seminar nasional dan kongres
TRANSCRIPT
SEMINAR NASIONAL DAN KONGRES PERHIMPUNAN HORTIKULTURA INDONESIA Sekretariat : Departemen Agronomi dan Hortikultura, FAPERTA, IPB
Jl. Meranti, Kampus IPB Darmaga Bogor, Wing 8 Level 3. Telp/Fax: (0251) 8422889
Web: semnas.perhorti.or.id ; email: [email protected]
Bogor, 13 September 2017
SURAT PENERIMAAN ABSTRAK
Dengan hormat,
Kami panitia Seminar Nasional dan Kongres Perhimpunan Hortikultura Indonesia
(PERHORTI) 2017, menyampaikan terima kasih kepada Bapak/Ibu yang telah mengirimkan
abstrak hasil penelitiannya. Berdasarkan hasil seleksi dari Komisi Ilmiah, kami memutuskan
bahwa abstrak Bapak/Ibu yang berjudul
“Isolasi dan Identifikasi Jamur Endomikoriza Indigenus pada Perkebunan Salak Kabupaten
Karangasem sebagai Bahan Pupuk Hayati”
DITERIMA
sebagai
PRESENTER ORAL
Berkaitan dengan hal tersebut, peserta diharapkan dapat mengisi lembar konfirmasi dan
melakukan pembayaran paling lambat 23 September 2017. Lembar konfirmasi dan bukti
pembayaran dikirimkan ke email panitia ([email protected]).
Pengiriman makalah lengkap ke email panitia paling lambat 29 September 2017 dengan
ketentuan mengikuti panduan penulisan makalah prosiding terlampir.
Kami sangat mengharapkan kehadiran dan partisipasi aktif Bapak/Ibu dalam Seminar
Nasional dan Kongres PERHORTI 2017 di Bogor. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan
hubungi Panitia Seminar Nasional dan Kongres PERHORTI 2017,
email : [email protected], atau M. Ilyas (085697515747).
Atas perhatiannya kami sampaikan terima kasih.
Hormat kami,
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI JAMUR ENDOMIKORIZAINDIGENUS PADA PERKEBUNAN SALAK KABUPATEN
KARANGASEM SEBAGAI BAHAN PUPUK HAYATI
I Nyoman RaiI Ketut Suada
Meitini W. ProboriniI Wayan Wiraatmaja
I Nyoman RaiI Ketut Suada
Meitini W. ProboriniI Wayan Wiraatmaja
Paper disampaikan dalam Seminar Nasional dan Kongres PERHORTIdengan Tema Inovasi Teknologi untuk Meningkatkan Daya Saing Hortikultura
Bogor, 11-12 Oktober 2017.
Dibiayai Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan, Kemenristek DiktiKontrak Penelitian No: 415.31/UN14.4.A/PL/2017 Tanggal 30 Maret 2017
PENDAHULUAN
SALAK : komoditi unggulan spesifik daerah Bali
Dikembangkan sebagai buah organik pemupukanseadanya dengan seresah daun dan pupuk kandang,pengairan tergantung curah hujan tanamankekurangan hara dan air
Perlu pengembangan pupuk hayati/ biofertilizer Keanekaragaman jenis jamur endomikoriza
indigenus (Mikoriza Vesikular Arbuskular/MVA) dialam sangat besar (Avio et al., 2009; Baslam et al., 2011)BERPOTENSI BESAR SEBAGAI PUPUK HAYATI.
SALAK : komoditi unggulan spesifik daerah Bali
Dikembangkan sebagai buah organik pemupukanseadanya dengan seresah daun dan pupuk kandang,pengairan tergantung curah hujan tanamankekurangan hara dan air
Perlu pengembangan pupuk hayati/ biofertilizer Keanekaragaman jenis jamur endomikoriza
indigenus (Mikoriza Vesikular Arbuskular/MVA) dialam sangat besar (Avio et al., 2009; Baslam et al., 2011)BERPOTENSI BESAR SEBAGAI PUPUK HAYATI.
TUJUAN PENELITIAN: Mendapatkan jenis/isolat endomikoriza
indigenus unggul dan potensial untukmeningkatkan pertumbuhan dan produksitanaman salak sebagai bahan pupukhayati
TUJUAN PENELITIAN: Mendapatkan jenis/isolat endomikoriza
indigenus unggul dan potensial untukmeningkatkan pertumbuhan dan produksitanaman salak sebagai bahan pupukhayati
KONTRIBUSI YANG TERKAIT LANGSUNG DENGANRISET UNGGULAN PT PENGUSUL (UNUD):
Menghasilkan teknologi dan/atau produk yang akandiimplementasikan dalam kegiatan produksi pangan.
Konservasi dan pengembangan plasma nutfah lokaluntuk memperkuat ketahanan pangan.
MENDUKUNG KEBIJAKAN PEMPROV. BALIdikeluarkannya Perda No.3 Tahun 2013 tentangPerlindungan Buah Lokal perlu kontribusi dandukungan Perguruan Tinggi.
KONTRIBUSI YANG TERKAIT LANGSUNG DENGANRISET UNGGULAN PT PENGUSUL (UNUD):
Menghasilkan teknologi dan/atau produk yang akandiimplementasikan dalam kegiatan produksi pangan.
Konservasi dan pengembangan plasma nutfah lokaluntuk memperkuat ketahanan pangan.
MENDUKUNG KEBIJAKAN PEMPROV. BALIdikeluarkannya Perda No.3 Tahun 2013 tentangPerlindungan Buah Lokal perlu kontribusi dandukungan Perguruan Tinggi.
TEMPAT PENELITIAN: laboratorium, rumah kaca, dan kebunsalak petani di 2 Kecamatan di Kabupaten Karangasem(Bebandem dan Selat).
Sampel tanah diambail pada top soil (kedalaman 10-15 cm).1-2 kg tanah dimasukkan ke kantong plastik, sedangkansampel akar adalah ujung akar panjangnya 10 cm, dibungkustissue basah, lalu dimasukkan ke cooler box.
BAHAN DAN METODE TEMPAT PENELITIAN: laboratorium, rumah kaca, dan kebun
salak petani di 2 Kecamatan di Kabupaten Karangasem(Bebandem dan Selat).
Sampel tanah diambail pada top soil (kedalaman 10-15 cm).1-2 kg tanah dimasukkan ke kantong plastik, sedangkansampel akar adalah ujung akar panjangnya 10 cm, dibungkustissue basah, lalu dimasukkan ke cooler box.
Isolasi spora dilakukan di Laboratorium SumberdayaGenetik dan Biologi Molekuler Unud, menggunakan metodewet filtration technique according to Brunndret et al. (2009). Identifikasi kakarter morfologi mikoriza (spore
arrangement, hypha shape, spore size, spore color, andspore shape) menggunakan Manual for The Identification ofMychoriza Fungi according to Schenk and Perez (1990). Pengamatan infeksi akar dilakukan dengan staining method
menggunakan tryfan blue. Identiifikasi molekulur menggunakan random amplified
polymorphic DNA marker (RAPD).
Isolasi spora dilakukan di Laboratorium SumberdayaGenetik dan Biologi Molekuler Unud, menggunakan metodewet filtration technique according to Brunndret et al. (2009). Identifikasi kakarter morfologi mikoriza (spore
arrangement, hypha shape, spore size, spore color, andspore shape) menggunakan Manual for The Identification ofMychoriza Fungi according to Schenk and Perez (1990). Pengamatan infeksi akar dilakukan dengan staining method
menggunakan tryfan blue. Identiifikasi molekulur menggunakan random amplified
polymorphic DNA marker (RAPD).
Ditemukan hanya 1 genus mikoriza: Glomus. Jumlah rata-rata populasi spora per 100 g tanah: 15,56
spora, dengan rata-rata infeksi akar mencapai 93,33%. Ukuran spora mikoriza pada pertanaman salak sangat
kecil-kecil sehingga proses identifikasinya membutuhkanketelitian dan akurasi yang tinggi. Spora yang diperoleh dari lapangan sedang diperbanyak
pada tanaman jagung menggunakan media zeolit untukmemperoleh jumlah spora yang lebih banyak dan ukuranspora yang lebih besar shg memudahkan pengamatan perlakuan stres air (100% KL, 70% KL dan 40% KL) Pengamatan karakter morfologi dan analisis molekuler
sedang dikerjakan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Ditemukan hanya 1 genus mikoriza: Glomus. Jumlah rata-rata populasi spora per 100 g tanah: 15,56
spora, dengan rata-rata infeksi akar mencapai 93,33%. Ukuran spora mikoriza pada pertanaman salak sangat
kecil-kecil sehingga proses identifikasinya membutuhkanketelitian dan akurasi yang tinggi. Spora yang diperoleh dari lapangan sedang diperbanyak
pada tanaman jagung menggunakan media zeolit untukmemperoleh jumlah spora yang lebih banyak dan ukuranspora yang lebih besar shg memudahkan pengamatan perlakuan stres air (100% KL, 70% KL dan 40% KL) Pengamatan karakter morfologi dan analisis molekuler
sedang dikerjakan.
Ditemukan 1 genus mikoriza: Glomus.Jumlah rata-rata populasi spora per 100 g
tanah: 15,56 spora, dengan rata-rata infeksiakar mencapai 93,33%.Ukuran spora mikoriza pada pertanaman
salak sangat kecil-kecil sehingga perludiperbanyak pada tanaman jagung agar prosesidentifikasinya lebih akurat dan tepat.
KESIMPULAN
Ditemukan 1 genus mikoriza: Glomus.Jumlah rata-rata populasi spora per 100 g
tanah: 15,56 spora, dengan rata-rata infeksiakar mencapai 93,33%.Ukuran spora mikoriza pada pertanaman
salak sangat kecil-kecil sehingga perludiperbanyak pada tanaman jagung agar prosesidentifikasinya lebih akurat dan tepat.