sjfnlawigjkdsvn

2
LO 3.3 Epidemiologi Infeksi saluran kemih biasanya terjadi karena faktor pencetus seperti litiasi, obstruksi saluran kemih, penyakit ginjal polikistik, nekrosis papilar, Diabetes Melitus, senggama, kehamilan, kateterisasi, penyakit sickle cell dan tergantung oleh usia, gender, prevalensi, bakteriuria, sehingga menyebabkan perubahan struktur saluran kemih. Selama periode usia beberapa bulan dan lebih dari 65 tahun perempuan cenderung menderita ISK dibandingkan laki-laki. Infeksi asendens sering ditemukan, terutama pada wanita; 10- 20% wanita kemungkinan menderita bakteriuria selama kehidupannya, dimana 1% dijumpai pada anak perempuan yang masih sekolah, 4% pada wanita muda, 7% pada wanita diatas lima puluhan tahun. Infeksi saluran kemih pada wanita 10 kali lebih besar dari pada laki-laki. 90% infeksi saluran kemih pada anak-anak terjadi pada anak perempuan, hal ini terjadi karena pendeknya saluran uretra. Gejala yang sering ditemukan adalah frekuensi dan disuria yang disertai perasaan nyeri suprapubik dan pinggang, demam dan reaksi sistemik. Adanya semua simton-simton ini menunjukkan persangkaan yang kuat suatu infeksi saluran kemih, akan tetapi diagnosa pasti adalah dengan terbuktinya bekteriuria yang signifikan pada urin kultur. Beberapa penyelidik menyatakan bahwa 50% saja dari keseluruhan penderita yang mengeluh frekuensi disuria, yang menunjukkan adanya bakteriuria. Pada kelompok usia lebih tua insidens infeksi saluran kemih meningkat pada pria, karena pada pria infeksi saluran kemih sering terjadi sehubungan penyakit obstruktif seperti BPH dan secara asendens dengan instrumentasi (kateterisasi). Infeksi saluran kemih tidak akan naik lebih tinggi dari kandung kemih bila taut vesiko-ureter utuh sehingga tidak terdapat refluks vesiko-ureter. Prevalensi bakteriuri asimtomatik lebih sering ditemukan pada perempuan. Prevalensi ISK pada periode sekolah 1% meningkat menjadi 5% selama periode aktif seksual. Prevalensi infeksi asimtomatik adalah 30%, pada bayi laki-laki 3:1 dan 5:1 dibandingkan bayi perempuan. LO 3.10 Prognosis

Upload: nadira-farah-prayogo

Post on 05-Dec-2015

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ekjgahleigbuieahgiuhu

TRANSCRIPT

Page 1: sjfnlawigJKDSvn

LO 3.3 Epidemiologi

Infeksi saluran kemih biasanya terjadi karena faktor pencetus seperti litiasi, obstruksi saluran kemih, penyakit ginjal polikistik, nekrosis papilar, Diabetes Melitus, senggama, kehamilan, kateterisasi, penyakit sickle cell dan tergantung oleh usia, gender, prevalensi, bakteriuria, sehingga menyebabkan perubahan struktur saluran kemih. Selama periode usia beberapa bulan dan lebih dari 65 tahun perempuan cenderung menderita ISK dibandingkan laki-laki.

Infeksi asendens sering ditemukan, terutama pada wanita; 10-20% wanita kemungkinan menderita bakteriuria selama kehidupannya, dimana 1% dijumpai pada anak perempuan yang masih sekolah, 4% pada wanita muda, 7% pada wanita diatas lima puluhan tahun. Infeksi saluran kemih pada wanita 10 kali lebih besar dari pada laki-laki. 90% infeksi saluran kemih pada anak-anak terjadi pada anak perempuan, hal ini terjadi karena pendeknya saluran uretra. Gejala yang sering ditemukan adalah frekuensi dan disuria yang disertai perasaan nyeri suprapubik dan pinggang, demam dan reaksi sistemik. Adanya semua simton-simton ini menunjukkan persangkaan yang kuat suatu infeksi saluran kemih, akan tetapi diagnosa pasti adalah dengan terbuktinya bekteriuria yang signifikan pada urin kultur. Beberapa penyelidik menyatakan bahwa 50% saja dari keseluruhan penderita yang mengeluh frekuensi disuria, yang menunjukkan adanya bakteriuria. Pada kelompok usia lebih tua insidens infeksi saluran kemih meningkat pada pria, karena pada pria infeksi saluran kemih sering terjadi sehubungan penyakit obstruktif seperti BPH dan secara asendens dengan instrumentasi (kateterisasi). Infeksi saluran kemih tidak akan naik lebih tinggi dari kandung kemih bila taut vesiko-ureter utuh sehingga tidak terdapat refluks vesiko-ureter.

Prevalensi bakteriuri asimtomatik lebih sering ditemukan pada perempuan. Prevalensi ISK pada periode sekolah 1% meningkat menjadi 5% selama periode aktif seksual. Prevalensi infeksi asimtomatik adalah 30%, pada bayi laki-laki 3:1 dan 5:1 dibandingkan bayi perempuan.

LO 3.10 Prognosis

Infeksi saluran kemih tanpa kelainan anatomis mempunyai prognosis lebih baik bila dilakukan pengobatan pada fase akut yang adekuat dan disertai pengawasan terhadap kemungkinan infeksi berulang. Prognosis jangka panjang pada sebagian besar penderita dengan kelainan anatomis umumnya kurang memuaskan meskipun telah diberikan pengobatan yang adekuat dan dilakukan koreksi bedah, hal ini terjadi terutama pada penderita dengan nefropati refluks. Deteksi dini terhadap adanya kelainan anatomis, pengobatan yang segera pada fase akut, kerjasama yang baik antara dokter, ahli bedah urologi dan orang tua penderita sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya perburukan yang mengarah ke fase terminal gagal ginjal kronis.