sistem implementasi akhlak islam

15

Click here to load reader

Upload: rezqi-vebra

Post on 12-Dec-2014

35 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Implementasi Akhlak Islam

Sistem Implementasi Akhlak Islam Penerapan Akhlaq

Akhlaq mulia merupakan cita-cita yang diharapkan terwujud di setiap pribadi manusia yang akan senantiasa dinantikan sebagai penghias karakter seluruh generasi di segenap masa. Berikut akan dijelaskan beberapa penerapan akhlaq mulia :

1. Akhlaq kepada Khalik (Pencipta)Salah satu perilaku atau tindakan yang mendasari akhlak kepada Pencipta adalah Taubat.

Selain itu, kita juga harus beriman kepada Allah semata, menyembah, beribadah, dan berdoa hanya kepada Allah, mencintai, bersyukur, berdzikir, tawakal, dan takwa kepada Allah, dan sebagainya.

2. Akhlaq kepada SesamaAkhlaq terhadap sesama dibedakan menjadi dua macam :

a. Akhlaq kepada sesama muslimPenerapan akhlaq kepada sesama muslim misalnya ketika kita ingin di hargai oleh orang

lain, maka kewajiban kita juga harus menghargai orang lain, menghormati orang yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, menyantuni yang fakir, menjaga lisan dalam perkataan agar tidak membuat orang lain disekitar kita merasa tersinggung, dan sebagainya.

b. Akhlaq kepada sesama nonmuslimAkhlaq antara sesama nonmuslim diajarkan dalam agama karena mereka (nonmuslim)

juga merupakan makhluk. Berbicara masalah keyakinan adalah persoalan nurani yang mempunyai asasi kemerdekaan yang tidak bisa dicampuradukkan hak asasi kita dengan hak merdeka orang lain, apalagi masalah keyakinan, yang terpenting adalah kita lebih jauh memaknai kehidupan sosial karena dalam kehidupan ada namanya etika sosial. Masalah etika sosial tidak terlepas dari karakter kita dalam pergaulan hidup. Contohnya bagaimana kita menghargai apa yang menjadi keyakinan mereka, menghargai ketika mereka melakukan upacara keagamaan, walaupun mereka hidup dalam minoritas, memberi bantuan bila mereka terkena musibah, dan sebagainya.

3. Akhlaq kepada Diri SendiriUntuk mempertahankan kehormatan, harga diri, dan meningkatkan harkat dan martabat

dalam hidup ini, kita memerlukan akhlaq terhadap diri sendiri, antara lain:a. Menjaga kehormatan dan harga diri, membersihkan diri lahir dan batin.b. Memiliki dan memupuk sifat-sifat terpuji.c. Taat menjalankan ajaran agama.

Page 2: Sistem Implementasi Akhlak Islam

d. Menjaga lisan, mata, telinga, dan tangan dari perbuatan tercela.e. Mencari rezeki yang halal.f.Selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah, beramal shaleh, meningkatkan iman

dan takwa.

4. Akhlaq kepada KeluargaBerikut akan diberikan beberapa contoh penerapan akhlaq mulia kepada keluarga :a. Kepada orangtua : berbakti, menghormati, menyayangi dan mendoakan

keduanya, tidak berkata kasar, tidak menyakiti hati dan fisik mereka, apabila mereka sudah sepuh, keduanya disantuni dan diberi nafkah.

b. Kepada istri atau suami : menjaga kedamaian, ketenangan, saling menghormati, saling menyayangi, bersikap jujur dan terbuka, tidak selingkuh dan saling curiga, dan sebagainya.

c. Kepada tetangga dan masyarakat : saling membantu, tenggang rasa, gortong royong, saling menghormati, saling meminta dan memberi, dan sebagainya.

d. Hormat dan memuliakan guru dan dosen, dan sebagainya.

5. Akhlaq kepada Lingkungan (Alam Semesta)Hendaknya setiap manusia melakukan hal-hal berikut:

a. Memperhatikan dan merenungkan penciptaan alam semesta serta bersyukur kepada Allah.

b. Memanfaatkan alam semesta dengan sebesar-besarnya bagi kemakmuran hidup manusia.

c. Menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan flora dan fauna serta alam semesta ini untuk kepentingan manusia.

d. Tidak berlaku dzalim, aniaya, atau mengeksploitasi secara semena-mena, seperti penebangan hutan secara liar, penggalian tambang tanpa mempedulikan lingkungan, membuat polusi, dan sebagainya.

Contoh Penerapan atau Aktualisasi Akhlak dalam Kehidupan

Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang dapat mengimplementasikan iman yang dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh ajaran Islam dalam setiap tingkah laku sehari-hari. Dan akhlak seharusnya diaktualisasikan dalam kehidupan seorang Muslim agar dalam kehidupan sehari-hari mendapatkan ridho dan petunjuk dari Allah, sehingga dalam menjalani hari-hari tidak terdapat kendala yang berarti. Penerapan akhlak yang baik dalam keseharian yaitu seperti:

a. Akhlak terhadap Allah

Page 3: Sistem Implementasi Akhlak Islam

Mentauhidkan Allah (QS. Al Ihlas: 1-4)

Tidak berbuat musyrik pada Allah (QS. Luqman: 13)

Bertakwa pada Allah (QS. An Nisa’:1)

b. Akhlak terhadap Rasulullah

Mengikuti atau menjalankan sunnahnya (QS. Ali Imran: 30)

Meneladani akhlaknya (QS. Al Ahzab: 21)

Bershalawat kepadanya (QS. Al Ahzab: 56)

c. Akhlak terhadap diri sendiri

Sikap sabar (QS. Al Baqarah: 153)

Sikap syukur (QS. Ibrahim: 7)

Sikap amanah atau jujur (QS. Al Ahzab: 72)

Sikap Tawadlu’ (rendah hati) (QS. Luqman: 18)

Cepat bertobat jika berbuat khilaf (QS. Ali Imron: 135)

d. Akhlak pada Keluarga

Birul waliadin (berbakti pada ketua orang tua) (QS. An Nisa’:36)

Membina dan mendidik keluarga (QS. At-Tahrim: 6)

Memelihara keturunan (QS. An Nahl: 58-59)

e. Akhlak terhadap sesama Manusia

Merajut ukhuwah atau persaudaraan (QS. Al Hujurat: 10)

Ta’awun atau saling tolong menolong (QS. Al Maidah: 2)

Suka memaafkan kesalahan orang lain (QS. Ali Imran: 134 & 159)

Menepati janji (QS At Taubah: 111)

Page 4: Sistem Implementasi Akhlak Islam

f. Akhlak terhadap sesama makhluk

Tafakur (memperhatikan dan merenungkan ciptaan alam semesta) (QS. Ali Imran: 190)

Memanfaatkan alam (QS. Yunus: 101)

(Wahyuddin, 2009)

Tantangan Akhlak

Allah SWT menciptakan manusia dengan tujuan utama penciptaannya adalah untuk beribadah. Ibadah secara umum yaitu melaksanakan segala perintahnya dan manjauhkan segala larangannya dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Manusia diperintahkanNya untuk menjaga dan memlihara semua yang ada untuk kesejahteraan dan kebahagiaan hidup. Namun sebagai manusia kadang kita lupa tugas kita berada di dunia itu apa sehingga kebanyakan tidak bisa mengontrol akhlaknya sendiri.

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern, tantangan akhlak juga semakin banyak, tak sedikit manusia menjadi lupa diri dan berada diluar garis batas ajaran agama. Sehingga kita butuh aqidah yang kokoh dan akhlak yang terpuji untuk mengahadapi tantangan tersebut. Seperti kita tahu tantangan yang sering kita hadapi namun jarang kita sadari yaitu Kemajuan teknologi yang semakin mutakhir, gaya hidup, dan orientasi hidup yang materialistis.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dialami oleh manusia sekarang ini tidak sedikit dampak negatifnya terhadap sikap hidup dan perilakunya, baik sebagai manusia beragama maupun sebagai makhluk individual dan sosial. Dampak negatif yang paling berbahaya terhadap kehidupan manusia atas kemajuan itu ditandai dengan adanya kecenderungan menganggap bahwa satu-satunya yang dapat membahagiakan hidup adalah material. Sehingga manusia terlampau mengejar materi, tanpa menghiraukan nilai-nilai spiritual yang sebenarnya berfungsi untuk memelihara dan mengendalikan akhlak manusia.

Nilai nilai spiritual yang dimaksudkan dalam Islam adalah ajaran agama yang berwujud perintah, larangan dan anjuran, yang semuanya berfungsi untuk membina kepribadian manusia dalam kaitannya sebagai Hamba Allah dan anggota masyarakat.

Gaya hidup-pun menjadi tantangan agar lebih dapat mengontrol diri. Gaya hidup yang dimaksud disini adalah gaya hidup hedonis atau foya-foya, dan kebarat-baratan. Seperti kita tahu selain tidak baik, Allah sangat membenci segala sesuatu yang berlebihan. Gaya hidup ini

Page 5: Sistem Implementasi Akhlak Islam

cenderung hanya mementingkan kesenangan semata, menghambur-hamburkan materi dalam jumlah banyak secara sia-sia karena sebenarnya tidak ada keuntungan yang bisa didapat dari itu melainkan hanya kesenangan sesaat. Padahal kalau kita memiliki aqidah yang kokoh dan akhlak yang terpuji, tidak seharusnya kita berlaku seperti itu melainkan lebih memilih untuk berbagi terhadap sesama karena akan lebih terasa manfaatnya.

Orientasi hidup yang hanya mengejar nilai-nilai material saja tidak bisa dijadikan sarana untuk mencapai kebahagiaan, bahkan hal ini juga dapat menimbulkan bencana yang hebat ketika hidup hanya berorientasi pada sesuatu yang merial (metrialistis) sehingga ada persaingan hidup yang tidak sehat. Sementara manusia tidak memerlukan agama lagi untuk mengendalikan semua perbuatannya, karena mereka menganggap agama tidak lagi dapat memecahkan persoalan hidup.

Disinilah kita akan tahu betapa pentingnya peranan aqidah dan akhlak dalam kehidupan modern seperti sekarang. Aqidah dan akhlak akan menjadi benteng yang sangat kuat dalam menghadapi segala dampak negatif kehidupan modern. Aqidah dapat menyelamatkan diri kita dari segala bentuk dosa kecil yang jarang kita sadari, aqidah juga dapat membuat kita selalu berbuat baik terhadap pencipta dan sesama. Disamping aqidah yang kuat, akhlak yang terpuji akan menyelamatkan manusia dari segala macam perbuatan dan tindakan yang bisa menjerumuskan manusia dalam kesesatan.

Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang hidup didunia harus memiliki aqidah dan akhlak sehingga kita tidak tersesat dan apa-apa yang kita lakukan tidak melanggar ajaran agama yang telah ditentukan.

Upaya Peningkatan Kualitas Akhlak

2.3.1 Penjagaan Diri

Alasan harus menjaga diri

1. Upaya penjagaan seorang muslim terhadap dirinya tidak lain adalah upaya melindunginya dari siksa Allah ta’ala dan neraka-Nya.

“Hai orang-orang yang beriman, jagalah diri dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (QS. At-Tahrim : 6)

2. Jika ia tidak menjaga diri sendiri, ia kehilangan waktu-waktu ketaatan dan moment-moment kebaikan.

3. Hisab kelak bersifat individual

Page 6: Sistem Implementasi Akhlak Islam

“Dan setiap mereka datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri” (QS. Maryam : 95)

4. Penjagaan diri lebih mampu mengadakan perubahanSeseorang lebih tau akan dirinya sendiri, maka upaya penjagaan diri merupakan hal yang

bagus dan sekaligus menimbulkan perubahan pada diri seseorang tersebut.

Cara-cara penjagaan diri

1. Musahabah diriMelakukan muhasabah (evaluasi) terhadap dirinya atas kebaikan dan keburukan yang telah

ia kerjakan, meneliti kebaikan dan keburukan yang ia miliki, agar ia tidak terperanjat kaget dengan sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya pada hari kiamat.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).” (QS. Al-Hasyr : 18)

2. Taubat dari segala dosa3. Mencari ilmu dan memperluas wawasanSeseorang dapat menjaga dirinya dengan mencari ilmu agama. Dengan ilmu agama ia akan

tahu perbuatan apa saja yang seharusnya ia lakukan dan yang seharusnya tidak ia lakukan sebagai seorang muslim.

4. Mengerjakan amalan-amalan imanAntara lain :

a. Mengerjakan ibadah-ibadah wajib seoptimal mungkinb. Meningkatkan porsi ibadah-ibadah sunnahc. Peduli dengan ibadah dzikir seperti membaca al-qu’ran dan berdzikir

Dengan mengerjakan amalan-amalan iman insya Allah seseorang dapat mengingat Allah dalam hari-harinya sehingga ia akan menjaga perbuatannya.

5. Bergaul dengan orang-orang shalehLingkungan sangat berpengaruh terhadap pribadi seseorang. Maka untuk menjaga akhlak,

kita harus bergaul dengan orang-orang shaleh. Tidak hanya kita yang terjaga tetapi kita juga dapat saling mengingatkan satu sama lainnnya.

6. Berdoa kepada Allah dengan sungguh-sungguhDengan berdoa secara sungguh-sungguh kepada Allah, insya Allah kita dapat terhindar dari

perbuatan yang tidak bermanfaat.

Page 7: Sistem Implementasi Akhlak Islam

Penjagaan Sesama Muslim

Dalam meningkatkan kualitas akhlak kita bisa melakukan penjagaan sesama muslim, karena dengan menjaga sesama muslim, kita dapat meningkatkan kesadaran akan akhlak di lingkungan kita. Salah satu cara dari penjagaan muslim adalah dengan cara dakwah.

Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam. Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da'a yad'u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan.

Kata dakwah sering dirangkaikan dengan kata "Ilmu" dan kata "Islam", sehingga menjadi "Ilmu dakwah" dan Ilmu Islam" atau ad-dakwah al-Islamiyah.

Makna etimologis Dakwah dapat dilihat dari kata dakwah dalam Al-Quran yang memiliki banyak arti, antra lain :

Menyampaikan dan menjelaskan (lihat QS Fushilat:24, Yusuf : 108 dll) Berdo’a dan berharap (lihat QS Al-A’raf : 55)

Mengajak dan mengundang (lihat QS Yusuf : 33)

Ilmu dakwah adalah suatu ilmu yang berisi cara-cara dan tuntunan untuk menarik perhatian orang lain supaya menganut, mengikuti, menyetujui atau melaksanakan suatu ideologi, agama, pendapat atau pekerjaan tertentu. Orang yang menyampaikan dakwah disebut "Da'i" sedangkan yang menjadi obyek dakwah disebut "Mad'u". Setiap Muslim yang menjalankan fungsi dakwah Islam adalah "Da'i".

Para ulama dan pemikir muslim memberi makna dakwah secara terminologis dengan definisi yang variatif seperti :

1. Ibnu Taimiyah : "Dakwah ke jalan Allah adalah dakwah untuk beriman kepada Allah dan kepada apa yang dibawa nabi Muhammad SAW, yang mencakup keyakinan kepada rukun iman dan rukun Islam (Lihat Al Fatawa al-Kubro 15/158, cet 1, Mathobi’al-Riyadh)

2. Al-Ustadz Al bahi-al-Khuli : "Dakwah Islam yaitu menghantarkan umat dari satu tempat/ kondisi ke tempat/ kondisi yang lain (Tadzkiroh ad-Du’at hal:35,th.1379H, Daarul Qalam).

Page 8: Sistem Implementasi Akhlak Islam

3. Rauf Syalabi : "Dakwah Islam adalah gerakan revitalisasi sistem Illahi yang diturunkan Allah kepada Nabi terakhir" (Ad-Dakwah al Islamiyah Fi 'Ahdiha al-Makky, Manahijuha wa Ghoyatuha, hal : 32)

4. Abu Bakar Dzikri : "Dakwah ialah bangkitnya para ulama Islam untuk mengajarkan Islam kepada umat Islam, agar mereka faham tentang agamanya dan tentang kehidupan, sesuai kemampuan setiap ulama (ad-Dakwah ila al-Islam, hal:8 Maktabah Darul Arubah Mesir).Penulis memahami definisi-definisi tersebut diatas secara utuh dan lengkap dengan menyimpulkan, bahwa "Dakwah Islam ialah menyampaikan Islam kepada umat manusia seluruhnya dan mengajak mereka untuk komitmen dengan Islam pada setiap kondisi dan dimana serta kapan saja, dengan metodologi dan sarana tertentu, untuk tujuan tertentu".

Tujuan utama dakwah ialah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridai oleh Allah. Nabi Muhammad SAW mencontohkan dakwah kepada umatnya dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan dan perbuatan.

2.4 Peran Pendidikan Akhlak bagi Anak

Bagi orang tua, anak adalah penyejuk hati dan pelengkap jiwa yang tidak dapat terbeli oleh

apapun. Anak juga merupakan titipan Allah subhanahu wa ta’ala yang wajib untuk dijaga, dibina

dengan baik. Maka Bersyukurlah bagi semua yang telah dipercayakan oleh Allah untuk memiliki

sang buah hati.

Namun jangan lalai dengan anugrah tersebut, karena pada akhirnya nanti, kita pasti

akan dimintai pertanggungjawaban tentang semua kesenangan yang telah Allah amanahkan

kepada kita.Hal ini sejalan dengan hadist sahih yang diriwayatkan Imam Bukhari dari Ibnu Umar

yang berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Setiap kalian

adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya, seorang

imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya dan

seorang laki-laki adalah pemimpin dalam keluarga dan akan dimintai tanggungjawab atas

kepemimpinannya, dan wanita adalah penanggung jawab terhadap rumah suaminya dan akan

Page 9: Sistem Implementasi Akhlak Islam

dimintai tanggungjawabnya serta pembantu adalah penanggungjawab atas harta benda

majikannya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (Muttafaqun

‘alaihi)

Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhu, berkata “Didiklah anakmu karena kamu akan

ditanya tentang tanggungjawabmu, apakah sudah kamu ajari anakmu, apakah sudah kamu

didik anakmu dan kamu akan ditanya kebaikanmu kepadanya dan ketaatan anakmu

kepadamu.”

Sungguh Islam adalah agama yang sempurna hingga pendidikan anakpun diperhatikan

dengan serius. Disana sangat ditekankan bahwa pertanggung jawaban orang tua tentang

pendidikan anak yang baik sesuai Al Qur’an dan As sunnah adalah hal yang sangat luar biasa

penting, agar mereka terbekali dalam mengarungi kehidupan di dunia dan di akherat.

Salah satu hal yang penting dari cabang pendidikan untuk anak adalah mengajarkan

kepadanya tentang akhlak yang baik. sebagai contoh, menyenangkan hati orang lain dan atau

bahkan yang sesederhana sekalipun yaitu memberikan wajah berseri saat bertemu dengan

saudara muslim yang lain.

Selain itu, hendaknya para orang tua, juga menekankan tentang pembelajaran

sederhana bagi anak untuk membentuk karakter yang baik, lewat beberapa contoh teladan

berikut ini.

1. Mengajarkan kejujuran

Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu bahwa Nabi shallallahu’alaihi wasallam

bersabda,“Peganglah kejujuran karena sesungguhnya kejujuran menunjukkan kepada kebaikan

dan kebaikan menunjukan kepada surga. Seseorang selalu jujur dan memelihara kejujuran

hingga tercatat di sisi Allah termasuk orang yang jujur. Dan hindarilah dusta karena kedustaan

menunjukkan kepada kejahatan dan kejahatan menunjukkan kepada neraka. Seseorang selalu

berdusta dan terbiasa berbuat dusta hingga tertulis di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Bukhari

Muslim)

Page 10: Sistem Implementasi Akhlak Islam

2. Mengajarkan Berbuat baik kepada lingkungan mereka

Rasulullah saw bersumpah tiga kali dan menyatakan bahwa seseorang tidaklah beriman

manakala tetangganya tidak merasa aman darinya. Sabdanya, ”Demi Allah, ia tidaklah beriman,

demi Allah, ia tidaklah beriman, demi Allah, ia tidaklah beriman. Para sahabat bertanya, “Siapa

wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, Yaitu seseorang, di mana tetangganya tidak mendapatkan

keamanan darinya.” (HR Bukhari)

Dari Abu Hurairoh radhiyallahu’anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi

wasallam bersabda, “Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada lima; menjawab salam,

menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah, menghadiri undangan dan mendoakan orang yang

bersin.” (Muttafaqun ‘alaihi)

3. Mengajarkan Amanah

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman " Sesungguhnya Allah menyuruh kamu

menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.." (Qs. Annisa:58)

4. Mengajarkan Untuk Mengucapkan salam

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi

wasallam bersabda: “Tidaklah kalian masuk surga hingga kalian beriman dan kalian tidak

beriman hingga kalian saling mencintai. Dan maukah kalian aku tunjukkan kepada sesuatu jika

kalian mengerjakannya maka kalian akan saling mencintai? Tebarkan salam diantara kalian.”

(HR. Muslim)

5. Mengajarkan Tidak berboros kata

Rasulullah saw bersabda, ”Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia

berkata baik atau diam.” (HR Bukhari)

6. Mengajarkan Tidak Memanggil dengan Julukan yang Dibenci

Page 11: Sistem Implementasi Akhlak Islam

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman ”…Dan janganlah kalian panggil-memanggil

dengan gelar-gelar buruk.” (Al Hujurat: 11).

Akhlak yang baik, setelah bimbingan dan taufik Allah subhanahu wata'ala, merupakan

buah kesungguhan usaha anak- anak kita untuk melatih diri mereka dengan berbagai sifat

terpuji. Juga merupakan hasil dari jihad yang mereka lakukan tanpa henti dan tak kenal lelah

dalam memerangi segala perangai, tabiat dan sifat buruk yang mungkin muncul dalam diri

mereka sendiri.

Pendidikan seperti inilah yang menjadi wasiat dan warisan yang baik, bahkan saat nanti

kita telah tiada sekalipun. Dan wasiat baik ini adalah lebih dari sekedar harta atau perhiasan

dunia.

Sumber :

- Kaelany. (2009). Islam Agama Universal. Jakarta: Midada Rahma Press.

http://kahar-spombob.blogspot.com/2011/03/penerapan-akhlak.html (Diunduh Tanggal 18

Maret 2013 pukul 21.05)

- Pengertian Akhlaq, Macam-Macam Akhlaq Terpuji dan Penerapan Akhlaq dalam

Kehidupan Sehari-hari. http://mihwanuddin.wordpress.com/2011/03/07/pengertian-akhlaq-

macam-macam-akhlaq-terpuji-dan-penerapan-akhlaq-dalam-kehidupan-sehari-hari/ (Diunduh

Tanggal 18 Maret 2013 pukul 21.15)

- http://www.voa-islam.com/muslimah/education/2011/10/27/16502/pendidikan-

akhlak-yang-baik-warisan-terindah-bagi-anak-kita/

- Abdullah bin Abdul Aziz Al-Aidan.Tarbiyah Dzatiyah. Jakarta: An-Nadwah, 2002.

- Sahilun A. 1980. Nasir, Etika dan Problematikanya Dewasa ini. PT. Al-Ma’arif:

Bandung

- Tim Dosen Agama Islam. 2002. Pendidikan Agama Islam. UB: Malang

- Wahyuddin, dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam. Grasindo: Jakarta