sistem manajemen kualitas internasional.doc tugas tqm qq1h8c

Upload: adha-panca-wardanu

Post on 17-Oct-2015

258 views

Category:

Documents


82 download

TRANSCRIPT

  • MAKALAH MANAJEMEN MUTU TERPADU SISTEM MANAJEMEN KUALITAS INTERNATIONAL

    DOSEN PENGAJAR : Nur Hasanah S.E. MSc

    DISUSUN OLEH KELOMPOK 11 1. M.KHALDRA JAYUSMAN (C1B008129)

    2. M.RIVAN (C1B008136) 3. NANDA REGEN (C1B008137)

    FAKULTAS EKONOMI

    MANAJEMEN UNIVERSITAS JAMBI

    2012

  • Sistem Manajemen Kualitas Internasional

    Pengertian Sistem Manajemen Kualitas

    Menurut Gaspersz (2001), Sistem manajemen kualitas (QMS) merupakan sekumpulan

    prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen sistem yang

    bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang dan atau jasa) terhadap

    kebutuhan atau persyaratan tertentu. Kebutuhan atau persyaratan itu ditentukan atau

    dispesifikasikan olehpelanggan dan organisasi.

    Sistem manajemen kualitas mendefinisikan bagaimana organisasi menerapkan praktek-

    praktek manajemen kualitas secara konsisten untuk memenuhi kebutuhan pelanggan

    dan pasar. Terdapat beberapa karakteristik umum dari sistem manajemen kualitas, antara lain

    sebagai berikut (Gaspersz, 2001, pp.10-11):

    Sistem manajemen kualitas mencakup suatu lingkup yang luas dari aktivitas-aktivitas

    dalam organisasi modern. Kualitas dapat didefinisikan melalui lima pendekatan utama,

    antara lain sebagai berikut: transcendent quality yaitu suatu kondisi ideal menuju

    keunggulan; product based quality yaitu suatu atribut produk yang memenuhi

    kualitas; user based quality yaitu kesesuaian atau ketepatan dalam penggunaan

    produk; manufacturing based qualityyaitu kesesuaian terhadap persyaratan-

    persyaratan standar; value based quality yaitu derajat keunggulan pada tingkat harga

    yang kompetitif.

    Sistem manajemen kualitas berfokus pada konsistensi dari proses kerja. Hal ini

    sering mencakup beberapa tingkat dokumentasi terhadap standar-standar kerja.

    Sistem manajemen kualitas berlandaskan pada pencegahan kesalahan sehingga

    bersifat proaktif, bukan pada deteksi kesalahan yang bersifat reaktif. Patut diakui pula

    bahwa banyak sistem manajemen kualitas tidak akan efektif sepenuhnya pada

    pencegahan semata, sehingga sistem manajemen kualitas juga harus berlandaskan pada

    tindakan korektif terhadap masalah-masalah yang ditemukan. Dalam kaitan dengan hal

    ini, sistem manajemen kualitas merupakan suatu closed loop system yang mencakup

    deteksi, umpan balik, dan korelasi. Proporsi terbesar harus diarahkan pada pencegahan

    kesalahan sejak tahap awal.

  • Sistem manajemen kualitas mencakup elemen-elemen: tujuan (objectives), pelanggan

    (customer), hasil-hasil (outputs), proses-proses (processes), masukan-masukan (inputs),

    pemasok (suppliers), dan pengukuran untuk umpan balik dan umpan maju

    (measurement for feedback and feedforward).

    Tahapan Penerapan Sistem manajemen Kualitas

    Terdapat beberapa tahapan dalam menerapkan suatu sistem manajemen kualitas, antara lain

    sebagai berikut (Gaspersz, 2001, pp. 11-17):

    1. Memutuskan untuk mengadopsi suatu standar sistem manajemen mutu yang akan

    diterapkan.

    2. Menetapkan suatu komitmen pada tingkat pemimpin senior dari organisasi

    3. Menetapkan suatu kelompok kerja atau komite pengaruh yang terdiri dari manajer-manajer

    senior.

    4. Menugaskan wakil manajemen (management representative).

    5. Menetapkan tujuan-tujuan kualitas dan implementasi sistem

    6. Meninjau ulang sistem manajemen kualitas yang sekarang.

    7. Mendefinisikan struktur organisasi dan tanggung jawab.

    8. menciptakan kesadaran kualitas (quality awareness) pada semua tingkat dalam organisasi.

    9. Mengembangkan peninjauan ulang dari sistem manajemen kualitas dalam manual kualitas

    (buku panduan).

    10. Menyepakati bahwa fungsi-fungsi dan aktivitas dikendalikan oleh prosedur-prosedur.

    11. Mendokumentasikan aktivitas terperinci dalam prosedur operasional atau prosedur

    terperinci.

    12. Memperkenalkan dokumentasi.

    13. Menetapkan partisipasi karyawan dan pelatihan dalam sistem.

    14. Meninjau ulang dan melakukan audit sistem manajemen kualitas.

  • HAMBATAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN KUALITAS

    Kebanyakan program perbaikan kualitas gagal karena satu dari dua alasan berikut :

    program program itu memiliki sistem manajemen kualitas tetapi tiadakeinginan besar dari

    manajemn puncak untuk menerapkannya, atau manajemen puncak memiliki keinginan untuk

    menerapkannya tetapi tiada sistem manajemen kualitas padaoraganisasi tersebut. Berdasarkan

    studi dari berbagai pustaka manajemen kualitas,Masters (1996) mengemukakan hambatan

    pengembangan sistem manajemen kualitassebagai berikut:

    1.Ketiadaan komitmen dari manajemen.

    2.Ketiadaan pengetahuan atau kekurangpahaman tentang manajemen kualitas.

    3.Ketidakmampuan mengubah kultur perusahaan

    4.Ketidaktepatan perencanaan kualitas.

    5.Ketiadaan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan.

    6.Ketidakmampuan membangun suatu learning organization yang memberikan perbaikan

    terus menerus.

    7.Ketidakcocokan struktur organisasi serta departemen dan individu yang terisolasi.

    8.Ketidakcukupan sumber daya.

    9.Ketidaktepatan sistem penghargaan dan balas jasa bagi karyawan.

    Ketatnya persaingan di jaman globalisasi menyebabkan suatu perusahaan saling berlomba

    untuk mendapatkan konsumen sebanyak mungkin dengan berbagai macam sumber daya yang

    dimiliki, pada sisi lain tidak dapat dipungkiri bahwa konsumen semakin selektif dalam

    memilih sebuah produkbarang/jasa yang diminati. Tidak hanya cukup dengan memberikan

    kualitas pelayanan terbaik dalam mencapai apa yang disebut dengan customer

    satisfaction akan tetapi kualitas barang/jasa yang ditawarkan juga harus mampu memberikan

    jaminan mutu, sehingga mau tidak mau agar mampu memenuhi tuntukan konsumen tersebut

    penerapan Sistem Manajemen Kualitas rupa-rupanya tidak dapat dihindari lagi.

  • Menurut beberapa ahli, definisi kualitas adalah:

    1. Philip B. Crosby

    Kualitas adalah kesesuaian terhadap persyaratan (conformance to requirement of

    spesification), seperti jam yang tahan air atau sepatu yang tahan lama. Pendekatan Crosby

    adalah proses top-down.

    2. W. Edwards Deming

    Kualitas adalah pemecahan masalah untuk mencapai penyempurnaan terus-menerus.

    Pendekatan Deming adalah bottom-up.

    3. Joseph M. Juran

    Kualitas adalah kesesuaian dengan penggunaan (fitness for use), seperti sepatu yang

    dirancang untuk olahraga. Pendekatan Juran adalah orientasi pada pemenuhan harapan

    pelanggan.

    4. Westinghouse

    Kualitas adalah performa kerja yang dapat memenuhi keinginan customer secara cepat dan

    tepat.

    Kualitas menurut ISO 9000:2000 adalah derajat atau tingkat karakteristikyang melekat pada

    produk yang mencukupi persyaratan atau keinginan.

    Secara konvensional Kualitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung suatu produk,

    seperti: penampilan, keandalan, kemudahan penggunaan, estetika, dan sebagainya. Definisi

    strategik menyatakan bahwa kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi

    keinginan atau kebutuhan pelanggan. (Gasperz, p.4)

  • ISO 9001

    ISO 9001 adalah sebuah aturan tertulis yang mensyaratkan agar sebuah organisasi

    (perusahaan)

    Menerapkan aturan-aturan baku yang standard untuk memenuhi kepuasan pelanggan

    Yang menjadi fokus dalam System Manajemen Mutu - Quality Management System ISO

    9001 adalah system manajemen atau pengelolaan mutu, yg harus mengacu kepadastandard

    internasional ISO 9001 yang dikeluarkan oleh badan standarisasi internasional

    atauInternational Organization for Standardization. ISO sendiri bukan singkatan

    dariInternational Standardization Organization. ISO berasal dari bahasa Yunani "Isos"

    yang berarti sama atau seragam.

    SEJARAH

    Pada tahun 1987 Committee of the International Organization for Standardization (IOS) yang berkantor pusat di Jenewa, Swiss, mengeluarkan Standard Mutu International. Standard ini adalah ISO 9000 series yang termasuk di dalamnya adalah ISO 9001, 9002, 9003 dan 9004. Standard ini kemudian direvisi pada tahun 1994 dan setelah 6 tahun direvisi kembali menjadi IS0 9001 versi 2008

    ISO 9001:2008 adalah Standard Sistem Manajemen Mutu yang telah mendapat pengakuan dari banyak negara di dunia seperti: semua negara Uni Eropa, Amerika, Jepang, Australia, ASEAN, dan di lebih 100 negara. PENGERTIAN ISO 9001:2008

    ISO 9001:2008 adalah Sistem Manajemen Mutu, yaitu :

    Sistem Manajemen untuk mengarahkan dan mengontrol organisasi berkaitan dengan mutu .

    DEFINISI MUTU MENURUT ISO 9000:2008

    Mutu (Quality) adalah :

    Derajat yang dicapai oleh karakteristik yang inheren dalam memenuhi persyaratan

    (Degree to which a set of inherent characteristics fulfils requirements)

  • Jadi dapat dikatakan bahwa mutu itu bukan hanya berhubungan dengan mutu produk saja,

    tetapi juga dengan persyaratan lain seperti: Ketepatan pengiriman , biaya yang rendah,

    pelayanan yang memuaskan pelanggan dan bisa dipenuhinya peraturan pemerintah yang

    berhubungan dengan produk yang dipasarkan.

    MANFAAT PENERAPAN ISO 9000

    Menghadapi era perdagangan bebas (AFTA) 2003, perusahaan sebaiknya sudah

    menerapkan System Manajemen Mutu agar membantu perusahaan dalam meningkatkan

    kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui penyediaan jaminan mutu yang lebih baik.

    Nilai kompetisi dan image perusahaan semakin meningkat dengan sertifikasi ISO

    9001:2008

    Penerapan ISO 9001:2008 akan meningkatkan produktivitas, efisiensi, efektifitas

    operasional dan mengurangi biaya yang ditimbulkan barang cacat (reject) atau barang

    bermutu rendah dan limbah.

    Membuat sistem kerja dalam suatu perusahaan menjadi standar kerja yang terdokumentasi

    dan mempunyai aturan kerja yang baik sehingga memudahkan dalam pengendalian.

    Dapat berfungsi sebagai standar kerja untuk melatih karyawan yang baru

    Menjamin bahwa proses yang dilaksanakan sesuai dengan sistem manajemen mutu yang

    ditetapkan

    Akan memudahkan Top Management dalam pencapaian target karena sudah

    dipersiapkannya target yang terukur dan rencana pencapaiannya

    Meningkatkan semangat dan moral karyawan karena adanya adanya kejelasan tugas dan

    wewenang (Job Description) dan hubungan antar bagian yang terkait sehingga karyawan

    dapat bekerja dengan efisien dan efektif.

    Dapat mengarahkan karyawan agar berwawasan Mutu dalam memenuhi permintaan

    pelanggan, baik internal maupun eksternal.

    . DELAPAN PRINSIP MANAJEMEN MUTU

    Sebagai dasar untuk menerapkan ISO 9001:2008 agar efektif dan efisien, sebaiknya

    perusahaan mengikuti 8 Prinsip Manajemen Mutu. Prinsip ini bukan harus diterapkan

    sekaligus, tetapi secara bertahap selagi perusahaan masih eksis dalam menjalankan bisnisnya.

  • Delapan Prinsip ini merupakan aturan-aturan dasar untuk memimpin dan melaksanakan suatu

    organisasi. (Fundamental rules for leading and operating an organization)

    1. Customer Focus (Fokus kepada pelanggan)

    2. Leadership (Kepemimpinan)

    3. Involvement of People (Keterlibatan orang-orang / karyawan)

    4. Process Approach (Pendekatan proses)

    5. System Approach to Management (Pendekatan sistem untuk manajemen)

    6. Continual Improvement (Perbaikan terus menerus)

    7. Factual approach to decision making (Pendekatan faktual untuk pembuatan keputusan)

    8. Mutually beneficial supplier relationships (Hubungan dengan pemasok saling

    menguntungkan)

    Sebagai sebuah system manajemen formal / baku, ISO 9001 mengatur system dokumentasi

    organisasi terkait manajemen mutunya. Dokumen dalam system management mutu ISO

    9001biasanya berisi kebijakan mutu (Quality Policy), sasaran mutu (Quality

    Objectives), danpedoman mutu (Quality Manual). Sedangkan system manajemen

    mutu itu sendiri mencakup antara lain:

    Customer contracts

    Rekrutmen dan pelatihan karyawan

    Design dan pengembangan produk dan jasa

    Produksi dan pengiriman produk.

    Pemilihan pemasok (Suppliers)

    Tanggung-jawab Manajemen.

    Internal audit mutu.

    Pengukuran dan pemantauan

    Perbaikan berkesinambungan

    Tindakan perbaikan dan pencegahan

  • Mutu, dalam System Manajemen Mutu - Quality Management System ISO 9001, bisa

    mencakup kualitas produk (Q), biaya atau Cost (C), pengiriman atau Delivey (D), keamanan /

    keselamatan atau safety (S) dan morale (M) atau biasa disingkat dengan QCDSM.

    System Manajemen Mutu - Quality Management System ISO 9001 menggunakan

    pendekatan proses (Process Approach), pendekatan system (system approach) dan juga

    menggunakan pola Plan-Do-Check-Action (PDCA) - Continual Improvement.

    MALCOLM BALDRIGE NATIONAL CRITERIA FOR PERFORMANCE

    EXCELLENCE

    Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence atau Kritreia Malcolm Baldrige untuk

    Keungulan Kinerja pada dasarnya adalah sejumlah pertanyaan tentang aspek-aspek

    fundamentalpengelolaan organisasi/perusahaan dalam konteks pencapaian kinerja

    unggul. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dikelompokkan kedalam 7 Katagori dan Profil

    Organisasi. Ketujuh katagoritersebut adalah sbb:

    1.Kepemimpinan

    2.Perencanaan Stratgeis

    3.Fokus Pada Pelanggan

    4.Pengukuran, Analisis, dan Manajemen Pengetahuan

    5.Fokus pada Tenaga Kerja

    6.Fokus pada Operasi

    7.Hasil-hasilPertanyaan-pertanyaan pada Katagori 1 s.d. Katagori 6 menanyakan tentang

    kesistemanperusahaan/organisasi, sedangkan pertanyaan-pertanyaan pada Katagori 7

    bertanya tentang outputdari implementasi kesisteman tersebut. Sementara itu, Pertanyaan-

    pertanyaan pada ProfilOrganisasi bertanya tentang informasi lingkungan internal dan

    eksternal perusahaan/organisasi.Kriteria tersebut dapat digunakan untuk organisasi yang

    berorientasi laba (Perusahaan/Bisnis),maupun organisasi nirlaba (Non Commersial).Nama

    Malcolm Baldrige disandingkan dengan Criteria for Performance Excellence semata-

    matauntuk memberikan penghargaan kepada Mr. Malcolm Baldrige, karena beliaulah yang

    pertama kalimemperkanalkan gagasan Criteria for Performance Excellence di Amerika.

  • Adalah sudah menjadibudaya di Amerika bahwa siapapun pengusul pertama suatu

    konsep/gagasan kebijakan negara,maka nama sang pengusul akan disandingkan dengan

    kebijakan nega tersebut ketika Kebijakantersebut disyahkan pemerintah atau parlemen

    Amerika.

    Kriteria pada Katagori Kepemimpinan

    Pertanyaan-pertanyaan pada katagori Kepemimpinan pada dasarnya bertanya tentang

    bagaimanatindakan-tindakan pimpinan senior perusahaan/organisasi memandu dan

    memeliharaperusahaan/organisasinya, menentukan visi, tata nilai / budaya, dan sasaran

    kinerjaperusahaan/organisasi. Secara spesifik juga ditanyakan tentang bagaimana pimpinan

    seniorberkomunikasi dengan tenaga kerjanya, bagaimana meningkatkan keterampilan

    kepemimpinanmereka, bagaimana mereka pimpinan senior berpartisipasi dalam pembelajaran

    organisasi danmengembangkan pimpinan masa depan perusahaan/organisasi, bagaimana

    pimpinan seniormenciptakan fokus pada tindakan, serta membangun lingkungan kerja yang

    mendorong perilaku etisdan berkinerja tinggi. Pada katagori ini juga ditanyakan tentang

    sistem tata kelolaperusahaan/organisasi, dan bagaimana perusahaan/organisasi memenuhi

    tanggung jawabnya dalamaspek hukum, etika, dan kemasyarakatan, serta bagaimana

    perusahaan/organisasi tersebutmendukung komunitas utamanya.

    Kriteria pada Katagori Perencanaan Strategis

    Kriteria pada Katagori Perencanaan Strategis menanyakan tentang bagaimana

    perusahaanmenyusun perencanaan strategis termasuk rencana tindakannya (action plan), serta

    tentangbagaimana implementasi dari perencanaan yang telah ditetapkan

    perusahaan/organisasi tersebut.Kriteria juga menanyakan tentang bagaimana

    perusahaan/organisasi memastikan ketersediaan sumberdaya untuk menjalankan rencana

    tersebut, bagaimana mengukur dan mengevaluasipencapaian kinerjanya, dan bagaimana

    rencana tersebut disesuaikan ketika lingkunganperusahaan/organisasi mengalami perubahan

    ditengah jalan. Ditanyakan pula bagaimanaperusahaan menentukan kompetensi intinya dan

    bagaimana menjaga sustainabilitas perusahaandalam jangka panjang.

  • Kriteria pada Katagori Fokus Pada Pelanggan

    Kriteria pada Katagori Fokus pada Pelanggan menanyakan tentang bagaimana

    perusahaan/organisasi meng-engage pelanggannya, dengan fokus pada mendengarkan

    pelanggan dan memberikan dukungan pelanggan,mengukur tingkat kepuasan pelanggan,

    menawarkan produk yang tepat bagi pelanggan, serta membangunhubungan dengan

    pelanggan yang berdampak pada loyalitas pelanggan melalui investasi pelanggan padabrand

    dan penawaran produk perusahaan/organisasi. Yang dimaksud pelanggan pada Kriteria

    baldrige adalahpelanggan aktual maupun calon pelanggan termasuk pengguna akhir dari

    produk perusahaan/organisasimaupun pembeli atau pengguna langsung seperti distributor,

    agen, ataupun perusahaan/organisasi lainnyayang menggunakan produk yang dibelinya

    sebagai salah satu komponen dari produk perusahaan/organisasipembeli/pengguna.

    Kriteria pada Katagori Pengukuran, Analisis, dan Manajemen Pengetahuan

    Katagori Pengukuran, Analisis, dan Manajemen Pengetahuan adalah aspek utama

    dalam kriteriaBaladrige menyangkut seluruh informasi utama tentang pengukuran anaslisis,

    dan peningkatankinerja yang efektif serta pengelolaan pengetahuan organisasi untuk

    mendorong improvement dandaya saing perusahaan/organisasi. Kriteria pada Katagori ini

    menanyakan tentang bagaimanaperusahaan/organisasi memilih dan menggunakan data dan

    informasi untuk pengukuran, analisisi,dan pembahasan kinerja dalam mendukung

    perencanaan perusahaan/organisasi serta peningkatankinerjanya. Kriteria pada katagori ini

    juga menanyakan tentang bagaimana perusahaan/organisasimemastikan kualitas dan

    ketersediaan data, informasi, software maupun hardware untuk tenagakerja, pemasok, mitra,

    pelanggan baik dalam situasi normal maupun dalam keadaan darurat.Disamping itu, Kritreia

    juga menanyakan tentang bagaimana perusahaan/organisasi mengelola asset pengetahuannya.

  • LEAN SIX SIGMA

    Lean Six Sigma adalah penyempurnaan dari metode-metode perbaikan yang lebih dulu lahir

    Apa yang membedakan anatara kedua konsep tersebut jika kita kaji dari sisi fokus, sasaran, dan metodenya. Kita akan bisa memahami bahwa Sasaran sasaran dari six sigma cenderung relatif, yaitu meningkatkan kinerja proses yang berhubungan dengan Critical Customer Requirement. Dikatakan relatif karena kebutuhan pelanggan relatif terhadap perkembangan yang terjadi. Dengan Six Sigma kita diajak untuk mendapatkan kepuasan pelanggan secara efektif.

    Sedangkan sasaran dari Lean adalah absolut, seperti one piece flow, eliminating seven waste, dll. Lean mengajak kita untuk memenuhi permintaan pelanggan dengan efisien. Fokus dari Six Sigma adalah cacat (defect) dan peningkatan kualitas, sementara Lean lebih diasosiasikan pada pemborosan dan kecepatan. Metode Six Sigma mempunyai perencanaan yang matang, disertai metodologi DMAIC, sedangkan metode dari lean adalah gemba dan Take Action. Kalau kita mengamati dalam setiap proses disemua perusahaan,sebagai profesional kita dituntut oleh tiga hal yaitu:

  • 1. Menjadi lebih responsif dan proaktif terhadap kebutuhan pelanggan dengan cepat dan tepat, 2. Menjaga Kualitas yang tinggi pada produk atau pelanggan yang diterima oleh pelanggan atau service excellent. 3. Beroperasi dengan sumber daya yang paling optimal

    Sumber: orielstat.com

    Kombinasi Lean dan Six Sigma diharapkan mampu memenuhi ketiga tujuan di atas. Lean Six Sigma memberikan gambaran terperinci proses yang kita jalankan dalam value stream map, sehingga dari sana teridentifikasi proses yang bernilai tambah dan yang tidak. Value stream mapping juga memberikan gambaran di mana time trap (proses yang menghambat) terjadi. Dari sana proyek dapat diproritaskan. Apakah time trap terjadi karena banyaknya reject yang terjadi (dengan Six Sigma tools) atau dikarenakan downtime atau set-up yang lama (Lean Tools).

    Perusahaan harus mampu meminimalkan cacat (defect) untuk mencapai kecepatan produksi yang maksimum, di lain sisi juga perlu melakukan sesuatu untuk menjaga kecepatan (Speed) tersebut untuk mencapai sigma level tertinggi. Jadi, penerapan prinsip dan tools dalam Lean dan Six Sigma mutlak diperlukan bagi perusahaan atau organisasi dalam rangka menghadapi persaingan bisnis yang begitu cepat akhir akhir ini, disamping itu juga untuk mempercepat ROI dan tetap berada dalam posisi terdepan dalam daya saing industri perusahaan.

  • Merunut bagaimana Lean dan Six Sigma adalah perpaduan yang sempurna bagi para aktivis perbaikan bisa dilihat pada bagan di bawah ini:

    Bila dilihat dari bagan di atas, Lean Six Sigma bukanlah suatu yang baru ada, namun leansix sigma adalah cara baru dalam melakukan pekerjaan. Lean Six Sigma adalah penyempurnaan dari metode-metode perbaikan yang dulu lahir. Sebelum membahas tentang integrasinya, ada baiknya kita ketahui perbedaan di antara keduanya dari sisi fokus, sasaran, fokus, dan metodenya. Sasaran sasaran dari six sigma cenderung relatif, yaitu meningkatkan kinerja proses

    yang berhubungan dengan Critical Customer Requirement. Dikatakan relatif karenakebutuhan pelanggan relatif terhadap perkembangan yang terjadi. Dengan Six Sigmakita diajak untuk mendapatkan kepuasan pelanggan secara efektif. Sasaran dari Leanadalah absolut, seperti one piece flow, eliminating waste, dll. Lean mengajak kita untuk memenuhi permintaan pelanggan dengan efisien.

  • Fokus Fokus dari Six Sigma adalah cacat dan peningkatan kualitas, sementara Leanlebih diasosiasikan pada pemborosan dan kecepatan.

    Metode Six Sigma mempunyai perencanaan yang matang, disertai metodologiDMAIC. Sedangkan metode dari lean adalah gemba dan action!

    Setiap proses dalam semua perusahaan dituntut oleh tiga hal di bawah ini: 1. Menjadi lebih responsif terhadap kebutuhan pelanggan dengan cepat 2. Kualitas yang tinggi pada produk atau pelayanan yang diterima pelanggan 3. Beroperasi dengan sumber daya yang paling optimal Kombinasi Lean dan Six Sigma diharapkan mampu memenuhi ketiga tujuan di atas. Lean Six Sigma memberikan gambaran terperinci proses yang anda jalankan dalam valuestream map, sehingga dari sana teridentifikasi proses yang bernilai tambah dan yang tidak. Value stream mapping juga memberikan gambaran di mana time trap (proses yang menghambat) terjadi. Dari sana proyek dapat diproritaskan. Apakah time trap terjadi karena banyaknya reject yang terjadi (dengan Six Sigma tools) atau dikarenakan downtime atau set-up yang lama (Lean Tools).

    Perusahaan harus mampu meminimalkan cacat untuk mencapai kecepatan produksi yang maksimum, di lain sisi juga perlu melakukan sesuatu untuk menjaga kecepatan tersebut untuk mencapai sigma level tertinggi. Jadi, penerapan prinsip dan tools dalam Lean dan Six Sigma mutlak diperlukan bagi organisasi untuk mempercepat laju perbaikan ROI dan tetap berada dalam posisi kompetisi terbaiknya.

    TERIMA KASIH