sistem grounding & power emergency, sistem rangka shearwall & truss.pdf

33
Page 1 Sistem Grounding GROUNDING SYSTEM / PEMBUMIAN Grounding system adalah suatu perangkat instalasi yang berfungsi untuk melepaskan arus petir kedalam bumi, salah satu kegunaannya untuk melepas muatan arus petir. Standart kelayakan grounding/pembumian harus bisa memiliki nilai Tahanan sebaran/Resistansi maksimal 5 Ohm (Bila di bawah 5 Ohm lebih baik). Material grounding dapat berupa batang tembaga, lempeng tembaga atau kerucut tembaga, semakin luas permukaan material grounding yang di tanam ke tanah maka resistansi akan semakin rendah atau semakin baik. Untuk mencapai nilai grounding tersebut, tidak semua areal bisa terpenuhi, karena ada beberapa aspek yang mempengaruhinya, yaitu : 1. Kadar air, bila air tanah dangkal/penghujan maka nilai tahanan sebaran mudah didapatkan. 2. Mineral/Garam, kandungan mineral tanah sangat mempengaruhi tahanan sebaran/resistansi karena jika tanah semakin banyak mengandung logam maka arus petir semakin mudah menghantarkan. 3. Derajat Keasaman, semakin asam PH tanah maka arus petir semakin mudah menghantarkan. 4. Tekstur tanah, untuk tanah yang bertekstur pasir dan porous akan sulit untuk mendapatkan tahanan sebaran yang baik karena jenis tanah seperti ini air dan mineral akan mudah hanyut. Grounding system atau pembumian dapat di buat dengan 3 bentuk, diantaranya : 1. Single Grounding Yaitu dengan menancapkan sebuah batang logam/pasak biasanya di pasang tegak lurus masuk kedalam tanah 2. Pararel Grounding Bila sistem single grounding masih mendapatkan hasil kurang baik, maka perlu di tambahkan material logam arus pelepas ke dalam tanah yang jarak antara batang logam/material minimal 2 Meter dan dihubungkan dengan kabel BC/BCC. Penambahan batang logam/material dapat juga di tanam mendatar dengan kedalaman tertentu, bisa mengelilingi bangunan membentuk cincin atau cakar ayam. Kedua teknik ini bisa di terapkan secara bersamaan dengan acuan tahanan sebaran/resistansi kurang dari 5 Ohm setelah pengukuran dengan Earth Tester Ground 3. Maksimun Grounding Yaitu dengan memasukan material grounding berupa lempengan tembaga yang diikat oleh kabel BC, serta dengan pergantian tanah galian di titik grounding tersebut.

Upload: adam-riyandi

Post on 04-Dec-2015

75 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: SISTEM GROUNDING & POWER EMERGENCY, SISTEM RANGKA SHEARWALL & TRUSS.pdf

Page 1

Sistem Grounding

GROUNDING SYSTEM / PEMBUMIAN

Grounding system adalah suatu perangkat instalasi yang berfungsi

untuk melepaskan arus petir kedalam bumi, salah satu

kegunaannya untuk melepas muatan arus petir. Standart

kelayakan grounding/pembumian harus bisa memiliki nilai

Tahanan sebaran/Resistansi maksimal 5 Ohm (Bila di bawah 5

Ohm lebih baik). Material grounding dapat berupa batang

tembaga, lempeng tembaga atau kerucut tembaga, semakin luas

permukaan material grounding yang di tanam ke tanah maka

resistansi akan semakin rendah atau semakin baik.

Untuk mencapai nilai grounding tersebut, tidak semua areal bisa terpenuhi, karena ada beberapa

aspek yang mempengaruhinya, yaitu :

1. Kadar air, bila air tanah dangkal/penghujan maka nilai tahanan sebaran mudah didapatkan.

2. Mineral/Garam, kandungan mineral tanah sangat mempengaruhi tahanan sebaran/resistansi

karena jika tanah semakin banyak mengandung logam maka arus petir semakin mudah

menghantarkan.

3. Derajat Keasaman, semakin asam PH tanah maka arus petir semakin mudah menghantarkan.

4. Tekstur tanah, untuk tanah yang bertekstur pasir dan porous akan sulit untuk mendapatkan

tahanan sebaran yang baik karena jenis tanah seperti ini air dan mineral akan mudah hanyut.

Grounding system atau pembumian dapat di buat dengan 3 bentuk, diantaranya :

1. Single Grounding

Yaitu dengan menancapkan sebuah batang logam/pasak

biasanya di pasang tegak lurus masuk kedalam tanah

2. Pararel Grounding

Bila sistem single grounding masih mendapatkan hasil kurang

baik, maka perlu di tambahkan material logam arus pelepas ke

dalam tanah yang jarak antara batang logam/material minimal 2

Meter dan dihubungkan dengan kabel BC/BCC. Penambahan

batang logam/material dapat juga di tanam mendatar dengan

kedalaman tertentu, bisa mengelilingi bangunan membentuk

cincin atau cakar ayam. Kedua teknik ini bisa di terapkan

secara bersamaan dengan acuan tahanan sebaran/resistansi

kurang dari 5 Ohm setelah pengukuran dengan Earth Tester

Ground

3. Maksimun Grounding

Yaitu dengan memasukan material grounding berupa

lempengan tembaga yang diikat oleh kabel BC, serta dengan

pergantian tanah galian di titik grounding tersebut.

Page 2: SISTEM GROUNDING & POWER EMERGENCY, SISTEM RANGKA SHEARWALL & TRUSS.pdf

Page 2

Alat dan Material Bantu :

Alat Ukur Resistansi/Earth Tester Ground

Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui hasil dari resistansi atau

tahanan grounding system pada sebuah instalasi penangkal petir

yang telah terpasang. Alat ukur ini digital sehingga hasil yang di

tunjukan memiliki tingkat akurasi cukup tinggi. Selain itu pihak

Disnaker juga menggunakan alat ini untuk mengukur resistansi.

Sehingga pengukuran oleh pihak kontraktor sama dengan hasil

pengukuran pihak disnaker.

Bus Bar Grounding

Alat ini digunakan sebagai titik temu antara kabel penyalur petir

dengan kabel grounding. Biasanya terbuat dari plat tembaga atau

logam yang berfungsi sebagai konduktor, sehingga kualitas dan

fungsi instalasi penangkal petir yang terpasang dapat terjamin.

Copper Butter Connector

Alat ini digunakan untuk menyambung kabel, dan biasanya

kabel yang disambung pada instalasi penangkal petir Flash

Vectron adalah kabel grounding sistem, karena kabel

penyalur pada penangkal petir Flash Vectron tidak boleh

terputus atau tidak boleh ada sambungan. Setelah kabel

tersambung oleh alat ini tentunya harus diperkuat dengan

isolasi sehingga daya rekat dan kualitas sambungannya dapat

terjaga dengan baik. Penyambungan kabel instalasi penyalur

petir konvensional umumnya menggunakan alat ini, karena

pada penangkal petir konvensional jalur kabel terbuka hanya

di lindungi oleh conduite dari PVC.

Ground Rod Drilling Head

Alat ini berfungsi untuk membantu mempercepat pembuatan

grounding penangkal petir, dengan cara memasang di bagian

bawah Copper Rod atau Ground Rod yang akan di masukkan ke

dalam tanah, sehingga Copper Rod atau Ground Rod tersebut

ketika didorong kedalam tanah akan cepat masuk karena bagian

ujung alat ini runcing. Selain itu, alat ini juga dapat menghindari

kerusakan Copper Rod ketika di pukul kedalam tanah

Page 3: SISTEM GROUNDING & POWER EMERGENCY, SISTEM RANGKA SHEARWALL & TRUSS.pdf

Page 3

Ground Rod Drive Head

Alat ini dipasang dibagian atas Copper Rod atau Ground Rod dan

berfungsi untuk menghindari kerusakan Copper Rod atau Ground

Rod bagian atas yang akan di masukkan ke dalam tanah, karena

disaat Copper Rod didorong ke dalam tanah dengan cara di pukul,

alat pemukul tersebut tidak mengenai Copper Rod akan tetapi

mengenai alat ini.

Bentonit

Dalam aplikasi grounding system atau pembumian, bentonit

dipergunakan untuk

membantu menurunkan nilai resistansi atau tahanan tanah.

Bentonit digunakan saat

pembuatan grounding jika sudah tidak ada cara lain untuk

menurunkan nilai

resistansi. Pada umumnya para kontraktor cenderung memiling

menggunakan cara

pararel grounding atau maksimum grounding untuk menurunkan

resistansi.

Ground Rod Coupler

Alat ini digunakan ketika kita akan menyambung beberapa segmen

copper rod atau ground rod yang dimasukkan kedalam tanah

sehingga copper rod atau ground rod yang masuk kedalam tanah

akan lebih panjang, misalnya ketika kita akan membuat grounding

penangkal petir sedalam 12 meter dengan menggunakan copper rod,

maka alat ini sangat diperlukan karena copper rod yang umumnya

ada dipasaran paling panjang hanya 4 meter.

Page 4: SISTEM GROUNDING & POWER EMERGENCY, SISTEM RANGKA SHEARWALL & TRUSS.pdf

Page 4

Saat ini masih banyak orang atau beberapa kontraktor bahkan instalatir penangkal petir yang

membuat grounding system dengan cara memasukan copper rod atau tembaga asli ke dalam

tanah. Hal ini tentunya sangat baik karena logam yang digunakan mengandung unsur tembaga

yang lebih tinggi, terlebih lagi jika dibandingkan dengan menggunakan ground rod atau besi

yang di sepuh atau di lapisi tembaga. Meskipun saat ini banyak sekali ground rod di pasaran

yang lapisan tembaganya telah sesuai dengan standart SNI ( Indonesia) bahkan IEC

(Internasional). Dengan banyaknya ground rod atau besi lapisan tembaga di pasaran

membuktikan bahwa dalam membuat grounding system dengan menggunakan copper rod secara

biaya di anggap terlalu mahal, dan para kontraktor dan ilmuwanpun mencoba membuat alternatif

material dengan membuat ground rod dengan standart SNI atau IEC. Ada teknik pembuatan

grounding system yang saat ini umum digunakan, yaitu dengan cara menggunakan pipa galvanis

yang kemudian di dalamnya dimasukkan kabel BC (bare cooper), teknik ini banyak dilakukan

oleh kontraktor di lapangan karena selain kualitasnya baik secara hargapun dianggap lebih

ekonomis. Pipa galvanis yang dimasukkan ke dalam tanah biasanya berukuran 3/4 " atau 1 " dan

bare cooper yang digunakan biasanya berukuran 50 mm. Pipa galvanis dapat membantu

memperlebar luas penampang material yang ditanam, sedangkan bare copper memiliki

kandungan tembaga yang lebih tinggi sekalipun dibandingkan dengan cooper rod, sehingga

resistansi atau tahanan grounding penangkal petir lebih baik. Sesuai pengalaman kami

dilapangan, teknik pembuatan grounding system untuk instalasi penangkal petir di wilayah

Bogor. Jika menggunakan Copper Rod sepanjang 12 meter kemudian dimasukan kedalam tanah

maka resistensi atau tahanan tanahnya menunjukan hasil 7 Ohm, sedangkan jika menggunakan

Pipa Galvanize di tambah BC 50 mm hasil resistensinya menunjukan 4 Ohm. Hal ini

membuktikan bahwasannya teknik pembuatan grounding system dengan menggunakan Pipa

Galvanize di tambah kabel BC kualitasnya jauh lebih baik di samping lebih ekonomis. http://www.solusipetir.com/produkajasa/grounding.html

Standar Nilai Resistan Pembumian Grounding

Sebelum memutuskan membuat suatu pembumian atau grounding untuk keperluan pengamanan

instalasi. Maka perlu untuk mengetahui standar nilai resistan pembumian grounding yang tepat,

dalam hal ini mengacu pada peraturan standarisasi yang berlaku di Indonesia. Sebagai acuan

teknis yang paling mudah untuk dipakai yaitu suatu persyaratan atau refrensi peraturan atau

perundangan yang telah dibuat oleh orang orang atau instansi yang berkompeten dan telah

ditunjuk dan diakui dalam bidang tersebut. Sehingga bagi orang awam tidak harus pergi ke

konsultan untuk mengetahuinya. Hanya saja perlu untuk sedikit mengerti dan mencermati secara

tepat isi dari peraturan dan standarisasi yang dikeluarkan dalam hal ini nilai resistan pembumian

atau grounding.

Page 5: SISTEM GROUNDING & POWER EMERGENCY, SISTEM RANGKA SHEARWALL & TRUSS.pdf

Page 5

Sebenarnya apa yang dimaksud nilai resistan pembumian (grounding) ?

Nilai resistan pembumian yaitu dasar atau acuan suatu tahanan dari penghubung suatu titik sirkit

listrik atau suatu penghantar yang bukan bagian dari sirkit listrik dengan bumi menurut cara

tertentu. Dijelaskan pembumian tidak hanya untuk sirkit listrik saja, melainkan seluruh sirkit atau

instalasi yang dibumikan disebut juga pembumian (grounding, arde, netral, pentanahan). Untuk

pembumian sendiri terdiri dari beberapa macam, tergantung jenis instalasi yang terdapat

perbedaan karakteristik pemasangan pembumian grounding di dalamnya.

Berapa standar nilai resistan pembumian (grounding) ?

Nilai standar mengacu pada Persyaratan Umum Instalasi Listrik atau PUIL 2000 (peraturan yang

sesuai dan berlaku hingga saat ini) yaitu kurang dari atau sama dengan 5 (lima) ohm. Dijelaskan

bahwa nilai sebesar 5 ohm merupakan nilai maksimal atau batas tertinggi dari hasil resistan

pembumian (grounding) yang masih bisa ditoleransi. Nilai yang berada pada range 0 ohm 5

ohm adalah nilai aman dari suatu instalasi pembumian grounding. Nilai tersebut berlaku untuk

seluruh sistem dan instalasi yang terdapat pembumian (grounding) di dalamnya.

Standar Nilai Resistan Pembumian PUIL 2000

Untuk standar nilai resistan pembumian grounding pada bidang penangkal petir, menggunakan

refrensi peraturan yang berbeda. Tetapi untuk ketentuan standar nilai resistan pembumian sama

dengan refrensi peraturan pada PUIL 2000. Ketentuan yang hampir sama inilah yang menjadikan

masing masing peraturan akan saling berkaitan dalam memberikan solusi dan penjelasan

untuk suatu permasalahan. Dengan diperkuat dengan banyak refrensi di atas menjadikan

standarisasi lebih kuat dan menjadikannya suatu keharusan. Berikut refrensi untuk standar nilai

resistan pembumian yang bersumber dari PER02/MEN/1989, tentang pengawasan instalasi

penyalur petir.

Standar Nilai Pembumian PER02/MEN/1989

Bagaimana jika nilai resistan pembumian (grounding) tidak sesuai di atas ?

Jika tidak sesuai seharusnya perlu upaya untuk menyesuaikan dengan nilai yang telah

terstandarisasi. Pertimbangannya adalah jika nilai resistan pembumian (grounding) lebih dari 5

ohm maka tidak mendapat pengesahan dan rekomendasi dari dinas tenaga kerja sebagai pihak

pengawas dari peraturan dan perundangan tersebut serta dari pihak PLN selaku otoristas tertinggi

kelistrikan di Indonesia. Hal ini bisa saja membuat perusahaan tersebut mendapat peringatan dari

masalah ini. Serta dari sisi teknis jika nilai resistan pembumian grounding terlalu besar, akan

berpengaruh negatif pada komponen dari instalasi tersebut. Dikarenakan pembumian (grounding)

yang tidak sempurna akan menimbulkan arus sisa yang merusak komponen komponen penyusun,

terutama komponen elektronik yang sangat peka terhadap arus.

Bagaimana cara untuk mencapai nilai yang dipersyaratkan di atas ?

Untuk membuat instalasi pembumian (grounding) dengan nilai resistan pembumian yang sesuai

Page 6: SISTEM GROUNDING & POWER EMERGENCY, SISTEM RANGKA SHEARWALL & TRUSS.pdf

Page 6

peraturan dengan melakukan beberapa teknik. Bebrapa teknik pendekatan yang sesuai yaitu

memparalel, menambah kedalaman atau memperbesar luas penampang hataran. Dengan

melakukan salah satu atau ketiga tehnik tersebut sehingga dapat memperoleh hasil yang

diharapkan. Terdapat banyak cara untuk mendapatkan hasil nilai resistan pembumian

(grounding) yang standar, tetapi diharapkan melakukan cara yang sesuai (legal) dan tidak

mengandung unsur non legal yang dapat merugikan untuk kedepannya. http://ahlipenangkalpetir.blogspot.co.id/2014/01/standarnilairesistanpembumiangrounding.html

Dua sistem grounding ini memang harus dipisahkan pemasanganya dan berjarak paling tidak 10

meter. Koneksi grounding untuk instalasi listrtik rumah terpasang di kWh meter PLN.

Gambar : Material Untuk Grounding (Kabel BC 70mm, Copper

Plate, Copper Rod, Bentonit, Clemp)

Menurut wikipedia – Grounding adalah suatu jalur langsung dari arus listrik menuju bumi atau

koneksi fisik langsung ke bumi. Dipasangnya koneksi grounding pada instalasi listrik adalah

sebagai pencegahan terjadinya kontak antara makhluk hidup dengan tegangan listrik

berbahaya yang terekspos akibat terjadi kegagalan isolasi. Menurut PUIL 2000 – dipakai istilah

pembumian yang artinya penghubungan suatu titik listrik atau suatu penghantar yang bukan

bagian dari sirkit listrik, dengan bumi menurut cari tertentu. PUIL adalah ketentuan atau

persyaratan teknis yang diterapkan di indonesia. Dengan mengacu kepada standart internasional,

dan dibuat sebagai pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik.

Fungsi Grounding

1. untuk keselamatan, grounding berfungsi sebagai penghantar arus listrik langsung ke bumi atau

tanah saat terjadi kebocoran isolasi atau percikan api pada konsleting, misalnya kabel grounding

yang terpasang pada badan/sasis alat elektronik seperti setrika listrik akan mencegah kita

tersengat listrik saat rangkaian didalam setrika bocor dan menempel ke badan setrika.

2. Dalam instalasi penangkal petir, system grounding berfungsi sebagai penghantar arus listrik

yang besar langsung kebumi. Meski sifatnya sama, namun pemasangan kabel listriknya yang

besar langsung kebumi. Meski sifatnya sama, namun pemasangan kabel grounding untuk

instalasi dan grounding untuk penangkal petir pemasanganyaharus terpisah.

3. Sebagai proteksi peralatan elektronik atau instrumentasi sehingga dapat mencegah kerusakan

akibat adanya bocor tegangan.

Page 7: SISTEM GROUNDING & POWER EMERGENCY, SISTEM RANGKA SHEARWALL & TRUSS.pdf

Page 7

Sistim Penangkal Petir (Grounding System) untuk Bangunan Rumah Bagi kita yang tinggal di daerah yang banyak petir, mungkin kita sudah sering melihat kiltan

cahaya dan suara gemuruh yang ditimbulkan oleh petir. Dan jika petir yang terjadi dekat dengan

tempat kita berada sering merasakan adanya semacam sengatan listrik ke tubuh kita. Secara

teoritis petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan

lainnya. Proses terjadinya muatan pada awan karena dia bergerak terus menerus secara teratur,

dan selama pergerakannya dia akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan negatif

akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah), sedangkan muatan positif berkumpul

pada sisi sebaliknya. Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan

terjadi pembuangan muatan negative (elektron). dimana muatan akan diteruskannya ke

bumi.Karena sifat petir adalah meneruskan muatan ke bumi, maka muatan akan mengejar tempat

paling dekat padanya sebagai penghantar ke bumi. Untuk mengantisipasi resiko bilamana petir

berada dekat rumah kita, perlu membuat sistim penangkal petir (grounding system) di rumah

kita. Hal ini perlu dilakukan untuk mengurangi resiko kita dari sambaran petir dan juga barang

barang elektronik dari arus lebih yang diakibatkan oleh petir yang mengenai sekeliling rumah .

Tetapi dengan pembuatan penangkal petir berarti bukan 100% membuat kita aman dari resiko

petir tersebut. Berikut uraian bagaimana membuat sistim instalasi penangkal petir konvensional

yang bisa diterapkan di bangunan rumah tinggal. Secara umum bagian dan sistim pemasangan

penangkal petir adalah sebagai berikut :

1. Batang Penangkal Petir, sering disebut Splitzen.

2. Pengkabelan (Konduktor). Adalah merupakan penghantar aliran dari penangkal petir ke

pembumian (pentanahan). Kable yang digunakan untuk yang jauh dari jangkauan biasanya jenis

kabel BC ( kabel tembaga terbuka) dan untuk yang mudah dalam jangkauan menggunakan kabel

BCC atau NYY (kabel tembaga terbungkus).

3. Terminal,

4. Pembumian/ Pentanahan. Adalah bagian yang meneruskan hantaran ke tanah. Menggunakan

sejenis pipa tembaga (cooper rod) diameter 1/2 inch panjang 3-4 m.

Page 8: SISTEM GROUNDING & POWER EMERGENCY, SISTEM RANGKA SHEARWALL & TRUSS.pdf

Page 8

Dari gambaran tersebut diatas , dapat dijelaskan fungsi pembumian adalah :

Menghantar muatan dari petir ke bumi.

Bilamana ada arus lebih yang masuk dari jaringan listrik, dengan menggunakan alat

bantu arester yang sudah di integarsikan ke sistim pembumian maka tegangan lebih dapat

di hantarkan ke bumi, hal ini akan mengurangi kerusakan sitim dan peralatan elektronik

didalam rumah.

Bilamana ada tegangan lebih yang masuk kedalam sistim jaringan listrik didalam rumah,

alat alat elektronik yang sudah diintegrasikan kedalam sistim pembumian sehingga

tegangan lebih akan dihantarkan ke bumi , hal ini akan mengurangi kerusakan barang

barang elektronik di dalam rumah. Kita dapat membuat sub – sub terminal didalam

rumah tapi harus memperhatikan faktor keamanan dan estetika.

Sistim Pemasangan Instalasi Penangkal Petir dan Pembumian :

1. Splitzen adalah bagian yang ditempatkan ditempat tertinggi di atas bangunan rumah .

Dapat juga dilakukan dengan menambah ketinggian dengan menambah pipa untuk

Page 9: SISTEM GROUNDING & POWER EMERGENCY, SISTEM RANGKA SHEARWALL & TRUSS.pdf

Page 9

mendapatkan radius yang lebih besar dari sambaran petir. Bahan yang digunakan adalah

dari batang tembaga, saat ini jenis splitzen ini ada berbagai macam dipasaran ada jenis

splitzen tunggal ataupun bentuk trisula. Spliten dihubungkan ke terminal atau langsung

ke pipa tembaga dengan kabel BC 50 mm .

2. Untuk keamanan barang barang elektronik didalam rumah, anda bisa memasangkan sub

terminal dengan menggunakan plat tembaga dengan ukuran kira kira 5 cm x 20 cm.

Kemudian sub terminal ini diintegrasikan ke Terminal dengan menggunakan kabel BCC/

NYY 15 mm.

3. Untuk mengamankan tegangan lebih dari jaringan listrik, anda bisa menambah arester di

sistim instalasi listrik , dimana arester kemudian di hubungkan ke terminal grounding

dengan menngunakan kabel BC/NYY ukuran 15 mm.

4. Terminal adalah pusat yang menghubungkan beberapa kabel sebelum diteruskan ke

pembumian / pentanahan. Bahan terminal dapat menggunakan plat tembaga dengan

ukuran 10 x 30 cm.Terminal bisa dibuatkan diluar bangunan rumah dengan

menempatkannya di sebuah bak kontrol. Kemudian terminal dihubungkan ke sistim

pembumian dengan menggunakan kabel BC ukuran 50 mm.

Page 10: SISTEM GROUNDING & POWER EMERGENCY, SISTEM RANGKA SHEARWALL & TRUSS.pdf

Page 10

5. Sebagaimana persyaratan dalam pentanahan dimana dianjurkan nilai tahanan sitim

pembumian adalah dibawah 3 ohm untuk kemanan barang‑barang elektronik . Pada

dasarnya untuk sistim pembumian yang bagus adalah berhubungan dengan tanah dimana

pipa dipasangkan, dimana kekedapan tanah yang tinggi adalah tempat yang paling bagus

untuk mendapatkan nilai tahanan pembumian yang rendah. Dianjurkan tidak menanam

pipa didaerah berpasir ataupun berbatu, karena biasanya nilai tahanan pembumian akan

semakin tinggi.

6. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal anda bisa menambahkan beberapa pipa

tembaga yang saling terintegarasi. Atau cara lain bisa dilakukan dengan menanam pipa

dalam hingga lebih dari 20 m. Bilamana nilai tersebut tidak dapat dicapai, sitim

pembumian dapat ditambahkan dengan memasangkan cooper plate yang ditanamkan

bersamaan dengan bentonite.

https://khedanta.wordpress.com/2011/04/21/sistimpenangkalpetirgroundingsystemuntukbangunanrumah/

Page 11: SISTEM GROUNDING & POWER EMERGENCY, SISTEM RANGKA SHEARWALL & TRUSS.pdf

Page 11

Emergency Power System (listrik darurat sistem)

Sistem tenaga darurat

Sebuah generator cadangan untuk apartemen besar bangunan

Sebuah sel bahan bakar daya cadangan untuk telekomunikasi aplikasi

Page 12: SISTEM GROUNDING & POWER EMERGENCY, SISTEM RANGKA SHEARWALL & TRUSS.pdf

Page 12

Sebuah generator listrik darurat portable dalam wadah pegiriman

Sebuah sistem tenaga darurat merupakan sumber independen daya listrik yang mendukung

sistem listrik penting pada penurunan pasokan listrik normal. Sebuah sistem daya siaga mungkin

termasuk generator siaga, baterai dan alat lainnya. Sistem tenaga darurat dipasang untuk

melindungi kehidupan dan properti dari konsekuensi dari hilangnya pasokan daya listrik utama.

Mereka menemukan penggunaan dalam berbagai macam pengaturan dari rumah ke rumah

sakit, laboratorium ilmiah, pusat data, telekomunikasi, peralatan dan kapal. Sistem tenaga

darurat bisa mengandalkan generator, dalam siklus baterai, penyimpanan energi roda gila atau

hidrogen sel bahan bakar.

Sejarah Sistem tenaga darurat yang digunakan pada awal Perang Dunia II di kapal angkatan laut. Dalam

pertempuran, kapal mungkin kehilangan fungsi boiler, yang kekuatan turbin

uap untuk pembangkit kapal. Dalam kasus seperti itu, satu atau lebih mesin dieselyang

digunakan untuk menggerakkan back-up generator. Awal Transfer switch mengandalkan operasi

manual; dua switch akan ditempatkan secara horizontal, sejalan dan "pada" posisi saling

berhadapan. tongkat ditempatkan di antara. Untuk mengop erasikan saklar satu sumber harus

dimatikan, batang pindah ke sisi lain dan sumber lain diaktifkan.

Page 13: SISTEM GROUNDING & POWER EMERGENCY, SISTEM RANGKA SHEARWALL & TRUSS.pdf

Page 13

Operasi di bangunan

Darurat listrik generator listrik di stasiun pompa air minum. Mesin Brons dengan Heemaf

Generator.

Daya listrik dapat hilang karena garis jatuh, kerusakan pada sub-stasiun, cuaca buruk,

direncanakan pemadaman atau dalam kasus yang ekstrim sebuah jaringan kegagalan-lebar. Pada

bangunan modern, sebagian besar sistem daya darurat telah dan masih didasarkan pada

generator. Biasanya, generator ini mesin Diesel didorong, meskipun bangunan lebih kecil dapat

menggunakan mesin bensin didorong pembangkit dan yang lebih besar yang turbin gas. Namun,

akhir-akhir ini, lebih banyak menggunakan sedang dibuat dari baterai dalam siklus dan teknologi

lain seperti penyimpanan energi roda gila atau sel bahan bakar. Sistem yang terakhir tidak

menghasilkan polusi gas, sehingga memungkinkan penempatan harus dilakukan di dalam

gedung. Juga, sebagai Keuntungan kedua, mereka tidak memerlukan gudang terpisah yang akan

dibangun untuk penyimpanan bahan bakar.

Dengan generator biasa, otomatis transfer switch digunakan untuk menghubungkan listrik

darurat. Satu sisi terhubung ke kedua pakan daya normal dan pakan listrik darurat; dan sisi

lainnya dihubungkan ke beban ditunjuk sebagai darurat. Jika tidak ada listrik masuk di sisi

normal, transfer switch menggunakan solenoid untuk membuang tiang tiga, switch lemparan

tunggal. Ini beralih umpan dari normal ke listrik darurat. Hilangnya daya normal juga memicu

baterai dioperasikan sistem pemula untuk memulai generator, mirip dengan menggunakan baterai

mobil untuk memulai mesin. Setelah transfer switch diaktifkan dan generator dimulai, listrik

darurat gedung datang kembali (setelah pergi ketika daya normal hilang.)

Tidak seperti lampu darurat, lampu darurat bukanlah jenis lampu; itu adalah pola lampu biasa

bangunan yang menyediakan jalur lampu untuk memungkinkan keluar yang aman, atau menyala

Page 14: SISTEM GROUNDING & POWER EMERGENCY, SISTEM RANGKA SHEARWALL & TRUSS.pdf

Page 14

layanan bidang seperti kamar mekanik dan kamar listrik. Keluar tanda-tanda, sistem alarm

kebakaran (yang tidak pada cadangan baterai) dan motor listrik pompa untuk penyiram

api hampir selalu pada kekuasaan darurat.Peralatan lainnya pada kekuasaan darurat mungkin

termasuk peredam isolasi asap, penggemar evakuasi asap, lift, pintu cacat dan outlet di area

layanan. Rumah sakit menggunakan outlet listrik darurat untuk sistem pendukung kehidupan

kekuasaan dan pemantauan peralatan. Beberapa bangunan bahkan mungkin menggunakan daya

darurat sebagai bagian dari operasi normal, seperti teater menggunakannya untuk kekuatan acara

peralatan karena “show must go on”.

Operasi dalam penerbangan Localizer, glideslope, dan alat bantu pendaratan instrumen lain (seperti pemancar microwave)

keduanya konsumen daya tinggi dan mission-critical, dan tidak dapat diandalkan dioperasikan

dari pasokan baterai, bahkan untuk waktu yang singkat. Oleh karena itu, ketika kehandalan

mutlak diperlukan (seperti ketika Kategori 3 operasi yang berlaku di bandara) itu adalah biasa

untuk menjalankan sistem dari diesel generator dengan peralihan otomatis untuk pasokan listrik

harus generator gagal. Hal ini untuk menghindari gangguan transmisi sementara generator

dibawa sampai dengan kecepatan operasi.

Hal ini bertentangan dengan pandangan khas sistem tenaga darurat, di mana generator cadangan

dipandang sebagai sekunder untuk pasokan listrik listrik.

Perlindungan perangkat elektronik Komputer, jaringan komunikasi, dan perangkat elektronik modern lainnya tidak perlu hanya

kekuasaan, tetapi juga aliran itu untuk terus beroperasi. Jika sumber tegangan turun secara

signifikan atau tetes keluar sepenuhnya, perangkat ini akan gagal, bahkan jika daya yang hilang

hanya untuk sepersekian detik. Karena itu, bahkan generator back-up tidak memberikan

perlindungan karena waktu start-up yang terlibat.

Untuk mencapai perlindungan kerugian yang lebih komprehensif, peralatan tambahan

seperti pelindung gelombang, inverter, atau kadang-kadang pasokan lengkap uninterruptible

power (UPS) yang digunakan. Sistem UPS bisa lokal (untuk satu perangkat atau satu outlet

listrik) atau dapat memperpanjang lebar bangunan. Sebuah UPS lokal adalah sebuah kotak kecil

yang cocok di bawah meja atau rak telekomunikasi dan kekuatan sejumlah kecil

perangkat. Sebuah UPS lebar bangunan-mungkin mengambil dari berbagai bentuk, tergantung

pada aplikasi. Langsung feed sistem outlet yang ditunjuk sebagai pakan UPS dan dapat kekuatan

sejumlah besar perangkat.

Sejak pertukaran telepon menggunakan DC, bangunan ruang baterai umumnya ditransfer

langsung ke peralatan mengkonsumsi dan mengapung terus-menerus pada output dari rectifier

yang biasanya memasok DC diperbaiki dari listrik. Ketika listrik gagal, baterai membawa beban

tanpa perlu beralih. Dengan meskipun sistem agak mahal ini sederhana, beberapa bursa tidak

pernah kehilangan daya untuk sejenak sejak tahun 1920-an.

Page 15: SISTEM GROUNDING & POWER EMERGENCY, SISTEM RANGKA SHEARWALL & TRUSS.pdf

Page 15

Struktur dan operasi di stasiun utilitas

Diagram dari sistem catu daya redundan

Dalam beberapa tahun terakhir, unit besar stasiun listrik biasanya dirancang secara sistem unit di

mana perangkat yang diperlukan, termasuk boiler, unit generator turbin, dan kekuatannya

(meningkatkan) dan Unit (tambahan) transformator terhubung kokoh sebagai satu unit. Sebuah

kurang umum set-up terdiri dari dua unit dikelompokkan bersama dengan satu umum tambahan

stasiun. Seperti setiap unit generator turbin memiliki Unit terpasang trafo tambahan sendiri,

terhubung ke sirkuit otomatis. Untuk memulai unit, pembantu yang dengan daya oleh unit lain

(tambahan) transformator atau stasiun transformator tambahan.Periode beralih dari unit

transformator pertama ke unit berikutnya dirancang untuk otomatis, operasi seketika di saat-saat

ketika sistem kekuasaan darurat perlu menendang. Sangat penting bahwa power unit pembantu

tidak gagal selama shutdown stasiun (kejadian dikenal sebagai hitam-out ketika semua unit

reguler sementara gagal). Sebaliknya, selama shutdowns yang jaringan diharapkan tetap

beroperasi. Ketika terjadi masalah, biasanya karena untuk membalikkan relay kekuasaan dan

relay frekuensi yang dioperasikan di garis grid akibat gangguan jaringan yang parah. Dalam

keadaan ini, pasokan stasiun darurat harus menendang untuk menghindari kerusakan peralatan

apapun dan untuk mencegah situasi berbahaya seperti rilis gas hidrogen dari generator ke lokal

lingkungan Hidup.

Di pembangkit listrik tenaga nuklir

Sistem tenaga darurat, disebut ada Generatot Diesel Darurat (EDGs), adalah fitur yang

dibutuhkan dalam pembangkit listrik tenaga nuklir. Mereka biasanya dipasang di set tiga. Tepi

instalasi dirancang untuk keselamatan-sama persyaratan kelas sebagai sistem keselamatan

lainnya di pabrik. Berikutnya (yang akan datang) generasi pembangkit listrik tenaga nuklir

termasuk beberapa desain dengan beberapa bank mandiri EDGs (seperti pada ABWRs).

Page 16: SISTEM GROUNDING & POWER EMERGENCY, SISTEM RANGKA SHEARWALL & TRUSS.pdf

Page 16

Mengontrol darurat sistem tenaga

Untuk 208 VAC sisitem pasokan darurat, sebuah sistem baterai sentral dengan kontrol otomatis,

terletak digedung pembangkit listrik, digunakan untuk menghindari kabel pasokan listik panjang.

Ini pusat sisitem baterai terdiri dari timbal-asam baterai unit sel untuk membuat sebuah sistem 12

atau 24 VDC sebagai serta stand-by sel, masing-masing dengan baterai sendiri Unit pengisian.

Juga deperlukan adalah tantangan penginderaan Unit mampu menerima.

http://en.wikipedia.org/wiki/Emergency_power_system

Sistem Rangka Shear Wall Bangunan tinggi tahan gempa umumnya menggunakan elemen‐elemen struktur kaku berupa

dinding geser untuk menahan kombinasi gaya geser, momen, dan gaya aksial yang timbul akibat

beban gempa. Dengan adanya dinding geser yang kaku pada bangunan, sebagian besar beban

gempa akan terserap oleh dinding geser tersebut. Dinding geser adalah struktur vertikal yang

digunakan pada bangunan tingkat tinggi. Fungsi utama dari dinding geser adalah menahan beban

lateral seperti gaya gempa dan angin. Berdasarkan letak dan fungsinya, dinding geser dapat

diklasifikasikan dalam 3 jenis yaitu :

1. Bearing walls adalah dinding geser yang juga mendukung sebagian besar beban gravitasi.

Tembok‐tembok ini juga menggunakan dinding partisi antarapartemen yang berdekatan.

2. Frame walls adalah dinding geser yang menahan beban lateral, dimana beban gravitasi

berasal dari frame beton bertulang. Tembok‐tembok ini dibangun diantara baris kolom.

3. Core walls adalah dinding geser yang terletak di dalam wilayah inti pusat dalam gedung,

yang biasanya diisi tangga atau poros lift. Dinding yang terletak di kawasan inti pusat

memiliki fungsi ganda dan dianggap menjadi pilihan ekonomis.

(a) Bearing Walls (b) Frame Walls (c) Core Walls

Page 17: SISTEM GROUNDING & POWER EMERGENCY, SISTEM RANGKA SHEARWALL & TRUSS.pdf

Page 17

Dinding geser juga dapat dikategorikan berdasarkan geometrinya, yaitu:

1. Flexural wall (dinding langsing), yaitu dinding geser yang memiliki rasio hw/lw ≥ 2 dan

desainnya dikontrol oleh perilaku lentur.

2. Squat wall (dinding pendek), yaitu dinding geser yang memiliki rasio hw/lw ≤ 2 dan

desainnya dikontrol oleh perilaku geser.

3. Coupled shear wall (dinding berangkai), dimana momen guling yang terjadi akibat beban

gempa ditahan oleh sepasang dinding, yang dihubungkan oleh balok‐balok perangkai,

sebagai gaya‐gaya tarik dan tekan yang bekerja pada masing‐masing dasar pasangan

dinding tersebut.

a) Flexural shear wall b) Squat shear walls c) Coupled shear walls

Dalam praktiknya, dinding geser selalu dihubungkan dengan sistem rangka pemikul momen pada

gedung. Dinding struktural yang umum digunakan pada gedung tinggi adalah dinding geser

kantilever dan dinding geser berangkai. Berdasarkan SNI 03‐2847‐2002, dinding geser beton

bertulang kantilever adalah suatu subsistem struktur gedung yang fungsi utamanya untuk

memikul beban geser akibat pengaruh gempa rencana. Kerusakan pada dinding ini hanya boleh

terjadi akibat momen lentur (bukan akibat gaya geser), melalui pembentukan sendi plastis di

dasar dinding. Nilai momen leleh pada dasardinding tersebut dapat mengalami pembesaran

akibat faktor kuat lebih bahan. Jadi berdasarkan SNi tersebut, dinding geser harus direncanakan

dengan metode desain kapasitas. Dinding geser kantilever termasuk dalam kelompok flexural

wall , dimana rasio antara tinggi dan panjang dinding geser tidak boleh kurang dari 2 dan

dimensi panjangnya tidak boleh kurang dari 1.5 m. Kerja sama antara sistem rangka pemikul

momen dan dinding geser merupakan suatu keadaan khusus dengan dua struktur yang berbeda

sifatnya tersebut digabungkan. Dari gabungan keduanya diperoleh suatu struktur yang

lebih kuat dan ekonomis. Kerja sama ini dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :

a. Sistem rangka gedung, yaitu sistem struktur yang pada dasarnya memiliki rangka ruang

pemikul beban gravitasi secara lengkap. Pada sistem ini, beban lateral dipikul dinding

geser atau rangka bresing. Sistem rangka gedung dengan dinding geser beton bertulang

Page 18: SISTEM GROUNDING & POWER EMERGENCY, SISTEM RANGKA SHEARWALL & TRUSS.pdf

Page 18

yang bersifat daktail penuh dapat direncanakan dengan menggunakan nilai faktor

modifikasi respon, R, sebesar 6.0 .

b. Sistem ganda, yang merupakan gabungan dari sistem pemikul beban lateral berupa

dinding geser atau rangka bresing dengan sistem rangka pemikul momen. Rangka

pemikul momen harus direncanakan secara terpisah mampu memikul sekurang‐kurangnya 25% dari seluruh beban lateral yang bekerja. Kedua sistem harus direncanakan

untuk memikul secara bersama‐sama seluruh beban lateral gempa, dengan

memperhatikan interaksi keduanya. Nilai R yang direkomendasikan untuk sistem ganda

adalah 8.5 .

c. Sistem interaksi dinding geser dengan rangka. Sistem ini merupakan gabungan sistem

dinding beton bertulang biasa dengan sistem rangka pemikul momen biasa. Nilai R yang

direkomendasikan untuk sistem ini adalah 5.5 .

http://yohannachristiani.blogspot.co.id/2012/06/shearwall.html

Gambar 1.3a Pemodelan strut and tie pada dinding geser Gambar 1.3b Pembesian dinding geser

Page 19: SISTEM GROUNDING & POWER EMERGENCY, SISTEM RANGKA SHEARWALL & TRUSS.pdf

Page 19

Sistem Truss

Frame vs Truss

Sistem struktur rangka terdiri atas:

1. Sistem struktur bidang

a). Plane Truss (PT)

b). Plane Frame (PF)

c). Grillage (GL)

2. Sistem struktur ruang

a). Space Truss (ST)

b). Space Frame (SF)

Sebelum masuk dalam pemakaian struktur diatas, perlu difahami dulu tentang:

1). Pemodelan struktur

Terdiri atas:

a). Properti dan hubungan batang

Terdiri atas: Titik Awal, Titik Akhir, luas penampang, momen inersia, modulus elastisitas bahan,

hubungan dengan batang lain (sendi , jepit)

b). Sistem tumpuan

Tumpuan yang menahan gaya arah vertikal, horizontal dan perputaran sudut. Rol hanya menahan

1 arah saja, umumnya gaya vertical Sendi menahan gaya vertikal dan horizontal Jepit menahan

gaya vertikal, horizontal dan perputaran sudut.

2). Pembebanan Struktur

Jenis beban terdiri:

a). Beban Titik

Adalah beban yang bekerja pada titik simpul, arahnya bisa pada sumbu X, Y, atau Z Beban Titik

ini berupa beban terpusat.

b). Beban Batang

Adalah beban yang bekerja pada batang struktur, bisa merupakan beban terpusat (P) atau beban

merata (Q)

Suatu model struktur setelah dibebani akan terjadi adalah:

1) deformasi

2) gaya batang

3) reaksi perletakan

yang jenisnya akan tergantung pada sistem struktur yang dipilih

Karakteristik Struktur Rangka:

1). Plane Truss (PT)

Batang2 disusun membentuk segita tertutup dengan hubungan batang adalah sendi Beban yang

bekerja adalah beban titik, bisa pada arah X (Px) atau Y (Py) Setelah dibebani, akan terjadi

deformasi perpindahan titik arah X atau arah Y (dx dan dy), (2 degree of freedom) atau batang

mengalami perubahan panjang Gaya batang yg terjadi hanya gaya Aksial, gaya yg bekerja sejajar

sumbu batang (Tarik atau Tekan atau Nol)

Page 20: SISTEM GROUNDING & POWER EMERGENCY, SISTEM RANGKA SHEARWALL & TRUSS.pdf

Page 20

Reaksi perletakan adalah gaya arah X atau Y (Rx dan RY) tergantung jenis tumpuannya

2) Plane Frame (PT)

Batang disusun secara bebas dengan hubungan antar batangnya sebagian besar adalah menerus /

jepit. Bisa memakai hubungan sendi pada beberapa tempat tertentu yg direncanakan untuk

kebutuhan tertentu Sistem tumpuan bis roll, sendi atau jepit. Beban yang bekerja bisa bebanTitik

pada arah vertikal / horizontal (Px / Py) dan beban batang (kebanyakan nya)

Setelah dibebani struktur akan mengalami:

Deformasi perpindahan titik arah X, Y dan perputaran sudut (3 degree of freedom)

Gaya batang yang terjadi adalah:

Gaya Aksial (Px), Gaya Geser (Py) dan Momen Lentur (@z)

Reaksi perletakan adalah Gaya Arah X, Y dan Momen (Rx, Ry dan Momen)

3). Struktur Space Truss (ST)

Secara singkat sama dengan Plane Truss dalam 3 Dimensi (Ruang)

Gaya yang bekerja beban titik arah X,Y atau Z (Px, Py dan Pz)

Tumpuan dipakai untuk menahan gaya arah X, Y dan Z

Setelah dibebani, struktur akan mengalamai:

Deformasi perpindahan titik kearah X, Y, dan Z ( dx, dy dan dz) (3 degree of freedom)

Gaya batang hanya gaya aksial (Px)

Reaksi perletakan berupa gaya Arah X, Y dan Z (Rx, Ry dan Rz)

4) Struktur Space Frame (SF)

Secara singkat sama dengan Plane Frame / Portal dalam 3 Dimensi (Ruang)

Gaya yang bekerja beban titik arah X,Y atau Z (Px, Py dan Pz) dan beban batang

Tumpuan dipakai untuk menahan gaya arah X, Y dan Z, rotasi pada sumbu X, Y dan Z

(@X, @Y dan @Z)

Setelah dibebani, struktur akan mengalamai:

Deformasi perpindahan titik kearah X, Y, dan Z ( dx, dy dan dz) dan perputaran sudut

pada sumbu X,Y dan Z (2X,@y dan @Z)(6 degree of freedom)

Gaya batang hanya gaya aksial (Px), gaya geser arah vertikal (PY), gaya geser arah

horizontal (PZ) , Momen Lentur arah Vertikal (MZ), Momen Lentur Arah Horizontal (MY)

dan Momen Torsi (Mx).

Reaksi Perletakan terdiri dari Gaya Arah X,Y dan Z (RX, RY dan RZ) dan Momen arah

X,Y dan Z (MX, MY dan MZ)

Catatan:

Degree of Fredom (DOF) adalah derajat kebebasan suatu titik simpul, yang akan

menentukan jumlah persamaan yg harus dikerjakan. Satu buah titik pada PT hanya perlu

2 persamaan, sedang 1 titik pada SF perlu 6 persamaan.

http://cukipz.blogspot.co.id/2011/01/framevstruss.html

Sistem Rangka Baja Staggered Truss

Sistem struktur rangka baja Staggered Truss ini terdiri dari beberapa rangka yang

ditempatkan pada baris kolom secara bergantian di setiap lantai. Sistem struktur Staggered Truss

Page 21: SISTEM GROUNDING & POWER EMERGENCY, SISTEM RANGKA SHEARWALL & TRUSS.pdf

Page 21

ini mentransferkan gaya lateral yang diterima dari rangka ke lantai.Satu keuntungan tambahan

dari system rangka baja Staggered Truss ini adalah efisiensi yang tinggi untuk mencegah gaya

yang disebabkan oleh angin dan gempa bumi. Kekakuan dari sistem ini memberikan kontrol

yang dikehendaki terhadap angina dan gempa bumi. Selain itu sistem ini dapat memberikan

kapasitas penyerapan energy yang signifikan dan deformasi yang ulet untuk perencanaan

terhadap bangunan yang berada di daerah rawan gempa. Jika perencanaan ini dirancang secara

tepat, maka sistem ini akan memberikan keuntungan baik dari segi ekonomi maupun arsitektur.

Sistem ini juga memberikan waktu pengerjaan yang bisa dibilang lebih singkat daripada

sistem konvensional. Di amerika sistem ini dapat digunakan untuk perancangan selama musim

dingin. Pemasangan bangunan tersebut tidak terpengaruh oleh cuaca yang dingin. Rangka baja,

termasuk balok dan lantai pracetak didesain untuk didirikan di tiap tingkat setiap lima hari.

Setelah dua lantai didirikan, instalasi jendela dapat mulai dipasang. Jadi tidak ada waktu yang

hilang untuk menunggu tukang batu untuk mulai bekerja.

Mengurangi jumlah kolom juga mengurangi beban terhadap pondasi, jumlah beton yang

sedikit, sehingga waktu konstruksi berkurang. Apabila menggunakan papan pracetak maka berat

bangunan akan lebih ringan daripada beton pracetak dengan demikian maka bangunan lebih

ringan, sehingga beban gempa lebih kecil, dan beban terhadap pondasi juga pasti lebih kecil.

Ketahanan sistem ini terhadap api juga bagus karena ada beberapa alasan. Pertama, baja yang

berhubungan dengan truss hanya terdapat setiap 58 sampai 70 feet tiap lantai, dengan demikian

sistem anti kebakaran dapat diefisienkan.

Staggered Truss Framing Systems

Perilaku Staggered Truss Framing Systems terhadap beban lateral

Dalam STS (Staggered Truss Framing Systems), terdapat rentang lebar bangunan terletak dalam

pola selang-seling, dan rangka selangseling ini umumnya disembunyikan di dalam dinding

partisi dan terdapat Vierendeel panels yang merupakan bukaan untuk koridor (Gambar 2.2).

Dengan kolom hanya pada dinding eksterior bangunan, interior kolom yang biasa dihilangkan,

sehingga memberikan lebar penuh daerah kolom di lantai pertama. Analisis statik nonlinier

dilakukan untuk menyelidiki kinerja seismik dari model struktur. Tambahan beban lateral

proporsional dengan beban lateral seismic diberlakukan untuk struktur model sepanjang arah

melintang.

Page 22: SISTEM GROUNDING & POWER EMERGENCY, SISTEM RANGKA SHEARWALL & TRUSS.pdf

Page 22

Pembebanan Struktur

Dalam perencanaan struktur bangunan harus mengikuti peraturan-peraturan pembebanan yang

berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman. Pengertian beban di sini adalah

beban-beban baik secara langsung maupun tidak langsung yang bekerja struktur bangunan

tersebut. Berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983 (Direktorat

Penyelidikan Masalah Bangunan 1983 pasal 1 hal 7), beban-beban yang mempengaruhi struktur

bangunan adalah sebagai berikut ini.

1. Beban mati ( D ) adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang bersifat

tetap, termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian-penyelesaian, mesin-mesin

serta peralatan tetap yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung itu.

2. Beban hidup (L ) adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau pengguna suatu

gedung, dan ke dalamnya termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang

yang berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang tidak merupakan bagian yang tak terpisahkan

dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup gedung itu, sehingga mengakibatkan

perubahan dalam pembebanan lantai atau atap tersebut.

3. Beban gempa ( E ) ialah semua beban statik ekivalen yang bekerja pada gedung atau bagian

gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu. Dalam hal pengaruh

gempa pada struktur gedung ditentukan berdasarkan suatu analisis dinamik, maka yang diartikan

dengan beban gempa di sini adalah gayagaya di dalam struktur tersebut yang terjadi oleh gerakan

tanah akibat gempa.

Space truss

Space truss adalah sistem struktur yang menggunakan rangka batang tiga dimensi, dimana

batang yang digunakan terbuat dari material yang kuat dan ringan. Space truss biasanya

digunakan dalam struktur yang memiliki bentang panjang tanpa penyangga. Sistem ini memiliki

kekuatan dari penyatuan kekakuan rangka triangular. Beban-beban yang ada akan

ditransformasikan kedalam gaya tekan dan tarik. (Cahyono, 2005)

Keunggulan Space truss

Ringan

Diproduksi di pabrik bentuk dan ukuran sesuai standar minimalisasi error

Mudah ditransportasikan

Murah

Rigid

Indah

Bisa digunakan untuk bermacam-macam bentuk: flat, dome, lengkung, latticed shell, dll

•Kita melihat truss ini sehari-hari:

• Rangka Jembatan

• Rangka Kuda-kuda

• Mengapa berkembang pesat?

• Susunannya mudah dikerjakan karena terdiri dari batang-batang linier

• Efisien, cukup kokoh dan stabil

• Kuncinya adalah pada bentuk segitiga (triangulasi)

Page 23: SISTEM GROUNDING & POWER EMERGENCY, SISTEM RANGKA SHEARWALL & TRUSS.pdf

Page 23

Louvre, I.M. Pei

http://www.travelblat.com/what‐to‐do‐on‐a‐rainy‐day‐in-paris/

Hongkong HSBC Bank, Norman Foster

http://en.wikipedia.org/wiki/File:HK_HSBC_Main_Building_2008.jpg

Page 24: SISTEM GROUNDING & POWER EMERGENCY, SISTEM RANGKA SHEARWALL & TRUSS.pdf

Page 24

Crystal Cathedral, Phillips Johnson

http://cal‐catholic.com/wordpress/2012/07/24/come‐tour‐the‐campus/

Centre Pompidou,Renzo Piano & Richard Rogers

http://www.stageoQheart.net/en/art/Centre‐pompidou‐Beaubourg‐Paris‐200

Page 25: SISTEM GROUNDING & POWER EMERGENCY, SISTEM RANGKA SHEARWALL & TRUSS.pdf

Page 25

Architectural Structures I: Dr. Anne Nichols

Sejarah

• Romawi menggunakan prinsip ini dari bahan kayu (500 BC)

• 1800-mulai dianalisis untuk aplikasi-aplikasi massal (revolusi industri?)

http://vitruviusfootsteps.wordpress.com/2010/02/01/week‐21‐%E2%80%93‐roman‐(mber‐framing‐and‐

differences‐in‐our‐cultural‐tradi(ons/

Page 26: SISTEM GROUNDING & POWER EMERGENCY, SISTEM RANGKA SHEARWALL & TRUSS.pdf

Page 26

Aplikasi Arsitektural

• Secara sederhana, sistem truss banyak digunakan sebagai struktur rangka atap

• Pengetahuan tentang sistem truss digunakan untuk:

• Jika kita memiliki desain dan bentuk truss, serta standard beban, bagaimana kita dapat

menganalisis beban-beban dan gaya pada elemen-elemen batang dan menentukan besar

batangnya?

• Bagaimana menentukan besaran batang truss yang efisien?

Tipologi Truss

• Plane truss/ planar truss: jika rangka-rangka batang bergabung dalam satu bidang (tebal batang

diabaikan) sehingga dianggap sebagai truss 2D.

• Space truss: rangka-rangka batang bergabung dalam arah tiga dimensi pada satu arah.

• Space frame: rangka-rangka batang bergabung dalam arah tiga dimensi pada dua arah.

Plane Truss

Page 27: SISTEM GROUNDING & POWER EMERGENCY, SISTEM RANGKA SHEARWALL & TRUSS.pdf

Page 27

Space Truss

Space Frame

Page 28: SISTEM GROUNDING & POWER EMERGENCY, SISTEM RANGKA SHEARWALL & TRUSS.pdf

Page 28

Struktur Truss

• Variabel dalam desain dan analisis:

– Bentang

– Tebal

– Panjang batang

– Jarak antar tumpuan

– Pola triangulasi

– Material batang

Tipologi Umum

Page 29: SISTEM GROUNDING & POWER EMERGENCY, SISTEM RANGKA SHEARWALL & TRUSS.pdf

Page 29

Struktur Truss

• Terdiri dari elemen-elemen lurus (straight)

• Kestabilan didapat dari geometri segitiga

• Beban hanya bertumpu pada sambungan sendi (pin)

• Jadi,kunci pada struktur truss adalah sambungan sendi.

Sambungan Sendi

Page 30: SISTEM GROUNDING & POWER EMERGENCY, SISTEM RANGKA SHEARWALL & TRUSS.pdf

Page 30

Elemen Segitiga

• Bentuk segitiga sangat stabil, artinya punya ketahanan terhadap deformasi disbanding dengan

bentuk kotak atau lingkaran.

• Bentuk rangka segitiga dapat diaplikasikan hamper ke semua bentuk atau profil.

Page 31: SISTEM GROUNDING & POWER EMERGENCY, SISTEM RANGKA SHEARWALL & TRUSS.pdf

Page 31

Rangka Batang Yang Ideal

• Semua sambungannya adalah sendi. Sambungannya merupakan perpotongan dari garis tengah

setiap elemen batang

• Semua elemen batang hanya bereaksi terhadap gaya tarik dan tekan

• Semua beban merupakan beban terpusat pada titik-titik sambungan

Page 32: SISTEM GROUNDING & POWER EMERGENCY, SISTEM RANGKA SHEARWALL & TRUSS.pdf

Page 32

Gaya-GayaYang Bekerja Asumsi

• Sumbu-sumbu batang bertemu dalam satu titik untuk memudahkan menganalisis

Page 33: SISTEM GROUNDING & POWER EMERGENCY, SISTEM RANGKA SHEARWALL & TRUSS.pdf

Page 33

• Konsekuensi dari asumsi tersebut, pada setiap batang hanya terjadi dua gaya: tekan dan

tarik saja.

Beban Yang Bekerja

• Ada dua macam beban pada elemen truss:

• Tarik (Tension = +)

• Tekan (Compression = ‐)

• 3 elemen dihubungkan oleh 3 sambungan.

• Tambahan 2 elemen, akan dihubungkann oleh 1 sambungan.