senin 23 desember 2019 15 - indonesia stock exchange · berusaha menekan budget defisit bisa...

1
15 Oleh Gita Rossiana JAKARTA – Pergerakan harga surat utang negara (SUN) sepanjang pekan ini berpotensi stagnan. Hal ini seiring dengan mulai masuknya masa libur Natal dan Tahun Baru. SENIN 23 DESEMBER 2019 Associate Director Fixed Income PT Anugerah Sekuritas Indone- sia Ramdhan Ario Maruto men- gatakan, pada pekan ini, imbal hasil (yield) SUN 10 tahun akan bergerak pada rentang 7,2-7,3%. Market akan cenderung stagnan, karena sudah mulai memasuki libur," kata dia kepada Investor Daily di Jakarta, akhir pekan lalu. Selain faktor libur panjang, senti- men eksternal juga turut mempen- garuhi yield SUN pekan depan. Dia menjelaskan, proses pemakzulan Presiden Amerika Serikat Donald Trump berpotensi meningkatkan ketidakpastian pasar dalam jangka pendek. "Investor saat ini menanti kejelasan atas masalah tersebut," jelas Ramdhan. Lebih lanjut, dari dalam negeri, investor masih terpengaruh data neraca dagang yang dirilis pekan lalu. Kemudian, permasalahan reksadana yang belum selesai juga menjadi perhatian investor. Dalam situasi tersebut, inves- tor disarankan untuk mulai me- lirik SUN seri terbaru. Menurut Ramdhan, SUN seri benchmark yang akan dirilis tahun depan bisa menjadi pilihan. Adapun seri SUN tersebut adalah FR0081 dan FR0082. Sementara itu, Head of Fixed Income PT Mandiri Sekuritas Handy Yunianto mengatakan, yield SUN 10 tahun berpotensi untuk bergerak di rentang 6,75-7% pada akhir 2019. Hal ini dipengaruhi oleh pergerakan defisit transaksi berjalan (current account deficit/ CAD) dan tingginya kepemilikan asing di pasar obligasi Indonesia. Handy menjelaskan, kepemi- likan asing pada SUN pada 2019 mencapai 38%. Sedangkan hingga Desember 2019, investor asing mencatatkan beli bersih (net buy) di SUN sebesar Rp 173 triliun. “Negara-negara yang memiliki CAD yang besar umumnya akan memberikan yield yang lebih tinggi. Seperti halnya Indonesia yang membutuhkan inflow untuk menekan CAD,” ujarnya. Ke depan, Handy menjelaskan, yield obligasi masih akan murah. Yield SUN pada tahun depan diperkirakan akan bergerak di kisaran 6,5-6,7%. Handy mengungkapkan, ke- bijakan pemerintah yang akan berusaha menekan budget defisit bisa berpengaruh positif terhadap pasar obligasi. "Ini penting untuk pasar obligasi, karena dengan budget defisit yang diharapkan tetap rendah, suplai (SUN) akan turun,” jelas Handy. Selain itu, kebijakan BI juga turut mempengaruhi pergerakan SUN tahun depan. Handy menilai, BI masih akan memangkas suku bunga acuan sebanyak satu kali menjadi 4,75% pada 2020. Hal ini dilakukan setelah BI menurunkan BI 7 days reverse repo rate (BI 7DRRR) menjadi 5% hingga Ok- tober 2019. Menurut Handy, terdapat tiga faktor yang menentukan arah per- gerakan BI-7DRRR, yakni tingkat inflasi, pergerakan Fed Fund Rate (FFR), dan posisi CAD. Dia men- jelaskan, hasil pertemuan FOMC Desember 2019 mengindikasikan bahwa The Fed akan menahan FFR di tahun depan setelah memo- JAKARTA – Penerbitan surat utang korporasi diyakini masih akan marak pada 2020. Motif refinancing utang dan kebutuhan pendanaan untuk ekspansi peru- sahaan menjadi faktor pendorong penerbitan obligasi tahun depan. Kepala Riset Fixed Income Man- diri Sekuritas Handy Yunianto menyatakan, tahun depan, obligasi yang akan jatuh tempo mencapai Rp 100 triliun. Dengan demikian, penerbitan obligasi lebih didasari kebutuhan untuk refinancing utang. Ekspektasi kondisi ekonomi yang akan membaik juga akan meno- pang kinerja perusahaan-perusa- haan untuk melakukan ekspansi. “Jika memang kondisi ekonomi ada perbaikan, ruang untuk peru- sahaan melakukan ekspansi akan terbentuk, yang bisa membuat per- mintaan untuk penerbitan obligasi korporasi jadi lebih besar,” kata dia di Jakarta, baru-baru ini. Menurut Handy, perbankan masih akan mendominasi pener- bitan obligasi pada tahun depan. “Perbankan, multifinance, masih akan ramai karena kebanyakan yang jatuh tempo dari sektor- sektor itu,” tutur dia. Hingga November 2019, pener- bitan surat utang korporasi telah mencapai Rp 122 triliun, naik 17% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 104 triliun. Sedan- gkan nilai outstanding bertumbuh 7% menjadi Rp 472 triliun dari Rp 439 triliun. Adapun sektor bank berkon- tribusi 27% dari total penerbitan obligasi tahun ini, diikuti oleh sektor financial institution 21%, multifinance 12%, telco 8%, electric- ity 7%, infrastructure 9%, minyak, gas, dan pertambangan 4%, serta sisanya diisi oleh sektor lainnya. Handy memprediksi, penerbitan obligasi korporasi baru tahun depan akan sedikit melampaui pencapaian new issuance tahun ini. “Ini mungkin sekitar Rp 150 triliun, mungkin tahun depan akan melampaui sedikit,” tandasnya. Yield Obligasi Lebih lanjut dia mengatakan, pasar obligasi pada 2020 lebih ban- yak akan dipengaruhi defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD) dan partisipasi inves- tor dalam negeri di pasar obligasi Indonesia. Dia memproyeksikan imbal hasil (yield) obligasi tahun depan berkisar 7,1-7,2%. Adapun kepemilikan asing pada Surat Berharga Negara (SBN) tahun ini sekitar 38%. Hingga De- sember 2019, asing mencatatkan transaksi beli bersih (net buy ) sebesar Rp 173 triliun pada SBN. “Kita punya kepemilikan asing yang terlalu besar, kita juga meng- hadapi CAD yang besar, akibatnya negara-negara yang CAD-nya besar, akan memberikan yield yang lebih tinggi karena Indonesia butuh inflow untuk menekan CAD,” ujarnya. Dari sisi valuasi, lanjut Handy, yield obligasi masih akan murah dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran obligasi tersebut. “Yang menarik tiga tahun tera- khir, pemerintah mencoba pruden fiskal, defisit bujet dibuat sebisa mungkin makin rendah. Kenapa ini penting untuk pasar obligasi? Karena dengan defisit bujet yang diharapkan tetap rendah, suplain- ya akan turun,” jelas Handy. Adapun suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI- 7DRRR) hingga November 2019 tercatat turun empat kali secara berturut-turut dari Juli-Oktober 2019 atau turun sebesar 100 bps menjadi 5%. Pelonggaran kebi- jakan moneter tersebut diambil sebagai langkah mendorong mo- mentum pertumbuhan domestik di tengah perlambatan pertumbu- han ekonomi dunia. “Kami melihat masih ada ruang bagi BI untuk melanjutkan kebija- kan moneter yang akomodatif den- gan memangkas BI-7DRRR satu kali lagi sebesar 25 bps menjadi 4,75% pada 2020,” ujar dia. Capital Inflow Handy menegaskan, terdapat tiga faktor yang menentukan arah pergerakan BI-7DRRR, yakni ting- kat inflasi, pergerakan suku bunga acuan The Fed, dan posisi CAD. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, sampai dengan No- vember 2019, tingkat inflasi do- mestik masih stabil dan terjaga. Faktor kedua juga memberikan sinyal positif bagi ruang pelong- garan suku bunga acuan. Hasil pertemuan FOMC Desember 2019 mengindikasikan bahwa The Fed akan menahan FFR pada tahun depan setelah memotong FFR sebe- sar 75 bps menjadi 1,75% tahun ini. Arah kebijakan The Fed yang dov- ish tersebut memberikan dampak positif bagi pasar keuangan global, terlihat dari aliran modal asing yang kembali masuk ke negara-negara EM, termasuk Indonesia. Dari awal tahun sampai dengan pertengahan Desember 2019, tercatat terjadi aliran modal masuk bersih sebesar Rp 42,7 triliun di pasar saham dan Rp 174 triliun di pasar SBN. Terakhir, CAD dilaporkan telah menyusut dari 2,93% dari PDB 2018 menjadi 2,7% dari PDB Jan- uari-September 2019. Seiring den- gan terus relatifnya membaiknya neraca perdagangan dibandingkan dengan posisi tahun lalu, Mandiri Sekuritas memperkirakan CAD 2019 sebesar 2,6% terhadap PDB. Emisi Rp 158,5 T Sebelumnya, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mem- perkirakan nilai emisi surat utang tahun ini mencapai Rp 135,2 triliun. Jumlah tersebut naik tipis 2,4% dibandingkan realisasi tahun lalu yang sebanyak Rp 132 triliun. Economic Research Pefindo Fikri C Permana mengatakan, hingga Oktober 2019, nilai penerbitan su- rat utang telah mencapai Rp 125,4 triliun. “Kami optimistis hingga akhir tahun ini bisa mencapai Rp 135,2 triliun, bahkan bisa lebih baik,” kata dia, baru-baru ini. Salah satu faktor yang memicu penerbitan surat utang adalah penurunan imbal hasil (yield) SUN yang lebih banyak dibandingkan dengan tingkat suku bunga acuan BI. Terhitung sejak awal 2019, suku bunga acuan turun 100 basis poin. Sedangkan yield surat utang turun 120 basis poin. “Kami hara- pkan tahun depan ada penurunan suku bunga acuan sebanyak 50 ba- sis poin, dan yield bisa turun lebih dari 50 basis poin,” jelas Fikri. Untuk surat utang 2020, pihakn- ya memproyeksikan nilai emisinya sebesar Rp 158,5 triliun. Beberapa faktor akan mendorong pening- katan tersebut, salah satunya penurunan tingkat suku bunga. Dengan adanya tren penurunan, Pefindo melihat adanya ruang un- tuk peningkatan nilai emisi surat utang. (der) JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indone- sia (Pefindo) mengungkapkan, hingga De- sember 2019, penerbitan obligasi korporasi oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencapai Rp 86,5 triliun, meningkat 44,6% dibandingkan periode sama 2018 yang sebe- sar Rp 59,8 triliun. Pefindo optimistis penerbitan obligasi oleh BUMN bakal lebih marak pada 2020. Hal tersebut seiring dengan ekspektasi penu- runan suku bunga acuan yang akan terjadi kembali tahun depan. "Kecenderungan penerbitan obligasi kor- porasi BUMN akan naik, kemungkinan 2020 cukup besar karena BUMN melakukan ekspan- si," kata Kepala Divisi Pemeringkatan Pefindo Hendro Utomo di Jakarta, baru-baru ini. Sementara itu, Pefindo memperkirakan penerbitan obligasi korporasi pada 2020 mencapai Rp 158,5 triliun. Proyeksi jumlah tersebut didorong oleh kecenderungan suku bunga yang akan turun satu kali lagi di tahun depan. “Surat utang korporasi bisa tumbuh 10- 15% menjadi Rp 158,5 triliun tahun depan. Dengan estimasi akan terjadi kemungkinan penurunan suku acuan bunga sebanyak dua kali yang terjadi pada 2020 dan 2021,” papar Hendro Hendro menambahkan, ekspektasi jumlah penerbitan tersebut dikontribusi oleh kebu- tuhan refinancing perusahaan. “Juga akan didorong oleh jumlah surat utang yang jatuh tempo tahun depan sebesar Rp 132,1 triliun, khususnya bagi perusahaan yang memiliki kecenderungan melakukan refinancing,” kata dia. Lebih lanjut Hendro mengungkapkan, penerbitan obligasi korporasi pada 2020 secara industri akan didominasi oleh sektor perusahaan pembiayaan dan perbankan. Hingga 13 Desember 2019, penerbitan ob- ligasi korporasi mencapai Rp 138,90 triliun, yang mana persentase penerbitan paling besar ditopang oleh perusahaan pembiayaan sebesar Rp 52,76 triliun atau setara 38% dari total penerbitan obligasi korporasi di tahun ini. Kemudian kontributor kedua berasal dari sektor perbankan sebesar Rp 22,38 triliun atau setara 16,1% sisanya berasal dari industri lainnya. Hendro menuturkan, sampai dengan 16 Desember 2019, Pefindo telah menerima mandat 45 perusahaan penerbitan obligasi, namun belum terealisasi mencapai Rp 44,56 triliun. Sementara itu, Ekonom Pefindo Fikri C Per- mana memproyeksikan imbal hasil (yield) un- tuk Surat Utang Negara (SUN) 10 tahun akan berada di level 6,5% pada 2020. "Walaupun pada saat ini kedorong ke level 7,4 %. Tapi kita lihat tahun 2019 masih akan turun ke angka 7-7,2%. Dengan ekspektasi kemungki- nan penurunan suku bunga acuan terjadi dua kali pada 2020 dan 2021, yield SUN 10 tahun beranjak ke angka ke lebih rendah lagi di 6,5% pada 2020, lalu 6,2% pada 2021," tandasnya. Menurut Fikri, sovereign rating Indonesia akan cenderung stabil dan berpotensi akan semakin membaik. (der) tong FFR sebesar 75 bps menjadi 1,75% pada tahun ini. "Arah kebijakan the Fed yang dovish tersebut memberikan damp- ak positif bagi pasar keuangan global, terlihat dari aliran modal asing yang kembali masuk ke ne- gara-negara emerging market (EM), termasuk Indonesia," ujar dia. PENGUMUMAN PEMERINGKATAN PT WASKITA KARYA (PERSERO) TBK Dengan ini kami beritahukan bahwa Perusahaan Pemeringkat Efek, PT FITCH Rangs Indonesia pada tanggal 19 Desember 2019 telah menetapkan Peringkat Nasional Jangka Panjang semula “A(idn)” dengan Outlook Negaf menjadi “A(idn)” dengan Outlook Stabil. Demikian pemberitahuan ini kami sampaikan guna memenuhi ketentuan Bapepam & LK Nomor IX.C.11 tentang Pemeringkatan atas Efek Bersifat Utang. Jakarta, 23 Desember 2019 PT Waskita Karya (Persero) Tbk Board of Director PENGUMUMAN JADWAL DAN TATA CARA PEMECAHAN NILAI NOMINAL SAHAM (STOCK SPLIT) PT UNILEVER INDONESIA Tbk. (“Perseroan”) Sehubungan dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan yang diselenggarakan pada tanggal 20 Nopember 2019 (“RUPSLB”) yang antara lain telah menyetujui perubahan nilai nominal saham Perseroan dari nilai nominal saat ini sebesar Rp10,- (Sepuluh Rupiah) per saham menjadi Rp2,- (Dua Rupiah) per saham, sebagaimana termuat di dalam akta pernyataan keputusan RUPSLB nomor 09 tertanggal 25 Nopember 2019 yang dibuat di hadapan Notaris Dewi Sukardi, S.H., M.Kn di Tangerang. Selanjutnya Perseroan telah memperoleh persetujuan perubahan ayat 4.1 dan ayat 4.2 Anggaran Dasar Perseroan dari Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusannya No. AHU-AH.01.03-0365002 tanggal 27 Nopember 2019. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Perseroan bermaksud untuk melaksanakan pemecahan saham (stock Split) dari nilai Rp10,- (Sepuluh Rupiah) per saham menjadi Rp2,- (Dua Rupiah) per saham dengan jadwal dan tata cara sebagai berikut : No KETERANGAN AKTIVITAS JADWAL 1 Akhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama Rp10,- (Sepuluh Rupiah) di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi Senin, 30 Desember 2019 2 Awal perdagangan saham dengan nilai nominal baru Rp2,- di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi Kamis, 2 Januari 2020 3 Tanggal penentuan rekening efek yang berhak atas hasil Stock Split (Recording Date) Jumat, 3 Januari 2020 4 Pendistribusian Saham dengan nilai nominal baru Rp2,- (Dua Rupiah) per saham hasil Stock Split kepada Pemegang Rekening Efek di KSEI Senin, 6 Januari 2020 5 Awal perdagangan saham dengan nilai nominal baru Rp2,- (Dua Rupiah) per saham di Pasar Tunai Senin, 6 Januari 2020 Tangerang 23 Desember 2019 Direksi Perseroan PENGUMUMAN PUTUSAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG SEMENTARA (PKPU-S), BATAS AKHIR PENGAJUAN TAGIHAN, RAPAT KREDITUR PERTAMA, RAPAT VERIFIKASI/ PENCOCOKAN PIUTANG, RAPAT PEMBAHASAN RENCANA PERDAMAIAN, RAPAT PEMUNGUTAN SUARA (VOTING) DAN UNDANGAN SIDANG PERMUSYAWARATAN MAJELIS HAKIM PT. MENTARI AGUNG JAYA USAHA DAN YULRISMAN DJAMAL (DALAM PKPU) Guna memenuhi ketentuan Pasal 225 ayat (4) jo. Pasal 226 ayat (1) Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, dengan ini diumumkan kepada khalayak ramai Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No.263/Pdt.Sus-PKPU/2019/PN.Niaga.Jkt.Pst. tanggal 17 Desember 2019 atas permohonan PKPU yang diajukan oleh : - HARIJONO SANTOSO, beralamat di Jalan Bukit Barisn 9, RT/009, RW/006, Kel. Sawahan, Kec. Sawahan, Kota Surabaya, Jawa Timur; - TEGUH SANTOSO SOEHARIJANTO, beralamat di Jalan Mawar 3, RT/003, RW/003, Kel. Tegalsari, Kec. Tegalsari, Kota Surabaya, Jawa Timur; - HARTONO SANTOSO, beralamat di Jalan Raya Arjuna 116, RT/008, RW/003, Kel. Sawahan, Kec. Sawahan, Kota Surabaya, Jawa Timur; - SOEHARIJANTO, beralamat di Jalan Mawar 42, RT/004, RW/003, Kel. Tegalsari, Kec. Tegalsari, Kota Surabaya, Jawa Timur; - DANIEL SIONANDO WIJAYA, beralamat di Jalan Dharmahusada Indah Utara 2/22-24, RT/002, RW/008, Kel. Mulyorejo, Kec. Mulyorejo, Kota Surabaya, Jawa Timur; (“Para Pemohon PKPU”). Terhadap - PT. MENTARI AGUNG JAYA USAHA, beralamat di Graha Mentari Jl. Ciputat Raya No. 14, Kebayoran Lama Selatan, Jakarta Selatan; - YULRISMAN DJAMAL, beralamat di Jalan Luk-Babakan F-1, RT/004, RW/002, Kelurahan Bak Jaya, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten; (“Para Termohon PKPU”). Yang amarnya berbunyi sebagai berikut : M E N G A D I L I 1. Mengabulkan Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang yang diajukan oleh Para Pemohon PKPU; 2. Menyatakan Para Termohon PKPU/PT. Mentari Agung Jaya Usaha dan Yulrisman Djamal dalam keadaan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Sementara untuk paling lama 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal putusan ini diucapkan; 3. Menunjuk Sdr. John Tony Hutauruk, SH., MH., Hakim Niaga pada Pengadilan Niaga Jakarta Pusat sebagai Hakim Pengawas untuk mengawasi proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang PT. Mentari Agung Jaya Usaha dan Yulrisman Djamal; 4. Menunjuk dan mengangkat : - Nur Asiah, SH., Kurator dan Pengurus yang terdaſtar di Kementerian Hukum dan HAM RI dengan Nomor: AHU. AH.04.03-77 tertanggal 04 April 2016, berkantor di Gedung Sahid Sudirman Center, Lantai 55, Jalan Jenderal Sudirman No. 86, Jakarta Pusat 10220; - Tirta Cakindra Seayedi, SH., MH., Kurator dan Pengurus yang terdaſtar di Kementerian Hukum dan HAM RI dengan Nomor: AHU.AH.04.03-120 tertanggal 19 Agustus 2015, beralamat di Perumahan Delta Pekayon, Jalan Delta Barat A54, Kelurahan Pekayon Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi; Untuk berndak selaku Pengurus untuk mengurus harta Para Termohon PKPU dalam hal Para Termohon PKPU dinyatakan PKPU Sementara dan/atau tetap dan mengangkat sebagai Kurator dalam hal Para Termohon PKPU dinyatakan pailit; 5. Menetapkan biaya pengurusan dan imbalan jasa bagi Pengurus akan ditetapkan kemudian setelah Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) berakhir; 6. Membebankan biaya permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) ini kepada Para Termohon PKPU yang besarnya akan ditentukan setelah Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) berakhir. Selanjutnya, berdasarkan Penetapan No. 263/Pdt.Sus-PKPU/2019/PN.Niaga.Jkt.Pst. tanggal 20 Desember 2019, Hakim Pengawas telah menetapkan antara lain sebagai berikut: a) Rapat Kreditur Pertama akan diselenggarakan pada hari Rabu, tanggal 8 Januari 2020 pukul 09.00 WIB bertempat di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jl. Bungur Besar Raya No.24, 26, 28, Jakarta Pusat; b) Batas Akhir Pengajuan Tagihan bagi para Kreditur PT. MENTARI AGUNG JAYA USAHA dan YULRISMAN DJAMAL (Dalam PKPU) pada hari Selasa, tanggal 14 Januari 2020 pukul 17.00 WIB di Kantor Tim Pengurus yang berdomisili di: Gedung Sahid Sudirman Center, Lantai 55, Jl. Jenderal Sudirman No. 86, Jakarta Pusat 10220 Telp. (+62 21) 5261043, Fax. (+62 21) 5264563 c) Rapat Verifikasi atau Pencocokan Piutang akan diselenggarakan pada hari Kamis, tanggal 23 Januari 2020 pukul 09.00 WIB, bertempat di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jl. Bungur Besar Raya No.24, 26, 28, Jakarta Pusat; d) Rapat Pembahasan Rencana Perdamaian akan diselenggarakan pada hari Senin, tanggal 27 Januari 2020 pukul 09.00 WIB, bertempat di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jl. Bungur Besar Raya No.24, 26, 28, Jakarta Pusat; e) Rapat Pemungutan Suara (Vong) akan diselenggarakan pada hari Rabu, tanggal 29 Januari 2020 pukul 09.00 WIB, bertempat di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jl. Bungur Besar Raya No.24, 26, 28, Jakarta Pusat; f) Memerintahkan kepada Pengurus untuk memanggil Pemohon Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), Para Termohon Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dan Kreditor yang dikenal melalui surat tercatat atau kurir untuk menghadap dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim yang diselenggarakan pada hari Kamis, tanggal 30 Januari 2020, bertempat di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jl. Bungur Besar Raya No.24, 26, 28, Jakarta Pusat; Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dengan ini Tim Pengurus PT. MENTARI AGUNG JAYA USAHA dan YULRISMAN DJAMAL (Dalam PKPU) mengundang seluruh Kreditur dari Debitur/Para Termohon PKPU, Kantor Pajak dan/atau pihak lain yang berkepenngan serta Debitur untuk menghadiri Rapat Kreditur Pertama, Rapat Verifikasi, Rapat Pembahasan Rencana Perdamaian, Rapat Pemungutan Suara (Vong) dan Sidang Permusyawaratan Majelis Hakim sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Hakim Pengawas dan kepada seluruh Kreditur, Kantor Pajak dan/atau pihak lain yang berkepenngan agar segera menyampaikan tagihannya disertai dengan buk-buk yang cukup serta menunjukkan aslinya kepada Tim Pengurus PT. MENTARI AGUNG JAYA USAHA dan YULRISMAN DJAMAL (Dalam PKPU). Demikian PKPU Sementara ini diumumkan agar pihak-pihak yang berkepenngan menjadi maklum. Jakarta, 23 Desember 2019 Tim Pengurus PT. MENTARI AGUNG JAYA USAHA dan YULRISMAN DJAMAL (Dalam PKPU) NUR ASIAH, S.H. TIRTA CAKINDRA SETIAYEDI, S.H., M.H. PGN Peduli Olahraga Direktur Infrastruktur dan Teknologi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Redy Ferryanto (kedua kanan) didampingi Group Head Strategic Stakeholder Man- agement PGN Santiaji Gunawan (kiri) berfoto bersama Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Sports Sepeda Indonesia (PB ISSI) Bagus Hermanto (kedua kiri) dan Wakil Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PP PBVSI) Bambang Suedi (kanan) usai konferensi pers di Jakarta, pekan lalu. Setelah mendukung tim nasional voli dan balap sepeda dalam merebut dua medali emas, dua medali perak, serta satu medali perunggu dalam Sea Games 2019, PGN berkomit- men akan terus memberikan dukungan dalam pengembangan kedua olah raga tersebut di Indonesia. ant

Upload: others

Post on 28-Oct-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SENIN 23 DESEMBER 2019 15 - Indonesia Stock Exchange · berusaha menekan budget defisit bisa berpengaruh positif terhadap pasar obligasi. "Ini penting untuk pasar obligasi, karena

15

Oleh Gita Rossiana

JAKARTA – Pergerakan harga surat utang negara (SUN) sepanjang pekan ini berpotensi stagnan. Hal ini seiring dengan mulai masuknya masa libur Natal dan Tahun Baru.

SENIN 23 DESEMBER 2019

Associate Director Fixed Income PT Anugerah Sekuritas Indone-sia Ramdhan Ario Maruto men-gatakan, pada pekan ini, imbal hasil (yield) SUN 10 tahun akan bergerak pada rentang 7,2-7,3%. “Market akan cenderung stagnan, karena sudah mulai memasuki libur," kata dia kepada Investor Daily di Jakarta, akhir pekan lalu.

Selain faktor libur panjang, senti-men eksternal juga turut mempen-garuhi yield SUN pekan depan. Dia menjelaskan, proses pemakzulan Presiden Amerika Serikat Donald Trump berpotensi meningkatkan ketidakpastian pasar dalam jangka pendek. "Investor saat ini menanti kejelasan atas masalah tersebut," jelas Ramdhan.

Lebih lanjut, dari dalam negeri, investor masih terpengaruh data neraca dagang yang dirilis pekan lalu. Kemudian, permasalahan reksadana yang belum selesai juga menjadi perhatian investor.

Dalam situasi tersebut, inves-tor disarankan untuk mulai me-lirik SUN seri terbaru. Menurut Ramdhan, SUN seri benchmark yang akan dirilis tahun depan bisa menjadi pilihan. Adapun seri SUN tersebut adalah FR0081 dan FR0082.

Sementara itu, Head of Fixed Income PT Mandiri Sekuritas Handy Yunianto mengatakan, yield SUN 10 tahun berpotensi untuk bergerak di rentang 6,75-7% pada akhir 2019. Hal ini dipengaruhi oleh pergerakan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) dan tingginya kepemilikan asing di pasar obligasi Indonesia.

Handy menjelaskan, kepemi-likan asing pada SUN pada 2019 mencapai 38%. Sedangkan hingga Desember 2019, investor asing mencatatkan beli bersih (net buy) di SUN sebesar Rp 173 triliun. “Negara-negara yang memiliki CAD yang besar umumnya akan

memberikan yield yang lebih tinggi. Seperti halnya Indonesia yang membutuhkan inflow untuk menekan CAD,” ujarnya.

Ke depan, Handy menjelaskan, yield obligasi masih akan murah. Yield SUN pada tahun depan diperkirakan akan bergerak di kisaran 6,5-6,7%.

Handy mengungkapkan, ke-bijakan pemerintah yang akan berusaha menekan budget defisit bisa berpengaruh positif terhadap pasar obligasi. "Ini penting untuk pasar obligasi, karena dengan budget defisit yang diharapkan tetap rendah, suplai (SUN) akan turun,” jelas Handy.

Selain itu, kebijakan BI juga turut mempengaruhi pergerakan SUN tahun depan. Handy menilai, BI masih akan memangkas suku bunga acuan sebanyak satu kali menjadi 4,75% pada 2020. Hal ini dilakukan setelah BI menurunkan BI 7 days reverse repo rate (BI 7DRRR) menjadi 5% hingga Ok-tober 2019.

Menurut Handy, terdapat tiga faktor yang menentukan arah per-gerakan BI-7DRRR, yakni tingkat inflasi, pergerakan Fed Fund Rate (FFR), dan posisi CAD. Dia men-jelaskan, hasil pertemuan FOMC Desember 2019 mengindikasikan bahwa The Fed akan menahan FFR di tahun depan setelah memo-

JAKARTA – Penerbitan surat utang korporasi diyakini masih akan marak pada 2020. Motif refinancing utang dan kebutuhan pendanaan untuk ekspansi peru-sahaan menjadi faktor pendorong penerbitan obligasi tahun depan.

Kepala Riset Fixed Income Man-diri Sekuritas Handy Yunianto me nyatakan, tahun depan, obligasi yang akan jatuh tempo mencapai Rp 100 triliun. Dengan demikian, pe nerbitan obligasi lebih didasari ke butuhan untuk refinancing utang. Ekspektasi kondisi ekonomi yang akan membaik juga akan meno-pang kinerja perusahaan-perusa-haan untuk melakukan ekspansi.

“Jika memang kondisi ekonomi ada perbaikan, ruang untuk peru-sahaan melakukan ekspansi akan terbentuk, yang bisa membuat per-mintaan untuk penerbitan obligasi korporasi jadi lebih besar,” kata dia di Jakarta, baru-baru ini.

Menurut Handy, perbankan masih akan mendominasi pener-bitan obligasi pada tahun depan. “Perbankan, multifinance, masih akan ramai karena kebanyakan yang jatuh tempo dari sektor-sektor itu,” tutur dia.

Hingga November 2019, pener-bitan surat utang korporasi telah mencapai Rp 122 triliun, naik 17% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 104 triliun. Sedan-gkan nilai outstanding bertumbuh 7% menjadi Rp 472 triliun dari Rp 439 triliun.

Adapun sektor bank berkon-tribusi 27% dari total penerbitan obligasi tahun ini, diikuti oleh sektor financial institution 21%, multifinance 12%, telco 8%, electric-ity 7%, infrastructure 9%, minyak, gas, dan pertambangan 4%, serta

sisanya diisi oleh sektor lainnya.Handy memprediksi, penerbitan

obligasi korporasi baru tahun depan akan sedikit melampaui pencapaian new issuance tahun ini. “Ini mungkin sekitar Rp 150 triliun, mungkin tahun depan akan melampaui sedikit,” tandasnya.

Yield ObligasiLebih lanjut dia mengatakan,

pasar obligasi pada 2020 lebih ban-yak akan dipengaruhi defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD) dan partisipasi inves-tor dalam negeri di pasar obligasi Indonesia. Dia memproyeksikan imbal hasil (yield) obligasi tahun depan berkisar 7,1-7,2%.

Adapun kepemilikan asing pada Surat Berharga Negara (SBN) tahun ini sekitar 38%. Hingga De-sember 2019, asing mencatatkan transaksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 173 triliun pada SBN.

“Kita punya kepemilikan asing yang terlalu besar, kita juga meng-hadapi CAD yang besar, akibatnya negara-negara yang CAD-nya besar, akan memberikan yield yang lebih tinggi karena Indonesia butuh inflow untuk menekan CAD,” ujarnya.

Dari sisi valuasi, lanjut Handy, yield obligasi masih akan murah dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran obligasi tersebut. “Yang menarik tiga tahun tera-khir, pemerintah mencoba pruden fiskal, defisit bujet dibuat sebisa mungkin makin rendah. Kenapa ini penting untuk pasar obligasi? Karena dengan defisit bujet yang diharapkan tetap rendah, suplain-ya akan turun,” jelas Handy.

Adapun suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI-7DRRR) hingga November 2019

tercatat turun empat kali secara berturut-turut dari Juli-Oktober 2019 atau turun sebesar 100 bps menjadi 5%. Pelonggaran kebi-jakan moneter tersebut diambil sebagai langkah mendorong mo-mentum pertumbuhan domestik di tengah perlambatan pertumbu-han ekonomi dunia.

“Kami melihat masih ada ruang bagi BI untuk melanjutkan kebija-kan moneter yang akomodatif den-gan memangkas BI-7DRRR satu kali lagi sebesar 25 bps menjadi 4,75% pada 2020,” ujar dia.

Capital InflowHandy menegaskan, terdapat

tiga faktor yang menentukan arah pergerakan BI-7DRRR, yakni ting-kat inflasi, pergerakan suku bunga acuan The Fed, dan posisi CAD. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, sampai dengan No-vember 2019, tingkat inflasi do-mestik masih stabil dan terjaga. Faktor kedua juga memberikan sinyal positif bagi ruang pelong-garan suku bunga acuan. Hasil pertemuan FOMC Desember 2019 mengindikasikan bahwa The Fed akan menahan FFR pada tahun depan setelah memotong FFR sebe-sar 75 bps menjadi 1,75% tahun ini. 

Arah kebijakan The Fed yang dov-ish tersebut memberikan dampak positif bagi pasar keuangan global, terlihat dari aliran modal asing yang kembali masuk ke negara-negara EM, termasuk Indonesia. Dari awal tahun sampai dengan pertengahan Desember 2019, tercatat terjadi aliran modal masuk bersih sebesar Rp 42,7 triliun di pasar saham dan Rp 174 triliun di pasar SBN.

Terakhir, CAD dilaporkan telah menyusut dari 2,93% dari PDB

2018 menjadi 2,7% dari PDB Jan-uari-September 2019. Seiring den-gan terus relatifnya membaiknya neraca perdagangan dibandingkan dengan posisi tahun lalu, Mandiri Sekuritas memperkirakan CAD 2019 sebesar 2,6% terhadap PDB.

Emisi Rp 158,5 TSebelumnya, PT Pemeringkat

Efek Indonesia (Pefindo) mem-perkirakan nilai emisi surat utang tahun ini mencapai Rp 135,2 triliun. Jumlah tersebut naik tipis 2,4% dibandingkan realisasi tahun lalu yang sebanyak Rp 132 triliun.

Economic Research Pefindo Fikri C Permana mengatakan, hingga Oktober 2019, nilai penerbitan su-rat utang telah mencapai Rp 125,4 triliun. “Kami optimistis hingga akhir tahun ini bisa mencapai Rp 135,2 triliun, bahkan bisa lebih baik,” kata dia, baru-baru ini.

Salah satu faktor yang memicu penerbitan surat utang adalah penurunan imbal hasil (yield) SUN yang lebih banyak dibandingkan dengan tingkat suku bunga acuan BI. Terhitung sejak awal 2019, suku bunga acuan turun 100 basis poin. Sedangkan yield surat utang turun 120 basis poin. “Kami hara-pkan tahun depan ada penurunan suku bunga acuan sebanyak 50 ba-sis poin, dan yield bisa turun lebih dari 50 basis poin,” jelas Fikri.

Untuk surat utang 2020, pihakn-ya memproyeksikan nilai emisinya sebesar Rp 158,5 triliun. Beberapa faktor akan mendorong pening-katan tersebut, salah satunya penurunan tingkat suku bunga. Dengan adanya tren penurunan, Pefindo melihat adanya ruang un-tuk peningkatan nilai emisi surat utang. (der)

JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indone-sia (Pefindo) mengungkapkan, hingga De-sember 2019, penerbitan obligasi korporasi oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencapai Rp 86,5 triliun, meningkat 44,6% dibandingkan periode sama 2018 yang sebe-sar Rp 59,8 triliun.

Pefindo optimistis penerbitan obligasi oleh BUMN bakal lebih marak pada 2020. Hal tersebut seiring dengan ekspektasi penu-runan suku bunga acuan yang akan terjadi kembali tahun depan.

"Kecenderungan penerbitan obligasi kor-porasi BUMN akan naik, kemungkinan 2020 cukup besar karena BUMN melakukan ekspan-si," kata Kepala Divisi Pemeringkatan Pefindo Hendro Utomo di Jakarta, baru-baru ini.

Sementara itu, Pefindo memperkirakan penerbitan obligasi korporasi pada 2020 mencapai Rp 158,5 triliun. Proyeksi jumlah tersebut didorong oleh kecenderungan suku bunga yang akan turun satu kali lagi di tahun depan.

“Surat utang korporasi bisa tumbuh 10-15% menjadi Rp 158,5 triliun tahun depan. Dengan estimasi akan terjadi kemungkinan penurunan suku acuan bunga sebanyak dua kali yang terjadi pada 2020 dan 2021,” papar Hendro

Hendro menambahkan, ekspektasi jumlah penerbitan tersebut dikontribusi oleh kebu-tuhan  refinancing  perusahaan. “Juga akan didorong oleh jumlah surat utang yang jatuh tempo tahun depan sebesar Rp 132,1 triliun, khususnya bagi perusahaan yang memiliki

kecenderungan melakukan  refinancing,” kata dia.

Lebih lanjut Hendro mengungkapkan, penerbitan obligasi korporasi pada 2020 secara industri akan didominasi oleh sektor perusahaan pembiayaan dan perbankan. Hingga 13 Desember 2019, penerbitan ob-ligasi korporasi mencapai Rp 138,90 triliun, yang mana persentase penerbitan paling besar ditopang oleh perusahaan pembiayaan sebesar Rp 52,76 triliun atau setara 38% dari total penerbitan obligasi korporasi di tahun ini. Kemudian kontributor kedua berasal dari sektor perbankan sebesar Rp 22,38 triliun atau setara 16,1% sisanya berasal dari industri lainnya.

Hendro menuturkan, sampai dengan 16 Desember 2019, Pefindo telah menerima mandat 45 perusahaan penerbitan obligasi, namun belum terealisasi mencapai Rp 44,56 triliun.

Sementara itu, Ekonom Pefindo Fikri C Per-mana memproyeksikan imbal hasil (yield) un-tuk Surat Utang Negara (SUN) 10 tahun akan berada di level 6,5% pada 2020. "Walaupun pada saat ini kedorong ke level 7,4 %. Tapi kita lihat tahun 2019 masih akan turun ke angka 7-7,2%. Dengan ekspektasi kemungki-nan penurunan suku bunga acuan terjadi dua kali pada 2020 dan 2021, yield SUN 10 tahun beranjak ke angka ke lebih rendah lagi di 6,5% pada 2020, lalu 6,2% pada 2021," tandasnya.

Menurut Fikri, sovereign rating Indonesia akan cenderung stabil dan berpotensi akan semakin membaik. (der)

tong FFR sebesar 75 bps menjadi 1,75% pada tahun ini.

"Arah kebijakan the Fed yang dovish tersebut memberikan damp-ak positif bagi pasar keuangan global, terlihat dari aliran modal asing yang kembali masuk ke ne-gara-negara emerging market (EM), termasuk Indonesia," ujar dia.

PENGUMUMAN PEMERINGKATAN PT WASKITA KARYA (PERSERO) TBK

Dengan ini kami beritahukan bahwa Perusahaan Pemeringkat Efek, PT FITCH Ratings Indonesia pada tanggal 19 Desember 2019 telah menetapkan Peringkat Nasional Jangka Panjang semula “A(idn)” dengan Outlook Negatif menjadi “A(idn)” dengan Outlook Stabil.

Demikian pemberitahuan ini kami sampaikan guna memenuhi ketentuan Bapepam & LK Nomor IX.C.11 tentang Pemeringkatan atas Efek Bersifat Utang.

Jakarta, 23 Desember 2019PT Waskita Karya (Persero) Tbk

Board of Director

Ukuran : 3 Kol x 100 mmkHarian : Investor Daily Tgl. terbit : Senin, 23 Desember 2019

Size_ 2 Kol x 100 MM_terbit 23 Desember 2019_Investor Daily_Rev-2

PENGUMUMAN JADWAL DAN TATA CARAPEMECAHAN NILAI NOMINAL SAHAM (STOCK SPLIT)

PT UNILEVER INDONESIA Tbk.(“Perseroan”)

Sehubungan dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan yang diselenggarakan pada tanggal 20 Nopember 2019 (“RUPSLB”) yang antara lain telah menyetujui perubahan nilai nominal saham Perseroan dari nilai nominal saat ini sebesar Rp10,- (Sepuluh Rupiah) per saham menjadi Rp2,- (Dua Rupiah) per saham, sebagaimana termuat di dalam akta pernyataan keputusan RUPSLB nomor 09 tertanggal 25 Nopember 2019 yang dibuat di hadapan Notaris Dewi Sukardi, S.H., M.Kn di Tangerang.Selanjutnya Perseroan telah memperoleh persetujuan perubahan ayat 4.1 dan ayat 4.2 Anggaran Dasar Perseroan dari Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusannya No. AHU-AH.01.03-0365002 tanggal 27 Nopember 2019. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Perseroan bermaksud untuk melaksanakan pemecahan saham (stock Split) dari nilai Rp10,- (Sepuluh Rupiah) per saham menjadi Rp2,- (Dua Rupiah) per saham dengan jadwal dan tata cara sebagai berikut :

No KETERANGAN AKTIVITAS JADWAL1 Akhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama

Rp10,- (Sepuluh Rupiah) di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi

Senin, 30 Desember 2019

2 Awal perdagangan saham dengan nilai nominal baru Rp2,- di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi

Kamis, 2 Januari 2020

3 Tanggal penentuan rekening efek yang berhak atas hasil Stock Split (Recording Date)

Jumat, 3 Januari 2020

4 Pendistribusian Saham dengan nilai nominal baru Rp2,- (Dua Rupiah) per saham hasil Stock Split kepada Pemegang Rekening Efek di KSEI

Senin, 6 Januari 2020

5 Awal perdagangan saham dengan nilai nominal baru Rp2,- (Dua Rupiah) per saham di Pasar Tunai

Senin, 6 Januari 2020

Tangerang 23 Desember 2019 Direksi Perseroan

PENGUMUMAN PUTUSAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG SEMENTARA (PKPU-S),

BATAS AKHIR PENGAJUAN TAGIHAN, RAPAT KREDITUR PERTAMA, RAPAT VERIFIKASI/PENCOCOKAN PIUTANG, RAPAT PEMBAHASAN RENCANA PERDAMAIAN, RAPAT PEMUNGUTAN

SUARA (VOTING) DAN UNDANGAN SIDANG PERMUSYAWARATAN MAJELIS HAKIMPT. MENTARI AGUNG JAYA USAHA DAN YULRISMAN DJAMAL (DALAM PKPU)

Guna memenuhi ketentuan Pasal 225 ayat (4) jo. Pasal 226 ayat (1) Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, dengan ini diumumkan kepada khalayak ramai Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No.263/Pdt.Sus-PKPU/2019/PN.Niaga.Jkt.Pst. tanggal 17 Desember 2019 atas permohonan PKPU yang diajukan oleh :- HARIJONO SANTOSO, beralamat di Jalan Bukit Barisn 9, RT/009, RW/006, Kel. Sawahan, Kec. Sawahan, Kota Surabaya, Jawa

Timur;- TEGUH SANTOSO SOEHARIJANTO, beralamat di Jalan Mawar 3, RT/003, RW/003, Kel. Tegalsari, Kec. Tegalsari, Kota

Surabaya, Jawa Timur;- HARTONO SANTOSO, beralamat di Jalan Raya Arjuna 116, RT/008, RW/003, Kel. Sawahan, Kec. Sawahan, Kota Surabaya,

Jawa Timur;- SOEHARIJANTO, beralamat di Jalan Mawar 42, RT/004, RW/003, Kel. Tegalsari, Kec. Tegalsari, Kota Surabaya, Jawa Timur;- DANIEL SIONANDO WIJAYA, beralamat di Jalan Dharmahusada Indah Utara 2/22-24, RT/002, RW/008, Kel. Mulyorejo, Kec.

Mulyorejo, Kota Surabaya, Jawa Timur;(“Para Pemohon PKPU”).

Terhadap - PT. MENTARI AGUNG JAYA USAHA, beralamat di Graha Mentari Jl. Ciputat Raya No. 14, Kebayoran Lama Selatan, Jakarta

Selatan;- YULRISMAN DJAMAL, beralamat di Jalan Luk-Babakan F-1, RT/004, RW/002, Kelurahan Bakti Jaya, Kecamatan Setu, Kota

Tangerang Selatan, Provinsi Banten;(“Para Termohon PKPU”).Yang amarnya berbunyi sebagai berikut :

M E N G A D I L I1. Mengabulkan Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang yang diajukan oleh Para Pemohon PKPU; 2. Menyatakan Para Termohon PKPU/PT. Mentari Agung Jaya Usaha dan Yulrisman Djamal dalam keadaan Penundaan

Kewajiban Pembayaran Utang Sementara untuk paling lama 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal putusan ini diucapkan;3. Menunjuk Sdr. John Tony Hutauruk, SH., MH., Hakim Niaga pada Pengadilan Niaga Jakarta Pusat sebagai Hakim Pengawas

untuk mengawasi proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang PT. Mentari Agung Jaya Usaha dan Yulrisman Djamal;4. Menunjuk dan mengangkat :

- Nur Asiah, SH., Kurator dan Pengurus yang terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM RI dengan Nomor: AHU.AH.04.03-77 tertanggal 04 April 2016, berkantor di Gedung Sahid Sudirman Center, Lantai 55, Jalan Jenderal Sudirman No. 86, Jakarta Pusat 10220;

- Tirta Cakindra Setiayedi, SH., MH., Kurator dan Pengurus yang terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM RI dengan Nomor: AHU.AH.04.03-120 tertanggal 19 Agustus 2015, beralamat di Perumahan Delta Pekayon, Jalan Delta Barat A54, Kelurahan Pekayon Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi;

Untuk bertindak selaku Pengurus untuk mengurus harta Para Termohon PKPU dalam hal Para Termohon PKPU dinyatakan PKPU Sementara dan/atau tetap dan mengangkat sebagai Kurator dalam hal Para Termohon PKPU dinyatakan pailit;

5. Menetapkan biaya pengurusan dan imbalan jasa bagi Pengurus akan ditetapkan kemudian setelah Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) berakhir;

6. Membebankan biaya permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) ini kepada Para Termohon PKPU yang besarnya akan ditentukan setelah Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) berakhir.

Selanjutnya, berdasarkan Penetapan No. 263/Pdt.Sus-PKPU/2019/PN.Niaga.Jkt.Pst. tanggal 20 Desember 2019, Hakim Pengawas telah menetapkan antara lain sebagai berikut:a) Rapat Kreditur Pertama akan diselenggarakan pada hari Rabu, tanggal 8 Januari 2020 pukul 09.00 WIB bertempat di

Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jl. Bungur Besar Raya No.24, 26, 28, Jakarta Pusat;b) Batas Akhir Pengajuan Tagihan bagi para Kreditur PT. MENTARI AGUNG JAYA USAHA dan YULRISMAN DJAMAL (Dalam PKPU)

pada hari Selasa, tanggal 14 Januari 2020 pukul 17.00 WIB di Kantor Tim Pengurus yang berdomisili di: Gedung Sahid Sudirman Center, Lantai 55,

Jl. Jenderal Sudirman No. 86, Jakarta Pusat 10220 Telp. (+62 21) 5261043, Fax. (+62 21) 5264563

c) Rapat Verifikasi atau Pencocokan Piutang akan diselenggarakan pada hari Kamis, tanggal 23 Januari 2020 pukul 09.00 WIB, bertempat di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jl. Bungur Besar Raya No.24, 26, 28, Jakarta Pusat;

d) Rapat Pembahasan Rencana Perdamaian akan diselenggarakan pada hari Senin, tanggal 27 Januari 2020 pukul 09.00 WIB, bertempat di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jl. Bungur Besar Raya No.24, 26, 28, Jakarta Pusat;

e) Rapat Pemungutan Suara (Voting) akan diselenggarakan pada hari Rabu, tanggal 29 Januari 2020 pukul 09.00 WIB, bertempat di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jl. Bungur Besar Raya No.24, 26, 28, Jakarta Pusat;

f) Memerintahkan kepada Pengurus untuk memanggil Pemohon Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), Para Termohon Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dan Kreditor yang dikenal melalui surat tercatat atau kurir untuk menghadap dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim yang diselenggarakan pada hari Kamis, tanggal 30 Januari 2020, bertempat di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jl. Bungur Besar Raya No.24, 26, 28, Jakarta Pusat;

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dengan ini Tim Pengurus PT. MENTARI AGUNG JAYA USAHA dan YULRISMAN DJAMAL (Dalam PKPU) mengundang seluruh Kreditur dari Debitur/Para Termohon PKPU, Kantor Pajak dan/atau pihak lain yang berkepentingan serta Debitur untuk menghadiri Rapat Kreditur Pertama, Rapat Verifikasi, Rapat Pembahasan Rencana Perdamaian, Rapat Pemungutan Suara (Voting) dan Sidang Permusyawaratan Majelis Hakim sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Hakim Pengawas dan kepada seluruh Kreditur, Kantor Pajak dan/atau pihak lain yang berkepentingan agar segera menyampaikan tagihannya disertai dengan bukti-bukti yang cukup serta menunjukkan aslinya kepada Tim Pengurus PT. MENTARI AGUNG JAYA USAHA dan YULRISMAN DJAMAL (Dalam PKPU). Demikian PKPU Sementara ini diumumkan agar pihak-pihak yang berkepentingan menjadi maklum.

Jakarta, 23 Desember 2019Tim Pengurus PT. MENTARI AGUNG JAYA USAHA dan YULRISMAN DJAMAL (Dalam PKPU)

NUR ASIAH, S.H. TIRTA CAKINDRA SETIAYEDI, S.H., M.H.

PGN Peduli OlahragaDirektur Infrastruktur dan Teknologi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Redy Ferryanto (kedua kanan) didampingi Group Head Strategic Stakeholder Man-agement PGN Santiaji Gunawan (kiri) berfoto bersama Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Sports Sepeda Indonesia (PB ISSI) Bagus Hermanto (kedua kiri) dan Wakil Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PP PBVSI) Bambang Suedi (kanan) usai konferensi pers di Jakarta, pekan lalu. Setelah mendukung tim nasional voli dan balap sepeda dalam merebut dua medali emas, dua medali perak, serta satu medali perunggu dalam Sea Games 2019, PGN berkomit-men akan terus memberikan dukungan dalam pengembangan kedua olah raga tersebut di Indonesia.

ant