sirah nabawiyah 1
TRANSCRIPT
1
Empat belas tahun silam…. Semesta alam menunggu sebuah peristiwa
besar yang telah diramalkan.
Tentang kelahiran seorang putra yang mulia,
yang kelak akan menjadi seorang
pemimpin di bumi ini...
Mekkah, abad ke-5 M
Suku Quraisy mendominasi.
Sekitar Ka’bah dipenuhi berhala.
Peperangan antar suku di segala penjuru.
Bayi-bayi perempuan dikubur hidup-hidup.
Abdul Muthalib
Kalangan Bani Hasyim, pemimpin kabilah Quraisy.
Hidup bersama 10 orang putra.
Sebelum dikaruniai anak, ia bermimpi diperintahkan untuk menggali air
Zamzam. Ia bernazar bahwa apabila setelah menggali air zamzam yang
sudah lama tertimbun ia dikaruniai 10 orang anak, maka ia akan
menyembelih satu diantaranya. Setelah dilakukan berkali-kali pengundian,
anak yang harus ia sembelih adalah anak kesayangannya, Abdullah.
Abdul Muthalib dicegah oleh kaum Quraisy untuk menyembelih Abdullah,
ia pun menemui seorang paranormal di tanah Hijaz, hingga kemudian
penyembelihan Abdullah digantikan dengan penyembelihan 100 ekor unta.
Abdullah bin Abdul Muthalib
dan Aminah binti Wahd Aminah merupakan putri dari Bani Zahrah yang sangat
mulia dan terhormat.
Aminah dinikahkan dengan Abdullah bin Abdul Muthalib.
Pernikahan ini membawa kebahagiaan yang sangat besar
bagi kaum Quraisy.
Namun, ketika Aminah sedang mengandung putra
pertama mereka,
Abdullah meniggal dunia sepulangnya dari perjalanan
berdagang.
Tahun Gajah Tentara Habasyah yang dipimpin Abrahah Al-Habasyi
datang. Pasukan yang sangat besar beserta gajah untuk
menghancurkan Ka’bah. Abrahah memiliki dendam karena rumah
bernama “Qullais” yang ia dirikan untuk
menggantikan Ka’bah dikencingi oleh seorang
Arab
Tiba-tiba, atas izin Allah, langit dipenuhi dengan burung-
burung kecil yang melempari batu kecil ke pasukan
Abrahah. Seluruh pasukan itu tewas seketika.
Di tahun gajah…
Di malam yang langitnya sangat cerah dan ramai
dengan bintang-bintang. Saat bulan terlihat
begitu menawan dengan cahayanya yang terang
benderang. Semua orang merasa amat bahagia.
Api biara majusi padam. Jendela-jendela istana
raja Kisra berjatuhan. Danau Sawah kering.
Singgasana Persia berguncang, lalu terbelah.
Di tahun gajah…
Lelaki paling mulia
itu lahir ke dunia…
2
Halimah As-Sa’diyah
Ibu susu Muhammad. Sejak Muhammad tinggal di
perkampungan Bani Sa’ad tak hanya air susunya yang
melimpah, hujan pun turun di kampung halaman yang
sedang kekeringan.
Saat Muhammad berusia 2 tahun, Muhammad didatangi oleh dua orang malaikat yang
membelah dada beliau. Pada peristiwa Syaqqish Shodri itu, bagian-bagian yang biasa
dihuni oleh setan diangkat dari kalbu Muhammad. Setelah peristiwa itu, Muhammad
dikembalikan kepada Ibu Kandungnya.
Muhammad si Yatim Piatu
Saat Muhammad berusia 6 tahun, beliau diajak Ibunda
Aminah untuk mengunjungi keluarga dan kerabatnya bersama
Ummu Aiman. Selama perjalanan pulang , di Abwa, di sebuah
tempat dekat Abdullah dikebumikan, Aminah jatuh sakit
hingga meninggal dunia. Sejak saat itu, yatim piatulah
Muhammad. Muhammad kemudian berada di pengasuhan
sang kakek, Abdul Muthalib. Namun, saat Muhammad
berusia delapan tahun, Abdul Muthalib pun dipanggil oleh-
Nya dan Muhammad kemudian diasuh oleh Abu Thalib,
pamannya.
Bersama Abu Thalib
Abu Thalib sangat menyayangi Muhammad. Ia selalu
bersama Muhammad kemanapun beliau pergi.
Pada suatu hari, Abu Thalib pergi berdagang ke Syam
bersama Muhammad. Di tengah perjalanan mereka
bertemu Bahira, seorang pendeta Shalih. Bahira berkata
ia melihat awan di langit yang menaungi Muhammad
dan mengikutinya. Bahiralah yang menemukan tanda
kenabian (Khatamun Nubuwah) pada pundak sebelah
kanan Muhammad.
3
Muhammad remaja
Muhammad memiliki akhlak yang sangat mulia.
Hidupnya jauh dari kesia-siaan. Beliau teramat jujur
hingga digelari Al-amin. Untuk membantu Abu Thalib,
Muhammad menggembala kambing di Mekkah.
Saat usia 20 tahun, Muhammad turut serta dalam perang
Al-Fijar antara Quraisy dan kabilah Qais Ailan.
Muhammad remaja
Pada masa perang itu, seorang pria datang ke Mekkah untuk
berdagang. Ia dianiaya oleh Ash bin Wail As-Sahmi yang tidak
membayar barang dagangannya. Laki-laki itupun menaiki gunung
Abu Qubais dan berseru meminta pertolongan. Lalu Zubair bin
Abdul Muthalib, paman Muhammad mengumpulkan kaum Quraisy
di rumah Abdullah bin Jud’an. “Perjanjian Kebaikan” (Half Al-
Fudhul) pun diikrarkan. Mereka bersumpah untuk memberikan
sebagian harta mereka kepada orang fakir, hingga tidak ada fakir
yang meminta-minta. Mereka juga sepakat untuk menjadi penolong
bagi orang yang teraniaya. Muhammad ikut serta pada perjanjian ini.
Muhammad remaja
Saat Ka’bah direnovasi, terjadi perselisihan antara beberapa Kabilah
di Mekkah mengenai siapa yang paling pantas meletakkan Hajar
Aswad. Saat itulah Muhammad yang amat dipercaya menengahi
perselisihan. Beliau melepaskan baju yang ia pakai,
membentangkannya, lalu meletakkan Hajar Aswad di tengahnya.
Beliau meminta setiap pemimpin masing-masing Kabilah menjadi
wakil untuk memegang salah satu ujung kain tersebut. Mereka
melalukannya dan bersama-sama mengangkat Hajar Aswad, lalu
Muhammad meletakkan Hajar Aswad di Ka’bah. Betapa Muhammad
amat bijaksana.
Muhammad dan Khadijah
Khadijah binti Khuwailid, seorang perempuan kaya yang mengupah
kaum pria untuk menjalankan usahanya. Seorang janda yang telah
didahului oleh dua suaminya.
Suatu hari, Khadijah mendengar mengenai Muhammad yang terkenal
amat terpercaya. Saat Maisarah, seorang pelayannya berdagang ke
Syam, Maisarah bertemu dengan Muhammad yang ia lihat sangatlah
terpercaya dalam berdagang dan jujur dalam bertutur kata. Maisarah
melihat Muhammad selalu dinaungi awan dan bersama dua orang
malaikat kemanapun ia pergi.
Muhammad dan Khadijah
Maisarah lalu menceritakan apa yang dilihatnya kepada Khadijah.
Khadijah kemudian menemui sepupunya, Waraqah bin Naufal,
seorang nasrani yang meyakini akan kedatangan nabi terakhir lalu
menceritakan apa yang ia dengar dari Maisarah. Waraqah kemudian
menceritakan perihal tanda-tanda kedatangan nabi terakhir kepada
Khadijah. Atas kejujuran dan kemuliaan Muhammdad, Khadijah lalu
meminangnya. Menikahlah Khadijah dan Muhammad saat usia
Muhammad 25 tahun dan Khadijah 40 tahun.
Dari pernikahan ini lahirlah Qasim, Abdullah, Ruqayah, Ummu
Kultsum, Zainab, dan Fatimah.