senin, 31 januari 2011 | media indonesia chicago bulls s ... · empat. memang as masih punya si...

1
27 O LAHRAGA SENIN, 31 JANUARI 2011 | MEDIA INDONESIA SELESAI sudah drama me- negangkan di Melbourne Park, tempat hajatan bergengsi Aus- tralia Open 2011. Suka, duka, tawa, dan tangis larut menjadi satu selama dua pekan terakhir di sini. Di turnamen seri pembuka grand slam ini pula dimulainya sebuah babak baru dalam du- nia tenis. Terutama bagi dua negara yang tengah bersaing di berbagai bidang, China dan Amerika Serikat. Bagi China, Australia Open 2011 seperti gerbang menuju kejayaan. Keberhasilan petenis putri mereka, Li Na menembus babak nal seolah kian menge- sahkan kemajuan olahraga ‘Negeri Tirai Bambu’ itu. Lewat kesuksesan Li Na itu pula, Chi- na kini bisa sesumbar bahwa petenis mereka sudah sejajar dengan para petenis top Eropa dan Amerika lainnya. Apalagi sebelumnya, atlet- atlet mereka juga sukses me- matahkan dominasi AS di Olimpiade Beijing 2008 silam. Dengan begitu sepertinya leng- kap sudah pamer kekuatan China. Di sisi lain, olahraga AS jus- tru seperti mengalami kemun- duran. Bahkan boleh dibilang inilah masa-masa kegelapan prestasi olahraga ‘Negeri Pa- man Sam’ itu. Karena, hampir di semua cabang olahraga yang dulu menjadi domain AS, kini su- dah tidak lagi. Tengok saja di cabang tinju. Sangat sedikit petinju AS yang menjadi juara dunia. Bahkan di kelas berat, yang biasanya menjadi wilayah kekuasaan mereka, kini hi- jrah ke Eropa. Praktis AS kini tidak lebih hanya sebagai tempat penyelenggara per- tandingan. Begitu pun di cabang golf. Setelah kegagalan mereka mengatasi tim golf Eropa di Piala Ryder, kini AS harus pas- rah melihat kenyataan bahwa rangking para pegolf mereka terus merosot. Bahkan Tiger Woods kini merosot ke urutan ketiga. Pun terjadi di cabang tenis. Tidak ada lagi petenis AS yang masuk tiga besar dunia, baik di putra maupun putri. Di Australia Open 2011 ini, bahkan semua petenis AS sudah rontok sejak putaran empat. Memang AS masih punya si kembar Bob dan Mike Bryan yang menjadi juara di nomor ganda putra, tapi nomor tersebut kerap kurang dianggap. Tidak berlebihan jika salah satu legenda tenis AS Jim Cou- rier mengaku sangat prihatin dengan kondisi ini. Mantan petenis nomor satu dunia itu juga ragu, AS bisa melahirkan lagi juara dunia tenis. Karena menurut dia, untuk melahirkan seorang juara sa- ngat bergantung pada DNA. Padahal pemilihan DNA itu layaknya sebuah perjudian. “Saya pikir AS bukan tempat yang tepat (lagi) untuk men- cetak bintang-bintang tenis dunia. Ini karena soal DNA,” kata pemilik empat gelar grand slam tersebut. “Ketika Anda tumbuh di ko- lam internasional, DNA tidak tahu di mana dilahirkan, ia ha- nya tahu, ia punya kapabilitas untuk menjadi hebat.” “Harus diakui, kami keku- rangan pemain muda dalam be- berapa tahun terakhir. Federasi tenis AS sendiri sebenarnya sudah mencoba meng atasi masalah ini dengan menjaring atlet-atlet belia. Tetapi Anda tidak bisa mencetak seorang juara, Anda hanya bisa menga- rahkan mereka dan selanjutnya merekalah yang memilih olah- raga yang akan mereka tekuni,” tandas Courier. Sebagai seorang olahraga- wan, Courier, 40, tentu saja peduli dengan perkembangan tenis di negaranya. Itu bisa dilihat dengan kesediaannya menjadi kapten tim Piala Da- vis AS. “Sekalipun sebelumnya Amerika merupakan salah satu negara yang mendominasi sejarah olahraga (tenis) ini. Na- mun kenyataannya tenis kini telah dikalahkan oleh gairah olahraga lainnya, dan tenis itu sendiri telah meninggalkan kami. Inilah fakta yang harus kami terima,” kata Courier. (AP/Rtr/Mln/R-3) CATATAN Runtuhkan Hegemoni Olahraga Amerika Serikat Saya pikir AS bukan tempat yang tepat (lagi) untuk mencetak bintang- bintang tenis dunia.’’ SEKILAS GELANGGANG Vegas Redam Kebangkitan Woods AMBISI mantan pegolf nomor satu dunia Tiger Woods untuk merebut kembali kejayaannya punah. Pegolf berdarah Thailand yang kini menduduki peringkat ketiga dunia itu harus meng- alami kenyataan pahit kalah dari pegolf Venezuela, Jhonattan Vegas, di turnamen PGA Tour yang berlangsung di San Diego, AS, kemarin. Vegas yang pada pekan lalu sukses menjuarai turnamen Bob Hope Classic sukses mengalahkan Woods dengan lima pukulan setelah keduanya bermain bersama di putaran ketiga. Kesuksesan pegolf berusia 26 tahun itu tidak lepas dari permainan apiknya di putaran tersebut dengan membukukan 69 pukulan atau 3 di bawah par. Sebaliknya, Woods hanya mampu mencetak 74 pukulan. ‘’Selalu menyenangkan melawan pegolf hebat. Saya sangat bersemangat menghadapi pegolf sekelas Tiger Woods,’’ ujar Vegas. (Rtr/Mln/R-3) Contandor Siap Melakukan Banding JUARA lomba balap sepeda Tour de France tiga kali Alberto Contador mengaku tidak gentar dengan ancaman skors satu ta- hun yang diterimanya dari federasi balap sepeda Spanyol, RFEC, akibat kasus doping. Sebaliknya, pembalap berusia 28 tahun itu siap melawannya di pengadilan. Ia juga tidak takut dengan ancaman RFEC yang akan menambah hukumannya jika dia mengotot memperpanjang masalah itu di pengadilan. Saat ini Contador punya waktu 10 hari untuk mela- kukan banding sebelum keputusan nal dijatuhkan. Sanksi skors diterima Contador lantaran dia diduga mengguna- kan doping jenis anabolic agent, clenbuterol, dalam jumlah sedikit. Di samping itu, gelar juara Tur 2010 yang disandangnya juga teran- cam dicabut. “Saya sudah memberikan segalanya untuk olahraga ini. Ini hidup saya. Saya sudah melakukan 500 kali kontrol doping dalam karier dan banyak kejutan,’’ tegas Contador. Bradley Rebut Gelar WBC PETINJU Amerika Serikat, Tim Bradley, berhasil menyatukan gelar kelas welter ringan versi WBO dan WBC setelah mengalahkan re- kan senegaranya, Devon Alexander, dengan technical decision pada ronde ke-10 dalam pertandingan perebutan gelar, kemarin. Dalam pertandingan yang direncanakan 12 ronde tersebut, wa- sit terpaksa menghentikan pertarungan pada ronde ke-10 setelah Alexander mengaku tidak bisa melanjutkan pertandingan akibat insiden benturan kepala. Pertandingan kemudian diputuskan melalui perhitungan angka. Hasilnya, dari ketiga juri, semuanya memberikan angka keme- nangan untuk Bradley. Dengan demikian, Bradley, 27, yang sebelumnya me- nyandang juara dunia kelas welter versi WBO berhasil memperbaiki catatan re- kornya menjadi 27 me- nang, 0 kalah, dan 11 menang KO. “Alexan- der petinju hebat. Dia akan menjadi juara dunia di masa de- pan.’’ Di sisi lain, Alexander yang baru sekali menga- lami kekalahan dari 22 pertandingan meng- akui lawannya mempunyai kepala yang sangat keras. (Rtr/Mln/R-3) L IMA kemenangan beruntun dan rekor tak terkalahkan da- lam 11 laga kandang terakhir membuktikan betapa tangguhnya Chicago Bulls mu- sim ini. Dengan rekor 33 me- nang dan 14 kalah, Bulls yang saat ini berada di posisi perta- ma Divisi Tengah dan urutan kedua Wilayah Timur bahkan hanya terpaut 2,5 game dari pemuncak klasemen Boston Celtics. Lewat tiga pemain andalan- nya, Carlos Boozer, Derrick Rose, dan Luol Deng, banyak orang yang memang mulai membanding-bandingkan Bulls saat ini dengan masa kejayaannya pada era 90-an. Kala itu, Bulls yang diperkuat Michael Jordan, Scottie Pippen, dan Dennis Rodman, begitu digdaya dan berhasil merebut enam gelar juara. Kini setelah melihat sepak terjang mereka musim ini, sebagian orang pun tidak ragu untuk menjagokan tim besutan Tom Thibodeau itu sebagai kandidat juara. Apalagi jika melihat penampilan mereka, kemarin. Bermain di kandang sendi- ri, United Center, tim berlogo kepala banteng itu menggilas Indiana Pacers 110-89. Cederanya salah satu bintang mereka, Rose, pada pertengah- an pertandingan ternyata tidak memengaruhi permainan tim tuan rumah. Tim juara NBA enam kali itu tetap bermain solid dan mampu mengontrol permainan. Hasilnya, dari empat kuarter yang dimainkan, Pacers hanya mampu merebut kuarter perta- ma dengan 27-25. Adapun tiga kuarter lainnya mutlak menjadi milik Bulls dengan 30-24, 22-21, dan 33-17. ‘’Saya katakan kepadanya (Rose) melalui kursi pemain, saya bangga terhadap permain- annya sepanjang pertandingan. Dia bermain gemilang meski dalam kondisi sik yang tidak prima,” ujar Boozer. Dalam laga kandang terse- but, Boozer menjadi penyum- bang angka tertinggi dengan 24 poin, 10 rebound, 4 assist. Rose menambah dengan 20 poin, 3 rebound, 7 assist. Adapun Deng mengemas 19 poin, 6 rebound, dan 8 assist. “Dia (Rose) tidak mau me- lewatkan satu pertandingan sekalipun. Dia punya cita-cita besar. Anda bisa mendengar kata-katanya di awal musim ini, dia ingin menjadi pemain terbaik NBA (MVP),’’ kata Boozer lagi. Sebaliknya bagi Pacers, keka- lahan dari Bulls ini menambah rangkaian kekalahan mereka. “Saya telah mencoba untuk mengeblok setiap serangan Bulls. Meski telah melihat ber- ulang kali permainan mereka, saya tetap tidak bisa berbuat banyak. Saya hanya berusaha mengeblok serangan dan me- lihat apakah dia (Boozer) tidak memegang bola,” ujar forward center Pacers Josh McRoberts yang menjadi top scorer timnya dengan 20 poin, 8 rebound. Kemenangan ke-40 Pada pertandingan lainnya, San Antonio Spurs semakin menancapkan dominasinya di Wilayah Barat dengan memetik kemenangan ke-40. Adalah Houston Rockets yang menjadi korban terakhir mereka. Dalam duel di AT&T Cen- ter itu, Spurs membungkam tim tamu dengan skor 108-95. ‘’Anda harus terus bersaing, melaksanakan, dan berusaha untuk memperbaiki. Tidak masalah jika Anda memiliki catatan terbaik atau rekor terbu- ruk,” kata pelatih Spurs Gregg Popovich. Hasil lengkap: Bulls-Pacers 110-89, Tim- berwolves-Raptors 103-87, Grizzlies-Wizards 107-93, Ma- vericks-Hawks 102-91, Bucks- Nets 91-81, Spurs-Rockets 108-95, Kings-Hornets 102-96, Clippers-Bobcats 103-88. (Reuters/AP/*) [email protected] Chicago Bulls semakin Mengganas Sejak berakhirnya era Michael Jordan, baru musim inilah Chicago Bulls tampil begitu memikat. ACHMAD MAULANA S V AM m ya ala V e AS H se pe di di pu be V e C JU Co hu ak sia hu pe ku ka sa ca in da B PE ke ka ro sit Al in m CATATAN Jim Courier Mantan petenis AS Tim Bradley Petinju AS CEDERA: Pemain Chicago Bulls Derrick Rose (1) kehilangan bola saat mencoba menghindari kawalan pemain Indiana Pacers Darren Collison, kemarin. Rose sendiri akhirnya tidak mampu melanjutkan pertandingan akibat mengalami gangguan pada pencernaannya. AP/CHARLES CHERNEY AP a Ti B dl AP

Upload: ngodien

Post on 29-Aug-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

27OLAHRAGASENIN, 31 JANUARI 2011 | MEDIA INDONESIA

SELESAI sudah drama me-negangkan di Melbourne Park, tempat hajatan bergengsi Aus-tralia Open 2011. Suka, duka, tawa, dan tangis larut menjadi satu selama dua pekan terakhir di sini.

Di turnamen seri pembuka grand slam ini pula dimulainya sebuah babak baru dalam du-nia tenis. Terutama bagi dua negara yang tengah bersaing di berbagai bidang, China dan Amerika Serikat.

Bagi China, Australia Open 2011 seperti gerbang menuju kejayaan. Keberhasilan petenis putri mereka, Li Na menembus babak fi nal seolah kian menge-sahkan kemajuan olahraga ‘Negeri Tirai Bambu’ itu. Lewat kesuksesan Li Na itu pula, Chi-na kini bisa sesumbar bahwa petenis mereka sudah sejajar dengan para petenis top Eropa dan Amerika lainnya.

Apalagi sebelumnya, atlet-atlet mereka juga sukses me-matahkan dominasi AS di Olimpiade Beijing 2008 silam. Dengan begitu sepertinya leng-kap sudah pamer kekuatan China.

Di sisi lain, olahraga AS jus-tru seperti mengalami kemun-duran. Bahkan boleh dibilang inilah masa-masa kegelapan prestasi olahraga ‘Negeri Pa-man Sam’ itu.

Karena, hampir di semua cabang olahraga yang dulu menjadi domain AS, kini su-dah tidak lagi. Tengok saja di cabang tinju. Sangat sedikit petinju AS yang menjadi juara dunia.

Bahkan di kelas berat, yang

biasanya menjadi wilayah kekuasaan mereka, kini hi-jrah ke Eropa. Praktis AS kini tidak lebih hanya sebagai tempat penyelenggara per-tandingan.

Begitu pun di cabang golf. Setelah kegagalan mereka meng atasi tim golf Eropa di Piala Ryder, kini AS harus pas-rah melihat kenyataan bahwa rangking para pegolf mereka terus merosot. Bahkan Tiger Woods kini merosot ke urutan ketiga.

Pun terjadi di cabang tenis. Tidak ada lagi petenis AS yang masuk tiga besar dunia, baik di putra maupun putri.

Di Australia Open 2011 ini, bahkan semua petenis AS sudah rontok sejak putaran empat. Memang AS masih punya si kembar Bob dan Mike Bryan yang menjadi juara di nomor ganda putra, tapi nomor tersebut kerap kurang dianggap.

Tidak berlebihan jika salah satu legenda tenis AS Jim Cou-rier mengaku sangat prihatin dengan kondisi ini. Mantan petenis nomor satu dunia itu juga ragu, AS bisa melahirkan lagi juara dunia tenis.

Karena menurut dia, untuk melahirkan seorang juara sa-ngat bergantung pada DNA. Padahal pemilihan DNA itu layaknya sebuah perjudian.

“Saya pikir AS bukan tempat yang tepat (lagi) untuk men-cetak bintang-bintang tenis dunia. Ini karena soal DNA,” kata pemilik empat gelar grand slam tersebut.

“Ketika Anda tumbuh di ko-lam internasional, DNA tidak tahu di mana dilahirkan, ia ha-nya tahu, ia punya kapabilitas untuk menjadi hebat.”

“Harus diakui, kami keku-rangan pemain muda dalam be-berapa tahun terakhir. Federasi tenis AS sendiri sebenarnya sudah mencoba meng atasi masalah ini dengan menjaring atlet-atlet belia. Tetapi Anda tidak bisa mencetak seorang juara, Anda hanya bisa menga-rahkan mereka dan selanjutnya merekalah yang memilih olah-raga yang akan mereka tekuni,” tandas Courier.

Sebagai seorang olahraga-wan, Courier, 40, tentu saja pe duli dengan perkembangan tenis di negaranya. Itu bisa dilihat dengan kesediaannya menjadi kapten tim Piala Da-vis AS.

“Sekalipun sebelumnya Amerika merupakan salah satu negara yang mendominasi sejarah olahraga (tenis) ini. Na-mun kenyataannya tenis kini telah dikalahkan oleh gairah olahraga lainnya, dan tenis itu sendiri telah meninggalkan kami. Inilah fakta yang harus kami terima,” kata Courier. (AP/Rtr/Mln/R-3)

CATATAN

Runtuhkan Hegemoni Olahraga Amerika Serikat

Saya pikir AS bukan tempat

yang tepat (lagi) untuk mencetak bintang-bintang tenis dunia.’’

SEKILAS GELANGGANGVegas Redam Kebangkitan Woods

AMBISI mantan pegolf nomor satu dunia Tiger Woods untuk merebut kembali kejayaannya punah. Pegolf berdarah Thailand yang kini menduduki peringkat ketiga dunia itu harus meng-alami kenyataan pahit kalah dari pegolf Venezuela, Jhonattan Vegas, di turnamen PGA Tour yang berlangsung di San Diego, AS, kemarin.

Vegas yang pada pekan lalu sukses menjuarai turnamen Bob Hope Classic sukses mengalahkan Woods dengan lima pukulan setelah keduanya bermain bersama di putaran ketiga. Kesuksesan pegolf berusia 26 tahun itu tidak lepas dari permainan apiknya di putaran tersebut dengan membukukan 69 pukulan atau 3 di bawah par. Sebaliknya, Woods hanya mampu mencetak 74 pukulan.

‘’Selalu menyenangkan melawan pegolf hebat. Saya sangat bersemangat menghadapi pegolf sekelas Tiger Woods,’’ ujar Vegas. (Rtr/Mln/R-3)

Contandor Siap Melakukan Banding JUARA lomba balap sepeda Tour de France tiga kali Alberto Contador mengaku tidak gentar dengan ancaman skors satu ta-hun yang diterimanya dari federasi balap sepeda Spanyol, RFEC, akibat kasus doping. Sebaliknya, pembalap berusia 28 tahun itu siap melawannya di pengadilan.

Ia juga tidak takut dengan ancaman RFEC yang akan menambah hukumannya jika dia mengotot memperpanjang masalah itu di pengadilan. Saat ini Contador punya waktu 10 hari untuk mela-kukan banding sebelum keputusan fi nal dijatuhkan.

Sanksi skors diterima Contador lantaran dia diduga mengguna-kan doping jenis anabolic agent, clenbuterol, dalam jumlah sedikit. Di samping itu, gelar juara Tur 2010 yang disandangnya juga teran-cam dicabut. “Saya sudah memberikan segalanya untuk olahraga ini. Ini hidup saya. Saya sudah melakukan 500 kali kontrol doping dalam karier dan banyak kejutan,’’ tegas Contador.

Bradley Rebut Gelar WBCPETINJU Amerika Serikat, Tim Bradley, berhasil menyatukan gelar kelas welter ringan versi WBO dan WBC setelah mengalahkan re-kan senegaranya, Devon Alexander, dengan technical decision pada ronde ke-10 dalam pertandingan perebutan gelar, kemarin.

Dalam pertandingan yang direncanakan 12 ronde tersebut, wa-sit terpaksa menghentikan pertarungan pada ronde ke-10 setelah Alexander mengaku tidak bisa melanjutkan pertandingan akibat insiden benturan kepala. Pertandingan kemudian diputuskan melalui perhitungan angka. Hasilnya, dari ketiga juri, semuanya

memberikan angka keme-nangan untuk Bradley.

Dengan demikian, Bradley, 27, yang sebelumnya me-nyandang juara dunia kelas

welter versi WBO berhasil memperbaiki catatan re-

kornya menjadi 27 me-nang, 0 kalah, dan 11 menang KO. “Alexan-der petinju hebat. Dia akan menjadi juara dunia di masa de-pan.’’ Di sisi lain, Alexander yang baru sekali menga-

lami kekalahan dari 22 pertandingan meng-

akui lawannya mempunyai kepala yang sangat keras. (Rtr/Mln/R-3)

LIMA kemenangan beruntun dan rekor tak terkalahkan da-lam 11 laga kandang

terakhir membuktikan betapa tangguhnya Chicago Bulls mu-sim ini. Dengan rekor 33 me-nang dan 14 kalah, Bulls yang saat ini berada di posisi perta-ma Divisi Tengah dan urutan kedua Wilayah Timur bahkan hanya terpaut 2,5 game dari pemuncak klasemen Boston Celtics.

Lewat tiga pemain andalan-nya, Carlos Boozer, Derrick Rose, dan Luol Deng, banyak orang yang memang mulai membanding-bandingkan Bulls saat ini dengan masa ke jayaannya pada era 90-an. Kala itu, Bulls yang diperkuat Michael Jordan, Scottie Pippen, dan Dennis Rodman, begitu digdaya dan berhasil merebut enam gelar juara.

Kini setelah melihat sepak terjang mereka musim ini, sebagian orang pun tidak ragu untuk menjagokan tim besutan Tom Thibodeau itu sebagai kandidat juara. Apalagi jika melihat penampilan mereka, kemarin.

Bermain di kandang sendi-ri, United Center, tim berlogo kepala banteng itu menggilas Indiana Pacers 110-89.

Cederanya salah satu bintang mereka, Rose, pada pertengah-an pertandingan ternyata tidak memengaruhi permainan tim tuan rumah. Tim juara NBA enam kali itu tetap bermain solid dan mampu mengontrol permainan.

Hasilnya, dari empat kuarter yang dimainkan, Pacers hanya mampu merebut kuarter perta-

ma dengan 27-25. Adapun tiga kuarter lainnya mutlak menjadi milik Bulls dengan 30-24, 22-21, dan 33-17.

‘’Saya katakan kepadanya (Rose) melalui kursi pemain, saya bangga terhadap permain-annya sepanjang pertandingan. Dia bermain gemilang meski dalam kondisi fi sik yang tidak prima,” ujar Boozer.

Dalam laga kandang terse-but, Boozer menjadi penyum-bang angka tertinggi dengan 24 poin, 10 rebound, 4 assist. Rose menambah dengan 20 poin, 3 rebound, 7 assist. Adapun Deng mengemas 19 poin, 6 rebound,

dan 8 assist.“Dia (Rose) tidak mau me-

lewatkan satu pertandingan sekalipun. Dia punya cita-cita besar. Anda bisa mendengar kata-katanya di awal musim ini, dia ingin menjadi pemain terbaik NBA (MVP),’’ kata Boozer lagi.

Sebaliknya bagi Pacers, keka-lahan dari Bulls ini menambah rangkaian kekalahan mereka. “Saya telah mencoba untuk mengeblok setiap serangan Bulls. Meski telah melihat ber-ulang kali permainan mereka, saya tetap tidak bisa berbuat banyak. Saya hanya berusaha

mengeblok serangan dan me-lihat apakah dia (Boozer) tidak memegang bola,” ujar forward center Pacers Josh McRoberts yang menjadi top scorer timnya dengan 20 poin, 8 rebound.

Kemenangan ke-40Pada pertandingan lainnya,

San Antonio Spurs semakin menancapkan dominasinya di Wilayah Barat dengan memetik kemenangan ke-40. Adalah Houston Rockets yang menjadi korban terakhir mereka.

Dalam duel di AT&T Cen-ter itu, Spurs membungkam tim tamu dengan skor 108-95.

‘’Anda harus terus bersaing, melaksanakan, dan berusaha untuk memperbaiki. Tidak masalah jika Anda memiliki catatan terbaik atau rekor terbu-ruk,” kata pelatih Spurs Gregg Popovich.

Hasil lengkap: Bulls-Pacers 110-89, Tim-

berwolves-Raptors 103-87, Grizzlies-Wizards 107-93, Ma-vericks-Hawks 102-91, Bucks-Nets 91-81, Spurs-Rockets 108-95, Kings-Hornets 102-96, Clippers-Bobcats 103-88. (Reuters/AP/*)

[email protected]

Chicago Bulls semakin Mengganas

Sejak berakhirnya era Michael Jordan, baru musim inilah

Chicago Bulls tampil begitu memikat.

ACHMAD MAULANA

SV

AMmyaalaVeAS

Hsepedidipu

beVe

CJUCohuaksia

hupeku

kasacainda

BPEkekaro

sitAlinm

CATATAN

Jim CourierMantan petenis AS

Tim BradleyPetinju AS

CEDERA: Pemain Chicago Bulls Derrick Rose (1) kehilangan bola saat mencoba menghindari kawalan pemain Indiana Pacers Darren Collison, kemarin. Rose sendiri akhirnya tidak mampu melanjutkan pertandingan akibat mengalami gangguan pada pencernaannya.

AP/CHARLES CHERNEY

AP aTi B dl

AP