sintesis asetanilida
DESCRIPTION
Sintesis AsetanilidaTRANSCRIPT
Nama : Nova AstrianiNim : 06111410012Prodi : Pendidikan kimia(kampus Palembang)
Sintesis Asetanilida
Asetanilida merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang digolongkan
sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin digantikan dengan
satu gugus asetil. Asetinilida berbentuk butiran berwarna putih tidak larut dalam
minyak parafin dan larut dalam air dengan bantuan kloral anhidrat.
Asetanilida pertama kali ditemukan oleh Friedel Kraft pada tahun 1872
dengan cara mereaksikan asethopenon dengan NH2OH sehingga terbentuk
asetophenon oxime yang kemudian dengan bantuan katalis dapat diubah menjadi
asetanilida. Pada tahun 1899 Beckmand menemukan asetanilida dari reaksi antara
benzilsianida dan H2O dengan katalis HCl. Lalu, pada tahun 1905 Weaker
menemukan asetanilida dari anilin dan asam asetat.
Asetanilida dapat dihasilkan dari reaksi antara asam asetaT anhidrid dan
anilin. Larutan benzen dalam satu bagian anilin dan 1,4 bagian asam asetat
anhidrad berlebih 150 % dengan konversi 90% danYield 65%, direfluks dalam
sebuah kolom yang dilengkapi dengan jaket sampai tidak ada anilin yang tersisa
kondisi operasi temperatur reaksi 30-110oC.
Asetanilida merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang digolongkan
sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin digantikan dengan
satu gugus asetil. Asetinilida berbentuk butiran berwarna putih (kristal) tidak larut
dalam minyak parafin dan larut dalam air dengan bantuan kloral anhidrat.
Asetanilida atau sering disebut phenilasetamida mempunyai rumus molekul
C6H5NHCOCH3 dan berat molekul 135,16 g/gmol. Asetanilida pertama kali
ditemukan oleh Friedel Kraft pada tahun 1872 dengan cara mereaksikan
asethopenon dengan NH2OH sehingga terbentuk asetophenon oxime yang
kemudian dengan bantuan katalis dapat diubah menjadi asetanilida. Pada tahun
1899 Beckmand menemukan asetanilida dari reaksi antara benzilsianida dan H2O
dengan katalis HCl. Lalu, pada tahun 1905 Weaker menemukan asetanilida dari
anilin dan asam asetat (Anonim 1. 2010).
Asetanilida merupakan bahan ringan yang stabil dibawah kondisi biasa, hydrolisa
dengan alkali cair atau dengan larutan asam mineral cair dalam kedaan panas akan
kembali ke bentuk semula. Adisi sodium dlam larutan panas Asetanilida didalam xilena
menghasilkan N-Sodium derivative.
C6H5NHCOCH3 + HOH → C6H5NH2 + CH3COOH
Bila dipanaskan dengan phospor pentasulfida menghasilkan thio
Asetanilida (C6H5NHC5CH3 ). Bila di treatmen dengan HCl, Asetanilida dalam larutan
asam asetat menghasilkan 2 garam ( 2 C6H5NHCOCH3 ). Dalam larutan yang
memgandung pottasium bicarbonat menghasilkan N- bromo asetanilida. Nitrasi
asetanilida dalam larutan asam asetaat menghasilkan p-nitro Asetanilida (Anonim3,
2011)
Menurut anonim 2, 2011. Sintesis asetanilida adalah sebagai berikut:
1. Pembuatan asetanilida dari asam asetat dan anilin
Metode ini merupakan metode awal yang masih digunakan karena lebih
ekonomis. Anilin dan asam asetat berlebih 100 % direaksikan dalam sebuah
tangki yang dilengkapi dengan pengaduk.
C6H5NH2 + CH3COOH → C6H5NHCOCH3 + H2O
Reaksi berlangsung selama 6 jam pada suhu 150oC – 160oC. Produk dalam
keadaan panas dikristalisasi dengan menggunakan kristalizer.
2. Pembuatan asetanilida dari ketene dan anilin
Ketene ( gas ) dicampur kedalam anilin di bawah kondisi yang diperkenankan akan
menghasilkan asetanilida.Ketena (gas) dicampur ke dalam anilin di bawah kondisi yang
diperkenankan akan menghasilkan asetanilida dengan konversi 90%. Ketena direaksikan
dengan anilin di dalam reaktor packed tube pada temperatur 400-625oC dan pada
tekanan 2,5 atm.
C6H5NH2 + H2C=C=O → C6H5NHCOCH3
3. Pembuatan asetanilida dari asam thioasetat dan anilin
Asam thioasetat direaksikan dengan anilin dalam keadaan dingin akan
menghasilkan asetanilida dengan membebaskan H2S.
C6H5NH2 + CH3COSH → C6H5NHCOCH3 + H2S
Dalam perancangan pabrik asetanilida ini digunakan proses antara asam asetat
dengan anilin.
Pertimbangan dari pemilihan proses ini adalah;
1. Reaksinya sederhana
2. Tidak menggunakan katalis sehingga tidak memerlukan alat untuk regenerasi
katalis dan tidak perlu menambah biaya yang digunakan untuk membeli katalis
sehingga biaya produksi lebih murah.
Anilin pertama kali diisolasi dari distilasi destruktif indigo pada tahun
1826 oleh Otto Unverdorben, yang menamainya kristal. Pada tahun 1834,
Friedrich Runge terisolasi dari tar batubara zat yang menghasilkan warna biru
yang indah pada pengobatan dengan klorida kapur, yang bernama kyanol atau
cyanol Pada tahun 1841, CJ Fritzsche menunjukkan bahwa, dengan
memperlakukan indigo dengan potas api, itu menghasilkan minyak, yang ia beri
nama anilina, dari nama spesifik dari salah satu-menghasilkan tanaman nila, dari
Portugis anil "yang semak indigo" dari bahasa Arab an- nihil "nila" asimilasi dari
al-nihil, dari nila Persia, dari nili "indigo" dengan Indigofera anil, anil yang
berasal dari Sansekerta नी�ली� nila, biru tua, nila, dan pabrik nila (Anonim2. 2011)
Anilin berupa cairan jernih dengan rumus molekul C6H5NH2, berat
molekul 93,12 g/mol, titik didih normal : 184,4 oC. Sifat kimia dari anilin yaitu:
Halogenasi senyawa anilin dengan brom dalam larutan sangat encer menghasilkan
endapan 2, 4, 6 tribromo anilin. Pemanasan anilin hipoklorid dengan senyawa
anilin sedikit berlebih pada tekanan sampai 6 atm menghasilkan senyawa
diphenilamine. Hidrogenasi katalitik pada fase cair pada suhu 135 – 170oC dan
tekana 50 – 500 atm menghasilkan 80% cyclohexamine ( C6H11NH2 ). Sedangkan
hidrogenasi anilin pada fase uap dengan menggunakan katalis nikel menghasilkan
95% cyclohexamine. Nitrasi anilin dengan asam nitrat pada suhu -20oC
menghasilkan mononitroanilin, dan nitrasi anilin dengan nitrogen oksida cair pada
suhu 0oC menghasilkan 2, 4 dinitrophenol. Aniline merupakan senyawa yang
bersifat basa, dengan titik didih 180oC dan indeks bias 158 . jika kontak dengan
cahaya matahari aniline akan mengalami reaksi oksidasi dilaboratorium aniline
digunakan untuk dan dalam kehidupan sehari hari digunakan untuk zat warna.
Aniline dibuat melalui reaksi reduksi dengan bahan baku nitrobenzene. Anilin
merupakan cairan minyak tak berwarna yang mudah menjadi coklat karena
oksidasi atau terkena cahaya, bau dan cita rasa khas, basa organic penting karena
merupakan dasr bagi banyak zat warna dan obat toksik bila terkena, terhirup, atau
terserap kulit. Anilin dapat disintetis melalui dua cara yaitu reduksi senyawa
nitrobenzena dengan logam Fe granul bersama dengan HCl pekat dan isolasi
anilin dari hasil reaksi. Dalam hal ini langkah awal yang dilakukan adalah reaksi
reduksi nitrobenzena dimana dalam reduksi ini digunakan 20 ml nitrobenzena
yang dmasukkan dalam labu alas bulat (berleher panjang), kemudian ditambahkan
dengan 25 gram serbuk Fe, sehingga larutan berwana hitam pekat. Labu
dihubungkan dengan kondensor liebig, dan ditambahkan 100 ml HCl pekat
dengan hati - hati dan sedikit-sedikit lewat kondensor. Setelah itu dapat diamati
dalam larutan terdapat endapan berwarna hitam (pada bagian bawah). Pada saat
penambahan HCl labu dimasukkan dalam wadah yang berisi air es. Sebab saat
penambahan akan timbul panas Penambahan HCl berfungsi untuk membantu
proses mereduksi nitrobenzena. Proses ini dilakukan dalam lemari asam, setelah
semua HCl ditambahkan, labu diletakkan di atas kasa dan direfluks selama 20
menit (dengan menggunakan kondensor air), pada saat direfluks dapat diamati
adanya uap yang keluar dari labu. Tujuan merefluks yaitu untuk mencampurkan
larutan. Hasil dari refluks berupa padatan yang berwarna cokelat (Ahmad, 2011).
Asetanilida merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang
berbentuk butiran (kristal) berwarna putih. Asetanilida dapat dibuat dengan
mereaksikan anilin dan asam asetat. Dimana reaksi berlangsung selama 8 jam
pada suhu 150oC dan tekanan 2,5 atm dengan konversi reaksi mencapai 99,5 %.
Produk dalam keadaan panas dikristalisasi dengan menggunakan kristalizer untuk
membentuk butiran (kristal) asetanilida (Anonim4. 2011)
→ Menurut anonim2, 2011, sifat fisika dan kimia dari bahan adalah sebagai
berikut:Sifat Fisis dan KimiaBahan Baku1. Anilina. Sifat – sifat fisis:Rumus molekul : C6H5NH2
Berat molekul : 93,12 g/gmolTitik didih normal : 184,4 oCSuhu kritis : 426 oCTekanan kritis : 54,4 atmWujud : cairWarna : jernihSpesifik gravitu : 1,024 g/cm3b. Sifat – sifat kimia:Halogenasi senyawa anilin dengan brom dalam larutan sangat encer menghasilkan endapan 2, 4, 6 tribromo anilin. Pemanasan anilin hipoklorid dengan senyawa anilin sedikit berlebih pada tekanan sampai 6 atm menghasilkan senyawa diphenilamine.Hidrogenasi katalitik pada fase cair pada suhu 135 – 170oC dan tekana 50 – 500 atm menghasilkan 80% cyclohexamine ( C6H11NH2). Sedangkan hidrogenasi anilin pada fase uap dengan menggunakan katalis nikel menghasilkan 95% cyclohexamine.
C6H5NH2 + 3H → 2 C6H11NH2
Nitrasi anilin dengan asam nitrat pada sushu -20oC menghasilkan mononitroanilin, dan nitrasi anilin dengan nitrogen oksida cair pada suhu 0oC menghasilkan 2, 4 dinitrophenol.2. Asam Asetata. Sifat – sifat fisis:Rumus molekul : CH3COOHBerat molekul : 6.,053 g/gmolTitik didih normal : 117,9 oCTitik leleh : 16,7 oCBerat jenis : 1,051 gr/mlSuhu kritis : 321,6 oCTekanan kritis : 57,2 atmWujud : cairWarna : jernihPanas pembakaran : 208,34 kkal/molPanas penguapan : 96,8 kal/gr ( 118 oC )
b. Sifat – sifat kimia:Dengan alkohol menghasilkan proses esterifikasi
R-OH + CH3COOH → CH3COOR + H2OPembentukan garam keasaman
2 CH3COOH + Zn → (CH3COO)2Zn2+ + H
Konversi ke klorida – klorida asam3 CH3COOH + PCl3 → 3CH3COOCl + H3PO3
Pembentukan esterCH3COOH + CH3CH2OH → H+ CH3COOC2H5 + H2O
Produk1. Asetetanilidaa. Sifat – sifat fisis:Rumus molekul : C6H5NHCOCH3
Berat molekul : 135,16 g/gmolTitik didih normal : 305 oCTitik leleh : 114,16 oCBerat jenis : 1,21 gr/mlSuhu kritis : 843,5 oCTitik beku : 114 oCWujud : padatWarna : putihBentuk : butiran / Kristal
b. Sifat – sifat kimia: Pirolysis dari asetanilida menghasilkan N –diphenil urea, anilin,
benzene dan hydrocyanic acid.
Refluk merupakan suatu proses pencampuran senyawa-senyawa yang
dilakukan dengan pemanasan dalam suatu labu alas bulat pada tabung refluk yang
dilengkapi dengan pendingin. Pemanasan berfungsi agar terjadi percampuran
senyawa yang sempurna sehingga mempercepat reaksi melalui penguapan.
Dengan adanya pendinginan, uap yang terbentuk akan mengembun kembali
sehingga akan mengalir ke labu alas bulat sehingga mengurangi konsentrasi
senyawa yang menghilang akibat pemanasan. Prinsip kerja refluk adalah pada saat
memanaskan sempurna maka akan menghasilkan uap dan uap tersebut akan
melewati tabung refluk. Tabung refluk yang telah dilengkapi dengan pendingin
akan mengakibatkan uap tersebut mengembun kembali. Sehingga reaksi berjalan
dengan sempurna karena meminimalis senyawa yang hilang dan diperoleh hasil
yang maksimal. Biasanya refluk digunakan untuk mereaksikan senyawa yang
dapat bereaksi di atas suhu ruang (nurjaya, 2011).
Refluks, salah satu metode dalam ilmu kimia untuk men-sintesis suatu
senyawa, baik organik maupun anorganik. Umumnya digunakan untuk
mensistesis senyawa-senyawa yang mudah menguapa atau volatile. Pada kondisi
ini jika dilakukan pemanasan biasa maka pelarut akan menguap sebelum reaksi
berjalan sampai selesai. Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatil yang
digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan
kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan mengembun
pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut akan tetap
ada selama reaksi berlangsung. Sedangkan aliran gas N2 diberikan agar tidak ada
uap air atau gas oksigen yang masuk terutama pada senyawa organologam untuk
sintesis senyawa anorganik karena sifatnya reaktif. Kondensor yang digunakan
adalah pendingin bola, bukan pendingin Liebig, tujuannya untuk menghalangi uap
pelarut tetap ada. bayangkan apabila menggunakan Liebig, bisa-bisa senyawa
yang akan disintesis tidak ada hasilnya, karena kesemuanya sudah menguap
(anonim5, 2011).
Dalam proses refluks akan terjadi kristalisasi dan Rekristalisasi .
rekristalisasi merupakan metode yang sangat penting untuk pemurnian komponen
larutan organic. Ada tujuh metode dalam rekristalisasi yaitu: memilih pelarut,
melarutkan zat terlarut, menghilangkan warna larutan, memindahkan zat padat,
mengkristalkan larutan, mengumpul dan mencuci kristal, mengeringkan
produknya (hasil). Ada beberapa hal yang dapat dilakukan analis untuk
meminimalkan kopresipitasi bersama endapan kristal. Jika ia tahu akan hadirnya
suatu ion yang mudah berkopresipitasi, ia dapat mengurangi (tidak sama sekali
menghilangkan) banyaknya kopresipitasi dengan metode penambahan kedua
reagensia itu. Setelah suatu kristal endapan terbentuk, analisis itu dapat
meningkatkan kemurnian. Endapan itu disaring, dilarutkan ulang dan diendapkan
ulang. Ion pengotor akan hadir dalam konsentrasi yang lebih rendah selama
pengendapan. Bila zat cair didinginkan, gerakan translasi molekul-molekul
menjadi lebih kecil dan gaya molekul lebih besar. Hingga setelah pengkristalan
molekul mempunyai kedudukan tertentu dalam kristal. Panas yang terbentuk pada
pengkristalan disebut panas pengkristalan. Selama pengkristalan temperatur tetap,
disini terjadi kesetimbangan terperatur akan turun lagi pengkristalan selesai.
Peristiwa kebalikan dari pengkristalan disebut peleburan. Peristiwa rekristalisasi
berhubungan dengan reaksi pengendapan. Endapan merupakan zat yang memisah
dari satu fase padat dan keluar ke dalam larutannya. Endapan terbentuk jika
larutan bersifat terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan suatu
endapan merupakan konsentrasi molal dari larutan jenuhnya. Kelarutan
bergantung dari suhu, tekanan, konsentrasi bahan lain yang terkandung dalam
larutan dan komposisi pelarutnya. Mineral zeolit sudah diketahui sejak tahun 1755
oleh seorang ahli mineralogi bernama F.A.F. Cronstedt. Meskipun demikian
penggunaan mineral zeolit untuk industri baru dimulai tahun 1940 dan 1973.
Tahun 1940 adalah penggunaan mineral zeolit sintetis, sedangkan tahun 1973
adalah permulaan penggunaan mineral zeolit alam. Dikarenakan mineral zeolit
alam sulit dipisahkan dari batuan induknya maka ini menjadi alasan dibuatnya
zeolit sintesis. Mineral zeolit sintetis yang dibuat tidak dapat persis sama dengan
mineral zeolit alam, walaupun zeolit sintetis mempunyai sifat fisik yang jauh lebih
baik (ahmad, 2011).
Daftar Pustaka :
Anonim. . Laporan Praktikum Kimor Asetanilida. (online).
(http://www.docstoc.com/docs/132890530/laporan-praktikum-kimor-
asetanilida) diakses tanggal 20 Mei 2013.
Rhinadwismara. . Sintesis Asetanilida. (online). (http://rhinadwismar.
blogspot.com/p/sintesis-asetanilida.html) diakses tanggal 20 Mei 2013.
MAKALAH SINTESIS ASETANILIDA
KIMIA ORGANIK
ANGGOTA KELOMPOK :
1. Anike Merliza (06111410006)
2. Nova Astriani (06111410012)
3. Sriwidya Hotmaria Panjaitan (06111410014)
4. Henny Listriani (06111410020)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNVERSITAS SRIWIJAYA
2013