sintesis asam oksalat dari gula pasir windi riyadi

10
SINTESIS ASAM OKSALAT DARI GULA PASIR DAN KORAN BEKAS Windi Riyadi 1113096000037 Program Studi Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jalan Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat 15412 Indonesia Telp. (62-21) 7493606 Email: [email protected] UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Jakarta, Indonesia. Abstrak Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H2C2O4 dengan nama sistematis asam etanadioat. Asam oksalat ada 2 macam yaitu asam oksalat anhidrat dan asam oksalat dihidrat. Asam oksalat anhidrat (H2C2O4) yang mempunyai berat molekul 90,04 gr/mol dan mempunyai melting point 187 o C. Sifat dari asam oksalat anhidrat adalah tidak berbau berwarna putih, dan tidak menyerap air. Asam oksalat dihidrat merupakan jenis asam oksalat yang dijual di pasaran yang mempunyai rumus bangun (H2C2O4.2H2O), dengan berat molekul 126,07 gr/mol dan melting point 101,5oC dan mengandung 71,42 % asam oksalat anhidrat dan 28,58 % air, bersifat tidak bau dan dapat kehilangan molekul air apabila dipanaskan sampai suhu 100 o C. Sintesis asam oksalat dapat diperoleh dari bahan yang berbeda yakni, Oksidasi karbohidrat dengan HNO 3, Peleburan alkali, Fermentasi glukosa dan Sintesis dari Natrium Formiat. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan sukrosa yang terdapat dalam senyawa sederhana gula pasir yang dijadikan sebagai bahan untuk sintesis asam oksalat. Asam oksalat dapat disintesis menggunakan sukrosa yang terdapat pada gula pasir dengan cara hidrolisis dalam suasana asam yang disertai pemanasan dan dioksidasi menggunakan HNO3 dan pemanasan. Pada penelitian ini dari 10 gram gula pasir didapatkan massa kristal asam oksalat sebesar 1,92 gram dengan titik leleh 101 o C. Rendemen yang dihasikan pada penelitian ini sebesar 11,911 %. Kata Kunci: Sintesis Asam Oksalat, gula pasir, Koran bekas I. PENDAHULUAN Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H2C2O4 dengan nama sistematis asam etanadioat. Asam dikarboksilat paling sederhana ini biasa digambarkan dengan rumus HOOC-COOH. Merupakan asam organik yang relatif kuat, 10.000 kali lebih kuat daripada asam asetat. Di-anionnya, dikenal sebagai oksalat, juga agen

Upload: windi7

Post on 15-Jan-2016

160 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

Penelitian yang dilakukan adalah sintesis asam oksalat yang diperoleh dari bahan gula pasir atau sukrosa dan dari koran bekas.

TRANSCRIPT

Page 1: Sintesis Asam Oksalat Dari Gula Pasir Windi Riyadi

SINTESIS ASAM OKSALAT DARI GULA PASIR DAN KORAN BEKAS

Windi Riyadi

1113096000037

Program Studi Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Jalan Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat 15412 Indonesia Telp. (62-21) 7493606

Email: [email protected]

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Jakarta, Indonesia.

Abstrak

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H2C2O4 dengan nama sistematis asam etanadioat.

Asam oksalat ada 2 macam yaitu asam oksalat anhidrat dan asam oksalat dihidrat. Asam oksalat anhidrat

(H2C2O4) yang mempunyai berat molekul 90,04 gr/mol dan mempunyai melting point 187oC. Sifat dari asam

oksalat anhidrat adalah tidak berbau berwarna putih, dan tidak menyerap air. Asam oksalat dihidrat merupakan

jenis asam oksalat yang dijual di pasaran yang mempunyai rumus bangun (H2C2O4.2H2O), dengan berat

molekul 126,07 gr/mol dan melting point 101,5oC dan mengandung 71,42 % asam oksalat anhidrat dan 28,58

% air, bersifat tidak bau dan dapat kehilangan molekul air apabila dipanaskan sampai suhu 100 oC. Sintesis asam

oksalat dapat diperoleh dari bahan yang berbeda yakni, Oksidasi karbohidrat dengan HNO3, Peleburan alkali,

Fermentasi glukosa dan Sintesis dari Natrium Formiat. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan sukrosa

yang terdapat dalam senyawa sederhana gula pasir yang dijadikan sebagai bahan untuk sintesis asam oksalat.

Asam oksalat dapat disintesis menggunakan sukrosa yang terdapat pada gula pasir dengan cara hidrolisis dalam

suasana asam yang disertai pemanasan dan dioksidasi menggunakan HNO3 dan pemanasan. Pada penelitian ini

dari 10 gram gula pasir didapatkan massa kristal asam oksalat sebesar 1,92 gram dengan titik leleh 101 oC.

Rendemen yang dihasikan pada penelitian ini sebesar 11,911 %.

Kata Kunci: Sintesis Asam Oksalat, gula pasir, Koran bekas

I. PENDAHULUAN

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H2C2O4 dengan nama sistematis asam etanadioat.

Asam dikarboksilat paling sederhana ini biasa digambarkan dengan rumus HOOC-COOH. Merupakan asam organik

yang relatif kuat, 10.000 kali lebih kuat daripada asam asetat. Di-anionnya, dikenal sebagai oksalat, juga agen

Page 2: Sintesis Asam Oksalat Dari Gula Pasir Windi Riyadi

pereduktor. Banyak ion logam yang membentuk endapan tak larut dengan asam oksalat, contoh terbaik adalah

kalsium oksalat(CaOOC-COOCa), penyusun utama jenis batu ginjal yang sering ditemukan.

Asam oksalat ada 2 macam yaitu asam oksalat anhidrat dan asam oksalat dihidrat. Asam oksalat anhidrat

(H2C2O4) yang mempunyai berat molekul 90,04 gr/mol dan mempunyai melting point 187oC. Sifat dari asam oksalat

anhidrat adalah tidak berbau berwarna putih, dan tidak menyerap air. Asam oksalat dihidrat merupakan jenis asam

oksalat yang dijual di pasaran yang mempunyai rumus bangun (H2C2O4.2H2O), dengan berat molekul 126,07 gr/mol

dan melting point 101,5oC dan mengandung 71,42 % asam oksalat anhidrat dan 28,58 % air, bersifat tidak bau dan

dapat kehilangan molekul air apabila dipanaskan sampai suhu 100oC.

Asam oksalat terdistribusi secara luas dalam bentuk garam pottasium dan kalsium yang terdapat pada daun,

akar dan rhizoma dari berbagai macam tanaman. Asam oksalat juga terdapat pada air kencing manusia dan hewan

dalam bentuk garam kalsium yang merupakan senyawa terbesar dalam ginjal. Kelarutan asam oksalat dalam etanol

pada suhu 15,6oC dan etil eter pada suhu 25oC adalah 23,7 g / 100 g solvent dan 1,5 g / 100 g solvent. Makanan

yang banyak mengandung asam oksalat adalah coklat, kopi, strawberry, kacang dan bayam. ( Kirk R.E, Othmer D.F,

hal.618 – 635, 1945 )

Titik leleh suatu zat padat adalah suatu temperatur dimana terjadinya keadaansetimbang antara fasa padat

dan fasa cair pada tekanan satu atmosfer. Untuk mengukur titik leleh suatu senyawa dapat digunakan alat melthing

point. Prinsipnya yaitu suatu zat bisa meleleh karena ikatan antarmolekul terputus dimana putusnya molekul itu

yang

memerlukan suhu berbeda-beda tergantung pada kekuatan ikatan tersebut. Semakin kuat ikatannya maka semakin

tinggi suhu yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan tersebut. Dengan adanya zat pengotor, ikatan yang terputus

akan lebih banyak atau intinya tergantung pada zat pengotornya. Titik leleh juga bisa untuk mengukur gaya

intermolekul antar senyawa dimana makin tinggi titik leleh maka makin besar gaya intermolekulernya, beberapa

molekul dengan berat molekul sama, maka molekul yang lebih polar dan struktur molekul yang lebih simetris akan

lebih tinggi. Angka titik leleh dan kisarannya tergantung pada kecepatan pemanasan, keakuratan pada thermometer

yang digunakan dan sifat padatan senyawa yang terdapat pada suatu padatan yang telah diisolasi, rentang lelehannya

harus ditentukan untuk memastikan identitas dan kemurniannya.Dalam percobaan ini dilakukan proses penentuan

titik leleh dengan tujuan menentukan titik leleh dan mengetahui kemurnian dari asam oksalat.

Dalam dunia industri asam oksalat digunakan yaitu untuk:

1. Metal Treatment

Asam oksalat digunakan pada industri logam untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang menempel pada

permukaan logam yang akan di cat. Hal ini dilakukan karena kotoran tersebut dapat menimbulkan korosi pada

permukaan logam setelah proses pengecatan selesai dilakukan.

2. Oxalate Coatings

Pelapisan oksalat telah digunakan secara umum, karena asam oksalat dapat digunakan untuk melapisi logam

stainless stell, nickel alloy, kromium dan titanium. Sedangkan lapisan lain seperti phosphate tidak dapat bertahan

lama apabila dibandingkan dengan menggunakan pelapisan oksalat.

3. Anodizing

Page 3: Sintesis Asam Oksalat Dari Gula Pasir Windi Riyadi

Proses pengembangan asam oksalat dikembangkan di Jepang dan dikenal lebih jauh di Jerman. Pelapisan asam

oksalat menghasilkan tebal lebih dari 60 μm dapat diperoleh tanpa menggunakan teknik khusus. Pelapisannya

bersifat keras, abrasi dan tahan terhadap korosi dan cukup atraktif warnanya sehingga tidak diperlukan pewarnaan.

Tetapi bagaimanapun juga proses asam oksalat lebih mahal apabila dengan dibandingkan dengan proses asam sulfat.

4. Metal Cleaning

Asam oksalat adalah senyawa pembersih yang digunakan untuk automotive radiator, boiler, “railroad cars” dan

kontaminan radioaktif untuk plant reaktor pada proses pembakaran. Dalam membersihkan logam besi dan non besi

asam oksalat menghasilkan kontrol pH sebagai indikator yang baik. Banyak industri yang mengaplikasikan cara ini

berdasarkan sifatnya dan keasamannya.

5. Textiles

Asam oksalat banyak digunakan untuk membersihan tenun dan zat warna. Dalam pencucian, asam oksalat

digunakan sebagai zat asam, kunci penetralan alkali dan melarutkan besi pada pewarnaan tenun pada suhu

pencucian, selain itu juga asam oksalat juga digunakan untuk membunuh bakteri yang ada didalam kain.

6. Dyeing

Asam oksalat dan garamnya juga digunakan untuk pewarnaan wool. Asam oksalat sebagai agen pengatur mordan

kromium florida. Mordan yang terdiri dari 4 kromium florida dan 2% berat asam oksalat. Wool di didihkan dalam

waktu 1 jam. Kromic oksida pada wool diangkat dari pewarnaan. Ammonium oksalat juga digunakan sebagai

pencetakan Vigoreus pada wool, dan juga terdiri dari mordan (zat kimia) pewarna. ( Kirk R.E, Othmer D.F., hal.630

– 631, 1945 ).

Secara umum, ada empat macam proses pembuatan asam oksalat dengan bahan dasar yang berbeda, yaitu:

1. Sintesis dari Natrium Formiat

Pada proses pembuatan asam oksalat dari natrium formiat ini, bahan yang dipakai adalah gas CO, Ca(OH)2,

H2SO4, dan NaOH. Proses utama pembuatan asam oksalat meliputi:

Pembuatan, pemurnian dan pengempaan gas

Udara panas direaksikan dengan kokas membentuk gas batubara, yang memiliki komponen utama CO, N2, CO2,

debu dan limbah gas lainnya.

Kokas + udara panas CO + N2 +CO2 + debu + limbah gas

Selanjutnya gas batubara (CO dan N2) dimurnikan, dikeringkan dan dikempa

Proses sintesa

Gas CO bertekanan direaksikan dengan larutan NaOH pada suhu 200oC menjadi natrium formiat.

(HCOONa).NaOH + CO HCOONa

Proses Dehidrogenasi

HCOONa diuraikan menjadi Na2C2O4 dan gas hidrogen dengan reaksi sebagai berikut :

2 HCOONa (COONa)2 + H2

Proses pengolahan plumbite

Page 4: Sintesis Asam Oksalat Dari Gula Pasir Windi Riyadi

Timbal sulfat (PbSO4) bereaksi dengan Na2C2O4 menghasilkan natrium sulfat

(Na2SO4) dan PbC2O4 yang tidak larut

(COONa)2 + PbSO4 Na2SO4 + PbC2O4

Melalui pencucian dengan air, maka Na2SO4 dan PbC2O4 akan terpisahkan.

Proses pengasaman

Dalam proses pengasaman, PbC2O4 bereaksi dengan asam sulfat membentuk asam oksalat H2C2O4dan PbSO4 yang

tidak larut.

PbC2O4 + H2SO4 (COOH)2 + PbSO4

Pengkristalan dan pengeringan H2C2O4

Larutan asam oksalat dipanaskan, diuapkan dan diembunkan untuk menghasilkan kristal asam oksalat.

2. Fermentasi glukosa

Proses ini menggunakan jamur untuk menguraikan glukosa menjadi asam oksalat. Jamur yang digunakan pada

proses ini adalah Aspergillus Niger yang beroperasi optimum pada pH 4,5. Produk yang diperoleh kemudian

disaring, diasamkan, dan dihilangkan warnanya. Setelah itu, produk dinaikkan konsentrasinya dengan evaporator

dan hasilnya dikristalkan. Hasil dari pengkristalan dikeringkan untuk meminimalkan kadar air dalam produk. Yield

asam oksalat tergantung dari nutrient (nitrogen) yang ditambahkan.

3. Peleburan alkali

Proses ini menggunakan bahan baku berupa bahan yang mengandung selulosa tinggi, potass serbuk gergaji,

sekam, tongkol jagung, dan lain-lain. Bahan ini dilebur dengan sodium hidroksida atau potassium hidroksida pada

suhu 240 – 285oC. Produk yang diperoleh direaksikan dengan kapur untuk mengikat oksalat dengan kalsium.

Produk ini kemudian direaksikan dengan asam sulfat untuk membentuk asam oksalat. Reaksi-reaksi yang terjadi

adalah sebagai berikut:

Selulosa + NaOH → Na2C2O4 + zat lain

Na2C2O4 + Ca(OH)2 → Ca2C2O4 4 + 2 NaOH

CaC2O4 + H2SO4 → CaSO4 + H2C2O4

Konversi yang diperoleh dari proses ini kurang dari 45 % dengan kemurnian produk sebesar 60 %.

4. Oksidasi karbohidrat dengan HNO3

Cara ini ditemukan oleh Scheele pada tahun 1776. Karbohidrat yang dapat digunakan pada proses ini antara lain

yaitu berupa gula, glukosa, fruktosa, maizena, pati gandum, pati kentang, tapioka, molasses, dan lain-lain.

Karbohidrat dihidrolisis terlebih dahulu untuk mendapatkan glukosa dengan reaksi :

(C6H10O5)n + n H2O → n C6H12O6

Glukosa yang diperoleh dicampurkan dengan larutan induk asam oksalat yang mengandung } 50 % C� 2H2O4 dan

kemudian direaksikan dengan HNO3 menggunakan

katalis V2O5. Reaksi yang terjadi pada tahap ini adalah :

Page 5: Sintesis Asam Oksalat Dari Gula Pasir Windi Riyadi

C6H12O6 + 12 HNO3 → 3 C2H2O4.2H2O + 3 H2O + 3NO + 9 NO2

4 C6H12O6 + 18 HNO3 + 3 H2O → 12 C2H2O4.2H2O + 9 NO2

Dalam pembuatan asam oksalat dengan proses ini, bahan dasar yang digunakan mengandung pati } 80%.�

Setelah didapatkan produk asam oksalat, dilakukan penyaringan, pemisahan, dan pengkristalan. Konsentrasi asam

oksalat yang dihasilkan mencapai 99 % sedangkan yield dapat mencapai 95 - 97 %. Proses pembuatan asam

oksalat dengan metode ini dapat dilakukan secara batch maupun kontinyu. Produk Asam Oksalat yang dihasilkan

terdiri atas :

a) Sifat fisika asam oksalat anhydrat (C2H2O4)

· Berbentuk kristal, berwarna putih.

b) Sifat kimia asam oksalat anhydrat (C2H2O4)

· Titik leleh : 187oC.

· Densitas : 1.897 g / cm3.

· Panas pembakaran (ΔE) pada 25oC : 245,61 kJ/mol.

· Panas pembentukan standart (ΔHf) pada 25oC : 826,61 kJ/mol.

· Berat molekul : 90.04 g/mol.

· Asam oksalat dengan glycerol akan membentuk allyl alkohol.

· Asam oksalat anhydrat menyublim pada suhu 150oC tetapi jika dipanaskan lagi akan terdekomposisi menjadi

karbondioksida dan asam formiat.

· Jika asam oksalat dipanaskan dengan penambahan asam sulfat akan menghasilkan karbon monoksida,

karbondioksida dan H2O. ( Kirk R.E, Othmer D.F, hal.618 – 635, 1945 )

c) Sifat fisika asam oksalat dihydrat (C2H2O4.2H2O)

· Berbentuk kristal, berwarna putih.

d) Sifat kimia asam oksalat dihydrat (C2H2O4.2H2O)

· Titik leleh :101,5oC.

· Densitas : 1,653 g / cm3.

· Panas pembentukan standart (ΔHf) pada 18oC : -1422 kJ/mol.

· Berat molekul : 126,07 g/mol.

· Cp pada suhu 50oC adalah 0.385.

· Cp pada suhu 100oC adalah 0.416.

Secara umum kertas koran bekas mengandung selulosa, jika selulosa dihidrolisis dengan menggunakan larutan

NaOH makan akan dihasilkan asam oksalat yang mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi. Senyawa asam oksalat

dapat digunakan secara luas sebagai zat ppenetral atau zat pengasam, bahan pembuat seluloid dan rayon, bahan

peledak, pemurni gliserol, stearin, penyamakan kulit, pembuat zat warna dan untuk keperluan laboratorium. Karena

banyaknya kertas koran bekas di Indonesia dan besarnya kegunaan asam oksalat di berbagai industri maka

pengolahan kertas koran bekas dengan larutan NaOH menjadi asam oksalat diharapkan mempunyai masa depan dan

berkembang dengan baik.

Page 6: Sintesis Asam Oksalat Dari Gula Pasir Windi Riyadi

Selulosa merupakan polisakarida rantai panjang yang tersusun oleh 150 sampai 1250 unit selulosa permolekul

dengan berat molekul 50.000 sampai 400.000 sehingga membentuk serat-serat dalam tanaman. Glukosa merpakan

disakarida yang terdiri dari 2 gugus glukosa dengan bentuk ikatan (1-4). Glukosa dengan rantai sakarida lurus, tidak

bercabang terdapat terutama dalam tumbuhan pada dingding sel. Senyawa ini tidak larut dalam air, eter dan alkohol

tetapi akan terhidrolisis oleh basa kuat (NaOH).

Pembuatan asam oksalat dari bahan-bahan limbah pertanian telah bnyak dilakukan dengan cara pemecahan

memakai larutan alkali dan oksidasi dengan mengunakan larutan nitrat pekat. Peleburan zat-zat buangan yang

berasal dari hasil-hasil pertanian seperti sekam padi, otngkol jagung, kulit kacang tanah, serbuk gergaji memakai

larutan NaOH menghasilkan asam oksalat, asam asetat dan asam formiat.

II. METODE PENELITIAN

Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah labu erlenmeyer 200 ml, gelas beaker 500 ml, gelas beaker

100 ml, gelas ukur 50 ml, gelas ukur 25 ml, batang pengaduk, pipet tetes, penangas air, pendingin es, thermometer,

corong, kertas saring cawan kristalisasi dan melting point. Pada penelitian ini digunakan gula pasir dan koran bekas

sebagai bahan utama pembuatan asam oksalat, aquadest, air es, NaOH 40%, CaCl2 jenuh, H2SO4 4N, KMnO4 0,1 N

dan asam nitrat pekat sebagai bahan kimia untuk memecah sukrosa dari gula pasir menjadi asam oksalat.

Prosedur Penelitian

Pembuatan Asam Oksalat dari Gula Pasir

Sebanyak 10 gram gula pasir dimasukkan kedalam labu erlenmeyer dan ditambahkan 50 ml HNO3 pekat.

Dipanaskan di atas water bath sambil diaduk secara pelahan-lahan hingga mendidih. Bila sudah timbul uap coklat

NO2, diagkat labu erlenmeyer tadi, dipindahkan untuk melanjutkan reaksi tanpa pemanasan, dibiarkan selama 15

menit. Dituangkan hasil reaksi kedalam gelas piala berukuran 100 ml, kemudian labu elenmeyer dicuci dengan 10

ml aquadest dingin dan air hasil cucian dimasukkan kedalam gelas piala lagi dan ditambahkan 10 ml HNO3 pekat.

Diuapkan di atas penangas air sampai volume cairan tinggal 10 ml. Ditambahkan 20 ml aquadest kedalam larutan di

atas, kemudian diuapkan lagi sampai volume tinggal 10 ml. Didinginkan larutan ini didalam air es sambil diaduk,

kristal asam oksalat segera terbentuk. Disaring kristal asam oksalat yang terbentuk, kemudian rekristalisasi asam

oksalat yang didapatkan dengan melarutkannya dalam air panas, lalu didinginkan. Disaring, dikeringkan dan

diperiksa titik lelehnya, titik leleh asam oksalat murni 101oC.

Pembuatan Asam Oksalat dari Koran Bekas

Page 7: Sintesis Asam Oksalat Dari Gula Pasir Windi Riyadi

Koran bekas diblender, kemudian ditimbang sebanyak 15 gram. Dimasukkan kertas dalam Erlenmeyer,

kemudian ditambahkan larutan NaOH 40% sebanyak 200 mL. Setelah itu, Erlenmeyer yang telah dilengkapi

pengaduk dipanaskan selama 70 menit dengan kecepatan pengadukan yang spontan. Setelah pemanasan selesai

diidinginkan dan disaring larutan, kemudian dicuci endapan dengan aquadest panas.

Pengkristalan Asam Oksalat dari Koran Bekas

Diambil 25 mL sampel larutan induk kemudian ditambahkan CaCl2 jenuh sehingga akan terjadi endapan putih

kalsium oksalat. Disaring endapan kemudian ditambahkan H2SO4 4N sebanyak 100 mL, sehingga endapan akan

terurai menjadi asam oksalat dan kalsium sulfat. Disaring hasil uraian dan diambil filtrat 25 mL kemudian

dimasukkan kedalam Erlenmeyer 50 mL dan dipanaskan sampai 70oC. Kemudian didinginkan dalam air es 24 jam,

sehingga terbentuk endapan asam oksalat yang berupa Kristal jarum berwarna putih. Disaring endapan dan

dikeringkan kedalam oven, kemudian ditimbang dan dicatat hasilnya.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil Pengamatan Sintesis Asam Oksalat dari Gula pasir

No Parameter Hasil Pengamatan

1 Massa asam oksalat yang diperoleh 3,52 gram2 Ttik Leleh asam oksalat 101oC3 Warna Kristal asam oksalat Putih Bening

Asam oksalat merupakan derivat dari asam karboksilat yang memiliki gugus karbonil ditiap ujung rantainya,

asam oksalat terdiri dari dua buah unsur karbon yang masing-masing mengikat unsur H, OH dan O. Asam oksalat

dapat disintesis dari suatu karbohidrat yaitu sukrosa yang dipecah dengan cara hidrolisis dan pemanasan membentuk

monosakarida yang kemudian dihidrolisis kembali hingga membentuk asam oksalat. Pembentukan asam oksalat ini

harus berdasarkan suhu yang tidak terlalu tinggi.

Sukrosa dapat dihidrolisis sehingga terpecah menjadi monosakarida yang terdiri dari fruktosa dan glukosa.

Fruktosa dan glukosa hasil pemecahan sukrosa tersebut kemudian dioksida dengan menggunakan asam nitrat

(HNO3) pekat disertai dengan kalor atau pemanasan sehingga menghasilkan produk akhir yaitu berupa asam oksalat

(La Ode,2013). Suatu gugus aldehida sangat mudah dioksidasi menjadi suatu gugus karboksil. Alasan mengapa

fruktosa begitu mudah dioksidasi adalah karena dalam larutan basa fruktosa berada dalam kesetimbangan dengan

dua aldehida diastereomerik serta penggunaan suatu zat-antara tautomerik enadiol (Fessenden,1982).

Pada penelitian ini, mula-mula sukrosa dihidrolisis dalam suasana asam menggunakan HNO3 pekat yang disertai

pemanasan untuk membentuk fruktosa dan glukosa. Menurut penelitian Dian Fajar,dkk, reaksi pembentukan asam

oksalat merupakan reaksi oksidasi antara gula pasir atau sukrosa dengan asam nitrat pekat (HNO3). Campuran antara

gula pasir atau sukrosa dengan asam nitrat (HNO3) pekat akan menyebabkan larutan menjadi berwarna orange

Page 8: Sintesis Asam Oksalat Dari Gula Pasir Windi Riyadi

kecoklatan. Pada penelitian, setelah terbentuknya monosakarida ini, fruktosa dan glukosa dioksidasi menggunakan

HNO3 pekat yang disertai pemanasan. Pada proses ini terbentuk uap berwarna coklat yang merupakan uap NO2

yang bersifat toksik apabila terhirup dan masuk kedalam saluran pernafasan makhluk hidup. Selama proses

pembuatan asam oksalat hingga tahap ini dilakukan didalam lemari asam agar uap NO2 yang terbentuk tidak dapat

terhirup oleh makhluk hidup. Pembentukan uap NO2 ini dikarenakan monosakarida yang berupa glukosa lah yang

dioksidasi dengan HNO3 membentuk asam oksalat dan uap NO2. Berikut ini adalah reaksinya :

C6H12O6 + 12 HNO3 → C2H2O4.2H2O + 3 H2O + 3NO + 9 NO2

4 C6H12O6 + 18 HNO3 + 3 H2O → 12 C2H2O4.2H2O + 9 NO2

Berikut ini adalah bentuk reaksi senyawa sukrosa saat dihidrolisis dalam suasana asam yang disertai

pemanasan. Terjadi pemutusan ikatan antara disakarida ini atau sukrosa dalam suasana asam membentuk

monosakarida yaitu fruktosa dan glukosa. Pada proses ini larutan berwarna jingga kecoklatan.

OH

(S)

(S)OH

(S)

HO

(R)

O

HO

O

(R)

(R)

OH(S)

OH

(S)

HO

(R)HO

O

sucrose

HO

(S)

OH

(R)

HO

(R)

OH

HOO

fructose

O

(R)

HO

(S)

OH

(R)

HO

(R)

OH

HO

glucose

Setelah terbentuk monosakarida dari suatu sukrosa, masing-masing monosakarida yaitu fruktosa dan glukosa

dioksidasi dengan HNO3 pekat yang disertai pemanasan membentuk suatu hidroksi aldehida yang reaksinya

berkelanjutan membentuk tiga asam oksalat dan adanya uap NO2 yang berwarna coklat.

HO

(S)

OH

(R)

HO

(R)

OH

HOO

fructose

H+ , HNO3

H+ , HNO3

Δ

Page 9: Sintesis Asam Oksalat Dari Gula Pasir Windi Riyadi

O

OH

O

HO

oxalic acid

O

(R)

HO

(S)

OH

(R)

HO

(R)

OH

HO

glucose

Pada pembentukan asam oksalat ini ada penambahan aquadest dingin yang berguna untuk melarutkan sisa sisa

asam oksalat yang menempel pada labu Erlenmeyer yang kemudian ditambahkan HNO3 pekat kembali agar benar-

benar terbentuk asam oksalat. Dengan adanya penambahan HNO3 pekat ini juga disertai pemanasan beberapa menit

yang kemudian didinginkan menggunakan air dingin agar terbentuk oksalat hidrat atau Kristal asam oksalat. Kristal

asam oksalat ini berwarna putih bening yang berbentuk seperti jarum yang sangat lancip.

Berdasarkan perhitungan secara teoritis, 10 gram sukrosa dapat menghasilkan 16,1148 gram asam oksalat,

sedangkan asam oksalat pada penelitian ini didapatkan massa yang sebesar 1,92 gram. Rendemen yang dihasilkan

adalah sebesar 11,911 %. Dan setelah diukur titik leleh Kristal asam oksalat ini didapatkan sebesar 101oC. Jika

dibandingkan dengan penelitian Dian Fajar,dkk, memiliki titik leleh asam oksalat sebesar 98 oC, sedangkan pada

penelitian ini asam oksalat yang didapatkan memiliki tingkat kemurnian yang hampir sama dengan titik leleh asam

oksalat murni yaitu 101oC.

Reaksi selulosa yang dihidrolisis menjadi glukosa lalu glukosa terhidrolisis menjadi asam oksalat.

H+ , HNO3

Δ3

H+ , HNO3

H2O

Page 10: Sintesis Asam Oksalat Dari Gula Pasir Windi Riyadi

(R)

(S)

(R)

(R)

HO

OH

HO

HO

OH

OH

(2R,3S,4R,5R)-2,3,4,5,6-pentahydroxyhexanol

O

(R)

HO

(S)

OH

(R)

HO

(R)

OH

HO

glucose

O

OH

O

HO

oxalic acid

Pada penelitian ini tidak bisa dibandingkan Kristal asam oksalat dari gula pasir dengan koran bekas karena

pada penilitian ini tidak didapatkan Kristal asam oksalat dari koran bekas. Hal ini dikarenakan dilakukan prosedur

kerja yang tidak sesuai.

IV. SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

1. Massa asam oksalat hidrat yang diperoleh sebesar 1,92 gram2. Besar rendemen yang dihasilkan sebesar 11,911 %

DAFTAR PUSTAKA

Dian Fajar Septi, Endah Susilowati, Isti Arza.Sintesis Asam Oksalat.UIN Syarif Hidayatullah,Jakarta.

Fessenden.1982.Kimia Organik Jilid 2.Jakarta:Erlangga.

Kirk R.E, Othmer D.F.1945. hal.618 – 635

Kirk R.E, Othmer D.F.1945.hal.630 – 631, 1945

Sumarlin, La Ode.2013.Dasar-Dasar Biomolekul dan Konsep Metabolisme.Jakarta:Fakultas Sains dan Teknologi

UIN Syarif Hidayatullah.

Selulosa

NaOH , ΔNaOH , Δ