sistem pernafasan

30
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pernafasan merupakan suatu mekanisme yang berperan dalam proses kehidupan, dimana terjadi proses suplai oksigen keseluruh tubuh dan pembuangan karbondioksida. Pernafasan berperan dalam mempertahankan kelangsungan metabolism sel sehingga diperlukan fungsi pernafasan yang adekuat, sehingga hasil yang dikeluarkan berupa energy untuk proses metabolisme tubuh. Hal tersebut berhubungan erat dengan sirkulasi udara dalam tubuh kita. 1.2 TUJUAN PEMBELAJARAN. 1.2.1 TUJUAN UMUM. Mengetahui, memahami dan mampu mengaplikasikan teori system pernafasan kedalam tindakan pelayanan keperawatan secara komprehensif. 1.2.2 TUJUAN KHUSUS. 1.2.2.1 Memahami dan mampu menjelaskan pengertian system pernafasan. 1.2.2.2 Memahami dan mampu menjelaskan anatomi system pernafasan. 1.2.2.3 Memahami dan mampu menjelaskan fisiologi system pernafasan. 1.2.2.4 Memahami dan mampu menjelaskan reflek pernafasan. 1

Upload: fransiska-tantris

Post on 26-Jul-2015

343 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Pernafasan

BAB I.PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG.

Pernafasan merupakan suatu mekanisme yang berperan dalam proses kehidupan, dimana

terjadi proses suplai oksigen keseluruh tubuh dan pembuangan karbondioksida.

Pernafasan berperan dalam mempertahankan kelangsungan metabolism sel sehingga

diperlukan fungsi pernafasan yang adekuat, sehingga hasil yang dikeluarkan berupa

energy untuk proses metabolisme tubuh.

Hal tersebut berhubungan erat dengan sirkulasi udara dalam tubuh kita.

1.2 TUJUAN PEMBELAJARAN.

1.2.1 TUJUAN UMUM.

Mengetahui, memahami dan mampu mengaplikasikan teori system pernafasan

kedalam tindakan pelayanan keperawatan secara komprehensif.

1.2.2 TUJUAN KHUSUS.

1.2.2.1 Memahami dan mampu menjelaskan pengertian system pernafasan.

1.2.2.2 Memahami dan mampu menjelaskan anatomi system pernafasan.

1.2.2.3 Memahami dan mampu menjelaskan fisiologi system pernafasan.

1.2.2.4 Memahami dan mampu menjelaskan reflek pernafasan.

1.2.2.5 Memahami dan mampu menjelaskan regulasi pernafasan.

1.2.2.6 Memahami dan mampu menjelaskan metode fisiologi.

1

Page 2: Sistem Pernafasan

Kelangsungan proses metabolismesel

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

1. PENGERTIAN SISTEM PERNAFASAN.

Sistem pernafasan merupakan proses suplai oksigen keseluruh tubuh dan

pembuangan karbondioksida ( hasil dari pembakaran sel ).

Fungsi dari system pernafasan ini menjamin tersedianya oksigen untuk

kelangsungan metabolism sel – sel tubuh serta mengeluarkan karbondioksida

sebagai hasil dari metabolism sel secara terus menerus.

Oksidasi Bahan nutrisiCO2yg harus dikeluarkan oleh tubuh

2. ANATOMI SISTEM PERNAFASAN.

2.1 SISTEM PERNAFASAN BAGIAN ATAS.

2.1.1 LUBANG HIDUNG ( CAVUM NASALE ).

2

Karbohidrat,lemakdan protein + O2 CO2 + H2O + energi

Suplaioksigenadekuat energi

Page 3: Sistem Pernafasan

Cavum nasalis merupakan suatu lubang besar yang dipisahkan oleh

septum.

Hidung dibentuk oleh tulang sejati dan tulang rawan( kartilago ).

Rongga hidung mengandung rambut / fimbriae yang berfungsi sebagai

penyaring / filter kasar terhadap benda asing yang masuk. Pada

permukaan mukosa hidung terdapat epitel bersilia yang mengandung

sel goblet, sel ini mengeluarkan lendir yang dapat menangkap benda

asing masuk kedalam saluran pernafasan. Reseptor bau terletak pada

kribriform plate, didalamnya terdapat saraf cranial I ( nervus

olfaktorius ).

Fungsi dari hidung yaitu sebagai jalan nafas, pengatur udara, pengatur

kelembapan udara/ humidifikasi, pengatur suhu, pelindung, penyaring

udara, indra pencium dan resonator udara.

2.1.2 SINUS PARANASALIS.

Merupakan daerah yang terbuka pada tulang kepala. Sinus diberi nama

sesuai dengan tempat dia berada yaitu: sinus frontalis, sinus

ethmoidalis, sinus spenoidalis dan sinus maxilaris.

Fungsi sinus :

Membantu menghangatkan dan humidifikasi.

Meringankan berat tulang tengkorak.

Mengatur bunyi suara manusia dengan ruang resonansi.

3

Page 4: Sistem Pernafasan

2.1.3 FARING.

Merupakan pipa berotot berbentuk cerobong dengan panjang kurang

lebih 13 cm, yang letaknya bermula dari dasar tengkorak sampai

persambungan dengan esophagus pada ketinggian tulang rawan

( kartilago ) krikoid.

Berdasarkan letaknya faring dibagi menjadi 3 bagianyaitu:

Nasofaring.

Bagian faring yang terletak di belakang hidung diatas palatum

yang lembut.

Fungsi: untuk menjaga tubuh dari infasif organisme yang

masuk kehidung dan tenggorokan.

Orofaring.

Terletak dibelakang mulut di bawah palatum lunak, dimana

dinding lateralnya saling berhubungan.

Fungsi: menampung udara dari nasofaring dan makanan dari

mulut.

Laringofaring.

Merupakan bagian bawah faring yang berhubungan dengan

esophagus dan pita suara yang berada dalam trakea.

Fungsi : pada saat proses menelan dan respirasi.

2.1.4 LARING..

4

Page 5: Sistem Pernafasan

Letaknya dianterior tulang belakang ( vertebra) cervikalis ke 4 dan

cervikalis ke 6.

Laring terdiri atas :

Epiglotis.

Glotis.

Kartilago thyroid.

Kartilago krikoid.

Kartilago aritenoid.

Pita suara.

Fungsi : untuk pembentukan suara, sebagai proteksi jalan nafas

bawah dari benda asing dan untuk memfasilitasi proses terjadinya

batuk.

2.2 SISTEM PERNAFASAN BAGIAN BAWAH.

5

Page 6: Sistem Pernafasan

2.2.1 TRAKHEA.

Merupakan perpanjangan dari laring pada ketinggian tulang vertebra

thorakal ke- 7 yang bercabang menjadi 2 bronchus, ujung cabang

trachea disebut karina. Sifat trakea sangat flexible, berotot dan

memiliki panjang 12 cm, dengan cincin kartilago berbentuk huruf

“ C “, terdapat epithel bersilia tegak yang mengandung banyak sel

goblet, yang mensekresikan lendir / mucus.

2.2.2 BRONCHUS.

Bronkus disusun oleh jaringan kartilago. Pada bronkus terdapat dua

cabang, yang kanan lebih pendek dibandingkan yang kiri.

Fungsi : sebagai penyalur udara yang masuk dari trachea ke

bronkiolus. Tidak terjadi pertukaran gas di bronkus. Disebut juga area

anathomical dead space.

6

Page 7: Sistem Pernafasan

2.2.3 BRONCHIOLUS.

Tidak mengandung jaringan kartilago, sehingga bronkiolus mampu

menangkap udara, namun juga dapat mengalami kolaps. Merupakan

awal dari proses pertukaran gas.

2.3 SISTEM PERNAFASAN TERMINAL

2.3.1 ALVEOLI.

Alveoli merupakan kantong udara yang berukuran sangat kecil dan

merupakan akhir dari bronkiolus respiratorius. Seluruh unit alveoli

terdiri atas bronkiolus respiratorius, duktus alveolus dan alveolar sacs

( kantong alveolus ). Terdapat 24 juta alveoli pada bayi baru lahir,

300 juta alveoli pada orang dewasa.

Fungsi : pertukaran oksigen dan karbondioksida diantara kapiler

pulmoner dan alveoli.

2.3.2 PARU – PARU.

7

Page 8: Sistem Pernafasan

Terletak pada rongga dada berbentuk kerucut yang ujungnya berada

diatas tulang iga 1 dan dasarnya berada pada diafragma. Paru – paru

kanan mempunyai 3 lobus dan paru – paru kiri mempunyai 2 lobus.

Paru – paru kanan dan kiri dipisahkan oleh ruang yang disebut

mediastinum. Jantung, aorta, vena cava, pembuluh paru – paru,

esophagus, bagian dari trakea dan bronkus, serta kelenjar timus juga

terdapat pada mediastinum. Setiap paru – paru terbagi menjadi

beberapa sub bagian menjadi sekitar 10 unit terkeci l yang disebut

broncopulmonery segmens.

2.3.3 DADA, DIAFRAGMA DAN PLEURA.

Tulang dada / sternum berfungsi melindungi paru – paru, jantung dan

pembuluh darah besar / aorta. Bagian luar rongga dada terdiriatas 12

pasang costae, bagian atas dada pada daerah leher terdapat 2 otot

tambahan inspirasi yaitu otot scaleneus dan sternokleidomastoid.

Selama inspirasi, memperluas rongga dada atas dan menstabilkan

dinding dada dan mengangkat sternum.

Diafragma terletak dibawah rongga dada; berbentuk seperti kubah

pada kondisi relaksasi. Pengaturan saraf diafragma terdapat pada

susunan saraf spinal pada tingkat C3, sehingga jika terjadi kecelakaan

pada saraf C3 ( nervusphrenikus ) akan mengakibatkan gangguan

ventilasi.

Pleura merupakan membrane serosa yang meliputi paru – paru. Ada 2

macam pleura yaitu pleura parietal ( lapisan luar paru – paru ) dan

8

Page 9: Sistem Pernafasan

pleura visceral ( lapisan dalamparu – paru ). Diantara kedua pleura

terdapat cairan pleura yang berfungsi mencegah perlekatan dan

pergesekan satu sama lain pada saat respirasi / bernafas. Tekanan

dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfer,

2.3.4 SIRKULASI PULMONER.

Suplai darah ke dalam paru merupakan sesuatu yang unik.

Paru-paru mempunyai dua sumber suplai darah yaitu : arteri

bronkhialis dan arteri pulmonalis. Sirkulasi bronkhial menyediakan

darah teroksigenasi dari sirkulasi sistemik dan berfungsi memenuhi

kebutuhan metabolisme jaringan paru-paru. Arteri bronkhialis berasal

dari aorta thorakalis dan berjalan sepanjang dinding posterior

bronkhus. Vena bronkhialis akan mengalirkan darah menuju vena

pulmonalis.

Arteri pulmonalis berasal dari ventrikel kanan mengalirkan

darah vena ke paru-paru, dimana darah tersebut bagian dari pertukaran

gas. Jalinan kapiler paru-paru yang halus mengitari dan menutupi

alveolus merupakan kontak yang diperlukan untuk perrtukaran gas

antara alveolus dan darah.

3. FISIOLOGI PERNAFASAN.

Proses pernafasan dibagi menjadi 3 proses utama, yaitu: ventilasi pulmonal, difusi

dan transportasi.

9

Page 10: Sistem Pernafasan

3.1 VENTILASI PULMONAL

Proses keluar masuknya udara antara atmosfer dan alveoli paru-paru.

Udara bergerak masuk dan keluar dari paru-paru dikarenakan adanya selisih

tekanan udara diatmosfer dan alveolus serta didukung kerja mekanik otot –

otot. Selama inspirasi volume rongga dada bertambah besar karena diafragma

turun dan iga terangkat akibat kontraksi beberapa otot.Otot serratus, otot

scaleneus dan intercostalis externus berperan mengangkat iga, sedangkan otot

sternokleidomastoideus mengangkat sternum keatas.

Mekanisme ventilasi dimulai dari proses inspirasi. Selama inspirasi udara

bergerak dari luar kedalam trakea, bronkus, bronkiolus dan alveoli.Selama

ekspirasi gas yang terdapat dalam alveolus prosesnya berjalan seperti inspirasi

dengan alur terbalik. Faktor fisik yang mempengaruhi keluar masuknya udara

merupakan gabungan dari ventilasi mekanik yang terdiri atas:

3.1.1 PERBEDAAN TEKANAN UDARA

Udara mengalir dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan

rendah. Selama inspirasi pergerakan diafragma dan otot – otot bantu

pernafasan lainnya memperluas rongga dada sehingga menurunkan

tekanan dalam rongga dada sampai dibawah tekanan atmosfir. Hal ini

menyebabkan udara tertarik melalui trakea dan bronkus lalu masuk

hingga kedalam alveoli.Saat ekspirasi normal, diafragma relaksasi dan

paru – paru mengempis, hal ini menyebabkan penurunan luas rongga

dada.Tekanan olveoli kemudian melebihi tekanan di atmosfir sehingga

udara terdesak keluar dari paru – paru menuju atmosfir.

3.1.2 RESISTENSI JALAN UDARA

Peningkatan tekanan dari cabang bronkus dan adanya benda asing

dalam saluran nafas akan mengakibatkan udara terhambat masuk ke

dalam alveolus.

3.1.3 COMPLIAN PARU-PARU

Merupakan kemampuan paru – paru untuk mengembang dan

mengempis.Saat inspirasi paru – paru mengembang dan saat ekspirasi

paru – paru mengempis.

10

Page 11: Sistem Pernafasan

3.2 DIFFUSI

Proses difusi gas – gas melintasi membrane antara alveolus kapiler yang tipis.

kurang dari 0,5 mm. Proses pemindahan ini terjadi selisih tekanan parsial

antara darah dan fase gas. Tekanan oksigen dalam atmosfer sama dengan

tekanan laut yakni kurang lebih 149 mmHg ( 21 % dari 760 mmHg ).

Pada saat inspirasi, tekanan partial oksigen mengalami penurunan sampai

sekitar 103 mmHg, sebagai akibat dari udara yang tercampur dengan ruang

rugi anatomis pada saluran udara dengan uap air.

Faktor – faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi gas melalui membrane

paru adalah:

Perbedaan tekanan dalam membrane.

Perbedaan besar area membrane paru – paru.

Ketebalan membrane.

Koefisien difusi.

3.3 TRANSPORTASI

3.3.1 TRANSPORT OKSIGEN DALAM DARAH

Sistem pengangkutan oksigen dalam tubuh terdiri atas paru – paru dan

system kardiovaskuler. Pengangkutan oksigen kejaringan tertentu

tergantung pada:

Jumlah oksigen yang masuk paru.

Pertukaran gas yang cukup pada paru.

Aliran darah ke jaringan.

Kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah.

3.3.2 TRANSPORT KARBONDIOKSIDA DALAM DARAH

Transport karbondioksida dari jaringan ke paru – paru yang

selanjutnya dibuang dilakukan dengan 3 cara yaitu:

10 % secara fisik larut dalam plasma.

20 % berikatan dengan gugus amino pada hemoglobin dalam

sel darah merah. Hemoglobin yang berkaitan dengan

karbondioksida disebut karbaminohemoglobin.

70 % ditransport sebagai bikarbonat plasma.

11

Page 12: Sistem Pernafasan

Kelarutan karbondioksida dalam darah kira – kira 20 kali lebih

besar daripada kelarutan oksigen, dimana terjadi difusi dalam sel

darah merah dengan cepat dan mengalami hidrasi menjadi H2CO3,

yang -disebabkan adanya aktivitas enzim anhidrase karbonat,

disosiasi hasil yang terjadi H + dan HCO -3 ,reaksi tersebut dapat

digambarkan adanya keseimbangan asam dan basa, yang juga

dipengaruhi oleh fungsi paru dan homoestasis karbondioksida.

3.3.3 KURVA DISOSIASI OKSIHEMOGLOBINE

Oksihemoglobin adalah struktur terikatnya oksigen pada hemoglobin.

Pengaruh PaO2 terhadap oksihemoglobin tidak digambarkan dengan

fungsi garis lurus, karena pengaruh tekanan oksigen dalam pembuluh

darah tidak bersifat langsung atau proporsinya bukan perbandingan

1 : 1. Gambaran kurva dalam kondisi PO2 sebesar 60 – 100 mmHg

akan menghasilkan kurva datar ( plateau ) dengan saturasi 90 %, jika

PO2< 40 – 50 kurva yang digambarkan terlihat curam.Hal ini

menginformasikan bahwa daya hemoglobin untuk mengangkut oksigen

menurun sehingga oksigen mudah lepas.

Ada 3 faktor penting yang mempengaruhi kurva ikatan disosiasi

oksihemoglobin yaitu : pH, suhu, konsentrasi 2,3 difosfogliserat.

- PO2 ↑ + Hb = HbO2 ← pH ↓, suhu ↓ atau

- PO2 ↓ + O2 → pH ↑ dan suhu ↓

12

Page 13: Sistem Pernafasan

4. REFLEK PERNAFASAN

Ada 2 yaitu :

4.1 Reflek Batuk.

Mekanisme terjadinya reflek batuk dimulai dari terangsangnya

bagian – bagian yang peka pada saluran pernafasan. Rangsang ditangkap oleh

sensor taktil dan kemoreseptor aferen melalui nervus vagus menuju pusat

pernafasan yaitu medulla oblongata.Selanjutnya pusat pernafasan

memerintahkan tubuh untuk melakukan reflek batuk agar benda asing dapat

dikeluarkan. Tubuh merespon dengan menginspirasi udara keparu – paru,

menutup glottis, menutup pita suara agar udara inspirasi tertahan didalam

paru – paru. Udara tersebut akan menimbulkan tekanan dalam alveolus

sehingga otot – otot abdomen dan intercostalis interna berkontraksi dengan

kuat lalu secara mendadak terjadilah ekspirasi. Ekspirasi yang kuat mendadak

membuat epiglottis dan pita suara terbuka yang disebut dengan batuk ( volume

tekanan = 100 mph ).

4.2 Reflek bersin.

Reseptor yang digunakan pada reflek bersin adalah reseptor taktil dihidung,

yang diteruskan ke nervus trigeminus selanjutnya dibawa ke pusat pernafasan

di medulla oblongata. Urutan mekanisme reflek bersin sama dengan reflek

batuk.

5. REGULASI PERNAFASAN

Kontrol dari pengaturan pernafasan dilakukan oleh system saraf dan kadar /

konsentrasi gas – gas yang ada di dalam darah. Pusat pernafasan di medulla

oblongata mengatur :

Rate impuls respirasi rate.

Amplitudo impuls tidal volume.

Pusat inspirasi dan ekspirasi: posterior medulla oblongata.

Pusat kemoreseptor : anterior medulla oblongata.

Pusat apneu dan pneumothorak : pons varoli.

13

Page 14: Sistem Pernafasan

6. METODE FISIOLOGIS

Metode fisiologis dengan menggunakan spirometer. Spirometer adalah alat untuk

mengukur aliran udara yang masuk dan keluar paru-paru dan dicatat dalam grafik

volum per waktu.

Tujuan :

-       mengukur volume paru secara statis dan dinamik

-       menilai perubahan atau gangguan pada faal paru

Bentuk spirogram adalah hasil dari spirometri. Beberapa hal yang menyebabkan

spirogram tidak memenuhi syarat :

1. Terburu-buru atau penarikan nafas yang salah

2. Batuk

3. Terminasi lebih awal

4. Tertutupnya glottis

5. Ekspirasi yang bervariasi

6. Kebocoran

Spirometer menghasilkan gambaran fungsi paru sebagai berikut:

6.1 Tidal volume ( TV )

Volume udara yang masuk dan keluar paru – paru dalam kondisi istirahat.

N = +500 cc.

6.2 Inspirasi reserve volume ( IRV )

Volume yang masuk pada saat inspirasi maksimal setelah inspirasi secara

biasa.

Laki – laki = 3300 cc, perempuan = 1900 cc.

14

Page 15: Sistem Pernafasan

6.3 Ekspirasi Reserve Volume ( ERV )

Volume udara yang dapat dikeluarkan secara aktif dalam paru – paru melalui

kontraksi otot – otot ekspirasi setelah ekspirasi secara biasa.

N: laki – laki = 1000 cc, perempuan = 700 cc.

6.4 Residual Volume ( RV )

Udara yang masih tersisa dalam paru – paru setelah ekspirasi maksimal.

N : laki – laki = 1200 cc, perempuan 1100 cc.

6.5 Inspirasi Capasiti ( IC )

Jumlah udara maksimal yang dapat diinspirasi setelah ekspirasi normal.

Normalnya = 3600 ml.

IC = IRC + TV

6.6 Fungsional Residual Capasiti ( FRC )

Jumlah gas yang tertinggal di paru-paru setelah ekspirasi volume tidak normal.

Normalnya = 2400 ml.

FRC = ERV + RV

6.7 Vital Capasiti ( VC )

Jumlah gas yang dapat diekspirasi setelah inspirasi secara maksimal.

Seharusnya 80 % TLC. Normal = 4800 ml.

VC = IRC + TV + ERV

6.8 Total Lung Capasiti ( TLC )

Jumlah total udara yang dapat dimasukkan ke dalam paru-paru setelah

inspirasi maksimal.

TLC = VC + RV, normal: laki – laki = 6000 cc, perempuan = 4200 cc.

6.9 Ruang Rugi ( Anatomical Dead Space )

Area disepanjang saluran nafas yang tidak terlibat proses pertukaran gas

( 150 cc ).

15

Page 16: Sistem Pernafasan

7. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI

PERNAFASAN.

Pada umumnya frekuensi pernafasan normal pada manusia berkisar 15-18x/menit.

Cepat atau lambatnya frekuensi pernafasan manusia dipengaruhi oleh beberapa

factor, yaitu:

7.1 Usia.

Bayi dan balita memiliki frekuensi bernapas lebih banyak dibanding orang

dewasa. Hal itu disebabkan volume paru paru yang relatif kecil dan sel-sel

tubuh sedang berkembang sehingga membutuhkan banyak oksigen. Orang tua

juga memiliki frekuensi napas lebih banyak karena kontraksi otototot dada dan

diafragma tidak sebaik saat masih muda, sehingga udara pernapasan lebih

sedikit.

7.2 Jenis kelamin.

Frekuensi pernapasan wanita pada umumnya lebih banyak daripada laki-laki.

Hal ini disebabkan wanita pada umumnya memiliki volume paru-paru lebih

kecil dari laki-laki sehingga frekuensi bernapasnya lebih banyak.

7.3 Suhu tubuh.

Semakin tinggi suhu tubuh (demam) maka frekuensi pernapasan akan semakin

cepat.Dilingkungan yang panas, tubuh mengalami peningkatan metabolisme

untuk mempertahankan suhu agar tetap stabil. Untuk itu tubuh harus lebih

banyak mengeluarkan keringat agar menurunkan suhu tubuh. Aktivitas ini

membutuhkan energi yang dihasilkan dari peristiwa oksidasi dengan

16

Page 17: Sistem Pernafasan

menggunakan oksigen sehingga akan dibutuhkan oksigen yang lebih banyak

untuk meningkatkan frekwensi pernafasan.

7.4 Lingkungan.

Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi

daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup

individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki laju

pernapasan dan jantung yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang

meningkat.Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan

berdilatasi, sehingga darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah

panas yang hilang dari permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung

meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan

yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya

meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan kegiatan-kegiatan

jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen.

7.5 Aktifitas fisik.

Orang yang banyak melakukan kegiatan memerlukan lebih banyak energi

dibandingkan dengan orang yang tidak melakukan kegiatan (santai/tidur).

Oleh karena itu, tubuh memerlukan lebih banyak oksigen untuk oksidasi

biologi dan lebih banyak memproduksi zat sisa. Tubuh perlu meningkatkan

frekuensi pernapasan agar dapat menyediakan oksigen yang lebih banyak.

7.6 Posisi tubuh.

Posisi tubuh sangat berpengaruh terhadap frekuensi pernapasan. Pada tubuh

yang berdiri, otot-otot kaki akan berkontraksi sehingga diperlukan tenaga

untuk menjaga tubuh tetap tegak berdiri. Untuk itu diperlukan banyak O2 dan

diproduksi banyak CO2. Pada posisi tubuh berdiri, frekuensi pernapasannya

meningkat.

Pada posisi duduk atau tiduran, beban berat tubuh disangga oleh sebagian

besar bagian tubuh sehingga terjadi penyebaran beban. Hal ini mengakibatkan

jumlah energi yang diperlukan untuk menyangga tubuh tidak terlalu besar

sehingga frekuensi pernapasannya juga rendah.

7.7 Status Kesehatan.

Pada orang yang sehat, sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat

menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan

tetapi penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada

17

Page 18: Sistem Pernafasan

terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-

penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya terhadap

oksigen darah. Salah satu contoh kondisi kardiovaskuler yang mempengaruhi

oksigen adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan

karbondioksida maka anemia dapat mempengaruhi transportasi gas-gas

tersebut ke dan dari sel.

7.8 Narkotika.

Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan

ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan

obat-obat narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman

pernapasan.

Frekuensi pernapasan rata-rata normal menurut usia :

• Bayi baru lahir : 40- 60 x/menit.

• 1 - 11 bulan: 30x/menit

• 2 tahun: 25x/menit

• 4 - 12 tahun: 19 – 23x/menit

• 14 - 18 tahun: 16 - 18x/menit

• Dewasa: 12 - 20x/menit

• Lansia ( >65 tahun ) Jumlah respirasi meningkat bertahap, kita pun menjadi

lemas. (Junior, 2009)

18

Page 19: Sistem Pernafasan

BAB III. PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Setelah mempelajari tentang anatomi dan fisiologi pernafasan ini, kami penulis

membuat suatu kesimpulan bahwa :

1. Respirasi dapat didefinisikan sebagai gabungan aktifitas mekanisme yang berperan

dalam proses suplai oksigen ke seluruh jaringan tubuh dan pembuangan berupa

karbondioksida serta energi ilkan.

2. Saluran respirasi digolongkan menjadi 2 berdasarkan letaknya, yaitu :

2.1 Saluran respirasi bagian atas, dengan fungsi utama sebagai :

2.1.1 Air conduction ( penyalur udara ), sebagai saluran yang meneruskan udara

menuju saluran nafas bagian bawah untuk pertukaran gas.

2.1.2 Protection ( perlindungan ), sebagai pelindung saluran nafas bagian bawah

agar terhindar dari masuknya benda asing

2.1.3 Warming, filtrasi dan humidifikasi, sebagai bagian yang menghangatkan,

menyaring dan memberi kelembapan udara yang dihirup

2.2 Saluran respirasi bagian bawah

2.2.1 Saluran udara konduktif , sering disebut juga tracheobronchial tree yang

terdiri dari trakhea, bronchus dan bronchiolus

2.2.2 Saluran respiratorius terminal, berfungsi sebagai penyalur ( konduksi ) gas

masuk dan keluar dari satuan respiratorius terminal yang juga merupakan

tempat pertukaran gas yang sesungguhnya.

3. Secara garis besar pernafasan dibagi menjadi 2 yaitu :

3.1 Pernafasan dalam / internal : pertukaran gas antar organel sel yang

menggambarkan proses metabolisme intraselluler sampai menghasilkan suatu

energi

3.2 Pernafasan external/luar : absorbsi oksigen dan pembuangan karbondioksida

dengan urutan sebagai berikut : ventilasi, difusi, transportasi

19

Page 20: Sistem Pernafasan

3.2 SARAN.

Agar respirasi dapat berlangsung dengan normal, diperlukan beberapa faktor yang

menunjang, yaitu :

1. Suplai oksigen yang adekuat

Tempat yang tinggi tidak mengubah komposisi udara, tetapi menyebabkan

tekanan oksigen ( PO2 ) menurun, reaksi yang ditimbulkan biasanya berupa

keluhan : nyeri kepala, mua, sesak, lemah, palpitasi, mengantuk dan penglihatan

kabur, hal ini bisa disebut juga “ Mountain Sickness “

Adapun faktor yang berperan dalam oksigenasi :

1.1 Peningkatan ventilasi alveolus

1.2 Penyesuaian komposisi asam basa dan cairan tubuh

1.3 Peningkatan kapasitas pengangkutan oksigen dan peningkatan curah jantung

2. Saluran udara yang utuh

Pernfasan dapat terganggu dan tidak dapat berjalan lancar apabila saluran udara

yang mengalirkan oksigen dari udara melalui trakheobronkhial menuju membran

alveolus kapiler dalam kondisi terhambat. Hambatan tersebut dapat berupa :

tenggelam, benda asing dsbnya

3. Fungsi pergerakan dinding dada dan diafragma yang normal

Kelemahan fungsi dinding dada akan mempengaruhi pola pernafasan. Penyebab

utama terganggunya fungsi tersebut adalah trauma / fraktur tulang iga, penyakit

syaraf lainnya ( GBS, Myastenia Gravis )

4. Adanya alveoli dan kapiler yang bersama-sama berfungsi membentuk unit

pernafasan terminal dalam jumlah yang cukup

5. Jumlah haemoglobine yang adekuat untuk membawa oksigen ke sel – sel tubuh

6. Suatu sistem sirkulasi yang utuh dan pompa jantung yang efektif

7. Berfungsinya pusat pernafasan secara normal

20

Page 21: Sistem Pernafasan

DAFTAR PUSTAKA

Evelyn C. Pearce, Anatomy dan Fisiologi untuk Paramedis, PT. Gramedia, Pustaka Utama, Jakarta, 2008

Heni Rokhaeni, SMIp, CCRN, et all, Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, edisi pertama, Bidang Pendidikan dan Pelatihan, Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional, Harapan Kita, Jakarta, 2001

Irman Soemantri, Keperawatan Medical Bedah, Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan gangguan Sistem Pernafasan, Salemba Medika, Jakarta, 2007

Jan Tambayong, dr, Anatomy dan Fisiologi untuk Keperawatan, Buku Kedokteran, EGC, Jakarta, 2001

WF. Ganong, Buku ajar Fisiology kedokteran, Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2008

21