sistem basis data terdistribusi.doc

16
Bagian I Sistem Basis data Terdistribusi a. Pengantar. File processing/pemrosesan file menggunakan prinsip setiap aplikasi memiliki data tersendiri. Hal ini mempengaruhi efesiensi dan efekifitas sehingga muncul konsep data base system /system basis data. Konsep ini mendasarkan pada prinsip bahwa data dibuat, disediakan dan dikelola secara terpusat/sentral. Konsep ini mengakibatkan program aplikasi tidak lagi tergantung pada perubahan data baik secara logic maupun fisik dan juga sebaliknya, yang disebut dengan data independence. Untuk menjelaskan perbedaan file processing dengan database system, dapat dilihat pada gambar 1 dn 2 dibawah ini : Pada perkembangan system database; data yang tersimpan semakin besar, pemrosesan semakin kompleks, data dapat diakses dengan menggunakan teknologi sehingga muncul system database terdistribusi. 1

Upload: lyphuc

Post on 09-Dec-2016

249 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Basis data Terdistribusi.doc

Bagian ISistem Basis data Terdistribusi

a. Pengantar.File processing/pemrosesan file menggunakan prinsip setiap aplikasi memiliki data

tersendiri. Hal ini mempengaruhi efesiensi dan efekifitas sehingga muncul konsep data base system /system basis data. Konsep ini mendasarkan pada prinsip bahwa data dibuat, disediakan dan dikelola secara terpusat/sentral. Konsep ini mengakibatkan program aplikasi tidak lagi tergantung pada perubahan data baik secara logic maupun fisik dan juga sebaliknya, yang disebut dengan data independence.

Untuk menjelaskan perbedaan file processing dengan database system, dapat dilihat pada gambar 1 dn 2 dibawah ini :

Pada perkembangan system database; data yang tersimpan semakin besar, pemrosesan semakin kompleks, data dapat diakses dengan menggunakan teknologi sehingga muncul system database terdistribusi.

b. Distributed data processing / pemrosesan data terdistribusi.Merupakan sekumpulan peralatan pemrosesan yang saling terhubung melalui jaringan

yang mengerjakan tugas-tugas tertentu. Pemrosesan terdistribusi dapat dikelompokan berdasarkan beberapa kriteria yaitu :

1. Degree Coupling / Tingkat hubungan : tinggi atau rendah ? Jumlah data yang saling digunakan dibandingkan dengan jumlah pemrosesan lokal.

2. Struktur antar hubungan : kuat atau lemah ? Jika komponen dapat di share dikatakan kuat

3. Kesaling tergantungan komponen-komponen. Kuat atau lemah dalam mengekseskusi proses.

4. Keselarasan antar komponen.

1

Page 2: Sistem Basis data Terdistribusi.doc

Pemrosesan terdistribusi berkembang karena kebutuhan untuk dapat memecahkan masalah besar dan kompleks dengan menggunakan berbagai macam aturan divide and conquer. Alasan lain yang mendasar adalah struktur organisasi yang berubah menjadi terdistribusi..

Karena perkembangan pemrosesan terdistribusi inilah maka kemudian berkembang distributed database system.

c. Distributed database system / system database terdistribusiMerupakan sekumpulan database yang saling terhubung secara logical dan secara fisik

terdistribusi pada berbagai tempat melalui jaringan computer.Sistem yang mengelola database terdistribusi dan menyediakan mekanisme agar

distribusi transparent adalah distributed database management system (DDBMS).Berikut ini adalah ciri-ciri untuk system yang bukan merupakan system database

terdistribusi :1. Sistem yang berisi kumpulan file2. Berbagai arsitektur fisik berkait dengan system multiprocessor dibawah ini :

Shared memory multiprocessor

Shared disc multiprocessor

Shared nothing multiprocessor system

2

Page 3: Sistem Basis data Terdistribusi.doc

3. Database terpusat pada jaringan

d. Sistem Database terdistribusi

d.1 Beberapa ciri system database terdistribusi adalah :

3

Page 4: Sistem Basis data Terdistribusi.doc

1. Data disimpan pada sejumlah tempat. Setiap tempat secara logic terdiri dari processor tunggal.

2. Processor pada tempat yang berbeda tersebut dihubungkan dengan jaringan computer.3. Bukan sekumpulan file yang berada pada berbagai tempat tetapi merupakan database

pada berbagai tempat.4. Setiap tempat mempunyai kemampuan untuk mandiri memproses permintaan user

yang membutuhkan akses kedata ditempat tersebut, dan juga mampu untuk memproses data yang tersimpan di tempat lain.

d.2 Keuntungan sistem database terdistribusi adalah :1. Pengelolaan secara transparan data terdistribusi dan replicated.

a. Mengurangi ketergantungan datab. Transparansi jaringanc. Transparansi replikasid. Transparansi fragmentasi

2. Mengacu pada struktur organisasi3. Meningkatkan kemampuan untuk share dan otonomi local4. Meningkatkan ketersediaan data5. Meningkatkan kehandalan6. Meningkatkan unjuk kerja7. Memudahkan pengembangan system

d.3 Kelemahan system database terdistribusi adalah :1. Kompleksitas manajemen2. Control integritas lebih sulit3. Biaya pengembangan4. Keamanan5. Kurang standarisasi6. Menambahkan kebutuhan penyimpanan7. Lebih sulit dalam mengatur lingkungan data8. Menambah biaya pelatihan.

4

Page 5: Sistem Basis data Terdistribusi.doc

Bagian IIJaringan Komputer

a. Konsep Jaringan dam Hubungannya Dengan Sistem DatabaseTerdistribusiUntuk dapat saling berhubungan antar site pada sistem database terdistribusi diperlukan

jaringan komunikasi komputer. Jaringan komputer adalah interkoneksi antara sejumlah komputer autonomous yang dapat saling bertukar informasi antara komputer yang terhubung. Bentuk komputer yang saling terhubung biasanya disebut dengan Node, host atau site. Bentuk hubungan antar komputer tidak hanya melalui kawat tembaga saja, tetapi dapat melalui serat optic, gelombang mikro dan satelit komunikasi.

Komponen pokok dalam jaringan komputer adalah hardware yang digunakan untuk saling berkomunikasi.

Distributed Database Management System (DDBMS) dibangun pada top of network, sedemikian rupa sehingga jaringan tidak nampak pada user. User tidak perlu tahu kerumitan pengelolaan jaringan, semuanya sudah dilakukan secara otomatik oleh sistem.

Konsep komunikasi merupakan perpindahan informasi berbantuan sistem transmisi listrik via lebih dari 1 jaringan data yang tergantung pada protokol. Komunikasi data diperlukan karena adanya pengiriman dan penerimaan data atau saling tukar infromasi jarak jauh.

b. Tipe Jaringan Terdapat 3 kriteria untuk klasifikasi jaringan komputer, yaitu :

1. Topologi Jaringan : berdasarkan struktur interkoneksi dari komputer2. Model transmisian3. Scale : berdasarkan pada distribusi secara geografis

b.1 Topologi- Struktur fisik setiap elemen jaringan dapat saling berhubungan.- Arsitekstur topologi dasar :

1. Bus, yang hanya memiliki satun jalur transmisi muara elemen jaringan, terbuka keduabelah ujung.

2. Ring, yang memiliki hanya satu jalur transmisi lingkaran tertutup.3. Star, yang memiliki central node dan dengan dasar point to point link elemen-elemen

jaringan tersambung, sehingga transmisi dapat dilakukan secara simultan.4. Hub/tree, variasi bus dan ring

5

Page 6: Sistem Basis data Terdistribusi.doc

b.2 Model transmisiTerdapat 2 jenis transmisi yaitu :1. Jaringan broadcast (Multi point)

Memiliki saluran komunikasi tunggal yang dipakai bersama oleh semua mesin. Pesan berukuran kecil biasanya disebut dengan paket. Setiap paket memiliki alamat yang akan digunakan untuk men cek pada saat paket tersebut diterima oleh mesin penerima (tujuan).

2. Jaringan point to point (Unicast point)Terdiri dari beberapa hubungan pasangan individu dari mesin. Untuk mengirim paket dari sumber ketempat tujuan, sebuah paket mungkin harus melalui satu atau lebih mesin-mesin perantara.

b.3 Scale (LAN, WAN, MAN)LAN apabila distribusi pada letak geografis jarak pendek (short) pada site yang sama, sedang WAN untuk jarak jauh (long). MAN adalah bentuk spesial dari WAN yang umumnya meng-cover kota atau daerah pinggir kota.

Tabel 1. Klasifikasi prosesor terinterkoneksi berdasarkan jarakJarak antar prosesor Prosesor ditempat yang sama Contoh

0.1 m Papan rangkaian Data flow machine1 m Sistem Multicomputer10 m Ruangan LAN (Local Area Network)100 m Gedung LAN1 km Kampus LAN10 km Kota MAN (Metropolitan Area Network)100 km Negara WAN (Wide Area Network)1000 km Benua WAN10000 km Dunia Internet

6

Page 7: Sistem Basis data Terdistribusi.doc

Bagian IIIDesain Sistem Database Terdistribusi (SBDT)

Hal yang penting dperhatikan dalam system terdistribusi adalah menentukan penempatan data dan program pada jaringan computer. Menentukan desain suatu organisasi dapat dipandang 3 dimensi, yaitu :

1. Tingkat Sharing, terdiri dari : Tidak ada sharing : apilikasi dan data dijalankan dari setiap lokasi dan tidak ada

komunikasi dengan program atau akses ke data ke lokasi lain. Shaing data : semua program disalin/replica disemua lokasi, tetapi data tidak

disalin. Permintaan data dari user diolah oleh komputer dimana user mengakses dan file data akan dikirimkan melalui jaringan.

Sharing data dan program : user dari suatu lokasi dapat meminta layanan baik program maupun data dari lokasi lain dan juga sebaliknya.

2. Jenis Pola Akses, terdiri data : Statik. Pola akses tidak berubah dari waktu ke waktu Dinamik. Pola akses berubah dari waktu ke waktu

3. 3. Tingkat pengetahuan pada jenis pola akses. Diukur dari berapa banyak desainer memiliki informasi tentang bagaimana user akan megakses data.

Informasi lengkap : tidak ada penyimpangan yang signifikan dari prediksi tentang pola akses user.

Informasi sebagian : ada penyimpangan dari prediksi.

a. Pendekatan Desain TerdistribusiTerdapat 2 strategi desain yang utama untuk membangun SBDT adalah pendekatan top

down dan pendekatan bottom up

1. Pendekatan Bottom Up dilakukan jika sudah ada database yang disebar dibeberapa lokasi.2. Pendekatan Top Down

Dalam ”Distribution Design” dilakukan desain untuk mendistribusilam relasi ke semua lokasi dalam sistem terdistribusi. Tetapi kelemahan dalam mendistribusikan sebuah relasi adalah harus menangani data yang besar, maka relasi dipecah-pecah menjadi sub relasi yang disebut : Fragmen.

Desain untuk sistem terdistribusi dapat melalui langkah Fragmentasi, penempatan data atau alokasi dan replikasi.

7

Page 8: Sistem Basis data Terdistribusi.doc

Tujuan Distribusi Data dengan cara Fragmentasi, penempatan data atau alokasi dan replikasi adalah :

1. Referensi lokalitas. Data seharusnya diletakan sedekat mungkin dengan lokasi pengaksesan data. Jika fragmen data digunakan pada beberapa lokasi maka akan lebih menguntungkan jika fragmen disimpan pada lokasi-lokasi tersebut.

2. Meningkatkan Reliabilitas/kehandalan dan avaibilitas/ketersediaan. Hal ini dapat dilakukan dengan replikasi, yaitu terdapat salinan data dilokasi lain.

3. Meningkatkan unjuk kerja. Penemapatan/alokasi yang tidak baik akan menghasilkan kemacetan dalam mengakses data.

Contoh sebuah lokasi ada rush/kebanjiran permintaan data akan mempengaruhi unjuk kerja.

4. Keseimbangan kapasitas penyimpanan dan biaya. Meskipun harus menjamin ketersediaan data dan mempertimbangkan referensi lokalitas tetapi

harus dipertimbangkan juga kapasitas penyimpanan yang tidak besar sehingga menjamin biaya penyimpanam lebih murah.

5. Biaya komunikasi minimal. Harus dipertimbangkan biaya komunikasi antar lokasi penyimpanan. Biaya pengambilan data

minimal jika lokalitas maksimum (fragmen data ada dibanyak lokasi). Tetapi jika terjadi update, maka harus dilakukan terhadap data disemua lokasi salinan fragmen data, sehingga biaya akan membengkak.

b. FragmentasiYang akan didistribusikan ádalah relasi atau tabel. Alasan mengapa suata tabel difragmentasi

untuk kemudian didistribusikan ádalah : 1. Penggunaan.

Dalam realitas, data yang sering digunakan bukanlah data dalam seluruh tabel, tetapi hanya sebagian data atau sering disebut view.

2. Efesiensi. Data disimpan dilokasi paling dekat dengan pengguna yang sering mengakses. Sehingga data yang tidak sering dibutuhkan untuk lokasi tertentu tidak akan disimpan pada lokasi yang bersangkutan.

3. Paralel. Karena data yang didistribusikan berupa fragmen data, maka transaksi yang berupa Query tunggal dapat dipecah menjadi subquery yang dikenalan terhadap fragmen data, sehingga transaksi dapat dillakukan secara bersamaan (Concurrent)

4. Keamanan. Data yang tidak dibutuhkan oleh aplikasi local tidak akan disimpan dalam lokasi tersebut, sehingga pengguna yang tidak memiliki hak untuk mengakses tidak akan bisa mengakses data yang lain.

Kelemahan dari fragmentasi ádalah :

8

Page 9: Sistem Basis data Terdistribusi.doc

1. Menurunnya unjuk kerja. View yang melibatkan lebih dari satu fragüen data pada lokasi yang berbeda akan mengalami penurunan unjuk kerja.

2. Integritas.Pengendalian integritas lebih sulit jira atribut yang berperan dalam dependency didistribusikan kebeberapa lokasi.

Fragmentasi data dapat dibuat secara HORIZONTAL atau VERTICAL atau CAMPURAN.

c. Aturan-aturan kebenaran FragmentasiFragmentasi tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Untuk memastikan bahwa tidak

terdapat perubahan data dalam database selama menjalani proses fragmentasi, proses fragmentasi harus memenuhi 3 aturan berikut ini :1. Compléteness.

Jika sebuah relasi R dibagi menjadi fragmen-fragmen r1, r2., … ,rn, maka fragmentasi dikatakan komplit jika dan hanya jika setiap item data yang ditemukan dalam R dapat juga ditemukan didalam salah satu atau lebih fragmen r i.

Aturan ini diperlukan untuk memastikan bahwa tidak ada data yang hilang selama proses fragmentasi

2. Reconstruction Jika sebuah relasi R dibagi menjadi fragmen-fragmen r1, r2., … ,rn maka

fragmentasi dilata rekontruksi jika dan hanya jika R dapat dibentuk kembali dari fragmen-fragmen ri.

Aturan ini diperlukan untuk memastikan ketergantungan secara fungsi (functional dependency) terpenuhi.

3. Disjointness Jika sebuah relasi R dibagi menjadi fragmen-fragmen r1, r2., … ,rn, dan data item dj

berada didalam fragmen ri maka fragmentasi dikatakan disjoint jika dan hanya jika data d j

tidak berada didalam fragmen lain. Fragmentasi secara vertical memiliki pengecualian untuk aturan ini, karena atribut-

atribut dari primary key harus diulang untuk dapat melakukan rekontruksi. Aturan ini diperlukan untuk memastikan terjadinya redudansi data seminimal

mungkin.

d. Fragmentasi Horizontal. Fragmentasi horizontal berisi tuple-tuple yang dipartisi atau dibagi dari sebuah relasi

global R kedalam sejumlah subset r1, r2., … ,rn. Tiap-tiap subset berisikan sejumlah tuple dari R. Setiap tuple dalam R harus memiliki lebih dari satu fragmen, sehingga relasi yang asli dapat disusun kembali. Sebuah fragmen dalam fragmentasi horizontal dapat didefinisikan sebagai sebuah seleksi pada relasi global R. Oleh karena itu sebuah predikat P i digunakan untuk menyusun fragmen ri didefinisikan dengan operasi selection sebagai berikut : ri = σpi(r). Penyusunan kembali dari relasi R dapat diperoleh dengan mengambil gabungan dari seluruh fragmen : R= r1U r2U r3….U rn.

Ilustrasi dari fragmentasi secara horizontal adalah :

9

R r1

r2

Page 10: Sistem Basis data Terdistribusi.doc

Relasi R Relasi hasil fragmentasi r1, r2

Contoh :Diketahui Relasi PROPERTYPNO STREET AREA CITY PCODE TYPE ROOMS PCODEPA14 Jl. A Klp2 Depok AB7 House 6 6500PL94 Jl. M Selatan Bekasi AC8 Flat 4 4000PG4 Jl. C Margonda Depok AP2 Flat 2 1500PG12 Jl. B Baru Bogor AB5 House 3 5000PG36 Jl. I Baru Bogor AC5 Flat 2 3000

Akan dilakukan Fragmen berdasarkan kolom Type.Predikat TYPE = ’ Flat’ atau TYPE =’ House”ri = σpi(r)

TP1= σ type=’Flat’ (Property)TP2= σ type=’House’ (Property)

Relasi Hasil fragmentasi adalah :Relasi : TP1PNO STREET AREA CITY PCODE TYPE ROOMS PCODEPL94 Jl. M Selatan Bekasi AC8 Flat 4 4000PG4 Jl. C Margonda Depok AP2 Flat 2 1500PG36 Jl. I Baru Bogor AC5 Flat 2 3000

Relasi : TP2PNO STREET AREA CITY PCODE TYPE ROOMS PCODEPA14 Jl. A Klp2 Depok AB7 House 6 6500PG12 Jl. B Baru Bogor AB5 House 3 5000

Cek dengan aturan Fragmentasi :1. Completeness

Seluruh tuple yang ada pada relasi PROPERTY sudah terdistribusi pada relasi TP1 dan TP22. Reconstruction PROPERTY = TP1 U TP23. Disjointness

Tuple yang berada pada relasi PROPERTY hanya ada pada salah satu relasi hasil fragmentasi antara TP1 atau TP2.

e Fragmentasi Vertical.Dalam fragmentasi vertical, setiap fragmen ri didefinisikan dengan operasi Project sebagai

: ri = Πci (R). Penyusunan kembali dari relasi R dapat diperoleh dengan mengambil gabungan dari seluruh fragmen operasi ф (natural joint) : R= r1ф r2 ф r3…. ф rn. Relasi hasil fragmentasi berisi sebagian atribut/kolom dari relasi global dan harus memiliki atribut primary key yang akan digunakan sebagai tuple-id pada saat rekontruksi. Dalam fragmentasi vertikal tidak harus memiliki fragmen yang dijoint seperti pada fragmen horizontal.

Ilustrasi dari fragmentasi secara horizontal adalah :

10

R

r1 r2 r3

Page 11: Sistem Basis data Terdistribusi.doc

Relasi R Relasi hasil fragmentasi r1, r2 r3

Contoh :Diketahui Relasi PROPERTYPNO STREET AREA CITY PCODE TYPE ROOMS PCODEPA14 Jl. A Klp2 Depok AB7 House 6 6500PL94 Jl. M Selatan Bekasi AC8 Flat 4 4000PG4 Jl. C Margonda Depok AP2 Flat 2 1500PG12 Jl. B Baru Bogor AB5 House 3 5000PG36 Jl. I Baru Bogor AC5 Flat 2 3000

Akan dilakukan fragmentasi secara vertikal terhadap relasi Property.

11