simulation of data communication system ... menggunakan frame relay ada beberapa pilihan yang dapat...

30
SIMULATION OF DATA COMMUNICATION SYSTEM NETWORK WITH FRAME RELAY USING PACKET TRACER 5.3 Ahmad Parwis Undergraduate Program, Information Systems, 2010 Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id Keywords: Network, frame relay, network, WAN, LAN thesis, computer. ABSTRACT Need of fast and accurate information can be obtained through the development of information technology. However, sometimes the distance between the location of places that are separated is commonly becoming a big problem, because of that, the exchange of information is really important. Therefore, the authors design a data communication network system that can connect office LAN (Local Area Network) via WAN (Wide Area Network) which can be used as media communication and also can improve performance and the effectiveness of information exchange. Frame relay is a WAN protocol that used packet switched technology that work in data link layer and physical layer.

Upload: lydiep

Post on 07-May-2018

225 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: SIMULATION OF DATA COMMUNICATION SYSTEM ... menggunakan Frame Relay ada beberapa pilihan yang dapat digunakan seperti X.25. Namun kinerjanya masih kurang efektif dibandingkan dengan

SIMULATION OF DATA COMMUNICATION SYSTEM

NETWORK WITH FRAME RELAY

USING PACKET TRACER 5.3

Ahmad Parwis

Undergraduate Program, Information Systems, 2010

Gunadarma University

http://www.gunadarma.ac.id

Keywords: Network, frame relay, network, WAN, LAN thesis, computer.

ABSTRACT

Need of fast and accurate information can be obtained through the development of information technology.

However, sometimes the distance between the location of places that are separated is commonly becoming a

big problem, because of that, the exchange of information is really important. Therefore, the authors design a

data communication network system that can connect office LAN (Local Area Network) via WAN (Wide

Area Network) which can be used as media communication and also can improve performance and the

effectiveness of information exchange. Frame relay is a WAN protocol that used packet switched technology

that work in data link layer and physical layer.

Page 2: SIMULATION OF DATA COMMUNICATION SYSTEM ... menggunakan Frame Relay ada beberapa pilihan yang dapat digunakan seperti X.25. Namun kinerjanya masih kurang efektif dibandingkan dengan

I. PENDAHULUAN Emajuan teknologi komputer dan komunikasi data saat ini khususnya di Indonesia telah menjadi satu kebutuhan yang pokok terutama bagi perusahaan bisnis maupun institusi pemerintahan. Komunikasi yang terjadi tidak hanya sebatas satu LAN (Local Area Network) tertentu saja tapi komunikasi juga dapat dilakukan antara area-area di wilayah lain sehingga dapat membentuk WAN (Wide Area Network). Frame Relay adalah protokol WAN (Wide Area Network) berkinerja tinggi yang beroperasi pada physical layer dan data link layer di lapisan model OSI (Open Systems Inter-connection). Selain menggunakan Frame Relay

ada beberapa pilihan yang dapat digunakan seperti X.25. Namun kinerjanya masih kurang efektif dibandingkan dengan Frame Relay. Biaya yang dibutuhkan mahal dan tidak semua perusahaan memiliki anggaran yang cukup untuk membiayai pengadaan fasilitas tersebut. Frame Relay ada di Layer 2 protokol suite, sedangkan X.25 menyediakan layanan pada Layer 3 (lapisan jaringan). Hal ini memungkinkan Frame Relay menawarkan kinerja yang lebih tinggi dan lebih besar daripada X.25. Efisiensi transmisi membuat Frame Relay cocok untuk aplikasi WAN (Wide Area Network) saat ini, seperti interkoneksi LAN. Untuk membangun koneksi Frame Relay di WAN (Wide Area Network) dapat dilakukan dengan menyewa perantara Internet Service Provider (ISP) yang menyediakan layanan koneksi Frame Relay.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Komunikasi data adalah pertukaran informasi antara dua peralatan atau lebih, yang datanya dikirim melalui :

Ahmad Parwis, Sistem Informasi, Program Sarjana (S1), Universitas Gu-nadarma, Jakarta, 2010, email: [email protected]

Jaringan umum / public network. Melalui jaringan tele

• pon, telex dan data Jaringan pribadi / private network. Saluran pribadi berupa

• point to point melalui saluran sewa.

A. Tujuan Teknik Komunikasi Tujuan teknik komunikasi adalah bagaimana

menyam-paikan informasi ke tempat tujuan dengan cepat dan tepat (menukar informasi antara dua perantara), karena masalah utama dalam komunikasi adalah efisiensi, yaitu bagaimana menyampaikan informasi secepat mungkin dengan kesalahan sesedikit mungkin.

B. Data Data yaitu sebuah gambaran dari kenyataan, konsep

atau instruksi dalam bentuk formal yang sesuai untuk komunikasi, interprestasi atau proses oleh manusia atau oleh peralatan otomatis.

C. Informasi Informasi yaitu pengertian yang diperuntukkan bagi

data dengan persetujuan-persetujuan memakai data tersebut. Ko-munikasi yang hendak disampaikan yang dapat berupa suara, tulisan, gambar atau bahkan data.

Data dapat diidentifikasikan, data dapat digambarkan, data tidak perlu mewakili sesuatu secara fisik, tetapi dari

semuanya itu data dapat dan sebaiknya digunakan untuk menghasilkan informasi. Hal ini juga berarti bahwa data untuk satu orang akan muncul sebagai informasi untuk yang lainnya. Informasi ini terbentuk ketika data ditafsirkan. [1]

D. Elemen-elemen kunci model yang merupakan bagian Sis-tem Komunikasi :

1) Source (sumber) adalah pihak yang mengirim informasi

/ alat yang bertugas membangkitkan data / berita / infor masi sehingga dapat ditransmisikan dan menempatinya pada medium transmisi. Contohnya telepon dan PC.

2) Transmitter (pengirim), biasanya data yang dibangkitkan

dari system sumber tidak ditransmisikan secara lang sung dalam bentuk aslinya. Sebuah transmitter cukup memindah dan menandai informasi dengan cara yang sama seperti di hasilkan sinyal elektromagnetik yang da-pat ditransmisikan melewati beberapa system transmisi berurutan.

3) Transmision system (system transmisi) / Media transmisi, berupa jalur tunggal (single transmission line) atau jaringan komplek (complex network) yang menghubungkan antara sumber dengan destination (tujuan). Tugasnya menerima berita yang dikirimkan oleh suatu sumber informasi dan menyalurkan berita yang diterima ke tempat tujuan. Contohnya melalui kabel coaksial, gelombang elektromagnetik, dll.

4) Receiver (penerima), receiver menerima sinyal dari sys-tem transmisi dan menggabungkannya ke dalam bentuk tertentu yang dapat ditangkap oleh tujuan. Tugasnya un-tuk menerima berita yang dikirimkan oleh suatu sumber informasi.

5) Destination (tujuan), menangkap

Page 3: SIMULATION OF DATA COMMUNICATION SYSTEM ... menggunakan Frame Relay ada beberapa pilihan yang dapat digunakan seperti X.25. Namun kinerjanya masih kurang efektif dibandingkan dengan

data yang dihasilkan oleh receiver. [3] Keuntungan Komunikasi Data:

1) Pengumpulan dan persiapan data, bila pada saat pengumpulan data digunakan suatu terminal cerdas maka waktu untuk pengumpulan data dapat dikurangi sehingga dapat mempercepat proses (menghemat waktu)

2) Pengolahan Data, karena komputer langsung mengolah data yang masuk dari saluran transmisi (efisiensi) 3) Distribusi, dengan adanya saluran transmisi hasil dapat langsung dikirim kepada pemakai yang memerlukannya. [1] Teknik penyambungan dalam

Komunikasi Data: Tipe dari jaringan komunikasi data: 1) Switched network, data ditransfer dari sumber ke tujuan melalui hubungan node seri (komunikasi dari titik ke titik / point to point communication = penyampaian in-formasi dari sumber hanya diberikan kepada 1 penerima)

Teknik penyambungannya:Circuit-switched network •

Rangkaian masukan disambungkan ke penerima / rangkaian keluaran selama pengalihan informasi, apabila yang dituju sibuk / tidak siap maka hubun-gan gagal. Didalam jaringan circuit switching, jalur komunikasi yang tepat dibangun diantara 2 station melewati node / persimpangan jaringan. Jalur adalah suatu rangkaian jaringan fisik yang terhubung di-antara node. Pada masing-masing jaringansuatu log-ical channel dimasukkan ke dalam proses koneksi ini. Data yang dikirimkan oleh sumber station di-transmisikan sepanjang jalur yang tepat secepat mungkin. Pada setiap node, data yang masuk di-arahkan / dialihkan ke channel keluar yang tepat tanpa mengalami penundaan sama sekali. Arah komunikasi diwujudkan antara 2 stasiun melalui jaringan node. Contoh umum : jaringan telephone. Packet-switched network

• Informasi yang masuk akan disalurkan beberapa saat kemudian. Disini terjadi penyimpanan in-formasi, baru kemudian disalurkan. Tidak perlu mempergunakan kapasitas transmisi sepanjang jalur melewati jaringan. Data dikirim dalam serangkaian potongan-potongan kecil secara berurutan, yang di-namakan paket. Tiap paket melewati jaringan dari node ke node sepanjang jalur yang menghubungkan sumber ke tempat tujuan. Pada setiap node selu-ruh packet

diterima, disimpan dengan cepat dan ditransmisikan ke node berikutnya. Contoh umum : komunikasi dari terminal ke komputer dan komputer ke komputer.

2) Broadcast network, terdapat transmitter / receiver yang berkomunikasi melalui medium yang disebar oleh stasiun-stasiun lain (dari satu titik ke segala penjuru). Suatu transmisi dari satu stasiun di-broadcast ke dan diterima oleh semua stasiun lainnya. Contoh sederhana : CB Radio System. Dalam kasus berikutnya data ditrans-misikan dalam paket-paket, karena medium dibagi-bagi, maka hanya sutu stasiun pada suatu waktu yang dapat mentransmisi suatu paket. Dan informasi dapat diambil oleh siapa saja.

Packet radio networks, stasiun berada didalam range

• transmisi satu sama lain dan broadcast (menyiarkan)secara langsung ke satu sama lainnya.Satellite networks, data tidak ditransfer langsung

• dari transmitter ke receiver tetapi di-relay melalui satelit: masing-masing stasiun mentransmisi ke satelit dan menerima dari satelit. Local networks, bentuk yang biasa dari broad

• casting adalah LAN dan MAN. LAN adalah jaringan komunikasi yang meliputi daerah yang kecil seperti gedung atau bagian kecil dari gedung. MAN meliputi daerah yang lebih luas, seperti antar gedung atau daerah kota. Dalam bus local network, semua stasiun dihubungkan ke kawat biasa atau kabel. Suatu transmisi oleh satu stasiun manapun manapun menyebar pada medium yang panjang dalam kedua arah dan dapat diterima oleh semua stasiun lainnya. Ring network terdiri dari close loop, dengan masing-masing stasiun berhubungan ke elemen repeating (pengulang). Suatu transmisi dari stasiun manapun bersirkulasi mengelilingi ring melalui semua stasiun lainnya dan dapat diterima oleh tiap stasiun selagi melewatinya. [5]

Tabel dibawah ini dapat sedikit memberikan gambaran berapa kira-kira luas area untuk masing-masing jaringan kom-puter. tentu saja nilai yang ada pada tabel hanya merupakan nilai kisaran saja. Dalam praktiknya cukup sulit untuk mem-buat batasan yang tegas. [2]

TABLE IJARINGAN KOMPUTER BERDASARKAN AREA [2]

Jarak (meter) Network Contoh area

Page 4: SIMULATION OF DATA COMMUNICATION SYSTEM ... menggunakan Frame Relay ada beberapa pilihan yang dapat digunakan seperti X.25. Namun kinerjanya masih kurang efektif dibandingkan dengan

1 s.d 10 PAN Ruangan 10 s.d 1000 LAN Gedung

10.000 s.d 100.000 MAN Kota 100.000 s.d 1.000.000 WAN Negara

Di atas 1.000.000 Internet Antar Negara

Berdasarkan media penghantar yang

digunakan, jaringan kom puter dapat dibagi menjadi: 1) Wire

network atau wireline network Wire network adalah jaringan komputer yang meng-gunakan kabel sebagai media penghantar. Jadi, data dialirkan melalui kabel. Kabel yang umum digunakan pada jaringan komputer biasanya menggunakan bahan dasar tembaga. Ada juga jenis kabel lain yang menggu-nakan bahan fiber optik atau serat optik. Biasanya bahan tembaga banyak digunakan pada LAN. Sedangkan untuk MAN dan WAN menggunakan gabungan kabel tembaga dan serat optik. [4]

Fig. 1. Gambar media komunikasi kabel [4]

2) Wireless network (network nirkabel) Wireless network adalah jaringan komputer yang meng-gunakan media pengahantar berupa gelombang radio atau cahaya (infrared atau laser). Saat ini sudah semakin banyak pusat perbelanjaan, airport, rumah sakit, dan lokasi lain yang menyediakan layanan wireless network. Sedangkan pengguna infrared dan laser umumnya hanya terbatas untuk jenis jaringan yang hanya melibatkan dua buah titik saja.

Fig. 2. Gambar media komunikasi wireless [4]

Berdasarkan pola pengoperasian atau fungsi masing-masing komputer maka jaringan komputer dapat dibagi

menjadi: Peer to peer •

Peer to peer adalah jenis jaringan komputer dimana se-tiap komputer bisa menjadi server sekaligus client.Setiap komputer dapat menerima dan memberikan access dari komputer satu ke komputer yang lain. Peer to peer banyak diimplementasikan pada LAN. Walaupun diim-plementasikan pada MAN, WAN, atau internet, namun hal ini kurang lazim. Salah satu alasannya adalah masalah manajemen dan security. Cukup sulit mengawasi security pada jaringan peer to peer manakala pengguna jaringan komputer sudah sangat banyak.

Fig. 3. Gambar Peer to peer [4]

Client server •

Client server adalah jaringan komputer yang salah satu (boleh lebih)komputer-nya difungsikan sebagai server untuk melayani komputer lain. Komputer yng dilayani oleh server disebut client. Layann yng diberikan berupa access web, e-mail, file dan lain-lain. Client server banyak dipakai oleh intranet dan internet.

Page 5: SIMULATION OF DATA COMMUNICATION SYSTEM ... menggunakan Frame Relay ada beberapa pilihan yang dapat digunakan seperti X.25. Namun kinerjanya masih kurang efektif dibandingkan dengan

Fig. 4. Gambar Client server [4]

E. Topologi Jaringan Dibawah ini adalah jenis-jenis topologi jaringan: 1) Topologi Bus Topologi bus menggunakan sebuah

kabel backbone dan semua host terhubung secara langsung pada kabel terse-but.

2) Topologi Star Topologi Star menghubungkan semua komputer pada sentral atau kosentrator. Biasanya kosentrator adalah sebuah hub atau switch.

3) Topologi Ring Topologi Ring menghunbungkan host dengan host lain-nya hingga membentuk ring(lingkaran tertutup).

4) Topologi Mesh atau fully-mesh Topologi Mesh menghubungkan setiap komputer secara point-to-point. Artinya semua komputer akan terhubung satu-satu. Sehingga tidak dijumpai adanya link yang putus. Topologi ini biasanya digunakan pada lokasi yang kritis, instalasi nuklir. Topologi mesh juga merupakan jenis topologi yang digunakan oleh internet. Dimana banyak dijumpai jalur menuju sebuah lokasi. Biasanya tiaplokasi dihubungkan oleh router.

Dari ketiga topologi dasar telah dikembangkan beberapa topologi turunan, seperti: Topologi Extended Star •

Merupaka topologi star yang telah dikembangkan. Idenya adalah menggabungkan beberapa topologi star men-jadi satu kesatuan. Alat yang digunakan untuk men-guhubungkan masing-masing topologi star adalah hub dan switch. Topologi Hierarchical

• Hampir mirip dengan extended star. Perbedaannya ter-letak pada alat penghubung masing-masing topologi star. Tidak menggunakan hub dan switch namun menggunakan komputer sebagai kendali traffic pada topologi ini. [2]

Fig. 5. Gambar topologi jaringan [2]

F. OSI Layer (Open System Interconnection)

Model ini diciptakan berdasarkan sebuah proposal yang dibuat oleh the International Standards Organization (ISO) se-bagai langkah awal menuju standarisasi protokol internasional yang digunakan pada berbagai layer (Day dan Zimmerman, 1983). Model ini disebut ISO OSI (Open System Intercon-nection) Reference Model karena model itu ditujukan bagi penyambungan sistem terbuka (open system). Sistem terbuka dapat diartikan sebagai suatu sistem yang terbuka untuk berko-munikasi dengan sistem-sistem lainnya. Prinsip-prinsip yang digunakan bagi ketujuh layer layer tersebut adalah:

Sebuah layer harus dibuat bila diperlukan tingkat ab •

straksi yang berbeda.Setiap layer harus memiliki fungsi-fungsi tertentu.

• Fungsi setiap layer harus dipilih dengan teliti sesuai

• dengan ketentuan protokol berstandar internasional. Batas-batas layer harus dipilih untuk menimimalkan ali

• ran informasi yang melewati interface.Jumlah layer harus cukup banyak, sehingga fungsi-fungsi

• yang berbeda tidak perlu disatukan dalam satu layer diluar keperluannya. Akan tetapi jumlah layer juga harus diusahakan sedikit mungkin sehingga pemakaian arsitek-tur jaringan tidak menjadi sulit. Ketujuh layer tersebut yaitu: 1)

Physical layer Ada dilayer-1, berfungsi dalam pengiriman raw bit ke kanal komunikasi. Masalah desain yang harus diper-hatikan disini adalah memastikan bahwa bila satu sisi mengirim data 1 bit, data tersebut harus diterima oleh

sisi lainnya sebagai 1 bit pula. dan bukan 0 bit. Pertanyaan timbul dalam hal ini adalah: berapa volt yang perlu digunakan untuk menyatakan nilai 1? Dan berapa volt yang diperlukan untuk nilai 0? Diper-lukan berapa mikrosekon suatu bit akan habis? Secara umum, masalah-masalah desain yang ditemukan disini berhubungan dengan mekanika, kelistrikan dan prosedur interface, dan medium transmisi fisik yang berbeda di bawah physical layer. Contoh protokol, RS-232, 10ASE-T, 100BASE-TX, hub, repeater, fiber optik dll.

2) Data-link layer Ada dilayer-2, berfungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang dise-but sebagai data frame (biasanya berjumlah ratusan atau ribuan byte). Selain itu, pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow

Page 6: SIMULATION OF DATA COMMUNICATION SYSTEM ... menggunakan Frame Relay ada beberapa pilihan yang dapat digunakan seperti X.25. Namun kinerjanya masih kurang efektif dibandingkan dengan

control, pengalamatan perangkat keras (seperti halnya Media Access Control Address (MAC Address)), dan menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater, dan switch layer 2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, mem-bagi level ini menjadi dua level anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC)untuk mengatur komunikasi, seperti error notification dan flow control sedangkan lapisan Media Access Control (MAC) mengatur pen-galamatan fisik yang digunakan dalam proses komu-nikasi antar-adapter. Contoh protokol, Channel, Frame Relay, PPP, Token Ring dll.

3) Network layer Ada dilayer-3, berfungsi untuk pengendalian operasi subnet. Masalah desain yang penting adalah bagaimana caranya menentukan route pengiriman paket dari sumber ke tujuannya. Route dapat didasarkan pada table statik yang "dihubungkan ke" network. Route juga dapat di-tentukan pada saat awal percakapan misalnya session terminal. Terakhir, route dapat juga sangat dinamik, da-pat berbeda bagi setiap paketnya. Oleh karena itu, route pengiriman sebuah paket tergantung beban jaringan saat itu. Contoh protokol, ICMP, ARP, RIP, BGP, OSPF dll.

4) Transport layer Ada di layer-4, fungsi dasar transport layer adalah menerima data dari session layer, memecah data menjadi bagian-bagian yang lebih kecil bila perlu, meneruskan data ke network layer, dan menjamin bahwa semua potongan data tersebut bisa tiba di sisi lainnya den-gan benar. Selain itu, semua hal tersebut harus di-laksanakan secara efisien, dan bertujuan dapat melin-dungi layer-layer bagian atas dari perubahan teknologi hardware yang tidak dapat dihindari. Dalam keadaan normal, transport layer membuat koneksi jaringan yang berbeda bagi setiap koneksi transport yang diperlukan oleh session layer. Bila koneksi transport memerlukan throughput yang tinggi, maka transport layer dapat membuat koneksi jaringan yang banyak. Transport layer membagi-bagi pengiriman data ke sejumlah jaringan untuk meningkatkan throughput. Di lain pihak, bila pembuatan atau pemeliharaan koneksi jaringan cukup mahal, transport layer dapat menggabungkan beberapa koneksi transport ke koneksi jaringan yang sama. Hal tersebut dilakukan untuk membuat penggabungan ini tidak terlihat oleh session layer. Transport layer juga menentukan jenis layanan untuk session layer, dan pada gilirannya jenis layanan bagi para pengguna jaringan. Jenis transport layer yang paling populer adalah saluran error-free point to point yang meneruskan pesan atau byte sesuai dengan urutan pengirimannya. Akan tetapi, terdapat pula jenis layanan transport lainnya. Layanan tersebut adalah transport pesan terisolasi yang tidak menjamin urutan pengiriman, dan membroadcast pesan-pesan ke sejumlah tujuan. Jenis layanan ditentukan pada saat koneksi dimulai. Contoh protokol, TCP, UDP, IPX, dll.

5) Session layer Ada di layer-5, session layer mengijinkan para peng-guna untuk menetapkan session dengan pengguna lainnya. Sebuah session selain memungkinkan trans-port data biasa, seperti yang dilakukan oleh transport layer, juga menyediakan layanan yang istimewa untuk aplikasi-aplikasi tertentu. Sebuah session digunakan un-tuk memungkinkan seseorang pengguna log ke remote timesharing system atau untuk memindahkan file dari satu mesin kemesin lainnya. Sebuah layanan session layer adalah untuk melaksanakan pengendalian dialog. Session dapat memungkinkan lalu lintas bergerak dalam bentuk dua arah pada suatu saat, atau hanya satu arah saja. Jika pada satu saat lalu lintas hanya satu arah saja (analog dengan rel kereta api tunggal), session layer membantu untuk menentukan giliran yang berhak meng-gunakan saluran pada suatu saat. Layanan session di atas disebut manajemen token. Untuk sebagian protokol, adalah penting untuk memastikan bahwa kedua pihak yang bersangkutan tidak melakukan operasi pada saat yang sama. Untuk mengatur aktivitas ini, session layer menyediakan token-token yang dapat digilirkan. Hanya pihak yang memegang token yang diijinkan melakukan operasi kritis. Layanan session lainnya adalah sinkronisasi. Ambil con-toh yang dapat terjadi ketika mencoba transfer file yang berdurasi 2 jam dari mesin yang satu ke mesin lainnya dengan kemungkinan mempunyai selang waktu 1 jam antara dua crash yang dapat terjadi. Setelah masing-masing transfer dibatalkan, seluruh transfer mungkin perlu diulangi lagi dari awal, dan mungkin saja men-galami kegagalan lain. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya masalah ini, session layer dapat menyisipkan tanda tertentu ke aliran data. Karena itu bila terjadi crash, hanya data yang berada sesudah tanda tersebut yang akan ditransfer ulang. Contoh protokol, SQL, X window, DNS, ASP dll.

6) Presentation layer Ada di layer-6, pressentation layer melakukan fungsi-fungsi tertentu yang diminta untuk menjamin pene-muan sebuah penyelesaian umum bagi masalah tertentu. Pressentation Layer tidak mengijinkan pengguna un-tuk menyelesaikan sendiri suatu masalah. Tidak seperti layer-layer di bawahnya yang hanya melakukan pe-mindahan bit dari satu tempat ke tempat lainnya, pre-sentation layer memperhatikan syntax dan semantik in-formasi yang dikirimkan. Satu contoh layanan pressentation adalah encoding data. Kebanyakan pengguna tidak memindahkan string bit biner yang random. Para pengguna saling bertukar data sperti nama orang, tanggal, jumlah uang, dan tagihan. Item-item tersebut dinyatakan dalam bentuk string karakter, bilangan interger, bilangan floating point, struktur data yang dibentuk dari beberapa item yang lebih sederhana. Terdapat perbedaan antara satu kom-puter dengan komputer lainnya dalam memberi kode untuk menyatakan string karakter (misalnya, ASCII dan

Page 7: SIMULATION OF DATA COMMUNICATION SYSTEM ... menggunakan Frame Relay ada beberapa pilihan yang dapat digunakan seperti X.25. Namun kinerjanya masih kurang efektif dibandingkan dengan

Unicode), integer (misalnya komplemen satu dan kom-plemen dua), dan sebagainya. Untuk memungkinkan dua buah komputer yang memiliki presentation yang berbeda untuk dapat berkomunikasi, struktur data yang akan dipertukarkan dapat dinyatakan dengan cara ab-strak, sesuai dengan encoding standard yang akan digu-nakan "pada saluran". Presentation layer mengatur data-struktur abstrak ini dan mengkonversi dari representa-tion yang digunakan pada sebuah komputer menjadi representation standard jaringan, dan sebaliknya. Contoh protokol, TDI, ASCII, MIDI, MPEG dll.

7) Application layer Ada di layer-7, berfungsi sebagai antarmuka den-gan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan ke-mudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah HTTP, FTP, SMTP, dan NFS. [5] [6]

G. Protokol TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol)

Tcp/ip adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan Internet. Protokol ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang protokol ini berupa kumpulan protokol (protocol suite). Pro-tokol ini juga merupakan protokol yang paling banyak digu-nakan saat ini. Data tersebut diimplementasikan dalam bentuk perangkat lunak (software) di sistem operasi. Istilah yang diberikan kepada perangkat lunak ini adalah TCP/IP stack

Protokol TCP/IP dikembangkan pada akhir dekade 1970-an hingga awal 1980-an sebagai sebuah protokol standar untuk menghubungkan komputer-komputer dan jaringan untuk mem-bentuk sebuah jaringan yang luas (WAN). TCP/IP merupakan sebuah standar jaringan terbuka yang bersifat independen terhadap mekanisme transport jaringan fisik yang digunakan, sehingga dapat digunakan di mana saja. Protokol ini menggu-nakan skema pengalamatan yang sederhana yang disebut seba-gai alamat IP (IP Address) yang mengizinkan hingga beberapa ratus juta komputer untuk dapat saling berhubungan satu sama lainnya di Internet. Protokol ini juga bersifat routable yang berarti protokol ini cocok untuk menghubungkan sistem-sistem berbeda (seperti Microsoft Windows dan keluarga UNIX) untuk membentuk jaringan yang heterogen.

Protokol TCP/IP selalu berevolusi seiring dengan waktu, mengingat semakin banyaknya kebutuhan terhadap jaringan komputer dan Internet. Pengembangan ini dilakukan oleh beberapa badan, seperti halnya Internet Society (ISOC), In-ternet Architecture Board (IAB), dan Internet Engineering Task Force (IETF). Macam-macam protokol yang berjalan di atas TCP/IP, skema pengalamatan, dan konsep TCP/IP

didefinisikan dalam dokumen yang disebut sebagai Request for Comments (RFC) yang dikeluarkan oleh IETF. [6]

1) Pengalamatan: Protokol TCP/IP menggunakan dua buah skema pengalamatan yang dapat digunakan untuk mengi-dentifikasikan sebuah komputer dalam sebuah jaringan atau jaringan dalam sebuah internetwork, yakni sebagai berikut:

Pengalamatan IP: yang berupa alamat logis yang terdiri

• atas 32-bit (empat oktet berukuran 8-bit) yang umumnya ditulis dalam format www.xxx.yyy.zzz. Dengan menggu-nakan subnet mask yang diasosiasikan dengannya, se-buah alamat IP pun dapat dibagi menjadi dua bagian, yakni Network Identifier (NetID) yang dapat mengi-dentifikasikan jaringan lokal dalam sebuah internetwork dan Host identifier (HostID) yang dapat mengidenti-fikasikan host dalam jaringan tersebut. Sebagai con-toh, alamat 205.116.008.044 dapat dibagi dengan meng-gunakan subnet mask 255.255.255.000 ke dalam Net-work ID 205.116.008.000 dan Host ID 44. Alamat IP merupakan kewajiban yang harus ditetapkan untuk se-buah host, yang dapat dilakukan secara manual (statis) atau menggunakan Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) (dinamis). Fully qualified domain name (FQDN): Alamat ini meru-

• pakan alamat yang direpresentasikan dalam nama al-fanumerik yang diekspresikan dalam bentuk (nama-host).(nama-domain), di mana (nama-domain) mengin-dentifikasikan jaringan di mana sebuah komputer be-rada, dan (nama-host) mengidentifikasikan sebuah kom-puter dalam jaringan. Pengalamatan FQDN digunakan oleh skema penamaan domain Domain Name System (DNS). Sebagai contoh, alamat FQDN id.wikipedia.org merepresentasikan sebuah host dengan nama "id" yang terdapat di dalam domain jaringan "wikipedia.org". Nama domain wikipedia.org merupakan second-level domain yang terdaftar di dalam top-level domain .org, yang terdaftar dalam root DNS, yang memiliki nama "." (titik). Penggunaan FQDN lebih bersahabat dan lebih mudah diingat ketimbang dengan menggunakan alamat IP. Akan tetapi, dalam TCP/IP, agar komunikasi dapat berjalan, FQDN harus diterjemahkan terlebih dahulu (proses pen-erjemahan ini disebut sebagai resolusi nama) ke dalam alamat IP dengan menggunakan server yang menjalankan DNS, yang disebut dengan Name Server. [6] [2]

H. IP Address

Page 8: SIMULATION OF DATA COMMUNICATION SYSTEM ... menggunakan Frame Relay ada beberapa pilihan yang dapat digunakan seperti X.25. Namun kinerjanya masih kurang efektif dibandingkan dengan

Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296 host di seluruh dunia, jumlah host tersebut didapatkan dari 256 (didapatkan dari 8 bit) dipangkat 4(karena terdapat 4 oktet) sehingga nilai maksimal dari alamt IP versi 4 tersebut adalah 255.255.255.255 dimana nilai dihi-tung dari nol sehingga nilai nilai host yang dapat ditampung adalah 256x256x256x256=4.294.967.296 host. sehingga bila host yang ada diseluruh dunia melebihi kuota tersebut maka dibuatlah IP versi 6 atau IPv6.

1) Representasi Alamat: Alamat IP versi 4 umumnya diek-spresikan dalam notasi desimal bertitik (dotted-decimal nota-tion), yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit. Dalam beberapa buku referensi, format bentuknya adalah w.x.y.z. Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka nilainya berkisar antara 0 hingga 255 (meskipun begitu, terdapat be-berapa pengecualian nilai).

Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni:

Network Identifier/NetID atau Network Address (ala •

mat jaringan) yang digunakan khusus untuk mengiden-tifikasikan alamat jaringan di mana host berada. Dalam banyak kasus, sebuah alamat network identifier adalah sama dengan segmen jaringan fisik dengan batasan yang dibuat dan didefinisikan oleh router IP. Meskipun demikian, ada beberapa kasus di mana beberapa jaringan logis terdapat di dalam sebuah segmen jaringan fisik yang sama dengan menggunakan sebuah praktek yang disebut sebagai multinetting. Semua sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki alamat network identifier yang sama. Network identifier juga harus bersi-fat unik dalam sebuah internetwork. Jika semua node di dalam jaringan logis yang sama tidak dikonfigurasikan dengan menggunakan network identifier yang sama, maka terjadilah masalah yang disebut dengan routing error. Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255. Host Identifier/HostID atau Host address (alamat host)

• yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host (dapat berupa workstation, server atau sistem lainnya yang berbasis teknologi TCP/IP) di dalam jaringan. Nilai host identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network identifier/segmen jaringan di mana ia berada. [6] [2]

2) Jenis-jenis alamat: Alamat IPv4 terbagi menjadi beber-apa jenis, yakni sebagai berikut: Alamat Unicast, merupakan alamat IPv4 yang ditentukan •

untuk sebuah antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah internetwork IP. Alamat unicast digunakan dalam komunikasi point-to-point atau one-to-one. Alamat Broadcast, merupakan alamat IPv4 yang didesain

• agar diproses oleh setiap node IP dalam segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan dalam komu-nikasi one-to-everyone. Alamat Multicast, merupakan alamat IPv4 yang didesain

• agar diproses oleh satu atau beberapa node dalam seg-men jaringan yang sama atau berbeda. Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many.

3) Subnet mask: Subnet mask adalah perhitungan yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.

RFC 950 mendefinisikan penggunaan sebuah subnet mask yang disebut juga sebagai sebuah address mask sebagai se-buah nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut:

Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network

• identifier diset ke nilai 1.Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host

• identifier diset ke nilai 0. Setiap host di dalam

sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja. Entah itu subnet mask default (yang digunakan ketika memakai network identifier berbasis kelas) ataupun subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP.

I. Signaling media dan encoding Ada tiga bentuk dasar media jaringan pada data yang

diwakili: 1) Kabel tembaga 2) Serat 3) Wireless

Page 9: SIMULATION OF DATA COMMUNICATION SYSTEM ... menggunakan Frame Relay ada beberapa pilihan yang dapat digunakan seperti X.25. Namun kinerjanya masih kurang efektif dibandingkan dengan

Fig. 6. Gambar sinyal menurut bentuk medianya [4]

Representasi bit -yaitu, jenis sinyal -tergantung pada jenis media. Untuk media kabel tembaga, sinyal-sinyal adalah pola pulsa elektrik. Untuk serat, pola sinyal cahaya. Untuk media wireless, sinyal-sinyal adalah pola transmisi radio.

1) Metode signal: Akhirnya, semua komunikasi dari jaringan manusia menjadi digit biner, yang diangkut secara individual di media fisik.

Meskipun semua bit yang membentuk sebuah frame dis-ajikan ke lapisan fisik sebagai unit, transmisi bingkai di media terjadi sebagai aliran bit dikirim satu per satu. Lapisan fisik masing-masing mewakili bit dalam rangka sebagai sinyal. Setiap sinyal ditempatkan ke media memiliki jumlah waktu tertentu untuk menempati media. Hal ini disebut sebagai waktu yang sedikit. Sinyal tersebut dapat diproses oleh perangkat penerima dan kembali ke representasi sebagai bit.

Pada lapisan fisik dari node menerima, sinyal dikonversi kembali ke dalam bit. Bit-bit tersebut kemudian diperiksa untuk awal dan akhir frame pola bit frame untuk menentukan bahwa sebuah frame lengkap telah diterima. Lapisan Fisik kemudian memberikan semua bit dari frame ke layer Data Link.

Keberhasilan pengiriman bit-bit memerlukan beberapa metode sinkronisasi antara pemancar dan penerima. Sinyal-sinyal yang mewakili bit harus diperiksa pada waktu tertentu selama waktu sedikit untuk benar menentukan apakah sinyal tersebut merupakan "1" atau "0". Sinkronisasi dilakukan den-gan penggunaan jam. Pada LAN, setiap akhir transmisi mem-pertahankan jam sendiri. Banyak metode digunakan transisi sinyal diprediksi dalam sinyal untuk menyediakan sinkronisasi antara jam dari transmisi dan perangkat penerima.

Bit yang diwakili pada medium dengan mengubah satu atau lebih karakteristik berikut sinyal: Amplitudo •

Frekuensi •

Phase •

Fig. 7. Gambar Bentuk sinyal amplitudo, sinyal frekuensi, sinyal phase [4]

Sinyal fisik dan pengkodean, sifat dari sinyal yang sebenarnya yang mewakili bit pada media akan tergantung pada metode pensinyalan yang digunakan. Beberapa metode dapat menggu-nakan salah satu atribut dari sinyal untuk mewakili 0 tunggal dan menggunakan atribut lain sinyal untuk mewakili 1 tunggal.

Sebagai contoh, dengan Non-Return to Zero (NRZ), 0 dapat diwakili oleh satu tingkat tegangan pada media selama waktu bit dan 1 mungkin diwakili oleh tegangan yang berbeda pada media selama periode bit.

Ada juga metode signaling yang menggunakan transisi, atau tidak adanya transisi, untuk menunjukkan tingkat logika. Sebagai contoh, Manchester Encoding menunjukkan 0 dengan transisi tinggi ke tegangan rendah di tengah waktu yang sedikit. Untuk 1 ada rendah untuk transisi tegangan tinggi di tengah waktu yang sedikit. Metode pensinyalan yang digu-nakan harus sesuai dengan standar sehingga penerima dapat mendeteksi sinyal dan decode mereka. Standar ini berisi perjanjian antara pemancar dan penerima tentang bagaimana merepresentasikan 1s dan 0s. Jika tidak ada kesepakatan sinyal -yaitu, jika standar yang berbeda yang digunakan pada setiap akhir transmisi -komunikasi di medium fisik akan gagal. [4]

J. Frame Relay Frame relay merupakan sebuah layanan bagi yang

menginginkan cara bare-bones connection oriented yang mut-lak untuk memindahkan bit dari mesin A ke mesin B pada kecepatan yang cukup dengan biaya murah (Smith, 1993). Frame relay dibentuk karena terjadinya perubahan teknologi selama dua dekade terakhir ini. Dua puluh tahun yang lalu, komunikasi dengan menggunakan kabel telepon sangat lam-ban, analog, dan tidak andal, juga komputer sangat lamban dan mahal. Sebagai akibatnya, protokol-protokol yang rumit diperlukan untuk menutupi error, dan terlalu mahal untuk dipasang di komputer pengguna agar dapat mengoperasikan tugas tersebut.

Keadaan telah berubah secara radikal. Sekarang saluran telepon sewa sangat cepat, digital, dan andal, komputer juga berprosesor kecepatan tinggi dan tidak

Page 10: SIMULATION OF DATA COMMUNICATION SYSTEM ... menggunakan Frame Relay ada beberapa pilihan yang dapat digunakan seperti X.25. Namun kinerjanya masih kurang efektif dibandingkan dengan

mahal lagi. Keadaan ini menyatakan bahwa pengguna protokol-protokol yang seder-hana, dengan kebanyakan pekerjaan yang diselesaikan oleh para pengguna komputer, daripada oleh jaringan. Ini meru-pakan lingkungan yang diupayakan oleh frame relay. Frame relay dapat diandaikan virtual leased line. Pelanggan menyewa permanent virtual sircuit antara dua titik dan kemudian mengir-imkan frame-frame (yaitu paket) sampai 1600 byte. Mungkin juga menyewa permanent virtual sircuit antara situs tertentu dengan situs-situs lainnya.

Frame relay bersaing dengan permanent virtual sircuit X.25, hanya saja frame relay beroperasi dengan kecepatan tinggi, biasanya rata-rata 1,5 Mbps, dan menyediakan fitur yang lebih sedikit. Frame relay menyediakan layanan minimal, terutama dalam cara menentukan awal dan akhir masing-masing frame, dan deteksi error transmisi. Bila sebuahframe yang buruk diterima, frame relay langsung membuangnya. Tidak seperti X.25, frame relay tidak memberikan acknonowledment atau pengendalian aliran normal.

Frame Relay adalah protokol packet-switching yang menghubungkan perangkat-perangkat telekomunikasi pada satu Wide Area Network (WAN).Protokol ini bekerja pada lapisan Fisik dan Data Link pada model referensi OSI. [5]

1) Keuntungan Frame Relay: Keuntungan dari protokol frame relay adalah sebagai berikut: Sirkuit Virtual hanya menggunakan lebar pita saat ada •

data yang lewat di dalamnya, banyak sirkuit virtual dapat dibangun secara bersamaan dalam satu jaringan transmisi. Kehandalan saluran komunikasi dan peningkatan kemam

• puan penanganan error pada perangkat-perangkat teleko-munikasi memungkinkan protokol Frame Relay untuk mengacuhkan Frame yang bermasalah (mengandung er-ror) sehingga mengurangi data yang sebelumnya diper-lukan untuk memproses penanganan error.

2) Standarisasi Frame Relay: Proposal awal mengenai teknologi Frame Relay sudah diajukan ke CCITT semen-jak tahun 1984, namun perkembangannya saat itu tidak sig-nifikan karena kurangnya interoperasi dan standarisasi dalam teknologi ini. Perkembangan teknologi ini dimulai di saat Cisco, Digital Equipment Corporation (DEC), Northern Tele-com, dan StrataCom membentuk suatu konsorsium yang berusaha mengembangkan frame relay. Selain membahas dasar-dasar protokol Frame Relay dari CCITT, konsorsium ini juga mengembangkan kemampuan protokol ini untuk berin-teroperasi pada jaringan yang lebih rumit. Kemampuan ini di kemudian hari disebut Local Management Interface (LMI).

3) Format Frame Relay: Format Frame Relay terdiri atas bag

Page 11: SIMULATION OF DATA COMMUNICATION SYSTEM ... menggunakan Frame Relay ada beberapa pilihan yang dapat digunakan seperti X.25. Namun kinerjanya masih kurang efektif dibandingkan dengan

ian-bagian sebagai berikut:

Fig. 8. Gambar Struktur frame pada frame relay [6]

Flags •

Membatasi awal dan akhir suatu frame. Nilai field ini selalu sama dan dinyatakan dengan bilangan hexadesimal 7E atau 0111 1110 dalam format biner. Untuk mematikan bilangan tersebut tidak muncul pada bagian frame lain-nya, digunakan prosedur Bit-stuffing dan Bit-destuffing. Address

• Terdiri dari beberapa informasi: 1) Data

Link Connection Identifier (DLCI), terdiri dari 10 bit, bagian pokok dari header Frame Relay dan merepresentasikan koneksi virtual

antara DTE dan Switch Frame Relay. Tiap koneksi virtual memiliki 1 DLCI yang unik. 2) Extended Address (EA), menambah kemungkinan pengalamatan transmisi data dengan menambahkan 1 bit untuk pengalamatan 3) C/R, menentukan apakah frame ini termasuk dalam kategori Perintah (Command) atau Tanggapan (Re-sponse) 4) FECN (Forward Explicit Congestion Notification), indikasi jumlah frame yang dibuang karena ter-jadinya kongesti di jaringan tujuan 5) BECN (Backward Explicit Congestion Notifica-tion), indikasi jumlah frame yang mengarah ke switch FR tersebut tetapi dibuang karena terjadinya kongesti di jaringan asal 6) Discard Eligibility, menandai frame yang dapat dibuang jika terjadi kongesti di jaringan Data

• Terdiri dari data pada layer di atasnya yang dienkapsulasi.Tiap frame yang panjangnya bervariasi ini dapat menca-pai hingga 4096 oktet.Frame Check Sequence

• Bertujuan untuk memastikan integritas data yang di-transmisikan. nilai ini dihitung perangkat sumber dan diverifikasi oleh penerima. [6] [4]

4) Sirkuit Virtual: Frame pada Frame Relay dikirimkan ke tujuannya dengan menggunakan sirkuit virtual (jalur logikal dalam jaringan). Sirkuit Virtual ini bisa berupa Sirkuit Virtual Permanen (Permanent Virtual Circuit / PVC), atau Sirkit Virtual Switch (Switched Virtual Circuit / SVC).

Fig. 9. Gambar Jenis sirkuit pada frame relay [6]

5) Permanent Virtual Circuit (PVC): PVC adalah koneksi yang terbentuk untuk menghubungkan 2 peralatan secara terus menerus tanpa memperhitungkan apakah sedang ada komu-nikasi data yang terjadi di dalam sirkit tersebut. PVC tidak memerlukan proses

Page 12: SIMULATION OF DATA COMMUNICATION SYSTEM ... menggunakan Frame Relay ada beberapa pilihan yang dapat digunakan seperti X.25. Namun kinerjanya masih kurang efektif dibandingkan dengan

pembangunan panggilan seperti pada SVC dan memiliki 2 status kerja:

1) Data Transfer, pengiriman data sedang terjadi dalam sirkuit 2) Idle, koneksi antar titik masih aktif tapi tidak ada data yang dikirimkan dalam sirkuit. [6]

6) Switched Virtual Circuit (SVC): SVC adalah koneksi sementara yang terbentuk hanya pada kondisi dimana pengiri-man data berlangsung. Status-status dalam koneksi ini adalah:

1) Call Setup, hubungan antar perangkat sedang dibangun 2) Data Transfer, data dikirimkan antar perangkat dalam sirkit virtual

yang telah dibangun 3) Idle, ada koneksi aktif yang telah terbentuk, tetapi tidak ada data yang lewat di dalamnya 4) Call Termination, pemutusan hubungan antar perangkat, terjadi saat waktu idle melebihi patokan yang ditentukan.

[6]

K. Packet Tracer Packet tracer adalah software simulasi jaringan cukup

tepat dan akurat dalam pembelajaran jaringan komputer untuk mendesain, mengkonfigurasi, dan troubleshooting jaringan.

1) Menu Bar, Bar ini menyediakan File, Pilihan, dan

Ban-tuan menu Anda akan menemukan perintah-perintah dasar seperti Open, Save, Print, dan Preferences pada menu ini. Disini juga akan dapat mengakses Aktivitas Wizard dari menu File.

2) Main Tool Bar, Bar ini menyediakan ikon shortcut ke perintah menu File, termasuk wizard kegiatan. Di sebe-lah kanan, ada tombol Jaringan Informasi, yang dapat digunakan untuk memasukkan deskripsi untuk jaringan.

3) Common Tools Bar, Bar ini menyediakan akses ke alat ini biasanya digunakan ruang kerja: memilih, pindah Layout, tempat Catatan, hapus, memeriksa, tambahkan PDU Sederhana, tambahkan PDU Kompleks.

4) Workspace Type Bar, pada bar ini dapat beralih antara Fisik Workspace dan Logical Workspace.

5) Workspace, daerah ini adalah area kerja untuk membuat jaringan, melihat simulasi , dan melihat berbagai macam informasi dan statistik.

6) Realtime or Simulation Bar, Disini juga dapat beralih di antara Mode dan Simulasi Realtime Mode dengan tab pada bar ini.

7) Network Component Box, kotak ini adalah di mana tempat memilih perangkat dan koneksi untuk menaruh ke tempat kerja. Berisi Device-Type Selection Box dan Seleksi Device-Box Tertentu.

8) Device Type Selection Box, Kotak ini berisi jenis alat dan koneksi yang tersedia di Packet Tracer 5,3. Seleksi Tertentu Device-Box akan berubah

tergantung pada jenis perangkat yang dipilih. 9) Device Selection Box, kotak ini adalah tempat

memilih perangkat khusus yang diinginkan untuk dimasukkan ke dalam jaringan dan untuk membuat koneksi.

10) Created Packet Window, jendela ini mengatur paket-paket yang berada di jaringan selama skenario simulasi.

III. ANALISA DAN PEMBAHASAN Proses rancang bangun topologi jaringan frame relay

mem-punyai beberapa tahap, yaitu tahap analisa, tahap perancangan, dan tahap implementasi rancangan menggunakan simulator Packet Tracer versi 5.3.

A. Analisa Kebutuhan informasi di perusahaan-perusahaan bisnis

atau instansi-instansi pemerintah yang cepat dan akurat, bisa di-dapat melalui pengembangan teknologi informasi. Namun, terkadang jarak antar lokasi sejumlah kantor yang terpisah satu sama lainnya maka proses pertukaran informasi sangat penting.

Dari analisa masalah tersebut, maka penulis mencoba mer-ancang jaringan frame relay sebagai solusinya.

1) Perancangan Topologi: Didalam tahap perancangan jaringan, perancangan topologi sangatlah penting. Oleh karena itu pada tahap ini ditentukan topologi apa yang akan dipakai. Pada perancangan topologi ini terbagi dua, yaitu:

Page 13: SIMULATION OF DATA COMMUNICATION SYSTEM ... menggunakan Frame Relay ada beberapa pilihan yang dapat digunakan seperti X.25. Namun kinerjanya masih kurang efektif dibandingkan dengan

1) Topologi di LAN (Local Area Network) Topologi yang akan dipakai pada jaringan LAN adalah topologi star. Topologi Star adalah menghubungkan se-mua komputer pada sentral atau kosentrator. kosentrator yang dipakai adalah switch.

2) Topologi di WAN (Wide Area Network) Topologi yang akan dipakai pada jaringan WAN adalah topologi hub and spoke. Topologi jaringan frame relay yang paling banyak dipakai dikarenakan pemakaian vir-tual circuit paling sedikit untuk menghubungkan hanya dua atau beberapa kantor atau site saja.

2) Pengalamatan IP: Pengalamatan bertujuan bagaimana supaya data yang dikirim sampai pada mesin yang sesuai (mesin tujuan). Adapun pengalokasian alamat IP pada peran-cangan frame relay sebagai berikut:

1) Pengalokasian alamat IP di LAN pusat

TABLE IIPENGALOKASIAN ALAMAT IP DI LAN PUSAT

IP network 192.168.1.0 Gateway 192.168.1.1 Range IP 192.168.1.2 s.d

192.168.1.254 subnetmask 255.255.255.0 broadcast 192.168.1.255

2) Pengalokasian alamat IP di LAN cabang

TABLE III PENGALOKASIAN ALAMAT IP DI LAN CABANG

IP network 192.168.2.0 Gateway 192.168.2.1 Range IP 192.168.2.2 s.d

192.168.2.254

subnetmask 255.255.255.0 broadcast 192.168.2.255

3) Pengalokasian DLCI frame relay

TABLE IV PENGALOKASIAN DLCI FRAME RELAY

Pusat Cabang Port serial FR

serial 0

serial 1

DLCI 100 200 4) Pengalokasian alamat ip di WAN frame relay

TABLE V PENGALOKASIAN ALAMAT IP DI WAN FRAME RELAY

IP network 172.16.1.0 Range IP 172.16.1.1 s.d

172.16.1.2 subnetmask 255.255.255.252 broadcast 172.16.1.3 B. Implementasi Rancangan Menggunakan Packet Tracer 5.3

Adapun rancang bangun jaringan menggunakan software simulasi packet tracer versi 5.3. Packet tracer adalah sebuah software simulasi jaringan. Dalam perancangan jaringan frame relay ini dibuat dengan beberapa media komunikasi (kabel jaringan).

1) Mempersiapkan Router dan Switch: 2) Mempersiapkan Media Komunikasi: Adapun media ko-

munikasi yang digunakan adalah sebagai berikut: 1)

Router 2) Switch Frame relay 3) Switch 4) Kabel straight 5) Kabel cross 6) Kabel Serial DCE dan DTE 7) Kabel console 3) Mempersiapkan konfigurasi Router: Didalam

mengkon-figurasi router menggunakan CLI (Command

Line Interface) terdapat pembagian mode konfigurasi di CLI router sebagai berikut:

User Executive Mode •

Modus user EXEC adalah di bagian atas struktur hirarkis model. Mode ini adalah pintu masuk

Page 14: SIMULATION OF DATA COMMUNICATION SYSTEM ... menggunakan Frame Relay ada beberapa pilihan yang dapat digunakan seperti X.25. Namun kinerjanya masih kurang efektif dibandingkan dengan

pertama ke CLI dari sebuah router IOS. EXEC Mode memungkinkan peng-guna hanya dalam jumlah terbatas perintah pemantauan dasar. Hal ini sering disebut sebagai modus tampilan-saja. Tingkat EXEC pengguna tidak mengizinkan eksekusi dari setiap perintah yang mungkin mengubah konfigurasi perangkat. Secara default, tidak ada otentikasi diperlukan untuk mengakses mode user EXEC dari konsol. Ini adalah praktik yang baik untuk memastikan otentikasi yang dikonfigurasi pada konfigurasi awal. User EXEC mode CLI diidentifikasi dengan prompt yang berakhir dengan simbol>. Ini merupakan contoh yang menunjukkan sim-bol>di prompt, Router>. Privileged EXEC Mode

• Pelaksanaan perintah konfigurasi dan manajemen meng-haruskan administrator jaringan menggunakan mode EXEC yang diistimewakan. Mode EXEC diistimewakan dapat diidentifikasi dengan prompt berakhir dengan sim-bol #. Router#. Secara default, EXEC yang diistimewakan tidak memerlukan otentikasi. Global Configuration Mode

• Modus konfigurasi utama disebut konfigurasi global atau global config. Dari config global, perubahan konfigurasi CLI dibuat yang mempengaruhi pengoperasian perangkat secara keseluruhan. Perintah CLI berikut ini digunakan untuk mengambil perangkat dari modus EXEC hak is-timewa untuk modus konfigurasi global dan untuk memu-ngkinkan masuknya perintah konfigurasi dari terminal: Router #configure terminal Setelah perintah dijalankan, perubahan prompt untuk me-nunjukkan bahwa router berada dalam mode konfigurasi global.

Router (config)# Specific Configuration Modes •

Dari modus konfigurasi global, ada banyak modus kon-figurasi yang berbeda yang mungkin akan dimasukkan. Masing-masing mode memungkinkan konfigurasi bagian tertentu atau fungsi perangkat IOS. Berikut ini adalah model perancangan yang digunakan di simulator: 1) Menggunakan media komunikasi kabel UTP. Berikut ini adalah langkah-langkah perancangannya: Drag and drop device yang diperlukan

• Melakukan instalasi kabel disetiap LAN meng

• gunakan kabel UTP dengan model topologi star. Hubungkan router dengan switch melalui port fa0/0 pada router dan fa0/1 pada switch. Kemudian hubungkan switch dengan komputer melalui port fa0/2 pada switch dan port NIC dikomputer. Se-lanjutnya memberi ip address, gateway, dan dns di komputer host dan sever sesuai range ip yang telah ditentukan sebelumnya. Cara mengkonfigurasi ip address di komputer host adalah sebagai berikut:

– Memilih tab dekstop – Memilih ip konfigurasi – Memberi ip address, gateway, subnetmask, dan dns

Cara mengkonfigurasi DNS adalah sebagai berikut:

– Memilih tab konfigurasi – Memilih Server DNS – Memberi nama www.pusat.com dengan ip ad-dress 192.168.1.2

Page 15: SIMULATION OF DATA COMMUNICATION SYSTEM ... menggunakan Frame Relay ada beberapa pilihan yang dapat digunakan seperti X.25. Namun kinerjanya masih kurang efektif dibandingkan dengan

Melakukan instalasi kabel di WAN menggunakan

• kabel serial DCE dan DTE. Hubungkan router LAN satu dengan switch frame relay melalui port se0/0 di router LAN dan port se0 di switch frame relay. Hubungkan router LAN dua dengan switch frame relay melalui port se0/0 di router LAN dan port se1 di switch frame relay. Melakukan konfigurasi di GUI switch frame relay

• seperti dibawah ini:

Page 16: SIMULATION OF DATA COMMUNICATION SYSTEM ... menggunakan Frame Relay ada beberapa pilihan yang dapat digunakan seperti X.25. Namun kinerjanya masih kurang efektif dibandingkan dengan

2) Menggunakan media komunikasi kabel

fiber optic Berikut ini adalah langkah-langkah perancangannya: Drag and drop device yang diperlukan

Melakukan instalasi kabel disetiap LAN menggu

• nakan kabel fiber optic dengan model topologi star. Hubungkan router dengan switch melalui port fa1/0 pada router dan fa3/1 pada switch. Kemudian hubungkan switch dengan computer melalui port fa3/2 pada switch dan port NIC fast Ethernet with fiber optic dikomputer. Selanjutnya memberi ip ad-dress, gateway, dan dns di komputer host dan sever sesuai range ip yang telah ditentukan sebelumnya. Cara mengkonfigurasi ip address di komputer host

adalah sebagai berikut: – Memilih tab dekstop – Memilih ip konfigurasi – Memberi ip address, gateway, subnetmask, dan dns

Cara mengkonfigurasi DNS adalah sebagai berikut:

– Memilih tab konfigurasi – Memilih Server DNS – Memberi nama www.pusat.com dengan

Page 17: SIMULATION OF DATA COMMUNICATION SYSTEM ... menggunakan Frame Relay ada beberapa pilihan yang dapat digunakan seperti X.25. Namun kinerjanya masih kurang efektif dibandingkan dengan

ip ad-dress 192.168.1.2

Melakukan instalasi kabel di WAN menggunakan

• kabel serial DCE dan DTE. Hubungkan router LAN satu dengan switch frame relay melalui port se0/0 di router LAN dan port se1 di switch frame relay. Hubungkan router LAN dua dengan switch frame relay melalui port se0/0 di router LAN dan port se1 di switch frame relay. Melakukan konfigurasi di GUI switch frame relay

• seperti dibawah ini: Melakukan konfigurasi di CLI router LAN cabang

Page 18: SIMULATION OF DATA COMMUNICATION SYSTEM ... menggunakan Frame Relay ada beberapa pilihan yang dapat digunakan seperti X.25. Namun kinerjanya masih kurang efektif dibandingkan dengan

(Konfigurasi diatas adalah cara untuk menyimpan konfigurasi).

3) Menggunakan media komunikasi wireless Berikut ini adalah langkah-langkah perancangannya: Drag and drop device yang diperlukan

• Melakukan instalasi kabel disetiap LAN meng

• gunakan wireless dengan model topologi star. Hubungkan router dengan access point melalui port fa0/0 pada router dan port 0 ethernet pada access point. Kemudian setting ip static di komputer. Se-lanjutnya memberi ip address, gateway, dan dns di komputer host dan sever sesuai range ip yang telah ditentukan

sebelumnya. Cara mengkonfigurasi ip address di komputer host adalah sebagai berikut:

– Memilih tab dekstop – Memilih ip konfigurasi – Memberi ip address, gateway, subnetmask, dan dns

Cara mengkonfigurasi DNS adalah sebagai berikut:

– Memilih tab konfigurasi – Memilih Server DNS – Memberi nama www.pusat.com dengan ip ad dress 192.168.1.2 Cara mengkonfigurasi HTTP adalah sebagai berikut: – Memilih tab konfigurasi – Memilih Server HTTP – Membuat file baru dengan nama index.html

Page 19: SIMULATION OF DATA COMMUNICATION SYSTEM ... menggunakan Frame Relay ada beberapa pilihan yang dapat digunakan seperti X.25. Namun kinerjanya masih kurang efektif dibandingkan dengan

Melakukan instalasi kabel di WAN menggunakan

• kabel serial DCE dan DTE. Hubungkan router LAN satu dengan switch frame relay melalui port se0/0 di router LAN dan port se0 di switch

frame relay. Hubungkan router LAN dua dengan switch frame relay melalui port se0/0 di router LAN dan port se1 di switch frame relay. Melakukan konfigurasi di GUI switch frame relay

• seperti dibawah ini:

Keterangan gambar diatas adalah pada port serial 0 digunakan LMI type ANSI dan DLCI 100 dengan nama pusat. Keterangan gambar diatas adalah pada port serial 1 digunakan LMI type ANSI dan DLCI 200 dengan nama pusat. Keterangan gambar diatas adalah dibuat map ip dari port serial 0 pusat ke port serial 1 cabang. Melakukan konfigurasi di CLI router LAN pusat

• Melakukan konfigurasi di CLI router LAN cabang

• 4) Menggunakan media komunikasi kabel Fiber optic dan

Fig. 33. Gambar Frame relay dengan media komunikasi kabel Wireless

Page 20: SIMULATION OF DATA COMMUNICATION SYSTEM ... menggunakan Frame Relay ada beberapa pilihan yang dapat digunakan seperti X.25. Namun kinerjanya masih kurang efektif dibandingkan dengan

kabel UTP. Berikut ini adalah langkah-langkah

perancangannya: Drag and drop device yang diperlukan

• Melakukan instalasi kabel disetiap LAN menggu

• nakan kabel Fiber optic di LAN pusat dan ka-bel UTP di LAN cabang dengan model topologi star. Hubungkan router dengan switch melalui port fa0/0 pada router dan fa0/0 pada switch. Kemudian hubungkan switch dengan computer melalui port fa3/2 pada switch dan

port NIC fast Ethernet with fiber optic dikomputer. Kemudian hubungkan switch dengan komputer melalui port fa0/2 pada switch dan port NIC dikomputer. Selanjutnya memberi ip ad-dress, gateway, dan dns di komputer host dan sever sesuai range ip yang telah ditentukan sebelumnya. Cara mengkonfigurasi ip address di komputer host adalah sebagai berikut:

– Memilih tab dekstop – Memilih ip konfigurasi – Memberi ip address, gateway, subnetmask, dan

dns

seperti dibaw

Cara mengkonfigurasi DNS adalah sebagai berikut: – Memilih tab konfigurasi – Memilih Server DNS – Memberi nama www.pusat.com dengan ip ad-dress 192.168.1.2

Page 21: SIMULATION OF DATA COMMUNICATION SYSTEM ... menggunakan Frame Relay ada beberapa pilihan yang dapat digunakan seperti X.25. Namun kinerjanya masih kurang efektif dibandingkan dengan

Melakukan instalasi kabel di WAN menggunakan

• kabel serial DCE dan DTE. Hubungkan router LAN satu dengan switch frame relay melalui port se0/0 di router LAN dan port se0 di switch frame relay. Hubungkan router LAN dua dengan switch frame

Page 22: SIMULATION OF DATA COMMUNICATION SYSTEM ... menggunakan Frame Relay ada beberapa pilihan yang dapat digunakan seperti X.25. Namun kinerjanya masih kurang efektif dibandingkan dengan

5) Menggunakan media komunikasi wireless dan kabel

Fiber optic. Berikut ini adalah langkah-langkah perancangannya:

Drag and drop device yang diperlukan •

Melakukan instalasi kabel disetiap LAN menggu

• nakan wireless dan kabel Fiber optic dengan model topologi star. Di LAN pusat hubungkan router den-gan access point melalui port fa0/0 pada router dan port 0 ethernet pada access point. Kemudian setting ip static di komputer. Di

LAN cabang hubungkan router dengan switch melalui port fa1/0 pada router dan fa3/1 pada switch. Kemudian hubungkan switch dengan computer melalui port fa3/2 pada switch dan port NIC fast Ethernet with fiber optic dikomputer. Selanjutnya memberi ip address, gateway, dan dns di komputer host dan sever sesuai range ip yang telah ditentukan sebelumnya. Cara mengkonfigurasi ip address di komputer host adalah sebagai berikut:

– Memilih tab dekstop – Memilih ip konfigurasi – Memberi ip address, gateway, subnetmask, dan dns

Cara mengkonfigurasi DNS adalah sebagai berikut:

– Memilih tab konfigurasi – Memilih Server DNS – Memberi nama www.pusat.com dengan ip ad

dress 192.168.1.2 Cara mengkonfigurasi

HTTP adalah sebagai berikut: Fig. 42. Gambar Konfigurasi DNS dengan media komunikasi wireless dan kabel Fiber optic

– Memilih tab konfigurasi – Memilih Server HTTP – Membuat file baru dengan nama index.html

Page 23: SIMULATION OF DATA COMMUNICATION SYSTEM ... menggunakan Frame Relay ada beberapa pilihan yang dapat digunakan seperti X.25. Namun kinerjanya masih kurang efektif dibandingkan dengan

Melakukan instalasi kabel di WAN menggunakan

• kabel serial DCE dan DTE. Hubungkan router LAN satu dengan switch frame relay melalui port se0/0 di router LAN dan port se0 di switch frame relay. Hubungkan router LAN dua dengan switch frame relay melalui port se0/0 di router LAN dan port se1 di switch frame relay. Melakukan konfigurasi di GUI switch frame re

• lay seperti dibawah ini: Keterangan gambar diatas

Page 24: SIMULATION OF DATA COMMUNICATION SYSTEM ... menggunakan Frame Relay ada beberapa pilihan yang dapat digunakan seperti X.25. Namun kinerjanya masih kurang efektif dibandingkan dengan

6) Menggunakan media komunikasi kabel UTP dan

Wire-less. Berikut ini adalah langkah-langkah perancangannya:

Drag and drop device yang diperlukan •

Melakukan instalasi kabel di LAN menggunakan

• kabel UTP dan Wireless dengan model topologi star. Di LAN pusat hubungkan router dengan switch melalui port fa0/0 pada router dan fa0/1 pada switch. Kemudian hubungkan switch dengan kom-puter melalui port fa0/2 pada switch dan port NIC dikomputer. Di LAN cabang hubungkan router den-gan access point melalui port fa0/0 pada router dan port 0 ethernet pada access point. Kemudian setting ip static di komputer. Selanjutnya memberi ip ad-dress, gateway, dan dns di komputer host dan sever sesuai range ip yang telah ditentukan sebelumnya. Cara mengkonfigurasi ip address di komputer host adalah sebagai berikut:

– Memilih tab dekstop – Memilih ip konfigurasi – Memberi ip address, gateway, subnetmask, dan dns

Cara mengkonfigurasi DNS adalah sebagai berikut:

– Memilih tab konfigurasi – Memilih Server DNS – Memberi nama www.pusat.com dengan ip ad-dress 192.168.1.2

Fig. 49. Gambar Konfigurasi DNS dengan media komunikasi kabel UTP dan Wireless

Cara mengkonfigurasi HTTP adalah sebagai berikut:

– Memilih tab konfigurasi – Memilih Server HTTP – Membuat file baru dengan nama index.html Melakukan instalasi kabel di WAN menggunakan

Page 25: SIMULATION OF DATA COMMUNICATION SYSTEM ... menggunakan Frame Relay ada beberapa pilihan yang dapat digunakan seperti X.25. Namun kinerjanya masih kurang efektif dibandingkan dengan

kabel serial DCE dan DTE. Hubungkan router LAN satu dengan switch frame relay melalui port se0/0 di router LAN dan port se0 di switch frame relay. Hubungkan router LAN dua dengan switch frame relay melalui port se0/0 di router LAN dan port se1 di switch frame relay. Melakukan konfigurasi di GUI switch frame relay

• seperti dibawah ini: Keterangan gambar diatas adalah pada port serial 0 digunakan LMI type ANSI dan DLCI 100 dengan

Melakukan konfigurasi di CLI router LAN cabang

Page 26: SIMULATION OF DATA COMMUNICATION SYSTEM ... menggunakan Frame Relay ada beberapa pilihan yang dapat digunakan seperti X.25. Namun kinerjanya masih kurang efektif dibandingkan dengan

C. Pengujian Konektifitas Jaringan Menggunakan Simulator

1) Menggunakan media komunikasi kabel UTP: Adapun hasil pengujiannya sebagai berikut:

Dari hasil pengujian diatas diperoleh reply dari setiap request ping dan tracert. Hasil proses ping menggunakan media ko-munikasi kabel UTP dengan ip destination 192.168.2.2 sukses. Diproleh reply hasil statistik keadaan koneksi dengan kualitas koneksi roundtrip waktu pergi = 171ms, pulang = 188ms, waktu rata-rata = 179ms, dan besar paket yang hilang = 0.

Hasil proses traceroute menggunakan media komunikasi kabel UTP dengan ip destination 192.168.2.2 complete. Dipro-leh reply dengan mengirim pesan Internet Control Message Protocol (ICMP) Echo Request Ke tujuan dengan nilai Time to Live yang semakin meningkat. Hop pertama pada gateway router pusat ip = 192.168.1.1, Time to live 62ms, 53ms, 47ms. Hop kedua pada serial 0/0.1 router cabang ip = 172.16.1.2. Time to live 125ms, 125ms, 63ms. Hop ketiga pada gateway router cabang ip = 192.168.2.2. Time to live 172ms, 127ms, 172ms.

2) Menggunakan media komunikasi kabel Fiber optic: Adapun hasil pengujiannya sebagai berikut: Dari hasil pengujian diatas diperoleh reply dari setiap request ping dan tracert. Hasil proses ping menggunakan media ko-munikasi kabel fiber optic dengan ip destination 192.168.2.2 sukses. Diproleh reply hasil statistik keadaan koneksi dengan kualitas koneksi roundtrip waktu pergi = 127ms, pulang = 188ms, waktu rata-rata = 156ms, dan besar paket yang hilang = 0.

Hasil proses traceroute menggunakan media

komunikasi kabel fiber optic dengan ip destination 192.168.2.2 complete. Diproleh reply dengan mengirim pesan Internet Control Mes-sage Protocol (ICMP) Echo Request Ke tujuan dengan nilai Time to Live yang semakin meningkat. Hop pertama pada gateway router

pusat ip = 192.168.1.1, time to live 47ms, 63ms, 63ms. Hop kedua pada serial 0/0.1 router cabang ip = 172.16.1.2. Time to live 125ms, 109ms, 110ms. Hop ketiga pada gateway router cabang ip = 192.168.2.2. Time to live 156ms, 187ms, 187ms.

3) Menggunakan media komunikasi wireless: Adapun hasil pengujiannya sebagai berikut:

Page 27: SIMULATION OF DATA COMMUNICATION SYSTEM ... menggunakan Frame Relay ada beberapa pilihan yang dapat digunakan seperti X.25. Namun kinerjanya masih kurang efektif dibandingkan dengan

Dari hasil pengujian diatas diperoleh reply dari setiap request ping dan tracert. Hasil proses ping menggunakan media ko-munikasi wireless dengan ip destination 192.168.2.2 sukses. Diproleh reply hasil statistik keadaan koneksi dengan kualitas koneksi roundtrip waktu pergi = 203ms, pulang = 235ms, waktu rata-rata = 222ms, dan besar paket yang hilang = 0.

Hasil proses traceroute menggunakan media komunikasi wireless dengan ip destination 192.168.2.2 complete. Dipro-leh reply dengan mengirim pesan Internet Control Message Protocol (ICMP) Echo Request Ke tujuan dengan nilai Time to Live yang semakin meningkat. Hop pertama pada gateway router pusat ip = 192.168.1.1, time to live 94ms, 94ms, 62ms. Hop kedua pada serial 0/0.1 router cabang ip = 172.16.1.2. Time to live 141ms, 157ms, 156ms. Hop ketiga pada gateway router cabang ip = 192.168.2.2. Time to live 221ms, 250ms, 203ms.

4) Menggunakan media komunikasi kabel Fiber optic dan kabel UTP: Adapun hasil pengujiannya sebagai berikut: Fig. 58. Gambar pengujian ping dan tracert dengan media komunikasi kabel fiber optic dan kabel UTP

Dari hasil pengujian diatas diperoleh reply dari setiap request ping dan tracert. Hasil proses ping menggunakan media komu-nikasi kabel fiber optic dan kabel UTP dengan ip destination 192.168.2.2 sukses. Diproleh reply hasil statistik keadaan koneksi dengan kualitas koneksi roundtrip waktu pergi = 136ms, pulang = 172ms, waktu rata-rata = 155ms, dan besar paket yang hilang = 0.

Hasil proses traceroute menggunakan media komunikasi kabel fiber optic dan kabel UTP dengan ip destination 192.168.2.2 complete. Diproleh reply dengan mengirim pesan Internet Control Message Protocol (ICMP) Echo Request Ke tujuan dengan nilai Time to Live yang semakin meningkat. Hop pertama pada gateway router pusat ip = 192.168.1.1, time to live 47ms, 49ms, 63ms. Hop kedua pada serial 0/0.1 router cabang ip = 172.16.1.2. Time to live 125ms, 109ms, 110ms. Hop ketiga pada gateway router cabang ip = 192.168.2.2. Time to live 156ms, 187ms, 140ms.

5) Menggunakan media komunikasi wireless dan kabel Fiber optic: Adapun hasil pengujiannya sebagai berikut:

Dari hasil pengujian diatas diperoleh reply dari setiap request ping dan tracert. Hasil proses ping menggunakan media ko-munikasi wireless dan kabel fiber optic dengan ip destination 192.168.2.2 sukses. Diproleh reply hasil statistik

keadaan koneksi dengan kualitas koneksi roundtrip waktu pergi = 157ms, pulang = 203ms, waktu rata-rata = 187ms, dan besar paket yang hilang = 0.

Hasil proses traceroute menggunakan media komunikasi wireless dan kabel fiber optic dengan ip destination

Page 28: SIMULATION OF DATA COMMUNICATION SYSTEM ... menggunakan Frame Relay ada beberapa pilihan yang dapat digunakan seperti X.25. Namun kinerjanya masih kurang efektif dibandingkan dengan

192.168.2.2 complete. Diproleh reply dengan mengirim pesan Internet Control Message Protocol (ICMP) Echo Request Ke tujuan dengan nilai Time to Live yang semakin meningkat. Hop pertama pada gateway router pusat ip = 192.168.1.1, time to live 94ms, 63ms, 94ms.

Hop kedua pada serial 0/0.1 router cabang ip = 172.16.1.2. Time to live 125ms, 128ms, 125ms. Hop ketiga pada gateway router cabang ip = 192.168.2.2. Time to live 203ms, 157ms, 188ms.

6) Menggunakan media komunikasi kabel UTP dan wire-less: Adapun hasil pengujiannya sebagai berikut:

Dari hasil pengujian diatas diperoleh reply dari setiap re-quest ping dan tracert. Hasil proses ping menggunakan media komunikasi kabel UTP dan wireless dengan ip destination 192.168.2.2 sukses. Diproleh reply hasil statistik keadaan koneksi dengan kualitas koneksi roundtrip waktu pergi = 187ms, pulang = 219ms, waktu rata-rata = 199ms, dan besar paket yang hilang = 0.

Hasil proses traceroute menggunakan media komunikasi kabel UTP dan wireless dengan ip destination 192.168.2.2 complete. Diproleh reply dengan

mengirim pesan Internet Control Message Protocol (ICMP) Echo Request Ke tujuan dengan nilai Time to Live yang semakin meningkat. Hop pertama pada gateway router pusat ip = 192.168.1.1, time to live 78ms, 79ms, 94ms. Hop kedua pada serial 0/0.1 router cabang ip = 172.16.1.2. Time to live 156ms, 156ms, 141ms. Hop ketiga pada gateway router cabang ip = 192.168.2.2. Time to live 205ms, 190ms, 203ms.

7) Pengujian Frame Relay: Pengujian dengan show frame-relay pvc, show frame-relay lmi, show frame-relay map adalah sebagai berikut:

Dari hasil pengujian diatas diperoleh reply dari show frame-relay pvc. menampilkan rute virtual circuit ke network tujuan dengan DLCI = 100, status pvc aktif. Statistik FECN (Forward Explicit Congestion Notification), indikasi jumlah frame yang dibuang karena terjadinya kongesti di jaringan tujuan = 0, BECN (Backward Explicit Congestion Notification), indikasi jumlah frame yang mengarah ke switch FR tersebut tetapi dibuang karena terjadinya kongesti di jaringan asal = 0.

Fig. 62. Gambar pengujian frame relay lmi

Dari hasil pengujian diatas diperoleh reply dari show frame-relay lmi. menampilkan statistik interface serial

Page 29: SIMULATION OF DATA COMMUNICATION SYSTEM ... menggunakan Frame Relay ada beberapa pilihan yang dapat digunakan seperti X.25. Namun kinerjanya masih kurang efektif dibandingkan dengan

0/0.1 dengan standar ansi. status message terkirim = 31, diterima = 31, dan status timeout = 16.

Dari hasil pengujian diatas diperoleh reply dari show frame-relay map. menampilkan status serial dan dlci = 100, aktif pada serial 0/0.1 (up).

D. Keamanan Jaringan Jaringan Frame relay mempunyai tingkat keamanan

yang tinggi karena merupakan jaringan private. Ada beberapa proses otentikasi didalam hak akses manajemen jaringan ini. Oleh karena itu administrator jaringan harus mengelola hak ak-ses data melalui proses otentikasi. Adapun otentikasi dalam jaringan ini adalah sebagai berikut:

Memberikan kunci hak akses pada line console 0 dan line

• vty 04. Cara ini berfungsi untuk memberi hak akses console. Adapun konfigurasi yang perlu dilakukan seperti dibawah ini: pusat(config)#line console 0 pusat(config-line)#pass cisco pusat(config-line)#login pusat(config-line)#exit pusat(config)#line vty 04 pusat(config-line)#pass class pusat(config-line)#loginpusat(config-line)#exitpusat(config)#enable pass ciscopusat(config)#enable secret class

IV. KESIMPULAN DAN SARAN KesimpulanDari hasil implementasi telah dibangun sistem

jaringan dengan Frame Relay untuk melakukan komunikasi

data antar LAN (Local Area Network) melalui WAN (Wide Area Network) menggunakan packet tracer 5.3, maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1)

Protokol Frame Relay mempunyai kemampuan yang baik untuk menghubungkan perangkat-perangkat teleko-munikasi pada satu Wide Area

Network (WAN) berdasarkan hasil simulasi. 2) Protokol Frame relay bekerja pada lapisan Fisik dan

Data Link pada model referensi OSI sehingga memu-ngkinkan protokol Frame Relay untuk mengacuhkan Frame yang bermasalah (mengandung error) sehingga mengurangi data yang sebelumnya diperlukan untuk memproses penanganan error.

3) Pada percobaan simulasi dengan media komunikasi yang berbeda di ruang LAN (Local area Network), maka diperoleh hasil pengujian dengan statistik yang berbeda. contohnya, pengujian ping pada media komunikasi fiber optic dengan hasil waktu rata-rata = 156ms. pengujian ping pada media komunikasi UTP dengan hasil waktu rata-rata = 179ms. pengujian ping pada media komu-nikasi wireless dengan hasil waktu rata-rata = 222ms.

4) Pada simulator packet tracer 5.3 ini masih banyak keter-batasan mengkonfigurasi. Contohnya, pada cloud Frame Relay masih menggunakan GUI dalam konfigurasinya, masih jauh berbeda dengan cara mengkonfigurasi di switch Frame Relay sebenarnya yang menggunakan command line. Tidak adanya konfigurasi keamanan hak akses update routing di router.

Saran Jaringan dengan protokol Frame Relay ini mem punyai kekurangan yang perlu dikembangkan. salah

satunya adalah Point-to-Point Protocol dapat diganti menjadi

Point- to-Multipoint untuk menghasilkan banyak virtual sirkuit.

Se lanjutnya adalah pengembangan simulator packet tracer

untuk menghasilkan simulasi yang lebih akurat.

REFERENCES

[1] Nuryuliani, “Komunikasi data,” http://nryulia.staff.gunadarma.ac.id/Down loads/files/5158/Komdat1_pendahuluan.doc, 5 Mei 2010, 21:00.

[2] I. Sofana, Cisco CCNA dan Jaringan Komputer. Informatika, 2010. [3] W. Stalling, Data Computer Communications, 6th ed. Prentice Hall

Inc, 2000. [4]C. Systems, “Network fundamentals,”

https://cnap.fisika.ui.ac.id/kuri/ccna/

4.0/sem1/theme/cheetah.html?cid=0600000000&l1=en&l2=none&chapter=1, 3 Mei 2010, 09:00.

Page 30: SIMULATION OF DATA COMMUNICATION SYSTEM ... menggunakan Frame Relay ada beberapa pilihan yang dapat digunakan seperti X.25. Namun kinerjanya masih kurang efektif dibandingkan dengan

[5] A. S. Tanenbaum, Jaringan Komputer,

1st ed. Prenhallindo Jakarta, 2000.

[6] Wikipedia, http://id.wikipedia.org, 11 mei 2010, 11:00.

AhmadParwislahir di Medan pada tanggal 03 Maret 1987 sebagai anak kedelapan bersaudara. Penulis telah menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 1999 di SDN142580 Kayulaut, Sekolah Lan-jutan Tingkat Pertama pada tahun 2002 di SLTPN 1 Panyabungan Selatan, dan Sekolah Menengah Ke-juruan Teknik Industri di SMKTI Raksana Medan. Penulis telah menyelesaikan penulisan ilmiah di Uni-versitas Gunadarma pada tahun 2009 dengan judul penulisan "PEMBUATAN WEBSITE TOKO EDO PLUS DENGAN MENGGUANAKAN MACRO-MEDIA DREAMWEAVER 8, ADOBE PHOTOSHOP CS, PHP DAN MYSQL" untuk mendapatkan Gelar sarjana muda. Pada tahun 2010, penulis berhasil menyelesaikan kuliahnya dengan mendapatkan gelar Sarjana Kom-puter dalam jurusan Sistem Informasi. Penulis tinggal di Bekasi. Alamat Email Penulis: [email protected]. penulisan ini menggunakan LATEX.