siklus batuan tahap ii

4
SIKLUS BATUAN Kita sudah mengetahui bahwa di bumi ada tiga jenis batuan, yaitu : batuan beku, batuan sediment, dan batuan metamorf. Ketiga jenis batuan ini dapat berubah menjadi batuan yang lainnya karena adanya factor yang mempengaruhinya. Factor-faktor tersebut diantaranya, Pelapukan dan Erosi. Pelapukan dapat terjadi karena pengaruh dari lingkungannya; seperti suhu, zat kimia, dan makhluk hidup lainnya. Ada tiga macam pelapukan, yaitu : pelapukan secara fisika, kimia, dan biologi. 1. Pelapukan secara fisika. perubahan suhu dari panas ke dingin akan membuat batuan mengalami perubahan. Hujan pun juga dapat membuat rekahan-rekahan yang ada di batuan menjadi berkembang sehingga proses-proses fisika tersebut dapat membuat batuan pecah menjadi bagian yang lebih kecil lagi 2. Pelapukan secara kimia. beberapa jenis larutan kimia dapat bereaksi dengan batuan seperti contohnya larutan HCl akan bereaksi dengan batu gamping. Bahkan air pun dapat bereaksi melarutan beberapa jenis batuan. Salah satu contoh yang nyata adalah “hujan asam” yang sangat mempengaruhi terjadinya pelapukan secara kimia. 3. Pelapukan secara biologi.

Upload: i-gede-gegiranang-wiryadi

Post on 14-Jun-2015

4.633 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Siklus Batuan Tahap II

SIKLUS BATUAN

Kita sudah mengetahui bahwa di bumi ada tiga jenis batuan,

yaitu : batuan beku, batuan sediment, dan batuan metamorf. Ketiga

jenis batuan ini dapat berubah menjadi batuan yang lainnya karena

adanya factor yang mempengaruhinya. Factor-faktor tersebut

diantaranya, Pelapukan dan Erosi. Pelapukan dapat terjadi karena

pengaruh dari lingkungannya; seperti suhu, zat kimia, dan makhluk

hidup lainnya. Ada tiga macam pelapukan, yaitu : pelapukan secara

fisika, kimia, dan biologi.

1. Pelapukan secara fisika.

perubahan suhu dari panas ke dingin akan membuat

batuan mengalami perubahan. Hujan pun juga dapat

membuat rekahan-rekahan yang ada di batuan menjadi

berkembang sehingga proses-proses fisika tersebut dapat

membuat batuan pecah menjadi bagian yang lebih kecil

lagi

2. Pelapukan secara kimia.

beberapa jenis larutan kimia dapat bereaksi dengan batuan

seperti contohnya larutan HCl akan bereaksi dengan batu

gamping. Bahkan air pun dapat bereaksi melarutan

beberapa jenis batuan. Salah satu contoh yang nyata

adalah “hujan asam” yang sangat mempengaruhi

terjadinya pelapukan secara kimia.

3. Pelapukan secara biologi.

Selain pelapukan yang terjadi akibat proses fisikan dan

kimia, salah satu pelapukan yang dapat terjadi adalah

pelapukan secara biologi. Salah satu contohnya adalah

pelapukan yang disebabkan oleh gangguan dari akar

tanaman yang cukup besar. Akar-akar tanaman yang besar

ini mampu membuat rekahan-rekahan di batuan dan

Page 2: Siklus Batuan Tahap II

akhirnya dapat memecah batuan menjadi bagian yang lebih

kecil lagi.

Setelah batuan mengalami pelapukan, batuan tersebut akan menjadi

lebih kecil sehingga mudah untuk berpindah tempat. Perpindahan

tempat itu disebut dengan erosi. Proses ini dapat terjadi melalui

berbagai cara, diantaranya: akibat grafitasi, air, angin dan glasier.

1. Akibat grafitasi.

akibat adanya grafitasi bumi maka pecahan batuan yang

ada bisa langsung jatuh ke permukaan tanah atau

menggelinding melalui tebing sampai akhirnya terkumpul di

permukaan tanah.

2. Akibat air.

air yang melewati pecahan-pecahan kecil batuan yang ada

dapat mengangkut pecahan tersebut dari satu tempat ke

tempat yang lain. Salah satu contoh yang dapat diamati

dengan jelas adalah peranan sungai dalam mengangkut

pecahan-pecahan batuan yang kecil ini.

3. Akibat angin.

selain air, angin pun dapat mengangkut pecahan-pecahan

batuan yang kecil ukurannya seperti halnya yang saat ini

terjadi di daerah gurun.

4. Akibat glasier.

sungai es atau yang sering disebut glasier seperti yang ada

di Alaska sekarang juga mampu memindahkan pecahan-

pecahan batuan yang ada.

Sekarang saya akan menjelaskan mengenai perubanhan batuan-

batuan tersebut atau disebut dengan siklus batuan.

Saya tidak bisa menentukan dari mana proses ini dimulai, tapi

menurut beberapa sumber mengatakan tahap pertama dimulai dari

batuan tersebut masih dalam bentuk magma yang ada di perut bumi

Page 3: Siklus Batuan Tahap II

Tahap pertama, magma yang berada di perut bumi mengalami

pengkristalan dan ada juga yang keluar ke permukaan bumi. Magma

yang keluar ke permukaan bumi mengalami pendinginan karena suhu

lingkungannya lebih rendah. Setelah mengalami pengkristalan dan

pendinginan mama berubah menjadi batuan beku.

Batuan beku, mengalami pelapukan karena factor-faktor dari

lingkungannya. Batuan telah lapuk dan menjadi pecahan-pecahan

yang lebih kecil-kecil jadi mudah berpindah. Perpindahan itu disebut

erosi. Namun tak selamanya pecahan-pecahan tersebut terbawa

akibat erosi. Misalnya seperti angina yang akan berkurang tiupannya,

dan glesier akan berkurang alirannya. Akibatnya pecahan-pecahan

tersebut akan mengalami pengendapan. Proses ini disebut

sedimentasi. Selama proses berlangsung, pecahan akan diendapkan

secara berlapis dimana pecahan yang lebih berat akan diendapkan

terlebih dahulu kemudian diikuti dengan yang lebih ringan dan begitu

seterusnya.

Tahap selanjutnya adalah proses metamorfisme. Pada proses

metamorfisme ini semua batuan baik batuan beku maupun batuan

sediment akan berubah menjadi batuan metamorf. Hal itu terjadi

karena pengaruh dari lngkungannya, yaitu suhu, tekanan dan

kondisinya sehingga terjadi perubahan struktur menjadi batuan

metamorf.

Batuan metamorf akan mengalami tekanan dan akan semakin

dalam posisinya. Semakin dalam dan mendapat tekanan dan suhu

yang tinggi kemungkinan melebur menjadi magma sangatlah besar.

Magma yang terbentuk kembali mengalami kristalisasi dan sebagian

keluar ke permukaan bumi dan mengalami pendinginan kembali.

Begitu seterusnya dan siklus berulang.

Page 4: Siklus Batuan Tahap II