simulasi perambatan pulsa gaussian di dalam nonlinear fiber optik

Upload: hery-sihite

Post on 20-Feb-2018

285 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Simulasi Perambatan Pulsa Gaussian Di Dalam Nonlinear Fiber Optik

    1/13

    SIMULASI PERAMBATAN PULSA-GAUSSIANDI DALAM NONLINEARFIBER OPTIK

    Endra

    Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara , Jakarta

    ABSTRAK

    Nonlinear fiber optik adalah respon dari fiber optik terhadap medan elektromagnetik yang

    kuat, dimana sifat nonlinear yaitu stimulated scattering dan optical Kerr effect akan muncul.

    Perambatan pulsa optik di dalam nonlinear fiber optik dapat dimodelkan dengan menggunakan

    Nonlinear Schrdinger Equation (NSE). Bentuk pulsa-Gaussian banyak dipakai dalam simulasi sebab

    pada komunikasi fiber optik, pulsa optik yang dibangkitkan oleh sumber cahaya seperti LED dan LD

    memiliki bentuk menghampiri pulsa-Gaussian

    Dalam penelitian ini dilakukan simulasi komputer untuk mempelajari perambatan dan

    interaksi pulsa-Gaussian di dalam nonlinear fiber optik, yang sebelumnya dilakukan pre-chirping

    terlebih dahulu. Simulasi dilakukan dengan cara menyelesaikan NSE secara numerik menggunakan

    Symmetrized Split Step Fourier Method (SSSFM).

    SolusiNSE menggunakan SSSFM akurasinya diuji dengan membandingkannya terhadap

    solusi eksak dari NSE. Hasil perbandingan menunjukan SSSFM memberikan hasil yang sangat akurat

    dalam menyelesaikan NSE, dimana Normalized Square Deviation (NSD)-nya sangat kecil (dalam orde

    -8 sampai -9) dibandingkan dengan solusi eksak NSE. Loss pada fiber dikompensasi dengan dilakukan

    penguatan secara periodik dan metode pre-emphasis.

    Dari hasil-hasil dan evaluasi yang diperoleh maka dapat didapatkan bahwa efek pre-chirping

    menimbulkan efek merugikan bagi perambatan dan interaksi pulsa-Gaussian di dalam nonlinear fiber

    optik. Sehingga untuk menghasilkan sistem komunikasi fiber optik yang baik maka pulsa-Gaussian

    input sebaiknya bebas chirp, atau memiliki nilai chirp yang rendah dan bernilai positif.

    Kata kunci : Nonlinear fiber optik, Nonlinear Schrdinger Equation, pulsa-Gaussian, Symmetrized

    Split Step Fourier Method

    PENDAHULUAN

    Sifat linier dari fiber optik memberikan dua efek utama pada perambatan cahaya pada fiber

    optik yaitu dispersi dan absorpsi. Sebuah pulsa optik terdiri dari sebuah rentang frekuensi- frekuensi

    optik, karena indeks bias bergantung pada frekuensi maka komponen-komponen frekuensi yang

    berbeda pada pulsa optik tersebut akan begerak dengan kecepatan group yang berbeda, sebuah

    fenomena yang disebut Group-Velocity Dispersion (GVD). GVD ini menimbulkan dispersi, dimana

    ketika pulsa optik dimasukan ke dalam sebuah fiber optik, pulsa mengalami pelebaran melewati jendela

    waktunya disebabkan oleh dispersi sehingga menyebabkan pulsa-pulsa yang bersebelahan akantumpang tindih dan membatasi kecepatan pengiriman data. Absorpsi menyebabkan pulsa optik yang

    merambat pada pada fiber optik akan kehilangan intensitasnya dan mengalami pelemahan.

    Respon dari setiap bahan dielektrik terhadap cahaya akan bersifat non-linier untuk medan

    elektromagnetik yang kuat. Sifat non-linearpada fiber optik dibagi menjadi 2 kategori, yaitustimulated

    scattering (Raman and Brillouin) dan optical Kerr effectyang menyebabkan perubahan indeks bias

    terhadap daya optik (nonlinear refractive index). Stimulated scatteringmenyebabkan kebergantungan

    gain atau loss terhadap intensitas sedangkan nonlinear refractive indexmenyebabkan pergeseran fase

    yang bergantung pada sinyal optik (Self Phase Modulation (SPM), Cross Phase Modulation (XPM)dan

  • 7/24/2019 Simulasi Perambatan Pulsa Gaussian Di Dalam Nonlinear Fiber Optik

    2/13

    Four Wave Mixing (FWM)). Perbedaan utama antara stimulated scattering dan Kerr effect adalah

    stimulated scattering memerlukan batas level daya untuk dapat terjadi sedangkan Kerr effect tak

    memerlukannya. Sebuah pulsa yang merambat di dalam nonlinear fiber optik akan mengalami efek

    linier maupun nonlinear dari fiber optik. Penelitian ini bertujuan mempelajari secara simulasi

    bagaimana karakteristik perambatan sebuah pulsa-Gaussian dan juga interaksi sepasang pulsa -

    Gaussiandi dalam nonlinearfiber-optik. Bentuk pulsa-Gaussian dipakai dalam simulasi ini sebab padakomunikasi fiber optik, pulsa optik yang dibangkitkan oleh sumber cahaya seperti LED dan LD

    memiliki bentuk menghampiri pulsa-Gaussian. Efek dispersi dan absorpsi akan diperhitungkansedangkan untuk sifat nonlinearyang akan diperhitungkan hanyaKerr effect.

    PEMBAHASAN

    Non linear Schrdinger Equation (NSE)

    Perambatan pulsa dengan lebar ! 1 ps dan mengasumsikan pulsa tetap terpolarisasi linier

    sepanjang perambatannya di dalam nonlinear fiber optik dapat dimodelkan dengan menggunakanNSE

    yang memiliki bentuk :

    AAi

    T

    A

    T

    AiA

    z

    A 2

    3

    3

    32

    2

    2

    6

    1

    22

    =

    ++

    (1)

    dimana :

    A, , !2, !3 dan " adalah pulse envelope (slowly varying variable), non-linearity parameter, GVD

    parameter, higer order dispersiondan loss fiber(absorpsi).

    Persamaan (1) dapat dinormalisasi menjadi :

    ( ) ( ) UUiNUUi

    ULU

    D

    22

    3

    3

    'D

    D332

    2

    2L

    L

    6

    1sgn

    2sgn

    2. =

    +

    +

    (2)

    dimana :0T

    T= ;

    2

    20

    TLD = ;

    3

    30'

    TLD = ;

    avg

    NP

    L

    1= ;DL

    z= ;

    N

    D

    L

    LN =2 ;

    0P

    AU=

    sgn(!2) (atausgn(!3)) bernilai +1 and -1 bergantung apakah!2(!3) adalah positif atau negatif. U,P0, T0,#, LD, LD

    and LN adalah normalized pulse envelope, amplitudo daya input, lebar pulsa input, jarak

    perambatan normalisasi, dispersion length, higher order dispersionlengthand nonlinear length.

    Spli t Step Fouri er M ethod(SSFM)

    Persamaan (2) dapat diselesaikan secara numerik menggunakan SSFM dengan menuliskan

    persaman (2) dalam bentuk :

    UNDU

    +=

    ^^

    (3)

    Dadalah operator differensial untuk sifat linier fiber optik (dispersi dan absorpsi) :

    ( ) ( )3

    3

    '32

    2

    2

    ^

    6

    1sgn

    2sgn

    2

    +

    =D

    DD

    L

    LiaLD (4)

    N adalah operator differensial untuk sifat nonlinearfiber optik (Kerr effect) :

    22

    ^

    UiNN= (5)Solusi persamaan (3) adalah :

    ( ) ( ) ( ) ,expexp,exp,^^^^

    UNhhDUNDhhU

    +=+ (6)

    h adalah step size dinormalisasi terhadap LD, nilainya dipilih sekecil mungkin agar hasil solusinya

    akurat, namun h yang sangat kecil membuat proses perhitungan menjadi sangat lama, sehingga

    biasanya dipilih hyang memenuhi persamaan :

    Dp LhPU 02

    max = (7)

  • 7/24/2019 Simulasi Perambatan Pulsa Gaussian Di Dalam Nonlinear Fiber Optik

    3/13

    $maxadalah pergeseran fase maksimum setiapstep.

    Solusi NSE pada persamaan (6) disebut metode Split Step Fourierkarena perambatan pulsa

    dari #ke #+ hdiselesaikan dengan 2 stepyaitu steppertama dianggap sifat nonlinearbekerja sendiri

    (^

    D = 0) dan step kedua dianggap sifat linier bekerja sendiri (^

    N= 0). Akurasi dari SSFM pada

    persamaan (6) adalah orde 2 daristep size ( )( )2hO .

    Eksekusi dari operator eksponensial

    ^exp Dh di dalam domainFouriermenggunakan :

    ( ) ( ) ( ) ,exp,exp^

    1^

    BFiDhFBDh

    =

    (8)

    ( )iD^

    didapatkan dengan mengganti operator differensial

    dengan i .

    Untuk mengurangi waktu proses perhitungan dan meningkatkan akurasi maka digunakan

    metode SymmetrizedSplit Step Fourier Method (SSSFM), yang skemanya dapat dilihat pada Gambar 1.

    Pada SSSFM, sifat nonlineardianggap berada di pertengahan segmen step sizedan dihitung efeknya

    untuk keseluruhan segmen sehingga solusi untuk SSSFM adalah :

    ( ) ( ) ( )

    ,2

    expexp2

    exp,^

    ''^^

    UDh

    dNDh

    hU

    h

    =+

    +

    (9)

    ( ) ( ) ( )

    ++

    +

    hNNh

    dN

    h

    ^^''

    ^

    2 (10)

    Gambar 1. Skema Symmetrized Split Step Fourier Method.

    Persamaan (10) memerlukan iterasi karena ( )hN +^

    tidak diketahui pada # + h/2, sehingga pada

    awalnya ( )hN +^

    diasumsikan sama dengan ( )^

    N kemudian dimasukan ke persamaan (9) dan

    hasilnya digunakan untuk menghitung ( )hN +^

    . Akurasi dari SSSFM adalah orde 3 dari step

    size 3hO .

    Pulsa-Gaussian

    Sebuah pulsa-Gaussiandapat dituliskan dalam persamaan :

    ( )

    += 2

    2

    1exp,0

    iCU (11)

    C adalah nilai pre-chirping. Sebuah pulsa di katakan chirped jika frekuensi carrier-nya berubah

    terhadap waktu dengan pola yang dapat ditentukan (jika ada variasi acak pada frekuensi carrier, seperti

    phase noise, ini secara umum bukan dikatakan sebagai chirp).Pre-chirpingadalah proses memberikan

  • 7/24/2019 Simulasi Perambatan Pulsa Gaussian Di Dalam Nonlinear Fiber Optik

    4/13

    sebuah chirp kepada pulsa optik sebelum dimasukkan ke dalam sebuah sistem fiber optik. Bentuk

    kuadrat dari variasi fase pada persamaan (11) memberikan sebuah linier frekuensi chirp sehingga

    frekuensi optik bertambah dengan waktu (up-chirp) untuk nilai Cpositif dan frekuensi optik berkurang

    dengan waktu (down-chirp) untuk nilai Cnegatif.

    Akurasi dari SSSFM

    Solusi numerik NSE menggunakan SSSFM akurasinya akan diuji dengan membandingkan

    solusi eksak dari NSE. Ketika pulsa input adalah U(0,%) = sech(%), maka solusi eksak dari NSE pada

    persamaan (2) untuk !3= 0,sgn(!2)= -1, "= 0, dan N = 1 adalah :

    ( )

    =

    2expsec),(

    ihu (12)

    Pers.(12) sangat cocok untuk melihat akurasi dari SSSFMkarena solusinya adalah sebagai hasil dari

    interaksi antara dispersi dan sifat non-linier dari fiber.

    Parameter Normalized Square Deviation (NSD) digunakan untuk membandingkan solusi

    eksak dengan solusiNSEsecara numerik menggunakan SSSFM didefenisikan :

    ( ) ( )

    ( )

    =

    dU

    dB

    UA

    U

    NSD

    2,0

    2,,

    (13)

    dimana UAadalah output field envelopdari solusiNSEmenggunakan SSSMdan UB adalah output field

    envelopdari solusi eksak.

    Root Mean Square (RMS) Pulse-Width

    Pada nonlinear fiber, bentuk pulsa pada output fiber dapat menyimpang dari bentuk pulsa

    inputnya dan dapat memiliki bentuk yang sangat rumit, rms pulse-width, ", sering digunakan untukmenyatakan lebar pulsa dengan lebih akurat, dimana "didefenisikan :

    2122

    >=< (15)

    di dalam satuan ternormalisasi dituliskan :

    2

    1

    22

    >=< (17)

  • 7/24/2019 Simulasi Perambatan Pulsa Gaussian Di Dalam Nonlinear Fiber Optik

    5/13

    Disamping itu rms pulse-widthmerupakan parameter yang berguna untuk memperkirakan keterbatasan

    kinerja pada sistem komunikasi fiber optik, dimana rms pulse-width berhubungan langsung dengan

    kecepatan data maksimum dengan menggunakan kriteria yang umum digunakan :

    4

    1 1, pulsa

    mulai tidak stabil dan bentuk-nya rusak setelah merambat sekitar #= 3.Grafik nilai rata-rata amplitudo pulsa-Gaussian terhadap nilai pre-chirping pada Gambar 10

    menunjukan bahwa efek dari pre-chirpingbaik untuk nilai Cpositif maupun negatif memberikan efek

    yang sama yaitu menurunkan nilai rata-rata amplitudo pulsa, dimana makin besar |C| maka makin besar

    pula penurunan nilai rata-rata amplitudo pulsa yang terjadi. Namun perlu dicatat bahwa negatif pre-

    chirping memberikan penurunan nilai rata-rata amplitudo pulsa yang lebih besar dari pada positif pre-

    chirping.

    Grafik nilai rata-rata rms pulse-width pulsa-Gaussian terhadap nilai pre-chirping pada

    Gambar 11 menunjukan bahwa efek dari pre-chirping baik untuk nilai C positif maupun negatif

    memberikan efek yang sama yaitu memperbesar nilai rata-rata rms pulse-widthpulsa, dimana makin

    besar |C| maka makin besar pula kenaikan nilai rata-rata rms pulse-widthpulsa. Namun perlu dicatat

    bahwa negatifpre-chirping memberikan kenaikan nilai rata-rata rms pulse-widthpulsa yang lebih besar

    dari pada positifpre-chirping.

    Gambar 10. Nilai rata-rata amplitudopulsa-Gaussianuntuk nilaiC = -1,51,5.

    Gambar 11. Nilai rata-rata rms pulse widthpulsa Gaussianuntuk nilai C = -1,51,5.

    Hasil dan Evaluasi Interaksi Pulsa-GaussianDi Dalam NonlinearFiber Optik

    Gambar 12(a) sampai 12(c) menunjukan perambatan dan interaksi sepasang pulsa-Gaussian

    (lihat persamaan (27)) di dalam nonlinearfiber dengan menggunakan metodepre-emphasisuntuk nilai

    C= 0,1, 0,5 dan 1,5. Nilai-nilai parameter yang digunakan : r= 1, q0= 3,5 dan '= 0,L= 0,1LD, "= 0,2

    dBdan h= 0,001.

  • 7/24/2019 Simulasi Perambatan Pulsa Gaussian Di Dalam Nonlinear Fiber Optik

    11/13

    (a) (b)

    (c)

    Gambar 12. Perambatan dan interaksi sepasang pulsa-Gaussian untuk positif

    chirp, dengan nilai C= (a) 0,1 (b) 0,5 (c) 1,5.

    Gambar 13(a) sampai 13(c) menunjukan perambatan dan interaksi sepasang pulsa-Gaussian

    (lihat persamaan (27)) di dalam nonlinearfiber dengan menggunakan metodepre-emphasisuntuk nilai

    C= -0,1, -0,5 dan -1,5. Nilai-nilai parameter yang digunakan : r= 1, q0= 3,5 dan '= 0,L= 0,1LD, "=

    0,2 dBdan h= 0,001.

    (a) (b)

    (c)

    Gambar 13. Perambatan dan interaksi sepasang pulsa-Gaussian untuk negatif

    chirp, dengan nilai C= (a) -0,1 (b) -0,5 (c) -1,5.

  • 7/24/2019 Simulasi Perambatan Pulsa Gaussian Di Dalam Nonlinear Fiber Optik

    12/13

    (a) (b)

    Gambar 14. (a) Nilai periode osilasi normalisasi, #p , untuk nilaiC = -1,51,5. (b)

    Nilai bit rate transmission distance product,B2LT, untuk nilaiC = -1,51,5.

    Pada Gambar 12 dan 13 terlihat bahwa baik untuk negatif pre-chirpingmaupun positif pre-

    chirpingmenyebabkan mengecilnya nilai periode osilasi normalisasi, #p. Semakin besar nilai |C|maka

    nilai#p akan semakin kecil, yang menurut persamaan (29) akan semakin memperkecil nilai bit rate

    transmission distance product. Gambar 14(a) dan 14(b) menunjukan grafik periode osilasi normalisasi

    dan bit rate transmission distance product sebagai fungsi dari C. Semakin besar nilai |C| maka nilai

    periode osilasi normalisasidanbit rate transmission distance producti semakin mengecil dimana untuk

    nilai Cnegatif memberikan penurunan yang lebih cepat daripada nilai Cpositif.

    PENUTUP

    Dari hasil-hasil simulasi dan evaluasi yang diperoleh secara keseluruhan maka dapat ditarik kesimpulan

    sebagai berikut:

    1. SSSFM dalam menyelesaikan NSE memberikan hasil yang sangat akurat, dimana NSD-nya

    terhadap solusi eksak dariNSEsangat kecil (dalam orde -8 sampai -9).

    2. Metode pre-emphasis memberikan hasil yang baik dalam mengkompensasi loss pada fiber

    optik dengan nilai rata-rata erroramplitudo sepanjang perambatan di dalam fiber optik sejauh$= 30 adalah sebesar 0,074 dan errorrata-rata rms pulse widthadalah sebesar 0,1195.

    3. Efek dari pre-chirpingpada perambatan pulsa-Gaussiandi dalam nonlinearfiber optik baik

    untuk nilai Cpositif maupun negatif memberikan efek yang sama yaitu menurunkan nilai rata-

    rata amplitudo pulsa dan menaikan nilai rata-rata rms pulse widthpulsa-Gaussian. Semakin

    besar nilai |C| maka makin besar pula penurunan nilai rata-rata amplitudo pulsa (kenaikan

    nilai rata-rata rms pulse widthpulsa). Negatifpre-chirping memberikan penurunan amplitudo

    rata-rata pulsa (kenaikan nilai rata-rata rmspulse width pulsa) yang lebih besar dari pada

    positifpre-chirping.

    4. Efek daripre-chirpingpada perambatan sepasang pulsa-Gaussiandan interaksi-nya di dalam

    nonlinear fiber optik, untuk negatif pre-chirpingmaupun positif pre-chirpingmenyebabkan

    mengecilnya nilai periode osilasi normalisasi,#p.Semakin besar nilai |C| maka nilai #p akansemakin kecil, yang akan semakin memperkecil nilai bit rate transmission distance product.

    Negatif pre-chirping memberikan penurunan nilai #pyang lebih besar dari pada positif pre-

    chirping.

    5. Dari hasil-hasil dan evaluasi yang diperoleh secara keseluruhan maka dapat disimpulkan

    bahwa pre-chirping menimbulkan efek merugikan bagi perambatan dan interaksi pulsa-

    Gaussian di dalam nonlinear fiber optik. Sehingga untuk menghasilkan sistem komunikasi

    fiber optik yang baik maka pulsa input sebaiknya bebas chirp, atau memiliki nilai chirpyang

    rendah dan bernilai positif.

  • 7/24/2019 Simulasi Perambatan Pulsa Gaussian Di Dalam Nonlinear Fiber Optik

    13/13

    DAFTAR PUSTAKA

    Agrawal, P. Govind, (1992), Fiber-Optic Communication Systems, Willey Series In Microwave And

    Optical Engineering, (1992).

    C. Palais, Joseph, (2001),Fiber Optic Communications, Prentice Hall.

    Agrawal, P. Govind, (1989),Nonlinear Fiber Optics, , Academic Press, Sandiego, LA.

    Jong-Hyung Lee, (February 10, 2000), Analysis and Characterization of Fiber Nonlinearities with

    Deterministic and Stochastic Signal Sources, Dissertation submitted to the Faculty of theVirginia Polytechnic Institute and State University, Blacksburg, Virginia.

    Natee Wongsangpaiboon, (May 17, 2000), Variational Calculation of Optimum Dispersion

    Compensation For Non-Linear Dispersive Fibers, Thesis submitted to the Faculty of the

    Virginia Polytechnic Institute and State University, Blacksburg, Virginia.

    Endra and S. El Yumin, (August 9 10, 2005), Study of Higher Order Dispersion Effects on Soliton

    Interaction In Dispersion Shifted Fiber, Paper submitted to The 8th

    International Confrence

    On Quality In Research (QIR), Universitas Indonesia.

    S. Cundiff, B. Collins, L. Boivin, M. Nuss, K. Bergman, W. Knox and S. Evangelides, (1999),Propagation of highly chirped pulses in fiber-optic communication systems, J.Lightwave

    Tech. 17, 811-6.

    K. V. Peddanarappagari and M. Brandt-Pearce, (December. 1997) Volterra series transfer function of

    single-mode fibers,Journal of Lightwave Technology, vol.15, no.12, pp.2232 - 2241.