sistem tangging dinamis pada peta kota bogor menggunakan ... · fungsi pencarian tempat, pencarian...

10
5 perangkat lunak yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem. Pengujian Kesesuaian Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Sistem Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap perangkat lunak yang tersedia dan memeriksa kesesuaiannya dengan perangkat keras yang digunakan. Akuisisi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Tahap ini mengimplementasikan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem. Perangkat keras yang digunakan harus mampu menjalankan perangkat lunak yang dibutuhkan. Perencanaan dan Perancangan Database Perancangan database dilakukan dengan melakukan perancangan logikal dan perancangan fisik terhadap database. Perancangan logikal merupakan perancangan dengan membuat keterhubungan antartabel. Perancangan fisik dilakukan dengan memilih atribut yang akan terdapat pada masing- masing tabel. Pembangunan Database Pembangunan database dilakukan dengan mengimplemetasikan rancangan database pada sistem manajemen database serta mengolah berkas KML. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem Tahap ini dilakukan integrasi database dengan sistem dan merancang antarmuka sistem yang akan memudahkan pengguna untuk menjalankan fitur-fitur yang ada dalam sistem. Pengembangan Sistem Pada tahap ini, dilakukan pembangunan antarmuka yang telah didesain pada tahapan sebelumnya, antarmuka dibangun dengan menggunakan Flex. Kemudian sistem dilengkapi dengan fungsi pencarian tempat, menampilkan tempat Kota Bogor, menambah tempat, menambah jalan dan spatial query. Pengujian Sistem Pengujian terhadap sistem ini dilakukan dengan menggunakan metode black-box. Pengujian ini dilakukan dengan cara memberikan masukan tertentu untuk memeriksa apakah keluaran yang dihasilkan sesuai dengan harapan. Penggunaan dan Perawatan Database Sistem Dilakukan perawatan terhadap data secara berkala. Kemudian seluruh tahapan pengembangan sistem, mulai dari tahapan analisis kebutuhan sampai dengan pengujian sistem perlu didokumentasikan untuk mempermudah pengembangan sistem lebih lanjut. Isi dokumentasi tersebut dapat dituangkan dalam bentuk skripsi atau karya ilmiah lainnya. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan adalah tahapan untuk mengetahui kebutuhan dari sistem. Proses analisis dilakukan untuk merumuskan kebutuhan perangkat lunak yang digunakan, spesifikasi pengguna, kebutuhan antarmuka, dan kebutuhan fungsional sistem. 1.1 Deskripsi Sistem SIG Kota Bogor adalah sistem informasi berbasis web yang dikembangkan dengan menggunakan Flex dan Google Maps API, bertujuan agar pengguna dapat menambah tempat dan jalan secara langsung pada sistem. Selain itu, sistem ini juga dilengkapi dengan fungsi pencarian tempat, pencarian jalur optimum dan spatial query. 1.2 Karakteristik Pengguna Pengguna sistem ini dibagi menjadi dua yaitu: 1. Pengguna umum Pengguna umum dapat menggunakan semua fungsi yang terdapat pada SIG Kota Bogor kecuali fungsi menambah tempat dan menambah jalan. 2. Pengguna khusus Pengguna khusus dapat dapat menggunakan semua fungsi yang terdapat dalam SIG Kota Bogor termasuk fungsi menambah tempat dan menambah jalan, untuk menambah tempat dan jalan pengguna khusus harus melakukan login terlebih dahulu.

Upload: lethien

Post on 13-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem tangging dinamis pada peta kota Bogor menggunakan ... · fungsi pencarian tempat, pencarian jalur optimum dan spatial query. 1.2 Karakteristik Pengguna Pengguna sistem ini

5

perangkat lunak yang dibutuhkan dalam

pengembangan sistem.

Pengujian Kesesuaian Perangkat Keras

dan Perangkat Lunak Sistem

Pada tahap ini dilakukan pengujian

terhadap perangkat lunak yang tersedia dan

memeriksa kesesuaiannya dengan perangkat

keras yang digunakan.

Akuisisi Perangkat Keras dan Perangkat

Lunak

Tahap ini mengimplementasikan perangkat keras dan perangkat lunak yang

digunakan untuk membangun sistem.

Perangkat keras yang digunakan harus mampu

menjalankan perangkat lunak yang

dibutuhkan.

Perencanaan dan Perancangan Database

Perancangan database dilakukan dengan

melakukan perancangan logikal dan

perancangan fisik terhadap database.

Perancangan logikal merupakan perancangan

dengan membuat keterhubungan antartabel. Perancangan fisik dilakukan dengan memilih

atribut yang akan terdapat pada masing-

masing tabel.

Pembangunan Database

Pembangunan database dilakukan dengan

mengimplemetasikan rancangan database

pada sistem manajemen database serta

mengolah berkas KML.

Integrasi dan Perancangan Antarmuka

Sistem

Tahap ini dilakukan integrasi database dengan sistem dan merancang antarmuka

sistem yang akan memudahkan pengguna

untuk menjalankan fitur-fitur yang ada dalam

sistem.

Pengembangan Sistem

Pada tahap ini, dilakukan pembangunan

antarmuka yang telah didesain pada tahapan

sebelumnya, antarmuka dibangun dengan

menggunakan Flex. Kemudian sistem

dilengkapi dengan fungsi pencarian tempat,

menampilkan tempat Kota Bogor, menambah

tempat, menambah jalan dan spatial query.

Pengujian Sistem

Pengujian terhadap sistem ini dilakukan

dengan menggunakan metode black-box.

Pengujian ini dilakukan dengan cara

memberikan masukan tertentu untuk

memeriksa apakah keluaran yang dihasilkan

sesuai dengan harapan.

Penggunaan dan Perawatan Database

Sistem

Dilakukan perawatan terhadap data secara

berkala. Kemudian seluruh tahapan

pengembangan sistem, mulai dari tahapan

analisis kebutuhan sampai dengan pengujian

sistem perlu didokumentasikan untuk

mempermudah pengembangan sistem lebih

lanjut. Isi dokumentasi tersebut dapat dituangkan dalam bentuk skripsi atau karya

ilmiah lainnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan adalah tahapan untuk

mengetahui kebutuhan dari sistem. Proses analisis dilakukan untuk merumuskan

kebutuhan perangkat lunak yang digunakan,

spesifikasi pengguna, kebutuhan antarmuka,

dan kebutuhan fungsional sistem.

1.1 Deskripsi Sistem

SIG Kota Bogor adalah sistem informasi

berbasis web yang dikembangkan dengan

menggunakan Flex dan Google Maps API,

bertujuan agar pengguna dapat menambah

tempat dan jalan secara langsung pada sistem.

Selain itu, sistem ini juga dilengkapi dengan

fungsi pencarian tempat, pencarian jalur optimum dan spatial query.

1.2 Karakteristik Pengguna

Pengguna sistem ini dibagi menjadi dua

yaitu:

1. Pengguna umum

Pengguna umum dapat menggunakan

semua fungsi yang terdapat pada SIG Kota

Bogor kecuali fungsi menambah tempat

dan menambah jalan.

2. Pengguna khusus

Pengguna khusus dapat dapat menggunakan semua fungsi yang terdapat

dalam SIG Kota Bogor termasuk fungsi

menambah tempat dan menambah jalan,

untuk menambah tempat dan jalan

pengguna khusus harus melakukan login

terlebih dahulu.

Page 2: Sistem tangging dinamis pada peta kota Bogor menggunakan ... · fungsi pencarian tempat, pencarian jalur optimum dan spatial query. 1.2 Karakteristik Pengguna Pengguna sistem ini

6

1.3 Kebutuhan Fungsional

Secara umum, fungsi-fungsi yang ada

dalam sistem ini adalah:

1. Menampilkan peta Kota Bogor.

2. Menyediakan fungsi spatial query untuk

mencari tempat sesuai dengan kriteria

jarak tertentu.

3. Mencari rute optimum dari satu tempat ke

tempat lainnya.

4. Menampilkan rute optimum hasil

pencarian pada peta. 5. Menyediakan fungsi pencarian tempat dan

memunculkan tempat tersebut.

6. Menampilkan layer berdasarkan kategori

tertentu.

7. Melakukan proses login dan logout.

8. Menambah tempat baru.

9. Menambah jalan baru yang

menghubungkan dua tempat.

10. Melakukan pergeseran posisi peta.

11. Melakukan perbesaran dan pengecilan

skala peta.

1.4 Batasan Sistem

Batasan-batasan dalam sistem ini adalah :

1. Tempat-tempat yang ditampilkan dalam

SIG Kota Bogor terbatas hanya di dalam

dan sekitar Kota Bogor.

2. Kriteria dalam sistem spatial query

dibatasi hanya sebanyak dua kriteria.

3. Pencarian jalur optimum hanya dapat

dapat melakukan pencarian antara dua

tempat sekali pencarian.

4. Tagging hanya dapat dilakukan oleh sekelompok orang yang telah memiliki

password.

2. Perancangan Konseptual

Perancangan konseptual meliputi

perancangan konseptual database dan desain

proses dari sistem. Perancangan konseptual

database digunakan untuk mengidentifikasi

data yang dibutuhkan. Desain proses sistem

dibuat berdasarkan spesifikasi kebutuhan

fungsional dan kebutuhan data yang

diilustrasikan dalam diagram konteks.

2.1 Kebutuhan Data

Berdasarkan analisis kebutuhan sistem

yang telah dilakukan sebelumnya maka dapat

disimpulkan bahwa data yang diperlukan

adalah:

1. Data administrasi Kota Bogor yaitu data

kecamatan dan kelurahan.

2. Data letak bangunan Kota Bogor yang

meliputi fasilitas pemerintahan, wisata,

kuliner, rumah sakit, transportasi umum,

pusat perbelanjaan, dan perumahan.

3. Data jalan yang dapat diakses untuk

mencapai tempat tersebut.

4. Jarak dan arah jalan yang dapat diakses

untuk mencapai tempat tersebut.

2.2 Desain proses sistem

Kebutuhan fungsional dimodelkan dengan

menggunakan Data Flow Diagram (DFD).

Gambaran sistem secara umum dapat dilihat

dalam Gambar 4.

Gambar 8 Desain Proses Sistem SIG Kota

Bogor.

3. Survei Ketersediaan dan

Pengumpulan Data

Berdasarkan tahap kebutuhan data, maka

data yang diperlukan antara lain data

administrasi kecamatan dan kelurahan. Data

tersebut didapatkan dari penelitian Kusumasari (2009). Sedangkan data letak

bangunan, data jalan beserta jarak dan arahnya

didapatkan melalui survei lapangan. Data

letak bangunan dan jalan tersebut diubah ke

dalam bentuk node dan edge. Node adalah

tempat atau titik persimpangan jalan

sedangkan edge adalah ruas jalan yang

meghubungkan dua node. Pembentukan node

dan edge dapat dilihat pada Gambar 9.

Page 3: Sistem tangging dinamis pada peta kota Bogor menggunakan ... · fungsi pencarian tempat, pencarian jalur optimum dan spatial query. 1.2 Karakteristik Pengguna Pengguna sistem ini

7

Gambar 9 Pembentukan node dan edge Kota Bogor.

A, B, dan C merupakan node untuk yang

menyatakan tempat, sedangkan B dan D

adalah node yang menyatakan persimpangan

jalan. Contoh edge adalah ruas jalan C ke B

dan D ke E. Arah rute C ke B adalah dua jalur

karena kita dapat menuju C dari B atau

sebaliknya B dari C melalui edge ini. Contoh

untuk satu jalur adalah edge B ke A, hal ini

disebabkan kita bisa menuju A dari B

sementara untuk menuju B dari A kita harus

menempuh edge yang berbeda.

4. Survei Perangkat Keras dan Perangkat

Lunak Sistem

Perangkat lunak yang dibutuhkan untuk

implementasi sistem adalah:

1. Perangkat lunak sebagai framework untuk

menampilkan peta. Perangkat lunak yang

tersedia antara lain Pmapper dan Google

Maps API.

2. Perangkat lunak sebagai sistem

manajemen database. Jenis perangkat

lunak ini digunakan untuk membangun database Kota Bogor. Perangkat lunak

yang tersedia antara lain MySQL dan

PostgreSQL.

Sementara perangkat keras yang tersedia

untuk penelitian ini adalah :

1. Prosessor AMD Turion X2 Dual-Core

Mobile RM-70 2.00 GHz,

2. RAM 3.00 GB, dan

3. Harddisk berkapasitas 160 GB.

5. Pengujian Kesesuaian Perangkat Keras

dan Perangkat Lunak Sistem

Tahapan ini berguna untuk mendapatkan

kesesuaian antara perangkat keras dan

perangkat lunak yang akan digunakan dalam

pengembangan sistem.

Adapun perangkat lunak yang diuji adalah:

1. Pmapper 3.1 dan Google Maps API for

Flash sebagai framework atau API untuk

menampilkan peta.

2. MySQL dan PostgreSQL sebagai

perangkat lunak sistem manajemen

database.

Hasil pengujian perangkat lunak yang

digunakan adalah:

1. Perangkat lunak sebagai framework atau

API untuk memunculkan peta.

Pmapper menyediakan layanan peta dilengkapi dengan konfigurasi pada

beberapa fungsi seperti reference map,

slider zoom serta tampilan antarmuka.

Sementara Google Maps API

menyediakan layanan peta yang lebih

interaktif dan dinamis dengan fungsi-

fungsi untuk memanipulasi peta dan

menambahkan konten pada peta.

Pemanfaatan tipe peta Google Map seperti

satelit, hybrid dan terrain akan lebih

memudahkan pengguna dalam mendapatkan informasi lokasi sesuai

dengan yang dibutuhkan. Integrasinya

dengan Flex membuat pengembang dapat

membangun antarmuka dengan

memanfaatkan fungsi-fungsi pada Flash.

2. Perangkat lunak sistem manajemen

database

PostgreSQL dan MySQL adalah

manajemen sistem database yang bersifat

open source, PostgreSQL memiliki

kemampuan lebih dalam mengolah data spasial. Namun dalam penelitian ini,

bentuk spasial yang disimpan sistem hanya

latitude dan longitude yang dapat

disimpan dalam bentuk tipe data double.

Kemudahan serta akses yang cepat juga

menjadi pertimbangan MySQL dipilih

dalam penelitian ini.

6. Akuisisi Perangkat Keras dan

Perangkat Lunak

Berdasarkan tahapan sebelumya, maka

perangkat lunak yang digunakan untuk

penelitian ini adalah:

1. Windows 7 Profesional sebagai sistem

operasi,

2. Adobe Flash Builder 4 sebagai IDE,

3. Apache versi 2.2.14 sebagai web server,

4. MySQL versi 5.1.41 sebagai sistem

manajemen database.

Page 4: Sistem tangging dinamis pada peta kota Bogor menggunakan ... · fungsi pencarian tempat, pencarian jalur optimum dan spatial query. 1.2 Karakteristik Pengguna Pengguna sistem ini

8

Perangkat keras yang digunakan untuk

penelitian ini adalah :

1. Prosessor AMD Turion X2 Dual-Core

Mobile RM-70 2.00 GHz,

2. RAM 3.00 GB, dan

3. Harddisk berkapasitas 160 GB.

4. Perencanaan dan Perancangan

Database

Karena data administrasi kelurahan dan

kecamatan didapatkan dari penelitian

sebelumnya maka tidak perlu dilakukan perancangan kembali. Sementara untuk data

tempat dan jalan dilakukan perancangan

logical database yaitu dengan membuat

diagram keterhubungan antartabel. Ada tiga

tabel yang digunakan dalam database yaitu:

1. Verteks

Menyimpan data bangunan Kota Bogor

yang meliputi fasilitas pemerintahan,

wisata, kuliner, penginapan, rumah sakit,

pusat perbelanjaan, transportasi umum,

perumahan, dan sekolah. Data yang disimpan berupa nama, latitude dan

longitude bangunan tersebut.

2. Edge

Menyimpan data jalan yang

menghubungkan antara dua tempat yang

tersimpan dalam tabel verteks. Data yang

disimpan berupa id dua tempat yang

dihubungkan oleh jalan tersebut, panjang

jalan tersebut, dan keterangan bahwa jalan

tersebut satu jalur atau dua jalur.

3. Visualedge Sebuah edge divisualisasikan dengan

beberapa titik yang akan digabungkan oleh

Flex dengan menggunakan fungsi Polyline

sehingga terbentuk sebuah jalur. Tabel ini

menyimpan data titik-titik tersebut.

5. Pembangunan Database

Pembangunan database dilakukan dengan

membangun tabel yang sudah dirancang pada

tahap perencanaan dan perancangan database,

serta mengolah berkas KML dari Kusumasari

(2009) dengan cara melakukan parsing.

Berikut adalah contoh file KML yang digunakan dalam sistem ini.

9. Integrasi dan Perancangan

Antarmuka

Antarmuka sistem ini terdiri atas peta

Bogor, navigasi perbesaran dan pengecilan

skala peta, perubahan tipe peta, fungsi

pencarian tempat, pemilihan layer, pencarian

rute optimum, penambahan tempat, penambahan jalan dan spatial query (Gambar

10).

Gambar 10 Rancangan antarmuka sistem

sebelum login.

Panel perbesaran dan pengecilan skala peta

Panel ini terletak di samping kiri

antarmuka, bentuknya berupa scale bar.

Pengguna dapat memperbesar skala peta

dengan menekan tombol ‘+’ atau menggeser

Page 5: Sistem tangging dinamis pada peta kota Bogor menggunakan ... · fungsi pencarian tempat, pencarian jalur optimum dan spatial query. 1.2 Karakteristik Pengguna Pengguna sistem ini

9

scale bar ke atas. Untuk memperkecil skala

peta, pengguna dapat menekan tombol ‘-’ atau

menggeser scale bar ke bawah.

Panel pilihan tipe peta

Terletak dibagian kanan atas antarmuka,

panel ini digunakan untuk mengubah tipe

peta. Ada empat tipe peta, yaitu:

1. Tipe map, tipe peta ini menunjukkan peta

dengan jalan dan tempat.

2. Tipe satellite, tipe peta ini menunjukkan

citra yang diambil oleh satelit.

3. Tipe hybrid, tipe peta ini menunjukkan

citra satelit beserta nama jalan.

4. Tipe terrain, tipe peta ini menunjukkan

peta jalan beserta kontur permukaan tanah.

Panel Cari Bogor

Panel ini terletak di bagian kanan

antarmuka tepat di bawah panel pilihan tipe

peta. Panel ini digunakan pengguna untuk

mencari tempat di Kota Bogor. Dalam panel

ini terdapat text input yang digunakan

pengguna untuk memasukkan nama tempat

yang dicarinya dan tombol ‘cari’ untuk

memulai pencarian tempat.

Panel Lihat Bogor

Panel ini terletak di bagian kanan

antarmuka dibawah panel pilihan Cari Bogor.

Dalam panel ini terdapat 12 check box untuk

memilih layer berdasarkan kelompok layer

yang telah tercantum dalam kebutuhan data.

Panel Petunjuk Jalan Bogor

Panel ini terletak di bawah panel Lihat

Bogor. Panel ini digunakan untuk mencari

jalur optimum antara dua tempat. Terdapat

dua text input untuk memasukkan dua tempat

yang akan dicari jalur optimumnya, tombol

‘cari’ untuk memulai pencarian jalur

optimum dan tombol ‘batal’ untuk

membersihkan text input.

Panel Spatial Query

Terletak di bawah panel Petunjuk Jalan

Bogor. Bagian atas panel ini adalah drop

down untuk mencari kelompok tempat yang

ingin pengguna cari. Kemudian di bawahnya

terdapat drop down untuk memilih kriteria

jarak. Sementara di bawahnya terdapat text

input atau drop down untuk memilih

kelompok tempat sebagai acuan.

Panel Login

Panel ini terletak di bawah panel spatial

query. Terdapat dua text input untuk

memasukkan username dan password. Setelah

pengguna login, maka Panel Tambah Tempat

Bogor dan Pabel Tambah Jalan Bogor akan

muncul (Gambar 11).

Gambar 11 Rancangan antamuka sistem

setelah Login.

Panel Tambah Tempat Bogor

Terletak di bawah panel Petunjuk Jalan

Bogor, panel ini akan muncul jika pengguna

telah login. Panel ini disediakan agar

pengguna dapat menambah tempat secara

langsung pada sistem. Terdapat tiga text input

untuk memasukkan nama, latitude dan

longitude tempat tersebut. Serta satu drop

down list untuk menentukan kelompok tempat

tersebut. Untuk text input latitude dan

longitude, pengguna dapat memasukkannya

secara manual atau cukup mengklik pada peta

bogor maka secara otomatis text input latitude dan longitude akan terisi.

Panel Tambah Jalan Bogor

Panel ini terletak di bawah panel Petunjuk

Jalan Bogor, panel ini akan muncul jika

pengguna telah login. Panel ini digunakan

untuk menambahkan jalur antara dua tempat.

Terdapat tiga text input untuk memasukkan jalur antara dua tempat beserta panjang

jaraknya, dua check box untuk memberi

keterangan apakah jalurnya satu atau dua arah

dan dua tombol yaitu tombol ‘ok’ untuk

menambahkan jalur tersebut pada database

dan tombol ‘batal’ untuk membersihkan text

input dan check box sekaligus menutup panel

ini.

Page 6: Sistem tangging dinamis pada peta kota Bogor menggunakan ... · fungsi pencarian tempat, pencarian jalur optimum dan spatial query. 1.2 Karakteristik Pengguna Pengguna sistem ini

10

10. Pengembangan Sistem

Pada tahap ini dilakukan pembangunan

antarmuka yang telah dirancang pada tahap

sebelumnya, kemudian sistem dikembangkan

dengan menambahkan sistem pencarian

tempat, memilih layer, menambah tempat,

menambah jalan, pencarian jalur optimum dan

spatial query.

Pembangunan Antarmuka

Antarmuka dibangun dengan

menggunakan Flex framework. Untuk

menampilkan peta, pertama kali kita harus

mendaftarkan diri di

http://code.google.com/apis/maps/signup.html

untuk mendapatkan API key. API key tersebut

diperlukan agar aplikasi dapat mengakses dan

mengambil peta dari Google Map.

Peta yang ditampilkan dari kode

pemograman di atas baru menampilkan peta

dunia, untuk fokus pada lokasi tertentu kita

harus mengetahui letak latitude dan longitude

lokasi tersebut. Latitude dan longitude Kota Bogor adalah -6.5897222 dan 106.7913889.

Panel-panel antarmuka tempat pengguna

melakukan kueri pencarian, spatial query,

menambah tempat, dan menambah jalan

dibangun dengan menggunakan XML. Di

bawah ini adalah salah satu contoh XML yang

digunakan untuk membangun panel Cari

Bogor.

Tambah Tempat

Fungsi ini dimaksudkan agar pengguna

dapat menambah tempat secara langsung pada

sistem, sehingga nantinya akan didapatkan

sebuah sistem informasi geografis dengan

informasi yang lebih lengkap karena informasi

tempat dan jalan dalam sistem ini tidak

terbatas dari pengetahuan satu atau beberapa

orang saja. Skema tambah tempat dapat dilihat

pada Gambar 12.

Gambar 12 Skema tambah tempat.

Ketika panel tambah tempat bogor di-

expand dan pengguna meng-klik pada Peta

Bogor, maka sistem akan mengambil

informasi latitude dan longitude dari tempat

tersebut. Pengguna hanya tinggal menambahkan nama tempat tersebut dan

memilih kelompok yang sesuai dengan tempat

tersebut (Gambar 13). Atribut tempat

dikelompokkan menjadi 10 kelompok, yaitu :

1. Pemerintahan,

2. Wisata,

3. Kuliner,

4. Penginapan,

5. Rumah sakit,

6. Pusat perbelanjaan,

7. Transportasi umum, 8. Perumahan,

9. Sekolah, dan

10. Kategori lainnya.

Page 7: Sistem tangging dinamis pada peta kota Bogor menggunakan ... · fungsi pencarian tempat, pencarian jalur optimum dan spatial query. 1.2 Karakteristik Pengguna Pengguna sistem ini

11

Gambar 13 Memasukkan atribut verteks.

Tambah Jalan

Pengguna dapat menambahkan jalan yang

menghubungkan dua tempat, tetapi pengguna

harus mengetahui jarak antara dua tempat

tersebut. Penambahan jalur tidak harus

mengikuti jalan pada peta tetapi bisa keluar

dari jalan tersebut (Gambar 14). Skema

tambah jalan dapat lihat pada Gambar 15. Pemilihan jalur dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Satu jalur, posisi awal menuju posisi akhir

dan posisi akhir menuju posisi awal

ditempuh dengan jalur yang berbeda.

2. Dua jalur, baik posisi awal menuju posisi

akhir atau sebaliknya dapat ditempuh

dengan jalur yang sama.

Gambar 14 Memasukkan atribut edge.

Gambar 15 Skema tambah jalan.

Cari Tempat

Sistem ini akan mencari dan memunculkan

tempat tertentu pada peta Kota Bogor.

Pengguna memasukkan nama tempat sebagai

kueri, kemudian sistem akan tersambung pada

database dan melakukan eksekusi kueri SQL.

Sistem akan mengambil data latitude dan

longitude yang diperlukan untuk

menampilkan tempat tersebut dalam peta

Bogor (Gambar 16).

Gambar 16 Skema pencarian tempat.

Pilih Layer

Tempat-tempat dalam SIG Kota Bogor ini

dimasukkan ke dalam 10 kategori, pengguna

dapat memunculkan tempat-tempat tersebut

berdasarkan kelompoknya masing-masing.

Ketika pengguna mencentang pada salah satu

checkbox pada panel lihat bogor, maka sistem

akan melakukan eksekusi SQL pada database

untuk mengambil latitude dan longitude

tempat-tempat tersebut kemudian

dimunculkan pada Peta Bogor.

Masing-masing kelompok disimbolkan dengan lambang yang berbeda. Ketika

disentuh oleh kursor, nama tempat akan

muncul dan bila dilakukan klik maka secara

otomatis sistem akan mengisi nama tempat

tersebut pada panel yang lain.

Khusus pada layer administrasi kelurahan

dan kecamatan. Karena datanya berupa berkas

KML, maka ketika pengguna memilih

checkbox untuk menampilkan salah satu dari

tiga layer di atas maka sistem akan membaca

berkas KML kemudian melakukan parsing

untuk mengambil keterangan beserta longitude dan longitude untuk kemudian

ditampilkan dalam sistem (Gambar 17).

Page 8: Sistem tangging dinamis pada peta kota Bogor menggunakan ... · fungsi pencarian tempat, pencarian jalur optimum dan spatial query. 1.2 Karakteristik Pengguna Pengguna sistem ini

12

Gambar 17 Skema pemilihan layer.

Pencarian Jalur Optimum

Fungsi ini memungkinkan pengguna untuk

dapat melihat jalur optimum pada peta, jarak

total yang ditempuh dan keterangan tempat-

tempat mana saja yang dilewati untuk sampai

ketempat yang dituju. Algoritma Dijkstra

digunakan dalam fungsi ini untuk menentukan

jalur optimum antara dua tempat.

Algoritma Dijkstra adalah algoritma untuk

mencari jalur terpendek pada suatu graph

sampai semua node dalam graph dilalui. Tetapi dalam SIG Kota Bogor, Algoritma

Dijkstra akan berhenti menelusuri ketika

sudah mencapai node yang dituju.

Implementasi Algoritma Djikstra pada

pencarian jalur optimum diawali dengan

penentuan:

1. Posisi awal → node tempat algoritma

Dijkstra memulai penelusuran graph.

2. Posisi akhir → node tempat algoritma

Dijkstra berhenti menelusuri graph.

Setelah itu dilanjutkan dengan

pembentukan adjacency matrix. Adjacency

matrix merupakan representasi matriks n x n

yang menyatakan hubungan antar node dalam

suatu graph. Kolom dan baris dari matriks ini

merepresentasikan node, dan nilai entri dalam

matriks ini menyatakan hubungan antar node,

apakah terdapat sisi yang menghubungkan

kedua node tersebut (bertetangga).

Bila bertetangga, nilai entri akan

menyimpan nilai sesuai dengan panjang jalan yang menghubungkan dua node tersebut. Bila

tidak, maka nilai yang tersimpan adalah nol.

Setelah pembentukan adjacency matrix,

setiap node direpresentasikan dalam sebuah

object yang memiliki:

1. id → identitas unik yang membedakan satu

node dengan node lainnya.

2. min → bobot path paling optimum yang

melewati node tersebut.

3. predecessor → node terpilih sebelum node

tersebut.

4. sudahDikunjungi → inisialisasi suatu node

tertentu sudah dikunjungi atau belum.

Penelusuran jalur optimum dimulai dari

posisi awal, algoritma kemudian akan

memilih node adjacent yang belum

dikunjungi dengan jarak paling optimum. Penelusuran terhadap node-node yang

adjacent dilakukan terus dan akan berhenti

ketika mencapai posisi akhir. Langkah-

langkahnya sebagai berikut:

1. Status (sudahDikunjungi) node yang

belum terpilih diinisialisasikan dengan ‘0’

dan yang sudah terpilih diinisialisasi

dengan ‘1’, dimulai dari posisi awal

sebagai posisi terpilih.

2. Algoritma akan menelusuri node yang

bertetangga dengan posisi terpilih yang belum dikunjungi, kemudian memilih

node dengan bobot paling optimum untuk

dijadikan posisi terpilih selanjutnya.

3. Predecessor posisi terpilih sekarang adalah

posisi terpilih sebelumnya.

4. Ulangi dari langkah 2 sampai posisi

terpilih sekarang adalah posisi akhir.

5. Bila posisi akhir telah dipilih menjadi

posisi terpilih, maka untuk melihat jalur

mana yang dipilih dapat ditelusuri

predecessornya.

Page 9: Sistem tangging dinamis pada peta kota Bogor menggunakan ... · fungsi pencarian tempat, pencarian jalur optimum dan spatial query. 1.2 Karakteristik Pengguna Pengguna sistem ini

13

Hasil dari Algoritma Dijkstra yang akan

ditampilkan pada sistem adalah overlay jalur terpendek pada peta, total jarak yang

ditempuh, dan tempat-tempat yang dilewati.

Skema pencarian jalur optimum dapat dilihat

pada Gambar 18.

Gambar 18 Skema pencarian jalur optimum.

Spatial Query

Sistem ini dibuat untuk menemukan

tempat yang sesuai dengan kriteria jarak yang

kita masukkan. Jarak yang menjadi acuan

bukanlah jarak Euclidean, tetapi panjang

akses jalan untuk menuju ke tempat tersebut.

Skema spatial query dapat dilihat pada Gambar 19.

Gambar 19 Skema spatial query.

Ada dua sistem spatial query yang

dibangun pada SIG Kota Bogor, yaitu :

Titik acuan satu tempat

Posisi awal dalam sistem ini berjumlah

satu, sedangkan posisi akhir berjumlah lebih

dari satu. Algoritma Djikstra akan digunakan

dalam penentuan jarak terpendek dari posisi

awal ke posisi akhir. Panjang jarak tersebut

kemudian akan disimpan dalam suatu array.

Penggunaan Algoritma Djikstra akan berakhir

ketika semua nilai panjang jarak dari posisi

awal ke posisi akhir telah didapatkan semua.

Nilai-nilai tersebut kemudian akan difilter

sesuai dengan kriteria jarak (dekat, sekitar,

jauh) atau ditentukan sendiri jaraknya oleh

pengguna (Lampiran 6). Langkah-langkahnya

sebagai berikut:

1. Menentukan posisi awal dan posisi akhir.

Posisi awal satu sedangkan posisi akhir

berjumlah lebih dari satu.

2. Mencari jarak optimum dari posisi awal ke

semua posisi akhir. Nilai-nilai jarak

tersebut kemudian akan disimpan dalam

sebuah array.

3. Nilai-nilai tersebut difilter berdasarkan

kriteria jarak (dekat, disekitar, jauh) atau

ditentukan sendiri jaraknya oleh pengguna.

4. Tempat yang jaraknya memenuhi kriteria akan dimasukkan ke dalam sebuah array

untuk kemudian dimunculkan pada peta

Bogor.

Titik acuan beberapa tempat

Prinsip kerjanya hampir sama dengan

sistem sebelumnya, hanya saja posisi awal

pada sistem ini berjumlah lebih dari satu.

Karena itu, Algoritma Djikstra akan berhenti ketika jarak dari semua posisi awal dengan

semua posisi akhir didapatkan (Lampiran 7).

Langkah-langkah sistem ini sebagai berikut:

1. Menentukan posisi awal dan posisi akhir.

Posisi awal dan posisi akhir masing-

masing berjumlah lebih dari satu.

2. Mencari jarak optimum dari semua posisi

awal ke semua posisi akhir. Nilai-nilai

jarak tersebut kemudian akan disimpan

dalam sebuah array.

3. Nilai-nilai tersebut difilter berdasarkan kriteria jarak (dekat, disekitar, jauh) atau

ditentukan sendiri oleh pengguna.

4. Tempat yang jaraknya memenuhi kriteria

akan dimasukkan ke dalam sebuah array

untuk kemudian dimunculkan pada peta

Bogor.

11. Pengujian Sistem

Pengujian dalam penelitian ini dilakukan

dengan metode black box. Pengujian ini

dilakukan dengan memeriksa kesesuaian input

dan output yang dihasilkan oleh sistem. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui fungsi-fungsi

pada sistem dapat berjalan dengan baik dan

Page 10: Sistem tangging dinamis pada peta kota Bogor menggunakan ... · fungsi pencarian tempat, pencarian jalur optimum dan spatial query. 1.2 Karakteristik Pengguna Pengguna sistem ini

14

memeriksa terjadinya error pada saat sistem

digunakan. Hasil pengujian dapat dilihat pada

Lampiran 8. Hasil yang diperoleh dari

skenario pengujian menunjukkan bahwa

fungsi-fungsi pada sistem dapat berjalan

dengan baik.

Selain itu, dilakukan pengujian kesesuaian

sistem terhadap peramban. Pengujian

dilakukan pada Mozilla Firefox 3.6.6, Google

Chrome 6.0.453.1, Opera 11.01 dan Safari

5.0.3. Hasil pengujian menunjukkan bahwa fungsi-fungsi pada sistem dapat berjalan

dengan baik dan antarmuka sistem

ditampilkan dalam struktur yang diharapkan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

SIG Kota Bogor pada penelitian ini adalah sistem informasi berbasis web yang

dikembangkan dengan menggunakan Flex dan

Google Maps Api, bertujuan agar pengguna

tertentu dapat menambah tempat dan jalur

secara langsung pada sistem. Dengan

demikian, SIG Kota Bogor akan berkembang

tidak terbatas hanya pada pengetahuan

administrator. Selain itu, pengguna juga dapat

melakukan pencarian jarak, pencarian

optimum dan spatial query. Pada spatial

query, jarak yang menjadi acuan bukanlah

jarak Euclidean, tetapi panjang akses jalan optimum untuk menuju ke tempat tersebut.

Algoritma Dijkstra digunakan untuk pencarian

jarak optimum.

Saran

Beberapa saran yang dapat dilakukan

untuk penelitia berikutnya adalah:

1. Masih dapat dikembangkan negatif spatial

query, contohnya ‘tidak dekat’.

2. Banyak kriteria spatial query masih

terbatas sebanyak dua kriteria. Masih

dapat dikembangkan SIG dengan lebih dari dua kriteria.

3. Membuat sistem spatial query yang lebih

cepat dengan melakukan praproses terlebih

dahulu.

DAFTAR PUSTAKA

[Buffalo] Department of Geography

University at Buffalo. 2004. GIS Development Guide Volume I.

http://www.geog.buffalo.edu/ncgia/sara/in

dex.html. [2 Desember 2010].

Chang, KT. 2008. Introduction to Geografis

Information Systems. New York:

MgGraw-Hill, Inc.

Chartrand G, Oellermann OR. 1993. Applied

Algorithmic Graph Theory. New York:

MgGraw-Hill, Inc.

Christofides, Nicos. 1975. Graph Theory: An

Algorithmic Approach. New York:

Academic Press Inc.

Cormen, TH. 2001. Introduction to

Algorithms. Massachusetts: MIT Press.

[FLEXDG] Adobe Systems Incoporated.

2008. Adobe Flex 3 Developer Guide. San

Jose: ASI.

[FLEXPAS] Adobe Systems Incoporated.

2008. Adobe Flex 3 Programming

ActionScript 3. San Jose: ASI.

Galati, SR. 2006. Geographic Information

Systems Demystified. Norwood: Artech

House, Inc.

Gibson R, Erle S. 2006. Google Maps Hacks.

USA : O’Reilly Media, Inc.

Jacobs S, Weggheleire KD. 2008. Foundation

Flex for Developers. New York: Springer-

Verlag, Inc.

Kusumasari, NP. 2009. Sistem Informasi Kota

Bogor Menggunakan Flex dan Google

Maps API for Flash [Skripsi]. Bogor:

Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Institut Pertanian

Bogor.

Purvis M, Sambells J. 2006. Google Maps

Application with PHP and Ajax. New York: Apress.

Worboys, MF. 2003. GIS: A Computing

Perspective. London: Taylor Francis Ltd.