sistem rangka

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang Pertumbuhan dan maturasi tulang merupakan pengertian dari bedah ortopedi. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu proses morfologik yang unik serta melibatkan perubahan biokimia. Sistem rangka berkembang dari mesenkim,yang berasal dari lapisan benih mesoderm dan dari krista neuralis. Beberapa tulang, seperti tulang pipih tengkorak,mengalami penulangan membranosa,yaitu sel-sel mesenkim langsung berubah menjadi osteoblas. Pusat-pusat penulangan timbul di dalam model-model kartilago ini secara perlahan-lahan tulang tersebut mengalami penulangan endokondral. Kolumna vetebralis dan iga-iga berkembang dari kompartemen sklerotom dari somit. Tengkorak terdiri dari atas neurokranium dan viserokranium(wajah),neurokranium mencakup bagian membranosa yang membentuk kubah kepala,dan bagian kartilaginosa(kondrokranium) yang membentuk dasar tengkorak. 1.2 Rumusan masalah Bagaimana perkembangan tulang dan muskulus skeleta? Bagaimana pertumbuhan tulang selama daur hidup manusia? Apa sajakah kelainan-kelainan pada tulang? 1.3 Tujuan penulisan Mengetahui perkembangan pembentukan tulang dan muskulus skeletal. Memahami pertumbuhan tulang selama daur hidup manusia.

Upload: jacklyn-fulton

Post on 09-Dec-2015

25 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

sistem rangka

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Rangka

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  latar belakang

Pertumbuhan dan maturasi tulang merupakan pengertian dari bedah ortopedi.

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu proses morfologik yang unik serta

melibatkan perubahan biokimia.

Sistem rangka berkembang dari mesenkim,yang berasal dari lapisan benih mesoderm

dan dari krista neuralis. Beberapa tulang, seperti tulang pipih tengkorak,mengalami

penulangan membranosa,yaitu sel-sel mesenkim langsung berubah menjadi osteoblas. Pusat-

pusat penulangan timbul di dalam model-model kartilago ini secara perlahan-lahan tulang

tersebut mengalami penulangan endokondral. Kolumna vetebralis dan iga-iga berkembang

dari kompartemen sklerotom dari somit.

Tengkorak terdiri dari atas neurokranium dan viserokranium(wajah),neurokranium

mencakup bagian membranosa yang membentuk kubah kepala,dan bagian

kartilaginosa(kondrokranium) yang membentuk dasar tengkorak.

1.2  Rumusan masalah

  Bagaimana perkembangan tulang dan muskulus skeleta?

  Bagaimana pertumbuhan tulang selama daur hidup manusia?

  Apa sajakah kelainan-kelainan pada tulang?

1.3  Tujuan penulisan

  Mengetahui perkembangan pembentukan tulang dan muskulus skeletal.

  Memahami pertumbuhan tulang selama daur hidup manusia.

  Mengetahui kelainan atau penyakit yang terjadi pada tulang dam muskulus skeletal.

BAB II

LANDASAN TEORI

Tulang sebagai jaringan yang tersusun oleh sel dan didominasi oleh matrix kolagen

ekstraselular (type I collagen) yang disebut sebagai osteoid. Osteoid ini termineralisasi oleh

deposit kalsium hydroxyapatite, sehingga tulang menjadi kaku dan kuat.

Sel-sel pada tulang adalah : 

Page 2: Sistem Rangka

Osteoblast : yang mensintesis dan menjadi perantara mineralisasi osteoid. Osteoblast

ditemukan dalam satu lapisan pada permukaan jaringan tulang sebagai sel berbentuk kuboid

atau silindris pendek yang saling berhubungan melalui tonjolan-tonjolan pendek. 

Osteosit : merupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang. Mempunyai

peranan penting dalam pembentukan matriks tulang dengan cara membantu pemberian nutrisi

pada tulang. 

Osteoklas : sel fagosit yang mempunyai kemampuan mengikis tulang dan merupakan

bagian yang penting. Mampu memperbaiki tulang bersama osteoblast. Osteoklas ini berasal

dari deretan sel monosit makrofag.

Sel osteoprogenitor : merupakan sel mesenchimal primitive yang menghasilkan

osteoblast selama pertumbuhan tulang dan osteosit pada permukaan dalam jaringan tulang.

Tulang membentuk formasi endoskeleton yang kaku dan kuat dimana otot-otot skeletal

menempel sehingga memungkinkan terjadinya pergerakan. Tulang juga berperan dalam

penyimpanan dan homeostasis kalsium. Kebanyakan tulang memiliki lapisan luar tulang

kompak yang kaku dan padat. 

Tulang dan kartilago merupakan jaringan penyokong sebagai bagian dari jaringan

pengikat tetapi keduanya memiliki perbedaan pokok antara lain :

Tulang memiliki system kanalikuler yang menembus seluruh substansi tulang.

Tulang memiliki jaringan pembuluh darah untuk nutrisi sel-sel tulang.

Tulang hanya dapat tumbuh secara aposisi.

Substansi interseluler tulang selalu mengalami pengapuran.

Page 3: Sistem Rangka

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pembentukan perkembangan tulang dan muskulus skeletal

Embriologi merupakan cabang dari ilmu yang mempelajari perkembangan embrio.

Proses pembentukan, pertumbuhan, maturasi tulang

Sistem muskulus skeletal sistem otot berkaembang dari lapisan benih mesoderm

(kecuali otot–otot iris, yang terbentuk dari ekstoderm piala optik dan terdiri dari otot

rangka,otot polos, dan otot jantung, otot rangka berasal dari mesoderm paraksial, yang

membentuk somit dari daerah oksipital ke sakral dan somitomer dikepala. Otot polos

berdeferensisai dari mesoderm splanknik disekitar usus dan derivat-derivatnya, dan otot

jantung berasal dari mesoderm splanknik disekitar tabung jantung.

3.1.1Fase pembentukan tulang

Pada fase awal pembentukan terjadi pada minngu k-3 yaitu terbentuk tiga lapisan

yaitu:

        Eksoderm

        Mesoderm

        Endoderm

Sehingga membentuk lulang rawan.Awalnya somit dan somitomer membentuk otot-

otot untuk rangkan aksila, dinding tubuh anggota badan dan dan kepala. Dari daerah

oksipital ke kaudal. Somit membentuk dan berdefisiensi menjadi sklerotum dan

dermomiotom. Sel miotom pada dinding tubuh dan daerah ekstremitas berdisosiasi. Begerak

ke tempatnya yang pasti, dan menjadi memanjang serta membentuk gelendong, sel-sel ini

yang disebut mioblas saling menyatu dan membentuk serabut otot panjang yang berinti

majemuk.

Miofibril segera nampak dalam sitoplasma dan menjelang akhir bulan ke-3 nampak

gambaran serat lintang yang khas untuk otot rangka. Proses serupa terjadi pula pada tujuh

somitomer yang terletak didaerah kepala disebelah rostral somit- somit oksipital. Tetapi

struktur somitomer tatap longgar, tidak pernah terpisah-pisah menjadi segmen-segmen

sklerotom dan dermiotom. Pola otot dikendalikan oleh jaringan penyambung dimana mioblas

bermigrasi. Didaerah kepala, jaringan penyambung ini berasal dari sel-sel krista neuralis :

didaerah servikal dan oksipital. Berasal dari moseoderm somit : dan didinding tubuh serta

anggota badan, berasal dari mesoderm somatik .

Page 4: Sistem Rangka

Pada minggu kelima terbentuk tonjolan ( lim bud) tulang rawan terdiri dari Hialin,

Fibrin, Elastin. Menjelang akhir miggu ke-5, setiap miotom terbagi menjadi satu bagian

dorsal yang kecil, epimer, dan satu bagian vetral yang lebih besar, hipomer, yang terbentuk

karena migrasi sel- sel miotom. Saraf –saraf yang mempersarafi otot-otot sekmental juga

dibagi menjadi ramus dorsalis primer untuk epimer, dan ramus vetralis primer untuk hipomer.

Mioblas-mioblas dari epimer membentuk otot ekstrensor tulang belakang, sedangkan

yang berasal dari hipomer membentuk sistem otot fleksor leteral dan ventral. Mioblas dari

hhipomer servikal membentuk otot skalelus, geniohioideus muskuli paravertebrali. Mioblas

yang berasal dari segmen toraks terbagi menjadi tiga lapisan yang didada diwakili oleh M.

Interkostalis eksterna, M.interkostalis interna, dan M. Interkostalis bagian dalam atau M.

Transversus torakis . pada dinding perut, ketiga lapisan otot ini terdiri atas M. Oblikus

eksternus, M. Oblikis internus. Dan M. Trasfersus abdomis.

Pada perkembangan minggu ke tujuh terbentuk tulang melalui 2 tahap :

  Langsung : terbentuknya dalam bentuk lembaran-lembaran , misalnya : tulang muka, pelvis,

skapula, tulang tengkorak.

  Tidak langsung : . osifikasi sentral terjadi melalui oksifikasi endokondral. osifikasi perifer

terjadi dibawah perikondral.

Otot –otot anggota badan diamati pada minggu k-7 sebagai pemadatan masenkim

didekat tunas anggota badan. Masenkim ini berasal dari sel-sel darmomiotom somik yng

bermigrasi ketunas anggota badan untuk membentuk otot. Seperti didaerah lainnya, jaringan

penyambung menentukan pola pembentuk otot, dan jaringan ini berasal dari mesorerm

somatik, yang juga menghasilkan tulang-tulang anggota badan.

3.1.2 Pertumbuhan dan Remodelling Tulang

a.       Pertumbuhan memanjang tulang

Pertumbuhan memanjang / proses osifikasi endokondral pada tulang rawan. Proses ini

terjadi pada dua lokasi : 1. tulang rawan artikuler (sendi) 2. Terjadi ditulang-tulang pendek ex

: karpal 3. Lempeng epifis (epiphyseal plate) . dengan memeajangja tunas anggota badan,

jaringan otot terpecah menjadi komponen fleksor dan ekstensor. Sekalipun pada mulanya

otot-otot anggota badan memiliki sifat bersegmen, denga berjalannya waktu otot-otot ini

bersatu dan kemudian tersusunlah jaringan otot. Yang berasal dari berbagai segmen.

  Tulang rawan artikuler

Page 5: Sistem Rangka

Pertumbuhan tulang panjang terjadi pada daerah tulang rawan artikuler dan merupakan

tempat satu-satunya bagi tulang untuk bertumbuh pada daerah epifisis.

  Tulang rawan lempeng epififis

Memberikan kemungkinan metafisis dan diafisis untuk bertumbuh memanjang. Pada

daerah pertumbuhan ini terjadi keseimbangan antara dua proses yaitu:

Proses pertumbuhan: adanya pertumbuhan interstisial tulang rawan dari lempeng epifisis

memungkinkan terjadinya penebalan tulang

Proses klasifikasi: kematian dan penggantian tulang rawan pada daerah permukaan metafisis

terjadi melalui proses osifikasi endokondral.

Ada 3 zona lempeng epifisis

Zona pertumbuhan

Zona transportasi tulang rawan

Zona osifikasi

B.     Pertumbuhan melebar tulang

Pertumbuhan melebar terjadi akibat pertumbuhan aposisi osteoblas pada lapisan dalam

periosteum dan merupakan suatu jenis osifikasi intramembran.

C.     Remodelling tulang

Selama pertumbuhan memanjang tulang daerah metafisis mengalami remodelling

(pembentukan) dan pada wktu bersamaan epifisis menjauhi batang tulang secara progresif.

Proses remodelling tulang berlangsung sepanjang hidup,dimana pada anka-anak dalam masa

pertumbuhan terjadi keseimbangan (balance) yang positif sedangkan pada orang dewasa

terjadi keseimbangan yang negatif,remodelling juga terjadi setelah penyembuhan fraktur.

Pada anak-anak meskipun ada kelainan hebat,remodelling tetap terjadi secara spontan kecuali

bila terdapat kelainan rotasi.

3.2. Tahap pertumbuhan selama daur kehidupan

3.2.1 Pertumbuhan Tulang Pada Bayi

Pada waktu lahir, tulang-tulang pipih tengkorak dipisahkan satu dengan lainnya oleh

perekat tipis dari jaringan penyambung, yaitu sutura yang juga berasal dari Krista neuralis. Di

tempat-tempat pertemuan lebih dari dua tulang, suturanya lebardan dikenal sebagai ubun-

ubun(fontanella). Ubun- ubun yang paling mencolok adalah ubun-ubun besar(fontanella

anterior), yang terdapat pada tempat pertemuan dua tulang parietal dan dua tulang frontalis.

Sutura dan ubun-ubun memungkinkan tulang-tulang tengkorak saling bertumpah tindih(suatu

proses yang disebut molase) selama proses persalinan.segera setelah lahir, tulang-tulang

Page 6: Sistem Rangka

membranosa bergerak kembali ke posisi asalnya dan sehingga tengkorak tampak besar dan

bulat. Sebenarnya ukuran kubah sangat besar bila di bandingkan daerah muka yang kecil.

Beberapa sutura dan ubun-ubun tetap seperti membrane dalam waktu yang cukup lama

setelah lahir. Pertumbuhan tulang-tulang kubah terus berlangsung setelah lahir dan terutama

disebabkan oleh pertumbuhan otak. Walaupun seorang anak berusia 5-7tahun hampir sudah

memiliki semua kapasitas tengkoraknya, beberapa sutura masih tetap terbuka hingga usia

dewasa. Pada beberapa tahun pertama setelah lahir, palpasi ubun-ubun besar dapat

memberikan informasi yang bermanfaat mengenai apakah penulangan tengkorak berlangsung

normal dan apakah tekanan di dalam normal.

         Femoral anteversi pada saat lahir akan memiliki sudut sekitar 30⁰ sampai 40⁰. Dikarenakan

intrauterin biasanya hip eksternal rotasi positif, maka pada saat pemeriksaan infan akan

terlihat hip lebih eksternal rotasi.

         Jaringan lunak hip eksternal rotasi yang kontraktur akan berkurang lebih dari 1 tahun

pertama kehidupan seorang anak selanjutnya meningkat menjadi internal rotasi diharapkan

femoral anteversi akan menjadi semakin terlihat.

         Ada penurunan secara bertahap femoral anteversi dari 30⁰ sampai 40⁰ pada saat lahir

kemudian menjadi 10⁰ sampai 15⁰ pada adolesen awal dan puncak perbaikan terjadi sebelum

usia 8 tahun.

3.2.2        Pertumbuhan Tulang Pada Anak

Perawatan anak-anak dengan masalah muskuloskeletal masih menjadi bagian tak

terpisahkan dari bedah ortopedi modern. Banyak fraktur dan cedera yang terjadi pada anak

akibat tingkat aktivitasnya yang tinggi dan rangka yang unik yang belum sempurna.

Perawatan fraktur pada anak berbeda daripada orang dewasa karena growth plate yang aktif

di tulang mereka. Kerusakan pada growth plate dapat menimbulkan masalah signifikan

dengan pertumbuhan tulang yang terlambat, dan fraktur risiko harus dimonitor dengan

perawatan.

Perawatan skoliosis adalah aliran utama dalam ortopedi anak. Atas alasan yang

kurang dimengerti, pertumbuhan lengkung tulang punggung pada beberapa anak, yang jika

dibiarkan tak terawat dapat menimbulkan cacat yang tak diharapkan dan dapat terus

menyebabkan nyeri kronis yang akut dan masalah pernafasan. Perawatan skoliosis cukup

rumit dan sering melibatkan gabungan penjepitan dan pembedahan.

Page 7: Sistem Rangka

Anak-anak memiliki keadaan muskuloskeletal unik lain yang menjadi fokus ortopedi

sejak masa Hippocrates, termasuk keadaan seperti kaki pekuk dan dislokasi pinggul

kongenital (juga dikenal sebagai displasia pertumbuhan pinggul). Di samping itu, infeksi

pada tulang dan sendi (osteomielitis) pada anak juga umum. Di Amerika Serikat, rumah sakit

khusus seperti Shriners Hospitals for Children telah menyediakan bagian substansial

perawatan anak dengan cacat dan penyakit muskuloskeletal.

3.2.3        Pertumbuhan Tulang Pada Remaja

Pertumbuhan linear atau tinggi badan, hampir seluruhnya terjadi akibat pertumbuhan

tulang rangka dan dianggap sebagai pengukuran pertumbuhan umum yang stabil.

Pertumbuhan tinggi badan tidak terjadi terus-menerus disepanjang kehidupan tetapi berhenti

jika maturasi tulang rangka sudah selesai. Pertumbuhan panjang yg maksimal terjadi sebelum

kelahiran, tetapi bayi baru lahir terus tumbuh dengan kecepatan yang cepat meskipun lebih

lambat.

3.2.4        Pertumbuhan Tulang Pada Dewasa

Pada masa anak-anak sampai usia remaja, secara normal mineral tulang akan

meningkat secara progresif sam-pai mencapai puncaknya pada usia 25 – 28 tahun (wanita)

dan usia sekitar 30 – 35 tahun (laki-laki) menurut beberapa ahli puncak kepadatan tulang

bervariasi. Menurut beberapa peneliti, kemunduran kepadatan tulang & kekuatan tulang yg

progresif (laki-laki & wanita) mulai terjadi pada awal usia 20-an. Penurunan kepadatan

tulang akan disertai dengan meningkatnya porositas tulang. Wanita cenderung memiliki

tulang yang lebih kecil & area tulang kortikal yang lebih kecil daripada laki-laki. Perubahan

kekuatan tulang juga terjadi pada laki-laki tetapi laki-laki mengalami perubahan yang tidak

terlalu signifikan dibandingkan wanita

3.2.5        Pertumbuhan Tulang Pada Lansia

Massa tulang kontinu sampai mencapai puncak pada usia 30-35 tahun setelah itu akan

menurun karena disebabkan berku¬rang¬nya aktivitas osteoblas sedangkan aktivitas

osteoklas tetap normal. Secara teratur tulang mengalami turn over yang dilaksana¬kan

melalui 2 proses yaitu; modeling dan remodeling, pada ke¬adaan normal jumlah tulang yang

dibentuk remodeling sebanding dengan tulang yang dirusak. Ini disebut positively coupled

jadi masa tulang yang hilang nol. Bila tulang yang dirusak lebih banyak terjadi kehilangan

masa tulang ini disebut negatively coupled yang terjadi pada usia lanjut.

Dengan bertambahnya usia terdapat penurunan masa tulang secara linier yang

disebabkan kenaikan turn over pada tulang sehingga tulang lebih pourus. Pengurangan ini

lebih nyata pada wanita, tulang yang hilang kurang lebih 0,5 sampai 1% per tahun dari berat

Page 8: Sistem Rangka

tulang pada wanita pasca menopouse dan pada pria diatas 80 tahun, pengurangan tulang lebih

mengenai bagian trabekula dibanding dengan kortek. Pada pemeriksaan histologi wanita

pasca menopouse dengan osteoporosis spinal hanya mempunyai trabekula kurang dari 14%.

Selama kehidupan laki-laki kehilangan 20-30% dan wanita 30-40% dari puncak massa

tulang.

Pada sinofial sendi terjadi perubahan berupa tidak ratanya permukaan sendi terjadi

celah dan lekukan dipermukaan tulang rawan. Erosi tulang rawan hialin menyebabkan

pembentukan kista di rongga sub kondral. Ligamen dan jaringan peri artikuler menga¬lami

degenerasi Semuanya ini menyebabkan penurunan fungsi sendi, elastisitas dan mobilitas

hilang sehingga sendi kaku, kesu¬litan dalam gerak yang rumit.

Perubahan yang jelas pada sistem otot adalah berkurangnya masa otot terutama

mengenai serabut otot tipe II. Penurunan ini disebabkan karena otropi dan kehilangan serabut

otot. Perubahan ini menyebabkan laju metabolik basal dan laju komsumsi oksigen maksimal

berkurang. Otot menjadi mudah lelah dan kecepatan laju kontraksi melambat. Selain

penurunan masa otot juga dijumpai berkurangnya rasio otot dan jaringan lemak.

Lanjut usia adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang

dikarunia usia panjang, terjadi tidak bisa dihindari oleh siapapun, namn manusia dapat

berupaya untuk menghambat kejadiannya. Menua (menjadi tua = aging) adalah suatu proses

menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan untuk memperbaiki diri atau mengganti

diri dan mempertahankan struktur dann fungsi normal sehingga tidak dapat bertahan terhadap

jejas (termasuk infeksi) dan memkperbaiki kerusakkan yang diderita. (Sampoernae.blogspot,

2008).

    Sistem Muskuluskeletal

Mobilitas merupakan salah satu yang paling penting dari aspek fungsi Physiologi,

karena merupakan hal yg paling utama untuk memelihara kemandirian, dan akan terjadi

akibat yang serius ketika kemandirian hilang.Untuk orang tua, mobilitas mempengaruhi

untuk derajat kecil oleh perubahan yang berhubungan dengan umur dan yang paling besar

oleh factor resiko, Karenna banyak factor resiko yang mengancam mobilitas, jatuh adalah

merupakan kejadian yangpaling umum pada lanjut usia. Orang tua mempunyai tantangan

dobel dalam ketrampilan memelihara mobilitas dan memelihara posisi yang benar ketika

mereka berjalan. Untuk alasan ini, keselamatan merupakan pertimbangan secara menyeluruh

dari aspek mobilitas.

Tulang, Sendi dan otot adalah struktur tubuh yang paling banyak berhubungan dengan

Page 9: Sistem Rangka

mobilitas. Tetapi banyak aspek fungsi lain yang termasuk pada keselamatan mobilitas. Fungsi

neurology sebagai contoh mampu mempengaruhi semua masalah penampilan

muskuloskelethal, dan fungsi penglihatan mempengaruhi kemampuan untuk keselamatan

berinteraksi dengan lingkungan. Dalam sistem muskulokelethal, osteoporosis merupakan

perubahan yang berhubungan dengan umur berdampak paling besar secara keseluruhan.

    Perubahan pada sistem muskuloskeletal antara lain sebagai berikut :

I. Tulang

Tulang menyediakan kerangka untuk semua sistem muskuloskelethal dan bekerja terhubung

dengan sistem otot untuk memfasilitasi pergerakan. Fungsi tambahan tulang pada tubuh

manusia adalah penyimpanann calcium, produksi sel darah, dan mendukung serta melindungi

jaringan dan organ tubuh. Tulang terbentuk dari lapisan luar yang keras disebut cortical atau

tulang padat, dan di bagian dalm terdapat spongy berlubang yang disebut trabecular. Bagian

cortical terhadap komponen tabecular berubah berdasrkan tipe tulang. Tulang panjang

misalnya, radius dan femur, mengandung sebanyak 90% corticol, sedangkan tulang

vertebrata susunan utamanya adalah sel trabecular. Corticol dan trabecular merupakan

komponen tulang yang berpengaruh pada lansia.

Pada lansia terdapat perubahan pada susuanan pembentukan tulang, yaitu :

a)Tulang cortical

Mulai umur 40 tahun, terjadi perubahan penurunan sejumlah tulang cortical 3 % perdecade

pada laki-laki dan wanita berlanjut terus sampai ahir dewasa

Setelah menopause, Wanita terjadi penambahan penurunan/ kehilangan tulang cortical,

sehingga jumlah rata-rata penurunan mencapai 9% sampai 10 % perdecade pada umur 45-75

tahun.

Penurunan tulang cortical berakhir pada umur 70-75 tahun

Hasil akhir perubahan ini seumur hidup kira-kira 35%-23% pada wanita dan laki-laki

berturut-turut

b) Tulang Trabecular

Serangan hilangnya tulang trabecular lebih dulu dari serangan kehilangan cortical pada

wanita dan laki-laki.

Page 10: Sistem Rangka

Rata-rata hilangnya tulang trabecular kira-kira 6%-8% perdecade

Setelah menopause, wanita terjadi kehilangan tulang trabecular secara cepat

Hasil akhir kehilangan seumur hidup kira-kira 50%- 33% pada wanita dan laki-laki seumur

hidup

c) Peningkatan resorbsi tulang oleh tubuh

d) Penurunan penyerapan kalsium

e) Serum parathyroid hormone meningkat

f) Gangguan regulasi aktivitas oesteoblast

g) Gangguan pembentukan tulang, sekunder untuk mengurangi matriks tulang

h) Penurunan jumlah fungsi sel marrow yang digantikan oleh jaringan sel lemak

II. Otot

Semua kegiatan sehari – hari (ADL) langsung dipengaruhi oleh fungsi otot, yang di

kendalikan oleh saraf motorik. Perubahan yang berhubungan dengan usia berdampak besar

pada fungsi otot, yaitu ;

Hilangnya masa otot sebagai hasil penurunan dalam ukuran dan jumlah serat otot.

Penurunan serat otot dengan penggantian selanjutnya oleh jaringan penghubung dan akhirnya

oleh jaringan lemak.

Penurunan membrane sel otot dan keluarya cairan dan potassium.

Dengan umur 80 tahun, kira-kira masa otot hilang (Tonna, 1987). Pada penjumlahan, terdapat

kehilangan saraf motorik yang berhubungan dengan usia, dan ini mempengaruhi fungsi otot.

Dan pada akhirnya perubahan yang berhubungan dengan usia adalah kemunduran fungsi

motorik dan hilangnya kekuatan dan ketahanan otot.

III. Persendian

Penurunan viskositas cairan sinovial

Terbentuknya jaringan parut dan adanya kalsifikasi pada persendian.

Jaringan penghubung (kolagen dan elastin).

Kolagen sebagai protein pendukung utama pada kulit, tendon, tulang, kartilago, dan jaringan

ikat mengalami perubahan menjadi bentangan cross linking yang tidak teratur. Bentangan

yang tidak teratur dan penurunan hubungan tarikan linear pada jaringan kolagen merupakan

salah satu alasan penurunan mobilitas pada jaringan tubuh. Setelah kolagen mencapai puncak

fungsi atau daya mekaniknya karena penuaan, tensile strenght dan kekakuan dari kolagen

mulai menurun.

Page 11: Sistem Rangka

Kolagen dan elastin yang merupakan jaringan ikat pada jaringan penghubung mengalami

perubahan kualitatif dan kuantitatif sesuai penuaan. Perubahan pada kolagen itu merupakan

penyebab turunnya fleksibilitas pada lansia sehingga menimbulkan dampak berupa nyeri,

penurunan kemampuan untuk meningkatkan kekuatan otot, kesulitan bergerak dari duduk ke

berdiri, jongkok dan berjalan, dan hambatan dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari.

Kartilago.

Jaringan kartilago pada persendian menjadi lunak dan mengalami granulasi dan akhirnya

permukaan sendi menjadi rata. Selanjutnya kemampuan kartilago untuk regenerasi berkurang

dan degenerasi yang terjadi cenderung ke arah progresif. Proteoglikan yang merupakan

komponen dasar matriks kartilago berkurang atau hilang secara bertahap. Setelah matriks

mengalami deteriorasi, jaringan fibril pada kolagen kehilangan kekuatannya dan akhirnya

kartilago cenderung mengalami fibrilasi. Kartilago mengalami kalsifikasi di beberapa tempat,

seperti pada tulang rusuk dan tiroid. Fungsi kartilago menjadi tidak efektif, tidak hanya

sebagai peredam kejut , tetapi juga sebagai permukaan sendi yang berpelumas.

Konsekuensinya kartilago pada persendian menjadi rentan terhadap gesekan. Perubahan

tersebut sering terjadi pada sendi besar penumpu berat badan. Akibat perubahan itu sendi

mudah mengalami peradangan, kekakuan, nyeri, keterbatasan gerak dan terganggunya

aktifitas sehari-hari (Andri, 2008).

3.3 Kelainan atau penyakit yang terjadi pada tulang dam muskulus skeletal.

Osteoartritis atau rematik adalah penyakit sendi degeneratif dimana terjadi

kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dnegan usia lanjut,

terutama pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban Secara klinis

osteoartritis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi dan hambatangerak pada

sendi-sendi tangan dan sendi besar. Seringkali berhubungan dengan trauma maupun

mikrotrauma yang berulang-ulang, obesitas, stress oleh beban tubuh dan penyakit-penyakit

sendi lainnya.

Osteoporosis adalah penyakit metabolik tulang yang memiliki penurunan matrix dan

proses mineralisasi yang yang normal tetapi massa atau densitas tulang berkurang (Gallagher,

1999). Osteoporosis adalah berkurangnya kepadatan tulang yang progresif, sehingga tulang

menjadi rapuh dan mudah patah. Tulang terdiri dari mineral-mineral seperti kalsium dan

fosfat, sehingga tulang menjadi keras dan padat. Untuk mempertahankan kepadatan tulang,

tubuh memerlukan persediaan kalsium dan mineral lainnya yang memadai, dan harus

menghasilkan hormon dalam jumlah yang mencukupi (hormon paratiroid, hormon

Page 12: Sistem Rangka

pertumbuhan, kalsitonin, estrogen pada wanita dan testosteron pada pria). Juga persediaan

vitamin D yang adekuat, yang diperlukan untuk menyerap kalsium dari makanan dan

memasukkan ke dalam tulang. Secara progresif, tulang meningkatkan kepadatannya sampai

tercapai kepadatan maksimal (sekitar usia 30 tahun). Setelah itu kepadatan tulang akan

berkurang secara perlahan. Jika tubuh tidak mampu mengatur kandungan mineral dalam

tulang, maka tulang menjadi kurang padat dan lebih rapuh, sehingga terjadilah osteoporosis.

Sekitar 80% persen penderita penyakit osteoporosis adalah wanita, termasuk wanita muda

yang mengalami penghentian siklus menstruasi (amenorrhea). Hilangnya hormon estrogen

setelah menopause meningkatkan risiko terkena osteoporosis.

Low back Pain dipersepsikan ketidak nyamanan berhubungan dengan lumbal atau

area sacral pada tulang belakang ataui sekitar jaringan ( Randy Mariam,1987 ).Low Back

Pain adalah suatu tipe nyeri yang membutuhkan pengobatan medis walaupun sering jika ada

trauma secara tiba-tiba dan dapat menjadi kronik pada masalah kehidupan seperti

fisik,mental,social dan ekonomi (Barbara). Low Back Pain adalah nyeri kronik didalam

lumbal,biasanya disebabkan oleh terdesaknya para vertebral otot, herniasi dan regenerasi dari

nucleus pulposus,osteoartritis dari lumbal sacral pada tulang belakang (Brunner,1999). Low

Back Pain terjadi dilumbal bagian bawah,lumbal sacral atau daerah sacroiliaca,biasanya

dihubungkan dengan proses degenerasi dan ketegangan musulo (Prisilia Lemone,1996).

Osteolisis adalah salah satu penyakit tulang yang berupa hancurnya tulang yang

mungkin disebabkan oleh trauma atau kecelakaan berat dan juga mungkin disebabkan adanya

kanker yang mengenai tulang.

Skoliosis Kongenitalis adalah suatu kelainan pada lengkung tulang belakang bayi

baru lahir. Kelainan ini jarang terjadi dan biasanya berhubungan dengan gangguan pada

pembentukan tulang belakang atau peleburan tulang rusuk. Skoliosis bisa menyebabkan

kelainan bentuk yang serius pada anak yang sedang tumbuh, karena itu seringkali dilakukan

tindakan pengobatan dengan memasang penyangga (brace) sedini mungkin. Jika keadaan

anak semakin memburuk, mungkin perlu dilakukan pembedahan.

Sindroma Pierre Robin adalah sekelompok kelainan yang terutama ditandai dengan

adanya rahang bawah yang sangat kecil dengan lidah yang jatuh ke belakang dan mengarah

ke bawah. Bisa juga disertai dengan tingginya lengkung langit-langit mulut atau celah langit-

langit. 

Clubfoot (talipes) adalah suatu keadaan dimana bentuk atau posisi kaki terpuntir.

Lengkung kaki bisa sangat tinggi atau kaki berputar ke dalam maupun ke luar.

Clubfoot sejati disebabkan oleh kelainan anatomis. Jika tidak terdapat kelainan anatomis,

Page 13: Sistem Rangka

maka keadaan ini bisa diperbaiki dengan pemasangan gips dan terapi fisik. Pengobatan dini

dengan gips bisa memperbaiki clubfoot sejati tetapi biasanya perlu dilakukan pembedahan.

Osteogenesis Imperfekta adalah suatu keadaan dimana tulang-tulang menjadi rapuh

secara abnormal. Osteogenesis imperfekta merupakan suatu penyakit keturunan.

Penyakit ini terjadi akibat adanya kelainan pada jumlah atau struktur kolagen tipe I, yang

merupakan bagian penting dari tulang dll.

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Sistem muskulus skeletal sistem otot berkaembang dari lapisan benih mesoderm

(kecuali otot–otot iris, yang terbentuk dari ekstoderm piala optik dan terdiri dari otot

rangka,otot polos, dan otot jantung, otot rangka berasal dari mesoderm paraksial, yang

membentuk somit dari daerah oksipital ke sakral dan somitomer dikepala. Otot polos

berdeferensisai daro mesoderm splanknik disekitar usus dan derivat-derivatnya, dan otot

jantung berasal dari mesoderm splanknik disekitar tabunh jantung.

Sedangkan Tulang adalah jaringan yang tersusun oleh sel dan didominasi oleh matrix

kolagen ekstraselular (type I collagen) yang disebut sebagai osteoid. Osteoid ini

termineralisasi oleh deposit kalsium hydroxyapatite, sehingga tulang menjadi kaku dan kuat.

Untuk kelainan atau penyakit yang berhubungan dengan tulang dan muskulus skeletal

antara lain sebagai berikut :

  Penyakit Sendi Degeneratif (osteoartritis)

  Osteoporosis

  Low back Pain

  Osteolisis

  Skoliosis Kongenitalis

  Sindroma Pierre Robin

  Clubfoot (talipes)

  Osteogenesis Imperfekta

DAFTAR PUSTAKA

Page 14: Sistem Rangka

http://uleegle.wordpress.com/2009/11/20/pembentukan-tulang/

http://suarademartha.blogspot.com/2010/06/embriologi-muskuloskeletal.html

Rasjad, Chairuddin. 2003. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Makasar : Bintang Lamumpatue

Sadler,T.W.1991.Embriologi kedokteran langman.jakarta.EGC