-serabut sekreto motorik dari ganglion tersebut ke glandula lacrimalis. N. infraorbitalisKeluar dari cavum orbitae melalui canalis infraorbitalis dan memberikan cabang-cabang rami palpebralis inferior, rami nasals dan rami labiales superiores. N. mandibularis.Saraf ini keluar ke fossa infratemporalis melalui foramen ovale, berjalan di basis cranii sedemikian rupa sehingga disebelah dorsalnya terdapat a. meningica media, disebelah lateralnya terdapat m.pterygoideus lateralis dan disebelah medialnya terdapat m. tensor veli palatini. N. mandibularis dapat dibedakan menjadi:1. Portio major (divisi anterior); yang bersifat sensoris dan memberikan innervasi untuk kulit daerah temporal, auricula, meatus acusticus externus, pipi, bibir bawah, mucosa mulut dan articulatio temporomandibularis.2. Portio minor (divisi posterior); bersifat (sebagian besar) motoris untuk otot-otot pengunyah.Sebelum pecah menjadi dua divisi, n. mandibularis memberikan 2 cabang yaitu:a. N. spinosus, berjalan bersama a. meningica media masuk kembali kedalam cavum cranii melalui foramen spinosum.b. N. pterygoideus internus; selain memberi innervasi untuk m. pterygoideus internus juga memberikan cabang n. tensor veli palatini yang menginnervasi m. tensor veli palatini, dan n. tensor tympani untuk m. tensor tympani.Cabang-cabang divisi anterior:a. N. buccinatorius (n. buccalis).Berjalan diantara kedua caput m. pterygodeus externus kemudian ditepi ventralm. temporalis lalu menyebar pada permukaan lateral m. buccinatorius dan memberikan innervasi pada kulit dan mucosa pipi dan gusi, juga untuk premolar dan molar 1,2.Sebagian cabangnya beranastomose dengan ramus buccalis n. facialis.N. buccinatorius bersifat sensoris.b. N. massetericus.Berjalan disebelah cranial m.pterygoideus externus, dibelakang m. temporalis dan melalui incisura mandibularis untuk menginnervasi m. masseter.c. Nn. temporalis profundus; memberikan innervasi untuk m. temporalis.d. N. pterygoideus externus; memberikan innervasi m. pterygoideus externus.Cabang-cabang divisi posterior:a. N. auriculotemporalis.b. N. lingualis.Berjalan turun disebelah medial dari m. pteygoideus externus, disini bergabung dengan chorda tympani, cabang dari n. faciali yang mengandung serabut-serabut rasa pengecapan. Saraf ini terletak disebelah ventral dari n. alveolaris inferior (kadang-kadang berhubungan) kemudian berjalan diantara ramus mandibulae dan m.pteygoideus internus dan dibawah mucosa mulut. Saraf ini di raba kira-kira 1 cm caudal dan dorsal dari molar 3.Kemudian n. lingualis berjalan menyilang permukaan lateral m.hyoglossus, profundus terhadap m.mylohyoideus dan glandula submandibularis dan terletak diatas ductus submandibularis Whartoni kemudian melingkarinya dan berjalan pada m. genioglossus. Selanjutnya berjalan ke ventral sepanjang sisi lidah dan memberikan innervasi untuk mucosa lidah 2/3 bagian ventral. Cabang terminal n. lingualis mempunyai hubungan dengan cabang terminal n. hypoglossus. Karena hubungannya dengan chorda tympani, n.lingualis juga memberikan cabang-cabang untuk isthmus faucium, mucosa mulut, gingiva serta premolar dan molar I. Chorda tympani adalah cabang n. facialis yang mengandung:1. Serabut-serabut untuk sekresi glandula submandibularis dan glandula sub-lingualis.2. Serabut-serabut pengecap untuk 2/3 bagian ventral lidah.c. N. alveolaris inferior.Mula-mula terletak medial dari m. pterygoideus externus dan a.maxillaris interna, lalu diantara lig. sphenomandibulare dan ramus mandibulae, kemudian menuju ke foramen mandibulae masuk kedalam canalis mandibulae.Cabang-cabangnya adalah:a. N. mylohyoideus.b. Rami dentales inferioresc. Rami gingivalis, untuk gingiva.d. N. mentalis.e. Ramus incisivus

2. N. facialis.Dari fossa cranii posterior saraf ini masuk ke os temporale melalui meatus custicus mernus bersama n. vestibulocochleare kemudian berjalan didalam canalis facialis, dimana dikeluarkan beberapa cabang, sebelum keluar melalui foramen stylomastokleum. Cabang-cabangnya:1. N. auricularis posterior2. Ramus muscularis; untuk m. digastricus venter posterior dan m. stylohyoideus. 3. Plexus parotidicus.Merupakan suatu anyaman didalam glandula parotis yang membagi glandula parotis menjadi bagian luar dan dalam.Plexus parotidicus mengeluarkan cabang-cabang:a. Ramus temporalis.b. Ramus zygomaticus.c. Ramus buccalis (ramus buccinatorius).d. Ramus marginalis mandibulaee. Ramus colli (ramus cervicalis).3.N. glossopharyngeusSaraf ini adalah afferent untuk lidah dan pharynx dan efferent untuk m. stylopharyngeus dan glandula parotis.Keluar dari cavum cranii melalui bagian medial foramen jugulare, dimana n. glossopharyngeus mempunyai dua ganglion yaitu ganglion superius (jugulare) dan ganglion inferius (ganglion petrosum).Saraf ini kemudian terletak diantara a. carotis interna dan v. jugularis interna, berjalan ke caudal ventral terhadap a. carotis interna ditutup oleh processus styloideus dan otot-otot yang melekat disitu. Kemudian berbelok ke ventral mengitari stylopharyngeus, terletak dibawah tepi dorsal m. hyglossus dan selanjutnya berjalan diantara m.constrictor pharyngis superior dan medius. N. glossopharyngeus mengeluarkan cabang-cabang: a. N. tympanicus.Saraf ini mempunyai serabut-serabut sekretomotorik dan vasodilator untuk glandula parotis. Keluar dari ganglion inferior, melalui canaliculi tympanici masuk ke cavum tympani dan bercabang-cabang membentuk plexus tympanicus untuk menginnervasi mucosa cavum tympani, cellulae mastoidea dan canalis auditorius. Beberapa serabut plexus tympanicus bergabung membentuk n. petrossus minor yang mengandung serat-serat sekretomotorik untuk glandula parotis. b. Ramus communicans, yang bergabung dengan ramus auricularis n. vagus.c. Ramus sinus caroticus.Berjalan ke caudal pada permukaan anterolateral a. carotis interna membawa serat-serat afferent dari pressoreceptor dan chemoreceptord. Ramus pharyngicus.Bersama ramus pharyngicus n. vagus dan cabang truncus sympathicus membawa serat-serat general sensoris untuk rnucosa pharynx. e. Ramus stylopharyngicus; motorik untuk m. stylopharyngeus.f. Rami tonsillaris; mengandung serat-serat general sensoris untuk mucosa dari tonsil dan palatum molle.g. Rami lingualis; Untuk pengecapan dan sensoris lidah 1/3 bagian dorsal dan papilla vallatae.4. N. vagus. Ganglion sphenopalatini. Ganglion Submandibulare.Fungsi Cavum Oris 1. Merupakan pintu masuk ke saluran cerna, dan berperan dalam pencernaan awal makanan yang dibantu kelenjar saliva.2. Memanipulasi suara yang dihasilkan larynx sehingga bentuk bicara jadi sempurna.3. Dapat digunakan sebagai jalan nafas.

LinguaeLidah dilekatkan pada dasar mulut oleh frenulum lingua. Fungsi lidah antara lain Menggerakkan makanan dalam rongga mulut dan juga Menghasilkan cairan yang berisi enzym yang disebut lingual lipase.Lidah terdiri dari beberapa bagian, 1/3 bagian posterior disebut pars pharyngeal atau basis lidah sedangkan 2/3 bagian anterior disebut body of the tongue.Linguae terdiri otot ekstrinsik dan intrinsik . Otot intrisik adalah otot - otot yang ada daIam lidah, terdiri dari m. longitudinalis superior, m. longitudinalis inferior, m. transversus dan m. verticakli. M. longitudinalis superior dan inferior, masing - masing adalah sepasang dan berjalan memanjang sepanjang lidah. Bila kedua pasang lidah berkerut maka lidah memendek dan rnenebal. Bila kedua m. longitudinalis superior berkerut, lidah membelok ke atas. Sebaliknya bila kedua lidah m. longitudinalis inferior berkerut maka lidah membelok ke bawah. Bila salah satu lidah m. longitudinalis yang berkerut maka lidah membelok ke lateral.

M. transversus berjalan transversal diantara atas dan bawah mm. longitudinalis. Bila berkerut, lidah menjadi sempit dan memanjang.M. verticalis berjalan vertikal disebelah lateral dan diantara mm. Longitudinalis. Bila berkerut lidah menjadi besar dan lebar.Otot ekstrinsik adalah otot otot yang menghubungkan lidah dengan tulang tulang disekitarnya dan dengan palatum molle, terdiri dari m. genioglossus, m. hyoglossus, m styloglossus dan m. palatoglossus. M. genioglossus berorigo dispina mentalis dan insersinya dilidah, dimana serabutnya menyebar ke arah occipital. Muskulus ini berfungsi menarik lidah keluar M. hyoglossus berorigo di corpus ossis hyoidei dengan insersinya di lidah. Serabutnya berjalan dari dorsokaudal ke ventrokranial. Muskulus ini berfungsi menarik lidah ke bawah dan ke belakang. M. styloglossus origonya di processus styloideus sementara insersinya pada tepi lidah serabut serabutnya pergi ke arah frontal. Fungsi muskulus ini untuk menarik lidah ke belakang dan ke atas. M. palatoglossus berfungsi untuk menarik lidah ke belakang.Pada lidah dapat dibagi menjadi apex linguae, dorsum linguae, dan radix linguae. Dorsum linguae dibagi menjadi sulcus terminalis yang berbentuk huruf V, terbuka ke frontal dalam bagian anterior dan bagian posterior. Di puncak huruf V terdapat foramen cecum ialah sisa ductus thyreoglossus. Arcus palatoglossus membagi lidah dalam pars pharyngea yang ada pharynx, dan pars oralis yang ada di dalam cavum oris propium. Di linea mediana facies Iidah terdapat frenulum linguae. Frenulum adalah lipatan selaput lendir yang menghubungkan facies inferior linguae dengan dasar mulut. Disebelah lateral frenulum di bawah selaput lendir kelihatan v. profunda linguae dan disebelah Iateralnya lagi terdapat plica fembriata. Plica fembriata ialah lipatan selaput lendir yang tepinya berumbai umbai tempat muara gl. Lingualis inferior. Pada dorsum linguae terdapat tonjolan tonjolan yang disebut papillae, yang dapat dibedakan- papilla simplex, yang dibedakan menjadi papilla conica berbentuk konus dan papilta lenticularis yang berbentuk lensa- papilla filliformis berbentuk benang- papilla foliata berbentuk lembaran atau daun, terletak berderet deret ditepi lidah dimuka linea terminalis.- papilla fungiformis berbentuk cendawan- papilla vallata yang berbentuk tonjolan dikehlingi oleh sulkus dan diluarnya oleh krista. Papifla ini terletak berderet deret dimuka linea terminalis.

Otot- otot pada lidah dibagi menjadi 2 macam, yaitu Otot ekstrinsik dan instrinsik. 1. Otot EkstrinsikOtot Ekstrinsik adalah otot yang berinsertio ke lidah tapi berorigo diluar lidah.Otot ekstrinsik ada empat yaitu M.genioglossus, m.hyoglossus, m.styloglosus, dan m.palatoglossus. Semua otot ini di inervasi motoris oleh n. hypoglossus(XII), kecuali m. palatoglossus diinnervasi oleh n.vagus (X). Vascularisasi dilakukan oleh a.lingualis.1. Otot InstrinsikOtot Instrinsik adalah otot yang berorigo dan berinsertio di lidah. Otot insrinsic ada empat yaitu m. longitudinalis superior, m. longitudinalis inferior, m transversalis dan m. vertical. Otot intrinsik berfungsi mengubah bentuk lidah dengan jalan memendekkan atau menjulurkan lidah, menekuk ujung lidah, memipihkan dan membulatkan lidah. Semua otot ini diinnervasi secara motoris oleh n.hypoglossus (XII). Vascularisasi dilakukan oleh a.lingualis.

Vaskularisasi Lidah Arteri: Arteri lingual (lidah) yang bersumber dari a. carotis externa di dalam segitiga carotis Arteri submental (ludah) yang bersumber dari cabang arteri fascia yang berasal dari a. carotis externa Vena: Vena lingual Vena submental

Inervasi Lidah1. Sensoris 2/3 anterior : Umum : N.lingualis (V3) Pengecapan : N. facialis (VII) 1/3 posterior Umum : N.glossopharyngeus (IX) Pengecapan : N.glossopharyngeus (IX)1. Motoris N.hypoglossus (XII) : gerakan mengunyah dan menelan makanan serta gerakan bicara N.trigeminus N.mandibularis (V3) : gerakan mengunyah

Fungsi Lidah1. Menggerakkan makanan dalam rongga mulut.2. Membantu proses menelan makanan.3. Menghasilkan cairan yg berisi enzyme yg disebut lingual lipase untuk mempermudah dalam mencerna makanan.

GingivaGinggiva adalah mucosa sekitar gigi yag menutupi proc. Alveolaris, yang mendapat vaskularisasi sebagai berikut : ginggivabuccal gigi bawah mendapat darah dari cabang a. alveolaris inferior sedangkan sisi lingual mendapat darah dari a. lingualis. ginggivabuccal gigi atas mendapt darah dari a. alveolaris superior anterior dan posterior. gingiva palatalmendapat darah dari a. nasopalatinus dan a. palatina major.

B. TEMPOROMANDIBULAR JOINT

Temporo Mandibular Joint adalah persendian diantara squamosa os. Temporalis dan condyle os. Mandibula.Komponen TMJ:1. Squamosa os. Temporalis Memiliki permukaan artikulasi avascular yang tersusun dari jaringan ikat fibrosa kartilago hyaline Daerah utama penopang beban adalah di bagian lateral1. Ligament Macam macam ligament pada TMJ: Ligamen collateral atau ligament discal. Terdiri dari jaringan ikat kolagen sehingga tidak dapat meregang. Terdiri dari 2 ligamen yaitu ligament collateral medial yang menghubungkan medial articular disc dengan kutub medial condyle dan ligament collateral lateral yang menghubungkan aspek lateral articular disc dengan kutub lateral condyle Ligament temporomandibular (lateral) yaitu ligament tebal pada lateral kapsul. Mencegah kesalahan letak pada condyle lateral dan posterior Ligament stylomandibular. Memanjang dari styloid process ke margin posterior sudut dan ramus mandibula. Membantu membatasi tonjolan anterior mandibula Ligament sphenomandibular merupakan sisa kartilago Meckel. Memanjang dari os. Sphenoidalis ke lingual os. Mandibula. Berperan sebagai poros mandibula dengan mempertahankan tekanan yang sama selama mulut membuka dan menutup.1. Condyle of mandibular Berartikulasi dengan mandibular disc Permukaan artikularnya adalah jaringan ikat fibrosa avascular dari kartilago hyaline Daerah utama penopang beban adalah di bagian lateral1. Artikular disc (lempengan sendi) Tersusun dari jaringan ikat fibrosa padat Terletak diantara squamosa os. Temporalis dan condyle os. MandibularPada pusatnya bersifat avascular dan aneural, pada peripheralnya bersifat vascular dan terinnervasi

Fisiologi Temporo Mandibular Joint (TMJ)

Fungsi :- membantu proses bicara- mengunyah- saat menguap- melakukan berbagai macam gerakan rahang bawah seperti maju, mundur, ke kiri, kanan, membuka dan menutup

Gerakan yang dapat dihasilkan TMJ :- protrusi : memajukan mandibula, dibantu oleh m. Pterygoideus lateral dan medial- retraksi : memundurkan mandibula, dibantu bagian posterior dari m. Temporalis, m. Masseter bagian dalam dan sedikit dari m. Geniohyoid dan m. Digastricus- depresi : rahang ke bawah, dibantu oleh m. Digastricus, m. Geniohyoideus, m. Mylohyoid serta gravitasi- elevasi : rahang ke atas, dibantu oleh m. Temporalis, m. Masseter, m. Pterygoideus medial

Rata-rata pembukaan mulut maksimal pada manusia normal (tidak termasuk stress, emosi, trauma pada TMJ) adalah 50-60 mm, lateral 10-12 mm (lateral kiri lebih besar sedikit dibandingkan lateral kanan), protraksi 8-11 mm, gerakan retraksi 1-3 mm.

Gerakan-gerakan yang dapat terjadi pada TMJ adalah: Protrusi, gerakan memajukan mandibula. Dibantu oleh m. pterygoideus lateral dan media Retraksi, gerakan memundurkan mandibula. Dibantu oleh bagian posterior dari m. Temporalis, m. Masseter bagian dalam dan sedikit dari m. Geniohyoid & m. Digastricus Depresi, gerakan rahang kebawah. Dibantu oleh m. Digastricus, m. Geniohyoideus, m. Mylohyoid serta Gravitasi. Elevasi, gerakan rahang keatas. Dibantu oleh m. Temporalis, m. Masseter dan m. Pterygoideus media.

Rata-rata pembukaan mulut maksimal pada manusia normal (tidak termasuk adanya stress, emosi atau trauma pada TMJ) adalah 50-60 mm, gerakan lateral kira-kira 10-12 mm dimana gerakan lateral ke kiri lebih besar sedikit daripada yang ke kanan, gerakan protraksi 8-11 mm dan gerakan retrusi kira-kira 1-3 mmSelain musculus-musculus, terdapat ligament-ligament yang juga membantu gerakan TMJ, yaitu Sphenomandibular Ligament,, Stylomandibular Ligament dan Lateral Ligament.Karena ada TMJ, mandibula dapat bergerak dengan mudah.

Posisi yang terjadi karena pergerakan mandibula :- centric occlusion : gigi geligi mengalami oklusi secara penuh dan maksimal- centric relation : saat kepala dari processus condyloideus pada mandibula berada pada posisi paling superior dari fossa mandibularis

PROSES MEMBUKA dan MENUTUP MULUT Membuka[Penggerak utamanya adalah : M. Pterygoideus lateralis]M. Pterigoideus lateralis menarik processus condilaris ke depan menuju eminentia articularis.Pada saat bersamaan,serabut posterior M. Temporalis harus relaks dan keadaan ini diikuti dengan relaksasi M. Maseter,serabut anterior M. Temporalis, dan M. Pterigoideus medialis yang berlangsung cepat dan lancar. Keadaan ini akan memungkinkan mandibula berotasi di sekitar sumbu horizontal sehingga processus condilaris akan bergerak ke depan sedang angulus mandibula begerak ke belakang. Dagu akan terdepresi , keadaan ini dibantu dengan gerak membuka yang kuat oleh M. Digastricus,M. Geniohyoideus , dan M. Mylohyoideus yang berkontraksi terhadap os hyoid .

Menutup[Penggerak utamanya adalah : M. Maseter , M. Temporalis, M. Pterigoideus Medialis]Rahang dapat menutup pada berbagai posisi.Mulai dari menutp pada posisi protusi penuh sampai menutup pada keadaan processus condilaris berada pada posisi paling posterior dalam fossa mandibula . Pada posisi protusi memerlukan kontraksi M. Pterigoideus Lateralis\yang dibantu M. Pterigoideus Medialis. Caput mandibula akan tetap pada posisi ke depan eminentia articularis . Pada gerak menutup retrusi, serabut posterior M. Temporalis akan bekerjasama dengan M.Maseter untuk mengembalikan processus condilaris ke dalam fossa mandibula. Sehingga gigi geligi dapat saling kontak pada oklusi normal. Pada gerak menutup cavum oris, kekuatan yang dikeluarkan otot pengunyahan akan diteruskan terutama melalui gigi geligi ke rangka wajah bagian atas. M. Pterigoideus Lateralis dan serabut posterior M. Temporalis cenderung menghilangkan tekanan dari caput mandibula pada saat otot-otot ini berkontraksi. Keadaan ini berhubungan dengan fakta bahwa sumbu rotasi mandibula akan melintas di sekitar ramus.

C. MODEL RAHANGModel Rahang terdiri dari 3 jenis yaitu :1. Model studi, adalah model yang dihasilkan dari cetakan awal (preliminary impression). Kegunaannya:a.Komponen penting dalam ortodonti.b.Titik awal dimulainya perawatan.c.Untuk kepentingan presentasi.d.Data tambahan untuk mendukung hasil pemeriksaan klinis.e.Dapat mengetahui bentuk dan ukuran rahang, ukuran mesiodistal gigi, bentuk dan ukuran lengkung gigi, penentuan malposisi gigi, dan adanya kelainan bentuk gigi (malformasi).2.Model diagnostic, adalah model yang dihasilkan dari cetakan kedua dengan tujuan untuk mendapatkan hasil cetakan yang lebih detail.3.Model kerja, adalah cetakan awal yang dihasilkan sebelum model studi, model ini biasanya untuk dikirim ke laboratorium gigi.

D. BAHAN CETAKBahan Cetak Hidrokoloid1) AGAR (hidrokoloid reversibel)KomposisiKoloid hidrotilik organic yang diekstrak dari rumput laut tertentu. Kandungan utama air (>80%). Untuk memperkuat gel biasanya ditambah boraks. Namun boraks merupakan jenis retander terbaik untuk pengerasan gypsum. Kandungan air berlebih dalam agar dapat memperlambat pengerasan gypsum. Maka ditambahkan kalium sulfat untuk menyeimbangkan keduanya. Kalium sulfat merupakan zat pemercepat pengerasan gypsum. Zat pengisi lain: tanah diatoma, tanah liat, silica, malam, karet dan serbuk kakuk serupa. Timol dan gliserin untuk bakterisit dan bahan pembuat plastic.Proses GelasiAdalah proses pengerasan hidrokoloid reversible. Perubahan sol-gel dipengaruhi suhu. Perubahan gel-sol diperlukan suhu lebih tinggi. Biasanya sol jadi gel pada suhu 37-50 derajat celcius. Temperature gelasi dipengaruhi oleh berat molekul, kemurnian AGAR dan rasio komposisinya. Ketidaksamaan temperature gelasi dan temperature pendinginan inilah menyebabkan AGAR dapat digunakan sebagai bahan cetak kedokteran gigi. KeakuratanBahan Cetak Reversibel adalah bahan cetak paling akurat. Untuk mencapai keakuratan tersebut perlu diperhatikan beberapa hal, diantaranya : Kekentalan solKekentalan merupakan pertimbangan paling penting dalam keberhasilan memanipulasi bahan. Bahan tidak boleh terlalu encer sehingga mengalir keluar sendok cetak, terutama saat mencetak rahang bawah. Sebaliknya, bahan tidak boleh terlalu kental, sehingga sulit menembus semua detail gigi-geligi dan jaringan lunak. Sifat ViskoelastikHubungan tegangan regangan dari bahan hidrokoloid berubah begitu besarnya beban berubah. Sifat ini menunjukkan perlunya mengeluarkan cetakan dari dalam mulut dengan cepat. Karena apabila pengeluaran cetakan dari dalam mulut secra perlahan, diputar atau diungkit akan menyebabkan terjadi distorsi. Distorsi selama gelasi Daya reproduksiSifat ini mewakili kemampuan untuk membuat die duplikat dari serangkaian cetakan. Untuk teknik die gandi, dibuat satu cetakan dan kemudian dipotong-potong menjadi die individual untuk gigi yang akan dipreparasi.Manipulasi bahan agarSecara umum ada 3 tahapan, yaitu:1. Persiapan bahanTahapan pertama adalah mengubah gel hidrokoloid menjadi sol. Cara yang paling efektif adalah dengan menggunakan air panas. Sebaiknya bahan dibiarkan dalam tempertur ini selama 10 menit. Setelah dilelehkan, bahan dapat disimpan dalam keadaan sol sampai waktunya diinjeksikan ke dalam preparasi kevitas atau diisikan ke sendok cetak. Temperatur yang terlalu rendah dapat menghasilkan bahan cetak dengan kekentalan yang lebih tinggi dan tidak mampu mereproduksi detail halus dengan tepat. 1. Kondisioning atau pendinginanSuhu penyimpanan 65 derajat terlalu tinggi untuk rongga mulut. Oleh karena itu, bahan perlu didinginkan terlebih dahulu (ditempered). Untuk tahap preparasi, sebuah tube dikeluarkan dari kompartemen penyimpanan dan dimasukkan ke sendok cetak, sepotong kasa diletakkan diatas bahan yang terletak di sendok cetak, kemudian diletakkan lagi di kompertemen pendingin 45 derajat selama 3-10menit. Waktu yang berbeda-beda tergantung pada jenis hidrokoloid dan keenceran yang diinginkan oleh dokter gigi. Sebagai tambahan, selain menurunkan temperature, pendinginan juga dapat meningkatkan kekentalan bahan hidrokoloid sehingga bahan tidak mengalir keluar sendok cetak.1. Membuat cetakanSebelum proses pendinginan bahan cetak terselesaikan, bahan semprit diambil dari kompartemen penyimpanan dan diaplikasikan pada kavitas yang direparasi. Mula-mula diaplikasikan pada dasar preparasi, kemudian pada bagian lain yang belum tertutup. Ujung semprit diletakkan di dekat gigi, dibawah permukaan bahan semprit untuk mencegah gelembung udara. Begitu kavitas yang akan dipreparasi telah tertutup bahan cetak, sendok cetak yang telah sempurna didinginkan siap untuk dimasukkan kedalam rongga mulut. Proses gelasi dapat dipercepat dengan mengalirkan air dingin sekitar 18-21 derajat selama 3-5menit.

2) Bahan Cetak AlginatKomposisiAlginat merupakan hidrokoloid ireversibel yang komponen utamanya adalah salah satu alginate larut air seperti natrium, kalium, atau alginate trietanolamin. Alginate yang dicampur air akan membentuk sol dengan cepat. Besar berat molekul alginate bervariasi, semakin besar berat molekul maka kekentalan sol akan bertambah. Biasanya ditambahkan bahan pengisi seperti tanah diatoma yang berfungsi sebagai penambah kekerasan dan kekuatan gel alginate. Oksida seng juga merupakan bahan pengisi yang mempengaruhi sifat fisik serta waktu pengerasan gel.Lama PenyimpananTemperatur dan kontaminasi kelembaban udara merupakan 2 faktor utama yang mempengaruhi lama penyimpanan bubuk alginate. Bahan cetak alginate dikemas dalam kantung tertutup secara individual dengan berat bubuk yang sudak ditakar untuk membuat satu cetakan, atau dalam kaleng besar yang tertutup rapat.Proses gelasiReaksi khas sol-gel dapat digambarkan secara sederhana sebagai reaksi alginate larut air dengan kalsium sulfat dan pembentukan gel kalsium alginate yang tidak larut. Kalsium sulfat cepat bereaksi untuk membentuk kalsium alginate tak larut air dari kalium atau natrium alginate dalam larutan cair. Produk kalsium alginate sangat cepat, oleh karena itu tidak tersedia waktu yang cukup untuk bekerja. Oleh karena itu perlu ditambahkan garam pemerlambat (retarder) seperti trinatrium untuk memperpanjang waktu kerja.Manipulasi bahan alginate Mempersiapkan pengadukanCampurkan bubuk alginate yang telah ditakar dengan air sesuai takaran pada bowl. Gerakan pengadukan yang salah dapat merusak bahan alginate. Cara pengadukan yang benar adalah dengan menggunakan spatula logam, awali dengan gerakan angka delapan, dan lanjutkan dengan menekan bahan ke dinding bowl searah 180derajat. Waktu pengadukan terlalu lama juga dapat merusak alginate. Biasanya 45 detik sampai 1 menit adalah waktu yang pas untuk mengaduk alginate. Membuat cetakanBahan harus mencapai konsistensi tertentu sehingga tidak mengalir keluar sendok cetak dan menyebabkan tersedak. Bahan cetak juga harus menempel pada sendok cetak agar dapat ditarik dari sekitar gigi. Ketebalan cetakan alginate antara sendok cetak dan jaringan harus sekurang-kurangnya 3mm.

1. Kekuatan gel maksimal diperlukan untuk mencegah fraktur dan menjamin bahwa cetakan cukup elastic ketika dikeluarkan dari mulut.1. Katahanan terhadap sobekan pada alginate akan meningkat bila cetakan dikeluarkan dengan sentakan secara tiba-tiba.1. Keakuratan cetak alginate kurang, karena dia tidak dapat menembus detail kecil yang ada pada gigi.

Bahan Cetak Elostomerik Tanpa AirSecara kimia terdapat 4 jenis : polisulfida, slikon polimerisasi kondensasi, silikon polimerisasi tambahan, polieter. Merupakan sistem 2 komponen yang dikemas dalam bentuk pasta. Kedua pasta yang berbeda warna dikeluarkan dalam panjang yang sama pada kertas pengaduk dan diaduk dengan spatula sampai terbentuk warna homogen.1. Bahan cetak polisulfid KomposisiPasta basis mengandung polimer polisulfid, bahan pengisinya yang cocok(seperti lithopone dan titanium dioksida) untuk memberikan kekuatan yang diperlukan, bahan pembentuk sifat plastik(seperti dibutil phtlat) untuk menghasilkan kekentalan yang tepat bagi pasta, sulfur 0,5%. Untuk menungkatka reaksi yang disebut sebagai pasta katalis atau aselator reaksi mengandung timah dioksid yang menghasilkan sifat warna cokelat gelap. ManipulasiPasta katalis dan pasta basis dikeluarkan denagn panjang yang sama pada lembaran kaca pengaduk. Pasta katalis mula- mula dikumpulkan pada spatula tahan karat dan kemudian diistribusikan di atas pasta basis, diaduk di lembar pengadukan. PolisulfidYaitu bahan cetak elastomerik yang paling sedikit kekakuannya. Kelenturan ini denagn tekanan minimal, memiliki ketahanan tertinggi terhadap robekan. BiokompatibilitasPolisulfid mempunyai hasil hitung kematian sel yang terendah (kurang memiliki efek pada kehidupan sel). Keuntungan Waktu kerja lamaTebukti akuratKetahanan robek tinggiSedikit hidrofibikHarga tidak mahalWakktu penyimpanan lama KerugianMemerlukan sendok cetak perseoranganHarus diisi dengan stone secepatnyaBerpotensi terhadap distorsi yang nyataAroma mengganggu pasienKotor dan menimbulakan noda pada pakaianHasil pengisian berikutnya kurang akurat

1. Bahan Cetak Silikon KondensasiDikemas sebagai pasta basis dan katalis atau cairan dengan kekentalan rendah. Karena polimer silikon merupakan suatu cairan,silikon koloidal / logam oksida ukuran mikro ditambahkan sebagai pengisi untuk membetuk suatu pasta. Pengaruh pengisi terhadap kekuatan adalah hal yang lebih penting untuk suatu elastomer silikon dibanding cetakan yang lainnya. Bhan denagn kekentalan tinggi(putty, seperti dempulan) dikembangkan untuk mengatur pengerutan polimerisasai yang besar dari bahan cetak silikon kondensasi ManipulasiPanjang basis yang sesuai dikeluarkan dari dalam tubepada lembar pengaduk. Lalu satu tetes cairan katalis ditambahkan untuk tiapa unit panjang basis. Bhan ini agak sulit diaduk karena perbedaan- perbedaan komponen Elastisitas Lebih ideal daripada polisulfid. Menunjukkan deformasi permanen minimal dan dapat kembali ke bebtuk semula dengan cepat bila direnggangkan. Bila terlalu kaku. BiokompatibilitasSilkon dapat diterima secara biologis sehingga tidak menyebabkan masalah KeuntunganTersedia waktu kerja dan waktu pengerasan yang cukupAroma menyenangkan dan tidak menimbulkan bercakMemiliki ketahan robek yang cukupMemiliki sifat elastik yang dikeluarkanDistorsi lebih sedikit ketika dikeluarkan

KerugianCukup akurat jika langsung dituangKestabilan dimensi burukBerpotensi pada distorsi yag nyataMetode puttywash merupakan teknik yang sensitifSedikit lebih mahal

1. Bahan Cetak Silikon dengan Reaksi Tambahan ManipulasiVinyl polysiloxane encer dan agak kental dikenas dalam dua pasta, bahan putty dikemas dalam dua toples yang terdiri dari bahan basis denagn kekentalan tinggi dam bahan katalis. Bahan havy, body dan putty telah dimodifikasi untuk menggunakan alat pengaduk otomatis, dengan menggunakan alat mekanis tersebut, terdapat keseragaman dalam membagi danmengaduk bahan, semakin kecil kemungkiana masuknya udara ke dalam adukan, waktu pengadukan menjadi lebih singkat, kontaminasi bahan lebih sedikit. Bahan cetak yang telah diaduk dimasukkan langsung ke dalam sendok cetak yang dilapisi adhesi. Waktu kerja dan pengerasan, dapat diperpanjang 100% dengan penambahan retarder yang dipasok oleh masing- masing pabrik dan dengan pendinginan alas pengaduk. Silikan dapat disimpan di lemari es. ElastisitasMerupakan bahan bersifat elastis paling ideal. Distorsi ketiak mengeluarkan melalui underkut umumnya tidak terjadi. BiokompatibilatasBahaya tertinggalnya sebagian bahan sirna mengeluarkan cetakan dapat dihindari dengan penanganan bahan yang tepat dan pemeriksaan tepi cetakan secara cermat untuk tidak ada daerah yang sobek. Benda asing dari bahan cetak dapat menyebabkan inflamasi gingiva yang parah dan mungkin salah diagnosis pada kunjungan berikutnya. KeuntunganWaktu pengerasan lebih pendekMudah diaduk alat otomatisKekuatan robek sedangKakuratan amat tinggiDistorsi tidak terdeteksi ketika dibukaBila hidrofilik, amat sesuai dengan gypsum KerugianTerbentuknya gas hidrogen pada beberapa bahanBahan hidrofilik tetap memerlukan penanganan hati- hati dan lingkungan amat -keringLebih mahal, khususnya alat pengaduk otomatis.1. Bahan Cetak Polieter KomposisiKaret polieter dipasok berupa dua pasta BasisPolimer polieter, suatu silika koloidal sebagai pengisi, dan suatu bahan pembuat plastik seperti glikoeter/ ftalat.

Pasta aselatorAlkil sulfonat aromatik sebagai tambahan terhadap bahan pengisi, waktu kerja dan pengerasan, kecepatan pengerasan polieter kurang sensitif terhadap perubahan temperatur. ElastisitasBahan yang paling keras tidak termasuk bahan puty viskositas tinggi kurang elastik dibanding vinyl polysixane BiokompatibilitasDermatitis kontak akibat polieter. Namun penelitian akhir- akhir ini menunjukkan tidak ada efek sitoksik yang berhubungan dengan katalis imin yang terjadi berasal dari bagia bahan cetak yang tertinggal di dalam sulkus.ukkan tidak ada efek sitoksik yang berhubungan dengan KeuntunganWaktu kerja dan pengerasan cepatTerbukti akuratKetahanan sobek cukupKurang hidrofibikDistorsi kurangWaktu penyimpanan lama KerugianCukup akurat jika dituangkan langsungKestabilan dimensi burukBersih, tetapi rasa tidak enakKeras, sehingga meliputi permukaan undecutSedikit lebih mahalDapat diisi ulang

Bahan GipsGypsum merupakan salah satu jenis bahan pengisi. Kriteria pemilihan produk gypsum tertentu bergantung pada penggunaannya serta sifat fisik tertentu untuk penggunaan tertentu. Misalnya, stone kedokteran gigi merupakan materi yang buruk untuk digunakan sebagai bahan cetak karena bila ada gigi geligi, tidaklah mungkin mengeluarkan cetakan melalui undercut gigi tanpa melukainya (karena besarnya kekuatan stone ). Macam-macam gypsum :

1. Plaster cetak (tipe I)Bahan cetak ini terdiri dari plaster of paris yang ditambahkan zat tambahan untuk mengatur waktu pengerasan dan ekspansi pengerasan. Plaster cetak jarang digunakan lagi untuk mencetak dalam kedokteran gigi karena telah digantikan oleh bahan yang kurang kaku seperti hidrokoloid dan elastomer . plaster terbatas digunakan untuk cetakan akhir, atau wash, dalam pembuatan gigi tiruan penuh.1. Plaster model (tipe II)Plaster model ini atau plaster laboratorium tipe II sekarang digunakan untuk mengisi kuvet dalam pembuatan protesa bila ekspansi pengerasan tidaklah penting dan kekuatan cukup, suatu batasn yang disebutkan dalam spesifikasi. Biasanya dipasarkan dalam warna putih alami, jadi terlihat kontras dengan stone yang umumnya berwarna.1. Stone Gigi (tipe III)Stone tipe III lebih disukai untuk pembuatan model yang digunakan pada konstruksi protesa, karena stone tersebut memiliki kekuatan yang cukup untuk tujuan itu serta protesa lebih mudah dikeluarkan setelah proses selesai. Tanpa melihat jenis stone yang digunakan, terdapat sedikitnya 2 metode untuk membuat model. Dalam salah satu metode, mold untuk pengecoran dibuat dengan membungkus sekitar cetakan dengan lembaran malam lunak sehingga melebihi kurang lebih 12 mm di luar sisi jaringan pada cetakan. Basis untuk model dibentuk pada daerah ini. Proses ini disebut boxing. Adukan stone dan air kemudian dituang ke dalam cetakan di bawah vibrator. Adukan dibiarkan mengalir perlahan dalam aliran yang terkendali sepanjang cetakan, sehingga aliran tersebut dengan sendirinya mendorong udara keluar begitu adukan mengisi semua cetakan gigi tanpa adanya gelembung udara yang terjebak.Metode lain adalah dengan mengisi cetakan seperti yang telah dijabarkan. Sisa adukan stone-air dituang pada lempeng kaca. Stone gigi, kekuatan tinggi (tipe IV)1. Stone gigi, kekuatan tinggi, ekspansi tinggi ( tipe V)Ini merupakan produk gipsum yang dibuat akhir-akhir ini, dan memiliki kekuatan kompresi yang lebih tinggi dibandingkan stone gigi tipe IV. Kekuatan yang ditingkatkan ini diperoleh dengan menurunkan lebih jauh rasio W:P. Sebagai tambahan, ekspansi pengerasan ditingkatkan dari maksimal 0,10%-0,30%. Alasan peningkatan batasan ekspansi pengerasan disebabkan karena logam campur yang baru, seperti basis logam, memiliki pengerutan pengecoran yang lebih besar dibandingkan logam campur mulia konvensional. Jadi, dibutuhkan ekspansi lebih tinggi pada stone yang digunakan untuk die untuk mengimbangi pengerutan pemadatan logam campur. 1. Gypsum sintetik-hemihidrat dan -hemihidrat juga dapat dibuat sebagai produk sampingan atau produk sisa dalam pembuatan asam fosforik. Produk sintetik biasanya lebih mahal dibandingkan yang dibuat dari gipsum alami tetapi bila produk tersebut dibuat dengan tepat, sifatnya sebanding atau melebihi stone alami. Kendala dalam prosesnya cukup banyak dan hanya sedikit yang berhasil. Metode yang digunakan adalah rahasia perusahaan. Sumber hemihidrat tidaklah sepenting sifat dari penggunaan produk akhir yang pada dasarnya sama. Terlepas dari manapun asalnya.

DAFTAR PUSTAKA

Annusavice, J. Kenneth. 2003. Phillips : Buku Ajar Ilmu Material Kedokteran Gigi. Jakarta : EGCAsh, Major M. and Stanley J. Nelson. Wheelers Dental Anatomy, Physiology and OcclusionDrake, Richard L, et al. Grays Anatomy for Student.Harty, F.J, and R. Ogston. 1995. Kamus Kedokteran Gigi. Jakarta : EGCHarshanur, Itjiningsih W. 1991. Anatomi Gigi. Jakarta : EGCrepository.usu.ac.id/bitstream//4/chapter%2011.pdf

12