sifat optik mineral

19
SIFAT OPTIK MINERAL Mineral optika adalah studi atau pembelajaran tentang sifat-sifat optic mineral dengan menggunakan mikroskop polarisasi. Sifat yang bisa diketahui yaitu warna, belahan, pecahan, relief, indeks bias, pleokroisme, bentuk. Preparasi peraga yaitu suatu bentuk peraga yang akan diamati dengan mikroskop polarisasi. Macam peraga dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: 1. Peraga bubuk atau serbuk Cara untuk meletakkan dalam preparasi peraga dalam bentuk bubuk dengan cara: Untuk peraga yang rapuh atau material lepas, untuk membuat bubuk atau serbuk sampel ditumbuk diambil ukuran 60-100 mesh. Diletakkan di atas kaca objek, ditetesi minyak imersi atau minyak kanada yang berfungsi untuk melekatkan peraga bubuk dengan kaca preparat. Ditutup dengan kaca penutup 2. Peraga sayatan-sayatan tipis Untuk sayatan tipis ketika akan diamati harus disayat terlebih dahulu, karena sangat sulit maka dibutuhkan alat khusus untuk menyayat yaitu dengan menggunakan gerinda. Paper Petrografi – L2L009062 1

Upload: reka-dwi-adiyasa

Post on 05-Jul-2015

2.116 views

Category:

Documents


68 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sifat Optik Mineral

SIFAT OPTIK MINERAL

Mineral optika adalah studi atau pembelajaran tentang sifat-sifat optic

mineral dengan menggunakan mikroskop polarisasi. Sifat yang bisa diketahui

yaitu warna, belahan, pecahan, relief, indeks bias, pleokroisme, bentuk. Preparasi

peraga yaitu suatu bentuk peraga yang akan diamati dengan mikroskop polarisasi.

Macam peraga dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

1. Peraga bubuk atau serbuk

Cara untuk meletakkan dalam preparasi peraga dalam bentuk bubuk dengan

cara:

Untuk peraga yang rapuh atau material lepas, untuk membuat bubuk

atau serbuk sampel ditumbuk diambil ukuran 60-100 mesh.

Diletakkan di atas kaca objek, ditetesi minyak imersi atau minyak

kanada yang berfungsi untuk melekatkan peraga bubuk dengan kaca

preparat.

Ditutup dengan kaca penutup

2. Peraga sayatan-sayatan tipis

Untuk sayatan tipis ketika akan diamati harus disayat terlebih

dahulu, karena sangat sulit maka dibutuhkan alat khusus untuk

menyayat yaitu dengan menggunakan gerinda.

Sampel yang sudah disayat dengan gerinda memiliki dimensi

ketebalan 0,035 mm

Paper Petrografi – L2L009062 1

Page 2: Sifat Optik Mineral

Perbedaan peraga bubuk dengan sayatan tipis:

Pengamatan Peraga bubuk Sayatan tipis

Struktur batuan Hilang Tetap ada

Mineral Ada Ada

Interbias Absolute Relatif

Orientasi Tidak menentu Tertentu

Media Minyak imersi Balsam kanada

Waktu pembatuan Cepat Lama

Biaya Murah Mahal

Keawetan Sementara Lama

Sifat optik Terbatas yang dapat

diamati

Banyak yang diamati

MIKROSKOP POLARISASI

Mikroskop ini berbeda dengan mikroskop binocular, yaitu yang dipakai

pada bidang biologi, kedokteran, atau bidang yang lain, yang sifatnya hanya

memperbesar benda-benda yang diamati. Mikroskop polarisasi biasa memakai

cahaya yang terbias dan bukan yang terpantul. Dasar yang membedakan

mikroskop polarisasi dengan mikroskop biasa yakni adanya beberapa konsonen

khusus yang hanya terdapat pada mikroskop ini, antara lain keping analisator,

polarisator, kompensator, dan lensa amici Bertrand.

Paper Petrografi – L2L009062 2

Page 3: Sifat Optik Mineral

BAGIAN-BAGIAN MIKROSKOP POLARISASI DAN

FUNGSINYA

Gambar 1 Mikroskop Polarisasi

1. Kaki mikroskop

Merupakan tempat tumpuan dari seluruh bagian mikroskop,

bentuknya ada yang bulat dan ada yang seperti tapal kuda (U). pada

mikroskop tipe Bausch & Lomb, kaki mikroskop sebagai tempat lampu

halogen sebagai sumber cahaya pengganti cermin.

2. Substage unit

Bagian-bagiannya: Plarisator atau lower nicol, diafragma iris, dan

kondensor.

Polarisator atau lower nicol

Merupakan suatu suatu bagian yang terdiri dari suatu

lembaran Polaroid, berfungsi untuk menyerap cahaya secara

terpilih (selective absorbtion), sehingga cahaya yang bergetar pada

satu arah bidang getar saja yang bisa diteruskan. Dalam mikroskop

Paper Petrografi – L2L009062 3

Page 4: Sifat Optik Mineral

lembaran ini diletakkan sedemikian hingga arah getaran sinarnya

sejajar dengan salah satu benang silang pada arah N-S atau E-W.

Diafragma iris

Terdapat di atas polarisator, alat ini berfungsi untuk

mengatur jumlah cahaya yang diteruskan dengan cara mengurangi

atau menambah besarnya aperture atau bukaan diafragma. Hal ini

merupakan faktor penting dalam menentukan intensitas cahaya

yang diterima oleh mata pengamat, karena kemampuan akomodasi

mata tiap-tiap orang relatif berbeda. Fungsi penting lainnya adalah

untuk menetapkan besarnya daerah pada peraga yang ingin

diterangi, juga dalam penentuan relief, di mana cahaya harus

dikurangi sekecil mungkin untuk pengamatan “garis becke”.

Kondensor

Terletak pada bagian paling atas dari “substage unit”.

Kondensor berupa lensa cembung yang berfungsi untuk

memberikan cahaya memusat yang dating dari cermin di

bawahnya. Lensa konsendor dapat diputar atau diayun keluar dari

jalan cahaya apabila tidak digunakan atau difungsikan.

3. Meja objek

Bentuknya berupa piringan yang berlubang di bagian tengahnya

sebagai jalan masukanya cahaya. Meja objek ini berfungsi sebagai tempat

menjepit peraga atau preparat. Meja objek ini dapat berputar pada

sumbunya yang vertikal, dan dilengkapi dengan skala sudut dalam derajat

dari 0º sampai 360º. Pada bagian tepi meja terdapat tiga buah sekrup

pemusat untuk memusatkan perputaran meja pada sumbunya (centering).

4. Tubus mikroskop

Bagian ini terletak di atas meja objek dan berfungsi sebagai unit

teropong, yang terdiri atas beberapa bagian antara lain lensa objektif,

lubang kompensator, analisator, lensa amici Bertrand, dan lensa okuler.

Lensa objektif

Paper Petrografi – L2L009062 4

Page 5: Sifat Optik Mineral

Merupakan bagian paling bawah dari tubus mikroskop, berfungsi

untuk menangkap dan memperbesar bayangan sayatan mineral dari

meja objek. Biasanya pada mikroskop polarisasi terdapat tiga buah

lensa objektif dengan perbesaran yang berbeda, tergantung keinginan

pengamat, dan biasanya perbesaran yang digunakan adalah 4x, 10x,

dan 40x, kadang ada yang mencapai 100x.

Lubang kompensator

Adalah sautu lubang pipih pada tubus sebagai tempat

memasukkan kompensator, suatu bagian yang digunakan untuk

menentukan warna interferensi. Kompensator berupa baji kuarsa atau

gips yang menipis ke arah depan, segingga pada saat dimasukkan

lubang akan menghasilkan perubahan warna interferensi pada

mineral.

Analisator

Adalah bagian Dario mikroskop yang fungsinya hamper sama

dengan polarisator, dan terbuat dari bahan yang sama juga, hanya

saja arah getarannya bisa dibuat searah getaran polarisator (nikol

sejajar) dan tegak lurus arah getaran polarisator (nikol bersilang)

Lensa amici Bertrand

Lensa ini difungsikan dalam pengamatan konoskopik saja, untuk

memperbesar gambar interferensi yang terbentuk pada bidang focus

balik (back focal plane) pada lensa objektif. Dan memfokuskan pada

lensa okuler.

Lensa okuler

Terdapat pada bagian paling atas dari tubus mikroskop, berfungsi

untuk memperbesar bayangan objek dan sebagai tempat kita

mengamati medan pandang. Pada lensa ini biasanya terdapat benang

silang, sebagai pemandu dalam pengamatan dan pemusatan objek

pengamatan

SIFAT OPTIK MINERAL PEMBENTUK BATUAN

Paper Petrografi – L2L009062 5

Page 6: Sifat Optik Mineral

1. Olivine

Gambar 2. Mineral Olivine

• Abu2 agak kehijauan-transparan

• Relief tinggi

• Bentuk poligonal/prismatik

• Pecahan tak beraturan, tanpa belahan

• WI orde II

• Pada bidang pecahan/rekahan sering teralterasi menjadi serpentin

2. Piroksen Klinopiroksen ( Augit dan Diopsid)

Gambar 3. Diopsit → Augit

Paper Petrografi – L2L009062 6

Page 7: Sifat Optik Mineral

• Warna bening, abu-abu kecoklatan, prismatik, sayatan//c belahan

1arah, sayatan tegak lurus c belahan 2 arah 90o

• Gelapan miring, augit 45-54o diopsid 37-44o

• TO (+) sb2

3. Piroksen Ortopiroksen (Hipersten dan Einstatin)

Gambar 4. Hipersten

• Sifat optik sama dengan klinopiroksen

• Yang membedakan adalah gelapannya sejajar (klino=miring)

• TO sumbu 2 (-) àhipersten (+) à enstatit

4. Hornblende

Gambar 5. Hornblende

• Warna kehijauan/kecoklatan,

• relief tinggi,

• pleokroisme kuat (dikroik/trikroik),

• belahan 1 arah atau 2 arah 120o,

• bentuk prismatik (biasanya memanjang),

• gelapan miring 12-30o

5. Biotit

Paper Petrografi – L2L009062 7

Page 8: Sifat Optik Mineral

Gambar 6. Biotit

• Warna coklat, kemerahan, kehitaman

• Bentuk berlembar

• Pleokroisme kuat

• Gelapan sejajar

6. Tremolit – Aktinolit

Gambar 7. Tremolit → Aktinolit

• Warna colorless-agak kehijauan, bentuk prismatik

memanjang/kolumnar, pleokroisme lemah, gelapan miring 10-20o

• Untuk bentuk dan sifat optik yang sama, warna kebiruan dengan sudut

gelapan 4-6o =glaukofan

7. Plagioklas

Paper Petrografi – L2L009062 8

Page 9: Sifat Optik Mineral

Gambar 8. Plagioklas

• Colorles tapi agak keruh, relief rendah-sedang

• kembaran albit atau carlsbad-albit

• WI abu2 terang orde I

• TO sumbu 2 (-) dan (+)

8. Ortoklas

Gambar 9. Ortoklas

• Colorles tapi agak keruh, relief rendah

• Pada sayatan 001 terlihat kembaran carlsbad

• WI abu2 terang orde I

9. Muskovit

Paper Petrografi – L2L009062 9

Page 10: Sifat Optik Mineral

Gambar 10. Muskovit

• warna colorless

• Bentuk berlembar

• Pleokroisme kuat

• Gelapan sejajar

10. Kuarsa

Gambar 11. Kuarsa

• Colorless, relief rendah

• Bentuk tak beraturan, dalam batuan umumnya anhedral

• Tidak punya belahan

• Gelapan bergelombang

• Warna interferensi abu2 orde1

• TO sumbu I (+)

Paper Petrografi – L2L009062 10

Page 11: Sifat Optik Mineral

11. Kalsit

Gambar 12. Kalsit

• Colorless

• Belahan sempurna tiga arah

• Biasganda sangat tinggi

• TO I (-)

12. Garnet

Gambar 13. Garnet

• Biasnya single tapi kadang – kadang ganda

Paper Petrografi – L2L009062 11

Page 12: Sifat Optik Mineral

Paper Petrografi – L2L009062 12

Page 13: Sifat Optik Mineral

3. Tekstur Khusus Batuan Beku

a. Tekstur Trachytic (pilotaxitic)

• Dicirikan oleh susunan tekstur batuan beku dengan kenampakan adanya

orientasi mineral arah orientasi adalah arah aliran

• Berkembang pada batuan ekstrusi / lava, intrusi dangkal seperti dike

dan sill

b. Tekstur Graphic

Tekstur yang sering ada pada batuan beku yang kaya silika, terutama granit,

Pegmatit, dimana mineral kuarsa tumbuh bersama dengan alkali Feldspar.

c. Tekstur Amygdaloidal

Sering dijumpai pada lava, atau batuan intrusi dangkal, berupa lubang gas

(vesicles) yang terisi mineral sekunder seperti opal, kalsedon, klorit, kalsit.

d. Tekstur Granophyric / micrographic

Tekstur intergrowth antara mineral kuarsa dengan feldspar, tetapi dengan

ukuran yang lebih halus. Biasanya terdapat pada batuan applite.\

e. Tekstur Intersertal

Yaitu tekstur batuan beku yang ditunjukkan oleh susunan intersertal antar

kristal plagioklas; mikrolit plagiklas yang berada di antara / dalam massa

dasar gelas  interstitial.

f. Tekstur Ofitik

Yaitu tekstur batuan beku yang dibentuk oleh mineral plagioklas yang

tersusun secara acak dikelilingi oleh mineral piroksen atau olivin (Gambar12).

Jika plagioklasnya lebih besar dan dililingi oleh mineral ferromagnesian, maka

membentuk tekstur subofitic (Gambar 13). Dalam suatu batuan yang sama

kadang-kadang dijumpai kedua tekstur tersebut secara bersamaan.

Secara gradasi, kadang - kadang terjadi perubahan tektur batuan dari

intergranular menjadi subofitik dan ofitik. Perubahan tektur tersebut

Paper Petrografi – L2L009062 13

Page 14: Sifat Optik Mineral

banyak dijumpai dalam batuan beku basa - ultra basa, contoh

basalt. Perubahan tekstur dari intergranular kesubofitic dalam basalt

dihasilkan oleh pendinginan yang sangat cepat, dengan proses nukleasi kristal

yang lebih lambat. Perubahan terstur tersebut banyak dijumpai pada

inti batuan diabasik atau doleritik (dikebasaltik). Jika pendinginannya

lebih cepat lagi, maka akan terjadi tekstur interstitial latit antara plagioclase

menjadi gelas membentuk tekstur intersertal.

Paper Petrografi – L2L009062 14

Page 15: Sifat Optik Mineral

DAFTAR PUSTAKA

Artikel. 2009. Sifat Optik Mineral Pembentuk Batuan. Online,

(aryadhani.blogspot.com/2009/05/mineral-optik.html) diakses 1 April 2010

Artikel. 2009. Mikroskop Polarisasi. Online, (http://www.google.com) diakses 1

April 2010

Endarto, Danang. 2005. Pengantar Geologi Dasar. Surakarta: mLPP dan

Percetakan UNS

Paper Petrografi – L2L009062 15