siklus haid normal

15
16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menstruasi Normal Menstruasi merupakan siklus yang kompleks dan berkaitan dengan psikologis- pancaindra, korteks serebri, aksis hipotalamus-hipofisis-ovarial, dan endrogen (uterus-endometrium dan alat seks sekunder). Pola haid merupakan suatu siklus menstruasi normal, dengan menarche sebagai titik awal. Pada umumnya menstruasi akan berlangsung setiap 28 hari selama lebih kurang 7 hari. Lama perdarahannya sekitar 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah yang sedikit-sedikit dan tidak terasa nyeri. Jumlah darah yang hilang sekitar 30-40 cc. Puncaknya hari ke-2 atau ke-3 dengan jumlah pemakaian pembalut sekitar 2-3 buah. (Manuaba, 2008). Umumnya datangnya haid pertama kali sekitar umur 10 – 16 tahun (Jonesh, 2005). Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus (Sarwono, 2002). Menurut Bobak, menstruasi atau haid adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi. menstruasi ini merupakan peristiwa yang dialami setiap perempuan. Seorang perempuan yang pertama kali mendapat haid adalah pertanda bahwa ia siap bereproduksi atau menghasilkan keturunan.

Upload: mluthfi94

Post on 30-Nov-2015

155 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Menstruasi merupakan siklus yang kompleks dan berkaitan dengan psikologis-pancaindra, korteks serebri, aksis hipotalamus-hipofisis-ovarial, dan endrogen (uterus-endometrium dan alat seks sekunder).Pola haid merupakan suatu siklus menstruasi normal, dengan menarche sebagai titik awal. Pada umumnya menstruasi akan berlangsung setiap 28 hari selama lebih kurang 7 hari. Lama perdarahannya sekitar 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah yang sedikit-sedikit dan tidak terasa nyeri. Jumlah darah yang hilang sekitar 30-40 cc. Puncaknya hari ke-2 atau ke-3 dengan jumlah pemakaian pembalut sekitar 2-3 buah. (Manuaba, 2008).Umumnya datangnya ha

TRANSCRIPT

Page 1: Siklus Haid Normal

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Menstruasi Normal

Menstruasi merupakan siklus yang kompleks dan berkaitan dengan psikologis-

pancaindra, korteks serebri, aksis hipotalamus-hipofisis-ovarial, dan endrogen

(uterus-endometrium dan alat seks sekunder).

Pola haid merupakan suatu siklus menstruasi normal, dengan menarche sebagai

titik awal. Pada umumnya menstruasi akan berlangsung setiap 28 hari selama lebih

kurang 7 hari. Lama perdarahannya sekitar 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah

yang sedikit-sedikit dan tidak terasa nyeri. Jumlah darah yang hilang sekitar 30-40 cc.

Puncaknya hari ke-2 atau ke-3 dengan jumlah pemakaian pembalut sekitar 2-3 buah.

(Manuaba, 2008).

Umumnya datangnya haid pertama kali sekitar umur 10 – 16 tahun (Jonesh,

2005). Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan

mulainya haid berikutnya. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus

(Sarwono, 2002).

Menurut Bobak, menstruasi atau haid adalah perdarahan periodik pada uterus

yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi. menstruasi ini merupakan peristiwa yang

dialami setiap perempuan. Seorang perempuan yang pertama kali mendapat haid

adalah pertanda bahwa ia siap bereproduksi atau menghasilkan keturunan.

Page 2: Siklus Haid Normal

17

Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus,

hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran

pada saluran reproduksi normal. Ovarium memainkan peranan penting dalam proses

ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan-perubahan

siklik maupun lama siklus menstruasi (Jones, 2005).

B. Perubahan Siklus Haid

Perubahan siklus haid merupakan suatu keadaan siklus haid yang berbeda

dengan yang sebelumnya, yang diukur mulai dari siklus menstruasi normal, dengan

menarche sebagai titik awal, yang dapat berkisar kurang dari batas normal sekitar

22– 35 hari (Varney, 2007).

C. Siklus Menstruasi

Ciri khas kedewasaan wanita ditandai dengan adanya perubahan-perubahan

siklius pada alat kandungan sebagai persiapan untuk suatu kehamilan. Peristiwa

penting tersebut ditandai dengan datangnya haid yaitu pengeluaran darah tiap bulan

dari rahim. Ada pameo yang mengatakan, ketika haid, rahim menangis karena

pembuahan tidak kunjung terjadi. Pendarahan akibat runtuhnya dinding lapisan

dalam rahim adalah puncak dari serangkaian peristiwa saling berkaitan, yang

bertujuan mempersiapkan rahim menampung sel telur yang dibuahi. Bila kehamilan

tidak terjadi, dinding yang sudah dipersiapkan itu mengelupas. Siklus baru yang

sama dimulai lagi.

Pengendali utama dari semua peristiwa itu ialah hipotalamus. Bagian otak itu

pun masih dapat dipengaruhi oleh emosi dan kekecewaan. Terbukti dari kenyataan,

Page 3: Siklus Haid Normal

18

haid dapat dipengaruhi oleh pikiran yang kacau, atau perjalanan, dan pindah

pekerjaan. Lamanya haid terhenti tidak selalu dapat dipastikan. Ada yang dua atau

tiga bulan kemudian datang kembali, dan ada pula yang sampai setahun penuh,

bahkan dapat pula lebih. Wanita yang mengalami hal ini, memerlukan pemeriksaan

yang cermat terhadap kemungkinan menderita penyakit yang dapat menyebabkan

amenorea.

1. Gambaran Klinis Menstruasi

Sebagian besar wanita pertengahan usia reproduktif, perdarahan menstruasi

terjadi setiap 25-35 hari dengan median panjang siklus adalah 28 hari. Wanita

dengan siklus ovulatorik, selang waktu antara awal menstruasi hingga ovulasi –

fase folikular – bervariasi lamanya. Siklus yang diamati terjadi pada wanita yang

mengalami ovulasi. Selang waktu antara awal perdarahan menstruasi – fase

luteal − relatif konstan dengan rata-rata 14 ± 2 hari pada kebanyakan wanita

(Hanafi, 2002).

Lama keluarnya darah menstruasi juga bervariasi; pada umumnya lamanya 4

sampai 6 hari, tetapi antara 2 sampai 8 hari masih dapat dianggap normal.

Pengeluaran darah menstruasi terdiri dari fragmen-fragmen kelupasan

endrometrium yang bercampur dengan darah yang banyaknya tidak tentu.

Biasanya darahnya cair, tetapi apabila kecepatan aliran darahnya terlalu besar,

bekuan dengan berbagai ukuran sangat mungkin ditemukan. Ketidakbekuan

darah menstruasi yang biasa ini disebabkan oleh suatu sistem fibrinolitik lokal

yang aktif di dalam endometrium.

Rata-rata banyaknya darah yang hilang pada wanita normal selama satu

periode menstruasi telah ditentukan oleh beberapa kelompok peneliti, yaitu 25-60

Page 4: Siklus Haid Normal

19

ml. Konsentrasi Hb normal 14 gr per dl dan kandungan besi Hb 3,4 mg per g,

volume darah ini mengandung 12-29 mg besi dan menggambarkan kehilangan

darah yang sama dengan 0,4 sampai 1,0 mg besi untuk setiap hari siklus tersebut

atau 150 sampai 400 mg per tahun (Bobak, 2004).

2. Aspek Hormonal Selama Siklus Menstruasi

Mamalia, khususnya manusia, siklus reproduksinya melibatkan berbagai

organ, yaitu uterus, ovarium, vagina, dan mammae yang berlangsung dalam

waktu tertentu atau adanya sinkronisasi, maka hal ini dimungkinkan adanya

pengaturan koordinasi yang disebut hormon. Hormon adalah zat kimia yang

dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang langsung dialirkan dalam peredaran

darah dan mempengaruhi organ tertentu yang disebut organ target. Hormon-

hormon yang berhubungan dengan siklus menstruasi ialah :

a. Hormon-hormon yang dihasilkan gonadotropin hipofisis :

- Luteinizing Hormon (LH)

- Folikel Stimulating Hormon (FSH)

- Prolaktin Releasing Hormon (PRH)

b. Steroid ovarium

Ovarium menghasilkan progestrin, androgen, dan estrogen. Banyak dari

steroid yang dihasilkan ini juga disekresi oleh kelenjar adrenal atau dapat

dibentuk di jaringan perifer melalui pengubahan prekursor-prekursor steroid

lain; konsekuensinya, kadar plasma dari hormon-hormon ini tidak dapat

langsung mencerminkan aktivitas steroidogenik dari ovarium.

Page 5: Siklus Haid Normal

20

3. Fase-fase dalam Siklus Menstruasi

Setiap satu siklus menstruasi terdapat 4 fase perubahan yang terjadi

dalam uterus. Fase-fase ini merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi

antara hipofisis anterior, ovarium, dan uterus (Bobak, 2004).

Fase-fase tersebut adalah :

a. Fase menstruasi atau deskuamasi

Fase ini endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai

pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Fase ini

berlangsung selama lima hari (rentang tiga sampai enam hari). Pada awal

fase menstruasi kadar estrogen, progeseron, LH (Luteinizing Hormon)

menurun atau pada kadar terendahnya selama siklus dan kadar FSH (Folikel

Stimulating Hormon) baru mulai meningkat.

b. Fase pascamenstruasi atau fase regenerasi

Fase ini, terjadi penyembuhan luka akibat lepasnya endometrium.

Kondisi ini mulai sejak fase menstruasi terjadi dan berlangsung selama ± 4

hari.

c. Fase intermenstum atau fase proliferasi

Fase ini merupakan periode pertumbuhan cepat yang berlangsung sejak

sekitar hari kelima ovulasi, misalnya hari ke-10 siklus 24 hari, hari ke-15

siklus 28 hari, hari ke-18 siklus 32 hari. Permukaan endometrium secara

lengkap kembali normal dalam sekitar empat hari atau menjelang perdarahan

berhenti. Sejak saat ini, terjadi penebalan 8-10 kali lipat, yang berakhir saat

ovulasi. Fase intermenstum atau fase proliferasi tergantung pada stimulasi

estrogen yang berasal dari folike ovarium.

Page 6: Siklus Haid Normal

21

Fase proliferasi dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :

- Fase proliferasi dini, terjadi pada hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini

dapat dikenali dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi

epitel.

- Fase proliferasi madya, terjadi pada hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini

merupakan bentuk transisi dan dapat dikenali dari epitel permukaan yang

berbentuk torak yang tinggi.

- Fase proliferasi akhir, berlangsung antara hari ke-11 sampai hari ke-14.

Fase ini dapat dikenali dari permukaan yang tidak rata dan dijumpai

banyaknya mitosis.

d. Fase pramenstruasi atau fase sekresi

Fase ini berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Fase ini endometrium

kira-kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang

berkelok-kelok dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata.

Bagian dalam sel endometrium terdapat glikogen dan kapur yang diperlukan

sebagai bahan makanan untuk telur yang dibuahi.

Fase sekresi dibagi dalam 2 tahap, yaitu :

- Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase

sebelumnya karena kehilangan cairan.

- Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium

berkembang dan menjadi lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai

mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak.

Endometrium menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar. Akhir

masa ini, stroma endometrium berubah kearah sel-sel; desidua, terutama

Page 7: Siklus Haid Normal

22

yang ada di seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini

memudahkan terjadinya nidasi (Hanafiah, 1997).

4. Mekanisme siklus menstruasi

Selama haid, pada hari bermulanya diambil sebagai hari pertama dari siklus

yang baru. Akan terjadi lagi peningkatan dari FSH sampai mencapai kadar 5

mg/ml (atau setara dengan 10 mUI/ml), dibawah pengaruh sinergis kedua

gonadotropin, folikel yang berkembang ini menghasilkan estradiol dalam jumlah

yang banyak. Peningkatan serum yang terus-menerus pada akhir fase folikuler

akan menekan FSH dari hipofisis. Dua hari sebelum ovulasi, kadar estradiol

mencapai 150-400 pg/ml. Kadar tersebut melebihi nilai ambang rangsang untuk

pengeluaran gonadotropin praovulasi. Akibatnya FSH dan LH dalam serum akan

meningkat dan mencapai puncaknya satu hari sebelum ovulasi. Saat yang sama

pula, kadar estradiol akan kembali menurun. Kadar maksimal LH berkisar antara

8 dan 35 ng/ml atau setara dengan 30-40 mUI/ml, dan FSH antara 4-10 ng/ ml

atau setara dengan 15-45 mUI/ml.

Terjadinya puncak LH dan FSH pada hari ke-14, maka pada saat ini folikel

akan mulai pecah dan satu hari kemudian akan timbul ovulasi. Bersamaan

dengan ini dimulailah pembentukan dan pematangan korpus luteum yang disertai

dengan meningkatnya kadar progesteron, sedangkan gonadotropin mulai turun

kembali. Peningkatan progesteron tersebut tidak selalu memberi arti, bahwa

ovulasi telah terjadi dengan baik, karena pada beberapa wanita yang tidak terjadi

ovulasi tetap dijumpai suhu basal badan dan endometrium sesuai dengan fase

luteal.

Page 8: Siklus Haid Normal

23

Awal fase luteal, seiring dengan pematangan korpus luteum. Sekresi

progesteron terus menerus meningkat dan mencapai kadar antara 6 dan 20 ng/ml.

Estradiol yang dikeluarkan terutama dari folikel yang besar yang tidak

mengalami atresia, juga tampak pada fase luteal dengan konsentrasi yang lebih

tinggi daripada selama permulaan atau pertengahan fase folikuler. Produksi

estradiol dan progesteron maksimal dijumpai antara hari ke-20 dan 23 (Admin,

2010).

D. Gangguan pada Siklus Haid

Menstruasi pada awalnya terjadi secara tidak teratur sampai mencapai umur 18

tahun setelah itu harus sudah teratur. Menstruasi dianggap normal jika terjadi

dengan interval 22-35 hari (dari hari pertama menstruasi sampai pada permulaan

periode menstruasi berikutnya) dan pengeluaran darah menstruasi berlangsung 1-8

hari. Jumlah rata-rata hilangnya darah selama menstruasi adalah 50 ml (rentang 20-

80 ml), atau 2-5 kali pergantian pembalut/hari. (Manuaba, 1999)

Gangguan menstruasi paling umum terjadi pad awal dan akhir masa

reproduktif, yaitu di bawah usia 19 tahun dan di atas 39 tahun. Gangguan ini

mungkin berkaitan dengan lamanya siklus haid, atau jumlah dan lamanya

menstruasi. Seorang wanita dapat mengalami kedua gangguan itu (Jones, 2002).

Gangguan haid dan siklusnya khususnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan

dalam :

1. Perubahan pada siklus haid

a. Polimenorea

Yaitu siklus haid pendek dari biasanya (kurang dari 21 hari pendarahan).

Page 9: Siklus Haid Normal

24

Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang

mengakibatkan gangguan ovulasi, akan menjadi pendeknya masa luteal.

Penyebabnya ialah kongesti ovarium karena peradangan, endometritis, dan

sebagainya.

b. Oligomenorea

Yaitu siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari. Perdarahan pada

oligomenorea biasanya berkurang. Penyebabnya adalah gangguan hormonal,

ansietas dan stress, penyakit kronis, obat-obatan tertentu, bahaya di tempat

kerja dan lingkungan, status penyakit nutrisi yang buruk, olah raga yang

berat, penurunan berat badan yang signifikan.

c. Amenorea

Merupakan perubahan umum yang terjadi pada beberapa titik dalam

sebagian besar siklus menstruasi wanita dewasa. Sepanjang kehidupan

individu, tidak adanya menstruasi dapat berkaitan dengan kejadian hidup

yang normal seperti kehamilan, menopause, atau penggunaan metode

pengendalian kehamilan. Selain itu, terdapat beberapa keadaan atau kondisi

yang berhubungan dengan amenorea yang abnormal.

Amenorea dibagi menjadi dua bagian besar :

- Amenorea primer di mana seorang wanita tidak pernah mendapatkan

sampai umur 18 tahun. Terutama gangguan poros hipotalamus,

hipofisis, ovarium, dan tidak terbentuknya alat genitalia.

- Amenorea sekunder, pernah beberapa kali mendapat menstruasi sampai

umur 18 tahun dan diikuti oleh kegagalan menstruasi dengan melewati

Page 10: Siklus Haid Normal

25

waktu 3 bulan atau lebih. Penyebabnya sebagian besar bersumber dari

penyebab yang mungkin dapat ditegakkan.

Sebab terjadinya amenorea:

a. Fisiologis :

- sebelum menarche

- hamil dan laktasi

- menopause senium

b. Kelainan congenital

c. Didapatkan :

- infeksi genitalia

- tindakan tertentu

- kelainan hormonal

- tumor pada poros hipotalamus-hipofisis atau ovarium

- kelainan dan kekurangan gizi

(Manuaba, 2008).

2. Perubahan jumlah darah haid

- Hipermenorea atau menoragia

Hipermenorea adalah pendarahan haid yang lebih banyak dari normal (lebih

dari 8 hari). Terjadinya pada masa haid yang mana haid itu sendiri teratur atau

tidak. Pendarahan semacam ini sering terjadi dan haidnya biasanya anovoasi

penyebab terjadinya menoragia kemungkinan terdapat mioma uteri, polip

endometrium atau hyperplasia endometrium (penebalan dinding rahim, dan

biasanya terjadi pada ketegangan psikologi (chalik, 1998).

Page 11: Siklus Haid Normal

26

- Hipomenorea

Hipomenorea adalah pendarahan haid yan lebih pendek dari biasa dan/atau

lebih kurang dari biasa penyebabnya kemungkinan gangguan hormonal,

kondisi wanita dengan penyakit tertentu.

3. Gangguan pada siklus dan jumlah darah haid

Pada keadaan ini terdapat gangguan siklus menstruasi, perdarahan terjadi

dengan interval yang tidak teratur, dengan jumlah darah menstruasi bervariasi,

pola menstruasi ini disebut metrorargia. (Jones, 2002)

E. Penyebab Terganggunya Siklus Haid

Banyak penyebab kenapa siklus haid menjadi panjang atau sebaliknya.

Penanganan kasus dengan siklus haid yang tidak normal, tidak berdasarkan kepada

panjang atau pendeknya sebuah siklus haid, melainkan berdasarkan kelainan yang

dijumpai :

1. Fungsi hormon terganggu

Haid terkait erat dengan sistem hormon yang diatur di otak, tepatnya di kelenjar

hipofisa. Sistem hormonal ini akan mengirim sinyal ke indung telur untuk

memproduksi sel telur. Bila sistem pengaturan ini terganggu, otomatis siklus

haid pun akan terganggu.

2. Kelainan Sistemik

Tubuhnya sangat gemuk atau kurus dapat mempengaruhi siklus haidnya karena

sistem metabolisme di dalam tubuhnya tak bekerja dengan baik, atau wanita

yang menderita penyakit diabetes, juga akan mempengaruhi sistem

metabolisme sehingga siklus haidnya pun tak teratur.

Page 12: Siklus Haid Normal

27

3. Stress

Stress akan mengganggu sistem metabolisme di dalam tubuh, karena stress,

wanita akan menjadi mudah lelah, berat badan turun drastis, bahkan sakit-

sakitan, sehingga metabolisme terganggu. Bila metabolisme terganggu, siklus

haid pun ikut terganggu.

4. Kelenjar Gondok

Terganggunya fungsi kelenjar gondok/tiroid juga bias menjadi penyebab idak

teraturnya siklus haid. Gangguan bisa berupa produksi kelenjar gondok yang

terlalu tinggi (hipertiroid) maupun terlalu rendah (hipertiroid), yang dapat

mengakibatkan sistem hormonal tubuh ikut terganggu.

5. Hormon prolakin berlebih

Hormon prolaktin dapat menyebabkan seorang wanita tidak haid, karena

memang hormon ini menekan tingkat kesuburan. Pada wanita yang tidak

sedang menyusui hormone prolaktin juga bisa tinggi, buasanya disebabkan

kelainan pada kelenjar hipofisis yang terletak di dalam kepala (Sahara, 2009).

F. Intervensi yang dilakukan berdasarkan perubahan pada lamanya siklus haid

a. Polimenorea

Pemberian kontrasepsi oral yang dapat mengatur periode menstruasi.

b. Oligomenorea

Dalam rangka terapi umum dilakukan tindakan memperbaiki keadaan kesehatan,

termasuk perbaikan gizi, kehidupan dalam lingkungan yang sehat dan tenang,

pengurangan berat badan pada wanita yang obesitas serta pemberian hormon

gonadotropin.

Page 13: Siklus Haid Normal

28

c. Amenorea

Menetapkan gangguan penyebab amenorea karena kelainan hormonal

1. Memberikan progestin

2. Kemungkinan gangguan ovarium

3. Dilakukan induksi ovulasi dangan pemeriksaan hormonal

4. Prolaktin

5. Pada disfungsi karena hiperprolaktikemia menstrual dapat diobati dengan

bromokprit (pardoled).

6. Bila gagal menentukan sebab amenorea, dilakukan :

- Laparoskopi

- Foto kepala untuk mencari penyebab sentral

G. Gangguan yang Berhubungan dengan Haid

a. Sindrom prmenstruasi (pre-menstrual syndrom/ PMS)

Merupakan keluhan-keluhan yang biasanya terjadi mulai satu minggu

sampai beberapa hari sebelum datangnya haid yang menghilang sesudah haid

datang walaupun kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti.

Penyebab terjadinya tidak jelas, tetapi mungkin faktor penting ialah

ketidakseimbangan estrogen dan progesteron dengan akibat retensi cairan dan

natrium, penambahan berat badan, dan kadang-kadang edema. Dalam hubungan

dengan kelainan hormonal, pada premenstrual syndrom terdapat defisiensi luteal

dan pengurangan produksi progesterone.

Faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga, masalah sosial juga memegang

peranan penting. Yang lebih mudah menderita keluhan-keluhan ini adalah wanita

Page 14: Siklus Haid Normal

29

yang lebih peka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid dan terhadap

faktor-faktor psikologis.

Keluhan terdiri dari gangguan emosional berupa emosional berupa

iritabilitas, gelisah, insomnia, nyeri kepala, perut kembung, mual, pembesaran

dan rasa nyeri pada mammae, dsb. Sedang pada kasus yang berat terdapat

depresi, rasa ketakutan, gangguan konsentrasi, dan peningkatan gejala-gejala

tersebut di atas (Manuaba, 2002).

b. Dismenorea

Dismenorea adalah nyeri atau rasa sakit yang menyertai menstruasi

sehingga dapat menimbulkan gangguan pekerjaan sehari-hari. Nyeri sering

bersamaan dengan rasa mual, sakit kepala, perasaan mau pingsan, lekas marah,

dll. Keluhan ini biasanya baru timbul 2 atau 3 tahun sesudah menarche.

Umumnya hanya terjadi pada siklus haid yang disertai pelepasan sel telur.

Kadang-kadang juga pada siklus haid yang tidak disertai pengeluaran sel telur

(disebut siklus anovulatory), terutama bila darah haid membeku di dalam rahim.

Jadi rasa sakit terjadi ketika beku-bekuan itu didorong keluar rahim. Rasa sakit

yang menyerupai kejang ini terasa di perut bagian bawah. Biasanya dimulai 24

jam sebelum haid datang dan berlangsung sampai 12 jam pertama dari masa haid.

Sesuatu itu semua rasa tidak enak tadi hilang. Derajat rasa nyerinya bervariasi

mencakup ringan (berlangsung beberapa saat dan masih dapat meneruskan

aktivias sehari-hari), sedang (karena sakitnya diperlukan obat untuk

menghilangkan rasa sakit, tetapi masih dapat meneruskan pekerjaannya), berat

(rasa nyerinya demikian beratnya sehingga memerlukan isirahat dan pengobatan

untuk menghilangkan nyerinya).

Page 15: Siklus Haid Normal

30

Sebab dismenorea dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu dismenorea

primer, semata-mata berkaitan dengan aspek hormonal yang mengendalikan

uterus dan tidak dijumpai kelainan anatomis, umumnya dijumpai pada wanita

dengan siklus haid berevolusi. Dismenorea sekunder, rasa nyeri yang terjadi saat

menstruasi berkaitan dengan kelainan anatomis uterus seperti endometriosis dan

infeksi kronik genitalia interna (Manuaba, 2002).