senin, 5 desember 2011 imbas krisis belum turunkan remitansi filedi eropa dan as memengaruhi ......

1
15 SENIN, 5 DESEMBER 2011 E KONOMI GLOBAL AYOMI AMINDONI P ERLAMBATAN eko- nomi yang terjadi di negara-negara maju tidak meredakan per- tumbuhan aliran dana yang dibawa masuk oleh pekerja mi- gran ke negara asal (remitansi) secara global. Hingga akhir 2011, pengiriman uang di selu- ruh dunia diperkirakan men- capai US$406 miliar (Rp3.694 triliun) dengan US$351 miliar (Rp3.194 triliun) di antaranya mengalir ke negara berkem- bang. “Pertumbuhan remitansi ke negara berkembang pada 2011 akan mencapai 8% jika dibandingkan dengan aliran remitansi pada 2010, yakni sebesar U$325 miliar (Rp2.957 triliun). Ini adalah pertum- buhan tertinggi dan pertama kalinya pascakrisis 2008-2009,” ujar Director of the Bank’s Development Prospect Group Hans Timmer dalam keterang- an pers mengiringi Laporan Bank Dunia tentang Migrasi dan Pembangunan yang dirilis akhir pekan lalu. Pada periode 2003-2007, aliran remitansi mengalami pertumbuhan rata-rata 20% setiap tahunnya. Akan tetapi, krisis keuangan yang terjadi pada 2008 menyebabkan arus remitansi anjlok, hingga pun- caknya pada 2009 remitansi tumbuh negatif. Sepuluh negara berkembang yang menerima remitansi ter- banyak adalah India dengan US$58 miliar (Rp527 triliun), China senilai US$57 miliar (Rp518 triliun), Meksiko US$24 miliar (Rp218 triliun), dan Filipi- na US$23 miliar (Rp209 triliun). Selain itu, Pakistan dan Bangla- desh masing-masing menerima US$12 miliar (Rp109 triliun), Nigeria US$11 miliar (Rp100,1 triliun), Vietnam US$9 miliar (Rp81,9 triliun), Mesir dan Li- banon berbagi masing-masing US$8 miliar (Rp72,8 triliun). Namun ia menyakini re- mintansi hanya akan tumbuh konservatif tahun depan. Saat itu, remitansi ke negara-negara berkembang diperkirakan tum- buh sebesar 7,3%, kemudian tumbuh 7,9% di 2013 dan 8,4% pada 2014. Menurutnya, pendorong pertumbuhan remintasi ada- lah harga minyak yang tinggi dan depresiasi mata uang di negara pengekspor pekerja mi- gran terbesar seperti Meksiko, India dan Bangladesh. Depre- siasi mata uang itu memberi keuntungan karena pengirim- an uang dalam dolar AS dari transaksi barang dan jasa di negara-negara tersebut menjadi lebih murah. Namun demikian, volatilitas nilai tukar mata uang serta faktor pengangguran mem- beri risiko lebih lanjut untuk prospek remitansi ke depan. Pertumbuhan pengangguran di Eropa dan AS memengaruhi prospek pekerjaan migran yang ada. Pemerintah setempat akan memperketat regulasi dalam bidang imigrasi untuk melin- dungi ketersediaan lapang- an kerja bagi warga negara mereka. Menurut Manager of the Bank’s Migration and Re- mittances Unit Dilip Ratha, pengiriman remitansi bisa terus tumbuh bila komunitas pengembangan global (global development community) me- ngurangi biaya rata-rata pe- ngiriman remitansi 5% dalam 5 tahun. Biaya itu memang telah turun dari 8,8% pada 2008 menjadi 7,3% pada kuartal ke- tiga 2011 karena meningkatnya persaingan di koridor remitansi volume besar seperti Inggris- Nigeria dan UEA-India. Na- mun, biaya pengiriman terus tetap tinggi, terutama di Afrika dan di negara-negara kecil. “Padahal, di negara-negara tersebut remitansi berfungsi untuk menopang kehidupan masyarakat miskin,” pungkas- nya. (AI/worldbank.org/E-6) amindoni @mediaindonesia.com Imbas Krisis belum Turunkan Remitansi Pertumbuhan remintasi didorong harga minyak yang tinggi dan depresiasi mata uang di negara pengekspor pekerja migran CHINA menyatakan Eropa tidak bisa mengharapkan Chi- na menghabiskan sebagian be- sar cadangan devisanya untuk menyelamatkan krisis utang di negara zona euro. Demikian di- ungkapkan Wakil Menteri Luar Negeri China Fu Ying, Jumat (2/12) lalu, di Beijing. Dengan cadangan devisa sebesar US$3,2 triliun (sekitar Rp28.800 triliun), China dide- sak untuk turut serta dalam usaha menalangi krisis utang zona euro. Fu Ying menilai desakan agar China menyelamatkan Eropa kurang kuat. Di samping itu, Eropa juga dinilai salah mengerti cara China menge- lola devisa. Dia tidak secara eksplisit mengecualikan peng- gunaan devisa untuk tujuan tertentu. Namun, pernyataan- nya menyiratkan bahwa China juga tidak akan menggunakan- nya untuk mem-bailout utang negara-negara di Eropa. “Kami tidak bisa mengguna- kan uang ini secara domestik untuk mengurangi tingkat kemiskinan. Kami juga tidak bisa membawa uang ini ke luar negeri untuk membantu pertumbuhan,” kata Fu. Para ekonom memperkirakan Beijing telah menginvestasikan seperlima cadangan devisanya dalam aset-aset euro. Meski cadangan devisa China meru- pakan yang terbesar di dunia, para analis menilai dua per- tiganya telah terkunci dalam aset-aset dolar yang tidak bisa dijual. Beijing sendiri diper- kirakan masih memiliki ke- mampuan berinvestasi hingga US$470 miliar (Rp4.230 triliun) per tahun. Fu mengatakan China mem- perlakukan cadangan devisanya seperti tabungan negara. Krisis nansial Asia 1997 silam telah mengajarkan Beijing betapa pentingnya cadangan nansial untuk kelangsungan negara. Namun China tetap mendu- kung pemulihan kawasan zona euro, yang merupakan pasar terbesar China. Sebelumnya, Bank sentral AS, Federal Reserve, bersama Bank Sentral Eropa (ECB), Kanada, Inggris, Jepang, dan Swiss se- cara mengejutkan mengumum- kan beberapa langkah bersama untuk mengatasi krisis, Rabu (30/11) waktu Washington, Amerika Serikat. Pengumuman itu sempat mendongkrak harga saham global dan nilai tukar euro. (*/Reuters/E-4) PEMERINTAH Iran mem- peringatkan akan terjadinya lonjakan harga minyak dunia bila sanksi larangan ekspor diterapkan terhadap ‘Negeri para Mullah’ itu. Tidak tang- gung, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Meh- manparast menyatakan harga minyak mentah (crude) akan naik lebih dari dua kali lipat di atas US$250 per barel. “Seiring berkembangnya wacana sanksi larangan ekspor minyak terhadap Iran, harga minyak dunia akan melonjak melewati US$250 per barel,” ujar Mehmanparast seperti di- kutip harian Sharq di Teheran, kemarin. Menurutnya, AS dan Uni Eropa akan menjadi pihak yang paling bertanggung jawab bila harga minyak ber- lipat. Karena itu, ia yakin komunitas internasional tidak akan membiarkan aksi sepihak tersebut menjadi bumerang yang menghantam kepenting- an masyarakat dunia. “Mereka harus menimbang secara serius konsekuensi yang akan terjadi bila kebijakan itu dilakukan. Saya rasa situasi dunia terutama di belahan Barat tidak akan siap untuk menanggung dampak dari kebijakan itu,” tuturnya. Diskusi untuk memper- berat sanksi terhadap Iran ini berkembang sejak Perse- rikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menerbitkan laporan pada awal November terkait bukti Teheran merancang bom nuk- lir. Pada Kamis (1/12), Senat AS telah memutuskan untuk menjatuhkan penalti bagi ins- titusi keuangan asing yang menjalin bisnis dengan Bank Sentral Iran terkait devisa eks- por mi nyak. Sementara itu, Uni Eropa tengah mempertim- bangkan larangan mengimpor minyak dari produsen terbesar kelima minyak dunia itu. Namun, pihak Barat se- pertinya masih belum yakin untuk menjalankan sanksi itu di tengah kekhawatiran ber- bagai pihak terhadap dampak- nya bagi perekonomian dunia yang tengah rapuh. Misalnya, dampak serangan terhadap Kedutaan Besar Inggris di Teheran setelah London men- jatuhkan sanksi unilateral pem- bekuan dana Bank Sentral Iran langsung memicu kenaik an harga minyak. Pada penutupan perdagang- an Jumat (2/12), minyak men- tah jenis ICE Brent untuk pe- ngiriman Januari 2012 ditutup pada kisaran US$109 atau naik US$0,95 per barel. (*/ Reuters/E-6) PEMERINTAH India dilapor- kan telah menunda rencana m embuka pasar untuk rantai supermarket global. Hanya be- berapa hari setelah menyetujui proposal untuk meningkatkan batas investasi asing, pemerin- tah mengatakan telah meminta kebijakan tersebut ditunda. Sebelumnya, keputusan untuk mengizinkan super- market seperti Walmart dan Tesco masuk ke India telah menimbulkan penolakan be- sar. Kebijakan itu dikritik akan menghancurkan jutaan lapang- an kerja dan usaha. Ketua Menteri dari Bengal Barat Mamata Banerjee menga- takan Menteri Keuangan In- dia Pranab Mukherjee telah mengatakan padanya bahwa kebijakan pemberian izin un- tuk masuknya supermarket global akan ditunda. “(Mukherjee) mengatakan pada saya bahwa pusat telah memutuskan untuk menunda penerapan keputusan meng- i zinkan penanaman mo dal langsung ( foreign direct in- vesment /FDI) dalam sektor jual-beli. Dia mengatakan pada saya bahwa keputusan tidak akan diterapkan sebe- lum dibuat konsensus,” ujar Banerjee, di Kalkuta, Sabtu (3/12). Awal pekan lalu, Menteri Pangan KV Thomas mengata- kan kabinet telah menyetujui 51% kepemilikan asing dalam gerai belanja multimerek. Ke- bijakan itu memberi izin ke- lompok usaha seperti Walmart dan Tesco untuk membuka gerai dan menjual langsung pada konsumen. Selama ini mereka hanya bisa menjual secara kulakan. Adapun batasan kepemilik- an untuk gerai merek tunggal, seperti Apple atau Reebok, akan dinaikkan dari 51% men- jadi 100%, kata Thomas. Keputusan itu sendiri telah tertunda selama dua tahun. Raksasa ritel asal California Walmart telah lama mengincar pasar India. Pemimpin senior pihak opo- sisi dari Partai Bharatiya Janata (BJP) mengatakan pemerin- tah telah keliru memaparkan keuntungan dari masuknya supermarket asing. Menu- rutnya, Walmart belum tentu cocok untuk India. (*/BBC News/E-4) China tidak Bisa Bantu Eropa Sanksi Ekspor Kerek Harga Minyak India Tunda Masuknya Supermarket Global Amerika Serikat dan Uni Eropa akan menjadi pihak yang paling bertanggung jawab bila harga minyak berlipat.” SENGKETA CHINA-AS: Pekerja menyelesaikan pembuatan panel surya di Nantong City, China, beberapa waktu lalu. Sebuah panel federal perdagangan dibentuk untuk menyelidiki apakah perusahaan-perusahaan China menerapkan praktik dumping sehingga merugikan industri panel surya AS. AP / XINHUA

Upload: buituong

Post on 27-May-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

15SENIN, 5 DESEMBER 2011 EKONOMI GLOBAL

AYOMI AMINDONI

PERLAMBATAN eko-no mi yang terjadi di ne ga ra-negara maju tidak meredakan per-

tumbuhan aliran dana yang dibawa masuk oleh pekerja mi-gran ke negara asal (remitansi) secara global. Hingga akhir 2011, pengiriman uang di selu-ruh dunia diperkirakan men-capai US$406 mi liar (Rp3.694 triliun) dengan US$351 miliar (Rp3.194 triliun) di antaranya mengalir ke negara berkem-bang.

“Pertumbuhan remitansi ke negara berkembang pada 2011 akan mencapai 8% jika diban dingkan dengan aliran remitansi pada 2010, yakni sebesar U$325 miliar (Rp2.957 triliun). Ini adalah pertum-buhan tertinggi dan pertama kalinya pascakrisis 2008-2009,” ujar Director of the Bank’s Development Prospect Group Hans Timmer dalam keterang-an pers mengiringi Laporan Bank Dunia tentang Migrasi dan Pembangunan yang dirilis akhir pekan lalu.

Pada periode 2003-2007, aliran remitansi mengalami pertumbuhan rata-rata 20% setiap tahunnya. Akan tetapi, krisis keuangan yang terjadi

pada 2008 menyebabkan arus remitansi anjlok, hingga pun-caknya pada 2009 remitansi tumbuh negatif.

Sepuluh negara berkembang yang menerima remitansi ter-banyak adalah India dengan US$58 miliar (Rp527 triliun), China senilai US$57 miliar (Rp518 triliun), Meksiko US$24 miliar (Rp218 triliun), dan Filipi-na US$23 miliar (Rp209 triliun). Selain itu, Pakistan dan Bangla-desh masing-masing menerima US$12 miliar (Rp109 triliun), Nigeria US$11 miliar (Rp100,1 triliun), Vietnam US$9 miliar (Rp81,9 triliun), Mesir dan Li-banon berbagi masing-masing US$8 miliar (Rp72,8 triliun).

Namun ia menyakini re-mintansi hanya akan tumbuh konservatif tahun depan. Saat itu, remitansi ke negara-negara berkembang diperkirakan tum-buh sebesar 7,3%, kemudian tumbuh 7,9% di 2013 dan 8,4% pada 2014.

Menurutnya, pendorong pertumbuhan remintasi ada-lah harga minyak yang tinggi dan depresiasi mata uang di negara pengekspor pekerja mi-gran terbesar seperti Meksiko, India dan Bangladesh. Depre-siasi mata uang itu memberi keuntungan karena pengirim-an uang dalam dolar AS dari

transaksi barang dan jasa di negara-negara tersebut menjadi lebih murah.

Namun demikian, volatilitas nilai tukar mata uang serta faktor pengangguran mem-beri risiko lebih lanjut untuk prospek remitansi ke depan. Pertumbuhan pengangguran di Eropa dan AS memengaruhi prospek pekerjaan migran yang ada. Pemerintah setempat akan memperketat regulasi dalam bidang imigrasi untuk melin-dungi ketersediaan lapang-an kerja bagi warga negara mereka.

Menurut Manager of the Bank’s Migration and Re-mittances Unit Dilip Ratha, pengiriman remitansi bisa terus tumbuh bila komunitas pengembangan global (global development community) me-ngurangi biaya rata-rata pe-ngiriman remitansi 5% dalam 5 tahun. Biaya itu memang telah turun dari 8,8% pada 2008 menjadi 7,3% pada kuartal ke-tiga 2011 karena meningkatnya persaingan di koridor remitansi volume besar seperti Inggris-Nigeria dan UEA-India. Na-mun, biaya pengiriman terus tetap tinggi, terutama di Afrika dan di negara-negara kecil.

“Padahal, di negara-negara tersebut remitansi berfungsi untuk menopang kehidupan masyarakat miskin,” pungkas-nya. (AI/worldbank.org/E-6)

[email protected]

Imbas Krisis belum Turunkan

Remitansi Pertumbuhan remintasi didorong harga minyak yang tinggi dan depresiasi mata uang di negara pengekspor pekerja migran

CHINA menyatakan Eropa tidak bisa mengharapkan Chi-na menghabiskan sebagian be-sar cadangan devisanya untuk menyelamatkan krisis utang di negara zona euro. Demikian di-ungkapkan Wakil Menteri Luar Negeri China Fu Ying, Jumat (2/12) lalu, di Beijing.

Dengan cadangan devisa sebesar US$3,2 triliun (sekitar Rp28.800 triliun), China dide-sak untuk turut serta dalam usaha menalangi krisis utang zona euro.

Fu Ying menilai desakan agar China menyelamatkan Eropa kurang kuat. Di sam ping

itu, Eropa juga dinilai salah mengerti cara China menge-lola devisa. Dia tidak secara eksplisit mengecualikan peng-gunaan devisa untuk tujuan tertentu. Namun, pernyataan-nya menyiratkan bahwa China juga tidak akan menggunakan-nya untuk mem-bailout utang negara-negara di Eropa.

“Kami tidak bisa mengguna-kan uang ini secara domestik untuk mengurangi tingkat kemiskinan. Kami juga tidak bisa membawa uang ini ke luar negeri untuk membantu pertumbuhan,” kata Fu.

Para ekonom memperkirakan

Beijing telah menginvestasikan seperlima cadangan devisanya dalam aset-aset euro. Meski cadangan devisa China meru-pakan yang terbesar di dunia, para analis menilai dua per-tiganya telah terkunci dalam aset-aset dolar yang tidak bisa dijual. Beijing sendiri diper-kirakan masih memiliki ke-mampuan berinvestasi hingga US$470 miliar (Rp4.230 triliun) per tahun.

Fu mengatakan China mem-perlakukan cadangan devisa nya seperti tabungan negara. Krisis fi nansial Asia 1997 silam telah mengajarkan Beijing betapa

pentingnya cadangan fi nansial untuk kelangsungan negara. Namun China tetap mendu-kung pemulihan kawasan zona euro, yang merupakan pasar terbesar China.

Sebelumnya, Bank sentral AS, Federal Reserve, bersama Bank Sentral Eropa (ECB), Kanada, Inggris, Jepang, dan Swiss se-cara mengejutkan mengumum-kan beberapa langkah bersama untuk mengatasi krisis, Rabu (30/11) waktu Washington, Amerika Serikat. Pengumuman itu sempat mendongkrak harga saham global dan nilai tukar euro. (*/Reuters/E-4)

PEMERINTAH Iran mem-peringatkan akan terjadinya lonjakan harga minyak dunia bila sanksi larangan ekspor diterapkan terhadap ‘Negeri para Mullah’ itu. Tidak tang-gung, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Meh-manparast menyatakan harga minyak mentah (crude) akan naik lebih dari dua kali lipat di atas US$250 per barel.

“Seiring berkembangnya wacana sanksi larangan ekspor minyak terhadap Iran, harga minyak dunia akan melonjak melewati US$250 per barel,” ujar Mehmanparast seperti di-kutip harian Sharq di Teheran, kemarin.

Menurutnya, AS dan Uni Eropa akan menjadi pihak yang paling bertanggung jawab bila harga minyak ber-lipat. Karena itu, ia yakin komunitas internasional tidak akan membiarkan aksi sepihak tersebut menjadi bumerang yang menghantam kepenting-

an masyarakat dunia. “Mereka harus menimbang

secara serius konsekuensi yang akan terjadi bila kebijakan itu dilakukan. Saya rasa situasi dunia terutama di belahan Barat tidak akan siap untuk menanggung dampak dari kebijakan itu,” tuturnya.

Diskusi untuk memper-berat sanksi terhadap Iran ini berkembang sejak Perse-rikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menerbitkan laporan pada awal November terkait bukti Teheran merancang bom nuk-lir. Pada Kamis (1/12), Senat AS telah memutuskan untuk menjatuhkan penalti bagi ins-

titusi keuangan asing yang menjalin bisnis dengan Bank Sentral Iran terkait devisa eks-por mi nyak. Sementara itu, Uni Eropa tengah mempertim-bangkan larangan mengimpor minyak dari produsen terbesar kelima minyak dunia itu.

Namun, pihak Barat se-pertinya masih belum yakin untuk menjalankan sanksi itu di tengah kekhawatiran ber-bagai pihak terhadap dampak-nya bagi perekonomian dunia yang tengah rapuh. Misalnya, dampak serangan terhadap Kedutaan Besar Inggris di Teheran setelah London men-jatuhkan sanksi unilateral pem-bekuan dana Bank Sentral Iran langsung memicu kenaik an harga minyak.

Pada penutupan perdagang-an Jumat (2/12), minyak men-tah jenis ICE Brent untuk pe-ngiriman Januari 2012 ditutup pada kisaran US$109 atau naik US$0,95 per barel. (*/Reuters/E-6)

PEMERINTAH India dilapor-kan telah menunda rencana m embuka pasar untuk rantai supermarket global. Hanya be-berapa hari setelah menyetujui proposal untuk meningkatkan batas investasi asing, pemerin-tah mengatakan telah meminta kebijakan tersebut ditunda.

Sebelumnya, keputusan untuk mengizinkan super-market seperti Walmart dan Tesco masuk ke India telah me nimbulkan penolakan be-sar. Kebijakan itu dikritik akan menghancurkan jutaan lapang-an kerja dan usaha.

Ketua Menteri dari Be ngal Barat Mamata Banerjee menga-takan Menteri Keuangan In-dia Pranab Mukherjee telah menga takan padanya bahwa kebijakan pemberian izin un-

tuk masuknya supermarket global akan ditunda.

“(Mukherjee) mengatakan pada saya bahwa pusat telah memutuskan untuk menunda penerapan keputusan meng-i zinkan penanaman mo dal langsung (foreign direct in-vesment/FDI) dalam sektor jual-beli. Dia mengatakan pada saya bahwa keputusan tidak akan diterapkan sebe-lum dibuat konsensus,” ujar Banerjee, di Kalkuta, Sabtu (3/12).

Awal pekan lalu, Menteri Pangan KV Thomas mengata-kan kabinet telah menyetujui 51% kepemilikan asing dalam gerai belanja multimerek. Ke-bijakan itu memberi izin ke-lompok usaha seperti Walmart dan Tesco untuk membuka

gerai dan menjual langsung pada konsumen. Selama ini mereka hanya bisa menjual secara kulakan.

Adapun batasan kepemilik-an untuk gerai merek tunggal, seperti Apple atau Reebok, akan dinaikkan dari 51% men-jadi 100%, kata Thomas.

Keputusan itu sendiri telah tertunda selama dua tahun. Raksasa ritel asal California Walmart telah lama mengincar pasar India.

Pemimpin senior pihak opo-sisi dari Partai Bharatiya Janata (BJP) mengatakan pemerin-tah telah keliru memaparkan keuntungan dari masuknya supermarket asing. Menu-rutnya, Walmart belum tentu cocok untuk India. (*/BBC News/E-4)

China tidak Bisa Bantu Eropa

Sanksi Ekspor Kerek Harga Minyak

India Tunda Masuknya Supermarket Global

Amerika Se rikat dan Uni Eropa

akan menjadi pihak yang paling bertanggung jawab bila harga minyak berlipat.”

SENGKETA CHINA-AS: Pekerja menyelesaikan pembuatan panel surya di Nantong City, China, beberapa waktu lalu. Sebuah panel federal perdagangan dibentuk untuk menyelidiki apakah perusahaan-perusahaan China menerapkan praktik dumping sehingga merugikan industri panel surya AS.

AP / XINHUA