sistem temu kembali informasi menggunakan model · pdf filesampai menghasilkan basis data...

10
355 Sistem Temu Kembali Informasi Menggunakan Model Ruang Vektor dan Inverted Index Fika Hastarita Rachman Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang PO.BOX 2 Kamal, Bangkalan, Madura 69192 [email protected] ABSTRAK Pertambahan data setiap tahun untuk dokumen naskah publikasi di salah satu program studi perguruan tinggi menjadi penyebab semakin dibutuhkannya sarana untuk pencarian data yang lebih cepat dan sesuai dengan keinginan pengguna. Pencarian yang telah digunakan masih bersifat word maching berdasarkan kata kunci pada judul ataupun penyusunnya. Hal ini menyebabkan munculnya dokumen yang hanya relevan berdasarkan judulnya atau penyusunnya saja, tetapi tidak berdasarkan isi dari dokumen tersebut. Sehingga banyak dokumen relevan yang tidak terpanggil. Penerapan sistem temu kembali informasi terhadap koleksi dokumen, diharapkan mampu menjawab kebutuhan tersebut. Penelitian ini melakukan kajian penerapan sistem temu kembali informasi dalam mesin pencarian abstrak naskah publikasi dengan menggunakan preprocessing, inverted index, pembobotan tf-idf dan model pencarian ruang vektor. Pada pengujian sistem diperoleh hasil bahwa sistem ini mampu menghasilkan dokumen pencarian dengan tingkat recall sebesar 84,7%, dan precision sebesar 39,7%. Hal ini berarti sistem mampu meningkatkan performa pencarian, terutama untuk hal kelengkapan perolehan dokumen yang diinginkan pengguna. Kata kunci : sistem temu kembali informasi, recall, precision ABSTRACT Added publication manuscript documents each year in one departement of university is causes of the need to search data more quickly accordance with the user need. Search that has been used is still a word maching based on keywords in the title or composer. This led to the emergence of relevant documents only by their title or composer, but not based on the content of the document.Many relevant documents that not called. Application of information retrieval system on the document collection, expected to answer those needs. This study reviewing the application of information retrieval in search engines publication abstract using preprocessing, inverted index, tf-idf weighted and vector space model. The result of system testing is able to produce a document search with a recall rate of 84.7% and precision of 39.7%. This means that the system can improve the search performance, especially for the completeness acquisition documents of the user's need. Keywords: information retrieval system, recall, precision. Vol 2, No 3 Juni 2012 ISSN 2088-2130

Upload: dangthu

Post on 06-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Temu Kembali Informasi Menggunakan Model · PDF filesampai menghasilkan basis data indeks. ... Rancangan arsitektur sistem temu kembali informasi ... Dari analisa sistem diketahui

355

Sistem Temu Kembali Informasi Menggunakan Model Ruang

Vektor dan Inverted Index

Fika Hastarita Rachman Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo Madura

Jl. Raya Telang PO.BOX 2 Kamal, Bangkalan, Madura 69192

[email protected]

ABSTRAK

Pertambahan data setiap tahun untuk dokumen naskah publikasi di salah satu program studi perguruan tinggi

menjadi penyebab semakin dibutuhkannya sarana untuk pencarian data yang lebih cepat dan sesuai dengan

keinginan pengguna. Pencarian yang telah digunakan masih bersifat word maching berdasarkan kata kunci pada

judul ataupun penyusunnya. Hal ini menyebabkan munculnya dokumen yang hanya relevan berdasarkan

judulnya atau penyusunnya saja, tetapi tidak berdasarkan isi dari dokumen tersebut. Sehingga banyak dokumen

relevan yang tidak terpanggil. Penerapan sistem temu kembali informasi terhadap koleksi dokumen, diharapkan

mampu menjawab kebutuhan tersebut. Penelitian ini melakukan kajian penerapan sistem temu kembali informasi

dalam mesin pencarian abstrak naskah publikasi dengan menggunakan preprocessing, inverted index,

pembobotan tf-idf dan model pencarian ruang vektor. Pada pengujian sistem diperoleh hasil bahwa sistem ini

mampu menghasilkan dokumen pencarian dengan tingkat recall sebesar 84,7%, dan precision sebesar 39,7%.

Hal ini berarti sistem mampu meningkatkan performa pencarian, terutama untuk hal kelengkapan perolehan

dokumen yang diinginkan pengguna.

Kata kunci : sistem temu kembali informasi, recall, precision

ABSTRACT

Added publication manuscript documents each year in one departement of university is causes of the need to

search data more quickly accordance with the user need. Search that has been used is still a word maching

based on keywords in the title or composer. This led to the emergence of relevant documents only by their title or

composer, but not based on the content of the document.Many relevant documents that not called. Application of

information retrieval system on the document collection, expected to answer those needs. This study reviewing

the application of information retrieval in search engines publication abstract using preprocessing, inverted

index, tf-idf weighted and vector space model. The result of system testing is able to produce a document search

with a recall rate of 84.7% and precision of 39.7%. This means that the system can improve the search

performance, especially for the completeness acquisition documents of the user's need.

Keywords: information retrieval system, recall, precision.

Vol 2, No 3 Juni 2012 ISSN 2088-2130

Page 2: Sistem Temu Kembali Informasi Menggunakan Model · PDF filesampai menghasilkan basis data indeks. ... Rancangan arsitektur sistem temu kembali informasi ... Dari analisa sistem diketahui

356

PENDAHULUAN

Seiring bertambahnya tahun, semakin

banyak lulusan S2 dan semakin banyak pula

Naskah Publikasi yang dihasilkan. Saat ini,

beberapa Program Studi memiliki sarana untuk

mempublikasikan Naskah Publikasi tersebut

secara onlineSetelah menganalisa beberapa

online library diperoleh hasil bahwa pencarian

yang digunakan pada sistem terkomputerisasi

tersebut masih bersifat data retrieval, dalam

artian pencariannya masih terbatas menggunakan

kata kunci (keyword) berdasarkan subyek, judul

atau penyusun dari setiap dokumen. Pencarian

tersebut memiliki kelemahan, yaitu dokumen

yang dihasilkan dari pencarian terkadang tidak

sesuai dengan yang diinginkan pengguna.

Sistem Temu Kembali Informasi dalam

mesin pencarian dokumen mampu menghasilkan

dokumen dengan tingkat relevansi yang tinggi.

Adanya penelitian mengenai peningkatan

performa Sistem Temu Kembali Informasi

melalui stemming, menjadi salah satu objek

penelitian. Pengaruh stemming Bahasa Indonesia

terhadap peningkatan nilai recall hasil pencarian

sistem temu kembali informasi dengan

menggunakan mesin pencarian zettair telah

dilakukan dan menghasilkan nilai recall yang

tinggi [1]. Dalam proses pencariannya, Zettair

menggunakan model pencarian boolean.

Sistem Temu Kembali Informasi terdiri

dari beberapa sub bagian untuk menjalankan

tugasnya. Dan masing-masing bagian memiliki

beberapa model. Untuk model pencarian terdapat

model klasik dan model terstruktur. Model klasik

terdiri dari model teoritis (model boolean), model

algebraic (model ruang vektor), dan probabilistik.

Dengan adanya model-model tersebut, muncul

pertanyaan penelitian: apakah stemming juga

berpengaruh terhadap performa sistem dengan

model pencarian ruang vektor diukur dari recall

dan precision.

Sehingga pada penelitian ini dilakukan

analisa terhadap sistem temu kembali informasi

yang dibuat dengan model inverted index, model

pencarian ruang vektor dengan adanya stemming.

Mengacu pada keakuratan hasil penelitian

terdahulu [2], maka algoritma stemming yang

digunakan adalah algoritma stemming Nazief

Andriani.

Dasar Teori

Teori yang digunakan adalah teori

mengenai Sistem Temu Kembali Informasi, Pre

Processing, Stemming Bahasa Indonesia, Model

Pencarian Ruang Vektor dan Pengukuran

Performa Sistem.

Sistem Temu Kembali Informasi

Di dunia informasi terdapat beberapa

cara yang dapat dilakukan untuk proses pencarian

dokumen. Gambar 2.1 mengilustrasikan interaksi

pengguna dalam menemukan suatu informasi

yang diinginkan. Terdapat 2 (dua) istilah yang

biasanya dilakukan, yaitu data atau informasi

retrieval dan browsing. Kedua istilah itu sama-

sama menghasilkan suatu informasi dan biasanya

dilakukan pada antarmuka web, tetapi berbeda

proses.

Browsing adalah proses mencari

informasi dari satu link ke link lainnya.

Sedangkan data atau informasi retrieval adalah

proses mencari informasi yang dimiliki suatu web

page melalui query. Retrieval dan browsing dapat

saling terkait dalam penggunaannya. Proses

menghasilkan dokumen sesuai dengan query dari

pengguna inilah yang disebut proses temu

kembali informasi [3].

Gambar 1. Interaksi pengguna dengan Sistem

Temu Kembali Informasi

Proses yang dilakukan Sistem Temu

Kembali Informasi secara umum terlihat pada

Gambar 1. Pada gambar terlihat adanya beberapa

tahapan proses yang akan dilalui mulai dari query

pengguna sampai dengan hasil keluaran sistem.

Vol 2, No 3 Juni 2012

Page 3: Sistem Temu Kembali Informasi Menggunakan Model · PDF filesampai menghasilkan basis data indeks. ... Rancangan arsitektur sistem temu kembali informasi ... Dari analisa sistem diketahui

357

Gambar 2. Tahapan proses sistem temu kembali informasi [3]

Proses retrieval merupakan proses

kompleks yang dapat dibagi menjadi subproses.

Terdapat dua buah alur operasi pada sistem temu

kembali informasi. Alur pertama dimulai dari

koleksi dokumen dan alur kedua dimulai dari

query yang dimasukkan pengguna dalam sistem.

Alur yang pertama tidak tergantung pada alur

kedua, pemrosesan koleksi dokumen dilakukan

sampai menghasilkan basis data indeks.

Sedangkan alur kedua tergantung pada basis data

indeks hasil pemrosesan yang pertama.

Sistem temu kembali informasi secara

umum terdiri dari 2 (dua) tahapan besar yaitu

indexing dan pencarian. Setelah menghimpun

dokumen (dalam hal ini naskah publikasi dalam

bentuk pdf dan abstrak dalam bentuk text) akan

dilakukan proses preprocessing dilanjutkan

dengan proses indexing, yaitu membangun suatu

daftar indeks (inverted index).

Kemudian dilakukan proses pembobotan

terhadap indeks tersebut. Term indeks dan bobot

disimpan untuk selanjutnya diproses mencari

kemiripan vektor dengan kata kunci yang

dihasilkan dari proses indexing query. Hasil

perhitungan kemiripan diranking untuk

dikembalikan kepada pengguna. Rancangan

arsitektur sistem untuk sistem temu kembali

informasi terlihat pada Gambar 3. Dalam hal ini

proses tokenisasi (tokenization), penghilangan

stopword, stemming dan indexing masuk kedalam

tahapan preprocessing.

Dari arsitektur sistem secara keseluruhan,

terdapat bagian yang digambarkan detail dalam

bentuk flowchart, yaitu proses preprocessing

(tokenisasi, stemming, inverted index,

pembobotan tf-idf) dan proses pencarian

menggunakan model pencarian ruang vektor /

VSM (Vektor Space Model). Terdapat beberapa

proses dalam pengolahan data abstrak dokumen.

Proses penghilangan tanda baca menjadi spasi

adalah proses penting, karena dalam pencarian

tanda baca tidak digunakan. Proses tokenisasi

juga harus dilakukan, sebab dalam proses ini

dihasilkan token-token yang nantinya digunakan

sebagai inputan dalam proses selanjutnya.

Dalam proses tokenisasi, data abstrak

yang berbentuk teks dipisah dengan pemisah

spasi menjadi term-term yang akan diolah

selanjutnya. Penghilangan stopword dilakukan

ketika termnya memiliki bentuk yang sama

dengan list term stopword pada korpus stopword.

Term yang tidak terkena proses stopword akan

masuk dalam tahapan stemming, inverted index

dan pembobotan tf-idf.

Fika Hastarita Rachman, Sistem Temu Kembali...

Page 4: Sistem Temu Kembali Informasi Menggunakan Model · PDF filesampai menghasilkan basis data indeks. ... Rancangan arsitektur sistem temu kembali informasi ... Dari analisa sistem diketahui

358

Gambar 3. Rancangan arsitektur sistem temu kembali informasi

Pre Processing

Proses text operation sebagai

Preprocessing, karena dilakukan sebelum proses

utama temu kembali informasi dilakukan [4].

Tujuan dari preprocessing adalah

mengoptimalkan performa dari analisis data.

Analisis data sangat bergantung pada

preprocessing dan model representasi data. Ini

adalah langkah yang paling penting sebelum

menyimpan representasi dokumen untuk

mengukur kemiripan.

Dalam preprocessing terdapat beberapa

proses yang menggunakan istilah-istilah dalam

system temu kembali informasi. Diantaranya

stopword dan stemming. Stopwords adalah kata

umum (common words) yang biasanya muncul

dalam jumlah besar dan dianggap tidak memiliki

makna [5]. Sedangkan stemming adalah proses

untuk memecah setiap kata menjadi suatu bentuk

kata dasar. Stem(akar kata) adalah bagian dari

kata yang tersisa setelah dihilangkan imbuhan

(awalan dan akhiran) dan sisipannya. Sebelum

dilakukan proses pembuangan stopwords,

dilakukan proses case folding, yaitu pengubahan

semua huruf dalam dokumen menjadi huruf kecil

[6].

Stemming Bahasa Indonesia

Ada banyak ragam pembentukan kata dalam

Bahasa Indonesia. Sebagian besar kata dibentuk

dengan cara menggabungkan beberapa

komponen yang berbeda. Afiks (imbuhan) akan

mengubah makna dan pembentukan kata. Prefiks

(awalan) melekat di awal kata dasar, diantaranya:

ber-, di-, ke-, me-, pe-, se-, ter-. Awalan yang

mengalami peluluhan: meng-, mem-, meny-, per-,

pem-, peng-, peny-. Untuk sufiks (akhiran),

terdiri dari: -an, -kan, -i, -pun, -lah, -kah, -nya.

Dan untukkonfiks (awalan-akhiran), terdiridari:

ke - an, ber - an, pe - an, peng - an, peny - an,

pem - an, per - an, se – nya. Dalam penulisannya

juga terdapat infiks (sisipan), reduplikasi dan

kata-kata majemuk yang berafiks [7].

Algoritma Nazief dan Adriani [1], memiliki

tahap-tahap sebagai berikut:

1. Cari kata yang akan distem dalam kamus.

Jika ditemukan maka diasumsikan bahwa

kata tesebut adalah root word. Maka

algoritma berhenti.

2. Inflection Suffixes (“-lah”, “-kah”, “-ku”, “-

mu”, atau “-nya”) dibuang. Jika berupa

particles (“-lah”, “-kah”, “-tah” atau “-pun”)

maka langkah ini diulangi lagi untuk

menghapus Possesive Pronouns (“-ku”, “-

mu”, atau “-nya”), jika ada.

3. Hapus Derivation Suffixes (“-i”, “-an” atau “-

kan”). Jika kata ditemukan di kamus, maka

algoritma berhenti. Jikatidakmakakelangkah

3a

a. Jika “-an” telah dihapus dan huruf

terakhir dari kata tersebut adalah “-k”,

maka “-k” juga ikut dihapus. Jika kata

tersebut ditemukan dalam kamus maka

algoritma berhenti. Jika tidak ditemukan

maka lakukan langkah 3b.

b. Akhiran yang dihapus (“-i”, “-an” atau “-

kan”) dikembalikan, lanjut langkah 4.

4. Hapus Derivation Prefix. Jika pada langkah 3

ada sufiks yang dihapus maka pergi ke

langkah 4a, jika tidak pergi ke langkah 4b.

a. Periksa tabel kombinasi awalan-akhiran

yang tidak diijinkan. Jika ditemukan

maka algoritma berhenti, jika tidak pergi

ke langkah 4b.

b. For i = 1 to 3, tentukan tipe awalan

kemudian hapus awalan. Jika root word

Vol 2, No 3 Juni 2012

Page 5: Sistem Temu Kembali Informasi Menggunakan Model · PDF filesampai menghasilkan basis data indeks. ... Rancangan arsitektur sistem temu kembali informasi ... Dari analisa sistem diketahui

359

belum juga ditemukan lakukan langkah

5, jika sudah maka algoritma berhenti.

Catatan: jika awalan kedua sama dengan

awalan pertama algoritma berhenti.

5. Melakukan recoding.

6. Jika semua langkah telah selesai tetapi tidak

juga berhasil maka kata awal diasumsikan

sebagai root word. Proses selesai.

Tabel 1. Kombinasi awalan akhiran yang tidak diijinkan

Tabel 2. Aturan tipe awalan untuk kata yang diawali dengan “Te-“

Tabel 3. Jenis awalan berdasarkan tipe awalannya

Model Ruang Vektor

Model vektor adalah teknik standart dari

sistem temu kembali informasi dimana

dokumennya direpresentasikan dalam kata yang

terkandung didalamnya. Model ruang vektor

dibuat oleh Gerard Salton pada tahun 1960-an,

model ini menkonversi teks dalam bentuk matrik

dan vektor, kemudian digunakan teknik analisis

matrik untuk menemukan relasi dan kunci dari

koleksi dokumen yang sesuai dengan query yang

dibutuhkan pengguna [8]. Representasi dokumen

dan query dalam bentuk vektor dapat terlihat

pada Gambar 4.

Gambar 4. Tampilan ruang vektor dari dokumen dan

query

Kesamaan antar dokumen dapat diukur

dengan fungsi similaritas (mengukur kesamaan)

atau fungsi jarak(mengukur ketidaksamaan).

Salah satu ukuran kemiripan teks yang populer

[9] adalah cosine similarity. Ukuran ini

menghitung nilai cosinus sudut antara dua vektor.

Jika terdapat dua vektor dokumen dj dan queryq,

serta t term diekstrak dari koleksi dokumen maka

nilai cosinus antara dj dan q didefinisikan

Fika Hastarita Rachman, Sistem Temu Kembali...

Page 6: Sistem Temu Kembali Informasi Menggunakan Model · PDF filesampai menghasilkan basis data indeks. ... Rancangan arsitektur sistem temu kembali informasi ... Dari analisa sistem diketahui

360

sebagai:

t

i

iq

t

i

ij

t

i

iqij

j

jj

ww

ww

qd

qdqdsimilarity

1

2

1

2

1

.

).(

.

.),(

Pengukuran Performa Sistem

Nilai performansi sistem temu kembali

informasi menunjukkan keberhasilan dari suatu

sistem dalam mengembalikan informasi yang

dibutuhkan oleh user. Pengukuran yang

seringkali digunakan untuk mengukur performa

kerja sistem temu kembali informasi adalah

recall dan precision.

1. Precision (ketepatan)

Parameter ini menunjukkan tingkat ketepatan

hasil pencarian terhadap suatu event.

2. Recall (kelengkapan)

Parameter ini menunjukkan tingkat

keberhasilan mengenali suatu event dari

seluruh event yang seharusnya dikenali.

METODE

Jalan penelitian yang dilakukan meliputi 5

tahapan yaitu tahap 1 pemahaman awal, tahap 2

perancangan sistem, tahap 3 pembuatan sistem,

tahap 4 pengujian sistem, dan tahap 5 adalah

dokumentasi. Gambaran detail alurnya terlihat

pada diagram alir pada Gambar 5.

Gambar 5.Alur metodologi penelitian

Vol 2, No 3 Juni 2012

Page 7: Sistem Temu Kembali Informasi Menggunakan Model · PDF filesampai menghasilkan basis data indeks. ... Rancangan arsitektur sistem temu kembali informasi ... Dari analisa sistem diketahui

361

Dari analisa sistem diketahui terdapat

beberapa masalah yang nantinya digunakan

sebagai dasar pembuatan sistem. Diantaranya

adalah:

Adanya dokumen tesis yang semakin

bertambah setiap tahunnya sehingga dibutuhkan

sistem pencarian dengan performa yang baik.

Kurang optimalnya penggunaan website

referensi bagi pengguna perpustakaan jurusan

dari sisi pencarian dokumen yang dibutuhkan.

Dengan dukungan fasilitas website

referensi, sumber daya yang dapat

mengoperasikan komputer dengan baik (admin

perpustakaan), dan sumber data digital yang ada,

maka muncul peluang pengembangan sistem

sekarang ke sistem baru melalui pembuatan

mesin pencarian data digital dokumen dengan

model sistem temu kembali informasi. Yang

dijadikan sebagai sumber data digitalnya adalah

data Tesis S2 salah satu perguruan tinggi negeri.

Pengguna yang terlibat adalah pengguna umum

sebagai pencari data dan administrasi

perpustakaan yang berfungsi untuk manage data.

Gambaran umum sistem secara keseluruhan

terlihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Gambaran umum sistem pencarian

dokumen

Setelah dilakukan analisa sistem

sebelumnya dan kelayakan sistem digunakan,

maka terlihat bahwa dalam pembuatannya nanti

diharapkan sistem memiliki kemampuan:

1. Sistem harus mampu melakukan

preprocessing (case folding, tokenisasi,

penghilangan stopword, dan stemming) data

dokumen dalam bentuk digital untuk

menghasilkan data indeks.

2. Sistem harus memiliki fasilitas input query

dengan Bahasa Indonesia dan mampu untuk

melakukan pencarian dokumen yang ada

dalam koleksi dokumen.

3. Sistem harus mampu melakukan

pembobotan/perankingan hasil dokumen

pencarian.

4. Sistem harus memiliki fasilitas download

dokumen hasil pencarian bagi anggota.

Kelengkapan fitur dalam sistem

didukung oleh adanya kebutuhan pengguna

dalam melakukan hal-hal tertentu. Daftar

kebutuhan pengguna terlihat pada Tabel 4. Dalam

tabel tersebut diuraikan kebutuhan-kebutuhan

yang diinginkan oleh aktor pengguna sistem.

Tabel 4. Daftar Kebutuhan Pengguna

Aktor Requirement

Admin Dapat login dan logout dalam sistem

Dapat merubah password

Dapat menambahkan dokumen baru

Dapat mengedit info dokumen yang sudah

ada

Dapat menghapus dokumen

Anggota Dapat melakukan pencarian dokumen

Dapat membuka/mendownload dokumen

yang dipilih dari daftar dokumen hasil

pencarian

Pengguna

Umum

Dapat melakukan pencarian dokumen

HASIL DAN PEMBAHASAN

Terdapat beberapa ujicoba yang

dilakukan terhadap 100 dokumen abstrak naskah

publikasi Tesis dengan 12 variasi query

pencarian. Dalam ujicoba proses tokenisasi

(tokenization), terdapat hasil tokenisasi berupa

kata yang disimpan dalam suatu array dan telah

terdefinisi pada program. Tokenisasi untuk

naskah dokumen dilakukan pada saat dokumen

mengalami proses penyimpanan ke dalam

database.

Pada ujicoba proses stopword removal,

proses berjalan lancar. Terbukti dengan adanya

penghapusan kata yang sama dengan list

stopword. data yang digunakan sebagai korpus

adalah list stopword hasil penelitian Fadilah

Z.Tala, sebanyak 364 kata.

Hasil ujicoba algoritma stemming

membuktikan bahwa algoritma stemming Nazief-

Adriani, memiliki beberapa

kelemahan.Diantaranya:

1. Tidak adanya algoritma untuk mengatasi

suatu kata yang bersisipan, seperti: ‟kinerja‟

Fika Hastarita Rachman, Sistem Temu Kembali...

Page 8: Sistem Temu Kembali Informasi Menggunakan Model · PDF filesampai menghasilkan basis data indeks. ... Rancangan arsitektur sistem temu kembali informasi ... Dari analisa sistem diketahui

362

2. Tidak adanya algoritma untuk mengatasi

suatu kata yang imbuhannya meluluh,

seperti: „pengembangan‟, „penerapan‟,

„pemasaran‟

Dengan adanya kendala tersebut,

term/bentuk dasar yang dihasilkan proses ini

belum kesemuanya berbentuk kata dasar.

Setelah dilakukan ujicoba sistem

secara keseluruhan dengan 100 dokumen

abstrak dan 12 query pencarian diperoleh

jumlah dokumen terambil dan dokumen

relevan yang berbeda

Tabel 5. Query pencarian ujicoba sistem

Kode Isi Query Pencarian

Q1 kepuasan pelanggan terhadap aplikasi

Q2 aplikasi mobile dengan wireless

Q3 Sistem jaringan computer

Q4 pengolahan sinyal digital

Q5 pengenalan sinyal suara dengan fuzzy

Q6 evaluasi kegunaan SIAK

Q7 evaluasi kinerja

Q8 pendukung keputusan universitas

Q9 Citra satelit

Q10 evaluasi kesuksesan administrasi

Q11 penggunaan aplikasi pemerintahan

Q12 analisa manfaat terhadap masyarakat

Hasil ujicoba proses inverted index dan

pembobotan tf-idf berlangsung dengan baik,

sesuai dengan prosedur dalam perancangan.

Untuk ujicoba sistem keseluruhan, diperoleh

hasil 7299 index dan 2883 term. Nilai precision

rata-rata yang dihasilkan adalah 0,397 dan nilai

recall rata-rata yang dihasilkan adalah 0,847.

Grafik pada Gambar 7 menunjukkan

bahwa ada perbedaan jumlah dokumen yang

terambil pada sistem menggunakan stemming dan

dokumen yang relevan dengan keinginan

pengguna pada tiap-tiap query pencarian.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12

Indeks Query

Ju

mla

h d

ata

Relevan

Terambil

Terambil Relevan

Gambar 7. Grafik perbandingan dokumen relevan terambil pada sistem

Dari hasil pengujian diketahui bahwa

rata-rata waktu pencarian adalah ±20 detik.

Setelah dianalisa dengan melakukan perhitungan

nilai big O maka diperoleh hasil bahwa sistem

memiliki nilai pertumbuhan data yang sebanding

dengan nilai kuadratik jumlah dari token yang

akan diproses. Dengan kata lain perhitungan big

O nya adalah O(n2), dengan n adalah jumlah

token yang digunakan. Token adalah hasil dari

proses tokenisasi yang masukannya berupa data

dokumen teks.

Sehingga secara tidak langsung nilai

kompleksitas waktu dari algoritma yang

Vol 2, No 3 Juni 2012

Page 9: Sistem Temu Kembali Informasi Menggunakan Model · PDF filesampai menghasilkan basis data indeks. ... Rancangan arsitektur sistem temu kembali informasi ... Dari analisa sistem diketahui

363

digunakan sebanding dengan jumlah dokumen

yang digunakan. Semakin banyak dokumen

koleksi, maka semakin besar pula nilai

kompleksitasnya.

Kata-kata dalam list stopword juga

berpengaruh terhadap hasil pencarian. Hal ini

terbukti ketika kata ‟sistem‟ dijadikan masukan,

maka hasil keluaran adalah banyak dokumen,

sehingga berpengaruh juga terhadap pengukuran

precision. Gambar 8 menggambarkan tampilan

utama sistem pencarian yang berbasis sistem

temu kembali informasi untuk pengguna umum.

Terlihat fitur yang diberikan hanya fitur

pencarian dan info-info umum.

Gambar 8. Tampilan bagi pengguna umum

Sedangkan tampilan utama untuk aktor

admin tersedia beberapa fitur sesuai dengan

fungsi dan kerja dari aktor tersebut, diantaranya:

fitur tambah dokumen koleksi, list untuk naskah

tesis, pencarian dokumen, tambah anggota dan

lainnya.

SIMPULAN

1. Model sistem temu kembali informasi

dengan penggunaan stemming, dan pencarian

ruang vector, serta inverted index mampu

menghasilkan dokumen yang dibutuhkan

pengguna.

2. Penggunaan algoritma stemming dapat

mempengaruhi nilai similarity vector yang

diperoleh. Untuk penggunaan algoritma

Nazief Adriani dalam sistem ini, diperoleh

pengukuran recall (kelengkapan) sebesar

84,7% dan precision sebesar 39,7%. Hal ini

berarti system mampu meningkatkan

performa pencarian, terutama untuk hal

kelengkapan perolehan dokumen yang

diinginkan pengguna berdasarkan query yang

dimasukkan.

SARAN

Dalam pengembangan sistem selanjutnya

diharapkan pengembang sistem mampu

mengembangkan system ke arah yang lebih luas

lagi.

1. Dalam proses pencarian Sistem Temu

Kembali Informasi dibuat adanya klustering,

sehingga hasil pencariannya lebih optimal

dengan stopword list yang semakin luas

sesuai dengan bidang dalam dokumen

koleksi

2. Penggunaan stemming untuk dua atau lebih

bahasa dalam penerapan Sistem Temu

Kembali Informasi (misal: Inggris dan

Indonesia), sehingga dokumen yang

dijadikan korpus lebih luas.

3. Adanya proses kesamaan term, antara term

yang dijadikan query dengan beberapa term

yang memiliki arti yang sama, semisal: cinta

Fika Hastarita Rachman, Sistem Temu Kembali...

Page 10: Sistem Temu Kembali Informasi Menggunakan Model · PDF filesampai menghasilkan basis data indeks. ... Rancangan arsitektur sistem temu kembali informasi ... Dari analisa sistem diketahui

364

dengan love sehingga dapat meningkatkan

performa pencarian

4. Adanya penelitian mengenai peningkatan

kompleksitas algoritma (O(n)) terhadap

performa kinerja Sistem Temu Kembali

Informasi

5. Adanya penelitian dengan menggunakan

algoritma stemming yang kompleks, yang

mampu mengenali bentuk-bentuk kata

berimbuhan, bersisipan, mengalami

peluluhandan kata majemuk

DAFTAR PUSTAKA

[1] Mirna. A, Asian, J., Bobby N., Tahagoghi W.,

Hugh E., “Stemming Indonesian: A Confix-

Stripping Approach”, Artikel ACM

Transactions on Asian Language Information

Processing, Vol.6, No.4, Artikel 13,

Desember 2007.

[2] Lady, A., “Perbandingan Algoritma

Stemming Porter dengan Algoritma Nazief &

Adriani untuk Stemming Dokumen Teks

Bahasa Indonesia “, Konferensi nasional

Sistem dan Informatika, Bali, 2009.

[3] Ricardo Y. B., Berthier Ribeiro N.B,

“Modern Information Retrieval”, ACM Press,

New York, 1999.

[4] Nisa, N., “An Analysis of Hierarchical

Clustering and Neural Network Clustering

for Suggestion Supervisitors and Examiners”,

Tesis S2 Universitas Teknologi Malaysia,

2005.

[5] Yudi, 2008, Stopword Untuk Bahasa

Indonesia. URL :

http://yudiwbs.wordpress.com/2008/07/23/st

op-words-untuk-bahasa-indonesia/, Tanggal

akses: 14 Maret 2011.

[6] Wibisono, Y., Khondra, A., “Clustering

Berita Berbahasa Indonesia”, KNSI, 2008.

[7] Anonymous, Kamus Elektronik Indodic,

Pembentukan Kata-kata Bahasa Indonesia,

URL: http://indodic.com/affixindo.html,

Tanggal akses: 28 April 2011.

[8] Said, A., Mohammad, A., Rosni, N, Aini,

“Modified Vector Space Model for Protein

Retrieval”, IJCSNS International Journal of

Computer Science and Network Security,

2007.

[9] Sandeep, T., Patel M., Jignesh, “ Estimating

the Selectivity of tf-idf based Cosine

Similarity Predicates”, Sigmod Record, Vol.

36 No.4, Desember, 2007.

Vol 2, No 3 Juni 2012