laporan magang bryan

24
LAPORAN KEGIATAN MAGANG DI KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA JALAN TAMAN PEJAMBON- JAKARTA Disusun Oleh: Bryan Bhaskara Pratama 070810539 DEPARTEMEN HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

Upload: bryan-pratama

Post on 30-Jun-2015

1.601 views

Category:

Documents


93 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan magang Bryan

LAPORAN KEGIATAN MAGANG DI KEMENTERIAN LUAR

NEGERI REPUBLIK INDONESIA JALAN TAMAN PEJAMBON-

JAKARTA

Disusun Oleh:

Bryan Bhaskara Pratama

070810539

DEPARTEMEN HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2011

Page 2: Laporan magang Bryan

UNIVERSITAS AIRLANGGA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN MAGANG

Nama : Bryan Bhaskara Pratama

NIM : 070810539

Jakarta, 16 Maret 2011

Kepala Bagian Umum, Kepala Sub Bagian Kepegawaian,

Sekretariat BPPK Sekretariat BPPK

Endang Dewi Mardeyani, SH, MA H. Surdjono

NIP: 19640304 198903 2 001 NIP:19551008 197511 1 001

Mengetahui,

Dosen PJMK Magang.

Dra. Hj. Lilik Salamah, MSi

Page 3: Laporan magang Bryan

NIP: ……………………

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Kegiatan

Dunia kerja merupakan tujuan dari semua jenjang pendidikan yang telah ditempuh. Hal

tersebut tentu membutuhkan beragam kesiapan yang bertujuan untuk memberikan kemudahan

dalam masa transisi dari masa pendidikan menuju dunia kerja. Kegiatan magang atau praktek

kerja lapangan merupakan salah satu program yang mengandug tujuan untuk mempersiapkan

mahasiswa dalam rangka mendapatkan pengalaman kerja serta menambah wawasan mengenai

kegiatan dan suasana di lingkungan kerja.

Dengan adanya pengalaman maka sangat diharapkan akan membantu untuk

meningkatkan bargaining power dan kecakapan mahasiswa dalam mencari dan menggeluti dunia

kerja. Bertambahnya pengalaman, pengetahuan dan kemampuan adaptasi seseorang di

lingkungan kerja juga sangant diharapkan menjadi bekal utama untuk meraih prestasi dan sangat

dimungkinkan untuk dapat mengaplikasikan ilmu serta pandangan yang telah didapatkan selama

proses belajar.

Era globalisasi dewasa ini berimplikasi pada ketatnya tingkat persaingan kerja. Dalam

rangka menyesuaikan diri dengan tantangan dunia global maka dibutuhkanlah para pekerja yang

tidak hanya cakap dalam menguasai teori, melainkan pula dituntut untuk sanggup

mengaplikasikan keahlian dan kemampuan serta potensi dalam diri. Berkaitan dengan hal ini,

pengaplikasian kemampuan individu tersebut dapat terwujud dalam bentuk kemampuan yang

baik dalam bersosialisasi dengan orang lain dalam lingkungan yang berbeda dan kemampuan

untuk berargumentasi dalam merespon persoalan tertentu.

Dunia kerja dikenal memiliki ciri yang memang sangat berbeda apabila

dibandingkan dengan dunia akademis seperti dalam proses perkuliahan. Mahasiswa dituntut

untuk dapat mengaplikasikan teori yang telah didapatkan selama masa perkuliahan menjadi

praktek secara langsung. Dalam proses tersebut mahasiswa dituntut untuk memiliki kemampuan

yang sesuai. Berkenaan dengan ini, Program Mata Kuliah Magang merupakan salah satu mata

Page 4: Laporan magang Bryan

kuliah wajib yang disediakan oleh setiap jurusan, termasuk jurusan Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya. Dengan kualifikasi

mencakup 3 sistem kredit semester, setiap mahasiswa akan mendapatkan manfaat yang sangat

besar dengan mengambil mata kuliah Magang tersebut. Ilmu yang didapatkan berbeda dengan

ilmu yang didapatkan dari proses belajar mengajar selama kuliah karena akan diperoleh

pengalaman kerja singkat di berbagai instansi pemerintah maupun swasta.

Berkaitan dengan latar belakang kegiatan magang ini maka dalam

pengaplikasiaannya penulis yang dalam hal ini sebagai mahasiswa semester enam di Jurusan

Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga

Surabaya melaksanakan kegiatan magang di salah instansi milik pemerintah, yakni Kementerian

Luar Negeri Republik Indonesia yang dalam hal ini penulis memilih Badan Pengkajian dan

Pengembangan Kebijakan (BPPK) sebagai tempat pelaksanaan magang. Beberapa hal yang

dipertimbangkan oleh penulis adalah bahwa Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia

merupakan institusi yang paling tepat guna mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teori yang

telah diperoleh selama masa perkuliahan. Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia tidak

dipungkiri merupakan institusi pemerintahan yang paling memainkan peran penting dan

mengemban tanggung jawab dalam membentuk dan menjalankan berbagai kebijakan luar negeri

pemerintah Indonesia. Berdasarkan hal-hal tersebut, penulis merasa bahwa dengan mengikuti

program Magang di Kementerian Luar Negeri maka pengetahuan mengenai situasi terkini

berkaitan dengan hubungan diplomatik Indonesia dengan negara-negara lain akan dapat

diperoleh. Selain itu, penulis dapat memperoleh gambaran mengenai posisi Indonesia dalam

sistem internasional. Kementerian Luar Negeri merupakan institusi yang menjadi tujuan kerja

penulis setelah menyelesaikan perkuliahan karena instansi tersebut memiliki keterkaitan disiplin

ilmu yang kuat dengan jurusan yang diambil oleh penulis. Ekspektasi penulis adalah agar pula

dapat mengetahui terlebih dahulu lingkungan kerja di Kementerian Luar Negeri tersebut.

I.2 Tujuan Kegiatan

1. Untuk memperoleh pengalaman diri mengenai kehidupan dalam dunia kerja.

2. Untuk melatih kemampuan diri dalam bersosialisasi dengan berbagai pihak yang berasal

dari latar belakang pendidikan yang berbeda.

Page 5: Laporan magang Bryan

3. Untuk membuktikan apakah teori yang dipelajari selama proses belajar-mengajar di

perkulihan memang diaplikasikan secara nyata dalam dunia kerja.

4. Untuk menambah pengetahuan dalam diri.

5. Setelah lulus dari Universitas Airlangga diharapkan mahasiswa mampu bersaing dalam

dunia kerja.

I.3 Manfaat Kegiatan

Setelah mengikuti program Magang di Kementerian Luar Negeri selama tiga minggu,

penulis mendapatkan sangat banyak manfaat yang cukup berbeda dengan pembelajaran yang

didapatkan pada saat kuliah, antara lain:

1. Kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan

dalam dunia kerja secara nyata.

2. Mendapatkan gambaran yang lebih nyata mengenai dunia kerja beserta segala hambatan

dan tantangan sehingga penulis dapat membangun kesiapan diri.

3. Mendapatkan kesempatan untuk mendiskusikan topik proposal skripsi dengan orang-

orang yang sudah berpengalaman dan mengetahui kondisi sistem internasional secara

komprehensif.

4. Mendapatkan wawasan atau pengetahuan mengenai aturan persuratan dalam instansi

pemerintah

5. Menjalin hubungan baik dengan rekan sesama mahasiswa magang ataupun pegawai

dalam instansi yang berasal dari latar belakang pendidikan yang berbeda.

6. Melatih kesadaran diri untuk dapat bekerja dengan cekatan, teliti, dan bertanggung jawab.

I.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Magang

Waktu pelaksanaan : 1 Maret – 18 Maret 2011

Tempat pelaksanaan : Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK)

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia

Jl. Taman Pejambon No. 6 Jakarta Pusat

Page 6: Laporan magang Bryan

BAB II

TINJAUAN UMUM KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA

DAN BADAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN (BPPK)

II.1 Kementerian Luar Negeri RI

A. Sejarah Singkat

Pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10 pagi di Jalan Pegangsaan Timur (sekarang jalan

Proklamasi) Jakarta, Soekarno dan Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan

Indonesia dan diputuskan bahwa Soekarno adalah Presiden pertama Indonesia dengan Moh.

Hatta sebagai wakilya. Selanjutnya Soebardjo ditunjuk menjadi Menteri Luar Negeri RI yang

pertama. Setelah penunjukan itu segeralah berdiri Kemneterian Luar Negeri RI tepatnya pada

tanggal 19 Agustus 1945. Pada bulan April 1946, Indoneisa untuk pertama kalinya mengirimkna

misi diplomatiknya ke Belanda untuk melakukan perundingan dengan pihak Sekutu dan juga

Belanda.

Indonesia menjadi negara anggota yang ke-60 dari PBB (Perseriktana Bangsa-Bangsa)

pada tanggal 28 September 1950. Lambertus Nicodemus Palar ditunjuk menjadi Duta Besar

untuk PBB. Kemudian atas permintaan Presiden Soekarno, pada tanggal 20 Januari 1956

diputuskan bahwa Indonesia keluar dari PBB. Hal ini terjadi karena adnaya konfrontasi dengan

Malaysia akibat sengketa pulau Kalimantan. Pada tahun 1966, Indonesia akhirnya kembali

masuk PBB dan semenjak itu peran Departemen Luar Negeri juga semakin meningkat. Tercatat

banyak pencapaian yang telah dicapai, diantaranya pembentukan ASEAN, GNB, KAA, dan lain

sebagainya.

B. Tugas Kementerian Luar Negeri RI

Berdasarkan UU Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri, ditetapkan

bahwa Menteri Luar Negeri menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintah serta

pembangunan dalam bidang Hubungan Luar Negeri dan Politik Luar Negeri. Halyang sama juga

ditegaskan dalam pasal 31 Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang kependudukan,

Page 7: Laporan magang Bryan

tugas, fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia,

bahwa Departemen Luar Negeri mempunyai tugas membantu presiden dalam menyelenggarakan

sebagian urusan pemerintah di bidang politik dan hubungan luar negeri.

C. Fungsi Kementerian Luar Negeri RI

Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud pada pasal 31, pasal 32 Peraturan

Presiden RI Nomor 9 Tahun 2005, ditetapkan bahwa fungsi dari Departemen Luar Negeri

adalah sebagai berikut :

1. Merumuskan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan dan kebijakan teknis di

bidang politik dan hubungan luar negeri.

2. Melaksanakan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang tugasnya.

3. Mengelola barang milik dan kekayaan negara yang menjadi tanggungjawabnya.

4. Menguasai pelaksanaan tugasnya.

5. Menyampaikan laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang tugas dan

fungsinya kepada presiden.

D. Visi Kementerian Luar Negeri RI

Visi dari Departemen Luar Negeri Republik Indonesia adalah sebagai berikut :

“ Melalui diplomasi total, akibat mewujudkan Indonesia yang bersatu, lebih aman, adil,

demokrasi dan sejahtera”

Diplomasi total merupakan instrument da cara yang digunakan dalam diplomasi dengan

melibatkan seluruh komponen stakeholder dan memanfaatkan seluruh jalur kekuatan (multytrack

diplomacy). Mewujudkan adalah keinginan untuk merealisasikan dan menuntaska ide dan

seseuatu yang belum ada atau masih tengah berjalan. Indonesia yang bersatu menggambarkan

keinginan yang kuat untuk tetap mempertahankan negara Kesatuan republic Indonesia.

E. Misi Kementerian Luar Negeri RI

Dalam upaya mencapai visi tersebut, Kementerian Luar Negeri telah menetapkan 9

(sembilan) misi yang akan dilaksanakan oleh seluruh Satuan Kerja selama kurun waktu 2010-

2014 sebagai berikut:

Page 8: Laporan magang Bryan

1. Meningkatkan hubungan dan kerja sama bilateral dan regional di berbagai bidang

untuk mencapai kepentingan nasional.

2. Memperkuat peran dan kepemimpinan Indonesia dalam kerja sama ASEAN, ikut

mendorong proses integrasi Komunitas ASEAN 2015 yang memberikan manfaat bagi

Indonesia yang mandiri, maju, bersatu, demokratis, aman, adil, makmur dan sejahtera.

3. Meningkatkan diplomasi multilateral untuk mencapai Indonesia yang lebih aman,

damai, mandiri, maju, adil, makmur dan sejahtera.

4. Meningkatkan citra Indonesia melalui Diplomasi Publik.

5. Mengoptimalkan diplomasi melalui pemantapan instrumen Hukum dan Perjanjian

Internasional, dalam rangka melindungi kepentingan nasional.

6. Meningkatkan pelayanan keprotokolan, kekonsuleran, fasilitas diplomatik dan

perlindungan WNI/BHI di luar negeri yang cepat, ramah, mudah, transparan dan

akuntabel.

7. Merumuskan kebijakan luar negeri dalam rangka pencapaian kepentingan nasional.

8. Meningkatkan pengawasan intern untuk mendorong terciptanya aparatur Kementerian

Luar Negeri yang bersih dan tertib.

9. Meningkatkan manajemen Kementerian Luar Negeri yang transparan, akuntabel dan

profesional untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan politik luar negeri.

F. Tugas Pokok Kementerian Luar Negeri RI

Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 109 Thaun 2001 yang kemudian dituangkan dalam

keputusan menteri Luar Negeri No. SK 053/OT/II/200/01 tahun 2002, menghapuskan garis

pemisah sektoral sehingga terwujud “Birokrasi Diplomatis” yang lebih integratif. Adapun pokok

dan fungsi adalah sebagai berikut :

1. Direktoral Jenderal Asia Pasifik dan Afrika dan Direktorat Jenderal Amerika dan

Eropa menangani kerjasama bilateral Indonesia dengan negar-negara mitra Indonesia

di berbagai belahan dunia tersebut.

2. Direktorat Jenderal kerjasama ASEAN menangani kerjasama regional ASEAN.

3. Direktorat Jenderal Multipolitik, Sosial dan Keamanan serta Direktoral Jenderal

Multilateral Ekonomi Keuangan dan Pembangunan masing-masing menangani

Page 9: Laporan magang Bryan

kerjasama multilateral global dalam masalah poltik, sosial, keamanan, dan masalah

ekonomi.

4. Direktorat Jenderal Informasi, Diplomasi Publik dan Perjanjian Internasional

menjembatani dan memperkokoh kemitraan dengan berbagai kalangan. Di bawah

Ditjen IDPPI ini terdapat dua direktorat penting yaitu Derektorat Infromasi dan

Media serta Direktorat Publik. Direktorat Informasi dan Media membina hubungan

Deplu dan media massa. Direktorat Diplomasi Publik membina hubungan Deplu dan

masyarakat.

5. Juru bicara Menlu (yang secara fungsional dirangkap sebagai oleh Kepala Biro

Administrasi Menteri) member informasi penting mengenai pelaksanaan tugas Deplu

yang berada di bawah Sekretariat Jenderal.

G. Struktur Organisasi Kementerian Luar Negeri RI

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia merupakan badan pemerintah yang mengurusi

permasalahan-permasalahan hubungan eksternal Indonesia dengan negara-negara lain.

Kementerian ini memiliki struktur organisasi sebagai berikut:

1. Menteri Luar Negeri

2. Sekretariat Jenderal

3. Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika

4. Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa

5. Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN

6. Direktorat Jenderal Multilateral

7. Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik

8. Direktorat Hukum dan Perjanjian Internasional

9. Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler

10. Inspektorat Jenderal

11. Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan

Kegiatan magang yang dilakukan oleh penulis dilaksanakan di Badan Pengkajian dan

Pengembangan Kebijakan (BPPK), bagian Sekretariat dengan sub bagian Tata Usaha.

Page 10: Laporan magang Bryan

II.2 Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK)

Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) terbentuk pada tahun 2002

sebagai bagian dari proses pembaharuan dan pembenahan diri Departemen Luar Negeri sesuai

Peraturan menteri Luar Negeri republic Indonesia No. 02/A/OT/VIII/2005/01 tahun 2005 tentang

Organisasi dan Tata kerja Departemen Luar Negeri. BPPK sebelumnya dikenal sebagai Badan

Penelitian dan Pengembangan (Litbang). Restrukturisasi Departemen Luar Negeri ini

dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan secara sektoral yang selama ini dirasakan sudah

tidak efektif lagi. Proses restrukturisasi organisasi Departemen Luar negeri pada tahun 2002

dimaksudkan untuk mengkomodir segala perkembanan yang terjadi dalam tata hubungan

internasional.

BPPK berbeda dari kesatuan kerja lain yang melaksanakan kebijakan pada saat ini. BPPK

lebih dari sekedar badan yang melakukan peninjauan dan menganalisa arus kebijakan,

mengeluarkan kebijakan, dan merencanakan kebijakan luar negeri untuk masa depan. BPPK

memiliki policy planning berorientasi ke depan (Future Oriented) sehingga BPPK perlu

memiliki sikap academic mind, kritis menganalisa kebijakan luar negeri saat ini dan bersika

future logic dalam melihat arah kebijakan yang patut dikembangkan ke depan baik itu kebijakan

diplomasi bilateral, regional, dan multilateral.

Aspek strategis yang dilakukan BPPK adalah meberdayakan dan meningkatkan peranan

organisasi dalam berbagai penyusunan rekomendasi dan analisa isu-isu actual, serta melakukan

kerjasam internasional dan mengadaka berbagai pertemuan para kelompok ahli mengenai

hubungan dan politik luar negeri.

A. Visi dan Misi BPPK

Visi BPPK : “Sebagai satu-satunya unit pengkajian dan pengembangan kebijakan luar negeri

yang kredibel dalam mendukung diplomasi total”

Misi BPPK :

BPPK sebagai satu-satunya unit pengkajian dan pengembangan kebijakan luar negeri,

artinya BPPK dalam lingkup Kementerian Luar Negeri memiliki tugas dan kewenangan

melakukan pengkajian dan pengembangan kebijakan luar negeri;

Page 11: Laporan magang Bryan

Kredibel, artinya bahwa hasil-hasil kajian di bidang kebijakan luar negeri mencakup

berbagai isu mutakhir di tingkat nasional, regional, dan global, sehingga akurat,

terpercaya, dan relevan dengan dinamika hubungan internasional;

Mendukung diplomasi total, artinya baik dalam pelaksanaan maupun dalam merumuskan

hasil pengkajian secara optimal dan melibatkan seluruh stakeholder serta mencakup

berbagai isu secara komprehensif dan integratif.

B. Tugas dan Fungsi BPPK

Tugas

BPPK mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan pengembangan di bidang

kebijakan luar negeri.

Fungsi

Dalam melaksanakan tugasnya, BPPK melaksanakan fungsi:

Penyiapan perumusan kebijakan Kementerian Luar Negeri di bidang pengkajian

dan pengembangan kebijakan luar negeri sesuai dengan peraturan perundangan

yang berlaku;

Koordinasi dan pelaksanaan kerja sama dengan lembaga pengkajian dan lembaga

pendidikan di dalam dan di luar negeri;

Penyusunan standard, norma, pedoman, criteria, dan prosedur di bidang

pengkajian dan pengembangan kebijakan;

Pelaksanaan administrasi BPPK.

C. Struktur Organisasi

Sekretariat BPPK

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kawasan Asia Pasifik dan Afrika;

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kawasan Amerika dan Eropa;

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan pada Organisasi Internasional.

Page 12: Laporan magang Bryan

BAB III

LAPORAN KEGIATAN MAGANG

III.1 Deskripsi Kegiatan

1. Pra Magang

Untuk dapat melaksanakan program magang di BPPK Kementrian Luar Negeri, penulis

mengirimkan surat lamaran yang ditujukan pada Kementerian Luar Negeri RI yang mana

berisikan riwayat hidup penulis, transkrip nilai, dan surat keterangan dari pihak departemen Ilmu

Hubungan Internasional. Dengan datangnya balasan dari pihak Kementerian Luar Negeri RI

melalui Bapak Heriawan, maka diinformasikan pada penulis bahwa program magang di Badan

Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan dapat dimulai pada tanggal 1 Maret 2011.

2. Kegiatan Magang

Pelaksanaan magang di Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia menempatkan penulis

di Sekretariat Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) bagian Tata Usaha.

Secara Umum tugas Sekretariat BPPK adalah melaksanakan sebagian tugas BPPK di bidang

rencana dan program kerja, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, tata usaha, rumah tangga,

pengelolaan perpustakaan, dokumentasi, dan penerbitan. Di samping itu juga melaksanakan

tugas-tugas yang meliputi pelaksanaan kegiatan debriefing mantan Duta Besar, Diskusi terbatas,

reguler dan kajian isu ekonomi global/multilateral yang berdampak langsung ataupun tidak

langsung terhadap Pemerintah Republik Indonesia.

Sedangkan di bagian Tata Usaha di mana penulis ditempatkan mempunyai tugas untuk

melaksanakan sebagian tugas sekretariat BPPK di bidang tata usaha, penyusunan rencana,

program kerja, dan penyusunan laporan serta tugas-tugas lain yang bersifat substantif. Fungsi

dari bagian Tata Usaha antara lain:

Penyusunan rencana dan program kerja

Pengelolaan dan penyusunan data

Penyiapan naskah laporan

Penataan persuratan dan kawat

Pengelolaan arsip

Page 13: Laporan magang Bryan

Penyusunan laporan pelaksanaan debriefing mantan Duta Besar dan Substantif serta

draf rekomendasi hasil kajian-kajian yang dilakukan oleh Sekretariat BPPK.

Selama melakukan kegiatan pemagangan, penulis berkesempatan mengerjakan beberapa

hal, antara lain:

2.1 Pengklasifikasian Surat dan Kawat baik Masuk ataupun Keluar (Filing)

Tugas rutin yang penulis kerjakan selama melaksanakan kegiatan magang adalah

pengklasifikasian atau pengarsipan berbagai bentuk surat masuk dan surat keluar yang dapat

berupa surat dinas, nota dinas, kawat, dan memorandum.

Surat dinas adalah alat penyampaian berita acara secara tertulis yang berisi

pemberitahuan, pertanyaan, permintaan jawaban atau usul dan saran atas sesuatu masalah kepada

berbagai Kementerian/Instansi Pemerintah/perorangan di luar Kementerian Luar Negeri. Surat-

surat dapat dikategorikan sebagai surat intern (berasal dari dalam Kementerian Luar Negeri) dan

surat ekstern (berasal dar luar Kementerian Luar Negeri). Surat juga dapat berupa nota dinas

yang adalah sebuah alat komunikasi tertulis intern yang dibuat oleh Pejabat Kementerian Luar

Negeri dalam melaksanakan tugas jabatannya guna menyampaikan petunjuk, pemberitahuan,

pernyataan, permintaan, penjelasan, dan laporan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan proses

pematangan suatu kebijaksanaan atau proses penyelesaian persoalan. Bentuk lain dari surat yang

beredar di bagian tata usaha adalah memorandum. Memorandum adalah bentuk naskah dinas

intern yang bersifat mengingat suatu masalah, menyampaikan arahan, peringatan, saran, dan

pendapat kedinasan. Memorandum sendiri dibuat oleh pejabat dalam lingkungan Kementerian

Luar Negeri atau perwakilan RI di luar negeri sesuai dengan lingkup tugas, wewenang, dan

tanggung jawabnya.

Selain surat, terdapat juga kawat-kawat diplomatik baik yang bersifat keluar ataupun

masuk yang berasal dari perwakilan RI di luar negeri. Kawat terdiri dari kawat biasa, kawat

rahasia, dan kawat sandi atau sangat rahasia.

Sistemasi surat masuk adalah antara lain, surat masuk dan diterima oleh bagian tata

usaha. Langkah berikutnya yang penulis harus kerjakan adalah mencatat asal dan perihal beserta

nomor surat ke dalam buku agenda surat masuk. Kemudian surat masuk wajib dilampirkan

sebuah lembar disposisi bergantung dengan tujuan surat masuk tersebut apakah kepada Kepala

Page 14: Laporan magang Bryan

BPPK atau kepada Sekretaris BPPK. Surat masuk yang telah dilampirkan lembar disposisi

kemudian diserahkan kepada sekretaris pejabat yang dituju untuk dicatat dan kemudian

didistribusikan ke kantor-kantor pusat yang ada dalam unit kerja BPPK. Langkah terakhir

penulis adalah mendistribusikan surat masuk melalui buku ekspedisi surat masuk sesuai dengan

tujuan surat. Prosedur di atas juga berlaku apabila penulis hendak mengarsipkan kawat yang

masuk di bagian tata usaha.

Apabila berhubungan dengan surat keluar, yaitu surat yang berasal dari BPPK dan

ditujukan kepada pihak diluar BPPK, maka penulis membuat catatan dalam buku agenda surat

keluar yang kemudian dilakukan penomoran surat sesuai dengan nomor urut yang tercatat dalam

buku agenda surat keluar. Sedikit berbeda dengan prosedur kawat keluar, yaitu yang berwenang

memberikan nomor dan mengirimkan kawat keluar adalah Pusat Komunikasi.

2.2 Penyediaan data

Penulis juga berkesempatan untuk mengerjakan research di perpustakaan Ali Alatas guna

memenuhi tugas penyediaan data mengenai situasi, kondisi, dan latar belakang pembangunan

China. Penulis mendapatkan bahwa etnisitas China turut serta memainkan peran terhadap

kemajuan pesat pembangunan China khusunya di bidang ekonomi. Terlihat faktor diaspora etnis

China yang tersebar di seluruh dunia dapat memainkan peran sebagai investor handal di negeri

asalnya, China. Selain itu, revolusi yang dilakukan oleh Deng Xiaoping membawa pula pengaruh

yang tidak sedikit bagi mental dan keadaan pemerintah serta masyarakat China untuk

membangun perekonomiannya.

Penulis juga turut membuat resensi buku berjudul PEACE AND PROSPERITY

THROUGH WORLD TRADE, karangan Peter D . Sutherland. Resensi dibuat penulis dalam

rangka memenuhi tugas yang diberikan oleh Kepala Bagian Tata Usaha.

2.3 Menghadiri Rapat

Penulis diberi kesempatan untuk terlibat dalam rapat penyampaian data yang diadakan

oleh Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kawasan Asia Pasifik dan Afrika (P3K2

Aspasaf) dan dihadiri oleh Kepala Pusat P2K2 Aspasaf, beberapa kepala bagian, staff diplomat,

dan rekan mahasiswa magan lainnya. Dalam rapat tersebut penulis mendapatkan satu wawasan

baru mengenai data yang dihimpun oleh tim peneliti yang berasal dari pusat Aspasaf yang mana

Page 15: Laporan magang Bryan

meneliti langsung proyek ASEAN connectivity. Proyek tersebut bertujuan untuk mempermudah

akses dan transaksi ekonomi antara tiga negara yaitu, Myanmar, Thailand, dan Laos. Namun,

dalam kesimpulannya, proyek yang juga mendapat donasi besar dari China ini masih terbilang

belum berhasil. Kendala-kendala yang dialami adalah jalur atau jalan yang dibangun melintasi

batas negara sangatlah sepi dan tidak kondusif untuk dilewati. Bahkan, perbedaan letak stir

kemudi antara Laos dan Thailand menjadi kendala tersendiri.

Selain itu, dalam rapat juga dipresentasikan sebuah tesis mengenai ”PERANAN

PEJABAT TINGGI DALAM KABINET PEMERINTAHAN GEORGE W.BUSH TERHADAP

PERILAKU REAKTIF KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT PASCA

PERANG IRAK (2003-2006).” Presentasi tersebut hendak menunjukkan bahwa adanya konlik

dalam intern kabinet era presiden Bush turut mempengaruhi kebijakan luar negeri Amerika

Serikat khususnya pasca Perang Irak. Identifikasi masalahnya adalah konteks situasi yang terjadi

pasca tragedi 9/11 sehingga Irak bukanlah isu yang vital, terlebih lagi kabinet Bush masih

memiliki waktu untuk menciptakan strategi yang komprehensif. Penyebab pertama ialah konflik

menteri dan pejabat tinggi kabinet Bush. Pemerintahan Bush menanggapi dampak pasca perang

Irak dengan kebijakan yang reaktif, ironisnya dibuat dalam konflik para menteri serta pejabat

tinggi kabinet Bush, sehingga hanya menimbulkan masalah baru.

Page 16: Laporan magang Bryan

BAB IV

SARAN

Saran

Berdasarkan pengalaman penulis mengenai kegiatan magang yang telah dilakukan tersebut,

penulis sangat menyarankan agar para mahasiswa/mahasiswi dari berbagai jurusan di Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan khususnya daru jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Universitas Airlangga agar mengambil mata kuliah magang sebagai salah satu bagian dari

rencana studi. Penulis melihat bahwa sangat banyak manfaat yang dapat diperoleh untuk

memperkaya wawasan diri serta pemahaman yang lebih baik akan dunia kerja melalui kegiatan

magang di suatu instansi, baik yang bersifat pemerintahan maupun non pemerintahan.

Ekspektasi yang muncul adalah bahwa dengan telah dilakukannya kegiatan magang ini, para

mahasiswa/mahasisiwi setelah lulus dari Universitas Airlangga telah memiliki modal tentang

bagaimana harus berperilaku di dalam dunia kerja dan dengan kegiatan pemagangan tersebut

akan memantapkan diri dalam memilih instansi kerja yang seperti apa yang sesuai dengan minat

dan potensi diri. Selain itu, kegiatan magang juga dapat sangat menguntungkan apabila

mahasiswa/mahasiswi sanggup membangun kesinambungan komunikasi ataupun memperluas

jaringan dengan pihak-pihak tertentu guna menjalin hubungan baik untuk ke depannya.

Secara keseluruhan situasi dan kondisi lingkungan kerja di unit kerja sekretariat Badan

Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kementerian Luar Negeri sangatlah kondusif,

sangat bersifat kekeluargaan sehingga dapat sangat mendukung optimalisasi kinerja. bahkan

sikap dan perilaku disiplin juga ditunjukkan oleh para petugas penjaga kebersihan yang selalu

dapat menjamin ruangan kantor yang bersih dan nyaman sebelum dimulainya kegiatan kantor

pada pagi hari. Saran yang mungkin dapat penulis berikan adalah perlu adanya ketepatan dan

kesepakatan waktu bersama untuk datang dan memulai kegiatan kerja pada pagi hari atau

mungkin dapat sesuai dengan peraturan yang telah tertulis sehingga dapat lebih mencerminkan

kebersamaan. Selain itu, mungkin diperlukan penambahan kuota bagi penerimaan tenaga kerja di

Kementerian Luar Negeri. Hal ini seperti yang dilihat penulis bahwa banyaknya pekerjaan

menjadi sedikit menghambat karena kurangnya tenaga kerja.