sincidence of clostridium perfringens in meat products at some egyptian governorates
DESCRIPTION
resume of journal Sincidence of Clostridium Perfringens in Meat Products at Some Egyptian GovernoratesTRANSCRIPT
![Page 1: Sincidence of Clostridium Perfringens in Meat Products at Some Egyptian Governorates](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082517/55cf9afd550346d033a44fb0/html5/thumbnails/1.jpg)
Cemaran Clostridium perfringens Pada Produk Daging Olahan
Daging adalah sumber protein hewani dan mineral terutama zat besi. Teknologi saat
ini memungkinkan konsumen untuk dapat mengkonsumsi daging dalam berbagai bentuk
produk olahan daging. Produk olahan seperti kofta dan sosis adalah contoh produk olahan
daging yang sangat terkenal di Mesir karena sosis dan kofta relative mudah disajikan dan
menyelesaikan masalah kurangnya daging segar. Semua proses dan tahapan dari mulai di
rumah potong hewan hingga daging siap dimasak haruslah berada dalam kondisi ideal
hygiene makanan. Sehingga makanan yang berasal dari daging hewan aman dikonsumsi oleh
semua orang.
Kualitas mikrobiologi dan keamanan dari proses komersialisasi daging dan unggas
adalah perhatian utama dari produsen, konsumen, dan public health official di seluruh dunia.
Produk yang memiliki kontaminasi mikroorganisme melebihi batas yang diijinkan tidak akan
diminati sehubungan dengan hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, kualitas,
dan media yang baik bagi mikroorganisme untuk tumbuh dan bermultipikasi.
Bakteri anaerobic adalah kelompok bakteri yang memegang peranan penting yang
bertanggung jawab pada kerusakan produk dengan olahan pada kondisi minim oksigen.
Clostridia adalah organisme anaerobic paling banyak yang mengkontaminasi
makanan dengan menggunakan spora. Clostridium perfringens memiliki persebaran yang luas
dibandingkan bakteri pathogen lainnya. Habitatnya adalah tanah dan intestine dari hewan dan
manusia. Clostridium perfringens sering menyebabkan keracunan makanan pada manusia.
Patogenitas clostridium perfringens berhubungan dengan lethal extra cellular toxins. Semua
outbreak kasus keracunan oleh clostridium perfringens disebabkan oleh strain tipe (A) dimana
gading adalah medium yang sangat baik untuk pertumbuhan bakteri ini.
Kejadian keracunan makanan oleh Clostridium perfringens biasanya ditunjukkan
dengan tingginya angka hidangan daging atau produk olahan daging yang tidak dimasak
dengan benar-benar matang. Kontaminasi Clostridium perfringens pada daging dapat
diperoleh dari berbagai sumber antara lain kontaminasi di rumah potong pasca pemeriksaan
postmortem, kontaminasi dari tangan, kulit hewan, tanah, air dan peralatan.
Dalam jurnal yang berjudul “Sindicense of Clostridium perfringens in Meat Products
at Some Egyptian Governorates” ini dilakukan pengujian terhadap adanya kontaminasi dari
Clostridium perfringens pada produk daging olahan yang diambil dari supermarket besar,
grocery store, dan took daging retail di daerah Menofiea dan Gharbia. Pengujian alpha toxin
dan enterotoksin (cpa & cpe) dari jenis Clostridium perfringens secara langsung dari sampel
produk olahan daging menggunakan metode PCR.
![Page 2: Sincidence of Clostridium Perfringens in Meat Products at Some Egyptian Governorates](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082517/55cf9afd550346d033a44fb0/html5/thumbnails/2.jpg)
Tabel 1 : Insidensi Clostridium perfringens pada sampel produk daging siap masak
Sampel Banyak sampel Banyaknya hasil (+) %
Beef burger 25 15 60
Meat kofta 25 13 52
Minced meat 25 7 28
Beef sausage 25 17 68
Kobeba 25 9 36
Total 125 61 48,8
Tabel 2 : Insidensi Clostridium perfringens pada sampel produk daging siap makan
Sampel Banyak sampel Banyaknya hasil (+) %
Basterma 25 4 16
Canned beef 25 7 28
Launcheon 25 5 20
Total 75 16 21,3
Tabel 1 menunjukkan bahwa prevalensi Clostridium perfringens pada produk gading
siap makan adalah 48,8 % dengan angka insidensi yaitu 60,52,28,68, dan 36% dari beef
burger, meat kofta, minced meat, beef sausage dan kobeba. Pada table 2 ditunjukkan bahwa
prevalensi Clostridium perfringens pada produk gading siap makan adalah 21,3 % dengan
angka insidensi (16, 28, dan 20%) berasal dari basterma, canned beef dan launcheon.
Tabel 3 : Penggolongan volat Clostridium perfringens dari sampel uji menggunakan Guinea
pig assay
SampelIsolat C.
perfringens
Bukan
isolate
toxinogenic
Tipe isolate toxigenic Clostridium perfringens
% * A % * D %* Mixed %*Total
**% *
Beef
burger15 2 13,3 7 46,7 4 26,7 2 13,3 13 86,7
Meat
kofta13 1 7,7 6 46,1 3 23,1 3 23,1 12 92,3
Minced
meat7 1 14,3 3 42,9 1 14,3 2 28,5 6 85,7
Beef
sausage17 2 11,8 10 58,8 1 5,9 4 23,5 15 88,2
Kobeba 9 1 11,1 3 33,3 3 33,3 2 22,2 8 88,8
Basterna 4 0 0,0 2 50,0 1 25,0 1 25,0 4 100,0
Canned 7 1 14,3 3 42,9 1 14,3 2 28,5 6 85,7
![Page 3: Sincidence of Clostridium Perfringens in Meat Products at Some Egyptian Governorates](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082517/55cf9afd550346d033a44fb0/html5/thumbnails/3.jpg)
beef
Luncheon 5 0 0,0 2 40,0 1 20,0 2 40,0 5 100,0
Total 77 8 10,4 36 46,8 15 19,5 18 23,3 69 89,6
* % kalkulasi berdasarkan jumlah total isolate Clostridium perfringens
** jumlah total toxigenic Clostridium perfringens
Tabel 4: Total viable count dari isolate etostidium Clostridium perfringens dari sampel yang
diuji dan jumlah produksi enterotoxin tipe “A” dari Clostridium perfringens (suckling mouse
bioassy)
Sampel Total count of C.
perfringens CFU/g
No of C. perfringens
type “A”
No of C. perfringens
type “A” enterotoxin
%*
Beef burger 3,2x103 7 8 28,5
Meat kofta 4,5x104 6 1 16,7
Minced meat 1,2x103 3 0 0,0
Beef sausage 1,2x103 10 3 30,0
Kobeba 2,3x103 3 1 33,3
Basterna 4,5x10 2 0 0,0
Canned beef 2,8x102 3 1 33,3
Luncheon 2,1x10 2 0 0,0
Total - 36 8 22,2
*% kalkulasi berdasarkan jumlah total volat clostridium Perfringens
Tabel 4 menunjukkan bahwa hasil perhitungan Clostridium Perfringens pada beef
burger, meat kofta, minced meat, beef sausage, kobeba, basterna, canned beef, dan luncheon
adalah 3,2x103, 4,5x104, 1,2x103, 1,2x103, 2,3x103, 4,5x10, 2,8x102, dan , 2,1x10 CFU/g.
Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa jumlah enterotoxigenic dari Clostridium Perfringens
tipe “A” yang diisolasi dari beef burger, meat kofta, minced meat, beef sausage, kobeba,
basterna, canned beef, dan luncheon dengan menggunakan suckling mouse bioassay adalah
28,5 ; 16,7 ; 0,0 ; 30,0 ; 33,3 ; 0,0 ; 33,3 dan 0,0 %
![Page 4: Sincidence of Clostridium Perfringens in Meat Products at Some Egyptian Governorates](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082517/55cf9afd550346d033a44fb0/html5/thumbnails/4.jpg)
Sedangkan gambar di atas menunjukkan 6 sampel dari produk daging untuk hasil
positif Clostridium Perfringens alpha toxin gene (cpa) (1167bp), dan isolate Clostridium
Perfringens enterotoxigenic (cpe) (233bp).
Kasus keracunan makanan yang disebabkan oleh Clostridium Perfringens adalah salah
satu dari sekian banyak contoh penyakit yang disebabkan oleh konsumsi makanan yang telah
terkontaminasi, biasanya infeksi terjadi melalui perantara produk daging dan unggas. Pada
beberapa decade lampau, banyak survey yang dilakukan untuk mengetahui angka kejadian
cemaran Clostridium Perfringens pada daging sapi dan unggas baik mentah maupun olahan.
Dalam pengujian yang telah dilakukan, pengujian menggunakan metode PCR
menunjukkan spesifikasi dari primer oligonukleotida yang telah dikonfirmasi dengan
amplifikasi positif dari fragmen 1167bp untuk Clostridium Perfringens alpha genes (cpa) dan
fragmen 233bp, untuk Clostridium Perfringens enterotoxin genes (cpe) yang berasal dari
DNA yang diekstraksi dan koleksi sampel produk olahan daging. Hasil yang didapat sama
dengan hasil penelitian oleh Singh, et al dan Zheng. Et al yang melaporkan bahwa hasil
Immunomagnetik Separation Polymerase Chain Reaction (IMS-PCR) memiliki hasil yang
![Page 5: Sincidence of Clostridium Perfringens in Meat Products at Some Egyptian Governorates](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082517/55cf9afd550346d033a44fb0/html5/thumbnails/5.jpg)
sama dengan metode kultur konvensional dan IMS-PCR. IMS-PCR adalah metode yang lebih
cepat dan lebih spesifik yang dapat digunakan sebagai metode screening untuk
enterotoxigenic dari Clostridium Perfringens pada sampel makanan.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa perhitungan jumlah bakteri anaerobic pada sampel
makanan yang diuji masih dalam batas yang diijinkan oleh standar spesifikasi masyarakat
Mesir dan tidak cukup untuk menyebabkan kasus keracunan pada manusia, karena dibutuhkan
jutaan Clostridium Perfringens untuk menyebabkan keracunan makanan pada manusia (106
mikroorganisme/g). PCR adalah metode yang sesuai untuk mendeteksi Clostridium
Perfringens alpha gene dan enterotoxin gene secara langsung melalui sampel produk daging.
Daftar pustaka
Atwa, Elham I and Nahlan A. Abou El-Roos. 2011. Sincidence of Clostridium perfringens in
Meat Products at Some Egyptian Governorates. International Journal of Microbiological
Research 2 (3): 196-203