siklus batuan tahap ii
TRANSCRIPT
SIKLUS BATUAN
Kita sudah mengetahui bahwa di bumi ada tiga jenis batuan,
yaitu : batuan beku, batuan sediment, dan batuan metamorf. Ketiga
jenis batuan ini dapat berubah menjadi batuan yang lainnya karena
adanya factor yang mempengaruhinya. Factor-faktor tersebut
diantaranya, Pelapukan dan Erosi. Pelapukan dapat terjadi karena
pengaruh dari lingkungannya; seperti suhu, zat kimia, dan makhluk
hidup lainnya. Ada tiga macam pelapukan, yaitu : pelapukan secara
fisika, kimia, dan biologi.
1. Pelapukan secara fisika.
perubahan suhu dari panas ke dingin akan membuat
batuan mengalami perubahan. Hujan pun juga dapat
membuat rekahan-rekahan yang ada di batuan menjadi
berkembang sehingga proses-proses fisika tersebut dapat
membuat batuan pecah menjadi bagian yang lebih kecil
lagi
2. Pelapukan secara kimia.
beberapa jenis larutan kimia dapat bereaksi dengan batuan
seperti contohnya larutan HCl akan bereaksi dengan batu
gamping. Bahkan air pun dapat bereaksi melarutan
beberapa jenis batuan. Salah satu contoh yang nyata
adalah “hujan asam” yang sangat mempengaruhi
terjadinya pelapukan secara kimia.
3. Pelapukan secara biologi.
Selain pelapukan yang terjadi akibat proses fisikan dan
kimia, salah satu pelapukan yang dapat terjadi adalah
pelapukan secara biologi. Salah satu contohnya adalah
pelapukan yang disebabkan oleh gangguan dari akar
tanaman yang cukup besar. Akar-akar tanaman yang besar
ini mampu membuat rekahan-rekahan di batuan dan
akhirnya dapat memecah batuan menjadi bagian yang lebih
kecil lagi.
Setelah batuan mengalami pelapukan, batuan tersebut akan menjadi
lebih kecil sehingga mudah untuk berpindah tempat. Perpindahan
tempat itu disebut dengan erosi. Proses ini dapat terjadi melalui
berbagai cara, diantaranya: akibat grafitasi, air, angin dan glasier.
1. Akibat grafitasi.
akibat adanya grafitasi bumi maka pecahan batuan yang
ada bisa langsung jatuh ke permukaan tanah atau
menggelinding melalui tebing sampai akhirnya terkumpul di
permukaan tanah.
2. Akibat air.
air yang melewati pecahan-pecahan kecil batuan yang ada
dapat mengangkut pecahan tersebut dari satu tempat ke
tempat yang lain. Salah satu contoh yang dapat diamati
dengan jelas adalah peranan sungai dalam mengangkut
pecahan-pecahan batuan yang kecil ini.
3. Akibat angin.
selain air, angin pun dapat mengangkut pecahan-pecahan
batuan yang kecil ukurannya seperti halnya yang saat ini
terjadi di daerah gurun.
4. Akibat glasier.
sungai es atau yang sering disebut glasier seperti yang ada
di Alaska sekarang juga mampu memindahkan pecahan-
pecahan batuan yang ada.
Sekarang saya akan menjelaskan mengenai perubanhan batuan-
batuan tersebut atau disebut dengan siklus batuan.
Saya tidak bisa menentukan dari mana proses ini dimulai, tapi
menurut beberapa sumber mengatakan tahap pertama dimulai dari
batuan tersebut masih dalam bentuk magma yang ada di perut bumi
Tahap pertama, magma yang berada di perut bumi mengalami
pengkristalan dan ada juga yang keluar ke permukaan bumi. Magma
yang keluar ke permukaan bumi mengalami pendinginan karena suhu
lingkungannya lebih rendah. Setelah mengalami pengkristalan dan
pendinginan mama berubah menjadi batuan beku.
Batuan beku, mengalami pelapukan karena factor-faktor dari
lingkungannya. Batuan telah lapuk dan menjadi pecahan-pecahan
yang lebih kecil-kecil jadi mudah berpindah. Perpindahan itu disebut
erosi. Namun tak selamanya pecahan-pecahan tersebut terbawa
akibat erosi. Misalnya seperti angina yang akan berkurang tiupannya,
dan glesier akan berkurang alirannya. Akibatnya pecahan-pecahan
tersebut akan mengalami pengendapan. Proses ini disebut
sedimentasi. Selama proses berlangsung, pecahan akan diendapkan
secara berlapis dimana pecahan yang lebih berat akan diendapkan
terlebih dahulu kemudian diikuti dengan yang lebih ringan dan begitu
seterusnya.
Tahap selanjutnya adalah proses metamorfisme. Pada proses
metamorfisme ini semua batuan baik batuan beku maupun batuan
sediment akan berubah menjadi batuan metamorf. Hal itu terjadi
karena pengaruh dari lngkungannya, yaitu suhu, tekanan dan
kondisinya sehingga terjadi perubahan struktur menjadi batuan
metamorf.
Batuan metamorf akan mengalami tekanan dan akan semakin
dalam posisinya. Semakin dalam dan mendapat tekanan dan suhu
yang tinggi kemungkinan melebur menjadi magma sangatlah besar.
Magma yang terbentuk kembali mengalami kristalisasi dan sebagian
keluar ke permukaan bumi dan mengalami pendinginan kembali.
Begitu seterusnya dan siklus berulang.