silabus iptek kelautan .docx
TRANSCRIPT
BAB III. PERMASALAHAN UMUM MASYARAKAT PESISIR
KESEHATAN UMUM:
1. Masyarakat Pesisir dan Permasalahannya
2. Sejarah Penyelaman dan Terapi Hiperbarik Oksigen (HBO)
a. Sejarah Penyelaman
b. Sejarah Terapi Hiperbarik Oksigen (HBO)
3. Pengetahuan Dasar Penyelaman
a. Fisika Penyelaman
b. Fisiologi Penyelaman
c. Tabel Selam (Dive Table)
d. Mahluk-mahluk Laut Yang Berbahaya (Dangerous Marine Creatures)
e. Komunikasi di Dalam Air
f. Peralatan Selam
4. Masalah Yang Dapat Terjadi Pada Penyelaman
a. Kecelakaan Pada Penyelaman
b. Keracunan Gas / Tekanan Gas Yang Abnormal
1) Keracunan Oksigen
2) Keracunan Nitrogen
3) Keracunan CO2
4) Keracunan CO
5) Kekurangan Oksigen (Hypoxia)
c. Penyakit-penyakit yang sering terjadi akibat menyelam yang tidak sesuai dengan
prosedur
1) Decompression Sickness (DCS)
2) Barotaruma
5. Kelainan Yang Terjadi Akibat Lingkungan Air
a. Nyaris Tenggelam (Near Drowning)
b. Kedinginan (Hypothermia)
6. Macam-macam Penyelaman
a. Penyelaman Kering
b. Penyelaman Basah.
1) Penyelaman Scuba (Scuba Diving)
2) Penyelaman Nitrox
3) Penyelaman Gas Campuran (Mixed-Gas Diving)
4) Penyelaman Malam (Night Diving)
5) Penyelaman Goa (Cave Diving)
6) Penyelaman Kapal Yang Tenggelam (Wreck Diving)
7) Penyelaman Untuk Mencari Benda Yang Hilang (Search & Recovery)
7. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Penyelaman (P3K)
a. P3K Secara Umum
b. Rumah sakit dengan fasilitas Chamber HBO
BAB III. PERMASALAHAN UMUM MASYARAKAT PESISIR
KESEHATAN UMUM
1. Masyarakat Pesisir dan Permasalahannya
Nelayan adalah istilah bagi orang-orang yang sehari-harinya bekerja menangkap ikan atau
biota lainnya yang hidup di dasar maupun permukaan perairan. Perairan yang menjadi daerah aktivitas
nelayan ini dapat merupakan perairan tawar, payau maupun laut (Wikipedia).
Di negara-negara berkembang seperti di Asia Tenggara atau di Afrika, masih banyak nelayan
yang menggunakan peralatan yang sederhana dalam menangkap ikan atau biota lainnya.
Masyarakat pesisir terutama bekerja sehari-hari sebagai nelayan, tetapi mereka mempunyai
beberapa cara yang berbeda dalam mencari hasil laut, misalnya:
- Menjala ikan
- Memancing
- Menyelam.
Mereka yang pekerjaannya sebagai penyelam, ada keanekaragaman dalam mencari hasil
lautnya, diantaranya sebagai:
- Penyelam mutiara
- Penyelam ikan hias laut
- Penyelam teripang.
Masalah yang mereka hadapi terutama adalah kurangnya pengetahuan dalam hal penyelaman
sehingga banyak diantara mereka yang menderita penyakit akibat menyelam yang tidak sesuai dengan
prosedurnya. Mereka belum memahami bagaimana cara menyelam yang benar.
Sebagai contoh, Warga Pulau Barrang Lompo, terletak sekitar 12 kilometer sebelah barat Kota
Makassar dan berada di kawasan Kepulauan Spermonde. Pulau ini memiliki luas sekitar 89 hektar,
dengan jumlah penduduk kurang lebih 5.000 jiwa dan berasal dari berbagai etnik, mereka begitu
menikmati hasil jerih payahnya sebagai nelayan teripang. Rumah mewah, motor bagus, perhiasan emas
dan gelar haji. Tapi satu per satu dari mereka telah terenggut nyawanya.
Penyelaman mengambil teripang mencapai kedalaman sampai 30 meter sedangkan peralatan
yang digunakan warga hanya peralatan seadanya. Kompresor yang biasanya dipakai untuk mengisi
angin ban digunakan sebagai penyuplai udara sebagai ganti dari tabung udara penyelam yang
dilengkapi dengan slang bahkan sampai bercabang tiga untuk tiga orang penyelam sekaligus. Masing-
masing penyelam dilengkapi kacamata (masker) dan regulator penyuplai udara melalui mulut, pakaian
yang digunakanpun seadanya. Kondisi penyelaman seperti ini bisa kita dapatkan juga di Kabupaten
Buleleng-Bali, mereka sebagai nelayan ikan hias laut.
Dampak yang dirasakan nelayan mulai dari kesemutan (kram-kram) yang secara tiba-tiba
menyerang ketika masih di kedalaman laut dan sesampainya didaratan kaki terasa perih / terbakar.
Bahkan banyak nelayan yang sudah lumpuh total, tungkai biasanya kecil sebelah dan jalannyapun
diseret. Banyak nelayan terlihat menggunakan tongkat sebagai bukti bahwa ‘mereka penyelam handal’.
(Dekranasda Kota Makassar, 22 Maret 2010)
2. Sejarah Penyelaman dan Terapi Hiperbarik Oksigen (HBO)
a. Sejarah penyelaman
1535: Guglielmo de Loreno mengembangkan sebuah ‘diving bell’.
1650: Guericke yang mengembangkan pompa udara yang pertama.
1691: Diving bell, berupa sebuah tong yang berat dan dihubungkan dengan sebuah pipa udara
ke permukaan, dipatenkan oleh Edmund Halley.
1715: Udara bertekanan dari permukaan disalurkan melalui pipa kedalam silinder dibawah air
ditemukan oleh John Lethbridge.
1776: Kapal selam pertama dipakai untuk serangan militer.
1843: Royal Navy mendirikan sekolah selam yang pertama.
1865: Alat bernafas di dalam air dipatenkan oleh Benoit Rouquayrol dan Auguste Denayrouse,
berupa sebuah tabung berisi udara bertekanan yang diikatkan pada punggung penyelam dimana
penyelam dapat menghirup udara segar melalui sebuah slang karet secara terus menerus.
1877: Rig Selam pertama yang menggunakan O2 bertekanan dimana orang dapat bekerja di
dalamnya, dikembangkan oleh Henry Fleuss.
1911: Dragger dari Jerman memperkenalkan alat selam sirkuit tertutup (Oxygen re-breather).
1924: Percobaan penyelaman dengan helium-oxygen yang pertama di dunia dilakukan oleh US
Navy.
1925: Pakaian selam yang dapat dipakai untuk bernapas secara sukses diperkenalkan oleh Yves
Le Prieur.
1933: Yves Le Prieur mengembangkan sebuah katup yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan
dari tabung bertekanan tinggi. Juga fins untuk berenang dipatenkan oleh Louside Corlieu di
Perancis.
1943: Jacques-Yves Cousteau and Emile Gagnan membuat Aqua lung, sebuah tempat untuk
supply udara bagi penyelam.
1951: Haas mengumumkan ‘Menyelam berupa Petualangan’.
1955: Program sertifikasi instruktur formal diciptakan oleh Al Tilman dan Bev Morgan.
1960: Al Tilman and Neal Hess mendirikan National Association of Underwater Instructor
(NAUI), assosiasi selam yang pertama.
1962: Percobaan-percobaan dimana manusia bias hidup di bawah air.
1971: Scurbapro mengembangkan Stabilization Jacket.
1983: Orca Edge memperkenalkan dive computer komersial.
1985: Kapal Titanic yang tenggelam ditemukan.
1990: Makin banyak perbaikan dan pengembangan, juga membuat Scuba diving untuk olah
raga.
1999: Chuck Driver and John Bennet menyelam sampai 200 meter, sebagai penyelam terdalam
di samudra.
2001: John Bennet memecahkan rekor dunianya sendiri menyelam sampai 308 meter.
Adanya penemuan fins untuk berenang, computer selam, dan masker, telah membuat Scuba diving
sebagai olah raga petualangan yang menarik. Di dunia banyak tempat untuk menyelam dan scuba
diving dapat dijadikan penghasilan utama. Perkembangan terus berlangsung, tapi diharapkan makin
lama scuba diving bisa makin murah.
b. Sejarah Terapi Hiperbarik Oksigen (HBO)
Terapi Hiperbarik Oksigen (HBO) adalah suatu terapi non-invasif. Saat berada di dalam
ruangan dengan tekanan yang lebih tinggi dari tekanan atmosfer normal, pasien bernapas dengan O2-
100%. Teknologi dengan terapi ini telah diterima dengan baik dan dapat membantu pengobatan
penyakit tertentu yang sulit dan tidak ada harapan dengan pengobatan biasa.
Penelitian terapi ini telah dimulai sejak tahun 1930 untuk mengobati penyakit dekompresi
(kelumpuhan akibat penyelaman yang tidak sesuai dengan prosedur) dan untuk mengurangi lamanya
dekompresi di dalam air saat menyelam.
Tahun 50 dan 60-an penelitian dipusatkan pada penggunaan O2 medis dan explorasi ruang
angkasa, sayangnya pengembangan pengetahuan secara umum hanyalah untuk para dokter dan ahli
ruang angkasa atau aktifitas bawah air. Hal ini membingungkan para pengguna terapi ini.
Suatu yayasan terapi HBO klinis didirikan tahun 1950-an oleh Boerema, Brummelkamp dan
kawan-kawan pada Universitas Amsterdam dan mendapat pujian dari Illingworth dan kawan-kawan di
Glasgow.
Selama tahun 1965, setelah meledaknya tambang batubara di Jepang, terapi HBO terbukti dapat
mengurangi secara cepat kerusakan paru akibat asap yang terhirup dan luka bakar.
Sampai tahun 70-an, telah dilakukan penelitian pada hewan dan manusia. Penelitian terus
berlanjut di berbagai tempat di dunia.
Pengembangan terapi HBO secara besar-besaran telah dipelopori di Amerika, Rusia, China dan
Jepang; aktivitas yang tingkatannya lebih rendah dilakukan di negara-negara lain di dunia.
Di Amerika, pengembangan terapi HBO dilakukan karena adanya kegiatan-kegiatan anggota
dari ‘Undersea and Hyperbaric Medical Society (UHMS)’ yang didirikan pada tahun 1967 oleh para
dokter dan ilmuwan sehubungan dengan adanya pekerja-pekerja bawah air, UHMS dibutuhkan dan
memberi bimbingan untuk cabang ilmu kedokteran yang penting ini. Akibatnya pada Oktober 1975,
mereka meluluskan 50 dokter spesialis hiperbarik dari seluruh dunia.
Pada pertemuan puncak tahun 1978, dibuatlah suatu daftar keadaan-keadaan / penyakit yang
dapat diterapi. Hingga saat ini daftar tentang indikasi itu terus diperbaharui secara teratur untuk para
dokter. Penelitianpun dilakukan di Jepang secara parallel, yang sangat aktif dalam terapi HBO, mereka
mempublikasikan daftar keadaan-keadaan / penyakit yang sama oleh ‘Japanese Society of Hyperbaric
Medicine’. Di China, terapi primer untuk stroke dan serangan jantung adalah terapi HBO. Akhir-akhir
ini kegiatan di Rusia kurang diketahui, tapi masih sangat mengembangkan penelitian dan penggunaan
HBO secara klinis.
Sampai saat ini, karena telah terbukti adanya keuntungan dari HBO terapi, penggunaannya
masih terus dikembangkan.
(diambil dari Hyperbaric Chamber Operator, Training and Reference Manual, © January 2003, ANDI
International).
3. Pengetahuan Dasar Penyelamana. Fisika Penyelaman
1) Tekanan
Tekanan adalah besarnya gaya yang bekerja per satuan luas.
* 1 atm = tekanan / gaya yang bekerja pada benda oleh atmosfer bumi.
a) Tekanan atmosfir (pada permukaan laut) = 1 ata atau 14,7 psi.
b) Tekanan hidrostatik = tekanan / gaya yang disebabkan oleh berat air.
c) Tekanan absolut = jumlah tekanan atm + tekanan hidrostatik (satuannya ata atau
psia).
d) Ambient pressure = tekanan di sekeliling tubuh / benda (satuannya ata).
e) Pressure Gauge = alat pengukur tekanan (satuannya atm).
f) Gauge pressure = tekanan yang ditunjukkan pada alat pengukur tekanan .
g) Setiap turun 33 ft di air laut (= 34 ft di air tawar), tekanan naik 1 atm (14,7 psi).
* Tabel singkatan:
- atm = atmosphere.
- ata = atmosphere absolute.
- bar = barometer.
- ft = feet
- psi = pound per square inch
-Torr = Torricelli
- msw = meter sea water
- fsw = feet sea water.
* Tabel konversi satuan tekanan:
- 1 atm = 1 bar
= 14,7 psi
= 760 mmHg.
= 760 Torr.
= 10 msw
= 33 fsw.
2) Kekeruhan, sinar dan suara
a) Kekeruhan (turbidity):
Adanya partikel-partikel di dalam air dapat mengaburkan
penglihatan dengan cara menghambat jalannya sinar.
b) Sinar:
- Kecepatan Sinar:
a. Di udara = 186.000 mil / detik.
b. Di air = 135.000 mil / detik.
c. Index bias udara / air = 4 : 3.
- Warna:
Makin dalam, kualitas warna juga berubah.
* Merah: sudah tidak terlihat pada kedalaman ± 30 ft.
* Kuning: hilang pada kedalaman 75 ft.
* Hijau dan biru: pada kedalaman > 100 ft masih terlihat.
c) Suara:
- Kecepatan suara:
b. Di air = 4.900 ft / detik.
c. Di udara = 1.100 ft / detik.
3) Transfer panas
a. Konduksi : transfer panas langsung dari molekul ke molekul.
b. Konveksi: transfer panas dari selurah tubuh ke air karena adanya arus air.
c. Radiasi transfer langsung dari permukaan tubuh ke air (radiasi lebih diabaikan
dari pada konduksi dan konveksi).
d. Evaporasi: penguapan keringat di kulit dan uap air dari paru.
4) Berat Jenis zat cair dan Berat Molekul gas
a) Berat Jenis zat cair:
- Air tawar = 1,000 g / cm3.
- Air laut = 1,025 g / cm3.
b) Berat Molekul gas:
- O2 = 32
- H2 = 2
- N2 = 28
- Ne = 20
- Udara = 29
- Ar = 40
- He = 4
5) Hukum Fisika Penyelaman
Hukum-hukum fisika yang berhubungan dengan penyelaman perlu diketahui agar kita aman bila
melakukan penyelaman (Ingat: SAFETY FIRST !)
a) Hukum Archimedes
Hukum ini berhubungan dengan daya apung (buoyancy) yang terdiri dari 3 macam:
1) Bouyancy positive = mengapung
2) Bouyancy netral = melayang
3) Bouyancy negative = tenggelam.
b) Hukum Boyle
Hukum ini mengatakan bahwa pada temperatur yang relative constant:
Bila Tekanan naik maka Volume akan berkurang / mengecil.
Rumusnya : P1 .V1 = P2 . V2
Tiap turun 10 m di laut (= 11 m di air tawar) maka tekanan bertambah 1 atm.
Bila kita menyelam terlalu dalam dengan menahan nafas (breath hold dive), volume paru
dapat menjadi lebih kecil dari volume residu, sehingga paru akan remuk. Hal ini yang kita sebut
dengan ‘Squeeze Lung’.
Volume residu: volume sisa udara dalam paru setelah kita menghembuskan nafas
semaksimal mungkin. Volume residu = ± 1.500 cc (1,5 Liter).
Saat kita menyelam dengan Scuba, bila naik dengan menahan nafas (breath hold), paru
kita dapat mengembang melebihi volume maksimum paru (Kapasitas Totalnya),
sehingga paru kita dapat meledak. Keadaan ini yang disebut dengan ‘Burst Lung’.
Kapasitas Total: volume total paru setelah kita menghirup udara semaksimal mungkin.
Kapasitas Total paru orang Asia = 5.000 cc (5 Liter).
c) Hukum Charles
Hukum ini mengatakan bahwa bila Tekanan constant:
Bila Temperatur naik maka Volume juga akan naik.
Contoh: Tabung Scuba yang telah terisi penuh, saat diletakkan diatas perahu terpapar dengan
panas matahari (Temperatur akan naik) dapat meledak. Hal ini disebabkan karena udara di
dalam Scuba memuai (Volume membesar).
d) Hukum Dalton
Hukum ini mengatakan bahwa Tekanan Total suatu gas campuran adalah jumlah tekanan
parsial masing-masing gasnya.
Rumusnya: P udara = PO2 + PN2.
Contoh: P udara dalam tabung Scuba = 3000 psi. (Udara terdiri dari 20 % O2 & 80 % N2)
Maka: PO2 = 20 % x 3000 psi = 600 psi
PN2 = 80 % x 3000 psi = 2400 psi.
e) Hukum Gay-Lussac:
Hukum ini mengatakan bahwa pada volume gas yang konstan, bila Tekanannya naik
maka temperaturnya juga naik.
Contoh : saat mengisi Scuba ( volumenya konstan), Tekanannya naik dan tabung akan teraba
makin panas.
f) Hukum Henry:
Kelarutan suatu gas dipengaruhi oleh tekanan. Bila Tekanan naik, maka jumlah gas yang
larutpun akan naik.
Contoh:
0 m 10m
1 ata 2 ata
b. Fisiologi Penyelaman
Manusia mempunyai berbagai system dan organ yang berfungsi secara biasa. Pada penyelaman,
manusia berada di tempat yang media pernapasannya berbeda dimana seluruh system dan organ akan
terpengaruh.
Sistem Pernapasan:
Fungsi system pernapasan adalah tempat untuk pertukaran gas-gas antara
O2 dengan CO2. Udara yang dihisap melalui hidung dan mulut, masuk ke dalam
paru melalui saluran napas dan udara dikeluarkan melalui saluran yang sama.
Jumlah udara yang masuk ke dalam paru tiap orang berbeda tergantung
pada : kondisi badan, latihan dan keadaan parunya. Pada keadaan istirahat, secara
alamiah paru dapat terisi sekitar 2,5 liter udara, hal ini disebut Volume
pernapasan (breathing volume).
Setelah kita menarik napas biasa, kita masih bisa menarik napas tambahan, ini disebut volume
tambahan (additional volume), sebaliknya setelah kita mengeluarkan napas biasa, kita masih bisa
mengeluarkan napas lagi, yang volumenya disebut volume cadangan (reserve volume).
Udara yang tersisa setelah kita menghembuskan napas secara maksimal disebut volume residu,
besarnya kira-kira 1,5 liter.Bila udara residu ini kita keluarkan dengan kekuatan, kita akan mengalami
nyeri dada karena paru akan remuk karana tekanan (Squeeze lungs).
Frekwensi napas, volume cadangan dan tambahan sebagai kapasitas vital, ini tergantung dari
ukuran, umur dan kondisi fisik seseorang. Kapasitas vital + udara residu = volume total paru.
Paru berada di daerah dada. Saat menghirup napas (inhalasi), tulang iga mengembang dan
diafragma turun (diafragma = sekat antara rongga dada dan perut), maka volume rongga dada
membesar, dan udara masuk dalam paru. Demikian pula sebaliknya.
Masalah yang sering terjadi pada penyelam adalah kelelahan otot-otot pernapasan akibat adanya
perbedaan tekanan di dalam air.
Sistem Peredaran Darah.
Di dalam sistem sirkulasi, darah ditransfer melalui arteri, kapiler dan vena. Jantung
dibagi menjadi 4 ruangan: serambi kanan / kiri dan bilik kanan / kiri.
Sisi kanan jantung (berwarna biru) memompa darah yang banyak mengandung CO2 ke
paru untuk ditukar dengan O2 di paru lalu darah yang sudah banyak mengandung O2 ini
dialirkan ke jantung kiri (berwarna merah) untuk dipompakan ke seluruh tubuh.
Tekanan air diseluruh tubuh kita tidaklah sama, tekanan air pada tungkai / lengan lebih
besar dari pada di kepala sehingga aliran darah ke tungkai / lengan lebih sedikit maka tungkai /
lengan lebih cepat dingin.
Sistem Saraf
Sistem saraf ada 2 macam yaitu sistem sensoris yang berhubungan dengan segala macam rasa
(seperti: nyeri, suhu, pengecapan) dan sistem motoris yang berhubungan dengan gerakan otot-otot
(seperti: gerakan tungkai, lengan, wajah). Sistem saraf penyelam terpapar oleh tekanan psikis dan fisik,
inilah mengapa seorang penyelam harus bisa menahan emosi. Saat di dalam air system saraf penyelam
akan mengalami kekurangan O2 dan peningkatan CO2 tapi tekanan parsial O2 dan N2 meningkat.
Sistem Pencernaan
Proses pencernaan mengalami 3 fase:
o Fungsi gigi untuk mengunyah makanan.
o Kerja lambung
o Kerja usus.
Adanya peningkatan tekanan di dalam air akan berpengaruh pada proses pencernaan. Saat
menyelam, kerja otot-otot dan sres emosional akan mempengaruhi fungsi glandula pepticum.
Dapat terjadi perubahan rasa makanan (pada lidah).
Sistem exkresi : kelenjar keringat
Pakaian selam dari bahan neoprene dapat mengurangi keluarnya keringat. Saat rekompresi
dalam chamber, penyelam mengeluarkan banyak keringat.
Rongga tubuh
o Telinga
Telinga adalah organ pendengaran dan keseimbangan. Di dalam air fungsi
keduanyadapat terganggu apabila penyelam tidak dapat melakukan equalisasi tekanan.
Telinga dibagi menjadi 3 bagian: telinga luar, tengah dan dalam. Telinga luar termasuk
daun telinga dan saluran telinga luar yang berbatasan dengan gendang telinga (eardrum /
tympanic membrane).Telinga tengah berada dibagian dalam dari gendang telinga dan
dihubungkan dengan bagian belakang hidung dan tenggorokan (nasopharynx) oleh tuba
Eustachii. Di dalam telinga tengah terdapat 3 tulang yaitu: malleus, incus dan stapes.
Telinga bagian dalam (labyrinth), terdiri dari rumah siput (Cochlea) yang merupakan
bagian dari sistem pendengaran; vestibulum (berfungsi sebagai alat keseimbangan) dan
3 saluran.
Fisiologi dan tekanan hidrostatik:
- 1 - 2 m : tak ada nyeri telinga.
- 3 m : ada rasa berat di dalam telinga.
- 4 m : nyeri
- 6 – 7 m: nyeri menjalar ke rahang, wajah dan seluruh kepala.
-8 – 9 m: nyeri berat sehingga terpaksa naik bila tidak mengetahui cara equalisasi.
Nyeri di dalam telinga timbul karena tekanan air meningkat sehingga gendang telinga
melengkung. Untuk equalisasi tekanan antara rongga telinga tengah dan luar, diperlukan
adanya aliran udara dari mulut ke dalam rongga telinga tengah melalui tuba Eustachii. Katub
tuba Eustachii biasanya tertutup dan dapat dibuka bila ada kontraksi otot-otot didaerah
belakang mulut (nasopharyngeal), yang dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu: menelan ludah,
menggerakkan rahang dan menghembuskan napas perlahan dengan menutup lubang hidung
(Cara-cara ini akan dibimbing oleh instruktur selam). Hal ini harus mdimulai sejak
daripermukaan, diulangi tiap turun 1 – 2 m. Bila tetap tidak berhasil, harus naik lagi 1 -2 m
dan dicoba untuk mengulangi lagi.
o Sinus
Sinus adalah rongga-rongga di kepala dan tulang pipi yang berisi udara.Rongga-
rongga ini berhubungan dengan rongga hidung melalui suatu lubang yang besar dimana
udara dapat keluar-masuk dengan mudah. Masalah dapat terjadi bila penyelam mengalami
pilek atau sinusitis. Pada keadaan ini lubang akan menyempit dan udara tidak dapat berlalu
dengan bebas. Akibatnya akan timbul rasa nyeri di dalam sinus karena udara yang akan
masuk atau keluar terganggu.
o Rongga mulut
Di dalam air, nyeri dapat terasa di dalam rongga-rongga gigi yang berlubang . Udara
dapat terperangkap di dalam rongga gigi. Hal ini dapat menyebabkan gigi pecah atau rusak
mahkotanya.
c. Tabel selam (Dive Table)
d.
M
ahluk-mahluk Laut Yang Berbahaya (Dangerous Marine Creatures)
Terdapat berbagai jenis mahluk laut yang berbahaya. Banyak diantaranya yang terlihat sangat
menarik dan merangsang untuk dipegang. Sebenarnya hanya sebagian kecil saja yang sangat
berbahaya dan mahluk-mahluk ini dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
1) Menggigit
2) Menyengat / berbisa
1) Menggigit
a) Shark (Ikan Hiu) :
- Berdarah dingin; sangat ditakuti
- Peka terhadap bau darah & getaran ikan yang terluka.
- Terdapat 350 species, tapi hanya beberapa (± 50 sp.) yang menyerang.
- Jangan menyelipkan ikan hasil buruan di pinggang saat masih berada dilaut.
b) Barracuda
- tak begitu bahaya, tapi susunan giginya kuat, korban gigitan dapat meninggal.
- bergerombol, panjangnya > 2 m
- menyerang benda-benda mengkilat (arloji, telapak kaki).
c) Morey eel :
- Seperti belut / ular.
- Panjang : s/d 3 m, diameter s/d 30 cm.
-Takut pada manusia, menyerang untuk bela diri.
- Berada di lubang-lubang celah karang.
P3K untuk perdarahan
- Pada perdarahan di luar tubuh tanpa adanya benjolan dapat dilakukan penekanan langsung ditempat
luka lalu letakkan dengan posisi yang lebih tinggi.
- Dapat menggunakan verband atau verband elastic
2) Menyengat / berbisa
a) Sea wasp (Chironex fleckeri)
- Ubur-ubur ini yang paling berbahaya di dunia, amat berbisa
- Nyeri dan kematian terjadi dalam beberapa menit.
- Badan berbentuk kotak, ± 20 cm.
- Tentakel : s/d 15 buah, panjang s/d 3 m.
Gambaran klinis :
# Lokal :- Luka : gambaran seperti tangga (ladder pattern).
# Umum :- Nyeri berat, gangguan kesadaran s/d coma dan kematian.
P3K :
- Jaga jangan sampai tenggelam.
- Luka diberi larutan cuka 5 % setelah lendir dibersihkan (jangan tersentuh kulit kita → gunakan alat).
- CPR.
b) Portuguese-man of war :
- Termasuk binatang Hydroid, tapi mirip ubur-ubur.
- Mengapung, hanyut mengikuti arus.
- Berisi gas berwarna jingga kebiruan.
- Di bagian atas terdapat jambul seperti layar.
- Panjang tentakel s/d 15 m.
Gambaran klinis :
# Lokal :
- terasa sengatan tajam, lymphonodi terasa nyeri.
- tempat luka : terlihat garis merah dengan bintik-bintik putih kecil sering seperti tangga
(ladderlike pattern).
P3K :- Beri obat-obatan seperti pada luka bakar (cold pack), teh dingin , cola tapi jangan mengandung
alkohol.
- Lidocaine salep / injeksi.
c) Blue-ringed octopus :
- Binatang kecil yang indah, terdapat pada celah karang di tepi pantai.
- Bila diganggu, permukaan badannya terlihat cincin-cincin kebiruan.
- Sengatan kecil, tak nyeri, setelah beberapa menit terjadi kelumpuhan.
- Dapat terjadi henti napas.
- Kesadaran : baik, tapi komunikasi terganggu karena otot lidah lumpuh.
- Racunnya disebut : Maculotoxin, efeknya seperti Tetrodotoxin (racun ikan), yang dapat
menyebabkan kelumpuhan seluruh otot tubuh dan pernapasan.
Gambaran klinis :# Lokal :
- Awalnya tidak nyeri, lalu diabaikan.# Umum :
- Dalam beberapa menit terjadi kelumpuhan tanpa nyeri, sesak nafas, pucat (cyanosis), tidak
bernapas (apnea).P3K :
- Sebelum lumpuh :* immobilisasi dan diikat, istirahat.
d) Cone-shell :
- Warna kerang ini sangat menarik.
- Racun disuntikkan melalui semacam panah beracun yg amat kecil dari organ spt pipa.
Gambaran klinis :
# Lokal :
- nyeri bisa memberat.
- luka : radang, bengkak, kadang pucat, mungkin tebal.
# Umum :
- kesemutan dan tebal dapat menjalar ke seluruh tubuh.
- lumpuh seluruh tubuh yg diawali dg sulit menelan dan bicara.
- Kelumpuhan pernapasan dapat berakibat kematian.
P3K :- Tanpa kelumpuhan:
* istirahat, immobilisasi tempat luka.
* ikat untuk menghambat penyerapanracun.
- Dengan paralysis:
* Mouth-to-Mouth respiration (pernapasan mulut ke mulut / CPR.
e) Sea-snake: - Ada sekitar 50 spesies reptil ini dan bernafas dengan udara.
- Banyak didaerah Indo-pasific.
- Dibagi 2 type tergantung kebiasaan makannya :
a) Pencari mangsa di dasar (Bottom feeders) : Laticauda (banded sea-snake)
- ada yg dpt menyelam s/d 200 m.
- di perairan yg dangkal.
- perkawinan & meletakkan telurnya di pantai, tapi cukup jauh dari air.
b) Pencari mangsa di permukaan (Surface-feeders): Pelamis platurus (= Yellow-bellied sea snake) :
- Senang di daerah hangat.
- Perkawinan di laut, viviparous.
- Jarang di suhu < 20 ºC (lethal limit : 33-36ºC).
- Di daerah tropis : mencari tempat yang sejuk.
- Sering dipermukaan, terutama saat hujan / mendung.
Gambaran klinis :
- Biasanya ada bekas gigi, jumlahnya 4 (antara 1-20).
- Gigi sering tertinggal pada luka.
- Periode latent (10 menit – bbrp jam) : tanpa gejala.
Gejala-gejala yg ringan :
- reaksi psikologis seperti : gelisah, cemas.
- lidah tebal, haus, tenggorokan kering, mual/muntah.
- tubuh kaku dan nyeri.
- Kelemahan dapat memberat, mula-mula kedua tungkai lalu lengan dan leher.
- Biasanya otot proximal lebih berat dan khas adanya : trismus dan ptosis.
- Gangguan diaphragm → dyspnea, cyanosis→kematian.
- Keadaan akhir terjadi : gagal jantung, kejang dan coma.
- Kasus berat : terjadi myoglobinuria setelah 3-6 jam setelah gigitan.
P3K :- Ikat di proximal gigitan, buang racun dikulit
- Immobilisasi.
- Pernapasan dari mulut ke mulut (Mouth-to-mouth respiration).
f) STONE FISH
• Ikan yang paling beracun.
•Banyak di daerah tropis Indo-Pasific.
•Di air dangkal, didalam lumpur, coral atau batu-batuan, tersamar dengan sekelilingnya.
•Panjang ± 30 cm, ada 13 dorsal spines; racun dikeluarkan dari 2 kelenjar racun, racun ini
berupa protein tak stabil dgn pH 6.0. Tiap duri mengeluarkan 5 – 10 mg racun, yang dapat
dinetralisir dg 1 ml antivenom buatan Australia.
Gambaran klinis:
Gejala lokal / umum tergantung dari berbagai faktor :
- Jumlah duri yang menusuk dan kedalamannya .
P3K :
- Angkat dari air,
- Immobilisasi dan tungkai ditinggikan
- Rendam dgn air hangat (± 45° C), 30 menit.
- CPR (bila perlu).
g) Lion Fish (Scorpion fish)
- Lion Fish (Scorpion fish) terdiri dari beberapa spesies.
- Sangat beracun.
- Panjangnya mencapai 30 cm.
- Spesies ikan ini berwarna-warni dan pandai berkamuflase.
- Sirip punggungnya biasanya bersatu tapi berbeda-beda pada 7 familia.
- Kelenjar racunnya berada di dasar siripnya dan racun ini digunakan untuk membela diri.
- racunnya berpengaruh pada sistem saraf dan darah.
- Biasanya hidup di dekat pantai, tapi beberapa spesies dapat ditemukan dikedalaman, dari
daerah Mediterranean sampai Atlantik Timur.
h) STINGRAY
- Banyak ditemukan di daerah tropis sampai dingin.
- Tinggal di dasar laut, tertutup pasir, hanya terlihat mata dan ekor, tidak agresif.
- Kematian terjadi akibat racunnya.
- Racunnya berupa suatu protein, tak tahan panas dan larut dalam air.
- Duri berracun berada di pangkal ekor.
- Fatal bila duri menusuk jantung, paru dan perut.
Gambaran klinis :
# Lokal :
- Nyeri, luka : bengkak, pucat, kebiruan.
# Umum :
- nausea, vomiting, diare, poliuria, salivasi.
- cramp otot, tremor, tonic paralysis.
- pingsan, palpitasi, hypotensi, arrythmia.
- gangguan pernafasan.
P3K:
- Baringkan dan daerah yang kena sengatan ditinggikan.
- Cucilah daerah sengatan untuk menghilangkan racun setempat.
- Bila ada potongan duri yang tertinggal, ambillah secara perlahan.
- Bila darah tidak keluar, buatlah irisan kecil.
- Rendamlah luka dalam air hangat sampai 45°C sampai nyeri hilang (biasanya 30 - 90 menit).
- Kurangi gerakan, tinggikan tempat yang luka dan tutuplah luka dengan kain bersih.
i) Electric Ray
- Ditemukan di samudra daerah tropis.
- Sering berada di pasir yang dangkal, tertutup pasir atau lumpur.
- Listrik yang dikeluarkan bervariasi dari 8 – 220 volt, dialirkan dari daearah perut yang
bersifat negatif ke punggungnya yang bersifat positif.
- Aktivasi timbulnya listrik ini berupa aksi reflex karena tersentuh.
P3K :
- Tidurkan, yg terluka ditinggikan dan cuci dg air.
- Kompres dg air hangat ± 45°C sampai nyeri hilang.
j) Sea Urchin
- Binatang ini berbentuk bulat, kecil dan dikelilingi duri.
- Diameternya 6 – 12 cm, yang besar bisa mencapai 36 cm.
- Hidupnya ada di semua samudra.
- Biasanya berwarna hitam, tapi ada juga yang berwarna kehijauan, coklat, ungu dan
merah.
- Geraknya perlahan, makannya ganggang.
- Manusia memakan kelenjar kelaminnya (gonads).
- Di bagian dalamnya terdapat 1 lapisan otot sehingga dapat untuk menggerakkan
lengan-lengannya.
- Beberapa spesies mempunyai duri yang panjang untuk proteksi dirinya.
- Bila kulit kita tetusuk durinya akan terasa nyeri tapi tidak berbahaya.
k) Fire Coral (Karang Api)
# Fire Corals → merupakan anggota dari phylum Cnidaria.
- ‘Corals’ : *Tidak berupa coral asli.
* Mereka lebih cenderung berupa anemone yang menyengat dan ubur-ubur dari
pada karang.
- Ditemukan di perairan tropis dan sub-tropis.
- Biasanya berwarna kuning-hijau muda atau coklat.
# Sengatan Fire coral:
- Gejalanya bervariasi, dari nyeri ringan sampai berat.
- Nyeri ini timbul setelah 5 – 30 menit setelah menyentuh.
- Nyeri bisa terasa seperti terbakar.
- Kulit akan berwarna merah yang disertai gatal.Hindari garukan yang keras, karena
dapat menimbulkan infeksi kulit.
P3K:
- Segera cuci dengan air garam (Jangan memakai air tawar karena nyeri akan
bertambah).
- Lebih baik daerah sengatan diberi asam cuka (Vinegar) atau alcohol. Selalu siapkan
Larutan asam cuka 5 % dalam alat P3K.
- Bila ada tentakel yang melekat pada kulit, ambillah dengan jepitan / alat.
Pencegahan terhadap sengatan Fire coral:
- Pakailah pakaian selam untuk menutup seluruh tubuh (wet-suit). Biasanya fire coral
berada di daerah tropis dimana airnya cenderung hangat sehingga banyak penyelam
yang memakai pakaian selam yang pendek.
- Janganlah memegang sembarang dan pakailah sarung tangan.
l) Hydroid
- Hydroids menyerupai ganggang laut yang menarik, tapi sebenarnya mereka adalah
hewan, erat hubungannya dengan karang (corals), ubur-ubur (jellyfish), anemon laut
dan Portuguese man-of-war.
- Sedikitnya ada 28 spesies Hydroids, panjangnya hanya beberapa inch.
- Banyak di perairan yang dangkal Kepulauan Hawaii, juga disepanjang pantai
dimanapun, termasuk di dasar perahu dan dermaga.
- Hydroids adalah carnifora, menangkap mangsanya dengan tentakel yang berada pada
cabang-cabangnya berupa udang, cacing dan plankton hewan.
Gejala dan tanda-tanda:
- Sengatnya dapat menimbulkan kulit berwarna merah, melepuh kecil-kecil, gatal dan
nyeri sampai berjam-jam. Kemerahan ini bisa sampai 10 hari. Kulit yang berrambut
reaksinya lebih ringan.
P3K:
- Cucilah tempat sengatan dengan air (air tawar atau air garam)sampai nematocyst-nya
hilang.
- Kompres dengan es untuk mengurangi nyeri.
- Gatal atau kemerahan pada kulit bisa diberi Salep Hydrocotisone 1% : 4 x sehari .
e. Komunikasi di Dalam Air
f. Peralatan Selam
4. Masalah Yang Dapat Terjadi Pada Penyelamana. Kecelakaan Pada Penyelaman
1) Kehilangan Kesadaran (Pingsan)
2) Kehilangan Pendengaran
3) Pusing
b. Keracunan Gas / Tekanan Gas Yang Abnormal
1) Keracunan Oksigen (Oxygen Toxicity)
Tekanan parsial Oksigen yang normal di udara adalah sekitar 0,2 ata. Meskipun Oksigen sangat
diperlukan untuk hidup kita, tapi pada tekanan parsial O2 yang tinggi, O2 bisa menjadi racun.
Keracunan O2 ini dapat disebabkan karena:
- Kita menghirup Oksigen dengan konsentrasi tinggi.
- Meningkatnya tekanan di sekitar kita.
- Kombinasi keduanya.
Keracunan O2 dapat terjadi pada:
- Pemakaian alat selam ‘Closed-circuit’.
- Penyelaman saturasi (Saturaion Diving).
- O2 yang digunakan untuk memperpendek waktu decompressi.
- Therapy O2
- Penyelaman Nitrox.
Terjadinya keracunan O2 tergantung pada :
- Tekanan Parsial O2
- Lamanya paparan
- Kepekaan seseorang.
Kejang dapat terjadi pada 10 m bila menyelam dengan 100 % O2 (PO2 = 2 ata). Haldane
menyarankan, kedalaman maksimum pada penyelaman dengan 100% O2 adalah 8 m.
Tanda-tanda keracunan O2 pada otak:
- Terutama bibir gemetar (lip twitching)
- Mual
- Pusing
- Kejang.
2) Keracunan Nitrogen
- Sifat gas N2 : tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa (di lidah).
- Jumlahnya di dalam udara ± 80 %.
- Penyelaman Scuba dengan udara sebagai gas pernapasan, keracunan banyak terjadi pada kedalaman ≥ 40 m.
- Tanda awalnya : seperti orang mengantuk.
3) Keracunan CO2
- Sifat gas CO2: Tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa dan beracun.
- Sulit untuk di deteksi keberadaannya.
- Keracunan ini sering terjadi pada pemakaian ‘closed-circuit’.
- Malam hari: dihasilkan oleh daun tumbuh-tumbuhan, maka hati-hatilah saat mengisi tabung di malam hari.
4) Keracunan CO
- Sifatnya : tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa dan beracun.
-Sulit diketahui keberadaannya.
- Dapat terjadi dari pembakaran gas yang tidak sempurna, berupa gas buangan dari mesin.
- Gas pernapasan di dalam Scuba dapat terkontaminasi, bila slang penghisap udara dari compressor diletakkan
dekat gas buang dari compressor tersebut.
- Gas CO akan mengikat Hb sehingga Hb tidak dapat mengikat O2 karena daya ikat HBCO 210 x lebih besar
dari pada HBO2.
5) Kekurangan Oksigen (Hypoxia)
- Kekurangan O2 dengan hilangnya kesadaran dapat terjadi saat naik ke permukaan atau saat tiba di
permukaan, dapat disebabkan karena:
- Supply O2 terlalu rendah.
- Penyelam terlalu lelah (setelah melawan arus) pada pemakaian closed-circuit.
c. Penyakit-penyakit yang sering terjadi akibat menyelam yang tidak sesuai dengan prosedur
1) Decompression Sickness (DCS)
- Suatu keadaan dimana sesampainya di permukaan atau saat naik (dekompresi) penyelam
mengalami gejala dan tanda-tanda :
. Rasa kesemutan
. Nyeri otot dan sendi
. Kelumpuhan.
- Keadaan ini berhubungan dengan Hukum Henry.
- DCS dapat terjadi bila:
* Naik terlalu cepat.
* Tidak melakukan penghentian di tempat Deco-stop.
2) Barotrauma
- Suatu keadaan yang terjadi karena trauma mekanis akibat adanya perubahan tekanan pada
saat menyelam.
- Barotrauma dapat terjadi pada saat turun atau saat naik.
Contoh:
* Emboli gas pada otak sebagai akibat terjadinya barotrauma paru.
* Squeeze pada paru, telinga, mata.
5. Kelainan Yang Terjadi Akibat Lingkungan Aira. Nyaris Tenggelam (Near Drowning)
Suatu keadaan terhisapnya air kedalam paru, penderita masih hidup, sehingga harus segera ditolong.
Kalau ‘Tenggelam’, berarti penderita tsb sudah meninggal.
Masuknya air (air asin / tawar) ke dalam paru dapat berakibat:
1) Hypoxia (kekurangan O2) terutama pada otak dan jantung.
2) Darah menjadi lebih asam (pH turun).
3) Pengentalan darah
4) Paru membengkak.
Gambaran klinis:
# Ringan:
- Wajah kebiruan, sesak napas dan batuk.
# Berat:
- Keluar buih dari mulut.
- Sering tak bernapas & nadi tak teraba. Keadaan ini cepat memburuk, karena terjadi hypoxia dan dalam
5 menit dapat terjadi kerusakan otak permanen.
P3K:
- Bawa korban secepatnya ke permukaan.
- Segera lakukan ABC (bila mungkin):
* A (Airway): bersihkan jalan napas.
* B (Breathing): beri bantuan napas mulut ke mulut sejak masih di dalam air, dipermukaan, diatas
perahu sampai di pantai. Kepala di dongakkan agar jalan napas lurus.
* C (Circulation): lakukan pijat jantung (bila nadi tak teraba):
- 1 penolong: 3x tiup, pijat 15x.
- 2 penolong: 1x tiup, pijat 5x.
* Cari bantuan tenaga medis.
b. Kedinginan (Hypothermia)
Hypothermia adalah suatu keadaan dimana temperature inti tubuh (core body temperature) menurun
sampai dibawah 35°C.(CMDT 2010, p.1403)
Hal ini dapat disebabkan karena :
- Paparan yangcukup lama dengan lingkungan yang sangat dingin.
- Dysfungsi alat pengatur suhu tubuh.
Bila tidak segera ditolong, keadaan ini dapat membahayakan bahkan dapat mengancam
nyawanya.
Tubuh manusia dapat berfungsi baik pada suhu 37°C (98,6°F).
Pada kasus-kasus ringan dengan suhu tubuh antara 32 – 35 °C dapat timbul gejala-gejala:
- Nafas cepat
- Nadi cepat (berdebar)
- Hipertensi
- Menggigil
- Gangguan koordinasi
- Apathis.
Hilangnya panas di dalam air bisa 25 x lebih cepat dari pada di udara, sehingga hypothermia
di dalam air lebih serius dari pada di darat.
6. Macam-macam Penyelamana. Penyelaman Kering
- Penyelaman ini dilakukan dalam chamber hiperbarik, dimana media disekeliling kita berupa
udara. Hal ini mirip dengan penyelaman yang sebenarnya.
b. Penyelaman Basah
1) Penyelaman Scuba (Scuba Diving)
- SCUBA adalah singkatan dari Self Contained Underwater Breathing Apparatus.
Penyelaman Scuba adalah suatu kegiatan dibawah air dimana orang tersebut akan memakai
scuba.
Gas pernapasan yang sering di pakai adalah udara, yang terdiri dari 80 % N2 dan 20% O2.
2) Penyelaman Nitrox
Penyelaman Nitrox adalah suatu kegiatan menyelam dengan udara pernapasan yang dipakai
merupakan gas campuran Nitrogen dan Oksigen dengan persentase berbeda bila dibanding
dengan udara. Biasanya digunakan campuran dengan persentase O2 yang lebih tinggi dari pada
udara sehingga disebut ‘enriched-air’ (Udara yang diperbanyak O2 –nya):
- Nitrox 32: yang terdiri dari 32 % O2 dan 68% N2
- Nitrox 36: yang terdiri dari 36 % O2 dan 64 % N2.
Penyelaman Nitrox ini dapat untuk mengurangi risiko terjadinya keracunan N2, tapi
kedalamannya terbatas karena persentasi O2-nya tinggi.
Contoh : - Nitrox 32, maksimum kedalaman yang aman = 40 m.
- Nitrox 36, maksimum kedalaman yang aman = 35 m.
3) Penyelaman Gas Campuran (Mixed-Gas Diving)
Penyelaman Gas Campuran adalah suatu kegiatan penyelaman dimana gas pernapasan yang
digunakan berupa gas campuran, misalnya:
- Helium + udara
- Helium + O2
- Helium +O2 + N2.
Persentase tiap gasnya harus disesuaikan dengan kedalaman, terutama untuk O2 dan N2-nya.
Hingga saat ini alat yang dimiliki TNI-AL hanya bisa mencapai kedalaman 100 m dengan
menggunakan Deep Diving System buatan Haux- Jerman, yang dilengkapi dengan diving bell
dan hyperbaric chamber.
4) Penyelaman Malam (Night Diving)
Penyelaman Malam adalah kegiatan penyelaman yang dilakukan pada waktu malam hari
(kira-kira 1 jam setelah matahari terbenam sampai 1 jam sebelum matahari terbit) sehingga
penyelam harus mempelajari beberapa hal lagi karena keadaan disekeliling kita gelap, seperti
penggunaan senter yang diikatkan pada pergelangan tangan agar tidak terlepas dan cara
berkomunikasi (Hand-signal) untuk malam hari.
5) Penyelaman Goa (Cave Diving)
6) Penyelaman Kapal Yang Tenggelam (Wreck Diving)
7) Penyelaman Untuk Mencari Benda Yang Hilang (Search & Recovery)
7.Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) Penyelaman
a. P3K secara umum :1. SAFETY (KEAMANAN):
- Bawalah penderita ke tempat yang aman dan terlindung (tidak panas).
2. CONSCIOUSNESS (KESADARAN):
- Periksalah kesadaran penderita. Apabila masih sadar, suruhlah untuk mengurangi gerakan dan
periksalah luka-lukanya.
- Bila penderita tidak sadar, tidurkan dalam posisi miring dan mintalah pertolongan tenaga
medis.
3. AIRWAY (JALAN NAPAS):
- Periksalah lubang hidung dan bukalah mulutnya, bila terdapat kotoran yang menyumbat segera
dibersihkan.
4. BREATHING (PERNAPASAN):
- Bila masih bernapas: letakkan penderita pada posisi yang stabil.
- Bila tidak bernapas: beri bantuan pernapasan dan periksalah nadinya.
5. CIRCULATION (SIRKULASI):
- Bila nadi teraba: lanjutkan pemberian bantuan pernapasan.
- Bila nadi tidak teraba: lakukan resusitasi jantung dan paru (CPR = Cardio-pulmonary
Resuscitation)
6. BLEEDING (PERDARAHAN):
- Hentikan perdarahan.
- Pada perdarahan luar tanpa tonjolan, lakukan penekanan langsung dan luka dinaikkan.
- Gunakan verban langsung diatas luka.
- Bila ada patah tulang, beri penyangga sebelum dinaikkan.
- Kirim ke rumah sakit dengan ambulance.
- Monitor vital signs nya dan jaga agar tenang.
- Beri O2 bila ada.
Kit P3K untuk Scuba diving (By Jennifer Harvey, eHow Member):
Kontainer tempat Kit P3K (A container for your first aid kit)
Asam cuka 5 % / White vinegar (for sea creature stings)
Pocari sweat /Sports drinks
Air minum (Bottled water)
Sunscreen
Hydrogen peroxide = H2O2
Isopropyl alcohol (70% solution)
Alcohol wipes or pads
Anti-bacterial soap
Antiseptic cream or spray
Adhesive Bandages
Compress pads
Gauze pads
Adhesive tape
Cotton swabs
Aspirin or other analgesic
Gunting (Scissors)
Penjepit (Tweezers )
Emergency telephone numbers and contacts
Tepung soda-kue (Baking soda)
Obat Anti mabuk laut /Sea-sick pills: Antimo tablet.
b. Rumah Sakit Dengan Fasilitas Chamber HBO:
1) TNI – AL:
- Lembaga Kesehatan Kelautan (LAKESLA): di area RSAL Dr. Ramelan - Surabaya
- RSAL Dr. Mintohardjo – Jakarta.
- RSAL Halong - Ambon
- RSAL Dr Midiyatos, Tanjung Pinang
2) Rumah Sakit lain dengan fasilitas chamber HBO:
- RSUD Sanglah di Denpasar – Bali.
- RS PT. Arun Aceh
- RS Pertamina – Cilacap.
- RS. Panti Waluyo – Solo
- RS Pertamina Balikpapan
- RS Gunung Wenang, Manado
- RSU Makasar
- RS Petromer, Sorong
- RS Pertamina Balikpapan
- RS Gunung Wenang, Manado