siklotimia
DESCRIPTION
bagian psikiatriTRANSCRIPT
SIKLOTIMIA
BAB I
PENDAHULUAN
Gangguan distimik dan gangguan siklotimik dinamakan sebagai
distimia dan siklotimia di dalam Diagnostik and Statistical Manual of Mental
Disorders edisi ketiga yang direvisi (DSM-III-R),dan kadang-kadang dikenal
secara tidak resmi sebagai gangguan subafektif.Istilah terakhir menyatakan
bahwa gangguan distimik dan gangguan siklotimik masing-masing adalah
bentuk gangguan ringan gangguan defresif berat dan gangguan bipolar I.
Tetapi, beberapa data penelitian menyatakan bahwa walaupun gangguan
mungkin berhubungan,gangguan tersebut kemungkinan memiliki perbedaan
biologis dan psikososial yang mendasar. Satu perbedaan utama adalah,
apabila gangguan depresif berat ditandai oleh episode gejala yang
terpisah,gangguan siklotimik ditandai gejala nonepisodik dan kronis.(1)
Gangguan siklotimik secara simptomatik adalah suatu bentuk ringan
dari gangguan bipolar II. Gangguan ini ditandai oleh episode hipomania dan
episode depresi ringan. Dalam DSM-IV,gangguan siklotimik dibedakan dari
gangguan bipolar II, yang ditandai oleh adanya episode defresif berat dan
episode hipomanik.Seperti dengan gangguan distimik,kategorinisasi
gangguan siklotimik dengan gangguan mood menyatakan adanya hubungan,
kemungkinan biologis,dengan gangguan bipolar I. Tetapi beberapa dokter
psikiatri menganggap gangguan siklotimik sebagai bentuk terpisah dari
gangguan bipolar I dan disebabkan oleh hubungan objek yang kacau pada
awal kehidupan.(2)
Gangguan siklotimik mempunyai ciri, yaitu paling sedikit 2 tahun
mengalami banyak kali perubahan mood termasuk periode gejala hipomanik
bergantian dengan disforik yang non mayor dan periode perasaan normal
selama beberapa hari hingga minggu di antaranya tetapi mood yang normal
berjalan kurang dari 2 bulan.(3)
Banyak dilaporkan adanya peningkatan angka gangguan cemas
perpisahan,gangguan panik, gangguan obsesi konpulsif dan anxietas
berlebihan, gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas pada
siklotimik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Gangguan siklotimik adalah bentuk gejala ringan gangguan bipolar II ditandai
dengan episode hipomania dan depresi ringan.(2)
2.2 Epidemiologi
Pasien dengan gangguan siklotimik mungkin berjumlah 3 sampai 10 persen
dari semua pasien psikiatri rawat jalan, kemungkinan terutama mereka
dengan keluhan yang bermakna tentang kesulitan perkawinan dan
interpersonal. Dalam populasi umum prevalensi seumur hidup gangguan
siklotimik diperkirakan 1 persen. Angka tersebut kemungkinan lebih rendah
dari prevalensi sesungguhnya, karena seperti pada pasien gangguan bipolar
I, pasien mungkin tidak menyadari bahwa mereka memiliki masalah
psikiatri.Pada perempuan prevalensi lebih besar 52 persen dari perempuan
yang mempunyai gejala hipomanik dan 57 persen di antara umur 15-21
tahun yang mempunyai gejala hipomanik tanpa gangguan bipolar II
mengalami siklotimik.(3)
2.3 Etiologi
Seperti gangguan distimik, kontroversi tentang mempermasalahkan apakah
gangguan siklotimik adalah berhubungan dengan gangguan mood,baik secara
biologis maupun patologis. Beberapa peneliti telah mendalilkan bahwa
gangguan siklotimik memiliki hubungan yang lebih erat dengan gangguan
kepribadian ambang dibandingkan dengan gangguan mood. Kendatipun
adanya kontroversi tersebut, banyaknya data biologis dan genetika
mengarahkan pengertian gangguan siklotimik merupakan suatu gangguan
mood. (2)
Faktor Biologis. Data genetika merupakan pendukung yang paling kuat untuk
hipotesis bahwa gangguan siklotimik adalah suatu gangguan mood. Kira-kira
30 persen dari semua pasien gangguan siklotimik memiliki riwayat keluarga
yang positif untuk gangguan bipolar I, angka tersebut serupa dengan angka
bagi pasien dengan gangguan bipolar I.
Faktor Psikososial. Sebagian besar teori psikososial mendalilkan bahwa
perkembangan gangguan siklotimik terletak pada trauma dan fiksasi selama
stadium oral dalam perkembangan bayi. Freud mendalilkan bahwa keadaan
siklotimik adalah usaha ego untuk mengatasi superego yang kuat dan suka
menghukum. Pasien dengan gangguan siklotimik ditandai oleh periode
depresi yang berganti-ganti dengan periode hipomania.Pengendalian
psikoanalitis pada pasien tersebut mengungkapkan bahwa tema defresif
dasar dapat diatasi oleh periode euforik atau hipomanik.(3)
2.4 Diagnosis
Banyak pasien mencari bantuan psikiatri untuk depresi,masalah mereka
sering kali berhubungan dengan kekacauan yang disebabkan oleh episode
maniknya. Klinisi harus mempertimbangkan gangguan siklotimik jika
seorang pasien datang dengan apa yang tampaknya merupakan masalah
perilaku sosiopatik. Kesulitan perkawinan dan ketidakstabilan dalam
hubungan adalah keluhan yang sering karena pasien gangguan siklotimik
sering kali bersetubuh dengan siapa saja dan mudah marah saat dalam
keadaan manik ataupun campuran.Kriteria diagnostic DSM-IV untuk
gangguan siklotimik mengharuskan pasien tidak pernah memenuhi kriteria
untuk suatu episode defresif berat dan tidak memenuhi kriteria untuk
episode manik selama 2 tahun pertama gangguan. Kriteria juga
mengharuskan adanya gejala yang lebih atau kurang konstan selama dua
tahun (atau 1 tahun untuk anak- anak dan remaja).(4,5)
2.5 Gambaran Klinis
Gejala gangguan siklotimik adalah identic dengan gejala yang ditemukan
pada gangguan bipolar I, kecuali biasanya kurang parah. Tetapi kadang-
kadang gejala mungkin sama dalam keparahannya tetapi dengan durasi yang
lebih singkat daripada yang terlihat pada gangguan bipolar I.Kira-kira
setengah dari semua pasien siklotimik mengalami depresi sebagai gejala
utamanya. Gejala klinis berdasarkan pedoman PPDGJ- III gejala esensial pada
siklotimia ialah ketidak stabilan menetap dari afek (suasana
perasaan),meliputi banyak periode depresi ringan dan hipomania
ringan,diantaranya tidak ada yang cukup parah atau cukup lama untuk
memenuhi kriteria gangguan afektif bipolar(F 31.) atau gangguan depresif
berulang (F 33). Setiap episode alunan afektif (mood swings) tidak
memenuhi kriteria untuk kategori manapun yang disebut dalam episode
manik (F 30) atau episode depresif (F32). Sedangkan kriteria pada DSM-IV
meliputi.(4,5)
Selama sekurangnya 2 tahun,adanya banyak periode dengan gejala
hipomanik dan banyak periode dengan gejala depresif yang tidak
memenuhi kriteria untuk episode depresif berat.pada anak-anak atau
remaja minimal 1 tahun.
Selama periode 2 tahun diatas,orang tidak pernah tanpa gejala dalam
kriteria A selama lebih dari 2 bulan.
Tidak ada episode depresi berat,episode manik,atau episode
campuran yang ditemukan selama 2 tahun pertama gangguan.
Gejala dalam kriteria A tidak lebih diterangkan oleh gangguan
skizoafektif dan tidak menumpang pada skizofrenia,gangguan
skizoferniform,gangguan delusional,atau gangguan psikotik yang
tidak ditentukan.
Gejala bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (obat yang
disalah gunakan,medikasi)atau suatu kondisi medis
umum(Hipertiroidisem)
Gejala menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau
gangguan dalam fungsi social,pekerjaan atau fungsi penting lainnya.(4,5)
2.7 Diagnosis Banding
Jika suatu diagnosis gangguan siklotimik dipertimbangkan semua penyebab
medis dan berhubungan zat yang mungkin untuk depresi dan mania harus
dipertimbangkan. Kejang dan zat tertentu (kokain,amfetamin,dan steroid)
perlu dipertimbangkan di dalam diagnosis banding. Gangguan kepribadian
ambang,antisosial,histrionic,dan narsitik juga harus dipertimbangkan di
dalam diagnosis banding.Gangguan deficit-anseti/hiperaktivitas dapat sulit
dibedakan dengan gangguan siklotimik pada anak-anak dan remaja.Suatu
percobaan pemberian stimulus membantu sebaian besar pasien dengan
gangguan deficit-atensi/hiperaktifitas dan mengeksarsebrasi gejala sebagian
pasien dengan gangguan siklotimik.(2,3)
2.8 Perjalanan Penyakit dan Prognosis
Pasien dengan gangguan siklotimik ditandai sebagai peka,hiperaktif,atau
menurun pada saat masih anak kecil. Onset gejala jelas gangguan siklotimik
sering kali terjadi secara samar-samar dalam usia belasan tahun dan awal
usia 20-an. Timbulnya gejala pada waktu tersebut mungkin mengganggu
prestasi orang tersebut di sekolah dan kemampuannya mendapatkan
persahabatan dengan teman sebayanya. Reaksi pasien terhadap gangguan
tersebut adalah bervariasi, pasien dengan strategi mengatasi atau
pertahanan ego yang adiktif memiliki hasil yang lebih baik dibandingkan
dengan pasien strategi mengatasi yang buruk. Kira-kira sepertiga dari semua
pasien gangguan siklotimik berkembang memiliki gangguan defresif
berat,paling sering gangguan bipolar II.(2)
2.9 Terapi
Terapi biologis. Obat antimanik merupakan pengobatan lini pertama untuk
pasien dengan gangguan siklotimik.Walaupun data percobaan terbatas pada
penelitian lithium,obat anti manik lainnya carbamazepine dan valvorate juga
efektif.Dosis dan konsentrasi plasma dari obat tersebut harus sama seperti
pada gangguan bipolar I. Pengobatan pasien siklotimik yang mengalami
depresi dengan anti depresi harus berhati-hati karena peningkatan
kepekaannya terhadap episode hipomanik atau manik akibat anti depresan.
Terapi psikososial. Pasien diarahkan pada meningkatan kesadaran pasien
tentang kondisinya dan membatu mereka mengembangkan mekanisme
mengatasi pergeseran moodnya.(2)
BAB III
KESIMPULAN
Gangguan siklotimik adalah bentuk gejala ringan gangguan bipolar II ditandai
dengan episode hipomania dan depresi ringan. Pada perempuan prevalensi
lebih besar 52 persen dari perempuan yang mempunyai gejala hipomanik
dan 57 persen di antara umur 15-21 tahun yang mempunyai gejala
hipomanik tanpa gangguan bipolar II mengalami siklotimik. Seperti gangguan
distimik, kontroversi tentang mempermasalahkan apakah gangguan
siklotimik adalah berhubungan dengan gangguan mood,baik secara biologis
maupun patologis. Beberapa peneliti telah mendalilkan bahwa gangguan
siklotimik memiliki hubungan yang lebih erat dengan gangguan kepribadian
ambang dibandingkan dengan gangguan mood. Klinisi harus
mempertimbangkan gangguan siklotimik jika seorang pasien datang dengan
apa yang tampaknya merupakan masalah perilaku sosiopatik. Kesulitan
perkawinan dan ketidakstabilan dalam hubungan adalah keluhan yang sering
karena pasien gangguan siklotimik mudah marah saat dalam keadaan manik
ataupun campuran. Gejala gangguan siklotimik adalah identik dengan gejala
yang ditemukan pada gangguan bipolar I, kecuali biasanya kurang parah.
Tetapi kadang-kadang gejala mungkin sama dalam keparahannya tetapi
dengan durasi yang lebih singkat daripada yang terlihat pada gangguan
bipolar I. Terapi obat antimanik merupakan pengobatan lini pertama untuk
pasien dengan gangguan siklotimik.Walaupun data percobaan terbatas pada
penelitian lithium,obat anti manik lainnya carbamazepine dan valvorate juga
efektif.Dosis dan konsentrasi plasma dari obat tersebut harus sama seperti
pada gangguan bipolar I. Pengobatan pasien siklotimik yang mengalami
depresi dengan anti depresi harus berhati-hati karena peningkatan
kepekaannya terhadap episode hipomanik atau manik akibat anti depresan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Maramis, W.S. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University Presss :
Surabaya. 1994.
2. Kaplan, I. H. and Sadock, J. B. Sinopsis Psikiatri Ilmu Perilaku Psikiatri
Klinis, Edisi Ketujuh. Binarupa Aksara Publisher: Jakarta.
3. Kaplan Harold I, Sadock Benjamin J. Buku Ajar Psikiatri klinik.
4. Maslim Rusdi. 2003. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III
5. Diagnostic and statistical Manual of Mental Disorders DSM- IV. American
Psychiatric Association: Washington DC.