gangguan haid dan siklus (print)
TRANSCRIPT
GANGGUAN HAID DAN SIKLUSNYA
FSH
FSH
LH
LH
EE22PP44
Dr. Rajuddin, SpOG. K-FERBag. Obstetri dan Ginekologi FK.Unsyiah
Anatomi Uterus
Keluarnya darah dan serpihan endometrium dari rahim melalui vagina Sebagai hasil Interaksi yang dinamis dari komponen poros reproduksi
pada perempuan dewasa, sebagai manifestasi proses reproduksi yang berlangsung secara periodik dan siklik dengan urutan proses yang
sekuensial dari sekresi hormon dan perubahan morfologi organ reproduksi dengan tujuan tersedianya ovum
matang yang siap dibuahi serta endometrium yang siap untuk
terjadinya nidasi (Michel Ferin dkk, The Menstrual Cycle, 1993)
Keluarnya darah dan serpihan endometrium dari rahim melalui vagina Sebagai hasil Interaksi yang dinamis dari komponen poros reproduksi
pada perempuan dewasa, sebagai manifestasi proses reproduksi yang berlangsung secara periodik dan siklik dengan urutan proses yang
sekuensial dari sekresi hormon dan perubahan morfologi organ reproduksi dengan tujuan tersedianya ovum
matang yang siap dibuahi serta endometrium yang siap untuk
terjadinya nidasi (Michel Ferin dkk, The Menstrual Cycle, 1993)
Fungsi siklus reproduksi :1. Pembentukan ovum matang yang siap dibuahi2. Sekresi hormon steroid seks3. Persiapan endometrium untuk nidasi4. Persiapan organ terkait dengan kehamilan
PERDARAHAN ABNORMAL
PERDARAHAN UTERUS
DISSFUNGSIONAL(PU)
74% - 95%
SIKLUS OVULATORIK
SIKLUS ANOVULATORIK
PUD
PERDARAHAN BERCAK PERDARAHAN LUCUT
Menoragia Metroragia Polymenorea Oligomenorea Perdarahan Prahaid Perdarahan Pascahaid Amenorea
1. Hillard PA, Rebar RW. Abnormal Uterine Bleeding needs spesial approach. Contemporary Obgyn 1990; 62:67-80 2. Fayes JA. Dysfunctional Uterine Bleeding. Amer Fam Phys 1982;25:109-15 3. Kadarusman Y, Jacoeb TZ, Baziad A. Perdarahan Uterus Disfungsional kronik pada masa reproduksi: Aspek patofisiologi dan pengobatan Progesteron. Maj Obstet Ginekol Indonesia 1993;19:67-884. Dodds N.. Dysfunctional Uterine Bleeding. eMedicine Journal, May 4 2001, Volume 2, Number 5
80% - 90%
10% - 20%
1 2 1 2 3 3 4 4 5 6 5 6 7 7 8 8 9 9 10 10 11 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 2812 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Prolaktin• Dopamin menghambat prolaktin• Hiperprolaktin merangsang dipamin• Dopamin menekan LH/FSH: anovulasi,
amenorea• Menyusui: prolaktin tinggi, tidak haid• Prolaktin: memicu produksi androgen di
suprarenal• Prolaktin: memicu somatomedin dihati
Merangsang aktivitas sekresi PRL
• Rangsangan puting susu
• Kehamilan, hipoglikemia, stress
• Antidepresan, anti hipertensi
• Antagonis histamin H1/H2
• TRH, estrogen
• Prolaktinom, uji TSH, uji metoclopramid
RAGAM PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL RAGAM PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL
Hipermenorea, Menoragia, Metroragia, Bercak pra danpasca haid, Polimenorea, Oligomenorea(Perdarahan Uterus Disfungsional)
Difinisi/Istilah
• Haid adalah perdarahan secara periodic dan siklik dari uterus yang terjadi setiap bulan disertai pelepasan endometrium yang kemudian timbul perdarahan melalui vagina pada seorang wanita.
• Hipermenorea : Haid lebih dari Normal, lebih lama ( > 8 hr) Luka ut lebih luas
• (pd polip, miom dll )
Gangguan Haid
• Hipomenorea (Menoragia): Perdarahan haid lebih pendek dari biasa/ kurang dari biasa
• Mis: pd pasca miomektomi, ggn Endokrin
• Oligomenorea: Siklus haid lebih panjang lebih 35 hr, perdarahan berkurang
• Polimenorea : Siklus haid lebih pendek dari biasa ( Kurang dari 21 hr) perdarahan = / >
Haid
Definisi haid
Gangguan haid :- PUD
- Hipermenorea
- Menorragia
- Metroragia Usia perimenars, reproduksi, perimenopause Perdarahan prahaid, pasca haid Dismenorea Amenorea
Amenorea : 1. Primer2. Sekunder
Amenorea Primer : • mencapai usia 14 tahun, pertumbuhan seksual
sekunder belum sampai muncul, haid belum muncul
• Telah mencapai usia 16 tahun, telah tampak pertumbuhan sekual sekunder, belum haid
Amenorea Sekunder :Pernah haid, kemudian tidak haid 3 bulan berturut-Turut.
Amenorea Primer
• Aplasia uterus dan vagina (sindrom Mayer-Kusner V. Rokistanki)
• Uterus berupa garis
• Kedua ovarium normal
• Kromosom xx
• Hati-hati kelainan pada ginjal, ureter
Pengobatan : vagino plasti, infertilitas
Sindroma Feminisasi Testikuler (androgen insensitivity)
- karyotip xy- Kadar T tinggi- Kadang-kadang ditemukan testis intra abdominal,
atau labialBerkurangnya jumlah reseptor androgenKelenjar kelamin adalah testis :- Wanita penampilan normal dan cantik- Rambut ketiak dan pubis tidak adaPengobatan :- Konseling- Angkat testis- Ingin menjadi perempuan atau laki-laki- HRT
Sindrom Adrenogenital (AGS)• Kromosom xx• Kerusakan pada enzim suprarenal• Kekurangan produksi kortisol• ACTH berlebihan• Hiperplasia suprarenal• Pengaruh androgen: verilisasi, hirsutismus• Penutupan lebih cepat tulang epifisis• Si wanita kelihatan lebih kecil• Pembesaran klitoris, atrofi payudara
Pengobatan :• Konseling • Kortiko steroid jangka panjang
Ulrich-Turner Sindrom• Paling banyank ditemukan• Karyotip xo• Kelainan juga pada morpologik x• Alat genitalia wanita tidak terbentuk• Wanita pendek, leher pendek, torak
menonjol• Cubitus valgus• Rambut pubis/ketiak tidak ada
Pengobatan : HRT
Amenorea sekunder
A. Hipotalamik• Psikis, wanita dalam penjara• Menolak untuk makan• Diet yang berlebihan (anoreksia nervosa)• Bulimia• Psikofarmaka
B. Hipofisis• Seehan sindrom
• Bila ¾ adenohipofisis rusak, semua produksi hormon terganggu
Tumor hipofisis : - kranio paringeoma
- adenoma eosinofil = somatotropin
- adenoma basofil = cushing sindrom
Sindroma amenorea galaktorea
• Hiperprolaktin
• > 100 ng/ml prolaktinom
• Psikofarmaka, simetidin
• Hipertiroid, akromegali
Amenorea uteriner
• Aplasia uteri
• Sindroma Aserman
• Infeksi berat TBC
• Atresia himen
Amenorea pasca pil kontrasepsi
• Sindroma ovarium polikistik
• Sindroma ovarium resisten
• Menopause prekok
• Gangguan pubertas
• menopause
Menopause
• Kekurangan hormon estrogen
• Keluhan jangka pendek/panjang
• Pengobatan dan pencegahan
• HRT sisa hidup
• Bifosfonat, kalsium, vitami D3, calsitonin
• Kanker payudara
0
10
20
30
40
50
60
70
80
M -12 -10 -8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8 10 12 M FSH
FSH
LH
LH
EE22PP44
M -12 -10 -8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8 10 12 M
Created by Yanto K
11
2 2
33
44
DUB
Aa. Spiralis sumber perdarahan endometrium Fase proliferasi pemb. darah tumbuh upward Pasca ovulasi pemb darah berdilatasi,
memanjang dan mulai coiling. Kehamilan -, Korpus Luteum mulai regresi D-
2 blood flow mengalami penurunan. Kelenjar
kosong dan menyusut, endometrium srink Aa dan Venula Spiralis semakin coiling dan
kinking diikuti oleh kontraksi spasmodik
Aliran darah baik arteri maupun vena mulai terbendung sehingga darah di endometrium zona fungsional ber- kumpul di venous lakes/sinusoid . Terjadi nekrosis fokal pada pembuluh darah sehingga membentuk venous lakes yang semakin besar dan banyak Terjadi lift off daerah devital antara venus lakes Terjadilah haid perdarahan berasal dari venous- venouse lakes, Vena yang terbuka dan tunggul A. Spiralis disertai debris endometrium
Tunggul Aa. Spiralis, Fibrin terkupul dalam 30 menit. Fibrin telah disebuki lekosit dalam 2 jam 20-24 jam epitelialisasi lumen pemb darah shg terjadi oklusi Terjadi pertumbuhan kembali (4-7hr) pembuluh, kelenjar dan stroma
Etiologi Perdarahan Uterus Disungsional
• Kegagalan atau tidak adekuatya pembentukan korpus luteum
Anovulasi Ovulasi in adekuat/imbalans hormonal
• Perdarahan lucut/withdrawal Estrogen dan progesteron• Imbalans ratio PGE2/PGF2-• Peningkatan Prostaglandin di sel endometrium• Kegagalan pembentukan sumbat trombotik/trombotic plugs• Peningkatan fibrinolisis• Kegagalan proliferasi endotel vaskuler • Keterlambatan regenerasi endometrium
• Spiral arterioles as end arteries• Venous lakes and sinusoids• The role of prostaglandin• Vassoconstricsion and occlusion• Heparin like activity in uterine cavity Heamostatic plug formation Vascular epitelialization Regeneration
b. Tujuan penatalaksanaanb. Tujuan penatalaksanaan
• Memperbaiki keadaan umum• Menghentikan perdarahan • Mengembalikan fungsi hormon reproduksi
PenatalaksanaanPenatalaksanaan
a.a. Pertimbangan penatalaksanaan Pertimbangan penatalaksanaan • Umur , status , FertilitasUmur , status , Fertilitas• Berat, jenis, dan lama perdarahanBerat, jenis, dan lama perdarahan
• Perbaikan keadaan umum
Syok atasi dengan resusitasi cairan Hb<8gr% Transfusi darah
Syok atasi dengan resusitasi cairan Hb<8gr% Transfusi darah
• Penghentian perdarahan pada PUD di lini primer Progesteron Penghambat sintesis Prostaglandin/Anti Cox
o As. Mefenamat 3 x 500mg/hr selama 5 hario Naproxen 3 x 500mgo As salisilat
Anti fibrinolitiko As. Traneksamat
Hematinik
3. Gonans: Derivat Norethisterone. C19
Desogestrel Norgestimate Gestodene
4. Progesteron Alamiah, Larut dalam lemak dan cepat di absorbsi, sehingga tidak disimpan dalam tubuh.
5. Progesteron menjadi bentuk tdk aktif(pregnandiol) 10-20% di hati, di sekresi melalui ginjal dalam bentuk pregnandiol yang terikat dg As. Glukoronat
Kelainan yang harus diperiksa sebelumPemberian sediaan progesteron
1. Gangguan Hati2. Gangguan ginjal3. Kehamilan4. Tekanan darah tinggi5. Diabetes melitus6. Hipersensitif7. Penyakit Tromboemboli8. dll
DOSIS CARA PEMBERIAN PADA PENGHENTIANPERDARAHAN
Norethisteron 2-3 X 5 mg, PC /10 hariAs.Menemat(Anticox) 3x500 mg, PC
Jika dalam 2 hari perdarahan tidak berhentiPikirkan kemungkinan bukan PUD. Cari patologi lainNoretisteron jangan dihentikan. Akan terjadi perdarahan lucut setelah obat habisPerlu dijelaskan kepada pasien dengan baik.
Untuk mengatur siklusnya sebaiknya dilakukan di linisekunder
Kesimpulan
1. Progesteron dan estrogen untuk penghentian Perda-rahan Uterus Disfungsional Aman digunakan.
2. Dosis Noretisteron yang dianjurkan adalah 2-3 X 5 mg/hr selama10 hari. Disarankan untuk tidak melebihi 30mg/hr
3. Penghentian progesteron akan menimbulkan Perdarahan Lucut/withdrawal bleeding
4. Perdarahan akan berhenti setelah 2-3 hari pengobatan Jika tidak berhenti maka harus dipikirkan kausa lain.
Terima kasih